Lele Dumbo

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan air tawar merupakan salah satu alternatif hasil perikanan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Potensi produksi budidaya air tawar di perairan umum, kolam air tawar, saluran irigasi, dan mina-padi (nila, mas, gurame, lele, patin, bawal air tawar, dan lain-lain) seluas 13,7 juta ha diperkirakan sebesar 5,7 juta ton/tahun, dan baru diproduksi sebesar 0,3 juta ton (5,5 %) pada tahun 2003 Salah satu ikan air tawar yang saat ini diminati adalah ikan lele (Clarias batrachus). Lele adalah ikan yang hidup didasar kolam, kebiasaan makannya adalah bervariasi, mereka makan serangga, cacing, sejenis udang kecil, decomposing organic matter, juga tumbuh-tumbuhan dan masih bisa hidup jika lingkungan hidupnya sedikit tidak bersahabat suatu misal lingkungan yang kurang oksigen, dimana ikan lain sudah susah hidup tetapi lele masih. Ikan lele tumbuh dengan cepat dan resistant terhadap lingkungan. Pada masa mudanya para lele ini adalah pemakan plankton dan hewan air yang berukuran kecil, sedangkan pada masa muda dan dewasa beralih menjadi pemakan detritus. 1

description

Document

Transcript of Lele Dumbo

Page 1: Lele Dumbo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan air tawar merupakan salah satu alternatif hasil perikanan untuk

memenuhi kebutuhan protein hewani. Potensi produksi budidaya air tawar di perairan

umum, kolam air tawar, saluran irigasi, dan mina-padi (nila, mas, gurame, lele, patin,

bawal air tawar, dan lain-lain) seluas 13,7 juta ha diperkirakan sebesar 5,7 juta

ton/tahun, dan baru diproduksi sebesar 0,3 juta ton (5,5 %) pada tahun 2003 Salah

satu ikan air tawar yang saat ini diminati  adalah ikan lele (Clarias batrachus).

Lele adalah ikan yang hidup didasar kolam, kebiasaan makannya adalah

bervariasi, mereka makan serangga, cacing, sejenis udang kecil, decomposing organic

matter, juga tumbuh-tumbuhan dan masih bisa hidup jika lingkungan hidupnya

sedikit tidak bersahabat suatu misal lingkungan yang kurang oksigen, dimana ikan

lain sudah susah hidup tetapi lele masih. Ikan lele tumbuh dengan cepat dan resistant

terhadap lingkungan. Pada masa mudanya para lele ini adalah pemakan plankton dan

hewan air yang berukuran kecil, sedangkan pada masa muda dan dewasa beralih

menjadi pemakan detritus.

Pada usia satu tahun berat badannya kira-kira lebih dari 100 gram dan bisa

hidup lama sehingga panjang badan bisa mencapai sekitar 2 meter. Sebenarnya ikan

lele adalah ikan air tawar, tetapi ada pula saudaranya yang hidup di air laut. Ikan lele

ini tersebar didunia mulai dari Eropa sampai Amerika dan banyak sekali jenisnya.

Beberapa tahun yang lalu di Indonesia diperkenalkan satu jenis lagi ialah lele dumbo,

menilik dari namanya lele ini berukuran super dan pertumbuhannya cepat sekali

sehingga ukuran konsumsi bisa didapatkan dalam waktu yang relatif singkat.

1

Page 2: Lele Dumbo

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana metode atau teknik pembesaran Lele dumbo?

b. Bagaimana cara memanajemen kualitas air yang akan digunakan untuk

pembesaran Lele dumbo?

c. Bagaimana cara yang dilakukan sehingga pembesaran Lele dumbo

mendapatkan hasil yang maksimal?

d. Bagaimana cara manajemen pemberian pakan pada Ikan Lele?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui metode atau teknik pembesaran ikan Lele.

b. Untuk mengetahui cara memanajemen kualitas air yang baik untuk mendukung dalam pembesaran Lele.

c. Untuk mengetahui cara yang telah dilakukan sehingga pembesaran Lele

dumbo dapat mencapai hasil yang maksimal.

d. Untuk mengetahui cara manajemen pemberian pakan pada ikan lele

2

Page 3: Lele Dumbo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi dan Morfologi Lele Dumbo (Clarias bathracus)

Klasifikasi Lele dumbo menurut (Burchell, 1822)adalah :

Kingdom : Animalia

Sub-kingdom : Metazoa

Phyllum : Chordata

Sub-phyllum : Vertebrata

Klas : Pisces

Sub-klas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub-ordo : Siluroidea

Familia : Clariidae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias bathracus

2.2 Habitat dan Penyebaran

Lele dumbo mudah beradaptasi dengan lingkungan yang tergenang air. Bila

sudah dewasa, lele dumbo dapat beradaptasi pula pada lingkungan perairan yang

mengalir. Parameter kualitas air yang disukai oleh lele dumbo adalah brsuhu sedang

(22–25 0C), keasaman (pH) normal (6,5-7,5) kandungan oksigen cukup.

Menurut Najiyati (1992), lele dumbo termasuk ikan air tawar yang menyukai

genangan air yang tidak tenang. Di sungai-sungai, ikan ini lebih banyak dijumpai di

tempat-tempat yang aliran airnya tidak terlalu deras. Kondisi yang ideal bagi hidup

lele dumbo adalah air yang mempunyai pH 6,5-9 dan bersuhu 24–26 0C. Kandungan

O2 yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung dalam

jaringan tubuhnya. Sebaliknya penurunan kandungan O2 secara tiba-tiba, dapat

menyebabkan kematiannya.

3

Page 4: Lele Dumbo

2.3 Pembuatan Kolam.

Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :

1. Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.

2. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.

3. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.

4. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya (Anonim, 2010).

2.4 Pendederan Ikan Lele

Pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm

dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa

enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang

menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele

dipindahkan ke kolam pendederan ini. (Puspowardoyo, H. dan Djarijah, A. 2003)

2.5 Manajemen Pemberian Pakan

Pemberian pakan lele dumbo harus disesuaikan dengan besar mulut

ikan.Menurut Rustidja (2004) Pakan anakan lele dapat berupa :

a. Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik)

dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari.

b. Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi,

terutama kadar proteinnya.

4

Page 5: Lele Dumbo

2.6 Manajemen Kualitas Air

Lele dumbo dikenal mampu hidup dalam air yang kualitasnya rendah, namun

budidaya lele dumbo lebih berhasil apabila kualitas air kolam juga baik. Kondisi yang

ideal bagi kehidupan lele dumbo adalah air yang mempunyai pH 6,5-9 dan bersuhu

24–26 0C. Kandungan O2 yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya

gelembung-gelembung dalam jaringan tubuhnya. Sebaliknya penurunan kandungan

O2 secara tiba-tiba, dapat menyebabkan kematian (Nagaisori, 2009).

Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :

a. Air harus bersih berwarna hijau cerah

b. Kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm).

c. Bebas senyawa beracun seperti amoniak

d. mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).

2.7 Manajemen Kesehatan Ikan

Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai

ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh

kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong

tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan

lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting

dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi.Namun

apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan

pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa,

bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat)

atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang

digunakan juga harus sesuai.

5

Page 6: Lele Dumbo

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Materi

3.1.1 Alat

- Kolam Semen

- Bak Plastik

- Jaring

- Peralatan Aerasi

- Baskom

- Timbangan Triple Beam

3.1.2 Bahan

- Air sebagai media

- Ikan Lele

- Kapur

- Pelet

3.2 Metode

Praktikum Budidaya perairan tawar lebih ditekankan pada kegiatan produksi

pembesaran ikan, tahapan dalam melakukan praktikum ini adalah :

1. Persiapan Wadah Pemeliharaan

Wadah yang digunakan adalah kolam semen, yaitu dengan cara dilakukan

pembersihan kolam dengan cara disikat dengan bersih, kemudian dilanjutkan dengan

pengeringan kolam selama 3 hari. Selanjutnya dilakukan pengisian air dan

pemupukan untuk meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan fitoplankton untuk

berfotosintetis. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan anorganik. Nmetode

pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara ditebar atau digantungkan dalam

karung dibadan air, dampak pemupukan dapat dilihat dan perubahan warna air.

2. Penebaran Benih

Penebaran benih dilakukan setelah wadah pemeliharaan sudah dipersiapkan

dengan baik, akan tetapi, sebelumnya benih telah diaklimatisasi terlebih dulu selama

6

Page 7: Lele Dumbo

minimal 3 jam dalam wadah yang lain. Kepadatan penebaran tergantung jenis ikan

yang akan dibudidayakan, sebelum ditebarkan, benih terlebih dulu ditimbang untuk

mengetahui bobot rata-rata dan bobot biomassa, serta untuk menyesuaikan kebutuhan

pakan yang akan diberikan.

3. Pemberian pakan dan Pembuatan pakan Fermentasi

Pakan yang diberikan berupa pakan pelet dan pakan fermentasi. Pemberian

pakan sebesar 5% dari bobot biomassa yang diberikan sebanyak 1X sehari untuk

pakan pellet dan pemberian pakan sebesar 10% dari bobot biomassa diberkan

sebanyak 2x sehari, setiap seminggu sekali dilakukan sampling bobot rata-rata ikan,

laju pertumbuhan dan menyesuaikan kebutuhan pakan ikan yang akan diberikan.

Dalam pemberian pakan fermentasi sebelumnya pakan dibuat terlebih dulu, yaitu

dengan campuran probiotik khusus untuk pakan, tetes pada bahan pembuatan pelet,

seperti ampas tahu, pelet ikan dedak, yang dicampur adukkan menjadi satu dan baru

dapat digunakan selama 3 hari sesudah fermentasi.

a. Untuk minggu pertama diberikan pakan pellet sebanyak 23,55 gram dan pakan

fermentasi sebanyak 47,1 gram.

b. Untuk minggu kedua diberikan pakan pellet sebanyak 3 gram dan pakan

fermentasi sebanyak 6 gram.

c. Untuk minggu ketiga diberikan pakan pellet sebanyak 4,92 gram dan

fermentasi sebanyak 9,84 gram.

d. Untuk minggu keempat tidak diberikan pakan.

Cara pembuatan pakan fermentasi yaitu:

menyiapkan ampas tahu sebanyak 20 kg

mencampurkan tetes sebanyak 2 liter dengan probiotik sebanyak 200 ml,

hingga rata

ampas tahu di campukan dengan campuran tetes dan probiotik, kemudian

ditambahkan dedak sebanyak 10 kg dan pellet sebanyak 2 kg, dicampur

hingga rata

7

Page 8: Lele Dumbo

campuran tersebut dimasukkan kedalam plastik, kemudian di simpan selama

3-5 hari, dalam proses penyimpanan pakan yang disimpan akan mengalami

fermntasi.

4. Pengukuran Kualitas Air

Parameter kualitas air diukur dengan parameter fisika,kimia dan biologi,

pengukuran kualitas air dilakukan seminggu sekali pada pagi, siang dan sore hari.

5. Pemberantasan hama dan penyakit

Setiap hari perlu ada dilakukan pemantauan terhadap ikan maupun lingkungan

tempat pemeliharaannya guna mengontrol terhadap munculnya hama maupun

penyakit yang menyerang ikan budidaya. Bila dijumpai ikan yang terserang penyakit,

maka secepatnya di ambil dan ditempatkan dalam wadah tersendiri untuk dilakukan

pengobatan.

6. Pemantauan Populasi dan pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan akan dilakukan setiap satu minggu sekali dengan

cara mengambil sampling ikan budidaya. Kemudian dilakukan penimbangan dan

dicatat hasilnya.. Pemantauan populasi juga dapat dilakukan dengan cara menghitung

kelulus hidupan ikan budidaya pada akhir penelitian. Pertumbuhan dan

kelulushidupan dapat dihitung dengan rumus sbb :

a. Laju Pertumbuhan sesaat/Spesific Growth Rate (SGR)

SGR = In Wt – In Wo X 100% t

Dimana : SGR : Laju Pertumbuhan Sesaat (%BW/hari)

Wt : Berat Rata-rata Individu Pada Akhir Penelitian (gr)

Wo : Berat Rata-rata Individu Pada Awal Penelitian (gr)

t : Lama Penelitian (Hari)

b. Pertumbuhan Mutlak (Growth Rate)

H = Wt – Wo

Dimana : H : Pertumbuhan Mutlak

Wt : Berat Rata-rata Individu Pada Akhir Penelitian (gr)

Wo : Berat Rata-rata Individu Pada Awal Penelitian (gr)

8

Page 9: Lele Dumbo

c. Kelangsungan Hidup/ Survival rate (SR)

SR = Nt X 100 % No

Dimana : SR : Kelulus Hidupan Ikan (%)

Nt : Jumlah Ikan yang Hidup Pada Akhir Penelitian (Ekor)

No : Jumlah Ikan Pada Awal Penelitian (Ekor)

d. Perhitungan Rasio Konversi Pakan / Feed Conversion Ratio (FCR)

FCR = € Pakan Yang dikonsumsiWt – Wo

Dimana : FCR : Rasio Konversi Pakan

Wt : Berat Rata-rata Individu Pada Akhir Penelitian (gr)

Wo : Berat Rata-rata Individu Pada Awal Penelitian (gr)

9

Page 10: Lele Dumbo

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Waktu

Sampling

Kualitas

air

Berat

Biomassa

Jumlah

Pakan

SGR GR SR FCR Kondisi

ikan

1 Minggu

1

Sal : 1

Su : 27

Ph : 7

Nit : 0

Rat : 25

Amo : 1

Pho : 0

471 gr Pelet

23,55

gr

Fermen

47,1 gr

- - - - Baik

2 Minggu

II

Sal : 5

Su : 27

Ph : 7

Nit : 0

Rat : 50

Amo : 1

Pho : 1

60 gr Pelet

3 gr

Fermen

6 gr

- - - - Ikan

Mati

dalam

jumlah

yang

banyak

kerena

terserang

penyakit

3 Minggu

III

Sal : 3

Su : 28

Ph : 7

Nit:0,15

Rat : 25

Amo : 0

Pho : 0

98,4 gr Pellet

4,92 gr

Fermen

9,84 gr

- - - - Tebar

ikan lagi

sebanyak

200 ekor

Kondisi

ikan baik

10

Page 11: Lele Dumbo

4 Minggu

IV

0 0 0 0 0 -70 Mati

4.2 Pembahasan

4.2.1 Persiapan Kolam

Kolam pada praktikum budidaya perairan tawar ini adalah jenis kolam betton,

yang berukuran 5x3 M. Pada tahap persiapan kolam dimana kolam beton tersebut

dicuci, disikat dengan bersih lalu di keringkan dan dibiarkan berjemur dibawah panas

matahari langsung selama 3 hari. Hal ini dilakukan agar penyakit, bakteri maupun

pathogen dari ikan dapat diminimalisir maupun di bunuh sehingga dalam proses

budidaya ikan lele tidak terserang penyakit. Kemudian barulah air di isi ¾ bagian dari

kolam dan dibiarkan selama kurang lebih 1 minggu agar phytoplankton dapat tumbuh

dan menjadi makanan alami dari ikan lele, setelah warna air telah berubah barulah

benih di masukkan ke dalam air kolam tersebut dan pada saat penebarab dilakukan

aklimatisasi terlebih dahulu untuk menghindari ikan yang akan stres.

4.2.2 Pembelian Bibit dan Penebaran

Bibit lele yang kita budidayakan adalah berasal dari balai benih ikan

kepanjen, pembelian bibit lele sebanyak 500 ekor ukuran 5-7 cm. Ikan lele yang

didapat dari balai benih tersebut dibawa dan langsung kita tebar di dalam sterofoam,

sebab persiapan air yang kita persiapkan belum sepenuhnya maksimal, air belum

berubah warnanya.

4.2.3 Manajemen Kualitas air

Setiap pertemuan praktikum juga dilakukan pengecekan kualitas air. Air

adalah media hidup dari ikan lele jika terjadi kualitas air yang tidak optimal dari

kolam tersebut hal ini akan menyebabkan lele tersebut mudah terserang penyakit,

stres pertumbuhan yang lama serta akan mengurangi nafsu makan ikan. Lele dapat

hidup di lingkungan yang kualitas airnya sangat jelek.  Kualitas air yang baik untuk

pertumbuhan yaitu kandungan O2 6 ppm,  CO2 kurang dari 12 ppm,  suhu 22-32°C

Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu

11

Page 12: Lele Dumbo

makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air..,  pH 6-9,  NH3 kurang  dari 1 ppm dan

daya tembus matahari ke dalam air maksimum 30 cm Suhu air yang ideal untuk

pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. (Lukito, 2002). Dari hasil tersebut

bahwa kualitas air yang ditest masih layak untuk dibudidayakan.

4.2.4 Sampling Ikan

Kegiatan sampling ikan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ikan yang

akan kita budidayakan terjadi penambahan berat badan (tumbuh) atau malah

berkurang hal ini menentukan berhasil atau tidaknya budidaya yang kita lakukan.

Metode yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ikan ini adalah dengan

metode sampling, dimana untuk mencari berat rata-rata ikan adalah :

”jumlah berat sampling ikan X Jumlah padat tebar”Jumlah Sampling Ikan

Setelah mengetahui berat rata-rata ikan maka dihitung kembali untuk

biomassa ikan, dimana untuk mencari berat rata-rata ikan adalah :

”Berat Rata-rata Ikan X Jumlah Padat Tebar Ikan”

Mengetahui Biomassa ikan adalah sangat penting agar dapat menjadi patokan

dalam pemberian efisiensi pakan yang baik dan tidak berlebihan dan juga menimalisir

akan terjadi borosnya penggunaan biaya dalam pakan dan juga dapat memperburuk

kualitas air. Dengan melihat hasil yang didapatkan dari budidaya ikan, berat biomassa

ikan pada minggu pertama memiliki berat 471 gram, pada minggu kedua mengalami

penurunan sampai pada biomassa 60 gram. Ini disebabkan ikan terkena penyakit

sehingga ikan banyak mengalami kematian pada minggu kedua, selain disebabkan

oleh kualitas air yang kurang bagus, melihat dari kondisi optimum untuk budiaya

ikan lele memiliki suhu sekitar 24-27oC sedangkan suhu pada minggu ketiga

memiliki suhu sampai pada 28oC, akibat dari perbedaan suhu tersebut dapat

menyebabkan ikan strees selama 1 minggu karna suhu merupakan hal yang paling

kritis pada budiaya ikan. Selain suhu kandungan nitrit pada perairan tersebut naik

0,15 sedangkan nitrat memiliki nilai 25. Sehingga kualitas air tersebut menurun.

12

Page 13: Lele Dumbo

4.2.5 Pemberian Pakan dan Pembuatan Pakan Fermentasi

Lele tergolong ikan rakus, Dihabitat aslinya ikan ini memangsa cacing, siput

air, jentik-jentik, kutu air, dan larva serangga air. Selain itu, makanan dari limbah

rumah tangga, seperti sisa nasi, sisa lauk, ampas tahu, jeroan ayam, dan limbah

kotoran binatang pun disantapnya. Bahkan, jiak kekurangan makanan lele memangsa

temannya sendiri yang berukuran lebih kecil. Lele memang bersifat kanibal. Pelet

juga merupakan makanan terbaik bagi lele karna kandungan gizi dan protein telah

dipertimbangkan dengan cukup baik. Namun harganya memang realatif tinggi.

Pemberian pelet pun harus dikontrol. Jika terlalu banyak, ikan akan keracunan. Jadi

untuk menimalisir hal tersebut maka dilakukan pembuatan pakan fermentasi yang

berfungsi untuk menekan harga pakan sehingga jika dalam usaha mendapatkan

keuntungan yang lebih banyak lagi.

Dalam pembuatan pakan fermentasi di perlukan adanya alat dan bahan untuk

mendukung baik atau tidaknya pakan yang akan kita buat, yaitu berupa ampas tahu

10 Kg, pelet ikan 1 – 1.5 kg yang berfungsi untuk menambah aroma dari pakan

tersebut, tetes 1 ml yaitu larutan bekas limbah pembuatan gula, Probiotik khusus buat

pakan sebanyak 100 ml yang berfungsi untuk memfermentasikan semua bahan yang

dicampurkan dan dedak 5 kg, setelah dicampur semua maka dilakukan fermentasi

selama 3 hari. Pemberian pakan ikan pada praktikum kali ini adalah dari 2 jenis pakan

yaitu pelet dan fermentasi, pakan pelet diberikan 5% dari berat tubuh ikan, dam pakan

fermentasi diberikan 10% dari berat tubuh ikan.

4.2.6 Kelangsungan Hidup ikan Lele yang dibudidayakan

Tingkat kelangsungan hidup suatu populasi ikan merupakan nilai persentase

jumlah ikan yang berpeluang hidup selama masa pemeliharaan tertentu. Tingkat

kelangsungan hidup atau survival rate (SR) akan sangat menentukan produksi yang

akan diperoleh dan erat kaitannya dengan ukuran ikan yang dipelihara Adanya

perbedaan kondisi lingkungan yang drastis yang dialami benih lele secara tiba-tiba

ketika baru dipindahkan ke wadah pembesaran akan menyebabkan ikan stres dan

meningkatkan resiko mortalitas. Sekalipun hanya stres, kemudian ikan akan rentan

mengalami sakit atau cacat dan pada akhirnya mati.

13

Page 14: Lele Dumbo

Benih lele yang dibudidayakan sebanyak 500 ekor mati, hal ini dikarenakan

adanya serangan penyakit yang menyerang kolam betton, kondisi kolam juga sangat

buruk, banyak lumut yang tumbuh ditepi dinding kolam, setelah 2 minggu ikan

tersisa 25 ekor, lalu barulah dilakukan pemanenan hal ini untuk menyelamatkan sisa

lele yang di pelihara. Lele tersebut dipelihara dan dipindahkan dalam lab pembenihan

dan dipelihara didalam bak fiber, kemudian ditambah dengan 200 ekor benih lele

yang dibeli langsung dari petani.

Kolam yanag terserang penyakit tersebut dibersihkan dan diolah lagi seperti

biasa, yaitu mulai dari pembersihan kolam hingga penumbuhan plankton sesuai

dengan prosedur, tetapi ikan setelah ditebar 3 hari kemudian terjadi lagi diserang oleh

penyakit, hingga sekarang semua ikan tersebut mati dan dapat dipastikan pembesaran

lele yang dilakukan dikolam beton tersebut dapat dikatakan gagal.

4.2.7 Kendala Penyakit yang menyerang ikan lele

Hama penyakit yang sering menyerang ikan lele yaitu rusaknya bagian kulit

ikan yang didahuli dengan munculnya benjolan-benjolan dipermukaan kulit. Ikan

yang sakit ini biasanya selalu berada dipermukaan air pinggir kolam. Penyakit

tersebut disebabkan oleh bakteri aeromonas. Pengobatan penyakit ini tergolong sukar.

Jika belum terlalu parah, lele yang sakit masih bisa diselamatkan. Caranya ada dua

yaitu diberi antibiotic serbuk, seperti tetrasiklin/ streptomycin dan dapat juga

diberikan anti bakteri forazilidon. Apabila keadaan ikan sudah parah, ikan tersebut

sebaiknya dipisahkan atau dibuang agar tidak menular pada ikan-ikan yang lain.

Pada saat budidaya ikan lele dikolam betton banyak ikan lele yang berada

dipermukaan air, diberi pakan ikan tersebut tidak mau makan, stres ikan sangat tinggi,

hal ini lah yang menyebabkan kegagalan dalam proses pembesaran ikan lele. Dengan

melihat hal tersebut maka diberikan perlakuan dalam ikan tersebut, dengan cara

memindahkan ikan dari kolam tersebut ke kolam yang lain karna dengan gejala

tersebut ikan mengalami stress akibat kualitas air yang buruk. Air yang mengalami

kualitas air yang buruk tersebut di ganti dengan air yang baru sehingga kualitas air

tersebut dapat kembali membaik.

14

Page 15: Lele Dumbo

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan praktikum yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses budidaya pembesaran ikan lele dikolam betton dapat dikatakan gagal sebab

hingga batas akhir praktikum yang dilakukan ikan lele semua mati

2. Banyaknya penyakit yang menyerang ikan lele adalah salah satu penyebab

kegagalan dalam proses budidaya pembesaran ikan lele, hal ini karena kurangnya

opengetahuan cara mengatasi penyakit yang menyerang lele tersebut.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam praktikum yang dilakukan, terdapat asisten yang memantau

kerja dari praktikan dan jika terdapat penyakit pada ikan sebaiknya sisten membantu

memberikan solusi untuk memberikan perlakuan.

15

Page 16: Lele Dumbo

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2010.PembuatanKolamBudidayaLele.http://promosipeluangusaha.com/

peluang-usaha-budi-daya-ikan-lele/. Diakses tanggal 22 desember.

Burchell, 1822. Klasifikasi Lele. http://lelehibrida.blogspot.com.klasifikasi-lele-

dumbo.html. Dikases tanggal 22 desember 2011.

Lukito AM.  2002.  Lele Ikan Berkumis Paling Populer.  Agromedia.  Jakarta

Nagaisori.2009.Kualitas Air .http://nagaisori.com/. AksesTanggal 22Januari 2011.

Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Puspowardoyo, H. dan Djarijah, A. 2003. Pembenihan dan Pembesaran Lele Dumbo

Hemat Air. Kanisius Yogyakarta.

Rustidja. 2004. Pembenihan Ikan-Ikan Tropis. Fakultas Perikanan Universitas

Brawijaya. Malang.

16