LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

10

Click here to load reader

Transcript of LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

Page 1: LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

Pemeriksaan Hidrosefalus

Letta Kusuma Samudra1061050084

FK UKI

Page 2: LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

Definisi

Hidrosefalus dalam Kamus Kedokteran Dorland :• “Keadaan yang ditandai dengan dilatasi ventrikel

serebral, paling sering akibat obstruksi jalur cairan serebrospinal, dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinal di dalam kranium.”

• Hidrosefalus adalah gangguan hidrodinamik cairan likuor sehingga menimbulkan peningkatan volume intraventrikel (ventrikulomegali) dan subarachnoid.

Page 3: LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

DIAGNOSIS

• ANAMNESIS• PEMERIKSAAN FISIK• PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 4: LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

ANAMNESIS

• Sacred Seven– Keluhan Utama– Onset– Kualitas– Kuantitas– Kronologis– Modifying Factor– Keluhan tambahan

• Riwayat penyakit dahulu• Riwayat Penyakit keluarga• Riwayat Kebiasaan Pribadi

Page 5: LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

Bayi akan didapatkan gejala :1. Kepala makin membesar2. Veba-vena kepala prominen3. Ubun-ubun melebar dan tegan4. Sutura melebar 5. Cracked-pot sign yaitu bunyi seperti pot

kembang yang retak pada perkusi kepala

Page 6: LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

KEPALA

ABNORMAL

PENYEBAB & TANDA-TANDA

UKURAN KEPALA > DARI UKURAN NORMAL

FONTANELA ANT TEGANG

SUTURA CRANIUM TERABA MELEBAR

PEMERIKSAANINSPEKSI PALPASI

VENA MENONJOL

KULIT KEPALA LICIN DAN MENGKILAP

HIDROSEFALUS

PERKUSI

Page 7: LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

a. Anamnesis1. Pada bayi: daya hisap jelek, iritabel, aktivitas berkurang, dan muntah

2. Pada anak kecil: pertumbuhan mental lambat, nyeri leher, muntah, pandangan kabur, penglihatan ganda-akibat papiledema dan atrofi optik, pertumbuhan, dan maturasi seksual terhambat (menyebabkan obesitas dan awitan pubertas yang tertunda atau terlalu cepat), kesulitan berjalan hingga spastisitas, dan mengantuk.

3. Pada orang dewasa: fungsi kognitif terganggu, nyeri kepala, nyeri leher, mual, dan muntah, penglihatan kabur, penglihatan ganda (gangguan nervus VI), kesulitan berjalan (apraksia berjalan), mengantuk, dan inkontinensia.

4. Pada hidrosefalus tekanan normal (NPH [normal pressure hydrocephalus]): gangguan gaya berjalan, demensia, inkontinensia urin, perilaku agresif, Parkinsonisme, dan kejang.

Page 8: LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

b. Pemeriksaan Fisik1. Bayi: pembesaran kepala, sutura kepala melebar, dilatasi vena

kulit kepala, peregangan fontanela, mata seperti matahari tenggelam, dan peningkatan tonus tungkai.

2. Anak kecil: papiledema, tidak dapat menatap ke atas, gaya berjalan tidak stabil, pembesaran kepala, kelumpuhan nervus VI unilateral, atau bilateral.

3. Dewasa: papiledema, tidak dapat menatap ke atas dan melakukan akomodasi merupakan tanda tekanan pada tectal plate, gaya berjalan tidak stabil berhubungan dengan ataksia trunkus, tungkai, dan lengan. Biasanya didapatkan spastisitas tungkai, pembesaran kepala, kelumpuhan nervus VI unilateral, atau bilateral.

4. NPH: biasanya tidak terdapat kehilangan fungsi sensoris, kekuatan otot biasanya normal, peningkatan refleks fisiologis, refleks Babinski mungkin ditemukan pada kedua kaki.

Page 9: LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

DAFTAR PUSTAKA

• Anonim, 1985 Hidrosefalus dalam Hassan, R., Alatas, H. (editor) Kumpulan Kuliah Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, cetakan ke IV, Jakarta. Hal : 874-8

• Anonim, 1999, Kelainan Neurologi Hidrosefalus dalam Harsono (editor) Buku Ajar Neurologi Klinis dan Kapita Selekta, Gadjah Mada University Press, Bulaksumur, Yogyakarta. Hal 45-8

• Price, S.A., 1998, Patofisiologi Konsep Klimik Prose-proses Penyakit, Bag. II Terjemahan Adji Dharma, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Page 10: LETTA KUSUMA SAMUDRA - Pemeriksaan Hidrosefalus

TERIMA KASIH