Let go

31
Let Go “Setiap cerita punya ruang sendiri di dalam hati” Resensi Novel Nama Anggota Kelompok : 1.Karlinasari 2.Maudina W.E 3.Rr.Ayu Ratih Sakuntala 4.Saryono 5.Suci Lestari.W

Transcript of Let go

Page 1: Let go

Let Go“Setiap cerita punya ruang sendiri di dalam hati”

Resensi Novel

Nama Anggota Kelompok :1. Karlinasari2. Maudina W.E3. Rr.Ayu Ratih Sakuntala4. Saryono5. Suci Lestari.W

Page 2: Let go

Resensi Novel

Judul Novel : Let GoJenis Novel : FiksiPengarang : Windhy PuspitadewiJumlah Halaman : 242 HalamanJumlah BAB : 19 BABKategori : RomansaPenerbit : GagasMediaTahun Terbit : 2009

Page 3: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

1. Tema: Persahabatan dan kehilangan2. Tokoh :

• Antagonis : Kakak Senior• Protagonis : Caraka (Raka), Nadya, Sarah, Nathan• Tritagonis : Dhihan, Toni, Virger, Leo, Pupung, Alfi,

Bu Ratna, Pak Anung, Mama Caraka, Papa Nathan.

Page 4: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

3. Penokohan : a) Caraka Bandel

“ Kamu sudah berkelahi 2 kali”. Kata Bu Ratna. Baik “Ngapain kamu nolongin aku ? Aku bisa kok

sendiri menghadapi mereka”. Jawab Nathan sinis. Pekerja Keras

Walaupun sudah larut malam dia tetap mengerjakan soal matematika

Page 5: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

3. Penokohan a) Caraka Peduli antar sesama

Raka membantu Sarah dari rasa ketakutannya, mengubah Nadya menjadi orang yang lebih menghargai orang lain untuk mengerjakan tugasnya, mendukung /merayu Nathan untuk melakukan operasi.

Page 6: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

3. Penokohanb) Nadya Baik, ditunjukkan pada kalimat bagian :

“Nih aku punya uang sedikit untuk kamu pakai”. Aktif, ditunjukkan pada bagian :

Menjadi Ketua kelas, koordinator di OSIS dan Anggota “Veritas”.

Bertanggung Jawab, ditunjukkan pada bagian :Bertanggung jawab terhadap artikel sekolah. Dia

mengerjakan sendiri tugas-tugas yang dilimpahkan kepadanya.

Page 7: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

3. PenokohanC) Nathan Baik

“Baiklah kalau begitu, aku akan bantu kalian agar mendapatkan nilai yang bagus”.

SabarDia tetap bisa menjalani hari-harinya

dengan tabah dalam menghadapi penyakit kanker otaknya.

Page 8: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

3. PenokohanC) Nathan

PemberaniDia bisa melawan Pak Anung untuk membela Raka dan menghadapi kakak-kakak senior yang mengganggunya.

MenyebalkanRaka pun jengkel akibat perkataan Nathan yang sinis terhadapnya.

Page 9: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

3. PenokohanD) Sarah

PenakutSarah tampak kaget dan spontan mundur selangkah. Dia hampir tidak mengikuti lomba karena takut terhadap kakak kelas.

Pendiam“Sarah cewek paling pendiam yang pernah aku temui”, ujar Raka.

Page 10: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

3. PenokohanD) Sarah Penurut, ditunjukkan pada bagian :

Dia mau saja ketika kakak kelasnya menyuruhnya untuk tidak mengikuti lomba.

Baik, ditunjukkan pada kalimat bagian :“Aku mohon kamu saja yang mengerjakan tugasnya karena aku sibuk”. “Baiklah”, ujar Sarah.

Page 11: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

3. PenokohanE) Bu Ratna Baik, ditunjukkan pada bagian :

Bu Ratna menyuruh Raka Masuk ke “Veritas” untuk menjadikan Raka lebih baik lagi.

Bijaksana, ditunjukkan pada kalimat bagian :“Ibu menghukum kamu masuk Veritas agar

kamu bisa merubah diri kamu sendiri dan ibu yakin kamu bisa merubah segalanya”.

Page 12: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

3. PenokohanF) Mama Caraka

Baik“Kenapa kamu tidak buatkan makanan untuk Nathan ?”

Perhatian“Apakah ada masalah ? Ceritakan pada mama”, tanya Mama Caraka terhadap Nathan

Page 13: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

3. PenokohanG) Dhihan Baik

Memberikan kesempatan kembali untuk Raka.

Egois“Pokoknya kita latian sampai malam, salah sendiri kenapa kemarin kamu tidak latihan”, ujar Dhihan pada Caraka.

Page 14: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

3. PenokohanH) Ayah Nathan Kurang Perhatian, ditunjukkan pada kalimat

bagian :“Saya terlalu sibuk mengurusi bisnis saya.”

Page 15: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

6. Latara) TempatSekolah

Saat di sekolah, gosip tentang Raka dan Sarah sudah ,menyebar.

Rumah Caraka“Besok kerja kelompok di rumah kamu”, kata Nathan berbicara pada Caraka

Studio Musik“Pokoknya kita latihan sampai malam, salah sendiri kenapa kemarin kamu tidak latihan”, kata Dhihan saat,mereka latihan musik.

Page 16: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

4. Alur Cerita : Alur Majukarena dalam cerita tersebut tidak ada flashback, masalah selesai dengan berjalannya waktu.

5. Sudut Pandang : Orang ketiga pelaku utama.Pengarang menceritakan tokoh utamanya dalam bentuk orang ketiga yaitu Caraka.

Page 17: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

6. Latara) Tempat

Ruangan RedaksiRaka hanya mendengarkan musick di ruangan itu sedangkan anggota “Veritas” yang lainnya sibuk dengan urusannya masing-masing.

Di Parkiran SekolahRaka yang hendak pulang dan mengambil motornya di parkiran melihat Nathan sedang dikerubungi kakak-kakak senior.

Kelas Nadya mengumumkan tugas matematika Pak Anung di depan kelas.

Page 18: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

6. LatarB) Waktu

Pagi HariSesampainya di sekolah Raka sudah menjadi bahan perbincangan anak-anak.

Sore HariAnak-anak “Veritas” masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing walaupun jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB.

Malam HariMalam hari Mama Raka datang ke rumah dan dia melihat Nathan yang mukanya pucat.

Page 19: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

6. LatarC) Suasana Menegangkan

Saat pelajaran matematika ketika Raka dimarahi oleh Pak Anung karena tertidur dan Nathan yang membela Raka.

GembiraSaat perayaan ulang tahun sekolah ketika Raka menyatakan perasaannya kepada Nadya dan saat Sarah mengikuti lomba.

SedihKetika Nathan ada di rumah sakit dan meninggal.

Page 20: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Intrinsik

7. BahasaMenggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh remaja.

8. Amanat Jangan pernah menyerah dalam menjalani hidup selagi masih ada orang yang menyayangi dan memberikan semangat untuk kita.

Page 21: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Ekstrinsik

1) Biografi PenulisWindhy Puspitadewi, perempuan yang lahir tepat di Hari Valentine yaitu tanggal 14 Februari 1983 ini, memiliki hobi menonton anime dan membaca buku. Ia adalah alumni SMP 2 Semarang, SMA 1 Semarang, dan STAN Jakarta. Dan sekarang ia sedang sibuk bekerja sebagai abdi Negara. Novel-novel yang telah dibuatnya antara lain : Confeito, Let Go, Morning Light, Touche, Incognito, She.

Page 22: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Ekstrinsik

2) Nilai AgamaTernyata, hidup adalah keajaiban itu sendiri. (hlm. 239)Maksud : Kita tidak pernah sadar bahwa keajaiban itu justru yang sedang kita alamai dan rasakan. (Hidup, anugrah terindah pemberian Tuhan YME)

3) Nilai Moral“…kadang-kadang, kata-kata yang kamu ucapkan emang nggak sesuai sama mukamu.” (hlm.206) MEREMEHKAN.Maksud : Perhatikan apa yang disampaikan, jangan melihat siapa yang menyampaikan.

Page 23: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Ekstrinsik

4) Nilai Sosial“Manusia lebih berani menghadapi apapun kalau melakukannya demi orang yang dia sayangi.” (hlm. 225) RELA BERKORBAN.Maksud : Manusia akan melakukan apapun demi orang yang disayang.

5) Nilai Pendidikan“Tapi…., karena nggak tahu apa-apa itulah, esok hari jadi sesuatu yang layak ditunggu-tunggu, kan ?” (hlm. 112)Maksud : Hari kemarin adalah sejarah, hari ini adalah kenyataan, dan hari esok adalah sebuah misteri. Oleh karena itu, persiapkan masa depanmu sebaik mungkin.

Page 24: Let go

Resensi NovelUnsur-unsur Ekstrinsik

6) Nilai Estetika“Impian itu seperti sayap. Dia membawamu ke berbagai tempat. Kurasa, mamamu sadar akan hal itu. Dia tahu, kalau dia mencegah mimpimu, itu sama aja dengan memotong sayap burung. Burung tersebut memang nggak akan lari, tapi burung tanpa sayap sudah bukan burung lagi. Dan manusia tanpa mimpi, bukan manusia lagi.” (hlm 120)Maksud : Manusia yang tidak mempunyai mimpi dapat diibaratkan seperti burung tanpa sayap. Dia tidak bisa terbang ke tempat-tempat indah (impiannya) yang semestinya layak untuk dia lakukan.

Page 25: Let go

Ringkasan Novel

“ Aku benci Dia!” itulah yang selalu ia katakan saat orang lain bertanya tentang ayahnya. Caraka Pamungkas, yang akrab dipanggil dengan nama Raka, sangat membenci ayahnya. Baginya, kepergian sosok sang ayah merupakan sesuatu yang tak termaafkan. Ayahnya berjanji akan menjaga dia dan ibunya, tetapi ternyata justru meninggalkannya. Ia tidak pernah bisa untuk berhenti membencinya, karena hanya dengan cara itulah ia bisa mengenang sang ayah.

Beranjak sebagai seorang remaja yang lebih mengandalkan otot daripada otak, membuat Raka selalu mendapatkan masalah sejak awal ia bersekolah.

Page 26: Let go

Ringkasan NovelBaru empat bulan duduk di bangku kelas X, ia sudah mendapat reputasi buruk dari sekolah. Terancam akan dikeluarkan dari sekolah, ia terpaksa untuk menerima anjuran Bu Ratna, wali kelas yang sangat peduli terhadapnya. Bergabung dalam kelompok majalah dinding sekolah. “Veritas”, bersama 3 murid lainnya yang awalnya tidak saling kenal walaupun satu kelas. Caraka bergabung dalam “Veritas” bersama Nathan, Sarah, dan Nadya.

Karena tergabung dalam “Veritas”, lama-lama hubungan mereka menjadi lebih dekat.Pertama, hubungan Sarah dan Caraka. Sarah adalah cewek yang pemalu dan juga lemah, Caraka selalu membantunya ketika dalam kesulitan. Namun, kebaikan Raka ternyata disalahartikan oleh Sarah. Sarah menganggap Raka menyukainya. Karena tidak ingin menyakiti hati Sarah, Caraka pun menjelaskan bahwa ia tidak menukai Sarah. Awalnya Sarah sangat terpukul, namun lama-lama ia bisa menerimanya dan menganggap Caraka sebagai sahabatnya.

Page 27: Let go

Ringkasan NovelKedua, hubungan Caraka dengan Nadya. Nadya adalah cewek cantik,

pintar, aktif, dan terkadang kelewat mandiri. Nadya selalu menolak bantuan dari Raka. Tetapi Raka tidak pernah menghuraukan penolakan Nadya, ia selalu membantu cewek itu. Karena sering bertemu dan mengobrol bersama, Raka mulai menyukai Nadya. Begitu juga Nadya. Dan akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih.

Ketiga hubungan Caraka dengan Nathan. Nathan adalah seorang laki-laki yang tampan dan juga sangat kaya yang memiliki sikap cuek dan menjaga jarak dengan orang lain, sangat kesal dengan sikap Caraka yang selalu ikut campur dengan urusannya. Tetapi sikap Caraka yang suka ikut campur malah membuat hubungan Nathan dan Caraka menjadi lebih dekat. Dan Caraka menyadari bahwa Nathan telah menjadi bagian terpenting di hidupnya.

Page 28: Let go

Ringkasan NovelDiam-diam, Nathan ternyata harus hidup bersama tumor otaknya sejak

satu tahun yang lalu. Sikapnya yang menjaga jarak dengan orang lain semata-mata karena ia tak ingin meninggalkan memori yang baik tentangnya. Ia tak ingin orang lain juga merasakan kesakitannya dan kelak ketika ia meninggal, Nathan tak ingin ada seorang pun yang menangisinya. Kematian ibunya, cukup membuat Nathan menyadari rasa sakit dari kehilangan.

Hal itu tentu mengharuskan Caraka untuk memasuki kehidupan Nathan. Ia berusaha menyadarkan Nathan bahwa masih banyak hal yang harus diperjuangkan. Awalnya, Nathan menolak dan menyuruh Raka untuk menjauh dari kehidupannya. Ia lebih memilih mati perlahan-lahan, tanpa penyesalan, tanpa terikat oleh siapapun. Namun, akhirnya Nathan tersadar bahwa kesempatan sekecil apapun harus dilakukan demi orang yang ia sayangi dan menyayanginya.

Page 29: Let go

Ringkasan Novel

Sekali lagi, Caraka harus berhadapan dengan sesuatu yang paling ditakutinya, yaitu “kehilangan”. Nathan meninggal satu tahun kemudian. Operasinya memang berhasil mengangkat tumornya. Namun karena sudah menyebar ke daerah vital, nyawanya tidak terselamatkan lagi.

Caraka berdiri jauh dari tempat pemakaman Nathan. Ia tak sanggup melihat Nathan dikebumikan. Tiba-tiba Bu Ratna menyentuh pundaknya dan memberikan surat yang ditulis Nathan untuknya. Air mata Caraka mulai menetes setelah membaca surat itu. Ia bersumpah tidak akan membiarkan kenangan tentang Nathan hilang. Dia tidak akan pernah melupakannya.

Dalam edisi “Veritas” yang ditunjukkan untuk Nathan, Sarah mengutip kata-kata George Bernard Shaw : “Aku bisa kehilangan seorang teman seperti itu dengan kematianku, tetapi tidak dengan kematiannya”.

Page 30: Let go

Kutipan-kutipan dalam novel

“ Kau tahu apa artinya kehilangan ? Yakinlah, kau tak akan pernah benar-benar tahu sampai kau sendiri mengalaminya” (Sinopsis di cover bagian belakang)

Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya, melainkan justru berarti dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya. Ketika wanita menangis, itu berarti bukan berarti dia tidak berusaha menahannya, melainkan ketika pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya. Ketika wanita menangis, itu bukan karena dia ingin terlihat lemah, melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura-pura kuat (Puisi Sarah, hal 55-56)

Jangan membenciku. Waktu terus berjalan, aku sudah mati, tapi kamu masih hidup. Tak perlu terikat masa lalu. Sungguh, nggak apa=apa bagiku kalau kelak kamu melupakanku. Biar aku saja yang mengingatmu, itu sudah lebih dari cukup bagiku (Surat Nathan, hal 240)

Page 31: Let go