LAPSUS Tn. Haris (Gilut)
-
Upload
furiesamw021289 -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
Transcript of LAPSUS Tn. Haris (Gilut)
KARIES GIGI
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
Kerusakan gigi berupa lubang yang
disebabkan karies
Karies gigi adalah sebuah penyakit gigi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan
gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi,
infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Peningkatan prevalensi karies banyak
dipengaruhi perubahan dari pola makan.
Etiologi karies gigi Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur
(white point) namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja
dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati
daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.
Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies : permukaan gigi, bakteri kariogenik
(penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu
1. Permukaan Gigi (Host)
Anatomi gigi (bentuk dan ukuran) juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur
yang tidak rata dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering
terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan. Bagian yang paling sering terserang karies
adalah bagiian pit dan fissure pada permukaan oklusal dan premolar
Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena
karies Amelogenesis imperfekta yang timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang, ada penyakit
di mana enamel tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah ketidak
sempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab
utama dari karies.
2. Bakteri
Preparat Streptococcus mutans.
Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri
penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacili di antaranya. Khusus untuk karies
akar bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacilus acidophilus, Actinomycetes viscosus,
Nocardia spp. Dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada plak.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak
karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk surosa, fruktosa dan glukosa. Asam yang
diproduksi tersebut mepengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah
gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5,
proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak
mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.
3. Karbohidrat yang dapat difermentasikan
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi asam
laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut fermentasi. Bila asam ini mengenai gigi
dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah
dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan
cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus
berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.
4. Waktu
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi
perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri
pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi
normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi.
Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
Faktor lainnya
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.
Air liur dapat menjadi penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan dimana
air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada sindrom sjogren, diabetes mellitus, diabetes
insipidus, dan sarkoidosis
Karies yang merajalela karena penggunaan metamfetamin. Obat-obatan seperti antihistamin dan
antidepresan dapat memengaruhi produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat
merusak sel pada kelenjar liur
Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor yang
signifikan pada penyakit periodontitis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan gusi yang
menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah
mengalami demineralisasi.
Karies kanak-kanak/karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi sus. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya
dapat terkena juga. Sebutan "karies botol susu" karena karies ini sering muncul pada anak-anak
yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan
oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies ini sering
ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula
yang tinggi, dan penggunaan metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila karies
yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang
dipengaruhi radiasi.
Klasifikasi
Bentuk-bentuk karies, didalam buku Rasinta Tarigan (1993) :
1. Berdasarkan stadium karies ( dalamnya karies gigi ) terbagi menjadi 3 yaitu:
- Karies Superficialis
Dimana karies baru mengenai email saja, sedang dentin belum terkena.
- Karies Media
Dimana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
- Karies Profunda
Dimana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai
pulpa.
Karies profunda ini dibagi lagi atas :
- Karies profunda stadium I :
Karies telah melewati setengah dentin, biasanya radang pulpa belum dijumpai.
- Karies profunda stadium II :
Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa. Biasanya disini telah
terjadi radang pulpa.
- Karies profunda stadium III :
Pulpa telah terbuka. Dijumpai bermacam-macam radang pulpa.
2. Berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies, yaitu :
- karies ringan : jika serangan kariesnya hanya pada gigi yang paling rentan seperti pit dan
fisure sedangkan kedalaman kariesnya hanya menganai email
- karies sedang : serangan karies yang meliputi permukaan oklusal dan aproksimal gigi
posterior , kedalaman karies mencapain dentin
- karies berat : jika meliputi gigi anterior dan kedalaman kariesnya sudah mencapai pulpa
3. Berdasarkan lokalisasinya menurut G.V.Black, yaitu :
a. Klas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal ( pits dan fissure ) dari gigi premolar dan molar ( gigi
posterior ). Dapat juga terdapat pada gigi anterior di foramen caecum.
b. Klas II
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi molar atau premolar, yang umumya
meluas sampai kebagian oklusal.
c. Klas III
Karies yang tedapat pada bagian apprioximal dari gigi depan,
( tetapi belum mencapai 1/3 incisal gigi ) .
d. Klas IV
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi depan dan sudah mencapai margo incisal (
telah mencapai 1/3 incisal gigi )
e. Klas V
Karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi – gigi depan maupun gigi belakang pada
permukaan labial, lingual, palatal, ataupun bukal dari gigi
Faktor lain yang mempengaruhi pembentukan karies terjadinya karies merupakan multi
faktor yang terdiri dari faktor luar dan dalam, dari faktor luar antara lain faktor dari usia, suku
bangsa kultur sosial penduduk dan kesadaran, sikap dan perilaku, individu terhadap kesehatan
gigi.
1. Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun semakin bertambah. Hal ini jelas,
karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.
2. Suku bangsa
keadaan sosial ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan karies dan jangkauan pelayanan
kesehatan gigi yang berbeda di setiap suku.
3. Kultur sosial penduduk
Faktor yang mempengaruhi perbedaan ini ialah pendidikan, dan penghasilan yang berhubungan
dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain. Perilaku sosial dan kebiasaan akan
menyebabkan perbedaan jumlah karies.
4. Kesadaran, sikap dan perilaku terhadap kesehatan gigi
Anak yang dipisahkan dari ibunya dan dititipkan di institusi ( Panti Asuhan ) akan mengalami
kehampaan psikis. Biasanya anak kurang mendapatkan perawatan sehingga pertumbuhan pisik
dan mental anak agak terlambat terutama intelegensia dan emosi.
5.Faktor jenis kelamin
Bahwa karies pada perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan
antara lain erupsi gigi perempuan lebih lama dalam mulut. Akibatnya gigi anak perempuan akan
lebih lama berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan klinis merupakan tahapan yang penting dalam prosedur perawatan gigi.Dengan
dilakukannya pemeriksaan klinis, dapat diketahui bentuk-bentuk yang tidak normal maupun
kerusakan yang terjadi pada jaringan keras gigi, jaringan lunak, serta jaringan pendukung pada
mulut seperti muskulus ataupun TMJ. Pemeriksaan klinis dapat dibagimenjadi 2 bagian, yaitu:
1. Pemeriksaan ekstra oral.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan TMJ, sinus ekstraoral, pembengkakan pada
wajah,kelenjar limfe, dan tampilan umum wajah pasien
2. Pemeriksaan intra oral.
Pemeriksaan ini dibagi lagi menjadi 2 tahapan, yaitu :
pemeriksaan jaringan keras dan jaringan lunak.Pemeriksaan jaringan keras gigi Gigi yang akan
dilakukan perawatan harus diperiksa
apakah terdapat karies, restorasi, diskolorisasi, pemeriksaan mahkota, fraktur, atrisi, abrasi,dan
erosi. Pemeriksaan pada jaringan keras pada umumnya dilakukandengan bantuan sonde atau
explorer, oleh karena itu biasa disebut dengan sondasi. Dengan bantuan sonde, kita dapat
mengetahui adanya margin atau celah tepi pada restorasi,kedalaman karies, serta kedalaman pit
dan fissure gigi. Pemeriksaan jaringan lunak gigi (jaringan periodontal) Mukosa oral dan gingiva
diperiksa, apakah terdapat diskolorisasi, inflamasi, ataupun pembentukan sinus. Selain dua
pemeriksaan di atas, terdapat pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yangakan membantu dalam
menentukan diagnosis dan tindakan.
Gejala
Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau
hitam.
Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai
persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering
dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila
dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam
gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan
terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi
bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke
jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses
Pencegahan
1. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan
malam hari sebelum tidur.
2. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang
tersangkut di antara celah gigi-geligi.
3. Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi minum minuman yang manis
seperti soda.
4. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
5. Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi, karena pembentukan
benih gigi dimulai pada awal trimester kedua.
6. Penggunaan fluoride baik secara lokal maupun sistemik.
Penatalaksanaan
Biasanya perawatan yang diberikan adalah pembersihan jaringan gigi yang terkena karies dan
penambalan (restorasi). Bahan tambal yang digunakan dapat bermacam-macam, misalnya resin
komposit (penambalan dengan sinar dan bahannya sewarna gigi), glass ionomer cement,
kompomer, atau amalgam (sudah mulai jarang digunakan).
Pada lubang gigi yang besar dibutuhkan restorasi yang lebih kuat, biasanya digunakan inlay atau
onlay, bahkan mungkin mahkota tiruan. Pada karies yang sudah mengenai jaringan pulpa, perlu
dilakukan perawatan saluran syaraf. Bila kerusakan sudah terlalu luas dan gigi tidak dapat
diperbaiki lagi, maka harus dilakukan pencabutan.
PULPITIS adalah suatu radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi dengan gambaran klinik
yang akut. Merupakan penyakit lanjut karena didahului oleh terjadinya karies, hyperemia pulpa
baru setelah itu menjadi Pulpitis, yaitu ketika radang sudah mengenai kavum pulpa.
Pulpitis ada 2 macam antara lain :
1. Pulpitis Reversible : nyeri saat ada rangsangan
2. Pulpitis Ireversible : nyeri spontan
ETIOLOGI : Penyebab Pulpitis yang paling sering ditemukan adalah kerusakan email dan dentin,
penyebab kedua adalah cedera.
GEJALA :
- Sondasi (+)
- Perkusi (-)
- Reaksi dingin, manis dan asam (+)
- Pembesaran kelenjar (-)
- Rasa sakit tidak terus menerus, terutama pada malam hari
- Rasa sakit tersebar dan tidak bias dilokalisasi.
- Rasa sakit berdenyut khas, yaitu rasa sakit yang tajam dan dapat menjalar ke kepala dan telinga
kadang ke punggung.
DIAGNOSA : ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan klinis. Dalam hal ini dapat
dilakukan beberapa pengujian :
- Diberikan rangsangan dingin, asam, manis
Pasien terasa sakit sekali/sakit bertambah menusuk. Rangsangan dingin, asam dan manis (+)
- Penguji Pulpa Elektrik
pada pengujian dengan alat penguji elektrik, pasien merasa sangat nyeri, kadang belum tersentuh
pun pasien terasa sangat nyeri
- Perkusi Dengan Pangkal Sonde
pada pulpitis perkusi (-), tapi pasien merasa nyeri/perkusi (+), disebabkan karena pada dasarnya
pasien sudah merasa sakit pada giginya sehingga hanya paktor sugesti yang mendasarinya. Bila
perkusi terasa nyeri/perkusi (+), maka peradangan telah menyebar ke jaringan dan tulang
sekitarnya.
- Roentgen Gigi
pada pemeriksaan dengan roentgen maka didapatkan gambaran radiologist berupa gambaran
radioluscent yang telah mencapai kavum pulpa. Pemeriksaan radiologist dilakukan untuk
memperkuat diagnosa dan menunjukkan apakah peradangan telah menyebar ke jaringan dan
tulang sekitarnya.
Rencana Terapi
a. Endodontics (perawatan saraf gigi)
b. Ekstraksi gigi (Exodontia) : tindakan pembedahan yg melibatkan jaringan tulang dan jaingan
lunak dari rongga mulut.
PULPITIS REVERSIBLE : Menurut arti katanya, pulpitis reversible adalah inflamasi pulpa
yang tidak parah. Jika penyebabnya telah dihilangkan, inflamasinya akan pulih kembali dan
pulpa akan kembali normal. Pulpitis reversible dapat ditimbulkan oleh stimuli ringan atau yang
berjalan sebentar seperti karies insipien, erosi servikal atau atrisi oklusal, sebagian prosedur
operatif, kuretasi periodontium yang dalam, dan fraktur enamel yang menyebabkan terbukanya
dentin. Biasanya pulpitis reversible tidak menimbulkan gejala (asimtomatik), akan tetapi jika
ada, gejala biasanya timbul dari suatu pola tertentu. Aplikasi cairan atau udara dingin/panas
misalnya, bisa menimbulkan nyeri tajam sementara. Jika stimuli dihilangkan, yang secara normal
tidak menimbulkan nyeri atau ketidaknyamanan, nyeri akan reda segera. Stimuli panas atau
dingin menghasilkan respons nyeri yang berbeda-beda pada pulpa normal. Jika panas
diaplikasikan pada gigi yang pulpanya tidak terinflamasi, akan timbul respon awal yang lambat;
intensitas nyerinya akan makin naik jika suhunya dinaikkan. Sebaliknya, nyeri sebagai respons
terhadap aplikasi dingin pada pulpa normal akan segera terjadi; intensitas nyeri cenderung
menurun jika stimulus dinginnya dipertahankan tetap. Berdasarkan observasi-observasi ini,
respons pulpa pada kedua keadaan, sehat atau sakit, tampaknya
Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan hingga sedang
terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat. Secara mikroskopis terlihat dentin reparatif,
gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah dan adanya sel inflamasi kronis yang
secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol dapat dilihat juga sel
inflamasi akut.
GEJALA PULPITIS REVERSIBLE : ada yang simtomatik dan asimtomatik.
- Simtomatik : seacara klinik ditandai dengan gejala sensitive dan rasa sakit tajam yang hanya
sebentar, disebabkan oleh udara dingin. Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila
penyebabnya ditiadakan. Lebih sering diakibatkan oleh rangsangan dingin daripada panas. Ada
keluhan rasa sakit bila kemasukan makanan, terutama makanan dan minuman dingin.
- Asimtomatik : dapat disebabkan oleh karies yang baru mulai dan normal kembali setelah karies
dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.
CARA MENDIAGNOSA PULPITIS REVERSIBLE adalah:
- Anamnesa: ditemukan rasa sakit / nyeri sebentar bila ada rangsangan, dan hilang setelah
rangsangan dihilangkan
- Gejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu timbul bila ada rangsangan,
durasi nyeri sebentar.
- Gejala Obyektif: kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel, kadang-kadang mencapai
selapis tipis dentin), perkusi, tekanan tidak sakit.
- Tes vitalitas: gigi masih vital.
PATOLOGI : pulpitis reversible dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan
sampai sedang terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat, seperti misalnya karies dentin.
Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran
pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema dan adanya sel inflamasi kronis yang secara
imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel inflamasi
akut.
RENCANA PERAWATAN: Perawatan terbaik untuk pulpitis reversibel adalah pencegahan.
Perawatan periodik untuk mencegah perkembangan karies, penumpatan awal bila kavitas
meluas, desensitisasi leher gigi dimana terdapat resesi gingiva, penggunaan pernis kavitas atau
semen dasar sebelum penumpatan, dan perhatian pada preparasi kavitas dan pemolesan
dianjurkan untuk mencegah pulpitis lebih lanjut. Bila dijumpai pulpitis reversibel, penghilangan
stimulasi (jejas) biasanya sudah cukup, begitu gejala telah reda, gigi harus dites vitalitasnya
untuk memastikan bahwa tidak terjadi nekrosis. Apabila rasa sakit tetap ada walaupun telah
dilakukan perawatan yang tepat, maka inflamasi pulpa dianggap sebagai pulpitis irreversibel,
yang perawatannya adalah eksterpasi, untuk kemudian dilakukan pulpektomi.
PROGNOSA : untuk pulpa adalah baik, bila iritasi diambil cukup dini, kalau tidak kondisinya
dapat berkembang menjadi pulpitis irreversibel.
PULPITIS IREVERSIBLE : suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat simtomatik
atau asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimulus/jejas, dimana pertahanan pulpa tidak
dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi dan pulpa tidak dapat kembali ke kondisi semula
atau normal.
Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas
atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit
sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah stimulus/jejas termal dihilangkan.
Pulpitis irreversibel kebanyakan disebabkan oleh kuman yang berasal dari karies, jadi sudah ada
keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun bisa juga disebabkan oleh faktor fisis,
kimia, termal, dan mekanis. Pulpitis irreversibel bisa juga terjadi dimana merupakan kelanjutan
dari pulpitis reversibel yang tidak dilakukan perawatan dengan baik
GEJALA : Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme
(serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang tiba-
tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan
oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah
pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan pergi
secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh pasien sebagai
menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah.
CARA MENDIAGNOSA PULPITIS IREVERSIBLE :
- Anamnesa: ditemukan rasa nyeri spontan yang berkepanjangan serta menyebar
- Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada rangsangan sakit), nyeri lama
sampai berjam-jam.
- Gejala Obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda perforasi, perkusi dan tekan
kadang-kadang ada keluhan.
- Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga keadaan gigi dinyatakan vital.
PATOLOGI : disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung lama seperti karies.
Bila karies menembus dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Venula pascakapiler
menjadi padat dan mempengaruhi sirkulasi di dalam pulpa, serta dapat mengakibatkan nekrosis.
Daerah nekrotik ini menarik leukosit PMN dengan kemotaktik dan memulai reaksi inflamasi
akut. Terjadi fagositosis oleh PMN pada daerah nekrosis. Setelah itu PMN yang masa hidupnya
pendek, mati dan melepaskan enzim lisosomal. Enzim ini menyebabkan lisis beberapa stroma
pulpa dan bersama debris seluler PMN yang mati membentuk eksudat purulen (nanah).
Reaksi ini menghasilkan mikroabses (pulpitis akut). Pulpa memproteksi dengan
membatasi daerah mikroabses dengan jaringan penghubung fibrus. Di pusat abses tidak dijumpai
mikroorganisme karena aktivitas fagositik PMN. Bila proses karies berlanjut dan menembus
pulpa akan terjadi ulserasi (pulpitis ulseratif kronis) yang cairannya keluar melalui pembukaan
karies ke dalam kavitas mulut dan mengurangi tekanan intrapulpa dan rasa sakit. Secara
histologis terlihat suatu daerah fibroblas yang berproliferasi membentuk dinding lesi, dimana
mungkin terdapat massa mengapur. Daerah di luar abses atau ulserasi mungkin normal atau
mungkin mengalami perubahan inflamatori.
RENCANA PERAWATAN : terdiri dari pengambilan seluruh pulpa, atau pulpektomi, dan
penumpatan suatu medikamen intrakanal sebagai desinfektan atau obtuden (meringankan rasa
sakit) misalnya kresatin, eugenol, atau formokresol. Pada gigi posterior, dimana waktu
merupakan suatu faktor, maka pengambilan pulpa koronal atau pulpektomi dan penempatan
formokresol atau dressing yang serupa di atas pulpa radikuler harus dilakukan sebagai suatu
prosedur darurat. Pengambilan secara bedah harus dipertimbangkan bila gigi tidak dapat
direstorasi.
PROGNOSA : adalah baik apabila pulpa diambil kemudian dilakukan terapi endodontik dan
restorasi yang tepat
PULPITIS KRONIS HIPERPLASTIK
Pulpitis hiperplastik (polip pulpa) adalah bentuk pulpitis irreversible akibat bertumbuhnya pulpa
muda yang terinflamasi secara kronik hingga ke permukaan oklusal. Bisanya ditemukan pada
mahkota yang karies pada pasien muda. Pulpa polip biasanya diasosiasikan dengan kayanya
pulpa muda akan pembuluh darah, memadainya tempat terbuka untuk drainase, dan adanya
proliferasi jaringan. Pada pemeriksaan histology terlihat adanya epitel permukaan dan jaringan
ikat di bawahnya yang terinflamasi. Sel-sel epitel oral tertanam dan bertumbuh menutupi
permukaan dan membentuk tutup epitel.
Polip pulpa biasanya asimtomatik dan terlihat sebagai benjolan jaringan ikat seperti kol yang
berwarna kemerah-merahan mengisi kavitas karies di permukaan oklusal yang besar. Hal ini
kadang-kadang diasosiasikan dengan tanda-tanda klinis pulpitis ireversibel seperti nyeri spontan
serta nyeri yang menetap terhadap stimulus panas dan dingin . Ambang rangsang terhadap
stimulus elektrik adalah sama dengan pulpa normal. Respon gigi terhadap palapasi atau perkusi
normal. Perawatannya adalah pulpotomi, perawatan saluran akar atau ekstraksi.
KOMPLIKASI
PERIODONTITIS bisa meningkatkan risiko penyakit kronis sebagai berikut:
- Penyakit jantung dan stroke Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara bakteri mulut
dengan tersumbatnya arteri dan pembekuan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung
dan stroke. Semakin parah penyakit gusinya, makin tinggi risikonya.
- Kadar gula darah yang tak terkendali Penderita diabetes memang beresiko lebih besar terkena
penyakit gusi maupun infeksi lain. Begitu juga sebaliknya, infeksi mulut juga membuat kadar
gula darah sulit dikendalikan.
- Pneumonia Jika Anda menderita penyakit gusi yang parah dan paru bermasalah, menghirup
bakteri dari mulut ke paru dapat menyebabkan pneumonia atau radang paru.
- Osteoporosis Para ahli menduga adanya hubungan antara penurunan densitas mineral tulang
pada osteoporosis dengan peningkatan kerentanan terhadap bakteri mulut. Jika osteoporosis juga
menyebabkan tulang mulut kehilangan densitasnya, maka hal ini akan meningkatkan risiko
terkena gusi dan gigi tanggal.
- Komplikasi pada kehamilan Penelitian terkini menunjukkan bahwa perempuan yang menderita
penyakit gusi selama kehamilan beresiko tinggi untuk melahirkan bayi prematur dan berat badan
kurang. karena pulpa gigi tersebut.
MALOKLUSI : kerusakan gigi, ketidaknyamanan selma penatalaksanaan, iritasi mulut dan gusi,
kesulitan menelan dan brebicara selama penatalaksanaan
GINGGIVITIS : di dalam plak gigi berkumpul bakteri akteri yg menghasilkan toksin atau racun
yg akan mengiritasi gusi dan menyebabkan infeksi, saat tubuh mengeluarkan respon imun untuk
melawan infeksi maka gusi akan mengalami peradangan semakin lama, plak dapat menyebar
dan berkembang sampai dibawah garis gusi. Gusi akan dilepaskan dari gigi dan akan
membentuk poket/kantong gusi, semakin lama semakin dalam sehingga merusak jaringan gusi,
jaringan penyangga dan tulang alveolar
PERIKORONITIS