LI558.pdf

1
Yayasan Spiritia Lembaran Informasi 558 DEPRESI Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/ Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org Apa Depresi Itu? Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit depresi lebih dari sekadar ke- sedihan atau duka cita. Depresi adalah kesedihan atau duka cita yang lebih hebat dan bertahan terlalu lama. Ada berbagai penyebab depresi: peristiwa dalam kehidupan sehari-hari perubahan kimia dalam otak efek samping obat beberapa penyakit fisik Kurang lebih 5-10% masyarakat umum mengalami depresi. Namun angka depre- si pada Odha dapat mencapai 60%. Perempuan terinfeksi HIV dua kali lebih mungkin mengalami depresi diban- dingkan laki-laki. Menjadi depresi bukan tanda berjiwa lemah. Depresi tidak berarti kita ‘gila’. Kita tidak akan sekadar ‘mengatasi’ depresi; menanganinya membutuhkan bantuan. Jangan menganggap kita pantas menjadi depresi karena kita menghadapi HIV. Dan jangan menganggap kita harus depresi karena kita HIV. Apakah Depresi Penting? Depresi dapat menyebabkan kita tidak tetap tertahan dalam perawatan, tidak hadir pada klinik, dan melupakan dosis terapi antiretroviral (ART). Depresi dapat meningkatkan perilaku berisiko yang menularkan HIV pada orang lain. Secara keseluruhan, depresi dapat mempercepat laju penyakit HIV. Dan depresi meng- ganggu kemampuan kita untuk hidup dengan bahagia. Sebuah penelitian pada 2012 menun- jukkan bahwa pasien dengan depresi, terutama perempuan, lebih mungkin berhenti pengobatan dan tidak mencapai viral load tidak terdeteksi. Depresi sering diabaikan atau diremeh- kan. Banyak dokter yang menangani HIV belum cukup terlatih untuk mengenal atau mengobati depresi. Depresi juga dapat disalahtafsirkan sebagai tanda penyakit HIV lanjutan. Apa Tanda Depresi? Gejala depresi berbeda-beda tergantung pada yang bersangkutan. Kebanyakan dokter mencurigai depresi bila pasien melaporkan bahwa dia merasa sedih atau kehilangan gairah untuk kegiatan sehari- hari. Kemungkinan kita depresi bila perasaan ini tetap berlanjut selama dua minggu atau lebih, dan kita juga mem- punyai beberapa di antara gejala berikut: Kelelahan atau merasa lamban dan lesu Kesulitan konsentrasi Gairah seks berkurang Masalah tidur: bangun lebih pagi, atau tidur berlebihan Merasa bersalah, tidak berharga, atau putus asa Nafsu makan berkurang atau kehilangan berat badan Makan berlebihan Apa Penyebab Depresi? Ada berbagai penyebab depresi. Mene- rima diagnosis penyakit kronis seperti infeksi HIV dapat memburukkan gejala depresi. Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dapat menyebabkan atau memburukkan depresi, terutama efa- virenz. Ada berbagai penyakit (mis. anemia atau diabetes) yang dapat menye- babkan gejala serupa dengan depresi. Begitu juga penggunaan narkoba atau alkohol, serta tingkat testosteron, vitamin B6 atau vitamin B12 yang rendah. Odha yang juga terinfeksi virus hepa- titis lebih mungkin mengalami depresi, terutama bila diobati dengan interferon. Faktor risiko lain termasuk: Perempuan Kita sendiri atau keluarga mempunyai riwayat penyakit jiwa, penggunaan alkohol berlebihan atau narkoba Kurang dukungan sosial Belum mengungkapkan status HIV Kegagalan terapi (ART atau lain) Pengobatan untuk Depresi Depresi dapat ditangani dengan peru- bahan pola hidup, terapi tradisional, dan/ atau dengan pengobatan. Banyak obat yang dipakai untuk depresi dapat berin- teraksi dengan obat antiretroviral (ARV). Dokter dapat membantu memilih terapi atau kombinasi terapi yang paling cocok untuk kita. Jangan coba mengobati diri sendiri dengan alkohol atau narkoba karena zat ini dapat meningkatkan gejala depresi dan menimbulkan masalah lain. Perubahan pola hidup dapat mem- perbaiki depresi pada sebagian orang. Perubahan ini termasuk: Olahraga teratur Berjemur pada sinar matahari Penanganan stres Konseling Tidur teratur Relaksasi Meditasi Terapi tradisional Beberapa orang memperoleh hasil yang baik dari pijat, akupunktur dan olahraga. Ramuan St. John’s wort dianggap dapat mengobati depresi. Namun jamu ini ditunjukkan kurang efektif untuk meng- obati depresi dan berinteraksi dengan beberapa ARV. Pastikan dokter diberi tahu bila kita pakai St. John’s wort. Valerian atau melatonin dapat mem- bantu tidur. Bila ada kekurangan vitamin B6 atau B12, suplemen vitamin ini dapat membantu. Antidepresan Beberapa orang dengan depresi meng- alami manfaat dari pengobatan. Namun antidepresan (obat untuk depresi) dapat berinteraksi dengan ARV. Antidepresan harus dipakai dalam pengawasan dokter yang mengetahui mengenai ARV yang kita pakai. Protease inhibitor sering berinteraksi dengan antidepresan. Antidepresan yang paling sering dipa- kai adalah obat dalam golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI). Obat dalam golongan ini dapat menye- babkan kehilangan gairah dan fungsi seks, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, insomnia (sulit tidur), kelelahan, mual, diare, dan kegelisahan. Obat dari golongan antidepresan trisiklik menyebabkan lebih banyak efek samping daripada SSRI. Obat dari golongan ini dapat menyebabkan sedasi (tenang berlebihan seperti dibius), sembelit, dan denyut jantung yang tidak teratur. Beberapa dokter meresepkan perang- sang jiwa (psychostimulant), obat yang dipakai untuk mengobati gangguan defisit perhatian (attention deficit disorder). Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa pengobatan dengan DHEA (lihat Lembaran Informasi 724) dapat mengu- rangi depresi pada beberapa Odha. Garis Dasar Depresi adalah penyakit yang sangat umum pada Odha. Depresi yang tidak diobati dapat mengganggu kepatuhan terhadap terapi dan mengurangi mutu hidup. Depresi adalah masalah yang ber- pengaruh pada seluruh tubuh, dengan mengganggu kesehatan fisik, pikiran, rasa dan perilaku. Semakin cepat kita periksa ke dokter, semakin cepat kita dapat merencanakan strategi yang sesuai untuk menghadapi masalah ini, yang sebetulnya adalah gangguan yang sangat nyata terhadap kesehatan. Diperbarui 1 September 2014 berdasarkan FS 558 The AIDS InfoNet 23 Juli 2014

Transcript of LI558.pdf

  • Yayasan Spiritia Lembaran Informasi 558

    DEPRESI

    Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

    Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org

    Apa Depresi Itu?Depresi adalah penyakit suasana hati.

    Penyakit depresi lebih dari sekadar ke-sedihan atau duka cita. Depresi adalahkesedihan atau duka cita yang lebih hebatdan bertahan terlalu lama. Ada berbagaipenyebab depresi:y peristiwa dalam kehidupan sehari-hariy perubahan kimia dalam otaky efek samping obaty beberapa penyakit fisik

    Kurang lebih 5-10% masyarakat umummengalami depresi. Namun angka depre-si pada Odha dapat mencapai 60%.Perempuan terinfeksi HIV dua kali lebihmungkin mengalami depresi diban-dingkan laki-laki.

    Menjadi depresi bukan tanda berjiwalemah. Depresi tidak berarti kita gila. Kitatidak akan sekadar mengatasi depresi;menanganinya membutuhkan bantuan.Jangan menganggap kita pantas menjadidepresi karena kita menghadapi HIV. Danjangan menganggap kita harus depresikarena kita HIV.Apakah Depresi Penting?

    Depresi dapat menyebabkan kita tidaktetap tertahan dalam perawatan, tidakhadir pada klinik, dan melupakan dosisterapi antiretroviral (ART). Depresi dapatmeningkatkan perilaku berisiko yangmenularkan HIV pada orang lain. Secarakeseluruhan, depresi dapat mempercepatlaju penyakit HIV. Dan depresi meng-ganggu kemampuan kita untuk hidupdengan bahagia.

    Sebuah penelitian pada 2012 menun-jukkan bahwa pasien dengan depresi,terutama perempuan, lebih mungkinberhenti pengobatan dan tidak mencapaiviral load tidak terdeteksi.

    Depresi sering diabaikan atau diremeh-kan. Banyak dokter yang menangani HIVbelum cukup terlatih untuk mengenal ataumengobati depresi. Depresi juga dapatdisalahtafsirkan sebagai tanda penyakitHIV lanjutan.Apa Tanda Depresi?

    Gejala depresi berbeda-beda tergantungpada yang bersangkutan. Kebanyakandokter mencurigai depresi bila pasienmelaporkan bahwa dia merasa sedih ataukehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari. Kemungkinan kita depresi bilaperasaan ini tetap berlanjut selama duaminggu atau lebih, dan kita juga mem-punyai beberapa di antara gejala berikut:y Kelelahan atau merasa lamban dan lesuy Kesulitan konsentrasi

    y Gairah seks berkurangyMasalah tidur: bangun lebih pagi, atau

    tidur berlebihanyMerasa bersalah, tidak berharga, atau

    putus asay Nafsu makan berkurang atau kehilangan

    berat badanyMakan berlebihanApa Penyebab Depresi?

    Ada berbagai penyebab depresi. Mene-rima diagnosis penyakit kronis sepertiinfeksi HIV dapat memburukkan gejaladepresi. Beberapa obat yang dipakai untukmengobati HIV dapat menyebabkan ataumemburukkan depresi, terutama efa-virenz. Ada berbagai penyakit (mis.anemia atau diabetes) yang dapat menye-babkan gejala serupa dengan depresi.Begitu juga penggunaan narkoba ataualkohol, serta tingkat testosteron, vitaminB6 atau vitamin B12 yang rendah.

    Odha yang juga terinfeksi virus hepa-titis lebih mungkin mengalami depresi,terutama bila diobati dengan interferon.

    Faktor risiko lain termasuk:y Perempuany Kita sendiri atau keluarga mempunyai

    riwayat penyakit jiwa, penggunaanalkohol berlebihan atau narkobay Kurang dukungan sosialy Belum mengungkapkan status HIVy Kegagalan terapi (ART atau lain)Pengobatan untuk Depresi

    Depresi dapat ditangani dengan peru-bahan pola hidup, terapi tradisional, dan/atau dengan pengobatan. Banyak obatyang dipakai untuk depresi dapat berin-teraksi dengan obat antiretroviral (ARV).Dokter dapat membantu memilih terapiatau kombinasi terapi yang paling cocokuntuk kita. Jangan coba mengobati dirisendiri dengan alkohol atau narkobakarena zat ini dapat meningkatkan gejaladepresi dan menimbulkan masalah lain.

    Perubahan pola hidup dapat mem-perbaiki depresi pada sebagian orang.Perubahan ini termasuk:y Olahraga teratury Berjemur pada sinar matahariy Penanganan stresy Konselingy Tidur teratury RelaksasiyMeditasiTerapi tradisional

    Beberapa orang memperoleh hasil yangbaik dari pijat, akupunktur dan olahraga.Ramuan St. Johns wort dianggap dapatmengobati depresi. Namun jamu ini

    ditunjukkan kurang efektif untuk meng-obati depresi dan berinteraksi denganbeberapa ARV. Pastikan dokter diberitahu bila kita pakai St. Johns wort.

    Valerian atau melatonin dapat mem-bantu tidur. Bila ada kekurangan vitaminB6 atau B12, suplemen vitamin ini dapatmembantu.Antidepresan

    Beberapa orang dengan depresi meng-alami manfaat dari pengobatan. Namunantidepresan (obat untuk depresi) dapatberinteraksi dengan ARV. Antidepresanharus dipakai dalam pengawasan dokteryang mengetahui mengenai ARV yangkita pakai. Protease inhibitor seringberinteraksi dengan antidepresan.

    Antidepresan yang paling sering dipa-kai adalah obat dalam golongan SelectiveSerotonin Reuptake Inhibitor (SSRI).Obat dalam golongan ini dapat menye-babkan kehilangan gairah dan fungsi seks,kehilangan nafsu makan, sakit kepala,insomnia (sulit tidur), kelelahan, mual,diare, dan kegelisahan.

    Obat dari golongan antidepresantrisiklik menyebabkan lebih banyak efeksamping daripada SSRI. Obat darigolongan ini dapat menyebabkan sedasi(tenang berlebihan seperti dibius),sembelit, dan denyut jantung yang tidakteratur.

    Beberapa dokter meresepkan perang-sang jiwa (psychostimulant), obat yangdipakai untuk mengobati gangguan defisitperhatian (attention deficit disorder).

    Sebuah penelitian baru menunjukkanbahwa pengobatan dengan DHEA (lihatLembaran Informasi 724) dapat mengu-rangi depresi pada beberapa Odha.Garis Dasar

    Depresi adalah penyakit yang sangatumum pada Odha. Depresi yang tidakdiobati dapat mengganggu kepatuhanterhadap terapi dan mengurangi mutuhidup.

    Depresi adalah masalah yang ber-pengaruh pada seluruh tubuh, denganmengganggu kesehatan fisik, pikiran, rasadan perilaku.

    Semakin cepat kita periksa ke dokter,semakin cepat kita dapat merencanakanstrategi yang sesuai untuk menghadapimasalah ini, yang sebetulnya adalahgangguan yang sangat nyata terhadapkesehatan.

    Diperbarui 1 September 2014 berdasarkan FS 558The AIDS InfoNet 23 Juli 2014