Lembar Kerja Ruang 13skenario3

download Lembar Kerja Ruang 13skenario3

of 9

description

Lembar Kerja Ruang 13skenario3

Transcript of Lembar Kerja Ruang 13skenario3

Lembar Kerja Skenario 3Ruang 13

SKENARIO 3Seorang pria 75 tahun, datang dengan demam sudah 5 hari. Penderita ada riwayat menderita leukimia kronik dan saat ini sedang dalam pengobatan kemoterapi untuk leukimia. Selain demam penderita merasa batuk-batuk dan sakit dada. Pemeriksaan Fisik : temperatur 39.5C, tekaanan darah 110/70 mmHg, nadi 104 kali/ menit, respirasi 28 kali/menit. Pemeriksaan jantung dan paru normal. Abdomen normal. Laboratorium : Hb 9.5 gr%, Leukosit 3000/mm3 , trombosit 90.000/mm3

Kata sulit : Leukimia Kronik Kemoterapi

Kata kunci : Pria 75 tahun Demam 5 hari Sedang dalam pengobatan hari Sakit dada Leukimia kronik Pemeriksaan fisik lengkap Pemeriksaan laboratorium

Masalah dasar : Demam 5 hari, selain demam juga batuk dan sakit dada serta juga memiliki riwayat leukimia kronik

Pembahasan Skenario 3 Faktor-faktor yang mendukung terjadinya demam pada pasien ini.LeukemiaKarena pada pasien leukemia kekebalan tubuhnya berkurang, jadi sering terserang infeksi yang menyebabkan demam.Leukosit yang ada pada penderita leukemia merupakan sel yang immature atau tidak dewasa , menyebabkan ketika ada infeksi ,tubuh dapat mengalami demam.

Etiologi dan patogenesis demam pada pasien ini. EtiologiWalaupun pada sebagian besar pasien leukemia factor-faktor penyebabnya tidak dapat diidentifikasi, namun diketahui beberapa factor yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, seperti:-radiasi-faktor leukemogenik-epidemiologi-herediter-virus PatogenesisLeukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.

Terapi farmakologik dan non-farmakologik pada pasien ini. Secara umum penanganan pada penderita leukemia sebagai berikut:1. KemoterapiSebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat atau lebih.Pasien leukemia bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara: Melalui mulut Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah (atau intravena) Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam pembuluh darah balik besar, seringkali di dada bagian atas. Perawat akan menyuntikkan obat ke dalam kateter, untuk menghindari suntikan yang berulang kali. Cara ini akan mengurangi rasa tidak nyaman dan/atau cedera pada pembuluh darah/kulit. Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal - jika ahli patologi menemukan sel-sel leukemia dalam cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang, dokter bisa memerintahkan kemoterapi intratekal. Dokter akan menyuntikkan obat langsung ke dalam cairan cerebrospinal. Metode ini digunakan karena obat yang diberikan melalui suntikan IV atau diminum seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan sumsum tulang belakang. 2. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason, dan sebagainya) secara tappering off.3. Sitostatika. Selain sitostatika yang lama (6-merkaptopurin atau 6-MP, metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih poten seperti vinkristin (Oncovin), rudidomisin (daunorubycine), sitosin, arabinosid, L-asparaginase, siklofosfamid atau CPA, adriamisin, dan sebagainya. Umunya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan prednison. Pada pemberian obat-obatan ini sering terdapat akibat samping berupa alopesia, stomatitis, leukopenia, infeksi sekunder atau kandidiasis. Hendaknya lebih berhati-hati bila jumlah leukosit kurang dari 2.000/mm3.Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi) dalam kamar yang suci hama. Penatalaksanaan non farmakologis ( Transplantasi Sel Induk /Stem Cell )Beberapa pasien leukemia menjalani transplantasi sel induk (stem cell). Transplantasi sel induk memungkinkan pasien diobati dengan dosis obat yang tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi ini akan menghancurkan sel-sel leukemia sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum tulang. Kemudian, pasien akan mendapatkan sel-sel induk (stem cell) yang sehat melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah besar di daerah dada atau leher. Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi ini. Proses pengobatan kemoterapi pada pasien ini.Kemoterapi dapat diberikan dalam beberapa cara berbeda, yang meliputi:* melalui mulut* melalui suntikan ke dalam pembuluh darah* melalui kateter* injeksi langsung ke cairan cerebrospinal* injeksi ke dalam tulang belakang atau reservoir Ommaya

Klasifikasi stadium leukimia 3fase stadium pada leukimia Fase Kronik pasien seringkali asimptomatik atau hanya menderita gejala gejala lemah yang ringan, dan rasa tidak nyaman pada abdomen Fase Terakselerasi- perkembangan dari fase kronik ke fase terakselerasi Krisis Blast- Fase akhir dari Leukosit Granulosi Kronik , dan terlihat seperti leukimia akut dengan perkembangan sangat cepat

Komplikasi Infeksi Hipogamaglobulinemia Transformasi menjadi keganasan limfoid yang agresif Komplikasi akibat penyakit autoimun Keganasan sekunder

Diagnosis Banding Pada kasus ini diagnosis bandingnya adalah Leukopenia dimana penderita mengalami kekurangan sel darah putih atau Leukosit. Menurut pemeriksaan laboratorium, Leukosit berjumlah 3000/L, sedangkan batas bawah normal kadar sel darah putih adalah 4500/L. Jadi, Leukopenia adalah suatu keadaan berkurangnya jumlah leukosit dalam darah. (Dorland, 1994).

Prognosis Prognosis dari Penyakit Leukemia sangat baik jika dilakukan penanganan secara tepat dan segera Anak anak penderita Leukemia memiliki peluang besar untuk sembuh Meskipun demikian, Leukemia Akut dan Kronis pada orang dewasa juga bisa sembuh jika dilakukan penanganan yang baik Sekitar 90 % penderita Leukemia adalah orang dewasa, sisanya anak anak

Efek samping kemoterapi1.Mual dan muntah2. Penurunan jumlah sel darah merah 3. Penurunan jumlah sel darah putih 4.Penurunan jumlah trombosit5.Mukositis6. Rambut rontok gangguan saraf tepi7. Gangguan saraf tepi

Termasuk Leukimia limfosit kronik atau granula kronik Dalam kasus ini, leukimia yang di alami pasien masuk dalam leukimia limfosit kronik. Karena menurut pengertian dari Leukimia limfosit sendiri Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK) Merupakan 25% dari seluruh leukemia di Negara barat, amat jarang ditemukan di Jepang, Cina, dan Indonesia. Lebih sering ditemukan pada laki-laki dari pada wanita (2:1) dan jarang ditemukan pada kurang dari 40 tahun.

KESIMPULAN