Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo

37
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENGALAMAN LAPANGAN UNTUK PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 MUARA BUNGO DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 OLEH Gusri Yandani, S.Pd SMA NEGERI 3 MUARA BUNGO KABUPATEN BUNGO

Transcript of Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo

Page 1: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENGALAMAN LAPANGAN UNTUK PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 MUARA BUNGO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

MATEMATIKA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

OLEH

Gusri Yandani, S.Pd

SMA NEGERI 3 MUARA BUNGO

KABUPATEN BUNGO

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Page 2: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya

peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian maupun

tanggung jawab sebagai warga negara. Marsigit (1996: 61) menyatakan bahwa

“ahli-ahli kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat

bergantung kepada kualitas guru dan praktek pembelajarannya sehingga

peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan

mutu pendidikan secara nasional”.

Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka

berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan

pada perubahan-perubahan kualitatif. Guru bertanggung jawab untuk mengatur

dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatan di kelas. Untuk menunjang ini perlu adanya manajemen siswa yang baik,

salah satu di antaranya pembenahan penerapan pembelajaran pengalaman

lapangan.

Pada kenyataannya pembelajaran matematika di sekolah-sekolah seperti di

sekolah penulis masih memunculkan beberapa masalah seperti, Siswa sering

terlambat masuk kelas waktu jam pelajaran, Siswa sering izin keluar kelas,

mengobrol saat belajar, mengganggu teman saat belajar, mencontek pekerjaan

teman, tidur saat belajar, bermain HP saat belajar, tidak mau mencatat pelajar,

tidak mau mengerjakan latihan.

Masalah di atas disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; Kurangnya

motivasi siswa dalam belajar, Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran.

Di antara permasalahan yang penulis paparkan di atas permasalahan yang

esensial adalah Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Masalah ini

tentu tidak dapat dibiarkan karena berdampak pada; Minat belajar anak terhadap

Page 3: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

pelajaran akan semakin berkurang, Hasil belajar siswa akan menurun, Siswa akan

merasa sulit memahami materi, dan Siswa akan sering mencontek temannya.

Sebagai guru pembimbing pembelajaran matematika penulis mencoba

mencari alternatif solusi pemecahan masalah melalui penggunaan beberapa

metode pembelajaran seperti; Menerapkan metode pembelajaran Ceramah,

Menerapkan metode pembelajaran Demonstrasi, Menerapkan metode

pembelajaran Diskusi, Menerapkan metode pembelajaran Simulasi, Menerapkan

metode pembelajaran Pengalaman Lapangan, dan Menerapkan metode

pembelajaran Debat.

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pembelajaran Pengalaman

Lapangan untuk meningkatkan minat belajar siswa. Adapun alasan pengambilan

metode ini karena metode pengalaman lapangan memiliki keunggulan-keunggulan

teoritis sebagai berikut :

Kelebihannya antara lain:

a) memberikan suasana yang menyenangkan, sehingga peserta didik lebih

gembira mengikuti kegiatan pembelajaran,

b) memberikan suasana rileks sehingga peserta didik tidak tegang dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran,

c) memberikan kesempatan berkomunikasi antar teman, serta pendidiknya dalam

kaitannya dengan pembelajaran,

d) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan dan

mempraktikkan sendiri pengalaman matematikanya,

e) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pemahaman

sendiri dari hasil pengalaman matematikanya, serta

f) mendorong kemampuan peserta didik untuk membuat kesimpulan

ataspemahaman yang diperolehnya.

Page 4: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran pengalaman lapangan bisa

meningkatkan minat siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 3 Muara Bungo dalam

proses pembelajaran Matematika ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran pengalaman lapangan bisa

meningkatkan minat siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 3 Muara Bungo dalam

proses pembelajaran Matematika ?

Page 5: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakekat Pembelajaran Matematika

Menurut Yamin (2012:96) belajar merupakan proses orang memperoleh

kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir

hayat seseorang. Rasullah SAW., menyakan dalam salah satu hadistnya bahwa

manusia harus belajar sejak dari ayunan hingga liang lahat. Orang tua wajib

membelajarkan anak-anaknya agar kelak dewasa ia mampu hidup mandiri dan

mengembangkan dirinya, demikian juga sebuah sya’ir islam dalam baitnya

berbunyi; “belajar sewaktu kecil ibarat melukis di atas batu”.

Slameto (2003:2) juga menjelaskan, belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berikut adanya

pengalaman. Pembentukan tingkah laku ini meliputi perubahan keterampilan,

kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Oleh karena itu, belajar

adalah proses aktif, yaitu proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di

sekitar individu.

Menurut Suprihatiningrum (2013:75) pembelajaran adalah serangkaian

kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara

terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar.Lingkungan yang dimaksud

tidak hanya berupa tempat ketika pembelajaran itu berlangsung, tetapi juga

metode, media, dan peralatanyang diperlukan untuk menyampaikan

informasi.Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan pendidik untuk

membantu siswa agar dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan membantu

memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.

Lebih lanjut Trianto (2009:17) mendifinisikan pembelajaran sebagai usaha

sadar dari seorang guru untuk pembelajaran siswanyadalam rangka mencapai

tujuan yang diharapkan.Pembelajaran merupakan proses utama yang

Page 6: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

diselenggarakan dalam kehidupan disekolah sehingga diantara guru yang

mengajar dan anak didik yang belajar dituntun profit tertentu. Ini berarti guru dan

anak didik harus memenuhi persyaratan, baik dalam pengetahuan, kemampuan

sikap dan nilai, serta sifat-sifat pribadi agar pembelajaran dapat terlaksana dengan

efisien dan efektif.

2.2 Metode Pembelajaran Matematika

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi

pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;

(5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)

simposium, dan sebagainya.

Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode

pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan

dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.

Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode

pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh

pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk

mencapai tujuan”.

Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa :

metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan

oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai

tujuan.

Benny A. Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses pembelajaran adalah

agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai

tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”.

Banyak metode yang digunakan seorang guru dalam pembelajaran passing bawah

Page 7: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

bolavoli, antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif dan

konvensional.

2.3 Metode Pembelajaran Pengalaman Lapangan

A. Pengertian

Metode pembelajaran di lapangan adalah metode pembelajaran yang

didisain agar siswa mempelajari langsung materi pelajaran pada objek yang

sebenarnya, dengan demikian pembelajaran akan semakin nyata. Proses

pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas atau di luar sekolah, memiliki arti yang

sangat penting untuk perkembangan siswa, karena proses pembelajaran yang

demikian dapat memberikan pengalaman langsung ke pada siswa, dan

pengalaman langsung memungkinkan materi pelajaran akan semakin kongkrit dan

nyata yang berarti proses pembelajaran akan lebih bermakna.

Kegiatan pembelajaran tersebut diarahkan untuk mengembangkan

kemampuan mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam

kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri yang harus dilakukan melalui

pembelajaran yang (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan

kreativitas, (3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, (4)

menyediakan pengalaman belajar yang beragam, (5) menciptakan keseimbangan

pengembangan moral.

B.  Langkah-langkah

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran

pengalaman lapangan

1) Kegiatan pendahuluan, dilakukan oleh pendidik dengan menyapa peserta didik

dan menyiapkan kondisi pembelajaran.

2) Penyampaian tujuan pembelajaran, dilakukan oleh pendidik setelah melakukan

kegiatan pendahuluan dengan maksud agar peserta didik mengetahui tujuan

yang akan dicapai setelah selesai kegiatan pembelajaran.

3) Penjajagan awal kemampuan peserta didik, yang dilakukan dengan pemberian

pertanyaan oleh pendidik kepada peserta didiknya. Hal ini untuk mengetahui

Page 8: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

sejauh mana pemahaman awal peserta didik terhadap materi pembelajaran

pengalaman lapangan yang akan dilakukan.

4) Penjelasan pokok bahasan/materi, dilakukan oleh pendidik untuk memberikan

pemahaman awal peserta didik terhadap materi pembelajaran pengalaman

lapangan yang akan diberikan

5) Pengelompokan peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil dilakukan

pendidik setelah penjelasan materi dan penjajagan awal peserta didik. Hal ini

bertujuan untuk memudahkan pendidik dalam memantau kegiatan setiap

peserta didik.

6) Pembagian media kepada masing-masing kelompok, dilakukan oleh pendidik

setelah pembagian kelompok.

7) Penjelasan cara melaksanakan praktik pengalaman lapangan, dilakukan oleh

pendidik sebelum kegiatan praktik dimulai dan setelah pembagian kelompok

serta media belajar.

8) Pelaksanaan praktik pengalaman lapangan, dilakukan oleh peserta didik setelah

semua siap, baik pendidik, peserta didik maupun perangkat pembelajarannya.

Kegiatan ini dipandu dan dibimbing oleh pendidik sampai peserta didik

memperoleh pemahaman sendiri.

9) Pembuatan laporan, disusun oleh peserta didik setelah kegiatan praktik

pengalaman lapangan selesai. Hasil laporan digunakan oleh pendidik untuk

mengevaluasi sejauh mana pemahaman peserta didik tentang hal yang

dipraktikkannya.

10) Pembuatan kesimpulan, dilakukan oleh peserta didik setelah memperoleh

pemahaman yang diperolehnya di lapangan.

11) Penguatan dan penegasan, dilakukan oleh pendidik setelah peserta didik

selesai membuat kesimpulan dari kegiatan praktik pengalaman lapangan yang

telah dilakukan.

Page 9: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

C.  Kelebihan Dan Kekurangan Dalam Pembelajaran Pengalaman Lapangan

Hasil evaluasi penggunaan metode pembelajaran pengalaman lapangan,

1. Kelebihannya antara lain:

a) memberikan suasana yang menyenangkan, sehingga peserta didik lebih

gembira mengikuti kegiatan pembelajaran,

b) memberikan suasana rileks sehingga peserta didik tidak tegang dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran,

c) memberikan kesempatan berkomunikasi antar teman, serta pendidiknya

dalam kaitannya dengan pembelajaran,

d) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan dan

mempraktikkan sendiri pengalaman matematikanya,

e) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan

pemahaman sendiri dari hasil pengalaman matematikanya, serta

f) mendorong kemampuan peserta didik untuk membuat kesimpulan

ataspemahaman yang diperolehnya.

2. Kelemahannya antara lain:

a) memerlukan persiapan yang matang, baik oleh penyelenggara, maupun

pendidik bidang studi yang bersangkutan,

b) media yang cukup dan memadai, serta

c) waktu yang lebih banyak dibanding dengan menggunakan metode belajar

yang lain

2.4 Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar, seluruh

faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan murid harus dapat diperhatikan.

Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku siswa

sebagai timabal balik dari hasil sebuah pengajaran.

Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat

mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu atau

Page 10: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa

inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat. Lebih lanjut terdapat

beberapa pengertian minat diantaranya adalah:

Menurut M. Alisuf Sabri Minat adalah “kecenderungan untuk selalu

memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat ini erat

kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi

karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat kepada sesuatu berarti

ia sikapnya senang kepada sesuatu”.

Menurut Muhibbin Syah Minat adalah “kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.

Menurut Ahmad D. Marimba Minat adalah “kecenderungan jiwa kepada

sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya

disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu”.

Menurut Drs. Mahfudh Shalahuddin Minat adalah “perhatian yang

mengandung unsur-unsur perasaan”. Dengan begitu minat, tambah Mahfudh,

sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu

pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.

Menurut Crow dan Crow bahwa “minat atau interest bisa berhubungan

dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cendrung atau merasa tertarik pada

orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”

Dari kelima pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa minat akan

timbul apabila mendapatkan rangsangan dari luar. Dan kecenderungan untuk

merasa tertarik pada suatu bidang bersifat menetap dan merasakan perasaan yang

senang apabila ia terlibat aktif didalamnya. Dan perasaan senang ini timbul dari

lingkungan atau berasal dari objek yang menarik.

Dengan penjelasan ini, apabila seorang guru ingin berhasil dalam melakukan

kegiatan belajar mengajar harus dapat memberikan rangsangan kepada murid agar

ia berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar tersebut. Apabila murid

sudah merasa berminat mengikuti pelajaran, maka ia akan dapat mengerti dengan

mudah dan sebaliknya apabila murid merasakan tidak berminat dalam melakukan

Page 11: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

proses pembelajaran ia akan merasa tersiksa mengikuti pelajaran tersebut.

b. Aspek-aspek Minat Belajar

Seperti yang telah di kemukakan bahwa minat dapat diartikan sebagai suatu

ketertarikan terhadap suatu objek yang kemudian mendorong individu untuk

mempelajari dan menekuni segala hal yang berkaitan dengan minatnya tersebut.

Minat yang diperoleh melalui adanya suatu proses belajar dikembangkan

melalui proses menilai suatu objek yang kemudian menghasilkan suatu penilaian

– penilaian tertentu terhadap objek yang menimbulkan minat seseorang .

Penilaian-penilaian terhadap objek yang diperoleh melalui proses belajar

itulah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan mengenal adanya

ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap objek yang dihadapinya.

Hurlock (1978) mengatakan “minat merupakan hasil dari pengalaman atau

proses belajar”.6 Lebih jauh ia mengemukakan bahwa minat memiliki dua aspek

yaitu:

1. Aspek kognitif

Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai

bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif

di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.

2. Aspek afektif

Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan

dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan

minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan

tindakan seseorang.

Berdasarkan uraian tersebut, maka mint terhadap mata pelajaran SKI yang

dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses

penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap.

Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap

objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat

menimbulkan minat.

Page 12: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

c. Indikator Minat Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah “Alat pemantau

(sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk / keterangan”. Kaitannya dengan

minat siswa maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan

petunjuk ke arah minat. Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat

belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun

dirumah.

a. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran

SKI misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan

SKI. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.

b. Perhatian dalam Belajar

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian

merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian,

dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang yang

memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan

memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat

terhadap pelajaran SKI, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari

gurunya.

c. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik

Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran

karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya

terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman

sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Walaupun demikian lama-kelamaan

jika siswa mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap mata

pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia

tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata. Sebagaimana dikemukakan oleh

Brown yang dikutip oleh Ali Imran sebagai berikut:

“Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh,

tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi

serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada gur, ingin selalu bergabung

Page 13: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diketahui oleh orng lain, tindakan

kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontroldiri, selalu mengingat pelajaran ”dan

mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya .

d. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran

Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga bahan

pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan fungsi

pelajaran (dalam hal ini pelajaran SKI) juga merupakan salah satu indikator minat.

Karena setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Seperti contoh

misalnya pelajaran SKI banyak memberikan manfaat kepada siswa bila SKI tidak

hanya dipelajari di sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak

membaca pelajaran SKI maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat

dalam pelajaran SKI tersebut.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat terutama minat

yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor

yang dapat mempengaruhi munculnya minat.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara

lain:

1) Motivasi

Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat

internal ataupun eksternal. Menurut D.P. Tampubolon minat merupakan

“perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada

motivasi”. seorang siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang

tafsir misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku tentang

tafsir, mendiskusikannya, dan sebagainya.

2) Belajar

Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar siswa yang

semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama kelamaan lantaran

bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran tersebut, minat pun tumbuh

sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai

dengan pendapatnya Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa “minat akan

Page 14: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

timbul dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan

belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang minat”.

3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru

Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor

bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik

minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya

bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh

siswa, sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto bahwa “Minat mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar

dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya”.

Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan

minat belajar siswa. Menurut Kurt Singer bahwa “Guru yang berhasil membina

kesediaan belajar murid-muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang

terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan murid-muridnya”.12

Guru yang pandai, baik, ramah , disiplin, serta disenangi murid sangat

besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat murid. Sebaliknya guru yang

memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh murid, akan sukar dapat merangsang

timbulnya minat dan perhatian murid.

Bentuk-bentuk kepribadian gurulah yang dapat mempengaruhi timbulnya

minat siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru harus peka

terhadap situasi kelas. Ia harus mengetahui dan memperhatikan akan metode-

metode mengajar yang cocok dan sesuai denga tingkatan kecerdasan para

siswanya, artinya guru harus memahami kebutuhan dan perkembangan jiwa

siswanya.

4) Keluarga

Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya

keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap

pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruhnya bagi

perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat diperlukan

dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua.

Page 15: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

5) Teman Pergaulan

Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minatnya

oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus bagi remaja,

pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah mereka

memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama- sama untuk

mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami.

6) Lingkungan

Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal ini

ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow & Crow bahwa

“minat dapat diperoleh dari kemudian sebagai dari pengalaman mereka dari

lingkungan di mana mereka tinggal”. Lingkungan sangat berperan dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang

mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat

tempat bergaul, juga tempat bermain sehari-hari dengan keadaan alam dan

iklimnya, flora serta faunanya.

Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan

perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta

jasmani dan rohaninya.

7) Cita-cita

Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa.

Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga

dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam

prospek kehidupan di masa yang akan datang. Cita- cita ini senantiasa

dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang meskipun mendapat

rintangan, seseorang tetap beruaha untuk mencapainya.

8) Bakat

Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat dibuktikan dengan

contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat menyanyi, secara tidak langsung

ia akan memiliki minat dalam hal menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai

sesuatu yang lain, kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu

beban bagi dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah

Page 16: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.

9) Hobi

Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang menyebabkan

timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki hobi terhadap

matematika maka secara tidak langsung dalam dirinya timbul minat untuk

menekuni ilmu matematika, begitupun dengan hobi yang lainnya. Dengan

demikian, faktor hobi tidak bisa dipisahkan dari faktor minat.

10) Media Massa

Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau pun media

elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk memperhatikan dan

menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah, gaya hidup, nilai-nilai, dan

juga perilaku sehari-hari. Minat khalayak dapat terarah pada apa yang dilihat,

didengar, atau diperoleh dari media massa.

11) Fasilitas

Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang berada di rumah, di

sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang positif dan negatif.

Sebagai contoh, bila fasilitas yang mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia,

maka timbul minat anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas

yang ada justru mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempat-tempat

hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak negatif bagi

pertumbuhan minat tersebut.

Page 17: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Mia 1 SMA Negeri 3 Muara

Bungo dengan Jumlah 32 orang dengan rincian laki-laki sebanyak 15 orang dan

perempuan sebanyak 17 orang. Dipilihnya subjek ini karena bagi peneliti kelas X

Mia 1 SMA Negeri 3 Muara Bungo merupakan subjek yang tepat untuk

diterapkan metode pembelajaran pengalaman lapangan.

Adapun Visi SMA Negeri 3 Muara Bungo adalah “Berakhlak Mulia,

Mandiri, dan Terampil berdasarkan Imtaq dan Misi nya adalah Meningkatkan

pembinaan keterampilan siswa untuk terjun ke masyarakat, Menciptakan Sekolah

standar Nasional menuju Sekolah Unggulan, Meningkatkan pembinaan di bidang

ekstrakurikuler sehingga dapat meraih prestasi di tingkat Kabupaten, Provinsi dan

Nasional, Menanamkan budaya bersih agar tercipta suasana sekolah yang bersih

dan asri, Meningkatkan pembinaan profesional guru yang berkesinambungan,

Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah sesuai standar, Meningkatkan

pembinaan siswa di bidang keimanan dan ketaqwaan, Menciptakan lulusan yang

memiliki kompetensi yang dapat bersaing.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas X SMA Negeri 3 Muara Bungo. Waktu

penelitiannya adalah pada semester 2 pada Bulan Januari—April 2017 tahun

ajaran 2016/2017.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan januari – april 2017 dengan

rincian sebagai berikut :

Page 18: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

NOURAIAN

KEGIATANJANUARI FEBRUARI MARET APRIL

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1Perencanaan siklus

1v v

2Pelaksanaan

tindakan siklus 1v v

3 Observasi siklus 1 v v

4 Refleksi siklus 1 v

5Perencanaan siklus

2v v

6Pelaksanaan

tindakan siklus 2v v

7 Observasi siklus 2 v v

8 Refleksi siklus 2 v

9Penyusunan

laporan penelitianv v

10 Seminar PTK v

11Revisi laporan

PTKv

3.3 Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Untuk melaksanakan penelitian ini, penulis menyiapkan beberapa

perencanaan sebagai berikut :

a. mengembangkan silabus

b. membuat RPP

c. Menyiapkan Media

d. Menyiapkan Instrumen

e. Menyiapkan Jadwal

Page 19: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

2. Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, satu siklus dilaksanakan 2

kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

3. Observasi

Untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh teman sejawat

sebagai pengamat atau observer. Observasi dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung. Hal ini dilaksanakan untuk mengamati proses

pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis

agar penulis dapat merefleksi diri tentang proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Dari hasil analisis data maka peneliti dapat mengolah data dan

melaporkan hasil penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

A. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk memperoleh data yang

diinginkan peneliti menggunakan beberapa metode, di antaranya adalah metode

observasi, wawancara, dokumentasi, angket, jurnal harian.

a. Observasi

Nasution (1998) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para

ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering

dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih. Sehingga benda-benda yang

sangat kecil maupun jauh dapat diobservasi secara jelas.

Page 20: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

Observasi ini dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

pengalaman lapangan di kelas X SMA Negeri 3 Muara Bungo.. Pengamatan

dilakukan oleh penulis sebagai guru dan didampingi oleh teman sejawat sebagai

observer atau pengamat.

b. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Wawancara ini menggunakan wawancara semi restruktur yaitu penulis

telah menyiapkan pertanyaan dan suasana saat wawancara santai.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan

diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam teknik ini berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau

self-report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi

(Sugiyono, 2010: 317).

Adapun pihak yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah teman

sejawat yang sama-sama mengajar di kelas X Mia 1 SMA Negeri 3 Muara

Bungo.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan merupakan catatan harian, sejarah kehidupan,

cerita, biografi, peraturan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya Photo,

gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dari penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi dan

wawancara, akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah

pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja atau masyarakat.

Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh photo-photo

Page 21: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Jurnal harian adalah catatan singkat dari penulis tentang hal-hal lain yang

tidak tertulis dalam pedoman observasi. Catatan tersebut dianggap dapat

melengkapi data lain sehingga perlu ditulis.

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapati

data tentang proses pembelajaran, gambaran umum SMA Negeri 3 Muara Bungo

dan dokumentasi lain.

d. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab. Angket ini digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Peneliti

Dalam penelitian kualitatif penelitian merupakan perencanaan,

pelaksanaan, pengumpulan data, analis, penafsiran data dan pada akhirnya

peneliti juga menjadi pelopor hasil penelitiannya.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan sebagai alat pemantau kegiatan guru

maupun siswa selama proses pembelajaran matematika. Sebagai alat pemantau

kegiatan guru, observasi juga dilakukan mengamati dan mencatat tindakan yang

dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan melalui

metode pembelajaran pengalaman lapangan setiap siklus sehingga kelemahan

dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

Page 22: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

c. Pedoman wawancara

Wawancara berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan pada guru-

guru atau teman sejawat yang sama-sama mengajar di kelas X Mia 1 dengan

tujuan untuk mengetahui hal-hal yang kurang jelas pada saat observasi.

d. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui pekerjaan siswa saat proses

pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pengalaman lapangan.

Alat dokumentasi yang dipakai adalah alat tulis untuk mencatat proses

berlangsungnya wawancara. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan

kegiatan siswa selama proses pelajaran matematika dengan menggunakan metode

pembelajaran pengalaman lapangan.

e. Jurnal Harian

Jurnal harian yang dimaksud adalah catatan singkat dari peneliti tentang

hal-hal lain yang tidak tertulis dalam pedoman observasi. Catatan tersebut

dianggap dapat melengkapi data lain. Sehingga perlu ditulis.

f. Angket

Angket ini digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika. Angket ini

berupa pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui partisipasi,

sikap dan tanggapan mereka setelah mengikuti pembelajaran dengan metode

pembelajaran pengalaman lapangan.

Aspek dalam angket ini adalah minat siswa. Minat siswa dapat dicirikan

dalam beberapa indikator, kemudian masing-masing indikator dijabarkan

menjadi butir-butir item pernyataan.

Page 23: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

Tabel 1

Kisi-Kisi Instrumen Angket Penelitian Variabel Minat Siswa

No Aspek Minat siswa

Indikator yang diamati Nomor soal

1 Rasa senang Saya senang belajar dilapangan bersama anggota kelompok

1

2 Saya suka kalau saat dilapangan memberi tambahan nilai

2

3 Saya menjadi lebih senang jika guru sering memberi pujian

3

4 Rasa tertarik

Saya mengerjakan tugas bersama dengan kelompok

4

5 Guru memberi pujian, saya akan lebih tekun belajar

5

6 Dengan pengalaman lapangan, saya akan lebih tertarik dengan pelajaran matematika

6

7 Rasa Ingin Tahu

Saya akan mengerjakan PR/Tugas untuk menambah nilai

7

8 Saya akan bertanya saat mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas

8

9 Saya mengulang kembali pelajaran matematika di rumah

9

10 Dengan pengalaman, saya menjadi lebih ingin tahu materi yang akan diajarkan

10

11 Rasa Perhatian

Saat pelajaran matematika saya memperhatikan guru

11

12 Saat guru memberi pujian saya lebih memperhatikan guru daripada berbicara sendiri

12

13 Karena adanya tambahan nilai, saya mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru

13

14 Rasa Antusias

Saya semangat mengerjakan tugas jiwa dipraktekan dilapangan

14

15 Saya lebih giat belajar lagi untuk mempertinggi prestasi

15

16 Saya menjadi lebih semangat belajar 16

Page 24: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo

dan menjawab pertanyaan dari guru karena belajar dilapangan

17 Dengan belajar di lapangan, saya menjadi lebih semangat bila guru menyuruh mengerjakan tugas

17

18 Keaktifan Dengan belajar dilapangan, saya menjadi lebih aktif dalam berdiskusi bersama kelompok

18

19 Denganpengalaman lapangan, saya lebih aktif bertanya saat pelajaran berlangsung

19

20 Kesiapan Siswa

Sebelum pelajaran matematika di mulai, saya selalu mempersiapkan buku dan alat tulis terlebih dahulu

20

Tabel 2Petunjuk Pemberian Skor Angket Minat Belajar Siswa

Jumlah Skor Kategori4 Selalu3 Sering2 Kadang-kadang

1 Tidak Pernah

Untuk mendukung data angket yang penulis lakukan maka peneliti juga

menambahkan lembar observasi untuk melihat motivasi siswa pada saat proses

pembelajaran. Yang mana lembar observasi ini akan di isi oleh peneliti dan

dibantu oleh observer. Adapun formatnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3

Lembar observasi Minat Siswa

No Nama Siwa Indikator Minat Jumla

h

Rata-

rata1 2 3 4 5 6 7

Page 25: Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo