LIMBAH SEBAGAI RUMAH BARU BAGI SI LIDAH MERTUA
description
Transcript of LIMBAH SEBAGAI RUMAH BARU BAGI SI LIDAH MERTUA
Greenmags
IAAS PROJECT :
LIMBAH SEBAGAI ‘RUMAH BARU’ BAGI ‘SI LIDAH
MERTUA’
By : Group One
GREEN Zone
Limbah sebagai ‘Rumah Baru’ bagi ‘Si Lidah
Mertua’
Penanaman Sansevieria dengan media serbuk kayu dan pot dari tempurung kelapa dan
bambu.
imbah adalah buangan yang
dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Di
mana masyarakat bermukim, di
sanalah berbagai jenis limbah akan
dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus
(black water), dan ada air buangan dari
berbagai aktivitas domestik lainnya
(grey water).
Limbah padat lebih dikenal
sebagai sampah, yang seringkali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari
bahan kimia Senyawa organik dan
Senyawa anorganik. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu,
kehadiran limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama
bagi kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap
limbah. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada jenis dan
karakteristiknya.
Beberapa faktor yang
mempengaruhi kualitas limbah adalah
volume limbah, kandungan bahan
pencemar, dan frekuensi pembuangan
limbah. Adapun beberapa kegiatan
yang dapat menghasilkan limbah dan
dampaknya bagi lingkungan di
antaranya :
1. Pembuangan limbah industri
maupun limbah rumah tangga ke
perairan seperti sungai dapat
menganggu seluruh keseimbangan
ekologik dan bahkan dapat
menyebabkan kematian ikan dan
biota perairan lainnya.
2. Pembuangan limbah ke sungai juga
dapat menimbulkan perubahan
warna dan bau pada air sungai,
penyebaran bahan kimia dan
mikroorganisme yang terbawa air
hujan dan meresapnya bahan-bahan
berbahaya sehingga mencemari
sumur dan sumber air. Bahan-bahan
pencemar yang masuk kedalam air
tanah dapat muncul ke permukaan
tanah melalui air sumur penduduk
dan mata air.
3. Pencemaran yang ditimbulkan oleh
industri penggalian seperti batako
putih, genteng, batu kapur/gamping
dan kerajinan batu bata yang
dilakukan terus-menerus
meninggalkan kubah-kubah yang
sudah tidak mengandung hara
sehingga apabila tidak direklamasi
tidak dapat ditanami untuk ladang
pertanian.
L
GREEN Zone
4. Pembakaran sampah dapat
meningkatkan karbon monoksida
(CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-
monoksida (NO), gas belerang,
amoniak dan asap di udara. Bahkan
asap yang ditimbulkan dari bahan
plastik ada yang bersifat karsinogen,
artinya dapat menimbulkan kanker
jika terakumulasi di dalam tubuh.
5. Industri produsen baja/logam tidak
menggunakan larutan kimia, tetapi
industri ini mencemari air karena
buangannya dapat mengandung
minyak pelumas dan asam-asam
yang berasal dari proses pickling.
6. Sampah jalanan dan rumah tangga
yang dibuang secara sembarangan
sering bertaburan dan jika turun
hujan akan terbawa ke got/sungai,
akibatnya sungai tersumbat dan
timbul banjir.
Ada beberapa tindakan yang dapat
dilakukan sebagai usaha untuk
mengurangi maupun menanggulangi
limbah, antara lain :
1. Reuse : memanfaatkan ulang (reuse),
yaitu menggunakan kembali barang
bekas tanpa pengolahan bahan,
untuk tujuan yang sama atau
berbeda dari tujuan asalnya.
2. Recycle
Mengolah kembali (recycle), yaitu
kegiatan yang memanfaatkan barang
bekas dengan cara mengolah materinya
untuk digunakan lebih lanjut.
3. Reduce
Mengurangi (reduce), adalah
semua bentuk kegiatan atau perilaku
yang dapat mengurangi produksi
sampah.
4. Replace
Menggantikan dengan bahan yang
bisa dipakai ulang (replace), adalah
upaya mengubah kebiasaan yang dapat
mempercepat produksi sampah,
terutama sampah yang mempunyai
sifat sukar diolah dan berbahaya.
5. Refill
Refill artinya mengisi kembali
wadah-wadah produk yang dipakai.
6. Repair
Repair artinya melakukan
pemeliharaan atau perawatan agat
tidak menambah produksi limbah.
Daur ulang dan pemanfatan ulang
mempunyai beberapa tujuan, antara
lain sebagai berikut :
- Mengurangi jumlah limbah untuk
mengurangi pencemaran atau
kerusakan lingkungan.
- Mengurangi penggunaan bahan
atau sumber daya alam.
- Mendapatkan penghasilan karena
dapat dijual ke masyarakat .
- Melestarikan kehidupan makhluk
yang terdapat di suatu lingkungan
tertentu.
- Menjaga keseimbangan ekosistem
makhluk hidup yang terdapat di
dalam lingkungan.
GREEN Zone
- Mengurangi sampah anorganik
karena sampah anorganik ada yang
dapat bertahan hingga 300 tahun ke
depan.
Dalam hal ini kita akan meninjau
manfaat penanaman Sansevieria dan
pemanfaatan dalam kategori reuse dari
beberapa jenis limbah yang dapat
digunakan sebagai alternatif media
tanam dan pot untuk tanaman
Sansevieria atau Lidah Mertua.
Sansevieria, Tumbuhan Penyerap
Racun
Sansevieria merupakan salah
satu tumbuhan yang mampu menyerap
racun (polutan) berbahaya di udara.
Tanaman Sansevieria atau Lidah
Mertua mampu bertindak sebagai
pembersih udara dengan menyerap dan
menetralisir polutan (racun) dari udara.
Berbagai jenis racun yang mampu
diserap oleh Sansevieria antara lain
karbon monoksida, nikotin, benzene,
formaldehyde, trichloro-ethylene,
hingga dioksin. Karena kemampuannya
itu Sansevieria lalu banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman
antipolutan. Di taman-taman kota atau
trotoar di sepanjang tepi jalan, tanaman
ini dimanfaatkan untuk menyerap gas
beracun dari kendaraan bermotor.
Selain itu ,tentu saja untuk
penghijauan dan keindahan.
Selain sebagai tumbuhan
penyerap racun, Sansevieria atau lidah
mertua ternyata mempunyai berbagai
khasiat lain. Manfaat itu antara lain
seperti; penutup luka, antiseptik, obat
wasir, cacar, cacing, penyakit mata dan
telinga, dan juga sebagai bahan
minuman penyegar tubuh. Beberapa
jenis Sansevieria juga berkhasiat
sebagai anti malaria, anticendawan,
antikolesterol, sampai antikanker.
Menilik manfaat dan
kemampuan Sansevieria sebagai
tanaman penyerap racun, tentunya
tanaman hias ini sangat bagus ditanam
terutama bagi yang tinggal di daerah
perkotaan dengan tingkat pencemaran
udara yang tinggi. Apalagi tanaman ini
dapat juga ditanam di pot dalam
ruangan sekalipun.
Limbah-limbah yang dapat
digunakan sebagai bahan dalam
pembuatan pot dan media tanam Lidah
Mertua yaitu :
Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa merupakan
lapisan keras yang terdiri dari lignin,
selulosa, metoksil, dan berbagai
mineral. Kandungan bahan-bahan
tersebut beragam sesuai dengan jenis
kelapanya. Struktur yang keras
disebabkan oleh silikat (SiO2) yang
cukup tinggi kadarnya pada tempurung.
Berat tempurung sekitar 15-19 % dari
berat keseluruhan buah kelapa.
Tempurung kelapa dapat dibakar
langsung sebagai kayu bakar, atau
diolah menjadi arang . Tempurung
kelapa dapat digunakan sebagai kayu
bakar biasa atau diolah menjadi
menjadi barang-barang kerajinan
GREEN Zone
tangan. Tempurung kelapa yang sudah
tidak terpakai ini merupakan bahan
baku dari kerajinan tempurung kelapa,
produk yang dihasilkan antara lain:
Alat-alat dapur, seperti: sendok sayur,
centong nasi, gayung air, dll; Pernak
pernik, seperti pin, hiasan baju, kancing
baju, dll: Tas; Handycraft; dan masih
banyak lagi.
Selain sebagai bahan baku
kerajinan, tempurung kelapa yang
masih utuh juga dapat digunakan
sebagai pot tanaman, termasuk
tanaman Lidah Mertua.
Bambu Bekas
Dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia, bambu memegang peranan
yang sangat penting. Bahan bamboo
dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-
sifat yang baik untuk dimanfaatkan,
antara lain batangnya kuat, ulet, lurus,
rata, mudah dibelah, mudah dibentuk
dan mudah dikerjakan serta ringan
sehingga mudah diangkut. Selain itu,
bamboo juga relative murah jika
dibandingkan dengan bahan bangunan
lain karena banyak ditemukan di
sekitar pemukiman warga. Bambu
menjadi tanaman serbaguna bagi
masyarakat, terutama di daerah
pedesaan.
Bambu dalam bentuk bulat
dipakai untuk berbagai macam
konstruksi seperti rumah, gudang,
jembatan, tangga, pipa saluran air,
serta alat-alat rumah tangga. Dalam
bentuk belahan dapat dibuat bilik,
dinding atau lantai, reng, pagar,
kerajinan dan sebagainya. Beberapa
jenis bamboo akhir-akhir ini mulai
banyak digunakan sebagi bahan
penghara industry supit, alat ibadah,
serta barang kerajinan, peralatan
dapur, topi, tas, kap lampu, alat musik,
tirai dan lain-lain. Bahkan dengan
sedikit sentuhan kreatifitas,
bambubekas bangunan maupun
perabotan sekalipun masih dapat
dimanfaatkan kembali menjadi benda
yang lebih bermanfaat.
Serbuk Kayu
Serbuk kayu yang dihasilkan dari
limbah penggergajian kayu dapat
dimanfaatkan menjadi briket arang,
arang aktif, komposit kayu plastik, pot
organik sebagai pengganti polybag,
sebagai media tanam jamur dan
tanaman-tanaman lainnya, termasuk
Sansevieria. Selain itu, serbuk kayu
juga bisa digunakan sebagai pengganti
kayu bakar yang keberadaannya
sekarang semakin sulit didapat guna
menekan biaya produksi pada industri
yang menggunakan kayu sebagai bahan
bakarnya.
Selain dari manfaat di atas,
serbuk kayu sering dijadikan sebagai
campuran dalam pembuatan kompos.
Serbuk kayu dapat pula dijadikan
sebagai media tanam untuk tanaman-
tanaman hias pada pot sebagai
pengganti tanah, terutama jika ditanam
di dalam ruangan yang akan terkesan
GREEN Zone
kotor jika menggunakan media tanam
dari tanah.
Koran
Koran merupakan salah satu
media cetak yang umumnya terbit
setiap hari sehingga cepat menumpuk,
terutama bagi pelanggan koran yang
rutin membaca koran setiap harinya.
Biasanya para pelanggan koran
memilih untuk menjual koran yang
telah menumpuk ke penampung barang
bekas. Namun sebenarnya koran yang
menumpuk tersebut dapat di
manfaatkan menjadi benda kreatif yang
bernilai seni dan bernilai ekonomi
tinggi jika dikelola dengan baik, bahkan
sekaligus bisa menambah penghasilan.
Keberadaannya yang dapat dikatakan
‘melimpah’ hendaknya dapat memacu
kita agar lebih kreatif dalam
memanfaatkan limbah kertas koran
menjadi benda yang lebih bermanfaat,
terlebih kertas koran juga mempunyai
potensi ekonomi yang lebih baik jika
dibandingkan dengan menjual koran
bekas kepada penampung barang-
barang bekas.
GREEN Zone
Cara pembuatan pot dan penanaman Sansevieria dari tempurung kelapa
dan media serbuk kayu:
Tempurung kelapa, bambu bekas, kertas
koran, kawat, lem kayu, serbuk kayu,
tanaman lidah mertua (Sansevieria),
gunting, cutter
Dipotong sepanjang 20 cm dan dibelah
kecil-kecil kemudian disusun menjadi
kerangka kubus dan diikat dengan kawat
Dipelintir
Dibersihkan dari sisa kulit dan daging yang
masih menempel
Dimasukkan ke dalam tempurung kelapa
Ditanam pada serbuk kayu di dalam
tempurung kelapa
Pemanfaatan limbah tempurung
kelapa, bambu bekas, dan koran bekas
sebagai pot tanaman Sansevieria atau
Lidah Mertua serta serbuk kayu sebagai
media tanamnya yang merupakan salah
satu langkah reuse, dapat mengurangi
jumlah limbah tempurung kelapa,
bambu bekas dan koran bekas serta
serbuk kayu yang tidak terpakai
sehingga dapat mengurangi
pencemaran atau kerusakan
lingkungan, mengurangi penggunaan
bahan atau sumber daya alam, dan ke
depannya dapat meningkatkan
penghasilan karena mempunyai potensi
ekonomis untuk dijual ke masyarakat .
Bambu bekas dan
kawat
Persiapan bahan dan
alat
Kertas koran
Tempurung kelapa
Serbuk kayu
Lidah Mertua
(Sansevieria)
Hasil
GREEN Zone
Selain itu, penanaman Sansevieria
sendiri mempunyai beberapa manfaat,
di antaranya sebagai tanaman penyerap
polutan di udara, baik ketika
diletakkan di luar ruangan maupun di
dalam ruangan. Selain itu tanaman
Lidah Metua ini juga mempunyai
potensi di bidang medis seperti penutup
luka, antiseptik, obat wasir, cacar,
cacing, penyakit mata dan telinga, dan
juga sebagai bahan minuman penyegar
tubuh. Bahkan eberapa jenis
Sansevieria juga berkhasiat sebagai
anti malaria, anticendawan,
antikolesterol, sampai antikanker.