Lapsus Mandiri - Katarak

download Lapsus Mandiri - Katarak

of 70

Transcript of Lapsus Mandiri - Katarak

Laporan Kasus OD Katarak Senillis Stadium Matur OS Katarak Senillis Stadium Imatur ODS Presbiopia

Laporan KasusOD Katarak Senillis Stadium MaturOS Katarak Senillis Stadium ImaturODS Presbiopia

Ghina Ninditasari141.0221.028

Departemen Ilmu Penyakit Mata RST dr.Soedjono Magelang Nama: Tn. SUsia: 53 tahunJenis Kelamin: PriaAgama: IslamSuku Bangsa: JawaStatus Perkawinan: MenikahAlamat: MagelangTanggal Berobat: 11 Agustus 2015Identitas PasienPenglihatan berkabut dan kabur sejak 2 tahun sebelum masuk rumah sakitKeluhan UtamaSejak 2 tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa penglihatannya berkabut dan semakin lama semakin kabur.

Awalnya terjadi pada mata kanan, timbul perlahan-lahan dan dirasakan semakin memberat 3 bulan terakhir hingga akhirnya pasien datang untuk berobat.

Pasien merasa pandangannya lebih baik saat malam hari dibandingkan siang hari, ia juga tetap membutuhkan kacamata baca untuk membaca tulisan kecil.

Riwayat Penyakit Sekarangpada mata kirinya terasa seperti ada kabut yang menghanginya kurang lebih sejak 1 tahun yang lalu. Pasien tidak merasakan pandangan mata kirinya membaik saat malam hari

pasien tidak melihat bercak yang selalu mengikuti arah gerak mata. Pada usia 52 tahun pasien merasa kabur saat membaca tulisan.

Pasien harus menjauhkan jarak koran agar pandangannya lebih jelas dan baru menggunakan kacamata baca saat usia 52 tahun.

Pasien tidak pernah ada keluhan pandangan kabur saat melihat jauh maupun dekat sebelumnya.Riwayat Penyakit SekarangPasien menyangkal adanya keluhan melihat pelangi saat memandang lampu, mata merah, pandangan ganda, nyeri kepala cekot-cekot hingga mual dan muntah. Pandangan menyempit dan sering tersandung jika berjalan juga disangkal oleh pasien.

Riwayat trauma pada mata disangkal,

penggunaan obat tetes mata (seperti kortikosteroid) disangkal. Riwayat infeksi mata sebelumnya disangkal.

Riwayat menggunakan kacamata sebelum usia 40 tahun disangkal, riwayat berganti-ganti ukuran kacamata disangkal.

Riwayat Penyakit SekarangRiwayat penggunaan kacamata untuk melihat jauh dan dekat disangkalRiwayat tekanan darah tinggi diakui, pasien mengaku tekanan tertinggi yang pernah dialami adalah 170/100 mmHg dan dikontrol dengan obat dari dokter puskesmasRiwayat kencing manis disangkal

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat kencing manis disangkalRiwayat tekanan darah tinggi disangkalRiwayat penggunaan kacamata disangkal

Riwayat Sosial EkonomiKesan cukupStatus GeneralisataKeadaan Umum: BaikKesadaran: ComposmentisTanda vital: Tekanan Darah: 130/80 mmHgNadi: 90 x / menitRR: 20 x / menitSuhu: 36,5 C

Pemeriksaan FisikKepala: Dalam batas normalHidung: Dalam batas normalTelinga: Dalam batas normalTenggorokan: Dalam batas normalLeher: Dalam batas normalToraks: Dalam batas normalAbdomen: Dalam batas normalGenital: Dalam batas normal Ekstremitas Superior: Dalam batas normalEkstremitas Inferior: Dalam batas normalPemeriksaan FisikStatus OphthalmicusOculus Dexter Oculus Sinister

Dalam

Fokus +2Gula Darah Sewaktu: 132 mg/dl (meningkat)(n : 70-115 mg/dl)

Pemeriksaan LaboratoriumOD Katarak Senillis Stadium Matur dipertahankan karena dari anamnesis pasien mengeluh penurunan ketajaman penglihatan dengan progesivitas perlahan lahan. Pada pemeriksaan visus didapatkan penurunan dan ditemukan lensa mata sangat keruh serta iris shadow (-).

OD Katarak Senillis Stadium Imatur disingkirkan karena dari pemeriksaan lensanya sudah sangat keruh dan Iris shadow (-).

OD Katarak Senilis Hipermatur disingkirkan karena dari pemeriksaan COA tidak dalam dan tidak ada iris tremulans dan shadow test tidak didapatkan bayangan pseudopostif.

Diagnosis Banding ODOD Katarak traumatika disingkirkan riwayat trauma (-)

OD Katarak komplikata lokal disingkirkan karena dari anamnesis pasien menyangkal adanya riwayat penggunaan obat tetes mata, penggunaan obat-obatan kortikosteroid disangkal, dan riwayat infeksi mata sebelumnya disangkal.

OD Katarak komplikata sistemik disingkirkan karena pada anamnesa, pasien tidak memiliki riwayat kencing manis (DM) sebelumya, pasien tidak melihat bercak yang selalu mengikuti arah gerak mata, dan pasien berusia 53 tahun (katarak diabetes terjadi paling sering pada usia pubertas atau dewasa muda). Pada pemeriksaan mata tidak ditemukan snowflake.

OS Katarak Senillis Stadium Imatur dipertahankan karena dari anamnesis pasien mengeluh ketajaman penglihatan mata kiri seperti berkabut, pada pemeriksaan visus terdapat penurunan, dan tampak pada lensa mata kiri keruhan dengan iris shadow (+)

OS Katarak Senillis Stadium matur disingkirkan karena pada pasien ini iris shadow (+)

OS Katarak Senillis Stadium hipermatur disingkirkan karena dari pemeriksaan COA tidak dalam tidak ada iris tremulans, dan pada shadow test tidak didapatkan pseudopositif.

Diagnosis Banding OSOS Katarak traumatika disingkirkan riwayat trauma (-)

OS Katarak komplikata lokal disingkirkan karena dari anamnesis pasien menyangkal adanya riwayat penggunaan obat tetes mata, penggunaan obat-obatan kortikosteroid disangkal, dan riwayat infeksi mata sebelumnya disangkal.

OS Katarak komplikata sistemik disingkirkan karena pada anamnesa, pasien tidak memiliki riwayat kencing manis (DM) sebelumya, pasien tidak melihat bercak yang selalu mengikuti arah gerak mata, dan pasien berusia 53 tahun (katarak diabetes terjadi paling sering pada usia pubertas atau dewasa muda). Pada pemeriksaan mata tidak ditemukan snowflake.

ODS Presbiopia dipertahankan karena dari anamnesa pasien juga mengakui sudah menggunakan kacamata untuk baca sejak usia 50 tahun dan pada pemeriksaan visus dilakukan koreksi dengan lensa add S+2.00

ODS Hipermetropia disingkirkan karena pasien tidak ada keluhan pandangan kabur saat melihat jauh maupun dekat sebelumnya. Pada pemeriksaan visus tidak menunjukkan hipermetropia

Diagnosis Banding ODSOD Katarak Senillis Stadium MaturOS Katarak Senillis Stadium ImaturODS Presbiopia

Diagnosis Kerja Biometri untuk mengukur kekuatan IOL

Usulan Pemeriksaan PenunjangTidak dibutuhkan rujukan dengan disiplin ilmu lainRujukanMedikamentosa :TopikalMedikasi PreoperasiCiprofloksasin ED 4 x 1 tetes sehari 3 hari sebelum operasiTropikamid 1% 1 tetes tiap 20 menit 90 menit sebelum operasiMedikasi postoperasiCiprofloksasin ED 4 x 1 tetes sehari Deksametason ED 4 x 1 tetes sehariOralMedikasi PreoperatifAsetazolamide 500-1000 mg 1x sehari pada malam hari sebelum operasiDiazepam 5 mg 1x sehari malam hari sebelum operasiMedikasi post operasiCiprofloxacine 2 x 500 mgNatrium diklofenak 2 x 50 mgPenatalaksanaan OD Katarak MaturParenteralTidak diberikan OperatifEKEK (metode yang dilakukan pada pasien ini)Pada pasien ini tidak diberikan IOL karena terjadi prolaps iris dan vitreous humor PhacoemulsifikasiSICS

Non-MedikamentosaPost operatifMenutup mata dengan kasaDiberikan kacamata +10 D

Penatalaksanaan OD Katarak MaturMedikamentosa :TopikalCaCl2 anhidrat, kalium iodida, natrium tiosulfat, fenil merkuri nitrat 3 x 1 tetes sehari atauPirenoxine 0,005% 3 x 1 tetes sehariOralTidak diberikan

Penatalaksanaan OS Katarak ImaturOperatifPada stadium katarak imatur dapat dilakukan operasi ekstraksi lensa ekstrakapsuler dengan metode Phacoemulsifikasi maupun SICS.

Non-MedikamentosaTidak diberikan

Penatalaksanaan OS Katarak ImaturMedikamentosa :Topikal : Tidak diberikanOral : Tidak diberikanParenteral :Tidak diberikan OperatifTidak diberikan

Non-MedikamentosaDiberikan kacamata baca (koreksi dengan lensa add S+2.00).Penatalaksanaan ODS PresbiopiaPrognosis

Komplikasi katarak matur: katarak hipermatur. Dapat berlanjut menjadi glaukoma sekunder dan uveitis akibat kebocoran protein lensa. Komplikasi katarak imatur: terjadi glaukoma sekunder yang disebabkan oleh proses miopisasi saat hidrasi lensa meningkat.Komplikasi presbiopia tidak ada

KomplikasiKatarak yang diderita sudah matang dapat dilakukan operasi. Sebelumnya matanyanya diperiksa untuk mengukur ukuran lensanya agar memberikan penglihatan yang baik. Operasi dilakukan dengan cara diangkat kataraknya dan diganti lensa mata yang baru. Apabila katarak yang matang ini tidak segera dioperasi kataraknya dapat meleleh dan menyebabkan keadaan matanya bertambah buruk sehingga dapat terjadi glaukoma dan uveitis.

Penglihatan pasien dapat kembali sempurna apabila kondisi matanya sehat tidak ada gangguan pada media penglihatan mata yang lain seperti radang pada kornea, gangguan saraf penglihatan.

Edukasi OD Katarak MaturPasien harus waspada dan segera berobat bila melihat pelangi saat memandang lampu atau cahaya karena hal tersebut merupakan salah satu tanda bahwa penyakit katarak yang diderita bertambah buruk.

Pengobatan katarak adalah dengan operasi, sedangkan pengobatan dengan obat tetes mata hanya berguna untuk memperlambat proses kematangan katarak.

Pada pasien dengan katarak imatur dapat dilakukan operasi dengan phacoemulsifikasi namun bila pasien menolak, dapat disarankan untuk menunggu hingga katarak matang dan dilakukan operasi EKEK

Penglihatan pasien dapat sembuh sempurna setelah operasi bila tidak ada komplikasi lain seperti gangguan saraf penglihatan maupun gangguan pada retina.

Edukasi OS Katarak ImaturMenjelaskan kepada pasien mengenai presbiopia disebabkan oleh faktor usia

Menjelaskan mengenai kacamata baca yang akan diberikan.

Edukasi ODS PresbiopiaTinjauan PustakaAnatomi Lensa

Lensa mata bikonveks

Tidak mengandung pembuluh darah

Tembus pandang, dengan diameter 9 mm, dan tebal sekitar 5 mm.

Lensa terdiri dari kapsul, epitel lensa, korteks dan nukleus.

Dibelakang iris, lensa digantung oleh zonula ( zonula Zinnii) yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquaeus dan disebelah posterior terdapat viterus.

Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang dapat dilewati air dan elektrolit. Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang elastik.

Lensa terdiri dari 65% air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di lensa.Metabolisme lensaTransparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan kalium).

Kedua kation berasal dari humour aqueous dan vitreous.

Kadar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior. Dan kadar natrium di bagian posterior lebih besar.

Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar Ion Na masuk secara difusi dan bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di dalam oleh Ca-ATPase

Metabolisme lensa melalui glikolsis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%).

Jalur HMP shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas glutation reduktase dan aldose reduktase.

Aldose reduktse adalah enzim yang merubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fructose oleh enzim sorbitol dehidrogenase.

Setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya.Biasanya kekruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.

Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan proses penyakit intraokuler lainnya.

Katarak dapat disebabkan bahan toksik khusus (kimia dan fisik). Keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti eserin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal.Katarak

Penyebab katarak senilis sampai sekarang masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa konsep penuaan yang mengarah pada proses terbentuknya katarak senilis :Jaringan embrio manusia dapat membelah 50 kali kemudian akan matiTeori cross-link yang menjelaskan terjadinya pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul protein sehingga mengganggu fungsiImunologis, dengan bertambahnya usia menyebabkan bertambahnya cacat imunologis sehingga mengakibatkan kerusakan sel.Teori mutasi spontan dan teori radikal bebasPada katarak terjadi kekeruhan pada lensa, sehingga sinar yang masuk tidak terfokuskan pada retina, maka bayangan benda yang dilihat akan tampak kabur.Etiologi dan patofisiologiKatarak senillis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.

Katarak Senillis

InsipiensImaturMaturHipermaturStadiumStadium insipien. Stadium yang paling dinibelum menimbulkan gangguan visus. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji yang samar terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis relatif masih jernih. Gambaran ini disebut spokes of a wheelyang nyata bila pupil dilebarkan.

Stadium imatur. Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa.Keadaan ini disebut shadow test (+).

Pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali di permukaan anterior lensa. Tak ada bayangan iris, shadow test (-).

Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara.

shadow test (-) karena kekeruhan terletak di daerah pupil.

Stadium matur

Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah mencair, sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah.

Melalui pupil, pada daerah yang keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian bawah, dengan warna yang lain daripada bagian yang diatasnya, yaitu kecoklatan.

Uji banyangan iris memberikan gambaran pseudopositif. Pada stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, yang menjadi lebih permeabel, sehingga isi korteks yang cairdapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang di bawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak Morgagni.

Stadium hipermatur.

Penglihatan seperti berasap dan visus menurun secara progresif lambat . (Visus mudur tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan, bila kekeruhan tipis kemunduran visus sedikit dan bila kekeruhan terletak diequator, tak ada keluhan apa-apa)

Silau saat melihat cahaya

Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak

Diagnosis - AnamnesaDiplopia monokular yaitu penderita melihat 2 bayangan yang disebabkan oleh karena refraksi dari lensa sehingga benda-benda yang dilihat penderita akan menyebabkan silau

Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopisasi, hal ini terjadi karena proses pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh dimuka retina

Penglihatan dapat bertambah baik saat malam hari dibanding siang hari

Diagnosis - Pemeriksaan

Pemeriksaan biometri dilakukan untuk mengukur kekuatan lensa IOL untuk memberikan hasil refraksi yang diinginkan setelah operasi katarak. Metode yang penting adalah pengukuran panjang aksis bola mata menggunakan USG dan laser interferometri. Selain itu mengukur kurvatura kornea dengan metode keratometri dan topografi.

Pemeriksaan BiometriBiometri

Glaukoma SekunderPhocomorpic GlaucomaLensa lebih besar karena menyarap air akan menyebabkan bilik matanya menjadi dangkal dan jaringan trabekulum bisa tertutup akibat irisnya maju glaukoma sekunder sudut tertutup.

Phacolytic GlaucomaTerjadi pada katarak hipermatur di mana protein lensa keluar dari kapsul, bisa ke bilik mata depan dan menyumbat trabekulum menyebabkan TIO meningkat glaukomanya sudut terbuka, tetapi tersumbat oleh protein-protein lensa.

Phacotoxic GlaucomaLensa sudah keriput sehingga bisa maju ke depan atau ke belakang. Kalau lebih ke arah anterior maka keadaan ini bisa menyebabkan blokade pupil yang bisa menyebabkan glaukoma sekunder sudut tertutup.

KomplikasiUveitisSubluksasi dan dislokasi LensaKomplikasiMemperlambat ProgresivitasBeberapa preparat yang mengandung kalsium dan kalium digunakan pada katarak stadium dini untuk memperlambat progresivitasnya, namun sampai sekarang mekanisme kerjanya belum jelas.

Peran vitamin E dan aspirin dalam memperlambat proses kataraktogenesis.

Tatalaksana Non BedahEKIKEKEKEKEK KonvensionalSICSPhacoemulsifikasi

Tatalaksana Bedah1.Indikasi visus; merupakan indikasi paling sering. Indikasi ini berbeda pada tiap individu, tergantung dari gangguan yang ditimbulkan oleh katarak terhadap aktivitas sehari-harinya.

2.Indikasi medis; pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan pada lensa matanya, namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak seperti glaukoma imbas lensa (lens-induced glaucoma), endoftalmitis fakoanafilaktik, dan kelainan pada retina misalnya retiopati diabetik atau ablasio retina.

3.Indikasi kosmetik; kadang-kadang pasien dengan katarak matur dengan visus 0 meminta ekstraksi katarak (meskipun kecil harapan untuk mengembalikan visus) untuk memperoleh pupil yang hitam.

IndikasiTindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan.

EKEK

Presbiopia

Presbiopia merukan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat.

Presbiopia adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.

Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata mencembung dan memipih. Biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, dan setelah umur itu umumnya seseorang akan membutuhkan kaca mata baca untuk mengkoreksi presbiopnya.

Presbiopia merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopia ini bukan merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah.

PresbiopiaTerjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjutKelemahan otot-otot akomodasiLensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa.

EtiologiPada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.

Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang.

PatofisiologiPresbiopi Insipien, tahap awal perkembangan presbiopi. Dari anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kacamata baca.

Presbiopia Fungsional, amplitudo akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa.Presbiopi Absolut, peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali.

Presbiopi Prematur, presbiopi yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhubungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan.

Presbiopi Nokturnal, kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap, disebabkan oleh peningkatan diameter pupil.

KlasifikasiAnamnesisKesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus/kecilSetelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama.Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat mata makin menjauh).Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari.Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca.Sulit membedakan warna.

Diagnosis - AnamnesisVisus, pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi presbiopi dengan menggunakan Snellen Chart.Refraksi, periksa mata satu persatu, mulai dengan mata kanan. Pasien diminta untuk memperhatikan kartu Jaeger dan menentukan kalimat terkecil yang bisa dibaca pada kartu. Target koreksi pada huruf sebesar 20/30.

DiagnosisPenatalaksanaan