filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan...

42
Penilaian Otentik Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 Titik Harsiati Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra UM email [email protected] Abstrak: Penilaian Otentik, Pembelajaran Bahasa Indonesia, Kurikulum 2013 Elemen perubahan yang penting dalam kurikulum 2013 adalah aspek penilaian. Dalam kurikulum 2013 terjadi pergeseran dari penilaian yang mengukur pengetahuan dan berdasarkan hasil saja, menuju penilaian otentik yang mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Karakteristik penilaian dalam kurikulum 2013 adalah adanya pergeseran pada pengutamaan proses dan penilaian otentik. Sasaran penilaian mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan pada proses pembelajaran terintegrasi dengan aspek keterampilan, dan pengetahuan. Instrumen penilaian sikap mencakup observasi, jurnal, penilaian diri, dan penilaian sejawat. Penilaian pengetahuan dintegrasikan Pendekatan dalam penilaiann asesmen karakter menggunakan merit rating dan atau interaktif kualitatif.Implementasi penilaian dilakukan dengan langkah (a) pemetaan sasaran dan waktu penilaian secara terintegrasi ketiga ranah, (b) pengembangan instrumen sesuai indikator secara komprehensif dan ukuran yang jelas, (c) pelaksanaan dengan menumbuhkan sikap positif , (d) pemberian balikan bermakna, dan (e) pelaporan secara transparan. Kata Kunci: penilaian otentik, Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia Pengantar Perubahan kurikulum 2013 bertujuan untuk menumbuhkan generasi yang cerdas komprehensif. Generasi yang diharapkan tidak hanya unggul secara pengetahuan, tetapi juga memiliki kepedulian pada sesama, jujur, kreatif, dan produktif. Kurikulum 2013 mendorong peserta didik untuk berusaha terus ingin tahu dan mencari jawabannya. Dari sini, akan tumbuh generasi yang kreatif dan produktif. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut perubahan dalam Kurikulum 2013 mencakup perubahan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Dengan perubahan Standar 1

Transcript of filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan...

Page 1: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

Penilaian Otentik Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013Titik Harsiati

Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra UMemail [email protected]

Abstrak: Penilaian Otentik, Pembelajaran Bahasa Indonesia, Kurikulum 2013

Elemen perubahan yang penting dalam kurikulum 2013 adalah aspek penilaian. Dalam kurikulum 2013 terjadi pergeseran dari penilaian yang mengukur pengetahuan dan berdasarkan hasil saja, menuju penilaian otentik yang mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Karakteristik penilaian dalam kurikulum 2013 adalah adanya pergeseran pada pengutamaan proses dan penilaian otentik. Sasaran penilaian mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan pada proses pembelajaran terintegrasi dengan aspek keterampilan, dan pengetahuan. Instrumen penilaian sikap mencakup observasi, jurnal, penilaian diri, dan penilaian sejawat. Penilaian pengetahuan dintegrasikan Pendekatan dalam penilaiann asesmen karakter menggunakan merit rating dan atau interaktif kualitatif.Implementasi penilaian dilakukan dengan langkah (a) pemetaan sasaran dan waktu penilaian secara terintegrasi ketiga ranah, (b) pengembangan instrumen sesuai indikator secara komprehensif dan ukuran yang jelas, (c) pelaksanaan dengan menumbuhkan sikap positif , (d) pemberian balikan bermakna, dan (e) pelaporan secara transparan.

Kata Kunci: penilaian otentik, Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia

PengantarPerubahan kurikulum 2013 bertujuan untuk menumbuhkan generasi yang cerdas komprehensif. Generasi

yang diharapkan tidak hanya unggul secara pengetahuan, tetapi juga memiliki kepedulian pada sesama, jujur, kreatif, dan produktif. Kurikulum 2013 mendorong peserta didik untuk berusaha terus ingin tahu dan mencari jawabannya. Dari sini, akan tumbuh generasi yang kreatif dan produktif.

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut perubahan dalam Kurikulum 2013 mencakup perubahan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Dengan perubahan Standar Penilaian, sasaran, proses penilaian, dan instrumen penilaian juga berubah. Dalam makalah ini dibahas (a) penilaian otentik dalam kurikulum 2013, (b) karakteristik penilaian pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013, dan (c) implementasi penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam Kurikulum 2013.

Penilaian Otentik dan sasaran Penilaian Kurikulum 2013Asesmen otentik merupakan komponen penting dari reformasi pendidikan sejak tahun 1990-an.

Asesmen otentik muncul sebagai reaksi terhadap keterbatasan metode penilaian tradisional yang bertumpu pada penggunaan tes tertulis. Instrumen tes belum mampu menggambarkan kinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tes belum mampu memperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat.

Dalam Kurikulum 2013 peserta didik belajar secara otentik. Dalam pembelajaran otentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan saintifik, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata. Di sini, guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang akan dipelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Pembelajaran otentik seperti itu memerlukan penilaian yang bersifat otentik. Penilaian otentik mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.

Asesmen otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Asesmen otentik dengan karakteristiknya mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik baik dari segi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Asesmen otentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik karena berfokus pada kemampuan siswa untuk berkembang. Asesmen otentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan

1

Page 2: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan.

Asesmen Otentik menicayakan proses belajar yang otentik pula. Belajar otentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau kehidupan pada umumnya. Asesmen semacam ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyata menunjukkan kompetensi atau keterampilan yang dimilikinya. Contoh asesmen otentik antara lain keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran, portofolio, memilih kegiatan yang strategis, dan mendemonstrasikan/ menampilkan suatu kemampuan (Elliot, 2006).

Menurut Shuch (2005) penilaian otentik cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual. Penilaian otentik memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih nyata. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa dalam penilaian otentik pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.

Penilaian otentik memiliki karakteristik khusus berkaitan dengan teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan sebagai warga negara, kesuksesan di tempat kerja atau konteks dunia nyata yang lain. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.

Karakteristik Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa

Penilaian Menumbuhkan Sikap Positif Kurikulum 2013 menekankan tumbuhnya sikap positif dalam diri peserta didik. Sikap yang ditekankan

terutama adalah meningkatkan kreativitas. Karena itulah penilaian dirancang agar mampu menumbuhkan sikap positif. Proses penilaian dan instrumen yang digunakan dalam Kurikulum 2013 diharapkan dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik. Dalam rangka menumbuhkan kreativitas, tugas atau soal menuntut jawaban terbuka atau merangsang beragam jawaban. Jawaban yang divergen merangsang siswa untuk menumbuhkan kreativitas. Proses penilaian banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri.Penilaian diri berfungsi sebagai sarana refleksi dan meningkatkan diri. Penilaian diharapkan memberikan balikan yang bermakna dan tidak sekedar menghasilkan skor. Penilaian berfungsi untuk mendeteksi kesulitan, meningkatkan motivasi, dan penyimpulan hasil. Penilaian memberikan penghargaan pada kreativitas dan kejujuran berkarya. Penilaian hendaknya menggunakan contoh/ teks yang mendidik. Menggunakan beragam instrumen untuk melihat keajegannya. Penilaian bersifat otentik dengan sasaran penilaian pada aspek-aspek penting dalam konteks dunia nyata. Penilaian dilakukan dalam proses yang transparan dengan ukuran yang jelas. Dengan deskripsi rubrik yang jelas siswa dapat menilai sendiri dan meningkatkan kompetensinya.

Berdasarkan karakteristik tersebut, penilaian keterampilan reseptif (membaca dan menyimak) dalam pembelajaran bahasa Indonesia dirancang agar dapat menumbuhkan sikap positif. Kriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi dalam penilaian dapat menumbuhkan sikap positif yang berupa objektifitas. Teks yang dipilih juga dirancang agar berisi hal-hal mendidik. Teks yang dipilih sebagai bahan uji penilaian tidak bias SARA, erotis, atau bersifat kekerasan. Penilaian dalam Kurikulum 2013 menekankan pada aspek kejujuran kejujuran, kreativitas, dan kekritisan. Dengan demikian, guru perlu mempertimbangkan hasil/ jawaban siswa bersifat orisinal atau mencontek. Guru juga perlu memberi bobot skor tinggi untuk jawaban yang kreatif. Selain itu, guru memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan kekritisan. Dengan berpikir kritis peserta didik diharapkan dapat membuktikan dan menilai data yang dibaca/ didengar (Stella Cottrell, 2005). Soal membaca/ menyimak harus merangsang peserta didik berpikir kritis. Dalam penilaian membaca/ menyimak, pertanyaan untuk membuktikan jawaban merupakan hal wajib untuk menumbuhkan kekritisan siswa. Pertanyaan yang diikuti pembuktian menumbuhkan kekritisan siswa. Penyekoran untuk aspek pemikiran kritis hendaknya diberi bobot yang cukup memadai. Penilaian keterampilan reseptif juga mengembangkan kreativitas untuk menerapkan apa yang dibaca/ didengar dalam memecahkan masalah. Alderson (2004) menyarankan adanya pertanyaan pemecahan masalah untuk menumbuhkan kreativitas. Dengan

2

Page 3: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

pertanyaan kreatif peserta didik dituntut menerapkan yang dipahami untuk memecahkan masalah atau menciptakan karya setelah membaca/ menyimak. Marzano (2006) menyarankan penilaian keterampilan membaca dengan teks argumen kompleks untuk menumbuhkan berpikir kritis.

Berkaitan dengan penumbuhan sikap positif tersebut, penilaian keterampilan produktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu dirancang agar menumbuhkan kreativitas, produktifitas, dan kejujuran dalam berkarya. Kreativitas dalam menggunakan kalimat, dalam membuka, mengembangkan, dan menutup wacana/ teks menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan. Demikian juga kejujuran berkarya menjadi aspek penting dalam penilaian pembelajaran menulis. Penilaian pembelajaran menulis dirancang agar dapat mengendalikan kejujuran berkarya. Oleh karena itu, tugas menulis perlu dikendalikan agar guru dapat mendeteksi orisinalitas tulisan siswa. Hal ini sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 yang menekankan pada tumbuhnya sikap jujur (Kemendikbud, 2013).

Penilaian Dilakukan Terintegrasi pada Proses PembelajaranPembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 bermuara pada pengembangan kompetensi

dalam ranah sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan (KI-3), dan (KI-4) keterampilan. Pendekatan berbasis teks yang dikembangkan pada kurikulum ini diaplikasikan melalui kegiatan belajar yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) mereka dalam memahami dan menyusun berbagai jenis teks sesuai dengan jenjang. Adapun pengembangan sikap (KI-1 dan KI-2) tidak menjadi bagian tersendiri sebagai sesuatu yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Kompetensi dasar yang terdapat pada KI-1 dan KI-2 dikembangkan melalui integrasi dalam pengembangan kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Sebagai contoh, ketika peserta didik mempelajari struktur teks laporan observasi dan mengaplikasikan konsep tersebut melalui penyusunan teks, sikap-sikap yang diinginkan pada KD di KI-2, yaitu disiplin, tanggung jawab, kritis, jujur, kreatif dan sikap positif yang lain. Guru harus selalu terus menerus mengembangkan sikap-sikap tersebut di dalam proses pembelajaran. Berkaitan dengan karakteristik tersebut penilaian Kurikulum 2013 berfokus pada penilaian proses. Penilaian proses dilakukan untuk mengamati sikap siswa dan aspek afektif yang lain. Selain itu, penilaian proses berfungsi sebagai alat deteksi dini kesulitan siswa (Harsiati, 2010). Penilaian proses dalam Kurikulum 2013 berperan penting untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran. Sasaran penilaian sikap dalam kurikulum 2013 terintegrasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, guru juga secara otomatis melakukan penilaian dalam proses pembelajaran. Terutama, penilaian sikap peserta didik yang harus diamati pada proses pembelajaran.

Penilaian otentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam konteks penilaian otentik aspek kebahasaan diajarkan dan dinilai terpadu dengan keterampilan berbahasa. Dengan demikian tidak diberikan soal-soal yang bersifat kebahasaan murni tanpa konteks keterampilan berbahasa.

Sasaran Penilaian Mencakup Keseluruhan Aspek Kompetensi Dalam kurikulum 2013 terjadi pergeseran dari penilaian yang mengukur pengetahuan dan berdasarkan hasil saja, menuju penilaian otentik yang mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan.Dari sudut pandang cakupan kompetensi, cakupan penilaian mencakup aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Secara lebih rinci cakupan penilaian kompetensi digambarkan berikut.

Dari gambar 1 di atas nampak adanya tiga hal utama yang akan dinilai yaitu pengetahuan keterampilan dan aspek afektif. Aspek afektif mencakup watak, motif, dan nilai-nilai. Menurut Macmillan (2004) aspek

3

Watak motif

Konsep diri

Sikap/ nilai-nilai

Keterampilan

Pengetahuan

Page 4: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

afektif sulit dinilai karena tersembunyi dan indikatornya tidak dapat diamati secara langsung. Dengan karakteristik aspek afektif seperti itulah asesmen terhadap nilai-nilai menggunakan beragam alat yang saling melengkapi.

Penilaian Diarahkan pada Berbagai Fungsi Penilaian dalam Kurikulum 2013 dilakukan dengan mengemban berbagi fungsi. Menurut Brown

(2004: 7) penilaian harus bisa berfungsi untuk (a) mengidentifikasi ketuntasan keterampilan yang dicapai siswa, (b) memotivasi keterlibatan siswa dalam belajar, (c) mengembangkan sikap positif siswa, (d) memberi balikan kepada siswa, (e) menentukan tingkatan pencapaian siswa, dan (f) mengevaluasi kefektifan pembelajaran.

Tujuan penilaian dalam pembelajaran hendaknya berfungsi (a) menelusuri agar proses pembelajaran peserta didik tetap sesuai dengan rencana (keeping track), (b) mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran (checking-up), (c) untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran, dan (d) menyimpulkan apakah anak didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum (summing-up).Penilaian dalam Kurikulum 2013 diarahkan pada berbagai fungsi tersebut agar dapat mencapai kompetensi secara maksimal.

Penilaian Menggunakan Beragam Jenis Penilaian dan Teknik Penilaian Sebagai bagian penting dalam rangkaian desain kurikulum, Standar Penilaian pun berubah.

Penilaian yang mengukur hanya hasil pencapaian kompetensi harus bergeser menjadi penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Dengan perubahan tersebut diperlukan beragam instrumen penilaian untuk melaksanakan penilaian dalam Kurikulum 2013.

Pada Permendikbud Nomor 66 2013 dijelaskan bahwa penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik menggunakan beragam jenis penilaian. Jenis penilaian dalam Kurikulum 2013 mencakup: penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah.

Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

Secara nasional terdapat Ujian Nasional.Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. Untuk mata pelajaran yang tidak diujikan secara nasional diuji melalui Ujian Sekolah. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

4

Page 5: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

Penilaian dalam Kurikulum 2013 juga menggunakan instrumen yang beragam. Hal ini konsekuensi langsung dari beragamnya sasaran penilaian dalam Kurikulum 2013. Ragam instrumen penilaian dalam Kurikulum 2013 mencakup observasi, jurnal, proyek, portofolio, tes tertulis, unjuk kerja, penilaian diri, dan penilaian sejawat. Dalam upaya menumbuhkan sikap positif pada diri peserta didik, penilaian dalam Kurikulum 2013 mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama.

Pelibatan Peserta Didik dalam Penilaian Diri dan Kriteria PenilaianSetelah mengerjakan suatu tugas peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi

kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Dalam Kurikulum 2013 penilaian diri dan penilaian sejawat memiliki peran yang penting. Pelibatan siswa dalam merumuskan kriteria tugas dan pelaku penilaian dalam upaya menciptakan proses refleksi dan peningkatan diri. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan (Elliot, 2007). Dengan demikian guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas.

Dalam pendekatan penilaian secara interaktif, konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas yang memberi peran aktif peserta didik. Peserta didik memainkan peran aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran dan sekaligus proses penilaannya..

Dengan demikian penilaian otentik mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru. Menurut Elliot (2007) penilaian otentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Pada penilaian otentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. Penilaian otentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja

Penilaian Bermakna Kualitatif dan KuantitatifPenekanan pada proses dan keterlibatan peserta didik dalam penilaian menuntut pemberian

balikan bermakna atas karya yang dibuat peserta didik. Dalam hal ini data penilaian harus beragam. Data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif dianalisis dan dilaporkan untuk memberikan balikan secara bermakna kepada peserta didik. Karena itu, rapor dalam Kurikulum 2013 terdapat nilai kuantitatif dan deskripsi. Dengan laporan yang berupa deskripsi akan didapatkan informasi komprehensif tentang pencapaian kompetensi peserta didik.

Pengolahan secara kuantitatif dan kualitatif terkait dengan dua model asesmen dalam menilai perilaku (Schuh, 2009: 19). Pertama adalah model Merrit Rating yang banyak mendasarkan pada skala pengukuran. Dengan pendekatan ini, penilaian merupakan proses mendeskripsikan performance/ perilaku peserta didik dengan menggunakan skala kuantitatif. Asesmen pada model ini banyak berkaitan n dengan pemberian angka dan level terhadap suatu atribut karakter tertentu yang dimiliki seseorang. Penilai secara formal menaksir pencapaian siswa dengan mengamati apa saja yang dilakukan siswa. Penilaian terfokus pada proses pemberian angka dan level tertentu terhadap atribut seseorang dengan mengacu pada aturan tertentu. Sasaran asesmen pada perkembangan pembelajaran kurang menjadi fokus pada model Merit Rating. Penilai menentukan sendiri kriteria pencapaian tanpa melibatkan peserta didik. Asesmen model ini bertumpu pada penyusunan rubrik dan skala untuk dikenakan pada orang yang dinilai. Akhirnya, penilaian difokuskan pada penafsiran atau interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif atau data kualitatif yang dikuantitatifkan.

Model kedua pada asesmen karakter adalah asesmen interaktif. Pendekatan konstruktivisme mewarnai model asesmen interaktif. Pada model ini asesmen dianggap sebagai sarana meningkatkan potensi peserta didik secara optimal dengan mengkonstruk pemahaman bersama atas apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapai, masalah apa yang timbul pada periode pencapaian, bagaimana perkembangan pencapaian, dan bagaimana tindaklanjut yang disekapati akan dilakukan untuk mencapai

5

Page 6: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

hasil dan dampak maksimal. Perkembangan nilai, keterampilan, dan pengetahuan siswa dipetakan untuk mendapat bantuan lebih lanjut mencapai hasil maksimal. Pada model ini penilai tidak secara formal menaksir perkembangan pencapaian siswa dengan mengamati apa saja yang dilakukan siswa. Penilai mengamati secara utuh perkembangan pemahaman nilai-nilai, perasaan siswa, dan melaksanaannya dalam bentuk tindakan. Penilai menentukan kriteria pencapaian dengan melibatkan peserta didik. Asesmen model ini bertumpu pada konferensi interaktif antara penilai dan yang dinilai untuk memahami apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapai, masalah apa yang timbul pada periode pencapaian, bagaimana perkembangan pencapaian, dan bagaimana tindaklanjut yang disekapati untuk mencapai hasil maksimal. Penilai dan yang dinilai secara interaktif dan periodik mendiskusikan perkembangan nilai, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Siswa juga didorong untuk menilai dirinya sendiri agar dapat memahami perasaan, potensi, dan perkembangan yang dicapai serta menentukan tindak lanjut yang terbaik. Implementasi Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adalah adanya kompetensi dasar sikap. Kompetensi dasar sikap terdiri atas dua bagian yaitu Kompetensi Dasar Sikap Spiritual dan Kompetensi Dasar Sosial. Kompetensi dasar sikap tidak diajarkan secara konseptual tetapi ditumbuhkan seiring dengan pembelajaran keterampilan dan pengetahuan. Karena sikap tidak diajarkan secara konseptual, penilaiannya juga tidak secara konseptual. Penilaian sikap langsung mengamati pada pelaksanaan perilaku sebagai pengamalan sikap tertentu. Instrumen yang digunakan juga menggunakan alat-alat yang dapat mengumpulkan data primer. Instrumen yang digunakan mencakup panduan observasi, penilaian diri, penilaian sejawat, dan jurnal (Standar Penilaian, 2013).

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

KD pada KI-1: aspek sikap spiritual untuk matapelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok. Kompetensi Dasar pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk matapelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2). Guru dapat menambahkan sikap-sikap tersebut menjadi perluasan cakupan penilaian sikap. Perluasan cakupan penilaian sikap didasarkan pada karakterisitik KD pada KI-1 dan KI-2 setiap matapelajaran.

Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 bermuara pada pengembangan kompetensi dalam ranah sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan (KI-3), dan (KI-4) keterampilan. Pendekatan berbasis teks yang dikembangkan pada kurikulum ini diaplikasikan melalui KBM yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) mereka dalam memahami dan menyusun berbagai jenis teks sesuai dengan jenjang.

Adapun pengembangan sikap (KI-1 dan KI-2) tidak menjadi bagian tersendiri sebagai sesuatu yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Kompetensi dasar yang terdapat pada KI-1 dan KI-2 dikembangkan melalui integrasi dalam pengembangan kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Sebagai contoh, ketika peserta didik mempelajari struktur teks laporan observasi dan mengaplikasikan konsep tersebut melalui penyusunan teks, sikap-sikap yang diinginkan pada KD di KI-2, yaitu disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras. Guru harus selalu terus menerus mengembangkan sikap-sikap ini di dalam KBM. Berkaitan dengan karakteristik Kurikulum 2013 tersebut, sasaran penilaian mencakup aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Rincian tiap-tiap penilaian tersebut dipaparkan berikut.

Penilaian Pencapaian SikapDalam kurikulum 2013 penilaian harus mampu menggambarkan proses perkembangan sikap

siswa. Menurut Lickona (1991: 51) pengembangan karakter seharusnya membawa siswa pada pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Untuk sampai ke praksis, ada satu peristiwa batin yang amat penting yang harus terjadi dalam diri anak, yaitu

6

Page 7: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

munculnya keinginan yang sangat kuat (tekad) untuk mengamalkan nilai. Peristiwa ini disebut Conatio, dan langkah untuk membimbing anak membulatkan tekad ini disebut langkah konatif. Pendidikan karakter mestinya mengikuti langkah-langkah yang sistematis, dimulai dari pengenalan nilai secara kognitif, langkah memahami dan menghayati nilai secara afektif, dan langkah pembentukan tekad secara konatif.Dengan proses seperti yang telah diuraikan tersebut penilaian sikap proses dalam konteks pendidikan karakter mencakup perkembangan tumbuhnya nilai pada diri siswa. Oleh karena itu, penilaian sikap dilakukan dalam proses pembelajaran. Penilaian sikap bukan dilakukan secara teori, tetapi dilakulkan dengan mengadakan pengamatan terhadap munculnya perilaku yang diharapkan pada Kompetensi Inti Sikap Spiritual dan Kompetensi Inti Sikap Sosial.

Berdasarkan sasaran penilaian yang berupa wujud pelaksanaan nilai-nilai tersebut, penyimpulan pengamatan dikelompokkan menjadi empat kategori (Kemendikbud, 2013). Empat kategori penilaian tersebut mencakup kategori belum terlihat, mulai terlihat, mulai berkembang, dan membudaya. Kategori belum terlihat apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku/ karakter yang dinyatakan dalam indicator. Kategori mulai terlihat apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten). Kategori mulai berkembang apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku/ karakter yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten. Kategori membudaya apabila peserta didik terus-menerus memperlihatkan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.

Penilaian Kompetensi SikapSikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon

sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku.

Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual.

Perencanaan penilaian dilakukan terpadu dengan perencanaan pembelajaran. Perencanaan terpadu dengan keseluruhan pembelajaran perlu dilakukan karena penilaian otentik memadukan antara penilaian dan pembelajaran. Penilaian otentik menekankan pada proses (Such, 2007). Perencanaan penilaian dalam kurikulum 2013 dilakukan dengan langkah berikut.

1) Membuat pemetaan unit-unit KD sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang relevan2) Menelaah cakupan kompetensi sikap, keterampilan, pengetahuan3) Menjabarkan cakupan kompetensi menjadi indikator esensial4) Mengembangkan instrumen yang sesuai5) Merancang jumlah jabaran pengamatan sikap, keterampilan, pengetahuan6) Merancang waktu pengambilan data penilaian dan frekuensi pengambilan data7) Mengembangkan rambu-rambu pengolahan

Berikut dicontohkan pemetaan Kompetensi Dasar secara terintegrasi

KD Indikator Kegiatan Alat/Frekuensi/ waktu penilaian

1. 1.11.22.13.14.1

Berdoa sebelum dan sesudah melakukan tugasMenunjukkan semangat belajar bahasa Indonesia sebagai wujud syukur kepada TuhanMau menggunakan

Peserta didik membangun konteks dengan bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan tema

Mengamati : Peserta didik mengamati gambar yang berkaitan dengan fungsi teks laporan hasil observasi

Observasi 4 kali pengamatan pada materi observasiinstrumen ( SR1, J1, S1, TJ1)

Pelaksanaan SR1, S1, TJ1 dalam proses

7

Page 8: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

bahasa Indonesia secara cermat sebagai

Melakukan pengamatan yang ditugaskan dengan sebenarnya (jujur) Ketika diminta menilai diri sendiri mau menilai diri siswa melakukan sesuai kenyataan (jujur)

Mau menyelesaikan semua tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab

Tidak berperilaku dan berkata kasar yang menyinggung orang lain

Peserta didik membaca teks laporan observasi melalui pemodelan teks

pembelajaran guru menandai siswa sesuai indikator

Mengidentifikasi bagian-bagian struktur teks observasiMengidentifikasi ciri-ciri kebahasaan teks observasiMengurutkan bagian-bagian teks sesuai dengan struktur teks observasi

MenanyaPeserta didik dengan atau tanpa bantuan guru menanya tentang teks hasil observasi ( struktur dan ciri-ciri bahasa)

MengeksplorasiPeserta didik menggali data dari model teks observasi dan mendiskusikan struktur teks hasil observasi

Peserta didik mengenal dan mendiskusikan ciri bahasa teks hasil observasi

Menalar/ mengasosiasiPeserta didik menghubung-hubungkan data pengamatan dan menyimpulkan struktur, ciri isi, dan ciri penggunaan bahasa teks observasi

MenciptaPeserta didik Membaca teks hasil observasi

Peserta didik adu cepat saling menjawab pertanyaan isi bacaan Peserta didik merangkum isi dalam bentuk pohon/ diagram

8

Page 9: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

MengomunikasikanPeserta didik memajang hasil dan saling mengomentari dengan santun Membuat jejaringBerkelompok mencari teks hasil observasi dan mengidentifikasi bagian-bagiannya

Mencari teks observasi dan mengidentifikasi bagian-bagiannya

P1 penugasanIdentifikasi, dan pengurutan bagian-bagian teks observasiK1 membuat diagram yang mencerminkan isi teks

J2 (tidak mencontek)2. 1.1

1.22.13.24.2

Membangun konteks (membacakan puisi atau lagu yang sesuai tema

Mengamati Membaca teks hasil observasi dan teks deskripsi

Menanya Peserta didik membuat pertanyaan tentang kedua teks baik dari segi isi, penataan kalimat, pengurutan isi

Mengeksplorasi/ mencobaMembaca kedua teks dan mendiskusikan perbandingan dari segi isi, bentuk kalimat, pilihan kata

MenalarMenyimpulkan persamaan dan perbedaannya

MenciptaSiswa secara berkelompok mengidentifikasi topik yang Mengidentifikasi topikMembuat kerangka isi pada bagian awal, inti, penutup teks observasi

Menggali data (membaca berbagai informasi tentang topik)Menyusun sesuai struktur teks observasi

Membuat jejaring Peserta didik memajang hasil dan saling menilaiMencari bandingan contoh lain

Menelaah aspek judul, klasifikasi/definisi

SR Sikap keduaJujur

9

Page 10: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

umum, deskripsi bagian, deskripsi manfaat dan kaidah kebahasaan Peserta didik mau merevisi teks hasil observasi Membuat teks observasi hewan peliharaan

P2 (3.2) penugasanmembandingkan teks observasi dan deskripsi

K2 (4.2) membuat teks observasi

Perencanaan TerintegrasiDirencanakan bersamaan dengan merancang pembelajaran secara utuh.

Dalam kurikulum 2013 perlu dirancang/ dipetakan unit-unit KD dari keempat KI. Pada kurikulum 2013 KD pengetahuan dan keterampilan dijadikan landas tumpu untuk menumbuhkan sikap spiritual dan sikap sosial. Dengan demikian perlu dipetakan unit-unit penggabungan KD pengetahuan, keterampilan, dan sikap. a) Sikap apa yang diintegrasikan pada KD pengetahuan dan KD keterampilan pada satu satuan unit RPPb) Mencermati Standar Isi dan memetakan sikap apa saja yang akan ditumbuhkan dalam satu semester/

satu tahun dan berapa kali repetisi/ fokus untuk tiap-tiap sikapPemetaan

Kompetensi Inti Indikator Pengambilan data/ instrumenO D E Ekpl cerpen

Tanggung jawab 2.12.22.3

Menyelesaikan tugas mengidentifikasi struktur teks observasiMenyelesaikan tugas menulis wacana hasil observasiMenyelesaikan tugas

Jujur 2.1 2.4

Mengerjakan tugas menulis observasi tanpa mencontek (menulis sumbernya)Eksposisi

percaya diri 2.22.5peduli2.5Santun 1Santun 22.1, 2.3, 2.5Kreatif 1Kreatif 2Kreatif 32.32.4

Contoh Instrumen Sikap Spritual dalam Pembelajaran bahasa Indonesia

No Sikap yang diamati MelakukanYa Tidak

1 Antusias mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia sebagai wujud kepada Tuhan

10

Page 11: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

diberi nikmat sehat untuk belajar2 Berdoa/ menyebut nama Tuhan sebelum memulai pekerjaan 3 Mau menggunakan bahasa Indonesia sebagai wujud syukur atas karunia Tuhan4 Mau peduli merevisi penggunaan bahasa Indonesia yang kurang tepat 5 Mau menuliskan ungkapan doa/ syukur kepada Tuhan dalam lembar refleksi setelah

menyelesaikan pengerjaan tugas

Contoh Instrumen Sikap Jujur pada Pembelajaran Teks Observasi

No Sikap yang diamati MelakukanYa Tidak

1 Tidak mencontek dalam menghasilkan teks observasi (K1-4.2)2 Tidak mencontek dalam membuat tugas menganalisis perbedaan teks observasi dan

deskripsi (P2- 3.2)3 Tidak mencontek dalam membuat diagram pohon hasil membaca teks observasi (4.1)4 Tidak mencontek dalam mencari contoh lain teks observasi dan mengidentifikasi

struktur teks observasi (3.1)5 Mencantumkan sumber jika mengutip karangan orang lain

Petunjuk :Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kejujuran. Amati hasil siswa dalam tugas dan proses pengerjaannya tugas P1, P2, K1, K2! Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan!Ya = apabila peserta didik menunjukkan perbuatan sesuai aspek pengamatanTidak = apabila peserta didik tidak menunjukkan perbuatan

sesuai aspek pengamatan.Petunjuk Penskoran :

Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Nama Peserta Didik : ………………….Kelas : ………………….Tanggal Pengamatan : …………………..Materi Pokok : …………………..

No Rincian PengamatanSkor

1 2 3 41 Menyelesaikan tugas membuat teks observasi secara mandiri (K1-4.2)2 Menyelesaikan tugas menganalisis perbedaan teks observasi dan deskripsi (P2-

3.2)3 Menyelesaikan tugas membaca hasil observasi dan membuat diagram isi 4 Menyesaikan tugas membuat teks observasi secara kelompok

Jumlah Skor

11

Page 12: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

Rekapitulasi Sikap Semester

No

Nama

Peserta

Didik

Sikap Sosial

kreatif

Tang

gung

jawa

b

Juju

r

Sant

un

Perc

aya

diri

O D Eks Ekl Ob eks O EP C

Rekapitulasi sikap spiritual dalam Mata Pelajaran

No Nama

Sikap Spiritual

Berd

oa s

ebel

um

bela

jar

Men

ggun

akan

baha

sa In

done

sia

Mau

mer

evisi

/ped

uli

terh

adap

Berd

oa s

etel

ah

smen

yele

saika

n

O D E Ekl C Ob eks E E O EP C

Rekap Penilaian

Sikap

Mata Pelajaran

Rata-Rata

Nilai Akhir

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jujur 3.2 2.4 3.7 3.5 3 2.78 2.5 2.33 3.4 3.1 2.9 Baik

Disiplin 3.4 3.2 3.1 3.5 3.4 3.4 3.0 3.5 2.9 3.0 3.24 Baik

12

Page 13: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

Kerjasama 1.7 2.9 2.3 2.4 3.5 1.4 3.5 1.5 3.6 2.1 2.5 Baik

Catatan perilaku siswa secara khusus bisa dicatat pada jurnal

Jurnal

Nama Peserta Didik : ………………..Aspek yang diamati : ………………..

Implementasi Penilaian Pengetahuan Adapun penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilaian potensi intelektual yang terdiri dari

tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi (Anderson & Krathwohl, 2001). Penilaian pengetahuan dilakukan dengan instrumen berupa tes (Brown, 2004). Meskipun menggunakan tes, penilaian pengetahuan dilakukan secara terintegrasi dengan keterampilan dan penumbuhan sikap. Dengan demikian penilaian pengetahuan berbahasa tidak mengukur pengetahuan hafalan semata tetapi menilai pengetahuan dalam konteks ketera,mpilan berbahasa (membaca, menyimak, menulis, atau berbicara). Pada Standar Penilaian disebutkan bahwa instrumen penilaian aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Perumusan indikator pengetahuan dan bentuk soal dicontohkan berikut.

Kompetensi Dasar Indikator3.1 Memahami teks hasil observasi, deskripsi, eksposisi, eksplanasi, dan cerpen baik secara lisan maupun tertulis.

Mengidentifikasi tesis dari teks eksposisi yang dibacaMengidentifikasi argumen dari teks eksposisi yang dibacaMengidentifikasi penegasan dari teks eksposisi yang dibacaMenjelaskan ciri tesis, argumen, penegasan dari segi isi dan penggunaan bahasanya

3.2 Membedakan memahami teks hasil observasi, deskripsi, eksposisi, eksplanasi, dan cerpen baik secara lisan maupun tertulis.

Membedakan teks observasi dan deskripsi dari segi strukturMembedakan teks observasi dan deskripsi dari segi isi penggunaan bahasaMembedakan teks observasi dan deskripsi dari segi isi

Teknik Penilaian dan Bentuk InstrumenTeknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Tiap-

tiap teknik tersebut dilakukan melalui instrumen tertentu yang relevan. Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Teknik dan Bentuk Instrumen PenilaianTeknik Penilaian Bentuk Instrumen

Tes tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.Tes lisan Daftar pertanyaan.Penugasan Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau

13

No. Hari/ Tanggal Kejadian Keterangan

Page 14: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Arah pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas bukanlah untuk mencapai domain kognitif dengan menjelaskan teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan. Siswa diarahkan untuk mencapai domain kognitif melalui pengamatan dan mengalami membaca berbagai teks. Pengetahuan diperoleh dengan mengamati (mendengar/ membaca), mengalisis, membandingkan, dan mengidentifikasi kekurangan beragam teks. Jadi, guru melibatkan siswa dalam kegiatan berbahasa dengan pondasi yang kuat pengetahuan siswa mengenai berbagai teks tersebut. Aspek tata bahasa dan kosakata akan muncul dengan sendirinya pada proses kegiatan berbahasa dengan pemicu berbagai teks tadi.

Dengan demikian penilaian aspek pengetahuan juga tidak semata-mata mengukur pemahaman konsep suatu teks dan lepas dari konteks keterampilan. Penilaian pengetahuan juga dibingkai dalam konteks mengamati/ membaca/ mendengar berbagai teks.

Instrumen tes tulis uraian yang dikembangkan haruslah disertai kunci jawaban dan pedoman penskoran. Pelaksanaan penilaian melalui penugasan setidaknya memenuhi beberapa syarat, yaitu mengkomunikasikan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik, menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang baik. Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas dan penugasan mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. Berikut ini akan disajikan contoh bentuk instrumen terkait dengan teknik penilaian tes tulis, tes lisan, maupun penugasan.

Bacalah kedua teks berikut!Teks 1

Komodo, Binatang Melata Terberat di Dunia

Tahukah Anda binatang melata apakah yang paling besar? Binatang itu adalah komodo. Binatang itu hidup di semak-semak belukar dan di daerah hutan di sejumlah pulau di Indonesia.

Komodo adalah binatang melata terberat di dunia, mempunyai berat 100 kg atau lebih. Komodo terbesar yang pernah diukur mempunyai panjang lebih dari 3 meter dan berat 166 kg, tetapi ukuran komodo rata-rata yang hidup secara liar adalah sekitar 2,5 meter dengan berat 91 kg.

Komodo mempunyai kulit bersisik yang berwarna abu-abu, moncong yang lancip, tungkai lengan yang kuat, dan ekor yang berotot. Komodo menggunakan indera penciuman yang tajam untuk mendeteksi keberadaan bangkai binatang yang terletak beberapa kilometer di kejauhan. Komodo memburu binatang melata lainnya, seperti binatang mamalia yang besar, bahkan kadang-kadang bertindak sebagai binatang kanibal.

Hampir semua bagian gigi komodo tertutup oleh gusi. Ketika komodo sedang makan, gusinya berdarah dan menjadi media ideal bagi berkembangnya bakteri yang berbahaya. Bakteri yang hidup dalam air liur komodo menyebabkan darah korban yang digigit keracunan. Komodo akan menggigit binatang mangsanya, lalu membuntutinya sampai binatang itu lemas tidak berdaya untuk dibawa pergi.

Spesies binatang melata ini terancam punah. Kenyataan itu, antara lain, disebabkan oleh kegiatan perburuan yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, ancaman kepunahan komodo disebabkan oleh terbatasnya binatang yang menjadi mangsanya dan habitatnya yang rusak.

(Sumber: http://olvista.com/fauna/kiwi-burung-unik-dari-selandia-baru)

Teks 2Si Piko, Kucingku

Piko, kucingku, sangat nakal.Tiap pagi ia duduk persis di depan mukaku untuk membangunkanku. Bulu-bulunya yang mengenai hidungku membuatku sulit bernafas dan membuatku terbangun sambil bersin-bersin. Ia juga suka mengikuti ibuku di seputar dapur. Kelihatannya lucu tetapi kadang-kadang membuat ibuku risih dengan ulahnya yang mengikuti ibuku, menggesek-gesekkan kepalanya di kaki ibuku sambil mengeong. Piko juga sangat pilih-pilih makanan. Ia sering menolak makanan kaleng dan makanan yang tidak segar. Ia hanya mau makan ikan dan susu segar. Jika

14

Page 15: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

merasa bosan, ia suka berjalan-jalan mengelilingi rumah dan mencakar-cakar apa saja yang ditemuinya dengan kukunya yang tajam. Ia seringkali meloncat-loncat dan menjatuhkan perabotan di rumah kami.

Kenakalan Si Piko sebanding dengan kemanjaan dan kelucuannya. Ketika ibuku atau aku sedang duduk-duduk di sofa sambil membaca buku, ia pasti meloncat ke pangkuanku atau ke pangkuan ibuku. Tangannya pasti akan menarik-narik buku yang kami baca, jika kami tidak mengelus-elus kepalanya. Ia akan tertidur pulas di pangkuan kami, jika kami memanjakannya denga mengelus-elus kepalanya. Ketika ada seekor cicak melintas, dengan cekatan ia akan menangkapnya. Ia tidak memakan cicak itu, ia justru bermain-main dengan ekor cicak yang putus dan cicak dibiarkannya berlari. Dengan tingkahnya yang lucu, ia akan terus mengamati dan membolak-balik ekor cicak yang terus bergerak.

Kami sekeluarga sangat senang karena Si Piko kucing yang tidak jorok. Ia masih selalu mengingat apa yang kami ajarkan untuk selalu buang air kecil dan buang air besar di toilet. Kadang kami harus berebut untuk duluan ke toilet. Jika di antara kami tidak mau mengalah, dengan sabar ia akan menungu sampai kami keluar. Dengan kebiasaannya itu, kami sekeluarga merasa nyaman karena rumah kami terbebas dari kotoran yang berceceran dengan baunya yang tidak sedap. Kami sekeluarga sangat mencintai Si Piko dengan segenap kenakalan, kemanjaan, dan kelucuannya.

Tugasa. Tuliskan perbedaan kedua teks di atas dari segi struktur teks! Beri bukti dari teks! b. Tuliskan perbedaan kedua teks dari segi isi! Beri bukti dari teks!c. Tuliskan perbedaan kedua teks dari segi penggunaan kalimat dan pilihan katad. Tulislah perbedaan dengan mengisi tabel berikut!

Rubrik Penilaian Rubrik Penilaian

Aspek yang dinilai

Penilaian1 2 3

Ketepatan perbedaan observasi dan deskripsi dari segi struktur teks

Belum menemukan perbedaan struktur

Menemukan perbedaan struktur teks observasi dan deskripsi secara tepat

Menemukan perbedaan struktur teks observasi dan deskripsi dengan bukti secara tepat

Ketepatan perbedaan cakupan isi teks deskripsi dari segi segi isi

Belum menemukan perbedaan isi

Menemukan perbedaan teks observasi dan deskripsi dari segi isi

Menemukan perbedaan struktur teks observasi dan deskripsi dengan bukti

Ketepatan perbedaan cakupan isi teks deskripsi dari segi segi penggunaan bahasa (kalimat dan pilihan kata)

Belum menemukan perbedaan isi

Menemukan perbedaan teks observasi dan deskripsi dari segi isi

Menemukan perbedaan struktur teks observasi dan deskripsi dengan bukti

15

Page 16: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

Contoh 2Contoh Soal Aspek Pengetahuan dalam Mata Pelajaran BahasaKD 3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan

Indikator1) Mengidentifikasi bagian tesis pada teks eksposisi dengan menunjukkan alasannya 2) Mengidentifikasi unsur argumen dari teks yang dibaca dengan menunjukkan alasannya3) Mengidentifikasi unsur penegasan dari teks yang dibaca dengan menunjukkan alasannya

3.3 Mengklasifikasi kekurangan teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan

Indikator : 1) Mengidentifikasi jenis teks yang dibaca dengan menunjukkan bukti struktur teks!2) Mengidentifikasi jenis teks yang dibaca dengan menunjukkan bukti isi bahasa teks

Bacalah teks berikut dengan saksama!Air putih adalah minuman yang sangat penting bagi kesehatan tubuh. Banyak ahli yang

menyarankan Anda untuk meminum air putih terutama sesaat setelah bangun tidur. Alasan pentingnya meminum air putih setelah bangun tidur diuraikan berikut.

Air putih dapat membuat tubuh segar kembali. Air putih mengandung banyak oksigen. Saat Anda tertidur seluruh sel tubuh Anda beregenerasi memperbaiki diri. Anda pun akan merasa haus. Oleh karena itu, minum air putih setelah bangun tidur akan mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang. Dengan minum air putih tubuh akan teraliri oksigen. Air putih dengan oksigennya yang mengaliri tubuh kita akan membuat tubuh kita segar kembali. Air putih terutama berperan sebagai detoks alami tubuh. Air putih akan membersihkan tubuh dari racun. Cairan air putih dapat memurnikan usus besar dan memaksimalkan fungsi hati untuk detoksifikasi. Karena itu, minum air putih di pagi hari akan meluruhkan racun-racun di dalam tubuh. Fungsi detoksifikasi air putih akan maksimal jika air putih dicampur dengan cairan lemon. Minum air putih setelah bangun tidur juga dapat mencegah kenaikan berat badan. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan metabolisme tubuh ketika air putih mengalir di dalam tubuh. Minum air putih saat perut kosong di pagi hari akan membantu meningkatkan metabolisme tubuh Anda. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa air putih akan membantu untuk membakar timbunan lemak. Alasan lain berkaitan dengan pentingnya minum air putih setelah bangun tidur adalah untuk menghindarkan diri dari berbagai penyakit. Minum air putih dapat memerangi berbagai penyakit. Dengan minum air putih di pagi hari Anda dapat mempertahankan kesehatan sistem limfatik. Apabila sistem tersebut berjalan dengan baik maka tubuh akan mampu untuk melawan penyakit dan infeksi. Air putih ternyata banyak berkontribusi bagi kesehatan. Dengan minum air putih kebugaran tubuh akan terjaga. Dengan air putih di pagi hari Anda dapat terhindar dari berbagai penyakit. Oleh karena itu, jangan ragu untuk meminum air putih pagi hari. Minum air putih di pagi hari adalah kebiasaan murah tapi bermanfaat tinggi bagi kesehatan kita.

Soala. Tunjukkan bagian teks yang merupakan tesis, argumen, dan penegasan! Tulislah alasan untuk

mendukung jawabanmu! b. Termasuk jenis teks apakah teks tersebut? Tunjukkan bukti untuk mendukung jawabanmu!

Penilaian Pencapaian Kompetensi KeterampilanPenilaian pencapaian kompetensi keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan terhadap

peserta didik untuk menilaisejauh mana pencapaian SKL, KI, dan KD khusus dalam dimensi keterampilan.

16

Page 17: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

SKL dimensi keterampilan untuk satuan pendidikan tingkat SMP/MTs/SMPLB/Paket B adalah lulusan memiliki kualifikasi kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis (Permendikbud 54 tahun 2013 tentang SKL).SKL ini merupakan tagihan kompetensi minimal setelah peserta didik menempuh pendidikan selama 3 tahun atau lebih dan dinyatakan lulus.

Penilaian Pencapaian Kompetensi KeterampilanCakupan penilaian dimensi keterampilan meliputi keterampilan peserta didik yang dipelajari di sekolah

dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Keterampilan ini meliputi: keterampilan mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar. Dalam ranah konkret keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat.Sedangkan dalam ranah abstrak, keterampilan ini mencakup aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang.

Kelompok KD (Kompetensi Dasar)keterampilan dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti keterampilan (KI-4).Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Ranah keterampilan diperoleh melalui aktivitasmengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.

Perumusan dan contoh indikator pencapaian kompetensi keterampilanIndikator pencapaian kompetensi keterampilan merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan

atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi keterampilan dikembangkan oleh guru dari KI dan KD dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian kompetensi keterampilan, hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator-indikator pencapaian kompetensi belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian. Indikator pencapaian kompetensi keterampilan dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, mendeskripsikan, dsb.

Kompetensi Dasar IndikatorMenyusun teks ekposisi Merencanakan isi bagian tesis, argumen, dan penegasan

Mengembangkan tesis dengan struktur kalimat yang tepatMengembangkan argumen sesuai tesisMengembangkan penegasan yang sesuai

Menelaah teks eksposisi Menelaah ketepatan tesisMenelaah ketepatan dan kedalaman argumenMenelaah ketepatan isi dan bahasa pada bagian penegasan

Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Kompetensi KeterampilanBerdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian, pendidik menilai

kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuaidengan tuntutan kompetensi. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. Untuk dapat memenuhi kualitas perencanaan dan pelaksanaan tes praktik, berikut ini adalah petunjuk teknis dan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian melalui tes praktik.

Perencanaan Penilaian Portofolio dan Proyek

17

Page 18: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan penilaian portofolio. Menentukan kompetensi dasar (KD) yang akan dinilai pencapaiannya melalui tugas portofolio pada awal semester dan diinformasikan kepada peserta didik. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputikegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secaratertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu.Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, penyelidikan dan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran dan indikator/topik tertentu secara jelas.

Pada penilaian projek, setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan: (a) kemampuan pengelolaan: kemampuan peserta didik dalam memilih indikator/topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan, (b) relevansi , kesesuaian dengan mata pelajaran dan indikator/topik, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran, dan (c) keaslian: proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap projek peserta didik.

Instrumen tes menulis terbimbing berikut dapat difungsikan sebagai portofolio peserta didik. Portofolio peserta didik tersebut berfungsi untuk melihat perkembangan keterampilan dan pemahaman peserta didik. Contoh Tes Keterampilan Menulis Terbimbing (berfungsi sebagai portofolio)

1) Amati diagram berikut!

Buatlah kerangka sesuai struktur teks eksplanasi dari diagram tersebut!

Bagian 1

Bagian 2

Bagian 32. Bacalah teks Tsunami yang disediakan! Buatlah teks eksplanasi berdasarkan kerangka yang telah Kamu buat! Pertimbangkan kesesuaian struktur teks eksplanasi, penggunaan bahasa, penggunaan tanda baca/ ejaan secara cermat!

Contoh Penilaian Menulis (Penugasan terstruktur/ mandiri)Buatlah teks eksplanasi dengan urutan berikut!a. Tentukan topik peristiwa alam yang akan kamu tulis!

18

Page 19: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

b. Carilah data dari internet, buku IPA, media massa, atau wawancara dengan guru IPA/ pakar! (lampirkan hasil penggalian informasi dari berbagai sumber)

c. Buat diagram proses terjadinya peristiwa alam yang akan kalian tulis!

d. Kembangkan diagram menjadi teks sesuai struktur teks eksplanasi!

e. Baca kembali teks yang kalian tulis! Bandingkan dengan struktur teks eksplanasi pada buku! Apakah teks yang kalian tulis sudah sesuai dengan struktur teks eksplanasi?

f. Perbaikilah kalimat yang belum tepat, penggunaan kata sambung yang belum tepat, atau penggunaan tanda baca/ ejaan yang kurang tepat! Isilah tabel berikut!

Kesalahan yang ditemukan Perbaikan

Nilailah hasil akhir teks yang kalian tulis dengan rubrik berikut!Hal yang dinilai 4 3 2 1

- Judul menyatakan proses terjadinya sesuatu- Judul ditulis dengan huruf awal huruf kapital- Judul tanpa menggunakan titik- Judul sesuai isi

(bobot 1)Bagian awal teks sudah berisi kalimat definisi yang

- menyatakan hal umum dan ciri pembeda- menggunakan adalah/ ialah- Tanda baca tepat

(bobot 1)- Bagian inti berupa deret penjelasan proses dari awal sampai

terjadinya suatu peristiwa (lengkap)- Tiap penjelas dipaparkan secara rinci- Deret penjelas menggunakan kalimat yang efektif sehingga

mudah dipahami urutannya- Tidak terdapat kesalahan tanda baca/ ejaan

(bobot 2)Bagian penutup

- Membuat kalimat interpretasi yang berisi pendapat tentang proses terjadinya sesuatu

- Pendapat berkaitan dengan isi teks sebelumnya- Tidak terdapat kesalahan struktur kalimat- Tidak terdapat kesalahan penggunaan tanda baca/ ejaan

(bobot 1)Penyekoran

19

Page 20: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

4= jika terdapat semua unsur3= jika terdapat 3 unsur2= jika terdapat 2 unsur1= jika terdapat 1 unsur

Skor perolehan _____________ x 100 = skor akhir Skor maksimal

Selamat! Apapun teks yang kamu susun adalah hasil karya sendiri!Orang hebat adalah orang yang berupaya berkarya!

Refleksikan tindakan yang kamu lakukan dengan mengisi daftar cek berikut secara jujur!

Perilaku Selalu Sering Kadang Tidak pernah

Saya berdoa sebelum mengerjakan tugas Bahasa IndonesiaSaya berdoa untuk mengucap syukur diberi kekuatan dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia Saya berusaha menggunakan bahasa Indonesia dan mencermati lagi kesesuaian tulisan saya dengan kaidah bahasa Indonesia Saya berusaha mempelajari kaidah bahasa Indonesia supaya dapat menggunakannya sesuai kaidah Saya berusaha mengingatkan orang lain yang menggunakan bahasa Indonesia secara tidak tepat Saya benar-benar membaca buku pada buku siswa sesuai yang diperintahkanSaya ikut memberikan pendapat pada diskusi penemuan ciri-ciri teks Saya benar-benar mencari data dari internet/ buku/ pakar sebagai bahan melengkapi tulisan saya (tanggung jawab) Saya mencatat dan mencantumkan sumber data yang saya kutip (jujur)saya berusaha memodifikasi dan mengatur kembali bahan dari internet, buku, media massa menjadi teks (tidak menyalin semua secara langsung) – kreatifSaya membaca kembali tulisan saya dan mencatat bagian yang kurang tepat secara apa adanya (jujur)Saya memperbaiki teks yang saya tulis berdasarkan masukan (jujur)

Contoh Penilaian Menulis 1) Pilih salah satu objek observasi yang ada di lingkunganmu! 2) Tentukan aspek-aspek yang akan diamati!

a. Jika yang diamati tumbuhan unsur yang harus diamati meliputi (a) ciri fisik, (b) kondisi tempat tumbuh, (c) perilaku tumbuhan, (d) karakteristik rinci dari tiap-tiap bagian, dan (e) proses pertumbuhannya. Kalian bisa menambahkan unsur lain yang relevan.

b. Jika yang diamati benda-benda cindera mata, benda tradisional khas, atau situs sejarah yang ada di daerahmu, unsur yang diamati adalah (a) ciri fisik (warna, motif, ukuran), (b) asal muasal, dan (c) perkembangan/ variasi bentuk cindera mata dari tahun ke tahun. Kalian bisa menambahkan unsur lain yang relevan.

3) Kembangkan hasil observasimu menjadi teks secara utuh dan beri judul yang sesuai!

20

Page 21: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

Pengolahan PenilaianAdanya kaitan yang erat antara belajar otentik dan penilaian otentik, mengharuskan perencanaan

penilaian otentik terintegrasi dengan rancangan pembelajaran. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa merancang penilaian otentik harus terintegrasi dengan perencanaan pembelajaran. Strategi penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan langkah berikut.

Prosedur penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada bagan berikut.

Secara umum strategi penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dilakukan dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil, tindak lanjut, dan pelaporan hasil. Secara khusus penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dilakukan dengan langkah berikut.1) Membuat pemetaan satu tahun/ satu semester untuk menghasilkan unit-unit KD yang mencakup KD

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang relevan2) Menentukan indikator kompetensi dasar sikap, pengetahuan, dan keterampilan (dipilih indikator kunci) 3) Menentukan bentuk penilaian dan waktu pelaksanaan penilaian4) Mengembangkan alat penilaian sesuai dengan indikator5) Menentukan cara menyekor dan menyimpulkan hasil penilaian (lihat lampiran)6) Melaksanakan penilaian7) Menganalisis hasil penilaian8) Melakukan tindak lanjut

Ditinjau dari pelaksanaannya, penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dapat dilakukan selama proses pembelajaran dan/ atau setelah pembelajaran. Hasil belajar sikap diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar keterampilan dilakukan pada akhir pembelajaran dengan teknik penugasan proyek.

Data penilaian sikap bersumber dari hasil penilaian melalui teknik observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

Pada akhir semester, guru mata pelajaran dan wali kelas berkewajiban melaporkan hasil penilaian sikap, baik sikap spiritual dan sikap sosial secara integratif. Laporan penilaian sikap dalam bentuk nilai kualitatif dan deskripsi dari sikap peserta didik untuk mata pelajaran yang bersangkutan dan antarmata pelajaran. Nilai kualitatif menggambarkan posisi relatif peserta didik terhadap kriteria yang ditentukan. Kriteria penilaian kualitatif dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K).

Deskripsi memuat uraian secara naratif pencapaian kompetensi sikap sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Deskripsi sikap pada setiap mata pelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan. Contoh uraian deskripsi sikap dalam mata pelajaran dipaparkan berikut. Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, perlu ditingkatkan sikap percaya diri Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, dan percaya diri

Deskripsi sikap antarmata pelajaran menjadi tanggung jawab wali kelas melalui analisis nilai sikap setiap mata pelajaran dan proses diskusi secara periodik dengan guru mata pelajaran. Deskripsi sikap antarmata pelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan apabila ada secara keseluruhan, serta rekomendasi untuk peningkatan. Contoh uraian deskripsi sikap antarmatapelajaran antara lain : Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya

diri. Perlu ditingkatkan sikap tanggung jawab, melalui pembiasaan penugasan mandiri di rumah.

21

Perencanaan Perencanaan PenilaianPenilaian

Pelaksanaan Pelaksanaan PenilaianPenilaian

Analisis Hasil Analisis Hasil PenilaianPenilaian

Tindak lanjut Tindak lanjut Hasil PenilaianHasil Penilaian

Pelaporan Hasil Pelaporan Hasil PenilaianPenilaian

Page 22: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri

Pelaksanaan penilaian sikap menggunakan berbagai teknik dan bentuk penilaian yang bervariasi dan berkelanjutan agar menghasilkan penilaian otentik secara utuh. Nilai sikap diperoleh melalui proses pengolhan nilai sikap. Konversi nilai sikap sesuai dengan Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 :

Predikat Nilai KompetensiPengetahuan Keterampilan Sikap

A 4 4 SB A - 3.66 3.66 B + 3.33 3.33

B B 3 3 B - 2.66 2.66 C + 2.33 2.33

C C 2 2 C - 1.66 1.66 D + 1.33 1.33 D D 1 1

Pengolahan Sikap dalam Mata Pelajaran

Sikap Mata Pelajaran Rata-Rata

Nilai Akhir1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jujur 3.2 2.4 3.7 3.5 3 2.78 2.5 2.33 3.4 3.1 2.9 BaikDisiplin 3.4 3.2 3.1 3.5 3.4 3.4 3.0 3.5 2.9 3.0 3.24 BaikKerjasama 1.7 2.9 2.3 2.4 3.5 1.4 3.5 1.5 3.6 2.1 2.5 Baik

Pengolahan Nilai Sikap Antarmata pelajaran1) Penilaian dilakukan oleh seluruh guru mata pelajaran dan dikoordinasi oleh wali kelas.2) Proses penilaian dilakukan melalaui analisis sikap setiap mata pelajaran dan disampaikan dalam

diskusi antar guru.3) Diskusi bisa dilakukan secara periodik, berkesinambungan, melalui konfrensi, maupun melalui rapat

penilaian untuk kenaikan kelas4) Deskripsi sikap antarmata pelajaran bersumber pada nilai kualitatif dan deskripsi setiap mata

pelajaran. Guru mata pelajaran menyerahkan skor akhir, nilai kualitatif, dan deskripsi sikap pada wali kelas.

5) Contoh pengolahan nilai sikap antarmata pelajaran :Peserta didik memperoleh nilai sebagai berikut :

No Nam

a Si

swa Mata Pelajaran Rata-rata Skor

Antarmata pelajaran1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ,,,,,,, 3.66 3.33 3 3.33 2.66 3.33 3 3.33 3 2.66 3.13

Deskripsi nilai sikap :Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai sesuai krteria berikut.Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00

22

Page 23: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33Kurang : apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Simpulan Terjadi pergeseran penilaian dalam Kurikulum 2013 dari penilaian yang mengukur pengetahuan

dan berdasarkan hasil saja, menuju penilaian otentik yang mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pada Kurikulum 2013 terjadi pergeseran pada pengutamaan proses dan penilaian otentik. Secara khusus karakteristik penilaian dalam kurikulum 2013 adalah menilai aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara komprehensif, melibatkan siswa, menggunakan instrumen yang beragam, menumbuhkan sikap positif, multifungsi, dan melaporkan secara kuantitatif dan deskriptif. Penilaian sikap dilakukan pada proses pembelajaran terintegrasi dengan aspek keterampilan, dan pengetahuan. Instrumen penilaian sikap mencakup observasi, jurnal, penilaian diri, dan penilaian sejawat. Pendekatan dalam penilaiann asesmen karakter menggunakan merit rating dan atau interaktif kualitatif.Implementasi penilaian dilakukan dengan langkah (a) pemetaan sasaran dan waktu penilaian secara terintegrasi, (b) pengembangan instrumen sesuai indikator secara komprehensif dan ukuran yang jelas, (c) pelaksanaan dengan menumbuhkan sikap positif , (d) pemberian balikan bermakna, dan (e) pelaporan secara transparan.

23

Page 24: filekemendikbud.files.wordpress.com · Web viewKriteria penilaian perlu rinci dan harus diungkapkan kepada peserta didik sehingga penilaian berlangsung secara transparan. Transparansi

Daftar PustakaAlderson, Charles. Assessing Reading. London: Cambridge University Press., 2000.Elliott, SN and Witt, J.C (Eds) 2007. Authentic Assesment. London: The Guilford Press.Harsiati, Titik. Penilaian dalam Pembelajaran. UM Press: 2011.Stella Cottrell. 2005. Critical Thinking Skills. China: Palgrave Macmillan. Brown, H. Douglas. Language Assessment: Principles and Classroom Practice. New York: Pearson Education, Inc., 2004.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik 2013,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013. Standar Penilaian Pendidikan. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013. Perubahan Kurikulum 2013Puskurbuk. 2013. Panduan Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/SMA/ SMK Kurikulum 2013 McMillan, H. James. Assessment Essential for Standards- Based

Education. California: Corwin Press, 2008Marzano, Robert J. dan John S. Kendall. Taxonomy of Educational Objectives. California: Corwin Press, 2007.Marzano, Classroom Asessment and Grading.2006. USA. ASDC.Schuh, John H. 2009. Assessment Methods. USA: Jossey-Bass.

24