Lengkap makalah household economics and fertility

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara maju, jumlah penduduk yang besar disertai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Sedangkan di negara berkembang jumlah penduduk yang besar secara kuantitatif tidak disertai dengan kualitas yang memadai. Ini mengakibatkan penduduk menjadi beban pembangunan disegala aspek baik pembangunan secara ekonomi dan pembangunan secara sosial. Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan distribusi yang tidak merata. Hal itu dibarengi dengan masalah lain yang lebih spesifik, yaitu angka fertilitas dan ukuran keluarga yang diharapkan oleh rumah tangga. Kondisi ini dianggap tidak menuntungkan dari sisi pembangunan ekonomi. Hal itu diperkuat dengan kenyataan bahwa kualitas penduduk masih rendah sehingga penduduk lebih diposisikan sebagai beban daripada modal pembangunan.

Transcript of Lengkap makalah household economics and fertility

Page 1: Lengkap makalah household economics and fertility

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di negara maju, jumlah penduduk yang besar disertai dengan peningkatan

kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Sedangkan di negara berkembang jumlah

penduduk yang besar secara kuantitatif tidak disertai dengan kualitas yang memadai.

Ini mengakibatkan penduduk menjadi beban pembangunan disegala aspek baik

pembangunan secara ekonomi dan pembangunan secara sosial.

Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan

distribusi yang tidak merata. Hal itu dibarengi dengan masalah lain yang lebih

spesifik, yaitu angka fertilitas dan ukuran keluarga yang diharapkan oleh rumah

tangga. Kondisi ini dianggap tidak menuntungkan dari sisi pembangunan ekonomi.

Hal itu diperkuat dengan kenyataan bahwa kualitas penduduk masih rendah

sehingga penduduk lebih diposisikan sebagai beban daripada modal pembangunan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu fertilitas ?

2. Bagaimana hubungan antara ekonomi rumah tangga dan fertilitas ?

3. Bagaimanakah teori permintaan dalam mempresentasikan jumlah keluarga yang

diinginkan ?

C. Tujuan Penulisan

Page 2: Lengkap makalah household economics and fertility

1. Mengetahui tentang fertilitas

2. Mengetahui hubungan antara rumah tangga dan fertilitas

3. Mengetahui jumlah keluarga yang diinginkan yang dipresentasikan melalui teori

permintaan anak

Page 3: Lengkap makalah household economics and fertility

BAB II

PEMBAHASAN

Jumlah anak memengaruhi persiapan masa depan keluarga untuk merencanakan

kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Dengan jumlah anak yang sedikit, maka orang

tua akan lebih mantap memersiapkan generasi penerusnya lebih baik. Tantangan yang

dihadapi keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat, semakin kuat tiap tahun.

Pengaruh eksternal yang semakin kuat itu membuat dibutuhkannya ketahanan keluarga

yang mantap untuk menghadapi kondisi tersebut. Karena itu, program Keluarga

Berencana (KB) yang digalakkan pemerintah, punya peran penting dalam membangun

sumber daya manusia yang handal. Jadi, tidak hanya mengendalikan kelahiran, namun

lebih dari itu, bertujuan membantu keluarga dan individu dalam mewujudkan keluarga

yang berkualitas, sejahtera, dan mandiri. Ciptakanlah keluarga yang berkualitas, jumlah

anak sedikit, tetapi berkualitas. Orang tua menginginkan anak yang cerdas, mandiri,

berkepribadian mantap sehingga dihasilkan SDM yang berguna dan bermanfaat bagi

nusa dan bangsa. Keluarga kecil lebih mampu menyediakan sandang, pangan, papan,

yang terpenting adalah limpahan kasih sayangnya lebih besar untuk anak-anaknya.

A. FERTILITAS

Fertilitas (kelahiran) sebagai istilah demografi yang diartikan sebagai hasil

reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain

fertilitas ini menyangkut dengan banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas

sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Kedua hal ini berkaitan

erat, dimana fekunditas merupakan modal awal dari seorang perempuan untuk

mengalami fertilitas dalam hidupnya dan seorang yang telah mengalami fertilitas pasti

fekunditasnya baik.

Konnsep-konsep fertilitas yaitu :

Dalam buku Dasar-Dasar Demografi terbitan FE-UI, dijlaskan konsep-konsep

penting yang harus dipegang dalam mengkaji fenomena fertilitas diantaranya :

Page 4: Lengkap makalah household economics and fertility

Lahir hidup (Life Birth), menurut WHO, adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa

memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan

tanda-tanda kehidupan, misal : bernafas, ada denyut jantungnya atau tali pusat atau

gerakan-gerakan otot.

Lahir mati (Still Birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur

paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kurang dari 28

minggu. Ada dua macam abortus : disengaja (induced) dan tidak disengaja

(spontaneus). Abortus yang disengaja mungkin lebih sering kita kenal dengan istilah

aborsi dan yang tidak disengaja lebih sering kita kenal dengan istilah keguguran.

Masa reproduksi (Childbearing age) adalah masa dimana perempuan melahirkan,

yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).

Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk.

Faktor-faktor yang memengaruhi fertilitas adalah, yaitu :

1. Anggapan/kepercayaan yang dianut masyarakat

2. Gender

Untuk menghitung fertilitas dibagi menjadi dua, yaitu :

Page 5: Lengkap makalah household economics and fertility

A. Ukuran Fertilitas Tahunan

1. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate)

Tingkat fertilitas kasar merupakan jumlah kelahiran setiap 1.000 penduduk

pertahun. Dalam ukuran CBR, jumlah kelahiran tidak dikaitkan secara

langsung dengan penduduk wanita, melainkan dengan penduduk secara

keseluruhan.

CBR = Keterangan :

B : Jumlah seluruh kelahiran

P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

K : Bilangan konstanta bernilai 1.000

Page 6: Lengkap makalah household economics and fertility

Tingkat kelahiran ini dapat digolongkan dalam tiga tingkat criteria sebagai

berikut :

Tingkat kelahiran golongan

> 30 = Tinggi

20-30 = Sedang

< 20 = Rendah

Adapun kelemahan dalam perhitungan CBR yakni tidak memisahkan

penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan

yang berumur 50 tahun keatas. Jadi, angka yang dihasilkan sangat kasar.

Sedangkan kelebihan dalam penggunaan ukuran CBR adalah perhitungan ini

sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang

dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

2. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate)

Tingkat fertilitas umum mengandung pengertia sebagai jumlah kelahiran

(lahir hidup) per 1.000 wanita usia produktif (15-49 tahun) pada tahun

tertentu. Pada tingkat fertilitas kasar masih terlalu kasar karena

membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk pertengahan

tahun. Tetapi pada tingkat fertilitas umum ini pada penyebutnya sudah tidak

menggunakan jumlah penduduk pada pertengahan tahun lagi, tetapi jumlah

penduduk wanita pertengahan tahun umur 15-49 tahun.

GFR =

Keterangan :

B : Jumlah bayi lahir pada tahun tertentu

Page 7: Lengkap makalah household economics and fertility

Pf (15-49) : Jumlah Penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun

K :Bilangan konstanta bernilai 1.000

Kelemahan dari penggunaan ukuran GFR adalah ukuran ini tidak

membedakan kelompok umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun

dianggap memiliki resiko melahirkan yang sama besarnya dengan wanita

yang berumur 25 tahun. Namun, kelebihan dari penggunaan ukuran ini ialah

ukuran ini cermat daripada CBR karena hanya memasukan wanita yang

berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang “esposed to risk”

3. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate)

Diantara kelompok wanita reproduksi (15-49 tahun) terdapat variasi

kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas wanita

pada tiap-tiap kelompok umur. Dengan mengetahui angka-angka ini dapat

pula dilakukan perbandingan fertilitas antar penduduk dari daerah yang

berbeda.

ASFR =

Keterangan :

Bi : Jumlah kelahiran pada perempuan kelompok umur I pada tahun

tertentu

Pfi : Jumlah penduduk kelompok umur I pada pertengahan tahun yang

sama

Berdasarkan dua kondisi diatas, dapatlah disebutkan beberapa masalah

(terkait dengan SDM) sebagai berikut :

a. Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah

dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatan ketimbang

aspek intelektual

Page 8: Lengkap makalah household economics and fertility

b. Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin

meningkat tinggi akibatnya bagi suatu negara berkembang akan

menunjukkan korelasi negative dengan tingkat kesejahteraan

penduduknya

c. Jika ASFR 20-24 terus meningkat maka akan berdampak kepada

investasi SDM yang semakin menurun.

Adapun kelebihan dari penggunaan ukuran ASFR antara lain :

a. Ukuran lebih cermat dari GFR karena sudah membagi penduduk yang

“exposed to risk” kedalam berbagai kelompok umur

b. Dengan ASFR dimungkinkan pembuatan analaisa perbedaan fertilitas

(current fertility) menurut berbagai karakteristik wanita

c. Dengan ASFR dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas menurut

kohor

d. ASFR ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan

reproduksi selanjutnya

Namun dalam pengukuran ASFR masih terdapat beberapa kelemahan

diantaranya yaitu :

a. Ukuran ini membutuhkan data yang terperinci yaitu banyaknya kelahiran

untuk tiap kelompok umur belum tentu ada ditiap negara/daerah,

terutama negara yang sedang berkembang. Jadi pada kenyataannya

susah sekali mendapatkan ukuran ASFR

b. Tidak menunjukkan ukuran fertilitas untuk keseluruhan wanita berumur

15-49 tahun

4. Tingkat Fertilitas menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific Fertility

Rate)

Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk mengukur

tinggi rendahnya fertilitas suatu negara. Kemungkinan seseorang istri

menambah kelahiran tergantung pada jumlah anak yang telah dilahirkannya.

Page 9: Lengkap makalah household economics and fertility

Seorang istri mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah memiliki

jumlah anak tertentu dan juga umur anak yang masih hidup

B. Ukuran Fertilitas Kumulatif

1. Total Fertility Rate

Total Fertility Rate/TFR adalah rata-rata jumlah anak yang dilahikran

seorang wanita sampai akhir masa reproduksinya.

Keterangan :

i : Kelompok umur (15-19) tahun sampai dengan (45-49) tahun

ASFRi :banyaknya kelahiran untuk perempuan kelompok umur i

Kebaikan dari TFR adalah merupakan ukuran untuk seluruh wanita usia 15-

49 tahun, yang dihitng berdasarkan angka kelahiran menurut umur.

2. Gross Reproduction Rate

Angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anak perempuan yang dilahirkan

oleh seorang wanita selama masa hidupnya, dengan mengikuti pola fertilitas

dan mortalitas yang sama seperti ibunya. Dalam GRR tidak

memerhitungkan unsur kematian.

3. Net Reproduction Rate

Angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anak perempuan yang dilahirkan

oleh seorang wanita selama hidupnya sampai dapat menggantikan

kedudukan ibunya, dengan mengikuti pola fertilitas dan mortalitas yang

sama seperti ibunya. Ukuran GRR memerhitungkan unsur kematian

Page 10: Lengkap makalah household economics and fertility

4. Child Woman Rate

Perbandingan antara jumlah anak dibawah umur 5 tahun dengan wanita usia

reproduksi.

CWR=

Keterangan : P(0-4) : Jumlah penduduk usia dibawah 5 tahun

Pf (15-49) : Jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun

K : Konstanta yang nilainya berjumlah 1000

Kelebihan pengukuran CWR adalah tidak usah membuat pertanyaan khusus

untuk mendapatkan data yang diperlukan , dan pengukuran ini bergunan

untuk identifikasi fertilitas di daerah kecil sebab dinegara yang registrasinya

cukup baik pun, statistic kelahiran tidak ditabulasikan untuk daerah yang

kecil

Kelemahannya adalah langsung dipengaruhi oleh kekurangan pelaporan

tentang anak, yang sering terjadi di negara berkembang. Walaupun

kekurangan pelaporan juga terjadi di kelompok ibunya namun secara

Dari beberapa hasil penelitian mengenai fertilitas, dilihat dari segi ekonomi yang

menjadi penyebab utama tinggi rendahnya fertilitas adalah beban ekonomi keluarga.

Anak dalam jumlah yang banyak, bila tidak berkualitas justru menambah dan bahkan

akan memperberat beban orang tua kelak. Dengan anggapan seperti ini, mereka

menginginkan jumlah anak yang sedikit, tetapi berkualitas. Ini jelas membutuhkan

Page 11: Lengkap makalah household economics and fertility

waktu, tenaga, perhatian, dan biaya yang tidak sedikit yang pada akhirnya akan menjadi

beban orang tua. Berkaitan dengan ini, orang tua cenderung ingin memiliki anak sedikit.

B. TEORI EKONOMI TENTANG FERTILITAS

Pandangan bahwa faktor-faktor ekonomi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap fertilitas bukanlah suatu hal yang baru. Dasar pemikiran utama dari teori ‘transisi demografis’ yang sudah terkenal luas adalah bahwa sejalan dengan diadakannya pembangunan sosial-ekonomi, maka fertilitas lebih merupakan suatu proses ekonomis dari pada proses biologis.

Berbagai metode pengendalian fertilitas seperti penundaan perkawinan, senggama terputus dan kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan suami istri yang tidak menginginkan mempunyai keluarga besar, dengan anggapan bahwa mempunyai banyak anak berarti memikul beban ekonomis dan menghambat peningkatan kesejahteraan sosial dan material. Bahkan sejak awal pertengahan abad ini, sudah diterima secara umum bahwa hal inilah yang menyebabkan penurunan fertilitas di Eropa Barat dan Utara dalam abad 19. Leibenstein dapat dikatakan sebagai peletak dasar dari apa yang dikenal dengan “teori ekonomi tentang fertilitas”. Menurut Leibenstein tujuan teori ekonomi fertilitas adalah:

“untuk merumuskan suatu teori yang menjelaskan faktor-faktor yang menentukan jumlah kelahiran anak yang dinginkan per keluarga. Tentunya, besarnya juga tergantung pada berapa banyak kelahiran yang dapat bertahan hidup (survive). Tekanan yang utama adalah bahwa cara bertingkah laku itu sesuai dengan yang dikehendaki apabila orang melaksanakan perhitungan-perhitungan kasar mengenai jumlah kelahiran anak yang dinginkannya. Dan perhitungan perhitungan yang demikian ini tergantung pada keseimbangan antara kepuasan atau kegunaan (utility) yang diperoleh dari biaya tambahan kelahiran anak, baik berupa uang maupun psikis. Ada tiga macam tipe kegunaan yaitu (a) kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu ‘barang konsumsi’ misalnya sebagai sumber hiburan bagi orang tua; (b) kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu sarana produksi, yakni, dalam beberapa hal tertentu anak diharapkan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dan menambah pendapatan keluarga; dan (c) kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai sumber ketentraman, baik pada hari tua maupun sebaliknya”.

Menurut Leibenstein anak dilihat dari dua aspek yaitu aspek kegunaannya (utility) dan aspek biaya (cost). Kegunaannya adalah memberikan kepuasaan,

Page 12: Lengkap makalah household economics and fertility

dapat memberikan balas jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa depan. Sedangkan pengeluaran untuk membesarkan anak adalah biaya dari mempunyai anak tersebut. Biaya memiliki tambahan seoarang anak dapat dibedakan atas biaya langsung dan biaya tidak langsung. Yang dimaksud biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan dalam memelihara anak seperti memenuhi kebutuhan sandang dan pangan anak sampai ia dapat berdiri sendiri. Yang dimaksud biaya tidak langsung adalah kesempatan yang hilang karena adanya tambahan seoarang anak. Misalnya, seoarang ibu tidak dapat bekerja lagi karena harus merawat anak, kehilangan penghasilan selama masa hamil, atau berkurangnya mobilitas orang tua yang mempunyai tanggungan keluarga besar (Leibenstein, 1958).

Menurut Leibenstein, apabila ada kenaikan pendapatan maka aspirasi orang tua akan berubah. Orang tua menginginkan anak dengan kualitas yang baik. Ini berarti biayanya naik. Pengembangan lebih lanjut tentang ekonomi fertititas dilakukan oleh Gary S. Becker dengan artikelnya yang cukup terkenal yaitu “An Economic Analysis of Fertility”.

Menurut Becker anak dari sisi ekonomi pada dasarnya dapat dianggap sebagai barang konsumsi (a consumption good, consumer’s durable) yang memberikan suatu kepuasan (utility) tertentu bagi orang tua. Bagi banyak orang tua, anak merupakan sumber pendapatan dan kepuasan (satisfaction). Secara ekonomi fertilitas dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, biaya memiliki anak dan selera. Meningkatnya pendapatan (income) dapat meningkatkan permintaan terhadap anak.

Karya Becker kemudian berkembang terus antara lain dengan terbitanya buku A Treatise on the Family. Perkembangan selanjutnya analisis ekonomi fertilitas tersebut kemudian membentuk teori baru yang disebut sebagai ekonomi rumah tangga (household economics). Analisis ekonomi fertilitas yang dilakukan oleh Becker kemudian diikuti pula oleh beberapa ahli lain seperti Paul T. Schultz, Mark Nerlove, Robert J. Willis dan sebagainya. Dalam tulisannya yang berjudul Economic growth and population: Perspective of the new home economics6 Nerlove mengemukakan:

“Ekonomi rumah tangga terdiri dari empat unsur utama, yaitu (a) suatu fungsi kegunaan. Yang dimaksud kegunaan disini bukanlah dalam arti komoditi fisik melainkan berbagai kepuasan yang dihasilkan rumah tangga; (b) suatu teknologi produksi rumah tangga; (c) suatu lingkungan pasar tenaga kerja yang menyediakan sarana untuk merubah sumber-sumber daya rumah tangga menjadi

Page 13: Lengkap makalah household economics and fertility

komoditi pasar; dan (d) sejumlah keterbatasan sumber-sumber daya rumah tangga yang terdiri dari harta warisan dan waktu yang tersedia bagi setiap anggota rumah tangga untuk melakukan produksi rumah tangga dan kegiatankegiatan pasar. Waktu yang tersedia dapat berbeda-beda kualitasnya, dan dalam hal ini tentunya termasuk juga sumberdaya manusia (human capital) yang diwariskan dan investasi sumberdaya manusia dilakukan oleh suatu generasi baik untuk kepentingan tingkah laku generasi-generasi yang akan datang maupun untuk kepentingan tingkah laku sendiri”

Dalam analisis ekonomi fertilitas dibahas mengapa permintaan akan anak berkurang bila pendapatan meningkat; yakni apa yang menyebabkan harga pelayanan anak berkaitan dengan pelayanan komoditi lainnya meningkat jika pendapatan meningkat?

New household economics berpendapat bahwa (a) orang tua mulai lebih menyukai anak-anak yang berkualitas lebih tinggi dalam jumlah yang hanya sedikit sehingga “harga beli” meningkat; (b) bila pendapatan dan pendidikan meningkat maka semakin banyak waktu (khususnya waktu ibu) yang digunakan untuk merawat anak. Jadi anak menjadi lebih mahal.

Di dalam setiap kasus, semua pendekatan ekonomi melihat fertilitas sebagai hasil dari suatu keputusan rasional yang didasarkan atas usaha untuk memaksimalkan fungsi utility ekonomis yang cukup rumit yang tergantung pada biaya langsung dan tidak langsung, keterbatasan sumberdaya, selera. Topik-topik yang dibahas dalam ekonomi fertilitas antara berkaitan dengan pilihan-pilihan ekonomi seseorang dalam menentukan fertilitas (jumlah dan kualitas anak). Pertimbangan ekonomi dalam menentukan fertilitas terkait dengan income, biaya (langsung maupun tidak langsung), selera, modernisasi dan sebagainya.

Sejalan dengan apa yang telah dikemukakan Becker, Bulato menulis tentang konsep demand for children andsupply of children. Konsep demand for children dan supply of children dikemukakan dalam kaitan menganalisiseconomic determinan factors dari fertilitas. Bulatao mengartikan konsep demand for children sebagai jumlah anak yang dinginkan. Termasuk dalam pengertian jumlah adalah jenis kelamin anak, kualitas, waktu memliki anak dan sebagainya.

Konsep demand for children diukur melalui pertanyaan survey tentang “jumlah keluarga yang ideal atau diharapkan atau diinginkan”. Pertanyaannya, apakah konsep demand for children berlaku di negara berkembang. Apakah pasangan di negara berkembang dapat memformulasikan jumlah anak yang

Page 14: Lengkap makalah household economics and fertility

dinginkan? Menurut Bulato, jika pasangan tidak dapat memformulasikan jumlah anak yang dinginkan secara tegas maka digunakan konsep latent demand dimana jumlah anak yang dinginkan akan disebut oleh pasangan ketika mereka ditanya.

Menurut Bulatao, modernisasi berpengaruh terhadap demand for children dalam kaitan membuat latent demand menjadi efektif. Menurut Bulatao, demand for children dipengaruhi (determined) oleh berbagai faktor seperti biaya anak, pendapatan keluarga dan selera. Dalam artikel tersebut Bulato membahas masing-masing faktor tersebut (biaya anak, pendapatan, selera) secara lebih detail. Termasuk didalamnya dibahas apakah anak bagi keluarga di negara berkembang merupakan “net supplier “ atau tidak. Sedang supply of children diartikan sebagai banyaknya anak yang bertahan hidup dari suatu pasangan jika mereka tidak berpisah/cerai pada suatu batas tertentu. Supply tergantung pada banyaknya kelahiran dan kesempatan untuk bertahan hidup. Supply of children berkaitan dengan konsep kelahiran alami (natural fertility).

Menurut Bongart dan Menken fertilitas alami dapat diidentifikasi melalui lima hal utama, yaitu:

a. Ketidak-suburan setelah melahirkan (postpartum infecundibality)

b. Waktu menunggu untuk konsepsi (waiting time to conception)

c. Kematian dalam kandungan (intraurine mortality)

d. Sterilisasi permanen (permanent sterility)

e. Memasuki masa reproduksi (entry into reproductive span)

Analisis ekonomi tentang fertilitas juga dikemukakan oleh Richard A. Easterlin. Menurut Easterlin permintaan akan anak sebagian ditentukan oleh karakteristik latar belakang individu seperti agama, pendidikan, tempat tinggal, jenis/tipe keluarga dan sebagainya. Setiap keluarga mempunyai norma-norma dan sikap fertilitas yang dilatarbelakangi oleh karakteristik diatas. Easterlin juga mengemukakan perlunya menambah seperangkat determinan ketiga (disamping dua determinan lainnya: permintaan anak dan biaya regulasi fertilitas) yaitu mengenai pembentukan kemampuan potensial dari anak. Hal ini pada gilirannya tergantung pada fertilitas alami (natural fertility) dan kemungkinan seorang bayi dapat tetap hidup hingga dewasa.

Fertilitas alami sebagian tergantung pada faktor-faktor fisiologis atau biologis, dan sebagian lainnya tergantung pada praktek-praktek budaya. Apabila

Page 15: Lengkap makalah household economics and fertility

pendapatan meningkat maka terjadilah perubahan “suplai” anak karena perbaikan gizi, kesehatan dan faktor-faktor biologis lainnya. Demikian pula perubahan permintaan disebabkan oleh perubahan pendapatan, harga dan “selera”. Pada suatu saat tertentu, kemampuan suplai dalam suatu masyarakat bisa melebihi permintaan atau sebaliknya.

Easterlin berpendapat bahwa bagi negara-negara berpendapatan rendah permintaan mungkin bisa sangat tinggi tetapi suplainya rendah, karena terdapat pengekangan biologis terhadap kesuburan. Hal ini menimbulkan suatu permintaan “berlebihan” (excess demand) dan juga menimbulkan sejumlah besar orang yang benar-benar tidak menjalankan praktek-praktek pembatasan keluarga. Di pihak lain, pada tingkat pendapatan yang tinggi, permintaan adalah rendah sedangkan kemampuan suplainya tinggi, maka akan menimbulkan suplai “berlebihan” (over supply) dan meluasnya praktek keluarga berencana. John C. Caldwell juga melakukan analisis fertilitas dengan pendekatan ekonomi sosiologis.

Tesis fundamentalnya adalah bahwa tingkah laku fertilitas dalam masyarakat pra-tradisional dan pasca-transisional itu dilihat dari segi ekonomi bersifat rasional dalam kaitannya dengan tujuan ekonomi yang telah ditetapkan dalam masyarakat, dan dalam arti luas dipengaruhi juga oleh faktor-faktor biologis dan psikologis.

Teori Caldwell menekankan pada pentingnya peranan keluarga dalam arus kekayaan netto (net wealth flows) antar generasi dan juga perbedaan yang tajam pada regim demografis pra-transisi dan pasca-transisi. Caldwell mengatakan bahwa “sifat hubungan ekonomi dalam keluarga” menentukan kestabilan atau ketidak-stabilan penduduk. Jadi pendekatannya lebih menekankan pada dikenakannya tingkah laku fertilitas terhadap individu (atau keluarga inti) oleh suatu kelompok keluarga yang lebih besar (bahkan yang tidak sedaerah) dari pada oleh “norma-norma” yang sudah diterima masyarakat. Seperti diamati oleh Caldwell, didalam keluarga selalu terdapat tingkat eksploitasi yang besar oleh suatu kelompok (atau generasi) terhadap kelompok atau generasi lainnya, sehingga jarang dilakukan usaha pemaksimalan manfaat individu.

C. HUKUM PERMINTAAN

Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan: makin rendah harga suatu barang, maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang, maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Jumlah permintaan dan tingkat harga memiliki hubungan seperti

Page 16: Lengkap makalah household economics and fertility

tersebut diatas, dikarenakan : kenaikan harga menyebabkan pendapatan pendapatan riil para pembeli berkurang. Pendapatan yang menurun mengakibatkan pembeli mengurangi pembelian terhadap berbagai jenis barang, terutama barang yang mengalami kenikan harga, cateris paribus. Sukirno (1998) menjelaskan 7 faktor yang dianggap paling penting, yaitu: harga barang itu sendiri, harga barang lain yang terkait, pendapatan rumah tangga, corak distribusi pendapatan masyarakat, selera, jumlah penduduk, dan ramalan masa depan. Konsumen cenderung berperilaku seperti yang dilakukan oleh hukum permintaan. Pendekatan yang digunakan diantaranya Indifferent Curve Approach.  Permintaan akan suatu barang adalah keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli konsumen selama periode waktu dan keadaan tertentu (Lincolyn Arsyad,1996).

D. PERMINTAAN TERHADAP ANAK

Faktor mikro yang berkaitan dengan tingkat fertilitas keluarga berpijak pada teori neo

klasik tentang perilaku konsumen sebagai dasar analisis dimana anak dapat dianggap

sebagai komoditi, seperti halnya barang-barang rumah tangga yang lain, semisal mobil,

kulkas, dan sebagainya.

Menurut Todaro (2000) di banyak negara berkembang anak dipandang sebagai investasi,

yaitu sebagai tambahan tenaga untuk menyerap lahan, atau sebagai gantungan hidup, atau

sebagai tabungan dihari tua.

Dengan demikian penentuan fertilitas keluarga atau tingkat permintaan akan anak

merupakan bentuk pilihan ekonomi yang rasional bagi konsumen (dalam hal ini keluarga).

Pilihan menambah jumlah anak diperoleh dengan cara mengorbankan pilihan terhadap

barang lain, dimana keputusan itu pada akhirnya efek substitusi dan efek pendapatan.

Jumlah anak yang diinginkan dipengaruhi secara positif oleh pendapatan keluarga,

ceteris paribus. Disisi lain jumlah anak yang diinginkan akan berhubungan secara negatif

terhadap biaya pemeliharaan anak serta kuatnya keinginan untuk memiliki barang lain.

Secara metematis, hubungan tersebut dapat dinyatakan dengan:

Qc = f ( Y, Pc, Px, Tx)

Keterangan:

Page 17: Lengkap makalah household economics and fertility

Qc : permintaan akan anak , yaitu jumlah anak yang diinginkan dengan diikuti

dengan usaha mempertahankan kehidupannya.

Y : tingkat pendapatan.

Pc :harga neto anak, yaitu biaya oportunitas ditambah biaya-biaya lain guna

mempertahankan kehidupan.

Px : harga barang lain.

Tx : besar kecilnya referensi terhadap barang-barang lain.

Menurut Mahadevan (1986) yang dimaksud dengan harga neto anak adalah biaya

oportunitas yang ditambah dengan biaya-biaya lain guna mempertahankan kehidupan anak,

kesemuanya dapat dinilai atau diukur dengan uang. Komponen yang menyangkut harga

neto anak adalah:

Biaya emosi: ketegangan emosi dalam mendisiplinkan anak, mendidik dan menumbuhkan

tingkah laku dan moral yang biak, kekhawatiran atas sehatnya, kegaduhan dalam keluarga,

dll.

Biaya ekonomi: biaya merawat kesehatan anak dan biaya pendidikanya.

Biaya oportunitas: kekurangan kebebasan, keterbatasan untuk bersosialisasi,

kekurangan kesempatan untuk mengurus diri sendiri, keterbatasan dalam bekerja, tidak

punya waktu untuk mempertahankan kebutuhan diri sendiri.

Kebutuhan fisik: kegitatan rumah tangga menjadi lebih banyak, merawat anak,

kehilangan waktu istirahat dan keharusan memenuhi kebutuhan pakaian anak.

Biaya keluarga: munculnya ketidaksepakatan dalam perawatan anak, serta

berkurangnya kesempatan untuk mencurahkan kasih sayang kepada pasangan.

Secara grafis, permintaan akan anak yang dipengaruhi oleh harga ’neto’ anak, ceteris

paribus, dengan asumsi anak adalah final goods.

Page 18: Lengkap makalah household economics and fertility
Page 19: Lengkap makalah household economics and fertility

Berdasar gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pada tingkat pendapatan keluarga

yang terbatas yang ditunjukkan dengan garis anggaran a-b, dimana harga neto anak dan

barang konsumsi lain sudah tertentu, sementara faktor-faktor lain yang berpengaruh

dianggap tetap, maka tingkat kepuasan maksimal keluarga terletak pada titik B, dengan

jumlah anak dan barang lain yang dikonsumsi yang tertentu pula.

Selanjutnya apabila terjadi kenaikan pada harga neto anak sementara harga konsumsi

barang lain masih tetap, maka keinginan untk menambah anak akan ditunda atau bahkan

dibatalkan, yang kemudian ini berarti keluarga terpaksa harus mencari kepuasan maksimal

yang lebih rendah dari sebelumnya, yang secara grafis ditunjukkan dengan berkurangnya

tingkat kepuasan maksimal yakni dari titik B pindah ketitik A, karenanya garis anggaran

berayun kekiri yakni dari a-b berayun ke a-b”.

Apabila terjadi kenaikan pendapatan keluarga entah karena semakin terbukanya

kesemapatan kerja bagi wanita atau karena semakin tingginya tingkat upah yang diterima,

maka keluarga kini memunyai kesempatan untuk menambah konsumsi barang dan anak

secara bersamaan, yang akan membawa peningkatan kepuasan maksimal keluarga. Secara

grafis ditunjukkan Budget line a-b akan bergeser keatas menjadi a’-b’,dan tingkat kepuasan

maksimal akan bergeser dari titik B ke D. Apabila kenaikan pendapatan terjadi bersamaan

waktunya dengan kenaikan harga neto anak, misalkan pemerintah kini memberlakukan

pajak terhadap anak mulai yang nomor 4 dan seterusnya, maka garis anggaran yang semula

c-d yang ditunjukkan dengan garis anggaran putus-putus dengan demikian akan terjadi

kombinasi yang baru atas anak dan barang lain, dan tingkat kepuasan maksimal keluarga

yang baru ditunjukkan dengan titik c. Disini jumlah anak yang diinginkan keluarga menjadi

semakin sedikit dan diganti dengan mengkonsumsi barang lain karena tambahan

penghasilan ternyata lebih banyak digunakan untuk mengkonsumsi barang lain. Hal ini

banyak terjadi pada keluarga yang berpenghasilan rendah, dimana tambahan-tambahan

penghasilan umumnya dipergunakan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan keluarga

mereka.

E. PERMINTAAN KONTRASEPSI

Page 20: Lengkap makalah household economics and fertility

Ada hubungan yang erat antara jumlah anak yang diinginkan (fertilitas) dengan

permintaan kontrasepsi. Fertilitas dan permintaan kontrasepsi mempunyai hubungan

negatif, artinya sepasang PUS yang berkeinginan untuk memiliki jumlah anak sedikit,

memiliki kecenderungan untuk melakukan permintaan kontrasepsi dengan lebih kontinyu.

Pernyataan ini didukung oleh hasil studi yang dilakukan oleh Hatmadji (1990) tentang

pengaruh program KB pada perubahan kontrasepsi mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap penurunan fertilitas.

Selanjutnya dapat ditarik benang merah bahwa terdapat hubungan yang berkebalikan

antara jumlah anak dengan jumlah kontrasepsi. Khusus bagi keluarga miskin dengan

kemampuan ekonomi yang rendah dan pendapatan yang terbatas akan bertindak realistis,

bahwa naiknya harga neto anak menyebabkan jumlah anak yang ingin dimiliki menjadi

semakin sedikit, selanjutnya keluarga akan menggantikanya dengan mengkonsumsi dengan

barang lain yang bersifat substitusi yang akan memberikan tingkat kepuasan yang sama.

Berikut adalah kurvayang menjelaskan mengenai permintaan kontrasepsi yang

merupakan turunan dari permintaan akan anak, dengan asumsi bahwa anak merupakan

komuditi sebagaimana halnya barang-barang rumah tangga.

Page 21: Lengkap makalah household economics and fertility
Page 22: Lengkap makalah household economics and fertility

Gambar di atas dimulai pada kurva yang bertanda (*) . berdasarkan kurva pertama

dapat dijelaskan bahwa perubahan harga neto anak, cateris paribus, akan berakibat pada

perubahan jumlah anak yang diinginkan oleh sebuah keluarga. Apabila terjadi kenaikan

harga neto anak, seperti yang terlukis pada kurva pertama, yang ditunjukkan dengan

bergesernya harga neto anak dari PA 1 berpindah ke PA 2, maka jumlah anak yang

direncanakan untuk dimiliki akan menjadi berkurang.

Asumsi yang digunakan dalam kajian teori ini adalah bahwa anak dianggap sama

dengan barang lain dalam rumah tangga, dimana harga barang lain tersebut tidak

mengalami perubahan harga atau tetap, demikian juga dengan besarnya pendapatan

keluarga, maka keputusan keluarga untuk mengurangi jumlah anak yang diinginkan akan

diikuti dengan keputusan berikutnya yaitu menambah jumlah barang lain yang bersifat

subtitusi terhadap anak. Hal ini ditunjukkan dengan B1 yang bergeser ke B2 sebagai akibat

A1 ke A2.

Keputusan keluarga untuk mengurangi jumlah anak yang diinginkan membuat

kebutuhan akan kontrasepsi menjadi semakin meningkat. Asumsi yang digunakan adalah

kontrasepsi dipandang sebagai final good yang identic dengan penjarangan anak.

Pengertian final good adalah suatu barang atau komuditi yang dapat dikonsumsi oleh

konsumen akhir. Dalam hal ini kontrasepsi oleh PUS. Penjelasan ini dicerminkan dengan

bergesernya K1 ke atas , yakni ke K2 sebagai respon atas pergeseran A1 ke A2.

Sebagaimana halnya hukum permintaan yang menyatakan hubungan negative antara

harga dan permintaan akan jumlah barang, hukum permintaan juga berlaku dalam kajian

ini. sebagai barang normal, pada saatharga kontrasepsi naik maka jumlah yang diminta

konsumen akan berkurang. Dengan kata lain, jumlah kontrasepsi yang diminta dipengaruhi

oleh harganya sendiri. Hal ini dapat dijelaskan dalam kurva terakhir dalam rangkaian

gambar diats.

Yang perlu diperhatikan, kurva terakhir menyajikan kurva permintaan dalam bentuk

yang sedikit kurang lazim diaman sumbu horizontal menunjukkan harga sedangkan sumbu

vertical menunjukkan jumlah. Ketidaklaziman ini diperlukan dan bisa diterima sebab secara

Page 23: Lengkap makalah household economics and fertility

esensial tidak menyimpang dari teori ekonomi mikro. Ketidaklaziman ini hanya untuk

mempermudah alur pikir dan pembahasan teori. Namun demikian secara matematis justru

penempatan variable independen (harga) pada sumbu vertical adalah penyajian diagram

yang benar, dan menganut apa yang telah dikatakan oleh ahli ekonomi Marshall.

BAB III

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

http://blog.umy.ac.id/rhilla/2012/12/03/makna-syahadatain-dan-implikasinya/ 12;29

https://ibnaun.wordpress.com/2014/05/17/konsekuensi-dua-kalimat-syahadat/ diakses

tanggal 6 februari 2015 11;52

http://shoutussalam.com/2011/11/makna-dan-konsekuensi-dua-kalimat-syahadat/ 11:53

https://thohafirdaus.wordpress.com/2012/06/15/yang-membatalkan-dua-kalimat-

syahadat/ 11:54

Page 24: Lengkap makalah household economics and fertility

https://lilmessenger.wordpress.com/2008/07/05/10-perkara-yang-membatalkan-

syahadat/ 12:03

http://hanifadzkiy.blogspot.com/2013/05/20-perkara-yang-membatalkan-syahadat.html

12:00

https://abu0mushlih.wordpress.com/2013/08/25/makna-kalimat-syahadat/ 12:02

http://widyaastuti-agrittude.blogspot.co.id/2011/11/fertilitas-penduduk.html 09.17