LAYANAN ELEKTRONIK (E-SERVICE) INFORMASI …
Transcript of LAYANAN ELEKTRONIK (E-SERVICE) INFORMASI …
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
78
LAYANAN ELEKTRONIK (E-SERVICE) INFORMASI PERSEDIAAN BARANG
Tri Haryanti1, Kusrini2
¹ STIMIK Tunas Bangsa, ² Universitas AMIKOM Yogyakarta E-mail: ¹ [email protected], ² [email protected]
ABSTRAK
Persediaan barang dalam proses penjualan barang sangat penting agar tujuan dari penjualan dapat tercapai. Persediaan barang harus memenuhi permintaan konsumen yang sewaktu waktu dapat berubah jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, bila permintaan banyak stok atau
persediaan juga harus banyak dan bila permintaan sedikit, stok juga harus sedikit untuk menghemat biaya penyimpanan dan pemesanan, masalah persediaan barang terjadi juga di Depo Pelita Banjarnegara, saat permintaan konsumen akan barang meningkat, justru
persediaan mengalami kekosongan stok, ini karena belum adanya sistem persediaan barang yang sesuai, oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat menangani masalah persediaan barang dengan sistem persediaan barang dengan menggunakan metode EOQ
(Economic Order Quantity) dapat diketahui kapan barang dapat dipesan dan berapa jumlah ekonomis barang yang harus dipesan, sehingga persediaan barang dapat terkontrol dengan baik, desain sistem dengan prototype dan pengujian sistem dengan mengunakan blackbox yang
melibatkan beberapa responden dengan kuisioner. Kata Kunci: Sistem, Persediaan, Metode EOQ, Prototype, Blackbox
ABSTRACT Inventory of goods in the process of selling goods is very important for the purpose of the sale can be achieved. Inventories must meet the demand of consumers who can change their quantities according to demand, if there is a lot of stock or inventory demand, and if demand is low, the stock must also be less to save the cost of storage and ordering, inventory problems also occur in Depo Pelita Banjarnegara , when consumer demand for goods increases, precisely the inventory of stock vacancies, this is because there is no appropriate inventory system, therefore required a system that can handle the problem of inventory goods with inventory system using EOQ (Economic Order Quantity) can known when the goods can be ordered and how much economic quantity of goods to be ordered, so the inventory of goods can be well controlled, system design with prototype and system testing using blackbox involving several respondents with questionnaires. Keywords: System, Inventory, EOQ Method, Prototype, Blackbox
1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi membawa manusia kearah digital, yang ditandai dengan pesatnya
pengguna internet di Indonesia pada akhir tahun 2015 mencapai 88,1 juta pengguna menurut
wearesocial. Perkembangannya membawa manusia untuk masuk ke teknologi yang berbasis sistem informasi. Sistem informasi memberikan kemudahan bukan hanya bagi perusahaan saja dalam
mengolah data menjadi informasi. Informasi dalam suatu perusahaan bermacam-macam, salah satunya adalah informasi barang yang memuat informasi tentang persedian barang, barang masuk dan barang keluar yang terkadang dipandang tidak terlalu penting, padahal ketersedian barang
menyangkut kualitas dari layanan. Permintaan barang pada saat hari-hari besar biasanya meningkat tajam, yang terkadang
melebihi dari jumlah persedian yang ada. Saat permintaan akan barang melebihi persediaan dan
kebutuhan konsumen tidak terpenuhi membawa dampak yang tidak baik bagi perusahaan, karena konsumen akan pergi meninggalkannya. Seperti yang terjadi di Depo Pelita Banjarnegara, saat hari-hari besar seperti hari raya, tahun baru, hari natal, hari raya kurban dan hari raya lainnya,
permintaan akan barang melebihi persedian yang ada (data manajemen Depo Pelita), sehingga konsumen merasa kecewa.
Disinilah dibutuhkan sebuah sistem layanan informasi persediaan barang, agar barang yang
dibutuhkan konsumen dapat selalu terpenuhi apabila permintaan akan barang meningkat disaat yang
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
79
tidak terduga. Layanan informasi persediaan barang merupakan layanan elektronik persediaan barang yang tidak hanya menyangkut tentang persediaan barang saja tetapi juga sebagai pengendali
persediaan barang disaat hari-hari biasa sehingga barang tidak menumpuk ditempat persediaan saat permintaan konsumen akan barang rendah.
1.1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana membuat model E-Service informasi persediaan barang
dengan menggunakan metode EOQ untuk menentukan persediaan barang yang optimal dan kapan pemesanan barang dapat dilakukan.
1.2. Batasan Variabel Penelitian
Agar penelitian ini menjadi lebih terarah maka peneliti membatasi variable penelitian
hanya pada: a. Menentukan persediaan barang yang harus tetap ada b. Menentukan kapan pemesanan barang dan jumlah yang harus dipesan
c. Hanya pada barang-barang yang merupakan kebutuhan pokok
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui sistem pengadaan barang dan keputusan yang dilakukan dalam
pengendalian persediaan barang
b. Mengetahui kapan dilakukan pemesanan barang dan kapan barang dalam keadaan minim
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa persediaan barang bagi Depo Pelita dalam mengambil keputusan dalam hal pengadaan barang dan pemesanan barang untuk dijadikan stok persediaan.
2. LANDASAN TEORI 2.1 E- Service
Pengertian dari E- Service atau layanan elektronik adalah istilah yang sangat generic, biasanya mengacu pada penyedia layanan melalui internet, sehingga layanan elektronik bisa
juga termasuk perdagangan internet, mungkin juga termasuk layanan non komersial, yang biasanya disediakan oleh pemerintah. Pendapat ini kemukakan oleh (Rais & Nazariah, 2003).
E-Service adalah perbuatan, usaha atau pertunjukan yang pengiriman di mediasi oleh
teknologi informasi. Layanan elektronik tersebut meliputi unsur layanan E-Tailing, dukungan pelanggan, dan pelayanan menurut Rowley, (2006) mengungkapkan bahwa definisi ini mencerminkan tiga komponen utama penyedia layanan, penerima layanan dan saluran
pelayanan yaitu teknologi. Misalnya, sebagai yang bersangkutan untuk layanan elektronik publik, badan publik adalah penyedia layanan dan warga negara serta bisnis penerima layanan. Saluran pelayanan adalah persyaratan ketiga dari layanan elektronik.
2.2 Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang menerima atau merupakan kumpulan elemen
yang saling berhubungan satu sama lainnya yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi menurut Tafri D Muhyuzir, (2001). Komponen dari sistem informasi terdiri dari hardware, software, data,
prosedur dan manusia.
2.3 Persediaan
Istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual menurut Bridwan, (1997). Setiap perusahaan selalu memerlukan persediaan untuk menghindari tidak
terpenuhinya keinginnan pelangggan atau konsumen. Dari definisi tersebut dapat diketahui
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
80
bahwa persediaan adalah simpanan bahan baik bahan baku, bahan pembantu, bahan setengah jadi, bahan jadi maupun bahan yang lain-lain yang dimaksud untuk kebutuhan yang akan
datang. Penyimpanan ini karena perusahaan bisa saja sewaktu-waktu membutuhkan bahan tesebut, sehingga perusahaan tidak akan kerepotan dalam mendapatkannya. Persediaan berfungsi untuk mempermudah jalannya operasi perusahaan yang dilakukan secara berturut-
turut untuk proses bisnis. Menurut Prawirosentono, (2000) persediaan diadakan mulai dari bahan baku sampai barang jadi.
2.4 Metode EOQ EOQ adalah salah satu teknik pengendalian persediaan yang paling tua dan terkenal secara
luas, metode pengendalian persediaan ini menjawab 2 (dua) pertanyaan penting, kapan harus memesan dan berapa banyak harus memesan menurut Heizer dan Render (2005), Adapun penentuan jumlah pesanan ekonomis (EOQ) ada 3 cara menurut Assauri, (2004) yaitu :
a. Tabular Approach penentuan jumlah pesanan dengan cara menyusun suatu daftar atau tabel jumlah pesanan dan jumlah biaya per tahun.
b. Graphical Approach penentuan jumlah pesanan ekonomis dengan cara dengan cara
menggambarkan grafik-grafik carrying costs dan total c. Dengan menggunakan rumus (formula approach) Cara penentuan jumlah pesanan
ekonomis dengan menurunkan didalam rumus-rumus matematika dapat dilakukan
dengan cara memperhatikan bahwa jumlah biaya persediaan yang minimum terdapat, jika ordering costs sama dengan carrying costs.
Ketika permintaan bersifat pasti persediaan akan berkurang atau dihabiskan pada tingkat
yang diketahui sehingga pesanan akan sampai tepat pada saat tingkat persediaan mencapai
titik nol menurut Wawan,( 2007). Dengan rumus EOQ = 𝑄∗ = √2𝐶𝑅
𝐻
Keterangan:
Q = Jumlah/ Nilai EOQ (unit) C = Biaya Pemesanan Per Pesanan R = Permintaan Per Periode (unit)
H = Biaya Penyimpanan EOQ (Economic Order Quantity) digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. 1. Metode Economic Order Quantity, Sumber: Handoko, (2000)
2.5 Prototype
Prototype adalah suatu metode yang digunakan untuk pengembangan sistem yang
menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan mudah cepat dan di buat secara bertahap sehingga dapat segera dievaluasi oleh user. (Kadir, 2003)
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
81
Metode prototype meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a. Identifikasi Kebutuhan user
Dalam tahap ini, peneliti dan pemakai bertemu untuk mengetahui kebutuhan sistem. b. Membuat Prototype
Peneliti mulai membuat prototype berdasarkan penejelasan dari pemakai.
c. Menguji Prototype Pemakai akan menguji prototype yang dibuat oleh peneliti dan memberikan kritik
serta saran.
d. Memperbaiki Prototype Dari kritik dan saran pemakai, peneliti memperbaiki prototype.
e. Mengembangkan Versi Produksi Peneliti menyelesaikan sistem sesuai masukan dari pemakai.
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kuantitatif yang
menggunakan rumus metode EOQ untuk menghitung persediaan barang yang harus dipesan dan kapan pemesanan barang dilakukan. Data tersebut diperoleh dari bagian gudang, penjualan dan pemesanan. Subyek dari penelitian ini adalah barang-barang kebutuhan pokok di Depo
Pelita Banjarnegara.
3.2 Metode Pengumpulan Data
a. Observasi Observasi Menurut Purnomo (2008), observasi adalah proses pengamatan dan
pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan melihat langsung persediaan dan penyimpanan barang.
b. Wawancara
Dalam mengumpulkan data peneliti melakukan wawancara dengan staff gudang dan penjualan secara langsung. Untuk mendapatkan data penyebab keterlambatan pemesanan barang dan penyebab kosongnya persediaan barang.
3.3 Metode Analisis Data
Penelitian akan mencari solusi permasalahan persediaan barang. Fokus penelitian
membuat model layanan informasi persediaan barang. Pengolahan data dilakukan dengan mengolah hasil wawancara dan pengumpulan data observasi di lapangan. Kemudian dilakukan pemeriksaan keabsahan data dengan narasumber dan membandingkan dengan informasi
terkait. Selanjutnya dilakukan analisa data dalam menjawab pertanyaan dalam penelitian.
Kemudian data dikumpulkan dan diolah untuk selanjutnya tahap pengembangan sistem dengan
menggunakan metode EOQ, yang digunakan untuk menghitung berapa barang yang harus dipesan dan berapa barang yang dijadikan persedian untuk menghindari kosongnya barang, tahap selanjutnya pengujian sistem dengan blackbox dan pengujian tingkat akurasi data, untuk
membuktikan bahwa sistem yang dikembangkan dengan metode EOQ layak untuk di implementasikan.
4. ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Sistem Lama
Proses sistem lama persediaan yang ada bagian persediaan barang.
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
82
Gambar 4.1. Diagram Alir Persediaan Barang
Database di sistem yang lama terdiri dari beberapa entitas yaitu tabel gudang, tabel
barang , tabel supplier, Seperti yang dijelaskan di tabel 4.1. Database persediaan barang
Tabel 4.1. Database Persediaan Barang
4.2 Periode Pembelian
Periode pembelian barang oleh konsumen dijelaskan di tabel pembelian bahan pokok
seperti beras tahun 2016, dijelaskan tabel dibawah ini, Tabel 4.2. Periode Pembelian Barang
Tabel 4.2. Periode Pembelian Barang
BULAN PEMBELIAN/ 5
KG/ BERAS
PERMINTAAN
KONSUMEN
Januari
Februari Maret
April Mei
200
200 200
200 150
200
200 200
150 150
Tabel Barang
Field Type
Kode Barang Nama Harga Jual
Harga Beli stok
Autonumber Text Currency
Currency AutoNumber
Tabel Supplier
Field Type
Kode Supplier
Nama Supplier No Telepon Alamat
Autonumber
Text Number Text
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
83
BULAN PEMBELIAN/ 5
KG/ BERAS PERMINTAAN KONSUMEN
Juni Juli Agustus
Sepetember Oktober November
Desember
300 300 200
200 150 200
250
400 400 200
200 150 150
330
Jumlah 2550 2730
Rata-rata 213 228
Dari tabel diatas disimpulkan bahwa terjadi kekurangan stok pada periode berikutnya. Stok beras rata rata per periode tidak mencukupi permintaan konsumen. Ini karena pemesanan dan persediaan belum terkontrol dengan baik sehingga mengganggu proses penjualan
selanjutnya.
4.3 Pengolahan Data
Data yang terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk menentukan sistem apa yang cocok untuk masalah yang dihadapi, sesuai dengan data yang terkumpul maka masalah yang dihadapi adalah tentang persediaan barang yang belum terkontrol dengan baik
karena belum adanya sistem untuk persediaan, dengan demikian maka sistem yang akan di rancang dalam penelitian ini adalah sistem persediaan barang dengan menggunakan metode EOQ, untuk mengetahui kapan barang dipesan dan berapa jumlah barang yang harus dipesan
untuk tingkat perediaan barang yang aman. Metode EOQ dengan rumus EOQ = 𝑄∗ = √2𝐶𝑅
𝐻
Keterangan: Q = Jumlah/ Nilai EOQ (unit)
C = Biaya Pemesanan Per Pesanan R = Permintaan Per Periode (unit) H = Biaya Penyimpanan
Harga rata-rata dan biaya pengelolaan barang salah satunya adalah barang kebutuhan pokok, yaitu beras. Seperti tabel 4. 3 dibawah ini,
Tabel 4.3. Jumlah Rata-Rata Kebutuhan Beras Tahun 2016/2017
Uraian 2016
Banyaknya Beras/ 5 Kg/ kemasan 2730
Harga Beras/ Rp 60.500
Biaya Pemesanan (5%)/ Rp 8.318.750
Biaya Penyimpanan (10%)/ Rp 16.637.500
Dari tabel diatas dapat ditentukan kapan pemesanan perlu dilakukan dan berapa jumlah
ekonomis yang harus dipesan adalah EOQ = √2(8.318.750)(2.730)
16.637.500 = 52 kemasan. Jumlah yang
pemesanan yang paling ekonomis adalah 52 kemasan, dan berapa kali pemesanan yang harus
dilakukan dalam satu tahun, 2.730
52 = 52 kali pemesanan. Berapa hari sekali jika dalam satu tahun
Tabel Gudang
Field Type
Kode Stok Nama Stok
Jumlah Stok Satuan Stok
AutoNumber Text
Number Number
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
84
untuk melakukan pesanan, jika satu tahun ada 360 hari, maka pemesanan dilakukan, 360
52 = 7
hari sekali, 7 hari sekali untuk melakukan pemesanan.
Aplikasi ini nantinya akan digunakan oleh bagian gudang yang lebih mengetahui tentang stok barang yang tersedia sehingga akan mempercepat proses dalam pemesanan atau pembelian barang, Data dan informasi yang terkait dengan data persediaan barang di Depo
Pelita Banjarnegara adalah data barang dan stok barang yang dijual. Bagian gudang dapat melakukan operasional pada aplikasi ini sebagai berikut:
a. Mengolah data barang
b. Mengolah data pembelian barang c. Mengolah data EOQ
4.4 Rancangan Sistem
Perancangan database dalam sistem persediaan barang di Depo Pelita ada penambahan tabel yaitu tabel untuk perhitungan EOQ yang didalamnya terdapat jumlah barang yang harus dipesan adalah sebagai berikut yang dijelaskan pada tabel 4.4. dibawah ini.
Tabel 4.4. Perancangan Database
4.5 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) ERD adalah hubungan antar tabel, dari sistem yang akan dirancang.
Gambar 4.2. ERD
Tabel Barang
Field Type
Kode Barang
Nama Harga Jual
Harga Beli Stok
Autonumber
Text Currency
Currency Text
Tabel EOQ
Field Type
Kode_EOQ Kode Barang
Nama_Barang Jumlah_Pembelian_Barang
Autonumber Autonumber
Text Text
Tabel Supplier
Field Type
Kode Supplier Nama Supplier No Telepon
Alamat
Autonumber Text Number
Text
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
85
4.6 Desain Prototype Tahap selanjutnya setelah perancangan prototype adalah tahap implementasi menjadi
aplikasi Sistem Informasi Persedian Barang dengan menggunakan metode EOQ. Ini merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem, dimana sistem dapat diterapkan didalam kegiatan yang nyata yang berhubungan dengan sistem tersebut. Sistem flow persediaan dimulai dari
memasukan jumlah stok barang pada periode sebelumnya kemudian dimasukan kedalam EOQ (Economic Order Quantity). Hasil dari perhitungan EOQ dan pemesanan barang dilaporkan kepada manajer, yang kemudian digunakan untuk stok minimum dan jumlah pemesanan
kembali barang pada periode berikutnya. Sistem flow terkomputerisasi untuk sistem persediaan barang ditunjukan pada Gambar 4.5. Sistem Usulan Persediaan dan Pembelian Barang.
Gambar 4.3. Sistem Usulan Persediaan Dan Pembelian Barang
4.7 Evaluasi Prototype
Pengujian dengan blackbox merupakan pendekatan pengujian yang pengujianya
diturunkan dari spesifikasi program dan komponennya. Hasil pengujian untuk memastikan sistem berjalan dengan baik dan dapat dijalankan oleh user. Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan blackbox:
a. Pengujian Menu Login
Pengujian menu login untuk mengetahui apa yang terjadi jika user memasukan
username dan password, serta kondisi sistem yang terjadi atas login yang dilakukan user. Dijelaskan di tabel 4.5. Pengujian Login
Tabel 4.5. Pengujian Login
Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil
L01 Login lengkap dan benar Melanjutkan ke menu utama Berhasil
L02 Username tidak diisi Peringatan untuk mengisi
username
Login gagal
L03 Password tidak diisi Peringatan untuk mengisi password
Login gagal
L04 Username dan password salah
Peringatan bahwa username dan password tidak terdaftar di database
Login gagal
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
86
b. Pengujian Menu Input Pengujian menu input untuk mengetahui apa yang terjadi jika user menambahkan
data barang, serta kondisi sistem yang terjadi saat menambahkan data barang, dijelaskan di tabel 4.6. Pengujian Menu Input
Tabel 4.6. Pengujian Menu Input
Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil
I01 Data lengkap Data ditambahkan Data berhasil disimpan
I02 Data ada yang
kosong
Peringatan harus
diisi
Data gagal disimpan
I03 Input kode double Peringatan kode sudah ada dipenyimpanan
Data tidak tersimpan
c. Pengujian Menu Cari
Pengujian menu cari untuk mengetahui apa yang terjadi jika user mencari barang tertentu, serta kondisi sistem yang terjadi atas pencarian yang dilakukan user seperti tabel 4.7. Pengujian Menu Cari
Tabel 4.7. Pengujian Menu Cari
Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil
C01 Pencarian dengan nama barang
Menampilkan nama barang yang dicari
Data ditampilkan
C02 Pencarian barang yang tidak ada
didatabase
Tidak bisa ditampilkan Data kosong
d. Pengujian Menu Hapus
Pengujian menu hapus untuk mengetahui apa yang terjadi jika user menghapus
barang tertentu, serta kondisi sistem yang terjadi atas data yang dihapus yang dilakukan user, seperti tabel 4.8. Pengujian Menu Hapus
Tabel 4.8. Pengujian Menu Hapus
Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil
H01 Memilih hapus
barang
Memilih data yang akan
dihapus
Data didatabase
belum terhapus
H02 Menghapus data
Pesan data akan dihapus Data didatabase terhapus
e. Pengujian Menu Edit
Pengujian menu edit untuk mengetahui apa yang terjadi jika user mengubah barang tertentu, serta kondisi sistem yang terjadi atas data yang diubah yang dilakukan user, seperti tabel 4.9. Pengujian Menu Edit
Tabel 4.3. Pengujian Menu Edit
Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil
E01 Memilih edit data
Memilih data yang akan diubah
Data didatabase belum berubah
E02 Mengubah data Pesan data sudah
berubah
Data didatabase
sudah berubah
f. Pengujian Menu EOQ
Pengujian menu EOQ untuk mengetahui apa yang terjadi jika user melakukan
penghitungan persedian dan pemesanan barang tertentu, serta kondisi sistem yang terjadi atas penghitungan yang dilakukan user, seperti tabel 4.10. Pengujian Menu EOQ
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
87
Tabel 4.4. Pengujian Menu EOQ
Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil
P01 Mengisi data dengan lengkap
Menampilkan data persediaan
Menampilkan hasil dari penghitungan
EOQ
P02 Mengisi data tidak lengkap
Menampilkan pesan untuk melengkapi data
Data kosong
4.8 Implementasi Sistem Implementasi interface adalah antar muka dari sistem yang dikembangkan dengan
pengguna sistem agar dapat dioperasikan yang terdiri dari menu login, menu input data barang,
menu lihat data, menu cari data barang, menu delete, menu edit dan menu hitung EOQ.
a. Menu Login
Interface yang pertama dimulai dari login, menu login digunakan untuk masuk ke sistem, yang terdiri dari Username dan Password, seperti tampilan dibawah ini Gambar 4.4. Menu Login
Gambar 4.4. Menu Login
b. Menu Input Data Barang Menu input digunakan untuk input data barang yang terdiri dari kode barang, nama
barang, stok, harga beli dan harga jual, seperti dijelaskan di Gambar 4.5. Menu Input Barang.
Gambar 4.5. Menu Input Barang
c. Menu Lihat Data Menu lihat data barang digunakan untuk melihat data barang setelah disimpan, menu
lihat data terdiri dari menu edit dan delete, edit untuk meng edit data barang dan delete untuk menghapus data barang, seperti yang dijelaskan di Gambar 4.6. Menu Lihat Data
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
88
Gambar 4.6. Menu Lihat Data
d. Menu Input EOQ
Menu Input EOQ digunakan untuk menghitung barang yang akan dipesan berupa jumlah ekonomis pemesanan dan berapa hari sekali melakukan pemesanan, dengan memasukan data barang yang akan dipesan, seperti tampilan dibawah ini Gambar 4.7.
Menu Input EOQ.
Gambar 4.1. Menu Input EOQ
e. Output Hitung EOQ
Selanjutnya setelah input data perhitungan EOQ selesai klik tombol Hitung yang selanjutnya akan muncul menu dari proses Hitung EOQ, seperti tampilan gambar dibawah ini Gambar 4.8. Output Menu Hitung.
Gambar 4.8. Output Menu Hitung
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
89
Menu cetak digunakan untuk mencetak hasil dari perhitungan data EOQ, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan pemesanan barang,
sehingga kosongnya barang dapat dihindari.
4.9 Pengujian Sistem
Ini merupakan tahap pengujian yang sederhana terhadap pengguna sistem terhadap sistem yang telah diimplementasikan, dengan kuisioner dengan 10 pertanyaan dan 4 responden, yang terdiri dari dua(2) orang bagian penjualan dan dua (2) orang bagian gudang.
Penilaian kuisioner dengan menggunakan skala likert. Hasil dari pengujian sistem dengan kuisioner mencapai 88 % sehingga sistem ini layak diterapkan.
4.10 Akurasi Sistem EOQ
Akurasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kebenaran pada sistem sehingga menghasilkan
keakuratan data, seperti akurasi sistem persediaan barang dengan manual dan dengan sistem persediaan barang dengan metode EOQ. Sistem persedian barang dengan manual terjadi kekurangan stok pada pembelian periode selanjutnya, setelah menggunakan metode EOQ,
persediaan barang relatif banyak untuk stok periode pembelian selanjutnya, yang mengalami kenaikan stok periode pembelian 2017 sebesar 87.50 % per tahun dan 86.90 % per bulan, seperti dijelaskan pada tabel 4. 11 Tingkat Akurasi dibawah ini.
Tabel 4.5. Tingkat Akurasi
Periode Persediaan 2016/2017
Kebutuhan Persediaan Permintaan Stok
Beras/Tahun 2550 2730 - 180
Rata rata/Bulan 213 228 - 15
Periode Persediaan 2017/2018 Dengan Metode EOQ
Kebutuhan Persediaan Permintaan Stok
Beras/Tahun 3120 2730 390
Rata Rata/Bulan 260 228 32
Akurasi Per Tahun 2730/3120*100% 87.50%
Per Bulan 228/260*100% 87.70%
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa, metode
EOQ dapat membantu Depo Pelita Banjarnegara, dalam menghindari stok barang kosong, dengan metode EOQ, mengetahui kapan harus melakukan pemesanan barang dan berapa jumlah barang yang optimal dipesan dapat ditentukan dengan pasti. Hasil dari perhitungan
EOQ adalah, jumlah yang harus dipesan dalam sekali pemesanan, sedangkan kapan waktu pemesanan dapat dipastikan. Sistem ini sangat membantu untuk mengetahui persedian barang yang diperlukan dan membantu bagian gudang dalam menentukan berapa jumlah
pemesanan dan kapan harus melakukan pemesanan barang, ini dibuktikan dengan tingkat akurasi data yang diperoleh dengan stok persediaan rata rata per tahun 87.50%, sedangkan rata perbulan sebesar 87.70%, dan sistem ini layak untuk di implementasikan dengan jumlah
kuisioner mencapai 88 %, sehingga sistem ini cocok diterapkan di Depo Pelita Banjarnegara.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran dari peneliti adalah : a. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan lebih lengkap tidak hanya sebatas pada
kebutuhan pokok saja tetapi juga kebutuhan bahan bangunan yang juga tersedia. b. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan disesuaikan dengan perkembangan Sistem
Informasi yang sedang berkembang saat ini.
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018
90
DAFTAR PUSTAKA Assauri. S, 1980, Manajemen Produksi dan Operasi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Baridwan. Z, 1997, Intermediate Acounting, BPFE, Yogyakarta Cardinas .L.E & Barron, 2010, An Easy Method To Drive EOQ And EPQ Inventory Models With
Backorder, JCM, Vol.59, No. 2
Davis, Gordon B, 1995, Sistem Informasi Manajemen, PT. Pustaka Binaman Pressindo Hapsari. Dkk, 2013, System Manajemen Persediaan Makanan Cepat Saji Dengan Metode EOQ, KNSI
Indroprasto& Suryani, 2012, Analisa Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritme Genetika Untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan, JTI, ISSN.0854-9524, Vol.17, No.1
Kadlubek. M, 2015, The Selected Areas Of E-Logistik In Polish E-Commerce, Procedia Computers Science (ICCMIT)
Komara .AT, 2014, Keterkaitan E-Service Quality Dan E-Recovery Service Quality Maskapai
Penerbangan Air Asia Dengan Menggunakan Structural Equation Modelling, JCB, ISSN. 2442-4943, Vol.8, No.2
Miranda, 2013, Pemakain E-Commerce Untuk Usaha Kecil Dan Menengah Guna Meningkatkan Daya
Saing, ComTech, Vol.4, No.2 Muhammad Rais, A.K. & Nazariah, M.K, (2003), E-Government in Malaysia Improving Responsiveness
and Capacity to Serve, Pelanduk Publications, Kuala Lumpur
Prawirosentono, 2005, Riset Operasi Dan Ekonofisika, Bumi Aksara, Jakarta Prawirosentono. S, 2000, Manajemen Operasi : Analisis dan Studi Kasus, edisi ke 2 cetakan ke1, PT
Bumi Aksara, Jakarta Purnomo, H. U. dan. (2008). Metodolgi Penelitian Sosial, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta Render,B., dan J. Heizer, 2005, Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta
Rowley. J, 2006, An Analisys Of The E-Service Literature Towards A Research Agenda,
Internet Research Suhari. Dkk, 2010, Perilaku Konsumen On-Line, semnasIF, ISSN. 1979-2328 Sujadi& Saputro, 2014, E-Banking : Urgensi Aspek Trust Di Era E-Service, JCB, ISSN. 2442-4943,
Vol.8, No.2 Sutabri. T, 2012, Analisis Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta
Tafri D. Muhyuzir, 2001, Analisa Perancangan Sistem Pengolahan Data, Elex Media Komputindo, Jakarta
Wawan. D & Falahah, 2007, Enterprice Resource Planning , Informatika, Bandung Wijaya. dkk, 2013, Sistem Informasi Perencanaan Persediaan Barang, JSIKA, ISSN. 1979-276X,
Vol.5, No.1