LEMBAR PERNYATAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48368... · 2019-11-18 · i...
Transcript of LEMBAR PERNYATAANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48368... · 2019-11-18 · i...
i
LEMBAR PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
MANAPUN.
Jakarta, September 2017
MUHAMMAD FAJRI
1113093000123
ii
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Knowledge Management Bahan
Ajaran Guru untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik dan Profesional
Guru (Studi Kasus: SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta)” telah diujikan dalam
sidang Munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada 13 Februari 2017. Skripsi ini telah di terima sebagai satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Tim Penguji,
Penguji 1
Nia Kumaladewi, MMSI
NIP. 19750412 200710 2 002
Penguji 2
Evy Nurmiati, MMSI
NIP. 1978021 5201411 2 003
Tim Pembimbing,
Pembimbing 1
A’ang Subiyakto, M.Kom
NIP. 19760219 200710 1 002
Pembimbing 2
Yuni Sugiarti, M. Kom
NIDN. 2006067602
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi
Dr.Agus Salim, M.Si
NIP. 19720816 199903 1 003
Ketua
Program Studi Sistem Informasi
Nia Kumaladewi, MMSI
NIP. 19750412 200710 2 002
iii
ABSTRAK
Muhammad Fajri – 1113093000123, Rancang Bangun Sistem Knowledge
Management Bahan Ajaran Guru untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik
dan Profesional Guru di SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta, di bawah
bimbingan A’ang Subiyakto dan Yuni Sugiarti.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu sistem bahan ajar dan
meningkatkan kompetensi guru SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta,
khususnya kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional melalui sistem
manajemen pengetahuan (KMS). Metode yang digunakan adalah penelitian
dan pengembangan. Metode pengembangan sistem menggunakan rapid
application development (RAD). Penelitian dilakukan pada guru SMP
Addiniyah Attahiriyah Jakarta. KMS bisa dijadikan sarana berbagi bahan ajar
antar guru. Setiap guru memiliki akun pribadi dan guru dapat mengunggah
materi pembelajaran ke situs web, dan berdiskusi di forum dengan guru
lainnya. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah merancang dan
membangun sistem pengajaran web sebagai sumber belajar untuk
meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional SMP
Addiniyah Attahiriyah Jakarta.
Kata Kunci: Knowledge Management, Bahan Ajaran, Guru, Rapid Application
Development (RAD), Unified Modelling Language (UML).
BAB I-V + 198 Halaman + xxi Halaman + 57 Gambar + 54 Tabel + Pustaka +
5 Lampiran + 5 Tabel Simbol
Pustaka Acuan (24, 2010-2015)
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat dan
karunia-Nya kepada penulis dari awal proses penyusunan hingga titik penyelesaian
skripsi ini. Tak lupa penulis hanturkan shalawat serta salam kepada nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan para pengikutnya yang telah menuntun dan
mengantar umat manusia dari gerbang kegelapan sampai gerbang kehidupan yang
terang benderang.
Skripsi ini merupakan salah satu komponen penting dalam persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) pada bidang Sistem Informasi, Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis
melaksanakan kegiatan penelitian ini di SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta dengan
banyak sekali suka dan duka serta pengalaman berharga yang mungkin tidak
ditemukan ketika menjalankan pendidikan di bangku perkuliahan.
Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Knowledge Management
Bahan Ajaran Guru untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik dan
Profesional Guru di SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta” akhirnya telah
rampung diselesaikan oleh penulis dengan sebaik-baiknya, walaupun tidak sedikit
menemukan kesulitan dalam proses perjuangan tersebut.
Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang
didapatkan baik dari segi moral maupun segi material dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada:
v
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI sebagai ketua Program Studi dan Ibu
Meinarini Catur Utami, MT selaku sekretaris Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak A’ang Subiyakto, M. Kom selaku dosen pembimbing pertama dan
Ibu Yuni Sugiarti, M. Kom selaku dosen pembimbing kedua. Terima kasih
atas segala ilmu dan bimbingannya selama proses penulisan skripsi ini.
4. Ibu Evy Nurmiati MMSI selaku dosen pembimbing akademik. Terima
kasih atas segala ilmu dan bimbingannya.
5. Pihak sekolah SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta selalu memberikan
bantuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan membimbing
6. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan
ilmu pengetahuan selama melakukan pendidikan di perkuliahan.
7. Ayahanda tercinta, yang menjadi sosok motivasi terbesar bagi penulis.
Untuk ibunda tercinta, sebagai kekuatan terbesar bagi penulis. Terima
kasih untuk doa cinta dan pesan yang tak putus-putus tercurahkan demi
mencapai kebahagiaan serta kesuksesan penulis.
8. Sahabat-sahabat terindah dimana pun kalian berada, terima kasih untuk
semua perhatian dan bantuan yang diberikan selama ini.
9. Sistem Informasi CCIT Pola 2.2 angkatan 2011. Terima kasih untuk semua
kebersamaan dan dukungannya yang terjalin selama di dalam dan diluar
kampus.
vi
10. Sistem Informasi CCIT Pola 1.3 angkatan 2011. Terima kasih untuk semua
kebersamaan yang terjalin selama melakukan perkuliahan.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan bimbingan skripsi, terima kasih dukungan
dan masukannya selama penulis mengerjakan skripsi.
12. Dan pihak-pihak yang berjasa dan mungkin tidak dapat disebutkan satu
persatu tanpa mengurangi rasa terima kasih sedikitpun dari penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, serta masih banyak kekurangan baik dalam penulisan materi maupun
dalam susunan bahasanya. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
menambah wawasan, serta berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Jakarta, Februari 2018
Muhammad Fajri
NIM. 1113093000123
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i
PENGESAHAN UJIAN ........................................................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................ xiv
BAB I .................................................................................................................... 20
PENDAHULUAN ................................................................................................ 20
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 20
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 24
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 24
1.4 Ruang Lingkup ....................................................................................... 25
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 26
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 26
1.5.1 Bagi Mahasiswa .............................................................................. 26
1.5.2 Bagi UIN Syarif Hidayatullah ......................................................... 27
1.5.3 Bagi SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta ....................................... 27
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................. 28
BAB II .................................................................................................................. 30
LANDASAN TEORI ........................................................................................... 30
2.1 Pengertian Perancangan Bangun ............................................................ 30
2.1.1 Perancangan .................................................................................... 30
2.1.2 Bangun ............................................................................................ 30
2.2 Konsep Dasar Sistem .............................................................................. 31
2.2.1 Pengertian Sistem ............................................................................ 31
2.3 Konsep Dasar Informasi ......................................................................... 31
2.3.1 Definisi Informasi ........................................................................... 31
viii
2.3.2 Kualitas Informasi ........................................................................... 33
2.3.3 Nilai Informasi ................................................................................ 33
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ............................................................. 34
2.4.1 Definisi Sistem Informasi ............................................................... 34
2.4.2 Komponen Sistem Informasi .......................................................... 34
2.4 Knowledge Management ........................................................................ 37
2.5.1 Konsep Dasar Pengetahuan ............................................................. 37
2.5.2 Tingkatan Pengetahuan ................................................................... 38
2.5.3 Proses Inti Knowledge Management ............................................... 39
2.5.4 Konversi Pengetahuan ..................................................................... 44
2.5.5 Pengertian Knowledge Management Systems ................................. 46
2.5.6 Arsitektur KMS ............................................................................... 47
2.5 Manajemen Pengetahuan Sekolah .......................................................... 49
2.6 Kompetensi Guru ................................................................................... 53
2.6.1 Kompetensi pedagogik .................................................................... 57
2.6.2 Kompetensi Profesional .................................................................. 58
2.7 Metodologi Penelitian ............................................................................ 59
2.6.1 Metodologi Pengumpulan Data ...................................................... 60
2.6.2 Observasi ......................................................................................... 60
2.6.3 Studi Pustaka ................................................................................... 61
2.6.4 Studi Literatur ................................................................................. 62
2.8 Unified Modeling Language (UML) ...................................................... 65
2.9 Basis Data ............................................................................................... 71
2.9.1 Data ................................................................................................. 71
2.9.2 Basis Data (Database)..................................................................... 71
2.9.3 Sistem Basis Data ............................................................................ 72
2.9.4 Database Management System (DBMS) ........................................ 72
2.10 Metode Pengujian Black Box.................................................................. 78
2.10.1 RAD ................................................................................................ 79
2.11 PHP ......................................................................................................... 80
2.12 MySQL ................................................................................................... 81
BAB III ................................................................................................................. 82
ix
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 82
3.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 82
3.2.1 Observasi ......................................................................................... 82
3.2.2 Wawancara ...................................................................................... 82
3.2.3 Studi Pustaka ................................................................................... 83
3.2.4 Studi Literatur ................................................................................. 83
3.2 Metode Pengembangan Sistem .............................................................. 85
3.2.1 Requirement Planning (Perencanaan Kebutuhan) .......................... 85
3.2.2 Workshop Design (Proses Desain) .................................................. 86
3.2.3 Implementation ................................................................................ 86
3.3 Alasan Penulis Menggunakan Metode Pengembangan Sistem RAD .... 87
3.4 Alasan Penulis Menggunakan Metode Pengujian Black Box ................. 88
3.5 Kerangka Berfikir ................................................................................... 89
BAB IV ................................................................................................................. 90
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM .................................................. 90
4.1 Analisis Profil Sekolah ........................................................................... 90
4.1.1 Sejarah Sekolah ............................................................................... 90
4.1.2 Visi Sekolah .................................................................................... 90
4.1.3 Misi Sekolah ................................................................................... 91
4.1.4 Struktur Organisasi Yayasan Addiniyah Attahiriyah Tahun 2016 . 92
4.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan .................................................... 92
4.2 Analisis Knowledge Management Sekolah ............................................ 98
4.2.1 Knowledge Identification (Identifikasi Pengetahuan) ..................... 98
4.2.2 Knowledge Acquisition (Perolehan Pengetahuan) .......................... 99
4.2.3 Knowledge Development (Pengembangan Pengetahuan) ............. 100
4.2.4 Knowledge Sharing and Distribution (Pembagian dan Penyebaran
Pengetahuan) ................................................................................................ 101
4.2.5 Knowledge Utilization (Penerapan Pengetahuan) ......................... 101
4.2.6 Knowledge Retention (Penyimpanan Pengetahuan) ..................... 102
4.2.7 Knowledge Goals .......................................................................... 102
4.3 Analisis Sistem Knowledge Management ............................................ 104
4.3.1 Analisis Sistem Berjalan ............................................................... 104
x
4.3.2 Analisis Kebutuhan Sistem ........................................................... 110
4.3.3 Analisis Sistem Usulan ................................................................. 111
4.4 Desain Sistem ....................................................................................... 113
4.5 Implementasi ........................................................................................ 159
4.6 Pengujian .............................................................................................. 159
4.6.1 Pengujian Bidang Admin .............................................................. 159
4.6.2 Pengujian Bidang Guru ................................................................. 161
BAB V ................................................................................................................. 167
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 167
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 167
5.2 Saran ......................................................................................................... 168
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 169
Lampiran 1 ........................................................................................................ 172
Lampiran 2 ........................................................................................................ 188
Lampiran 3 ........................................................................................................ 192
Lampiran 4 ........................................................................................................ 196
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Karakteristik Sistem (Jogiyanto, 2005). ............................................ 33
Gambar 2. 2 Siklus Informasi (Jogiyanto, 2005). .................................................. 34
Gambar 2. 3 Komponen Sistem Informasi (Jogiyanto, 2008). .............................. 39
Gambar 2. 4 Building Blocks dari Knowledge Management (Dirgantoro, 2014). . 48
Gambar 2. 5 SECI Model (Munir, 2005). .............................................................. 49
Gambar 2. 6 Arsitektur Knowledge Management System ...................................... 53
Gambar 2. 7 Contoh model Use Case Diagram (Munawar, 2005) ........................ 83
Gambar 2. 8 Contoh model Class Diagram (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005) .. 84
Gambar 2. 9 Contoh Model Activity Diagram (Satzinger et al., 2005) ................. 85
Gambar 2. 10 Contoh Model Sequence Diagram (Satzinger et al., 2005) ............. 86
Gambar 2. 11 Komponen Utama DBMS (Connolly dan Begg, 2010) .................. 89
Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir
................................................................................................................................. 1
05
Gambar 4. 1 Rich Picture ........................................................................................ 118
Gambar 4. 2 Gambar Rich Pictures Sistem Usulan ............................................. 124
Gambar 4. 3 Usecase Diagram............................................................................. 126
Gambar 4. 4 Activity Diagram Login ................................................................... 133
Gambar 4. 5 Activity Diagram Registrasi ............................................................ 135
Gambar 4. 6 Activity Diagram Ubah Data Guru .................................................. 136
Gambar 4. 7 Activity Diagram Lihat Artikel. ...................................................... 137
Gambar 4. 8 Activity Diagram Input Data Artikel ............................................... 138
Gambar 4. 9 Activity Diagram Ubah Data Artikel ............................................... 139
Gambar 4. 10 Activity Diagram Ubah Data Artikel ............................................. 141
Gambar 4. 11 Activity Diagram Download Dokumen ......................................... 142
Gambar 4. 12 Activity Diagram Upload Dokumen .............................................. 143
Gambar 4. 13 Activity Diagram Logout .............................................................. 144
Gambar 4. 14 Class Diagram............................................................................... 146
xii
Gambar 4. 15 Mapping Diagram ......................................................................... 147
Gambar 4. 16 Sequence Diagram Registrasi ....................................................... 148
Gambar 4. 17 Sequence Diagram Login .............................................................. 149
Gambar 4. 18 Sequence Diagram Input, Edit, Hapus data Artikel ..................... 150
Gambar 4. 19 Sequence Diagram Edit Data Guru .............................................. 151
Gambar 4. 20 Sequence Download ...................................................................... 152
Gambar 4. 21 Sequence Diagram Upload .......................................................... 153
Gambar 4. 22 Mockup Halaman Web .................................................................. 161
Gambar 4. 23 Mockup Login ................................................................................ 162
Gambar 4. 24 Mockup Menu ................................................................................ 163
Gambar 4. 25 Mockup Registrasi ......................................................................... 164
Gambar 4. 26 Mockup Lihat Berita ...................................................................... 165
Gambar 4. 27 Mockup Tambah Dokumen ........................................................... 166
Gambar 4. 28 Mockup Tambah Berita ................................................................. 167
Gambar 4. 29 Mockup Lihat Berkas .................................................................... 168
Gambar 4. 30 Mockup Tambah Agenda .............................................................. 169
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Studi Literatur Sejenis .......................................................................... 79
Tabel 3. 1 Studi Literatur Sejenis………………………………………………101
Tabel 4. 1 Identifikasi Aktor dan Use Case…………………………………………125
Tabel 4. 2 Narasi Use Case Diagram Registrasi ................................................ 127
Tabel 4. 3 Narasi Use Case Diagram Login ....................................................... 128
Tabel 4. 4 Narasi Use Case Diagram Input Artikel ............................................ 129
Tabel 4. 5 Narasi Use Case Diagram Lihat Artikel ............................................ 130
Tabel 4. 6 Narasi Use Case Diagram Data Profil Guru ...................................... 131
Tabel 4. 7 Narasi Use Case Diagram Download ................................................ 131
Tabel 4. 8 Tabel Spesifikasi Database Tabel User ............................................. 154
Tabel 4. 9 Tabel Spesifikasi Database Tabel Guru ............................................ 155
Tabel 4. 10 Tabel Spesifikasi Database Tabel Berita ......................................... 156
Tabel 4. 11 Tabel Spesifikasi Database Tabel Kategori ..................................... 157
Tabel 4. 12 Tabel Spesifikasi Database Tabel Download .................................. 158
Tabel 4. 13 Tabel Spesifikasi Database Tabel Kometar..................................... 159
Tabel 4. 14 Tabel Spesifikasi Database Tabel Agenda ...................................... 160
Tabel 4. 15 Pengujian Bidang Admin ................................................................. 171
Tabel 4. 16 Pengujian Bidang Guru .................................................................... 172
xiv
DAFTAR SIMBOL
Tabel Notasi Use Case Diagram
SIMBOL NAMA KETERANGAN
Actor Actor adalah pengguna sistem.
Actor tidak terbatas hanya
manusia saja, jika sebuah
sistem berkomunikasi dengan
aplikasi lain dan membutuhkan
input atau memberikan output,
maka aplikasi tersebut juga bisa
dianggap sebagai actor.
Use Case Use case digambarkan sebagai
lingkaran elips dengan nama
use case dituliskan didalam
elips tersebut.
Association Asosiasi digunakan untuk
menghubungkan actor dengan
use case. Asosiasi digambarkan
dengan sebuah garis yang
menghubungkan antara Actor
dengan Use Case.
xv
Tabel Notasi Activity Diagram
SIMBOL KETERANGAN
Titik Awal
Titik Akhir
Activity
Pilihan Untuk mengambil
Keputusan
Fork; Digunakan untuk
menunjukkan kegiatan
yang dilakukan secara
parallel atau untuk
menggabungkan dua
kegiatan paralel menjadi
satu.
Rake; Menunjukkan
adanya dekomposisi
Tanda Waktu
Tanda pengiriman
Tanda penerimaan
Aliran akhir (Flow Final)
xvi
Tabel Notasi Sequence Diagram
SIMBOL NAMA KETERANGAN
Object Object merupakan instance dari
sebuah class dan dituliskan
tersusun secara horizontal.
Digambarkan sebagai sebuah class
(kotak) dengan nama objek
didalamnya yang diawali dengan
sebuah titik koma
Actor Actor juga dapat berkomunikasi
dengan object, maka actor juga
dapat diurutkan sebagai kolom.
Simbol Actor sama dengan simbol
pada Actor Use Case Diagram.
Lifeline Lifeline mengindikasikan
keberadaan sebuah object dalam
basis waktu. Notasi untuk Lifeline
adalah garis putus-putus vertikal
yang ditarik dari sebuah objek.
Activation Activation dinotasikan sebagai
sebuah kotak segi empat yang
digambar pada sebuah lifeline.
Activation mengindikasikan
xvii
sebuah obyek yang akan
melakukan sebuah aksi.
Message Message, digambarkan dengan
anak panah horizontal antara
Activation. Message
mengindikasikan komunikasi
antara object-object.
xviii
Tabel Notasi pada Class Diagram
SIMBOL NAMA KETERANGAN
Class Class adalah blok - blok
pembangun pada
pemrograman berorientasi
objek.
Sebuah class digambarkan
sebagai sebuah kotak
yang terbagi atas 3 bagian.
Bagian atas adalah bagian
nama dari class. Bagian
tengah mendefinisikan
property/atribut class.
Bagian akhir
mendefinisikan method
method dari sebuah class.
Assosiation Sebuah asosiasi
merupakan sebuah
relationship paling umum
antara 2 class, dan
dilambangkan oleh
sebuah garis yang
menghubungkan antara 2
class.
Garis ini bisa
melambangkan tipe-tipe
relationship dan juga
dapat menampilkan
hukum-hukum
multiplisitas pada sebuah
relationship (Contoh:
One-to-one, one-to-many,
many-to-many).
Composition Jika sebuah class tidak
bisa berdiri sendiri dan
harus merupakan bagian
dari class yang lain, maka
class tersebut memiliki
relasi Composition
terhadap class tempat dia
bergantung tersebut.
Sebuah relationship
composition digambarkan
sebagai garis dengan
xix
ujung berbentuk jajaran
genjang berisi/solid.
Dependency Kadangkala sebuah class
menggunakan class yang
lain. Hal ini disebut
dependency. Umumnya
penggunaan dependency
digunakan untuk
menunjukkan operasi
pada suatu class yang
menggunakan class yang
lain. Sebuah dependency
dilambangkan sebagai
sebuah panah bertitik-
titik.
Aggregation Aggregation
mengindikasikan
keseluruhan bagian
relationship dan biasanya
disebut sebagai relasi
“mempunyai sebuah” atau
“bagian dari”. Sebuah
aggregation digambarkan
sebagai sebuah garis
dengan sebuah jajaran
genjang yang tidak
berisi/tidak solid.
Generalization Sebuah relasi
generalization sepadan
dengan sebuah relasi
inheritance pada konsep
berorientasi obyek.
Sebuah generalization
dilambangkan dengan
sebuah panah dengan
kepala panah yang tidak
solid yang mengarah ke
kelas “parent”-
nya/induknya.
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi yang diwarnai semakin maraknya inovasi ditandai juga
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari akan
persaingan yang semakin berat, maka diperlukan perubahan paradigma dari yang
semula mengandalkan pada resource based menjadi knowledge based yang
bertumpu pada analisis bidang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya kemasan
informasi, metadatabase, data mining, data warehouse dan sebagainya, disertai
dengan kemampuan SDM (Fahri, 2011).
Knowledge management adalah pendekatan-pendekatan sistematik yang
membantu mengalirkan informasi dan pengetahuan kepada orang yang tepat pada
saat yang tepat agar menciptakan sebuah nilai. Menurut Tobing (2009) ada dua jenis
knowledge yaitu explicit knowledge dan tacit knowledge. Explicit knowledge
merupakan segala bentuk knowledge yang sudah direkam dan dokumentasikan
sehingga lebih mudah untuk didistribusikan dan dikelola. Sedangkan tacit
knowledge merupakan knowledge yang terletak di dalam pikiran (otak) atau
melekat di dalam diri seseorang yang diperolehnya melalui pengalaman dan
pekerjaannya.
Untuk dapat menciptakan persaingan sumber daya manusia yang unggul
dan kompetitif perlu ditunjang oleh institusi pendidikan atau sekolah yang
berkualitas. Untuk menciptakan kualitas yang diinginkan tersebut maka sekolah
21
diharapkan dapat memberikan suatu layanan yang maksimal kepada para peserta
didik. Pelayanan tersebut seperti yang tercantum dalam Kode Etik guru pasal 6
antara lain ialah berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas didik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses
dan hasil pembelajaran; membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati
dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan
anggota masyarakat; menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana
sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien
bagi peserta didik.
Dalam instansi pendidikan, khususnya pada sekolah menengah pertama,
dibutuhkan suatu manajemen pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru, karena
dengan adanya knowledge para guru dapat meningkatkan kinerja dan kompetensi
yang dimiliki. SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta sebagai suatu instansi
pendidikan yang bertugas untuk mendukung dan menyediakan pendidikan yang
berkualitas guna memberi manfaat dalam mencerdaskan anak bangsa tidak terlepas
dari masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan.
Knowledge management system telah banyak diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari dalam dunia bisnis, ekonomi, pertanian, bahkan pendidikan.
Aplikasi knowledge management ini diharapkan dapat membantu pegawai dalam
memperoleh knowledge, informasi, ataupun saling berbagi pengetahuan. Berikut ini
adalah 5 penelitian yang sejenis:
Pada skripsi yang berjudul Rancang Bangun Knowledge Management
System Berbasis Web (Studi Kasus SMAN Jakarta 46) (Dirgantoro, 2014). Aplikasi
22
ini bertujuan untuk membuat suatu sistem yang dapat mempermudah user terutama
guru dan pegawai pada SMAN 46 Jakarta untuk dapat saling berkomunikasi dan
bertukar pendapat atau ide melalui media internet, tanpa batas ruang dan waktu.
Aplikasi ini menggunakan metode RAD, adapun kelebihan dari sistem aplikasi ini
adalah adanya kemudahan bagi pengguna karena bersifat user friendly.
Pada skripsi yang berjudul Analisis dan Perancangan Knowledge
Management System berbasis WEB dan WAP (Studi Kasus: SMAN 4 Tangerang
Selatan) (Mardhotillah, 2011). Aplikasi ini bertujuan menganalisis proses
identifikasi pengetahuan, akuisisi pengetahuan, pembagian dan penyebaran
pengetahuan, penerapan pengetahuan, dan penyimpanan pengetahuan. Adapun
kelebihan dari aplikasi ini adalah bisa di akses melalui WEB dan WAP.
Pada skripsi yang berjudul Implementasi knowledge management system
berbasis semantic mediawiki (Studi Kasus: Divisi operasional perusahaan
telekomunikasi) (Kurniandi, 2013). Aplikasi ini bertujuan untuk membuat suatu
sarana yang mengerahkan para karyawan agar bekerja lebih efektif melalui
pendokumentasian, membuat suatu sarana pendukung berupa aplikasi
knowledge management yang dapat mendukung pendokumentasian dan
penyebaran knowledge di dalam perusahaan. Adapun kelebihan dari aplikasi ini
adalah pendokumentasian yang lengkap tentang pelanggan dan informasi
teknis.
Pada skripsi yang berjudul “Knowledge management bagi sistem informasi
(Studi Kasus: perpustakaan Universitas Gadjah Mada) (Saputri, 2014). Aplikasi ini
bertujuan untuk menganalisis knowledge management dalam tata kelola
23
perpustakaan Universitas Gadjah Mada. Mengkaji teknologi yang diterapkan dalam
sistem informasi perpustakaan. Adapun kelebihan dari aplikasi ini adalah sudah
memakai metode berorientasi objek dalam pengembangan sistem.
Pada skripsi yang berjudul “Analisis dan Desain Model Knowledge
Management pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus: (Studi Kasus: SMAN 1
Tangerang Selatan) (Fatahillah, 2014). Aplikasi ini bertujuan untuk menganalisis
knowledge management guru-guru yang mengajar. Adapun kelebihan dari aplikasi
ini adalah sudah memakai metode berorientasi objek dan menggunakan database
SQL Server.
Berdasarkan pengamatan sementara peneliti, saat ini belum ada proses
pengumpulan kembali pengetahuan yang sebelumnya dimiliki para guru untuk
meningkatkan kompetensi guru. Selain itu terdapat kesenjangan pengetahuan
antara guru-guru senior dan guru-guru muda yang baru mengajar di sekolah
tersebut. Kesenjangan pengetahuan tersebut dikarenakan guru senior memiliki tacit
knowledge berdasarkan pengalaman mengajar yang sudah puluhan tahun
sedangkan guru muda tidak memilikinya, hal ini mengakibatkan perbedaan
kompetensi dalam mengajar. Hal yang sebaliknya juga terjadi ketika guru muda
memiliki explicit maupun tacit knowledge yang tidak dimiliki guru tua, salah
satunya tentang cara mengajar yang lebih terkini dalam menghadapi remaja masa
kini yang tentunya mempunyai sikap, sifat, dan juga modul untuk mengajar ke
siswa. Harus ada sistem yang dapat memecahkan masalah yang harus diselesaikan
tersebut. Dan penyebaran pengetahuan para guru masih menggunakan aplikasi
Whatsapp yang sangat rentan data hilang dan pada aplikasi tersebut tidak memiliki
24
data penyimpanan yang besar. Apabila terjadi kerusakan pada aplikasi otomatis
data akan hilang.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis membuat tugas akhir
dengan judul “Rancang Bangun Sistem Knowledge Management Bahan Ajaran
Guru untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik dan Profesional Di SMP
Addiniyah Attahiriyah”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan penulis menyimpulkan identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Sulitnya guru melakukan proses pengumpulan kembali informasi kegiatan
pembelajaran maupun pengetahuan mengenai cara pembelajaran yang baik
dan benar.
2. Para guru membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian kembali
dokumen seperti silabus, materi pembelajaran dan buku pelajaran.
3. Terdapat perbedaan standar kompetensi para guru yang menyebabkan
menurunnya kualitas pendidikan.
4. Kurangnya komunikasi antara guru junior dan senior sehingga tidak terjadi
pertukaran pengetahuan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi diatas, perumusan masalah pada penelitian ini
adalah “bagaimana rancang bangun sistem knowledge management bahan ajaran
25
Guru untuk meningkatkan kompetensi pedagogic dan professional guru pada
sekolah SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta?”
1.4 Ruang Lingkup
Untuk memfokuskan pada tujuan penelitian maka penulis membatasi ruang
lingkup
skripsi ini. Adapun yang menjadi ruang lingkup adalah sebagai berikut:
1. Penelitian berlangsung di ruang lingkup SMP Addiniyah Attahiriyah
Jakarta pada bagian tenaga pendidik atau guru.
2. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada proses manajemen
pengetahuan guru. Mulai dari identifikasi pengetahuan, akuisisi
pengetahuan, pembagian dan penyebaran pengetahuan, penerapan
pengetahuan, dan penyimpanan pengetahuan.
3. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan yaitu Rapid Application
Development (RAD) menurut Kendall (2011), dan dilakukan pengujian
sistem dengan menggunakan metode black box
4. Desain sistem yang dipakai dalam skripsi ini adalah Unified Modelling
Language. Ada 3 diagram utama yang digunakan sebagai desain sistem
yaitu, Use Case Diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram.
5. Alat bantu (tools) yang digunakan sebagai pendeskripsian, PHP sebagai alat
pengkodean, MySQL dipakai sebagai database dan PHP MyAdmin untuk
pengelolaan database.
26
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan rancang
bangun sistem informasi knowledge management system bahan ajar guru untuk
meningkatkan kompetensi. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah
untuk menghasilkan:
1. Mempermudah proses pengumpulan kembali informasi maupun
pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.
2. Mempercepat waktu proses pencarian kembali dokumen (hardcopy) telah
disimpan.
3. Meningkatkan standar kompetensi para guru pada SMP Addiniyah
Attahiriyah Jakarta
4. Mempermudah komunikasi antara guru junior dan senior sehingga dapat
bertukar pengetahuan dengan baik.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada pihak lain. Beberapa
manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1.5.1 Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapatkan pada suatu kegiatan
nyata
yang di harapkan bisa membandingkan pengetahuan yang diterima selama
di kuliah.
27
2) Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa selaku
generasi yang dididik yang terjun langsung di lingkungan masyarakat
khususnya di lingkungan kerja.
3) Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program Studi
Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4) Mahasiswa mampu menganalisis dan merancang sistem knowledge
management pada SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta.
1.5.2 Bagi UIN Syarif Hidayatullah
1. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum
yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di lapangan.
2. Sebagai upaya memperkenalkan anak didik serta nama perguruan tinggi di
dunia kerja.
1.5.3 Bagi SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta
1. Membantu guru untuk memperoleh maupun menyebarkan pengetahuan.
2. Dapat meningkatkan komunikasi di antara guru maupun pegawai.
3. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun karyawan.
4. Meningkatkan motivasi yang tepat untuk dapat aktif berdiskusi dalam
forum.
5. Dapat memberikan kemudahan bagi staff dalam melakukan pengelolaan,
penyebaran dan penyimpanan knowledge.
6. Meningkatkan minat atau kemauan staff untuk mendapatkan atau
menciptakan knowledge yang baru.
28
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini sistematika penulisan terbagi dalam 5 (lima)
bab. Berikut merupakan gambaran umum mengenai pokok pembahasan yang akan
dibahas pada tiap-tiap bab:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan latar belakang, perumusan masalah,
batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan dalam rancang bangun
knowledge management, metode pengembangan sistem dan
mendefinisikan tools yang diperoleh dari berbagai sumber yang
menjadi landasan dan penulisan skripsi ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan dalam
pengumpulan data dan metode dalam pengembangan sistem. Bab ini
membahas lebih rinci tentang metode pengumpulan data, metode
pengembangan sistem, metode analisis yang digunakan serta adanya
kerangka penelitian dari penelitian yang dilakukan pada SMP
Addiniyah Attahiriyah Jakarta.
29
BAB IV KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM SEKOLAH
Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang organisasi,
sejarah dan struktur organisasi SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta.
Bab ini juga berisi analisis permasalahan, analisis kebutuhan sistem,
dan perancangan sistem yang diusulkan.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari penelitian ini untuk
dapat digunakan dalam pengembangan selanjutnya
30
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perancangan Bangun
2.1.1 Perancangan
Perancangan merupakan salah satu hal yang penting dalam membuat
program. Adapun tujuan dari perancangan ialah untuk memberi gambaran yang
jelas lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik yang terlibat. Perancangan harus
berguna dan mudah dipahami sehingga mudah digunakan.
Perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan
dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di dalamnya
melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan juga
keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaanya.
Perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk
menerjemahkan hasil analisis dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman
untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem
diimplementasikan (Roger S. Pressman, 2012).
2.1.2 Bangun
Pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan
sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada secara
keseluruhan (Roger S. Pressman, 2012). Jadi dapat disimpulkan bahwa Rancang
31
Bangun adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan
dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan
berfungsi. Dengan demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan
menerjemahkan hasil analisis ke dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian
menciptakan sistem tersebut atau memperbaiki sistem yang sudah ada.
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Pengertian Sistem
Menurut Rober dan Michael sistem sebagai kumpulan elemen yang saling
berinteraksi membentuk kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan
pembatas yang jelas (Prahasta, 2014)
Definisi sistem menurut McLeod adalah sekelompok elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (Fatta, 2009)
Sistem menurut Murdick dan Ross adalah seperangkat elemen yang
digabungkan satu dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama (Fatta, 2009).
2.3 Konsep Dasar Informasi
2.3.1 Definisi Informasi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih
berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian
nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan
(Hutahaean, 2015).
32
Menurut Kadir informasi adalah analisis dan sintesis terhadap data, atau
informasi adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai
dengan kebutuhan seseorang, manajer, staff, atau orang lain di dalam suatu
organisasi atau perusahaan (Prahasta, 2014)
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bahasa, mathematical,
dan simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam
menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep, dan objek-objek
penting lainnya. Singkatnya data merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw
facts) (Prahasta, 2014). Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi
penerimanya, perlu dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam
menghasilkan informasi. Siklus informasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. 1 Siklus Informasi (Jogiyanto, 2010).
33
2.3.2 Kualitas Informasi
Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 hal pokok,
yaitu relevancy, accuracy, dan timeliness (Wahyono, 2012):
1) Relevansi (relevancy)
Informasi dikatakan berkualitas jika relevan (memberikan manfaat) bagi
pemakainya.
2) Akurasi (accuracy)
Informasi dikatakan akurat jika informasi tersebut tidak bias atau
menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan
maksudnya.
3) Tepat Waktu (Timeliness)
Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data datangnya
tepat waktu.
2.3.3 Nilai Informasi
Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of
information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost).
Namun, dalam kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi
belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula.
Nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal yaitu (EFROSINA, 2015)
1. Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat.
2. Untuk mendapatkan pengalaman.
3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam
pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.
34
4. Untuk mengekstrak implikasi kritis dan merefleksikan pengalaman masa
lampau yang menyediakan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai
yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang manajer dari membuat
kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.
5. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi
tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat
ditaksir nilai efektivitas nya.
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.4.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer,
teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi
informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Subiyato
2014).
2.4.2 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen – komponen yang disebut blok
bangunan (building blok), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok
keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Dari keenam blok
tersebut masing – masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk satu
kesatuan untuk mencapai sasaran, keenam blok itu sebagai berikut (Subiyato, 2014)
35
Blok masukan (input block)
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang
akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
1. Blok model (model block)
Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur logika dan
model mathematic yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di dalam data dengan cara yang sudah tertentu untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
2. Blok keluaran (output block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.
3. Blok teknologi (technology block)
Gambar 2. 2 Komponen Sistem Informasi (Jogiyanto, 2010).
36
Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox) dari pekerjaan
sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan
model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem
keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi
(humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat
keras (hardware).
4. Blok basis data (database block)
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat
keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data didalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi
basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan
menggunakan perangkat yang disebut dengan DBMS (Data Base
Management Sistem).
5. Blok kendali (control block)
Supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan,
maka perlu diterapkan pengendalian-pengendalian di dalamnya. Beberapa
pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-
37
hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila telanjur terjadi
kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.4 Knowledge Management
Knowledge management adalah pendekatan-pendekatan sistematik yang
membantu mengalirkan informasi dan pengetahuan kepada orang yang tepat pada
saat yang tepat agar menciptakan sebuah nilai. Ada dua jenis knowledge yaitu
explicit knowledge dan tacit knowledge (Muhamad, Hariyanto, & Ardiyanti, 2011).
Explicit knowledge merupakan segala bentuk knowledge yang sudah direkam dan
dokumentasikan sehingga lebih mudah untuk didistribusikan dan dikelola.
Sedangkan tacit knowledge merupakan knowledge yang terletak di dalam pikiran
(otak) atau melekat di dalam diri seseorang yang diperolehnya melalui pengalaman
dan pekerjaannya.
Knowledge management merupakan sebuah proses sistematis dalam
melakukan pencarian, pemilihan, pengaturan, penyaringan dan penyajian informasi
dalam sebuah cara yang dapat meningkatkan pemahaman dari para pekerja dalam
sebuah lingkup/area kepentingan yang spesifik (Dirgantoro, 2014).
2.5.1 Konsep Dasar Pengetahuan
Sebagai pemahaman awal tentang pengetahuan, secara konseptual
pengetahuan (knowledge), menurut pakar dan ahli, diformulasikan dengan berbagai
rumusan yang berbeda-beda, menurut sudut pandang masing-masing pakar yang
bersangkutan. Pengetahuan adalah keseluruhan kognisi dan keterampilan yang
digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah (Sudrajat, 2014). Sedangkan
38
definisi yang paling sederhana mengenai pengetahuan adalah kapasitas untuk
melakukan tindakan.
2.5.2 Tingkatan Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan digunakan dalam pemetaan dan pengelolaan
knowledge di organisasi. Sesuai tingkatannya, Munir (2008) menjelaskan
kategorisasi pengetahuan sesuai tingkatannya, yaitu:
Pertama, pengetahuan inti (core knowledge) adalah tingkatan dan cakupan
pengetahuan yang dibutuhkan hanya untuk sekedar dapat beroperasi dalam industri
atau lingkungan di mana organisasi berada. Pengetahuan jenis ini tidak menjamin
keunggulan bersaing organisasi, apalagi kelangsungannya dalam jangka panjang.
Namun pada persaingan organisasi sejenis diperlukan sebagai pengetahuan dasar
yang tanpa pengetahuan ini organisasi tidak dapat beroperasi dengan efektif.
Misalkan suatu perusahaan produsen kue kering harus mempunyai pengetahuan
khusus untuk memproduksi kue kering, atau perusahaan pelatihan harus
mempunyai pengetahuan dalam menyusun bahan pelatihan dan memberikan
pelatihan.
Kedua, pengetahuan lanjut (advance knowledge) merupakan pengetahuan
yang dimiliki oleh organisasi yang ingin mempunyai kinerja prima. Pengetahuan
ini membuat organisasi bisa melakukan "serangan-serangan" dalam persaingan.
Organisasi yang berada dalam satu industri mungkin mempunyai knowledge yang
sama tingkat, cakupan dan kualitasnya. Namun ada pengetahuan yang spesifik yang
mungkin dimiliki oleh lebih dari organisasi, mungkin pula setiap organisasi
39
berbeda- beda. Dengan mengetahui pengetahuan yang berbeda inilah organisasi
dapat melakukan diferensiasi. Misalnya untuk produsen kue kering diperlukan pula
pengetahuan dalam jejaring distribusi pemasaran kue kering.
Ketiga, pengetahuan inovatif (innovative knowledge) merupakan
pengetahuan yang membuat organisasi mampu menjadi pemimpin dalam
persaingan. Bedanya dengan pengetahuan lanjut adalah pengetahuan ini melakukan
diferensiasi yang sangat berarti dibandingkan para pesaingnya. Misalnya untuk
membuat kue yang lezat, mengandung kolesterol rendah, dengan penampilan
menarik, dan kemasan yang unik bagi perusahaan kue kering.
2.5.3 Proses Inti Knowledge Management
Untuk mengatur dan mengelola pengetahuan perusahaan atau organisasi
perlu dilakukan pengelompokan dan pengkategorian masalah yang ditemui di
perusahaan tersebut (Dirgantoro, 2014). Ini dilakukan untuk mengidentifikasi
aktivitas yang dianggap sebagai proses inti knowledge management dan terkait satu
dengan lainnya. Dalam proses pengidentifikasian tersebut diperlukan metode
analisis yang disebut Core Process Knowledge Management (Proses Inti
Knowledge Management). Knowledge management memiliki enam unsur proses
inti :
40
1) Knowledge Identification
Mengidentifikasi pengetahuan eksplisit berarti menganalisa dan
menggambarkan lingkungan pengetahuan perusahaan. Banyak sekali perusahaan
yang kesulitan untuk mengatur gambaran umum data internal dan eksternal,
informasi dan kemampuan. Ketidakjelasan mengakibatkan ketakefisienan,
keputusan yang tidak tersampaikan, dan duplikasi. Knowledge management yang
efektif harus memastikan kejelasan internal dan eksternal serta membantu
karyawan secara individual untuk menentukan apa yang mereka butuhkan.
2) Knowledge Acquisition
Organisasi atau sekolah memasukkan bagian penting pengetahuan mereka
dari sumber luar. Hubungan dengan orang tua siswa, kementerian pendidikan, dan
pihak lain disadari mempunyai potensi untuk menyediakan pengetahuan yang
dimana maksud potensinya adalah jarang secara penuh digunakan. Dalam upaya
tersebut Sekolah melakukan berbagai macam cara agar tiap guru mampu dan
memahami pengetahuan yang akan bermanfaat bagi sekolah keseluruhan.
3) Knowledge Development
Pembangunan pengetahuan adalah sebagai building block yang melengkapi
perolehan pengetahuan. Fokusnya adalah menghasilkan kemampuan baru, produk
baru, ide yang lebih baik dan proses yang lebih efisien. Pembangunan pengetahuan
meliputi seluruh usaha manajemen yang ditujukan pada cara menghasilkan
kemampuan yang belum ada di dalam organisasi atau yang belum ada
keberadaannya di dalam organisasi atau di luar organisasi. Secara tradisional,
pembangunan pengetahuan dipakai perusahaan dalam melakukan riset pasar dan
41
membangun departemen, padahal pengetahuan penting juga dapat bersemi dari
salah satu bagian dalam organisasi.
Dalam building block ini kita memeriksa cara umum yang dilakukan
perusahaan dalam berhadapan dengan ide baru dan menggunakan kreativitas
karyawannya. Ketika dipertimbangkan dari sudut pandang knowledge
management, bahkan aktivitas yang dahulu dipandang sederhana seperti proses-
proses produksi dapat dianalisis dan dioptimalkan sehingga menghasilkan
pengetahuan.
4) Knowledge Sharing and Distribution
Pembagian dan distribusi pengetahuan di dalam organisasi adalah kondisi
yang vital untuk mengubah informasi yang dikhususkan atau pengalaman menjadi
sesuatu yang dapat digunakan oleh organisasi. Penentuan pada siapa saja
pengetahuan tersebut dapat diakses dan seberapa luas akses yang diberikan.
Pendistribusian pengetahuan memerlukan fasilitas yang menunjang agar
pengetahuan yang dimaksud diterima oleh orang yang bersangkutan, langkah yang
paling penting adalah menganalisa peralihan pengetahuan dari individual ke group
atau organisasi. Distribusi pengetahuan adalah proses membagi dan menyebarkan
pengetahuan yang sudah ada di dalam organisasi.
5) Knowledge Utilization
Seluruh inti dari knowledge management adalah memastikan bahwa
pengetahuan yang sudah ada dalam organisasi dipakai secara produktif untuk
keuntungan organisasi tersebut. Tetapi ada beberapa hal yang tidak menjadi
penentu, yaitu identifikasi yang sukses dan distribusi pengetahuan yang penting
42
tidak menjamin bahwa itu akan dipakai oleh perusahaan dalam aktivitasnya sehari-
hari. Ada beberapa tantangan yang merintangi penggunaan pengetahuan dari luar.
Oleh karena itu langkah-langkah yang harus diambil untuk memastikan bahwa
kemampuan yang bernilai dan aset pengetahuan seperti hak paten atau license
digunakan secara penuh.
6) Knowledge Retention
Penyimpanan informasi yang selektif, dokumen dan pengalaman
membutuhkan pengaturan. Organisasi biasanya mengeluh bahwa pengaturan
kembali membutuhkan biaya dan tempat dari memori mereka. Proses untuk
menyeleksi, memasukkan dan secara teratur memperbaharui pengetahuan yang
bernilai bagi masa depan harus dengan hati-hati disusun. Jika ini tidak selesai,
keahlian yang berharga dapat begitu saja terbuang. Penyimpanan pengetahuan
tergantung pada penggunaan media penyimpanan dalam lingkup yang luas secara
efisien. Proses inti knowledge management akan berkembang saat penanganan
pengetahuan tergantung pada penggunaan media penyimpanan dalam lingkup yang
luas secara efisien. Proses inti knowledge management saat penanganan knowledge
sebagai suatu sumber. Akan ada banyak kesulitan apabila perusahaan gagal
mengimplementasikan knowledge management melalui suatu strategi.
43
Knowledge identification, knowledge retention, knowledge acquisition,
knowledge development, knowledge distribution, dan knowledge utilization
merupakan suatu kesatuan yang saling terkait satu sama lain dan tidak dapat
dipisahkan.
Knowledge goals dan knowledge assessment akan memperkuat konsep
knowledge management serta mengubahnya menjadi suatu sistem manajemen.
Knowledge goals akan mengklarifikasi arah-arah strategis dari knowledge
management dan tujuan dari intervensi-intervensi khusus menjadi nyata.
Sedangkan proses dari knowledge assessment akan menyediakan data-data penting
bagi pengendalian strategis dari proyek-proyek knowledge management.
Gambar 2. 3 Building Blocks dari Knowledge Management
(Dirgantoro, 2014).
44
2.5.4 Konversi Pengetahuan
Kedua jenis pengetahuan explicit knowledge dan tacit knowledge
(pengetahuan terbatinkan) merupakan jenis pengetahuan yang saling melengkapi
serta berperan sangat penting dalam proses kreasi pengetahuan. Kedua jenis
pengetahuan ini berinteraksi satu sama lainnya dan berubah dari satu jenis ke jenis
lainnya secara dinamis. Interaksi dinamis antara satu bentuk pengetahuan ke bentuk
lainnya disebut dengan konversi pengetahuan (Raras, 2010). Oleh Nonaka dan
Takeuchi pengetahuan tersebut dapat di konversi dengan empat cara, yang disebut
dengan SECI Model, yaitu: Socialization (S), Externalization (E), Combination (C)
dan Internalization (I)
Model pertama, yaitu Socialization atau Sosialisasi, merupakan suatu
konversi pengetahuan antara tacit ke Tacit (T -> T). Istilah sosialisasi untuk
Gambar 2. 4 SECI Model (Raras, 2010)
45
menekankan pada pentingnya kegiatan bersama antara sumber pengetahuan dan
penerima pengetahuan dalam proses konversi tacit knowledge (Raras, 2010).
Karena pengetahuan tacit (terbatinkan) sangat dipengaruhi oleh konteksnya dan
sulit sekali diformalkan, maka untuk menularkan pengetahuan terbatinkan dari satu
individu ke individu lain dibutuhkan pengalaman yang terbentuk melalui kegiatan
bersama atau hidup dalam lingkungan yang sama dan bisa juga tanpa menggunakan
bahasa. Misalkan dengan cara meniru, mencontoh, menggunakan bahasa tubuh
maupun pelatihan-pelatihan yang digunakan.
Model kedua, yaitu Externalization atau Eksternalisasi, pengubahan
pengetahuan tacit ke explicit (T -> E). Proses ini terjadi melalui mengombinasikan
(menyortir, menambahkan, mengkategorisasikan dan dikontekstualisasikan
kembali menjadi pengetahuan baru) beragam explicit knowledge yang dimiliki
oleh seseorang (Sangkala, 2007). Sehingga seseorang dapat mempertukarkan dan
mengombinasikan pengetahuan melalui semacam satu kejadian. Dalam proses ini
pengetahuan tacit di ekpresikan dan diterjemahkan menjadi metafora, bentuk
konsep, hipotesis, diagram, model, atau prototipe sehingga dapat dengan mudah
dimengerti pihak lain.
Model ketiga, Combination atau Kombinasi. Suatu proses konversi antara
pengetahuan explicit ke pengetahuan explicit (E -> E). Proses ini merupakan
pertukaran dan pengkombinasian melalui media seperti dokumen-dokumen, rapat,
percakapan telepon maupun komunikasi melalui jaringan komputer dan internet.
Munir (2008) menyebutkan ada tiga proses kombinasi yang terjadi dalam praktik
konversi kombinasi, yaitu:
46
Pengetahuan eksplisit dikumpulkan dari dalam dan luar organisasi,
kemudian dikombinasikan.
Pengetahuan eksplisit disunting atau diproses agar dapat lebih bermanfaat
bagi organisasi.
Pengetahuan-pengetahuan eksplisit tersebut disebarkan ke seluruh
organisasi melalui berbagai media.
Model keempat, yaitu Internalization atau Internalisasi. Suatu proses
konversi antara Explicit knowledge menjadi Tacit knowledge (E->T). Pengetahuan
ini juga bisa disebut dengan pembelajaran mandiri, learning by doing dari
dokumen-dokumen, data, informasi maupun knowledge yang sudah
didokumentasikan. Suatu pembelajaran individu terhadap suatu pengetahuan
dan kemudian menjadi pengetahuan tacit individu tersebut.
2.5.5 Pengertian Knowledge Management Systems
Knowledge management systems merupakan sistem informasi berbasis ilmu
pengetahuan (knowledge) yang dapat mendukung hasil cipta (kreasi), pengaturan
dan penyebaran dari ilmu pengetahuan bisnis kepada para pekerja dan manajer
perusahaan (Dirgantoro, 2014)
Tidak berbeda jauh dengan definisi yang dikemukakan oleh O’Brien,
Turban et al (Dirgantoro, 2014) mengemukakan bahwa knowledge management
system merupakan sistem informasi berbasis pengetahuan yang mendukung kreasi,
pengaturan dan penyebaran dari ilmu pengetahuan bisnis kepada para pekerja dan
manajer dalam perusahaan secara keseluruhan.
47
Dalam mendesain Knowledge Management beberapa parameter sistem
perlu dipertimbangkan yaitu:(Dirgantoro, 2014)
a) Ketersediaan sistem (availability) diharapkan mendukung proses dan
budaya sharing.
b) Informasi yang ada dalam Knowledge Management harus dapat dijaga
keakuratannya.
c) Metode penyimpanan, index dan pencarian harus dapat dilakukan secara
mudah dan hasilnya efektif.
d) Sistem sebaiknya dapat selalu terakses dengan mudah. Dalam hal ini jelas
pertimbangan perangkat yang dapat mengaksesnya harus seluas mungkin.
2.5.6 Arsitektur KMS
Arsitektur KMS dirancang untuk menangkap knowledge dan
memungkinkan proses knowledge management menjadi efektif dan efisien.
Gambar berikut ini menjelaskan arsitektur dari Knowledge Management System
pada umumnya, dan dilengkapi dengan komponen- komponen yang terdapat pada
arsitektur Knowledge Management System.
48
Dalam aristekturnya, antar knowledge worker’s view saling berkomunikasi,
berkolaborasi dan berbagi melalui knowledge portal. Knowledge repository yang
berada dalam knowledge presentation layer merupakan penghubung antara
knowledge portal dan knowledge management layer yang berisi proses knowledge
management, proses knowledge management tersebut adalah akuisisi, perbaikan,
strategi pencarian kembali, distribusi dan presentasi knowledge.
Knowledge management layer membutuhkan data untuk melakukan proses
tersebut dan data tersebut diambil dari data source layer yang terdiri dari sumber
eksternal, web repository, email repository, text repository, relatinal and OO
database dan domain repository.
49
2.5 Manajemen Pengetahuan Sekolah
Tema utama dari manajemen pengetahuan adalah pembelajaran,
pengembangan/sharing, penempatan orang ditempat dan waktu yang tepat,
pembuatan keputusan yang efektif, kreativitas, membuat pekerjaan jadi lebih
mudah, dan mendorong tumbuhnya bisnis baru dan nilai bisnis.
Dari tema tersebut terkait nampak keterkaitannya dengan manajemen
pengetahuan yang memiliki tujuan menyediakan pengetahuan untuk pembelajaran.
Sekolah merupakan organisasi pembelajaran terutamanya bagi murid-muridnya,
sehingga untuk keperluan tersebut perlu menyediakan pengetahuan dan
mendistribusikannya agar muridnya dapat belajar dengan baik dan kreatif. Dampak
dari penggunaan data dan informasi melalui manajemen pengetahuan dalam sistem
pendidikan dapat mengaktifkan sekolah untuk berevolusi dari tempaan birokrasi
selama era industri ke ekologi pendidikan pengetahuan yang siap untuk bersaing
dalam jaringan informasi berbasis masyarakat global (Dirgantoro, 2014). Dalam
kerangka ekologi sekolah, manajemen pengetahuan harus menguji sejumlah besar
data yang mereka kumpulkan, bagaimana mengubah data menjadi informasi yang
bermakna, dan bagaimana informasi menjadi pengetahuan untuk mempertahankan
pemikiran pengambilan keputusan pendidikan. Penerapan Knowledge Management
akan memfasilitasi (mungkin dapat dikatakan memaksa) anggota organisasi untuk
selalu melanjutkan proses pembelajaran dalam hidupnya.
Pentingnya manajemen pengetahuan dapat dilihat juga dari sisi bergesernya
teori pembangunan ekonomi, yaitu dari teori konvensional yang bertumpu pada
50
modal physic (pabrik dan alat produksi) ke teori kontemporer yang bertumpu modal
manusia (human capital / intellectual capital) yang dikenal dengan knowledge
based economy. Dari pergeseran ini pendidikan menempati posisi terpenting dalam
upaya meningkatkan produktivitas, karena pendidikan melahirkan tenaga kerja
yang memiliki kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan, serta kreativitas yang
memadai. Tenaga kerja yang demikian itulah yang dikenal juga sebagai tenaga
kerja yang memiliki kapabilitas memadai. Tantangan dalam membangun
kapabilitas antara lain: mengubah cara berpikir dan berperilaku, merancang
pengalaman yang mendukung penemuan diri, pengalaman sebelumnya merupakan
bentuk pembelajaran (Wibowo, 2012). Oleh karenanya untuk menciptakan
pendidikan yang mampu membangun dan menciptakan kapabilitas manusia/tenaga
kerja diperlukan manajemen pengetahuan di dunia pendidikan, termasuk sekolah.
Ada tiga alasan utama mengapa mengadopsi manajemen pengetahuan
dalam pendidikan (sekolah), yaitu: Pertama, dapat memakai keahlian guru
berpengalaman dan berbagi dengan yang lain, terutama guru baru (Dirgantoro,
2014). Dengan demikian praktik terbaik dapat diperoleh dan dibagi diantara guru,
Kedua, dapat meningkatkan efektivitas dalam kaitannya dengan kinerja belajar-
mengajar sekolah. Hal ini menyediakan rancangan kerja dan memberi kecerdasan
bersaing kepada guru. Untuk Pendidikan, faktor bersaing yang penting adalah untuk
mencapai outcome dan meningkatkan hasil belajar murid, dan Ketiga, manajemen
pengetahuan mendukung pengembangan dari komunitas pengetahuan pada sekolah
dan menaruh budaya organisasi pembelajaran. Hal ini akan meningkatkan
pembelajaran serta mengelola secara sah hak milik intelektual sekolah.
51
Berdasarkan hasil diskusi Knowledge Management in Education Summit
Petrides & Nodine (Dirgantoro, 2014) menyarankan penerapan manajemen
pengetahuan dalam lembaga pendidikan yaitu dengan cara:
1. Membangun daftar data/informasi dan kebiasaan secara organizational
untuk menggunakan data/informasi secara positif melalui pelibatan orang-
orang dalam diskusi secara terbuka.
2. Fokus pada orang-orang dan kebutuhan mereka, kemudian melakukan
kegiatan melalui management pengetahuan untuk memenuhinya.
3. Susun proses kerja dan pola aliran informasi.
4. Yakinkan adanya teknologi yang dapat mengumpulkan dan sharing
informasi.
5. Tingkatkan pembelajaran murid dan jangan membiarkan prosedur tanpa
keahlian.
6. Berharap proses yang terus maju/dinamis.
7. Pertimbangkan gambaran yang lebih besar/luas.
Dalam penerapan manajemen pengetahuan di organisasi/sekolah seperti tersebut di
atas, peran kepala sekolah dalam proses itu sangat penting. Tanpa peran kepala
sekolah, sangat sulit manajemen pengetahuan berjalan di sekolah, sebagaimana
diungkapkan oleh hasil penelitian Leung (2010) yang menyatakan bahwa kepala
sekolah harus dapat menstimulasi knowledge sharing dan menyediakan pelatihan
bagi guru, dan yang paling penting, kepala sekolah harus mendorong para guru
untuk berpikir dengan cara yang baru dan menekankan bahwa manajemen
pengetahuan dapat menyelesaikan masalah yang sebelumnya atau saat ini terjadi di
52
dalam sekolah. Mendasarkan pada pendapat Havelock dan Zlotolow, West-
Burnham dan O’Sullivan, serta Beatty, selanjutnya Leung menjelaskan bahwa
dalam praktik manajemen pengetahuan kepala sekolah berperan sebagai catalyst,
process helper, dan resource linker, yaitu:
1. Sebagai katalis, kepala sekolah harus memprakarsai perubahan atas praktik
implementasi manajemen pengetahuan di sekolah. Kepala sekolah
harus mengetahui perilaku para guru dan staf serta budaya pada sekolah
yang dapat mendukung perubahan atau bahkan dapat menolak perubahan.
2. Sebagai process helper, kepala sekolah harus membantu guru/staf ketika
mereka menemukan masalah dalam mempraktekkan manajemen
pengetahuan. Kepala sekolah harus memotivasi para guru dan menciptaan
lingkungan kerja yang dapat mendukung praktik baru ini. Sebagai
pemimpin dari organisasi pembelajar, kepala sekolah harus mendukung
proses pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan kinerja. Kepala
sekolah perlu menciptakan koneksi secara emosional dengan para guru
untuk dapat menyampaikan secara jelas tujuan dan harapannya serta
menyediakan umpan balik yang positif kepada para guru melalui
komunikasi yang efektif.
3. Sebagai resource linker, kepala sekolah harus mengalokasikan kembali
sumber daya yang tersedia untuk mencapai perubahan yang diharapkan.
Beberapa peran personalia maupun kelompok tugas perlu dudukan kembali
untuk memfasilitasi proses perubahan dan menyediakan dukungan teknis
53
dan pedagogik. Untuk ini perlu pengembangan staf melalui pelatihan,
mentoring, ataupun partisipasi.
2.6 Kompetensi Guru
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen akan
memiliki dampak yang sangat besar untuk dunia pendidikan Indonesia (Indonesia,
2005). Sasaran utamanya adalah peningkatan mutu pendidikan, peningkatan mutu
pendidikan dibangun dari berbagai aspek, Guru adalah salah satu faktor yang
menentukan untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas tersebut.
Keinginan kuat pemerintah memperbaiki mutu pendidikan tidak hanya
ditunjukkan dengan undang-undang saja melainkan penyiapan anggaran untuk
kesejahteraan guru dan dosen, berbagai program dan pelatihan guru serta investasi
jangka panjang dengan menyediakan, membangun dan memperbaiki sarana
prasarana pendidikan.
Guru yang semula adalah jabatan, melalui Undang-undang ini ditingkatkan
menjadi Profesi, artinya seseorang belum bisa dinyatakan sebagai guru jika belum
memenuhi beberapa persyaratan syarat-syarat tersebut adalah:
Guru wajib memiliki:
1. Kualifikasi akademik
Kualifikasi adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki
oleh guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat
54
penugasan. Kualifikasi akademik ditunjukkan dengan ijazah yang merefleksikan
kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru untuk melaksanakan tugas sebagai
pendidik pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang
diajarkannya sesuai standar nasional pendidikan, yaitu:
a) Untuk guru pada pendidikan usia dini, memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana strata satu (S-1)
dengan latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia
dini, kependidikan dini atau psikologi.
b) Untuk guru pada pendidikan SD/MI, memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana strata satu (S-1)
dengan latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI,
kependidikan lain atau psikologi.
c) Untuk guru pada pendidikan SMP/MTs. atau bentuk lain yang sederajat
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV)
atau sarjana strata satu (S-1) dengan latar belakang pendidikan tinggi
dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan.
d) Untuk guru pada pendidikan SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV)
atau sarjana strata satu (S-1) dengan latar belakang pendidikan tinggi di
bidang pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
55
e) Untuk guru pada pendidikan SDLB/SMPLB atau bentuk lain yang
sederajat, memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma
empat (D-IV) atau sarjana strata satu (S-1) dengan latar belakang
pendidikan tinggi dengan program pendidikan khusus atau sarjana yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
f) Untuk guru pada pendidikan MAK/SMK atau bentuk lain yang sederajat
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV)
atau sarjana strata satu (S-1) dengan latar belakang pendidikan tinggi
dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan.
2. Kompetensi
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan dan ditampilkan melalui unjuk kerja. Menteri
Pendidikan Nasional melalui keputusannya nomor 045/U/2002 menyebutkan
kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Sehingga kompetensi
guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
terwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran. Menurut Undang-undang nomor 14 tahun 2005 dan
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 serta peraturan pemerintah nomor 74
56
tahun 2008 tentang guru disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
personal, kompetensi paedagogik, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.
3. Sertifikat pendidik
Sertifikat pendidik diperoleh guru melalui program sertifikasi guru.
Program sertifikasi guru adalah program yang berisi proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru. Guru yang telah mengikuti dan dinyatakan lulus akan
memperoleh sertifikat guru sebagai tenaga professional. Secara garis besar program
sertifikasi guru dibedakan menjadi:
a. Program sertifikasi untuk guru yang telah ada (guru dalam jabatan)
b. Program sertifikasi untuk calon guru.
4. Sehat jasmani dan rohani
Seorang guru dikatakan sehat jasmani dan rohani setelah yang bersangkutan
mengikuti prosedur uji kesehatan dan dinyatakan dengan surat keterangan dari
dokter.
5. Kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Seperti telah diamanatkan dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005
bahwa guru mempunyai peran dan kedudukan yang strategis dalam pembangunan
nasional di bidang pendidikan, oleh karenanya profesi keguruan perlu
dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Sebagai tenaga professional, guru
dituntut mampu melaksanakan pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
57
manusia yang bertakwa kepada Tuhan yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Sebagai kompensasi dari tuntutan tersebut maka pemerintah memberikan
anggaran lebih untuk kesejahteraan dan perlindungan profesionalisme guru. Guru
yang profesional harus memiliki kompetensi. Peraturan pemerintah nomor 74 tahun
2008 tentang guru menyebutkan bahwa kompetensi merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai,
dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi guru bersifat holistic. dan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
meliputi kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan personal.
2.6.1 Kompetensi pedagogik
Pedagogik mempunyai arti ilmu mendidik. Kompetensi pedagogik
merupakan suatu performance (kemampuan) seseorang dalam bidang ilmu
pendidikan (Ismail, 2017). Untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki
kompetensi pedagogik. Seorang guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman
serta kemampuan dan keterampilan pada bidang profesi kependidikan. Menurut
Depdiknas pengetahuan dan pemahaman yang harus dimiliki seorang guru sebagai
profesi kependidikan meliputi: a) peserta didik b) teori belajar dan pembelajaran, c)
kurikulum dan perencanaan pengajaran, d) budaya dan masyarakat sekitar sekolah,
e) filsafat dan teori pendidikan, f) evaluasi, g) teknik dasar dalam mengembangkan
proses belajar, h) teknologi dan pemanfaatannya dalam pendidikan, i) penelitian,
58
j) moral, etika dan kaidah profesi
Valente menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan salah satu
kompetensi yang sangat penting. Kemudian dikemukakan bahwa: This kind of
competency is the main problem related to the didacted and methodology used in
classroom teaching. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman tentang: (a) sifat,
ciri, dan perkembangan anak didik, (b) konsep-konsep pendidikan yang berguna
membantu anak didik, (c) metodologi pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan anak didik, dan (d) sistem evaluasi yang baik dan tepat. Pada bidang
pedagogik, seorang guru harus memiliki kompetensi: a) mampu mengidentifikasi
dan me- mahami karakteristik peserta didik dari aspek sosial, moral, kultural,
emosional dan intelektual, b) mampu memfasilitasi pengembangan potensi peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, c) menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang men- didik, d) mampu
merancang pembelajaran yang mendidik, e) mampu melaksanakan pembelajaran
yang mendidik, f) mampu merancang penilaian proses dan hasil belajar, g) mampu
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, dan h) mampu menggunakan hasil
penilaian untuk berbagai kepentingan pembelajaran dan pendidikan.
2.6.2 Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan Guru dalam menguasai
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang
diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:
59
a. materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu; dan
b. konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan,
yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan
diampu.
Setiap sub kompetensi tersebut diatas memiliki indikator yang berbeda. Sub
kompetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
memiliki indikator memahami materi yang ada dalam kurikulum sekolah,
memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren
dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan
menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Sub kompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki
indikator menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan /materi bidang studi secara profesional dalam konteks
secara global.
2.7 Metodologi Penelitian
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-
konsep pekerjaan, aturan-aturan yang digunakan pada berbagai disiplin ilmu
(Mahdiana, 2011).
60
Penelitian dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi
artian yang terus-menerus terhadap sesuatu. Penelitian juga merupakan percobaan
yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru (Noor, 2011).
landasan teori yang digunakan dalam metodologi penelitian skripsi ini
adalah sebagai berikut:
2.6.1 Metodologi Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan
data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Dalam melakukan
pengumpulan data, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
2.6.2 Observasi
Observasi adalah teknik penemuan fakta dimana analis sistem turut
berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang melakukan aktivitas
untuk mempelajari sistem. Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya
(Jogiyanto H.M., 2010).
wawancara yaitu komunikasi dua arah yang dilakukan untuk mendapatkan
data dari responden (Jogiyanto H.M., 2010). Wawancara (interview) telah diakui
sebagai teknik pengumpulan data atau fakta (fact finding technique) yang penting
61
dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Mengadakan tanya
jawab sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah disusun kepada fungsi yang
bersangkutan (Jogiyanto H.M., 2010).
Sedangkan menurut Whitten (Dirgantoro, 2014), Wawancara adalah teknik
penelusuran fakta dimana analis sistem mengumpulkan informasi dari individu-
individu melalui interaksi face-to-face. Tujuan dari wawancara adalah
menemukan fakta, validasi fakta, kejelasan fakta, antusiasme, mengidentifikasi
persyaratan, menyatukan ide dan persyaratan.
2.6.3 Studi Pustaka
Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan, dilakukan
studi pustaka dengan membaca dan mempelajari secara mendalam literature-
literatur yang mendukung penelitian ini. Diantaranya buku-buku, diktat, catatan,
makalah dan artikel baik cetak maupun elektronik dan hasil penulisan karya
ilmiah lainnya (Dirgantoro, 2014).
Studi pustaka adalah mengumpulkan data dan informasi dengan cara
membaca dan mempelajari buku-buku, referensi serta situs- situs penyedia
layanan yang berkaitan dengan judul (Noor, 2011)Adapun Jogiyanto (Jogiyanto
H.M., 2010) menjelaskan bahwa studi pustaka ialah cara penelitian yang
dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku pustaka, dan website
tertentu yang dijadikan pendukung dalam penelitian yang dilakukan.
62
2.6.4 Studi Literatur
Dilakukan dengan membaca dan menelaah literature dari jurnal-jurnal,
tugas akhir atau skripsi, serta tesis yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti
(Noor, 2011). Berikut ini merupakan beberapa penelitian sejenis yang bersumber
dari skripsi, dan jurnal:
63
Tabel 2. 1 Studi Literatur Sejenis
Peneliti Judul
Tahu
n
Kelebihan
Kekurang
an
Shinta
Madratillah
analisis
dan
perancang
an
knowledge
manageme
nt system
berbasis
web dan
wap
2011 Memiliki fitur forum
diskusi yang
memungkinkan user
untuk membahas
suatu kasus
Penjelasan
tentang
proses
knowledge
manageme
nt kurang
mendetail.
Satrio
Dirgantoro
rancang bangun
Knowledge
Management
System berbasis
web pada SMAN
46 Jakarta
2013 Membahas detail
analisis knowledge
management
Tampilan
aplikasi
kurang
user
friendly
Irvanda
Kurniadi
implementasi
knowledge
management
Pendokumentasian yang
lengkap tentang
pelanggan dan
Tampilan
masih
64
system berbasis
semantic
mediawiki
pada divisi
operasional
perusahaan
telekomunikasi
informasi teknis
Mengimplementasikan
Mediawiki sebagai alat
untuk menerapkan
sistem yang telah
dirancang.
terlalu
sederhana.
Devy
Listisari
Saputri
knowledge
management bagi
sistem informasi
perpustakaan
Universitas
Gadjah Nada
Sudah memakai
metode berorientasi
objek dalam
pengembangan
sistem.
Isi dari
aplikasi
kurang
lengkap
Reza
Fatahillah
(Program
Sarjana
UIN Syarif
Hidayatulla
h
Jakarta)
Analisis dan
Desain Model
Knowledge
Management pada
Sekolah
Menengah Atas
(Studi Kasus:
2012 Membahas detail
analisis knowledge
management
Tidak
membuat
aplikasi
dalam
penelitian
yang
dibuat.
65
SMAN 1 Tangsel
dan
2.8 Unified Modeling Language (UML)
Berikut ini definisi Unified Modeling Language (UML) menurut para ahli:
1. Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa yang telah menjadi
standard untuk visualisasi, menetapkan, membangun dan
mendokumentasikan artefak suatu sistem perangkat lunak (Kusumawaty,
2012).
2. Unified Modeling Language (UML) adalah alat bantu analisis serta
perancangan perangkat lunak berbasis objek (Kusumawaty, 2012).
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa
yang berdasarkan grafik atau gambar untuk memvisualisasikan, menspesifikasikan,
membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat
lunak berbasis OO (Object Oriented)”.
UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang di kembangkan oleh
Booch, Object Modeling Technique (OMT) dan Object Oriented Software
Engineering (OOSE). Metode Booch dari Grandy Booch sangat terkenal dengan
nama metode Design Object Oriented. Metode ini menjadikan proses analisis dan
design ke dalam 4 (empat) tahap iterative, yaitu: identifikasi kelas-kelas dan obyek-
obyek, identifikasi semantik dari hubungan obyek dan kelas tersebut, perincian
66
interface dan implementasi. Pemodelan OMT yang di kembangkan oleh Rumbaugh
di dasarkan pada analisis terstruktur dan pemodelan entity-relationship.
Desain distem pada UML di susun oleh simbol-simbol yang terbentuk
menjadi sebuah diagram model. Berikut adalah simbol yang digunakan pada desain
sistem ini.
Unified Modeling Language (UML) memiliki beberapa diagram di
antaranya (Kusumawaty, 2012):
1. Use Case Diagram
Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif
pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara
user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita
bagaimana sebuah sistem di pakai (Kusumawaty, 2012)
Dalam sebuah pembicaraan tentang use case, pengguna biasanya di sebut
dengan actor. Actor adalah sebuah peran yang bisa di mainkan oleh pengguna
dalam interaksinya dengan sistem. Use case adalah alat bantu terbaik guna
menstimulus pengguna potensial untuk mengatakan tentang suatu sistem dari sudut
pandangnya. Diagram use case mempunyai 3 notasi yang menunjukkan aspek dari
sistem (Kusumawaty, 2012):
a. Actor (pengguna) yaitu abstraksi dari orang dan sistem lain yang
mengaktifkan fungsi dari target sistem. Actor memiliki peran orang/sistem
yang lain atau alat ketika berkomunikasi dengan use case.
b. Use Case adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan actor. Use case
di buat berdasarkan keperluan actor. Use case harus merupakan “apa” yang
67
di kerjakan software aplikasi, bukan “bagaimana” software aplikasi
mengerjakannya. Setiap use case harus di beri nama yang menyatakan apa
hal yang di capai dari hasil interaksinya dengan actor.
c. Relationship (hubungan) yaitu hubungan antara actor/pelaku dengan use
case di mana terjadi interaksi di antara mereka.
Menurut Satzinger et al. use case adalah aktivitas yang dilakukan oleh
sistem dalam merespon event yang terjadi. Actor merupakan orang atau
sesuatu yang sesungguhnya menyentuh atau berinteraksi dengan sistem.
Actor selau berada diluar automation boundary dari sebuah sistem tetapi
sebagai bagian dari pengguna sistem (Kusumawaty, 2012)
Order clerk
Create new
order
Connecting line to
show which actors
participate in which
use case
Stick figure called
an actor and
representing a role
Gambar 2. 5 Contoh model Use Case Diagram (Kusumawaty, 2012)
68
Class Diagram
Class dalam notasi UML di gambarkan dengan kotak. Nama class
menggunakan huruf besar di awal kalimatnya dan di letakkan di atas kotak. Bila
class mempunyai nama yang terdiri dari 2 (dua) suku kata atau lebih, maka semua
suku kata di gabungkan tanpa spasi dengan huruf awal setiap suku kata
menggunakan huruf besar. Attribute adalah properti dari sebuah class. Attribute
ini melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class. Sebuah class
mungkin mempunyai nol atau lebih attribute (Kurnia, Fatimah, & Supriatna,
2012).
+addNew()
+delete()
+change()
+connectToAccount()
-name
-address
-phone
Customer
The name of the class
Attributes: all objects in
the class have a value for
each of these
Method: what all
object of the class know
how to do
Gambar 2. 6 Contoh model Class Diagram (Satzinger, Jackson, & Burd, 2011)
69
2. Activity Diagram
Menurut Satzinger et al. Salah satu cara efektif untuk menangkap informasi
mengenai proses bisnis adalah melalui penggunaan diagram. Satu manfaat dari
menggunakan diagram dan models adalah menjadikan mekanisme komunikasi
yang kuat antara tim proyek dan pengguna. Activity diagram adalah diagram alur
kerja sederhana yang menggambarkan aktivitas dari user (atau sistem) yang
berbeda-beda, pihak yang melakukan tiap aktivitas, dan aliran yang berurutan dari
aktivitas-aktivitas tersebut (Kusumawaty, 2012).
Gambar 2. 7 Contoh Model Activity Diagram (Roni, Kridanto, & Kristianto,
2011)
70
3. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah
skenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan message (pesan)
yang di letakkan di antara objek-objek ini dalam use case. Komponen utama
sequence diagram terdiri atas objek yang di tuliskan dengan kotak segiempat
bernama. Message di wakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang
ditunjukkan dengan progress vertical (Kusumawaty, 2012)
Menurut Satzinger et.al, Sequence Diagram memiliki tujuan utama untuk
mengidentifikasi kolaborasi kelas dan apakah kelas tersebut harus mengirim pesan
antara satu sama lain (Kusumawaty, 2012)
Gambar 2. 8 Contoh Model Sequence Diagram (Kusumawaty, 2012)
71
2.9 Basis Data
Teori-teori yang berkaitan dengan basis data yang dibahas adalah data, basis
data (database), sistem basis data, Database Management System (DBMS), Entity-
Relationship Modeling (ER Modeling), normalisasi, siklus hidup pengembangan
basis data, metodologi perancangan basis data, dan Structured Query Language
(SQL).
2.9.1 Data
Data adalah fakta dan gambaran mentah yang akan diproses menjadi
informasi. Data akan diperlukan untuk membuat sebuah informasi yang berguna
(SETYAWAN, 2014).
Data adalah fakta atau observasi mentah yang disimpan dalam bentuk
angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, dan sebagainya (Indrajani, 2011)
2.9.2 Basis Data (Database)
Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh suatu
organisasi (Luhukay, 2010)
72
2.9.3 Sistem Basis Data
Sistem basis data adalah kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi
dengan Database Management System (DBMS) dan basis data itu sendiri
(Luhukay, 2010)
2.9.4 Database Management System (DBMS)
Database Management System (DBMS) adalah sistem perangkat lunak
yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan
mengontrol pengaksesan terhadap suatu basis data (Luhukay, 2010)
2.9.4.1 Komponen DBMS
DBMS memiliki lima komponen utama, yaitu (Connolly, Begg, & Hirsch,
2010):
1) Perangkat keras (hardware)
DBMS memerlukan perangkat keras untuk menjalankan aplikasinya, seperti
Personal Computer (PC), mainframe tunggal, atau jaringan komputer.
2) Perangkat lunak (software)
Komponen perangkat lunak meliputi perangkat lunak DBMS itu sendiri,
program aplikasi dan sistem operasi, serta perangkat lunak jaringan jika DBMS
digunakan di dalam sebuah jaringan.
73
3) Data
Data merupakan komponen yang terpenting dalam lingkungan DBMS,
karena data merupakan penghubung antara komponen mesin (perangkat keras dan
perangkat lunak) dengan komponen manusia (prosedur dan manusia).
4) Prosedur
Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang digunakan dalam
perancangan dan penggunaan basis data.
5) Manusia
Komponen terakhir adalah manusia yang terlibat langsung dengan DBMS.
Manusia tersebut dapat berperan sebagai Data Administrator (DA), Database
Administrator (DBA), database designer, application developer, dan end-user.
Gambar 2. 9 Komponen Utama DBMS (Connolly dan Begg, 2010)
2.9.4.2 Fasilitas DBMS
Beberapa fasilitas yang disediakan dalam Database Management System
(DBMS) adalah sebagai berikut (Connolly dan Begg, 2010):
1) Data Definition Language (DDL), memungkinkan pengguna untuk
mendefinisikan tipe, struktur, dan batasan pada data yang disimpan dalam
basis data. Perintah utama yang terdapat dalam DDL adalah sebagai berikut:
74
a) CREATE, digunakan untuk membuat objek dalam basis data.
b) ALTER, digunakan untuk melakukan perubahan terhadap objek dalam
basis data, seperti penambahan dan penghapusan kolom atau batasan
dalam tabel.
c) DROP, digunakan untuk menghapus objek dalam basis data. Perintah
DROP dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu RESTRICT dan
CASCADE. Perintah DROP akan ditolak jika terdapat objek lain yang
bergantung pada objek yang akan dihapus jika menggunakan tipe
RESTRICT, sedangkan perintah DROP akan dilakukan dan secara
otomatis akan menghapus objek lain yang bergantung pada objek
yang akan dihapus jika menggunakan tipe CASCADE.
2) Data Manipulation Language (DML), memungkinkan pengguna untuk
memasukkan, mengubah, menghapus, dan menampilkan data dari dalam
basis data. Perintah utama yang terdapat dalam DML adalah sebagai
berikut:
a) SELECT, digunakan untuk mengambil dan menampilkan data yang
berasal dari satu atau lebih tabel pada basis data.
b) INSERT, digunakan untuk memasukkan data ke dalam basis data.
c) UPDATE, digunakan untuk melakukan perubahan pada data dalam
basis data.
d) DELETE, digunakan untuk menghapus data dalam basis data.
3) Access Control, menyediakan akses yang terkontrol terhadap basis data,
seperti:
75
a) Security system, mencegah pengguna yang tidak memiliki hak akses
untuk mengakses basis data.
b) Integrity system, memelihara konsistensi terhadap data yang telah
tersimpan dalam basis data.
c) Concurrency control system, memungkinkan dilakukannya akses
bersama terhadap basis data.
d) Recovery control system, mengembalikan basis data ke kondisi
semula pada saat terjadi kegagalan pada perangkat keras atau
perangkat lunak.
e) User-accessible catalog, berisi deskripsi dari data dalam basis data.
2.9.4.3 Fungsi DBMS
Beberapa fungsi dari DBMS adalah sebagai berikut (Connolly dan Begg,
2010):
1) Data storage, retrieval, and update
DBMS harus menyediakan kemampuan bagi pengguna untuk menyimpan,
mengambil, dan mengubah data dalam basis data.
2) A user-accessible catalog
DBMS harus menyediakan sebuah katalog yang dapat diakses oleh
pengguna yang mendeskripsikan lokasi penyimpanan data dalam basis data.
3) Transaction support
76
DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang memastikan bahwa
semua perubahan pada data yang berhubungan dengan transaksi dapat
diproses dengan baik
4) Concurrency control service
DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang memastikan bahwa
basis data akan terubah dengan benar ketika ada beberapa pengguna yang
mengubah data secara bersamaan.
5) Recovery service
DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki basis
data ke kondisi semula apabila terjadi kerusakan atau error pada basis data.
6) Authorization service
DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang memastikan bahwa
hanya pengguna yang memiliki hak akses atau otoritas yang dapat
mengakses basis data.
7) Support for data communication
DBMS harus mampu berintegrasi dengan semua communication software.
8) Integrity service
DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang memastikan bahwa
data dalam basis data dan perubahan yang akan dilakukan terhadap data
telah mengikuti aturan-aturan integritas yang ada.
9) Service to promote data independence
DBMS harus mempunyai fasilitas yang mendukung kemandirian program
dari struktur aktual basis data.
77
10) Utility service
DBMS harus menyediakan perangkat bantuan atau utilitas yang dapat
digunakan oleh Database Administrator (DBA) agar basis data dapat
dikelola secara efektif.
2.9.4.4 Kelebihan dan Kekurangan DBMS
Kelebihan DBMS adalah sebagai berikut (Connolly dan Begg, 2010):
1) Pengendalian terhadap redundansi data
2) Konsistensi data
3) Mendapatkan informasi yang lebih banyak dari data yang sama
4) Data dapat digunakan bersama
5) Meningkatkan integritas data
6) Meningkatkan keamanan data
7) Pelaksanaan standarisasi
8) Berskala ekonomis
9) Penyelarasan kebutuhan yang saling bertentangan
10) Meningkatkan kemampuan akses dan tingkat respons terhadap data
11) Meningkatkan produktivitas
12) Meningkatkan pemeliharaan terhadap data
13) Meningkatkan concurrency
14) Meningkatkan layanan recovery dan backup
Kekurangan DBMS adalah sebagai berikut (Connolly dan Begg, 2010):
1) Kompleksitas yang tinggi
78
2) Biaya DBMS yang mahal
3) Memerlukan ruang penyimpanan yang besar
4) Memerlukan biaya tambahan untuk perangkat keras
5) Memerlukan biaya konversi dari sistem lama ke sistem baru
6) Performa yang kurang stabil
7) Dampak yang lebih tinggi terhadap kegagalan
2.10 Metode Pengujian Black Box
Pengujian Black box disebut juga pengujian behavioral, yang berfokus
pada kebutuhan fungsional software. Black box mencoba untuk menemukan
kesalahan dalam kategori berikut:
1. Fungsi yang salah atau hilang
2. Kesalahan antarmuka
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
4. Perilaku atau kesalahan kinerja
5. Inisialisasi dan terminasi kesalahan.
Tidak seperti white box yang dilakukan pada awal proses pengujian,
pengujian black box cenderung diterapkan selama tahap-tahap akhir pengujian.
Black box pengujian sengaja mengabaikan struktur kontrol, perhatian
difokuskan pada domain informasi. (Pressman, 2010: 495)
79
2.10.1 RAD
RAD (Rapid Application Development) adalah salah satu alternatif dalam
melakukan suatu pengembangan sistem. RAD adalah sebuah strategi
pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui
keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan
bertambah serangkaian prototipe atau prototipe bekerja sebuah sistem yang pada
akhirnya berkembang kedalam sistem final (Murphy, 2013). Sebagai respons pada
kemajuan ekonomi pada umumnya, RAD atau pengembangan aplikasi cepat telah
menjadi rute yang populer untuk mengeksplorasi pengembangan sistem. Metode
RAD memiliki kelebihan antara lain (Murphy, 2013).
1. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktivitas analisis,
desain, konstruksi.
2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar
yang intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis, desainer,
pembangun sistem.
3. Mengeksplorasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui
pendekatan konstruksi berulang.
4. Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai
melihat sebuah sistem yang bekerja.
Alur proses sistem RAD sebagai berikut (Murphy, 2013):
1. Definisi Lingkup (Scope Definition) Menentukan ukuran dari proyek atau
penelitian. Batas-batas dalam penelitian ini.
80
2. Analisis Sistem (Analysis) Dalam tahap ini, peneliti akan menjabarkan
permasalahan yang sering terjadi pada sistem yang sedang berjalan dan
analisis sistem yang diusulkan.
3. Perancangan Sistem (Design) Perancangan sistem dilakukan setelah tahap
analisis selesai, dengan menggunakan metode pengembangan sistem dan
memilih bahasa pemrograman yang akan digunakan.
4. Implementasi Sistem (Construction and Testing) Setelah melakukan
analisis sistem dan perancangan sistem secara rinci, maka tiba saatnya
sistem untuk diimplementasikan. Pada tahap ini terdapat banyak aktivitas
yang dilakukan. Aktivitas-aktivitas yang dimaksud berupa:
a. Instalasi Perangkat Pada tahap ini, yaitu membahas sarana
pendukung yang diperlukan agar sistem dapat berjalan sesuai yang
diharapkan.
b. Pengujian (Testing) Tahap pengujian terhadap sistem bertujuan
untuk menemukan kesalahan yang masih terjadi pada sistem
2.11 PHP
PHP merupakan bahasa server-side scripting yang dirancang khusus untuk
web. Kode PHP dapat dimasukkan ke dalam halaman HTML yang akan dieksekusi
setiap kali halaman tersebut dikunjungi. Kode PHP akan diinterpretasikan di web
server dan menghasilkan keluaran yang akan dilihat oleh pengunjung berupa
halaman HTML atau keluaran lainnya. PHP memiliki beberapa keunggulan bila
81
dibandingkan dengan bahasa pemrograman web lainnya, yaitu (Welling dan
Thomson, 2009):
1. Performa yang tinggi
2. Adanya integrasi dengan basis data
3. Memiliki library untuk berbagai web yang umum
4. Merupakan bahasa pemrograman yang bersifat gratis (open source)
5. Mudah dipelajari dan digunakan
6. Mendukung object-oriented
7. Dapat berjalan pada berbagai jenis sistem operasi
8. Dapat diimplementasikan dengan mudah dengan menggunakan sebuah
framework
2.12 MySQL
MySQL merupakan Relational Database Management System (RDBMS)
yang sangat cepat. Server MySQL mengatur akses terhadap data untuk memastikan
bahwa beberapa pengguna dapat mengakses basis data bersamaan, menyediakan
akses yang cepat terhadap data, dan memastikan hanya pengguna yang memiliki
hak akses yang dapat mengakses data (Welling dan Thomson, 2009).
MySQL memiliki beberapa keunggulan, yaitu performa yang tinggi,
bersifat open source, mudah untuk digunakan, dan dapat berjalan pada berbagai
jenis sistem operasi.
82
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
3.2.1 Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung aktivitas guru
pengajar yang berlangsung di SMP Se Jakarta. Sampel diambil secara random 25
guru. Observasi dilaksanakan selama satu bulan dari tanggal 01 November 2016–
31 November 2016. Instrument pengumpulan data dikembangkan berdasarkan
indikator kompetensi guru SMP Se Jakarta pada aspek kompetensi pedagogik dan
kompetensi professional.
3.2.2 Wawancara
Wawancara di dilakukan dengan pihak expert di masing-masing sekolah,
yaitu: kepala sekolah atau wakil kepala sekolah yang berhubungan dengan proses
pengetahuan. Wawancara dilakukan dengan cara diskusi untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya alur penyebaran pengetahuan pada SMP Addiniyah
Attahiriyah Jakarta. Wawancara dilakukan dengan berdiskusi dengan Bapak
Ahmad Syukur Budi S.Pd selaku Wakil Kepala Madrasah yang terlibat langsung
dalam proses pembelajaran dengan siswa di sekolah.
83
3.2.3 Studi Pustaka
Sebagai bahan tambahan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan data
yang diperoleh dari observasi dan hasil wawancara penulis melakukan kepustakaan
dengan cara membaca buku, literatur, media cetak ataupun elektronik yang dapat
dipakai sebagai bahan acuan pembahasan masalah.
3.2.4 Studi Literatur
Dilakukan dengan membaca dan menelaah literature dari jurnal-jurnal,
tugas akhir atau skripsi, serta tesis yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti
(Jogiyanto H.M., 2010). Berikut ini merupakan beberapa penelitian sejenis yang
bersumber dari skripsi, dan jurnal:
84
Tabel 3. 1 Studi Literatur Sejenis
Peneliti Judul Tahun
Shinta Madratillah analisis dan perancangan
knowledge management system
berbasis Web dan Wap
2011
Satrio Dirgantoro rancang bangun Knowledge
Management System berbasis Web
2011
Irvanda Kurniadi implementasi knowledge management
system berbasis semantic mediawiki
pada divisi operasional perusahaan
telekomunikasi
2013
Devy Listisari Saputri
knowledge management bagi sistem
informasi perpustakaan Universitas
Gadjah Mada
2012
Reza Fatahillah (Program
Sarjana UIN Syarif
Hidayatullah
Analisa dan Desain Model Knowledge
Management pada Sekolah Menengah
2012
85
Jakarta) Atas (Studi Kasus: SMAN 1 Tangsel
dan
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan sistem yang digunakan untuk mengembangkan
sistem ini adalah RAD (Rapid Application Development) yaitu suatu pendekatan
berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode
pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall, 2011). Metode RAD
mempunyai beberapa fase yang, diantaranya:
3.2.1 Requirement Planning (Perencanaan Kebutuhan)
Pada tahap ini, user dan analisis mengadakan pertemuan untuk melakukan
identifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem dan melakukan identifikasi kebutuhan
informasi untuk mencapai tujuan. Dari pertemuan ini akan menghasilkan
perencanaan yang akan dibuat yaitu:
a. Gambaran umum profil SMP Addiniyah Attahiriyah
b. Analisis Sistem Berjalan
c. Identifikasi Masalah
d. Analisis Kebutuhan Sistem
86
3.2.2 Workshop Design (Proses Desain)
Pada fase workshop design ini mengidentifikasi solusi alternatif dan
memilih solusi yang terbaik. Kemudian membuat desain proses bisnis dan desain
pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan. Tools yang akan digunakan
dalam pemodelan sistem adalah UML (Unified Modeling Languange).
Pada proses desain, penulis melakukan pengembangan prototype sistem
penjadwalan meliputi desain data, desain arsitektur, desain prosedural desain
database dan desain interface. Dalam penulisan skripsi ini desain database yang
dilakukan menggunakan notasi diagram class, desain arsitektur menggunakan
notasi sequence diagram dan statechart, desain prosedural dilakukan dengan
menggunakan activity diagram dan juga use case diagram, sedangkan desain
interface menggunakan tools Balsamiq.
3.2.3 Implementation
Pada fase implementasi ini prosesnya adalah menerapkan sistem informasi
yang telah dibuat dengan software yang digunakan. Dalam tahapan ini akan
menjelaskan tindak lanjut dari desain yang telah dibuat agar sistem tersebut dapat
berjalan dengan baik. Tahapan implementasi ini meliputi dua proses yaitu penulisan
script (coding) dan juga testing dari aplikasi yang dibangun.
1. Penulisan Script (Coding)
Pada tahap ini hasil desain dimasukkan ke dalam bentuk bahasa
pemrograman yang digunakan agar dapat dijalankan dalam bentuk aplikasi
87
2. Testing
Pada tahapan ini dilakukan uji coba terhadap sistem baru agar dapat
digunakan tanpa menemukan kendala-kendala apapun. Adapun uji coba
yang akan dilakukan menggunakan metode black box testing.
3.3 Alasan Penulis Menggunakan Metode Pengembangan Sistem RAD
Metode pengembangan sistem RAD relatif lebih sesuai dengan rencana
pengembangan aplikasi yang tidak memiliki ruang lingkup yang besar dan akan
dikembangkan oleh tim yang kecil. Adapun kelebihan menggunakan
pengembangan sistem RAD adalah:
1. Penghematan waktu dalam keseluruhan fase proyek dapat dicapai.
2. RAD mengurangi seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan biaya proyek
dan sumberdaya manusia.
3. RAD sangat membantu pengembangan aplikasi yang berfokus pada waktu
penyelesaian proyek.
4. Perubahan desain sistem dapat lebih berpengaruh dengan cepat
dibandingkan dengan pendekatan SDLC tradisional.
5. Mudah untuk diamati karena menggunakan model prototype, sehingga user
lebih mengerti akan sistem yang dikembangkan.
6. Tampilan yang lebih standar dan nyaman dengan bantuan software-software
pendukung
88
3.4 Alasan Penulis Menggunakan Metode Pengujian Black Box
Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil
eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Penulis
menggunakan metode ini karena dapat menemukan fungsi atau logika yang tidak
benar, error pada interface, error pada performance, dan kesalahan dalam struktur
data atau akses database eksternal. Adapun kelebihan menggunakan metode
pengujian black box adalah:
1. Tidak perlu melihat source code secara detail.
2. Mendeteksi kesalahan pada pengetikan.
3. Mendeteksi kesalahan Design User Interface dari sebuah software.
4. Menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan kenyataan, untuk di analisis
dan diperbaiki.
5. Seorang Tester tidak harus memahami mengenai Programmer.
89
Start
MetodePengumpulan
Data(Jogiyanto, 2010)
Observasi
Wawancara
Studi Pustaka
MetodePengembangan
Sistem
RapidApplication
Development(Kendall, 2011)
RequirementPlanning
Gambaran UmumPerusahaan
Menganalisis SistemBerjalan
Menganalisis SistemUsulan
WorkshopDesign
Usecase Diagram
Activity Diagram
Sequence Diagram
Class Diagram
Mockup SistemUsulan
Selesai
Mapping Diagram
Implementation Testing
3.5 Kerangka Berfikir
Pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini tertuang dalam kerangka berpikir
yang dapat dilihat dalam flowchart di bawah ini:
Gambar 3.1 Gambar kerangka Berfikir
Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir
90
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1 Analisis Profil Sekolah
4.1.1 Sejarah Sekolah
SMP Addiniyah Attahiriyah merupakan sekolah lanjutan yang
mengintegrasikan program pendidikan ilmu Agama Islam dengan Ilmu Umum.
Kini seiring berjalannya waktu, SMP Addiniyah Attahiriyah mulai membenahi
sistem pendidikan yang menyesuaikan perkembangan zaman.
Sekolah yang berdiri sejak tahun 1986 ini bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia. Peningkatan kualitasnya menitikberatkan pada nilai-nilai moral, mental-
spiritual, wawasan pengetahuan, dan skill (keahlian khusus) sebagai bekal siswa
dalam menghadapi era globalisasi. Oleh karena itu, kami dibawah naungan
Yayasan Addiniyah Attahiriyah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas
pendidikan Islam yang sudah berkembang sejak zaman dahulu dan berfokus pada
pendidikan karakter.
4.1.2 Visi Sekolah
Sekolah Unggulan yang mengoptimalkan kecerdasan Intelektual,
Psikologis, dan Sosial, serta mengedepankan moral dan nilai-nilai agama.
91
4.1.3 Misi Sekolah
A. Fungsi Spiritual:
Dengan diadakan kegiatan keagamaan, diharapkan dapat membentuk spirit
keagamaan yang mumpuni.
B. Fungsi Intelektual:
Kegiatan belajar mengajar dengan metode yang up to date diharapkan dapat
mengasah kreativitas siswa.
C. Fungsi Psikologis:
Dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler dan program unggulan lain
diharapkan dapat mengoptimalkan minat dan bakat serta membangun rasa
percaya diri siswa
D. Fungsi Sosial:
Dengan diadakannya seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan bagi guru,
siswa, maupun orang tua, diharapkan terjalin komunikasi yang harmonis.
92
4.1.4 Struktur Organisasi Yayasan Addiniyah Attahiriyah Tahun 2016
4.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan
A. Kepala Sekolah
Tugas pokok seorang kepala sekolah antara lain:
1. Kepala Sekolah selaku pemimpin mempunyai tugas:
Menyusun perencanaan.
Mengorganisasikan kegiatan.
Mengoordinasikan kegiatan.
Melaksanakan kegiatan.
Melakukan evaluasi terhadap kegiatan.
Menentukan kebijaksanaan.
Mengadakan rapat/ pertemuan.
Mengambil keputusan.
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Yayasan SMP Addiniyah
Attahiriyah
Ketua Komite Yayasan Addiniyah
Kepala Sekolah Yayasan Addiniyah
Guru Tata UsahaWakil Bidang
KurikulumWakil Bidang
KesiswaanWakil Bidang
Humas
Wakil Bidang Sarana Dan Prasarana
Admin
93
2. Kepala Sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan
administrasi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
pengawasan, kurikulum, kesiswaan, kantor, kepegawaian, perlengkapan,
keuangan, perpustakaan dan laboratorium.
B. Guru
Guru bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah, dan mempunyai tugas
pokok dan bertanggung jawab melaksanakan proses belajar dan mengajar secara
efektif dan efisien. Tugas pokok dan fungsi guru adalah sebagai berikut:
1. Membuat atau menyusun Program Pembelajaran Tahunan, program
Semester, menyusun Silabus, menyusun rencana pelaksanaan pengajaran
dan menetapkan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
3. Menyusun alat penilaian dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
4. Membuat dan mengisi daftar nilai siswa.
5. Melaksanakan Analisis Hasil Belajar.
6. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
7. Melaksanakan kegiatan bimbingan siswa dalam proses belajar mengajar.
8. Membuat atau menggunakan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar.
9. Melakukan inovasi serta kreativitas yang menumbuhkan minat belajar
siswa.
10. Mengikuti kegiatan MGMP secara berkesinambungan.
11. Mengikuti kegiatan pengembangan Kurikulum.
94
C. Tata Usaha
Tata Usaha Sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah yang meliputi Kegiatan sebagai
berikut:
1. Menyusun Program Tata Usaha Sekolah
2. Mengelola Administrasi Sekolah.
3. Administrasi perlengkapan / sarana prasarana sekolah
4. Administrasi Kesiswaan
5. Administrasi Kurikulum
6. Administrasi Kepegawaian
7. Administrasi Humas
8. Administrasi Ketatausahaan:
Mengagendakan Surat masuk / keluar
Mengetik surat
Menggandakan surat-surat
Mengarsipkan
Menata penomoran surat
Merapikan file-file surat
Mengirim dan menerima surat-surat
Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah.
95
D. Wakil Bidang Kurikulum
1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran.
2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulum intrakurikuler
dan ekstrakurikuler untuk setiap guru mata pelajaran
3. Menyediakan silabus untuk setiap guru mata pelajaran.
4. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pembelajaran
E. Admin
1. Mengoordinasikan dan menggerakkan kegiatan:
• Penyusunan dan pengembangan silabus
• Pelaksanaan pembelajaran efektif
• Penyusunan dan pengembangan sistem penilaian
• Penyusunan dan pengembangan model-model pembelajaran
• Menyusun dan menerapkan kriteria atau persyaratan kenaikan kelas
serta kelulusan
• Mengatur jadwal penerimaan buku laporan penilaian hasil belajar,
leger, STL, dan Ijazah
• Menganalisis hasil belajar, remedial dan ketuntasan belajar
2. Mengoordinasikan penyusunan dan pengembangan bahan ajar atau modul
mata pelajaran
3. Mengoordinasikan penyusunan program pembelajaran (tahunan dan
semester) dan rencana pembelajaran
F. Wakil Bidang Kesiswaan
1. Menyusun program kerja wakil kepala sekolah urusan kesiswaan dan
96
kegiatan kesiswaan selama 1(satu) tahun pelajaran.
2. Memberikan saran, masukan, serta pertimbangan kepada kepala sekolah
dalam mengambil kebijakan pada urusan persekolahan bidang kesiswaan.
3. Melaksanakan pengarahan, bimbingan dan pengawasan kegiatan kesiswaan
dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah.
4. Merencanakan, melaksanakan, membina, mengoordinasi, mengawasi
pelaksanaan kegiatan 7K (kedisiplinan, ketertiban, keamanan, keindahan,
kebersihan, keagamaan, dan kekeluargaan).
5. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan, pengawasan serta penilaian
terhadap pengurus OSIS dalam menjalankan organisasi.
6. Melakukan pembinaan dan pengarahan, pengawasan serta penilaian
pengurus OSIS dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kesiswaan.
7. Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan
insidental.
G. Wakil Bidang Humas
Bertugas membantu kepala sekolah dalam hal:
1. Menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan yang kondusif
untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan.
2. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua atau
wali siswa dan masyarakat.
3. Membina hubungan antara sekolah dengan komite sekolah.
97
4. Membina dan meningkatkan hubungan antara sekolah dengan lembaga
pemerintah, dunia usaha, dan lembaga sosial lainnya.
5. Mengoordinasikan pelaksanaan peringatan HUT RI dan HUT Sekolah dan
perpisahan sekolah.
H. Wakil Bidang Sarana dan Prasarana
Bertugas membantu Kepala Sekolah dalam:
1. Menyusun dan menetapkan program secara tertulis mengenai pengelolaan
sarana dan prasarana.
2. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar Sarana
dan Prasarana dalam hal:
merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan.
mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar
tetap berfungsi mendukung proses pendidikan.
melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah.
menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing- masing tingkat.
pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan
memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.
3. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
98
4.2 Analisis Knowledge Management Sekolah
4.2.1 Knowledge Identification (Identifikasi Pengetahuan)
Analisis untuk identifikasi pengetahuan (Knowledge Identification) yang
terdapat di SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta akan dilakukan berdasarkan tiga
level utama, yaitu secara struktural, fungsional atau operasional dan behavioral.
4.2.1.1 Level Struktural
A. Explicit Knowledge
1. Tanggung jawab dan kewajiban serta Job Description dari setiap guru yang
terdapat di dalam SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta.
2. Modul dan materi pelatihan (training)
3. Evaluasi kinerja guru setiap guru yang mengajar di sekolah.
B. Tacit Knowledge
1. Setiap guru memiliki tingkat pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang
berbeda.
4.2.1.2 Level Fungsional dan Operasional
A. Explicit Knowledge
1. Dokumentasi materi belajar
2. Dokumentasi kurikulum
99
3. Dokumentasi silabus
B. Tacit Knowledge
1. Pengalaman pribadi
2. Ide dan pemikiran guru
4.2.1.3 Level Behavioral
1. Evaluasi kerja
2. Diskusi internal antar guru
3. Cara setiap guru dalam menghadapi permasalahan yang muncul di sekolah
serta mencari dan mengumpulkan solusi yang tepat.
4.2.2 Knowledge Acquisition (Perolehan Pengetahuan)
Langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam proses knowledge
acquisition antara lain:
1. Berbagi pengetahuan individu guru yang masih bersifat tacit (yang ada
dipikirkan). Proses itu dilakukan dengan cara diskusi secara langsung antar
guru melalui proses formal seperti dalam training / pelatihan, atau melalui
proses informal seperti ketika di dalam melakukan pekerjaan. Biasanya
yang terjadi dalam proses ini hanya beberapa guru saja yang mengetahui
pengetahuan apa yang sedang dibagi dan hanya sepintas di lisan dan tidak
di dokumentasikan lebih lanjut untuk guru lain.
100
2. Menciptakan konsep program pembelajaran.
3. Memberikan kebebasan guru untuk berkarya dalam menciptakan
pengetahuan.
4.2.3 Knowledge Development (Pengembangan Pengetahuan)
analisis pengembangan pengetahuan (knowledge development) merupakan
bagian penting dalam membangun sebuah manajemen pengetahuan (Knowledge
Management). SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta berfokus dalam pengembangan
pengetahuan pada kemampuan guru baik dalam pelayanan terhadap siswa,
pengembangan program kurikulum atau silabus, dan inovasi lainnya sehingga
menjadikan proses pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien.
SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta mengharuskan guru untuk mengasah
segala bentuk informasi dan pengetahuan yang dimiliki guru tersebut, agar
menghasilkan berbagai inovasi yang berguna bagi sekolah secara keseluruhan.
101
4.2.4 Knowledge Sharing and Distribution (Pembagian dan Penyebaran
Pengetahuan)
Proses Pembagian dan Penyebaran Pengetahuan (Knowledge Sharing and
Distribution) berarti bagaimana proses dari distribusi pengetahuan di antara
kelompok guru tertentu atau individu tertentu di transfer secara terpusat kepada
individu atau kelompok guru lainnya.
SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta berupaya agar seluruh guru memiliki
pengetahuan yang bermutu untuk individu itu sendiri maupun untuk sekolah secara
keseluruhan. Untuk itu, pihak sekolah selalu rutin melakukan pelatihan-pelatihan
baik pelatihan materi pembelajaran atau pelatihan lainnya yang dibutuhkan oleh
guru, selama ini proses pembagian dan penyebaran pengetahuan yang dilakukan
guru SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta hanya dilakukan berdasarkan bidang mata
pelajaran sehingga proses pembagian pengetahuan dan penyebarannya menjadi
semakin tidak merata.
4.2.5 Knowledge Utilization (Penerapan Pengetahuan)
Pada SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta, dalam menerapkan pengetahuan
saat ini meliputi penerapan pada proses berlangsungnya aktivitas pekerjaan setiap
harinya yang dapat dievaluasi melalui report kerja setiap minggu atau setiap
bulannya, mengadakan workshop, seminar dan pelatihan-pelatihan bagi guru dalam
upaya meningkatkan pengetahuan dan kompetensi guru.
102
4.2.6 Knowledge Retention (Penyimpanan Pengetahuan)
Pengetahuan yang ada di SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta, kebanyakan
masih berupa tacit knowledge yang terdapat pada pengetahuan masing-masing
individu guru. Ada pula yang sudah tersimpan berupa dokumentasi seperti report
hasil belajar, artikel-artikel, dan bahan-bahan bacaan lain. Namun penyimpanan
seperti itu masih rentan terhadap hilangnya pengetahuan yang ada. Selain itu,
pengetahuan yang ada pun masih tersimpan secara terpisah pada tempat dan cara
penyimpanan dari masing-masing individu guru.
4.2.7 Knowledge Goals
Knowledge goals pada dasarnya akan memberikan arah pada pengelolaan
pengetahuan yang ada di sekolah. Berikut ini penjelasan mengenai pengetahuan
yang ada di SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta.
1. Normative Knowledge Goals
• Menciptakan budaya pembelajaran pada setiap guru di lingkungan SMP
Addiniyah Attahiriyah Jakarta, sehingga setiap guru dapat meningkatkan
pengetahuan dan keahliannya.
• Memelihara pengetahuan yang penting bagi sekolah agar tidak mudah
hilang dengan cara mendokumentasikannya, sehingga pada saat orang yang
memberikan pengetahuan itu sudah pindah tempat kerja atau sudah tidak
bekerja lagi, pihak-pihak yang membutuhkan tidak kesulitan untuk
memperoleh pengetahuan tersebut.
103
• Menciptakan budaya sharing knowledge antar guru, sehingga mampu
menciptakan suatu pola interaksi yang baik antar guru di lingkungan
internal.
2. Strategic Knowledge Goals
• Menjadikan pengetahuan yang dimiliki individu guru menjadi milik sekolah
dan sebaliknya.
• Melakukan monitoring terhadap knowledge yang dimiliki individu di
sekolah.
• Meningkatkan upaya pengembangan pengetahuan yang dibutuhkan dalam
mencapai visi dan misi sekolah.
• Membuat sebuah pendokumentasian yang baik sehingga dapat menambah
kinerja guru dalam sekolah secara keseluruhan.
3. Operational Knowledge Goals
• Memberikan Fasilitas Knowledge Sharing antar guru.
• Mengurangi pengulangan kesalahan yang mungkin terjadi di dalam sekolah
dan membantu memberikan solusi terhadap permasalahan berdasarkan
pendokumentasian yang baik.
104
• Meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki guru dengan
mendistribusikan setiap dokumentasi pengetahuan yang ada di lingkungan
sekolah.
4.3 Analisis Sistem Knowledge Management
4.3.1 Analisis Sistem Berjalan
A. Mendefinisikan Lingkup (Scope Definition)
Perancangan sistem ini difokuskan batasan dan ruang lingkup pada bagian
tenaga pendidik atau guru. Perancangan sistem ini mengatur bagaimana pengolahan
dan penyimpanan serta mendistribusikan knowledge atau pengetahuan dari mulai
proses penginputan file master data guru, penginputan dokumen yang mengandung
sebuah knowledge, kegiatan belajar mengajar, menyelesaikan sebuah kasus, proses
sharing.
Sistem ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk mengelola
pengetahuan yang dimiliki guru didasari dengan teknologi pendukung yang dapat
mempermudah dalam proses pendokumentasian, pengelolaan dan pendistribusian
pengetahuan yang diperlukan oleh sekolah. Sistem ini akan digunakan oleh seluruh
guru yang berada di lingkungan SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta yang
membutuhkan sebuah portal untuk mendokumentasikan pengetahuan yang ada
ataupun sebagai tempat mencari sebuah pengetahuan yang dibutuhkan. Sistem ini
akan terhubung dengan jaringan internet. Sistem ini akan dikelola dan di
105
pertanggungjawaban penuh oleh semua guru yang mengaksesnya dan dikelola oleh
bagian tata usaha SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta.
B. Analisis Sistem (System Analysis)
Analisis sistem mempelajari suatu masalah dan mempunyai tujuan utama
untuk melakukan tindakan. Terdapat tiga tahapan analisis sistem dalam metodologi
RAD. Diantaranya adalah Analisis Masalah (Problem Analysis), Analisis
Persyaratan (Requirement Analysis), dan Analisis Keputusan (Decision Analysis).
C. Analisis Masalah (Problem Analysis)
Dari hasil wawancara yang dilakukan Penulis kepada pihak-pihak terkait di
SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta dan juga menyebarkan kuesioner sejumlah
guru se Jakarta selatan sebanyak 35 orang maka dapat disimpulkan beberapa
permasalahan yang terjadi di adalah sebagai berikut:
a. Terjadi hambatan di dalam usaha untuk meningkatkan kinerja guru karena
kurangnya kesadaran akan pentingnya pengetahuan untuk membangun
individu di dalam sekolah, sehingga sekolah harus mengeluarkan biaya
ekstra untuk memberikan pelatihan-pelatihan bagi pengembangan guru.
b. Terjadi banyak kehilangan pengetahuan pada saat guru meninggalkan
sekolah dalam hal ini guru tersebut pensiun atau resign.
c. Terjadi pengulangan kesalahan pada saat menghadapi suatu situasi yang
sulit, karena tidak adanya pendokumentasian dari permasalahan yang terjadi
beserta solusi.
106
d. Hasil rapat yang telah dicapai seringkali terlupakan dalam waktu yang
singkat, sehingga menyebabkan pelaksanaan hasil rapat tidak sesuai dengan
yang diinginkan.
e. Tidak ada penyimpanan dan pengelolaan pengetahuan bagi guru.
f. Tidak ada tempat berkomunikasi penyebaran pengetahuan untuk semua
guru.
g. Tidak ada penyampaian ide guru yang berguna bagi sekolah.
Secara visual, proses Sistem Manajemen Pengetahuan SMP Addiniyah
Attahiriyah Jakarta yang berjalan dapat dilihat Gambar 4.2 dibawah ini.
Guru
1. Guru Membutuhkan
File Knowledge mengenai
materi pembelajaran
2. Guru Pergi Ke sekolah
Untuk mendapatkan file
materi pembelajaran
3. Guru bertemu bagian kurikulum
untuk mendapatkan
File bahan ajar
4. Mencari file materi pembelajaran
Untuk bahan ajar
Penyimpanan
Materi pembalalajan , silabus
dan bahan ajar
Guru
6. Ingin Menyimpan
File materi pembelajan
5. Guru Mendapatkan
Materi pembelajaran
107
1. Guru membutuhkan file dan dokumen untuk knowledge materi
pembelajaran
2. Guru mendatangi ke sekolah dan bertemu bagian kurikulum untuk
mendapatkan file materi pembelajaran
3. Guru bertemu wakil bidang kurikulum menanyakan file materi
pembelajaran
4. Tata usaha mencari file materi pembelajaran dibutuhkan guru dalam
database materi pembelajaran.
5. Guru telah mendapatkan file materi pembelajaran.
6. Guru ingin menyimpan materi pembelajaran.
D. Analisis Persyaratan (Requirement Analysis)
Fase ini mendefinisikan dan menganalisis persyaratan- persyaratan sistem
manajemen pengetahuan yang mendukung aktivitas pendokumentasian dan
pendistribusian pengetahuan. Analisis persyaratan yang ada akan dibagi menjadi 2
(dua) bagian. Bagian pertama adalah Functional Requirements yaitu aktivitas dan
servis yang harus disediakan oleh sistem yang akan dikembangkan. Bagian kedua
adalah Nonfunctional Requirement yaitu fitur lain yang diperlukan oleh sistem agar
sistem dapat lebih memuaskan. Berikut adalah requirements dari Sistem
Manajemen Pengetahuan SMP Addiniyah Attahiriyah Jakarta:
a. Functional Requirement
Sistem yang dirancang harus mempunyai functional requirements sebagai
berikut:
108
1. Sistem yang akan dibangun mampu untuk melakukan proses
pendokumentasian terhadap knowledge yang ada di sekolah.
2. Sistem yang akan dibangun diharapkan mampu untuk membantu user
dalam mengelola knowledge yang ada, yaitu menambah knowledge,
memperbarui knowledge, menghapus knowledge dan mengkategorikan
knowledge.
3. Sistem diharapkan menyediakan fasilitas komunikasi antar user, seperti
fasilitas forum (discussion board) sebagai wadah untuk berdiskusi,
bertukar knowledge dan sebagainya.
4. Sistem diharapkan dapat menjadi wadah bagi user untuk proses sharing
knowledge.
5. Sistem dapat membantu untuk memetakan knowledge yang ada pada
masing-masing individu yang ada di sekolah sehingga dapat
dikembangkan dan digunakan di sekolah.
b. Nonfunctional Requirement
Nonfunctional requirements dari sistem yang dikembangkan adalah sebagai
berikut:
109
Tabel 4. 1 Nonfunctional Requirement
Jenis Kebutuhan Penjelasan
Model tampilan (Performance) Tampilan interface yang menarik dan lebih user
friendly sehingga lebih mudah dimengerti dan
digunakan oleh user.
Model Penyimpanan Data
(Information)
Melakukan penyimpanan data kegiatan belajar
mengajar berupa data guru, knowledge dokumen,
knowledge hasil belajar, knowledge dari eksternal
dan mapping knowledge yang terintegrasi dengan
database.
Mencegah terjadinya penyimpanan data yang
redundant.
Mencegah hilangnya pengetahuan yang selama
ini disebabkan karena penyimpanan pengetahuan
dilakukan manual dengan menggunakan kertas.
Memudahkan penyajian laporan dengan
pembuatan fitur cetak laporan.
Data terdokumentasi dan terstruktur.
Model Segi Ekonomi
(Economic)
Mengurangi biaya yang disebabkan penyediaan
media penyimpanan pengetahuan yang masih
berupa kertas
110
Model Pengontrolan Sistem
(Control)
Seluruh guru berperan aktif dalam pelaksanaan
entry pengetahuan dan jalannya aktivitas dalam
sistem
Model Efisiensi Sistem
(Efficiency)
Minimalisasi biaya dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan proses pelaporan.
Model Pelayanan Sistem
(Service)
Memberi kemudahan dalam penggunaan
operasional sistem
4.3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Dari permasalahan tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai
kebutuhan sistem yang diperlukan, antara lain:
1. Sistem yang akan dibangun mampu untuk melakukan proses
pendokumentasian terhadap knowledge yang ada di sekolah.
2. Sistem yang akan dibangun diharapkan mampu untuk membantu user dalam
mengelola knowledge yang ada, yaitu menambah knowledge, memperbarui
knowledge, menghapus knowledge dan mengkategorikan knowledge.
3. Sistem diharapkan menyediakan fasilitas komunikasi antar user, seperti
fasilitas forum (discussion board) sebagai wadah untuk berdiskusi, bertukar
knowledge dan sebagainya.
4. Sistem diharapkan dapat menjadi wadah bagi user untuk proses sharing
knowledge.
111
5. Sistem dapat membantu untuk memetakan knowledge yang ada pada
masing- masing individu yang ada di sekolah sehingga dapat dikembangkan
dan digunakan di sekolah.
4.3.3 Analisis Sistem Usulan
Sistem ini diharapkan mampu untuk membantu dalam proses memperoleh
pengetahuan, penyimpanan, dan pendistribusian pengetahuan antar guru yang
mendukung proses kegiatan pada sekolah. Adapun deskripsi sistem yang akan
dibangun antara lain:
a. Menyediakan fasilitas untuk memberikan informasi mengenai berita dan
peristiwa yang berkaitan dengan SMP.
b. Sistem dibuat secara online dengan berbasis web sehingga dapat diakses
oleh para guru yang memiliki hak dan kewenangan untuk melihat dan
mendapatkan pengetahuan.
c. Menyediakan fasilitas untuk mendapatkan pengetahuan dengan mengunduh
file yang sesuai dengan kebutuhan.
d. Sistem ini menyediakan fasilitas dalam pertukaran pengetahuan dan media
komunikasi antar guru di lingkungan SMP Addiniyah Attahiriyah.
112
Penjabaran dari Rich Picture rekomendasi sistem usulan di atas adalah
sebagai berikut:
1. Guru masuk ke dalam sistem manajemen pengetahuan sesuai dengan id dan
password login masing–masing untuk mengecek ketersediaan materi
pembelajaran, dan silabus dengan searching pada laman yang disediakan.
2. Saat pengecekan ketersediaan ada maka guru akan mendapat pengetahuan
dengan download.
3. Admin melakukan pengelolaan pengetahuan, memasukan, menghapus,
menyimpan dan mendistribusikan pengetahuan di dalam sistem dan
melakukan maintenance dan monitoring sistem manajemen pengetahuan.
Gambar 4. 2 Gambar Rich Pictures Sistem Usulan
Cloud
1. mengecek ketersediaan
materi pembelajaran, dan
silabus dengan searching
pada laman
2. Jika ketersediaan ada maka
guru akan mendapat pengetahuan
dengan download,
3. Mengupload segala
informasi dan
dokumen materi
pembelajaran dan
manintenance pada
Sistem
Guru
Admin
113
4.4 Desain Sistem
4.5.1 Perancangan Use Case Diagram
Use case mendeskripsikan interaksi antar actor di dalam Sistem Seperti
dijelaskan pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4. 2 Identifikasi Aktor dan Use Case
No Aktor Deskripsi
1 Administrator Orang yang bertanggung jawab mengelola
sistem secara keseluruhan.
2 Guru Orang yang mengakses sistem melalui internet
untuk mensharing knowledge yang dimiliki
secara online.
4 Pengunjung Orang yang hanya dapat melihat tampilan dan
registrasi saja, tanpa memiliki hak akses
114
Guru
Admin
Login
Registrasi
Mengelola data profil guru
Input artikel
Download dokumen
Upload Dokumen
Ubah data profilguru
Lihat Pesan
Kirim Pesan
<<extend>>
Halaman Web
Pengunjung
Lihat artikel
Logout
Request bahan ajar guru
ppt
word
<<include>>
<<include>>
ValidasiDokumen
<<include>>
Gambar 4. 3 Use case Diagram
115
4.5.2 Narasi Use Case Diagram
1. Narasi Use Case Registrasi
Tabel 4. 3 Narasi Use Case Diagram Registrasi
Use Case Name Registrasi
Use Case Id 1
Actor Guru
Description Use case ini menggambarkan kegiatan
pendaftaran guru untuk mendapat hak akses dan
untuk dapat mengakses sistem.
Pre Condition
Trigger Aktor ingin melamar pekerjaan dan masuk ke
dalam sistem
Typical Course of Events Actor Action System Response
1: input alamat
Knowledge
3: Klik daftar
5: Input data guru
2: Menampilkan
halaman utama
4: Menampilkan
halaman daftar
6: Simpan data guru
7:Menampilkan
username dan
password baru
Alternate Courses 6: Jika data belum lengkap, maka sistem akan
meminta guru melengkapi data
Conclusion Guru berhasil mendaftar
Post Condition Guru berhasil mendaftar dan keluar dari sistem.
116
2. Narasi Use Case Login
Tabel 4. 4 Narasi Use Case Diagram Login
Use Case Name Login
Use Case Id 2
Actor Administrator, Guru, Kurikulum
Description Use case ini menggambarkan kegiatan aktor
masuk ke dalam sistem
Pre Condition Individu yang memasuki sistem ini harus
memiliki username dan password (terregistrasi)
Trigger Aktor ingin masuk ke dalam sistem
Typical Course of Events Actor Action System Response
1: Masukkan
username dan
password
4: Logout
2: Cek username dan
password
3: Menampilkan
halaman utama
sesuai level
Alternate Courses 3: Jika username dan atau password salah, maka
sistem menampilkan pesan error login dan
kembali ke step 2
Conclusion Aktor dapat masuk ke dalam sistem
Post Condition Aktor akan masuk sesuai levelnya masing-
masing
117
3. Narasi Use Case Input Artikel
Tabel 4. 5 Narasi Use Case Diagram Input Artikel
Use Case Name Input Artikel
Use Case Id 1
Actor Guru
Description Use case ini menggambarkan kegiatan input artikel
Pre Condition Use case ini dilakukan setelah login ke sistem
Trigger Aktor ingin menginput ke sistem
Typical Course of Events Actor Action System Response
1: Masukakan
username dan
password
4: Pilih input Artikel
6: Input artikel
2: Cek username dan
password
3: Menampilkan
halaman utama sesuai
level
5: menampilkan input
artikel
7: Simpan data artikel
8: Menampilkan rincian
artikel
Alternate Courses 7: Jika data belum lengkap, maka sistem akan
meminta guru melengkapi data
Conclusion Data bisa tersimpan tanpa ada kekurangan atau
tidak lengkap
Post Condition Guru melanjutkan ke kegiatan berikutnya.
118
4. Narasi Use Case Lihat Artikel
Tabel 4. 6 Narasi Use Case Diagram Lihat Artikel
Use Case Name Lihat Artikel
Use Case Id 4
Actor Administrator, Guru
Description Use case ini menggambarkan kegiatan lihat
artikel
Pre Condition Individu yang memasuki sistem ini harus guru
Trigger Aktor dapat melihat data keseluruhan artikel
Typical Course of Events Actor Action System Response
1: Login
4: Klik artikel
2: Cek username dan
password
3: Menampilkan
halaman utama
Utama sesuai aktor
5: Menampilkan
rincian artikel
Alternate Courses 2: Jika username dan atau password salah, maka
sistem menampilkan pesan error login
Conclusion Data artikel dapat dilihat keseluruhan.
Post Condition Mencetak data keseluruhan artikel.
119
5. Narasi Use Case Data Profil Guru
Tabel 4. 7 Narasi Use Case Diagram Data Profil Guru
Use Case Name Lihat Data Profil Guru
Use Case Id 5
Actor Administrator, Guru
Description Use case ini menggambarkan kegiatan lihat
data profil guru
Pre Condition Individu yang memasuki sistem ini harus guru
Trigger Aktor dapat melihat data keseluruhan profil
guru
Typical Course of Events Actor Action System Response
1: Login
4: Klik data guru
2: Cek username dan
password
3: Menampilkan
halaman utama
Utama sesuai aktor
5: Menampilkan data
profil guru
Alternate Courses 2: Jika username dan atau password salah, maka
sistem menampilkan pesan error login
Conclusion Data profil dapat dilihat keseluruhan.
Post Condition Mencetak data keseluruhan profil.
6. Narasi Use Case Download
Tabel 4. 8 Narasi Use Case Diagram Download
Use Case Name Download
Use Case Id 6
Actor Administrator, Guru
Description Use case ini menggambarkan kegiatan
mendowload berkasi
Pre Condition Individu yang memasuki sistem ini harus guru
120
Trigger Aktor dapat mendownload berkas yang
diinginkan
Typical Course of Events Actor Action System Response
1: Login
4: Klik download
2: Cek username dan
password
3: Menampilkan
halaman utama
Utama sesuai aktor
5: Menampilkan
berkas dowload
Alternate Courses 2: Jika username dan atau password salah, maka
sistem menampilkan pesan error login
Conclusion Data download dapat dilihat keseluruhan.
Post Condition mendownload data keseluruhan.
7. Narasi Use Case Upload
Gambar 4. 4 Narasi Use Case Diagram Upload
Use Case Name Upload
Use Case Id 7
Actor Guru
Description Use case ini menggambarkan kegiatan upload
dokumen
Pre Condition Use case ini dilakukan setelah login ke sistem
Trigger Aktor ingin mengupload dokumen ke sistem
Typical Course of Events Actor Action System Response
1: Masukakan
username dan
password
4: Pilih Upload
Dokumen
6: Upload dokumen
2: Cek username dan
password
3: Menampilkan
halaman utama sesuai
level
5: menampilkan input
upload dokumen
7: Simpan data upload
121
8: Menampilkan rincian
upload
Alternate Courses 7: Jika data belum lengkap, maka sistem akan
meminta guru melengkapi data yang di upload
Conclusion Data bisa tersimpan tanpa ada kekurangan atau
tidak lengkap
Post Condition Guru melanjutkan ke kegiatan berikutnya.
8. Narasi Use Case Lihat Pesan
Gambar 4. 5 Narasi Use Case Diagram Lihat Pesan
Use Case Name Lihat Pesan
Use Case Id 8
Actor Administrator, Guru
Description Use case ini menggambarkan kegiatan lihat
pesan
Pre Condition Individu yang memasuki sistem ini harus guru
Trigger Aktor dapat melihat data keseluruhan pesan
Typical Course of Events Actor Action System Response
1: Login
4: Klik pesan
2: Cek username dan
password
3: Menampilkan
halaman utama
sesuai aktor
5: Menampilkan
rincian pesan
Alternate Courses 2: Jika username dan atau password salah, maka
sistem menampilkan pesan error login
Conclusion Data pesan dapat dilihat keseluruhan.
Post Condition Melihat data keseluruhan pesan.
122
4.5.3 Perancangan Activity Diagram
Activity Diagram mengambarkan alur kerja (Work Flow) sebuah urutan
aktivitas pada suatu proses. Beberapa activity diagram untuk setiap Use case yang
terbentuk dari kegiatan yang ada pada sistem diusulkan sebagai berikut:
1. Activity Diagram Login
Login
Admin/Guru/Pengunjung Sistem
Phas
e
Input halamanweb
Menampilkan halaman web
Pilih menu login Tampil form login
Input username dan password
Tampilkan error
Username dan password belum dimasukan
Username dan password dimasukkan
Username dan password salah
Tampilkan menu user
Gambar 4. 6 Activity Diagram Login
123
Pada gambar activity diagram use case login yang pertama kali harus
dilakukan oleh semua aktor untuk mengakses sistem. Aktor yang dimaksud adalah
administrator, Guru dan kurikulum. Pertama-tama aktor harus membuka menu
utama sistem Knowledge Management, maka akan muncul form login yang harus
diisi dengan username dan password untuk dapat masuk ke halaman utama sistem
informasi Knowledge Management. Jika data yang dimasukkan salah atau tidak
diisi baik itu username atau password maka sistem akan menampilkan sebuah pesan
peringatan bahwa data yang dimasukkan salah dan sehingga aktor harus
memasukkan kembali data yang sesuai. Jika data yang dimasukkan benar, maka
akan tampil halaman utama dari sistem informasi e- Knowledge Management
tersebut.
124
2. Activity Diagram Registrasi
Pada gambar activity diagram use case registrasi yang harus dilakukan oleh
guru yaitu membuka menu master. Sistem akan menampilkan menu utama sistem
Knowledge Management. Kemudian guru memilih menu daftar, sistem akan
menampilkan menu daftar selanjutnya mengisi form daftar tersebut. Setelah
mengisi form daftar tersebut maka guru memilih button daftar untuk menyimpan
dalam database guru dan sistem akan menampilkan username dan password.
Registrasi
Guru Sistem
Phas
e
Input alamat webMenampilkan alamat
web
Klik menu daftarmenampilkan form
daftar
Input data guru Simpan data Guru
Menampilkan username dan
password
DataLengkap
Data tidakLengkap
Gambar 4. 7 Activity Diagram Registrasi
125
3. Activity Diagram Ubah Data Guru
Pada gambar Activity Diagram Ubah Data Guru yang dapat dilakukan oleh
user guru yakni mengubah data pribadinya apabila terjadi kesalahan dalam
pengisian pada saat registrasi di awal. Guru dapat mengubahnya tapi terlebih dahulu
masuk kedalam sistem untuk dapat mengubah data.
Lihat profil guru
Admin/Guru Sistem
Ph
ase
LoginMenampilkan
halaman sistem
Pilih menu data guru
Tampilkan data guru
Gambar 4. 8 Activity Diagram Ubah Data Guru
126
4. Activity Diagram Lihat Artikel.
Pada gambar Activity Diagram Ubah Data Guru yang dapat dilakukan oleh
user guru yakni melihat posting artikel yang telah di input olehnya dan juga oleh
user lain. Postingan artikel ini berisi tentang segala macam informasi, teknologi
ataupun sharing mengenai cara mengajar setiap guru yang di input ke dalam artikel.
Lihat Artikel
Admin/Guru Sistem
Ph
ase
LoginMenampilkan
halalaman sistem
Pilih menu artikel Tampilkan artikel
Gambar 4. 9 Activity Diagram Lihat Artikel.
127
5. Activity Diagram Input Data Artikel
Pada gambar Activity Diagram input data artikel menjelaskan mengenai
actor yang ingin menginput data artikel. Terlebih dahulu actor harus melakukan
login untuk bisa menambahkan data artikel. Setelah data ditambahkan kemudian
akan di validasi apakah data tersebut benar atau pun salah. Apabila tidak ada
kesalahan dalam menginput data artikel maka data tersebut akan di masukkan ke
Input data artikel
Admin/Guru Sistem
Phas
e
LoginMenampilkan
halaman sistem
Pilih menu artikelMenampilkan
artikel
Pilih tambah artikelMenampilkan form
tambah artikel
Memasukkan data artikel
Menampilkan pesan data berhasil di
ubah
Menampilkan pesandata yang
dimasukkan salah
Data yang dimasukkan benar
Data yang Dimasukkan
salah
Gambar 4. 10 Activity Diagram Input Data
Artikel
128
dalam database sebaliknya apabila data tersebut salah makan ada pesan untuk
memperbaiki data artikel terlebih dahulu.
6. Activity Diagram Ubah Data Artikel
Pada gambar Activity Diagram input data artikel menjelaskan mengenai
actor yang ingin menginput ubah artikel. Terlebih dahulu actor harus melakukan
login untuk bisa mengubah data artikel. Setelah data ditambahkan kemudian akan
di validasi apakah data tersebut benar atau pun salah. Apabila tidak ada kesalahan
dalam mengubah data artikel maka data tersebut akan di masukkan ke dalam
Ubah data artikel
Admin/Guru Sistem
Phas
e
LoginMenampilkan
halaman sistem
Pilih menu artikelMenampilkan data
artikel
Pilih edit data artikel
Menampilkan form edit data artikel
Memasukkan data editan
Menampilkan pesan data berhasil di
ubah
Menampilkan pesandata yang
dimasukkan salah
Data yang dimasukkan benar
Data yang Dimasukkan
salah
Gambar 4. 11 Activity Diagram Ubah Data Artikel
129
database sebaliknya apabila data tersebut salah makan ada pesan untuk
memperbaiki data artikel terlebih dahulu.
7. Activity Diagram Hapus Data Artikel
Pada gambar Activity Diagram input data artikel menjelaskan mengenai
actor yang ingin menghapus ubah artikel. Terlebih dahulu actor harus melakukan
login untuk bisa menghapus data artikel. Setelah data ditambahkan kemudian akan
hapus data artikel
Admin/Guru Sistem
Ph
ase
LoginMenampilkan
halaman sistem
Pilih menu artikelMenampilkan data
artikel
Pilih hapus data artikel
Menampilkan pesan data berhasil di
dihapus
Data benar dihapus
Data tidak jadisalah
Gambar 4. 12 Activity Diagram Ubah Data Artikel
130
di validasi apakah data tersebut benar atau pun salah. Apabila tidak ada kesalahan
dalam mengubah data artikel maka data tersebut akan di masukkan ke dalam
database sebaliknya apabila data tersebut salah makan ada pesan untuk
memperbaiki data artikel terlebih dahulu.
8. Activity Diagram Download Dokumen
Pada gambar Activity Diagram download dokumen menjelaskan mengenai
actor yang ingin mendownload dokumen. Terlebih dahulu actor harus melakukan
login untuk bisa mendownload. Setelah login berhasil actor dapat melanjutkan
untuk mendownload dokumen yang di inginkan.
Download dokumen
Admin/Guru Sistem
Ph
ase
LoginMenampilkan
halaman sistem
Pilih menu download
Tampilkan data download
Gambar 4. 13 Activity Diagram Download Dokumen
131
9. Activity Diagram Upload Dokumen
Pada gambar Activity Diagram upload dokumen menjelaskan mengenai
actor yang ingin upload data. Terlebih dahulu actor harus melakukan login untuk
bisa menghapus data artikel. Setelah data di Upload kemudian akan di validasi
apakah data tersebut benar atau pun salah. Apabila tidak ada kesalahan dalam
mengubah data maka data tersebut akan di masukkan ke dalam database sebaliknya
apabila data tersebut salah makan ada pesan untuk memperbaiki data artikel terlebih
dahulu.
Upload dokumen
Admin/Guru Sistem
Phas
e
LoginMenampilkan
halaman sistem
Pilih menu download dokumen
Menampilkan download dokumen
Pilih upload dokumen
Menampilkan form upload dokumen
Memasukkan data upload dokumen
Menampilkan pesan data berhasil di
upload
Menampilkan pesandata yang
dimasukkan salah
Data yang dimasukkan benar
Data yang Dimasukkan
salah
Gambar 4. 14 Activity Diagram Upload Dokumen
132
10. Activity Diagram Logout
Pada gambar Activity Diagram Logout dokumen menjelaskan mengenai
actor yang ingin logout. Saat membuka sistem akan menampilkan menu login.
Masukkan username dan password. Jika salah memasukkan username dan
password, sistem akan menampilkan pesan kesalahan dan kembali ke menu login
untuk memasukkan username dan password yang benar. Jika benar memasukkan
username dan password maka sistem akan menampilkan halaman. Proses login
telah selesai dan kemudian logout dari sistem.
Logout
Admin/Guru Sistem
Ph
ase
loginMenampilkan
halaman sistem
Pilih menu logout Keluar sistem
Gambar 4. 15 Activity Diagram Logout
133
4.5.4 Perancangan Class Diagram
Visualisasi dari struktur object sistem yang diajukan, digambarkan dalam
class diagram di bawah ini
Gambar 4. 16 Class Diagram
134
4.5.5 Mapping Database
Gambar 4. 17 Mapping Diagram
135
4.5.6 Perancangan Sequence Diagram
Keterangan gambar: menjelaskan tentang proses registrasi user, aktor yang
berperan adalah guru. Melakukan registrasi harus menginput data yang dibutuhkan.
Apabila guru sudah masuk ke dalam menu tersebut maka akan tampil form daftar,
selanjutnya guru menyimpan data tersebut.
Gambar 4. 18 Sequence Diagram Registrasi
136
Keterangan gambar: Gambar di atas menjelaskan proses login yang
dilakukan oleh semua aktor. Pada saat melakukan login sistem meminta aktor untuk
memasukkan username dan password. Apabila username dan password sudah
dimasukkan dan menekan login sistem akan memverifikasi apakah data yang
dimasukkan sesuai. Jika data yang dimasukkan salah maka sistem akan
memberikan peringatan dan akan menampilkan halaman login kembali. Jika data
yang dimasukkan benar maka akan tampil halaman utama.
Gambar 4. 19 Sequence Diagram Login
137
Keterangan Gambar: gambar di atas menjelaskan tentang user yang ingin
menambah, mengedit dan menghapus data berita. Melakukan penambahan dan
mengedit harus di input dengan data yang benar apabila data salah makan
penambahan dan pengeditan tidak akan dijalankan sebelum data yang dimasukkan
benar dan valid.
Gambar 4. 20 Sequence Diagram Input, Edit, Hapus data Artikel
138
Keterangan gambar: gambar di atas menjelaskan tentang user yang ingin
mengedit datanya. Melakukan pengubahan data user terlebih dahulu melakukan
login jika ingin mengubah datanya. Data yang di ubah harus valid, apabila data
tidak sesuai maka data tidak akan tersimpan pada database. Sebaliknya apabila data
sesuai maka sistem akan mengubah data pada database.
Gambar 4. 21 Sequence Diagram Edit Data Guru
139
Keterangan gambar: gambar di atas menjelaskan tentang user yang ingin
mendownload data. Jika ingin mendownload data pada sistem user terlebih dahulu
melakukan login. Setelah user berhasil masuk ke dalam sistem maka user dapat
mendownload segala informasi yang terdapat di dalam sistem
Gambar 4. 22 Sequence Download
140
Keterangan gambar: gambar di atas menjelaskan tentang user yang ingin
upload datan. Melakukan pengupload data, user terlebih dahulu melakukan login
jika ingin mengubah datanya. Data yang sudah diupload kedalam sistem, kemudian
akan di verifikasi terlebih dahulu. Setelah di verifikasi baru data dapat di tampilkan
di sistem
Gambar 4. 23 Sequence Diagram Upload
141
4.5.7 Normalisasi
Berikut ini merupakan bentuk Normalisasi dari suatu table-table yang
menunjukkan entity data relasinya yang berfungsi untuk menghilangkan redundansi
data, menentukan key uang unik untuk mengakses data atau merupakan
pembentukan relation sedemikian rupa sehingga database tersebut mudah di
modifikasi.
1. Bentuk Unnormalized
id_user
id_status
username
password
nama_lengkap
nip/ktp
no_telp
alamat
sekolah
kelamin
blokir
id_statuts
nama_status
id_berita
id_kategori
judul
headline
hari
tanggal
jam
gambar
tag
id_materi
username
nip
Id_materi
nama_file
tgl_posting
hits
id_katagori
nama_katagori
status
Id_materi
judul_materi
kategori_materi
tgl_posting
hits
id_file
Judul_materi
Id_materi
format_file
tgl_posting
katagori_file
142
2. Bentuk Normal Pertama (1NF)
Sebuah model data dikatakan memenuhi bentuk normal pertama apabila
setiap atribut yang dimilikinya memiliki satu dan hanya satu nilai. Apabila ada
atribut yang memiliki nilai lebih dari satu, atribut tersebut adalah kandidat untuk
menjadi entitas tersendiri. Syarat-syarat untuk membentuk 1NF adalah:
Setiap tabel harus mempunyai primary key
Setiap field pada tabel harus mengandung informasi terkecil (atomik) Tidak
boleh ada field ganda.
id_user*
id_status**
username
password
nama_lengkap
nip/ktp
no_telp
alamat
sekolah
kelamin
blokir
id_statuts
nama_status
id_berita
id_kategori
judul
headline
hari
tanggal
jam
gambar
tag
id_materi*
nip
Id_materi*
nama_file
tgl_posting
hits
id_katagori*
nama_katagori
status
Id_materi*
judul_materi
kategori_materi
tgl_posting
hits
id_file
Judul_materi
Id_materi*
format_file
tgl_posting
katagori_file
143
3. Bentuk Normal Kedua
id_user*
id_status**
username
password
nama_lengkap
nip/ktp
no_telp
alamat
sekolah
kelamin
blokir
id_berita*
id_user**
judul
headline
hari
tanggal
jam
id_katagori
nama_katagori
status
id_file*
Judul_materi
Id_materi*
format_file
tgl_posting
katagori_file
id_statuts*
nama_status
id_materi*
id_user**
nip
Id_materi*
nama_file
tgl_posting
hits
Id_materi*
judul_materi
kategori_materi
tgl_posting
hits
Tabel-tabel tersebut telah memenuhi bentuk normal ketiga (2NF), dan tabel-
tabel tersebut juga telah memenuhi syarat sebagai tabel yang normal/baik. Dengan
terbentuknya tabel-tabel seperti tabel diatas maka kita dapat mengoptimalkan
kinerja database, seperti:
144
mengeliminasi adanya duplikasi data/informasi
memudahkan pengubah struktur tabel
memperkecil perubahan struktur tabel
4. Bentuk Normal Ketiga
id_user*
id_status**
username
password
nama_lengkap
nip/ktp
no_telp
alamat
sekolah
kelamin
blokir
id_berita*
id_user*
id_kategori**
judul
headline
hari
tanggal
jam
id_file*
Judul_materi
Id_materi*
format_file
tgl_posting
katagori_file
id_statuts*
nama_status
id_materi*
id_user**
nip
Id_materi*
nama_file
tgl_posting
hits
id_katagori*
nama_katagori
status
Id_materi*
judul_materi
kategori_materi
tgl_posting
hits
145
4.5.8 Spesifikasi Database
Spesifikasi database sistem Knowledge Management pada SMP
Addiniyah Attahiriyah Jakarta dirancang sebagai berikut:
a. Nama Tabel : User
Jenis Tabel : Tabel Master
Primary key : Id_User
Foreign key : id_status
Tabel 4. 9 Tabel Spesifikasi Database Tabel User
Attribut Tipe Data Null Index Keterangan
Id_user Int() Not Null PK Id user
Username Varchar(20) Not Null - Username
Password Varchar(20) Not Null -
Password yang
sudah di
enkripsi
Id_status Varchar(20) Not Null FK
status user
yang
menentukan
hak akses
Nama_lengkap Varchar(50) Not Null - Nama lengkap
user
Nip/Ktp Vachar(20) Not Null -
Nip para
pegawai
sekolahan
email Varchar(30) Not Null - Email user
No_tlp Varchar(50) Not Null - Nomor Telp
user
Alamat Varchar(40) Not Null -
Alamat para
pegawai
sekolahan
146
Sekolah Varchar(20) Not Null - Sekolah para
pegawai
Jenis_kelamin Varchar(20) Not Null - Jenis_pegawai
Blokir Enum(Y,N) Not Null - Status user
b. Nama Tabel : Status
Jenis Tabel : Tabel Master
Primary key : id_status
Foreign key : -
Tabel 4. 10 Tabel Spesifikasi Database Tabel Status User
Attribute Tipe Data Null Index Keterangan
Id_status Int() Not Null FK Id status user
Nama_status Varchar(20) Not Null -
Nama status
untuk
mendapatkan
hak akses
c. Nama Tabel : Berita
Jenis Tabel : Tabel Transaksi
Primary key : Id_berita
Foreign key : Id_katagori, id_user
Tabel 4. 11 Tabel Spesifikasi Database Tabel Berita
Attribute Tipe Data Null Index Keterangan
Id_berita int(5) Not Null PK
Id buku yang unik
dan beda dengan
yang lain
147
Id_katagori int(5) Not Null FK
Id kategori untuk
mengklasifikasikan
isi berita
Id_user Int(5) Not Null FK Nip user yang
membuat berita
judul Varchar(20) Not Null - Judul buku
Judul_seo Varchar(50) Not Null - Judul buku
headline enum(Y,N) Not Null - Memuat berita di
urutan teratas
Isi_berita text Not Null - Isi berita
hari Varchar(20) Not Null - Hari berita dibuat
tanggal date Not Null - Tanggal berita
dibuat
jam time Not Null - Jam berita dibuat
gambar Varchar(100) Not Null - Gambar berita
tag Varchar(50) Not Null - Tag berita
d. Nama Tabel : Kategori
Jenis Tabel : Tabel Transaksi
Primary key : id_kategori
Foreign key : -
Tabel 4. 12 Tabel Spesifikasi Database Tabel Kategori
Attribut Tipe Data Null Index Keterangan
Id_kategori Varchar(20) Not Null PK Id kategori
berita
148
Nama_kategori Varchar(20) Not Null - Nama kategori
aktif enum(Y,N) Not Null - Status
keaktifan
e. Nama Tabel : Download
Jenis Tabel : Tabel Transaksi
Primary key : id_download
Foreign key : id_kategori
Tabel 4. 13 Tabel Spesifikasi Database Tabel Download
Attribut Tipe Data Null Index Keterangan
Id_materi int(5) Not Null FK
Id materi yang
unik dan beda
dengan yang lain
Judul_materi Vachar(15) Not Null - Judul materi yang
ingin di download
Katagori_materi int(5) Not Null =
Id kategori untuk
mengklasifikasikan
file download
Tanggal_posting date Not Null - Tanggal file
diupload
f. Nama Tabel : Upload
Jenis Tabel : Tabel Master
Primary key : id_download
Foreign key : id_kategori
149
Tabel 4. 14 Tabel Spesifikasi Database Tabel Upload
Attribut Tipe Data Null Index Keterangan
Id_file int(5) Not Null FK
Id file yang unik
dan beda dengan
yang lain
Id_user int(5) Not Null FK username
Judul_materi Vachar(15) Not Null - Judul materi yang
ingin di download
Katagori_materi int(5) Not Null =
Id kategori untuk
mengklasifikasikan
file
Tanggal_posting date Not Null - Tanggal file
diupload
g. Nama Tabel : Bahan Ajar
Jenis Tabel : Tabel Master
Primary key : id_komentar
Foreign key : id_berita
Tabel 4. 15 Tabel Spesifikasi Database Tabel Bahan Ajar
Attribut Tipe Data Null Index Keterangan
Id_materi int(5) Not Null PK
Id materi yang
unik dan beda
dengan yang lain
Id_user int(5) Not Null FK username
Nama_file Varchar(5) Not Null - Nama file
Tgl_posting Varchar(20) Not Null - Tanggal posting
150
4.5.9 Mockup Sistem Usulan
Pada tahap ini dirancang tampilan interface sehingga didapat tampilan yang
user friendly. Berikut ini merupakan rancangan tampilan interface:
1. Halaman Web
Halaman Web sistem merupakan halaman yang berisi menu-menu yang
bisa diakses oleh user seperti melihat berita, download dan melihat agenda seperti
di gambar 4. 26
Gambar 4. 24 Mockup Halaman Web
151
2. Login
Halaman login sistem merupakan halaman awal bagi seluruh pengguna
untuk masuk ke sistem dengan mengisi username dan password terlebih dahulu.
Jika username dan password benar maka akan tampil halaman home bagi para
pengguna sesuai dengan jabatannya seperti di gambar 4. 27
Gambar 4. 25 Mockup Login
152
3. Menu
Halaman menu merupakan halaman yang bisa diakses oleh user untuk
melakukan edit, hapus maupun menambah dokumen yang ada. Tetapi terlebih
dahlu user harus melakukan login untuk mendapatkan hak akses seperti
digambarkan di gambar 4. 28
Gambar 4. 26 Mockup Menu
153
4. Registrasi
Halaman registrasi merupakan halaman yang bisa diakses user untuk
mendapatkan hak akses. Hak akses akan di berikan apabila user sudah meregistrasi
data dengan benar apabila data salah maka sistem tidak akan menyimpan dan juga
sistem tidak memberikan hak akses. Form registrasi dapat di lihat pada gambar 4.29
Gambar 4. 27 Mockup Registrasi
154
5. Lihat berita
Halaman lihat berita merupakan halaman yang dapat diakses oleh user
untuk melihat berita yang telah di input dan juga terdapat fungsi edit dan hapus.
Gambar mockup bisa di lihat di gambar 4.30
6. Tambah Dokumen
Halaman tambah dokumen merupakan halaman yang bisa diakses oleh user
untuk menambahkan berkas dokumen informasi kedalam sistem. Tetapi terlebih
Gambar 4. 28 Mockup Lihat Berita
155
dahulu user harus melakukan login untuk mendapatkan hak akses seperti
digambarkan di gambar 4. 31
7. Tambah Berita
Halaman tambah berita merupakan halaman yang bisa diakses oleh user
untuk menambahkan berita kedalam sistem. Tetapi terlebih dahulu user harus
melakukan login untuk mendapatkan hak akses seperti digambarkan pada gambar
4.32
Gambar 4. 29 Mockup Tambah Dokumen
156
8. Lihat berkas
Halaman lihat berkas merupakan halaman yang dapat diakses oleh user
untuk melihat berkas yang telah di input dan juga terdapat fungsi edit dan hapus.
Gambar mockup bisa di lihat di gambar 4. 33
Gambar 4. 30 Mockup Tambah Berita
157
9. Tambah Agenda
Halaman tambah berita merupakan halaman yang bisa diakses oleh user
untuk menambahkan berita kedalam sistem. Tetapi terlebih dahulu user harus
melakukan login untuk mendapatkan hak akses seperti digambarkan pada gambar
4. 30
Gambar 4. 31 Mockup Lihat Berkas
158
Gambar 4. 32 Mockup Tambah Agenda
159
4.5 Implementasi
Implementasi sistem adalah fase lanjutan setelah melakukan desain
workshop. Tahap yang dikerjakan pada fase implementasi ini antara lain melakukan
pengkodean untuk membangun sebuah perangkat lunak, serta menjelaskan
mengenai arsitektur fisik untuk hardware dan software dalam sistem. Setelah paket
perangkat lunak selesai dibuat, maka tahap berikutnya adalah pengujian sistem
(Black box Testing). Semua program yang terlibat dalam pembangunan setem ini
harus diuji untuk memastikan bahwa sistem bekerja dengan baik dan sesuai
kebutuhan sistem yang direncanakan sebelumnya.
4.6 Pengujian
Pada tahap pengujian dilakukan dengan cara Black Box Testing. Cara
pengujian dilakukan dengan menjalankan sistem monitoring Dan melihat outputnya
apakah telah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Pada pengujian ini dijalankan
oleh pihak ketiga dengan menggunakan laptop penguji setelah seluruh komponen
pengkodean rampung diselesaikan. Hasil pengujian black box testing disajikan
dalam beberapa hak akses dari para bagian yang terbagi, yaitu:
4.6.1 Pengujian Bidang Admin
Melakukan uji coba pada account admin. Hasil yang didapat sebagai berikut
pada Tabel 4.16 di bawah ini.
160
Tabel 4. 16 Pengujian Bidang Admin
No. Rancangan
Proses
Hasil Yang
diharapkan
Hasil Keterangan
1 Input
username dan
password
Dapat login
sebagai admin
OK Tampilan awal dengan
memasukkan username
dan password
2 Login Masuk kedalam
sistem informasi
penjadwalan
pelatihan
OK Klik “Sign In”
3 Masuk ke
menu admin
kelola
pengguna
Menampilkan data
guru sebagai
pengguna sistem
OK Dapat memilih kelola
level user
4 Klik tombol
“Kelola Level
User”
Menampilkan
form input kelola
level user
OK Untuk kelola pengguna
sistem
5 Klik tombol
“Logout”
Keluar dari sistem
knowledge
OK Tombol untuk keluar
dari sistem
161
4.6.2 Pengujian Bidang Guru
Melakukan uji coba pada account admin. Hasil yang didapat sebagai
berikut pada Tabel 4.17 di bawah ini.
Tabel 4. 17 Pengujian Bidang Guru
No. Rancangan
Proses
Hasil Yang
diharapkan
Hasil Keterangan
1 Input
username dan
password
Dapat login
sebagai guru
OK Tampilan awal dengan
memasukkan username
dan password
2 Login Masuk kedalam
sistem informasi
penjadwalan
pelatihan
OK Klik “Sign In”
3 Masuk ke
menu admin
kelola profil
Menampilkan data
profil guru
OK Dapat melihat profil
guru
4 Klik tombol
“Edit Profil
Guru”
Menampilkan
form edit profil
guru
OK Untuk mengubah data
profil guru
5 Klik tombol “
Berita”
Menampilkan data
berita yang sudah
di input oleh user
OK Untuk melihat data
berita yang ada
162
6 Klik tombol
“Tambah
Berita”
Menampilkan
form untuk
menambah data
berita
OK Untuk menambah data
berita pada sistem
7 Klik tombol
“Edit Berita”
Menampilkan
form edit berita
untuk mengubah
data
OK Untuk mengubah data
berita pada sistem
8 Klik Tombol
“Hapus
Berita”
Menampilkan
peringatan apakah
benar berita ingin
du hapus
OK Untuk menghapus
berita yang ada pada
sistem
9 Klik tombol
“Komentar”
Menampilkan isi
semua komentar
yang ada
OK Menampilkan data
komentar yang ada
10 Klik tombol
“Hapus
Komentar”
Menampilkan
peringatan apakah
benar komentar
ingin du hapus
OK Menghapus komentar
pada sistem
11 Klik tombol
“Berkas
Dokumen”
Menampilkan
dokumen yang
sudah di upload
oleh user
OK Untuk melihat dokumen
yang sudah di upload ke
dalam sistem
163
12 Klik tombol
“Tambah
Berkas”
Menampilkan
form tambah
berkas
OK Untuk menambahkan
berkas ke dalam sistem
13 Klik tombol
“Edit Berkas”
Menampilkan
form untuk
merubah berkas
OK Untuk merubah data
berkas yang ada pada
sistem
14 Klik tombol
“Hapus
Berkas”
Menampilkan
peringatan apakah
benar dokumen
ingin du hapus
OK Untuk menghapus
berkas yang ada pada
sistem
15. Klik tombol
“Agenda”
Menampilkan data
agenda yang ada
OK Menampilkan data
agenda yang ada pada
sistem
16. Klik tombol
“Tambah
Agenda”
Menampilkan
form data agenda
OK Menambah data agenda
pada sistem
17 Klik tombol
“Edit Agenda”
Menampilkan
form untuk ubah
data agenda
OK Merubah data agenda
pada sistem
18 Klik tombol
“Hapus
Agenda”
Menampilkan
peringatan apakah
benar agenda ingin
du hapus
OK Menghapus agenda
pada sistem
164
19 Klik tombol
“Halaman
Web”
Menampilkan
tampilan web
sistem Knowledge
OK Menampilkan tampilan
web
20 Klik tombol
“Search”
Menampilkan data
berita sesuai
keyword pencarian
OK Tombol pencarian
berita
21 Klik tombol
“Logout”
Keluar dari sistem
knowledge
OK Tombol untuk keluar
dari sistem
4.6.1 Pengujian Bidang Kurikulum
Melakukan uji coba pada account admin. Hasil yang didapat sebagai
berikut pada Tabel 4.16 di bawah ini.
Tabel 4. 18 Pengujian Bidang Guru Kurikulum
No. Rancangan
Proses
Hasil Yang
diharapkan
Hasil Keterangan
1 Input
username dan
password
Dapat login
sebagai guru
kurikulum
OK Tampilan awal dengan
memasukkan username
dan password
2 Login Masuk kedalam
sistem informasi
penjadwalan
pelatihan
OK Klik “Sign In”
165
3 Masuk ke
menu admin
kelola profil
Menampilkan data
profil guru
kurikulum
OK Dapat melihat profil
guru kurikulum
4 Klik tombol
“Edit Profil
Guru”
Menampilkan
form edit profil
guru kurikulum
OK Untuk merubah data
profil guru kurikulum
5 Klik tombol
“Berkas
Dokumen”
Menampilkan
dokumen yang
sudah di upload
oleh user
OK Untuk melihat dokumen
yang sudah di upload ke
dalam sistem
6 Klik tombol
“Tambah
Berkas”
Menampilkan
form tambah
berkas
OK Untuk menambahkan
berkas ke dalam sistem
7 Klik tombol
“Edit Berkas”
Menampilkan
form untuk
merubah berkas
dan juga
mengaktifkan
berkas yang sudah
di verifikasi
OK Untuk merubah data
berkas yang ada pada
sistem
166
8 Klik tombol
“Hapus
Berkas”
Menampilkan
peringatan apakah
benar dokumen
ingin du hapus
OK Untuk menghapus
berkas yang ada pada
sistem
9 Klik tombol
“Logout”
Keluar dari sistem
knowledge
OK Tombol untuk keluar
dari sistem
167
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Selama ini pengetahuan yang terdapat pada guru, belum terdokumentasi
dengan baik, sehingga setiap pengetahuan yang ada akan mudah hilang.
2. Pada penelitian ini menghasilkan sistem yang dapat mengumpulkan,
identifikasi, menyimpan, mengelola dan menyebarkan pengetahuan.
3. Adanya sistem knowledge management ini membuat standar kompetensi
yang dimiliki antar guru menjadi seimbang antara guru senior dan guru junior.
4. Sistem ini dapat menjadi solusi bagi guru dalam melakukan pengajaran,
sehingga guru dapat membagi ilmu dan mendapatkan pengetahuan dari guru
lain waktu yang singkat.
5. Terjalinnya suatu komunikasi yang lebih baik antar guru junior dan senior
untuk saling membagi pengetahuannya dalam dunia pendidikan.
6. Adanya sistem knowledge management ini dapat membantu guru dalam
proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan atau kompetensi
pada tiap guru khususnya kompetensi pedagogik dan profesional.
168
5.2 Saran
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat ditarik saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk menggunakan sistem ini perlu diadakan training dan evaluasi
terhadap seluruh guru maupun yang terlibat dalam penggunaan sistem ini.
2. Sistem ini diharapkan membantu sekolah dalam membuat sistem
manajemen pengetahuan dan menjadi acuan sekolah ataupun instansi lain
uang bergerak di dunia pendidikan.
3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan ataupun
referensi yang bermanfaat bagi mahasiswa yang berminat mengambil
pembahasan yang sama.
169
DAFTAR PUSTAKA
Connolly, T., Begg, C. E., & Hirsch, M. (2010). Database systems. ed. Boston,
USA: Addison.
Dirgantoro, S. (2014). Rancang bangun knowledge management system berbasis
web pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 46 Jakarta.
EFROSINA, R. E. (2015). SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET PADA
FLOO TOUR AND TRAVEL BERBASIS WEB. Skripsi, Fakultas Ilmu
Komputer.
Fahri, M. (2011). Analisa dan perancangan sistem manajemen pengetahuan
(knowzedge menegemnt system) pada departemen sumberdaya manusia (studi
kasus Pt. Mitra Mega Semesta (doctoRabbit).
Fatta, H. Al. (2009). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Untuk
Keunggulan Bersaing Perusahaan Dan Organisasi Modern. Published.
Hutahaean, J. (2015). Konsep Sistem Informasi. Deepublish.
Indonesia, P. R. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: CV. Eko Jaya.
Indrajani, I. (2011). PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PADA KLINIK.
Jurnal ComTech, 2(1).
Ismail, M. I. (2017). Kinerja dan kompetensi guru dalam pembelajaran. Lentera
Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 13(1), 44–63.
Jogiyanto H.M. (2010). Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Publisher.
Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Penerbit Andi.
170
Kurnia, T., Fatimah, D. D. S., & Supriatna, A. D. (2012). Perancangan Sistem
Informasi Akademik Nilai Siswa Berbasis Web (Studi Kasus: SMK Ciledug
Al-Musaddadiyah Garut). Jurnal Algoritma, 9(1).
Kusumawaty, A. (2012). Aplikasi Pemesanan Makanan pada Restoran Berbasis
Android dan PHP Menggunakan Protokol JSON.
Luhukay, D. (2010). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pembelajaran
Berbasis Web Di Smu 82 Jakarta. Jurnal ComTech, 1.
Mahdiana, D. (2011). Analisa dan Rancangan Sistem Informasi Pengadaan Barang
dengan Metodologi Berorientasi Obyek: Studi Kasus PT. Liga Indonesia.
Jurnal Telematika Mkom, 3(2).
Mardhotillah, S. (2011). Analisis dan perancangan knowledge management system
berbasis web dan wap (studi kasus: SMAN 4 Tangerang).
Muhamad, W., Hariyanto, B., & Ardiyanti, S. A. (2011). Implementation of
Knowledge Management System in PT Intimas Wisesa. In Electrical
Engineering and Informatics (ICEEI), 2011 International Conference on (pp.
1–6). IEEE.
Murphy, B. I. (2013). Fasilitas Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Untuk
Sma Negeri Oleh Pt. Xl Axiata, Tbk Palembang.
Noor, J. (2011). Metodologi penelitian. Jakarta: Kencana.
Prahasta, E. (2014). Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (Perspektif
Geodesi & Geomatika) Edisi Revisi. Informatika.
Raras, A. (2010). Kajian Penerapan Manajemen Pengetahuan Untuk Menjadi
Organisasi Pembelajar (Learning Organisation)(Studi Kasus Perhimpunan
171
Pelestarian Burung Liar Indonesia–Burung Indonesia).
Roger S. Pressman, P. D. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi.
Andi Publisher.
Roni, Y., Kridanto, S., & Kristianto, H. (2011). Arsitektur Bisnis: Pemodelan
Proses Bisnis Dengan Object Oriented. Telematika, (20).
Satzinger, J. W., Jackson, R. B., & Burd, S. D. (2011). Systems analysis and design
in a changing world. Cengage learning.
SETYAWAN, D. F. (2014). Rancang Bangun Sistem Informasi Surat UIN Sunan
Kalijaga Menggunakan Pendekatan Agile Process dengan Model Extreme
Programming. UIN SUNAN KALIJAGA.
Sudrajat, D. (2014). Hubungan antara Knowledge-Technology-Innovation (KTI),
Commitment, Competence, Leadership, Government Policy, Human Capital,
dan Competitive Advantage. Binus Business Review, 5(1), 382–395.
Wahyono, T. (2012). Analisis Sistem. Mercubuana.
172
Putra, S. J., Subiyakto, A., Ahlan, A. R., & Kartiwi, M. (2016). A Coherent
Framework for Understanding the Success of an Information System Project.
TELKOMNIKA (Telecommunication, Computing, Electronics and Control),
14(1), 302-308. doi:http://dx.doi.org/10.12928/telkomnika.v14i1.2711
Subiyakto, A., & Ahlan, A. R. (2013, 27-28 Nov. 2013). A coherent framework
for understanding critical success factors of ICT project environment. Paper
presented at the 2013 International Conference on Research and Innovation in
Information Systems (ICRIIS).
Subiyakto, A., & Ahlan, A. R. (2014). Implementation of Input-Process-Output
Model for Measuring Information System Project Success. TELKOMNIKA
Indonesian Journal of Electrical Engineering, 12(7), 5603-5612.
doi:http://doi.org/10.11591/ijeecs.v12.i7.pp5603-5612
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Putra, S. J. (2016). Measurement of
the information system project success of the higher education institutions in
Indonesia: a pilot study. International Journal of Business Information System,
23(2), 229-247. doi:https://doi.org/10.1504/IJBIS.2016.078908
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., Putra, S. J., & Durachman, Y. (2016).
The User Satisfaction Perspectives of the Information System Projects. Indonesian
Journal of Electrical Engineering and Computer Science, 4(1).
doi:http://doi.org/10.11591/ijeecs.v4.i1.pp215-223
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Sukmana, H. T. (2015a). Influences
of the Input Factors towards Success of An Information System Project.
173
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control), 13(2),
686-693. doi:http://dx.doi.org/10.12928/telkomnika.v13i2.1323
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Sukmana, H. T. (2015b).
Measurement of Information System Project Success Based on Perceptions of the
Internal Stakeholders. International Journal of Electrical and Computer
Engineering (IJECE), 5(2), 271-279. Retrieved from
http://iaesjournal.com/online/index.php/IJECE/article/view/7009
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Putra, S. J., & Kartiwi, M. (2015). Validation of
Information System Project Success Model. SAGE Open, 5(2), 1-14.
doi:https://doi.org/10.1177/2158244015581650
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., & Sukmana, H. T. (2014). An Alternative Method
for Determining Critical Success Factors of Information System Project.
TELKOMNIKA Telecommunication, Computing, Electronics and Control, 12(3),
665-674. doi:http://dx.doi.org/10.12928/telkomnika.v12i3.105
Subiyakto, A., Rosalina, R., Utami, M. C., Kumaladewi, N., & Putra, S. J. (2017).
The Psychometric and Interpretative Analyses for Assessing the End-User
Computing Satisfaction Questionnaire. Paper presented at the 5th International
Conference on Information Technology for Cyber and IT Service Management
(CITSM) 2017 Denpasar, Bali.
Subiyakto, A., Septiandani, D., Nurmiati, E., Durachman, Y., Kartiwi, M., &
Ahlan, A. R. (2017). Managers Perceptions towards the Success of E-Performance
Reporting System. TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics
174
Lampiran 1
175
187
188
Lampiran 2
189
190
191
192
Lampiran 3
1. Halaman Login
2. Halaman Web
193
3. Halaman Registrasi
4. Halaman Berita
194
5. Halaman Download
6. Halaman Input Berita
195
7. Halaman Menu
8. Halaman Upload
196
Lampiran 4
1. Koneksi.php
<?php
$server = "localhost";
$username = "root";
$password = "";
$database = "dbsmp";
// Koneksi dan memilih database di server
mysql_connect($server,$username,$password) or die("Koneksi gagal");
mysql_select_db($database) or die("Database tidak bisa dibuka");
?>
2. Media.php
<!DOCTYPE html>
<?php
session_start();
error_reporting(0);
include "timeout.php";
if($_SESSION[login]==1){
if(!cek_login()){
$_SESSION[login] = 0;
}
}
if($_SESSION[login]==0){
header('location:logout.php');
}
197
else{
if (empty($_SESSION['username']) AND empty($_SESSION['passuser']) AND
$_SESSION['login']==0){
echo "<link href='style.css' rel='stylesheet' type='text/css'>
<center>Untuk mengakses modul, Anda harus login <br>";
echo "<a href=index.php><b>LOGIN</b></a></center>";
}
else{
?>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="utf-8">
<meta http-equiv="X-UA-Compatible" content="IE=edge">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1">
<meta name="description" content="">
<meta name="author" content="">
<title>SB Admin 2 - Bootstrap Admin Theme</title>
<!-- Bootstrap Core CSS -->
<link href="vendor/bootstrap/css/bootstrap.min.css" rel="stylesheet">
<!-- MetisMenu CSS -->
<link href="vendor/metisMenu/metisMenu.min.css" rel="stylesheet">
<!-- Custom CSS -->
198
<link href="dist/css/sb-admin-2.css" rel="stylesheet">
<!-- Morris Charts CSS -->
<link href="vendor/morrisjs/morris.css" rel="stylesheet">
<!-- Custom Fonts -->
<link href="vendor/font-awesome/css/font-awesome.min.css" rel="stylesheet"
type="text/css">
<!-- HTML5 Shim and Respond.js IE8 support of HTML5 elements and media
queries -->
<!-- WARNING: Respond.js doesn't work if you view the page via file:// -->
<!--[if lt IE 9]>
<script
src="https://oss.maxcdn.com/libs/html5shiv/3.7.0/html5shiv.js"></script>
<script
src="https://oss.maxcdn.com/libs/respond.js/1.4.2/respond.min.js"></script>
<![endif]-->
<script language="javascript" type="text/javascript">
tinyMCE_GZ.init({
plugins : 'style,layer,table,save,advhr,advimage, ...',
themes : 'simple,advanced',
languages : 'en',
disk_cache : true,
debug : false
});
</script>
199
<script src="../tinymcpuk/jscripts/tiny_mce/tiny_mce.js"
type="text/javascript"></script>
<script src="../tinymcpuk/jscripts/tiny_mce/tiny_lokomedia.js"
type="text/javascript"></script>
<!-- <link href="style.css" rel="stylesheet" type="text/css" /> -->
</head>
<body>
<img src="images/logo.png" style="margin:20px 8px 4px 40px;" />
<img src="images/cobaaa.jpg" style="margin:20px 8px 4px 120px;"
align="center"/>
<!-- Margin 0=atas gambar, 8=kanannya, 4= bawahnya, 0=kirinya di pakai
untuk memisahkan jarak antara teks dengan gambar agar tidak menempel / terlalu
dekat */ -->
<div id="wrapper">
<!-- Navigation -->
<nav class="navbar navbar-default navbar-static-top" role="navigation"
style="margin-bottom: 0">
<div class="navbar-header">
<button type="button" class="navbar-toggle" data-toggle="collapse"
data-target=".navbar-collapse">
<span class="sr-only">Toggle navigation</span>
<span class="icon-bar">