referat hepatoma lily

48
HEPATOMA REFERAT HEPATOMA Pembimbing : Dr. Edi Mulyana, Sp.PD Disusun Oleh : Rastra Sewakottama Putra 030.04.183 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM PERIODE 30 Maret 2009-6 Juni 2009 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Page 1

Transcript of referat hepatoma lily

Page 1: referat hepatoma lily

HEPATOMA

REFERAT

HEPATOMA

Pembimbing :

Dr. Edi Mulyana, Sp.PD

Disusun Oleh :

Rastra Sewakottama Putra

030.04.183

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAMPERIODE 30 Maret 2009-6 Juni 2009

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIJAKARTA 2010

Page 1

Page 2: referat hepatoma lily

HEPATOMA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatNya kami

dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul “Hepatoma”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Edi

Mulyana, Sp.PD sebagai pembimbing dan semua staf Konsulen Bagian Ilmu Penyakit

Dalam di RSUP FATMAWATI, serta teman-teman di Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit

Dalam periode 30 Maret 2009-6 Juni 2009.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik

mengenai isi, susunan bahasa, maupun kadar ilmiahnya. Hal ini disebabkan oleh karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami dalam menyusun makalah ini. Oleh

karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak yang membaca. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan baik pengajar maupun teman – teman ko-ass

seperjuangan.

Jakarta, Januari 2009

Page 2

Page 3: referat hepatoma lily

HEPATOMA

Daftar Isi

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Bab I : Pendahuluan 3

Bab II : Karsinoma hepatoseluler

Definisi 4

Insiden dan distribusi geografik 4

Etiologi 5

Faktor resiko 7

Patologi 8

Patogenesis 9

Manifestasi Klinis 11

Diagnosis 12

Diagnosis banding 20

Penatalaksanaan 21

Prognosis 28

Bab III : Kesimpulan 31

Daftar Pustaka 32

Page 3

Page 4: referat hepatoma lily

HEPATOMA

BAB I

Pendahuluan

Tumor hati dapat berbentuk primer atau sekunder. Tumor hati primer dapat

berbentuk jinak atau ganas dan dapat timbul dari sel parenkim hati, epitel duktus biliaris atau

dari jaringan penunjang mesenkim atau bisa berasal lebih dari satu sel-sel tersebut Tumor

hati sekunder (metastase dihati) paling sering berasal dari metastase tumor saluran cerna,

mamma atau paru

Walaupun jenis tumor hati amat banyak, namun dalam kenyataannya yang

terbanyak ditemukan di Indonesia hanyalah bentuk karsinoma hati primer/ karsinoma

hepatoseluler /hepatoma. Tumor ganas hati lainnya, kolangiokarsinoma dan

sistoadenokarsinoma berasal dari sel epitel bilier, sedangkan angiosarkoma dan

leiomiosarkoma berasal dari sel mesenkim. Dari seluruh tumor ganas hati yang pernah

didiagnosis, 85% merupakan hepatoma; 10% kolangiosarkoma; dan 5% adalah jenis

lainnya.

Karsinoma hepatoselular (KH) atau Hepatoma merupakan keganasan primer pada

hepar yang paling sering ditemui, 90-95% dari seluruh tumor hepar primer. Kanker ini

menduduki peringkat keempat terbanyak di dunia dan menyebabkan hampir 250.000

kematian per tahun. Di Asia dan Sub-Sahara Afrika insidensi tahunan KH mencapai 500

kasus per 100.000 penduduk. Sehingga pembahasan selanjutnya akan ditujukan

terhadap karsinoma hati primer.

Page 4

Page 5: referat hepatoma lily

HEPATOMA

BAB II

Karsinoma Hepatoseluler

Definisi

Karsinoma hepatoseluler atau hepatoma adalah keganasan pada hepatosit

dimana stem sel dari hati berkembang menjadi massa maligna yang dipicu oleh adanya

proses fibrotik maupun proses kronik dari hati (cirrhosis). Massa tumor ini berkembang

di dalam hepar, di permukaan hepar maupun ekstrahepatik seperti pada metastase

jauh.

Tumor dapat muncul sebagai massa tunggal atau sebagai suatu massa yang difus

dan sulit dibedakan dengan jaringan hati disekitarnya karena konsistensinya yang tidak

dapat dibedakan dengan jaringan hepar biasa. Massa ini dapat mengganggu jalan dari

saluran empedu maupun menyebabkan hipertensi portal sehingga gejala klinis baru

akan terlihat setelah massa menjadi besar. Tanpa pengobatan yang agresif, hepatoma

dapat menyebabkan kematian dalam 6 – 20 bulan.

Insiden dan distribusi geografik

Terdapat suatu distribusi geografik insiden hepatoma didunia. Szmuness telah

menggambarkan-nya secara skematik .Seperti terlihat pada gambar peta dunia diatas,

gambaran distribusi geografik hepatoma ternyata mirip dengan peta geografik prevalensi

infeksi virus hepatitis B didunia. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa keduanya mungkin

mempunyai hubungan kausal.

Insiden hepatoma nampak meningkat dibeberapa negara dalam 3 dokade

terakhir ini. Keterangan mengenai terjadinya peningkatan ini tidak jelas. Agaknya

terdapat kecenderungan paparan terhadap "environmental carcinogen" bertambah,

atau penderita sirosis hati lebih banyak yang hidup lebih tua.

Page 5

Page 6: referat hepatoma lily

HEPATOMA

Hepatoma jarang ditemukan pada usia muda, kecuali di wilayah yang endemik

infeksi HBV serta banyak terjadi transmisi HBV perinatal. Rasio kasus laki-laki dan

perempuan dapat sampai delapan berbanding satu. Masih belum jelas apakah hal ini

disebabkan oleh lebih rentannya laki-laki terhadap timbulnya tumor mungkin

dihubungkan dengan faktor hormonal, atau karena laki-laki lebih banyak terpajan oleh

faktor risiko hepatoma seperti virus hepatitis dan alkohol

<0,5% 3-5%

1-2 % 6-10%

Etiologi

Dewasa ini hepatoma dianggap terjadi dari hasil interaksi sinergis multifaktor

dan multifasik, melalui inisiasi, akselerasi dan transformasi dan proses banyak tahapan,

serta peran serta banyak onkogen dan gen terkait, mutasi multigenetik. Etiologi

hepatoma belum jelas, menurut data yang ada, virus hepatitis, aflatoksin dan

pencemaran air minum merupakan 3 faktor utama yang terkait dengan timbulnya

hepatoma.

Page 6

Page 7: referat hepatoma lily

HEPATOMA

1. Virus hepatitis

HBV

Hubungan antara infeksi kronik HBV dengan timbulnya hepatoma

terbukti kuat, baik secara epidemiologis, klinis maupun eksperimental.

Karsinogenisitas HBV terhadap hati mungkin terjadi melalui proses inflamasi

kronik, peningkatan proliferasi hepatosit, integrasi HBV DNA ke dalam DNA

sel pejamu, dan aktifitas protein spesifik-HBV berinteraksi dengan gen hati.

Pada dasarnya, perubahan hepatosit dari kondisi inaktif (quiescent) menjadi

sel yang aktif bereplikasi menentukan tingkat karsinogenesis hati.

HCV

Infeksi HCV berperan penting dalam patogenesis hepatoma pada pasien

yang bukan pengidap HBV. Pada kelompok pasien penyakit hati akibat

transfusi darah dengan anti-HCV positif, interval antara saat transfusi hingga

terjadinya HCC dapat mencapai 29 tahun. Hepatokarsinogenesis akibat

infeksi HCV diduga melalui aktifitas nekroinfiamasi kronik dan sirosis hati.

Hepatocellular carcinoma in an individual that was hepatitis C positive. Autopsy specimen.

2. Aflatoksin

Aflatoksin Bl (AFB1) merupakan mikotoksin yang diproduksi oleh jamur

Aspergillus. Metabolit AFB1 yaitu AFB 1-2-3-epoksid merupakan karsinogen

utama dari kelompok aflatoksin yang mampu membentuk ikatan dengan DNA

maupun RNA. Salah satu mekanisme hepatokarsinogenesisnya ialah kemampuan

AFB 1 menginduksi mutasi pada kodon 249 dari gen supresor tumor p53.

Page 7

Page 8: referat hepatoma lily

HEPATOMA

3. Pencemaran air minum

Dari hasil survei epidemiologi di China ditemukan pencemaran air minum dan

kejadian hepatoma berkaitan erat, di area insiden tinggi hepatoma seperti

kecamatan Qidong dan Haimen di propinsi Jiangshu, Fuhuan di Guangxi, Shunde di

Guangdong dll. menunjukkan peminum air saluran perumahan, air kolam memiliki

mortalitas hepatoma secara jelas lebih tinggi dari peminum air sumur dalam.

Dengan beralih ke minum air sumur dalam, mortalitas hepatoma penduduk

cenderung menurun. Algae biru hijau dalam air saluran perumahan dan air kolam

dianggap sebagai salah satu karsinogen utama.

Faktor resiko

Sirosis Hati

Sirosis hati (SH) merupakan faktor risiko utama hepatoma di dunia dan

melatarbelakangi lebih dari 80% kasus hepatoma. Otopsi pada pasien SH mendapatkan

20-80% diantaranya telah menderita HCC. Prediktor utama hepatoma pada SH adalah

jenis kelamin laki-laki, peningkatan kadar alfa feto protein (AFP) serum, beratnya

penyakit dan tingginya aktifitas proliferasi sel hati.

Obesitas

Seperti diketahui, obesitas merupakan faktor risiko utama untuk non-alcoholic

fatty liver disease (NAFLD), khususnya nonalcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat

berkembang menjadi sirosis hati dan kemudian dapat berlanjut menjadi HCC.

Diabetes Melitus (DM)

DM merupakan faktor risiko baik untuk penyakit hati kronik maupun untuk HCC

melalui terjadinya perlemakan hati dan steatohepatitis non-alkoholik (NASH). Di

samping itu, DM dihubungkan dengan peningkatan kadar insulin dan insulin-like growth

factors (IGFs) yang merupakan faktor promotif potensial untuk kanker.

Page 8

Page 9: referat hepatoma lily

HEPATOMA

Alkohol

Meskipun alkohol tidak memiliki kemampuan mutagenik, peminum berat alkohol

(>50-70 g/hari dan berlangsung lama) berisiko untuk menderita HCC melalui sirosis hati

alkoholik. Efek hepatotoksik alkohol bersifat dose-dependent, sehingga asupan sedikit

alkohol tidak meningkatkan risiko terjadinya HCC.

Selain yang telah disebutkan di atas, bahan atau kondisi lain yang

merupakan faktor risiko HCC namun lebih jarang dibicarakan/ditemukan, antara lain :

penyakit hati autoimun( hepatitis autoimun, sirosis bilier primer), penyakit hati

metabolik(hemokromatosis genetik, defisiensi antitripsin-alfa 1, penyakit Wilson),

kotrasepsi oral, senyawa kimia( thorotrast, vinil klorida, nitrosamin, insektisida

organoklorin, asam tanik), tembakau.

Patologi

Secara makroskopis biasanya tumor berwarna putih, padat kadang nekrotik

kehijauan atau hemoragik. Acap kali ditemukan trombus tumor di dalam vena hepatika

atau porta intrahepatik.

Page 9

Page 10: referat hepatoma lily

HEPATOMA

Pembagian atas tipe morfologisnya adalah: 1. ekspansif, dengan batas

yang jelas, 2. infilt menyebar/menjalar; 3. multifokal. Menurut WHO secara histologik

HCC dapat diklasifikasikan berdasa organisasi struktural sel tumor sebagai berikut: 1).

Trabekuli (sinusoidal), 2). Pseudoglandular (asiner), 3). Kompak (padat), 4. Sirous

Karakteristik terpenting untuk memastikan HCC pada tumor; diameternya lebih

kecil dari 1,5 cm adalah bahwa sebagian besar tumor terdiri semata-mata dari

karsinoma yang berdiferensiasi baik, deng sedikit atipia selular atau struktural. Bila

tumor ini berproliferasi, berbagai variasi histologik beserta de-diferensiasinya dapat

terlihat di dalam nodul yang sama. Nodul kanker yang berdiameter kurang dari satu cm

seluruhnya terdiri dari jaringan kanker yang berdiferensiasi baik. Bila diameter tumor

antara 1 dan 3 cm, 40% dari nodulnya terdiri atas lebih ;| dari 2 jaringan kanker dengan

derajat diferensiasi yang berbeda-beda.

Photomicrograph of a liver demonstrating hepatocellular carcinoma.

Patogenesis

Inflamasi, nekrosis, fibrosis, dan regenerasi dari sel hati yang terus berlanjut

merupaka proses khas dari cirrhosis hepatic yang juga merupakan proses dari

pembentukan hepatoma walaupun pada pasien – pasien dengan hepatoma, kelainan

cirrhosis tidak selalu ada. Hal ini mungkin berhubungan dengan proses replikasi DNA

virus dari virus hepatitis yang juga memproduksi HBV X protein yang tidak dapat

Page 10

Page 11: referat hepatoma lily

HEPATOMA

bergabung dengan DNA sel hati, yang merupakan host dari infeksi Virus hepatitis,

dikarenakan protein tersebut merupakan suatu RNA. RNA ini akan berkembang dan

mereplikasi diri di sitoplasma dari sel hati dan menyebabkan suatu perkembangan dari

keganasan yang nantinya akan mengahambat apoptosis dan meningkatkan proliferasi

sel hati. Para ahli genetika mencari gen – gen yang berubah dalam perkembangan sel

hepatoma ini dan didapatkan adanya mutasi dari gen p53, PIKCA, dan β-Catenin.

Sementara pada proses cirrhosis terjadi pembentukan nodul – nodul di hepar,

baik nodul regeneratif maupun nodul diplastik. Penelitian prospektif menunjukan bahwa

tidak ada progresi yang khusus dari nodul – nodul diatas yang menuju kearah hepatoma

tetapi, pada nodul displastik didapatkan bahwa nodul yang terbentuk dari sel – sel yang

kecil meningkatkan proses pembentukan hepatoma. Sel sel kecil ini disebut sebagai

stem cel dari hati.

Sel – sel ini meregenrasi sel – sel hati yang rusak tetapi sel – sel ini juga

berkembang sendiri menjadi nodul – nodul yang ganas sebagai respons dari adanya

penyakit yang kronik yang disebabkan oleh infeksi virus.nodul – nodul inilah yang pada

perkembangan lebih lanjut akan menjadi hepatoma.

Manifestasi Klinis

Page 11

Page 12: referat hepatoma lily

HEPATOMA

Hepatoma fase subklinis

Yang dimaksud hepatoma fase subklinis atau stadium dini adalah pasien yang

tanpa gejala dan tanda fisik hepatoma yang jelas, biasanya ditemukan melalui

pemeriksaan AFP dan teknik pencitraan. Caranya adalah dengan gabungan pemeriksaan

AFP dan pencitraan, teknik pencitraan terutama dengan USG lebih dahulu, bila perlu

dapat digunakan CT atau MRI. Yang dimaksud kelompok risiko tinggi hepatoma

umumnya adalah: masyarakat di daerah insiden tinggi hepatoma; pasien dengan riwayat

hepatitis atau HBsAg positif; pasien dengan riwayat keluarga hepatoma; pasien pasca

reseksi hepatoma primer.

Hepatoma fase klinis

Hepatoma fase klinis tergolong hepatoma stadium sedang, lanjut, manifestasi utama

yang sering ditemukan adalah:

(1) Nyeri abdomen kanan atas: hepatoma stadium sedang dan lanjut sering dating

berobat karena kembung dan tak nyaman atau nyeri samar di abdomen kanan atas.

Nyeri umumnya bersifat tumpul( dullache) atau menusuk intermiten atau kontinu,

sebagian merasa area hati terbebat kencang, disebabkan tumor tumbuh dengan

cepat hingga menambah regangan pada kapsul hati. Jika nyeri abdomen bertambah

hebat atau timbul akut abdomen harus pikirkan ruptur hepatoma.

(2) Massa abdomen atas: hepatoma lobus kanan dapat menyebabkan batas atas hati

bergeser ke atas, pemeriksaan fisik menemukan hepatomegali di bawah arkus

kostae berbenjol benjol; hepatoma segmen inferior lobus kanan sering dapat

langsung teraba massa di bawah arkus kostae kanan; hepatoma lobus kiri tampil

sebagai massa di bawah prosesus xifoideus atau massa di bawah arkus kostae kiri.

(3) Perut kembung: timbul karena massa tumor sangat besar, asites dan gangguan

fungsi hati.

(4) Anoreksia: timbul karena fungsi hati terganggu, tumor mendesak saluran

gastrointestinal, perut tidak bisa menerma makanan dalam jumlah banyak karena

terasa begah.

Page 12

Page 13: referat hepatoma lily

HEPATOMA

(5) Letih, mengurus: dapat disebabkan metabolit dari tumor ganas dan berkurangnya

masukan makanan dll, yang parah dapat sampai kakeksia.

(6) Demam: timbul karena nekrosis tumor, disertai infeksi dan metabolit tumor, jika

tanpa bukti infeksi disebut demam kanker, umumnya tidak disertai menggigil.

(7) Ikterus: tampil sebagai kuningnya sclera dan kulit, umumnya karena gangguan fungsi

hati, biasanya sudah stadium lanjut, juga dapat karena sumbat kanker di saluran

empedu atau tumor mendesak saluran empedu hingga timbul ikterus obstruktif.

(8) Asites: juga merupakan tanda stadium lanjut. Secara klinis ditemukan perut

membuncit dan pekak bergeser, sering disertai udem kedua tungkai.

(9) Lainnya: selain itu terdapat kecenderungan perdarahan, diare, nyeri bahu belakang

kanan, udem kedua tungkai bawah, kulit gatal dan lainnya, juga manifestasi sirosis

hati seperti splenomegali, palmar eritema, lingua hepatik, spider nevi, venodilatasi

dinding abdomen dll. Pada stadium akhir hepatoma sering timbul metastasis paru,

tulang dan banyak organ lain

Diagnosis

Pemeriksaan laboratorium

1. Alfa-fetoprotein (AFP)

AFP adalah sejenis glikoprotein, disin-tesis oleh hepatosit dan sakus vitelinus,

terdapat dalam serum darah janin. Pasca partus 2 minggu, AFP dalam serum hampir

lenyap, dalam serum orang normal hanya terdapat sedikit sekali (< 25 ng/L). Ketika

hepatosit berubah ganas, AFP kembali muncul. Selain itu teratoma testes atau ovarium

serta beberapa tumor lain (seperti karsinoma gaster, paru dll.) dalam serum pasien juga

dapat ditemukan AFP; wanita hamil dan sebagian pasien hepatitis akut kandungan AFP

dalam serum mereka juga dapat meningkat.

AFP memiliki spesifisitas tinggi dalam diagnosis karsinoma hepatoselular. Jika AFP >

500 ng/L bertahan 1 bulan atau > 200 ng/ L bertahan 2 bulan, tanpa bukti penyakit hati

aktif, dapat disingkirkan kehamilan dan kanker embrional kelenjar reproduksi, maka

dapat dibuat diagnosis hepatoma, diagnosis ini dapat lebih awal 6-12 bulan dari

Page 13

Page 14: referat hepatoma lily

HEPATOMA

timbulnya gejala hepatoma. AFP sering dapat dipakai untuk menilai hasil terapi. Pasca

reseksi hepatoma, kadar AFP darah terus menurun dengan waktu paruh 3-9,5 hari,

umumnya pasca operasi dalam 2 bulan kadarnya turun hingga normal, jika belum dapat

turun hingga normal, atau setelah turun lalu naik lagi, maka pertanda terjadi residif atau

rekurensi tumor.

Alpha-fetoprotein

(ng/mL)

Interpretation

>400-500 - HCC likely if accompanied by space-occupying solid lesion(s) in

cirrhotic liver or levels are rapidly increasing.

- Diffusely growing HCC, may be difficult to detect on imaging.

- Occasionally in patients with active liver disease (particularly HBV or

HCV infection) reflecting inflammation, regeneration, or

seroconversion

Normal value to

<400

- Frequent: Regeneration/inflammation (usually in patients with

elevated transaminases and HCV) - Regeneration after partial

hepatectomy

- If a space-occupying lesion and transaminases are normal, suspicious

for HCC

Normal value Does not exclude HCC (cirrhotic and noncirrhotic liver)

Alpha-fetoprotein Interpretation

Page 14

Page 15: referat hepatoma lily

HEPATOMA

(ng/mL)

>400-500 - HCC likely if accompanied by space-occupying solid lesion(s) in

cirrhotic liver or levels are rapidly increasing.

- Diffusely growing HCC, may be difficult to detect on imaging.

- Occasionally in patients with active liver disease (particularly HBV or

HCV infection) reflecting inflammation, regeneration, or

seroconversion

Normal value to

<400

- Frequent: Regeneration/inflammation (usually in patients with

elevated transaminases and HCV) - Regeneration after partial

hepatectomy

- If a space-occupying lesion and transaminases are normal, suspicious

for HCC

Normal value Does not exclude HCC (cirrhotic and noncirrhotic liver)

2. Petanda tumor lainnya

Zat petanda hepatoma sangat banyak, tapi semuanya tidak spesifik untuk diagnosis

sifat hepatoma primer. Penggunaan gabungan untuk diagnosis kasus dengan AFP negatif

memiliki nilai rujukan tertemu, yang relatif umum digunakan adalah: des-gama karboksi

protrombin (DCP), alfa-L-fukosidase (AFU), gama-glutamil transpeptidase (GGT-II), CA19-

9, antitripsin, feritin, CEA, dll.

3. Fungsi had dan sistem antigen antibodi hepatitis B

Karena lebih dari 90% hepatoma disertai sirosis hati, hepatitis dan latar belakang

penyakit hati lain, maka jika ditemukan kelainan fungsi hati, petanda hepatitis B atau

hepatitis C positif, artinya terdapat dasar penyakit hati untuk hepatoma, itu dapat

membantu dalam diagnosis.

Pemeriksaan pencitraan

Page 15

Page 16: referat hepatoma lily

HEPATOMA

l. Ultrasonografi (USG)

USG merupakan metode paling sering digunakan dalam diagnosis hepatoma. Ke-

gunaan dari USG dapat dirangkum sebagai berikut: memastikan ada tidaknya lesi pe-

nempat ruang dalam hati; dapat dilakukan penapisan gabungan dengan USG dan AFP

sebagai metode diagnosis penapisan awal untuk hepatoma; mengindikasikan sifat lesi

penempat ruang, membedakan lesi berisi cairan dari yang padat; membantu memahami

hubungan kanker dengan pembuluh darah penting dalam hati, berguna dalam meng-

arahkan prosedur operasi; membantu memahami penyebaran dan infiltrasi hepatoma

dalam hati dan jaringan organ sekitarnya, memperlihatkan ada tidaknya trombus tumor

dalam percabangan vena porta intrahepatik; di bawah panduan USG dapat dilakukan

biopsi

2. CT

CT telah menj adi parameter pemeriksaan rutin terpenting untuk diagnosis lokasi

dan sifat hepatoma. CT dapat membantu memperjelas diagnosis, menunjukkan lokasi

tepat, jumlah dan ukuran tumor dalam hati hubungannya dengan pembuluh darah

penting, dalam penentuan modalitas terapi sangatlah penting. Terhadap lesi mikro

dalam hati yang sulit ditentukan CT rutin dapat dilakukan CT dipadukan dengan

angiongrafi (CTA), atau ke dalam arteri hepatika disuntikkan lipiodol, sesudah 1-3

minggu dilakukan lagi pemeriksaan CT, pada waktu ini CT-lipiodol dapat menemukan

hepatoma sekecil 0,5 cm.

Page 16

Page 17: referat hepatoma lily

HEPATOMA

3. MRI

MRI merupakan teknik pemeriksaan nonradiasi, tidak memakai zat kontras berisi

iodium, dapat secara jelas menunjukkan struktur pembuluh darah dan saluran empedu

dalam hati, juga cukup baik memperlihatkan struktur internal jaringan hati dan

hepatoma, sangat membantu dalam menilai efektivitas aneka terapi. Dengan zat

kontras spesifik hepatosit dapat menemukan hepatoma kecil kurang dari 1cm dengan

angka keberhasilan 55%

.

4. Angiografi arteri hepatika

Sejak tahun 1953 Seldinger merintis penggunaan metode kateterisasi arteri

femoralis perkutan untuk membuat angiografi organ dalam, kini angiografi arteri

hepatika selektif atau supraselektif sudah menjadi salah satu metode penting dalam

diagnosis hepatoma. Namun karena metode ini tergolong invasif, penampilan untuk hati

kiri dan hepatoma tipe avaskular agak kurang baik, dewasa ini indikasinya adalah: klinis

Page 17

Page 18: referat hepatoma lily

HEPATOMA

suspek hepatoma atau AFP positif tapi hasil pencitraan lain negatif hasilnya; berbagai

teknik pencitraan noninvasif sulit menentukan sifat lesi penempat ruang tersebut.

5. Tomografi emisi positron (PET)

Dewasa ini diagnosis terhadap hepatoma masih kurang ideal, namun karsinoma

kolangioselular dan karsinoma hepatoselular berdiferensiasi buruk memiliki daya ambil

terhadap 18F-FDG yang relatif kuat, maka pada pencitraan PET tampak sebagai lesi

metabolisme tinggi.

Pemeriksaan lainnya

Pungsi hati mengambil jaringan tumor untuk pemeriksaan patologi, biopsi

kelenjar limfe supraklavikular, biopsi nodul sub-kutis, mencari sel ganas dalam asites,

perito-neoskopi dll. juga mempunyai nilai tertentu pada diagnosis hepatoma primer.

Prinsip diagnosis hepatoma

Untuk pasien yang dicurigai hepatoma atau lesi penempat ruang dalam hati yang

tak dapat menyingkirkan hepatoma, semua harus diupayakan kejelasan diagnosisnya

dalam waktu sesingkat mungkin. Teknik pemeriksaan pencitraan modern tidak dapat

dilewatkan, biasanya dimulai dengan pemeriksaan noninvasif, bila perlu barulah

dilakukan pemeriksaan invasif. Untuk kasus yang dengan berbagai pemeriksaan masih

belum jelas diagnosisnya, harus dipantau ditindaklanjuti secaraketat, bila perlu pertim-

bangkan laparotomi eksploratif.

SISTEM STAGING

Dalam staging klinis HCC terdapat pemilahan pasien atas kelompok-kelompok

yang prognosisnya berbeda, berdasarkan parameter klinis, biokimiawi dan radiologis

pilihan yang tersedia. Sistem staging yang ideal seharusnya juga mencantumkan

penilaian ekstensi tumor, derajat gangguan fungsi hati, keadaan umum pasien serta

keefektifan terapi. Sebagian besar pasien HCC adalah pasien sirosis yang juga

Page 18

Page 19: referat hepatoma lily

HEPATOMA

mengurangi harapan hidup. Sistem yang banyak digunakan untuk menilai status

fungsional hati dan prediksi prognosis pasien sirosis adalah sistem klasifikasi Child-

ltorcotte-Pugh, tetapi sistem ini tidak ditujukan untuk penilaian staging HCC. Beberapa

sistem yang dapat dipakai untuk staging HCC adalah:

• Tumor-Node-Metastases (TNM) Staging System

• Okuda Staging System

• Cancer of the Liver Italian Program (CLIP) Scoring System

• Chinese University Prognostic Index (CUPI)

• Barcelona Clinic Liver Cancer (BCLC) Staging System

Standar diagnosis

Pada tahun 2001 Komite Khusus Hepatoma Asosiasi Antitumor China telah

menetapkan standar diagnosis dan klasifikasi stadium klinis hepatoma primer.

1. Standar diagnosis klinis hepatoma primer.

Page 19

Page 20: referat hepatoma lily

HEPATOMA

(1) AFP > 400 ug/L, dapat menyingkirkan kehamilan, tumor embrional sistem repro-

duksi, penyakit hati aktif, hepatoma metastatik, selain itu teraba hati mem-besar, keras

dan bermassa nodular besar atau pemeriksaan pencitraan menun-jukkan lesi penempat

ruang karakteristik hepatoma.

(2) AFP < 400 ug/L, dapat menyingldrkan kehamilan, tumor embrional sistem

reproduksi, penyakit hati aktif, hepatoma metastatik, selain itu terdapat dua jenis

pemeriksaan pencitraan menunjukkan lesi penempat ruang karakteristik hepatoma

atau terdapat dua petanda hepatoma (DCP, GGT-II, AFU, CA19-9, dll.) positif serta

satu pemeriksaan pencitraan menunjukkan lesi penempat ruang karakteristik

hepatoma.

(3) Menunjukkan manifestasi klinis hepatoma dan terdapat kepastian lesi metastatik

ekstrahepatik (termasuk asites hemoragis makroskopik atau di dalamnya ditemukan sel

ganas) serta dapat meny ing-kirkan hepatoma metastatik

2. Standar klasifikasi stadium klinis hepatoma primer

la : tumor tunggal berdiameter < 3 cm, tanpa emboli rumor, tanpa metastasis kelenjar

limfe peritoneal ataupun jauh; Child A.

Ib : tumor tunggal atau dua tumor dengan diameter gabungan <5cm, di separuh hati,

tanpa emboli tumor, tanpa metastasis kelenjar limfe peritoneal ataupun jauh; Child

A.

Ha : tumor tunggal atau dua tumor dengan diameter gabungan < 10 cm, di separuh hati,

atau dua tumor dengan diameter gabungan < 5 cm, di kedua belahan hati kiri dan

kanan, tanpa emboli tumor, tanpa metastasis kelenjar limfe peritoneal ataupun

jauh; Child A.

lib : tumor tunggal atau multipel dengan diameter gabungan > 10 cm, di separuh hati,

atau tumor multipel dengan diameter gabungan > 5 cm, di kedua belahan hati kiri

dan kanan, tanpa emboli tumor, tanpa metastasis kelenjar limfe peritoneal ataupun

jauh; Child A. Terdapat emboli tumor di percabangan vena portal, vena hepatik atau

saluran empedu dan/atau Child B.

Page 20

Page 21: referat hepatoma lily

HEPATOMA

Ilia : tidak peduli kondisi tumor, terdapat emboli tumor di pembuluh utama vena porta

atau vena kava inferior, metastasis kelenjar limfe peritoneal atau jauh, salah satu

daripadanya; Child A atau B.

Illb : tidak peduli kondisi tumor, tidak peduli emboli tumor, metastasis; Child C.

Diagnosis banding

1. Diagnosis banding hepatoma dengan AFP positif

Hepatoma dengan AFP positif harus dibedakan dari kehamilan, tumor embrional

kelenjar reproduktif, metastasis hati dari kanker saluran digestif dan hepatitis serta

sirosis hati dengan peninggian AFP. Pada tumor embrional kelenjar reproduktif, ter-

dapat gejala klinis dan tanda fisik tumor bersangkutan, umumnya tidak sulit dibedakan;

kanker gaster, kanker pankreas dengan metastasis hati. Kanker gaster, kanker pankreas

kadang kala disertai peninggian AFP, tapi konsentrasinya umumnya relatif; rendah, dan

tanpa latar belakang penyakit : hati, USG dan CT serta pemeriksaan minum barium dan

pencitraan lain sering kali dapat memperjelas diagnosis. Pada hepatitis, sirosis hati, jika

disertai peninggian AFP agak sulit dibedakan dari hepatoma, harus dilakukan

pemeriksaan pencitraan hati secara cermat, dilihat apakah terdapat lesi penempat

Page 21

Page 22: referat hepatoma lily

HEPATOMA

ruang dalam hati, selain secara berkala harus diperiksa fungsi hati dan AFP, memonitor

perubahan ALT dan AFP.

2. Diagnosis banding hepatoma dengan AFP negatif

Hemangioma hati. Hemangioma kecil paling sulit dibedakan dari hepatoma kecil

dengan AFP negatif, hemangioma umumnya pada wanita, riwayat penyakit yang

panjang, progresi lambat, bisa tanpa latar belakang hepatitis dan sirosis hati, zat

petanda hepatitis negatif, CT tunda, MRI dapat membantu diagnosis. Pada tumor

metastasis hati, sering terdapat riwayat kanker primer, zat petanda hepatitis umumnya

negatif pencitraan tampak lesi multipel tersebar dengan ukuran bervariasi. Pada abses

hati, terdapat riwayat demam, takut dingin dan tanda radang lain, pencitraan

menemukan di dalam lesi terdapat likuidasi atau nekrosis. Pada hidatidosis hati, kista

hati, riwayat penyakit panjang, tanpa riwayat penyakit hati, umumnya kondisinya baik,

massa besar dan fungsi hati umumnya baik, zat petanda hepatitis negatif, pencitraan

menemukan lesi bersifat cair penempat ruang, dinding kista tipis, sering disertai ginjal

polikistik. Adenoma hati, umumnya pada wanita, sering dengan riwayat minum pil KB

bertahun-tahun, tanpa latar belakang hepatitis, sirosis hati, petanda hepatitis negatif, CT

tunda dapat membedakan. Hiperplasia nodular fokal, pseudotumor inflamatorik dll.

sering cukup sulit dibedakan dari hepatoma primer

Penatalaksanaan

Tiga prinsip penting dalam terapi hepatoma adalah terapi dini efektif, terapi

gabungan, dan terapi berulang. Terapi dini efektif. Semakin dini diterapi, semakin baik

hasil terapi terhadap rumor. Untuk hepatoma kecil pasca reseksi 5 tahun survivalnya

adalah 50-60%, sedangkan hepatoma besar hanya sekitar 20%. Terapi efektif menuntut

sedapat mungkin memilih cara terapi terbaik sebagai terapi pertama. Terapi gabungan:

Dewasa ini reseksi bedah terbaik pun belum dapat mencapai hasil yang memuaskan,

berbagai metode terapi hepatoma memiliki kelebihan masing-masing, harus digunakan

secara fleksibel sesuai kondisi setiap pasien, dipadukan untuk saling mengisi

Page 22

Page 23: referat hepatoma lily

HEPATOMA

kekurangan, agar semaksimal mungkin membasmi dan mengendalikan tumor, tapi juga

semaksimal mungkin mempertahankan fisik, memper-panjang survival. Terapi berulang.

Terapi satu kali terhadap hepatoma sering kali tidak mencapai hasil ideal, sering

diperlukan terapi ulangan sampai berkali-kali. Misalnya berkali-kali dilakukan

kemoembolisasi perkutan arteri hepatika, injeksi alkohol absolut intratumor berulang

kali, reseksi ulangan pada rekurensi pasca operasi dll.

Terapi operasi

Indikasi operasi eksploratif: tumor mungkin resektabel atau masih ada kemung-

kinan tindakan operasi paliatif selain reseksi; fungsi hati baik, diperkirakan tahan

operasi; tanpa kontraindikasi operasi. Kontraindikasi operasi eksploratif: umumnya

pasien dengan sirosis hati berat, insufisiensi hati disertai ikterus, asites; pembuluh

utama vena porta mengandung trombus kanker; rudapaksa serius jantung, paru, ginjal

dan organ vital lain, diperkirakan tak tahan operasi.

1. Metode hepatektomi.

Hepatektomi merupakan cara terapi dengan hasil terbaik dewasa ini. Survival 5

tahun pasca operasi sekitar 30-40%, pada mikrokarsinoma hati (< 5 cm) dapat mencapai

50-60%. Hepatektomi terdiri atas hepatektomi beraruran dan hepatektomi tak

beraruran. Hepatektomi beraruran adalah sebelum insisi hati dilakukan diseksi, me-

mutus aliran darah ke lobus hati (segmen, subsegmen) terkait, kemudian menurut

lingkup anatomis lobus hati (segmen, subsegmen) tersebut dilakukan reseksi jaringan

hati. Hepatektomi tak beraruran tidak perlu mengikuti secara ketat distribusi anatomis

pembuluh dalam hati, tapi hanya perlu ber-jarak 2-3cm dari tepi tumor, mereseksi

jaringan hati dan percabangan pembuluh darah dan saluran empedu yang menuju lesi,

lingkup reseksi hanya mencakup tumor dan jaringan hati sekitarnya. Metode reseksi ini

sesuai untuk hepatoma disertai sirosis hati, lebih banyak dilakukan di China, menjadikan

operasi lebih simpel, hingga sebagian besar pasien hepatoma dengan sirosis dapat

Page 23

Page 24: referat hepatoma lily

HEPATOMA

mem-pertahankan lebih banyak jaringan hati normal selain tumornya dapat direseksi,

me-ngurangi komplikasi operasi, menurunkan mortalitas operasi.

Kunci dari hepatektomi adalah me-ngontrol perdarahan. Pada waktu reseksi hati,

metode mengurangi perdarahan me-liputi obstruksi aliran darah porta pertama hati,

koagulasi gelombang mikro potongan hati, klem hati, obstruksi temporer satu sisi

cabang vena porta dan cabang arteri hepatika, dll. Pada kasus dengan sirosis hati,

obstruksi porta hati setiap kali tidak boleh lebih dari 10-15 menit, bila perlu dapat

diobstruksi berulang kali.

Komplikasi utama pasca hepatektomi adalah: Gagal ftmgsi hati; timbul beberapa

hari hingga beberapa minggu pasca operasi, sering kali berkaitan dengan pasien dengan

penyakit hati aktif kronis, sirosis sedang atau lebih, volume hepatektomi terlalu besar,

perdarahan selama operasi berlebih, waktu obstruksi porta hati terlalu lama dan obat-

obatan perioperatif (termasuk obat anestetik) bersifat hepatotoksik. Perdarahan pasca

operasi, kebanyakan karena hemostasis selama operasi kurang tuntas, sutura ligasi

vaskular terlepas, gangguan koagulasi, nekrosis permukaan irisan hati dll. Dapat juga

terjadi infeksi subdiafragma, karena pasca operasi terjadi akumulasi darah dan cairan di

bawah diafragma, maka timbul abses subfrenik; fistel cairan empedu: perdarahan

saluran cerna atas.

Hepatektomi 2 fase: pasien hepatoma setelah dilakukan eksplorasi bedah

ternyata tumor tak dapat direseksi. sesudah diberikan terapi gabungan. tumor mengecil,

dilakukan laparotomi lagi dan dapat dilakukan reseksi

2. Transplantasi hati

Dewasa ini, teknik transplantasi hati sudah sangat matang, namun biayanya

tinggi,donornya sulit. Pasca operasi pasien menggunakan obat imunosupresan anti

rejeksi membuat kanker residif tumbuh lebih cepat dan bermetastasis. hasil terapi

kurang baik untuk hepatoma stadium sedang dan lanjut. Umumnya berpendapat

mikrohepatoma stadium dini dengan sirosis berat merupakan indikasi lebih baik untuk

transplantasi hati.

Page 24

Page 25: referat hepatoma lily

HEPATOMA

Survival Rate

1 year 5 years

Mazzefero (1996) 48 84% 74%

Bismuth (1999) 45 82% 74%

Llovet (1999) 79 86% 75%

Jonas (2001) 120 90% 71%

Survival Rate

1 year 5 years

Mazzefero (1996) 48 84% 74%

Bismuth (1999) 45 82% 74%

Llovet (1999) 79 86% 75%

Jonas (2001) 120 90% 71%

3. Terapi operatif nonreseksi

Misalnya, pasca laparotomi, karena tumor menyebar atau alasan lain tidak dapat

dilakukan reseksi, dapat dipertimbangkan terapi operatif nonreseksi, mencakup: injeksi

obat melalui kateter transarteri hepatik atau kemoterapi embolisasi saat operasi;

kemoterapi melalui kateter vena porta saat operasi; ligasi arteri hepatika; koagulasi

tumor hati dengan gelombang mikro, ablasi radiofrekuensi, krioterapi dengan nitrogen

cair, evaporisasi dengan laser energi tinggi saat operasi; injeksi alkohol absolut

intratumor saat operasi

Terapi lokal

Terapi lokal terdiri atas dua jenis terapi, yaitu terapi ablatif lokal dan injeksi obat

intratumor. Yang pertama meliputi ablasi radiofrekuensi, koagulasi gelombang mikro,

laser, pembekuan, ultrason energi tinggi terfokus, yang kedua yang tersering ditemukan

adalah injeksi alkohol absolut intratumor. jlerapi lokal umumnya dilakukan melalui

Page 25

Page 26: referat hepatoma lily

HEPATOMA

fpungsi perkutan, perlu panduan pencitraan, I yang sering adalah dengan USG, dapat

juga I dengan CT atau laparoskopi.

1. Ablasi radiofrekuensi (RFA)

Ini adalah metode ablasi lokal yang [paling sering dipakai dan efektif dewasa ini.

Elektroda RFA ditusukkan ke dalam tumor melepaskan energi radiofrekuensi, hingga

jaringan tumor mengalami nekrosis koagulatif panas, denaturasi, jadi secara selektif

mem-bunuh jaringan tumor. Satu kali RFA meng-hasilkan nekrosis seukuran bola

berdiameter 3-5 cm, sehingga dapat membasmi tuntas mikrohepatoma, dengan hasil

kuratif. RFA perkutan memiliki keunggulan mikroinvasif, aman, efektif, sedikit

komplikasi. mudah di-ulangi dll. sehingga mendapat perhatian luas untuk terapi

hepatoma.

2. Injeksi alkohol absolut intratumor perkutan

Di bawah panduan teknik pencitraan, dilakukan pungsi tumor hati perkutan, ke

dalam tumor disuntikkan alkohol absolut. Sehubungan dengan pengaruh dari luas pe-

nyebaran alkohol absolut dalam tumor hati dan dosis toleransi tubuh manusia, maka

sulit mencapai efek terapi ideal terhadap hepatoma besar, penggunaannya umumnya

untuk hepatoma kecil yang tak sesuai direseksi atau terapi adjuvan pasca

kemoembolisasi arteri hepatik. Meskipun hepatoma kecil tapi suntikan hams berulang

kali di banyak titik barulah dapat membuat kanker nekrosis memadai.

Kemoembolisasi arteri hepatik perkutan

Kemoembolisasi arteri hepatik transkateter (TAE, TACE) merupakan cara terapi

yang sering digunakan untuk hepatoma stadium sedang dan lanjut yang tidak sesuai

dioperasi reseksi. Sesuai digunakan untuk tumor sangat besar yang tak dapat direseksi;

tumor dapat direseksi tapi diperkirakan tak tahan operasi; hepatoma rekuren yang tak

dapat direseksi; pasca reseksi hepatoma, suspek terdapat residif, dll. Sedangkan bila

volume tumor lebih dari 70% parenkim hati, fungsi hati terganggu berat, kondisi umum

buruk, diperkirakan tak tahan terapi, semua iru merupakan kontraindikasi

kemoembolisasi arteri hepatik.

Page 26

Page 27: referat hepatoma lily

HEPATOMA

Hepatoma terutama mendapat pasokan darah dari arteri hepatik, setelah

embolisasi arteri hepatik, nodul kanker menjadi iskemik, nekrosis, sedangkan jaringan

hati normal mendapat pasokan darah terutama dari vena porta sehingga efek terhadap

fungsi hati secara keseluruhan relatif kecil. Kemoembolisasi arteri hepatik dapat melalui

mekanisme dobel kemoterapi dan embolisasi terhadap hepatoma membuat tumor

nekrosis, mengecil, sebagian hepatoma setelah volume-nya mengecil mendapat peluang

fase dua untuk direseksi. Kemoembolisasi arteri hepatik menggunakan teknik Seldinger,

dilakukan kateterisasi perkutan lewat arteri femoralis atau arteri subklavia memasuki

arteri hepatik atau cabangnya, angiografi arteri hepatik dapat membantu diagnosis lebih

jauh dan memahami kondisi pasokan darah tumor, ada tidaknya fistel arteriovenosa dll.

Jika tak ada kontraindikasi, maka dapat disuntikkan zat embolisasi dan obatantitumor.

Zatembolisasi yang umum dipakai adalah lipiodol, spons gelatin, mikrosferis obat, cincin

baja anti-karat, dll. Obat antitumor dapat berupa kemo-terapi dan sediaan biologis;

kemoterapi dapat dengan adriamisin, karboplatin, FU, MMC dll. Yang paling sering

dipakai adalah lipiodol dan kemoterapi yang dicampur men-jadi suspensi, menggunakan

afinitas lipiodol terhadap tumor, sebagai karier kemoterapi, membawa obat kemoterapi

ke dalam jaringan kanker, menghasilkan efek kemoembolisasi yang tahan lama.

Pasca kemoembolisasi arteri hepatik survival 1 tahun pasien hepatoma adalah

44-66,9%, lama ketahanan hidup rata-rata 8-10 bulan. Tapi terapi itu bersifat paliatif,

terapi intervensi berulang kali pun sulit secara total membasmi semua sel kanker, efek

terapi jangka panjang belum memuaskan, selain juga mencederai rungsi hati. Oleh

karena itu setelah dengan terapi intervensi hepatoma mengecil hingga batas tertentu,

harus diupayakan memanfaatkan peluang reseksi bedah 2 tahap untuk mencapai terapi

kuratif. Pasca reseksi hepatoma 3-4 minggu, bila ditunjang dengan kemoembolisasi

arteri hepatik dapat membasmi lesi yang mungkin residif dalam hati, menurunkan

rekurensi pasca operasi, meningkatkan survival.

Page 27

Page 28: referat hepatoma lily

HEPATOMA

Radioterapi

Radioterapi eksternal sesuai untuk dengan lesi hepatoma yang relatif terlokalis

medan radiasi dapat mencakup seluruh tumor selain itu sirosis hati tidak parah, pasien

mentolerir radioterapi. Radioterapi umumnya digunakan bersama metode terapi lain

seperti herba, ligasi arteri hepatik, kemoterapi transarteri hepatik, kemoembolisasi

arteri hepa dll. Sedangkan untuk kasus stadium Ianjut dengan metastasis tulang, radiasi

local dapat mengatasi nyeri. Komplikasi tersering dari radioterapi adalah gangguan

fungsi hati hingga timbul ikterus, asites hingga tak dapat menyelesaikan seluruh dosis

terapi. dapat juga memakai biji radioaktif untuk radioti internal terhadap hepatoma.

Terapi biologis

Terapi biologis telah dianggap sebagai metode terapi tumor ke empat setelah

operasi kemoterapi, radioterapi, dewasa ini yang digunakan secara klinis terdapat

imunoterapi aktif nonspesifik, imunoterapi sekunder, terapi terpandu dll. tapi

efektivitasnya belun cukup meyakinkan.

Terapi Paliatif

Sebagian besar pasien HCC didiagnosis pada stadium menengah-lanjut

(intermediate-advanced stage) yang tidak ada terapi standarnya. Berdasarkan meta

analisis, pada stadium ini hanya TAE/TACE (transarterialembolization/chemo

embolization) saja yang menunjukkan penurunan pertumbuhan tumor serta dapat

meningkatkan harapan hidup pasien dengan HCC yang tidak resektabel. TACE dengan

Page 28

Page 29: referat hepatoma lily

HEPATOMA

frekuensi 3 hingga 4 kali setahun dianjurkan pada pasien yang fungsi hatinya cukup baik

(Child-Pugh A) serta tumor multinodular asimtomatik tanpa invasi vaskular atau

penyebaran ekstrahepatik, yang tidak dapat diterapi secara radikal. Sebaliknya bagi

pasien yang dalam keadaan gagal hati (Child-Pugh B-C), serangan iskemik akibat terapi

ini dapat mengakibatkan efek samping yang berat.

Adapun beberapa jenis terapi lain untuk HCC yang tidak resektabel seperti

imunoterapi dengan interferon, terapi antiestrogen, antiandrogen, oktreotid, radiasi

internal, kemoterapi arterial atau sistemik masih memerlukan penelitian lebih lanjut

untuk mendapatkan penilaian yang meyakinkan.

Terapi herba China

Pengobatan China merupakan bagian penting dari terapi hepatoma, herba China

cukup baik memperbaiki gejala, efek buruk sedikit, menjaga kondisi umum yang baik,

memperlambat progresi penyakit mengecilkan tumor atau memungkinkan hidup

dengan tumor dalam jangka panjang pada sebagian kecil pasien. Bila digunakan

bersama obat Barat dapat mengurangi efek buruk kemoterapi dan radioterapi,

memperkuat fisik, meregulasi limpa lambung, memperbaiki gejala, memacu pemulihan

dari operasi, kemoterapi atau radioterapi. Obat yang sering dipakai adalah chaihu,

danggui, baishao, yujin, banzhilian, shishangbo, bai-huasheshecao, shanjia, bayuezha,

shouwu, dangshen, huangqi. qiyeyizhihua dll. Obat formulasi termasuk lianhuapian,

ganfule, huachansu, banmaosu dll.

Prognosis

Hepatoma primer jika tidak diterapi, survival rata-rata alamiah adalah 4,3 bulan.

Kausa kematian umumnya adalah kegagalan sistemik, perdarahan saluran cerna atas,

koma hepatik dan ruptur hati. Faktor yang mempengaruhi prognosis terutama adalah

ukuran dan jumlah tumor, ada tidaknya trombus kanker dan kapsul, derajat sirosis yang

menyertai, metode terapi, dll. Data 1465 kasus pasca reseksi radikal hepatoma dari

Institut Riset Hepatoma Univ. Fudan di Shanghai menunjukkan survival 5 tahun 51,2%.

Page 29

Page 30: referat hepatoma lily

HEPATOMA

Dari 1389 kasus hepatoma di RS Kanker Universitas Zhongshan di Guangzhou, pasca

hepatektomi survival 5 tahun 37,6%, untuk hepatoma <5cm survival 57,3%- Tidak sedikit

kasus yang pasca reseksi bertahan hidup lama.

prognosis dari hepatoma lebih dipengaruhi oleh:

1. stadium tumor pada saat diagnosis

2. status kesehatan pasien

3. fungsi sintesis hati

4. manfaat terapi

Sistem BCLC dianggap yang paling memenuhi kriteria diatas sehingga sering dianggap

memiliki nilai prognostic yang akurat bahkan lebih akurat dibanding sistem TNM-AJCC

.

Page 30

Page 31: referat hepatoma lily

HEPATOMA

Studi yang dilakukan oleh Yeung dkk. (1996) mendapatkan nilai median angka harapan

hidup pasien hepatoma dengan meggunakan sistem Okuda yaitu:

Okuda stadium I 5.1 bulan

Okuda stadium II 2.7 bulan

Okuda stadium III 1.0 bulan

Studi oleh Ramacciato dkk. mendapatkan angka harapan hidup 5 - tahun pada stadium I

berdasarkan sistem TNM yang baru dengan 3 subkategori ukuran tumor :

< 2 cm68.2 %

2-5 cm70.7%

> 5 cm75.8%

Page 31

Page 32: referat hepatoma lily

HEPATOMA

BAB III

KESIMPULAN

Sebagian besar HCC terjadi pada sirosis hati yang disebabkan oleh faktor risiko

yang sudah dikenal dan dapat dicegah (HBV, HCV, alkohol, dan NASH). Infeksi HBV dan

HCV adalah penyebab terpenting HCC. Faktor lingkungan seperti aflatoksin ikut

berperan dalam proses transformasi pada patogenesis molekular HCC. Semakin banyak

bukti bahwa obesitas dan diabetes melitus adalah faktor risiko untuk HCC.

Sebagian besar kasus HCC berprognosis buruk karena tumor yang besar/ganda

dan penyakit hati yang lanjut serta ketiadaan atau ketidakmampuan penerapan terapi

yang berpotensi kuratif (reseksi, transplantasi dan PEI). USG abdomen secara periodik

merupakan cara terbaik untuk surveilans HCC, namun belum jelas pengaruh surveillance

terhadap mortalitas spesifik-penyakit. Stadium tumor, kondisi umum kesehatan, fungsi

hati dan intervensi spesifik mempengaruhi prognosis

Diagnosis dini merupakan masalah yang besar; umumnya penderita datang ter-

lambat sehingga alternatif pengobatan men-jadi sangat sedikit dan kurang bermanfaat

Page 32

Page 33: referat hepatoma lily

HEPATOMA

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo, Aru W., Bambang Setiohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti

Setiati. “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Jilid I, Edisi IV.” Hal: 455-459. Pusat

Penererbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: Juni 2006.

2. Desen, Wan. “ Onkologi Klinik: Edisi 2” . Hal 408-423. Balai Penerbit FKUI.

Jakarta: 2008

3. Gani, Abdulah. “ Gastroentero Hepatologi: Edisi I”. Hal 370-381. Info Medika

Airlangga. Jakarta: 1990

4. Media Medika Muda . “HUBUNGAN KADAR ALFA FETOPROTEIN SERUM DAN

GAMBARAN USG PADA KARSINOMA HEPATOSELULER” diunduh dari:

http://www.m3undip.org/ed2/artikel_09_full_text_01.htm last up date : 5 Mei

2009.

5. Axelrod, David, MD,MBA. “Hepatocellular Carcinoma” diunduh dari:

http://emedicine.medscape.com/article/197319-overview last up date: 1 Mei 2009.

6. “ Hepatocllular Carsinoma”diunduh dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Hepatoma

last up date: 15 Mei 2009

Page 33