lemak
-
Upload
meyriski-lialita -
Category
Documents
-
view
217 -
download
2
description
Transcript of lemak
PENETAPAN LEMAK KASAR DAN KOMPONEN LIPID (PENETAPAN LEMAK
DENGAN METODE SOXHLET) PENDAHULUAN Latar Belakang Lemak merupakan
sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak
(contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid
(termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi
sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair,
yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Anonim 2010). Mengekstraksi
lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan
terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak
bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari
air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan
keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang. Pelarut ini seperti dietil eter, hexana, benzena,
dan lain-lain. Ada dua kelompok umum untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi
kering dan metode ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip
bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang
telah kering benar dengan menggunakan pelarut anyhidrous. Keuntungan dari dari metode
kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal, dan mempunyai ketepatan
yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang
digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak. Prinsip
soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga
terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan
larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang
digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu
yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah
menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas. Tujuan Praktikum
penerapan analisis lemak ini dilakukan untuk mengukur kadar lemak analisis metode
soxhlet . METODOLOGI Waktu dan Tempat Praktikum penetapan lemak protein
dilaksanakan hari Kamis tanggal 25 Maret 2010, jam 13.00 hingga 16.00 WIB. Pelaksanaan
praktikum di Laboratorium Analisis Zat gizi makro, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah
bulp, pipa volumetrik, labu lemak,gelas ukur, soxhlet, oven pemanas, timbangan elektronik,
eksikator. Selanjutnya, bahan-bahan yang digunakan adalah pelarut lemak (dietil eter,
hexana, benzene), biskuit. Prosedur Kerja Labu lemak disiapkan yang ukurannya sesuai
dengan alat ekstraksi soxhlet yang akan digunakan. ↓ Labu lemak kemudian dikeringkan
dalam oven selama 30 menit dalam suhu 1050 C dan didinginkan dalam eksikator selama 15
menit setelah itu ditimbang. ↓ Sampel ditimbang tepat 5 gram di dalam kertas saring yang
sesuai ukurannya. ↓ Pelarut lemak dimasukkan kedalam labu lemak secukupnya. ↓ Kertas
saring kemudian dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet. ↓ Labu lemak dipanaskan dan
dilakukan ekstraksi selama 3-4 jam ↓ Setelah selesai, pelarut kemudian disuling kembali dan
labu lemak diangkat dan dikeringkan dalam oven pada suhu 1050 C ↓ Labu lemak
didinginkan dalam eksikator selama 20-30 menit kemudian ditimbang. TINJAUAN
PUSTAKA Penetapan Kadar Lemak Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul
alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak,
malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),
monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan
steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu
ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang
disebut adiposa (Anonim 2010). Dalam analisis lemak, sulit untuk melakukan ekstraksi
lemak secara murni. Hal itu disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak,
seperti phospholipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil. Oleh karena
itu, hasil analisis lemak ditetapkan sebagai lemak kasar. Terdapat dua metode dalam
penentukan kadar lemak suatu sampel, yaitu metode ekstraksi kering (menggunakan soxhlet)
dan metode ekstraksi basah. Selain itu, metode yang digunakan dalam analisis kadar lemak
dapat menggunakan metode weibull. Prinsip kerja dari metode weubull adalah ekstraksi
lemak dengan pelarut nonpolar setelah sampel dihidrolisis dalam suasana asam untuk
membebaskan lemak yang terikat (Harper dkk 1979). Prinsip soxhlet ialah ekstraksi
menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu
dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk
atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa,
extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser
(pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Bahan yang akan diekstraksi ialah
jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain
lemak juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen yang lain .
Karena itu hasil ekstraksinya disebut lemak kasar (Darmasih 1997). Mekanisme Kerja
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus atau
ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas.
Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus dengan titik didih 60-80°C. Selanjutnya
labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah
dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan petroleum spiritus 60-80°C sebanyak 175 ml.
Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut organik. Thimble yang
sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan
ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan
soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Ketika
pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang
dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke
fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari
ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat
sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks.
Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut
dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997). Dasar
Pemilihan Metode, Keuntungan dan Kerugian Metode Soxhlet Bahan terekstrak yang
diperoleh dari kedua cara ekstraksi semakin tinggi dengan semakin polarnya pelarut. Hal ini
menunjukkan bahwa senyawa yang bisa terekstrak dalam gambir bersifat polar. Bahan
terekstrak paling tinggi dalam hal ini diperoleh dengan menggunakan pelarut campuran
etanol dan air pada perbandingan 1:1 (84,77 % (b/b) pada cara maserasi dan 87,69 % (b/b)
pada cara Soxhlet). Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi
karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak.
Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak
yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk
kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi
menggunakan pelarut etil asetat. Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh
dari ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif.
Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri uji Gram-
negatif (Whitaker 1915). Biskuit ‘Monde Milk Marie’ Biskuit adalah produk makanan kecil
yang renyah yang dibuat dengan cara dipanggang. Ciri-ciri dari biskuit diantaranya, renyah
dan kering, bentuk umumnya kecil, tipis dan rata (Anonim 2010). Biskuit merupakan produk
makanan yang dibuat dari bahan dasar terigu yang dipanggang hingga kadar air kurang dari 5
persen. Biasanya resep produk ini diperkaya dengan lemak dan gula.Biskuit keras adalah
jenis biscuit manis yang dibuat dari adonan keras, berbentuk pipih, bila dipatahkan
penampang potongannya bertekstur padat, dapat berkadar lemak tinggi maupun rendah
(Anonim 2006). Bahan dasar Biskuit Monde Milk Marie adalah tepung terigu dan susu
bubuk. Dengan demikian, biskuit ini kaya akan kalsium dan vitamin D untuk membantu
pembentukan tulang yang kuat. Selain itu, biskuit ini kaya akan kandungan gizi lainnya,
diantaranya lemak, protein, karbohidrat, dan mineral (Nutrition Fact).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada berbagai jenis biskuit yang ada di
pasaran dengan menggunakan metode soxhlet (metode ekstraksi kering). Jenis biskuit yang
digunakan pada percobaan ini adalah monde milk marie. Penetapan kadar lemak pada biskuit
tersebut dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari biskuit
dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air.
Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan ynag larut air tidak terekstrak dan terhitung
sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Sampel yang sudah
dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam thimble
(selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Selanjutnya labu kosong
diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan
didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous. Thimble yang sudah terisi sampel
dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat
pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk
pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan . Ketika pelarut dididihkan,
uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati
bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian
menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul
dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju
labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi
lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak
dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997). Pada percobaan
ini, biskuit yang telah dihaluskan sebanyak ± 5 gram dibungkus dengan kertas saring lalu
dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet. Alat ekstraksi soxhlet tersebut dihubungkan
dengan kondensor dan labu lemak yang telah diisi dengan pelarut lemak. Penentuan kadar
lemak pada biskuit tersebut dilakukan selama ± 3 jam. Hasil dari percobaan ini diperoleh
persentasi kadar lemak sebesar 258 %. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah kadar
lemak dari masing-masing sampel yang didapatkan melalui rumus. Kadar lemak diperoleh
melalui selisih berat labu lemak akhir dengan berat labu lemak awal, dibagi dengan berat
sampel, kemudian dikalikan 100%. Hasil perhitungan masing-masing sampel dapat dilihat
pada tabel berikut ini. Tabel 1 Penetapan kadar lemak pada biskuit Kelompok Sampel Labu
Berat sampel Berat labu + lemak (g) Kadar lemak Berat (g) Kode 1 Nissin crackers 39,5971
60 5,0065 37,7083 -37,73% 2 Square stuff 59,2169 C9 5,0466 40,4979 -370% 3 Roma sari
gandum 51,8791 2 5,0604 60,4963 170% 4 Oops butter crackers 57,8971 1 5,0028 58,3586
9,22% 5 Monde milk marie 39,3917 3 5,0389 52,3516 257,2% 6 Biskuat susu 36,6286 15
5,0880 40,4476 75,06% Berdasarkan tabel diatas biskuit Nissin Crackers memiliki kadar
lemak sebesar -37,73%. Kemudian biskuit Square Stuff memiliki kadar lemak sebesar.
Selanjutnya biskuit Roma Sari Gandum memiliki kadar lemak sebesar 170%. Biskuit Oops
Butter Crackers memiliki kadar lemak sebesar 9,22%. Biskuit Monde Milkmarie memiliki
kadar lemak sebesar 257,2%. Selanjutnya biskuit Biskuat Susu Memiliki kadar lemak sebesar
75,06%. %. Urutan biskuit dengan kadar lemak tertinggi hingga biskuit dengan kadar lemak
terendah dapat dilihat melalui tabel di bawah ini Tabel 2 Pengurutan contoh biskuit dengan
kadar lemak tertinggi hingga kadar lemak terendah No. Kelompok Sampel biskuit Kadar
lemak 1 2 Square stuff -370% 2 1 Nissin crackers -37,73% 3 4 Oops butter crackers 9,22% 4
6 Biskuat susu 75,06% 5 3 Roma sari gandum 170% 6 5 Monde milk marie 257,2
Berdasarkan hasil yang telah dihitung kadar lemaknya, maka dapat diketahui biskuit Monde
Milk Marie adalah biskuit yang memiliki kadar lemak yang tertinggi. Biskuit dengan kadar
lemak terendah adalah biskuit Square Stuff. Selanjutnya biscuit yang telah diuji kadar
lemaknya dibandingkan dengan nutrition fact yang terdapat pada bungkus biscuit tersebut.
Berdasarkan tabel nutrition fact yang terdapat pada kemasan Biskuit Monde Milk Marie
disebutkan bahwa persentase kadar lemak total setiap satu porsi makan (5 gram) adalah 5%.
Dengan demikian, kadar lemak pada biskuit yang diperoleh dari percobaan ini tidak sesuai
dengan literatur karena persentase kadar lemak biskuit hasil percobaan tersebut jauh lebih
tinggi dari persentase kadar lemak pada literatur. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, tipe
pelarut (Lucas dkk 1949). Berdasarkan literatur tersebut, kesalahan pada percobaan ini dapat
disebabkan karena ketidaktepatan faktor-faktor tersebut, misalnya pada percobaan ini
ekstraksi baru mulai setelah proses ekstraksi berjalan selama ± 2 jam. Kesalahan tersebut
termasuk kesalahan waktu ekstraksi. Selain itu, kuantitas pelarut yang digunakan tidak tepat
sehingga dapat mempengaruhi jumlah kadar lemak yang terekstraksi. KESIMPULAN DAN
SARAN Kesimpulan Menentukan persen kadar lemak yang terkandung dalam suatu bahan
dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih berat labu lemak akhir dengan berat labu
lemak awal, dibagi dengan berat sampel, kemudian dikalikan 100%. Berdasarkan tabel
nutrition fact yang terdapat pada kemasan Biskuit Monde Milk Marie disebutkan bahwa
persentase kadar lemak total setiap satu porsi makan (5 gram) adalah 5%. Dengan demikian,
kadar lemak pada biskuit yang diperoleh dari percobaan ini tidak sesuai dengan literatur
karena persentase kadar lemak biskuit hasil percobaan tersebut jauh lebih tinggi dari
persentase kadar lemak pada literatur.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
http://kharismamerrin.blogspot.com/2012/09/penetapan-kadar-lemak-metode-soxhlet.html