Legal Aspek Pembedahan HISTEREKTOMI

3
Legal Aspek Pembedahan ( histerektomi) Di abad ini kita dihadapkan kepada berbagai tantangan dan masalah- masalah baru dalam berbagai bidang. Bidang yang dahulunya tidak menjadi persoalan, kini mulai mendesak menuntut pengaturannya oleh hukum, karena melalui sanksi etik dirasakan kurang kuat. Yang dimaksudkan di sini adalah bidang hukum kedokteran-keperawatan yang di negara kita masih sangat muda usianya. Kemajuan yang pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran- keperawatan telah menggoyahkan fondasi tradisional dari hubungan dokter-perawat-pasien-rumah sakit sehingga diperlukan aspek legalitas dalam pelayanan kesehatan. Informed Consent atau Persetujuan Tindakan Medis (PTM) merupakan ijin tertulis yang dibuat secara sadar dan sukarela dari pasien sebelum dilakukan tindakan medis terhadapnya. Ijin tersebut melindungi klien terhadap kelalaian dan melindungi ahli bedah terhadap tuntutan dari suatu lembaga hukum. Tanggung jawab perawat dalam hal ini adalah untuk memastikan bahwa PTM telah didapat secara sukarela dari klien oleh dokter. The right of information and second opinion merupakan salah satu bentuk HAM klien dalam bidang pelayanan kesehatan yang harus dihargai oleh tim kesehatan. Sehingga, sebelum menyatakan kesanggupan atau penolakannya, klien harus mendapatkan informasi sejelas-jelasnya dan alternatif- alternatif yang dapat diambila oleh klien. Informasi yang perlu dijelaskan antara lain : kemungkinan resiko, komplikasi, perubahan bentuk tubuh, kecacatan, dan pengangkatan bagian tubuh yang dapat terjadi selama operasi. PTM diperlukan pada saat : - prosedur invasive PADA pembedahan informen consent dapat diberikan penjelasan dengan : pada tindkan miomektomi bisa terjadi kekambuhan ataupun kemungkinan kerobekan hamil/melahirkan, kemungkinan mengankat rahim (histerektomi) selalu ada, walaupun pada awalnya direncanakan miomektomy saja, bila dilaksanankan histerektomiperlu penjelasan bahwa penderita tidak lagi

description

SDLSKDFMK CLSLC

Transcript of Legal Aspek Pembedahan HISTEREKTOMI

Page 1: Legal Aspek Pembedahan HISTEREKTOMI

    Legal Aspek Pembedahan ( histerektomi)

Di abad ini kita dihadapkan kepada berbagai tantangan dan masalah-masalah baru dalam berbagai bidang. Bidang yang dahulunya tidak menjadi persoalan, kini mulai mendesak menuntut pengaturannya oleh hukum, karena melalui sanksi etik dirasakan kurang kuat. Yang dimaksudkan di sini adalah bidang hukum kedokteran-keperawatan yang di negara kita masih sangat muda usianya.

Kemajuan yang pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran-keperawatan telah menggoyahkan fondasi tradisional dari hubungan dokter-perawat-pasien-rumah sakit sehingga diperlukan aspek legalitas dalam pelayanan kesehatan.

Informed Consent atau Persetujuan Tindakan Medis (PTM) merupakan ijin tertulis yang dibuat secara sadar dan sukarela dari pasien sebelum dilakukan tindakan medis terhadapnya. Ijin tersebut melindungi klien terhadap kelalaian dan melindungi ahli bedah terhadap tuntutan dari suatu lembaga hukum.

Tanggung jawab perawat dalam hal ini adalah untuk memastikan bahwa PTM telah didapat secara sukarela dari klien oleh dokter. The right of information and second opinion merupakan salah satu bentuk HAM klien dalam bidang pelayanan kesehatan yang harus dihargai oleh tim kesehatan. Sehingga, sebelum menyatakan kesanggupan atau penolakannya, klien harus mendapatkan informasi sejelas-jelasnya dan alternatif-alternatif yang dapat diambila oleh klien. Informasi yang perlu dijelaskan antara lain : kemungkinan resiko, komplikasi, perubahan bentuk tubuh, kecacatan, dan pengangkatan bagian tubuh yang dapat terjadi selama operasi.

PTM diperlukan pada saat :

-         prosedur invasive 

PADA pembedahan informen consent dapat diberikan penjelasan dengan : pada tindkan miomektomi bisa terjadi kekambuhan ataupun kemungkinan kerobekan hamil/melahirkan, kemungkinan mengankat rahim (histerektomi) selalu ada, walaupun pada awalnya direncanakan miomektomy saja, bila dilaksanankan histerektomiperlu penjelasan bahwa penderita tidak lagi mengalami haid dan tidak mungkin hamil. Tingkat kewenangan untuk tindakan histerektomi ialah dokter spesialis obstertri dan ginekologi.

-         menggunakan anesthesia

-         prosedur non-bedah yang resikonya lebih dari sekedar resiko ringan (arteriogram)

-         terapi radiasi dan kobalt.

Yang dapat memberikan PTM :

1.       klien yang sudah cukup umur

Page 2: Legal Aspek Pembedahan HISTEREKTOMI

2.      anggota keluarga yang bertanggung jawab atau wali sah apabila klien belum cukup umur, tidak sadar, atau tidak kompeten

3.      individu di bawah umur dengan kondisi khusus (menikah).

KRITERIA UNTUK PTM YANG SAH

1. Persetujuan diberikan dengan sukarela : persetujuan yang absah harus diberikan dengan bebas tanpa tekanan

2. Subjek tidak kompeten : definisi legal, individu yang tidak otonom dan tidak dapat membrikan atau menyimpan persetujuan (klien RM, koma)

3. Subjek yang di-informed : formulir consent harus tertulis meskipun hukum tidak membutuhkan dokumentasi tertulis (prosedur dan resiko, manfaat dan alternatif, dll)

4. Subjek mampu memahami : informasi harus tertulis dan diberikan dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh klien. Pertanyaan harus dijawab untuk memfasilitasi pemahaman jika materinya membingungkan.

Operasi Histerektomi atau pengangkatan rahim (uterus) adalah suatu prosedur operatif dimana seluruh

organ dari uterus diangkat yang sangat umum dilakukan. Bila kasus yang dihadapi pasien adalah

keganasan seperti kanker serviks, kanker rahim, atau kanker indung telur, dan sudah ditegakkan dengan

hasil pemeriksaan laboratorium patologi anatomi, maka pilihan operasi histerektomi pengangkatan rahim

merupakan pilihan terbaik yang dianjurkan untuk menyelamatkan jiwa pasien.

Operasi histerektomi dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu:

Operasi Histerektomi  total: pengangkatan rahim dan serviks, tanpa ovarium dan tuba falopi

Operasi Histerektomi subtotal: pengangkatan rahim saja, serviks, ovarium dan tuba falopi tetap

dibiarkan.

Operasi Histerektomi total dan salpingo-oporektomi bilateral: pengangkatan rahim, serviks, ovarium

dan tuba falopi.

Operasi histerektomi yang dilakukan memiliki teknik dan klasifikasi beragam. Ada yang dilakukan

dengan teknik pengangkatan melalui perut (abdominal histerektomi) adapula teknik

pengangkatan melalui vagina (vaginal histerektomi).

Masing-masing teknik sesuai indikasi pengangkatan. Vaginal histerektomi dapat dilakukan bila

kasus yang ditemui bukan kasus keganasan maupun perdarahan uteri. Kelebihan dari vaginal

histerektomi, antara lain mengurangi tingkat rasa nyeri yang dirasakan pasien, terutama pasca

operasi.

Page 3: Legal Aspek Pembedahan HISTEREKTOMI

Operasi histerektomi adalah prosedur operasi yang aman, tetapi seperti halnya bedah besar

lainnya, selalu ada risiko komplikasi. Beberapa diantaranya adalah pendarahan dan

penggumpalan darah (hemorrgage/hematoma) pos operasi, infeksi dan reaksi abnormal terhadap

anestesi.

Crisdiono.2003. prosedur tetap obstetric dan ginekologi. Jakarta : EGC