Laporan Ventilasi PLK (Kelompok 3)

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini sering kita jumpai kecelakaan kerja di suatu Industri, hal ini terjadi oleh beberapa faktor dan salah satunya yaitu faktor lingkungan. Lingkungan yang tidak mendukung akan dapat membahayakan pekerja atau siapapun yang sedang berada di dalam ruang kerja tersebut. Faktor lingkungan ini meliputi temperature (suhu), penerangan, kebisingan, ventilasi, dan warna. Suatu tempat kerja sudah seharusnya menjadi tempat yang nyaman agar para pekerja dapat melakukan tugasnya dengan baik dan memberikan output yang sesuai dengan keinginan industri tersebut. Salah satu hal terpenting yaitu mengenai ventilasi di ruangan tersebut. Ventilasi dibutuhkan agar udara dalam ruangan tersebut dapat tersirkulasi dengan baik sehingga tidak menyebabkan rasa panas dan sesak saat bekerja. Pada percobaan kita kali ini akan melakukan pengukuran tentang ventilasi yang baik di suatu ruangan dan mengetahui jumlah ventilasi yang harus dipasang pada suatu ruangan tersebut sehingga dapat meminimalisir adanya kecelakaan kerja. B. Rumusan Masalah 1

description

laporan ventilasi

Transcript of Laporan Ventilasi PLK (Kelompok 3)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDewasa ini sering kita jumpai kecelakaan kerja di suatu Industri, hal ini terjadi oleh beberapa faktor dan salah satunya yaitu faktor lingkungan. Lingkungan yang tidak mendukung akan dapat membahayakan pekerja atau siapapun yang sedang berada di dalam ruang kerja tersebut. Faktor lingkungan ini meliputi temperature (suhu), penerangan, kebisingan, ventilasi, dan warna.Suatu tempat kerja sudah seharusnya menjadi tempat yang nyaman agar para pekerja dapat melakukan tugasnya dengan baik dan memberikan output yang sesuai dengan keinginan industri tersebut. Salah satu hal terpenting yaitu mengenai ventilasi di ruangan tersebut. Ventilasi dibutuhkan agar udara dalam ruangan tersebut dapat tersirkulasi dengan baik sehingga tidak menyebabkan rasa panas dan sesak saat bekerja. Pada percobaan kita kali ini akan melakukan pengukuran tentang ventilasi yang baik di suatu ruangan dan mengetahui jumlah ventilasi yang harus dipasang pada suatu ruangan tersebut sehingga dapat meminimalisir adanya kecelakaan kerja.

B. Rumusan Masalah1. Bagaimana mengukur ventilasi umum ?2. Bagaimana menganalisa kebutuhan ventilasi umum di tempat kerja ?3. Bagaimana membuat rancangan ventilasi ?

C. TujuanC.1. TIUDapat mengaplikasikan teori keselamatan dan kesehatan kerjaC.2.TIK1. Mampu melakukan pengukuran ventilasi umum2. Mampu menganalisa kebutuhan ventilasi umum di tempat kerja3. Mampu membuat rancangan ventilasi

D. Ruang LingkupRuang lingkup permasalahan pada praktikum ini adalah :1. Lokasi Pengukuran : 1. Waktu Pengukuran: 1. Alat yang digunakan: meteran untuk mengukur luas ruangan dan anemometer untuk mengetahui air velocity dan air flow.1. Parameter yang diukur: besar aliran udara dan besar kecepatan udara1. Standart yang dipakai:

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar TeoriVentilasi adalah tempat untuk keluar masuknya udara segar di suatu ruangan atau bangunan atau gedung dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan jumlah orang di tempat tersebut. Ventilasi bertujuan antara lain untuk menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan yangg ditimbulkan oleh keringat dan sebagainya dan gas-gas pembakaran (CO2) yang dihasilkan oleh pernafasan dan proses-proses pembakaran; menghilangkan uap air yang timbul saat memasak, mandi, dan sebagainya; menghilangkan kalor yang berlebihan; serta membantu mendapatkan kenyamanan thermal.Ventilasi terbagi menjadi dua, yaitu: ventilasi alami dan mekanis. Ventilasi alami ialah lubang sirkulasi udara tanpa bantuan alat, contoh jendela. Jenis ventilasi ini tidak dapat menanggulangi panas radiasi yang tinggi dan sering tak dapat berfungsi sesuai harapan terutama jika suplai udara bersih dan sejuk kurang memadai. Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu bangunan gedung yang disebabkan oleh angin dan karena adanya perbedaan temperatur, sehingga terdapat gas-gas panas yang naik dalam saluran ventilasi. Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela, pintu, atau sarana lain yang dapat dibuka, dengan jumlah bukaan tidak kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi dan arah yang menghadap ke halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai atau daerah yang terbuka ke atas, teras terbuka, pelataran parkir atau yang sejenis, serta ruang yang bersebelahan (SNI 03-6572-2001).Sedangkan ventilasi buatan adalah lubang sirkulasi udara dengan bantuan alat mekanis, contoh kipas angin, exhaust fan, air conditioner, dan lain-lain. Exhaust fan bertujuan untuk mengendalikan panas konveksi dengan cara menghisap keluar udara yang panas melalui canopy hood yang dipasang di atas sumber panas dengan bantuan alat mekanis (fan) kemudian melalui canopy hood udara panas tersebut akan terhisap ke luar. Pendinginan setempat (spot cooling) juga dillakukan sebagai salah satu cara memaksimalkan ventilasi yaitu dengan mengalirkan udara yang sejuk ke sekitar pekerja dengan tujuan menggantikan udara yang panas dengan udara yang sejuk dengan kecepatan yang tinggi (>1 m/s), sehingga pekerja di tempat tersebut merasa nyaman. Jika di tempat kerja tersebut terdapat sumber panas radiasi yang tinggi, maka udara yang dialirkan harus cukup rendah suhunya. Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika ventilasi alami memenuhi syarat tidak memadai. Penempatan fan harus memungkinkan masuknya udara segar atau sebaliknya. Sistem ventilasi mekanis harus menyala terus menerus selama ruangan tersebut dihuni. Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan harus seuai ketentuan yang berlaku (Tabel 2.1). Ventilasi dibagi menjadi tiga, yaitu ventilasi umum (general ventilation), ventilasi dilusi (dilution ventilation), dan ventilasi lokal (local exhaust ventilation).Fungsi ventilasi :a. Menurunkan konsentrasi kontaminan dalam udara ruang kerja dengan memasukkan udara segar dan mengeluarkan udara terkontaminan sampai tingkat tidak membahayakan.b. Memberikan penyegaran udara dalam ruang pada suhu dan kelembaban tertentu untuk kenyamanan pekerja.c. Memberikan kondisi udara yang sesuai bagi proses produksi, penyimpanan bahan dan hasil produksi, lingkungan kerja mesin dan peralatan industri.d. Menurunkan konsentrasi gas buangan yang dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan sampai dibawah batas ledak terendah.

Tabel 2.1 Kebutuhan ventilasi mekanisSumber: SNI 03-6572-2001Untuk tenaga kerja yang terpapar lingkungan yang panas dan lembab, maka kecepatan angin harus diperhatikan agar evaporasi dapat berlangsung dengan baik. Kecepatan angin yang dianjurkan pada tenanga kerja yang terpapar panas pada berbagai suhu adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2 Suhu dan kecepatan anginSuhu (0C)Kecepatan Angin (m/s)

16-2021-2224-2526-2728-300,250,25-0,300,40-0,600,70-1,001,10-1,30

(Sumber: Tiarsa, 1999)

2.1 Undang-undang tentang VentilasiVentilasi dengan jumlah dan bentuk yang cukup terkait erat dengan aplikasi keselamatan dan kesehatan kerja di suatu tempat kerja. Peraturan perundanga-undangan juga telah mengatur besarnya ventilasi yang sesuai, baik dari SNI 03-6572-2001, OSHA 1910.94 tentang ventilation dan OSHA 1918.94 tentang ventilation and atmospheric conditions.

2.2 Perhitungan VentilasiPenentuan Ventilasi UmumBeberapa rumus dan perhitungan yang sering dipakai untuk pengukuran ventilasi umum adalah:Pergantian udara per jam (air change per hour). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.1)Waktu setiap pergantian udara. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2)Aliran udara per unit area (air floor per unit floor area). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)Volume udara setiap orang (air volume per person). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.4)2.3 Penyakit Akibat Kerja Terkait dengan VentilasiManusia menghabiskan 90 % waktunya dalam lingkungan konstruksi, baik itu di dalam bangunan kantor ataupun rumah yg mungkin sekali kualitas udara dalam ruangnya tercemar oleh chemical yg berasal dari dalam maupun luar ruangan, tercemar oleh mikroba ataupun disebabkan karena ventilasi udara yg kurang baik.Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan lingkungan ruang kerja. Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap pekerja/karyawan berupa keluhan gangguan kesehatan. Contoh polutan yang bisa mencemari ruangan misalnya asap rokok; ozone yg berasal dari mesin foto copy dan printer; volatile organics compounds yg berasal dari carpets, furniture, cat, cleaning agents dan sebagainya; debu, carbon monoxide, formaldehyde, dan lain-lain. Keluhan utama yang yang ditimbulkan dari pencemar udara dalam ruangan itu bisa berupa iritasi (mata berair, bersin, hidung tersumbat, gatal tenggorokan), sesak napas, sakit kepala, kelelahan, gejala seperti flu, dan bronkitis.Menurut Prof. dr. Juli Soemirat, Ph. D & Team. Gangguan yang dapat muncul dari kualitas udara yang buruk berupa timbulnya penyakit yang berasal dari kondisi bangunan (Building Related Desease, BRD) seperti kanker, asma, hypersensitivety pneunomitis, iritasi selaput lendir, humidifier fever, legionnaire, alergi dan lain-lain. Gangguan lain berupa gejala Sindroma Bangunan Sakit (Sick Building Syndrome, SBS) yang menggambarkan keluhan-keluhan non-spesifik dari penghuni. Keluhan itu mencakup iritasi mata, hidung, tenggorokan dan kulit, serta sakit kepala, lelah, sukar konsentrasi, napas pendek atau berat, termasuk keluhan tentang temperatur dan kelembaban udara. Keluhan ini hilang bila penderita keluar dari gedung atau bila yang bersangkutan tidak berada di dalam gedung. Keluhan tersebut biasanya tidak terlalu parah dan tidak menimbulkan kecacatan tetap, tetapi jelas terasa amat mengganggu, tidak menyenangkan dan bahkan mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja para pekerja.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Metode penulisan dari percobaan ini digambarkan pada diagram alir dibawah iniSTART

PERUMUSAN MASALAH

PENENTUAN TUJUAN

STUDI LITERATURStudi literatur merupakan pencarian referensi untuk mendapatkan teori yang berhubungan dengan percobaan ini, dengan bertujuan untuk memperkuat permasalahan, serta sebagai landasan teori dalam melakukan analisa. Jenis pustaka yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini dicantumkan pada bab daftar pustaka.

PENGUMPULAN DATA

SEKUNDER 1. Denah tempat percobaan

PRIMER1. Dokumentasi2. Pengukuran Ventilasi Umum

PENGOLAHAN DATAPada tahapan ini dilakukan suatu analisa terhadap data yang diperoleh dari hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan

REKOMENDASI

KESIMPULAN

FINISH

B. PengukuranPeralatan

Prosedur Kerja

DAFTAR PUSTAKA

Gangguan kesehatan Terkait Ventilasi diambil dari http://ronymedia.wordpress.com/2010/04/23/penghuni-gedung-modern-mengeluh/ pada tanggal 28 Februari 2011 SNI 03-6572-2001 OSHA 1910.94 tentang ventilation OSHA 1918.94 tentang ventilation and atmospheric conditions Nurmianto. 2008. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Prima Printing

8