Leteratur Six Thinking Hats

17
Misalnya :1. Dengan Topi Putih : Siswa mengenal fakta bahwa pada Operasi Hitung Bilangan Bulat ada beberapa sifat yang harus dikenali. 2. Dengan Topi Merah : Siswa diharapkan punya inisiatif dalm mengaplikasikan pengetahuan tentang sifat-sifat operasi hitung tersebut hingga dapat mempermudah perhitungan. 3. Dengan Topi Biru : Siswa dapat menyimpulkan bahwa dengan mengetahui dan mencoba dengan proses menggunakan sifat-sifat operasi hitung, ternyata matematika terasa menjadi lebih mudah. 4. Dengan Topi Hijau : Siswa punya ide kreatif dalam memilih langkah- langkah termudah dalam pengerjaan operasi hitung matematika. 5. Dengan Topi Kuning : Siswa mengetahui hal-hal terbaik apa yang telah mereka pelajari tentang operasi hitung pada bilangan bulat dengan sifat-sifatnya tersebut. 6. Dengan Topi Hitam : Siswa mengenali kesulitan apa yang ditemui dalam proses pembelajaran tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan Sifat-Sifatnya , dan akan dia fikirkan sebagai tantangan dan bukan hambatan. Enam Topi Berfikir ini digambarkan dengan enam topi yang terdiri dari enam warna yaitu : 1. Topi Putih, menggambarkan suatu fakta atau informasi dari realita yang ada. 2. Topi Merah, menggambarkan persaan yang timbul setelah melihat fakta yang ada yrupa firasat, naluri, 3. Topi Kuning, menggambarkan tinjauan positif tentang sebuah fakta 4. Topi Hitam, menggambarkan tinjauan negatif tentang sebuah fakta 5. Topi Hijau, menggambarkan kreatifitas, imajinasi dan inovasi. yang muncul 6. Topi Biru, menggambarkan sebuah proses yang terjadi dan keputusan 1. Dengan topi putih : siswa mengenal fakta tentang suatu teori bahwa ada beberapa sifat yang harus mereka kenali

description

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

Transcript of Leteratur Six Thinking Hats

Page 1: Leteratur Six Thinking Hats

Misalnya :1. Dengan Topi Putih : Siswa mengenal fakta bahwa pada Operasi Hitung Bilangan Bulat ada beberapa sifat yang harus dikenali.2. Dengan Topi Merah : Siswa diharapkan punya inisiatif dalm mengaplikasikan pengetahuan tentang sifat-sifat operasi hitung tersebut hingga dapat mempermudah perhitungan.3. Dengan Topi Biru : Siswa dapat menyimpulkan bahwa dengan mengetahui dan mencoba dengan proses menggunakan sifat-sifat operasi hitung, ternyata matematika terasa menjadi lebih mudah.4. Dengan Topi Hijau : Siswa punya ide kreatif dalam memilih langkah-langkah termudah dalam pengerjaan operasi hitung matematika.5. Dengan Topi Kuning : Siswa mengetahui hal-hal terbaik apa yang telah mereka pelajari tentang operasi hitung pada bilangan bulat dengan sifat-sifatnya tersebut.6. Dengan Topi Hitam : Siswa mengenali kesulitan apa yang ditemui dalam proses pembelajaran tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan Sifat-Sifatnya , dan akan dia fikirkan sebagai tantangan dan bukan hambatan.

Enam Topi Berfikir ini digambarkan dengan enam topi yang terdiri dari enam warna yaitu :1. Topi Putih, menggambarkan suatu fakta atau informasi dari realita yang ada.2. Topi Merah, menggambarkan persaan yang timbul setelah melihat fakta yang ada yrupa firasat, naluri, 3. Topi Kuning, menggambarkan tinjauan positif tentang sebuah fakta4. Topi Hitam, menggambarkan tinjauan negatif tentang sebuah fakta

5. Topi Hijau, menggambarkan kreatifitas, imajinasi dan inovasi. yang muncul

6. Topi Biru, menggambarkan sebuah proses yang terjadi dan keputusan

1. Dengan topi putih : siswa mengenal fakta tentang suatu teori bahwa ada beberapa sifat yang harus mereka kenali

2. Dengan topi merah : siswa diharapkan mempunyai inisiatif dalam mengaplikasikan pengetahuan tantang sifat-sifat teori tersebut sehingga dapat mempermudah dalam mempelajarinya

3. Dengan topi kuning : siswa mengetahui hal-hal terbaik apa yang telah mereka pelajari tentang sutu teori

4. Dengan topi hitam : 5. Dengan topi biru siswa dapat menyimpulkan bahwa dengan mengetahui dan mencoba

menggunakan cara yang paling efektif dalam memahami tersebut, ternyata suatu pelajaran terasa menjadi lebih mudah

6. Dengan topi hijau : siswa punya ide kreatif dalam memilih langkah-langkah termudah dalam mempelajari teori tersebut

Page 2: Leteratur Six Thinking Hats

Yang berhasil gw kumpulkan dari beberapa bacaan dan dari perpektif sendiri (tetep), setiap menghadapi masalah, langkah pertama adalah menggunakan topi merah untuk mengenali reaksi pertama anak apa, perasaan atau intuisi pada 2-3 detik pertama. Ini sering kali diabaikan, dan penting bagi anak untuk mengakses dan mengenali reaksi pertama mereka. Setelah itu mengumpulkan data, fakta, segala bentuk informasi dengan menggunakan topi putih. Setelah selesai, topi diganti dengan topi hitam, supaya anak mengetahui risiko yang akan dihadapi apa saja. Setelah selesai menemukan risiko yang mungkin terjadi, berganti dengan topi kuning. Jangan sampai anak menjadi terlalu pesimis, topi kuning punya andil dalam menyeimbangkannya. Gunakan topi kuning untuk mengetahui manfaat, semua sisi positif. Setelah itu mulai berpikir kreatif dalam pemecahannya dengan menggunakan topi hijau. Setelah semuanya rampungm gunakan topi biru dalam pengambilan keputusan. http://arawindaparamitha.wordpress.com/2013/01/16/6-thinking-hats-2/ alses tanggal 18-04 2013

Mengapa perlu mengenakan topi yang berbeda warna?

Dalam sehari-hari ada begitu banyak orang yang hanya memakai SATU topi tertentu dalam SITUASI apa pun. Maka tidak heran kita sering mendengar label orang pesimis (si Topi Hitam), orang Optimis (si Topi Kuning), pemarah (si Topi Merah). Bila orang hanya menggunakan satu jenis PEMIKIRAN untuk segala macam situasi, bisa dikatakan tidak mungkin orang bisa menjadi BIJAK dan CERDAS.

Home

Six Thinking Hats®

 

Cari

search com_search 0

Page 3: Leteratur Six Thinking Hats

Apakah Six Thinking Hats® itu?

Six Thinking Hats® adalah suatu metode untuk melatih kreatifitas anak. Anak tidak saja dilatih untuk berpikir kreatif melainkan juga dibekali dengan kemampuan untuk berkonsentrasi menyelesaikan suatu hal dalam sekuens waktu, kemampuan untuk menerima dan menghargai pendapat orang lain.

Program Six Thinking Hats® dari Dr. Edward de Bono mengajarkan dan melatih anak untuk berpikir dengan cara yang tidak biasa sehingga menemukan solusi atau penemuan baru. Itulah yang dinamakan sebagai KREATIVITAS. Program ini mengajarkan bagaimana memanfaatkan otak untuk berpikir sehingga seseorang terlatih untuk menggunakan otaknya, meningkatkan kualitas berpikirnya sehingga hasil akhirnya mendapatkan sesuatu yang kreatif.

Penggunaan 6 Topi Berwarna

Topi berwarna digunakan sebagai metafora untuk masing-masing keadaan. Beralih ke suatu keadaan atau waktu (sekuens) dilambangkan oleh tindakan mengenakan topi berwarna, baik secara harafiah atau pun kiasan. Anak dilatih berdisiplin untuk berkonsentrasi pada satu hal saja dalam satu waktu tertentu.

Warna Topi

Metafora Kapan Dipakai?

INFORMASI Anak fokus hanya untuk mendapatkan data dan

Page 4: Leteratur Six Thinking Hats

informasi yang tersedia.

INTUISIAnak hanya fokus dengan naluri, emosi dan intuisi yang sedang dirasakannya.

WASPADAAnak hanya fokus pada semua kelemahan atau sisi negative dari sebuah masalah/keputusan, bahkan dalam situasi/hal yang terlihat sempurna.

MANFAATAnak fokus untuk mendapatkan seluruh manfaat dan nilai yang dihasilkan dari sebuah keputusan, bahkan dalam situasi /masalah yang terlihat begitu rumit.

KREATIVITASAnak fokus untuk mendapatkan ide atau atau solusi baru dari berbagai sudut pandang dalam suatu masalah / situasi.

PROSESAnak fokus untuk mengontrol dengan bijaksana dari suatu proses, kemudian mengambil kesimpulan. Intinya, THINK WISE, THINK BIG!

Mengapa perlu mengenakan topi yang berbeda warna?

Dalam sehari-hari ada begitu banyak orang yang hanya memakai SATU topi tertentu dalam SITUASI apa pun. Maka tidak heran kita sering mendengar label orang pesimis (si Topi Hitam), orang Optimis (si Topi Kuning), pemarah (si Topi Merah). Bila orang hanya menggunakan satu jenis PEMIKIRAN untuk segala macam situasi, bisa dikatakan tidak mungkin orang bisa menjadi BIJAK dan CERDAS.

Agar anak menjadi BIJAK dan CERDAS kami mengajarkan mereka untuk memakai berbagai pemikiran dalam satu situasi. Anak-anak dilatih yang "memakai" keenam topi ini secara bergantian untuk melihat sebuah masalah/keputusan dari sisi yang berbeda. Dengan demikian anak bisa menghasilkan solusi, keputusan, pilihan, kesimpulan  terbaik setelah menganalisa, melihat dari berbagai aspek.

 

Apa Manfaat Belajar Metode Six Thinking Hats®?

Kami mengajarkan anak Anda:

Efektif menggunakan informasi yang tersedia Lebih fokus dan disiplin dalam cara berpikir Paham kuatnya peranan emosi dalam pengambilan keputusan Teknik kreativitas yang terbukti untuk mengevaluasi situasi dan masalah secara terstruktur. Bisa berpikir jernih dan obyektif. Menghasilkan ide-ide yang lebih baik. Mampu kelola pikiran pada saat belajar dan berdiskusi.

Hasil Apa yang Didapat?

Page 5: Leteratur Six Thinking Hats

Bisa melihat suatu masalah, keputusan, dan peluang secara sistematis. Bisa  mencari solusi alternatif. Mampu melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda dan menjadikannya

peluang. Disiplin dan fokus serta bisa melihat dari semua sisi dari sebuah persoalan secara

komprehensif dan tanpa konfrontasi. Membuat mereka menjadi komunikator yang lebih baik (better communicator), pemecah

masalah yang lebih baik (better problem solver).

Si Ingin Tahu yang bertopi Putih Anda akan mengkondisikan diri Anda menjadi pribadi yang berfokus pada informasi-

informasi yang diperoleh.  Dengan perolehan informasi tersebut maka Anda dapat melihat apa yang dapat dipelajari dari masalah tersebut. Dengan adanya informasi yang menyeluruh, gap yang muncul dapat segera dipecahkan. Informasi ini juga dapat digunakan sebagai analisa tren masa lalu.

Si Emosional yang bertopi merah Memakai topi merah berarti Anda akan menjadi orang yang mengedepankan emosi dan

intuisi. Dengan memakai sudut pandang ini, Anda dapat mengetahui reaksi seseorang secara emosional. Topi merah digunakan untuk memahami tanggapan orang yang tidak mengetahui hasil dari sebuah keputusan yang akan Anda buat.

Si Perhitungan yang bertopi hitam Ini berarti Anda akan menjadi pribadi yang berpedoman pada prinsip kecermatan. Orang

yang memakai topi hitam ini akan melihat semua poin-poin buruk yang berpotensi terjadi dari keputusan. Si Topi Hitam akan mempersiapkan rencana darurat serta mengambil keputusan yang ditimbang oleh berbagai faktor. Anda diharapkan dapat menemukan resiko yang paling buruk sekalipun serta mempersiapkan rencana cadangan. Topi hitam merupakan sudut pandang yang dapat diandalkan ketika semua orang mencoba untuk berfikir positif.

Si Optimis yang bertopi kuning Orang yang memakai topi kuning ini akan selalu berpedoman pada rasa percaya dan

didasari oleh hal-hal yang positif. Berbeda dengan topi hitam, topi kuning akan memandang masalah secara positif. Ini akan membantu Anda untuk melihat semua keuntungan yang akan terjadi dari putusan yang akan dibuat. Dengan adanya topi kuning, Anda bisa terus berjalan meskipun segalanya berjalan alot.

Si Kreatif yang bertopi hijau Anda akan dituntut untuk menjadi pribadi yang kreatif. Dengan memakai sudut pandang

ini, Anda bisa memecahkan masalah dengan solusi yang kreatif. Orang kreatif ini berani untuk menantang pola dan mempertimbangkan kritik dan ide-ide yang sudah ada. Anda dapat menggunakan segala informasi yang ada untuk membuat suatu putusan yang kreatif dalam tahap ini.

Si Ketua yang bertopi biru Anda akan menjadi pemimpin dari semua sudut pandang yang telah dipaparkan diatas.

Topi biru ini berperan besar dalam mengambil keputusan. Topi biru ini juga berperan untuk mengubah sudut pandang yang lain serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Topi biru ini adalah si pengambil keputusan. Varian dari topi biru lainnya

Page 6: Leteratur Six Thinking Hats

adalah melihat sudut pandang dengan kacamata professional dan pelanggan yang berbeda.

Setelah mengenali sudut pandang yang berbeda di atas. Anda dapat memulai untuk memecahkan masalah dengan memakai semua sudut pandang tersebut. Semakin banyak sudut pandang yang Anda gunakan, maka semakin baik pula keputusan yang akan Anda ambil. Hal ini menghindarkan Anda dari kemungkinan tidak terduga ketika menggunakan satu sudut pandang yang biasa Anda pakai.

Nama Sekolah                       : SMA N 1 PUTUSSIBAU

Mata Pelajaran                      : Kimia

Kelas / Semester                    : X / 1

Standar Kompetensi            : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia

Kompetensi dasar                 : 1.2Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk

I.    Indikator Pencapaian Kompetensi:

a)      Menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dan contoh senyawanya.

b)      Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal dan contoh senyawanya

c)      Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap dua  senyawanya

d)     Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap tiga dan contoh senyawanya.

II.  Tujuan:

Siswa dapat,

a)      Menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dan contoh senyawanya.

b)      Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal dan contoh senyawanya

c)      Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap dua  senyawanya

d)     Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap tiga dan contoh senyawanya.

a. Karakter siswa yang diharapkan :

Page 7: Leteratur Six Thinking Hats

Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan

v  Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :

Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil.

III.    Materi Ajar       :

IKATAN KIMIA

Ikatan kimia adalah gaya tarik-menarik kuat antaratom atau antarmolekul terhadap kestabilan atom dan molekul.   Ikatan Kimia terbentuk karena unsur-unsur yang tidak stabil, berusaha menjadi stabil seperti unsur –unsur golongan gas mulia ( VIII A ) yaitu memiliki 8 elektron di kulit terluarnya dengan cara mengikat antara satu unsur yang tidak stabil dan membentuk suatu senyawa yang stabil. Proses Penggabungannya melibatkan elektron yang berada pada kulit terluarnya.

1. a.    Ikatan Ion

Ikatan ion biasanya terjadi antara atom-atom yang mudah melepaskan elektron (logam-logam golongan utama) dengan atom-atom yang mudah menerima elektron (terutama golongan VIA den VIIA). Makin besar perbedaan elektronegativitas antara atom-atom yang membentuk ikatan, maka ikatan yang terbentuk makin bersifat ionik. Syarat terjadinya ikatan ion adalah salah satu atom mampu melepaskan elektron (tanpa memerlukan banyak energi) dan atom yang lain mampu menerima elektron. Senyawa yang terjadi karena ikatan ion disebut dengan senyawa ion.

PADA UMUMNYA UNSUR-UNSUR YANG MUDAH MEMBENTUK IKATAN ION ADALAH

- IA →VIIA atau VIA– IIA →VIIA atau VIA– Unsur transisi→VIIA atau VIA

Contoh:

Na              →Na + e-

1s2 2s2 2p6 3s1          1s2 2s2 2p6 (konfigurasi Ne)

Atom Cl (VIIA) mudah menerima elektron sehingga elektron yang dilepaskan oleh atom Na akan ditangkap oleh atom Cl.

Cl + e-                     →Cl-

1s2 2s2 2p6 3s2 3p5                1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 (konfigurasi Ar)

Page 8: Leteratur Six Thinking Hats

Antara ion-ion Na+ dan Cl- terjadi gaya tarik menarik elektrostatik, sehingga membentuk senyawa ion Na+Cl-.

Contoh lain : CaCl2 , MgBr2, BaO , FeS dan sebagainya.

 

SIFAT-SIFAT SENYAWA IONIK ANTARA LAIN

a. bersifat polarb. larutannya dalam air menghantarkan arus listrikc. titik lelehnya tinggid. lelehannya menghantarkan arus listrike. larut dalam pelarut-pelarut polar

1. b.    Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasanga elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.

            Macam-macam ikatan Kovalen

1. 1.       Ikatan Kovalen Tunggal

Ikatan dengan sepasang elektron milik bersama atau memiliki 1 pasangan elektron ikatan ( PEI )

Contoh:

1H = 1

9F = 2, 7

Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi. Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne). Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.

 

1. 2.      Ikatan Kovalen Rangkap Dua

Page 9: Leteratur Six Thinking Hats

Ikatan dengan 2 pasang elektron milik bersama atau memiliki 2 pasangan elektron ikatan ( PEI )

Contoh:

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2

Konfigurasi elektronnya :

8O= 2, 6

Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2. Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.

3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

Ikatan dengan 3 pasang elektron milik bersama atau memiliki 3 pasangan elektron ikatan ( PEI )

Contoh:

Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2

Konfigurasi elektronnya :

7N = 2, 5

Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3. Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.

IV.    Metode pendekatan:

Ceramah Metode Kooperatif tipe Match – A Match

V. Alokasi Waktu

25  menit pelajaran

VI.Strategi Pembelajaran

         Ceramah Bermakna

Page 10: Leteratur Six Thinking Hats

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Memahami pembagian jenis-jenis ikatan kimia

Menjelaskan jenis-jenis ikatan kimia yaitu  ikatan ion,ikatan kovalen yang dibagi menjadi 3 adalah ikatan kovalen tunggal,ikatan kovalen rangkap 2, dan ikatan kovalen rankap serta senywanya.

Siswa dapat menjelaskan dan membedakan ikatan ion dan ikatan kovalen (tunggal,rangkap 2 dan rangkap 3 )

VII.Langkah-langkah pembelajaran

No. Kegiatan Nilai karakter Waktu

1. Kegiatan awal   :

1. a.             Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan

2. b.             Apersepsi : Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dengan menggali pengetahuan siswa  dengan bertanya kepada siswa mengenai materi dengan kegidupan sehari-hari

3. c.              Guru memberi motivasi siswa secara komunikatif dan kreatif dengan beberapa pertanyaan yang berkaitan  dengan materi yang akan di sampaikan

DisiplinReligus

 

3  menit

2. Kegiatan inti

1. Eksplorasi

v  guru menjelaskan materi tentang Ikatan Kimia mengenani ikatan ion dan ikatan kovalen tunggal,ikatan rangkap, ikatan rangkap tiga

v  Siswa menyimak dan ikut serta aktif secara komunikatif dengan Tanya jawab pada saat guru menjelaskan  materi yang disampaikan

v  Guru Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan guru

1. Elaborasi

v  Siswa secara mandiri mencatat  penjelasan guru

v  Siswa  dengan rasa ingin tahunya bertanya kepada guru atau

 Komunikatif

Mandiri

Rasa ingin tahu

Tanggung jawab

18 menit

Page 11: Leteratur Six Thinking Hats

No. Kegiatan Nilai karakter Waktu

temannya tentang matei tersebut

v  Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru atas pertanyaan yang mereka ajukan berkenaan dengan materi yang di jelaskan yang tidak mereka mengerti

 

c. Konfirmasi

v  Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban

v  Setiap siswa mendapat satu buah kartu

v  Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang

v  Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)

v  Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi reward

v   Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya Demikian seterusnya

3. PenutupDalam kegiatan penutup, guru:

a)      Guru membimbing siswa secara mandiri untuk membuat rangkuman  dari materi yang telah dibahas

b)       Guru melakukan evaluasi terhadap materi yang telah diberikan secara bertanggungjawab.

c)      Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya..

d)     Guru mengakhiri pelajaran dengan  menutup pertemuan dengan mengucapkan salam

  4 menit

 

   

   

Page 12: Leteratur Six Thinking Hats

VIII. Penilaian

1. 1.      Evaluasi

No Indikator Tekhnik Penilaian

Bentuk Instrumen/soal

1. 1.       

 

Menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dan contoh senyawanya. 

Tes tertulis uraian 1. Bagaimana proses terjadinya ikatan ion dan berikan senyawa ikatan ion tersebut ?

1. 2.        Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal dan contoh senyawanya 

Tes tertulis uraian 2.Bagamana proses terbentuknya ikatan tunggal dan berikan contoh senyawa ikatan kovalen tunggal ?

1. 3.        Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap dua dan berikan contoh senyawanya 

Testertulis uraian 3.Bagimana proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap dua dan berikan contoh senyawanya ?

1. 4.        Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap tiga dan contoh senyawanya

Testertulis uraian 4.Bagaimana proses terentuknya ikatan kovalen rangkap tiga dan berikan contohnya ?

Kunci Jawaban :

1. Ikatan ion biasanya terjadi antara atom-atom yang mudah melepaskan elektron (logam-logam golongan utama) dengan atom-atom yang mudah menerima elektron (terutama golongan VIA den VIIA). Makin besar perbedaan elektronegativitas antara atom-atom yang membentuk ikatan, maka ikatan yang terbentuk makin bersifat ionik. Syarat terjadinya ikatan ion adalah salah satu atom mampu melepaskan elektron (tanpa memerlukan banyak energi) dan atom yang lain mampu menerima elektron. Senyawa yang terjadi karena ikatan ion disebut dengan senyawa ion.

Contoh senyawanya NaCl

1. 2.      Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasanga

Page 13: Leteratur Six Thinking Hats

elektron bebas (PEB). Dan ikatan kovalen tunggal ini merupakan  Ikatan dengan sepasang elektron milik bersama atau memiliki 1 pasangan elektron ikatan ( PEI )

2. 3.      Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasanga elektron bebas (PEB). Dan ikatan kovalen rangkap ini merupakan  Ikatan dengan 2 pasang elektron milik bersama atau memiliki 2 pasangan elektron ikatan ( PEI )

3. 4.      Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasanga elektron bebas (PEB). Dan ikatan kovalen rangkap 2 ini merupakan  Ikatan dengan sepasang elektron milik bersama atau memiliki 2 pasangan elektron ikatan ( PEI )