LI AM Sken B Blok 15

6
Nama : Satria Putra Wicaksana NIM : 04011381320077 Hal : LI dan AM sken B blok 15 2015 1. Apa penyebab dari sesak napas pada kasus ? Jawab : akibat terjadinya gagal jantung kiri 2. Apa penyebab dari hilangnya nafsu makan ? Jawab : adanya anoreksia dan mual yang berkaitan dengan nyeri abdomen dan rasa penuh, yang mungkin berkaitan dengan kongesti hepar dan sistem vena porta. 3. Bagaimana korelasi antar keluhan yang di alami Mr. Manaf ? Jawab : seluruh keluhan seperti mudah lelah, mual, batuk malam akibat orthopnea, dan kehilangan nafsu makan merupakan dampak akibat terjadinya gagal jantung yg menyebabkan penurunan curah jantung sehingga berdampak pada metabolisme dan sirkulasi sistemik. 4. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari adanya orthopneu ? Jawab : tidak normal, hal ini merupakan manifestasi akhir dari gagal jantung yg lebih parah dibanding dyspnea. Terjadi akibat redistribusi cairan dari abdomen dan ekstremitas bawah ke dalam dada yang menyebabkan peningkatan diafragma.

description

data

Transcript of LI AM Sken B Blok 15

Nama: Satria Putra WicaksanaNIM: 04011381320077Hal: LI dan AM sken B blok 15 2015

1. Apa penyebab dari sesak napas pada kasus ?Jawab: akibat terjadinya gagal jantung kiri

2. Apa penyebab dari hilangnya nafsu makan ?Jawab: adanya anoreksia dan mual yang berkaitan dengan nyeri abdomen dan rasa penuh, yang mungkin berkaitan dengan kongesti hepar dan sistem vena porta.

3. Bagaimana korelasi antar keluhan yang di alami Mr. Manaf ?Jawab: seluruh keluhan seperti mudah lelah, mual, batuk malam akibat orthopnea, dan kehilangan nafsu makan merupakan dampak akibat terjadinya gagal jantung yg menyebabkan penurunan curah jantung sehingga berdampak pada metabolisme dan sirkulasi sistemik.

4. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari adanya orthopneu ?Jawab: tidak normal, hal ini merupakan manifestasi akhir dari gagal jantung yg lebih parah dibanding dyspnea. Terjadi akibat redistribusi cairan dari abdomen dan ekstremitas bawah ke dalam dada yang menyebabkan peningkatan diafragma.

5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari terabanya hati 2 jari di bawah costal arch ?Jawab: tidak normal, biasanya lunak, muncu akibat gagal jantung berat

6. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil lab platelet ?Jawab: normal, dengan kisaran 150.000 400.000 / ul

7. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari CTR > 50% ?Jawab: tidak normal, menunjukkan adanya pembesaran jantung / cardiomegali. hal ini terjadi akibat peregangan jantung yang berlebihan karena peningkatan retensi cairan yang menyebabkan penigkatan tekanan atrium kanan, sehingga terjadi edema pada Jantung.

8. Bagaimana diagnosis kerja pada kasus ?Jawab: Gagal Jantung dekompensasi derajat berat.

9. Apa tindakan preventif yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit pada kasus ?Jawab: menghilangkan / mengurangi faktor faktor risiko terhadap gagal jantung seperti kurang berolahraga, merokok, hipertensi tidak terkontrol, DM yg tidak terkontrol, defisisensi vitamin B, dll.

Learning IssueEKG NORMALElektrokardiografi adalah suatu alat yang sederhana, relatif murah, praktis dan dapat dibawa kemana-mana, tetapi harus diingat bahwa walaupun alat ini sangat berguna, banyak pula keterbatasannya. Dalam usaha menginterpretasikan gambaran EKG normal belum tentu menunjukkan jantung normal, sebaliknya gambaran EKG abnormal belum tentu menunjukkan jantung yang tidak normal (Munawar dkk, 2002).Banyak variasi mengenai EKG normal. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah habitus tubuh, sumbu listrik jantung, ukuran dada dan keadaan lain seperti obesitas dan penyakit paru. Kriteria yang dipakai di bawah ini hanyalah sebagai pegangan, namun diagnosis akhir apakah jantung normal atau abnormal harus dibuat berdasarkan gambaran klinis secara keseluruhan (Munawar dkk,2002).Kriteria (Munawar dkk,2002)

1). Gelombang P

Positif (keatas) di sandapan I, II,aVF dan V3 V6. Di sandapan aVR gelombang P selalu negatif (terbalik). Sedang di sandapan II, aVL, V1 dan V2 gelombang P sangat bervariasi. Interval PR berkisar antara 0,11 sampai dengan 0,20 detik.2). Gelombang Q

Gelombang Q kecil (kurang dari 0,045 detik, kurang dari gelombang R) normal terlihat di I, V5 atau V6. Terjadinya gelombang Q ini akibat aktifitas septal. Vektor awal QRS kearah kanan atas dan muka. Olehkarena itu gelombang Q kecil atau bahkan kadang-kadang tak terlihat di sandapan II, aVF dan V3. Di sandapan III dan aVL terlihat kecil atau bahkan kadang-kadang tak terlihat dan kadang-kadang tak terlihat cukup bermakna.3). Gelombang R

Tergantung dari sumbu QRS. Biasanya sangat dominan di I dan II, V5 dan V6. Di sandapan aVR, V1 dan V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali.4). Gelombang S

Tidak terlihat atau kurang dibanding gelombang R di sandapan I atau II . Tetapi di sandapan III, aVF dan aVL biasanya lebih menonjol atau justru tidak terlihat. Di sandapan aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih menonjol. Di V4-V6 kurang dibanding R.5). Gelombang T

Positif di sandapan I, II, V3-V6. Terbalik di aVR. Di sandapan III, aVF, aVL, V1 dan V2, gelombang T bervariasi.6). Interval QT

Interval in akan memendek bila laju jantung bertambah cepat, sebaliknya akan memanjang bila laju jantung lambat (interval QT0,41 detik pada laju jantung 50/menit dan berubah menjadi 0,31 detik pada laju jantung 100/menit).7). Segmen ST

Biasanya isoelektris. Bervariasi sampai +1 mm di sandapan ekstremitas dan sampai 2 mm (0,2 mV) di sandapan prekordial.

Gambar 1. EKG normal. Dikutip dari : Mirvis D.M, Goldberger A.L 2005. Electrocardiography. In : Brauwald E. Ed. Heart Disease : Textbook of Cardiovascular Medicine . 6th. Edition. Philadelphia : W.B. Saunders Company.p.107-118.