Latar Belakang MPI

download Latar Belakang MPI

of 3

Transcript of Latar Belakang MPI

  • 8/18/2019 Latar Belakang MPI

    1/3

    Pengaruh Ukuran Batubaram suhum dan tekanan terhadap efsiensi

    pembangkit listrik tenaga uap batubara

    1.1. Latar Belakang

    Batubara sebagai sumber energi panas sering kali digunakan sebagai

    bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap. PLTU digolongkan sebagai

    pembangkit listrik tenaga thermal yang mengubah energi kimia dalam bahan

    bakar menjadi energi listrik. Bahan bakar pada PLTU dapat berupa bahan bakar

    padat

    (batubara), cair (BBM) serta gas. Proses konersi batubara menjadi listrik

    tersebut dapat dibagi dalam ! tahap yaitu"

    a. Tahap pertama, terjadi pada boiler yang merubah energi kimia batubara

    menjadi uap bertekanan dan temperature tinggi.

    b. Tahap kedua berlangsung pada turbin uap yang merubah energi uap menjadi

    energi putaran mekanik.

    c. Tahap ketiga pada generator yang mengubah energi putaran menjadi listrik.

    #alah satu komponen utama boiler dalam PLTU adalah $oal %iring #ystem

    (B$%#) yang ber&ungsi memanaskan batubara untuk memanaskan boiler,

    #ubsistem B$%L terdiri dari ' komponen utama yaitu coal &eeder, pulerier,

    primary air &an, steam coil, dan primary air heater.

      Pulerier ber&ungsi untuk menghaluskan batu bara sebelum

    masukboiler. leh sebab itu pulerier merupakan salah #atu komponen utamasubsistem B$%#. Untuk menjamin system pembangkit dapat beroperasi secara

    kontinyu, biasanya dipasang standby pulerier yang digunakan untuk

    menggantikan &ungsi pulerier yang mengalami kerusakan. *engan

    menggunakan batubara diba+ah spesikasi boiler maka suplay batubara yang

    dibutuhkan untuk memanaskan boiler akan semakin tinggi, imbasnya pulerier

    akan digunakan secara maksimum untuk memenuhi kapasitas yang diinginkan

    dari boiler tersebut, masalah yang timbul adalah jika terjadi kerusakan pada

    salah satu pulerier maka kapasitas mill dari batu bara akan berkurang, yang

    akibatnya suplay batu bara ke boiler juga ikut berkurang, hal ini akan berdampak

    pada per&ormance dari PLTU.

    #ebagai sumber panas, maka batubara harus memiliki nilai kalor yang

    tinggi agar dapat dihasilkan esiensi yang tinggi dari pembangkit tersebut. -ilai

    kalor dari batubara sangat dipengaruhi oleh kandungan air batubara tersebut.

    #emakin tinggi nilai kadar air maka nilai kalor batubara akan menurun. #ecara

    spesik pemakaian batubara dengan kelembaban '/ sd 01 / akan

    menyebabkan rendahnya heating alue, heat ratenaik, stack 2ue gas dan stack

    loss meningkat, listrik pemakaian sendiri naik, e3siensi pembangkit turun,

    berkurangnya kapasitas mill, serta naiknya biaya pemeliharaan.

    Menurut data dari 4ndonesia $oal 4ndustri utlook 155, jumlah

    sumberdaya batubara indonesia adalah sebesar 510,60 milyar ton. #edangkan

     T#7 dan #ojits $orporation pada 8orkshop $lean $oal Technology 155menyampaikan bah+a komposisi sumberdaya batubara tersebut terdiri dari lignit

  • 8/18/2019 Latar Belakang MPI

    2/3

    '9,: /, sub;bituminous kg.

    = Bituminous, mineral padat, ber+arna hitam atau coklat tua, sering digunakan

    dalam pembangkit listrik tenaga uap. Bituminous memiliki nilai kalor ':11

    kcal>kg hingga kg.

    = ?ntrasit, merupakan jenis batubara yang memiliki kandungan yang paling

    tinggi dengan struktur yang lebih keras serta permukaan yang lebih kilau dan

    sering digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri.?ntrasit

    merupakan batubara yang miliki nilai kalor paling tinggi yaitu lebih dari kg.

    $iri dari batubara kelas rendah seperti lignit dan subbituminous adalah

    kandungan air yang cukup tinggi dibandingkan dengan batubara kelas di

    atasnya, yaitu ' sampai 01 / pada batubara lignit , dan 5' sampai !1 / pada

    subbituminous.

    Menurut Bart Lucarelli pada $leaner $oal 8orkshop 56;5 ?ugust 119 @aLong $ity, Aietnam , saat ini banyak perusahaan batubara 4ndonesia yang

    mengatakan bah+a batubara sub ;bituminous mereka telah habis terjual.

    *engan demikian akan banyak PLTU yang tidak dapat beroperasi secara optimal

    karena tidak tersedia batubara dengan nilai kalor dan kadar air sesuai dengan

    spesikasi tersebut.-amun mengingat banyaknya kerugian jika PLTU beroperasi

    dengan batubara yang nilai kalornya diba+ah nilai kalor desain, maka alternati& 

    yang cukup menarik adalah dengan teknologi pengering batubara ($oal *rying).

    *engan demikian maka nilai kalor batubara dapat dinaikkan sampai nilai kalor

    desain boiler PLTU.

    Pada tahun 155 para peneliti dari PL- Puslitbang 7etenagalistrikanberhasil membangun dan mengoperasikan alat pengering batubara skala

    laboratorium dengan kapasitas 5 ton batubara per jam. Proses pengeringan

    menggunakan gas buang (2ue gas) dengan tujuan mengurangi resiko terbakar

    sendiri (sel& combustion) dan meman&aatkan panas dari gas buang tersebut.

     Tingginya kebutuhan batubara denga nilai kalor tinggi tidak diimbangi

    dengan ketersediaan batubara tersebut. *i 4ndonesia sendiri, masih banyak

    batubara yang tergolong dalam batubara kalor rendah. Untuk itu perlu adanya

    upaya untuk meningkatakan nilai kalor jenis dari batubara tersebut. #aat ini

    sudah banyak sekali dikembangkan teknologi untuk meningkatkan nilai kalor dari

    batubara yang semula tergolong batubara dengan nilai kalor rendah menjadi

    batubara dengan nilai kalor tinggi. Teknologi yang sering digunakan adalah

  • 8/18/2019 Latar Belakang MPI

    3/3

    drying system dimana sistem ini ber&ungsi sebagai pengering untuk mengurangi

    kadar air dalam batubara.