LBM 1 SGD 8

download LBM 1 SGD 8

If you can't read please download the document

description

h mh m

Transcript of LBM 1 SGD 8

LBM 1

KEJADIAN LUAR BIASA

SGD 8

STEP 1

Riwayat alamiah penyakit : PERKEMBANGAN PENYAKIT TANPA CAMPUR TANGAN MEDIS ATAU INTERVENSI LAINNYA BERJALANAN ALAMIAH

Terdiri : prepatogenesis, pathogenesis, akibat lanjut dari sakit.

Penelitian epidemiologi : ilmu yang mempelajari sifat, penyebab, pengendalian dan factor yang mmpengaruhi frekuensi, dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia.KLB : timbulnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.P2MPL : pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan.

STEP 2

EPIDIMIOLOGIKLBRIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

STEP 3

EPIDIMIOLOGIDefinisi

ilmu yang mempelajari sifat, penyebab, pengendalian dan factor yang mmpengaruhi frekuensi, dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia.

Peran

Tahu tentang besar masalah, besar penyakit, gangguan kesehatan, serta penyebaran. Untuk menyiapkan data dan informasi essensial untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan program, serta evaluasi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk identifikasi factor penyebab masalah atau factor yang berhubugan dengan kejadian masalah tersebut.

Berperan dalam kesehatan masyarakat.

Sumber data

Sensus, registrasi, regristasi kemtian atau pernikahan, study khusus, data rumah sakit, dari instansi khusus.

TujuanTujuan umumMeneliti populasi manusia itu sendiriMendeskripsikan suatu penyakitMendiskripsikan proses terjadinya penyakitTujuan khususFormulasi hipotesis menjelaskan pola distribusi penyakitMenguji hipotesis menggunakan penelitian yang dirancang khususMenguji validitas konsep yang ditentukanMembantu klasifikasi penyakit atas dasar penelitian tadiMenentukan prognosis dari klasifikasi penyakit yang ditentukanRuang lingkupMencakup semua penyakitPopulasi : berorientasi distribusi penyakit pada masyarakatPendekatan ekologi : frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan kesehatan masyarakatMacam-macam metode penelitian epidemiologiDeskriptif : memepleajari frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variable epidemiologinya seprti orang, tempat, dan waktuAnalitik : digunakan untuk menguji data serta info-info yang diperoleh dari study epidemiologi deskriptif.Study riwayat kasus : dibandingkan 2 kelompok anatara kelompok penyakit dan kontrolStudy kohortEksperimen : dilakukan dengan eksperimen kel subjek kmdn dibandingkan dengan kelompok control (yang tidak dikenakan percobaan)KLBDefinisi

timbulnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

KriteriaKejadian penyakit yang tidak ada/baruPeningkatan kejadian secara bermaknaKejadian dalam kurun waktu (hari, jam, minggu) scara terus menerusJumlah penderita lebih besar 2x dari sebelumnyaTerjadi pada penyakit khususCase fatality rate lebih besar 2x dari sebelumnyaPropotional rate 2x dari sebelumnyaUpaya penanggulangan dan pencegahanPenyediaan pelayanan kesehatanMemelihara dan peningkatan derajat kesehatanIsolasi, pemeriksaan, pengobatan trhadap penderitaPembentukan tim gerak cepat dan penggeraknyaVaksinasi dan evakuasi masyarakatPenutupan daerah atau lokasi yang terserang wabah tersebutPencegahanTingkat pertama : promosi kesehatan dan pencegahan khususTingkat kedua : dx dini dan pengobatan yang tepatTingkat ketiga : pencegahan timbul cacat dan rehabilitasiPenanggulanganSasaran langsung pada penjamu Dari hewan : pemberantasan hewanDari manusia : manusia diisolasiSasaran ditujukan terhadap cara penularanSasaran pada pejamu yang potensialContoh penyakit yang berpotensi KLBDBDKOLERADemam KuningCikungunyaCampakPolioPestMeningitisAntraksSARSMalariaFlu burungFlu babiRabiesTetanusInfluenzaFaktor yang mempengaruhiPejamuSanitasiKontak langsung ataupun tidak langsungRIWAYAT ALAMIAH PENYAKITDefinisi

PERKEMBANGAN PENYAKIT TANPA CAMPUR TANGAN MEDIS ATAU INTERVENSI LAINNYA BERJALANAN ALAMIAH

Tahapan Riwayat Alamiah PenyakitPrepatogenesis : individu normal, belum ada tanda2 penyakit, tapi sudah ada interaksi pejamu dengan bibit penyakit dari luarPatogenesis :Inkubasi : masuknya penyakit-timbul gejalaPenyakit dini : gejala mulai munculPenyakit lanjutPenyakit akhir : bisa sembuh sempurna, cacat, carier, kronik, ataupun meninggalManfaatUntuk dx : inkubasi dipakai pedoman penentuan jenis penyakit.Untuk pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dlm upaya pencegahan penyakitUntuk terapi

STEP 4

STEP 5

EPIDIMIOLOGIDefinisi

Peran

Sumber data

Tujuan

Ruang lingkupMacam-macam metode penelitian epidemiologi

Definisi

Kriteria

Upaya penanggulangan dan pencegahanContoh penyakit yang berpotensi KLBFaktor yang mempengaruhiRIWAYAT ALAMIAH PENYAKITDefinisiTahapan Riwayat Alamiah PenyakitManfaat

STEP 6

STEP 7

EPIDIMIOLOGIDefinisi

Epidemiologi adalah ilmu tentang terjadinya dan penyebaran dari suatu masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta upaya-upaya penanggulangannya.

Budioro B. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat

pengertian :

jika ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentangpenduduk (yunani: epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor2 yang mempengaruhinya.

(pengantar epidemiologi, dr.azrul azwar M.P.H)

Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya :

a. W.H. Welch

Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang.

b. Mausner dan Kramer

Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.

c. Last

Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.

d. Mac Mahon dan Pugh

Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.

e. Omran

Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

f. W.H. Frost

Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.

g. Azrul Azwar

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada dalam epidemiologi, sebagai berikut :

1) Frekuensi masalah kesehatan

2) Penyebaran masalah kesehatan

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.

Peran

Dalam bidang kedokteran :

mengungkapkan penyebab penyakitmeneliti hubungan sebab akibat antara timbulnya penyakit dengan determinan yang mempengaruhi.Meneliti perjalanan penyakit alamiahMengmbangkan indeks deskriptif untuk menyatakan tinggi rendahnya insiden dan prevalensi suatu penyakit di suatu wilayah yang dapat dibandingkan dengan wilayah lain.Penemuan berbagai penyakit

Dalam kesehatan masyarakat :

Mengadakan analisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan2 yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia.Mendeskripsikan pola penyakit pada berbagai kelompok masyarakatMendeskripsikan hubungan antara dinamika penduduk dengan penyebaran penyakit.

(pengantar epidemiologi, dr.eko budiarto,SKM dan dr.dewi anggraeni)

Sumber data

Berdasar sumbernya:

Data Internal

Data tentang keadaan institusi yang diperoleh atau bersumber di dalam institusi itu sendiri. Misal, data pelayanan KB di Puskesmas A didapatkan dari sistem pencatatan yang ada di Puskesmas tsb.

Data Eksternal

Data yang berasal atau bersumber dari luar institusi yang bersangkutan. Misal, Jumlah bayi sebgai penduduk sasaran imunisasi diperoleh dari pencatatan kelahiran di desa

Berdasar Cara Mengumpulkannya:

Data Primer

Data yang dikumpulkan oleh organisasi pengguna data itu sendiri. Pengumpulan data ini bisa melalui formulir pencatatan pelaporan lainnya atau survei khusus.

Data Sekunder

Data yang diperoleh dari hasil pencatatan pelaporan atau dikumpulkan bukan oleh pemakai data itu sendiri.

Tujuan

(Risser dan Risser 2002, Gordis 2000, Gerstman 1998, Kleinbaum et.al. 1982)

Tujuan umum

Meneliti populasi manusia, namun sekarang metodenya dapat berlaku pada penelitian populasi lain seperti hewan dan tumbuhan.Mendeskripsikan penyakit dapat mengungkapkan mekanisme kausal penyakit, menjelaskan perjalanan penyakit yang ada, dapat menjelaskan perjalanan penyakit dan untuk memberikan pedoman pelayanan kesehatan yang diperlukan.Menjelaskan mekanisme terjadinya penyakit sehingga dapat digunakan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk kesehatan lingkungan dan kesehatan lingkungan kerja.

Tujuan khusus

Memformulasikan hipotesis yang menjelaskan pola distribusi penyakit yang ada atas dasar karakteristik waktu, tempat, host, agent potensial.Menguji hipotesis dengan menggunakan penelitian yang dirancang secara khusus dapat mengungkapkan penyebab penyakit.Menguji validitas konsep pengendalian penyakit dengan menggunakan data epidemiologis yang dikumpulkan sehubungan dengan program tersebut.Membantu membuat klasifikasi penyakit atas dasar penelitian etiologis.Mengungkapkan perjalanan suatu penyakit untuk menentuka prognosis penyakit.

Sumber : Epidemiologi lingkungan, Juli soemirat

Menentukan agens primer atau memastikan faktor penyebabMemahami penyebab penyakit, cacat, atau kondisiMenentukan karakteristik agens atau faktor penyebabMenentukan cara penularanMenentukan dan menetapkan faktor faktor kontribusi Mengidentifikasi dan menjelaskan pola penyakit secara geografisMenentukan, mendeskripsikan dan melaporkan perjalanan alami penyakit, ketidakmampuan cedera, dan kematianMenentukan metode pengendalianMenentukan langkah-langkah pencegahanMembantu dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan kesehatanMenyediakan data-data administrasi dan perencanaan

(Sumber: C. Timmreck, Thomas. 2004. Epidemiologi Suatu Pengantar. Edisi 2. Penerbit EGC. Jakarta)

Ruang lingkup

a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi

Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia

Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.

c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.

Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.

Etiologi

Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Efikasi

Efkasi Berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan

Efektivitas

Efektivitas dimaksudkan besar hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan (pengetahuan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan yang lainnya.

Efisiensi

Efisiensi adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan.

Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan masyarakat.

Edukasi

Edukasi adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit.

(pengantar epidemiologi, Dr.M.N. Bustan)

Macam-macam metode penelitian epidemiologiEpidemiologi deskriptif (deskriptive epidemiology)

Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyaki berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person) tempat (place) dan waktu (time)

Orang (person)

Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.

Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua keadaan menunjukan hubungan dengan umur.

Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan melihat atau kematian menurut golongan umur. Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah panjangnya interval didalam pengelompokan cukup untuk tidak menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan atau kematian dan apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan umur pada penelitian orang lain.

WHO menganjurkan pembagian umur sebagai berikut:

Menurut tingkat kedewasaan:Interval 5 tahunUntuk mempelajari penyakit anakJenis kelamin

Angka-angka luar negeri menunjukan bahwa angka kesakitan lebih tinggi dikalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi dikalangan pria, juga pada semua golongan umur. Untuk indonesia, masih perlu dipelajari lebih lanjut perbedaan angka kemaian ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor intrinsik.

Yang pertama diduga meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal, sedangkan yang kedua diduga oleh karena berperannya faktor-faktor lingkungan (lebih banyak pria mengisap rokok, minum-minuman keras, candu, bekerja berat, berhadapan dengan peerjaan pekerjaan berbahaya dst)

Sebab-sebab adanya angka kesakitan yang lebih tinggi dikalangan wanita, di AS dihubungkan dengan kemungkinan bahwa wanita lebih bebas untuk mencari perawatan. Di Indonesia keadaan tersebut belum diketahui. Terdapat indikasi bahwa kecuali untuk beberapa penyakit alat kelamin, angka kematian untuk berbagai-bagai penyakit lebih tinggi pada kalangan pria.

Kelas sosial

Kelas sosial aalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang. Kelas sosial ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh ditentukan pula tempat tinggal. Karena hal-hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan, maka tidaklah mengherankan apabila kita melihat perbedaan perbedaan dalam angka kesakitan atau kematian antara berbagai kelas sosial.

Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan yakni:

Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang dapat menimbulkan kecalakaan dsb.Situasi pekerjaan yang penuh dengan stres (yang telah dikenal sebagai faktor yang berperan pada timbulnya hypertensi, ulcus lambung).Ada tidaknya gerak badan didalam pekerjaan.Karena berkerumun dalam satu tempat yang sempit maka dapat terjadi proses penularan penyakit antara para pekerja.Penyakit cacing tambang telh lama diketahui terkait dengan pekerjaan ditambang.Penghasilan

Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar transport dsb.

Golongan etnik

Berbagai golongan etnik dapat berbeda didalam kebiasaan makan, susunan genetika, gaya hidup, dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan-perbedaan didalam angka kesakitan dan kematian itu.

Didalam perbandingan kesakitan atau kematian suatu penyakit antar golongan etnik hendaknya diingat kedua golongan itu harus distandarisasikan menurut susunan umur dan kelamin ataupun faktor-faktor lain yang dianggap mempengaruhi angka kesakitan dan kematian itu.

Penelitian pada golongan etnik dapat memberikan keterangan mengenai pengaruh lingkungan terhadap timbulnya suatu penyakit.

Status perkawinan

Dari penelitian telah ditunjukan bahwa terdapat hubungan antara angka kematian maupun kesakitan dengan status perkawinan, tidak kawin, cerai dan janda. Angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu maupun kematian kaena semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu.

Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak kawin dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada kecenderungan orang-orang yang tidak kawin kuraang sehat. Kecenderungan bagi orang-orang yang tidak kawin lebih sering berhadapan dengan penyakit atau karena adanya perbedaan dalam gaya hidup yang berhubungan secara kausal dengan penyebab penyakit-penyakit tertentu.

besarnya keluarga

didalam keluara besar dan miskin, anak-anak dapat menderita oleh karena penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.

struktur keluarga

struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan seperti penyakit menular dan gangguan gizi dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar karena besarnya tanggungan secara relatif mungkin harus tinggal berdesak-desakan didalam rumah yang luasnya terbatas hingga memudahkan penularan penyakit menular dikalangan anggota anggotanya, karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar maka mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang bernilai gizi cukup atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dsb.

paritas

tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si ibu maupun si anak. Dikatakan umpamanya bahwa terdapat kecenderungan kesehtan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi. Terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu.

Tempat ( place)

Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.

Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara:

Batas daerah-daerah pemerintahan.Kota dan pedesaan.Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunaungan, sungai, laut atau padang pasir)Negara-negaraRegional

Pentingnya peranan tempat didalam mempelajari etiologi suatu penyakit menular dapat digambar dengan jelas pada penyelidikan suatu wabah.

Waktu (time)

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukan adanya perubahan faktor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan maka dibedakan:

Fluktuasi jangka pendek, dimana perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan.Perubahan-perubahan secara siklus dimana perubahan-perubahan angka kesakitan terjadi secara berulang dengan antara beberapa hari, beberapa bulan, tahunan, beberapa tahun.Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluhan tahun yang disebut secular trends.

Epidemiologi Analitik (analitic epidemiology)

Digunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.

Studi riwayat kasus (case history studies)

Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (kelompok kontrol)

Contoh: ada hipotesis yang mengatakan bahwa penyebab utama kanker paru-paru adalah rokok. Untuk menguji hipotesis ini diambil sekelompok orang penderita kanker paru-paru. Kepada penderita ini ditanyakan tentang kebiasaan merokok.

Dari jawaban pertanyaan tersebut akan terdapat dua kelompok yakni penderita yang mempunyai kebiasaan merokok dan penderita yang tidak merokok. Kemudian kedua kelompok ini diuji dengan uji statistik, apakah ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut.

Study cohort (cohort studies)

Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.

Contoh: untuk membuktikan bahwa merokok dalam merupakan faktor utama penyebab kanker paru-paru, diambil dua kelompok orang yang Satu kelompok terdiri dari orang-orang yang merokok dan satu kelompok lagi terdiri dari orang-orang yang tidak merokok. Kemudian diperiksa apakah ada perbedaan pengidap kanker paru-paru antara kelompok perokok dan kelompok non perokok.

Epidemiologi Eksperimen

Studi ini dilskuksn dengan mengadakan eksperimen kepada kelompok subjek kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Contoh: untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut.

Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanya diberikan placebo. Setelah beberapa tahun kemudian dilihat kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan kelompok kontrol.

Ilmu KesMas Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo

KLBDefinisi

timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

http://id.wikipedia.org

Kriteria

Ada 7 :

Timbulnya suatu penyakit yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)Peningkatan kejadian penyakit / kematian 2x / lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2x lipat / lebih dibandingkan angka rata-rata perbulan dari tahun sebelumnya.Biasanya terjadi pada penyakit khususCase fatality rate dari suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu menunjukkan 50% / lebih dibandingkan periode sebelumnyaProportional Rate (PR) penderita dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikkan 2 kali atau lebih dibandingkan periode kurun waktu atau tahun sebelumnya.

Sumber : Keputusan Dirjen No. 451/91 Tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB

Upaya penanggulangan dan pencegahan

Ada 3 pendekatan atau cara yang dapat dilakukan

Eliminasi resevoir (sumber penyakit)

Dilakukan dengan :

Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yan khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lainKarantina, adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu.Memutuskan mata rantai penularan

Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.

Melindungi orang2 (kelompok) yang benar

Bayi dan anak adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular. Biasanya kelompok usia perlu perlindungan khusus dengan imunisasi, baik imunisasi aktif maupun pasif.

sumber : IKM PRINSIP-PRINSIP DASAR, Prof.Dr.Soekidjo Notoatmodjo

Tingkat pencegahan penyakit :

Pencegahan tingkat pertamamengurangi penyebab/peranan (primary prevention)mengatasi/modifikasi lingkunganperbaikan fisik : air minum, sanitasi, dllperbaikan lingkungan biologis : pemberantasan serangan, dllperbaikan lingkungan sosial : kepadatan rumah tangga, hubungan antar rumah tangga, anggota masyarakat, dllmeningkatkan daya tahan hostperbaikan status gizipemberian imunisasipeningkatan status psikologispeningkatan ketahanan fisik (olga, kesehatan, gizi, mata, dll)Pencegahan tingkat keduapemberian chemoprohylaxis : terutama mrk yg berada dlm proses prepathogenesis.pencarian penderita secara dini dan aktif :pemeriksaan berkala dan pemeriksaan calon kelompok tertentu (calon pegawai, mahasiswa, ABRI, dll)screening (pencarian penderita secara umum untuk penyakit tertentu)Perncegahan tingkat ketiga

- tujuan utama adalah mencegah cacat, kematian krna penyebab tertentu, serta usaha rehabilitasi

- mencegah proses penyakit lebih lanjut spt : pengobatan dan perawatan penderita kencing manis, tekana darah tinggi, saraf, dll

- rehabilitasi fisik/medis, mental, sosial

sumber : Dasar Epidemiologi,Prof.Dr.Noor,M.P.H

PENCEGAHAN

Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian.

Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni:

Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus.Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi.

Ketiga tingkat pencegahan tersebut saling berhubungan erat sehingga dalam pelaksanaannya sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih.

Pencegahan Tingkat Pertama

Dapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan serta faktor pejamu.

Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain:

- Desinfektan

- Pasteurisasi

- Sterilisasi, bertujuan untuk menghilangkan mikro-organisme penyebab penyakit,

- Penyemportan.insektisida dalam rangka menurunkan dan menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan.

Selain itu usaha untuk mengurangi/menghilangkan sumber penularan dapat dilakukan melalui pengobatan penderita serta pemusnahan sumber yang ada (biasanya pada binatang yang menderita), serta mengurangi/menghindari perilaku yang dapat meningkatkan risiko perorangan dan masyarakat.

Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti

- peningkatan air bersih

- peningkatan sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk pemukiman lainnya

- perbaikan dan peningkatan lingkunan biologis seperti pemeberantasan serangga dan binatang pengerat

- peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antarindividu dan kehidupan sosial masyarakat.

Meningkatkan daya tahan penjamu meliputi :perbaikan status gizi, status kesehatan umum dan kualitas hidup pendudukpemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnyapeningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari pengaruh faktor keturunanpeningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olahraga kesehatan. Pencegahan Tingkat Kedua

Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada mereka yang menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas).

meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk segera mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadinya akibat samping atau komplikasi

Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha surveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI, mahasiswa, dll), penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan yang efektif.Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada proses prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.Deteksi awal penyakitTujuannya untuk mempercepat kesembuhan dg pengobatan yg tepatPengobatan yang cepat merupakan pencegahan primer pada orang yang sehatmenghambat progresivitas penyakitmenghindari komplikasimengurangi ketidakmampuanPencegahan Tingkat Ketiga

Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tertentu.

tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut.

Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi sosial.

Pelayanan suportif dan rehabilitatifBertujuan untuk mengurangi ketidakmampuan dg cara:

Memaksimalkan fungsi organ yg cacat

Membuat protesa ekstremitas akibat amputasi

Mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medik

PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR

Yang dimaksud dengan penganggulangan penyakit menular (kontrol) adalah upaya untuk menekankan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi masyarakat tersebut.

Sasaran langsung pada sumber penularan pejamu

Keberadaan suatu sumber penularan (reservoir) dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam rantai penularan.

Sumber penularan adalah binatang

Bila sumber penularan terdapat pada binatang peliharaan (dosmetik)

memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi binatang lainnya dari penyakit tersebut (imunisasi dan pemeriksaan berkala)

Bila sumber penyakit dijumpai pada binatang liar

kerja sama instansi lain yang terkait .

b. Sumber penularan adalah manusia

Apabila sumber penularan adalah manusia isolasi dan karantina, pengobatan dalam berbagai bentuk umpamanya menghilangkan unsur penyebab (mikro-organisme)atau menghilangkan fokus infeksi yang ada pada sumber (bedah saluran empedu atau cholecystectomy) pada carier typoid menahun).

Sasaran Ditujukan pada cara Penularan

- penularan penyakit ditularkan melalui udara, terutama infeksi saluran pernafasan perbaikan sistem ventilasi serta aliran udara dalam ruangan.

- penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman memberantas bahan-bahan yang mengalami kontaminasi seperti penyehatan air minum, pasteurisasi sus, serta pengawasan terhadap semua pengobatan bahan makanan dan minuman.

- penyakit yang ditularkan oleh vektor terutama serangga dan binatang lainnya pemberantasan serangga serta binatang perantara lainnya.

Sasaran Ditujukan pada Penjamu PotensialPeningkatan Kekebalan Khusus (imunitas)

imunisasi yakni peningkatan kekebalan aktif pada pejamu dengan pemberian vaksinasi.

Selain pemberian imunsasi aktif terseut di atas, juga dikenal adanya usaha perlindungan terhadap beberapa penyakit tertentu dengan pemberian antibodi pelindung yang berasal dari pejamu lain dalam bentuk serum antibodi yang memberikan perlindungan sementara dan disebut imunisasi pasif.

Peningkatan Kekebalan Umum (resistensi)perbaikan gizi keluargapeningkatan gizi balita melalui program Kartu Menuju Sehat (KMS)peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta pelayanan kesehatan terpadu melalui posyandu.

Contoh penyakit yang berpotensi KLB

Menurut Permenkes RI no. 560/ dinkes/Per/VIII/th. 1989

Kolera PestDemam kuningDemam bolak-balikTifus bercak wabahDBDCampakPolioDipteriPertusisRabies MalariaInfluenza Hepatitis Tifus perutMenngitisEncepalitisAntraxPenyakit karantina atau penyakit wabah

Menurut UU No. 1 dan No.2 Tahun 1962:

KoleraPesPoliomielitisDifteri Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi

Apabila penyakit tersebut dapat menyebar dengan cepat dan/atau memiliki angka mortalitas yang tinggi

DHFDiareCampakPertusisRabies Penyakit menular dengan potensial wabah rendah

Hampir sama dengan penyakit menular potensi wabah tinggi, namun karena kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran serta kemajuan program kesehatan masyarakat maka angka penjalaran serta mortalitasnya telah dapat ditekan

MalariaMeningitisFrambusiaKeracunanInfluenzaEncephalitisAnthraxTetanus neonatorumTipus abdominalisPenyakit menular yang tidak berpotensial wabah

Tidak menimbulkan wabah, namun karena angka morbiditasnya masih tinggi maka perlu diprogramkan pemberantasannya

KecacinganLepraTBCSyphilisGonorhoeFilariasis

Pada keadaan tidak ada wabah:

Penyakit golongan 1 dan 2: laporan mingguanPenyakit golongan 3 dan 4: laporan bulananDituliskan dalam formulir laporan terpadu yaitu formulir LBI

Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas, Prof. DR. Dr. Azrul Azwar,M.P.H

Faktor yang mempengaruhiPejamu (host)

Yang dimaksud dengan faktor pejamu ialah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak macamnya:

Faktor keturunanMekanisme pertahanan tubuhUmurJenis kelaminRasStatus perkawinanPekerjaanKebiasaan hidupAgent

Yang dimaksud bibit penyakit adalah suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidak hadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Substansi dan elemen yang dimaksud banyak macamnya, yang secara sederhana dapat dikelompokan kedalam lima macam:

Golongan nutrienGolongan kimiaGolongan fisikGolongan mekanikGolongan biologik

Empat golongan yang pertama sering disederhanakan sebagai golongan a-biotis, sedangkan golongan terakhir sering disebut pula sebagai biotis.

Environment

Yang dimaksud lingkungan ialah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi. Secara umum lingkungan dibedakan atas dua macam:

Lingkungan fisik

Lingkungan alamiah yang terdapat disekitar manusia. (cuaca, musim, keadaan geografis, dan struktur geologi)

Lingkungan non-fisik

Lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia. (sosial budaya, norma, nilai dan adat istiadat)

Peranan lingkungan dalam menyebabkan timbul atau tidaknya penyakit dapat bermacam-macam, salah satu diantaranya ialah sebagai reservoir bibit penyakit (environment reservoir). Adapun yang dimaksud dengan reservoir ialah tempat hidup yang dipandang paling sesuai bagi bibit penyakit.

4.Lingkungan

5.Imunisasi

6.Penanganan KLB

Pengantar Epidemiologi. Prof. DR. Dr. Azrul Azwar M.P.H

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKITDefinisi

Riwayat alamiah penyakit adalah perkembangan penyakit itu tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural.

(pengantar epidemiologi, Dr.M.N. Bustan)

Tahapan Riwayat Alamiah Penyakittahap pre-patogenesa

pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih berada diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit belum masuk kedalam tubuh pejamu.

tahap inkubasi

disebut tahap inkubasi jika bibit penyakit telah masuk kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala penyakit belum tampak. Masa inkubasi suatu penyakit berbeda dengan penyakit lainnya, ada yang beberapa jam da ada pula yang beberapa tahun. Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada susatu saat penyakit makin bertambah hebat,sehingga timbulah gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak atau tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan nama horison klinik.

tahap penyakit dini

tahap ini dihitung mulai dari munculnya gejala penyakit.pada tahap ini sekalipun pejamu telah jatuh sakit, tetapi sifatnya masih ringan.umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak datang berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat, umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan.

tahap penyakit lanjut

apabila penyakit bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahapini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya talah memerlukan perawatan.

tahap akhir penyakit

perjalan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan yakni :

sembuh sempurnasembuh dengan cacatkarierkronismeninggal dunia

(pengantar epidemiologi, dr.azrul azwar M.P.H)

tahap prepatogenesis individu dlm keadaan normal/sehat ada interaksi antara pejamu dan bibit penyakit tetapi interaksi masih diluar tubuh belum ada tanda tanda sakit jk pejamu lengah dan bibit penyakit menjadi ganas atau lingkungan memberikan kodisi yang kurang menguntungkan pejamu maka keadaan dapat segera berubah memasuki fase patogenesis tahap patogenesis

terbagi menjadi 4 tahap

tahap inkubasi : masuknya bibit penyakit sampai timbul gejala tahap penyakit dini : muncl gejala ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan tahap penyakit lanjut : penyakit bertambah hebat dengan berbagai kelainan patologis dan gejalanya. Pada tahap ini penyakit memerlukan pengobatan yg tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik tahap penyakit akhir : sembuh sempurna bibit penyakit menghilang, tubuh menjadi pulih dan sehat kembali sembuh degan cacat bibit penyakit sudah hilang tetapi tubuh tidah pulih sepenuhnya karier di mana tubuh penderita pulih kembali namun bibit penyakit masih tetap berada didalam tubuh memperlihatkan gangguan penyakit berkelangsungan kronik mati

Pengantar Epidemiologi.DR.M.N.Bustan.1997

ManfaatUntuk diagnostic : masa inkubasi dapat dipakai sebagai pedoman penentuan jenis penyakit, misalnya dalam KLB.Untuk pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal

Pengantar Epidemiologi.DR.M.N.Bustan.1997