LEMBAR KERJA EDITOR.docx

23
LEMBAR KERJA EDITOR

Transcript of LEMBAR KERJA EDITOR.docx

LEMBAR KERJA EDITOR

2.2.5 Proses Kerja EditorDalam produksi ini penulis yang bekerja sebagai editor harus memikirkan konsep dan ide kreatif secara matang, agar nantinya film dokumenter Jejak Tari Lengger ini benar benar dapat diterima dan dicerna oleh penonton. yang dimana menurut M. Bayu Widagdodan Winastwan Gora S (2007:104) Editor adalah orang terakhirdariseluruhpekerjaproduksi. Pekerjaannyaadalahmengolaborasikanberbagaiunsurekreatifsehinggabiasmemberikansentuhansenipadaakhir film. Sedangkan menurutDikiUmbaradanWahyu Wary Pintoko (2009:222) Editing adalah Proses penyambunganbeberapa shoot tunggalmenjadisatukesatuanceritautuh.Editing menjadifaseakhirdalammenyelesaikan film dokumenter. Intensitaskerja yang dibutuhkansangattinggi, lantarantahap editing akanmenentukan film yang akan dibuat. Dengan kata lain, sebagusapapunmomen yang sudahditangkap, atauseemosionalapapundramatisasi yang diinginkan, film tidakakanpernah , bisa tersampaikan, tanpakerja di fase editing. Fase editing adalahupayauntukmembangunsebuahpesan, sebagaibentukkerja paling akhirdariseorangpembuat film dokumenter.(Tanzil et all:2010h:100).Dalam prosesproduksi program dokumenter JejakTari Lengger ini, kami bekerjasesuaidengan profesi masing masing yang sudah ditentukan dengan ini tanggung jawab yang kami dapatkan sangat besar dalam proses produksi dokumenter ini. sebagai editor yang mempunyai tanggung jawab besar dalam pasca produksi nanti, menciptakan dan mengkolaborasikan gambar yang sesuai dengan alur cerita akan menjadi sesuatu yang menarik untuk dilihat. maka dari itu editor akan menjelaskan proses kerja editing.Secaraumum, prsoes editing video bisadilakukandenganduacara, tergantungpadateknologimana yang hendakdigunakanoleh editor. Duateknologitersebutadalah:1. Linear editing / analog2. Non Linear editing / digitalLinear editing dilakukansecarasederhanadenganpolakerjamenatagambarsatu demi satu, lalu shot secaraurutdariawalhinggaakhirsehinggaterciptakesinambungan. Secarateknis, jika editor melakukankesalahan, diaharusmengulangproseskembalidarititiktempatdimanadiamelakukankesalahan. Artinyajikakesalahanberadadititikawaldariseluruh diadegan film, maka proses editing harusdiulangidarititiktersebutdanditeruskankebelakangpersissepertiapa yang telahdikerjakan. Penggunaansistem linear tersebutmembuat editor haruslebihberhati hati dantelitisaatmengatursusunan shoot.Secarateknis, non linear editing editingmemungkinkanpengeditangambarbisadilakukansecaraacak. Maksudnya pengeditan tidak mutlak harus dikerjakan dari awal hingga akhir scara urut.Oleh karena itu digital editing dipandang lebih mudah dan lebih mengenal kompromi. Apabila terjadi kesalahan editing, maka editor tidak harus mengulang semuadari titik kesalahan, tetapi cukup memperbaiki kesalahan dititik itu dengan tidak mengubah bentuk hasil edit yang adadi bagian selanjutnya.

Tahap tahap editing yang harusdilakukanadalah:1. LoggingLogging adalah proses editor memotong gambar, mencatat waktu pengambilan gambar dan memilih shot shot yang ada yang disesuaikan dengan kamera report. Proses logging itu diperlukan sebagai antisipasi dari penuhnya kapasitas hardisk sehingga pemilihan gambar yang paling baik akan membuat hardisk tidak terlalu penuh.2. DigitizingDigitizing adalah proses merekam atau memasukkan / gambar dan suara yang telah di logging. Disini editor mulai mengontrol kualitas gambar dan suara yang disetarakan dan sesuai dengan konsep film dan konsep edit yang telah disetujui oleh sutradara.3. Offline Editing Oflline Editing merupakan sebuah proses menata gambar digitized sesuai dengan scenario dan urutan shot yang telah ditentukan oleh sutradara. Dalam proses offline editing terdapat aktifitas memanggil file gambar yang telah di-logging dan di-digitized untuk diurutkan sesuai konsep data.4. Online Editing Online Editing adalah proses editing ketikaseseorang editing mulaimemperhalushasiloffline, memperbaikikualitashasil, danmemberikantransisisertatambahanefekkhusus yang dibutuhkan.

5. Mixing Mixing Berkaitan berkaitan dengan proses synchronizing audio dan juga pemberian ilustrasi musik maupun audio efect. Bagian yang harus di-mixing pada proses ini adalah dialog, efek, dan musik. Dialog adalah suara yang berasal dari dialog adegan, atau narasi yang direkam di studio atau dubbing. Efek suara digunakan untuk mempertegas suasana dan member informasi benda, missalnya pesawat, mobil melaju, ataupun suara gelas pecah karena jatuh ke lantai.Saatmelaksanakanfungsi editing, bolehjadisetiap editor mengemasadegandalamsebuah film secaraberbedameskipunmateri yang dikerjakansama. Hal tersebutdipengaruhiseleradancita rasa seni yang dimilikinya. (Widagdo et all:2007:104)

1. Pra ProduksiTahapiniadalahtahapawaldalam proses pembuatansebuah film. Dalamtahapini treatment maupunnaskahdokumenterharusdibahasbersama samaterlebihdahulu, yang nantinyadapatmemberikanmotivasikepadapenulis agar lebihmemahamikonsep yang diinginkanolehsutradara. Disampingitupenulisjugaakanmembicarakansemuakonsepbersamaseluruhstaf film ini, agar nantinyatidakterjadikesalahpahaman. Setelahselesaimenerimamasukandarisutradara, penulisjugaharusmenerimamasukandari penata kamera agar konsep yang diinginkandapat di dipahamidandikombinasikandengankonsepdarisutradara, yang nantinyaakanmemberikan shot shot yang indah, sesuaidenganalurceritanya.2. ProduksiDalamtahapinikonsepdariseorang editor jugadipelukan, yang dimanapenulisdapatmemasukkankonsep konsepdariseorang editor, agar nantinya proses pembuatan film lebihterarahjalannya, dancepatterselasaikan. Yang dimana film initidakhanyakonsepdarisatu orang saja, tetapidari semuapihak yang terlibat. ditahap ini juga seorang editor sudah pasti mendapat gambaran tentang shot shot yang akan dimasukkan nantinya dalam proses editing, agar memudahkan editor dalam bekerjananti, penulis memberikan sebuah catatan berupa timecode dari hasil pengambilan gambar yang sedemikan banyaknya, fungsi timecode dimeja editing sangatlah berguna, baik buat seorang editor maupun untuk sutradara. Dimana penata kamera dapatmengingatkankembalitentang shot shot menarik yang ingindimasukkannantinya.

3. Pasca ProduksiDi tahapini, perjalan film barudimulai, apalahartinyatentang film yang diambil di lokasisebagusapapundengankamerasebagusapapunjugatanpa proses editing. Dalamhalinikecermatan, kreatifitasdan ide ide briliantditambahdengankonsepsutradara yang menarikdibutuhkan, untukmembangunsuatukesatuan audio visual yang bercerita. Setelah semua perlengkapan editing telah disiapkan, kaset kaset yang begitu banyak dari hasil produksi kemarin, dikumpulkan dan disatukan, dengan membaca kembali timecode ataupun catatan dari penata kamera, Untuk membangun sebuahkarya audio visual yang menarik. Dalam tahap ini penulis mulai membangun cerita melalui sebuah gambar yang disatukan dengan tahap editing, agar menjadi sebuah cerita yang sesuai dengan konsep yang ditentukan. Setelah semua gambar yang bagus telah dipilih dan diseleksi, editor mulai memperhalus hasil editan dengan memeriksa lagi dari awal, setelah semuanya rapi hasil editan mulai di percantik dengan transisi- transisi halus sesuai dengan konsep editing yang telah dibahas dengan sutradara. tidak lupa juga diberikan efek efek jika memang diperlukan untuk membangun sebuah karya audio visual yang menarik. dan tahap selanjutnya editor mulai memilih jenis jenis musik ilustrasi dan musik efek yang diperlukan agar suasananya lebih hidup dan mudah dimengerti oleh penonton.

4. Peran Dan Tanggung Jawab Editor1. Penulis menganalisa dan memahami skenario untuk mempersiapkan konsep yang akan digunakan.2. Berperan sebagai pencatat timecode.3. Mengingatkan sutradara apabila ada shot - shot yang terlewatkan saat produksi.4. Memberikan saran kepada sutradara apabila ada pengambilan shot yang kurang baik.5. Menyiapkan teknis untuk proses editing berupa hardware dan software.6. Memilih shot - shot terbaik berdasarkan timecode.7. Bekerja sama dengan sutradara saat proses editing.8. Bertanggung jawab penuh atas penyelesaian hasil akhir suatu karya audio visual.5. Konsep Penciptaan Karyaa. Konsep KreatifDalam film dokumenter yang berjudulJejakTariLenggerini, Penulis menggunakan beberapa software yaitu, Adobe Premiere CS3 Ulead Video Studio dan software grafis lainnya, untuk pembuatan efek efek tulisan penulis juga menggunakan software Adobe After Effect CS3. Dan didalam pengeditannya, penulismenggunakankonsep editing yang kontinity, sesuaidenganalurceritapadanaskahmaupun TOR atau Term Of Reference. Diawal film inimulai, penulisakanmemasukkanjudul film inidengantambahansedikitpolesangrafisdari software adobe photoshop, agar kelihatanlebihmenarikdanmemberikanwarna yang cerahuntuk, film documenterJejakTariLenggerini.Pada treatment pertama, penulisakanmemasukkanilustrasi-ilustrasimusickhaswonosobo agar nanntinya shot-shot darikotawonosobolebihhidupdengandiiringinya musikaslikotatersebut. Dan setelahitupenulismungkinakanmemasukkantari tariandaridaerah lain agar lebihmembedakantaridaridaerah lain dengantarilenggerdariwonosoboini. Di dalamkonsep film inijugapenulisakanmenggunakantransisi cut to cat dantransisi transisi yang halus, seperti additive disolve, dip to black dantransisihalus yang lainnya. Penggunaantransisihalussepertiitu di khususkankarena film yang di edit adalahsebuah film dokumenter yang bernuasalebihlembutbukan film action yang mungkinmembutuhkanefek efekdantrikkhususediting.Hingga film iniselesai di edit yang ditambahkanhanyawarnasaja, agar efekwarnanyajauhlebihkentalsesuaiwarnadasar yang di tentukanolehSutradaradan DOP film dokumenterini.

Motifasi yang dimaksuddaritiap-tiaptransisiyaitu :

Cut to Cut : agar kesan potongannya lebih jelas dan tidak berantakan, dan sesuai dengan alur cerita Additive Disolve: Agar transisi film ini terlihat lebih halus. Dip to Black: Agar memberikan perpindahan transisi kesangelap secara halus

b. Konsep ProduksiPada saat proses produksi berlangsung, penulis membantu sutradara dalam mengingatkan shot shot apa saja yang ingin di ambil, agar nanntinya tidak terjadi kejanggalan dalam proses pasca. Dan juga penulis membantu sutradara dalam pemberian ide agar lebih mempersingkat waktu didalam proses produksi. Disamping itu penulis juga memberi saran kepada DOP agar mengambil gambar gambar yang indah, dan bercerita tanpa harus merusak konsep penata kamera. Peunlis juga membantu menyiapkan peralatan produksi seperti kaset, lighting dan peralatan lainnya, agar penata kamera tidak terlalu terbebani dalam mengambil gambar dan juga dapat bekerja sesuai dengan ide kreatifnya. Tidak lupa penulis juga menyimpan dan mencatat kaset yang telah digunakan agar nanntinya tidak terjadi kesalahan teknis, dan menyimpan kasetnya dengan baik dan benar.

c. Konsep TeknisDlam produksi film Jejak Tari Lengger ini, perlengkapan alat dari segi teknis yang penulis gunakan adalah, satu unit PC dengan berkekuatan Processor Intel Core 2 Duo seri E7500 dengan kecepatan memory sebesar 4 Giga Byte DDR2. Dalam mengedit film ini, processor yang digunakan harus lebih power full, agar dapat digunakan dengan maksimal, sesuai dengan tenaga yang dimilikinya. Dan juga Memory sangat penting untuk proses pasca ini, agar disaat mengedit nanti tidak berasa lama, dan itu dapat menggagu seorang editor. Ditambah dengan Kapasitas hardisk juga tidak kalah penting dengan yang lainnya, karena kemungkinan file video dari kamera atau kaset banyak, maka dari itu ruang hardisk pasti akan sangat diperlukan nantinya. Serta beberapa perangkat tambahan lain seperti Video Card, Sound Card agar pekerjaan ini lebih ringan dan sangat membantu.

6. Kendala ProduksiPada tahap produksi program dokumenter Jejak Tari Lengger ini, penulis mengalami berbagai macam kendala. Diantaranya adalah penulis bersama kru lainnya kesusahan dalam transportasi, dkarenakan produksinya di luar kota maka kendaraan pribadi masing masing kru tidak bisa digunakan. Untungnya penulis dan kru mendapat banyak bantuan dari keluarga besar Yudin Albana salah satu kru film dokumenter ini. Mungkin tanpa bantuan dari pihak keluarga di wonosobo jadwal produksi akan sanagt terganggu. Disamping itu kendala yang penulis alami pada saat produksi adalah kamera yang digunakan hanya satu, jadi penulis beserta tim tidak bisa bereksperimen dengan variasi variasi pengambilan gambar yang diinginkan baik oleh penata kamera, sutradara maupun penyunting gambar. Mungkin jika proses produksi ini dilakukan dengan multicam detail detail shot maupun ekspresi penari dan penonton bisa dikumpulkan untuk stock stock editing. Setelah proses pasca produksi yang sangat melelahkan, kendala yang dialami penulis tidak hanya itu saja, masih ada lagi beberapa kendala yang dialami, salah satunya adalah proses capturing yang tidak sesuai jadwal dikarenakan komputer di wonosobo tidak bisa digunakan untuk capturing, jadinya prosesnya ditunda hingga dijakarta lagi. Untungnya setelah sampai di jakarta ada teman yang bersedia membantu penulis dan tim dalam proses capture kaset film dokumenter ini.

Dengan begitu banyak kaset yang digunakan dalam produksi, penulis merasa takut kapasitas hardisk komputer tidak mencukupi untuk menyimpan semua file file video produksi. Dengan terpaksa penulis menghapus beberapa file file yang tidak terlalu penting untuk melegakan kapsitas hardisk komputer yang penulis gunakan untuk mengedit film ini.

Proses pembuatan ID Program1. Colour Bar

2. Logo BSI

3. Program ID

4. Counting Leader

5. Judul Program

6. Isi Program

7. KerabatKerja

8. Ucapan Terima Kasih

9. Copyright

LAPORAN EDITING

Production Company: BSIProduser: Freshilia AngelaProject Title: Jejak Tari LenggerDirector: Yudhi PermanaDurasi: 24 MenitEditor: Yusri Pradana

NoEXT/INTKeterangan

VisualAudio VOSFXTransisiVideo EffectDurasi

1Judul / OBB Jejak Tari LenggerMusik Ilustrasi Khas LenggerDip to BlackText AE, Colour Change30 Detik

2EXT(Long Shot)Suasana Kota WonosoboMusik Ilustrasi Khas LenggerCuttingMotion Effect28 dtk

3EXT(Long Shot)Suasana Kota WonosoboMusik Ilustrasi Khas LenggerCuttingMotion Effect13 Detik