Lingkungan Komunikasi

3
Lingkungan Komunikasi Untuk mengerjakan tugas kuliah, dibuatlah kelompok dengan anggota 6 orang. Sebelum mereka membahas mengenai tugas mereka, mereka harus menentukan dimana mereka akan bertemu. Akhirnya mereka berttemu ditempat yang sebenarnya kurang nyaman. Yaitu sebuah warteg. Namun meskipun mereka bertemu di warteg mereka mengaku senang. Namun, sesampainya disana mereka mendapati warteg tersebut kotor cenderung jorok. Tempat mencuci piring dan tempat masak yang kotor terlihat jelas dari tempat mereka makan dan bertemu. Dalam studi menegenai hal ini, Maslow dan Mintz mengatakan bahwa lingkungan memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap berlangsungnya komunikasi dalam sebuah kelompok. Hal ini dibuktikan melalui penelitian mereka yang menyediakan 3 ruang dengan dekorasi berbeda. Terlihat bahwa subjek terlihat lebih aktif dalam ruangan yang bagus. Semua orang dapat dikatakan secara umum memiliki kecenderungan untuk lebih bisa mengatasi masalah dan berdiskusi apabila lingkungan tempat mereka berkumpul bersih, indah dan nyaman. Namun, tempat seperti apa yang bersih indah dan nyaman tidaklah sama antar satu kelompok dengan kelompok lain. Perbedaan itu dapat didasarkan pada kebutuhan masing-masing kelompok yang tentunya berbeda. Perbedaan Gender dalam Perilaku Non-Verbal Dalam buku karya Deborah Tannens yang berjudul “You Just Don’t Understand” telah dijelaskan secara gamblang dan lengkap tentang perbedaan laki-laki dan wanita dalam berkomunikasi secara verbal. Baik dalam menanggapi maupun mengajukan pertanyaan ataupun gagasan. Dan dalam buku itu dapat disimpulkan bahwa pria dan wanita memiliki pola komunikasi yang benar-benar berbeda. Namun, perbedaan pola komunikasi antara pria dan wanita tidak hanya dalam hal komunikasi verbal. Perbedaan pola komunikasi antara pria dan wanita ternyata juga terjadi dalam komunikasi non-verbal. Mayo dan Henley menjelaskan dengan lengkap perbedaan tersebut. Berikut adalah beberapa perbedaan pria dan wanita dalam hal komunikasi non-verbal : - Pria cenderung lebih sedikit melakukan kontak mata dibanding wanita. - Wanita lebih ekspresif dibanding pria.

description

komunikasi

Transcript of Lingkungan Komunikasi

Page 1: Lingkungan Komunikasi

Lingkungan Komunikasi

Untuk mengerjakan tugas kuliah, dibuatlah kelompok dengan anggota 6 orang. Sebelum mereka membahas mengenai tugas mereka, mereka harus menentukan dimana mereka akan bertemu. Akhirnya mereka berttemu ditempat yang sebenarnya kurang nyaman. Yaitu sebuah warteg. Namun meskipun mereka bertemu di warteg mereka mengaku senang. Namun, sesampainya disana mereka mendapati warteg tersebut kotor cenderung jorok. Tempat mencuci piring dan tempat masak yang kotor terlihat jelas dari tempat mereka makan dan bertemu.

Dalam studi menegenai hal ini, Maslow dan Mintz mengatakan bahwa lingkungan memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap berlangsungnya komunikasi dalam sebuah kelompok. Hal ini dibuktikan melalui penelitian mereka yang menyediakan 3 ruang dengan dekorasi berbeda. Terlihat bahwa subjek terlihat lebih aktif dalam ruangan yang bagus.

Semua orang dapat dikatakan secara umum memiliki kecenderungan untuk lebih bisa mengatasi masalah dan berdiskusi apabila lingkungan tempat mereka berkumpul bersih, indah dan nyaman. Namun, tempat seperti apa yang bersih indah dan nyaman tidaklah sama antar satu kelompok dengan kelompok lain. Perbedaan itu dapat didasarkan pada kebutuhan masing-masing kelompok yang tentunya berbeda.

Perbedaan Gender dalam Perilaku Non-Verbal

Dalam buku karya Deborah Tannens yang berjudul “You Just Don’t Understand” telah dijelaskan secara gamblang dan lengkap tentang perbedaan laki-laki dan wanita dalam berkomunikasi secara verbal. Baik dalam menanggapi maupun mengajukan pertanyaan ataupun gagasan. Dan dalam buku itu dapat disimpulkan bahwa pria dan wanita memiliki pola komunikasi yang benar-benar berbeda. Namun, perbedaan pola komunikasi antara pria dan wanita tidak hanya dalam hal komunikasi verbal. Perbedaan pola komunikasi antara pria dan wanita ternyata juga terjadi dalam komunikasi non-verbal. Mayo dan Henley menjelaskan dengan lengkap perbedaan tersebut. Berikut adalah beberapa perbedaan pria dan wanita dalam hal komunikasi non-verbal :

- Pria cenderung lebih sedikit melakukan kontak mata dibanding wanita.- Wanita lebih ekspresif dibanding pria.- Pria cenderung lebih sering menggunakan bahasa tubuh dibanding wanita.- Pria cenderung lebih banyak menyentuh dibanding wanita.- Wanita berbicara dengan suara yang lebih pelan daripada pria.

Selain melihat bagaimana perbedaan non-verbal diantara wanita dan pria, terdapat juga bukti bahwa wanita lebih sensitif dalam menunjukkan dan menerima pesan yang berupa pesan non-verbal. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa wanita dan pria dapat memiliki perbedaan dalam menerima dan mengirim pesan non-verbal? Menurut para ahli, hal ini disebabkan adanya interaksi sosial didalam sebuah lingkungan sosial yang menempatkan wanita dan pria dalam kelas dan status sosial yang berbeda. Selain itu terdapat nilai sosial yang berbeda yang diberikan pada wanita dan pria.

Penelitian telah memberi kesimpulan yang dapat membantu kita dalam memahami perbedaan cara berkomunikasi antara pria dan wanita dalam kelompok yang kecil. Meskipun penelitian ini bersifat

Page 2: Lingkungan Komunikasi

umum, namun dapat dijadikan acuan. Setidaknya setelah kita mengetahui perbedaan ini kita dapat bersikap lebih toleran dan dapat lebih memahami apabila terjadi perbedaan.

Mengamati Perbedaan Budaya dalam Bahasa Non-Verbal

Sebagai contoh, kita hidup di negara Indonesia. Suatu saat, kita ada janji dengan kelompok kita untuk mengerjakan tugas. Semua anggota kelompok sepakat untuk berkumpul pada pukul 15.00. sebgaian anggota kelompok datang sebelum pukul 3 sore sedangkan kita datang pada pukul 15.30. Meskipun tidak ada hambatan untuk membahas tugas kelompok, dapat terlihat jelas bagaimana perbedaan diantara anggota kelompok mengenai tepat waktu. Sebagian merasa bahwa jika sudah sepakat berkumpul jam 15.00 maka harus berkumpul pada jam tersebut. Namun sebagian lain beranggapan bahwa telat sedikit tidaklah menjadi sebuah masalah.

Budaya sendiri terdiri dari berbagai pembelajaran yang didalamnya termasuk perilaku sosial, nilai-nilai, kepercayaan, dan karakteristik dari sebuah bangsa, sebuah suku, lingkungan sosial dan kelompok sosial. Kita sering berpikir bahwa perbedaan budaya dapat didasarkan pada perbedaan ras, suku atau kewarganegaraan. Ketika seseorang dalam sebuah kelompok yang memiliki perbedaan budaya tidak mengejutkan jika perbedaan tersebut dapat berdampak pada keefektifan komunikasi yang terjadi. Dalam kelompok kecil, perbedaan budaya terkadang dapat menjadi masalah karena dapat mengahalangi proses komunikasi antar individu dalam kelompok tersebut.

Salah satu perbedaan budaya yang paling mencolok adalah perbedaan bahasa. Bahasa seringkali menjadi masalah dalam sebuah kelompok. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan pesan-pesan non-verbal. Beberapa penelitian menunjukan bahwa perbedaan budaya dapat berakibat pada komunikasi yang kita lakukan.