PLK Juni 2015.cdr

8
Edisi Juni 2015 www.ipb.ac.id Pesona Lingkar Kampus diperuntukkan bagi 17 Desa Lingkar Kampus di Sekitar IPB Darmaga melalui Kantor Desa atau Kelurahan. Kel. Balumbang Jaya, Kel. Setu Gede, Kel. Margajaya, Desa Babakan, Cikarawang, Cihideung Udik, Cihideung Ilir, Benteng, Cibanteng, Petir, Ciherang, Neglasari, Sinarsari, Sukawening, Purwasari, Sukadamai dan Dramaga. Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati, Redaktur Pelaksana: Siti Zulaedah Editor : Nunung Munawaroh, Reporter Rio Fatahilah, Siti Zulaedah, Dedeh H, M.Awaluddin Layout : Bambang Andriyanto, Fotografer: Cecep AW Sirkulasi: M. Awaluddin Alamat Redaksi: Sekretariat Bidang Humas, Gd. Rektorat Lt. 1 Kampus IPB Darmaga. Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] DepartemenBDPFPIKIPB TingkatkanFungsiStasiunLapangKolamPercobaanIPB SiapaMauBeternakTikus? UntungJutaanloh... PakarGiziIPB: PerhatikanAsupanMakananSaatPuasa MahasiswaLingkarKampus Dzikra,WargaBalebakpunJadiMahasiswaIPB KamirRBrata, PenemuTeknologiBioporiIPB TerimaPenghargaanKalpataru2015 Prof.DrEuisSunarti: Indonesia,NegeriLaboratoriumBencana IPBMASUK150KAMPUS TERBAIKDUNIA DepartemenBDPFPIKIPB TingkatkanFungsi StasiunLapangKolamPercobaanIPB RatusanAlumniIPB DampingiPetanidalamProgramUpsusPajale

Transcript of PLK Juni 2015.cdr

Page 1: PLK Juni 2015.cdr

Edisi Juni 2015

www.ipb.ac.idPesona Lingkar Kampus

diperuntukkan bagi 17 Desa Lingkar Kampus di Sekitar IPB Darmaga melalui Kantor Desa atau Kelurahan.

Kel. Balumbang Jaya, Kel. Setu Gede, Kel. Margajaya, Desa Babakan, Cikarawang, Cihideung Udik, Cihideung Ilir, Benteng, Cibanteng, Petir, Ciherang,

Neglasari, Sinarsari, Sukawening, Purwasari, Sukadamai dan Dramaga.

Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti

Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati, Redaktur Pelaksana: Siti Zulaedah

Editor : Nunung Munawaroh, Reporter Rio Fatahilah, Siti Zulaedah, Dedeh H, M.Awaluddin

Layout : Bambang Andriyanto, Fotografer: Cecep AW Sirkulasi: M. Awaluddin

Alamat Redaksi: Sekretariat Bidang Humas, Gd. Rektorat Lt. 1 Kampus IPB Darmaga.

Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Departemen�BDP�FPIK�IPB Tingkatkan�Fungsi�Stasiun�Lapang�Kolam�Percobaan�IPB

Siapa�Mau�Beternak�Tikus?�Untung�Jutaan�loh...

Pakar�Gizi�IPB:�Perhatikan�Asupan�Makanan�Saat�Puasa

Mahasiswa�Lingkar�KampusDzikra,�Warga�Balebak�pun�Jadi�Mahasiswa�IPB

Kamir�R�Brata,�Penemu�Teknologi�Biopori�IPB�

Terima�Penghargaan�Kalpataru�2015

Prof.Dr�Euis�Sunarti:�Indonesia,�Negeri�Laboratorium�Bencana

IPB�MASUK�150�KAMPUS�TERBAIK�DUNIA

Departemen�BDP�FPIK�IPB Tingkatkan�Fungsi�

Stasiun�Lapang�Kolam�Percobaan�IPB

Ratusan�Alumni�IPB�Dampingi�Petani�dalam�Program�Upsus�Pajale

Page 2: PLK Juni 2015.cdr

2

TOPIK UTAMA

Edisi Juni / 2015

kan adalah makanan sehat yang harus dikonsumsi. IKandungan protein omega sangat bagus untuk pertumbuhan dan menjaga kesehatan badan. Pada

Selasa (26/5), Departemen Budidaya Perairan (BDP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan kegiatan makan ikan bersama di Stasiun Lapang Kolam Percobaan Departemen BDP Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan dan mempererat tali silaturahmi antar keluarga besar di lingkungan IPB. Rektor IPB, Prof.Dr. Herry Suhardiyanto menyatakan, “Penghargaan harus diberikan kepada Departemen Budidaya Perairan FPIK IPB, atas dedikasi, konsistensi, dan kerja kerasnya untuk membuktikan bahwa Departemen Budidaya Perairan bisa melak lauk”.

Rektor IPB berpesan bahwa kolam ikan yang ada di BDP FPIK ini harus terus dikembangkan dan ditingkatkan fungsinya. Kolam ini juga diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan dan penelitian para mahasiswa, bahkan sampai Taman Kanak-kanak (TK), sehingga apabila ada kolam yang rusak harus cepat diperbaiki, agar tidak mengganggu budidaya ikan yang terus berkembang.

“Luas total kolam BDP ini sekitar 1,5 hektar dengan 29 kolam, masing-masing berukuran 200 meter persegi. BDP juga memfasilitasi kunjungan siswa-siswi mulai dari TK, SD, SMP, SMA, sampai mahasiswa,” ujar Ketua Departemen BDP, Dr. Sukenda.

Wakil Dekan FPIK Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan , Dr. Sugeng Heri Suseno menyampaikan, pada kesempatan tersebut ditebar bibit ikan nila sebanyak lima ribu ekor. Harapannya ikan nila ini bisa digunakan untuk persiapan kebutuhan Hari Raya Idul Fitri.

Hadir pada acara silaturahmi dan makan bersama di kolam BDP FPIK IPB ini, diantaranya Sekretaris Institut Dr. Ibnu Qayim, Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Dr. Arif Satria, Wakil Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Moh Yamin, Wakil Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Kiagus Dahlan, dan Direktur Pengembangan Bisnis Dr. Agus Oman Sudrajat. (RF)

Departemen�BDP�FPIK�IPB Tingkatkan�Fungsi�Stasiun�Lapang�Kolam�Percobaan�IPB

Page 3: PLK Juni 2015.cdr

3

idak ada yang menyangka, hewan tikus yang Tdianggap menjijikkan bagi sebagian orang ternyata dapat menghasilkan uang hingga jutaan rupiah. Hal

inilah yang dialami oleh Abdurahman (36), pemuda asal kampung Carang Pulang Rt.03/05 Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.

Menurutnya, budidaya tikus putih (Mus musculus) mudah perawatannya serta modal yang dibutuhkan sedikit. Tikus gampang beranak pinak serta tiap bulan bisa panen. Waktu yang dibutuhkan untuk mengurus indukan tikus putih pun cukup singkat setiap harinya.

Ia memulai budidaya tikus sejak tahun 2014. Ilmu untuk beternak ini ia peroleh setelah enam tahun sempat bekerja di Laboratorium Kandang Fakultas Peternakan IPB. Tikus yang diternaknya ini merupakan hewan model untuk keperluan penelitian di bidang kedokteran dan sebagainya. Selain itu, banyak pula pembeli tikus untuk pakan ular.

“Modal awal untuk pembuatan kandang dan pembelian alat-alat makan tikus sekitar Rp 1,5 juta. Beternak tikus tidak sulit. Apalagi tikus merupakan hewan yang jarang terkena penyakit,” ujarnya.

Ia menjelaskan, kandang tikus adalah yang paling penting untuk diperhatikan dalam teknik budidaya sebelum membeli bibit tikus. Kandang harus selalu terjaga kebersihannya. Gunakan kandang dengan ukuran 60 cm x 50 cm, berupa kotak plastik. Kandang perlu diberi alas, seperti kertas, sekam, serbuk gergaji maupun zeolit aktif.

Proses pengembangbiakan tikus amatlah mudah. Sebelumnya dipersiapkan wadah plastik dan diberi sekam. Selanjutnya dipilihlah tikus jantan dan betina dengan perbandingan satu banding lima. Artinya, pejantan satu akan dicampur dengan lima tikus betina. Proses perkawinan tikus sendiri membutuhkan waktu satu bulan. Dalam satu bulan tikus betina akan beranak empat hingga enam anak tikus.

Rahman mengatakan, “Kendala yang dijumpai dalam pemeliharaannya adalah tikus suka terjangkit jamur, dan yang paling fatal ada gejala sesak lalu mati. Tetapi itu tidak banyak. Ternak tikus harus jauh dari perumahan warga dikarenakan kotorannya sangat bau”.

Untuk pakan, ia menggunakan sejenis pelet atau pakan alternatif yang ada di sekitar desa yang dibeli lebih murah, yaitu ketela dan jagung. Ketela cukup dipotong-potong, tetapi untuk jagung harus dibuat bubur. Dari 100 tikus, hanya membutuhkan Rp 35 ribu untuk membeli jagung giling dan bisa digunakan selama satu minggu.

Tikus hasil beternaknya dihargai Rp 5 ribu - Rp 30 ribu, tergantung ukuran tikus. Ia sangat bersyukur dapat menghasilkan Rp 5 juta per bulan dari usaha ternak tikus yang ditekuninya ini. “Alhamdulillah, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga,” pungkas bapak satu anak ini.(Awl)

Edisi Juni / 2015

Siapa�Mau�Beternak�Tikus?�Untung�Jutaan�loh...

Page 4: PLK Juni 2015.cdr

4

erbuka dan sahur saat menjalankan ibadah puasa Bmenjadi momen penting bagi yang menjalankan puasa Ramadhan. Asupan makanan dan minuman

saat berbuka dan makan sahur akan membuat tubuh bisa terus aktif. Agar tidak mendapatkan masalah ketika menjalankan ibadah puasa, Pakar Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof.Dr Hardinsyah menyarankan komposisi menu puasa yang disajikan harus memperhatikan hal sebagai berikut

1.Konsumsi beragam makanan Penuhi kebutuhan nutrisi untuk tubuh dengan mengonsumsi karbohidrat, lauk, sayur, dan buah.

2. Rasa makanan tidak terlalu pedas, asam, asin, pahitBoleh saja mengonsumsi makanan pedas, asam, atau asin sesuai kebiasaan, tapi jangan melebihi biasanya karena berpotensi menimbulkan problem kesehatan. Misalnya, jika sahur dengan makanan yang terlalu pedas nanti bisa membuat kejutan di perut. Atau jika menu makanannya pahit, nanti anak-anak malas sahur.

3. Berhenti makan sebelum kenyang Ini dilakukan agar masih ada ruang tersisa di perut untuk minum air putih. Disarankan saat sahur konsumsi dua gelas air putih. Orang cenderung bisa menahan lapar dibandingkan haus. Mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung air dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah dehidrasi saat berpuasa. Selain minum air putih pada saat berbuka dan sahur juga harus banyak mengkonsumsi buah-buahan yang memiliki kadar air tinggi. Kebiasaan buka puasa dengan buah-buahan yang populer saat bulan puasa seperti semangka, buah kelapa, blewah dan ketimun suri merupakan hal yang bagus. Buah semangka bagus untuk dikonsumsi karena mengandung air yang tinggi mencapai 92 persen. Tidak heran bahwa semangka disebut buah yang paling banyak mengandung air.

Edisi Juni / 2015

Pada air kelapa kandungan yang terdapat di dalamnya adalah sodium dan karbohidrat, sehingga saat berbuka dapat menyegarkan tubuh. Sedangkan buah blewah memiliki tingkat hidrasi sekitar 89 persen. “Agar tidak bosan mengkonsumsi buah, bisa dilakukan dengan berbagai cara, tidak harus selalu dikonsumsi secara utuh. Dengan demikian seseorang yang puasa jadi tidak lemas, fokus, konsentrasi, dan suhu tubuh terjaga," terang Prof Hardinsyah. (dh, dari berbagai sumber)

Prof.Dr Hardinsyah

Pakar�Gizi�IPB:�Perhatikan�Asupan�Makanan�Saat�Puasa

Page 5: PLK Juni 2015.cdr

5

Mahasiswa�Lingkar�KampusDzikra,�Warga�Balebak�yang�Jadi�Mahasiswa�IPB

Putri sulung dari Suparman dan Ernawati, warga Kampung Balebak, Desa Babakan, Kecamatan Dramaga ini merasa sangat bahagia bisa kuliah di IPB. Perjuangan yang dilakukannya tidak hanya rajin ikut bimbingan belajar atau rajin bertanya ke mahasiswa IPB yang kost di dekat rumahnya, tetapi Dzikra juga mengamalkan shalat tahajud setiap hari dan baca Quran setiap selesai shalat lima waktu.

“Guru dan teman-teman tidak percaya, kok saya bisa diterima di IPB, karena saya termasuk siswa yang kurang menonjol dalam bidang akademik. Yang saya lakukan adalah saya ikut les privat sebelum ujian nasional. Tapi itu pun tidak terlalu saya seriusin. Yang saya andalkan adalah bimbingan dari mahasiswa yang kost di dekat rumah. Saya pinjam semua bukunya dan minta arahan kira-kira soal seperti apa yang akan diujikan. Selain rajin berdoa, mungkin karena doa orangtua sehingga saya bisa diterima di IPB,” ujarnya saat ditemui reporter Pesona Lingkar Kampus di Asrama Putri A3, Kampus IPB Dramaga Bogor.

Kecintaannya di bidang sosial menjadi alasan memilih jurusan komunikasi IPB. Selain itu, rasa bangga yang tersirat di wajah kedua orang tuanya atas keberhasilannya ini semakin memantapkan hatinya bahwa pilihannya kuliah di IPB adalah tepat.

“Yang mendapatkan info pertama kali saya diterima di IPB adalah ayah saya. Ayah sangat gembira saya bisa diterima di IPB. Selain bisa ngirit biaya karena nanti tidak perlu kost setelah keluar dari asrama TPB, saya bisa ketemu kedua orangtua setiap saat dan orang tua juga bisa memantau pergaulan saya,” terang dara yang suka mengumpulkan baju bekas untuk dijual dan hasilnya diserahkan ke panti asuhan ini.

Saat baru masuk Asrama IPB (10/8) lalu, Dzikra merasakan suasana islami yang terpancar di lingkungan IPB. Dzikra pun akan selalu mengingat pesan orang tuanya agar saat tinggal di asrama untuk terus menjalin komunikasi dengan orang tuanya.(zul)

Edisi Juni / 2015

ertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2015, BKamir R Brata, penemu teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB) Institut Pertanian Bogor (IPB)

mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Republik Indonesia untuk kategori Pembina Lingkungan Hidup Berprestasi. Pemberian penghargaan dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Bogor (5/6/2015). Lubang resapan biopori merupakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan yang dimaksudkan untuk mempercepat peresapan air hujan dan mengatasi sampah organik. Diantara manfaat dari penerapan teknologi lubang resapan biopori ini antara lain mencegah banjir, longsor dan erosi, meningkatkan cadangan air bersih serta pembentukan kompos dan penyuburan tanah. Lubang resapan biopori dibuat pada tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 1 meter. Lubang yang sudah dibuat lalu diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori (pori-pori berbentuk lubang yang dibuat oleh fauna tanah atau akar tanaman). Kamir R Brata mengatakan,"Dengan adanya penghargaan dari pemerintah ini merupakan bukti dukungan kuat untuk masyarakat menerapkan teknologi ini dalam rangka mencegah banjir. Untuk itu masyarakat jangan ragu-ragu lagi untuk menerapkan teknologi ini," ujar Kamir. Dikatakannya, dukungan dari seluruh pihak juga sangat diharapkan untuk melestarikan lingkungan dengan lubang resapan biopori ini. (AS)

Kamir�R�Brata,�Penemu�Teknologi�Biopori�IPB�

Terima�Penghargaan�Kalpataru�2015

Dzikra Aura Ninditha

atu lagi warga lingkar Skampus berhasil menjadi m a h a s i s w a I n s t i t u t

Pertanian Bogor (IPB). Dia adalah Dzikra Aura Ninditha, lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) Bina Bangsa Sejahtera (BBS) Bogor tahun 2015. Dzikra diterima di Departemen Sains K o m u n i k a s i d a n Pengembangunan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (Fema) melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Page 6: PLK Juni 2015.cdr

6 Edisi Juni / 2015

Prof.Dr�Euis�Sunarti:�Indonesia,�Negeri�Laboratorium�Bencana

ndonesia merupakan negara yang sangat rawan Ibencana, bahkan dikenal dengan negeri laboratorium bencana, karena terletak di jalur vulkanik (ring of fire)

juga berada di kerak bumi yang aktif, dimana tiga hingga lima patahan lempeng bumi bertemu bertumbukan dan menyebabkan pergerakan wilayah Indonesia yang dinamis. Hasil analisis risiko bencana menunjukkan besarnya wilayah Indonesia yang terkategori berisiko tinggi dan sangat tinggi terhadap beberapa jenis bencana, sehingga secara otomatis menunjukkan besarnya keluarga yang rentan terkena bencana. Gempa bumi risiko tertinggi ada di Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Tsunami risiko tertinggi di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Gunung api risiko tertinggi ada di Jawa, Sumatera dan NTT. Longsor risiko tertinggi ada di Sumatera, Sulawesi dan Jawa. Kekeringan risiko tertinggi ada di Jawa dan Sumatera. Banjir risiko tertinggi ada di Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Erosi risiko tertinggi ada di Jawa, Sulawesi dan Sumatera. Data ini disampaikan Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (Fema IPB) Prof.Dr Euis Sunarti, saat konferensi pers pra orasi di Kampus IPB Baranangsiang Bogor, Kamis (4/6). Menurutnya, dari hasil penelitian menunjukkan pentingnya membangun ketangguhan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi bencana karena besarnya gangguan bencana (alam dan sosial) terhadap kualitas kehidupan keluarga dan individu. Keluarga miskin dan tidak sejahtera menanggung nilai kerusakan dengan persentase yang lebih besar dan dengan kemampuan pemulihan yang rendah dan lama. Bencana selain mengganggu pencapaian kesejahteraan (bahkan berpotensi memiskinkan) juga mengganggu fungsi ekspresif keluarga.

“Fakta menunjukkan sangat terbatasnya coping strategi dan kemampuan pemulihan keluarga korban bencana, sementara dukungan sosial dari keluarga besar maupun dari tetangga sama-sama terbatas karena pada umumnya berada pada status sosial ekonomi yang sama. Sehingga bencana sangat mengganggu pencapaian kesejahteraan, bahkan pemenuhan kebutuhan pokok keluarga yaitu ketahanan pangan di tingkat keluarga,” ujarnya. Resiliensi yang diharapkan dimiliki keluarga dalam menghadapi bencana, ternyata bukan kemampuan yang bisa didapat secara instant melainkan hasil akumulasi investasi jangka panjang yang built-in dalam kehidupan sehari hari. Komponen kelentingan keluarga tersebut adalah belief system (terutama berkaitan dengan nilai/pemaknaan terhadap bencana/musibah), kualitas komunikasi, dan pola organisasi dalam keluarga. “Saat in i kesadaran masyarakat dan badan penanggulangan bencana di daerah akan bencana lebih baik. Peningkatan kapasitas ada, tapi apakah sudah ready nampaknya belum. Kalau mau menilai BNPB daerah belum ada yang secara mandiri bisa melakukan. Walaupun begitu kemajuannya bukan berarti tidak ada sama sekali. Namun masih jauh dari yang diharapkan. Selain itu perlu ketangguhan membangun safety culture dan pemahaman tentang risiko bencana.

Efektivitas penanganan tanggap darurat dan pasca bencana berkaitan dengan upaya pengurangan risiko bencana. Oleh karenanya sangat mendesak dilakukannya pengintegrasian atau koherensi pengurangan risiko bencana dengan program pembangunan untuk mencapai Kesejakteraan Masyarakat,” ujarnya.(zul)

Page 7: PLK Juni 2015.cdr

7Edisi Juni / 2015

akultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor F(IPB) bekerjasama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) RI melepas peserta Pendampingan

Upaya Khusus untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Periode I, Minggu (24/5) di Auditorium Toyib Hadiwijaya Faperta Kampus IPB Dramaga Bogor. Pada program ini telah direkrut sebanyak 101 alumni dari 9 Fakultas yang ada di IPB. Mereka akan disebar ke 12 Kabupaten di Jawa Barat dan 1 Kabupaten di Banten, untuk mendampingi petani dalam pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai. Koordinator Upsus Pajale, Dr Ahmad Junaedi menjelaskan, kegiatan ini sebagai tindak lanjut kerjasama IPB dengan Kementan RI. IPB dalam hal ini menjadi bagian dari 19 perguruan tinggi yang berperan dalam program Upsus Pajale. Program ini direncanakan berlangsung dari bulan Mei-Oktober tahun 2015.

Ratusan�Alumni�IPB�Dampingi�Petani�dalam�Program�Upsus�Pajale

Dekan Faperta IPB Dr Ernan Rustiadi mengatakan IPB diberi amanah yang terbesar untuk mendampingi para petani dalam program pendampingan Upsus Pajale. Dalam hal ini IPB merekrut alumni untuk turun ke lapangan mendampingi petani dan siap membantu untuk bisa menghasilkan panen yang maksimal. ”Kehadiran para alumni IPB mendampingi petani mudah-mudahan menjadi energi baru bagi masyarakat ujarnya”. Sementara itu, Rektor IPB Prof.Dr Herry Suhardiyanto menyampaikan, IPB terus memikirkan bagaimana agar varietas unggul padi, jagung dan kedelai dan tanaman yang lain dapat bisa dikenalkan kepada masyarakat. “Mari kita syukuri kesempatan ini untuk sama-sama membantu petani dalam rangka menjadikan swasembada padi, jagung, kedelai dan tanaman lain. Mari kita tingkatkan semangat juang untuk terjun ke lapangan mendampingi petani,’' ujar Rektor.

Para mahasiswa IPB harus siap mendampingi petani, berikan petani cara berbudidaya tanaman yang baik, berikan padi yang terbaik yang dipunyai IPB, sehingga hasil panen bisa melimpah ruah. Dampingi petani agar mereka terbebas dari situasi yang sulit, sulit mencari bibit yang baik, sulit mencari pupuk yang baik. Untuk itu semua para mahasiswa IPB diharapkan bisa memberikan solusi dan pemecahan yang bisa membantu petani lebih baik,” kata Rektor. (Awl)

Page 8: PLK Juni 2015.cdr

8 Edisi Juni / 2015

ebanyak 2.406 putra daerah yang tersebar di seluruh SIndonesia berdatangan ke kampus rakyat, Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengejar cita dan menimba

ilmu menjadi mahasiswa, Senin (8/6). Para putra daerah tersebut resmi menjadi mahasiswa IPB angkatan 52 setelah lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang dilaksanakan berdasarkan penilaian rapor selama di SMA. Dalam penyambutan Rangkaian ini diselenggarakan pertemuan orang tua mahasiswa dengan pimpinan IPB, yakni Rektor dan Wakil Rektor, serta Dekan dan Wakil Dekan Fakultas. Pertemuan yang mengambil tempat di Grha Widya Wisuda Kampus IPB Dramaga Bogor ini dipimpin langsung oleh Rektor IPB, Herry Suhardiyanto. Rektor IPB Prof.Dr Herry Suhardiyanto dalam sambutannya menjelaskan, IPB mendapatkan akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). “Keputusan memilih IPB sebagai tempat kuliah bagi putra dan putri bapak ibu adalah pilihan yang tepat. Selamat datang di IPB, semoga empat tahun dari sekarang, bapak dan ibu bisa hadir kembali di sini, di gedung ini untuk menyaksikan putra putri bapak dan ibu diwisuda,” ujar Rektor. Dalam kesempatan ini para mahasiswa baru juga diberikan arahan mengenai Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan perkuliahan matrikulasi. Para mahasiswa dijelaskan tentang TPB sebagai tahapan awal perkuliahan yang wajib dijalani oleh setiap mahasiswa IPB. “Setiap mahasiswa IPB di tahun pertama wajib menjalani masa TPB, termasuk tinggal di asrama. Hal tersebut bertujuan untuk membantu proses adaptasi bagi para mahasiswa baru yang beragam latar belakangnya. Juga sebagai pembinaan akademik, non akademik, mental serta spiritual para mahasiswa,” jelas Asisten Direktur TPB bidang Asrama Dr. Agr. Asep Gunawan. Pada proses penyambutan mahasiswa ini sekaligus dilaksanakan seleksi dan wawancara beasiswa Bidikmisi. Sebanyak 893 mahasiswa diseleksi untuk mendapatkan beasiswa bagi mahasiswa yang kurang mampu dan berprestasi ini. “Dari kriteria kurang mampu secara ekonomi, pendapatan maksimal orang tua

Ribuan�Putra�Daerah�Tiba�di�Kampus�Rakyat

sebesar tiga juta rupiah. Namun juga terdapat kriteria prestasi, terutama prestasi di tingkat kabupaten, nasional atau internasional,” terang Kepala Sub Direktorat Kesejahteraan Mahasiswa Direktorat Kemahasiswaan IPB, Dr. Megawati Simanjuntak. Ada hal yang berbeda pada penerimaan beasiswa Bidikmisi pada tahun ini, yakni pada hal jumlah kuota. Pada tahun ini kuota beasiswa Bidikmisi ditentukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing kampus. “Kita akan mengusulkan sesuai dengan jumlah yang kita terima. Jumlah yang kita terima tersebut adalah jumlah yang akan kita ajukan ke Dikti sebagai kuota,” imbuh Dr. Megawati. (AS) Tampak hadir dalam kesempatan ini diantaranya Wakil Rektor IPB bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof.Dr Yonny Koesmaryono, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB Dr Prastowo, para dekan, dan para dosen pendamping.(Awl)

IPB�MASUK�150�KAMPUS�TERBAIK�DUNIA

Institut Pertanian Bogor (IPB), sebagai perguruan tinggi pertanian terbesar di Indonesia terus mengembangkan prestasinya. Sesuai dengan mottonya, "Searching and Serving the Best", IPB terus memberikan yang terbaik bagi pengembangan ilmu-ilmu pertanian, kelautan dan biosins tropika. Berdasarkan Quacquarelli Symon ds (Qs) World University Rankings By Subject per Juni 2015 menempatkan IPB pada peringkat 150 perguruan tinggi terbaik dunia. Peringkat ini diperoleh IPB pada subject Agricultural dan Forestry. Indikator yang dipakai meliputi: reputasi akademik, reputasi lulusan, rasio mahasiswa dosen, jumlah sitasi dari hasil penelitian, proporsi fakultas bertaraf internasional, dan proporsi mahasiswa internasional. Pencapaian ini merupakan wujud kerja keras IPB untuk terus meningkatkan kualitas riset, inovasi, dan upaya pencapaian akreditasi internasional serta publikasi dosen yang cenderung menujukkan peningkatan. Proses yang dikembangkan Quacquarelli Symon ds (Qs) World University Rankings By Subject menjadi instrument bagi IPB untuk terus bersaing menjadi yang terbaik.