LEMBAR PERNYATAAN -...

82
i LEMBAR PERNYATAAN Skripsi ini sebagai prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana Strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.adapun hal yang mengenai penyusunan, dengan ini menyatakan bahwa saya: 1.Memberikan informasi dan kajian skripsi asli dari hasil penelitian dan observasi langsung dari sekolah yang menjadi peneliti. 2.Memberikan/menuliskan referensi yang asli dan tertera pada isi penelitian tersebut 3.Jika penelitian skripsi ini adalah saduran fiktif atau jiplakan dari skripsi lain maka dengan ini saya siap untuk menerima sangsinya. Hormat saya Gunawan Setiawan NIM.102018224178

Transcript of LEMBAR PERNYATAAN -...

Page 1: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

i

LEMBAR PERNYATAAN

Skripsi ini sebagai prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana Strata I di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.adapun hal yang mengenai penyusunan, dengan ini menyatakan bahwa

saya:

1.Memberikan informasi dan kajian skripsi asli dari hasil penelitian dan observasi langsung dari

sekolah yang menjadi peneliti.

2.Memberikan/menuliskan referensi yang asli dan tertera pada isi penelitian tersebut

3.Jika penelitian skripsi ini adalah saduran fiktif atau jiplakan dari skripsi lain maka dengan ini

saya siap untuk menerima sangsinya.

Hormat saya

Gunawan Setiawan

NIM.102018224178

Page 2: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

ii

ABSTRAK

Gunawan Setiawan. NIM 102018224178 Manajemen Pendidikan UIN Syarif Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Judul Skripsi ” Efektifitas KBK Dalam Pembelajaran di

SMK Islamiyah Ciputat ”.

Kurikulum merupakan alat yang paling krusial dalam merumuskan dan mengembangkan kulaitas pendidikan yang bermutu,berdaya sosial yang tinggi dan relevan untuk tujuan pendidikan.KBK salah satu metode yang sedang digencarkan oleh pemerintah dalam mengembangkan pola pendidikan guna mengarah pada tingkat penataan yang lebih lanjut.dengan kurikulum sekolah mempunyai pegangan dalam tujuan yang lebih dinamis khususnya menciptakan suasana yang diharapkan baik dalam literature pendidikan sampai pada tingkat tujuan sekolah tersebut.

Demikian KBK sebagai sarana implementasi dalam pengembangan pendidikan yang ada di sekolah menengah kejuruan yang berfungsi sebagai jenjang mulai dari yang paling tinggi,yakni tujuan umum pendidikan sampai pada tujuan yang paling rendah (perubahan prilaku) yang diharapkan setelah proses belajar mengajar. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas KBK dan penerapannya dalam proses belajar mengajar. penelitian yang penulis sajikan ini merupakan hal kecil untuk mengetahui usaha apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pengembangan proses belajar mengajar serta dampak implemetasi KBK bagi siswa SMK Islamiyah.sesuai dengan tujuan pada konsep kurikulum yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara kepada pihak kepala sekolah dan bidang kurikulum serta menyebarkan angket kepada semua pihak guru.Adapun populasi yang dijangkau yaitu sejumlah 45 orang guru dan staf. Dari penelitian yang telah dilakukan,penulis melihat dan melakukan sebuah analisa maka SMK Islamiyah ini pada proses KBK belum secra efektif mampu dalam menerapkan tujuan KBK tersebut sesuai yang diharapkan.hal ini dapat dilihat dari tingkat kesiapan yang belum secara matang baik dari kepala sekolah dalam mengelola administrasi yang ada,tingkat kemampuan guru dalam pengajaran sampai pada sarana yang belum menunjang.hal itu dapat terlihat dari hasil wawancara, pengambilan data yang berkaitan dengan administrasi, sampai pada penyebaran angket kepada guru.

Page 3: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

iii

KATA PENGANTAR

ȴɆǵȀȱǟ ȸƥȀȱǟ ǃǟ ȴȆǣ Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia dan keberkahan yang telah

dianugerahkan kepada kita semua sehingga masih dapat menikmati segala kebaikanNya.dengan

ini penulis menyajikan suatu data penelitian tentang “Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada

Proses Pembelajaran Siswa di SMK Islamiyah Ciputat”.

Sebagai hasil penelitian ini penulis sajikan tentang keefektivitasannya sebuah kurikulum

yang ada di SMK Islamiyah Ciputat. Semoga apa yang penulis sajikan dalam penelitian ini

menjadi sedikit bahan informasi tentang efektivitas kurikulum Berbasis Kompetensi.maka dari

itu penulis sangat berterima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah membimbing atas segala karunia dan kebaikan yang telah diberikan

seluruhnya.

2. Ayahanda Wirma Afandi dan Ibunda Aliah yang telah memberikan semangat do’a yang

luar biasa baik moril maupun materil sehingga bisa terselesainya tugas akhir ini.

3. Para guru dan siswa SMK Islamiyah

4. Drs.Mas’ud Kepala SMK Islamiyah Ciputat yang telah memberikan informasi mengenai

situasi pembelajaran yang ada.

5. Muhammad Nisad,S.Pd kepala bidang Kurikulum SMK Islamiyah Yang telah memberikan

wacana tentang program kurikulum yang dibuat.

6. Sukarna Syarif,SH. Dosen pembimbing yang begitu semangat membimbing penulis

sehingga dapat terselesaikannya tugas akhir ini.

7. Drs.Syafril M.Pd. Dosen pembimbing proposal yang memberikan arahan tentang

Pembutan proposal skripsi ini.

8. Para dosen FITK khususnya jurusan KI-MP yang telah memberikan banyak ilmu

pengetahuan yang sebelumnya penulis belum dapatkan,sehingga dapat menjadi sumber

kreatifitas, inspirasi dan kemampuan dalam menyusun tugas akhir ini.

Page 4: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

iv

9. Para siswa dan adik adikku SMK,MTS Gunung sindur yang telah memberikan inspirasi

dan pengalamannya dalam pembelajaran.

10. Ustad Arifin sebagai pembimbing spritual saya yang telah meyakinkan tentang suatu

kebaikan dan perjuangan.

11. Para shabat seperjuanganku yang ada di kampus Khususnya KI-MP C 2002,yang

memberikan semangat sehingga dapat menempuh tugas akhir kuliah ini.

12. Para teman pengajar yang ada di SMK, MTs, gunungsindur Bogor dan SMP

Muhamadiyah Pamulang..

13. Kakak dan adik-adik yang telah begitu mensuport dalam tugas skripsi ini.

Jakarta 25 juni 2010

Penulis

Gunawan Setiawan

Page 5: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

v

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Masalah Penelitian

1.Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4

2.Pembatasan Masalah ............................................................................. 4

3.Perumusan Maalah .......................................................................................... 4

C.Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A.Kurikulum Berbasis Kompetensi 1.Pengertian Kurikulum ...................................................................................... 6

2.Fungsi Kurikulum .................................................................................. 7

3.Latar Belakang KBK ........................................................................................ 9

4.Landasan dan Prinsip KBK ............................................................................. 10

5.Standar Kompetensi yang diharapkan ................................................... 12

6.Pendekatan Kompetensi ................................................................................. 14

B.Efektifitas Penerapan KBK Di Sekolah

1.Efektifitas Pembelajaran .................................................................. 15

2.Penilaian Proses Belajar ............................................................................ 18

a.Penilaian dalam Kompetensi .................................................................. 18

b.Penilaian Berbasis kelas ................................................................ 19

c.Proses pembelajaran Kompetensi ............................................................ 20

d.Manfaat Hasil Belajar ............................................................................. 21

3.Prosedur Pembelajaran dan Pembentukan Kompetensi .................... 22

4.Pengelolaan Kurikulum ............................................................................. 23

5.Inovasi Pengembangan Kurikulum ............................................................. 24

6.Penyusunan Silabus ......................................................................... 25

7.Komponen Silabus .................................................................................... 25

8.Pengembangan Silabus .............................................................................. 26

Page 6: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

vi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A.Tujuan Penelitian ....................................................................... 28

B.Desain dan Jenis Penelitian......................................................... 28

C.Tempat dan waktu Penelitian ..................................................... 28

D.Teknik Pengumpulan data .......................................................... 28

E.Defenisi Operasional ................................................................. 30

F.Teknik Analisa Data ...................................................................... 30

BAB IV PRESENTASI DAN ANALISA DATA 1.Gambaran umum SMK Islamiyah ................................................. 32

2.Deskripsi dan Analisa Data Berdasarkan Hasil Observasi .............. 35

3.Hasil Angket Kosioner .................................................................. 37

4.Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 52

5.Deskripsi Permasalahan Berdasarkan Analisa .......................... …. 54

6.Analisa dan Subjek Responden ...................................................... 55

BAB V PENUTUP

Kesimpulan dan Saran ....................................................................... 58

Page 7: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

vii

TABEL

1. Sarana dan Prasarana yang menunjang………………………………….…...34

2. Frekuensi tentang penggunaan kontark pembelajaran……………….………37

3. Frekuensi tentang pelaksanaan kurikulum……………………………….…..37

4. Frekuensi tentang sarana untuk menunjang keahlian siswa…………….……38

5. Penggunaan RPP untuk pencapaian tingkat kompetensi siswa………….…...39

6. Penawaran kontrak belajar …………………………………………………..39

7. Melakukan persiapan awal bahan pengajaran…………………………….….40

8. Penerapan system SK,KD untuk pencapaian kurikulum…………………….41

9. Penggunaan alat Bantu untuk menunjang belajar siswa……………………..41

10. Penggunaan sarana Belajar yang disediakan…………………………...……42

11. Efektivitas wakt dalam belajar………………………………………....…….42

12. Penggunaan Simulasi/Games ………………………………………………..43

13. Pembuatan program portofolio……………………………………………….43

14. Melakukan Penilaian berkala kepada siswa…………………………..……..44

15. Program Evaluasi pencapaian tujuan belajar…………………………..…….45

16. Penetapan KKM………………………………………………………..……45

17. Efektivitas Dalam pengujian kompetensi ……………………………..…….46

18. Pemberian motivasi Kepada siswa…………………………………..………47

19. Pemberian Penghargaan kepada siswa………………………………..……..47

20. Penetapan dan penerapan kurikulum………………………………….…….48

21. Bentuk interaktif Guru di dalam kelas……………………………………...48

22. Penggunaan Metode diskusi………………………………………………..48

23. Pelatihan Pendidikan pada guru…………………………………...……….50

24. Pelatihan Keahlian kompetensi pada siswa…………………………...……50

25. Nilai Rata-rata Skor…………………………………………………………51

Page 8: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil wawancara

2. Struktur Organisasi

3. Rekapitulasi Data Guru

4. Rekapitulasi Data siswa

5. Lembar pengesahan judul Skripsi

6. Outline Bimbingan Skripsi

7. Riset wawancara

8. Surat Keterangan SMK Islamiyah Ciputat.

Page 9: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kemajuan ilmu dan teknologi, terutama tekhnologi informasi

menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak

langsung pada bidang norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja

yang kurang berpendidikan, kurang terampil dan terkikisnya budaya lokal. Dengan

cepatnya arus informasi dan budaya global mengakibatkan menurunnya norma-norma

masyarakat kita yang bersifat konsumtif, hal itu menjadi rawan terhadap timbulnya

gejolak social dan disintregrasi bangsa. kemudian adanya pasar bebas, kemampuan

bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi semakin penting untuk

kemajuan suatu bangsa. Situasi itu juga menjadikan ukuran kesejahteraan suatu bangsa

telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal

intelektual,pengetahuan,social dan kepercayaan.

Situasi seperti itu membutuhkan pendidikan yang memberikan

kecakapan hidup (life skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran dan

keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik. Dengan keterampilan tersebut

menjadi bekal untuk mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah,tidak pasti

dan kompetitif dalam kehidupanya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa

sejak dini melalui pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal,

membentuk menjadi masyarakat berpengetahuan dengan belajar sepanjang hayat (life

long education).

Berdasarkan konteks di atas penulis menyajikan suatu data tentang

penerapan keefektifan kurikulum berbasis kompetensi. KBK ini menjadi bahan acuan

bagi siswa dalam menempuh pengetahuan guna memiliki kemampuan bakat dan minat

dalam mata pelajaran yang diberikan oleh guru dan sekolah. Pada kenyataannya bahwa

KBK belum secara maksimal diberlakukan di sekolah-sekolah, Kalaupun itu ada

belum sepenuhnya dilakukan karena berbagai hal. keadaan itu terlihat Banyak guru

Page 10: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

2

yang belum mengerti dari penerapan KBK tersebut. Disamping itu fasilitas yang

kurang memadai, serta belum menunjang. Pada dasarnya kurikulum tetap digunakan

dalam pembelajaran siswa baik formal maupun informal, tetapi kurikulum biasa

digunakan kepada siswa sehingga siswa mampu :

1).berpikir bagaimana berpikir dan belajar bagaimana belajar

2).memadukan belajar formal dan informal

3).mengakses,memilih dan mengolah informasi untuk melengkapi pengetahuannya dan

4).mengatasi situasi yang ambigu/kabur,permasalahan dan tantangan yang tidak

diramalkan atau belum pasti.

Dari pemaparan tersebut sekiranya penulis melihat permasalahan yang ada di

SMK Islamiyah berkaitan dengan kurikulum yang digunakan. Yaitu sudah efektivkah

KBK diterapkan di sekolah tersebut, Strategi apa yang digunakan oleh kepala sekolah

dalam pengembangan tingkat pemahaman siswa terhadap kemampuan dan keterampilan

yang diperoleh, dan bagaimana peranan guru dalam implementasi KBK tersebut.

Tingkat pengembangan KBK ditekankan agar siswa yang mengikuti pendidikan

di sekolah memperoleh kompetensi yang diinginkan. Dengan demikian siswa bukan

hanya menghafal, mengingat dan mengerti teori, tetapi juga menguasai bidang yang

dipelajari. misalnya bila belajar bahasa Inggris siswa sungguh menjadi kompetens,

untuk itu dapat juga berbicara dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dengan

tekanan pada kompetensi diharapkan siswa sungguh menguasai bahan, dapat

menggunakan dengan kemampuannya siswa semakin maju,dan dapat menggunakannya

dalam hidup berasama di tengah masyarakat.

“Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut belajar itu

untuk tahu,untuk dimengerti dan diterapkan dalam kehidupan selamanya”.1 Dengan

pendekatan ini kurikulum lebih menekankan kompetensi apa yang diharapkan oleh

siswa, entah kompetensi umum, bidang dan pelajaran tertentu. Dengan model ini juga

1 .J.Drost,SJ 2005 (Dari KBK sampai MBS ) Penerbit BUKU KOMPAS 2005, hal 11

Page 11: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

3

dimungkinkan guru menggunakan bahan apapun yang sesuai dengan kompetensi yang

dituju.

Dalam pembelajaran kurikulum dapat dijadikan sebagai alat untuk menuju pada

tujuan pendidikan yang terarah dan efektif, Tetapi bagaimana kurikulum itu diterapkan

pada sebuah lembaga pendidikan yang notebene merupakan landasan awal untuk

memulai proses belajar mengajar.

Pendidikan menurut konsepsi kurikulum memiliki pengaruh,mengubah dan

memberi corak baru kepada masyarakat dan kebudayaan. Beberapa ahli pendidikan

berpendapat bahwa pendidikan adalah alat rekontruksi social, diantaranya:

“Jhon Dewey seorang peneliti pendidikan memandang pendidikan sebagai alat

rekontruksi social yang paling efektif. Pendidikan merupakan alat konstruktif untuk

memperbaiki masyarakat dan membina masa depan yang lebih baik.”2

Sehubungan itu penulis mencoba melakukan sebuah penelitian yang

membahas bagaimana KBK yang ada di sekolah SMK Islamiyah. Dalam perumusan

kurikulum sekolah, kompetensi itu perlu diuji,karena sebagai acuan siswa setelah ia

lulus dari lembaga pendidikan tersebut.

SMK Islamiyah merupakan sekolah yang menjadi harapan masyarkat sekitar,

karena sudah menjadi bagian kemudahan bagi siswanya dalam mengembangkan

kemapuan keahlian. Bila dilihat dari seperangkat kurikulum yang digunakan, SMK

tersebut meiliki harapan pengembangan bagi kemajuan tingkat pendidikan, terlebih bagi

siswanya yang akan menggali kemampuannya dibidang keahlian. Hal inilah yang

menjadi penulis ingin lebih mengetahui tingkat keberhasilan dan keefektivannya dalam

penerapan di bidng kurikulum berbasis kompetensi.

perumusan kurikulum tersebut, penulis melihat bahwa kemampuan siswa

dalam mempelajari sebuah keterampilan dapatlah melatih dirinya dalam pengenalan

program studi, mulai dari pengenalan keahlian dalam teori dan praktik, sampai pada

keahlian dalam berpikir, menganalisa dan kemampuannya melakukan sesuatu yang

bersifat efektif. Dalam perumusan kurikulum para guru dilibatkan sebagai fasilitator 2 ”S.Nasution” dalam Hamid Syarif (ed)pPengembangan kurikulum Penerbit PT Bina llmu Surabaya 1996.hal 24

Page 12: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

4

untuk siswa belajar. Keefektifan kurikulum itu dibuat berdasarkan pada jenis

kompetensi siswa dan kemampuan guru dalam menyampaikan pengajaran .

SMK tesebut selain melihat jenis kompetensi siswa juga diharapkan dalam

pembelajaran, akan membuahkan hasil. didasarkan pada bentuk kemampuan dan

kecakapan siswa (Life Skill). Ketika siswa tersebut sudah selesai dengan program

inputnya maka akan dapat melihat suatu bentuk keahlian yang diharapkan berhasil

dalam penerapan kurikulum tersebut.

A.Identifikasi Masalah

Dalam pembahasan keefektivitasan kurikulum berbasis kompetensi ini penulis

melakukan identifikasi sebagai berikut :

1.Belum adanya tindak lanjut KBK secara khusus yang menjadi tujuan penerapan siswa

dalam bidang kompetensi di sekolah SMK Islamiyah tersebut.

2.Masih banyak guru yang belum memahami penerapan KBK tersebut.

3.Kurangnya strategi kepala sekolah dalam pengembangan dan penerapan KBK

tersebut.

B.Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Mengingat permasalahan yang cukup banyak untuk dibahas, dan untuk lebih

memudahkan maka dengan ini dibatasi pada Efektifitas penerapan KBK dalam

proses pembelajaran siswa.

Adapun yang dimaksud dengan tingkat keefektifan kurikulum yaitu kurikulum

yang diterapkan dapat diimplementasikan oleh para siswa dalam bidang keahlian.

Sedangkan KBK yang dimaksud adalah bagaimana kurikulum tersebut menjadi bahan

tujuan untuk pengembangan kompetensi siswa sebagai penguasaan keterampilan.

Berdasarkan pembatasan tersebut, maka penulis selanjutnya merumuskan

masalah sebagai berikut :

1.Bagaimana penerapan KBK di SMK Islamiyah tersebut.

2.Seberapa efektif penerapan KBK dalam proses pembelajaran di SMK Islamiyah

tersebut.

Page 13: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

5

C.Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang

bersifat teoritis maupun praktek untuk mengembangkan penerapan kurikulum berbasis

kompetensi secara efektif dan efesisen,Khususnya bagi sekolah SMK

ISLAMIYAH.serta memberikan manfaat bagi penulis dalam melihat sebuah wacana

pelaksanaan kurikulum untuk pencapaian tujuan pendidikan formal dan studi banding

sehubungan manajemen sekolah.

Page 14: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kurikulum Berbasis Kompetensi

1. Pengertian kurikulum Berbasis Kompetensi

Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa kurikulum berbasis

kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil

belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan

pemberdayaan sumber daya pendidikan.3

Kurikulum secara luas/modern mencakup kehidupan murid dan

masyarakat,pemahaman semacam ini dikemukakan oleh William H.Killpatrick bahwa

kurikulum dalam arti modern meliputi keseluruhan kehidupan anak,sepanjang sekolah

dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan tersebut, atau sekolah seharusnya

mengambil tanggung jawab atas pengembangan kehidupan tersebut. Dari pemahaman

tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat program atau

rencana blajar siswa dibawah tanggung jawab sekolah sebagai program

belajar,kurikulum hendaknya disusun secara sistematis dan logis agar dapat mencapai

tujuan pendidikan sekolah yang telah ditetapkan.

Ada beberapa kriteria dalam memilih isi kurikulum yang dikemukakan oleh

Nana sudjana yaitu:4

a) Isi kurikulum harus sesuai,tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.

b) Isi kurikulum mencerminkan kenyataan sosial.

c) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiyah yang komperhenship.

d) Isi kirikulum mengandung teori,prinsip dan konsep informasi faktual dan

e) Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Pada dasarnya pengertian dan isi kurikulum di atas suatu hal penting yang harus

diperhatikan adalah bahwa suatu kurikulum harus mampu menjawab sejumlah

persoalan,dimana persoalan tersebut adalah merupakan persoalan-persoalan tentang apa 3 Sanjaya Wina,Pembelajaran dalam implementasi KBK (Jakarta Kencana pers 2008).hal 6 4 .Nurdin Syarifudn,Guru profesional dan Implementasi Kurikulum(Ciputat Pers Jakarta 2002).hal.55

Page 15: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

7

persoalan,dimana persoalan tersebut adalah merupakan persoalan-prsoalan tentang apa

tujuan yang ingin dicapai,pengalaman belajar apa yang harus disiapkan untuk mencapai

tujuan tadi,bagaimana pengalaman itu diorganisir secara efektif dan efesien.

Dari pengertian di atas KBK memiliki tiga arti karakteristik utama

diantaranya, pertama merupakan kurikulum yang memuat sejumlah kompetensi dasar

yang harus dicapai oeh siswa, kedua implementasi pembelajaran dalam KBK

menekankan pada proses pengalaman dan memperhatikan keberagaman setiap individu,

dan ketiga KBK merupakan bentuk evaluasi yang menekankan hasil dan proses belajar,

sehingga pencapaian standar kompetensi dilakukan secara utuh yang tidak hanya

mengukur aspek pengetahuan saja,akan tetapi sikap dan keterampilan5.

2.Fungsi kurikulum

Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta sebagai sebuah

komponen dalam tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam undang-undang

Sisdiknas no 20 tahun 2003 tentang standarisasi dan kurikulum pendidikan pada pasal

35-36.6 Tujuan pendidikkan berhubungan dengan manusia yang diidealisasikan atau

dicita-citakan oleh suatu masyarakat atau bangsa.Manusia yang demikian sangat

bergantung atas pandangan hidup (way of life). suatu masyarakat atau bangsa yang

bersangkutan, dimana praktik pendidikan dilakukan. Membentuk manusia semacam ini

haruslah diisi oleh serangkaian program pendidikan yang di dalamnya berisikan

kegiatan dan pengalaman belajar. Program tersebut pada akhirnya akan

dilakukan/dilaksanakan oleh guru dan murid dilembaga pendidikan sekolah.

“Berdsarkan konteks tersebut fungsi kurikulum secara teoritis diantaranya”:7

a) sebagai Tujuan Pendidikan

Merupakan tujuan pendidikan mempunyai jenjang,mulai dari yang paling tinggi,

yakni tujuan umum pendidikan sampai pada tujuan yang paling rendah (perubahan

prilaku) yang diharapkan setelah proses belajar mengajar.

5 . wina Sanjaya,Pembelajaran dalam implementasi Kurikulum KBK,(Prenada Media Group)hal.11 6.Undang-undang No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35-36 7.” Usman muladi,”Wirokusuma,dalam Syarif Hamid (ed)Pengembangan Kurikulum.hal 24

Page 16: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

8

b.)Kurikulum dan Anak

Kurikulum berfungsi sebagai kegiatan dan pengalaman yang akan disajikan kepada

murid di bawah bimbingan sekolah atau guru. Kegiatan dan pengalaman ini dapat

meliputi bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan tertentu.

c).Kurikulum dan Guru

berfungsi sebagai pelaksana kurikulum di sekolah.kurikulum berisikan tentang jenis-

jenis program, cara pelaksanaan propgram, petugas pelaksanaan,dan alat-alat

perlengkapan yang akan dipergunkan.

d).Kurikulum dan Kepala Sekolah /Pembina Sekolah

Kepala sekolah berfungsi sebagai supervisior dan Administrator serta bertanggung

jawab terhadap pelaksana kurikulum di sekolah.Fungsi kurikulum bagi kepala

sekolah adalah pedoman dalam pelaksanaan fungsi supervisior untuk memperbaiki

situasi belajar, memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi

balajar,memperkembangkan lebih lanjut.

Pullias Young (1988) dan manna (1990) mendefinisikan bahwa sedikitnya 19

persen guru memiliki sifat,dintaranya sebagai pendidik, pengajar, model, teladan,

peneliti,pendorong,kreatifitas,aktor,pemancipator,evolutor,pembangkit,pandangan,peker

ja rutin,pembawa cerita, pengawas serta sebagai kulminator”.8

Karena itu sekolah dapat membuat perencanaan tenaga yang akan dibutuhkan

secara tepat, jenis-jenis pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki oleh

petugas, serta alat-alat yang akan diperlukan.

Berdasarkan pemikiran tersebut, fungsi kurikulum bagi guru adalah sebagai

berikut: Pertama, sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir

pengalaman bagi para siswa, kedua sebagai pedoman untuk menilai terhadap

perkembangan murid dalam rangka penyerapan sejumlah pengalaman yang diberikan

Disamping itu guru juga memiliki kepekaan terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi dalam dunia kependidikan, seperti perubahan kurikulum satu kali dalam

sepuluh tahun. Guru diminta untuk cepat beradaptasi dengan perubahan itu dengan cara 8.E.Mulyasa,Menjadi guru Profesional(Rosdakarya,Bandung 2005),hal 37

Page 17: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

9

mengikuti penataran, workshop, dan belajar dengan teman se-profesi guru dalam

pengembangan kurikulum harus memiliki pandangan mata burung (a bird eye view)

mengenai proses pengembangan kurikulum.karena guru bekerja di kelas untuk

menyampaikan kurikulum real, guru merupakan pengontrol kualitas belajar mulai dari

awal sampai berakhirnya pembelajaran sebenarnya guru diminta informasi, kritikan

dalam perbaikan kurikulum agar kurikulum itu menyentuh dan berguna untuk

terciptanya life Skill dikalangan siswa.

3.Latar belakang KBK

a.Pengertian Kompetensi

Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa Inggris competence

yang berarti kecakapan,kemampuan, dan wewenang. Dalam konteks kependidikan

kompetensi merupakan pengetahuan, sikap dan prilaku yang tercermin dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak.9

Proses pembelajaran yang didasarkan pada kompetensi atau penguatan adalah

kegiatan belajar dan mengajar diarahkan untuk memberikan pengetahuan,sikap,dan

keterampilan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu,berupa seperangkat

tindakan (dalam bentuk kemahiran, ketetapan dan keberhasilan) penuh tanggung jawab

yang harus dimilki seseorang untuk melakukan tugas-tugas pada jenis pekerjan tertentu.

Goordon (1988: 109), yang dikutif mulyasa, menjelaskan bebrapa aspek atau ranah yang terkandung dalam kompetensi sebagai berikut :

a. Pengetahuan (knowledge)

b. pemahaman(understending)

c. kemampuan (skill),nilai(value)

d. sikap (attitude) dan minat (intererest).10

Dengan demikian Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan seperangkat

rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh

9 .Kansius ,Pengelolaan kelas yang dinamis,(Kansius Yogyakarta 2006).hal 130 10..E.Mulyasa,PAI Berbasis Kompetensi /Konsep dan Implementasi Kurikulum(Rosda,Bandung 2004).hal 51)

Page 18: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

10

siswa,penilaian kegiatan belajar mengajar,dan pemberdayaan sumber daya pendidikan

dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan pernyataan apa

yang diharapkan dapat diketahui,disikapi atau dilakuakan siswa dalam setiap tingkatan

kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara

bertahap dan berkelanjutan untk menjadi kompeten.

b.Penilaian Berbasis kelas (PBK)

Pusat kurikulum (2004) menyatakan bahwa PBK merupakan suatu kegiatan

mengumpulkan iformasi tentang proses hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru

yang bersangkutan, sehingga penilain tersebut akan mengukur apa yang hendak di ukur

dari siswa.

PBK ini memuat prinsip, saran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang

lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi atau hasil

belajar yang telah dicapai. “Dalam praktiknya PBK memperhatikan tiga ranah dominan

yaitu ranah pengetahuan (kognitif), ranah sikap (afektif), dan ranah keterampilan

(psikomotorik)”.11 PBK tersebut berguna untuk lima hal sebagai berikut:

(1).Umpan balik bagi siswa tentang kemampuan dan kekuranganya

(2).Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa

(3).Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki program pembelajarannya

(4).Memungkinkan siswa mencapai kompetensi dengan kecepatan berbeda-beda

(5).Memberi informasi yang lebih komunikatif kepada steakholder tentang efektivitas

pendidikan sehingga meningkat partisipasinya. :

4.Landasan dan Prinsip KBK

Landasan-landasan kurikulum akan menyediakan informasi yang sangat berguna

dalam pembuatan keputusan tentang kurikulum yang akan disusun.Hal ini menekankan

perlunya menetapkan landasan-landasan sebelum memulai kegiatan pengembangan

kurikulum.

11.Muslich mansur.KTSP (Seri satandar nasional Pendidikan(Bumi Aksara,Jakarta 2007).hal.91

Page 19: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

11

Ada beberapa jenis landasan yang digunakan dalam pengembangan

kurikulum.Menurut Tyler (1949) landasan kurikulum terdiri dari landasan

filosofis,social budaya,dan psikologis.pendapat tersebut serupa denngan yang

dikemukakan Murray Print (1993) bahwa landasan kurikulum terdiri dari landasan

filosofis,social budaya, dan psikologis, perkembangan ilmu dan tekhnologi.

Sesuai dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan,maka

pengembangan kurikulum ini digunakan prinsip dasar kesatuan dalam kebijakan yaitu

dalam mencapai tujuan pendidikan perlu ditetapkan standar kompetensi yang harus

dicapai siswa secara nasional, pada setiap jenjang pendidikan.Sedangkan,Prinsip

keberagaman Pelaksanaan, yaitu dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi

perencanan dan pelaksanan kegiatan pembelajaran,penilaian,dan pengelolaannya

mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang berkaitan dengan kesiapan,potensi

akademik, minat, lingkungan, budaya,dan sumber daerah atau sekolah sesuai dengan

karakteristik satuan pendidikan masing-masing.

Secara rinci pengembangan kurikulum Berbasis Kompetensi

mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:

1.Keimanan,nilai-nilai dan budi pekerti luhur yang perlu digali,dipahami,dan diamalkan

oleh siswa.

2.Penguatan Integritas nasional yang dicapai melalui pendidikan yang memberikan

pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban

bangsa Indonesia dalam tatanan peradaban dunia yang multikultural dan multibahasa.

3.Keseimbangan berbagai bentuk pengalaman belajar siswa yang meliputi etika, logika,

estetika dan kinestika.

4.Penyediaan tempat yang memberdayakan semua siswa untuk memperoleh

pengetahuan,keterampilan,dan sikap sangat diutamakan seluruh siswa dari berbagai

kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan social,yang

memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yang

tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.

5.Kemampuan berpikir dan belajar dengan mengakses,memilih dan menilai

pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian

Page 20: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

12

merupakan kompetensi penting dalam meghadapi perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

6.Kurikulum perlu memasukan unsur keterampilan atau kecakapan hidup agar siswa

memiliki keterampilan sikap,dan prilaku adaptif,kooperatif dan kompetitif dalam

menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif.

7.Pendidikan berlanjut sepanjang hidup manusia untuk mengembangkan,menambah

kesadaran,dan selalu belajar memahami dunia yang selalu berubah dalam berbagai

bidang.kemampuan belajar sepanjang hayat dapat dilakukan melalui pendidikan

formal dan informal, serta pendidikan alternatif yang diselenggarakan baik oleh

pemerintah maupun oleh masyarakat.

8.Upaya memandirikan siswa untuk belajar,bekerja sama,dan menilai diri sendiri sangat

perlu diutamakan agar siswa mampu membangun pemahaman dan

pengetahuannya.penilaian berkelanjutan dan komperhensip menjadi sangat penting

dalam rangka pencapaian upaya tersebut.

9.Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus

pada kebutuhan siswa yang berpariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin

ilmu.keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tangung

jawab bersama dari siswa,guru,sekolah,orang tua,dunia usaha,dan industri dan

masyarakat.

5.Standar Kompetensi yang diharapkan

Pada kurikulum Berbasis kompetensi tahun 2004 standar kompetensi adalah:”(a)

pernyataan tujuan yang menjelaskan apa yang harus diketahui peserta didik dan

kemampuan melakukan sesuatu bidang studi,dan (b) spesikasi skor atau peringkat

kinerja yang berkaitan dengan kategori pencapaian seperti lulus atau memiliki

keahlian”.12)

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang

direflesikan atau diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.Untuk

berkompeten dalam bidang tertentu,seseorang harus secara konsisten dan terus-menerus 12 . azyumardi.Azra,Perencanaan Sistem Pengajaran PAI.(Faza Media Jakarta 2006) hal.112

Page 21: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

13

menunjukan kompetensi dalam bidang tersebut dalam cara berpikir dan

berprilaku/bertindak sehari-hari.

Kompetensi harus mempunyai konteks dalam berbagai bidang kehidupan atau

hal-hal lainnya yang diperlukan agar seseorang dapat melakukan sesuatu.Kehandalan

kemampuan seseorang melakukan sesuatu harus didefenisikan secara jelas dan luas

dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui performans atau unjuk kerja yang dapat

diukur dengan indikator tertentu.

“KBK merupakan bentuk program life skill yang seharusnya tercermin dalam kurikulum nasional yang bisa diterapkan di lapangan.Dengan demikian life skill tidak perlu dibuatkan program khusus di luar kurikulum pendidikan nasional yang ada. Seperti dalam wujud community college maupun SMK empat tahun.Life skill dalam pengertian yang lebih luas tentunya mengerjakan bagaimana anak bisa berhubungan dengan masalah yang dihadapi dan mengatasi persoalan yang muncul di masyarakat.13 Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada dasarnya merupakan format atau

standar yang menetapkan kompetensi apa yang diharapkan dapat dicapai siswa dalam

setiap tingkatan kelas atau jenjang tertentu agar memiliki kecakapan hidup sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional.Dengan demikian,kurikulum ini merupakan

pergeseran penekan dari isi (apa yang tertuang) ke kompetensi (bagaimana

berpikir,bersikap,belajar dan melakukan).oleh karena itu,pada guru dan siswa

diharapkan dapat mengetahui kompetensi apa yang seharusnya dicapai pada setiap

pembelajaran dan sejauh mana efektifitas kegiatan pembelajaran telah dicapai.

Standar kompetensi yang dikembangkan dalam KBK ini didasarkan pada

prinsip-prinsip berikut:

a) Semua kompetensi dan pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan

mulai dari TK & RA sampai SMA & MA.penetapan ini disesuaikan dengan

kebutuhan sekolah dan masyarakat yang berbeda dan responsive terhadap

perubahan social dan tekhnologi.

13 )WWW.KOMPAS.COM,26 Januari 2002.Kurikulum Pendidikan SMK

Page 22: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

14

b) Siswa,orang tua dan guru dapat memperoleh kejelasan secara terbuka tentang hasil

belajar apa yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa sekolah.Dengan

demikian,dapat ditentukan berbagai pendekatan pembelajaran yang paling

tepat,menyenangkan,dan menantang para siswa untuk mencapai hasil belajar

setinggi mungkin sesuai dengan kebutuhan siswa,keadaan sekolah,dan tuntutan

kehidupan.

6.Pendekatan Kompetensi

Pendekatan kompetnsi merupakan pendekatan pengembangan kurikulum yang

memfokuskan pada penggunaan kompetensi tertentu berdasarkan tahap-tahap

perkembangan peserta didik.peserta didik berada pada proses perkembangan yang

berkelanjutan dari seluruh seluruh aspek kepribadian,sebagai pemekaran terhadap

potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh

lingkungan.

Tujuan KBK adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi

perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill).

Dengan demikian siswa secara wajar tanpa merasa tertekan secara proaktif dan kreatif

menemukan solusinya sehingga mampu mengatasinya.14

Kurikulum berbasis kompetensi terkait dengan pendekatan pengembangan

pribadi, karena standr kompetensi yang dikembangkan berkenan dengan pribdi peserta

didik, seperti kompetensi intlektual, social dan komunuikasi,penguaan nilai-nilai dan

keterampilan-keterampilan, bedanya dalam kurikulum berbasis komptensi lebih

difokuskan pada kompetensi potensial yang esensial,sedang pengembangan pribadi

lebih menekankan keutuhan perkembangan kemampuan-kemampuan tersebut.

14 .Wina Sanjaya,Pembelajaran dalam Implementasi KBK(,Prenada Media Group Jakarta 200), hal 12

Page 23: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

15

B.Efektifitas Penerapan KBK di Sekolah

1.Efektivitas Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:219) dikemukakan bahwa efektif

berarti ada efeknya (akibatnya,pengaruhnya,kesannya),manjur atau mujarab, dapat

membawa hasil.15 Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang

melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas adalah bagaimana suatu

organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha

mewujudkan tujuan operasional.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa efektifitas berkaitan

dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan

adanya partisipasi aktif dari anggota.Dengan demikian persiapan mengajar bagaimana

program tersebut behasil melaksanakan semua tugas pokok pembelajaran serta

memanfaatkan sumber belajar untuk menyukseskan kurikulum tersebut.

“Kajian terhadap efektivitas penddikan yang termuat dalam kurikulum memiliki

tahapan dan waktu panjang, indikator ini mengacu pada ( input, proses, output dan

outcome ).Indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut”:16

1.Indikator input : indikator ini meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan dan

materi pendidikan serta kapasitas manajemen.

2.Indikator proses : indikator proses meliputi prilaku Administratif, alokasi waktu guru

dan waktu peserta didik.

3.Indikator Output: ini berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan peserta didik dan

dinamika system sekolah yang berhubungan dengan prestasi belajar dan hasil yang

berhubungan dengan perubahan sikap dan kesamaan.

4.Indikator Output: indikator ini meliputi lulusan ketongkat pendidikan berikutnya.

15..Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua (Balai Pustaka Jakarta 1996).hal 219 16. EMulyasa , Implementasi Kurikulum 2004/Panduan pembelajaran KBK, (Remaja Rosdakarya Bndung 204)hal.91

Page 24: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

16

“Efektivitas pembelajaran adalah seberapa efektiv perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Dalam proses pendidikan,efektivitasnya dapat dilihat dari dua sisi, yakni:

a. Efektifitas mengajar pendidik, berkaitan dengan sejauhmana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.

b. Efektivitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauhmana tujuan-tujuan yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan17.

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun

makna atau pemahaman terhadap suatu objek atau suatu peristiwa.Sedangkan kegiatan

belajar mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong

inisiatif, motivasi dan tanggung jawab siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi

dari dalam membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat.

Prinsip dasar kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah pengembangan

keterampilan berpikir logis, kritis, kretaif, bersikap dan betanggung jawab pada

kebiasaan dan prilaku sehari-hari melalui aktifitas pembelajaran secara aktif yaitu:

1.Berpusat pada siswa

Setiap siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenagan, pengalaman, kecepatan

dan gaya belajar.Oleh karena itu kegiatan pembelajaran,organisasi kelas, materi

pembelajaran, waktu belajar, alat belajar dan cara penilaian perlu beragam sesuai

dengan karakteristik siswa. Dengan KBM hendaknya memungkinkan siswa

bersosialisasi dengan menghargai perbedaan (pendapat, sikap, kemampuan, prestasi).

2.Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi

Setiap siswa menmiliki rasa ingin tahu dan daya imajinasi.pembelajaran hendaknya

mendorong dan menjadikan mereka bersikap peka, kritis, mandiri, kreatif, dan

bertanggung jawab.

3.Memiliki semangat mandiri bekerjasama,dan berkompetisi

18..Abdullah Idi ,Pengembangan Kurikulum dan Teori Prakteik, (Gaya Media Jakarta 1999).hal.114

Page 25: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

17

Siswa perlu dilatih untuk terbiasa bekerjasama dan berkompetisi.KBM perlu

menyediakan tugas yang mendorong kerja yang mendorong untuk bekerjasama

dengan menjunjung solidaritas.

4 menciptakan kondisi yang menyenangkan siswa akan belajar dan terus belajar jika

kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan, nyaman dan jauh dari perilaku yang

menyakitkan perasaan siswa .Suasana belajar yang menyenangkan sangat diperlukan

karena otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan .

perasaan senang biasanya akan muncul bila belajar diwujudkan dalam bentuk

permainan, melakukan sendiri dan eksperimen dengan menggunakan berbagai sumber

belajar yang menarik.

5.Mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar.

Pendidikan, kata lain untuk mendidik adalah educare yang berasal dari e-ducare yang

berarti menggiring ke luar.Jadi educare dapat diartikan usaha pemuliaan.Jadi

pemuliaan manusia atau pembentukan manusia, maka proses pendidikan sebagai

proses informal.Tidak ada pendidikan formal, karena tidak mungkin.Seluruh proses

pemuliaan, ialah pembentukan moral manusia muda hanya mungkin lewat interaksi

informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda itu.

Proses belajar atau pmebelajaran membantu para pelajar mengembangkan

potensi intelektual yang ada padanya.karena sifat itu semua pengajaran adalah formal,

tidak ada pengajaran informal.jadi tujuan utama pengajaran adalah usaha agar intelek

setiap pelajar berkembang sepenuhnya seukuran talenta.Ciri yang paling besar dari

pembelajaran ini adalah bahwa cara pembentukan manusia dewasa ini bukan sesuatu

yang ditambahkan kepada petugas pengajar kita.pengajaran ini membentuk para

pelajar sebagai pelajar.Pengajar dan pelajar belajar. Seorang pengajar mendidik

dengan mengajar dan mengajar dengan mendidik.Salah satu hal yang paling penting

dari pembelajaran adalah memperkenalkan refleksi sebagai unsure yang Esensial.

Siswa akan belajar secara optimal jika pengalaman belajar yang disajikan dapat

mengembangkan berbagai kemampuan seperti kemampuan logis sistematis, bahasa,

musik, kinestika, dan kemampuan inter ataupun interpersonal.

Page 26: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

18

6.Krakteristik mata pelajaran

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik pembelajarannya masing-masing

seperti diantaranya:

a) Sains berfokus pada kerja ilmiah dan pemahaman konsep

b) Metematika menekankan penalaran.

c) Ilmu-ilmu social pada pengetahuan,berpikir kritis,dan keterampilan social.

d) Pendidikan agama pada moral dan perbuatan baik sebagai orang beragama.

e) Bahasa pada kemampuan berkomunikasi.

f) Kewarganegaraan pada kemampuan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,serta

g) Kesenian dan keterampilan pada apresiasi barang seni/keterampilan dan

memproduksi barang sani/keterampilan secara kreatif.

2.Penilaian Kompetensi siswa

a.Penilaian dalam kompetensi

Penilaian ini dapat dilakukan dalam kajian lisan,kuis,ulangan haraian,pekerjaan

rumah, ujian semester dan ujian akhir semester.”Popham (dalam sudrajat,2004:12)

mengemukakan tujuan kriteria dalam menyusuan tes kompetensi yang berkualitas,

diantaranya”:18

1) Generality yaitu tugas yang diberikan kepada siswa dapat digeneralisasikan.

2) Autentic yaitu tugas sesuai dengan praktik kehidupan sehari-hari.

3) Multiple Fact yaitu sudah terukur dengan satu kemampuan yang diinginkan.

4) Tachability yaitu tugas yang diberikan harus relevan dengan materi yang diajarkan.

5) Fairness:Apakah tugas yang diberikan sudah cukup adil bagi peserta tes.

6) Fasibility merupakan penilain yang dilihat dari faktor biaya,tempat,waktu dan

peralatan.

7) Scorability: nilai yang diberikan nantinya akurat dan reliable.

18.Yamin,H,Maritim,Profesionalisme guru dan implementasi KB,(Gaung Persada Pers Jakarta 2006).hal.180

Page 27: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

19

b.Penilaian berbasis kelas

Penilaian atau asesmen merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil

belajar siswa untuk menetapkan apakah siswa telah menguasai kompetensi yang

ditetapkan oleh kurikulum.”Evertson dan Emmer menyampaikan tiga pokok penting

dalam mengembangkan sistem pengelolaan kelas yang efektif, yaitu merencanakan

pelajaran yang akan diberikan kepada siswa sebelum tahun ajaran baru, mengatur mata

pelajaran selama beberapa minggu pertama dan mengembangkan prilaku yang

diperlukan untuk melaksanakan dan mengatur sistem dalam setahun”.19

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, seorang guru dapat

memberikan keputusan terhadap prestasi siswanya.”dalam hal ini penilaian lebih

berfokus pada penilaian berbasis kelas (classroom based assessment)”.20seperti

pertanyan lisan di kelas, kuis, ulangan harian, tugas kelompok, ulangan

semester,ulangan kenaikan kelas, laporan kerja praktik, atau laporan praktikum, reponsi,

dan ujian akhir.Penilaian tersebut dilakukan baik dalam bentuk tes tertulis (paper and

pencil test), kinerja atau penampilan (performance), penugasan (project),hasil karya

(produc) maupun pengumpulan kerja siswa (portofolio). Selanjutnya hal yang harus

diperhatikan dalam penilaian berbasis kelas (PBK) adalah sebagai berikut:

a) Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran.

b) Mengembangkan strategi pembelajaran sebagai kegiatan refleksi (bercermin diri

dari pengalaman belajar).

c) Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk

menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa.

d) Mengakomodasi kebutuhan khusus siswa.

e) Mengembangkan sistem pencatatan dalam pengamatan belajar siswa.

f) Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat

keputusan tingkat pencapaian kompetensi siswa.

20. Sri.Esti Wuryani Djiwandono,Psikologi Pendidikan(PT.Grasindo Jakarta 2006).hal 296 21..Depdiknas.(KBK) Dalam menunjang Kecakapan hidup Siswa 2003.hal.16

Page 28: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

20

Penilaian berbasis kelas harus memperhatikan tiga ranah yaitu pengetahuan

(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Ketiga ranah ini sebaiknya

dinilai proporsional sesuai dengan sifat mata pelajaran yang bersangkutan.21

Dengan demikian dalam pelaksanaannya, penilaian tersebut bersifat

internal,artinya hanya dilakukan oleh guru yang mengasuhnya, terus menerus dan

merupakan begian yang tak terpisahkan dengan kegiatan belajar mengajar.

b.Proses pembelajaran kompetensi

Pembelajaran kompetensi menekankan pembelajaran kearah penciptaan dan

peningkatan serangkaian kemampuan dan potensi siswa agar bisa mengantisipasi

tantangan aneka kehidupannya.Adapun penilain pembelajaran kompetensi dilaksanakan

dengan mengedepankan beberapa hal prinsip berikut:

1) Berorientasi pada kompetensi Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingankan

dengan prestasi kelompok (nonreference assessment), tetapi dibaningkan dengan

kemampuan sebelumnya

dalam criteria pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.semua kompetensi

harus ditumbuhkembangkan pada diri siswa harus mendapat peluang yang sama

untuk dinilai.

2) Valid

Penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa dan

dilakukan dengan berbagai cara, mislnya apabila pembelajaran menggunakan

pendekatan eksperimen maka kgiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah

satu objek yang dinilai.

3) Adil

Penilaian harus adil terhadap siswa dengan tidak membedakan latar belakang

social,ekonomi,budaya,baha,dan jender.

21. Ahmad Sofyan dan Milana Burhanudin,Evaluasi pembelajaran IPA Berbasis kompetensi,(Lembaga Pneleiti UIN,Jakarta Pers 2006).hal 11

Page 29: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

21

4) Terbuka

Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan bahwa siswa telah menguasai

suatu kompetensi harus jelas dan terbuka.

5) Berkesinambungan

Penilaian dilakkukan secara berncana, bertahap dan terus menerus untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan

belajarnya.

6) Menyeluruh

Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur, termasuk

mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa meliputi pengetahuan

(kognitif),keterampilan(psikomotorik), sikap dan nilai (afektif) yang direflesikan

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

7) Bermakna

Laporan hasil penelitian hendaknya memberikan deskripsi atau uraian yang

mudah dipahami, mempunyai arti, berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh semua

pihak terutama bagi siswa dan orang tua.

8) Mendidik

Penilaian harus memberikan sumbangan yang positif terhadap pencapaian belajar

siswa

d.Manfaat Hasil Belajar

Pada kurikulum SMK yang menggunakan piola kurikulum (Competency based

curiculum) dibagi menjadi dua bagian,yaitu:

1).Kompetensi Generik (Generik competency) merupakan kecakapan umum yang

harus dikuasai oleh semua siswa meliputi ;

a. Kemampuan dasar dengan perkembangan IPTEK

b. Menganalisis data dan informasi

c. Kecakapan ungkapan ide dan informasi

d. Kecakapan memecahkan masalah.dan

e. Menguasai bahasa konunikasi

Page 30: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

22

2).Kompetensi khusus keahlian dan kejuruan

“Pada kompetensi ini meliputi bidang /program keahlian yang akan dimasuki oleh

peserta didik”.22

Hasil penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dapat

digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

(1) Umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya

sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.

(2) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga

memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi

kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.

(3) Memberikan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun

dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.

(4) Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada orang tua dan masyarakat

tentang efektifitas pendidikan.

3.Prosedur pembelajaran dan Pembentukan Kompetensi

Prosedur pembelajaran berbasis kompetensi merupakan keseluruhan proses

usaha belajar dan pembentukan kompetensi peserta didik yang direncanakan.Untuk

kepentingan tersebut, kompetensi, materi standar, indicator hasil belajar, PBK, dan

waktu yang diperlukan harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran

sehingga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar

yang optimal.Dalam hal ini pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi

antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku yang

lebih baik.

Kegiatan inti dari pembelajaran atau pembentukan kompetensi mencakup

berbagai langkah yang perlu ditempuh oleh peserta didik dan guru Sebagai

fasilitator,untuk mewujudkan kompetensi dasar hal ini ditempuh dengan berbagai cara,

22 ). DEPDIKNAS,(Life Skill Education) Konsep dan Pola Pelaksanaan .hal.82

Page 31: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

23

bergantung kepada situasi, kondisi, dan kebutuhan serta kemampuan peserta

ddik.Prosedur yang ditempuh dalam pembentukan kompetensi adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan kompetensi dasar dan materi standar yang telah dituangkan dalam

perencanan pembelajaran (satuan pembelajaran), guru menjelaskan kompetensi

minimal yang harus dicapai peserta didik, dan cara individual.

b. Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis.dan memberi

kesempatan peserta didik untuk bertanya sampai materi standr tersebut benar-benar

dikuasai.

c. Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa hand out dan foto copy

beberapa bahan yang akan dipelajari.

d. Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembar

kegiatan sekaligus memberikan bantuan ,arahan bagi mereka yang memerlukan.

e. Setelah selesai memeriksa bersama-sama dengan cara menukar pekerjaan dengan

teman lain, lalu guru menjelaskan setiap jawabannya.

f. Kekeliruan dan kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik,jika ada yang

kurang jelas guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

4.Pengelolaan Kurikulum

Sesuai dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan, pengolaan

yang mengacu pada kesiapan, kondisi, kebutuhan dan minat siswa, lingkungan, budaya

dan potensi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.Dengan demikian,akan

mendorong kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan tenaga

pendidikan dan sumber daya lainnya yang mendukung penyelenggaraan pembelajaran

yang berkualitas.

Pelaksanaan kurikulum ditingkat sekolah adalah melalui penjabaran standar

kompetensi dalam KBK menjadi silabus-silabus (perencanaan pembelajaran) oleh

daerah, propinsi, kabupaten, kota, atau sekolah sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan

kemampuan masing-masing, serta pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian, terdapat pembagian peran dan tangung jawab dalam

pengelolaan kurikulum di sekolah, kabupaten,/kota, propinsi, dan pusat terkait dan harus

mendukung satu sama lai,diantaranya:

Page 32: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

24

a. Sekolah

b. Dinas pendidikan Kabupaten /kota

c. Dinas pendidikan propinsi dan

d. Tingkat pusat

5.Inovasi dan Pengembangan Kurikulum

Suatu inovasi tidak begitu saja dapat diterima. Perubahan-perubahan yang

dibawa inovasi memerlukan persiapan dan waktu yang panjang, Kecepatan

pelaksanaannya tergantung pada kondisi sekolah dan kesiapan para pelaksana (Hasan,

1995), Cepat atau lambatnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat atau sekolah

tergantung pada karakteristik inovasi tersebut Menurut Everett M. Rogers (1983), ada

lima karakteristik suatu inovasi agar dapat diterima, yaitu:

1. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi

penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur dari

nilai ekonomi, kepuasan, dan status sosial, atau karena mempunyai komponen yang

sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya

inovasi.

2. Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman masa

lampau, dan kebutuhan penerima.

3. Kompleksitas, yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi

bagi penerima. Suatu inovasi yang mudal dimengerti dan mudah digunakan akan

cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar dipergunakan

akan lambat proses penyebarannya.

4. Triabilitas, yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.

5. Observabilitas, yaitu mudah tidaknya diamati suatu inovasi.

“Sekaitan dengan hal-hal yang disebutkan di atas, Herrnawan (dalam Nursidik, 2008) mengemukan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:

1. Prinsip relevansi, yaitu secara internal, di antara semua komponen dalam kurikulum itu mempunyai relevansi. Secara eksternal komponen-komponen kurikulum mempunyai relevansi epistimologi, relevansi psikologis, dan relevansi sosiologis.

2. Prinsip fleksibilitas, yaitu dalam pengembangan kurikulum diusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes dan fleksibel dalam pelaksanaannya.

Page 33: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

25

3. Prinsip kontinuitas, yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara

vertikal maupun horizontal. 4. Prinsip efisiensi, yakni mengusakan agar dalam pengembangan kurikulum

dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan surnber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat, dan tepat, sehingga hasilnya memadai.

Prinsip efektivitas, yakni mengasahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas”.23

6.Komponen Silabus

Silabus merupakan perencanaan pembelajaran yang dijadikan acuan guru untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar siswa mencapai kompetensi yang

diharapkan.Oleh karena itu silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan

kompon-komponen yang saling berkaitan dan memandu para yang menggunakannya

dalam mengelola pembelajaran yaitu:

1.Kompetensi

2.Indikator

3.Materi

4.Langkah pembelajaran (pengalaman belajar)

5.Alokasi waktu

6.Sumber belajar (alat,bahan)

7.Penilaian

Dalam penyajiannya format atau bentuk silabus tidak dibakukan.hal itu bisa

dalam bentuk tabel atau uraian biasa,namun tetap memperhatikan aspek keterbacaan

(mudah dibaca dan pihami oleh penggunanya),keterkaitan antar komponen,dan

kepraktisan penggunaan.

7.Penyusunan Silabus

Silabus pada dasarnya merupakan perencanaan pembelajaran dari seperangkat

standar kompetensi dalam KBK yang akan dilaksankan pada kegiatan

pembelajaran.Penyusuanan silabus tersebut mempertimbangkan;karakteristik

siswa,tujuan,atau kemampuan yang akan dibenuk,hakekat materi, karakteristik

23.)Sosialisai Kurikulum/Inovasi kurikulum di Indonesia/www.umnaw.com

Page 34: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

26

individual guru,sumber belajar,sarana atau fasilitas yang tersedia,dan waktu yang

dibutuhkan untuk menuntaskan kompetensi yang hendak dicapai. Pada prinsipnya,tidak ada silabus atau model pembelajaran yang standar,oleh

karena itu setiap guru diharapkan dapat mengembangkan silabus-silabus yang sesuai

dengan karakteristik pribadi guru dan kondisi lingkungan dimana guru bertugas.

8.Pengembangan Silabus

Pembentukan tim pengembangan silabus perlu dilakukan terlebih dahulu untuk

memenuhi criteria mutu silabus yang dapat dipertanggung jawabkan.pengembangan

yang direkrut sebagai anggota tim hendaknya menguasai kurikulum,karakteristik dan

perkembangan anak,materi pelajaran,metodik/didaktik,dan penilaian.

Mekanisme pengembangan silabus tersebut secara sederhana adalah seperti berikut

a.Perencanaan

Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang

sesuai untuk mengembangakan silabus.pencarian informasi dapat dilakukan dengan

memanfaatkan perangkat tekhnologi dan informasi seperti muti-meldia dan internet.

b.Pelaksanaan

Menganalisis kebijakan penyelenggaraan KBK dan standar komptensi yang hendak

dicapai,sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan pembelajaran dan menentukan materi pelajaran dari kompetensi yang hendak dicapai.

2) Menentukan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,kompetensi yang hendak dicapai,dan kaidah pedagogic pembelajaran.

3) Menentukan tekhik dan alat atau bentuk penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai”.24

25.E.Mulyasa (KBK) Konsep,Karakteristik dan Implementasi.(Rosdakarya Bndung 2004)hal.169

Page 35: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

27

c.Perbaikan

Para pengkaji dapat terdiri atas para spesialis kurikulum,ahli mata pelajaran,ahli

metodik/didaktik,ahli penilaian,psikolog,guru/instruktur,kepala sekolah,pengawas,staf

professional kantor dinas pendidikan,perwakilan orang tua siswa,dan siswa itu sendiri

Page 36: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis bertujuan untuk mengetahui :

1.Bagaimana Efektivitas Penerapan KBK itu di SMK Islamiyah

2.Usaha apa yang dilakukan kepala sekolah dalam pengimplementasiannya dan

3.Bagaimana dampak implementasi KBK bagi siswa tersebut

B. Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara penelitian metode

kuantitatif dan kualitataif bersifat deskriptif, yaitu penilaian untuk menggambarkan

suatu keadaan yang sebenarnya dari fenomena yang terjadi, dan kemudian diteliti guna

dibandingkan dengan teori yang ada.

Data kualitatif yang diambil langsung dari objek atau sekolah sasaran penelitian

yang dilakukan terdiri atas:

a.Gambaran umum sekolah menengah kejuruan

b.Efektifitas Penerapan KBK (analisa subjek respoden)

c.Hasil wawancara dan koesioner (analisa)

Adapun sumber data yang diambil berupa data kualitatif yaitu kepala sekolah

dan wakabid Kurikulum berupa keterangan-keterangan dari berbagai literature yang

berhubungan dengan judul skripsi.

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian skripsi tersebut pada Sekolah Menengah Kejuruan

Islamiyah Jl.KH.Dewantoro Ciputat Tangerang Banten pada 10 juli sampai dengan 15

Agustus 2007.

D.Teknik Pengumpulan Data

Dalam tekhnik pengumpulan data tersebut penulis menggunakan tiga

metode,yaitu :Angket, wawancara dan dokumentasi sebagai faktor pendukung.

Page 37: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

29

1.Angket

Angket adalah sekumpulan pertanyaan tertulis yang bersifat tertutup dengan

pilihan yang sudah disediakan atau pertanyaan terbuka yang memungkinkan bagi

responden untuk dapat mengisi dengan pendapat atau pengalaman yang dialaminya

selama dalam pengajaran.Angket ini ditunjukan kepada guru dan siswa SMK Islamiyah

ciputat.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapan tingkat keefektivitasan

KBK tersebut, dapat melalui angket yang telah diisi, dianalisa dan diolah berdasarkan

criteria penilaian yang telah ditentukan pada pernyataan tentang metode belajar yaitu

pada pernyataan tentang metode strategi pengajaran yang diterapkan yaitu pada jawaban

(selalu,sering,kadang-kadang dan tidak pernah).Untuk pertanyaan positif,keempat

alternative jawaban tersebut memiliki bobot :

Selalu (SL) = 4

Sering (SR) = 3

Kadang-kadang (KD) = 2

Tidak Pernah (TP) = 1

Responden hanya memilih salah satu jawaban dari empat alternative tersebut

sesuai dengan pendapat/keadaan yang sebenarnya.

2.Wawancara (sebagai faktor pendukung)

wawancara adalah sebuah komunikasi dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dan data dari yang diwawancarai.Adapun berbagai

dokumen yang berkaitan dengan pengembangan materi penelitian, akan dijabarkan

dalam bentuk pemaparan kajian dokumentasi sebagai pelengkap hasil wawancara.

tekhnik tersebut digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan

dengan efektifitas KBK guna dapat melengkapi objek penelitian.Wawancara ini akan

ditunjukan kepada kepala sekolah dan Wakil kepala bidang kurikulum yang digunakan

untuk melengkapi data angket dan observasi.

Page 38: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

30

3.Dokumentasi (sebagai faktor pendukung)

Yang dimaksud dengan studi dokumentasi adalah data mengenai variable yang

diteliti berupa catatan, buku panduan, dan data mengenai kegiatan yang menyangkut hal

tentang penelitian.

E.Defenisi Oprasional

1.Definisi Operasional

Defenisi oprasioanl efektifitas penerapan KBK yang dimaksud adalah

implementasi dan efesiensi dari kurikulum berbasis kompetensi, mencakup kompetensi

guru,siswa dan program perencanaan yang telah dibuat oleh kepala sekolah sehingga

apa yang direncanakan akan tercapai.Selain itu dalam penerapan KBK dapat menggali

bentuk ketrampilan, kecakapan,dan kemampuan siswa dalam mengimplementasikannya

setelah lulus dari sekolah tersebut,sehingga kompetensi yang dimiliki siswa dapat

dikembangkan di lingkungan masyarakat.

F.Teknik Analisis Data

Tekhnik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, sehingga data yang diperoleh di lokasi

observasi diklarifikasikan,diolah,dan dianalisis secara deskriptif. Dari hasil tersebut

menjadi kesimpulan.Teknik yang digunakan adalah dengan mencari prosentase pada

setiap jawaban yang dipilih responden setelah data tersebut diedit dan ditabulasikan

terlebih dahulu.Adapun rumus yang penulis gunakan adalah rumus persentase yaitu :

Page 39: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

31

P = __f__ x 100 %

N

Keterangan :

P = Angka Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah sample objek penelitian

Berdasarkan hasil prosentase tersebut penulis menentukan kriteria sebagai berikut :

No Persentase Kriteria

1.

2.

3.

4.

75% -100 %

51% - 75 %

26% - 50 %

0 % - 25 %

Sangat Efektif

Efektif

Cukup Efektif

Tidak Efektif

Demikian metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini,sehingga

penulis dapat mengetahui bagaimana tingkat keefektifan KBK dalam Proses

pembelajaran siswa di SMK Islamiyah Ciputat.

Page 40: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum SMK Islamiyah

1.Sejarah singkat dan Tujuan Berdirinya SMK Islamiyah

Berdirinya SMK Al-Islamiyah berawal dari sebuah Yayasan yang didirikan,pada

tahun 1978 dengan luas tanah 1600 M2. Pada waktu itu hanya memiliki dua lembaga

pendidikan yakni PGA dan SMP, yang dipimpin oleh Ketua Yayasan H Jakarsino dan

Drs.Syaiful Mila.Lembaga pendidikan tersebut didirikan atas dasar kebutuhan

masyarakat sekitarnya.Dalam perkembangan selanjutnya diketuai pendirinya H.Agus

Salim dan Sekretaris oleh Dede Syahroni.Berawalnya PGA dan SMP tersebut hanya

berjumlah 30 siswa.Kemudian pada tahun 1980 barulah seluruh siswa dapat mengikuti

ujian pertama semester.dengan dorongan semua guru yang sangat yang berperan dalam

pembinaan siswa untuk melakukan ujian tes.

Seiring perjalanan waktu Yayasan tersebut membuka lembaga pendidikan yang

mengarah pada tingkat kebutuhan,minat masyarakat.Pada 27 Mei 1981 Yayasan

Islamiyah mendirikan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) dengan luas gedung

815 m2.Pada waktu itu SMEA hanya mempunyai satu bidang program studi yakni Tata

Niaga.Masa kepemimpinan kepala sekolah berganti setiap periodenya mulai dari

A..Basyri pada (1980-1982), Drs.Ismail Amin pada (1982-1984), Drs.Maman S.(1984-

1987),Drs.Hiilmudin (1999-2005) dan sekarang dipimpin oleh Drs.Masud.

Waktu berjalan hampir 19 tahun lamanya hingga sekarang lembaga tersebut

berubah nama Sekolah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan yang dikepalai oleh

Drs.Mas’ud.Berdasarkan surat Keputusan Direktorat Bidang Pendidikan No.786/1.025/

M.81, atas jenjang Akreditasi disamakan dengan memiliki dua bidang keahlian yaitu

Bisnis Manajemen(BM) dengan Program Akuntansi,Administrasi Perkantoran dan

Penjualan.Sedangkan bidang yamg kedua yaitu Tekhnik Informasi (TI) dengan program

Tekhnik Jaringan pengelolaan Komputer.

Page 41: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

33

Perkembangan selanjutnya terlihat ketika beberapa fasiltas sarana pendidikan

yang terus dikembangkan,mulai dari perpustakaan, Computer dan Bahasa.Begitu halnya

dalam berbagai event perlombaan kreatifitas siswa untuk tekhnik industrsi dengan

perakitan komputer system hardware dan software, menjadi juara tingkat kabupaten

Tangerang harapan II. Dengan keberadaannya sekolah ini telah mendapat kepercayaan

mayarakat, dengan semakin banyaknya orang tua yang mendaftarkan putra-putrinya ke

sekolah SMK Islamiyah tersebut.

II.Visi dan Misi SMK Islamiyah

Sebagaimana lembaga pendidikan lainnya SMK ISLAMIYAH juga memiliki Visi dan

Misi yang khusus.

a).Visi

Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas,terampil dan

memiliki keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta mampu

bersaing pada tingkat Nasional.

b).Misi

1.Menyiapkan calon tenaga kerja tingkat menengah yang mempunyai daya juang

tinggi, kreatif, inovatif dan produktif serta mempunyai landasan iman dan taqwa

kepada Tuhan yang Maha Esa.

2.Meningkatkan kualitas SDM dengan kemampuan professional sesuai dengan

tuntutan dunia usaha dan dunia Industri (DU/DI)

3.Menjadikan SMK Islamiyah sebagi tempat untuk mengembangkan

kemampuan dengan tingkat ketrampilan yang tinggi,sehingga menjadi dapat

bersaing baik di tingkat daerah maupun Nasional.

III.Letak geografis

SMK Islamiyah Berlokasi di JL,Ki Hajar Dewantoro No.23 Ciputat Tangerang

Banten.dengan No.SK:786 /1.025 /M.81

IV.Keadaan Guru,Karyawan dan Siswa (Terlampir)

Untuk menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran perlu didukung tenaga pengajar

yang memadai sesuai dengan kebutuhan sekolah, Adapun tenaga pengajar yang

Page 42: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

34

terdapat SMK Islamiyah berjumlah 46 guru, (8 orang sebagai tenaga pengajar tetap

dan 38 orang tenaga tidak tetap).dan 2 orang pegawai Tata Usaha.

V.Keadaan Siswa SMK Islamiyah (Terlampir)

Jumlah siswa SMK Islamiyah pada tahun ajaran 2007-2008 secara keseluruhan

berjumlah 953 siswa.terdiri dari 405 siswa kelas satu,319 siswa kelas dua dan 229

siswa kelas tiga.

VI.Keadaan ruang dan Sarana

Keadan fasilitas yang menunjang dalam proses pembelajaran dengan fasilitas

yang ada dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 2

Sarana Dan Prasarana dalam Menunjang Pembelajaran

NO Jenis Ruang Jumlah

Ruang

Luas Kondisi Keterangan

Baik Rusak

ringan 1 Ruang Guru 1 49 V Terpakai

2 Ruang Kepala

sekolah

1 42 V Terpakai

3 Ruang TU 1 42 V Terpakai

4 Ruang teori 1 48 V Terpakai

5 Ruang Lab

Komputer

1 49 V Terpakai

6 Ruang Lab

TI/TKPJ

49 V Terpakai

7 Ruang Gudang 9 -- V

8 Ruang

perpustakaan

1 48 V Terpakai

9 Ruang kelas 21 1029 V Terpakai

10 Kamar kecil 5 5 V Terpakai

11 Ruang praktek 1 52 V Terpakai

Page 43: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

35

B.Deskripsi dan Analisis Data berdasarkan hasil Observasi

a.Penerapan Kurikulum Yang digunakan

Penerapan kurikulum merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang baik atau

peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Dengan kata lain

program penentuan pembelajaran berawal dari bagaimana kurikulum ini dibuat dan

diterapkan dalam konsep pendidikan.keefektivan tersebut dapat mempertimbangkan

kegiatan hal yang menyangkut proses pembelajaran dan pengenalan kompetensi.Sistem

kurikulum program kejuruan pada sekolah SMK ini mengacu pada dua bentuk

kurikulum pendidikan nasional yakni kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tahun

2004, yang kemudian disusul dengan penyempurnaan penerapan Kurikulum Tingkat

Satuan pendidikan (KTSP) 2006. Masing-masing kurikulum dibedakan fungsinya, bila

KBK diperuntukan pada siswa kelas tiga, karena belum dirubah dengan KTSP.

Sedangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) diperuntukan pada kelas satu

dan dua karena sudah ada pergantian kurikulum. Pada masing-masing kurikulum

tersebut tidak jauh berbeda dengan penerapan bidang kejuruan pada masing-masing

program keahlian.

Pada SMK tersebut kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum yang

disosialisasikan pada siswa lewat pengenalan kebutuhan kompetensi sekolah.Selain itu

proses pengembangan kurikulum sekolah memiliki program kurikulum tuntas yang

diberikan pihak sekolah kepada siswa dalam pemahaman system teori dan praktek.

Sejauh ini penulis melihat bahwa kurikulum yang digunakan adalah sebagai bentuk

pengenalan program studi dimana para siswa dapat memahami system teori dan

praktek. Pada penerapan tersebut juga diperkenalkan program mata diklat produktif

untuk kehlian mata pelajaran kompetensi dengan standarisasi yang diberlakukan 7,00.

Dengan demikian apa yang diharapkan sekolah dapat terwujud pada tujuan

pembelajaran dalam bentuk keahlian yang akan dimiliki oleh para siswa.

b.Data-data penelitian tentang Efektivitas penerapan KBK

Data penelitian penerapan KBK yang diterapkan pada siswa kelas tiga di

sekolah SMK Islamiyah Ciputat Tangerang Penulis dapatkan dari penelitian yang

Page 44: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

36

dilakukan di SMK tersebut memperoleh data melalui Observasi, Dokumentasi dan

angket yang diberikan kepada siswa

Adapun gambaran umum SMK Islamiyah penulis memperoleh melalui

dokumentasi berbentuk data yang terdapat pada bidang kurikulum, TU, dan para dewan

guru.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapan tingkat keefektifitasan KBK

tersebut, dapat melalui angket yang telah diisi, dianalisa dan diolah berdasarkan criteria

penilaian yang telah ditentukan pada angket guru dan siswa yang dianalisa berdasarkan

criteria penilaian yang ditentukan pada pernyataan tentang metode strategi pengajaran

yang diterapkan yaitu pada jawaban (selalu,sering,kadang-kadang dan tidak pernah).

Page 45: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

37

Angket pada siswa

Tabel 3

Frekuensi Tentang Penggunaan Kontrak Pembelajaran

NO Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase

1. selalu 40 33,4 %

2. sering 20 16,6 %

3. Kadang-kadang 57

47,5 %

4. Tidak pernah 3 2,5%

Jumlah 120 100

Dari tabel 3 di atas,sebanyak 33,4% responden menjawab selalu bahwa guru

menggunakan kontrak pembelajaran, 16,6 % menjawab sering, 47,5% menjawab

kadang-kadang, dan 2,5% menjawab tidak pernah. Ini berarti guru dalam

penggunaan kontrak belajar belum secara optimal.Kecenderungan yang dominan

adalah sangat rendah ini ditandai dari pernyataan kadang-kadang yang lebih

tinggi.Oleh karena itu perlu peningkatan lebih lanjut dalam penggunaan kontrak

pembelajaran.

Tabel 4

Frekuensi Tentang Pelaksanaan Kurikulum

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase

1. Selalu 57 47,5%

2. Sering 20 16,6 %

3. Kadang-kadang 40

33,4%

4. Tidak pernah 3 2,5%

Jumlah 120 100

Page 46: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

38

Dari data table 4 di atas menunjukan bahwa sebanyak 47,5%

Reesponden menjawab selalu bahwa guru mensosialisasikan pelaksanaan

kurikulum yang digunakan, 16,6% menjawab sering, 33,4% menjawab kadang-

kadang dan 2,5% menjawab tidak pernah.Dari data tersebut menunjukan bahwa

penggunaan kurikulum oleh guru yang disosialisasikan kepada siswa dapat

dikatakan ada peningkatan walaupun belum secara keseluruhan.

Tabel 5

Frekuensi Tentang Sarana Untuk Menunjang Keahlian Siswa

NO Alternatif jawaban Jumlah Prosentase

1. Sangat Cukup 5 4,17 %

2. Cukup 65 54,17 %

3. Kurang Cukup 30

25 %

4. Tidak Cukup 20 16,66 %

Jumlah 120 100

Dari data table 5 di atas menunjukan bahwa responden yang menjawab

sangat cukup tentang sarana untuk menunjang keahlian siswa sebanyak 4,17%,

jawaban cukup sebanyak 54,17 %, kurang cukup 25 %, tidak cukup 16,66%.

Dari data tersebut menunjukan prosentase terbesar pada jawaban cukup yang

berarti penyediaan sarana pembelajaran di sekolah belum secara optimal di

penuhi dan harus terus ditingkatkan karena masih ditemukan responden yang

menjawab cukup untuk sarana pembelajaran.

Page 47: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

39

C.Analisis pemahaman guru dalam pembelajaran KBK di SMK Islamiyah.

(Angket pada Guru )

Tabel 1

Penggunaan RPP untuk pencapaian tingkat kompetensi siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 20 44,45

2 Sering 10 22,22

3 Kadang-kadang 15 33,33

4 Tidak pernah __ __

Jumlah 45 100 %

Dari data table 1 di atas menunjukan bahwa responden yang menjawab

selalu untuk penggunaan RPP dalam pencapaian kompetensi siswa sebanyak

44,45%, jawaban sering sebanyak 22,22 %, kadang-kadang 33,33% dan tidak

pernah 0%. Ini menunjukan bahwa dalam kegiatan tersebut guru sebagian besar

menggunakan RPP untuk pembelajarannya,namun kegiatan tersebut harus terus

ditingkatkan karena masih ditemukan responden yang menjawab sering dan

kadang-kadang.

Tabel 2

Penawaran Kontrak Belajar

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 23 51,1

2 Sering 18 40

3 Kadang-kadang 4 8,9

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Page 48: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

40

Dari tabel 2 di atas terlihat responden yang menjawab selalu untuk

pertanyaan dalam pemberian kontrak belajar sebanyak 51,1%, jawaban sering

40%, kadang-kadang 8,9% dan tidak pernah 0%.Dari data tersebut menunjukan

bahwa prosentase selalu lebih besar, Ini menunjukan bahwa guru sudah

memberikan penawaran kontrak belajar dalam proses KBM dan dinilai cukup

baik, walaupun pada dasarnya masih ada jawaban sering dan kadang-kadang.

Tabel 3

Melakukan Persiapan Awal Bahan Pengajaran

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

(%)

1 Selalu 20 44,5

2 Sering 15 33,3

3 Kadang-kadang 10 22,2

4 Tidak pernah __ __

Jumlah 45 100 %

Dari data table 3 tersebut di atas menunjukan bahwa responden dalam

menjawab selalu untuk melakukan persiapan awal pada bahan pengajaran

44,5%, jawaban sering 33,3 %, kadang-kadang 22,2%. Ini menunjukan bahwa

guru 77,8 % melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum belajar di mulai dan

ini dinilai cukup efektif,tetapi perlu ditingkatkan lebih lanjut karena masih

ditemukannya jawaban kadang-kadang.

Page 49: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

41

Tabel 4

Penerapan Sistem SK (Standar kompetensi),KD (Kompetensi Dasar) Untuk

Pencapaian Tujuan Kurikulum

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 27 60

2 Sering 15 33,3

3 Kadang-kadang 3 6,7

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 4 di atas menunjukan bahwa responden yang menjawab selalu

pada penerapan system SKKD untuk pencapaian tujuan kurikulum sebesar

60%, jawaban sering 33,3%, dan kadang-kadang 6,7%. Dari data tersebut

93,3% guru cukup efektif sudah melakukan pencapaian kurikulum dan perlu

dikembangkan lebih lanjut.

Tabel 5

Penggunaan Alat Bantu Untuk menunjang Belajar siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 20 44,5

2 Sering 15 33,3

3 Kadang-kadang 10 22,2

4 Tidak pernah __ __

Jumlah 45 100 %

Dari table 5 di atas responden menjawab selalu pada pernyataan penggunaan

alat bantu untuk menunjang belajar siswa sebesar 44,5%, jawaban sering 33,3%,

dan kadang-kadang 22,2%. Ini menunjukan bahwa guru sebagian besar

menggunakan alat bantu dalam pengembangan pembelajaran demi pemahaman

lebih lanjut dan perlu ditingkatkan.

Page 50: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

42

Tabel 6

Penggunaan Sarana Belajar yang disediakan Sekolah

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 12 26,7

2 Sering 18 22,2

3 Kadang-kadang 4 51,1

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 6 di atas responden menjawab selalu bahwa sekolah

menyediakan sarana untuk belajar sebesar 26,7 %,sedangkan yang menjawab

sering 22,2%, dan kadang-kadang 51,1%. Ini berarti bahwa guru dalam

pembelajrannya belum secara maksimal menggunakan sarana belajar hal ini

ditandai dari tingginya yang menjawab kadang-kadang, oleh karena itu perlu

penyediaan yang lebih baik dan menggunkannya lebih efektif.

Tabel 7

Efesiensi waktu dalam belajar yang disesuaikan dengan jadwal

Dari data tabel 7 di atas menunjukan bahwa responden menjawab selalu bahwa

penggunaan waktu dalam belajar disesuaikan dengan jadwal yang telah

ditentukan sebesar 46,7 %, menjawab sering 35,5 %, dan kadang-kadang 17,8

%.ini menunjukan bahwa respnden sudah dapat mengetahi waktu yang telah

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 21 46,7

2 Sering 16 35,5

3 Kadang-kadang 8 17,8

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Page 51: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

43

ditentukan untuk belajar,namun perlu ditingkatkan lebih lanjut agar dapat

memahami tingkat disiplin.

Tabel 8

Penggunaan Simulasi / Games pada penyampaian Pembahasan Belajar

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 4 8,9

2 Sering 4 8,9

3 Kadang-kadang 25 55,5

4 Tidak pernah 12 26,7

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 8 responden menjawab selalu untuk penggunaan simulasi /games

dalam penyampaian pembahasan belajar sebesar 8,9 %,menjawab sering 8,9%,

kadang-kadang 55,5%,dan tiadak pernah 26,7 %. Hal ini menunjukan bahwa

tidak semua waktu guru menggunakan simulasi/games pada penerangan materi

ajar.ini tidak menjadi kewajiban seorang guru namun perlu memperhatikan

tingkat strategi pembelajaran karena masih ada yang menjawab kadang-kadang

yang melebihi tingkat dinamisasi dalam belajar.

Tabel 9

Pembuatan Program Portofolio Sebagai Indikator Pencapaian Kompetensi

Siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 15 33,3

2 Sering 5 11,1

3 Kadang-kadang 20 44,5

4 Tidak pernah 5 11,1

Jumlah 45 100 %

Page 52: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

44

Dari data tabel 9 di atas bahwa responden menjawab selalu untuk

pembuatan prgram portofolio sebagai indikator pencapaian kompetensi iswa

sebesar 33,3 %,menjawab sering 11,1 %, kadang-kadang 44,5 %,dan tidak

pernah 11,1 %. Ini menunjukan bahwa 44,4% untuk pengajarannya guru

membuat program portofolio agar dapat mengetahui perkembangan pencapaian

kealian siswa.Sedangkan 55,6 % menyatakan sebaliknya.ini menunjukan bahwa

responden belum secara maksimal memahami dari konsep pembelajaran hal ini

dintadai dengan tingginya responden yang menjawab kadang-kadang untuk itu

perlu dioptimalkan lagi pengembangan pembelajarannya.

Tabel 10

Melakukan penilaian Berkala kepada setiap siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 26 57,8

2 Sering 10 22,2

3 Kadang-kadang 9 20

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 10 di atas responden menjawab selalu untuk melakukan

penilaian berkala sebesar 57,8 %,menjawab sering 22,2%,dan kadang-kadang

20%. Hal tersebut menunjukan bahwa responden lebih banyak melakukan

penilain berkala kepada siswa dan ini perlu dipertahankan untuk mengetahui

tingkat kemampuan siswa dalam belajar.

Page 53: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

45

Tabel 11

Program Evaluasi Untuk Mnegidentifiksi Ketercapaian Tujuan Belajar

Siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 25 55,6

2 Sering 7 15,6

3 Kadang-kadang 13 28,8

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 11 di atas,responden menjwab selalu untuk program

evaluasi dalam mengidentifikasi ketercapaian tujuan belajar siswa sebesar

55,6%,menjawab sering 15,6 %,dan kadang-kadang 28,8 %.ini menunjukan

bahwa responden sudah dapat dikatakan memahami tentang tujuan belajar siswa

walupun pada dasarnya masih ditemukan yang menjawab kadang-kadang.Ini

seharusnya perlu penerapan yang lebih matang dalam mengidentifikasi tujuan

pembelajaran.

Tabel 12

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Pertimbangan

Kemampuan Rata-rata siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 36 80

2 Sering 7 15

3 Kadang-kadang 2 5

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Page 54: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

46

Dari data tabel 12 di atas responden menjawab selalu dalam penetapan

KKM pada pertimbangan rata-rata siswa sebesar 80 %.menjawab sering 15 %

dan kadang-kadang 5 %. Ini menunjukan bahwa respnden telah mampu dalam

menentukan kriteria KKM sebagai bentuk pengukuran ketercapaian siswa dalam

belajar.dan ini perlu dipertahankan agar dalam proses pembelajarannya dapat

berjalan efektif.

Tabel 13

Efektivitas dalam pengujian Kompetensi Siswa

NO

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 22 48,9

2 Sering 18 40

3 Kadang-kadang 5 11,1

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 13 di atas responden menjawab selalu untuk Efektifitas dalam

pengujian kmpetensi sebesar 48,9 %,yang menjaab sering 40 %,dan kadang-

kadang 11,1 %.ini menunjukan bahwa responden dapat mengetahui tingkat

ketercapaian kompetensi siswa dalam tes pengujian kompetensi,dan ini perlu

dikembangkan lebih lanjut.

Page 55: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

47

Tabel 14

Pemberian Motivasi Kepada Siswa Terhadap Pencapaian Kompetensi

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 25 55,5

2 Sering 17 37,8

3 Kadang-kadang 3 6,7

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 14 di atas responden menjawab selalu untuk pemberian motivasi

kepada siswa terhadap ketercapaian kompetensi sebesar 55,5 %,menjawab

sering 37,8 % dan kadang-kadang 6,7 %. Ini berarti bahwa responden dalam

prses pembelajarannya selalu memberikan motivasi kepada siswa dan ini perlu

dipertahankan agar siswa dapat memahami tentang keahlian yang diajarkannya.

Tabel 15

Pemberian Penghargan Terhadap Siswa Berprestasi

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 14 31,2

2 Sering 9 20

3 Kadang-kadang 22 48,8

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 15 di atas responden menjawab selalu untuk kategori

pemberian penghargaan terhadap siswa yang berprestasi sebesar 31,2 %,sering

20 % dan kadang-kadang 48,8 %. Ini menunjukan bahwa responden belum

sepenuhnya memberikan pembinaan terhadap siswa yang mau belajar karena

masih ditemukannya responden yang menjwab kadang-kadang hal ini

dipengaruhi oleh belum sadarnya responden dalam memberikan pengajaran.

Page 56: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

48

Tabel 16

Penetapan dan penerapan Kurikulum yang digunakan sekolah sebagai

pedoman Pembelajaran

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 35 77,8

2 Sering 5 11,1

3 Kadang-kadang 5 11,1

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari tabel 16 di atas responden menjawab selalu untuk penetapan

kurikulum dan penerapan kurikulum yang digunakan sekolah sebagai pedoman

pembelajaran sebesar 77,8 %.yang menjawab sering 11,1 % dan kadang-kadang

11,1 %. ini menunjukan bahwa responden telah memahami konsep kurikulum

yang diterapkan sekolah sebagi tujuan pendidikan waluapun masih ditemukan

responden yang menjawab kadang-kaang dan ini perlu dipertahankan dan

dikembangkan dalam penetapan pedoman kurikulum demi tercapainya tujuan

pendidikan.

Tabel 17

Bentuk Interaktif Guru Terhadap siswa di dalam maupun di luar Kelas

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 19 42,2

2 Sering 23 51,1

3 Kadang-kadang 3 6,7

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Page 57: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

49

Dari data tabel 17di atas responden menjawab selalu menunjukan bahwa

responden melakukan iteraki dalam pembelajaran di sekolah maupun di luar

sekolah sebesar 42,2 % yang menjawab sering 51,1 %,dan kadang-kadang 6,7

%.Ini menunjukan bahwa responden telah melakukan interaksi secara baik

dalam pembelajaran di dalam kela maupun diluar kelas (sekolah) karena ini bisa

mempengaruhi sejauh mana guru melakukan pendekatan secara emosinal dan ini

perlu di pertahankan dan dikembangkan lebih lanjut.

Tabel 18

Penggunaan Metode diskusi dan Demonstrasi dalam Pembelajaran

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 23 51,1

2 Sering 13 28,9

3 Kadang-kadang 9 20

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 18 di atas bahwa responden menjaab selalu untuk

penggunaan metode diskusi dan demonstrasi sebesar 51,1, menjawab sering 28,9

% dan kadang-kadang 20 %. Iini berarti respnen lebih banyak melakukan

metode kegiatan belajar dengan diskusi dan demonstrasi hal tersebut

ditunjukannya jwaban selalu dan ini perlu dikembangkan dan dipertahankan

lebih lanjut agar siswa tidak merasa bosan dengan metode ceramah saja.

Page 58: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

50

Tabel 19

Pelatiahan pendidikan untuk Pengembangan Komperensi guru

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 10 22,3

2 Sering 15 33,3

3 Kadang-kadang 20 44,4

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 19 di atas bahwa responen menjawab selalu melakukan

pelatihan untuk pengembangan kmpetensi guru sebesar 22,3 %. Menjawab

sering 33,3 % dan kadang-kaang 44,4%.Ini menunjukan bahwa respnden kurang

begitu tertarik dengan adanya pelatihan hal tersebut masih tingginya rsponden

yang menjawab kadang-kadang, ini menjadi perhatian khusus bagi kepala

sekolah bahwa dalam pengembangan belajar perlu adanya pelatihan kompetensi

guru untuk menunjang kemampuan guru dalam memahami tingkat kemampuan

didalam pengajaran dan pengembangan siklus keahlian, dan ini belum secara

optimal dilakukan.

Tabel 20

Peran serta siswa Untuk Pelatihan Keahlian Kompetensi

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 25 55,5

3 Sering 17 37,8

4 Kadang-kadang 3 6,7

Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Page 59: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

51

Dari data tabel 20 di atas responden menjawab selalu untuk tingkat

pemerhati siswa dalam mengikuti pelatihan guna menunjang kemampuan

sebesar 55,5 %, menjawab sering 37,8 % dan kadang-kadang 6,7 %. Ini

menunjukan bahwa responden mendukung siswa dalam mengembangkan tingkat

kemapuan dan keahlian dalam pelatihan, hal tersebut ditunjukan bahwa

responden lebih tinggi menjawab selalu,dan ini perlu dikembangkan dan

dipertahankan agar dalam pengembangan belajar siswa dapat termotivasi untuk

mengetahui tingkat keahlian yang dimilikinya.

Page 60: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

52

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dari hasil data yang telah dianalisis dapat dijelakan bahwa yang menjadi

responden pada penelitian ini, yaitu para guru dengan jumlah 45 orang, dengan dimensi

perencanaan denngan jumlah item 5 pernyataan dengan skor yang diperoleh 422, pada

dimensi pengelolaan pembelajaran dengan jumlah item 10 pernyataan makan skor yang

diperoleh 257, sedangkan pada dimensi pelatihan pendidikan dengan jumlah item 5

maka skor yang diperoleh 210. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini :

Deskripsi Data Efektifitas Penerapan KBK Pada pembelajaran

Jumlah

Responden

Dimensi Penelitian Jumlah Item Skor

45 Orang Guru

Perencanaan 5 422

Pengelolaan

pembelajaran

10

257

Pelatihan dan

pendidikan

5 210

Dari table di atas dapat diketahui beberapa jumlah skor yang diperoleh dari ketiga

dimensi tersebut. Dan untuk mengetahui kategori dari nilai rata-rata skor penelitian

dapat di lihat pada table di bawah berikut :

Nilai Rata-rata Skor Penelitian

Tabel 21

Variabel Nilai harapan

(NH)

Niali Skor

(NS)

NS x 100 %

NH

Kategori

Perencanaan 5 x 4 = 20 422 : 45 = 9,37 9,37 x 100%

20 = 46,85%

Cukup efektif

Pengelolaan

pembelajaran

10 x 4 = 40 257 : 45 = 5,71 5,72 x 100 %

40 = 14,27%

Cukup efektif

Pendidikan dan

Pelatihan

5 x 4 = 20 210: 45 = 4,66 4,66 x 100%

20 = 23,3%

Cukup efektif

Page 61: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

53

Dari hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata skor penelitian,dari 3

variabel,”pertama”perencanaan dengan nilai harapan 20, nilai skor 9,37, maka jumlah

kategori yang diperoleh yaitu 46,85 (cukup efektif ), “kedua” pengelolaan pembelajaran

dengan nilai harapan 40, nilai skor 5,71, maka jumlah kategori yang diperoleh yaitu

14,27 (cukup efektif),”ketiga pendidikan dan pelatihan dengan nilai harapan 20, niai

skor 4,75,maka jumlah kategori yang diperoleh yaitu 23,3 % (cukup efektif ).

Dengan demikian dari hasil analisis tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

penggunan kurikulum berbasis kompetensi pada taraf keefektifannya mulai dari

perencanaan, pengelolaan pembelajaran dan pendidikan dan pelatihan adalah cukup

efektif.

Page 62: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

54

C.Deskripsi Permasalahan Pada SMK Islamiyah

Dalam sebuah susunan Kurikulum yang selalu diberlakukan sekolah merupakan

hal yang signifikan dalam pencapaian kurikulum khususnya untuk penerapan system

pembelajaran. Program kurikulum yang dibuat memuat beberapa hal yang menyangkut

keberhasilan peserta didik dalam memahami konsep perencanan yang dibuat.

Standar kompetnsi merupakan kecakapan untuk belajar sepanjang hayat sebagai

akumulasi kemampuan setelah seseorang mempelajari berbagai kompetensi dasar yang

dirumuskan setiap mata pelajaran. Dari permasalahan yang ditemukan,penulis melihat

dan mendeskripsikan bahwa SMK Islamiyah yang didapatkan lewat

observasi,wawancara dan pengambilan dokumentasi sebagai berukut :

(1) pelaksanaan kurikulum yang masih belum dapat seluruhnya diaktualisasikan.Hal

ini terlihat dari masih kurang pahamnya siswa dalam konsep kurikulum yang

dibuat,kareana hanya disosialisasikan saja secara abstrak atau belum sepenuhnya

dapat dimengerti.

(2) Dari tenaga pengajar yang hampir 65 % tenaga tidak tetap sehingga menyulitkan

bagi kepala sekolah dalam berkomunikasi tentang kompetensi yang dimiliki.

Sementara itu siswa yang terkadang sulit untuk dapat meminta bantuan dalam

pengembangan kompetensi.

(3) Pada proses pembelajaran yang penulis lihat dari hasil observasi yang ada

kebanyakan guru belum sepenuhnya mengetahui jenis kompetensi yang dimiliki

oleh kebanyakan siswa,padahal criteria itu yang menjadi acuan tingkat

pencapaian kurikulum.

Page 63: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

55

E.Analisa Data Subjek Responden

Kurikulum merupakan alat dalam penuntasan pembelajaran yang diterapkan di

setiap sekolah dalam bentuk proses pembelajaan yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegaiatan pemblajaran.Dimana kurikulum meliputi program sekolah

dan elemen terlibat didalamnya baik siswa,guru,lembaga pendidikan,masyarkat,orang

tua murid dan lingkungan masyarakat.Dari pemahaman tersebut dapatlah diketahui

bahwa bentuk kurikulum merupakan sarana pembelajaran siswa dalam pencapaian

kompetensi dan keahlian yang diharapkan.

Dalam konsep kurikulum Berbasis Kompetensi lebih dikenal dengan kecakapan

hidup (Life Skill) yang meliputi empat jenis kecakapan diantaranya:

a. Kecakapan personal (Personal Skill) yang mencakup kecakapan mengenal diri

(self awereness) dan kecakapan berpikir rasioanl (thingking skill).

b. Kecakapan Sosial (social skill)

c. Kecakapan Akademik (Akademik skill ) dan

d. Kecakapan Vocasioanal (Vocasional skill )

Dari berbagai kecakapan tersebut akan dapat melahirkan kemapuan siswa dalam

penguasaan kompetensi yang diharapkan,bukan hanya sebagai wacana belaka,namun

hal itu sangat dianjurkan bagi siswa SMK.Terlebih mereka terjun di tengah-tengah

masyarakat luas yang notabene 75 % digunakan dalam dunia industri dan ekonomi

masyarakat,sehingga apa yang didapatkan selama dalam proses pembelajaran akan

terasa bila keahlian yang dimilki akan berguna. Namun dalam hal ini KBK akan sangat

menunjang apabila dalam proses pembelajran dipenuhi dengan sarana yang dapat

memiliki nilai praktik,sehingga akan dapat efektif dalam proses pembelajaran.Selain itu

ada beberapa hal yang menjadi tingkat pemahan siswa dalam menggali potensi yang

dapat memilki pemahaman yang menunjang yaitu peranan guru dalam proses

pembelajaran kelas. Para guru harus berperan aktif dalam memahami konsep materi dan

standarisasi nilai kompetensi yang diharapkan. Dengan begitu siswa dapat dituntun

untuk lebih baik dan mengerti apa yang menjadi acuan teori mata pelajaran yang telah

disampaikan. Guru juga harus bersikap adil,bijak dan responsibility terhadap

Page 64: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

56

perkembangan tingkat kemampuan siswa,karena tingkat pemahaman mereka sangat

beragam.

Dalam prinsip Kurikulum lebih dikenal dengan prinsip diversifikasi dan

desentralisasi pendidikan yaitu standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa secara

nasioanal. Hal ini berkaitan dengan dasar pebelajaran, penilaian, dan pengolahan

pengakomodasian Akademik, minat, lingkungan, budaya dan sumber daya daerah atau

sekolah sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan masing-masing.

Sehubungan dengan hal tersebut,penulis melihat bahwa kurikulum yang ada di

sekolah SMK Islamiyah Ciputat tersebut memiliki beberapa criteria yang dapat menjadi

perhatian untuk lebih meningkatkan pengembangan kurikulum diantaranya kurikulum

yang diterapkan belum semuanya elemen dalam sekolah tersebut mengetahui tentang

konsep satuuan kurikulum yang dibuat,ini terlihat dari para siswa yang belum

memahami tentang konsep kurikulum yang dibuat,walaupun mereka tidak dilibatkan

secara langsung dalam penyusuananya dan ini akan menyebabkan tingkat proses tujuan

awal akan menjadi lambat dalam melihat tingkat kebutuhan siswa,terlebih mereka sudah

diperkenalkan dengan tingkat dasar kompetensi dalam satuan mata pelajaran.yang

kedua factor tenaga pengajar yang tidak tetap dalam pengajaran dan ini akan

menyulitkan perkembangan sekolah dalam memenuhi tingkat kebutuhan siswa,terutama

bagi mereka yang notabene untuk dapat meminta bantuannya dalam pengenalan

perkembangan kompetensi yang mereka harapkan. Yang ke tiga adalah tentang alat

(prasarana yang digunakan ) diantaranya jumlah komputer yang sedikit dan sangat

terbatas dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada terutama bagi kelas tiga yang

memang sudah menjadi acauan pengembangan kompetensi.

Dari data-data tersebut penulis melihat,menganalisa, dan memberikan tanggapan

dari permasalahan yang ada bahwa pelaksanan perencanan kurikulum SMK Islamiyah

belum cukup memberikan yang baik dalam hal penujang untuk sampai pada taraf

penilaian, khususnya bagi siswa yang ingin mendalami kompetensi.

Dari hal tersebut program pengembangan kurikulum yang ditawarkan oleh

sekolah dalam perkembangan belajar siswa belum cukup untuk memenuhi standar

criteria kompetnsi pada sekolah kejuruan,terutama dari tenaga pengajar yang tidak tetap

Page 65: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

57

sehingga menyulitkan siswa dalam proses pembelajaran.selain itu kepala sekolah pun

kesulitan dalam mensosialisaikan pengembangan kurikulum.tetapi ada beberapa hal

system yang menjadi criteria penilaian program kurikulum yang dibuat yaitu siswa

harus dapat menguasai konsep pembekalan kompetensi dengan nilai produktif diatas

rata-rata 7,00,yang apabila siswa dapat memperoleh nilai tersebut maka siswa

dinyatakan berhasil (lulus) dan dapat mengikuti program belajar berikutnya terutama

bagi kelas tiga yang memang menjadi objek peneliti dalam system kurikulum berbasis

komptensi. kedua tentang tenaga pengajar yang belum kompeten dalam penguasaan

teori pembelajaran dan pembuatan rencana pembelajaran yang ditawarkan kepada

siswa. ketiga tentang proses pengujian kompetensi kepada siswa yang sudah menjadi

bagian peencanana pengembangan kurikulum dan itu dilaksanakan setiap semester akhir

pada kelas tiga walaupun terkadang tim penguji merasa agak kesulitan dalam

memberikan penawaran penilaian disebabkan kondisi siswa kelas tiga yang belum

cukup dalam pembekalan,hal ini disebabkan kurangnya alat penunjang dalam uji

kompetensi.

Maka dari itu dalam perncanaan suatu konsep kurikulum berbasis kompetnsi

dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil.Dari segi proses pembelajaran atau

pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau

setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik dapat menguasai bidang keahlian

yang diberikan sekolah dan dapat mengimplementasikan lewat jalur prilaku yang positif

dari suatu pengembangan kurikulum dan kompetensi juga dilihat dari aspek yang

menunjang dalam suatu proses pembelajaran yaitu baik pembelajaran aktif dikelas

maupun limgkungan sekitar yang mendukung,terlebih ada banyak faslisatas yang

menunjang dalam pembelajaran.

Page 66: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Skripsi ini tentang ”Efektifitas penerapan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Proses Pembelajaran ”penulis menarik sebuah

kesimpulan diantaranya sebagai berikut :

1. bahwa tingkat keefektivan kurikulum pada proses pembelajaran siswa cukup

dapat dikatakan memenuhi harapan hal tersebut terlihat dari bentuk standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang dilakukan yaitu 93,3% berupa

pencapaian materi ajar yang di sampaikan yakni dari seperangkat dasar

kompetensi yang ditawarkan,tetapi belum secara maksimal.hal tersebut

disebabkan tingkat kebutuhan siswa lebih banyak ketimbang dari tingkat

kebutuhan sekolah tersebut.

2. Tentang alat yang digunakan 48,8 % terbatas seperti computer,alat praktek,dan

ruang praktek dalam pengembangan materi dan kompetensi.walaupun jumlah

kelas yang memadai.

3. Kapasitas tenaga pengajar cenderung belum memenuhi taraf kualifikasi

kejuruan.(belum sepenuhnya disesuaikan dengan keahlian) dan masing banyak

yang belum memahami tentang program perencanaan KBK dalam

pengajaran,baik pembuatan RPP, penyusunan materi secara struktur maupun

dari pembuatan program fortopolio.Tapi lebih dari itu sekolah SMK Islamiyah

sudah dapat memberikan peluang bagi siswa yang telah lulus dari sekolah

tersebut,yakni telah bekerjasama dengan instansi yang terkait dalam

pengembangan kompetensi.

4. Kurangnya bentuk Partisipasi pengembangan pembelajaran khsusunya pada

pelatihan guru berupa keahlian pengajaran,seminar,dan hal lain yang berkaitan

dengan pengembangan skil.ini dikarenakan kurangnya bentuk sosialisasi kepala

sekolah dalam pengembangan penerapan kemampuan pada guru, selain itu

terbentur dengan waktu dan biaya yang dikeluarkan.

Page 67: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

59

5. Kurangnya strategi kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum, terutama

yang berkaitan dengan tingkat kemempuan guru dalam mengimplementasikan

tujuan kurikulum yakni masih banyaknya guru yang belum mengerti tentang

sistem KBK yang ada.

B.Saran

Dari penyajian yang penulis paparkan tersebut adalah sebagian kecil dari apa

yang didapat tentang sejauh mana konep KBK yang ada di lapangan.ini adalah sebuah

wacana dalam melihat,mengambil dan menganalisis tentang suatu metode efektivitas

Kurikulum Berbasis Kompetensi yang ada di sekolah SMK Islamiyah Ciputat.Semoga

dalam bentuk pengolahan,strategi pembelajaran dan sarana penunjang dapat lebih

ditingkatkan dalam pengembangan kurikulum dan pengajaran.Untuk itu penulis

memberikan beberapa masukan kepada lembaga yang terkait di dalamnya diantaranya:

1. Kepala sekolah agar lebih memiliki staretegi dalam pengembangan kurikulum

khususnya yang berkaitan dengan pengembangan pengajaran dan

implementasinya.

2. Guru sebaiknya memberikan kontribusi yang lebih untuk siswa,sehingga dalam

pengembangan dan kemampuan skill siswa dapat lebih ditingkatkan baik dalam

ranah afektif,kogitif dan Psikomotorik sehingga apa yang diharapkan dapat

tercapai dengan baik.

3. siswa lebih dapat meningkatkan kemampuannya baik dalam pengembangan

maupun tingkatan penguasaan teori dan praktik sehingga kebutuhan yang ingin

di dapatkan dapat menjadi penyesuaian dalam kebutuhan.

4. Stekholder maupun pengelola seharusnya memiliki kemampuan dalam bidang

pendidikan khususnya,sehingga dapat terealisasi tingkat pengembangan baik

secara strategi,metodhe,strange,man,mecanik,maupun manajemen sehingga apa

yang menjadi tingkat kebutuhan dapat tercapai sesuai dengan sasaran yang ada.

Page 68: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

60

Keefektivan kurikulum hendaknya ditunjang dengan sistem pengambangan

kompetensi baik berupa kompetensi dasar maupun kompetensi tingkat penguasaan skill

sehingga dalam pengenalannya terdapat suatu bentuk yang akan mengarah pada

perubahan prilaku dan kemampuan belajar siswa.bukan hanya itu pengembangan

kompetensi juga harus dapat ditunjang dengan program pengembangan pengajaran yang

tidak monoton,serta sarana yang menunjang dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

sehingga tujuan kurikulum tersebut dapat tercapai dengan efektiv.

Semoga dalam paparan kajian tersebut menjadi bahan pengetahuan singkat bagi

pembaca dan mohon maaf apabila ada suatu ketidakfalidan dalam penyampaian suatu

penelitian.atas saran dan kritikannaya saya ucapkan terima kasih.

Page 69: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

61

DAFTAR PUSTAKA

Azra Azyumardi.Prof, Dr.MA.Perencanan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama

Islam.Faza Media Jakarta 2006

DEPDIKNAS Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill Education)

Konsep dan Pola Pelaksanaan. Direktorat Depdiknas Jakarta 2002

DEPDIKNAS,KBK (Dalam menunjang kecakapan hidup siswa ) Direktorat Jenderal

pendidikan Dasar dan Menengah Tenaga Kpendidikan.Jakarta 2003

Djiwandono Wuryani Esti Sri Psikologi Pendidikan.PT Grasindo.Jakarta 2006

Dros.j,SJ.Dari KBK Sampai MBS.Penerbit Buku KOMPAS.Jakarta 2005

Idi Abdullah,Drs.Pengembangan Kurikulum teori dan Praktik,Gaya Media,Jakarta

1999

Kansisus.Pengelolaan Kelas yang Dinamis.Kansius Yogyakarta 2006

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan

Dan Pengembangan Bahasa.Balai Pustaka Jakarta 1996

Mulyasa,E.Dr.M.Pd.PAI Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi

Kurikulum.ROSDA,Bandung 2004

Muslich Mnsur (Seri standar Nasional Pendidikan) KTSP Pembelajaran Berbasis

Kompetensi dan Kontekstual.Bumi Aksara.Jakarta 2007

Mulyasa,E.Dr.M.Pd.Implementasi Kurikulum 2004 (Panduan Belajar KBK )PT

Remaja Rosdakarya.Bandung 2004

Mulyasa,E.Dr.M.Pd KBK (Konsep,Karakteristik dan Implementasi)

Rosdakarya.Bandung 2002

Mulyasa,E.Dr.M.Pd Menjadi Guru Profesional (Menciptakan kretaif dan

menyenangkan).Rosdakarya.Bandung 2005

Nurdin Syafrudin,H.Drs.M.Pd.(Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum).Ciputat Pers,Jakarta 2002

Syarif Hamid.A.Drs.Pengembangan Kurikulum.PT Bina Ilmu.Surabaya.1996

Page 70: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

62

Sofyan Ahmad,Drs,M.Pd,Fetronika Tonih.M.Pd.dan Milama

Burhanudin,M.Pd.(Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis

Kompetensi).Lembaga peneliti UIN Jakarta Pers.Jakarta 2006

Sanjana Wina,Dr,M.Pd. Pembelajaran dalam Implementasi kurikulum Berbasis

Kompetensi.Prenada Media Group.Jakarta 2005

Undang-undang SISDIKNAS Tentang Kurikulum No.20 th 2003

Yamin,H.Martinis Profesionalisme Guru dan Implementasi KBK.Gaung Persada

Pers,Jakarta 2006

www.kompas.com (Januari,Artikel Pendidikan,Program Life Skill Kurikulum) 2002

www.umnau.com (Versi HTML/Sosialisasi Kurikulum dan Inovasi Kurikulum di

Indonesia).2008

Page 71: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

PEDOMAN WAWANCARA

EFEKTIFITAS PENERAPAN KBK PADA PEMBELAJARAN DI SMK ISLAMIYAH

Nama : _____________________________

Usia : _____________________________

Pendidikan Terakhir : _____________________________

Jabatan : _____________________________

1.Sistem Kurikulum apa yang digunakan di sekolah ini !

2.Bagaimana kurikulum tersebut diterapkan dan apakah ada kurikulum lanjutan di sekolah ini !

3.Apa perbedaan system KBK yang ada di sekolah ini !

4.Srategi Apa yang dipakai dalam Kurikulum yang ada di sekolah ini !

5.Bagaimana para guru dalam mengimplmentasikan Kurikulum pada pengajaran !

6.Sejauh ini apakah ada kesulitan tentang penerapan Kurikum dan bagaimana mengatasinya.!

7.Bagaimana keterlibatan siswa dalam penerapan Kurikulum !

8.Sejauh mana pemahaman siswa untuk Kurikulum yang diterapkan,khususnya dalam

pembelajaran !

9.Adakah pelatihan bagi siswa dan guru untuk pengembangan kompetensi yang diharapkan !

10Apakah selama ini siswa sudah memahami tentang kurikulum yang diterapkan dan bagaimana

keefktivannya dalam standarisasi yang dibuat !

11.Adakah Sarana yang menunjang dalam penerpan Kurikulum sehingga dapat tercapai proses

pembelajran ! Khususnya dalam bidng keahlan .!

12.Adakah Standarisasi nilai dalam pembelajaran untuk pencapaian kompetensi !

13.Apakah semua Guru berlatar pendidikan,Khususnya dalam memegang mata pelajaran yang

berkaiatan dengan kompetensi dasar Kejuruan !

14.Menurut Bapak Kompetensi apa yang dibutuhkan sekolah ini untuk Out put selanjutnya !

15.Apakah yang dibutuhkan sekolah ini dalam penerapan kurikulum,khususunya dalam

menunjang kompetensi siswa !

HASIL WAWANCARA EFEKTIFITAS KBK PADA PROSES PEMBELAJARAN DI

SMK ISLAMIYAH

A. Sistem Kurikulum apa yang digunakan di sekolah ini !

Page 72: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

B. Di sekolah ini kami menggunakan dua bentuk kurikulum yang dipakai yaitu Kurikulum

Berbasis Kompetensi 2004 yang disempurnakan dan KTSP 2006

A. Bagaimana kurikulum tersebut diterapkan dan apakah ada kurikulum lanjutan di sekolah ini

!

B. Kurikulum kami yang diterapkan di sekolah ini yaitu bentuk Kurikulum yang mengacu

pada keahlian yang dicanangkan pada kelas tiga dengan system KBK,Sedangkan pada kelas

satu dan dua mengacu pada KTSP namun tidak meninggalkan dari kurikulum KBK itu

sendiri dimana pada masing-masing ada system lanjutan dengan penilaian keahlian yang

sudah diberikan sehingga siswa dapat memeperoleh tingkat keahlian yang sudah diberikan

sehingga siswa dapat memperoleh tingkat keahlian lebih lanjut pada tahap berikutnya.

A. Apa perbedaan system KBK yang ada di sekolah ini !

B. Di sekolah kami ini adalah sistem KBK dimana siswa tidak lagi menjadi objek pengandalan

materi karena siswa telah dipandu oleh modul yang telah dibuat oleh para guru,sehingga

tidak lagi selalu mengunakan mtode ceramah saja atau mengandalkan satu referensi buku

dengan begitu guru dapat memudahkan siswanya untuk dapat memahami kompetensi yang

akan diberikan dengan berkaitan materi yang akan disampaikan,dan siswa pun lebih mudah

memahami materi yang akan diberikan baik sebelum maupun sesudahnya yang berkaitan

dengan kompetensi dasar mereka.

A. Srategi Apa yang dipakai dalam Kurikulum yang ada di sekolah ini !

B. Strategi dalam pembelajaran kami adalah dimana para guru selalu berperan aktif dalam

memberikan materi ajar dengan kreatifitas para guru kepada siswa berdasarkan pada

program pembelajaran produktf, bidang keahlan siswa yang mengacu pada KBK yang telah

dicanangkan sekolah sebelumnya berupa rencana program belajar.sedangkan pada KTSP

disesuaikan pada tingkat kebutuhan sekolah.

A. Bagaimana para guru dalam mengimplmentasikan Kurikulum pada pengajaran !

B. Pada system pengajaran sekolah kami,guru diberikan kebebasan dalam pengajaran dengan

berdasarkan kode etik dan program yang telah dibuat,yakni program gugus MGMP

(Musyawarah Guru Mata Pelajaran ) yang dicanangkan setiap tahunnya,dengan begitu para

guru dituntut dapat menyusun silabus /RPP,sehingga memudahkan siswa dalam memahami

materi yang diberikan.

A. Sejauh ini apakah ada kesulitan tentang penerapan Kurikum dan bagaimana mengatasinya.!

Page 73: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

B. Pernah ada yakni dari factor pemahaman guru yang tdak tetap mengajar di sekolah ini

sehingga untuk mngevaluasinya kami belum dapat terlihat sejauhmana guru itu ada tingkat

kesulitannya,tetapi dapat kami atasi dengan memberikan solusi lewat pengertian pembinaan

pada guru.

A. Bagaimana keterlibatan siswa dalam penerapan Kurikulum !

B. Untuk dapat menerapkan kurikulum yang sudah ada pada siswa,kami khususnya bidang

kurikulum sendiri hanya memberikan sosialsasi saja tentang kurikulum yang

diterapkan,sehingga siswa tidak lagi dilibatkan secara langsung dalam penyusunanya.

A. Sejauh mana pemahaman siswa untuk Kurikulum yang diterapkan,khususnya dalam

pembelajaran !

B. belum sepenuhnya memahami tentang konsep kurikulum yang dibuat,Sejauh ini hanya

dilihat dengan penilaian ulangan umum dan belum dapat dievaluasi secara

keseluruhannya,dan apabila itu terlaksana maka tujuan Kurikulum yang telah dibuat akan

dinyatakan telah sampai pada tujuan dan itu dapat dilihat pada ujian akhir .

A. Adakah pelatihan bagi siswa dan guru untuk pengembangan kompetensi yang diharapkan !

B. Untuk pengembangan kompetensi sekolah kami mempunyai mata Diklat berupa bidang

keahlian yang disebu program Produktif ,dan sekolah bekerjasama pada bidang

Industri,Perusahan dan pihak yang terkait yang berhubungan dengan pengembangan

keahlian siswa,diantaranya: (TI) Yaitu bekerjasama dengan Indosat,UIN,dan

PUSPITEK.Sedangkan untuk Bidang Keahlian Akuntansi ditempatkan di Bank Jabar,Bank

Wakalumni dan untuk Bidang Penjualan dan Administrasi Perkantoran bekerjasama dengan

Supermarket Giant,Makro dan Kantor pemasaran.Sedangkan untuk Guru diadakan Diklat

Akuntansi,Seminar pendidikan Kreatif guru dan Work Shoop di Lembaga Pendidikan dan

Instansi Pemerintah.

A. Apakah selama ini siswa sudah memahami tentang kurikulum yang diterapkan dan

bagaimana keefktivannya dalam standarisasi yang dibuat !

B. Pada Kurikulum yang telah dicanangkan pemerintah setempat pada sekolah ini merupakan

hal yang sangat dharapakan khususnya siswa dalam memahaminya,namun pada sampai saat

ini siswa hanya memahami bentuk kompetensi yang dibutuhkan,dan efektiv atau tidaknya

itu akan dapat terlihat setelah siswa mengikuti ujian akhir sekolah.dan selama ini belum

terlihat seperti apa yang sepenuhnya diharapkan.

Page 74: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

A. Adakah Sarana yang menunjang dalam penerpan Kurikulum sehingga dapat tercapanya

proses pembelajran ! Khususnya dalam bidng keahlan .!

B. Untuk dapat menunjang pembelajaran sekolah kami menyediakan fasilitas

praktek,khususnya yang menyangkut dasar kompetensi diantaranya :

a. Tekhnik Informatika Disediakan LAB Perakitan Computer,Internet Web Site system

Online

b. Penjualan : Koperasi,Cas register,dan Ruang Displey

c. Sekretarsi dan Akuntansi: Siswa sudah dapat mengoperasikanLaptop,dan

Ruang PenataanArsip dan File kantor serta system Akuntansi dasar yaitu siswa dapat

membuat Jurnal.

A. Adakah Standarisasi nilai dalam pembelajaran untuk pencapaian kompetensi !

B. Untuk pencapaian bidang keahlian yang disusun dalam pembelajran siswa harus dapat

menguasai materi dan praktek 30 /70.Sedangkan untuk penguasan bidang program Produktif

di atas 7,00 barulah siswa dinyatakan lulus dalam pembelajaran.

A. Apakah semua Guru berlatar pendidikan,Khususnya dalam memegang mata pelajaran yang

berkaiatan dengan kompetensi dasar Kejuruan !

B. Semua guru yang ada di sini mayoritas dari bidang pendidikan,walaupun ada beberapa yang

tidak berpendidikan tinggi,dan dalam memegang mata pelajarnnyapun mereka sudah dapat

menguasai dibidangnya.

A. Menurut Bapak Kompetensi apa yang dibutuhkan sekolah ini untuk Out put selanjutnya !

B. Saya mengharapkan siswa setelah mereka lulus dari sekolah ini yang paling utama mereka

dapat diterima oleh masyarakat setempat dan mereka dapat membuat atau membuka

wirausaha sendiri,tidak hanya itu sekolah juga bekerjasama dengan instansi pemerintah dan

perusahaan sehingga siswa sebagaian telah menjadi karyawan tetap.setelah mereka

magang.diantaranya .PT Pratama Industri,Gian Swalayan.dan kantor pemasaran BSD.

A. Apakah yang dibutuhkan sekolah ini dalam penerapan kurikulum,khususunya dalam

menunjang kompetensi siswa !

B. Sekolah membutuhkan kreatifitas dalam melihat peluang dan meningkatkan kebutuhan

masyarakat sekitar baik tingkat ekonomi maupun perkembangan dunia Usaha dan Industri.

Page 75: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

STRUKTUR ORGANISASI

SMK ISLAMIYAH CIPUTAT

STAF TU

Wiwi Tarwiyah.SE Dede Suryadi Juhaedi,SAg

KOMITE SEKOLAH Bambang Suharto.SE

KEPALA SEKOLAH Drs.Mas'ud

Wakasek Kurikulum

Muh.Nisad.S.Pd

Koor.Pelaksaanaan TU

Amrullah

Wakasek Kesiswaan Mulyono

Wakasek Sarana Pra Syarif Hidayah.BA

Wakasek Humas

Fuad Faisal

Kajur Akun

Tri Iswati.S.Pd

Kajur TKPJ Hasan Basri,SE

Kajur.Adm Perk Dra.Tarsiti

Kaj.PJ Dra.Hernawati

BP

Drs.Mukhtar

Pembina OSIS

M.Indra.SE

Koor.Prakr

Drs.Oding

DEWAN GURU

SISWA

Page 76: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

Siswa SMK Islamiyah Gambaran Jumlah Kelas 1,2,dan 3 Tahun 2007/2008 Bidang

Keahlian

Program Keahlian

Kelasikl

Jenis

Kelamin

Jumlah Jumlah

Penjurusan Lk Pr

Bisnis &

Manajemen

Akuntansi 1Ak (1) 15 32 47

95 1Ak (2) 14 34 48

Adm.Perkantoran 1Ap (1) 2 44 46

92 1Ap (2) 46 46

Penjualan 1Pj (1) 29 20 49

178

1Pj (2) 27 20 47 1Pj (3) 28 20 48 1Pj (4) 17 17 34

Tekhnik

Informatika

TKPJ 1 17 23 40

40 JUMLAH 9 149 256 405 405

Bisnis &

Manajemen

Akuntansi

2Ak (1) 10 32 42 83 2Ak (2) 5 36 41

Adm.Perkantoran 2Ap 6 37 43 43 Penjualan 2Pj (1) 7 27 34

145

2Pj (2) 11 25 36 2Pj (3) 18 24 42 2Pj (4) 11 22 33

Tekhnik

Informatika

TKPJ 2TKPJ 28 20 48 48 JUMLAH 8 96 223 319 319

Bisnis &

Manajemen

Akuntansi 3Ak (1) 9 25 34

74 3Ak (2) 5 35 40

Penjualan 3Pj (1) 15 26 41

120 3Pj (2) 15 30 45 3Pj (3) 9 25 34

Tekhnik

Informatika

TKPJ 3 TKPJ 13 22 35 35 JUMLAH 6 66 163 229 229

JUMLAH TOTAL

23

311

642

953

953

Page 77: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

KOESIONER ANGKET SISWA SMK ISLAMIYAH CIPUTAT

Nama : ……………………………………..

Kelas/Semester : ……………………………………..

Jurusan : ……………………………………..

Hari/Tanggal : …………………………………….

Pukul : …………………………………….

Pernyataan tentang Kontrak pembelajaran

1.Sebelum proses pembelajaran dimulai guru dapat meberikan keterangan tentang kontark

pembelajran,seperti strategi belajar dan nilai yang diinginkan.

a. selalu c.Kadang-kadang

b. sering d.Tidak pernah

2.Apakah dalam proses penyampaian materi ajar kalian dapat memehami dengan baik

a. selalu c.Kadang-kadang

b. sering d.Tidak pernah

3.Apakah semua guru mengajar memberikan metode yang sama

a. selalu c.Kadang-kadang

b. sering d.Tidak pernah

4.Selama proses belajar berlangsung apa banyak kendala dalam memahami materi yang

diberikan guru

a. selalu c.Kadang-kaang

b. Sering d.Tidak pernah

5.Apakah kalian dalam proses belajar selalu memberikan pertanyaan yang setiap kali guru

menerangkan tentang teori belajar

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

Page 78: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

Pernyataan tentang pelaksanaan Kurikulum

6.Apakah guru selama ini dalam mengajar telah memberikan keterangan tentang tujuan

pembelajaran dan kurikulum yang dibutuhkan.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

7.Apakah selam ini dalam pembelajaan guru dapat memberikan penerangan tentang materi yang

berkenaan dengan kompetensi yang dibutuhkan.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

8.Dalam pembeljaran,Apakah kurikulum sejauh iji lebih diperkenalkan terlebih dahulu.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

9.Sejauh ini apakah kalian memahami tentang konsep kuriulum yang diberikan sekolah dalam

menunjang aktifvitas belajar.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

10.Apakah guru pernah memberikan penjelasan tentang kurikulum yang digunakan dalam proses

pembelajaran.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

Pernyataan tentang sarana belajar dalam bentuk keahlian

11.Dalam pembelajaran ada alat yang menunjang dalam praktek belajar.

a. Sangat Cukup c.Kurang cukup

b. Cukup d.Tidak cukup

12.cukupkah guru menyediakan alat dalam menerangkan jenis dan kegunaan suatu keahlian

a. Sangat Cukup c.Kurang cukup

b. Cukup d.Tidak cukup

13.berkesempatan cukupkah kalian dalam menggunakan alat tersebut

a. Sangat Cukup c.Kurang cukup

b. Cukup d.Tidak cukup

14.Sekolah apakah menyediakan sarana penunjang belajarkalian

Page 79: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

a. Sangat Cukup c.Kurang cukup

b. Cukup d.Tidak cukup

15.Cukupkah kalian diperkenalkan fungsi dan kegunaan alat penunjang selama ini

a. Sangat Cukup c.Kurang cukup

b. Cukup d.Tidak cukup

Page 80: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

Nama :

Bid mata Pelajaran :

Hari/ Tanggal :

Pukul :

Mohon bantuan Bapak/Ibu dalam pengisian koesioner ini sebagai tugas penelitian skripsi.dan

pengisian koesioner tersebut adalah benar adanya dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.

Ya Tidak

1.Apakah Bapak /Ibu dalam mengajar melakukan persiapan bahan ajar terlebih da

dahulu .

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

2.Apakah Bapak/Ibu selalu memahami materi ajar yang akan diberiakan kepada siswa

dalam setiap pembelajaran.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

3.Apakah Bapak/Ibu menggunakan RPP sebagai pedoman pencapaian tingkat

kompetensi.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Selalu d.Tidak pernah

4.Selama dalam proses pembelajaran Apakah Bapak /Ibu selalu menilai kepribadian

tingkah laku siswa dalan kelas.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

5.Apakah Bapak /Ibu menggunakan alat Bantu dalam pemahaman materi kepada

siswa.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak Pernah

6.Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan tugas kepada siswa dalam pemberian materi ajar baik di

dalam maupun di luar kelas

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

Page 81: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

7.Apakah Bapak /Ibu menggunakan fortopolio sebagai indicator pencapaian

kompetensi

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

8.Apakah Bapak /Ibu menggunkan banyak referensi dalam pemberian materi kepada

siswa.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

9.Apakah Bapak/Ibu selama dalam proses pembelajaran kelas menggunakan metode

Tanya jawab kepada siswa.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b,Sering d.Tiidak pernah

10.ApakahBaapak/Ibu menggunakan metode Ceramah dalam pembelajaran kepada

siswa.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tiidak pernah

11.Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran

kelas.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

12.Apakah Bapak /Ibu berpedoman pada kuurikulum yang telah dibuat sekolah.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

13.Dalam pengembangan kompetensi Apakah Bapak/Ibu melakukan penilaian

yang berkala kepada setiap siswa.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

14.Apakah Bapak/Ibu selalu mengikuti pelatihan untuk dapat menunjang

pengembangan kompetensi

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tiidak Pernah

Page 82: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut

15.Selalu Efektifkah siswa dalam pencapaian keahlian ketika diujikan.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

16.Apakah siswa untuk pengembangan keahlian mengikuti pelatiahan (praktek)

yang dicangkan setiap semesternya.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

17.Apakah Bapak /Ibu diberikan arahan tentang pengembangan kompetensi

pembelajaran yang diharapkan.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

18.Apakah Bapak /ibu menggunakan sarana (alat ) yang disediakan oleh sekolah.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Seering d.Tidak pernah

19.Apakah siswa dalam pembelajaran menggunakan alat yang disediakan sekolah.

a.Selalu c.Kaadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

20.Apakah Bapak/Ibu memberikan penghargaan baik spirit maupun moril kepada siswa yang

berprestasi.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah