lily susanty 212007009 · 2015. 1. 16. · Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja...

76
KESESUAIAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA DENGAN KARAKTERISTIK JASA DAN KARAKTERISTIK PASARNYA DI KALANGAN USAHA KECIL DI SEKITAR UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Oleh : LILY SUSANTY NIM : 212007009 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Tugas Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Transcript of lily susanty 212007009 · 2015. 1. 16. · Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja...

  • KESESUAIAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA DENGAN

    KARAKTERISTIK JASA DAN KARAKTERISTIK PASARNYA DI

    KALANGAN USAHA KECIL DI SEKITAR UNIVERSITAS

    KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

    Oleh :

    LILY SUSANTY

    NIM : 212007009

    KERTAS KERJA

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Guna Memenuhi Tugas Sebagian dari

    Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Ekonomi

    FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

    PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2014

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh

    mereka yang bersemangat mengejarnya

    ~ Abraham Lincoln ~

    Jika anda memiliki keberanian untuk memulai, anda juga memiliki keberanian untuk sukses

    ~ David Viscoot ~

    Jalan terbaik untuk bebas dari masalah adalah dengan memecahkannya

    ~ Alan Saporta ~

    Kertas kerja ini saya persembahkan untuk orang – orang yang saya cintai,

    yang selalu memberi cinta kasih, doa, dukungan dalam suka dan duka

    dan teman-teman yang telah memberikan semangat.

  • v

    ABSTRAK

    Banyak usaha jasa di sekitar Universitas Kristen Satya Wacana seperti misalnya jasa

    kos, jasa fotocopy, jasa warung makan, jasa laundry, jasa rental mobil dan motor yang

    melayani mahasiswa. Minat beli (selera), daya beli, perilaku pembelian dan gaya hidup

    kelompok konsumen pengguna jasa berbeda-beda sehingga menuntut pemilik usaha untuk

    menyesuaikan karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kesesuaian karakteristik wirausaha dengan

    karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar Universitas

    Kristen Satya Wacana Salatiga. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 pengusaha jasa yang

    dipilih dengan menggunakan teknik convinience sampling. Teknik analisis yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah uji chi square, untuk melihat apakah ada kesesuaian antara

    karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kesesuaian antara karakteristik wirausaha

    dengan karakteristik jasa, kesesuaian antara karakteristik wirausaha dengan karakteristik pasar

    dan kesesuaian antara karakteristik jasa dengan karakteristik pasar. Kesesuaian antara

    karakteristik wirausaha dengan karakteristik pasar dan karakteristik jasa dapat dikatakan

    bahwa pada wirausaha yang dapat menyesuaikan karakteristik individunya dengan

    karakteristik pasar dan jasa akan mampu bertahan dan bahkan berkembang. Hal ini

    disebabkan karena wirausaha yang memiliki karakteristik individu yang kuat akan mampu

    memahami karakteristik pasar dengan baik dan selanjutnya pemahaman akan karakteristik

    pasar akan mendorong wirausaha untuk memiliki karakteristik jasa yang baik sehingga

    mampu memenuhi harapan pengguna jasa.

    Kata kunci : Karakteristik Wirausaha, Karakteristik Jasa, Karakteristik Pasar

  • vi

    ABSTRACT

    Many businesses services of Satya Wacana Christian University such as boarding

    house services, copy services, food stalls, laundry service, car rental and motor services that

    serve to college students. Interest in buying (taste), purchasing power, purchasing behavior

    and lifestyle consumer service users group vary so demanding business owners’

    entrepreneurial characteristics to adjust to the characteristics of the service and its market

    characteristics.

    This research aims to analyze the suitability of entrepreneurial characteristics the

    characteristics of the service and its market characteristics among small businesses in the

    vicinity of Satya Wacana Christian University Salatiga. The sample in this study was 35

    entrepreneurs selected services with the use of sampling techniques for convenience.

    Analytical techniques used in this research is the chi square test, to see if there is a

    conformity between entrepreneurial characteristics the characteristics of the service and its

    market characteristics.

    The results showed that there is conformity between entrepreneurial characteristics

    and the characteristics of the services, conformity between entrepreneurial characteristics the

    characteristics of the market and the conformity between the characteristics of the services to

    the characteristics of the market. Conformity between the entrepreneurial characteristics the

    characteristics of the market and the characteristics of the service can be said that the

    entrepreneur can adapt to the characteristics of individual market characteristics and

    services will be able to survive and even thrive. This is because the entrepreneurial individual

    characteristics that have the strong will be able to understand the characteristics of the

    market and further an understanding of the characteristics of the market will encourage

    entrepreneurs to have the characteristics of a good service so that it is able to meet the

    expectations of users of the service.

    Key words: Entrepreneurial Characteristics, Characteristics of Services, Market

    Characteristics

  • vii

  • viii

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Pertama, saya panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME atas karunia dan kasih setia-

    Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini dengan baik. Penulis menyadari

    bahwa tugas akhir ini tidak terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dalam

    kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Bapak Hari Sunarto,SE.MBA.PhD. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

    2. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, PhD selaku prodgi manajemen. Terima kasih atas

    bantuan selama menuntut ilmu di FEB.

    3. Ibu Rita Widayanti, SE, MM, Cik Lely Kristinawati Budhiyanto, SE dan Bapak Neil

    Semuel Rupidara, SE, MSc selaku wali studi dan wali studi pengganti. Terimakasih atas

    masukan dan bimbingannya selama penulis berkuliah.

    4. Ibu Sri Sulandjri, SE, MSIE sebagai dosen pembimbing, terima kasih banyak untuk

    waktu dan pemikirannya selama membimbing penulis hinggga selesai.

    5. Untuk Mbk Tin selaku Sekertaris Progdi Manajemen terima kasih sudah membantu dan

    mau direpotin selama penulis berkuliah.

    6. Dosen-dosen FEB yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bekal

    ilmu dan pengetahuan selama kuliah di FEB.

    7. Seluruh staf FEB dan Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memfasilitasi penulis

    selama masa kuliah.

    8. Tercinta Papa, Mama, Koko, Oky yang selalu memberi cinta, kasih, semangat,

    penghiburan dan dukungan kepada penulis.

    9. Sayangku Jose yang selalu ada dalam suka dan duka love you so much. Dan keluarganya

    Pai, Mae, Kak Dhany, Kak Vira, Rachel, Arzel, Vhyo, Imel untuk cinta, semangat dan

    dukungannya.

    10. Untuk penjagaku Boomer, Nikon, Ciki, Ninja, Embot dan dong yi yang selalu menjaga

    dan menemani penulis begadang. Terima kasih untuk kesetiaannya.

    11. Untuk Yantri, Vhya terima kasih untuk semangat dan dukungannya.

    12. Teman-teman 2007 seperjuangan January, Amel, Iik, Intan, Rina, Imelda, Rieska, Andre,

    Delima, Magda, Mima, Rani,Winda, Dian, Sindy, Meny, Agus, Diana, Galuh, Dewi,

  • ix

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL …………………………………………………………...............

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KERTAS KERJA …………………..................

    HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………................

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................................

    ABSTRAK ........................................................................................................................

    ABSTRACT …………………………………………………............................................

    KATA PENGANTAR ......................................................................................................

    UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................................

    DAFTAR ISI ………………………………………………………………….................

    DAFTAR TABEL …………………………………………………………….................

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................

    PENDAHULUAN ............................................................................................................

    Latar Belakang Penelitian …………………………………………………………..

    Masalah dan Persoalan Penelitian ………………………………………………….

    Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………………………………..

    TELAAH TEORITIS ........................................................................................................

    Karakteristik Wirausaha ……………………………………………………………

    Karakteristik Jasa …………………………………………………………………...

    Karakteristik Pasar ………………………………………………………………….

    Pengembangan Hipotesis Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan

    Karakteristik Jasa dan Karakteristik Pasar …………………………………………

    Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa ...............................

    Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Pasar .............................

    Kesesuaian Karakteristik Jasa dengan Karakteristik Pasar .......................................

    METODE PENELITIAN ……………………………………………………………….

    HASIL PENELITIAN …………………………………………………………………..

    Gambaran Responden …………………………………………………....................

    Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………………………...

    Gambaran Karakteristik Wirausaha ………………………………………………...

    Gambaran Karakteristik Jasa ……………………………………………………….

    i

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    vii

    viii

    x

    xii

    xiii

    1

    1

    3

    4

    4

    4

    8

    11

    16

    16

    17

    19

    20

    23

    23

    25

    28

    30

  • xi

    Gambaran Karakteristik Pasar ……………………………………………………...

    Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa ...............................

    Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Pasar .............................

    Kesesuaian Karakteristik Jasa dengan Karakteristik Pasar .......................................

    PENUTUP ………………………………………………………………………………

    Kesimpulan ……………………………………………………………....................

    Saran ………………………………………………………………………………..

    Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Penelitian Mendatang …………………

    DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………...

    32

    35

    36

    38

    40

    40

    40

    41

    42

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.

    Tabel 2.

    Tabel 3.

    Tabel 4.

    Tabel 5.

    Tabel 6.

    Tabel 7.

    Tabel 8.

    Tabel 9.

    Tabel 10.

    Tabel 11.

    Tabel 12.

    Tabel 13.

    Tabel 14.

    Tabel 15.

    Pengukuran Konsep ……………………………………………………...

    Contoh Klasifikasi Penilaian Rata-rata Skor ….........................................

    Crosstabulation Jenis Usaha dan Jenis Kelamin .......................................

    Crosstabulation Jenis Usaha dan Pendidikan Terakhir …….....................

    Crosstabulation Umur Usaha dan Usia .....................................................

    Uji Validitas Variabel Karakteristik Wirausaha …………………………

    Uji Validitas Variabel Karakteristik Jasa ………………………………...

    Uji Validitas Variabel Karakteristik Pasar ……………………………….

    Uji Reliabilitas ...........................................................................................

    Gambaran Karakteristik Wirausaha ……………………………………...

    Gambaran Karakteristik Jasa …………………………………….............

    Gambaran Karakteristik Pasar ……………………………………...........

    Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa ...............

    Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Pasar .............

    Kesesuaian Karakteristik Jasa dengan Karakteristik Pasar ........................

    13

    22

    23

    24

    25

    26

    26

    27

    28

    28

    31

    32

    35

    37

    38

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1.

    .

    Empat karakteristik jasa.............................................................................. 10

  • PENDAHULUAN

    Latar Belakang Penelitian

    Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari

    kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Namun hingga saat ini

    masih banyak penduduk Indonesia yang belum memiliki pendidikan yang cukup sehingga

    perlu adanya dorongan baik dari dalam diri sendiri maupun pihak terkait agar tingkat

    pendidikan penduduk Indonesia menjadi lebih baik.

    Dorongan untuk memiliki bekal pendidikan yang cukup memang diperlukan

    mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah sangat pesat. Hal ini

    menuntut manusia didalamnya untuk selalu menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan

    dan teknologi agar tidak tertinggal. Salah satu bentuk penyesuaiannya adalah dengan belajar

    kembali, belajar terus, belajar tanpa henti atau dengan kata lain belajar sepanjang hayat.

    Pengetahuan perlu ditambah, diperbaharui, disesuaikan dengan kemajuan pengetahuan dan

    teknologi. Perguruan tinggi memberikan peluang bagi peserta didik untuk bisa

    mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan yang lebih baik juga dapat

    dicapai melalui perguruan tinggi (Rini, 2012).

    Melihat peranan perguruan tinggi bagi perkembangan pengetahuan dan teknologi

    maka semakin banyak bermunculan universitas di berbagai kota. Keberadaan sebuah

    universitas ternyata tidak saja membawa dampak positif bagi mahasiswa/i, tetapi juga bagi

    masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar area Universitas. Hal ini seperti yang ditemukan

    oleh Pratiwi (2010) yang melakukan penelitian terhadap usaha jasa mikro-kecil di sekitar

    kampus Universitas Diponegoro (Undip) Pleburan. Dalam penelitiannya tersebut disebutkan

    bahwa banyaknya mahasiswa yang kuliah di kampus Undip Pleburan merupakan pasar yang

    sangat potensial untuk dijadikan lahan bisnis. Hal inilah yang menyebabkan fenomena

    menjamurnya usaha jasa yang didirikan di sekitar kampus Undip Pleburan. Lebih lanjut

    Pratiwi (2010) menemukan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kesuksesan usaha

    jasa yang dijalankan oleh pemilik usaha di sekitar kampus Universitas Diponegoro (Undip)

    Pleburan diantaranya adalah faktor kedekatan dengan infrastruktur, lingkungan bisnis dan

    biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh lokasi yang strategis.

    Dampak positif dari keberadaan sebuah universitas bagi kelangsungan usaha kecil

    yang berada di sekitar universitas tersebut berada juga diperlihatkan dari hasil penelitian yang

  • 2

    dilakukan oleh Wijaya (2012) yang melakukan kajian tentang dampak keberadaan Universitas

    HKBP Nommensen (UHN) Pematangsiantar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

    keberadaan Kampus UHN berdampak positif pada peningkatan pendapatan usaha di

    sekitarnya, hal ini ditunjukkan oleh lebih tingginya tingkat pendapatan usaha kecil pada saat

    masa aktif perkuliahan dibandingkan saat masa libur semester. Adapun usaha kecil pada

    lokasi penelitian didominasi oleh usaha jasa fotocopy.

    Kedua temuan penelitian sebelumnya di atas memperlihatkan dampak keberadaan

    sebuah universitas bagi masyarakat di sekitarnya terutama para pemilik usaha kecil. Tidak

    saja di Semarang maupun di Pematangsiantar, di kota Salatiga juga terdapat sebuah

    universitas swasta yaitu Universitas Kristen Satya Wacana yang keberadaannya juga

    memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar. Sebagaimana diketahui bahwa Universitas

    Kristen Satya Wacana berada pada peringkat ke 88 di Indonesia (Ranking Web Of

    Universities, 2014). Berdasarkan data dari BARA Universitas Kristen Satya Wacana bahwa

    saat ini jumlah mahasiswa/i mencapai 11.200 orang dari 14 fakultas. Dengan jumlah

    mahasiswa/i sebanyak itu dan sebagian besar merupakan pendatang dari luar kota Salatiga,

    hal ini menunjukan adanya potensi/peluang besar yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat

    Salatiga terutama yang berada di sekitar kampus seperti yang terjadi pada Universitas

    Diponegoro (Undip) Pleburan dan Universitas HKBP Nommensen (UHN) Pematangsiantar.

    Potensi yang dimaksud adalah pemenuhan kebutuhan para mahasiswa/i seperti

    kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Mahasiswa/i Universitas Kristen Satya Wacana yang

    umumnya adalah para perantau tentu perlu memenuhi berbagai kebutuhan mereka tersebut.

    Inilah yang menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha kecil di sekitar

    Universitas Kristen Satya Wacana. Adanya berbagai peluang untuk memenuhi kebutuhan para

    mahasiswa/i mengakibatkan banyak bermunculan usaha jasa skala kecil di sekitar Universitas

    Kristen Satya Wacana seperti misalnya jasa kos, jasa fotocopy, jasa warung makan, jasa

    laundry, jasa rental mobil dan motor.

    Pada umumnya para pengusaha yang membuka usaha jasa ini adalah pengusaha

    masyarakat lokal yang memanfaatkan tanah dan bangunan milik mereka untuk dipakai

    sendiri, ataupun pengusaha pendatang yang menyewa tempat usaha miliki masyarakat lokal.

    Kondisi tersebut yang selanjutnya menimbulkan persaingan bisnis yang ketat diantara para

    pelaku usaha. Menurut Hadiyanto (2011) bahwa persaingan yang terjadi bisa dalam hal image

  • 3

    perusahaan, pelayanan kepada pelanggan, efisiensi proses bisnis, peningkatan kualitas sumber

    daya manusia serta inovasi pengembangan bisnis.

    Menghadapi persaingan bisnis yang ketat tersebut maka para pelaku usaha harus bisa

    memenuhi apa yang dibutuhkan para mahasiswa/i tersebut. Dari sekian banyaknya

    mahasiswa/i tentu memiliki minat beli (selera), daya beli, perilaku pembelian dan gaya hidup

    yang berbeda-beda sehingga memberikan peluang kepada para pengusaha lokal maupun

    pengusaha pendatang untuk mendirikan usaha dengan menyesuaikan kebutuhan konsumen.

    Sebagai contoh misalnya mahasiswa/i yang berasal dari keluarga mampu tentu memiliki

    standar hidup yang berbeda dengan mahasiswa/i yang berasal dari keluarga yang kurang

    mampu. Pada umumnya mereka yang berasal dari keluarga mampu akan memilih warung

    makan yang bersih, nyaman, dan berkualitas seperti restoran bagus dan tempat kos yang

    memiliki fasilitas lengkap, bersih dan luas. Sedangkan mahasiswa/i dari keluarga kurang

    mampu tidak akan terlalu mementingkan hal itu, asalkan bisa makan dan tidur sudah cukup.

    Berangkat dari hal tersebut maka tentunya para pengusaha harus bisa menyesuaikan

    karakteristik wirauasaha yang ada dalam dirinya dengan karakteristik pasarnya serta

    karakteristik jasa yang diperlukan untuk dapat melayani pengguna jasanya. Untuk itu penulis

    tertarik untuk melakukan kajian tentang “Kesesuaian karakteristik wirausaha dengan

    karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar Universitas

    Kristen Satya Wacana Salatiga“.

    Masalah dan Persoalan Penelitian

    Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas adalah sebagai

    berikut: “Kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa dan karakteristik

    pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga“.

    Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka pada penelitian ini dapat

    dikembangkan persoalan penelitian sebagai berikut:

    1. Apakah ada kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa yang dijual?

    2. Apakah ada kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik pasar yang

    dimasukinya?

    3. Apakah ada kesesuaian karakteristik jasa dengan karakteristik pasarnya?

  • 4

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Berdasarkan masalah dan persoalan penelitian yang dirumuskan, maka tujuan yang

    ingin dicapai penelitian ini adalah untuk menganalisa kesesuaian karakteristik wirausaha

    dengan karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar

    Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah secara teoritis diharapkan menjadi

    sumbangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kewirausahaan. Selain itu, dalam

    manfaat praktisnya diharapkan menjadi masukan bagi pembaca untuk menambah

    pengetahuan mengenai “Kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa dan

    karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga“, serta dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

    TELAAH TEORITIS

    Karakteristik Wirausaha

    Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan “Entrepreneurship” yang secara harfiah

    diterjemahkan sebagai perantara. Wirausaha sendiri berasal dari kata “entrepreneur” berasal

    dari bahasa Perancis yang dalam bahasa Inggris berarti “go between” yang artinya antara

    (Hendro, 2011). Wirausaha dalam bahasa sansekerta terdiri dari kata wira dan usaha, wira

    artinya manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar

    kemajuan, dan memiliki keagungan watak.

    Menurut Steinhoff dan Burgess (dalam Suryana, 2006) wirausaha adalah orang yang

    mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan

    peluang berusaha. Sedangkan menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2006), kewirausahaan

    adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan

    menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan/usaha.

    Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah

    orang yang berani mengambil resiko dalam segala kesulitan dan menciptakan inovasi bagi

    perusahaannya dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

    Menurut Suryana (2006) bahwa terdapat enam karakteristik wirausaha diantaranya

    adalah:

  • 5

    1) Percaya diri

    Kepercayaan diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang

    dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Wijandi, dalam suryana, 2006). Dalam

    kehidupan nyata, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk

    memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh

    sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan

    ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki

    keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer dalam

    suryana, 2006). Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri.

    Oleh sebab itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri

    (Wirasasmita, dalam suryana, 2006).

    2) Berorientasikan tugas dan hasil

    Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu

    mengutamakan nilai-nilai berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat,

    energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif. Berinisiatif artinya selalu

    ingin mencari dan memulai sesuatu. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang

    kuat. Sekali sukses dan berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga

    usahanya semakin maju dan berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya

    diperoleh apabila terdapat inisiatif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh melalui

    pelatihan dan pengalaman selama bertahun-tahun, dan pengembanganya dengan cara

    disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, dan semangat berprestasi (Suryana, 2006).

    3) Keberanian mengambil risiko

    Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai

    utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan susah

    memulai atau inisiatif. Menurut Bajaro (dalam Suryana, 2006), seorang wirausaha

    yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin menjadi pemenang dan

    memenangkan dengan cara yang baik. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai

    usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan dari

    pada usaha yang kurang menantang. Maka dari itu, seorang wirausaha berani untuk

    mengambil risiko yang menjadi nilai usaha kewirausahaan adalah pengambilan risiko

    yang penuh dengan perhitungan dan realistis (Suryana, 2006).

  • 6

    4) Kepemimpinan

    Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,

    kepeloporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil beda, menjadi yang pertama, dan

    lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu

    menampilakan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu,

    dan segera ada di pasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda

    sehingga menjadi pelopor dalam proses produksi maupun pemasaran (Suryana, 2006).

    5) Berorientasi ke masa depan

    Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif

    dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa depan,

    maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah kemampuan

    untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini.

    Meskipun terdapat risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang

    dan tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan

    membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada saat ini.

    Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang (Suryana,

    2006).

    6) Keorisinilan: kreativitas dan inovasi

    Nilai inovatif, kreatif dan fleksibility merupakan unsur-unsur keorisinilan

    seseorang. Levit (dalam Suryana, 2006) mengemukan definisi kreativitas dan inovasi

    lebih mengarah pada konsep berpikir dan bertindak yang baru. Kreativitas adalah

    kemampuan menciptakan gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat

    permasalahan dan peluang yang ada. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk

    mengaplikasikan solusi yang kreatif dalam permasalahan dan peluang yang ada untuk

    lebih memakmurkan kehidupan masyarakat. Jadi, kreativitas adalah kemampuan

    menciptakan gagasan baru sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru.

    Oleh karena itu, menurut Levit (dalam Suryana, 2006) kewirausahaan adalah berpikir

    dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara yang

    baru (Suryana, 2006).

  • 7

    Scarborough dan Zimmerer (dalam Suryana, 2006) mengemukakan delapan

    karakteristik kewirausahaan, yang meliputi:

    1) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggungjawab atas usaha-usaha

    yang dilakukannya. Seorang yang memiliki rasa dan tanggungjawab akan selalu

    mawas diri.

    2) Preference for moderate risk, yaitu lebih memiliki resiko yang moderat, artinya ia

    selalu menghindari resiko, dan yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi.

    3) Confidence in their ability to succes, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk

    berhasil.

    4) Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik dengan segera

    5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk

    mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

    6) Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan perspektif, dan berwawasan

    jauh ke depan.

    7) Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber

    daya untuk menciptakan nilai tambah.

    8) Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.

    Sementara itu, menurut Bygrave (1994) bahwa terdapat sepuluh karakteristik

    wirausaha yang disebutnya dengan 10D yaitu:

    1) Dream; seorang wirausahawan memiliki visi keinginan ke depan atas pribadi dan

    bisnisnya serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan impiannya.

    2) Decisiveness; seorang wirausahawan dalam bekerja tidak lambat, di mana mereka

    membuat keputusan secara cepat dan tepat dengan penuh perhitungan.

    3) Doers; seorang wirausahawan dalam membuat keputusan akan langsung

    menindaklanjuti. Dimana mereka tidak menunda-nunda kesempatan yang baik dalam

    bisnisnya, termasuk melaksanakan kegiatannya secara cepat.

  • 8

    4) Determination; seorang wirausahawan di dalam melaksanakan kegiatannya penuh

    dengan perhatian, rasa tanggung jawab yang tinggi dan tidak mau menyerah, walau

    dihadapkan pada halangan maupun rintangan.

    5) Dedication; seorang wirausahawan dedikasinya sangatlah tinggi dengan bisnisnya

    kadangkala mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara.

    6) Devotion; seorang wirausahawan mencintai pekerjaannya dan produk yang

    dihasilkan, sehingga mendorong keberhasilan dalam menjual produknya secara

    efektif.

    7) Details; seorang wirausahawan sangat memperhatikan factor-faktor kritis secara

    rinci.

    8) Destiny; seorang wirausahawan bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang

    hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung

    kepada orang lain.

    9) Dollars; seorang wirausahawan tidak mengutamakan mencapai kekayaan, dimana

    mereka berasumsi jika berhasil dalam bisnis maka ia pantas mendapat laba, bonus

    atau hadiah.

    10) Distribute; seorang wirausahawan bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya

    kepada orang-orang kepercayaannya tersebut yaitu mereka yang kritis dan mau

    diajak untuk mencapai sukses dalam berbisnis.

    Karakteristik Jasa

    Menurut Kotler dan Armstrong (2008) jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari

    aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual yang pada dasarnya tak

    berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu. Sementara itu menurut

    Rangkuti (2006), jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak terlihat mata dari

    satu pihak kepada pihak lain. Jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana

    interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.

    Perusahaan harus mempertimbangkan empat karakteristik jasa tertentu ketika

    merancang program pemasaran antara lain (Kotler dan Armstrong, 2008):

  • 9

    1) Jasa tak berwujud (service intangibility)

    Jasa tidak bisa dilihat, dicicipi, dirasakan, didengarkan atau dibaui sebelum

    dibeli. Untuk mengurai ketidakpastian, pembeli mencari tanda dari kualitas jasa.

    konsumen mengambil kesimpulan mengenai kualitas dari tempat, orang, harga,

    peralatan, dan konsumsi yang dapat mereka lihat. Karena itu, tugas penyedia jasa

    adalah membuat jasa dapat berwujud dalam satu atau beberapa cara dan mengirimkan

    sinyal kualitas yang bener.

    2) Jasa tak terpisahkan (service inseparability)

    Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, tanpa memperdulikan apakah

    penyedia tadi adalah orang atau mesin. Jika karyawan jasa menyediakan jasa, maka

    karyawan itu merupakan bagian dari jasa. Karena pelanggan juga hadir pada saat jasa

    itu diproduksi, interaksi penyedia jasa maupun pelanggan akan mempengaruhi hasil

    jasa.

    3) Variabilitas jasa (Service variability)

    Kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa, waktu, tempat, dan

    bagaimana cara mereka disediakan.

    4) Jasa mudah musnah (Service perishability)

    Jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan beberapa saat kemudian.

    Tidak tahan lamanya jasa bukanlah masalah apabila permintaan selalu ada. Tapi ketika

    permintaan berfluktuasi, perusahan jasa sering kali mengalami masalah sulit. Oleh

    karena itu perusahaan jasa sering merancang strategi agar lebih baik lagi

    menyesuaikan permintaan dan penawaran.

  • 10

    Gambar 1: Empat Karakteristik Jasa

    Sumber: Kotler and Armstrong (2008)

    Sama halnya dengan Kotler dan Armstrong, menurut Tjiptono (2001) bahwa jasa

    memiliki karakteristik-karakteristik yang membedakan dengan barang yaitu:

    1) Intangibility (tidak berwujud)

    Intangibility artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, atau didengar sebelum

    membeli atau dikonsumsi. Konsep intangibility memiliki dua pengertian yaitu: (a)

    sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa, (b) sesuatu yang tidak dapat

    dengan mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami secara rohaniah.

    2) Inseparibility (tidak terpisahkan)

    Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang

    fisik yag diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan melewati berbagai

    penjual, dan kemudian baru dikonsumsi. Jika seseorang memberikan pelayanan, maka

    penyedianya merupakan bagian dari jasa tersebut.

    3) Variability (bervariasi)

    Tidak berwujudan

    Jasa tidak dapat dilihat, dirasa,

    diraba, didengar, atau dibaui

    sebelum dibeli

    Bervariasi

    Kualitas jasa tergantung pada

    siapa yang menyediakannya dan

    kapan, dimana serta bagaimana

    Mudah Musnah

    Jasa tidak dapat disimpan

    untuk penjualan atau

    pemakaian yang akan datang

    Jasa/ Pelayanan

    Tidak terpisahan

    Jasa tidak dapat dipisahkan

    dari penyedianya

  • 11

    Jasa bersifat sangat variable karena merupakan non standardized output, artinya

    banyak variasi bentuk, kualitas, jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa

    tersebut dihasilkan. Dalam hal ini pengertian jasa dapat melakukan tiga tahapan dalam

    pengendalian kualitasnya yaitu: (a) melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan

    personil yang baik, (b) melakukan standarisasi proses pelaksana jasa (service

    performance process), (c) memantau kepuasan pelanggan melalui system saran dan

    keluhan, survey pelanggan dan melakukan perbandingan.

    4) Perishability (mudah lenyap)

    Perishability artinya jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat

    disimpan. Dalam kasus tertentu, jasa bisa disimpan, yaitu dalam bentuk pemesanan,

    peningkatan permintaan akan suatu jasa pada saat permintaan sepi dan penundaan

    penyampaian jasa (misalnya asuransi).

    Karakteristik Pasar

    Organisasi yang berorientasi pasar perlu memahami karakteristik pasar karena itu

    merupakan hal yang sangat fundamental. Oleh karena itu, maka pola pikir yang dibangun

    organisasi juga harus mengikuti karakter pasar. Pada tataran ini akan timbul suatu perbedaaan

    letak tempat tinggal, pola pikir, gaya dan karakter yang lain. Kemampuan untuk mampu

    membaca keinginan pasar dan mampu memenuhinya, akan menjadi pemenang dalam

    persaingan bisnis serta guna meraih posisi pasar yang baik (Setyobudi, 2011).

    Sementara itu menurut Arief (2000) bahwa mengetahui karakteristik pasar merupakan

    salah satu bagian dari proses analisis peluang pasar. Dengan memahami karakteristik pasar

    maka organisasi dapat dengan jelas memetakan segmen pasar yang akan dipilih sebagai

    sasaran (targeting) untuk ditindaklanjuti dalam positioning dan pengelolaan pasarnya. Kasali

    (2007) menyatakan bahwa dengan memahami karakteristik pasar maka minimal ada lima

    keuntungan yang dapat diraih yaitu: (1) kemampuan mendesain produk-produk yang lebih

    responsif terhadap kebutuhan pasar, (2) mampu menganalisis pasar sasaran, (3) menemukan

    peluang (niche), (4) menguasai posisi yang superior dan kompetitif, (5) menentukan strategi

    komunikasi yang efektif dan efisien.

    Menurut Wijaya (2013) pasar yang baik yang harus dimiliki oleh organisasi atau

    pemilik usaha setidaknya harus memiliki 11 karakteristik :

  • 12

    1. Ukuran. Semakin besar ukuran pasar, semakin baik.

    2. Urgensi. Semakin mendesak orang membutuhkan produk di pasar itu, semakin baik.

    Misalnya, batu hias tidak memiliki urgensi, tetapi obat memiliki urgensi.

    3. Kecepatan ke pasar. Semakin cepat memperoleh ide awal untuk mulai melakukan

    penjualan, semakin baik.

    4. Potensi harga tinggi. Semakin tinggi harga yang dapat dikenakan perproduk, semakin

    baik.

    5. Rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru. Semakin mudah dan murah untuk

    mendapatkan pelanggan baru, semakin baik.

    6. Biaya rendah dan kemudahan dalam menyediakan. Lebih murah dan mudah untuk

    memberikan produk, semakin baik.

    7. Keunikan. Semakin unik produk yang ditawarkan (atau bagaimana menyampaikannya,

    atau bagaimana produk tersebut dikemas), semakin baik.

    8. Rendah investasi awal. Semakin sedikit sumber daya yang dibutuhkan untuk menguji

    pasar, membangun bisnis dan memulai bisnis, semakin baik.

    9. Potensi back end dan up sell. Semakin banyak produk terkait lainnya yang dapat dijual

    kepada konsumen yang ada, semakin baik.

    10. Potensi evergreen. Semakin mudah untuk terus menjual dan menjual sekali dalam

    bisnis, semakin baik.

    11. Addressability. Semakin mudah untuk mencapai dan berkomunikasi dengan pasar,

    semakin baik.

    Dari kesebelas karakteristik pasar di atas, selanjutnya untuk konteks usaha kecil yang

    menjadi fokus dalam penelitian ini maka ada empat karakteristik pasar yang tidak

    dipertimbangkan yaitu: ukuran, urgensi, keunikan dan rendahnya investasi awal.

    Karakteristik ukuran tidak dipertimbangkan karena usaha kecil dianggap tidak atau kurang

    mampu untuk menggunakan ukuran pasar sebagai kekuatan pasarnya mengingat umumnya

    pemilik usaha kecil terbatas dalam finansial dan sumber daya manusia seperti yang

    dikemukakan Tambunan (2002). Sementara itu karakteristik urgensi, keunikan dan rendahnya

    investasi awal tidak dipertimbangkan karena ketiga karakteristik ini tidak saja ada atau

    diperlukan pada usaha skala kecil saja, tetapi juga pada usaha skala menengah hingga skala

    besar. Dengan demikian, karakteristik pasar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

    kecepatan ke pasar, potensi harga tinggi, rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru, biaya

  • 13

    rendah dan kemudahan dalam menyediakan, potensi back end dan up sell, potensi evergreen

    dan addressability.

    Berdasarkan uraian tentang karakteristik wirausaha, karakteristik jasa dan karakteristik

    pasar di atas, maka dapat disusun pengukuran konsep seperti tampak pada Tabel 1. berikut ini.

    Table 1: Pengukuran Konsep

    Konsep dan Definisi Operasional

    Cakupan Karakteristik

    Indikator Empirik

    Karakteristik wirausaha: ciri khas yang melekat atau tampak dari seseorang wirausaha dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk perbaikan kehidupan/ usaha (Suryana, 2006)

    Percaya diri 1. Adanya keyakinan akan kemampuan diri untuk berhasil

    2. Optimis dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi

    3. Tidak mudah bergantung pada orang lain

    4. Tidak menyerap pendapat atau opini orang lain dengan pertimbangan secara terlebih dahulu

    Berorientasikan tugas dan hasil

    1. Menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya

    2. Bekerja keras

    3. Keinginan untuk mencari dan memulai sesuatu hal yang baru

    4. Memiliki kekuatan dorongan untuk berhasil dalam setiap usaha

    Keberanian mengambil resiko

    1. Menyukai usaha yang menantang

    2. Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan

    3. Memikili keinginan untuk menjadi pemenang dengan cara yang baik

    4. Keberanian berspekulasi untuk meraih kesuksesan dalam bisnis

    Kepemimpinan 1. Mempunyai kemampuan memimpin dengan baik

    2. Ingin selalu tampil beda dibanding orang lain

    3. Ingin selalu menonjol diantara orang disekitarnya

    4. Mudah bergaul dengan orang lain terutama

  • 14

    Konsep dan Definisi Operasional

    Cakupan Karakteristik

    Indikator Empirik

    yang baru kenal

    Berorientasi ke masa depan

    1. Memiliki visi yang jelas untuk masa depan usahanya

    2. Memiliki tujuan yang jelas dalam berusaha

    3. Membuat perencanaan yang matang agar jelas pelaksanaannya

    4. Tidak cepat puas dengan keberhasilan yang telah dicapai

    Keorisinilan (kreativitas dan inovasi)

    1. Memiliki kemampuan menciptakan gagasan baru

    2. Memiliki kemampuan melakukan sesuatu yang berbeda dari lainnya

    3. Memiliki cara berpikir yang maju

    4. Tidak menjiplak ide/ karya orang lain

    Karakteristik jasa: ciri khas yang melekat atau yang ditawarkan dari satu pihak kepada pihak lain, umumnya tidak terlihat dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu (Kotler dan Armstrong, 2008)

    Jasa tak berwujud (service intangibility)

    1. Memberikan pelayanan yang baik sehingga konsumen membawa pulang perasaan puas atas pelayanan yang diterimanya

    2. Memberikan pelayanan yang baik sehingga dalam diri konsumen timbul rasa ingin kembali datang untuk membeli/menggunakan jasa tersebut

    Jasa tak terpisahkan (service inseparability)

    1. Proses pelayanan dan konsumsi jasa dilakukan pada saat yang sama

    2. Penentuan spesifikasi layanan dan proses pelayanan dilakukan bersama oleh konsumen dan pemilik usaha

    Variabilitas jasa (service variability),

    1. Sering menambah macam produk-jasa yang dilayankan yang sesuai keinginan konsumen.

    2. Menyediakan beragam paket pelayanan sesuai kebutuhan konsumen

    Jasa dapat musnah (service perishability).

    1. Melayani konsumen dengan baik agar jasa yang ditawarkan selalu ada pembelinya

    2. Melayani keluhan konsumen dengan baik agar konsumen mau kembali menggunakan jasa yang ditawarkan

  • 15

    Konsep dan Definisi Operasional

    Cakupan Karakteristik

    Indikator Empirik

    Karakteristik pasar: ciri khas yang melekat atau tampak dari sebuah pasar dan menjadi bagian dari proses analisis peluang pasar (Agus Wijaya, 2013)

    Kecepatan ke pasar 1. Produk atau jasa yang dihasilkan dikenal dengan baik oleh konsumen

    2. Produk atau jasa yang dihasilkan banyak permintaannya dan cenderung meningkat

    Potensi harga tinggi 1. Ada peluang untuk memberikan penawaran harga yang lebih tinggi

    2. Posisi harga produk atau jasa yang ditawarkan terhadap harga yang diberikan pesaing

    Rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru

    1. Tidak sulit untuk mendapatkan pelanggan baru

    2. Tidak banyak biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pelanggan baru

    Biaya rendah dan kemudahan dalam menyediakan

    1. Besaran biaya awal yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha

    2. Tidak sulit untuk menjalankan usaha yang saat ini ditekuni

    Potensi back end dan up sell

    1. Ada peluang menawarkan produk-produk terkait pelengkapan dari produk yang saat ini dijual

    2. Ada potensi meningkatkan penjualan atau pendapatan dengan menawarkan produk atau jasa pelengkap yang dibutuhkan konsumen

    Potensi evergreen 1. Usaha yang dijalankan mempunyai prospek jangka panjang yang baik

    2. Usaha yang dijalankan tidak tergantung musim (tidak bersifat musiman)

    Addressability 1. Lokasi usaha yang dijalankan mudah dijangkau oleh konsumen

    2. Menyediakan beragam saluran komunikasi sehingga mudah dihubungi

  • 16

    Pengembangan Hipotesis Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik

    Jasa dan Karakteristik Pasar

    Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa

    Membuka sebuah usaha baru sebenarnya tidaklah sulit, karena yang sulit adalah

    memelihara kontinuitas usaha itu. Apalagi kondisi ekonomi belum bisa diprediksikan. Untuk

    dapat menghadapi kondisi ketidakpastian tersebut diperlukan kemampuan lebih (Sunarso,

    2010). Kemampuan lebih yang dimaksud tersebut hanya akan tampak dalam diri pengusaha-

    pengusaha yang memiliki karakteristik wirausaha yang kuat seperti percaya diri,

    berorientasikan tugas dan hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan, berorientasi ke

    masa depan, serta keorisinilan (Suryana, 2006).

    Dengan dimilikinya sejumlah karakteristik wirausaha seperti disebutkan di atas, maka

    seorang pengusaha akan dapat sukses dalam menjalankan usaha. Sebagaimana dikemukakan

    oleh tokoh entrepreneur Bob Sadino bahwa kesuksesan berwirausaha tidak semata-mata

    ditentukan oleh banyaknya modal dan sumber daya yang dimiliki pebisnis, melainkan juga

    dipengaruhi oleh karakteristik wirausaha yang dimiliki pebisnis itu sendiri

    (http://netpreneur.co.id/5-karakter-wirausahawan-sukses-versi-bob-sadino/#.Us5t6PujJkg).

    Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah memberikan pelayanan atau jasa yang

    berkualitas. Hal tersebut diperlukan karena faktor kunci sukses terpenting yang dibutuhkan

    oleh pengusaha bagi usahanya adalah menyediakan pelayanan terbaik untuk para pelanggan.

    Pelanggan yang puas akan lebih besar peluangnya untuk kembali datang. Akan lebih baik

    apabila pengusaha memberikan yang lebih daripada apa yang diharapkan oleh pelanggan.

    (http://www.eciputra.com). Pelayanan kepada pelanggan setia haruslah terus dipertahankan

    bahkan ditingkatkan. Pengusaha akan selalu menyediakan apa yang pelanggan butuhkan dan

    berupaya untuk tidak terjadi kekosongan persediaan (http://strategiusaha.com/kiat-usaha-

    sukses/). Pemilik usaha yang memiliki karakteristik wirausaha yang kuat seperti berorientasi

    terhadap tugas dan hasil akan memilih memberikan pelayanan yang baik dalam bentuk selalu

    murah senyum, lemah lembut dan ramah tamah, sopan santun dan hormat, fleksibel dan suka

    menolong pelanggan (Hatani, 2008). Selain itu, mengingat dibisnis jasa produk service

    diberikan secara simultan antara produksi dan konsumsinya maka tidaklah mungkin bagi

    pemilik usaha untuk menginspeksi tiap produk service yang diberikan. Oleh karena itu,

  • 17

    pemilik usaha harus memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk melakukan segala

    sesuatunya dengan benar (Thio, 2001). Disini tentu saja karakter kepemimpinan dari seorang

    pemilik usaha diperlukan sehingga ia dituntut untuk mau mendelegasikan kewenangannya

    dengan memberikan kepercayaan kepada karyawan.

    Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa kesuksesan usaha yang

    dijalankan oleh seorang pengusaha dapat ditentukan dari ada tidaknya kesesuaian diantara

    karakteristik wirausaha yang melekat dalam diri pengusaha tersebut dengan karakteristik jasa

    yang diperlukan bagi pengguna jasa dalam pelayanannya. Pengusaha yang memiliki beragam

    karakteristik wirausaha yang tinggi (kuat) akan sangat mementingkan pelayanan yang

    berkualitas bagi para pengguna jasanya. Sebagai contoh jika pengusaha memiliki karakteristik

    wirausaha yang kuat dalam hal berorientasi ke masa depan dimana ia memiliki visi dan tujuan

    yang jelas dalam berusaha maka tentunya ia menghendaki usahanya dapat bertahan lama.

    Untuk itu maka ia akan mementingkan karateristik jasa seperti service intangibility dimana ia

    memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna jasanya sehingga nantinya akan

    menimbulkan kepuasan dalam diri pengguna jasa. Jika pengguna jasanya memperoleh

    kepuasan maka diharapkan muncul rasa ingin kembalia datang untuk membeli/ menggunakan

    jasa tersebut. Oleh karena itu, jika terdapat kesesuaian antara karakteristik wirausaha dengan

    karakteristik jasa yang menjadi perhatiannya maka wirausaha tersebut akan berhasil dalam

    menjalankankan bisnisnya. Berdasarkan hal tersebut maka dikembangkan hipotesis penelitian

    sebagai berikut:

    H1: diduga terdapat kesesuaian antara karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa

    Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Pasar

    Pasar terdiri dari para penjual dan pembeli. Setiap pembeli memiliki perbedaan dalam

    satu atau banyak hal. Perbedaan itu dapat berupa keinginan, sumber daya, lokasi, prilaku

    maupun praktek-praktek membelinya. Hal-hal yang disebut tadi dapat digunakan untuk

    memisah-misah pasar (Setyobudi, 2011). Pemahaman karakteristik pasar yang tepat

    merupakan hal yang sangat penting bagi pengusaha agar diketahui produk/ jasa apa yang

    cocok untuk suatu pasar, sehingga pengusaha dapat meraih pasar potensial untuk produk / jasa

    yang ditawarkannya.

  • 18

    Seorang pengusaha menghadapi dunia bisnis yang kompetitif. Untuk dapat merebut

    peluang yang ada, maka pengusaha tersebut harus jeli dalam melihat kebutuhan pasar, apa

    yang dapat disediakan pesaingnya. Sikap mental inovatif diperlukan untuk hal semacam ini

    (Sunarso, 2010). Masih berkaitan dengan inovasi, menurut Adinoto (2010) bahwa agar

    kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi dan menang dalam persaingan, pengusaha harus

    menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mengetahui kebutuhan pelanggan, mengerti

    kekuatan dan kelemahan perusahaan, memahami kiat pesaing memenuhi kebutuhan

    pelanggannya, serta memahami bagaimana menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk

    menciptakan nilai tambah bagi pelanggannya. Untuk itu perusahaan harus bisa menjalankan

    inovasi yang merupakan bagian dari kewirausahaan (Barringer & Bluedorn, 1999 dalam

    Adinoto, 2010).

    Selain itu, menurut Miswan (2012) bahwa mencari pelanggan tentu saja bukan perkara

    mudah apalagi untuk mempertahankannya agar terus loyal pada produk yang ditawarkan.

    Setiap orang tentu saja ingin mencoba sesuatu yang baru, tidak mungkin jika selamanya

    mereka hanya setia pada satu produk saja kecuali jika ada monopoli. Jika produk yang

    ditawarkan tersebut tidak mampu berinovasi dan pemilik usaha hanya bertahan pada satu jenis

    produk dengan tampilan yang biasa-biasa saja maka impian mendapatkan pelanggan yang

    setia akan hilang dengan sendirinya.

    Sementara itu, menurut Suci (2009) bahwa pengusaha berkembang dan berhasil

    karena memiliki kemampuan penelitian dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta

    strategi bisnis yang tepat untuk menciptakan barang- barang bernilai dan unggul di pasar

    (berkaitan dengan karakteristik pasar khususnya kecepatan ke pasar). Penelitian dan

    pengembangan dalam kewirausahaan merupakan strategi utama karena bersangkut paut

    dengan kreativitas dan inovasi yang merupakan bagian orientasi kewirausahaan. Hal ini

    berarti orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap strategi bisnis terutama dalam

    menganalisis lingkungan dan memformulasi strategi.

    Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa kesuksesan usaha yang

    dijalankan oleh seorang pengusaha dapat ditentukan dari ada tidaknya kesesuaian diantara

    karakteristik wirausaha yang melekat dalam diri pengusaha tersebut dengan karakteristik

    pasar yang dimasukinya. Pengusaha yang memiliki beragam karakteristik wirausaha yang

    tinggi (kuat) akan sangat memperhatikan karakteristik pasar yang dimasukinya mengingat di

  • 19

    pasar tentunya setiap pembeli memiliki perbedaan dalam satu atau banyak hal. Sebagai contoh

    jika pengusaha memiliki karakteristik wirausaha yang kuat dalam hal keberanian mengambil

    resiko dimana ia berani berspekulasi untuk meraih kesuksesan dalam bisnis maka tentunya ia

    akan memperhatikan karateristik pasar yang bisa mendukung karakter berani mengambil

    resiko tersebut. Salah satunya adalah dengan memperhatikan karakteristik pasar berupa

    potensi back end dan up sell dimana ia dapat mencoba menawarkan produk atau jasa

    pelengkap yang dibutukan konsumen yang terkait dengan produk atau jasa utama yang

    dipasarkannya. Keberanian berspekulasi dengan cara menawarkan produk atau jasa pelengkap

    tentunya didasari atas survey pasar yang telah dilakukan terlebih dahulu. Oleh karena itu, jika

    terdapat kesesuaian antara karakteristik wirausaha dengan karakteristik pasar yang

    dimasukinya maka wirausaha tersebut akan berhasil dalam menjalankankan bisnisnya.

    Berdasarkan hal tersebut maka dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

    H2: diduga terdapat kesesuaian antara karakteristik wirausaha dengan karakteristik pasar

    Kesesuaian Karakteristik Jasa dengan Karakteristik Pasar

    Inti pokok keberhasilan usaha jasa adalah bagaimana usaha tersebut mengelola jasa

    yang secara prinsip memerlukan manajemen profesional pada pemasaran, operasi maupun

    sumber daya manusia. Integrasi unsur-unsur tersebut akan menjadi kunci keberhasilan usaha

    jasa untuk meningkatkan performansi. Untuk itu maka pengelolaan elemen-elemen

    karakteristik jasa (seperti intangibility, inseparability, variability dan perishability) harus

    dilakukan secara baik agar lebih kasat mata, efisiensi kapasitas, serta lebih konsisten

    (Wibowo, 2009).

    Tidak cukup hanya memperhatikan karakteristik jasanya, pengusaha perlu juga

    memperhatikan karakteristik pasarnya, yang salah satunya dalam wujud komunikasi dengan

    pelanggan. Menurut Miswan (2012) bahwa komunikasi dengan pelanggan intinya

    membangun kedekatan emosional dengan mereka. Itu sebabnya, komunikasi akan lebih

    efektif bila si pengusaha langsung berkomunikasi dengan pelanggannya. Banyak cara yang

    bisa ditempuh seperti menelepon pelanggan, mengirim SMS, atau bahkan melakukan

    kunjungan. Pengusaha juga harus cerdik memilih saat yang tepat untuk menerapkannya.

    Selain itu menurut Thio (2001) bahwa kualitas menjadi salah satu kunci sukses dari

    setiap bisnis. Kualitas ini diberikan kepada konsumen untuk memenuhi ekspektasi konsumen

  • 20

    dengan menyediakan produk dan pelayanan pada suatu tingkat harga yang dapat diterima dan

    menciptakan “nilai” bagi konsumen serta menghasilkan profit bagi perusahaan.

    Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa kesuksesan usaha yang

    dijalankan oleh seorang pengusaha dapat ditentukan dari ada tidaknya kesesuaian diantara

    karakteristik jasa yang dilakukan oleh pengusaha tersebut dengan karakteristik pasar yang

    dimasukinya. Pengusaha yang melakukan beragam karakteristik jasa yang diinginkan

    pengguna jasa akan sangat memperhatikan karakteristik pasar yang dimasukinya. Sebagai

    contoh jika pengusaha memiliki karakteristik jasa yang baik dalam hal service intangibility

    dimana ia memberikan pelayanan yang baik sehingga pengguna jasa membawa pulang

    perasaan puas atas pelayanan yang diterima maka tentunya ia akan dapat memenuhi salah satu

    karakteristik pasar yaitu rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru. Salah satu wujudnya

    adalah bahwa pengusaha tersebut tidak akan kesulitan untuk mendapatkan pelanggan baru, ia

    juga tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mendapatkan pelanggan baru. Hal ini

    karena pengusaha tersebut memperhatikan karakteristik jasa yang diperlukan untuk dapat

    memuaskan pengguna jasanya. Oleh karena itu, jika terdapat kesesuaian antara karakteristik

    jasa dengan karakteristik pasar yang dimasukinya maka wirausaha tersebut akan berhasil

    dalam menjalankankan bisnisnya. Berdasarkan hal tersebut maka dikembangkan hipotesis

    penelitian sebagai berikut:

    H3: diduga terdapat kesesuaian antara karakteristik jasa dengan karakteristik pasar

    METODE PENELITIAN

    Penelitian tentang kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa dan

    karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga diteliti dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (1998) bahwa penelitian

    dengan pendekatan kuantitatif menekankan anlisisnya pada data-data numerical yang diolah

    dengan metode statistik. Pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian dalam rangka

    pengujian hipotesis dan nantinya akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau

    signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.

    Objek yang akan di teliti adalah para usaha kecil di sekitar Universitas Kristen Satya

    Wacana Salatiga karena usaha kecil ini yang menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh

    mahasiswa/i. Kawasan objek penelitian ini mencakup Kecamatan Sidorejo khususnya

  • 21

    Kelurahan Salatiga (Universitas Kristen Satya Wacana, Stiba, Kemiri 1-3, Cemara 1-3,

    Cungkup) dan Kelurahan Sidorejo (Cemara 4), Kelurahan Sidorejo Lor (Seruni, Mongonsidi)

    (Pemerintahan Kota Salatiga, 2013).

    Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian

    (Supramono dan Sugiarto, 1993). Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah

    keseluruhan pemilik usaha jasa tempat kos, pemilik usaha jasa fotocopy, pemilik usaha jasa

    warung makan, pemilik usaha jasa laundry, pemilik usaha jasa rental mobil dan motor di

    sekitar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Tidak semua populasi akan diteliti oleh

    karena itu dilakukan pengambilan sampel. Teknik sampel yang digunakan berupa convinience

    sampling yaitu peneliti mengambil sampel dari anggota populasi yang bersedia menjadi

    responden serta kemudahan mendapatkannya (Supramono dan Haryanto, 2003). Adapun

    jumlah sampel sebanyak 35 orang dengan rincian 8 orang pemilik usaha jasa tempat kos, 8

    orang pemilik usaha jasa laundry, 8 orang pemilik usaha jasa warung makan, 5 orang pemilik

    usaha jasa rental mobil dan motor serta 6 orang pemilik usaha jasa fotocopy.

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh

    langsung dari lapangan (Kuncoro, 2003). Sumber data primer penelitian ini adalah pemilik

    usaha jasa tempat kos, pemilik usaha jasa fotocopy, pemilik usaha jasa warung makan,

    pemilik usaha jasa laundry, pemilik usaha jasa rental mobil dan motor di sekitar Universitas

    Kristen Satya Wacana yang terpilih sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data

    pada penelitian ini menggunakan metode penyebaran kuesioner.

    Aras ukur konsep menggunakan aras ordinal dengan skala pengukuran yang

    digunakan yaitu dengan menggunakan skala Likert. Menurut Simamora (2008), skala Likert

    adalah teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran yang

    menggunakan metode survei. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan

    intensitas perasaan mereka, persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap masing-masing dari

    serangkaian pernyataan mengenai objek stimulasi. Dalam penelitian ini bobot nilai skala

    berkisar antara 1 sampai 5, sebagai contoh: jawaban Sangat Setuju dengan bobot nilai 5,

    jawaban Setuju dengan bobot nilai 4, jawaban Cukup Setuju dengan bobot nilai 3, jawaban

    Tidak Setuju dengan bobot nilai 2, jawaban Sangat Tidak Setuju dengan bobot nilai 1.

  • 22

    Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri atas beberapa bagian diantaranya

    adalah:

    1. Uji validitas dan reliabilitas, digunakan untuk menguji akurasi dan keterandalan

    indikator empirik dari masing-masing variabel. Indikator empirik dikatakan valid jika

    nilai corrected item – total correlation (r hitung) > r tabel pada tingkat signifikan 5%.

    Sedangkan indikator empirik atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

    cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali, 2005).

    2. Uji statistik deskriptif berupa perhitungan rata-rata skor, digunakan untuk menilai

    karakteristik wirausaha, karakteristik jasa dan karakteristik pasar. Untuk dapat

    melakukan penilaian maka perlu dihitung rentang (range), dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut:

    Range (i) = (nilai terbesar – nilai terkecil) / jumlah kelas

    = (5 – 1) / 5

    = 0,80

    Penilaian karakteristik wirausaha, karakteristik jasa dan karakteristik pasar

    menyesuaikan pilihan jawaban masing-masing indikator empirik. Sebagai contoh

    misalnya untuk menilai tingkat keyakinan akan kemampuan diri untuk berhasil maka

    dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    Tabel 2: Contoh Klasifikasi Penilaian Rata-rata Skor Rata-rata Kategori

    1,00 – 1,80

    1,81 – 2,60

    2,61 – 3,40

    3,41 – 4,20

    4,21 – 5,00

    Sangat Tidak Yakin

    Tidak Yakin

    Cukup Yakin

    Yakin

    Sangat Yakin

    3. Uji chi square, digunakan untuk menguji kesesuaian karakteristik wirausaha dengan

    karakteristik jasa dan karakteristik pasarnya di kalangan usaha kecil di sekitar

    Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Dasar pengambilan keputusannya: jika

    nilai Pearson Chi-Square mempunyai Asymp. Sig < 0,05 maka Ho ditolak, Ha

  • 23

    diterima; sebaliknya jika nilai Pearson Chi-Square mempunyai Asymp. Sig > 0,05

    maka Ho diterima, Ha ditolak.

    HASIL PENELITIAN

    Gambaran Responden

    Gambaran responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,jenis usaha dan

    umur usaha. Berikut ini disajikan crosstabulation di antara jenis usaha dan jenis kelamin

    seperti tampak pada Tabel 3 berikut ini.

    Tabel 3. Crosstabulation Jenis Usaha dan Jenis Kelamin

    Jenis Kelamin

    Total Pria Wanita

    Jenis Usaha Fotocopy Count 1 5 6

    % of Total 2.9% 14.3% 17.1%

    Kost-kostan Count 1 7 8

    % of Total 2.9% 20.0% 22.9%

    Laundry Count 3 5 8

    % of Total 8.6% 14.3% 22.9%

    Rental Count 4 1 5

    % of Total 11.4% 2.9% 14.3%

    Wr. Makan Count 1 7 8

    % of Total 2.9% 20.0% 22.9%

    Total Count 10 25 35

    % of Total 28.6% 71.4% 100.0%

    Sumber: Data Primer, 2013

  • 24

    Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat bahwa jenis usaha yang lebih banyak dijalankan oleh

    wanita adalah usaha fotocopy, kost-kostan, laundry dan warung makan. Sementara itu pria

    lebih banyak yang memilih menjalankan usaha rental kendaraan (mobil dan atau motor).

    Crosstabulation di antara jenis usaha dan pendidikan terakhir responden tampak

    seperti pada Tabel 4 berikut ini.

    Tabel 4. Crosstabulation Jenis Usaha dan Pendidikan Terakhir

    Pendidikan Terakhir

    Total SD SMP SMA D3 S1

    Jenis Usaha Fotocopy Count 0 0 2 2 2 6

    % of Total .0% .0% 5.7% 5.7% 5.7% 17.1%

    Kost-kostan Count 0 2 3 0 3 8

    % of Total .0% 5.7% 8.6% .0% 8.6% 22.9%

    Laundry Count 1 1 2 1 3 8

    % of Total 2.9% 2.9% 5.7% 2.9% 8.6% 22.9%

    Rental Count 0 0 4 0 1 5

    % of Total .0% .0% 11.4% .0% 2.9% 14.3%

    Wr. Makan Count 0 1 5 0 2 8

    % of Total .0% 2.9% 14.3% .0% 5.7% 22.9%

    Total Count 1 4 16 3 11 35

    % of Total 2.9% 11.4% 45.7% 8.6% 31.4% 100.0%

    Sumber: Data Primer, 2013

    Berdasarkan Tabel 4 di atas terlihat bahwa kebanyakan pemilik usaha fotocopy memiliki latar

    belakang pendidikan terakhirnya minimal SMA hingga S1, untuk usaha kost-kostan ternyata

    ada juga pemiliknya yang memiliki latar belakang pendidikan terakhirnya SMP namun lebih

    banyak yang lulusan dari SMA dan S1. Untuk usaha laundry ternyata tingkat pendidikan

    terakhir pemilik usahanya bervariasi mulai dari lulusan SD hingga lulusan S1, namun paling

  • 25

    banyak dari lulusan S1. Sementara itu untuk usaha rental kendaraan dan warung makan

    ternyata pemilik usaha tersebut didominasi oleh mereka yang lulusan SMA.

    Crosstabulation di antara umur usaha dan usia responden tampak seperti pada Tabel 5

    berikut ini.

    Tabel 5. Crosstabulation Umur Usaha dan Usia

    Usia

    Total 21-40 >40

    Umur Usaha 10 Count 2 6 8

    % of Total 5.7% 17.1% 22.9%

    Total Count 18 17 35

    % of Total 51.4% 48.6% 100.0%

    Sumber: Data Primer, 2013

    Berdasarkan tabel 5 di atas tampak bahwa responden yang umur usahanya < 5 tahun dan

    antara 5-10 tahun ternyata lebih banyak yang usianya 21-40 tahun. Sementara itu bagi

    responden yang umur usahanya >10 tahun, kebanyakan usia mereka >40 tahun. Dengan

    demikian dari hasil penelitian ini bisa dikatakan bahwa umur usaha berbanding lurus dengan

    usia pemilik usahanya.

    Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

    Variabel karakteristik wirausaha terdiri dari 24 item pernyataan. Hasil pengujian

    validitasnya ditunjukkan pada Tabel 6 berikut ini.

  • 26

    Tabel 6: Uji Validitas Variabel Karakteristik Wirausaha

    Cakupan Karakteristik Nomor Item Jumlah Item Valid Percaya diri 1, 2, 3*, 4 3 Berorientasikan tugas dan hasil 5, 6*, 7, 8 3 Keberanian mengambil resiko 9, 10, 11, 12 4 Kepemimpinan 13, 14, 15, 16* 3 Berorientasi ke masa depan 17, 18, 19, 20 4 Keorisinilan (kreativitas dan inovasi)

    21, 22, 23, 24 4

    Jumlah Item Valid 21 Sumber: Data Primer, 2013 Keterangan: * = item gugur

    Pada pengujian validitas tahap pertama diperoleh nilai corrected item-total correlation antara

    0,207 s/d 0,763 dan ternyata terdapat 2 item gugur yaitu item no 3 “saya mudah bergantung

    pada orang lain” dan item no 16 “saya mudah bergaul dengan orang lain terutama yang baru

    saya kenal” karena nilai corrected item-total correlation-nya < r 0,05 sebesar 0,283. Karena

    ada item yang gugur maka pengujian validitas dilakukan kembali pada tahap kedua dengan

    tidak mengikutsertakan item yang gugur. Setelah diuji kembali, nilai corrected item-total

    correlation berkisar antara 0,267 s/d 0,776 dan ternyata terdapat 1 item gugur yaitu item no 6.

    Pengujian validitas dilakukan kembali pada tahap ketiga dan hasilnya menunjukkan nilai

    corrected item-total correlation berkisar antara 0,361 s/d 0,772 dan semua item dinyatakan

    valid karena nilai corrected item-total correlation-nya > r 0,05 sebesar 0,283. Hasil

    pengujian validitas karakteristik wirausaha selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.

    Variabel karakteristik jasa terdiri dari 8 item pernyataan. Hasil pengujian validitasnya

    ditunjukkan pada Tabel 7 berikut ini.

    Tabel 7: Uji Validitas Variabel Karakteristik Jasa

    Cakupan Karakteristik Nomor Item Jumlah Item Valid Jasa tak berwujud 1, 2, 2 Jasa tak terpisahkan 3, 4* 1 Variabilitas jasa 5*, 6 1 Jasa dapat musnah 7, 8 2

    Jumlah Item Valid 6 Sumber: Data Primer, 2013 Keterangan: * = item gugur

  • 27

    Pada pengujian validitas tahap pertama diperoleh nilai corrected item-total correlation antara

    -0,118 s/d 0,661 dan ternyata terdapat 2 item gugur yaitu item no 4 “penentuan spesifikasi

    layanan dan proses pelayanan dilakukan bersama oleh konsumen dan saya selaku pemilik

    usaha” dan item no 5 “saya sering menambah macam produk jasa yang dilayankan yang

    sesuai keinginan konsumen” karena nilai corrected item-total correlation-nya < r 0,05 sebesar

    0,283. Setelah diuji kembali, nilai corrected item-total correlation berkisar antara 0,563 s/d

    0,748 dan semua item dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation-nya > r

    0,05 sebesar 0,283. Hasil pengujian validitas karakteristik jasa selengkapnya dapat dilihat

    pada bagian lampiran.

    Variabel karakteristik pasar terdiri dari 14 item pernyataan. Hasil pengujian

    validitasnya ditunjukkan pada Tabel 8 berikut ini.

    Tabel 8: Uji Validitas Variabel Karakteristik Pasar

    Cakupan Karakteristik Nomor Item Jumlah Item Valid Kecepatan ke pasar 1, 2, 2 Potensi harga tinggi 3, 4 2 Rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru

    5, 6* 1

    Biaya rendah dan kemudahan dalam menyediakan

    7*, 8 1

    Potensi back end dan up sell 9, 10 2 Potensi evergreen 11, 12 2 Addressability 13*, 14 1

    Jumlah Item Valid 11 Sumber: Data Primer, 2013 Keterangan: * = item gugur

    Pada pengujian validitas tahap pertama diperoleh nilai corrected item-total correlation antara

    -0,074 s/d 0,594 dan ternyata terdapat 3 item gugur yaitu item no 6 “saya mengeluarkan

    banyak biaya untuk mendapatkan pelanggan baru, item no 7 “besaran biaya awal yang saya

    keluarkan untuk menjalankan usaha” dan item no 13 “lokasi usaha yang saya jalankan mudah

    dijangkau oleh konsumen” karena nilai corrected item-total correlation-nya < r 0,05 sebesar

    0,283. Setelah diuji kembali, nilai corrected item-total correlation berkisar antara 0,286 s/d

    0,626 dan semua item dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation-nya > r

    0,05 sebesar 0,283. Hasil pengujian validitas karakteristik pasar selengkapnya dapat dilihat

    pada bagian lampiran.

  • 28

    Sementara itu hasil pengujian reliabilitas item-item yang valid pada masing-masing

    variabel ditunjukkan pada Tabel 9 berikut ini.

    Tabel 9: Uji Reliabilitas

    Variabel Cronbach Alpha Karakteristik Wirausaha 0,925Karakteristik Jasa 0,830 Karakteristik Pasar 0,790

    Sumber: Data Primer, 2013

    Pada pengujian reliabilitas item-item yang valid dari karakteristik wirausaha, karakteristik

    jasa dan karakteristik pasar dinyatakan reliabel karerna nilai Cronbach Alpha > 0,70.

    Gambaran Karakteristik Wirausaha

    Hasil penilaian terhadap karakteristik wirausaha dalam diri responden yang diteliti

    dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.

    Tabel 10: Gambaran Karakteristik Wirausaha

    Cakupan Karakteristik Indikator Empirik

    Rata-rata Skor Penilaian

    Berorientasikan tugas dan hasil

    Menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya

    4,66 Selalu

    Keinginan untuk mencari dan memulai sesuatu hal yang baru

    3,97 Sering

    Dorongan yang kuat untuk berhasil dalam setiap usaha

    4,37 Sangat Kuat

    Rata-rata total skor 4,33 Sangat Berorientasi

    Percaya diri Adanya keyakinan akan kemampuan diri untuk berhasil

    4,60 Sangat Yakin

    Optimis dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi

    3,97 Optimis

    Tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain tanpa pertimbangan yang kritis

    4,11 Jarang

    Rata-rata total skor 4,23 Sangat Percaya

    Berorientasi ke masa Memiliki visi yang jelas untuk 4,34 Sangat Jelas

  • 29

    Cakupan Karakteristik Indikator Empirik

    Rata-rata Skor Penilaian

    depan masa depan usahanya

    Memiliki tujuan yang jelas dalam berusaha

    4,34 Sangat Jelas

    Membuat perencanaan yang matang agar jelas pelaksanaannya

    4,23 Selalu

    Tidak cepat puas dengan keberhasilan yang telah dicapai

    3,69 Kurang Cepat Puas

    Rata-rata total skor 4,15 Berorientasi

    Keberanian mengambil resiko

    Menyukai usaha-usaha yang menantang

    3,34 Cukup Menyukai

    Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan

    3,66 Berani

    Keinginan untuk menjadi pemenang dengan cara yang baik

    4,40 Sangat Ingin

    Keberanian berspekulasi untuk sukses dalam bisnis

    3,71 Berani

    Rata-rata total skor 3,78 Berani

    Keorisinilan (kreativitas dan inovasi)

    Memiliki kemampuan menciptakan gagasan baru

    3,60 Mampu

    Memiliki kemampuan melakukan sesuatu yang berbeda dari lainnya

    3,51 Mampu

    Memiliki cara berpikir yang maju 3,91 Maju

    Tidak menjiplak ide/ karya orang lain

    3,43 Jarang

    Rata-rata total skor 3,61 Orisinil

    Kepemimpinan Mempunyai kemampuan memimpin yang baik

    3,51 Mudah

    Ingin selalu tampil beda dibanding orang lain

    3,49 Ingin

    Ingin selalu menonjol diantara orang disekitarnya

    3,14 Cukup Ingin

    Rata-rata total skor 3,38 Cukup baik

    Sumber: Data Primer, 2013

  • 30

    Berdasarkan Tabel 10, berorientasi tugas dan hasil merupakan karakteristik yang

    paling menonjol diantara enam karakteristik wirausaha yang diukur, responden menyadari

    bahwa tidak mungkin mereka bisa sukses menjalankan usahanya jika mereka bermalas-

    malasan. Responden memiliki motivasi atau dorongan yang kuat untuk menjalankan

    pekerjaan sebaik-baiknya agar mencapai hasil yang baik pula. Pada ranking kedua, percaya

    diri bahwa masing-masing responden memiliki kemampuan untuk berhasil, merupakan

    karakteristik juga menonjol diantara enam karakteristik wirausaha yang diukur. Hal ini tentu

    sangat diperlukan oleh pemilik usaha karena dapat menjadi kunci keberhasilan dalam

    menjalankan usaha.

    Karakteristik yang paling menonjol dalam hal orientasi ke masa depan dalam

    menjalankan usahanya tampak dimana responden selalu membuat perencanaan yang matang

    agar jelas pelaksanaannya. Sehubungan dengan keberanian mengambil resiko, karakteristik

    yang paling menonjol adalah keinginan menjadi pemenang dengan cara yang baik, dan

    bukannya dengan cara-cara yang curang. Sebuah kemenangan yang diraih dengan cara-cara

    yang curang sama saja berarti membodohi diri sendiri. Dalam hal keorisinilan (kreativitas dan

    inovasi), karakter yang paling menonjol terlihat dari adanya cara berpikir yang maju ditengah

    persaingan usaha, sehingga mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha

    yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Karakteristik yang paling menonjol

    dalam hal kepemimpinan adalah mudahnya responden bergaul dengan orang lain terutama

    yang baru dikenal. Dengan adanya kemudahan bergaul dengan orang lain terutama yang baru

    dikenal, maka akan memudahkan pemilik usaha untuk memperoleh pelanggan-pelanggan

    baru.

    Gambaran Karakteristik Jasa

    Hasil penilaian terhadap karakteristik jasa yang dilakukan responden yang diteliti

    dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.

  • 31

    Tabel 11: Gambaran Karakteristik Jasa

    Cakupan Karakteristik Indikator Empirik

    Rata-rata Skor Penilaian

    Jasa tak berwujud (service intangibility)

    Memberikan pelayanan yang baik sehingga konsumen membawa pulang perasaan puas atas pelayanan yang diterimanya

    4,54 Selalu

    Memberikan pelayanan yang baik sehingga dalam diri konsumen timbul rasa ingin kembali datang untuk membeli/ menggunakan jasa tersebut

    4,66 Selalu

    Rata-rata total skor 4,60 Selalu

    Jasa dapat musnah (service perishability)

    Melayani konsumen dengan baik agar jasa yang ditawarkan selalu dibeli

    4,43 Selalu

    Melayani keluhan konsumen dengan baik agar konsumen mau kembali menggunakan jasa yang ditawarkan

    4,46 Selalu

    Rata-rata total skor 4,45 Selalu

    Jasa tak terpisahkan (service inseparability)

    Proses pelayanan dan konsumsi jasa dilakukan pada saat yang sama

    3,66 Pada Saat Yang Relatif Sama

    Variabilitas jasa (service variability)

    Menyediakan beragam paket pelayanan sesuai kebutuhan konsumen

    3,34 Cukup

    Sumber: Data Primer, 2013

    Berdasarkan Tabel 11, karakter yang paling menonjol dilakukan responden dalam hal

    jasa tak berwujud adalah selalu memberikan pelayanan yang baik sehingga dalam diri

    konsumen timbul rasa ingin kembali datang untuk membeli/ menggunakan jasa tersebut. Hal

    ini mengingat ketika sekalinya memberikan pelayanan yang tidak atau kurang baik, maka

    akan menimbulkan ketidakpuasan yang berujung pada konsumen enggan untuk kembali

    datang dan menggunakan jasa tersebut. Sementara itu terkait dengan jasa yang dapat musnah,

    rata-rata responden selalu melayani konsumen dengan baik agar jasa yang ditawarkan selalu

    dibeli. Rata-rata responden juga selalu melayani keluhan konsumen dengan baik agar

  • 32

    konsumen mau kembali menggunakan jasa yang ditawarkan. Dengan melakukan hal tersebut

    maka tidak saja konsumen akan setia membeli dan atau menggunakan jasa tersebut tetapi juga

    merekomendasikan apa yang ia peroleh kepada orang terdekat lainnya yang dikenali.

    Dalam hal jasa tak terpisahkan, karakter yang paling menonjol yang dilakukan

    responden adalah melakukan proses pelayanan pada saat yang sama dengan konsumsi

    jasanya. Dengan melakukan secara bersamaan maka akan dapat menghindari waktu tunggu

    yang lama bagi konsumen untuk mengkonsumsi jasa tersebut. Sehubungan dengan

    variabilitas jasa, karakter yang paling menonjol yang dilakukan responden adalah sering

    menambah macam produk-jasa yang dilayankan yang sesuai keinginan konsumen. Hal ini

    dilakukan dengan harapan agar konsumen tidak perlu repot dalam memenuhi beberapa

    kebutuhan mereka di sejumlah tempat berbeda, melainkan bisa dipenuhi di satu tempat.

    Tentu saja penambahan macam produk jasa masih terkait dengan produk jasa utama yang

    ditawarkan responden kepada konsumen. Sebagai contoh misalnya usaha warung makan,

    selain menjual makanan dan minuman utama, penjualnya bisa menambahkan produk-produk

    lainnya seperti rokok, makanan dan minuman ringan. Contoh lainnya, usaha fotocopy, selain

    melayani jasa fotocopy dapat juga ditambahkan produk-produk pelengkapnya misalnya

    menjual juga alat tulis, buku tulis, dan perlengkapan kantor (ATK) lainnya.

    Gambaran Karakteristik Pasar

    Hasil penilaian terhadap karakteristik pasar yang dimiliki responden yang diteliti dapat

    dilihat pada Tabel 12 berikut ini.

    Tabel 12: Gambaran Karakteristik Pasar

    Cakupan Karakteristik Indikator Empirik

    Rata-rata Skor Penilaian

    Potensi evergreen Usaha yang dijalankan mempunyai prospek jangka panjang yang baik

    3,91 Prospektif

    Usaha yang dijalankan tidak tergantung musim

    4,06 Tidak tergantung

    Rata-rata total skor 3,98 Besar potensi

    Kecepatan ke pasar Produk yang dihasilkan dikenal dengan baik oleh konsumen

    4,23 Dikenal

  • 33

    Cakupan Karakteristik Indikator Empirik

    Rata-rata Skor Penilaian

    Produk yang dihasilkan banyak permintaannya dan cenderung meningkat

    3,57 Meningkat Pesat

    Rata-rata total skor 3,90 Tinggi

    Rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru

    Tingkat kesulitan mendapatkan pelanggan baru

    3,80 Mudah

    Potensi back end dan up sell

    Ada peluang menawarkan produk terkait dengan yang saat ini dipasarkan kepada konsumen

    3,51 Peluang luas

    Ada potensi meningkatkan penjualan atau pendapatan dengan menawarkan produk/ jasa terkait yang dibutuhkan konsumen

    3,46 Besar potensi

    Rata-rata total skor 3,48 Besar potensi

    Biaya rendah dan kemudahan dalam menyediakan

    Tingkat kesulitan menjalankan usaha yang saat ini ditekuni

    3,43 Cukup

    Addressability Menyediakan beragam saluran komunikasi sehingga mudah dihubungi

    3,11 Cukup beragam

    Potensi harga tinggi Ada peluang untuk memberikan penawaran harga yang lebih tinggi

    3,09 Kadang-kadang

    Posisi harga produk atau jasa yang ditawarkan terhadap harga yang diberikan pesaing

    3,09 Cukup

    Rata-rata total skor 3,09 Cukup

    Sumber: Data Primer, 2013

    Berdasarkan Tabel 12, dalam hal potensi evergreen, karakter yang paling menonjol

    pada usaha yang ditekuni responden adalah bahwa usaha yang dijalankan tidak tergantung

    musim. Misalnya pada usaha warung makan, meskipun saat musim liburan perkuliahan

    mahasiswa UKSW namun usaha warung makan masih bisa tetap buka karena tidak semua

    mahasiswa pulang ke kota asalnya. Contoh lain misalnya pada usaha kost-kostan, meskipun

    pada masa liburan perkuliahan dan mahasiswa pulang ke kota asalnya, namun mahasiswa

  • 34

    tetap harus membayar uang kost. Terlihat juga bahwa karakter yang paling menonjol dalam

    hal kecepatan ke pasar adalah bahwa produk atau jasa yang dihasilkan responden dikenal

    dengan baik oleh konsumen. Hal in tentunya akan memberikan peluang untuk lebih banyak

    konsumen yang akan membeli dan menggunakan produk atau jasa tersebut. Karakter yang

    paling menonjol sehubungan dengan rendahnya biaya memperoleh pelanggan baru yaitu tidak

    sulit untuk mendapatkan pelanggan baru. Hal ini disebabkan karena produk atau jasa yang

    dihasilkan telah dikenal dengan baik oleh konsumen.Hal ini tentu saja memudahkan

    responden dalam mendapatkan pelanggan baru. Selain itu juga karena adanya pelayanan yang

    baik kepada konsumen sehingga konsumen yang puas atas pelayanan yang ia terima akan

    merekomendasikan kepuasannya tersebut kepada orang lain yang sebelumnya belum pernah

    menggunakan produk atau jasa responden.

    Sehubungan dengan potensi back end dan up sell, karakter yang paling menonjol yang

    dimiliki responden adalah rata-rata responden menyatakan bahwa ada potensi yang besar

    untuk meningkatkan penjualan atau pendapatan dengan menawarkan produk/ jasa terkait yang

    dibutuhkan konsumen. Oleh karena itu, tidak salah bila responden sering menambah macam

    produk-jasa terkait yang dilayankan yang sesuai keinginan konsumen. Dalam hal biaya

    rendah dan kemudahan dalam menyediakan, diakui responden bahwa tingkat kesulitan dalam

    menjalankan usaha yang saat ini ditekuni tergolong cukup. Ini berarti bahwa pilihan usaha

    yang ditekuni tidak terlalu sulit namun juga tidak terlalu mudah untuk ditekuni. Dianggap

    tidak terlalu mudah karena usaha yang ditekuni tersebut bukanlah tanpa ada pesaingnya

    sehingga menuntut strategi bersaing yang tepat, sementara itu dapat dianggap tidak terlalu

    sulit karena apapun usahanya bilamana pemilik usahanya mau menekuni usaha tersebut

    dengan serius maka apapun masalah yang dihadapi akan ada solusinya.

    Sehubungan dengan addressability, rata-rata responden menyediakan beberapa saluran

    komunikasi bagi konsumen sehingga mudah dihubungi. Menurut responden bahwa saluran

    komunikasi memiliki arti penting, tidak saja berguna bilamana konsumen mau melakukan

    order namun juga berguna bilamana konsumen hendak meminta informasi, memberi

    masukan, saran ataupun komplain. Sementara itu terkait dengan potensi harga tinggi, rata-rata

    responden menyatakan bahwa kadang-kadang ada peluang untuk memberikan penawaran

    harga yang lebih tinggi. Misalnya menurut salah satu responden yang menjalankan usaha

    rental kendaraan adalah saat ada kegiatan wisuda di kampus UKSW dimana banyak

  • 35

    wisudawan yang membutuhkan kendaraan untuk sarana transportasi bagi keluarganya. Rata-

    rata responden juga menyatakan bahwa posisi harga produk atau jasa yang ditawarkan cukup

    bersaing dengan harga yang diberikan pesaing.

    Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa

    Karakteristik-karakteristik wirausaha yang dimiliki oleh seorang pemilik usaha jasa

    dapat saja memiliki kesesuaian dengan karakteristik jasanya. Untuk mengetahui hal tersebut

    maka dilakukan analisis chi square kesesuaian karakteristik wirausaha dengan karakteristik

    jasa seperti ditampilkan pada Tabel 13.

    Tabel 13: Kesesuaian Karakteristik Wirausaha dengan Karakteristik Jasa

    Chi-Square Tests

    Value Df

    Asymp. Sig. (2-sided)

    Pearson Chi-Square 14.312a 4 .006

    Sumber: Olahan SPSS, 2013

    Berdasarkan Tabel 13 di atas diperoleh nilai Pearson Chi-Square 14,312 dengan nilai

    signifikansi 0,006 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima yang berarti ada kesesuaian

    antara karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa. Responden dengan karakteristik

    wirausaha yang rendah (lemah) ternyata juga memiliki karakteristik jasa yang kurang

    menuntut kualitas pelayanan tinggi sementara itu bagi responden dengan karakteristik

    wirausaha yang tinggi (kuat) maka sesuai dengan karakteristik jasa yang menuntut kualitas

    pelayanan yang tinggi (kuat). Kesesuaian diantara karakteristik wirausaha dengan

    karakteristik jasa tampak dalam sejumlah perilaku, misalnya responden yang mempunyai

    karakter wirausaha seperti selalu menjalankan tugas sebaik-baiknya maka ia akan selalu

    memberikan pelayanan yang baik sehingga dalam diri konsumen timbul rasa ingin kembali

    datang untuk membeli/ menggunakan jasanya tersebut. Dengan menjalankan tugas sebaik-

    baiknya maka hal tersebut memperlihatkan bahwa responden memiliki salah satu karakter

    wirausaha yang kuat yakni berorientasikan tugas dan hasil, hal ini yang memacu responden

    untuk melayani semua konsumennya dengan baik agar mereka memperoleh kepuasan. Jika

  • 36

    konsumen puas tentunya konsumen akan mau kembali datang untuk membeli dan atau

    menggunakan jasa responden.

    Bentuk kesesuaian diantara karakteristik wirausaha dengan karakteristik jasa juga

    tampak dalam contoh lain misalnya responden yang mempunyai karakter wirausaha seperti

    sangat ingin untuk menjadi pemenang dengan cara yang baik maka ia akan menyediakan

    beragam paket pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Keinginan untuk menjadi

    pemenang merupakan ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha yang kuat yakni

    keberanian mengambil resiko. Karakter seperti ini perlu dimiliki oleh pemilik usaha, sehingga

    dengan keberaniannya dalam mengambil resiko maka ia berusaha memenuhi segala

    kebutuhan konsumen dengan cara menyediakan beragam paket pelayanan yang saling

    berkaitan.

    Karakter wirausaha yang berani menantang resiko tidak hanya dimiliki oleh orang

    muda, karena ternyata dari hasil penelitian ini tampak bahwa ada juga responden yang

    usianya sudah separuh bay