lily susanty 212007009 · 2015. 1. 16. · Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja...
Transcript of lily susanty 212007009 · 2015. 1. 16. · Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja...
-
KESESUAIAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA DENGAN
KARAKTERISTIK JASA DAN KARAKTERISTIK PASARNYA DI
KALANGAN USAHA KECIL DI SEKITAR UNIVERSITAS
KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
Oleh :
LILY SUSANTY
NIM : 212007009
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Tugas Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
-
ii
-
iii
-
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh
mereka yang bersemangat mengejarnya
~ Abraham Lincoln ~
Jika anda memiliki keberanian untuk memulai, anda juga memiliki keberanian untuk sukses
~ David Viscoot ~
Jalan terbaik untuk bebas dari masalah adalah dengan memecahkannya
~ Alan Saporta ~
Kertas kerja ini saya persembahkan untuk orang – orang yang saya cintai,
yang selalu memberi cinta kasih, doa, dukungan dalam suka dan duka
dan teman-teman yang telah memberikan semangat.
-
v
ABSTRAK
Banyak usaha jasa di sekitar Universitas Kristen Satya Wacana seperti misalnya jasa
kos, jasa fotocopy, jasa warung makan, jasa laundry, jasa rental mobil dan motor yang
melayani mahasiswa. Minat beli (selera), daya beli, perilaku pembelian dan gaya hidup
kelompok konsumen pengguna jasa berbeda-beda sehingga menuntut pemilik usaha untuk
menyesuaikan karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kesesuaian karakteristik wirausaha dengan
karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 pengusaha jasa yang
dipilih dengan menggunakan teknik convinience sampling. Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji chi square, untuk melihat apakah ada kesesuaian antara
karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kesesuaian antara karakteristik wirausaha
dengan karakteristik jasa, kesesuaian antara karakteristik wirausaha dengan karakteristik pasar
dan kesesuaian antara karakteristik jasa dengan karakteristik pasar. Kesesuaian antara
karakteristik wirausaha dengan karakteristik pasar dan karakteristik jasa dapat dikatakan
bahwa pada wirausaha yang dapat menyesuaikan karakteristik individunya dengan
karakteristik pasar dan jasa akan mampu bertahan dan bahkan berkembang. Hal ini
disebabkan karena wirausaha yang memiliki karakteristik individu yang kuat akan mampu
memahami karakteristik pasar dengan baik dan selanjutnya pemahaman akan karakteristik
pasar akan mendorong wirausaha untuk memiliki karakteristik jasa yang baik sehingga
mampu memenuhi harapan pengguna jasa.
Kata kunci : Karakteristik Wirausaha, Karakteristik Jasa, Karakteristik Pasar
-
vi
ABSTRACT
Many businesses services of Satya Wacana Christian University such as boarding
house services, copy services, food stalls, laundry service, car rental and motor services that
serve to college students. Interest in buying (taste), purchasing power, purchasing behavior
and lifestyle consumer service users group vary so demanding business owners’
entrepreneurial characteristics to adjust to the characteristics of the service and its market
characteristics.
This research aims to analyze the suitability of entrepreneurial characteristics the
characteristics of the service and its market characteristics among small businesses in the
vicinity of Satya Wacana Christian University Salatiga. The sample in this study was 35
entrepreneurs selected services with the use of sampling techniques for convenience.
Analytical techniques used in this research is the chi square test, to see if there is a
conformity between entrepreneurial characteristics the characteristics of the service and its
market characteristics.
The results showed that there is conformity between entrepreneurial characteristics
and the characteristics of the services, conformity between entrepreneurial characteristics the
characteristics of the market and the conformity between the characteristics of the services to
the characteristics of the market. Conformity between the entrepreneurial characteristics the
characteristics of the market and the characteristics of the service can be said that the
entrepreneur can adapt to the characteristics of individual market characteristics and
services will be able to survive and even thrive. This is because the entrepreneurial individual
characteristics that have the strong will be able to understand the characteristics of the
market and further an understanding of the characteristics of the market will encourage
entrepreneurs to have the characteristics of a good service so that it is able to meet the
expectations of users of the service.
Key words: Entrepreneurial Characteristics, Characteristics of Services, Market
Characteristics
-
vii
-
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama, saya panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME atas karunia dan kasih setia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini dengan baik. Penulis menyadari
bahwa tugas akhir ini tidak terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Hari Sunarto,SE.MBA.PhD. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, PhD selaku prodgi manajemen. Terima kasih atas
bantuan selama menuntut ilmu di FEB.
3. Ibu Rita Widayanti, SE, MM, Cik Lely Kristinawati Budhiyanto, SE dan Bapak Neil
Semuel Rupidara, SE, MSc selaku wali studi dan wali studi pengganti. Terimakasih atas
masukan dan bimbingannya selama penulis berkuliah.
4. Ibu Sri Sulandjri, SE, MSIE sebagai dosen pembimbing, terima kasih banyak untuk
waktu dan pemikirannya selama membimbing penulis hinggga selesai.
5. Untuk Mbk Tin selaku Sekertaris Progdi Manajemen terima kasih sudah membantu dan
mau direpotin selama penulis berkuliah.
6. Dosen-dosen FEB yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bekal
ilmu dan pengetahuan selama kuliah di FEB.
7. Seluruh staf FEB dan Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memfasilitasi penulis
selama masa kuliah.
8. Tercinta Papa, Mama, Koko, Oky yang selalu memberi cinta, kasih, semangat,
penghiburan dan dukungan kepada penulis.
9. Sayangku Jose yang selalu ada dalam suka dan duka love you so much. Dan keluarganya
Pai, Mae, Kak Dhany, Kak Vira, Rachel, Arzel, Vhyo, Imel untuk cinta, semangat dan
dukungannya.
10. Untuk penjagaku Boomer, Nikon, Ciki, Ninja, Embot dan dong yi yang selalu menjaga
dan menemani penulis begadang. Terima kasih untuk kesetiaannya.
11. Untuk Yantri, Vhya terima kasih untuk semangat dan dukungannya.
12. Teman-teman 2007 seperjuangan January, Amel, Iik, Intan, Rina, Imelda, Rieska, Andre,
Delima, Magda, Mima, Rani,Winda, Dian, Sindy, Meny, Agus, Diana, Galuh, Dewi,
-
ix
-
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………...............
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KERTAS KERJA …………………..................
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................................
ABSTRAK ........................................................................................................................
ABSTRACT …………………………………………………............................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................................
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….................
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................................
Latar Belakang Penelitian …………………………………………………………..
Masalah dan Persoalan Penelitian ………………………………………………….
Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………………………………..
TELAAH TEORITIS ........................................................................................................
Karakteristik Wirausaha ……………………………………………………………
Karakteristik Jasa …………………………………………………………………...
Karakteristik Pasar ………………………………………………………………….
Pengembangan Hipotesis Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan
Karakteristik Jasa dan Karakteristik Pasar …………………………………………
Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa ...............................
Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Pasar .............................
Kesesuaian Karakteristik Jasa dengan Karakteristik Pasar .......................................
METODE PENELITIAN ……………………………………………………………….
HASIL PENELITIAN …………………………………………………………………..
Gambaran Responden …………………………………………………....................
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………………………...
Gambaran Karakteristik Wirausaha ………………………………………………...
Gambaran Karakteristik Jasa ……………………………………………………….
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xii
xiii
1
1
3
4
4
4
8
11
16
16
17
19
20
23
23
25
28
30
-
xi
Gambaran Karakteristik Pasar ……………………………………………………...
Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa ...............................
Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Pasar .............................
Kesesuaian Karakteristik Jasa dengan Karakteristik Pasar .......................................
PENUTUP ………………………………………………………………………………
Kesimpulan ……………………………………………………………....................
Saran ………………………………………………………………………………..
Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Penelitian Mendatang …………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………...
32
35
36
38
40
40
40
41
42
-
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Pengukuran Konsep ……………………………………………………...
Contoh Klasifikasi Penilaian Rata-rata Skor ….........................................
Crosstabulation Jenis Usaha dan Jenis Kelamin .......................................
Crosstabulation Jenis Usaha dan Pendidikan Terakhir …….....................
Crosstabulation Umur Usaha dan Usia .....................................................
Uji Validitas Variabel Karakteristik Wirausaha …………………………
Uji Validitas Variabel Karakteristik Jasa ………………………………...
Uji Validitas Variabel Karakteristik Pasar ……………………………….
Uji Reliabilitas ...........................................................................................
Gambaran Karakteristik Wirausaha ……………………………………...
Gambaran Karakteristik Jasa …………………………………….............
Gambaran Karakteristik Pasar ……………………………………...........
Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa ...............
Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Pasar .............
Kesesuaian Karakteristik Jasa dengan Karakteristik Pasar ........................
13
22
23
24
25
26
26
27
28
28
31
32
35
37
38
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
.
Empat karakteristik jasa.............................................................................. 10
-
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Namun hingga saat ini
masih banyak penduduk Indonesia yang belum memiliki pendidikan yang cukup sehingga
perlu adanya dorongan baik dari dalam diri sendiri maupun pihak terkait agar tingkat
pendidikan penduduk Indonesia menjadi lebih baik.
Dorongan untuk memiliki bekal pendidikan yang cukup memang diperlukan
mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah sangat pesat. Hal ini
menuntut manusia didalamnya untuk selalu menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi agar tidak tertinggal. Salah satu bentuk penyesuaiannya adalah dengan belajar
kembali, belajar terus, belajar tanpa henti atau dengan kata lain belajar sepanjang hayat.
Pengetahuan perlu ditambah, diperbaharui, disesuaikan dengan kemajuan pengetahuan dan
teknologi. Perguruan tinggi memberikan peluang bagi peserta didik untuk bisa
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan yang lebih baik juga dapat
dicapai melalui perguruan tinggi (Rini, 2012).
Melihat peranan perguruan tinggi bagi perkembangan pengetahuan dan teknologi
maka semakin banyak bermunculan universitas di berbagai kota. Keberadaan sebuah
universitas ternyata tidak saja membawa dampak positif bagi mahasiswa/i, tetapi juga bagi
masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar area Universitas. Hal ini seperti yang ditemukan
oleh Pratiwi (2010) yang melakukan penelitian terhadap usaha jasa mikro-kecil di sekitar
kampus Universitas Diponegoro (Undip) Pleburan. Dalam penelitiannya tersebut disebutkan
bahwa banyaknya mahasiswa yang kuliah di kampus Undip Pleburan merupakan pasar yang
sangat potensial untuk dijadikan lahan bisnis. Hal inilah yang menyebabkan fenomena
menjamurnya usaha jasa yang didirikan di sekitar kampus Undip Pleburan. Lebih lanjut
Pratiwi (2010) menemukan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kesuksesan usaha
jasa yang dijalankan oleh pemilik usaha di sekitar kampus Universitas Diponegoro (Undip)
Pleburan diantaranya adalah faktor kedekatan dengan infrastruktur, lingkungan bisnis dan
biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh lokasi yang strategis.
Dampak positif dari keberadaan sebuah universitas bagi kelangsungan usaha kecil
yang berada di sekitar universitas tersebut berada juga diperlihatkan dari hasil penelitian yang
-
2
dilakukan oleh Wijaya (2012) yang melakukan kajian tentang dampak keberadaan Universitas
HKBP Nommensen (UHN) Pematangsiantar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
keberadaan Kampus UHN berdampak positif pada peningkatan pendapatan usaha di
sekitarnya, hal ini ditunjukkan oleh lebih tingginya tingkat pendapatan usaha kecil pada saat
masa aktif perkuliahan dibandingkan saat masa libur semester. Adapun usaha kecil pada
lokasi penelitian didominasi oleh usaha jasa fotocopy.
Kedua temuan penelitian sebelumnya di atas memperlihatkan dampak keberadaan
sebuah universitas bagi masyarakat di sekitarnya terutama para pemilik usaha kecil. Tidak
saja di Semarang maupun di Pematangsiantar, di kota Salatiga juga terdapat sebuah
universitas swasta yaitu Universitas Kristen Satya Wacana yang keberadaannya juga
memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar. Sebagaimana diketahui bahwa Universitas
Kristen Satya Wacana berada pada peringkat ke 88 di Indonesia (Ranking Web Of
Universities, 2014). Berdasarkan data dari BARA Universitas Kristen Satya Wacana bahwa
saat ini jumlah mahasiswa/i mencapai 11.200 orang dari 14 fakultas. Dengan jumlah
mahasiswa/i sebanyak itu dan sebagian besar merupakan pendatang dari luar kota Salatiga,
hal ini menunjukan adanya potensi/peluang besar yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat
Salatiga terutama yang berada di sekitar kampus seperti yang terjadi pada Universitas
Diponegoro (Undip) Pleburan dan Universitas HKBP Nommensen (UHN) Pematangsiantar.
Potensi yang dimaksud adalah pemenuhan kebutuhan para mahasiswa/i seperti
kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Mahasiswa/i Universitas Kristen Satya Wacana yang
umumnya adalah para perantau tentu perlu memenuhi berbagai kebutuhan mereka tersebut.
Inilah yang menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha kecil di sekitar
Universitas Kristen Satya Wacana. Adanya berbagai peluang untuk memenuhi kebutuhan para
mahasiswa/i mengakibatkan banyak bermunculan usaha jasa skala kecil di sekitar Universitas
Kristen Satya Wacana seperti misalnya jasa kos, jasa fotocopy, jasa warung makan, jasa
laundry, jasa rental mobil dan motor.
Pada umumnya para pengusaha yang membuka usaha jasa ini adalah pengusaha
masyarakat lokal yang memanfaatkan tanah dan bangunan milik mereka untuk dipakai
sendiri, ataupun pengusaha pendatang yang menyewa tempat usaha miliki masyarakat lokal.
Kondisi tersebut yang selanjutnya menimbulkan persaingan bisnis yang ketat diantara para
pelaku usaha. Menurut Hadiyanto (2011) bahwa persaingan yang terjadi bisa dalam hal image
-
3
perusahaan, pelayanan kepada pelanggan, efisiensi proses bisnis, peningkatan kualitas sumber
daya manusia serta inovasi pengembangan bisnis.
Menghadapi persaingan bisnis yang ketat tersebut maka para pelaku usaha harus bisa
memenuhi apa yang dibutuhkan para mahasiswa/i tersebut. Dari sekian banyaknya
mahasiswa/i tentu memiliki minat beli (selera), daya beli, perilaku pembelian dan gaya hidup
yang berbeda-beda sehingga memberikan peluang kepada para pengusaha lokal maupun
pengusaha pendatang untuk mendirikan usaha dengan menyesuaikan kebutuhan konsumen.
Sebagai contoh misalnya mahasiswa/i yang berasal dari keluarga mampu tentu memiliki
standar hidup yang berbeda dengan mahasiswa/i yang berasal dari keluarga yang kurang
mampu. Pada umumnya mereka yang berasal dari keluarga mampu akan memilih warung
makan yang bersih, nyaman, dan berkualitas seperti restoran bagus dan tempat kos yang
memiliki fasilitas lengkap, bersih dan luas. Sedangkan mahasiswa/i dari keluarga kurang
mampu tidak akan terlalu mementingkan hal itu, asalkan bisa makan dan tidur sudah cukup.
Berangkat dari hal tersebut maka tentunya para pengusaha harus bisa menyesuaikan
karakteristik wirauasaha yang ada dalam dirinya dengan karakteristik pasarnya serta
karakteristik jasa yang diperlukan untuk dapat melayani pengguna jasanya. Untuk itu penulis
tertarik untuk melakukan kajian tentang “Kesesuaian karakteristik wirausaha dengan
karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga“.
Masalah dan Persoalan Penelitian
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas adalah sebagai
berikut: “Kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa dan karakteristik
pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga“.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka pada penelitian ini dapat
dikembangkan persoalan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa yang dijual?
2. Apakah ada kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik pasar yang
dimasukinya?
3. Apakah ada kesesuaian karakteristik jasa dengan karakteristik pasarnya?
-
4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan masalah dan persoalan penelitian yang dirumuskan, maka tujuan yang
ingin dicapai penelitian ini adalah untuk menganalisa kesesuaian karakteristik wirausaha
dengan karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah secara teoritis diharapkan menjadi
sumbangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kewirausahaan. Selain itu, dalam
manfaat praktisnya diharapkan menjadi masukan bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan mengenai “Kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa dan
karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga“, serta dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.
TELAAH TEORITIS
Karakteristik Wirausaha
Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan “Entrepreneurship” yang secara harfiah
diterjemahkan sebagai perantara. Wirausaha sendiri berasal dari kata “entrepreneur” berasal
dari bahasa Perancis yang dalam bahasa Inggris berarti “go between” yang artinya antara
(Hendro, 2011). Wirausaha dalam bahasa sansekerta terdiri dari kata wira dan usaha, wira
artinya manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar
kemajuan, dan memiliki keagungan watak.
Menurut Steinhoff dan Burgess (dalam Suryana, 2006) wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan
peluang berusaha. Sedangkan menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2006), kewirausahaan
adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan/usaha.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah
orang yang berani mengambil resiko dalam segala kesulitan dan menciptakan inovasi bagi
perusahaannya dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Menurut Suryana (2006) bahwa terdapat enam karakteristik wirausaha diantaranya
adalah:
-
5
1) Percaya diri
Kepercayaan diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang
dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Wijandi, dalam suryana, 2006). Dalam
kehidupan nyata, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk
memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh
sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan
ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki
keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer dalam
suryana, 2006). Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri.
Oleh sebab itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri
(Wirasasmita, dalam suryana, 2006).
2) Berorientasikan tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat,
energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif. Berinisiatif artinya selalu
ingin mencari dan memulai sesuatu. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang
kuat. Sekali sukses dan berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga
usahanya semakin maju dan berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya
diperoleh apabila terdapat inisiatif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh melalui
pelatihan dan pengalaman selama bertahun-tahun, dan pengembanganya dengan cara
disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, dan semangat berprestasi (Suryana, 2006).
3) Keberanian mengambil risiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai
utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan susah
memulai atau inisiatif. Menurut Bajaro (dalam Suryana, 2006), seorang wirausaha
yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin menjadi pemenang dan
memenangkan dengan cara yang baik. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai
usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan dari
pada usaha yang kurang menantang. Maka dari itu, seorang wirausaha berani untuk
mengambil risiko yang menjadi nilai usaha kewirausahaan adalah pengambilan risiko
yang penuh dengan perhitungan dan realistis (Suryana, 2006).
-
6
4) Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil beda, menjadi yang pertama, dan
lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu
menampilakan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu,
dan segera ada di pasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda
sehingga menjadi pelopor dalam proses produksi maupun pemasaran (Suryana, 2006).
5) Berorientasi ke masa depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif
dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa depan,
maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini.
Meskipun terdapat risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang
dan tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan
membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada saat ini.
Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang (Suryana,
2006).
6) Keorisinilan: kreativitas dan inovasi
Nilai inovatif, kreatif dan fleksibility merupakan unsur-unsur keorisinilan
seseorang. Levit (dalam Suryana, 2006) mengemukan definisi kreativitas dan inovasi
lebih mengarah pada konsep berpikir dan bertindak yang baru. Kreativitas adalah
kemampuan menciptakan gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat
permasalahan dan peluang yang ada. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk
mengaplikasikan solusi yang kreatif dalam permasalahan dan peluang yang ada untuk
lebih memakmurkan kehidupan masyarakat. Jadi, kreativitas adalah kemampuan
menciptakan gagasan baru sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru.
Oleh karena itu, menurut Levit (dalam Suryana, 2006) kewirausahaan adalah berpikir
dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara yang
baru (Suryana, 2006).
-
7
Scarborough dan Zimmerer (dalam Suryana, 2006) mengemukakan delapan
karakteristik kewirausahaan, yang meliputi:
1) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggungjawab atas usaha-usaha
yang dilakukannya. Seorang yang memiliki rasa dan tanggungjawab akan selalu
mawas diri.
2) Preference for moderate risk, yaitu lebih memiliki resiko yang moderat, artinya ia
selalu menghindari resiko, dan yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi.
3) Confidence in their ability to succes, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk
berhasil.
4) Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik dengan segera
5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6) Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan perspektif, dan berwawasan
jauh ke depan.
7) Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber
daya untuk menciptakan nilai tambah.
8) Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.
Sementara itu, menurut Bygrave (1994) bahwa terdapat sepuluh karakteristik
wirausaha yang disebutnya dengan 10D yaitu:
1) Dream; seorang wirausahawan memiliki visi keinginan ke depan atas pribadi dan
bisnisnya serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
2) Decisiveness; seorang wirausahawan dalam bekerja tidak lambat, di mana mereka
membuat keputusan secara cepat dan tepat dengan penuh perhitungan.
3) Doers; seorang wirausahawan dalam membuat keputusan akan langsung
menindaklanjuti. Dimana mereka tidak menunda-nunda kesempatan yang baik dalam
bisnisnya, termasuk melaksanakan kegiatannya secara cepat.
-
8
4) Determination; seorang wirausahawan di dalam melaksanakan kegiatannya penuh
dengan perhatian, rasa tanggung jawab yang tinggi dan tidak mau menyerah, walau
dihadapkan pada halangan maupun rintangan.
5) Dedication; seorang wirausahawan dedikasinya sangatlah tinggi dengan bisnisnya
kadangkala mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara.
6) Devotion; seorang wirausahawan mencintai pekerjaannya dan produk yang
dihasilkan, sehingga mendorong keberhasilan dalam menjual produknya secara
efektif.
7) Details; seorang wirausahawan sangat memperhatikan factor-faktor kritis secara
rinci.
8) Destiny; seorang wirausahawan bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang
hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung
kepada orang lain.
9) Dollars; seorang wirausahawan tidak mengutamakan mencapai kekayaan, dimana
mereka berasumsi jika berhasil dalam bisnis maka ia pantas mendapat laba, bonus
atau hadiah.
10) Distribute; seorang wirausahawan bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya
kepada orang-orang kepercayaannya tersebut yaitu mereka yang kritis dan mau
diajak untuk mencapai sukses dalam berbisnis.
Karakteristik Jasa
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari
aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual yang pada dasarnya tak
berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu. Sementara itu menurut
Rangkuti (2006), jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak terlihat mata dari
satu pihak kepada pihak lain. Jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana
interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.
Perusahaan harus mempertimbangkan empat karakteristik jasa tertentu ketika
merancang program pemasaran antara lain (Kotler dan Armstrong, 2008):
-
9
1) Jasa tak berwujud (service intangibility)
Jasa tidak bisa dilihat, dicicipi, dirasakan, didengarkan atau dibaui sebelum
dibeli. Untuk mengurai ketidakpastian, pembeli mencari tanda dari kualitas jasa.
konsumen mengambil kesimpulan mengenai kualitas dari tempat, orang, harga,
peralatan, dan konsumsi yang dapat mereka lihat. Karena itu, tugas penyedia jasa
adalah membuat jasa dapat berwujud dalam satu atau beberapa cara dan mengirimkan
sinyal kualitas yang bener.
2) Jasa tak terpisahkan (service inseparability)
Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, tanpa memperdulikan apakah
penyedia tadi adalah orang atau mesin. Jika karyawan jasa menyediakan jasa, maka
karyawan itu merupakan bagian dari jasa. Karena pelanggan juga hadir pada saat jasa
itu diproduksi, interaksi penyedia jasa maupun pelanggan akan mempengaruhi hasil
jasa.
3) Variabilitas jasa (Service variability)
Kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa, waktu, tempat, dan
bagaimana cara mereka disediakan.
4) Jasa mudah musnah (Service perishability)
Jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan beberapa saat kemudian.
Tidak tahan lamanya jasa bukanlah masalah apabila permintaan selalu ada. Tapi ketika
permintaan berfluktuasi, perusahan jasa sering kali mengalami masalah sulit. Oleh
karena itu perusahaan jasa sering merancang strategi agar lebih baik lagi
menyesuaikan permintaan dan penawaran.
-
10
Gambar 1: Empat Karakteristik Jasa
Sumber: Kotler and Armstrong (2008)
Sama halnya dengan Kotler dan Armstrong, menurut Tjiptono (2001) bahwa jasa
memiliki karakteristik-karakteristik yang membedakan dengan barang yaitu:
1) Intangibility (tidak berwujud)
Intangibility artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, atau didengar sebelum
membeli atau dikonsumsi. Konsep intangibility memiliki dua pengertian yaitu: (a)
sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa, (b) sesuatu yang tidak dapat
dengan mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami secara rohaniah.
2) Inseparibility (tidak terpisahkan)
Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang
fisik yag diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan melewati berbagai
penjual, dan kemudian baru dikonsumsi. Jika seseorang memberikan pelayanan, maka
penyedianya merupakan bagian dari jasa tersebut.
3) Variability (bervariasi)
Tidak berwujudan
Jasa tidak dapat dilihat, dirasa,
diraba, didengar, atau dibaui
sebelum dibeli
Bervariasi
Kualitas jasa tergantung pada
siapa yang menyediakannya dan
kapan, dimana serta bagaimana
Mudah Musnah
Jasa tidak dapat disimpan
untuk penjualan atau
pemakaian yang akan datang
Jasa/ Pelayanan
Tidak terpisahan
Jasa tidak dapat dipisahkan
dari penyedianya
-
11
Jasa bersifat sangat variable karena merupakan non standardized output, artinya
banyak variasi bentuk, kualitas, jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa
tersebut dihasilkan. Dalam hal ini pengertian jasa dapat melakukan tiga tahapan dalam
pengendalian kualitasnya yaitu: (a) melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan
personil yang baik, (b) melakukan standarisasi proses pelaksana jasa (service
performance process), (c) memantau kepuasan pelanggan melalui system saran dan
keluhan, survey pelanggan dan melakukan perbandingan.
4) Perishability (mudah lenyap)
Perishability artinya jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan. Dalam kasus tertentu, jasa bisa disimpan, yaitu dalam bentuk pemesanan,
peningkatan permintaan akan suatu jasa pada saat permintaan sepi dan penundaan
penyampaian jasa (misalnya asuransi).
Karakteristik Pasar
Organisasi yang berorientasi pasar perlu memahami karakteristik pasar karena itu
merupakan hal yang sangat fundamental. Oleh karena itu, maka pola pikir yang dibangun
organisasi juga harus mengikuti karakter pasar. Pada tataran ini akan timbul suatu perbedaaan
letak tempat tinggal, pola pikir, gaya dan karakter yang lain. Kemampuan untuk mampu
membaca keinginan pasar dan mampu memenuhinya, akan menjadi pemenang dalam
persaingan bisnis serta guna meraih posisi pasar yang baik (Setyobudi, 2011).
Sementara itu menurut Arief (2000) bahwa mengetahui karakteristik pasar merupakan
salah satu bagian dari proses analisis peluang pasar. Dengan memahami karakteristik pasar
maka organisasi dapat dengan jelas memetakan segmen pasar yang akan dipilih sebagai
sasaran (targeting) untuk ditindaklanjuti dalam positioning dan pengelolaan pasarnya. Kasali
(2007) menyatakan bahwa dengan memahami karakteristik pasar maka minimal ada lima
keuntungan yang dapat diraih yaitu: (1) kemampuan mendesain produk-produk yang lebih
responsif terhadap kebutuhan pasar, (2) mampu menganalisis pasar sasaran, (3) menemukan
peluang (niche), (4) menguasai posisi yang superior dan kompetitif, (5) menentukan strategi
komunikasi yang efektif dan efisien.
Menurut Wijaya (2013) pasar yang baik yang harus dimiliki oleh organisasi atau
pemilik usaha setidaknya harus memiliki 11 karakteristik :
-
12
1. Ukuran. Semakin besar ukuran pasar, semakin baik.
2. Urgensi. Semakin mendesak orang membutuhkan produk di pasar itu, semakin baik.
Misalnya, batu hias tidak memiliki urgensi, tetapi obat memiliki urgensi.
3. Kecepatan ke pasar. Semakin cepat memperoleh ide awal untuk mulai melakukan
penjualan, semakin baik.
4. Potensi harga tinggi. Semakin tinggi harga yang dapat dikenakan perproduk, semakin
baik.
5. Rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru. Semakin mudah dan murah untuk
mendapatkan pelanggan baru, semakin baik.
6. Biaya rendah dan kemudahan dalam menyediakan. Lebih murah dan mudah untuk
memberikan produk, semakin baik.
7. Keunikan. Semakin unik produk yang ditawarkan (atau bagaimana menyampaikannya,
atau bagaimana produk tersebut dikemas), semakin baik.
8. Rendah investasi awal. Semakin sedikit sumber daya yang dibutuhkan untuk menguji
pasar, membangun bisnis dan memulai bisnis, semakin baik.
9. Potensi back end dan up sell. Semakin banyak produk terkait lainnya yang dapat dijual
kepada konsumen yang ada, semakin baik.
10. Potensi evergreen. Semakin mudah untuk terus menjual dan menjual sekali dalam
bisnis, semakin baik.
11. Addressability. Semakin mudah untuk mencapai dan berkomunikasi dengan pasar,
semakin baik.
Dari kesebelas karakteristik pasar di atas, selanjutnya untuk konteks usaha kecil yang
menjadi fokus dalam penelitian ini maka ada empat karakteristik pasar yang tidak
dipertimbangkan yaitu: ukuran, urgensi, keunikan dan rendahnya investasi awal.
Karakteristik ukuran tidak dipertimbangkan karena usaha kecil dianggap tidak atau kurang
mampu untuk menggunakan ukuran pasar sebagai kekuatan pasarnya mengingat umumnya
pemilik usaha kecil terbatas dalam finansial dan sumber daya manusia seperti yang
dikemukakan Tambunan (2002). Sementara itu karakteristik urgensi, keunikan dan rendahnya
investasi awal tidak dipertimbangkan karena ketiga karakteristik ini tidak saja ada atau
diperlukan pada usaha skala kecil saja, tetapi juga pada usaha skala menengah hingga skala
besar. Dengan demikian, karakteristik pasar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
kecepatan ke pasar, potensi harga tinggi, rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru, biaya
-
13
rendah dan kemudahan dalam menyediakan, potensi back end dan up sell, potensi evergreen
dan addressability.
Berdasarkan uraian tentang karakteristik wirausaha, karakteristik jasa dan karakteristik
pasar di atas, maka dapat disusun pengukuran konsep seperti tampak pada Tabel 1. berikut ini.
Table 1: Pengukuran Konsep
Konsep dan Definisi Operasional
Cakupan Karakteristik
Indikator Empirik
Karakteristik wirausaha: ciri khas yang melekat atau tampak dari seseorang wirausaha dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk perbaikan kehidupan/ usaha (Suryana, 2006)
Percaya diri 1. Adanya keyakinan akan kemampuan diri untuk berhasil
2. Optimis dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi
3. Tidak mudah bergantung pada orang lain
4. Tidak menyerap pendapat atau opini orang lain dengan pertimbangan secara terlebih dahulu
Berorientasikan tugas dan hasil
1. Menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya
2. Bekerja keras
3. Keinginan untuk mencari dan memulai sesuatu hal yang baru
4. Memiliki kekuatan dorongan untuk berhasil dalam setiap usaha
Keberanian mengambil resiko
1. Menyukai usaha yang menantang
2. Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan
3. Memikili keinginan untuk menjadi pemenang dengan cara yang baik
4. Keberanian berspekulasi untuk meraih kesuksesan dalam bisnis
Kepemimpinan 1. Mempunyai kemampuan memimpin dengan baik
2. Ingin selalu tampil beda dibanding orang lain
3. Ingin selalu menonjol diantara orang disekitarnya
4. Mudah bergaul dengan orang lain terutama
-
14
Konsep dan Definisi Operasional
Cakupan Karakteristik
Indikator Empirik
yang baru kenal
Berorientasi ke masa depan
1. Memiliki visi yang jelas untuk masa depan usahanya
2. Memiliki tujuan yang jelas dalam berusaha
3. Membuat perencanaan yang matang agar jelas pelaksanaannya
4. Tidak cepat puas dengan keberhasilan yang telah dicapai
Keorisinilan (kreativitas dan inovasi)
1. Memiliki kemampuan menciptakan gagasan baru
2. Memiliki kemampuan melakukan sesuatu yang berbeda dari lainnya
3. Memiliki cara berpikir yang maju
4. Tidak menjiplak ide/ karya orang lain
Karakteristik jasa: ciri khas yang melekat atau yang ditawarkan dari satu pihak kepada pihak lain, umumnya tidak terlihat dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu (Kotler dan Armstrong, 2008)
Jasa tak berwujud (service intangibility)
1. Memberikan pelayanan yang baik sehingga konsumen membawa pulang perasaan puas atas pelayanan yang diterimanya
2. Memberikan pelayanan yang baik sehingga dalam diri konsumen timbul rasa ingin kembali datang untuk membeli/menggunakan jasa tersebut
Jasa tak terpisahkan (service inseparability)
1. Proses pelayanan dan konsumsi jasa dilakukan pada saat yang sama
2. Penentuan spesifikasi layanan dan proses pelayanan dilakukan bersama oleh konsumen dan pemilik usaha
Variabilitas jasa (service variability),
1. Sering menambah macam produk-jasa yang dilayankan yang sesuai keinginan konsumen.
2. Menyediakan beragam paket pelayanan sesuai kebutuhan konsumen
Jasa dapat musnah (service perishability).
1. Melayani konsumen dengan baik agar jasa yang ditawarkan selalu ada pembelinya
2. Melayani keluhan konsumen dengan baik agar konsumen mau kembali menggunakan jasa yang ditawarkan
-
15
Konsep dan Definisi Operasional
Cakupan Karakteristik
Indikator Empirik
Karakteristik pasar: ciri khas yang melekat atau tampak dari sebuah pasar dan menjadi bagian dari proses analisis peluang pasar (Agus Wijaya, 2013)
Kecepatan ke pasar 1. Produk atau jasa yang dihasilkan dikenal dengan baik oleh konsumen
2. Produk atau jasa yang dihasilkan banyak permintaannya dan cenderung meningkat
Potensi harga tinggi 1. Ada peluang untuk memberikan penawaran harga yang lebih tinggi
2. Posisi harga produk atau jasa yang ditawarkan terhadap harga yang diberikan pesaing
Rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru
1. Tidak sulit untuk mendapatkan pelanggan baru
2. Tidak banyak biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pelanggan baru
Biaya rendah dan kemudahan dalam menyediakan
1. Besaran biaya awal yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha
2. Tidak sulit untuk menjalankan usaha yang saat ini ditekuni
Potensi back end dan up sell
1. Ada peluang menawarkan produk-produk terkait pelengkapan dari produk yang saat ini dijual
2. Ada potensi meningkatkan penjualan atau pendapatan dengan menawarkan produk atau jasa pelengkap yang dibutuhkan konsumen
Potensi evergreen 1. Usaha yang dijalankan mempunyai prospek jangka panjang yang baik
2. Usaha yang dijalankan tidak tergantung musim (tidak bersifat musiman)
Addressability 1. Lokasi usaha yang dijalankan mudah dijangkau oleh konsumen
2. Menyediakan beragam saluran komunikasi sehingga mudah dihubungi
-
16
Pengembangan Hipotesis Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik
Jasa dan Karakteristik Pasar
Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa
Membuka sebuah usaha baru sebenarnya tidaklah sulit, karena yang sulit adalah
memelihara kontinuitas usaha itu. Apalagi kondisi ekonomi belum bisa diprediksikan. Untuk
dapat menghadapi kondisi ketidakpastian tersebut diperlukan kemampuan lebih (Sunarso,
2010). Kemampuan lebih yang dimaksud tersebut hanya akan tampak dalam diri pengusaha-
pengusaha yang memiliki karakteristik wirausaha yang kuat seperti percaya diri,
berorientasikan tugas dan hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan, berorientasi ke
masa depan, serta keorisinilan (Suryana, 2006).
Dengan dimilikinya sejumlah karakteristik wirausaha seperti disebutkan di atas, maka
seorang pengusaha akan dapat sukses dalam menjalankan usaha. Sebagaimana dikemukakan
oleh tokoh entrepreneur Bob Sadino bahwa kesuksesan berwirausaha tidak semata-mata
ditentukan oleh banyaknya modal dan sumber daya yang dimiliki pebisnis, melainkan juga
dipengaruhi oleh karakteristik wirausaha yang dimiliki pebisnis itu sendiri
(http://netpreneur.co.id/5-karakter-wirausahawan-sukses-versi-bob-sadino/#.Us5t6PujJkg).
Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah memberikan pelayanan atau jasa yang
berkualitas. Hal tersebut diperlukan karena faktor kunci sukses terpenting yang dibutuhkan
oleh pengusaha bagi usahanya adalah menyediakan pelayanan terbaik untuk para pelanggan.
Pelanggan yang puas akan lebih besar peluangnya untuk kembali datang. Akan lebih baik
apabila pengusaha memberikan yang lebih daripada apa yang diharapkan oleh pelanggan.
(http://www.eciputra.com). Pelayanan kepada pelanggan setia haruslah terus dipertahankan
bahkan ditingkatkan. Pengusaha akan selalu menyediakan apa yang pelanggan butuhkan dan
berupaya untuk tidak terjadi kekosongan persediaan (http://strategiusaha.com/kiat-usaha-
sukses/). Pemilik usaha yang memiliki karakteristik wirausaha yang kuat seperti berorientasi
terhadap tugas dan hasil akan memilih memberikan pelayanan yang baik dalam bentuk selalu
murah senyum, lemah lembut dan ramah tamah, sopan santun dan hormat, fleksibel dan suka
menolong pelanggan (Hatani, 2008). Selain itu, mengingat dibisnis jasa produk service
diberikan secara simultan antara produksi dan konsumsinya maka tidaklah mungkin bagi
pemilik usaha untuk menginspeksi tiap produk service yang diberikan. Oleh karena itu,
-
17
pemilik usaha harus memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk melakukan segala
sesuatunya dengan benar (Thio, 2001). Disini tentu saja karakter kepemimpinan dari seorang
pemilik usaha diperlukan sehingga ia dituntut untuk mau mendelegasikan kewenangannya
dengan memberikan kepercayaan kepada karyawan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa kesuksesan usaha yang
dijalankan oleh seorang pengusaha dapat ditentukan dari ada tidaknya kesesuaian diantara
karakteristik wirausaha yang melekat dalam diri pengusaha tersebut dengan karakteristik jasa
yang diperlukan bagi pengguna jasa dalam pelayanannya. Pengusaha yang memiliki beragam
karakteristik wirausaha yang tinggi (kuat) akan sangat mementingkan pelayanan yang
berkualitas bagi para pengguna jasanya. Sebagai contoh jika pengusaha memiliki karakteristik
wirausaha yang kuat dalam hal berorientasi ke masa depan dimana ia memiliki visi dan tujuan
yang jelas dalam berusaha maka tentunya ia menghendaki usahanya dapat bertahan lama.
Untuk itu maka ia akan mementingkan karateristik jasa seperti service intangibility dimana ia
memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna jasanya sehingga nantinya akan
menimbulkan kepuasan dalam diri pengguna jasa. Jika pengguna jasanya memperoleh
kepuasan maka diharapkan muncul rasa ingin kembalia datang untuk membeli/ menggunakan
jasa tersebut. Oleh karena itu, jika terdapat kesesuaian antara karakteristik wirausaha dengan
karakteristik jasa yang menjadi perhatiannya maka wirausaha tersebut akan berhasil dalam
menjalankankan bisnisnya. Berdasarkan hal tersebut maka dikembangkan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H1: diduga terdapat kesesuaian antara karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa
Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Pasar
Pasar terdiri dari para penjual dan pembeli. Setiap pembeli memiliki perbedaan dalam
satu atau banyak hal. Perbedaan itu dapat berupa keinginan, sumber daya, lokasi, prilaku
maupun praktek-praktek membelinya. Hal-hal yang disebut tadi dapat digunakan untuk
memisah-misah pasar (Setyobudi, 2011). Pemahaman karakteristik pasar yang tepat
merupakan hal yang sangat penting bagi pengusaha agar diketahui produk/ jasa apa yang
cocok untuk suatu pasar, sehingga pengusaha dapat meraih pasar potensial untuk produk / jasa
yang ditawarkannya.
-
18
Seorang pengusaha menghadapi dunia bisnis yang kompetitif. Untuk dapat merebut
peluang yang ada, maka pengusaha tersebut harus jeli dalam melihat kebutuhan pasar, apa
yang dapat disediakan pesaingnya. Sikap mental inovatif diperlukan untuk hal semacam ini
(Sunarso, 2010). Masih berkaitan dengan inovasi, menurut Adinoto (2010) bahwa agar
kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi dan menang dalam persaingan, pengusaha harus
menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mengetahui kebutuhan pelanggan, mengerti
kekuatan dan kelemahan perusahaan, memahami kiat pesaing memenuhi kebutuhan
pelanggannya, serta memahami bagaimana menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk
menciptakan nilai tambah bagi pelanggannya. Untuk itu perusahaan harus bisa menjalankan
inovasi yang merupakan bagian dari kewirausahaan (Barringer & Bluedorn, 1999 dalam
Adinoto, 2010).
Selain itu, menurut Miswan (2012) bahwa mencari pelanggan tentu saja bukan perkara
mudah apalagi untuk mempertahankannya agar terus loyal pada produk yang ditawarkan.
Setiap orang tentu saja ingin mencoba sesuatu yang baru, tidak mungkin jika selamanya
mereka hanya setia pada satu produk saja kecuali jika ada monopoli. Jika produk yang
ditawarkan tersebut tidak mampu berinovasi dan pemilik usaha hanya bertahan pada satu jenis
produk dengan tampilan yang biasa-biasa saja maka impian mendapatkan pelanggan yang
setia akan hilang dengan sendirinya.
Sementara itu, menurut Suci (2009) bahwa pengusaha berkembang dan berhasil
karena memiliki kemampuan penelitian dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta
strategi bisnis yang tepat untuk menciptakan barang- barang bernilai dan unggul di pasar
(berkaitan dengan karakteristik pasar khususnya kecepatan ke pasar). Penelitian dan
pengembangan dalam kewirausahaan merupakan strategi utama karena bersangkut paut
dengan kreativitas dan inovasi yang merupakan bagian orientasi kewirausahaan. Hal ini
berarti orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap strategi bisnis terutama dalam
menganalisis lingkungan dan memformulasi strategi.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa kesuksesan usaha yang
dijalankan oleh seorang pengusaha dapat ditentukan dari ada tidaknya kesesuaian diantara
karakteristik wirausaha yang melekat dalam diri pengusaha tersebut dengan karakteristik
pasar yang dimasukinya. Pengusaha yang memiliki beragam karakteristik wirausaha yang
tinggi (kuat) akan sangat memperhatikan karakteristik pasar yang dimasukinya mengingat di
-
19
pasar tentunya setiap pembeli memiliki perbedaan dalam satu atau banyak hal. Sebagai contoh
jika pengusaha memiliki karakteristik wirausaha yang kuat dalam hal keberanian mengambil
resiko dimana ia berani berspekulasi untuk meraih kesuksesan dalam bisnis maka tentunya ia
akan memperhatikan karateristik pasar yang bisa mendukung karakter berani mengambil
resiko tersebut. Salah satunya adalah dengan memperhatikan karakteristik pasar berupa
potensi back end dan up sell dimana ia dapat mencoba menawarkan produk atau jasa
pelengkap yang dibutukan konsumen yang terkait dengan produk atau jasa utama yang
dipasarkannya. Keberanian berspekulasi dengan cara menawarkan produk atau jasa pelengkap
tentunya didasari atas survey pasar yang telah dilakukan terlebih dahulu. Oleh karena itu, jika
terdapat kesesuaian antara karakteristik wirausaha dengan karakteristik pasar yang
dimasukinya maka wirausaha tersebut akan berhasil dalam menjalankankan bisnisnya.
Berdasarkan hal tersebut maka dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H2: diduga terdapat kesesuaian antara karakteristik wirausaha dengan karakteristik pasar
Kesesuaian Karakteristik Jasa dengan Karakteristik Pasar
Inti pokok keberhasilan usaha jasa adalah bagaimana usaha tersebut mengelola jasa
yang secara prinsip memerlukan manajemen profesional pada pemasaran, operasi maupun
sumber daya manusia. Integrasi unsur-unsur tersebut akan menjadi kunci keberhasilan usaha
jasa untuk meningkatkan performansi. Untuk itu maka pengelolaan elemen-elemen
karakteristik jasa (seperti intangibility, inseparability, variability dan perishability) harus
dilakukan secara baik agar lebih kasat mata, efisiensi kapasitas, serta lebih konsisten
(Wibowo, 2009).
Tidak cukup hanya memperhatikan karakteristik jasanya, pengusaha perlu juga
memperhatikan karakteristik pasarnya, yang salah satunya dalam wujud komunikasi dengan
pelanggan. Menurut Miswan (2012) bahwa komunikasi dengan pelanggan intinya
membangun kedekatan emosional dengan mereka. Itu sebabnya, komunikasi akan lebih
efektif bila si pengusaha langsung berkomunikasi dengan pelanggannya. Banyak cara yang
bisa ditempuh seperti menelepon pelanggan, mengirim SMS, atau bahkan melakukan
kunjungan. Pengusaha juga harus cerdik memilih saat yang tepat untuk menerapkannya.
Selain itu menurut Thio (2001) bahwa kualitas menjadi salah satu kunci sukses dari
setiap bisnis. Kualitas ini diberikan kepada konsumen untuk memenuhi ekspektasi konsumen
-
20
dengan menyediakan produk dan pelayanan pada suatu tingkat harga yang dapat diterima dan
menciptakan “nilai” bagi konsumen serta menghasilkan profit bagi perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa kesuksesan usaha yang
dijalankan oleh seorang pengusaha dapat ditentukan dari ada tidaknya kesesuaian diantara
karakteristik jasa yang dilakukan oleh pengusaha tersebut dengan karakteristik pasar yang
dimasukinya. Pengusaha yang melakukan beragam karakteristik jasa yang diinginkan
pengguna jasa akan sangat memperhatikan karakteristik pasar yang dimasukinya. Sebagai
contoh jika pengusaha memiliki karakteristik jasa yang baik dalam hal service intangibility
dimana ia memberikan pelayanan yang baik sehingga pengguna jasa membawa pulang
perasaan puas atas pelayanan yang diterima maka tentunya ia akan dapat memenuhi salah satu
karakteristik pasar yaitu rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru. Salah satu wujudnya
adalah bahwa pengusaha tersebut tidak akan kesulitan untuk mendapatkan pelanggan baru, ia
juga tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mendapatkan pelanggan baru. Hal ini
karena pengusaha tersebut memperhatikan karakteristik jasa yang diperlukan untuk dapat
memuaskan pengguna jasanya. Oleh karena itu, jika terdapat kesesuaian antara karakteristik
jasa dengan karakteristik pasar yang dimasukinya maka wirausaha tersebut akan berhasil
dalam menjalankankan bisnisnya. Berdasarkan hal tersebut maka dikembangkan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H3: diduga terdapat kesesuaian antara karakteristik jasa dengan karakteristik pasar
METODE PENELITIAN
Penelitian tentang kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa dan
karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga diteliti dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (1998) bahwa penelitian
dengan pendekatan kuantitatif menekankan anlisisnya pada data-data numerical yang diolah
dengan metode statistik. Pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian dalam rangka
pengujian hipotesis dan nantinya akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau
signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.
Objek yang akan di teliti adalah para usaha kecil di sekitar Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga karena usaha kecil ini yang menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh
mahasiswa/i. Kawasan objek penelitian ini mencakup Kecamatan Sidorejo khususnya
-
21
Kelurahan Salatiga (Universitas Kristen Satya Wacana, Stiba, Kemiri 1-3, Cemara 1-3,
Cungkup) dan Kelurahan Sidorejo (Cemara 4), Kelurahan Sidorejo Lor (Seruni, Mongonsidi)
(Pemerintahan Kota Salatiga, 2013).
Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian
(Supramono dan Sugiarto, 1993). Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah
keseluruhan pemilik usaha jasa tempat kos, pemilik usaha jasa fotocopy, pemilik usaha jasa
warung makan, pemilik usaha jasa laundry, pemilik usaha jasa rental mobil dan motor di
sekitar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Tidak semua populasi akan diteliti oleh
karena itu dilakukan pengambilan sampel. Teknik sampel yang digunakan berupa convinience
sampling yaitu peneliti mengambil sampel dari anggota populasi yang bersedia menjadi
responden serta kemudahan mendapatkannya (Supramono dan Haryanto, 2003). Adapun
jumlah sampel sebanyak 35 orang dengan rincian 8 orang pemilik usaha jasa tempat kos, 8
orang pemilik usaha jasa laundry, 8 orang pemilik usaha jasa warung makan, 5 orang pemilik
usaha jasa rental mobil dan motor serta 6 orang pemilik usaha jasa fotocopy.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
langsung dari lapangan (Kuncoro, 2003). Sumber data primer penelitian ini adalah pemilik
usaha jasa tempat kos, pemilik usaha jasa fotocopy, pemilik usaha jasa warung makan,
pemilik usaha jasa laundry, pemilik usaha jasa rental mobil dan motor di sekitar Universitas
Kristen Satya Wacana yang terpilih sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan metode penyebaran kuesioner.
Aras ukur konsep menggunakan aras ordinal dengan skala pengukuran yang
digunakan yaitu dengan menggunakan skala Likert. Menurut Simamora (2008), skala Likert
adalah teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran yang
menggunakan metode survei. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan
intensitas perasaan mereka, persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap masing-masing dari
serangkaian pernyataan mengenai objek stimulasi. Dalam penelitian ini bobot nilai skala
berkisar antara 1 sampai 5, sebagai contoh: jawaban Sangat Setuju dengan bobot nilai 5,
jawaban Setuju dengan bobot nilai 4, jawaban Cukup Setuju dengan bobot nilai 3, jawaban
Tidak Setuju dengan bobot nilai 2, jawaban Sangat Tidak Setuju dengan bobot nilai 1.
-
22
Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri atas beberapa bagian diantaranya
adalah:
1. Uji validitas dan reliabilitas, digunakan untuk menguji akurasi dan keterandalan
indikator empirik dari masing-masing variabel. Indikator empirik dikatakan valid jika
nilai corrected item – total correlation (r hitung) > r tabel pada tingkat signifikan 5%.
Sedangkan indikator empirik atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali, 2005).
2. Uji statistik deskriptif berupa perhitungan rata-rata skor, digunakan untuk menilai
karakteristik wirausaha, karakteristik jasa dan karakteristik pasar. Untuk dapat
melakukan penilaian maka perlu dihitung rentang (range), dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Range (i) = (nilai terbesar – nilai terkecil) / jumlah kelas
= (5 – 1) / 5
= 0,80
Penilaian karakteristik wirausaha, karakteristik jasa dan karakteristik pasar
menyesuaikan pilihan jawaban masing-masing indikator empirik. Sebagai contoh
misalnya untuk menilai tingkat keyakinan akan kemampuan diri untuk berhasil maka
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 2: Contoh Klasifikasi Penilaian Rata-rata Skor Rata-rata Kategori
1,00 – 1,80
1,81 – 2,60
2,61 – 3,40
3,41 – 4,20
4,21 – 5,00
Sangat Tidak Yakin
Tidak Yakin
Cukup Yakin
Yakin
Sangat Yakin
3. Uji chi square, digunakan untuk menguji kesesuaian karakteristik wirausaha dengan
karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Dasar pengambilan keputusannya: jika
nilai Pearson Chi-Square mempunyai Asymp. Sig < 0,05 maka Ho ditolak, Ha
-
23
diterima; sebaliknya jika nilai Pearson Chi-Square mempunyai Asymp. Sig > 0,05
maka Ho diterima, Ha ditolak.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Responden
Gambaran responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,jenis usaha dan
umur usaha. Berikut ini disajikan crosstabulation di antara jenis usaha dan jenis kelamin
seperti tampak pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Crosstabulation Jenis Usaha dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Total Pria Wanita
Jenis Usaha Fotocopy Count 1 5 6
% of Total 2.9% 14.3% 17.1%
Kost-kostan Count 1 7 8
% of Total 2.9% 20.0% 22.9%
Laundry Count 3 5 8
% of Total 8.6% 14.3% 22.9%
Rental Count 4 1 5
% of Total 11.4% 2.9% 14.3%
Wr. Makan Count 1 7 8
% of Total 2.9% 20.0% 22.9%
Total Count 10 25 35
% of Total 28.6% 71.4% 100.0%
Sumber: Data Primer, 2013
-
24
Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat bahwa jenis usaha yang lebih banyak dijalankan oleh
wanita adalah usaha fotocopy, kost-kostan, laundry dan warung makan. Sementara itu pria
lebih banyak yang memilih menjalankan usaha rental kendaraan (mobil dan atau motor).
Crosstabulation di antara jenis usaha dan pendidikan terakhir responden tampak
seperti pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Crosstabulation Jenis Usaha dan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Total SD SMP SMA D3 S1
Jenis Usaha Fotocopy Count 0 0 2 2 2 6
% of Total .0% .0% 5.7% 5.7% 5.7% 17.1%
Kost-kostan Count 0 2 3 0 3 8
% of Total .0% 5.7% 8.6% .0% 8.6% 22.9%
Laundry Count 1 1 2 1 3 8
% of Total 2.9% 2.9% 5.7% 2.9% 8.6% 22.9%
Rental Count 0 0 4 0 1 5
% of Total .0% .0% 11.4% .0% 2.9% 14.3%
Wr. Makan Count 0 1 5 0 2 8
% of Total .0% 2.9% 14.3% .0% 5.7% 22.9%
Total Count 1 4 16 3 11 35
% of Total 2.9% 11.4% 45.7% 8.6% 31.4% 100.0%
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan Tabel 4 di atas terlihat bahwa kebanyakan pemilik usaha fotocopy memiliki latar
belakang pendidikan terakhirnya minimal SMA hingga S1, untuk usaha kost-kostan ternyata
ada juga pemiliknya yang memiliki latar belakang pendidikan terakhirnya SMP namun lebih
banyak yang lulusan dari SMA dan S1. Untuk usaha laundry ternyata tingkat pendidikan
terakhir pemilik usahanya bervariasi mulai dari lulusan SD hingga lulusan S1, namun paling
-
25
banyak dari lulusan S1. Sementara itu untuk usaha rental kendaraan dan warung makan
ternyata pemilik usaha tersebut didominasi oleh mereka yang lulusan SMA.
Crosstabulation di antara umur usaha dan usia responden tampak seperti pada Tabel 5
berikut ini.
Tabel 5. Crosstabulation Umur Usaha dan Usia
Usia
Total 21-40 >40
Umur Usaha 10 Count 2 6 8
% of Total 5.7% 17.1% 22.9%
Total Count 18 17 35
% of Total 51.4% 48.6% 100.0%
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 5 di atas tampak bahwa responden yang umur usahanya < 5 tahun dan
antara 5-10 tahun ternyata lebih banyak yang usianya 21-40 tahun. Sementara itu bagi
responden yang umur usahanya >10 tahun, kebanyakan usia mereka >40 tahun. Dengan
demikian dari hasil penelitian ini bisa dikatakan bahwa umur usaha berbanding lurus dengan
usia pemilik usahanya.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel karakteristik wirausaha terdiri dari 24 item pernyataan. Hasil pengujian
validitasnya ditunjukkan pada Tabel 6 berikut ini.
-
26
Tabel 6: Uji Validitas Variabel Karakteristik Wirausaha
Cakupan Karakteristik Nomor Item Jumlah Item Valid Percaya diri 1, 2, 3*, 4 3 Berorientasikan tugas dan hasil 5, 6*, 7, 8 3 Keberanian mengambil resiko 9, 10, 11, 12 4 Kepemimpinan 13, 14, 15, 16* 3 Berorientasi ke masa depan 17, 18, 19, 20 4 Keorisinilan (kreativitas dan inovasi)
21, 22, 23, 24 4
Jumlah Item Valid 21 Sumber: Data Primer, 2013 Keterangan: * = item gugur
Pada pengujian validitas tahap pertama diperoleh nilai corrected item-total correlation antara
0,207 s/d 0,763 dan ternyata terdapat 2 item gugur yaitu item no 3 “saya mudah bergantung
pada orang lain” dan item no 16 “saya mudah bergaul dengan orang lain terutama yang baru
saya kenal” karena nilai corrected item-total correlation-nya < r 0,05 sebesar 0,283. Karena
ada item yang gugur maka pengujian validitas dilakukan kembali pada tahap kedua dengan
tidak mengikutsertakan item yang gugur. Setelah diuji kembali, nilai corrected item-total
correlation berkisar antara 0,267 s/d 0,776 dan ternyata terdapat 1 item gugur yaitu item no 6.
Pengujian validitas dilakukan kembali pada tahap ketiga dan hasilnya menunjukkan nilai
corrected item-total correlation berkisar antara 0,361 s/d 0,772 dan semua item dinyatakan
valid karena nilai corrected item-total correlation-nya > r 0,05 sebesar 0,283. Hasil
pengujian validitas karakteristik wirausaha selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.
Variabel karakteristik jasa terdiri dari 8 item pernyataan. Hasil pengujian validitasnya
ditunjukkan pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7: Uji Validitas Variabel Karakteristik Jasa
Cakupan Karakteristik Nomor Item Jumlah Item Valid Jasa tak berwujud 1, 2, 2 Jasa tak terpisahkan 3, 4* 1 Variabilitas jasa 5*, 6 1 Jasa dapat musnah 7, 8 2
Jumlah Item Valid 6 Sumber: Data Primer, 2013 Keterangan: * = item gugur
-
27
Pada pengujian validitas tahap pertama diperoleh nilai corrected item-total correlation antara
-0,118 s/d 0,661 dan ternyata terdapat 2 item gugur yaitu item no 4 “penentuan spesifikasi
layanan dan proses pelayanan dilakukan bersama oleh konsumen dan saya selaku pemilik
usaha” dan item no 5 “saya sering menambah macam produk jasa yang dilayankan yang
sesuai keinginan konsumen” karena nilai corrected item-total correlation-nya < r 0,05 sebesar
0,283. Setelah diuji kembali, nilai corrected item-total correlation berkisar antara 0,563 s/d
0,748 dan semua item dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation-nya > r
0,05 sebesar 0,283. Hasil pengujian validitas karakteristik jasa selengkapnya dapat dilihat
pada bagian lampiran.
Variabel karakteristik pasar terdiri dari 14 item pernyataan. Hasil pengujian
validitasnya ditunjukkan pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8: Uji Validitas Variabel Karakteristik Pasar
Cakupan Karakteristik Nomor Item Jumlah Item Valid Kecepatan ke pasar 1, 2, 2 Potensi harga tinggi 3, 4 2 Rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru
5, 6* 1
Biaya rendah dan kemudahan dalam menyediakan
7*, 8 1
Potensi back end dan up sell 9, 10 2 Potensi evergreen 11, 12 2 Addressability 13*, 14 1
Jumlah Item Valid 11 Sumber: Data Primer, 2013 Keterangan: * = item gugur
Pada pengujian validitas tahap pertama diperoleh nilai corrected item-total correlation antara
-0,074 s/d 0,594 dan ternyata terdapat 3 item gugur yaitu item no 6 “saya mengeluarkan
banyak biaya untuk mendapatkan pelanggan baru, item no 7 “besaran biaya awal yang saya
keluarkan untuk menjalankan usaha” dan item no 13 “lokasi usaha yang saya jalankan mudah
dijangkau oleh konsumen” karena nilai corrected item-total correlation-nya < r 0,05 sebesar
0,283. Setelah diuji kembali, nilai corrected item-total correlation berkisar antara 0,286 s/d
0,626 dan semua item dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation-nya > r
0,05 sebesar 0,283. Hasil pengujian validitas karakteristik pasar selengkapnya dapat dilihat
pada bagian lampiran.
-
28
Sementara itu hasil pengujian reliabilitas item-item yang valid pada masing-masing
variabel ditunjukkan pada Tabel 9 berikut ini.
Tabel 9: Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Karakteristik Wirausaha 0,925Karakteristik Jasa 0,830 Karakteristik Pasar 0,790
Sumber: Data Primer, 2013
Pada pengujian reliabilitas item-item yang valid dari karakteristik wirausaha, karakteristik
jasa dan karakteristik pasar dinyatakan reliabel karerna nilai Cronbach Alpha > 0,70.
Gambaran Karakteristik Wirausaha
Hasil penilaian terhadap karakteristik wirausaha dalam diri responden yang diteliti
dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10: Gambaran Karakteristik Wirausaha
Cakupan Karakteristik Indikator Empirik
Rata-rata Skor Penilaian
Berorientasikan tugas dan hasil
Menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya
4,66 Selalu
Keinginan untuk mencari dan memulai sesuatu hal yang baru
3,97 Sering
Dorongan yang kuat untuk berhasil dalam setiap usaha
4,37 Sangat Kuat
Rata-rata total skor 4,33 Sangat Berorientasi
Percaya diri Adanya keyakinan akan kemampuan diri untuk berhasil
4,60 Sangat Yakin
Optimis dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi
3,97 Optimis
Tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain tanpa pertimbangan yang kritis
4,11 Jarang
Rata-rata total skor 4,23 Sangat Percaya
Berorientasi ke masa Memiliki visi yang jelas untuk 4,34 Sangat Jelas
-
29
Cakupan Karakteristik Indikator Empirik
Rata-rata Skor Penilaian
depan masa depan usahanya
Memiliki tujuan yang jelas dalam berusaha
4,34 Sangat Jelas
Membuat perencanaan yang matang agar jelas pelaksanaannya
4,23 Selalu
Tidak cepat puas dengan keberhasilan yang telah dicapai
3,69 Kurang Cepat Puas
Rata-rata total skor 4,15 Berorientasi
Keberanian mengambil resiko
Menyukai usaha-usaha yang menantang
3,34 Cukup Menyukai
Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan
3,66 Berani
Keinginan untuk menjadi pemenang dengan cara yang baik
4,40 Sangat Ingin
Keberanian berspekulasi untuk sukses dalam bisnis
3,71 Berani
Rata-rata total skor 3,78 Berani
Keorisinilan (kreativitas dan inovasi)
Memiliki kemampuan menciptakan gagasan baru
3,60 Mampu
Memiliki kemampuan melakukan sesuatu yang berbeda dari lainnya
3,51 Mampu
Memiliki cara berpikir yang maju 3,91 Maju
Tidak menjiplak ide/ karya orang lain
3,43 Jarang
Rata-rata total skor 3,61 Orisinil
Kepemimpinan Mempunyai kemampuan memimpin yang baik
3,51 Mudah
Ingin selalu tampil beda dibanding orang lain
3,49 Ingin
Ingin selalu menonjol diantara orang disekitarnya
3,14 Cukup Ingin
Rata-rata total skor 3,38 Cukup baik
Sumber: Data Primer, 2013
-
30
Berdasarkan Tabel 10, berorientasi tugas dan hasil merupakan karakteristik yang
paling menonjol diantara enam karakteristik wirausaha yang diukur, responden menyadari
bahwa tidak mungkin mereka bisa sukses menjalankan usahanya jika mereka bermalas-
malasan. Responden memiliki motivasi atau dorongan yang kuat untuk menjalankan
pekerjaan sebaik-baiknya agar mencapai hasil yang baik pula. Pada ranking kedua, percaya
diri bahwa masing-masing responden memiliki kemampuan untuk berhasil, merupakan
karakteristik juga menonjol diantara enam karakteristik wirausaha yang diukur. Hal ini tentu
sangat diperlukan oleh pemilik usaha karena dapat menjadi kunci keberhasilan dalam
menjalankan usaha.
Karakteristik yang paling menonjol dalam hal orientasi ke masa depan dalam
menjalankan usahanya tampak dimana responden selalu membuat perencanaan yang matang
agar jelas pelaksanaannya. Sehubungan dengan keberanian mengambil resiko, karakteristik
yang paling menonjol adalah keinginan menjadi pemenang dengan cara yang baik, dan
bukannya dengan cara-cara yang curang. Sebuah kemenangan yang diraih dengan cara-cara
yang curang sama saja berarti membodohi diri sendiri. Dalam hal keorisinilan (kreativitas dan
inovasi), karakter yang paling menonjol terlihat dari adanya cara berpikir yang maju ditengah
persaingan usaha, sehingga mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha
yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Karakteristik yang paling menonjol
dalam hal kepemimpinan adalah mudahnya responden bergaul dengan orang lain terutama
yang baru dikenal. Dengan adanya kemudahan bergaul dengan orang lain terutama yang baru
dikenal, maka akan memudahkan pemilik usaha untuk memperoleh pelanggan-pelanggan
baru.
Gambaran Karakteristik Jasa
Hasil penilaian terhadap karakteristik jasa yang dilakukan responden yang diteliti
dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.
-
31
Tabel 11: Gambaran Karakteristik Jasa
Cakupan Karakteristik Indikator Empirik
Rata-rata Skor Penilaian
Jasa tak berwujud (service intangibility)
Memberikan pelayanan yang baik sehingga konsumen membawa pulang perasaan puas atas pelayanan yang diterimanya
4,54 Selalu
Memberikan pelayanan yang baik sehingga dalam diri konsumen timbul rasa ingin kembali datang untuk membeli/ menggunakan jasa tersebut
4,66 Selalu
Rata-rata total skor 4,60 Selalu
Jasa dapat musnah (service perishability)
Melayani konsumen dengan baik agar jasa yang ditawarkan selalu dibeli
4,43 Selalu
Melayani keluhan konsumen dengan baik agar konsumen mau kembali menggunakan jasa yang ditawarkan
4,46 Selalu
Rata-rata total skor 4,45 Selalu
Jasa tak terpisahkan (service inseparability)
Proses pelayanan dan konsumsi jasa dilakukan pada saat yang sama
3,66 Pada Saat Yang Relatif Sama
Variabilitas jasa (service variability)
Menyediakan beragam paket pelayanan sesuai kebutuhan konsumen
3,34 Cukup
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan Tabel 11, karakter yang paling menonjol dilakukan responden dalam hal
jasa tak berwujud adalah selalu memberikan pelayanan yang baik sehingga dalam diri
konsumen timbul rasa ingin kembali datang untuk membeli/ menggunakan jasa tersebut. Hal
ini mengingat ketika sekalinya memberikan pelayanan yang tidak atau kurang baik, maka
akan menimbulkan ketidakpuasan yang berujung pada konsumen enggan untuk kembali
datang dan menggunakan jasa tersebut. Sementara itu terkait dengan jasa yang dapat musnah,
rata-rata responden selalu melayani konsumen dengan baik agar jasa yang ditawarkan selalu
dibeli. Rata-rata responden juga selalu melayani keluhan konsumen dengan baik agar
-
32
konsumen mau kembali menggunakan jasa yang ditawarkan. Dengan melakukan hal tersebut
maka tidak saja konsumen akan setia membeli dan atau menggunakan jasa tersebut tetapi juga
merekomendasikan apa yang ia peroleh kepada orang terdekat lainnya yang dikenali.
Dalam hal jasa tak terpisahkan, karakter yang paling menonjol yang dilakukan
responden adalah melakukan proses pelayanan pada saat yang sama dengan konsumsi
jasanya. Dengan melakukan secara bersamaan maka akan dapat menghindari waktu tunggu
yang lama bagi konsumen untuk mengkonsumsi jasa tersebut. Sehubungan dengan
variabilitas jasa, karakter yang paling menonjol yang dilakukan responden adalah sering
menambah macam produk-jasa yang dilayankan yang sesuai keinginan konsumen. Hal ini
dilakukan dengan harapan agar konsumen tidak perlu repot dalam memenuhi beberapa
kebutuhan mereka di sejumlah tempat berbeda, melainkan bisa dipenuhi di satu tempat.
Tentu saja penambahan macam produk jasa masih terkait dengan produk jasa utama yang
ditawarkan responden kepada konsumen. Sebagai contoh misalnya usaha warung makan,
selain menjual makanan dan minuman utama, penjualnya bisa menambahkan produk-produk
lainnya seperti rokok, makanan dan minuman ringan. Contoh lainnya, usaha fotocopy, selain
melayani jasa fotocopy dapat juga ditambahkan produk-produk pelengkapnya misalnya
menjual juga alat tulis, buku tulis, dan perlengkapan kantor (ATK) lainnya.
Gambaran Karakteristik Pasar
Hasil penilaian terhadap karakteristik pasar yang dimiliki responden yang diteliti dapat
dilihat pada Tabel 12 berikut ini.
Tabel 12: Gambaran Karakteristik Pasar
Cakupan Karakteristik Indikator Empirik
Rata-rata Skor Penilaian
Potensi evergreen Usaha yang dijalankan mempunyai prospek jangka panjang yang baik
3,91 Prospektif
Usaha yang dijalankan tidak tergantung musim
4,06 Tidak tergantung
Rata-rata total skor 3,98 Besar potensi
Kecepatan ke pasar Produk yang dihasilkan dikenal dengan baik oleh konsumen
4,23 Dikenal
-
33
Cakupan Karakteristik Indikator Empirik
Rata-rata Skor Penilaian
Produk yang dihasilkan banyak permintaannya dan cenderung meningkat
3,57 Meningkat Pesat
Rata-rata total skor 3,90 Tinggi
Rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru
Tingkat kesulitan mendapatkan pelanggan baru
3,80 Mudah
Potensi back end dan up sell
Ada peluang menawarkan produk terkait dengan yang saat ini dipasarkan kepada konsumen
3,51 Peluang luas
Ada potensi meningkatkan penjualan atau pendapatan dengan menawarkan produk/ jasa terkait yang dibutuhkan konsumen
3,46 Besar potensi
Rata-rata total skor 3,48 Besar potensi
Biaya rendah dan kemudahan dalam menyediakan
Tingkat kesulitan menjalankan usaha yang saat ini ditekuni
3,43 Cukup
Addressability Menyediakan beragam saluran komunikasi sehingga mudah dihubungi
3,11 Cukup beragam
Potensi harga tinggi Ada peluang untuk memberikan penawaran harga yang lebih tinggi
3,09 Kadang-kadang
Posisi harga produk atau jasa yang ditawarkan terhadap harga yang diberikan pesaing
3,09 Cukup
Rata-rata total skor 3,09 Cukup
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan Tabel 12, dalam hal potensi evergreen, karakter yang paling menonjol
pada usaha yang ditekuni responden adalah bahwa usaha yang dijalankan tidak tergantung
musim. Misalnya pada usaha warung makan, meskipun saat musim liburan perkuliahan
mahasiswa UKSW namun usaha warung makan masih bisa tetap buka karena tidak semua
mahasiswa pulang ke kota asalnya. Contoh lain misalnya pada usaha kost-kostan, meskipun
pada masa liburan perkuliahan dan mahasiswa pulang ke kota asalnya, namun mahasiswa
-
34
tetap harus membayar uang kost. Terlihat juga bahwa karakter yang paling menonjol dalam
hal kecepatan ke pasar adalah bahwa produk atau jasa yang dihasilkan responden dikenal
dengan baik oleh konsumen. Hal in tentunya akan memberikan peluang untuk lebih banyak
konsumen yang akan membeli dan menggunakan produk atau jasa tersebut. Karakter yang
paling menonjol sehubungan dengan rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru yaitu tidak
sulit untuk mendapatkan pelanggan baru. Hal ini disebabkan karena produk atau jasa yang
dihasilkan telah dikenal dengan baik oleh konsumen.Hal ini tentu saja memudahkan
responden dalam mendapatkan pelanggan baru. Selain itu juga karena adanya pelayanan yang
baik kepada konsumen sehingga konsumen yang puas atas pelayanan yang ia terima akan
merekomendasikan kepuasannya tersebut kepada orang lain yang sebelumnya belum pernah
menggunakan produk atau jasa responden.
Sehubungan dengan potensi back end dan up sell, karakter yang paling menonjol yang
dimiliki responden adalah rata-rata responden menyatakan bahwa ada potensi yang besar
untuk meningkatkan penjualan atau pendapatan dengan menawarkan produk/ jasa terkait yang
dibutuhkan konsumen. Oleh karena itu, tidak salah bila responden sering menambah macam
produk-jasa terkait yang dilayankan yang sesuai keinginan konsumen. Dalam hal biaya
rendah dan kemudahan dalam menyediakan, diakui responden bahwa tingkat kesulitan dalam
menjalankan usaha yang saat ini ditekuni tergolong cukup. Ini berarti bahwa pilihan usaha
yang ditekuni tidak terlalu sulit namun juga tidak terlalu mudah untuk ditekuni. Dianggap
tidak terlalu mudah karena usaha yang ditekuni tersebut bukanlah tanpa ada pesaingnya
sehingga menuntut strategi bersaing yang tepat, sementara itu dapat dianggap tidak terlalu
sulit karena apapun usahanya bilamana pemilik usahanya mau menekuni usaha tersebut
dengan serius maka apapun masalah yang dihadapi akan ada solusinya.
Sehubungan dengan addressability, rata-rata responden menyediakan beberapa saluran
komunikasi bagi konsumen sehingga mudah dihubungi. Menurut responden bahwa saluran
komunikasi memiliki arti penting, tidak saja berguna bilamana konsumen mau melakukan
order namun juga berguna bilamana konsumen hendak meminta informasi, memberi
masukan, saran ataupun komplain. Sementara itu terkait dengan potensi harga tinggi, rata-rata
responden menyatakan bahwa kadang-kadang ada peluang untuk memberikan penawaran
harga yang lebih tinggi. Misalnya menurut salah satu responden yang menjalankan usaha
rental kendaraan adalah saat ada kegiatan wisuda di kampus UKSW dimana banyak
-
35
wisudawan yang membutuhkan kendaraan untuk sarana transportasi bagi keluarganya. Rata-
rata responden juga menyatakan bahwa posisi harga produk atau jasa yang ditawarkan cukup
bersaing dengan harga yang diberikan pesaing.
Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa
Karakteristik-karakteristik wirausaha yang dimiliki oleh seorang pemilik usaha jasa
dapat saja memiliki kesesuaian dengan karakteristik jasanya. Untuk mengetahui hal tersebut
maka dilakukan analisis chi square kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik
jasa seperti ditampilkan pada Tabel 13.
Tabel 13: Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 14.312a 4 .006
Sumber: Olahan SPSS, 2013
Berdasarkan Tabel 13 di atas diperoleh nilai Pearson Chi-Square 14,312 dengan nilai
signifikansi 0,006 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima yang berarti ada kesesuaian
antara karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa. Responden dengan karakteristik
wirausaha yang rendah (lemah) ternyata juga memiliki karakteristik jasa yang kurang
menuntut kualitas pelayanan tinggi sementara itu bagi responden dengan karakteristik
wirausaha yang tinggi (kuat) maka sesuai dengan karakteristik jasa yang menuntut kualitas
pelayanan yang tinggi (kuat). Kesesuaian diantara karakteristik wirausaha dengan
karakteristik jasa tampak dalam sejumlah perilaku, misalnya responden yang mempunyai
karakter wirausaha seperti selalu menjalankan tugas sebaik-baiknya maka ia akan selalu
memberikan pelayanan yang baik sehingga dalam diri konsumen timbul rasa ingin kembali
datang untuk membeli/ menggunakan jasanya tersebut. Dengan menjalankan tugas sebaik-
baiknya maka hal tersebut memperlihatkan bahwa responden memiliki salah satu karakter
wirausaha yang kuat yakni berorientasikan tugas dan hasil, hal ini yang memacu responden
untuk melayani semua konsumennya dengan baik agar mereka memperoleh kepuasan. Jika
-
36
konsumen puas tentunya konsumen akan mau kembali datang untuk membeli dan atau
menggunakan jasa responden.
Bentuk kesesuaian diantara karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa juga
tampak dalam contoh lain misalnya responden yang mempunyai karakter wirausaha seperti
sangat ingin untuk menjadi pemenang dengan cara yang baik maka ia akan menyediakan
beragam paket pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Keinginan untuk menjadi
pemenang merupakan ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha yang kuat yakni
keberanian mengambil resiko. Karakter seperti ini perlu dimiliki oleh pemilik usaha, sehingga
dengan keberaniannya dalam mengambil resiko maka ia berusaha memenuhi segala
kebutuhan konsumen dengan cara menyediakan beragam paket pelayanan yang saling
berkaitan.
Karakter wirausaha yang berani menantang resiko tidak hanya dimiliki oleh orang
muda, karena ternyata dari hasil penelitian ini tampak bahwa ada juga responden yang
usianya sudah separuh bay