lemak

10
PENETAPAN LEMAK KASAR DAN KOMPONEN LIPID (PENETAPAN LEMAK DENGAN METODE SOXHLET) PENDAHULUAN Latar Belakang Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Anonim 2010). Mengekstraksi lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang. Pelarut ini seperti dietil eter, hexana, benzena, dan lain-lain. Ada dua kelompok umum untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anyhidrous. Keuntungan dari dari metode kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal, dan mempunyai ketepatan yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang

description

ko

Transcript of lemak

Page 1: lemak

PENETAPAN LEMAK KASAR DAN KOMPONEN LIPID (PENETAPAN LEMAK

DENGAN METODE SOXHLET) PENDAHULUAN Latar Belakang Lemak merupakan

sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan

oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak

(contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid

(termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi

sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair,

yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Anonim 2010). Mengekstraksi

lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan

terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak

bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari

air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang. Pelarut ini seperti dietil eter, hexana, benzena,

dan lain-lain. Ada dua kelompok umum untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi

kering dan metode ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip

bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang

telah kering benar dengan menggunakan pelarut anyhidrous. Keuntungan dari dari metode

kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal, dan mempunyai ketepatan

yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang

digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak. Prinsip

soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga

terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.

Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan

larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang

digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu

yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah

menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas. Tujuan Praktikum

penerapan analisis lemak ini dilakukan untuk mengukur kadar lemak analisis metode

soxhlet . METODOLOGI Waktu dan Tempat Praktikum penetapan lemak protein

dilaksanakan hari Kamis tanggal 25 Maret 2010, jam 13.00 hingga 16.00 WIB. Pelaksanaan

praktikum di Laboratorium Analisis Zat gizi makro, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas

Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah

bulp, pipa volumetrik, labu lemak,gelas ukur, soxhlet, oven pemanas, timbangan elektronik,

eksikator. Selanjutnya, bahan-bahan yang digunakan adalah pelarut lemak (dietil eter,

Page 2: lemak

hexana, benzene), biskuit. Prosedur Kerja Labu lemak disiapkan yang ukurannya sesuai

dengan alat ekstraksi soxhlet yang akan digunakan. ↓ Labu lemak kemudian dikeringkan

dalam oven selama 30 menit dalam suhu 1050 C dan didinginkan dalam eksikator selama 15

menit setelah itu ditimbang. ↓ Sampel ditimbang tepat 5 gram di dalam kertas saring yang

sesuai ukurannya. ↓ Pelarut lemak dimasukkan kedalam labu lemak secukupnya. ↓ Kertas

saring kemudian dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet. ↓ Labu lemak dipanaskan dan

dilakukan ekstraksi selama 3-4 jam ↓ Setelah selesai, pelarut kemudian disuling kembali dan

labu lemak diangkat dan dikeringkan dalam oven pada suhu 1050 C ↓ Labu lemak

didinginkan dalam eksikator selama 20-30 menit kemudian ditimbang. TINJAUAN

PUSTAKA Penetapan Kadar Lemak Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul

alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak,

malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),

monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan

steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu

ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang

disebut adiposa (Anonim 2010). Dalam analisis lemak, sulit untuk melakukan ekstraksi

lemak secara murni. Hal itu disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak,

seperti phospholipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil. Oleh karena

itu, hasil analisis lemak ditetapkan sebagai lemak kasar. Terdapat dua metode dalam

penentukan kadar lemak suatu sampel, yaitu metode ekstraksi kering (menggunakan soxhlet)

dan metode ekstraksi basah. Selain itu, metode yang digunakan dalam analisis kadar lemak

dapat menggunakan metode weibull. Prinsip kerja dari metode weubull adalah ekstraksi

lemak dengan pelarut nonpolar setelah sampel dihidrolisis dalam suasana asam untuk

membebaskan lemak yang terikat (Harper dkk 1979). Prinsip soxhlet ialah ekstraksi

menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu

dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk

atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa,

extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser

(pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Bahan yang akan diekstraksi ialah

jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain

lemak juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen yang lain .

Karena itu hasil ekstraksinya disebut lemak kasar (Darmasih 1997). Mekanisme Kerja

Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus atau

ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas.

Page 3: lemak

Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus dengan titik didih 60-80°C. Selanjutnya

labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah

dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan petroleum spiritus 60-80°C sebanyak 175 ml.

Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut organik. Thimble yang

sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan

ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan

soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Ketika

pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang

dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke

fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari

ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat

sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks.

Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut

dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997). Dasar

Pemilihan Metode, Keuntungan dan Kerugian Metode Soxhlet Bahan terekstrak yang

diperoleh dari kedua cara ekstraksi semakin tinggi dengan semakin polarnya pelarut. Hal ini

menunjukkan bahwa senyawa yang bisa terekstrak dalam gambir bersifat polar. Bahan

terekstrak paling tinggi dalam hal ini diperoleh dengan menggunakan pelarut campuran

etanol dan air pada perbandingan 1:1 (84,77 % (b/b) pada cara maserasi dan 87,69 % (b/b)

pada cara Soxhlet). Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi

karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak.

Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak

yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk

kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi

menggunakan pelarut etil asetat. Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh

dari ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif.

Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri uji Gram-

negatif (Whitaker 1915). Biskuit ‘Monde Milk Marie’ Biskuit adalah produk makanan kecil

yang renyah yang dibuat dengan cara dipanggang. Ciri-ciri dari biskuit diantaranya, renyah

dan kering, bentuk umumnya kecil, tipis dan rata (Anonim 2010). Biskuit merupakan produk

makanan yang dibuat dari bahan dasar terigu yang dipanggang hingga kadar air kurang dari 5

persen. Biasanya resep produk ini diperkaya dengan lemak dan gula.Biskuit keras adalah

jenis biscuit manis yang dibuat dari adonan keras, berbentuk pipih, bila dipatahkan

penampang potongannya bertekstur padat, dapat berkadar lemak tinggi maupun rendah

Page 4: lemak

(Anonim 2006). Bahan dasar Biskuit Monde Milk Marie adalah tepung terigu dan susu

bubuk. Dengan demikian, biskuit ini kaya akan kalsium dan vitamin D untuk membantu

pembentukan tulang yang kuat. Selain itu, biskuit ini kaya akan kandungan gizi lainnya,

diantaranya lemak, protein, karbohidrat, dan mineral (Nutrition Fact).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada berbagai jenis biskuit yang ada di

pasaran dengan menggunakan metode soxhlet (metode ekstraksi kering). Jenis biskuit yang

digunakan pada percobaan ini adalah monde milk marie. Penetapan kadar lemak pada biskuit

tersebut dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari biskuit

dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air.

Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan ynag larut air tidak terekstrak dan terhitung

sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Sampel yang sudah

dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam thimble

(selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Selanjutnya labu kosong

diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan

didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous. Thimble yang sudah terisi sampel

dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat

pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk

pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan . Ketika pelarut dididihkan,

uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati

bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian

menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul

dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju

labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi

lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak

dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997). Pada percobaan

ini, biskuit yang telah dihaluskan sebanyak ± 5 gram dibungkus dengan kertas saring lalu

dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet. Alat ekstraksi soxhlet tersebut dihubungkan

dengan kondensor dan labu lemak yang telah diisi dengan pelarut lemak. Penentuan kadar

lemak pada biskuit tersebut dilakukan selama ± 3 jam. Hasil dari percobaan ini diperoleh

persentasi kadar lemak sebesar 258 %. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah kadar

lemak dari masing-masing sampel yang didapatkan melalui rumus. Kadar lemak diperoleh

melalui selisih berat labu lemak akhir dengan berat labu lemak awal, dibagi dengan berat

sampel, kemudian dikalikan 100%. Hasil perhitungan masing-masing sampel dapat dilihat

Page 5: lemak

pada tabel berikut ini. Tabel 1 Penetapan kadar lemak pada biskuit Kelompok Sampel Labu

Berat sampel Berat labu + lemak (g) Kadar lemak Berat (g) Kode 1 Nissin crackers 39,5971

60 5,0065 37,7083 -37,73% 2 Square stuff 59,2169 C9 5,0466 40,4979 -370% 3 Roma sari

gandum 51,8791 2 5,0604 60,4963 170% 4 Oops butter crackers 57,8971 1 5,0028 58,3586

9,22% 5 Monde milk marie 39,3917 3 5,0389 52,3516 257,2% 6 Biskuat susu 36,6286 15

5,0880 40,4476 75,06% Berdasarkan tabel diatas biskuit Nissin Crackers memiliki kadar

lemak sebesar -37,73%. Kemudian biskuit Square Stuff memiliki kadar lemak sebesar.

Selanjutnya biskuit Roma Sari Gandum memiliki kadar lemak sebesar 170%. Biskuit Oops

Butter Crackers memiliki kadar lemak sebesar 9,22%. Biskuit Monde Milkmarie memiliki

kadar lemak sebesar 257,2%. Selanjutnya biskuit Biskuat Susu Memiliki kadar lemak sebesar

75,06%. %. Urutan biskuit dengan kadar lemak tertinggi hingga biskuit dengan kadar lemak

terendah dapat dilihat melalui tabel di bawah ini Tabel 2 Pengurutan contoh biskuit dengan

kadar lemak tertinggi hingga kadar lemak terendah No. Kelompok Sampel biskuit Kadar

lemak 1 2 Square stuff -370% 2 1 Nissin crackers -37,73% 3 4 Oops butter crackers 9,22% 4

6 Biskuat susu 75,06% 5 3 Roma sari gandum 170% 6 5 Monde milk marie 257,2

Berdasarkan hasil yang telah dihitung kadar lemaknya, maka dapat diketahui biskuit Monde

Milk Marie adalah biskuit yang memiliki kadar lemak yang tertinggi. Biskuit dengan kadar

lemak terendah adalah biskuit Square Stuff. Selanjutnya biscuit yang telah diuji kadar

lemaknya dibandingkan dengan nutrition fact yang terdapat pada bungkus biscuit tersebut.

Berdasarkan tabel nutrition fact yang terdapat pada kemasan Biskuit Monde Milk Marie

disebutkan bahwa persentase kadar lemak total setiap satu porsi makan (5 gram) adalah 5%.

Dengan demikian, kadar lemak pada biskuit yang diperoleh dari percobaan ini tidak sesuai

dengan literatur karena persentase kadar lemak biskuit hasil percobaan tersebut jauh lebih

tinggi dari persentase kadar lemak pada literatur. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju

ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, tipe

pelarut (Lucas dkk 1949). Berdasarkan literatur tersebut, kesalahan pada percobaan ini dapat

disebabkan karena ketidaktepatan faktor-faktor tersebut, misalnya pada percobaan ini

ekstraksi baru mulai setelah proses ekstraksi berjalan selama ± 2 jam. Kesalahan tersebut

termasuk kesalahan waktu ekstraksi. Selain itu, kuantitas pelarut yang digunakan tidak tepat

sehingga dapat mempengaruhi jumlah kadar lemak yang terekstraksi. KESIMPULAN DAN

SARAN Kesimpulan Menentukan persen kadar lemak yang terkandung dalam suatu bahan

dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih berat labu lemak akhir dengan berat labu

lemak awal, dibagi dengan berat sampel, kemudian dikalikan 100%. Berdasarkan tabel

nutrition fact yang terdapat pada kemasan Biskuit Monde Milk Marie disebutkan bahwa

Page 6: lemak

persentase kadar lemak total setiap satu porsi makan (5 gram) adalah 5%. Dengan demikian,

kadar lemak pada biskuit yang diperoleh dari percobaan ini tidak sesuai dengan literatur

karena persentase kadar lemak biskuit hasil percobaan tersebut jauh lebih tinggi dari

persentase kadar lemak pada literatur.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

http://kharismamerrin.blogspot.com/2012/09/penetapan-kadar-lemak-metode-soxhlet.html