Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
-
Upload
maryanto-sumringah-sma-9-tebo -
Category
Education
-
view
20 -
download
0
Transcript of Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENGALAMAN LAPANGAN UNTUK PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 MUARA BUNGO DALAM PROSES PEMBELAJARAN
MATEMATIKA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
OLEH
Gusri Yandani, S.Pd
SMA NEGERI 3 MUARA BUNGO
KABUPATEN BUNGO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya
peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian maupun
tanggung jawab sebagai warga negara. Marsigit (1996: 61) menyatakan bahwa
“ahli-ahli kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat
bergantung kepada kualitas guru dan praktek pembelajarannya sehingga
peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan
mutu pendidikan secara nasional”.
Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka
berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan
pada perubahan-perubahan kualitatif. Guru bertanggung jawab untuk mengatur
dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan di kelas. Untuk menunjang ini perlu adanya manajemen siswa yang baik,
salah satu di antaranya pembenahan penerapan pembelajaran pengalaman
lapangan.
Pada kenyataannya pembelajaran matematika di sekolah-sekolah seperti di
sekolah penulis masih memunculkan beberapa masalah seperti, Siswa sering
terlambat masuk kelas waktu jam pelajaran, Siswa sering izin keluar kelas,
mengobrol saat belajar, mengganggu teman saat belajar, mencontek pekerjaan
teman, tidur saat belajar, bermain HP saat belajar, tidak mau mencatat pelajar,
tidak mau mengerjakan latihan.
Masalah di atas disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; Kurangnya
motivasi siswa dalam belajar, Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran.
Di antara permasalahan yang penulis paparkan di atas permasalahan yang
esensial adalah Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Masalah ini
tentu tidak dapat dibiarkan karena berdampak pada; Minat belajar anak terhadap
pelajaran akan semakin berkurang, Hasil belajar siswa akan menurun, Siswa akan
merasa sulit memahami materi, dan Siswa akan sering mencontek temannya.
Sebagai guru pembimbing pembelajaran matematika penulis mencoba
mencari alternatif solusi pemecahan masalah melalui penggunaan beberapa
metode pembelajaran seperti; Menerapkan metode pembelajaran Ceramah,
Menerapkan metode pembelajaran Demonstrasi, Menerapkan metode
pembelajaran Diskusi, Menerapkan metode pembelajaran Simulasi, Menerapkan
metode pembelajaran Pengalaman Lapangan, dan Menerapkan metode
pembelajaran Debat.
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pembelajaran Pengalaman
Lapangan untuk meningkatkan minat belajar siswa. Adapun alasan pengambilan
metode ini karena metode pengalaman lapangan memiliki keunggulan-keunggulan
teoritis sebagai berikut :
Kelebihannya antara lain:
a) memberikan suasana yang menyenangkan, sehingga peserta didik lebih
gembira mengikuti kegiatan pembelajaran,
b) memberikan suasana rileks sehingga peserta didik tidak tegang dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran,
c) memberikan kesempatan berkomunikasi antar teman, serta pendidiknya dalam
kaitannya dengan pembelajaran,
d) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan dan
mempraktikkan sendiri pengalaman matematikanya,
e) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pemahaman
sendiri dari hasil pengalaman matematikanya, serta
f) mendorong kemampuan peserta didik untuk membuat kesimpulan
ataspemahaman yang diperolehnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran pengalaman lapangan bisa
meningkatkan minat siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 3 Muara Bungo dalam
proses pembelajaran Matematika ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran pengalaman lapangan bisa
meningkatkan minat siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 3 Muara Bungo dalam
proses pembelajaran Matematika ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakekat Pembelajaran Matematika
Menurut Yamin (2012:96) belajar merupakan proses orang memperoleh
kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir
hayat seseorang. Rasullah SAW., menyakan dalam salah satu hadistnya bahwa
manusia harus belajar sejak dari ayunan hingga liang lahat. Orang tua wajib
membelajarkan anak-anaknya agar kelak dewasa ia mampu hidup mandiri dan
mengembangkan dirinya, demikian juga sebuah sya’ir islam dalam baitnya
berbunyi; “belajar sewaktu kecil ibarat melukis di atas batu”.
Slameto (2003:2) juga menjelaskan, belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berikut adanya
pengalaman. Pembentukan tingkah laku ini meliputi perubahan keterampilan,
kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Oleh karena itu, belajar
adalah proses aktif, yaitu proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu.
Menurut Suprihatiningrum (2013:75) pembelajaran adalah serangkaian
kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara
terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar.Lingkungan yang dimaksud
tidak hanya berupa tempat ketika pembelajaran itu berlangsung, tetapi juga
metode, media, dan peralatanyang diperlukan untuk menyampaikan
informasi.Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan pendidik untuk
membantu siswa agar dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan membantu
memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Lebih lanjut Trianto (2009:17) mendifinisikan pembelajaran sebagai usaha
sadar dari seorang guru untuk pembelajaran siswanyadalam rangka mencapai
tujuan yang diharapkan.Pembelajaran merupakan proses utama yang
diselenggarakan dalam kehidupan disekolah sehingga diantara guru yang
mengajar dan anak didik yang belajar dituntun profit tertentu. Ini berarti guru dan
anak didik harus memenuhi persyaratan, baik dalam pengetahuan, kemampuan
sikap dan nilai, serta sifat-sifat pribadi agar pembelajaran dapat terlaksana dengan
efisien dan efektif.
2.2 Metode Pembelajaran Matematika
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;
(5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)
simposium, dan sebagainya.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode
pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk
mencapai tujuan”.
Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa :
metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan
oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai
tujuan.
Benny A. Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses pembelajaran adalah
agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai
tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”.
Banyak metode yang digunakan seorang guru dalam pembelajaran passing bawah
bolavoli, antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif dan
konvensional.
2.3 Metode Pembelajaran Pengalaman Lapangan
A. Pengertian
Metode pembelajaran di lapangan adalah metode pembelajaran yang
didisain agar siswa mempelajari langsung materi pelajaran pada objek yang
sebenarnya, dengan demikian pembelajaran akan semakin nyata. Proses
pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas atau di luar sekolah, memiliki arti yang
sangat penting untuk perkembangan siswa, karena proses pembelajaran yang
demikian dapat memberikan pengalaman langsung ke pada siswa, dan
pengalaman langsung memungkinkan materi pelajaran akan semakin kongkrit dan
nyata yang berarti proses pembelajaran akan lebih bermakna.
Kegiatan pembelajaran tersebut diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam
kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri yang harus dilakukan melalui
pembelajaran yang (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan
kreativitas, (3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, (4)
menyediakan pengalaman belajar yang beragam, (5) menciptakan keseimbangan
pengembangan moral.
B. Langkah-langkah
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran
pengalaman lapangan
1) Kegiatan pendahuluan, dilakukan oleh pendidik dengan menyapa peserta didik
dan menyiapkan kondisi pembelajaran.
2) Penyampaian tujuan pembelajaran, dilakukan oleh pendidik setelah melakukan
kegiatan pendahuluan dengan maksud agar peserta didik mengetahui tujuan
yang akan dicapai setelah selesai kegiatan pembelajaran.
3) Penjajagan awal kemampuan peserta didik, yang dilakukan dengan pemberian
pertanyaan oleh pendidik kepada peserta didiknya. Hal ini untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman awal peserta didik terhadap materi pembelajaran
pengalaman lapangan yang akan dilakukan.
4) Penjelasan pokok bahasan/materi, dilakukan oleh pendidik untuk memberikan
pemahaman awal peserta didik terhadap materi pembelajaran pengalaman
lapangan yang akan diberikan
5) Pengelompokan peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil dilakukan
pendidik setelah penjelasan materi dan penjajagan awal peserta didik. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan pendidik dalam memantau kegiatan setiap
peserta didik.
6) Pembagian media kepada masing-masing kelompok, dilakukan oleh pendidik
setelah pembagian kelompok.
7) Penjelasan cara melaksanakan praktik pengalaman lapangan, dilakukan oleh
pendidik sebelum kegiatan praktik dimulai dan setelah pembagian kelompok
serta media belajar.
8) Pelaksanaan praktik pengalaman lapangan, dilakukan oleh peserta didik setelah
semua siap, baik pendidik, peserta didik maupun perangkat pembelajarannya.
Kegiatan ini dipandu dan dibimbing oleh pendidik sampai peserta didik
memperoleh pemahaman sendiri.
9) Pembuatan laporan, disusun oleh peserta didik setelah kegiatan praktik
pengalaman lapangan selesai. Hasil laporan digunakan oleh pendidik untuk
mengevaluasi sejauh mana pemahaman peserta didik tentang hal yang
dipraktikkannya.
10) Pembuatan kesimpulan, dilakukan oleh peserta didik setelah memperoleh
pemahaman yang diperolehnya di lapangan.
11) Penguatan dan penegasan, dilakukan oleh pendidik setelah peserta didik
selesai membuat kesimpulan dari kegiatan praktik pengalaman lapangan yang
telah dilakukan.
C. Kelebihan Dan Kekurangan Dalam Pembelajaran Pengalaman Lapangan
Hasil evaluasi penggunaan metode pembelajaran pengalaman lapangan,
1. Kelebihannya antara lain:
a) memberikan suasana yang menyenangkan, sehingga peserta didik lebih
gembira mengikuti kegiatan pembelajaran,
b) memberikan suasana rileks sehingga peserta didik tidak tegang dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran,
c) memberikan kesempatan berkomunikasi antar teman, serta pendidiknya
dalam kaitannya dengan pembelajaran,
d) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan dan
mempraktikkan sendiri pengalaman matematikanya,
e) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan
pemahaman sendiri dari hasil pengalaman matematikanya, serta
f) mendorong kemampuan peserta didik untuk membuat kesimpulan
ataspemahaman yang diperolehnya.
2. Kelemahannya antara lain:
a) memerlukan persiapan yang matang, baik oleh penyelenggara, maupun
pendidik bidang studi yang bersangkutan,
b) media yang cukup dan memadai, serta
c) waktu yang lebih banyak dibanding dengan menggunakan metode belajar
yang lain
2.4 Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar, seluruh
faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan murid harus dapat diperhatikan.
Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku siswa
sebagai timabal balik dari hasil sebuah pengajaran.
Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat
mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu atau
sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa
inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat. Lebih lanjut terdapat
beberapa pengertian minat diantaranya adalah:
Menurut M. Alisuf Sabri Minat adalah “kecenderungan untuk selalu
memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat ini erat
kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi
karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat kepada sesuatu berarti
ia sikapnya senang kepada sesuatu”.
Menurut Muhibbin Syah Minat adalah “kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.
Menurut Ahmad D. Marimba Minat adalah “kecenderungan jiwa kepada
sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya
disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu”.
Menurut Drs. Mahfudh Shalahuddin Minat adalah “perhatian yang
mengandung unsur-unsur perasaan”. Dengan begitu minat, tambah Mahfudh,
sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu
pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.
Menurut Crow dan Crow bahwa “minat atau interest bisa berhubungan
dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cendrung atau merasa tertarik pada
orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”
Dari kelima pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa minat akan
timbul apabila mendapatkan rangsangan dari luar. Dan kecenderungan untuk
merasa tertarik pada suatu bidang bersifat menetap dan merasakan perasaan yang
senang apabila ia terlibat aktif didalamnya. Dan perasaan senang ini timbul dari
lingkungan atau berasal dari objek yang menarik.
Dengan penjelasan ini, apabila seorang guru ingin berhasil dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar harus dapat memberikan rangsangan kepada murid agar
ia berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar tersebut. Apabila murid
sudah merasa berminat mengikuti pelajaran, maka ia akan dapat mengerti dengan
mudah dan sebaliknya apabila murid merasakan tidak berminat dalam melakukan
proses pembelajaran ia akan merasa tersiksa mengikuti pelajaran tersebut.
b. Aspek-aspek Minat Belajar
Seperti yang telah di kemukakan bahwa minat dapat diartikan sebagai suatu
ketertarikan terhadap suatu objek yang kemudian mendorong individu untuk
mempelajari dan menekuni segala hal yang berkaitan dengan minatnya tersebut.
Minat yang diperoleh melalui adanya suatu proses belajar dikembangkan
melalui proses menilai suatu objek yang kemudian menghasilkan suatu penilaian
– penilaian tertentu terhadap objek yang menimbulkan minat seseorang .
Penilaian-penilaian terhadap objek yang diperoleh melalui proses belajar
itulah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan mengenal adanya
ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap objek yang dihadapinya.
Hurlock (1978) mengatakan “minat merupakan hasil dari pengalaman atau
proses belajar”.6 Lebih jauh ia mengemukakan bahwa minat memiliki dua aspek
yaitu:
1. Aspek kognitif
Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai
bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif
di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.
2. Aspek afektif
Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan
dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan
minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan
tindakan seseorang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka mint terhadap mata pelajaran SKI yang
dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses
penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap.
Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap
objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat
menimbulkan minat.
c. Indikator Minat Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah “Alat pemantau
(sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk / keterangan”. Kaitannya dengan
minat siswa maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan
petunjuk ke arah minat. Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat
belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun
dirumah.
a. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran
SKI misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan
SKI. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
b. Perhatian dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian
merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian,
dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang yang
memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan
memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat
terhadap pelajaran SKI, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari
gurunya.
c. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik
Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran
karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya
terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman
sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Walaupun demikian lama-kelamaan
jika siswa mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap mata
pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia
tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata. Sebagaimana dikemukakan oleh
Brown yang dikutip oleh Ali Imran sebagai berikut:
“Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh,
tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi
serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada gur, ingin selalu bergabung
dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diketahui oleh orng lain, tindakan
kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontroldiri, selalu mengingat pelajaran ”dan
mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya .
d. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran
Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga bahan
pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan fungsi
pelajaran (dalam hal ini pelajaran SKI) juga merupakan salah satu indikator minat.
Karena setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Seperti contoh
misalnya pelajaran SKI banyak memberikan manfaat kepada siswa bila SKI tidak
hanya dipelajari di sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak
membaca pelajaran SKI maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat
dalam pelajaran SKI tersebut.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat terutama minat
yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor
yang dapat mempengaruhi munculnya minat.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara
lain:
1) Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat
internal ataupun eksternal. Menurut D.P. Tampubolon minat merupakan
“perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada
motivasi”. seorang siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang
tafsir misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku tentang
tafsir, mendiskusikannya, dan sebagainya.
2) Belajar
Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar siswa yang
semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama kelamaan lantaran
bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran tersebut, minat pun tumbuh
sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapatnya Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa “minat akan
timbul dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan
belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang minat”.
3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru
Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor
bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik
minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya
bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh
siswa, sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto bahwa “Minat mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya”.
Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan
minat belajar siswa. Menurut Kurt Singer bahwa “Guru yang berhasil membina
kesediaan belajar murid-muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang
terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan murid-muridnya”.12
Guru yang pandai, baik, ramah , disiplin, serta disenangi murid sangat
besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat murid. Sebaliknya guru yang
memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh murid, akan sukar dapat merangsang
timbulnya minat dan perhatian murid.
Bentuk-bentuk kepribadian gurulah yang dapat mempengaruhi timbulnya
minat siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru harus peka
terhadap situasi kelas. Ia harus mengetahui dan memperhatikan akan metode-
metode mengajar yang cocok dan sesuai denga tingkatan kecerdasan para
siswanya, artinya guru harus memahami kebutuhan dan perkembangan jiwa
siswanya.
4) Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya
keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap
pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruhnya bagi
perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat diperlukan
dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua.
5) Teman Pergaulan
Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minatnya
oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus bagi remaja,
pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah mereka
memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama- sama untuk
mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami.
6) Lingkungan
Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal ini
ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow & Crow bahwa
“minat dapat diperoleh dari kemudian sebagai dari pengalaman mereka dari
lingkungan di mana mereka tinggal”. Lingkungan sangat berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang
mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat
tempat bergaul, juga tempat bermain sehari-hari dengan keadaan alam dan
iklimnya, flora serta faunanya.
Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta
jasmani dan rohaninya.
7) Cita-cita
Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa.
Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga
dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam
prospek kehidupan di masa yang akan datang. Cita- cita ini senantiasa
dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang meskipun mendapat
rintangan, seseorang tetap beruaha untuk mencapainya.
8) Bakat
Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat dibuktikan dengan
contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat menyanyi, secara tidak langsung
ia akan memiliki minat dalam hal menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai
sesuatu yang lain, kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu
beban bagi dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah
maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.
9) Hobi
Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang menyebabkan
timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki hobi terhadap
matematika maka secara tidak langsung dalam dirinya timbul minat untuk
menekuni ilmu matematika, begitupun dengan hobi yang lainnya. Dengan
demikian, faktor hobi tidak bisa dipisahkan dari faktor minat.
10) Media Massa
Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau pun media
elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk memperhatikan dan
menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah, gaya hidup, nilai-nilai, dan
juga perilaku sehari-hari. Minat khalayak dapat terarah pada apa yang dilihat,
didengar, atau diperoleh dari media massa.
11) Fasilitas
Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang berada di rumah, di
sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang positif dan negatif.
Sebagai contoh, bila fasilitas yang mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia,
maka timbul minat anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas
yang ada justru mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempat-tempat
hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak negatif bagi
pertumbuhan minat tersebut.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Mia 1 SMA Negeri 3 Muara
Bungo dengan Jumlah 32 orang dengan rincian laki-laki sebanyak 15 orang dan
perempuan sebanyak 17 orang. Dipilihnya subjek ini karena bagi peneliti kelas X
Mia 1 SMA Negeri 3 Muara Bungo merupakan subjek yang tepat untuk
diterapkan metode pembelajaran pengalaman lapangan.
Adapun Visi SMA Negeri 3 Muara Bungo adalah “Berakhlak Mulia,
Mandiri, dan Terampil berdasarkan Imtaq dan Misi nya adalah Meningkatkan
pembinaan keterampilan siswa untuk terjun ke masyarakat, Menciptakan Sekolah
standar Nasional menuju Sekolah Unggulan, Meningkatkan pembinaan di bidang
ekstrakurikuler sehingga dapat meraih prestasi di tingkat Kabupaten, Provinsi dan
Nasional, Menanamkan budaya bersih agar tercipta suasana sekolah yang bersih
dan asri, Meningkatkan pembinaan profesional guru yang berkesinambungan,
Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah sesuai standar, Meningkatkan
pembinaan siswa di bidang keimanan dan ketaqwaan, Menciptakan lulusan yang
memiliki kompetensi yang dapat bersaing.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas X SMA Negeri 3 Muara Bungo. Waktu
penelitiannya adalah pada semester 2 pada Bulan Januari—April 2017 tahun
ajaran 2016/2017.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan januari – april 2017 dengan
rincian sebagai berikut :
NOURAIAN
KEGIATANJANUARI FEBRUARI MARET APRIL
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1Perencanaan siklus
1v v
2Pelaksanaan
tindakan siklus 1v v
3 Observasi siklus 1 v v
4 Refleksi siklus 1 v
5Perencanaan siklus
2v v
6Pelaksanaan
tindakan siklus 2v v
7 Observasi siklus 2 v v
8 Refleksi siklus 2 v
9Penyusunan
laporan penelitianv v
10 Seminar PTK v
11Revisi laporan
PTKv
3.3 Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
Untuk melaksanakan penelitian ini, penulis menyiapkan beberapa
perencanaan sebagai berikut :
a. mengembangkan silabus
b. membuat RPP
c. Menyiapkan Media
d. Menyiapkan Instrumen
e. Menyiapkan Jadwal
2. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, satu siklus dilaksanakan 2
kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
3. Observasi
Untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh teman sejawat
sebagai pengamat atau observer. Observasi dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung. Hal ini dilaksanakan untuk mengamati proses
pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis
agar penulis dapat merefleksi diri tentang proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Dari hasil analisis data maka peneliti dapat mengolah data dan
melaporkan hasil penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
A. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk memperoleh data yang
diinginkan peneliti menggunakan beberapa metode, di antaranya adalah metode
observasi, wawancara, dokumentasi, angket, jurnal harian.
a. Observasi
Nasution (1998) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering
dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih. Sehingga benda-benda yang
sangat kecil maupun jauh dapat diobservasi secara jelas.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
pengalaman lapangan di kelas X SMA Negeri 3 Muara Bungo.. Pengamatan
dilakukan oleh penulis sebagai guru dan didampingi oleh teman sejawat sebagai
observer atau pengamat.
b. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara ini menggunakan wawancara semi restruktur yaitu penulis
telah menyiapkan pertanyaan dan suasana saat wawancara santai.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam teknik ini berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau
self-report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi
(Sugiyono, 2010: 317).
Adapun pihak yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah teman
sejawat yang sama-sama mengajar di kelas X Mia 1 SMA Negeri 3 Muara
Bungo.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan merupakan catatan harian, sejarah kehidupan,
cerita, biografi, peraturan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya Photo,
gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dari penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi dan
wawancara, akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah
pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja atau masyarakat.
Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh photo-photo
atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Jurnal harian adalah catatan singkat dari penulis tentang hal-hal lain yang
tidak tertulis dalam pedoman observasi. Catatan tersebut dianggap dapat
melengkapi data lain sehingga perlu ditulis.
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapati
data tentang proses pembelajaran, gambaran umum SMA Negeri 3 Muara Bungo
dan dokumentasi lain.
d. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Angket ini digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen adalah fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Peneliti
Dalam penelitian kualitatif penelitian merupakan perencanaan,
pelaksanaan, pengumpulan data, analis, penafsiran data dan pada akhirnya
peneliti juga menjadi pelopor hasil penelitiannya.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan sebagai alat pemantau kegiatan guru
maupun siswa selama proses pembelajaran matematika. Sebagai alat pemantau
kegiatan guru, observasi juga dilakukan mengamati dan mencatat tindakan yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan melalui
metode pembelajaran pengalaman lapangan setiap siklus sehingga kelemahan
dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
c. Pedoman wawancara
Wawancara berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan pada guru-
guru atau teman sejawat yang sama-sama mengajar di kelas X Mia 1 dengan
tujuan untuk mengetahui hal-hal yang kurang jelas pada saat observasi.
d. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui pekerjaan siswa saat proses
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pengalaman lapangan.
Alat dokumentasi yang dipakai adalah alat tulis untuk mencatat proses
berlangsungnya wawancara. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan
kegiatan siswa selama proses pelajaran matematika dengan menggunakan metode
pembelajaran pengalaman lapangan.
e. Jurnal Harian
Jurnal harian yang dimaksud adalah catatan singkat dari peneliti tentang
hal-hal lain yang tidak tertulis dalam pedoman observasi. Catatan tersebut
dianggap dapat melengkapi data lain. Sehingga perlu ditulis.
f. Angket
Angket ini digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika. Angket ini
berupa pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui partisipasi,
sikap dan tanggapan mereka setelah mengikuti pembelajaran dengan metode
pembelajaran pengalaman lapangan.
Aspek dalam angket ini adalah minat siswa. Minat siswa dapat dicirikan
dalam beberapa indikator, kemudian masing-masing indikator dijabarkan
menjadi butir-butir item pernyataan.
Tabel 1
Kisi-Kisi Instrumen Angket Penelitian Variabel Minat Siswa
No Aspek Minat siswa
Indikator yang diamati Nomor soal
1 Rasa senang Saya senang belajar dilapangan bersama anggota kelompok
1
2 Saya suka kalau saat dilapangan memberi tambahan nilai
2
3 Saya menjadi lebih senang jika guru sering memberi pujian
3
4 Rasa tertarik
Saya mengerjakan tugas bersama dengan kelompok
4
5 Guru memberi pujian, saya akan lebih tekun belajar
5
6 Dengan pengalaman lapangan, saya akan lebih tertarik dengan pelajaran matematika
6
7 Rasa Ingin Tahu
Saya akan mengerjakan PR/Tugas untuk menambah nilai
7
8 Saya akan bertanya saat mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
8
9 Saya mengulang kembali pelajaran matematika di rumah
9
10 Dengan pengalaman, saya menjadi lebih ingin tahu materi yang akan diajarkan
10
11 Rasa Perhatian
Saat pelajaran matematika saya memperhatikan guru
11
12 Saat guru memberi pujian saya lebih memperhatikan guru daripada berbicara sendiri
12
13 Karena adanya tambahan nilai, saya mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru
13
14 Rasa Antusias
Saya semangat mengerjakan tugas jiwa dipraktekan dilapangan
14
15 Saya lebih giat belajar lagi untuk mempertinggi prestasi
15
16 Saya menjadi lebih semangat belajar 16
dan menjawab pertanyaan dari guru karena belajar dilapangan
17 Dengan belajar di lapangan, saya menjadi lebih semangat bila guru menyuruh mengerjakan tugas
17
18 Keaktifan Dengan belajar dilapangan, saya menjadi lebih aktif dalam berdiskusi bersama kelompok
18
19 Denganpengalaman lapangan, saya lebih aktif bertanya saat pelajaran berlangsung
19
20 Kesiapan Siswa
Sebelum pelajaran matematika di mulai, saya selalu mempersiapkan buku dan alat tulis terlebih dahulu
20
Tabel 2Petunjuk Pemberian Skor Angket Minat Belajar Siswa
Jumlah Skor Kategori4 Selalu3 Sering2 Kadang-kadang
1 Tidak Pernah
Untuk mendukung data angket yang penulis lakukan maka peneliti juga
menambahkan lembar observasi untuk melihat motivasi siswa pada saat proses
pembelajaran. Yang mana lembar observasi ini akan di isi oleh peneliti dan
dibantu oleh observer. Adapun formatnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3
Lembar observasi Minat Siswa
No Nama Siwa Indikator Minat Jumla
h
Rata-
rata1 2 3 4 5 6 7