Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

25
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO V Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial Blok Kuratif dan Rehabilitatif II Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Disusun oleh: Afifannisa Dienda Rifani (131610101013) Annora Ramadhani (131610101027) Ikatanti Ratna Aggraini (131610101028) Fitri Lia Kristina (131610101029) Diah Indah Pratiwi (131610101033) Ari Kurniasari (131610101038) Nur Sita Dewi (131610101045) Cynthia Oktavia P S (131610101047) Dhystika Zahrah Septania (131610101048) Loly Sinaga (131610101057) 1

description

serial ekstraksi

Transcript of Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

Page 1: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO V

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial

Blok Kuratif dan Rehabilitatif II

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Disusun oleh:

Afifannisa Dienda Rifani (131610101013)

Annora Ramadhani (131610101027)

Ikatanti Ratna Aggraini (131610101028)

Fitri Lia Kristina (131610101029)

Diah Indah Pratiwi (131610101033)

Ari Kurniasari (131610101038)

Nur Sita Dewi (131610101045)

Cynthia Oktavia P S (131610101047)

Dhystika Zahrah Septania (131610101048)

Loly Sinaga (131610101057)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2015

1

Page 2: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

Tutor : drg. Hj. Herniyati, M.Kes.

Ketua : Afifannisa Dienda Rifani (131610101013)

Scriber Meja : Diah Indah Pratiwi (131610101033)

Scriber Papan : Annora Ramadhani (131610101027)

Anggota :

1. Ikatanti Ratna Aggraini (131610101028)

2. Fitri Lia Kristina (131610101029)

3. Ari Kurniasari (131610101038)

4. Nur Sita Dewi (131610101045)

5. Cyntia Oktavia (131610101047)

6. Dystika Zahra Septania (131610101048)

7. Loly Sinaga (131610101057)

2

Page 3: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Ekstraksi Seri,

Makalah ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok V pada

skenario kelima.

Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penyusun ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. drg. Hj. Herniyati, M,Kes. selaku tutor yang telah membimbing jalannya

diskusi tutorial kelompok V Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan

telah memberikan masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang

telah penyusun dapatkan.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan

dalam perbaikan–perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 7 November 2015

Penyusun

3

Page 4: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

DAFTAR ISI

Daftar Anggota Kelompok .................................................................................. 2

Kata Pengantar ..................................................................................................... 3

Daftar Isi .............................................................................................................. 4

Skenario ............................................................................................................... 5

BAB I Pendahuluan...............................................................................................6

BAB II Tinjauan Pustaka...................................................................................... 9

BAB III Pembahasan.............................................................................................11

BAB IV Kesimpulan............................................................................................. 15

Daftar Pustaka ......................................................................................................16

4

Page 5: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

SKENARIO 5

Seorang ibu datang ke RSGM Universitas Jember ingin memeriksakan

gigi anaknya yang berumur 9 tahun. Ibu tersebut mengeluhkan gigi depan

anaknya yang tidak rata.

Hasil pemeriksaan intra oral :

Memiliki gejala DDM dengan keempat insisif permanen RA berdesakan dan

keempat insisif permanen RB sesuai dengan inklinasi yang normal.

Gigi 12 dan 22 rotasi sentris.

Tanggal prematur pada gigi 53 dan 63.

Hasil pemeriksaan RO :

Benih gigi 13 14 15 23 24 25 33 34 35 43 44 dan 45 lengkap dengan pola erupsi

normal.

Hasil analisa model :

Klasifikasi maloklusi klas 1 Angle.

Relasi molar permanen neutroklusi.

Diskrepansi / kekurangan tempat RA = 11mm dan RB = 10mm.

Diagnosis : Klas 1 Angle dengan berdesakan anterior.

Macam perawatan : Ekstraksi Seri

5

Page 6: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa pra remaja merupakan masa terjadinya perubahan besar

dalam diri seorang anak. Anak mulai memperhatikan penampilan diri

sehingga anak mulai sadar bila terdapat sesuatu yang lain dalam

penampilan terutama wajah. Penampilan yang indah dan menarik akan

menambah rasa percaya diri. Susunan gigi merupakan bagian yang

menunjang penampilan wajah.

Keadaan gigi geligi, terutama gigi anterior juga berperan dalam

mempengaruhi daya tarik atau estetik wajah. Jika posisi atau keadaan gigi

geligi anterior kurang baik atau tidak beraturan, daya tarik wajah akan

berkurang pula.

Malposisi gigi anterior akan mengurangi nilai estetik penampilan

senyum seseorang. Perubahan yang terjadi pada anak dari keadaan gigi

geligi oklusi normal menjadi maloklusi, dapat bersifat sementara atau

tetap, hal ini tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya interaksi

tumbuh kembang. Masa tumbuh kembang adalah periode terjadinya

berbagai perubahan termasuk di dalam rongga mulut. Bukti adanya

tumbuh kembang adalah proses pergantian gigi sulung dengan gigi tetap.

Proses tumbuh kembang pada anak, umumnya bersifat dinamis dan

berjalan terus secara kesinambungan. Keadaan oklusi normal yang

ditemukan pada masa gigi sulung tidaklah menjamin tidak menimbulkan

maloklusi pada masa berikutnya. Hal itu terjadi karena banyak hal yang

mempengaruhi proses tumbuh kembang khususnya saat pergantian gigi

geligi. Susunan gigi yang tidak teratur karena berbagai sebab sehingga

anak tersebut memerlukan perawatan ortodonti.

Kasus maloklusi pada anak dari tahun ke tahun terus meningkat,

sehingga program pencegahan sangat diperlukan. Perawatan maloklusi

dalam tahap pencegahan sangat diperlukan, untuk memperhatikan

kesehatan antara gigi, tulang dan otot dalam fungsinya. Jika anak masih

6

Page 7: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

dalam proses tumbuh kembang, untuk memprediksi kejadian akhir proses

tumbuh kembang wajah anak yang dikaitkan dengan perawatan ortodonti

sulit untuk dilakukan sehingga pertimbangan tindakan atau intervensi

ortodonti pada anak semakin kompleks.

Prevalensi maloklusi di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu sekitar

80% dari jumlah penduduk. Hal tersebut menyebabkan antisipasi

perkembangan angka kejadian maloklusi, khususnya maloklusi pada anak

diperlukan upaya penanggulangan secara dini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan tujuan dilakukan ekstraksi seri?

2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dilakukan ekstraksi seri?

3. Apa saja keuntungan dan kerugian dilakukan ekstraksi seri?

4. Bagaimana penatalaksanaan ekstraksi seri?

1.3 Learning Objective

1. Untuk memahami dan menjelaskan definisi dan tujuan dilakukan ekstraksi

seri

2. Untuk memahami dan menjelaskan indikasi dan kontraindikasi dilakukan

ekstraksi seri

3. Untuk memahami dan menjelaskan keuntungan dan kerugian dilakukan

ekstraksi seri

4. Untuk memahami dan menjelaskan penatalaksanaan ekstraksi seri

7

Page 8: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

MAPPING

8

DDMDDM

Maloklusi kelas I AngleMaloklusi kelas I Angle

Ekstraksi SeriEkstraksi Seri

PenatalaksanaanPenatalaksanaanKeuntungan &

kerugianKeuntungan &

kerugian

Indikasi &

kontraindikasiIndikasi &

kontraindikasi

Definisi & tujuanDefinisi & tujuan

Page 9: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip pencabutan serial dikenalkan oleh Rubert Bunon pada tahun 1473,

tetapi istilah pencabutan serial dipopulerkan oleh Kjellgren tahun 1940-an.

Pencabutan serial hanya dapat menghilangkan berdesakan di region anterior tetapi

tidak dapat memberikan hasil perawatan seperti yang dihasilkan dari perawatan

secara komperhensif (Rahardjo, 2009).

Untuk melakukan pencabutan serial diperlukan pemahaman yang

mendalam tentang pertumbuhkembangan, diagnosis dan perencanaan perawatan

agar didapat hasil yang memuaskan. Diperlukan pemahaman tentang ukuran gigi,

panjang lengkung gigi, pembentukan gigi dan perkembangannya serta erupsi gigi

permanen untuk perencanaan pencabutan serial (Rahardjo, 2009)

Ekstraksi seri adalah suatu metode perawatan orthodonti dalam periode

gigi pergantian dan mencegah maloklusi pada gigi permanen dengan jalan

melakukan pencabutan pada gigi-gigi yang dipilih pada interval waktu tertentu

serta menurut cara-cara yang telah direncanakan dengan observasi dan diagnose

yang tepat dan teliti. Ini merupakan suatu prosedur yang memerlukan kesabaran

dan ketelitian yang lama tanpa memakai perawatan orthodonti. Pengertian lain

ekstraksi seri yaitu suatu metode perawatan orthodonti yang dilakukan pada masa

gigi-geligi bercampus dengan hubungan rahang klas I Angle, dengan pencabutan

gigi secara berturut-turut dan kronologis. Pencabutan dilakukan pada gigi-geligi

sulung dan diikuti dengan pencabutan gigi permanen (Amirudin, 2002).

Tindakan ini disebut pencabutan serial karena secara garis besar dilakukan

pencabutan gig sulung dan kemudian dilakukan pencabutan gigi permanen dan

diakhiri dengan mekanoterapi. Dengan melakukan pencabutan serial, maka

perawatan komperhensif di kemudian hari akan lebih mudah dan lebih cepat

mencapai hasil akhir yang memuaskan. Pencabutan seri sering dilakukan pada

maloklusi kelas I karena pada maloklusi kelas I terdapat keseimbangan

neuromuskuler yang pada perawatan pencabutan serial keseimbangan ini perlu

dipertahankan. Pencabutan serial tidak dianjurkan pada pasien yang mempunyai

kelainan relasi rahang atas dan bawah (Rahardjo, 2009).

9

Page 10: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

Hal-hal yang perlu diperhatiakn dalam melakukan ekstraksi seri disusun

dalam suatu catatan dan dianalisa dengan lengkap sehingga diperoleh diagnosa

yang tepat dan rencana perawatan diperlukan. Sedangkan untuk menentukan

diagnose yang tepat harus dilakukan pemeriksaan klinik, pembuatan model sudi

dan foto periapikal. Keadaan lain yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan

ekstraksi seri yaitu :

Adanya ketidaksetimbangan antara ukuran gigi dan struktur tulang

penyokong, apakah cukup ruangan untuk memperoleh susunan gigi yang

baik ;

Menetapkan apakan penderita dan orang tuanya mengerti bahwa

perawatan ekstraksi seri merupakan prosedur yang berlangsung terus

menerus lebih dari 4-5 tahun. Bila kerjasaman yang baik antara pasien dan

operator tidak diharapkan, maka ekstraksi seri ini sebaiknya tidak

dilakukan. Perogram ekstraksi seri yang tidak teratur lebih buruk daripada

tidak dilakukan perawatan sama sekali ;

Seorang ahli orthodonti harus menyadari bahwa ekstraksi seri bukanlah

prosedur yang berurutan dengan pasti. Program perawatan dapat diubah

satu atau beberapa kali selama periode pengamatan tergantung pada

derajat perbaikan yang terjasi, munculnya akibat lain dari maloklusi dan

kecepatan erupsi gigi permanen (Amirudin, 2002).

Perawatan ini bila dilakukan dengan baik dapat memberikan beberapa

keuntungan, yaitu :

1. Insisiv berdesakan secara alamiah menjari normal

2. Mengurangi potensi kelainan iatrogenic

3. Meningkatkan kondisi psikologi pasien dan kepatuhan pasien yang

lebih baik karena adanya perbaikan letak gigi

4. Perawatan akhir dengan piranti cekat tidak membutuhkan waktu yang

lama yang secara tidak lansung mengurangi beban biaya dari pasien

(Rahardjo, 2009).

10

Page 11: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

BAB III

PEMBAHASAN

Definisi

Ekstraksi seri adalah pencabutan gigi yang terencana dan berurutan pada

waktu tertentu saat masa geligigi campuran. Tindakan ini disebut ekstraksi seri

karena secara garis besar dilakukan pencabutan gigi sulung dan kemudian

dilakukan pencabutan gigi permanen dan diakhiri dengan mekano terapi.

Tujuan ekstraksi seri:

1. Meghilangkan gigi yang berdesakan

2. Menuntun dan mengontrol erupsi gigi-gigi permanen dalam lengkung rahang dan

untuk mencegah agar tidak terjadi maloklusi pada gigi permanen

Indikasi Seri Ekstraksi

1. Adanya Disharmony Dento Maksiler

2. Pada fase geligi pergantian

3. Perawatan hanya dapat dilakukan bila diyakini bahwa basis apikal terlalu

kecil untuk memuat semua geligi dalam lengkung yang rata.

4. Tidak ada kelainan skeletal

5. Hubungan molar Klas I

6. Overbite normal

7. Kurang ruang lebih besar atau sama dengan 10 mm ( crowded berat )

8. Umur : 7 - 8 tahun

Kontra Indikasi Seri Ekstraksi

1. Maloklusi klas I angle dengan kekurangan tempat yang kecil

2. Maloklusi klas II divisi 2 dan klas III angle

3. Openbite

4. Crowded ringan

5. Agenesis

6. Diastema

11

Page 12: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

7. Deep overbite

Keuntungan ekstraksi seri:

1. Dapat meratakan gigi berjejal

2. Sebagai usaha prevetif untuk mencegah pemakain alat ortodonsi cekat

3. Menurunkan kemungkinan terjadinya karies karena gigi berjejal

4. Memungkinkan pergerakan secara fisiologis dari gigi insisive setelah ada ruangan

dengan jalan pencabutn gigi desidui

5. Perawatan akhir dengan piranti cekat tidak butuh waktu lama

Kerugian dari ekstraksi seri, antara lain yaitu:

1. Mungkin dapat merintangi pertumbuhan:

- Terjadinya pergerakan ke distal gigi kaninus dan insisivus karena kurangnya

tekanan kea rah mesial dari premolar

- Mengurangi prognatisme alveolar

- Merintangi pertumbuhan ke depan rahang atas

2. Bertambahnya overbite

3. Miringnya gigi insisivus ke bawah kea rah lingual

4. Terbentuknya banyak jaringan parut yang akan merintangi atau menghambat

erupsi gigi permanen

5. Masuknya atau menonjolnya lidah ke ruangan pencabutan. Hal ini akan

mengganggu erupsi dan susunan yang baik gigi-gigi tetap yang telah bererupsi

6. Sering terjadi setelah pencabutan suatu gigi, ruangannya tidak dapat tertutup

seluruhnya. Penutupan ruangan yang disebabkan oleh gigi-gigi belakang

migrasi ke mesial dan ketidakharmonisan intergiditasi atau hubungan antar

tonjol gigi-geligi, dapat menyebabkan traumatik oklusi

12

Page 13: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

7. Bila ruangan yang terjadi akibat suatu pencabutan tetap terbuka maka pada saat

mulut dibuka akan terlihat. Hal ini akan mengganggu penampilan wajah yang

berhubungan dengan faktor estetik

Penatalaksanaan ekstraksi seri

Tindakan yang mula-mula dilakukan pada pencabutan serial adalah

mencabut kaninus sulung agar terdapat ruangan sehingga insisiv yang berdesakan

terkoreksi secara spontan (tanpa menggunakan peranti ortodonti) kecuali gigi

yang terletak rotasi. Bila akar premolar pertama telah terbentuk setengah atau dua

pertiga, molar pertama sulung dicabut untuk mempercepat erupsi premolar

pertama. Ketika premolar pertama telah erupsi gigi ini dicabut agar kaninus erupsi

ke tempat bekas pencabutan premolar pertama. Bila terdapat sisi diastema perlu

ditutup dari distal dengan menggunakan peranti cekat agar gigi-gigi dapat terletak

dalam kedudukan normal. Premolar kedua biasanya akan erupsi secara normal

menggantikan kedudukan molar kedua sulung.

Kadang-kadang kaninus permanen rahang bawah erupsi hampir bersamaan

dengan premolar pertama, sehingga bila tidak terdapat ruangan yang cukup,

kaninus permanen akan terletak lebih labial. Untuk mencegah keadaan ini, bila

akar premolar pertama bawah telah terbentuk setengah atau dua pertiga maka

molar pertama sulung dicabut untuk mempercepat pertumbuhan premolar

pertama. Bila premolar pertama ini telah erupsi gigi ini dicabut agar gigi kaninus

permanen erupsi kearah diastema bekas premolar pertama. Masalah dapat timbul

apabila pada foto rontgen terlihat kaninus erupsi terlebih dahulu daripada

premolar pertama. Tindakan yang dapat dilakukan adalah pada saat mencabut

molar pertama sulung juga dilakukan enukleasi pada premolar pertama. Tetapi

kekurangan enukleasi adalah tidak terbentuk tulang alveolar diregio tersebut

sedangkan bila premolar erupsi akan terbentuk tulang alveolar dan juga prosedur

yang cukup rumit.

Untuk menghindari operasi pada anak-anak (enukleasi), dilakukan cara lain

yaitu mencabut molar pertama sulung, setelah itu molar kedua sulung dicabut,

supaya premolar pertama erupsi agak ke distal diatas benih premolar kedua. Bila

13

Page 14: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

premolar pertama telah erupsi maka harus dicabut, kemudian perlu pemakaian

space maintainer supaya molar pertama permanen tidak bergerak ke mesial.

Premolar kedua biasanya erupsi secara normal menggantikan molar kedua

sulung. Ruangan bekas pencabutan premolar dipakai oleh kaninus permanen yang

bergeser kedistal, premolar kedua dan molar pertama permanen bergeser ke

mesial. Bila pencabutan serial tidak diikuti oleh perawatan komperhensif dengan

piranti cekat maka tidak akan didapatkan susunan gigi yang ideal, letak akar gigi

yang tidak sejajar dan penutupan diastema tidak berhasil dengan baik.

Apabila terjadi agenisi premolar pertama, cabut molar pertama sulung kemudian kaninus permanen akan menempati tempat tersebut. Jika agenisi premolar kedua dan bila kaninus permanen erupsi lebih dulu dari premolar pertama maka cabut molar pertama sulung dan molar kedua sulung bersama-sama agar kaninus sulung dan premolar pertama dapat erupsi agak ke distal dan perlu dipasang space maintainer agar molar pertama permanen tidak bergeser ke mesial

14

Page 15: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

BAB IV

KESIMPULAN

Ekstraksi seri adalah pencabutan gigi yang terencana dan berurutan pada

waktu tertentu saat masa geligigi campuran.

Tindakan ini disebut ekstraksi seri karena secara garis besar dilakukan

pencabutan gigi sulung dan kemudian dilakukan pencabutan gigi

permanen dan diakhiri dengan terapi mekanik.

Tujuan ekstraksi seri adalah untuk meghilangkan gigi yang berdesakan,

menuntun dan mengontrol erupsi gigi-gigi permanen dalam lengkung

rahang dan untuk mencegah agar tidak terjadi maloklusi pada gigi

permanen.

15

Page 16: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Abu. 2014. Kedokteran Gigi Kinis Edisi 2. Yogyakarta : CV. Quantum

Sinergis Media.

Koesomahardjo, Hamilah.1995. Survey Pelaksanaan Pencegahan Maloklusi

Oleh Kesehatan Gigi Sekolah DKI Jakarta. Journal of the Indonesian dental

association. Hal 55-61

Prijatmoko, Dwi, dkk.2002. Pertumbuhan Dan Perkembangan Kompleks

Kraniofasial. (Cetakan I). Jember : fakultas kedokteran gigi press universitas

jember

Salzman, J. A. 1957. Orthodontics Principal And Prevention. Philadelphia : J. B.

Lippincott Company.

Susetyo, Budi. 1998. Praktek Othodonti Alat Cekat. Jakarta : Binarupa aksara.

Walter. 1990. Orthodonti Waltier. Alih bahasa : drg Llian Y. Jakarta : Hipokrat

16

Page 17: Laporan Tutorial Ekstraksi Seri

17