LAPORAN TUGAS AKHIR - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1353/1/LTA LENGKAP DIREVISI...

204
xii ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “Y” KEHAMILAN NORMAL DENGAN KELUHAN PUSING DI PMB SITI ROFI’ATUN A.Md.Keb DI DESA SAMBIREJO KEC JOGOROTO KAB JOMBANG LAPORAN TUGAS AKHIR TUTUT INDRAYANA 151110034 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018

Transcript of LAPORAN TUGAS AKHIR - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1353/1/LTA LENGKAP DIREVISI...

xii

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA

NY “Y” KEHAMILAN NORMAL DENGAN KELUHAN

PUSING DI PMB SITI ROFI’ATUN A.Md.Keb

DI DESA SAMBIREJO KEC JOGOROTO

KAB JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

TUTUT INDRAYANA

151110034

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

ii

iii

iv

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA

Ny. “Y” KEHAMILAN NORMAL DENGAN KELUHAN

PUSING DI PMB SITI ROFI’ATUN, A.Md.Keb

DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN

JOGOROTO KABUPATEN

JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya

Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan

Oleh :

TUTUT INDRAYANA

151110034

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

v

vi

vii

viii

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas semua berkat dan rahmat-Nya

sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan

Kebidanan Komperhensif Pada Ny “Y’’ dengan Kehamilan Normal (pusing)’’

sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada

program studi D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. H. Imam Fathoni, S.KM.,MM, selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika

Jombang yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas

Akhirini.

2. Nining Mustika Ningrum, SST.,M.Kes, selaku ketua Program Studi D-III

Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan

kesempatan menyusun Laporan TugasAkhirini.

3. Henny Sulistyawati, SST.,M.Kes, selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

4. Petrina Dwi Mardikawati, SST.,M.Kes, selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan sehingga Laporan TugasAkhir ini dapat terselesaikan.

5. Ruliati, SST.,M.Kes, selaku penguji utama yang telah memberikan masukan

dan arahan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

6. Siti Rofi’atun AMd.Keb, yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penyusunan Laporan Tugas Akhir di PBM Siti Rofi’atun, AMd.Keb.

7. Yuli Astutik,selaku responden atas kerjasamanya yang baik.

8. Orang tua dan keluarga atas cinta, terutama untuk ibu dan bapak saya untuk

dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Laporan Tugas Akhir ini

selesai pada waktunya.

9. Semua rekan mahasiswa seangkatan khususnya untuk teman-teman 1 kelas

saya yang cintai.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini penulis

x

mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan

Laporan Tugas Akhir ini.

Jombang, 5 Juli 2018

Penulis

xi

ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY “Y” G1 P0A0 23 MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL

DI PMB Siti rofi’atun AMd. Keb DESA SAMBIREJO KABUPATEN

JOMBANG

Oleh:

TUTUT INDRAYANA

151110034

Kehamilan merupakan proses alamiah dan fisiologis bagi setiap wanita. Dalam

kehamilan sering terjadi ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan yang sering terjadi selama

masa kehamilan salah satunya adalah Pusing. Pusing yang disebabkan ibu hamil

berbagaimacam penyebabnya, antara lain karena Hipotensi, Hipertensi, berada dalam

ruangan yang pengab,dan melakukan gerakan mendadak karena ibu. Tujua penelitian

adalah melakukan Asuhan Kebidanan Komperensif pada Ny. “Y” di PMB Siti Rofi’atun

Amd.keb Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang, mulai pada Bulan

Desember – Maret 2018.

Penatalaksanaan dalam mengatasi Pusing pada kehamilan dapat ditangani

dengan melakukan beberapa hal antara lain, sikap tubuh yang baik, menghindari posisi

terlentang yang terlalu lama, hindari membungkuk berlebihan, tidak merokok, tidak

melakukan gerakan mendadak, tidak berada di lingkungan yang pengab, digunakan untuk

tidur atau istirahat, melakukan senam ibu hamil secara teratur.

Hasil Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada Ny, “Y” selama kehamilan

trimester II dan III dengan keluhan Pusing, pada persalinan dengan persalinan spontan

tidak ada penyulit, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBL dengan BBL normal,

pada neonatus dengan neonatus normal, dan pada KB ibu menjadi akseptor baru KB

suntik 3 bulan.

Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komperensif ini didapatkan dengan

melakukan asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini,

ditemukan adanya penyulit pada kehamilan, khususnya pada berat badan ibu, ibu hanya

naik berat badan 8 kg. Sedangkan pada persalinan, BBL, nifas, neonatus, dan KB tidak

ditemukan adanya penyulit. Diharapkan bidan dapat mempertahankan kualitas pelayanan

dan mendeteksi diri dengan masyarakat untuk mengadakan penyuluhan tentang keluhan-

keluhan pada ibu hamil terutama pada ibu dengan keluhan Pusing dan dapat memberikan

pelayanan kebidanan secara komprehensif pada setiap ibu dan bayi.

Kata Kunci: Asuhan Kebidanan, Komprehensif, Pusing

xii

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .............................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... iii

HALAMAN DALAM ....................................................................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... vi

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

ABSTRAK ......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 4

1.4 Manfaat ......................................................................................................... 5

1.5 Ruang Lingkup .............................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7

2.1 Konsep Dasar Kehamilan .............................................................................. 7

2.2 Konsep Dasar Persalinan............................................................................... 41

2.3 Konsep Dasar Nifas....................................................................................... 63

2.4 Konsep Dasar Bayi Bru Lahir ....................................................................... 78

2.5 Konsep Dasar Neonatus ................................................................................ 86

2.6 Konsep Dasar Keluarga Berencana ............................................................... 92

BAB III ASUHAN KEBIDANAN ................................................................... 95

3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan ...................................................................... 95

3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan....................................................................... 100

3.3 Asuhan Kebidanan Nifas............................................................................... 110

3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ............................................................. 115

3.5 Asuhan Kebidanan Neonatus ........................................................................ 118

3.6 Asuhan kebidanan Keluarga Berencana........................................................ 123

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 127

4.1 Asuhan Kebidanan kehamilan Trimester II dan Trimester III ...................... 127

4.2 Asuhan Kebidanan Persalinan....................................................................... 138

4.3 Asuhan Kebidanan Nifas............................................................................... 145

4.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ............................................................. 150

4.5 Asuhan Kebidanan Neonatus ........................................................................ 154

4.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Nerencana ...................................................... 157

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 158

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 158

5.2 Saran .............................................................................................................. 158

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 160

LAMPIRAN ....................................................................................................... 164

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ketidaknyamanan masa kehamilan dan cara mengatasinya ..... 1 8

Tabel 2.2 Pemberian suntik TT ................................................................ 2 7

Tabel 2.3 Penilaian apgar skor .................................................................. 7 9

Tabel 4.1 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC

Ny. “Y” di PMB Siti rofi’atun, AMd.keb ................................. 1 2 8

Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC

Ny.''Y'' di PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb ................................. 1 3 9

Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari VariabelPNCNy

“Y” di PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb ...................................... 1 4 6

Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel

Bayi Baru Lahir Bayi Ny.”Y” di PMB Siti Rofi’atun,

AMd.keb ................................................................................... 1 5 1

Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel

Neonatus Bayi Ny.”Y” di PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb ........ 1 5 5

Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel Kelarga

Berencana Ny “Y” di PMB Siti Rofi’atun AMd.keb ............... 1 5 7

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Bidan

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Pasien

Lampiran 3 Lembar KIA

Lampiran 4 Hasil USG

Lampiran 5 Pemeriksaan ANC Terpadu

Lampiran 6 Lembar Partograf

Lampiran7 Catatan Kesehatan Ibu Bersalin, Nifas dan BBL

Lampiran 8 Kunjungan Nifas

Lampiran 9 Kunjungan Neonatus

Lampiran 10 Catatan Imunisasi

Lampiran 11 Kartu KB

Lampiran 11 Lembar Konsul

xv

DAFTAR SINGKATAN

KEK : Kekurangan Energi Kronis

WHO : World Health Organization

PKG : Pemantauan Konsumsi Gizi

LILA : Lingkae Lengan Atas

IMT : Indeks Massa Tubuh

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

BBL : Bayi Baru Lahir

ASI : Air Susu Ibu

ANC : Antenatal Care

COC : Continuity of Care

KB : Keluarga Berencana

USG : Ultrasonografi

FSH : Follicle Stimulating Hormone

LH : Luteinizing Hormone

MSH : Melanocyte Stimulating Hormone

BMR : Basal Metabolic Rate

TT : Tetanus Toxoid

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

DJJ : Denyut Jantung Janin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

MAP : Mean Arterial Pressure

ROT : Roll Over Test

BMI : Bosy Mass Indeks

SPK : Standart Pelayanan Kebidanan

TBJ : Tafsiran Berat Janin

SAR : Segmen Atas Rahim

SAB : Segmen Bawah Rahim

IMD : Inisiasi Menyusu Dini

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

IUD : Intra Uterine Device

MOW : Metode Operatif Wanita

MOP : Metode Operatif Pria

HCG : Human Chorionic Gonadotrophin

HPL : Human Plasental Lactogen

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terjadinya kehamilan adalah proses pembuahan/fertilisasi bertemunya

sel telur/ovum wanita dengan sel benih/spermatozoa peria, dari proses

pembuahan tersebut terjadilah pembelahan sel (zigot). Nidasi/implantasi zigot

tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal, implantasi

pada lapisan endometrium dinding kavum uteri) pembuahan dan

perkembangan zigot-embrio-janin menjadi bakal individu baru.1

Ketidaknyamaan sering terjadi pada TM II dan III diantarannya pusing.

Pusing yang dirasakan saat hamil biasanya di sebabkan oleh perubahan

hormon kehamilan kadang menurunkan tekanan darah bisa juga karena anda

mengalami dehidrasi atau penurunan kadar gula di dalam tubuh.2

Menurut laporan WHO tahun 2014 AKI di dunia yaitu 289.000 jiwa. Di

Indonesia sendiri AKI 214 per 100.000. Dalam jawa timur sendiri AKI dan

AKB miliki penurunan yang pesat yaitu AKI jawa timur saat ini sebesar

97,39/100.000, sedangkan AKB jawa timur saat ini sebesar 32,59/1000.3 Data

terkini dari kabupaten jombang sendiri AKI s/d 2015 sebanyak 8 ibu, dan

untuk AKB sendiri sebanyak 10 bayi.4

Dari studi kasus di PMB Siti Rofi’atun AMd.Keb Desa Sambirejo

Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang pada tanggal 10 Desember 2017,

dari jumlah ibu hamil ada 40 orang yang merasa pusing pada TM 1 sebanyak

30%, pada TM 2 sebanyak 20% dan pada TM 3 sebanyak 5%. Dari

2

pengkajian dari Ny “Y” umur 23 tahun G1P0A0 UK 23 minggu

didapatkan hasil pemeriksaan dengan keluhan pusing.

Faktor penyebab berlangsungnya Pusing pada kehamilan yaitu

disebabkan oleh hormon progesteron yang memicu dinding pembuluh darah

melebar, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah yang

membuat ibu merasa pusing.5 Pusing pada kehamilan juga dapat terjadi akibat

kurangnya istirahat serta pola kebiasaan yang sering melakukan kegiatan

yang mendadak. Pusing juga dapat terjadi karena tekanan darah yang rendah

serta pengaruh dari hormonal. Penekanan pembuluh darah kaki, panggul dan

tubuh oleh berat janin terutama saat berbaring menyebabkan aliran darah ketubuh

bagian atas berkurang. Namun, ada juga pengaruh pusing yang di alami ibu anemi.

Faktor pusing pada Ny “Y” disebabkan oleh pola keseharian ibu saat bekerja

contohnya ibu harus tiba-tiba berdiri dan duduk yang menyebabkan ibu

mengalami pusing. Adapun dampak dari pusing selama kehamilan,

persalinan, nifas, BBL, neonatus dan KB yaitu, Pada ibu kehamilan muda

kebanyakan pusing tidak akan menimbulkan keluhan, kecuali lemah, lesu,

rasa tidak nyaman dan perasaan ingin mual dan muntah. Namun, bila pada

ibu hamil dengan triwulan tua akan berujung pada pre eklamsi.6 Pada

persalinan, nifas, BBL, neonates dan KB pusing tidak menimbulkan bahaya

yang serius. Namun, meskipun hal ini normal dan akan hilang dengan

sendirinya, kita harus mengetahui apa penyebab dari pusing tersebut agar

menyelesaikan dari pusing itu tersebut. Tetapi tetap saja ibu merasa tidak

nyaman saat ibu bangun dari tidur dan meras letih.

3

Untuk mengatasi masalah dan mengantissipasi ketidaknyamanan pada

kehamilan dilakukan pemeriksaan ANC secara rutin dan pemeriksaan ANC

tepadu di puskesmas. Pemeriksaan ANC rutin yang sesuai kebijakan program

pemerintah minimal 4x selama kehamilan, yaitu 1x pada triwulan pertama, 2x

pada triwulan kedua, dan 1x pada triwulan ketiga.7 Pusing pada kepala dapat

di atasi dan harus di ketahui penyebabnya terlebih dahulu yaitu dengan

bangun secara perlahan dari posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam

lingkungan yang hangat atau sesak, hindari berbaring dalam posisi terlentang,

konsultasi/periksa untuk rasa sakit yang terus menerus. Adapun cara lain yang

dapat dilakukan yaitu apabila pusing karena hormonal, penangannya cukup

tidur dan hindari stress, sedangkan pada tekanan darah rendah kurangi

aktifitas dan hemat pengeluaran energi. Menghindari gerakan mendadak,

seperti dari posisi duduk langsung ke posisi berdiri.

Berdasarkan latar belakang yang terlah diuraikan diatas, penulis tertarik

untuk melakukan asuhan kebidanan pada ibu hami, bersalin, nifas, BBL,

neonates dan KB secara komprehensif dan berkesinambungan (Continuity Of

Care) pada Ny “Y” G1P0A0 dengan pusing di PMB Siti Rofi’atun, AMd.Keb.

Desa Sambirejo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan pada Ny. “Y” dengan keluhan pusing di PMB Siti

Rofi’atun AMd. Keb Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten

Jombang?

4

1.3 Tujuan Penyusunan LTA

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidan secara komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, BBL, neonates dan KB dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan pada Ny. “Y” dengan Pusing di

PMB Siti Rofi’atun AMd. Keb Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto

Kabupaten Jombang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil TM II dan III pada

Ny. “Y” dengan keluhan Pusing di BPM Siti Rofiatul Amd. Keb

Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang..

2. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin pada Ny. “Y”

dengan Pusing di PMB Siti Rofi’atun AMd. Keb Desa Sambirejo

Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

3. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny. “Y” dengan

Pusing di PMB Siti Rofi’atun AMd. Keb Desa Sambirejo

Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

4. Melakukan asuhan kebidanan pada BBL pada bayi Ny. “Y” dengan

Pusing di PMB Siti Rofi’atun AMd. Keb Desa Sambirejo

Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

5. Melakukan asuhan kebidanan pada neonatus pada bayi Ny. “Y”

dengan Pusing di PMB Siti Rofi’atun AMd. Keb Desa Sambirejo

Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

5

6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny. “Y” dengan Pusing di

PMB Siti Rofi’atun AMd. Keb Desa Sambirejo Kecamatan

Jogoroto Kabupaten Jombang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan

khasanah wacana kepustakaan, dan juga sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya. Serta menambah ilmu pengetahuan dan

menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi instansi kesehatan (STIKes ICME)

Dapat dijadikan masukan instansi kesehatan tentang asuhan

kebidanan komprehensif pada ibu hamil dengan Keluhan Pusing

2. Bagi Lahan Praktik (Bidan)

Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yaitu Asuhan Sayang Ibu,

khususnya dalam memberikan informasi tentang perubahan

fisiologis, psikologis dan asuhan yang diberikan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dalam batasan COC

(Continuity of Care).

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan komprehensif ini adalah ibu hamil

trimester II dengan pusing mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,

6

BBL, neonatus dan KB yang dilakukan sesuai standart asuhan

kebidanan, yaitu Ny. “Y”G1P0A0 usia kehamilan 23 minggu dengan

Pusing.

1.5.2 Tempat

Tempat dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada

Ny. “Y” adalah:

1. PMB Siti Rofi’atun AMd Keb Desa Sambirejo, Kecamatan

Jogoroto, Kabupaten Jombang.

2. Rumah pasien, Dusun Suko, RT 014/RW 005, Desa Sukosari,

Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.

1.5.3 Waktu

Asuhan kebidanan komprehensif ini dilaksanakan pada bulan

Desember – Mei 2018.

7

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Teori Tentang Kehamilan Trimester II

1. Pengertian

Menurut federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilitasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10

bulan. Trimester II 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27).8

2. Perubahan Fisiologis Trimester II

a. Uterus

Pada kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali di isi

oleh ruang amnion yang terisi janin dan istmus menjadi bagian

korpus uteri. Bentuk uterus menjadi bulat dan berangsur-angsur

berbentuk lonjong seperti telur, ukurannya kira-kira sebesar

kepala bayi atau tinju orang dewasa. Selain bertambah besar

uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi

Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis.

b. Vulva dan Vagina

Karena hormon estrogen dan progesteron terus meningkat

dan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh darah,

peningkatan sensitivasitas dapat meningkatkan keinginan dan

8

bangkitan seksual, khususnya selama trimester kedua kehamilan

peningkatan kongesti ditambah relaksasi dinding pembuluh

darah dan uterus yang berat dapat menyebabkan timbulnya

odema dan varices vulva. Edema dan varices biasanya membaik

selama periode pacsa post partum.

c. Ovarium

Pada usia kehamilan 16 minggu, plsenta mulai berbentuk

dan menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum

d. Serviks Uteri

Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di

serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi

lebih banyak

e. Payudara/ Mammae

Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu dapat

keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum.

Colostrum ini berasal dari asinus yang mulai bereaksi. Selama

trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mammae

membuat ukuran payudara meningkat secara progresif.

f. Sistem Pencernaan

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon

progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga

terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam

rongga perut mendesak organ-organ dalam perut khususnya

saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral. Wasel

9

(Hemorrhoid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar

akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena di bawah uterus

termasuk vena hemorrhoid asam gastrik ke dalam esophagust

bagia bawah.

g. Sistem Respirasi

Karena adanya penurunan tekanan CO2 seorang wanita

hamil sering mengeluhkan sesak nafas sehingga meningkatkan

usaha bernafas.

h. Sistem Kardio vaskuler

Pada usia kehamilan16 minggu, mulai jelas kehamilannya

terjadi proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah

sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum

aterm. Perubaha auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan

posisi jantung. Peningkatan volume darah dan curah jantung

juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum

terjadi selama masa hamil.

i. Sistem Traktus Urinarius

Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar

mulai berkurang. Karena uterus sudah mulai keluar dari uterus.

Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik ke atas dan keluar

dari panggung sejati kearah abdomen. Uterus memanjang

sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser ke arah atas.

Kongesti panggung pada masa hamil di tunjukkan oleh

hyperemia kandung kemih dan uretra.

10

j. Sistem Muskulo Skeletal

Selama trimester kedua mobilitas persendian akan

berkurang terutama pada daerah siku dan pergelangan tangan

dengan meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif /

jaringan yang berhubungan disekitarnya

k. Sistem Integument

Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan

progesteron, kadar MSH pun meningkat

l. Sistem Endokrin

Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesteron

serta terhambatnya pembentukan FSH dan LH.9

3. Perubahan Psikologis Trimester II

Trimester II sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Hal

ini disebabkan selama TM II wanita umumnya merasa baik dan

terbatas dari ketidaknyamanan kehamilan. TM II dibagi menjadi dua

fase prequickening dan postquickening. Quickening sebagai fakta

kehidupan, bertambahnya daya dorong psikologis wanita yang

mengalami TM II. Akhir dari TM II dan selama prequickening TM

II dan selama prequickening TM II, wanita tersebut akan terus

melengkapi dan mengevaluasi segala aspek yang menghubungkan

dengan ibunya sendiri. Wanita hamil mungkin mengalami konflik

yang bertentangan dengan ibunya untuk dapat terlihat sebagai ibu

yang baik. Kejadian itu tidak terjadi sampai setelah bayi lahir, tapi

wanita hamil menimati kedekatan dengan ibunya dan proses

11

dikaitkan mengurangi tranfer identitasnya sendiri. Pada waktu yang

bersama dia menjadi penerima. Menurut berada padanya sebagai

pemberi perhatian. Kebayakan wanita merasa lebih erotis selama TM

II hampir 80% wanita hamil mengalami peningkatan dalam

hubungan seks. Pada TM II relatif lebih bebas dari

ketidaknyamanan fisik, ukuran perut belum menjadi suatu hal yang

bermasalah.10

2.1.2 Teori Tentang Kehamilan Trimester III

1. Pengertian

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin

intrauterine sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan

persalinan. Kehamilan TM III adalah kehamilan yang terjadi pada

minggu ke 20 sampai 40 minggu.11

2. Perubahan Fisiologis Kehamilan trimester III

a. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk

menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta,

amnion) sampai persalinan. Uterus mempuyai kemampuan yang

luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama

kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam

beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak

hamil uterus mempuyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau

kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu

organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan

12

amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya

mencapai 51 bahkan mencapai 201 atau lebih dengan berat rata-

rata 1100 g.

b. Serviks

Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan

lebih lanjut dari konsentrasi kolgen. Konsentrasinya menurun

secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan

menyebar (dispersi) dan ter-remodel menjadi serat. Dispersi

meningkat oleh peningkatan rasio dekorin terhadap kolgen.

Penurunan konsentarasi kolagen dengan melunaknya seviks.

Proses remodelling sangat kompleks dan melibatkan proses

kaskade biokimia, interaksi antara kompenan selular dan

matriks ekstreseluluer, serta infiltrasi stroma serviks oleh sel-sel

infamasi seperti netrofil dan makrofog.

c. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan

pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu karpus luteum

yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi

maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu

akan berperan sebagai pengahasil progesteron dalam jumlah

yang relatif minimal.

d. Vagina dan Perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan

hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot diperinium dan

13

vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan

yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi

penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan

hipertrofi dari sel-sel otot polos.

Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana

sekresi akan berwarna keputihan, menebal, dan ph anatara 3,5-6

yang meruapakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat

glikogen yang dihasilkan oleh epitel sebagai aksi dari

lactobacillus acidophilus.

e. Payudara

Pada TM III suatu cairan berwarna kekuningan yang

disebut kolostrum dapat keluar yang bersal dari kelenjar-

kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Peningkatan prolaktin

akan merangsang sintesis laktosa yang akan meningkatkan

produksi air susu. Aerola akan lebih besar dan kehitaman dan

cenderung menonjol keluar.

f. Perubahan Metabolik

Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi

baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4

kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau lebih

dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing

sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.

Hasil konsepsi, uterus, dan darah ibu secara relatif

mempuyai kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan lemak

14

dan karbohidrat. WHO menganjurkan asupan protein per hari

pada ibu hamil 51 g. Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5

kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir

kehamilan adalah 11-12 kg. kemungkinan penambahan BB

hingga maksimal 12,5 kg (Walyani,2015). Metabolisme basal

naik sebesar 15 sampai 20% dari semula terutama pada trimester

ketiga. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155

mEq per liter menjasi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi

darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.

g. Sistem Kardiovaskular

Sejak pertengan kehamilan pembesaran uterus akan

menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada

dalam posisi terlentang. Sehingga akan mengurangi darah balik

vena ke jantung. Akibat, terjadinya penurunan preload dan

cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi

arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada

keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu kehilangan

kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan menguragi aliran

darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi

miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam

posisi terlentang pada akhir kehamilan. Volume darah

meningkat secara progesif mulai minggu ke 6-8 kehamilan dan

mencapai puncaknya pada minggu ke 32-34 dengan perubahan

kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat

15

kira-kira 40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron dan

estrogen pada ginjal.12

Pada usia kehamilan 6 minggu curah jantung (cardiac

output) meningkat 30-50% dan mencapai puncak pada

kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena itu curah jantung yang

meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga

meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90

kali/menit). Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah

jantung agak menurun karena pembesaran rahim menekan vena

yang membawa darah dari tungkai ke jantung.13

h. Traktus Digestivus

Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung, dan usus

akan tergeser. Demikian juga dengan yang lainnya seperti

apendiks yang akan bergeser kearah atas dan lateral. Perubahan

yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos

pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidrokloid

dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejala

berupa pyrosis (hertburn) yang disebabkan oleh refluks asam

lambung dan menurunnya tonus asam hidroklorid dan

penurunan motilitas, serta kosntipasi sebagai akibat penurunan

motilitas usus besar.

Gusi akan lebih menjadi hiperemesisdan lunak sehingga

dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan.

Epulis selama kehamilan akan muncul, tetapi setelah persalinan

16

akan berkurang secara spontan. Hemorroid juga merupakan

suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan peningkatan

tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus.

i. Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan

tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga

menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan

makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul.

Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke

pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali.

j. Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan

membesar ±135 % akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu

mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada perempuan

yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan

lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat saat

kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya

pada plasmas akan menurun. Hal ini juga di temukan pada ibu-

ibu yang menyusui.

k. Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum

pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke

posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang

kearah dua tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokokgisis dan pubis

17

akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena

pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan

perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan

tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir

kehamilan.14

3. Perubahan psikologi pada kehamilan trimester III

Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian.

Sekarang wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari

dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Ada

perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat pada

waktunya. Fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisah hanya

bisa melihat dan menunggu tanda-tanda dan gejala. Trimester ketiga

adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan

sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.

Seorang ibu dan merasa kehilangan kandungan dan menjadi kosong.

Ibu merasa cenggung, jelek dan tidak rapi, dan memerlukan lebih

besar dan frekunsi perhatian dan pasangannya.15

4. Ketidaknyamanan masa hamil Trimester II dan III

Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh

ibu yang semuanya membutuhkan suatu adapatsi, baik fisik maupun

psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan

mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah

fisiologis, namun tetap perlu diberikan suatu pencengahan dan

18

perawatan. Beberapa ketidaknyamanan dan cara mengatasinya

adalah sebagai berikut :

Tabel 9-2 Ketidaknyamanan masa hamil dan cara mengatasinya

No. Ketidaknyaman

an

Penyebab Cara Mengatasi

1. Sering buang air

kecil

Tekanan uterus

pada kandung

kemih.

air dan sodium

tertahan dibawah

selama siang hari,

karena statis

vena, pada malam

hari terdapat

aliran balik vena

yang meningkat

dengan akibat

peningkatan

dalam jumlah

output air seni

Kosongkan saat ada dorongan

saat kencing.

Perbanyak minum pada siang

hari.

Jangan kurangi minum untuk

mencegah nokturia, kecuali

jika nokturia sangat

mengganggu tidur di

malam hari.

Batasi minum kopi, teh, dan

soda.

Jelaskan tentang bahaya

infeksi saluran kemih dengan

menjaga posisi tidur, yaitu

dengan berbaring miring ke

kiri dan kaki ditinggikan

untuk mencegah diuresis.

2. Striae

gravidarum

Penyebab tidak

jelas, bisa timbul

akibat perubahan

hormon atau

gabungan antara

perubahan

hormon dan

perengangan

Gunakan emolien topikal atau

antipruritik jika ada

indikasinya.

Gunakan baju longgar yang

dapat menopang payudara dan

abdomen.

3. Hemoroid Tekanan yang

meningkat dari

uterus grvid

terhadap vena

hemoroid

Hindari Konstipasi.

Makan makanan yang

berserat dan banyak minum.

Gunakan kompres es atau air

hangat.

Dengan perlahan masukkan

kembali anus setiap

selesai BAB.

4. Keputihan Hiperplasia

mukosa vagina,

peningkatan

produksi lendir

dan kelenjar

endocervikal

sebagai akibat

dari peningkatan

kadar estrogen

Tingkatkan kebersihan

dengan mandi tiap hari.

Memakai pakaian dalam dari

bahan katun dan mudah

menyerap.

Tingkatkan daya tahan tubuh

dengan makan buah dan

sayur.

5. Sembelit Karena tekanan Tingkatkan diet asupan

19

dari uterus yang

membesar pada

usus dan

penigkatan kadar

progesteron yang

menyebabkan

peristaltik usus

jadi lambat

cairan.

Minum cairan dingin atau

hangat, terutama saat perut

kosong.

Istirahat cukup.

Senam hamil. Membiasakan buang air besar

secara teratur.

Buang air besar segera

setelah ada dorongan.

6. Kram pada kaki Karena pembuluh

darah pad

abdomen tertekan

oleh uterus yang

semakin

membesar

sehingga aliran

darah ketubuh

bagian bawah

menjadi

terhambat

Kurangi konsumsi susu(

kandungan fosfornya tinggi).

Latihan dorsofleksi pada kaki

dan meregangkan otot yang

terkena.

Gunakan penghangat untuk

otot.

7. Nafas sesak Karena uterus

membesar dan

menekan pada

diafragma

Dorong agar secara sengaja

mengatur laju dan

dalamnya pernapasan pada

kecepatan normal yang

terjadi.

Merentangkan tangan di atas

kepala serta menarik

nafas panjang.

8. Panas perut

(heartburn)

Karena ibu

mengkosumsi

makanan yang

pedas, bergas dan

makanan yang

meyebabkan perut

menjadi begah

Makan sedikit- sedikit tetapi

sering.

Hindari makan berlemak dan

berbumbu tajam.

Hindari rokok, asap rokok,

alkohol, dan coklat.

Hindari berbaring setelah

makan.

Hindari minum air putih saat

makan.

Kunyah permen karet.

Tidur dengan kaki

ditinggikan.

10. Pusing/ sinkop Karena

pengumpulan

darah di dalam

pembuluh tungkai

yang mengurangi

aliran balik vena

dan menurunkan

ouput cardiac

serta tekanan

darah dengan

tengangan

othostatis yang

meningkat.

Penyebab lain

Bangun secara perlahan dari

posisi istirahat.

Hindari berdiri terlalu lama

dalam lingkungan yang

hangat dan sesak.

Hindari berbaring dalam

posisi telentang.

Makan yang teratur dengan

gizi seimbang.

Cukupi kebutuhan cairan

tubuh.

Penuhi kebutuhan zat besi.

Tetap melakukan aktifitas

sehari-hari.

20

dari pusing bisa

disebabkan dari:

Hipertensi /

tekanan darah

tinggi.

Peningkatan suhu

tubuh.

Penekanan

pembuluh darah

kaki, panggul dan

tubuh oleh berat

janin terutama

saat berbaring

menyebabkan

aliran darah

ketubuh bagian

atas berkurang.

Kadar gula darah

rendah.

Anemia atau

kurang kadar zat

besi.

Melakukan

perubahan posisi

terlalu cepat.

Berbaring terlalu

lama.

Morning sickness

Pembuluh darah

melebar, hal ini

dapat

mengakibatkan

hipotensi.

Aliran darah

meningkat.

Hindari duduk atau berbaring

terlalu lama

Berhenti merokok

Tidak mandi dengan air panas

atau memakai spa.

Makan secara teratur.

Cukup minum air putih.

Mengkonsumsi makanan kaya

zat besi.

Gunakkan pakaian longgar

yang nyaman.

Rajin bergerak.16

11. Varises pada

kaki

Kerapuhan

jaringan elastis

yang di akibatkan

oleh estrogen dan

di sebabkan oleh

faktor usia dan

lama berdiri

Tinggikan kaki sewaktu

berbaring.

Jaga agar kaki tidak

bersilangan.

Hindari berdiri atau duduk

terlalu lama.

Senam untuk melancarkan

peredaran darah.

Hindari pakaian atau korset

yang ketat

12. Nyeri

punggung atas

dan bawah

Karena

penigkatan kadar

hormon estrogen

dan progesterone

Gunakan posisi tubuh yang

baik.

Gunakan bra yang menopang

dengan ukuran yang

tepat.

Gunakan kasur yang keras.

Gunakan bantal ketika tidur

untuk meluruskan

punggung.17

Sumber: Ari sulistiyawati, 2009, asuhan kebidanan pada masa kehamilan

jakarta : salemba medika, Hal : 107 & www.Alodokter.com .

21

5. Kebutuhan dasar ibu hamil Trimester II dan III

a. Kebutuhan fisik

1) Diet makanan

Kebutuhan makanan ibu hamil mutlak harus dipenuhi.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus,

IUGR, inersia uteri, perdarhan pasca persalinan, sepsis

puerpuralis, dan lain-lain. Sedangkan kelebihan makanan

akan berakibat kegemukan, pre-eklamsia, janin terlalu

besar, dan sebagainya. Hal penting yang harus diperhatikan

sebenarnya adalah cara mengatur menu dan pengolahan

menu tersebut dengan berpedoman pada Pedoman Umum

Gizi Seimbang. Bidan sebagai pengawas kecukupan gizinya

dapat melakukan pemantauan terhadap kenaikan berat

badan selama kehamilan. Berat badan sebelum hamil,

PBBH, dan indeks massa tubuh (IMT) masih merupakan

indikator yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi

ibu. Rendahnya PBBH yang diperburuk oleh rendahnya

berat badan sebelum hamil dan otomatis rendahnya IMT

ditengarai akan meningkatkan risiko kehamilan, seperti

BBLR, kelahiran premature, dan komplikasi pada saat

melahirkan. PBBH yang terlalu tinggi berisiko terhadap

komplikasi kehamilan seperti hipertensi, diabetes, dan

preeklamsi, komplikasi waktu melahirkan, serta

makrosomia. Untuk menghindari risiko tersebut, ibu hamil

22

harus memperhatikan asupan gizi sebelum, ketika, dan

setelah kehamilan, karena rerata PBBH yang dianjurkan di

negara berkembang adalah 12,5 kilogram.

2) Kebutuhan Energi

a) Protein

Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein

sebanyak 68%. Widya karya pangan dan Gizi Nasional

menganjurkan untuk menambah asupan protein

menjadi 12% per hari atau 75-100 gram.

b) Zat Bezi

Kebutuhan zat bezi selama hamil meningkat 300%

(1.040 mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak

dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama

hamil melainkan perlu di tunjang dengan suplemen zat

besi. Pemberian sumlemen zat besi dapat diberikan

sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram

setiap hari selama kehamilan dan enak minggu setelah

kelahiran untuk mencengah anemia post partum.

c) Asam folat

Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita

anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi,

lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini terus

berlanjur dan tidak segera ditangani maka pada ibu

23

hamil akan terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan

kelainan bentuk tulang belakang janin (spina bifida)

d) Kalsium

Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis

sebanyak 5%. Oleh karena itu asupan yang optimal

perlu dipertimbangkan.

3) Obat-obatan

Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan

yang benar- benar berindikasi untuk diberikan obat-obatan,

sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan keluhan

dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada

pencegahan dan perawatan saja. Dalam pemberian terapi,

dokter biasanya akan sangat memperhatikan reaksi obat

terhadap kehamilan, karena ada obat tertentu yang kadang

bersifat kontra dengan kehamilan.

4) Senam Hamil

Senam hamil untuk melancarkan sirkulasi darah, nafsu

makan bertambah, perencanaan lebih baik, dan tidur lebih

nyenyak.

5) Pakaian

Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam ibu hamil:

a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ketat pada bagian

perut

b) Bahan mudah menyerap keringat

24

c) Gunakan bra yang menyokong payudara

d) Memakai sepatu hak rendah

e) Pakaian dalam selalu bersih

6) Istirahat dan Rekreasi

Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya

beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh,

tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu

istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada

trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya

ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk

menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur.

Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke

kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal

dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut,

ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri. Meskipun

dalam keadaan hamil, ibu masih membutuhkan rekreasi untuk

menyegarkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan

mengunjungi objek wisata atau pergi ke luar kota.

7) Perawatan Payudara

a) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat

dan menggunakan busa

b) Gunakan bra yang menyangga

c) Hindari membersihkan putting dengan sabun mandi

25

d) Jika ditemukan cairn yang berwarna kekuningan dari

payudara berarti produksi ASI sudah dimulai.

8) Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan

eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih.

Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron

yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya

otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga

menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan

yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan

tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika

lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat

ketika perut dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak

peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka

segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.

Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum

dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal

tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada

awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak

kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan

pada trimester III terjadi pembesaran janin yang juga

menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan

mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini

sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi.

26

9) Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama

tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini.

a) Sering abortus dan kelahiran prematur.

b) Perdarahan per vaginam.

c) Koitus harus dilakukan dengan hati- hati terutama pada

minggu terakhir kehamilan.

d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intrauteri.

10) Sikap Tubuh yang Baik

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan

mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran

janin. Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang

punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser

lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil.

Keluhan yang sering muncul dari perubahan ini adalah rasa

pegal dipunggung dan kram kaki ketika tidur malam hari.

Untuk mencegah dan mengurangi keluhan ini perlu adanya

sikap tubuh yang baik.

11) Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk

mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan

janin.

Tabel 2.2 Pemberian Suntik TT

Status Jenis suntikan Interval Lama Persentase

27

TT Waktu Perlindungan Perlindunga

n

T0 Belum pernah

mendapat

suntikan TT

T1 TT1 80

T2 TT2 4 minggu dari

TT1

3 tahun 95

T3 TT3 6 bulan dari

TT2

5 tahun 99

T4 TT4 Minimal 1

tahun dari TT3

10 tahun 99

T5 TT5 3 tahun dari

TT4

Seumur

hidup18

-

Sumber: Ari sulistiyawati, 2009, asuhan kebidanan pada masa

kehamilan jakarta : salemba medika, Hal : 128

b. Kebutuhan Psikologis

1) Dukungan keluarga

2) Perasaan aman dan nyaman selama kehamilan

3) Persiapan menjadi orang tua.

4) Dukungan dari tenaga kesehatan.19

6. Masalah-masalah yang terjadi pada Trimester II dan III

a. Nyeri perut yang hebat

Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang

hebat, disertai dengan tanda-tanda syok yang membuat keadaan

umum ibu makin lama makin memburuk, dan disertai

perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita

harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusi plasenta

b. Sering kencing

Pada wanita hamil sering terjadi kencing, karena

kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar sering

dengan usia kehamilan

28

c. Sesak nafas

Disebabkan karena rahim yang membesar, mendasak

diafragma ke atas. Jika tidur dengan bantal yang tinggi, sesak

akan berkurang

d. Nyeri pinggang

Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap

badan pada kehamilan yang lanjut, karena titik berat badan

pindah ke depan yang di sebabkan perut yang membesar

e. Keluaran cairan pervagina

Jika keluhanya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan

warna putih keluh, berarti yang keluar adalah air ketuban. Bila

kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan

preterm dan komplikasi infeksi intrapertumSakit kepala yang

hebat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala

dari pre-eklamsi Varices. Waktu istirahat, kaki hendaknya

ditinggikan. Ada juga baiknya menggunakan kaos kaki panjang

dari elastik

f. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika

muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat,

29

hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau

pre-eklamsi.20

30

2.2.1 Konsep Dasar Antenatal Care (ANC)

Antenatal care merupakan pelayanan antenatal yang besifat

komprehensif/menyeluruh dan berkualitas pada semua ibu hamil.

Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas meliputi :

1. Memberikan materi konseling, informasi dan edukasi (KIE)

2. Identifikasi komplikasi dan melakukan rujukan

3. Memberikan suplemen dan pencegahan penyakit

4. Mempersiapakan persalinan yang aman dan bersih

5. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan yang cepat dan

tepat bila diperlukan.

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal ada 10T standar yang

harus dipenuhi diantaranya :

I. Timbang berat badan

Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali ibu

melakukan kunjungan. Pertambahan berat badan ibu selama

kehamilan dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin

dalam rahim. Kenaikan berat badan pada ibu hamil normal, 1 kg

pada TM I, 3 kg pada TM II dan 6 k pada TM III.

II. Ukur Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin

dengan tujuan deteksi dini terhadap tiga gejala terjadinya

preeklampsi. Tekanan darah normal pada ibu hamil 100/70 –

120/80 mmHg, dan dikatakan tinggi jika > 140/90 mmHg.

31

Sedangkan dalam teori lain mengatakan tekanan darah

normalnya 110/70 – 130/90 mmHg.21

III. Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Pengukuran Lingkar Lengan Atas dilakukan saat Ibu

melakukan pemeriksaan kehamilan yang pertama kali.

Pengukuran LiLA dilakukan untuk skrining/deteksi dini Ibu

hamil dengan KEK (kekurangan energi kronik). Ukuran LiLA

minimal pada ibu hamil adalah 23,5 cm.

IV. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Pengukuran TFU dilakukan setiap ibu melakukan

kunjungan antenatal untuk memantau perkembangan janin

apakah sesuai dengan usia kehamilan ibu. Jika tinggi fundus

tidak sesuai dengan usia kehamilan, kemungkinan ada gangguan

pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Hasil penukuran

akan sesuai dengan usia kehamilan setelah usia kehamilan 24

minggu.

V. Tentukan presentasi dan hitung DJJ (Detak Jantung Janin)

Melakukan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk

mengetahui usia kehamilan, letak, bagian terendah, punggung

janin dan mendengarkan detak jantung janin. Pada kehamilan

TM III, palpasi juga sebagai skrining apabila letak janin tidak

sesuai seperti bagian terbawah bukan kepala, dan untuk

mengetahui apakah kepala sudah masuk PAP atau belum. Detak

jantung janin normal 120 – 160x/menit. Detak jantung dibawah

32

120/lebih dari 160 merupakan keadaan fetal distress/gawat

janin.

VI. Beri Imunisasi Tetanus Toksoid

Pemberian imunisasi TT bertujuan untuk mencegah tetanus

neonatorum pada bayi. Imunisasi diberikan pada ibu hamil

dengan melihat status imunisasi yang didapatkan sebelumnya.

VII. Beri Tablet Tambah Darah (Fe)

Untuk mencegah terjadinya anemia, diberikan tambahan

tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan yang biasanya

diminum setelah TM I akhir atau memasuki TM II saat keluhan

mual muntah sudah mulai berkurang pada ibu hamil. Untuk

mengoptimalkan kerja Fe dapat diminum dengan air jeruk dan

dapat diminum dimalam hari jika masih merasakan mual

muntah.22

VIII. Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb pada kunjungan pertama dan pada

kehamilan 30 minggu. Untuk saat ini, anemia dalam kandungan

ditetapkan kadar Hb <11 gr% pada trimester I dan III atau Hb

<10,5% pada trimester II, Hb <8 gr% harus dilakukan

pengobatan, beri 2-3 kali zat besi perhari, rujuk ibu hamil untuk

pengobatan selanjutnya, dengan Hb rendah harus diberikan

suplementasi zat besi dan penyuluhan gizi.23

33

2.1.3 Konsep Pelayanan Antenatal Terpadu

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan

harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar 10T terdiri

dari :

1. Timbang berat badan dan ukur berat badan

2. Ukur tekanan darah

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4. Ukur Tinggi Fundus Uteri

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrinning Status Imunisasi Tetanus dan Berikan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan

7. Beri tablet tambah darah (tablet besi)

8. Periksaan laboratorium (Rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal tersebut

meliputi:

a. Pemeriksaan golongan darah

b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

c. Pemeriksaan protein dalam urine

d. Pemeriksaan kadar gula darah

e. Pemeriksaan darah malaria

f. Pemeriksaan tes sifilis

g. Pemeriksaan HIV

h. Pemeriksaan BTA

9. Tatalaksana / penanganan kasus

34

10. Temu wicara termasuk program P4K.

Program Perencanaan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh bidan untuk

meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam

merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi

komplikasi persalinan. Program Perencanaan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) dengan stiker menjadi salah satu kegiatan Desa

Siaga.

a Tujuan P4K

1) Tujuan Umum Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan

kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir melalui

peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam

merencanakan persalinan yang aman dan persiapan

menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi

ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.

2) Tujuan Khusus

a) Terdatanya sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker

P4K di rumah ibu hamil agar diketahui: lokasi tempat

tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, dan taksiran

persalinan.

b) Penolong persalinan harus dipastikan oleh siapa,

pendamping persalinan harus dipastikan oleh siapa,

dan fasilitas tempat persalinan di mana dan apakah

35

memenuhi standar pelayanan pertolongan persalinan

yang aman.

c) Calon donor darah harus disiapkan minimal 5 orang,

transportasi yang akan digunakan harus sudah

dipastikan kondisi baik serta pembiayaannya dari

tabulin atau partisipasi masyarakat (contohnya

jimpitan/arisan).

d) Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian

metode KB pasca melahirkan yang sesuai dan

disepakati ibu hamil, suami, keluarga, dan bidan.

e) Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan

tepat jika terjadi komplikasi selama kehamilan,

persalinan dan nifas.

f) Adanya hubungan dari tokoh masyarakat, kader dan

dukun.

b Stiker P4K

Berikut ini manfaat P4K dengan stiker:

1) mempercepat berfungsinya desa siaga

2) meningkatnya cakupan pelayanan ANC sesuai standar

3) meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

terampil

4) meningkatnya kemitraan bidan dan dukun

5) tertanganinya kejadian komplikasi secara dini

6) meningkatnya peserta KB pasca melahirkan

36

7) terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi

8) menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu.24

2.1.3 IMT, MAP DAN ROT

1. Body Mass Indeks (BMI) atau Indeks Masa Tubuh (IMT)

Body Mass Indeks (BMI) atau Indeks Masa Tubuh (IMT)

merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan hubungan antara

berat badan dan tinggi badan.

Rumus BMI atau IMT : BB/TB2

Berat badan sebelum hamil dalam kilogram dan tinggi

badan dalam meter.

Hasil:

<16,5 : Severe Underweight (berat yang sangat rendah)

16,5-18,5 : Underweight (berat terlalu rendah)

18,5-25 : Normal

25-30 : Overweight (kelebihan berat)

30-35 : Moderate Obesity (obesitas yang sedang)

35-40 : Severe Obesity (obesitas yang rendah)

>40 : Morbid/Masive Obesity (obesitas yang sangat berlebih)

BMI atau IMT >28,8 risiko Preeklamsia.

2. Mean Arterial Pressure (MAP)

Mean Arterial Pressure adalah tekanan arteri rata-rata selama

satu siklus denyutan jantung yang didapatkan dari pengukuran

tekanan darah systole dan tekanan darah diastole. Pada trimester II

nilai normal dari MAP adalah ≥ 90 mmHg.

37

Rumus MAP adalah sebagai berikut :

MAP = D + 1/3 (S-D)

Keterangan : D : diastolik

S : sistolik

3. Rool Over Test (ROT)

Roll Over Test adalah tes tekanan darah dimana nilai positif

dinyatakan jika terjadi peningkatan 20 mmHg saat pasien melakukan

Roll Over.

Cara melakukan ROT :

a. Penderita tidur miring ke kiri kemudian tekanan darah dihintung

dan dicatat.

b. Diulang setiap 5 menit sampai tekanan darah atau tekanan

diastolik tidak berubah.

c. Penderita tidur terlentang dan secepatnya diukur lalu lima menit

kemudian diukur kemudian dicatat kembali.

Positif apabila selisih diastolik antara berbaring miring dan

terlentang 20 mmHg atau lebih.25

2.1.4 Konsep SOAP pada Ibu hamil dengan pusing

1. Data Subjektif (S) :

Menayakan pada ibu tentang keluhan yang terjadi. Pusing yang

terjadi pada ibu dikarenakan pola aktifitas yang sering mendadak

dan pola istirahat yang mungkin tidak teratur serta gizi yang kurang

seimbang.

38

2. Data Objektif (O) :

Data yang diobservasikan pada ibu hamil.

Data objektif meruapakan data pengkajian melalui pemeriksaan

inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan informasi kajian teknologi

seperti hasil pemeriksaan laboratorium, USG, dan lainnya.

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : baik, atau tidak composmentis, apatis,

samnolen, delirium sopor, koma, semi

koma

Tanda-tanda vital :

1) Tekanan darah : 110/70 -130/90 mmhg

2) Nadi : 60-100/x menit

3) Pernapasan : 18-24x/menit

4) Suhu : 36,5-37,5 oC

5) Tinggi badan : >145 cm

6) Berat badan : Pada akhir kehamilan pertambahn berat

badan total 10-12 kg.

7) LILA : > 23,5 cm

8) IMT : Normal 20-24,9

9) ROT : ≥ 20 mmHg (resiko PEB)

10) MAP : ≥ 90 mmHg (resiko PEB)

b. Pemeriksaan Fisik Khusus

1) Wajah : pucat, tidak bengkak

39

2) Mata : Sklera putih, konjungtiva pucat, fungsi

penglihatan baik .

3) Mulut : Mukosa bibir pucat, Karies (sebelum

atau sesudah hamil)

4) Leher : Normal tidak ada pembesaran kelenjar

tyroid, dan bendungan vena jugularis

5) Payudara : pemeriksaan payudara pada ibu hamil

trimester III, meliputi :

a) Puting susu : bersih dan menonjol atau tenggelam.

b) Kolostrum : sudah keluar atau belum.

6) Abdomen : ada bekas SC atau tidak, gerak anak aktif

atau tidak, TFU Mc. Donald (dalam cm),

menentukan tinggi fundus uteri dan

bagian apa yang terletak di fundus uteri,

menetapkan bagian yang terletak di

bagian samping/menentukan letak

punggung, menetapkan bagian apa yang

terdapat di atas simfisis pubis. Untuk

mengetahui bagian terendah janin,

menetapkan bagian terendah janin sudah

masuk PAP/belum.

40

Pemeriksaan Leopold

Leopold I

Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa

yang terletak di fundus uteri. Normal: teraba bulat,

lunak, dan tidak melenting

Leopold II

Menentukaan bagian apa yang bearada di sebelah

kanan dan kiri perut ibu. Normal : sebelah kanan teraba

keras, panjang seperti papan (panggung), sebelah kiri

teraba bagian terkecil janin (ekstremitaas)

Leopold III

Untuk menentukan bagian terbawah janin dan

sudah masuk PAP apa belum. Normal : teraba kepala,

bagian yang bulat, keras, dan melenting.

Leopold IV

Untuk menentukan bagian terbawah janin dan

sudah seberapa jauh masuk PAP.

7) DJJ (terdengar jelas) : Pada bagian samping abdomen,

atas / bawah umbilikalis. Cara

menghitung dilakukan selama 1 menit

penuh. Jumlah DJJ normal antara 120-

140x/menit.

8) TBJ : Memastikan TBJ sesuai usia kehamilan, melihat

resiko BBLR atau tidak. TBJ = (TFU – 12) x 155 =

41

belum masuk PAP. TBJ = (TFU – 11) x 155 =

sudah masuk PAP.

9) Ekstrimitas

Pemeriksaan ekstrimitas pada ibu hamil trimester III,

meliputi:

a) Atas : simetris, tidak oedema.

b) Bawah : simetris, tidak oedema, tidak varises.

Reflek patella normal : tungkai bawah akan sedikit

bergerak ketika tendon diketuk.

c. Pemeriksaan Penunjang

Hasil USG : Menentukan implantasi plasenta.

Pemeriksaan Lab : Hb = 10-11 gr %, golongan darah A.

Urine : Menentukan adanya penyakit diabetes jika

ditemukan reduksi pada urin atau pre

eklamsi jika di temukan protein dalam urin

3. Analisa Data (A) : Kesimpulan pengambilan keputusan klinis.

Diagnosa kebidanan : “G….P….A….UK….Minggu dengan

kehamilan normal ”.

4. Penatalaksanaan (P)

Apa yang dilakukan berdasarkan kesimpulan dan evaluasi terhadap

hasil keputusan yang diambil dalam rangka mengatasi masalah

klien atau memenuhi kebutuhan klien

Pada ibu hamil dengan kasus keluhan nyeri punggung, didapati

penatalaksanaan sebagai berikut :

42

a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini. Ibu mengerti

b. KIE cara untuk mengatasi rasa pusing, hindari pekerjaan dengan

beban yang terlalu berat, gunakan bantal waktu tidur untuk

merilexkan otot – otot ibu. Ibu mengerti dan melakukan

c. KIE senam hamil karena senam hamil untuk mengurangi

ketidaknyaman dalam kehamilan dan mencengah timbulnya

gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan. Ibu mengerti

dan melakukan

d. Melakukan yoga atau rilexasi dengan music yang menenangkan

pikiran dan ketenangan untuk mengurangi ketidaknyamanan dan

merilexkan pikiran. Ibu mengerti dan melakukan

e. KIE tentang istirahat yang cukup.26

Ibu mengerti dan melakukan

2.2 Konsep Dasar Persalinan

2.2.1 Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanay kontraksi

persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara

progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. Kelahiran bayi

merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan

keluarganya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah

proses yang normal dan merupakan kejadian yang sehat.27

43

Persalinan adalah klimaks dari kehamilan, dimana berbagai

sistem yang tampaknya tidak saling berhubungan berkerja dalam

kehormonisan untuk melahirkan bayi.28

Persalinan) adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah

proses pengeluaran janin yang terjadi pada usia kehamilan cukup bulan

(37-42 minggu) lahir spontan, dengan presentasi belakang kepala, tanpa

komplikasi baik ibu maupun janin.29

2.2.2 Tanda Masuk Dalam Persalinan

1. Terjadinya his persalinan

a. Pinggang terasa sakit menjalar ke depan

b. Sifat sih teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin

besar.

c. Terjadi perubahan pada serviks

d. Jika pasien menambah aktifitasnya, misalnya dengan berjalan,

maka kekuatanya bertambah.

2. Pengeluaran lendir dan darah (penanda persalinan)

Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan :

a. Pendataran dan pembukaan

b. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada

kenalis servikalis terlepas

c. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah becah.

44

3. Pengeluaran cairan

Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput

ketuban. Jika ketuban sudah pecah, makan ditargetkan persalinan

dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun jika teryata tidak tercapai,

maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu,

misalnya ekstraksi vakum, atau setio caessaria.30

2.2.3 Perubahan Fisiologis pada persalinan

1. Tekanan darah

Tekanan darah dapat meningkat lagi 15 sampai 25 mmHg selama

kontraksi selama kala II. Upaya mendorong pada Ibu juga

mempengaruhi tekanan darah, menyebabkan tekanan darah

meningkat kemudian menurun dan pada akhirnya berada sedikit

diatas normal. Rata-rata peningkatan tekanan darah 10 mmHg

diantara kontraksi ketika wanita telah mendorong merupakan hal

yang normal.

2. Metabolisme

Peningkatan metabolisme yang terus menerus berlanjut sampai kala

dua disertai upaya mendorong pada ibu menambah aktivitas otot-

otot rangka untuk memperbesar peningkatan metabolisme.

3. Denyut nadi

Frekuensi denyut nadi ibu bervariasi pada setiap kali upaya

mendorong. Secara keseluruhan, frekuensi nadi meningkat selama

persalinan disertai takikardi yang nyata ketika mencapai puncak

pada saat pelahiran.

45

4. Suhu

Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat pelahiran dan segera

setelahnya. Peningkatan normal adalah 1-20 F (0,5-1

0C).

5. Pernapasan

Pola pernapasan tidak banyak berubah pada persalinan, terjadi

peningkatan frekuensi pernapasan karena perasaan khawatir.

6. Perubahan Gastrointestinal

Penurunan motilitas lambung dan absorbsi yang hebat berlangsung

pada persalinan. Hal ini menyebabkan pencernaan hampir berhenti

selama persalinan dan akan menyebabkan konstipasi.

7. Denyut Jantung

Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding

selama periode persalinan atau sebelum masuk persalinan.

8. Perubahan Hematologis

Hemoglobin akan meningkat 1,2 gr/dl atau 100 ml selama

persalinan dan kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama.

9. Perubahan Psikologi pada Persalinan

Beberapa keadaan dapat terjadi pada Ibu dalam persalinan,

terutama pada ibu yang pertama kali melahirkan sebagai berikut :

perasaan tidak enak, takut dan ragu akan persalinan yang akan

dihadapi, sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan

normal, menganggap persalinan sebagai percobaan, apakah

penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam

46

menolongnya, apakah bayinya normal apa tidak, apakah ia sanggup

merawat bayinya, ibu merasa cemas.

2.2.4 Kebutuhan Dasar Ibu Dalam Proses Persalinan

1. Makan dan Minum per oral

Selama persalinan pasien sangat dianjurkan untuk minum cairan

yang manis dan berenergi sehingga kebutuhan kalorinya tetap akan

terpenuhi.

2. Eliminasi selama persalinan

BAK

Selama proses persalinan, pasien akan mengalami poliuri sehingga

penting untuk difasilitasi agar kebutuhan eliminasi dapat dipenuhi.

BAB

Pasien yang merasakan dorongan BAB, jika masih bisa berjalan

sendiri cukup didampingi apabila sudah tidak memungkinkan

fasilitasi agar bisa BAB diatas bed.

3. Posisi dan ambulansi

Posisi yang nyaman pada saat persalinan sangat diperlukan bagi

pasien, selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi

tertentu justru akan membantu proses penurunan kepala janin

sehingga persalinan dapat berjalan lebih cepat.

4. Kebersihan tubuh

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan

tubuh pasien antara lain :

47

a. Saat tidak ada his, bidan atau perawat dapat membantu

menggantikan baju terutama jika sudah basah dengan keringat.

Sarankan pasien untuk menggunakan baju dengan bahan yang

tipis dan menyerap keringat serta berkancing depan;

b. Seka keringat yang membasahi dahi dan wajah pasien

menggunakan handuk kecil;

c. Ganti kain pengalas bokong jika sudah basah oleh darah atau

air ketuban.

5. Istirahat

Istirahat sangat penting untuk pasien karena akan membuat rileks.

Diawal persalinan, sebaiknya anjurkan pasien untuk istirahat yang

cukup sebagai persiapan untuk menghadapi proses persalinan yang

pamjang, terutama pada primipara. Jika tidak bisa tidur terlelap,

minimal upayakan untuk berbarring ditempat tidutdalam posisi

miring kekiri dalam beberapa waktu.

6. Kehadiran pendamping

Kehadiran seseorang yang penting dan dapat dipercaya sangat

dibutuhkan oleh pasien yang kan menjalani proses persalinan.

7. Bebas dari nyeri

Yang perlu ditekankan pada pasien adalah bahwa tanpa adanya rasa

nyeri maka persalinan tidak akan mengalami kemajuan karena

salah satu tanda persalinan adalah adanya his yang menimbulkan

rasa sakit.31

48

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

1. Passage (jalan lahir)

Jalan lahir dibagi atas :

a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)

b. Bagian lunak yang terdiri otot-otot, jaringan-jaringan, ligamen-

ligamen

c. Ukuran-ukuran luar panggul :

1) Distansia spinarum : jarak antara spina iliaka anterior

superior sinistra dan dekstra, jaraknya 24-26 cm;

2) Distansia kristarum : jarak terpanjang antara dua tempat

yang simetris pada krista iliaka kanan dan kiri, jaraknya

28-30 cm;

3) Konjugata eksterna : jarak antara bagian atas simfisis dan

prosesus spinosus lumbal 5, jaraknya 18-20 cm;

4) Lingkar panggul : 80-100 cm

5) Conjugata diagonalis : 12,5 cm

2. Power (kekuatan ibu)

a. His

Power atau tenaga yang mendorong anak adalah his. His

adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. His

menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks. His terdiri

dari his pembukaan, his pengeluaran dan his pelepasan uri. His

pendahuluan tidak berpengaruh terhadap serviks.32

49

b. Tenaga meneran

Tenaga meneran pasien akan semakin menambah kekuatan

kontraksi. Pada saat pasien meneran, diafragma dan otot-otot

dinding abdomen akan berkontraksi. Kombinasi antara his dan

tenaga meneran pasien akan meningkatkan tekanan intrauterus

sehingga janin akan semakin terdorong keluar. Dorongan

meneran akan semakin meningkat ketika pasien dalam posisi

yang nyaman, misalnya setengah duduk, jongkok, berdiri atau

miring ke kiri.33

3. Passenger

a. Janin

Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir

dari faktor passenger adalah :

1) Presentasi janin dan bagian janin yang terletak pada

bagian depan jalan lahir seperti presentasi kepala,

presentasi bokong (murni, komplit, letak lutut atau letak

kaki), presentasi bahu.

2) Sikap janin

Hubungan bagian janin (kepala) dengan bagian janin

lainnya (badan), misal fleksi, defleksi, dll.

3) Posisi janin

Hubungan bagian atau point penentu dari bagian terbawah

janin dengan panggul ibu, dibagi menjadi 3 unsur yaitu

50

sisi panggul ibu, bagian terendah janin, bagian panggul

ibu.

4) Bentuk/ukuran kepala janin menentukan kemampuan

kepala untuk melewati jalan lahir.34

b. Plasenta

Plasenta berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20

cm tebal 2-2,5 cm berat 500 gram. Letak plasenta umumnya

didepan atau dibelakang dinding uterus, agak ke atas ke arah

fundus. 35

c. Air ketuban

Air ketuban merupakan elemen penting dalam proses

persalinan. Air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira –

kira 1000-500 cc, berwarna putih keruh, berbau amis dan

terasa manis. Komposisinya terdiri atas 98% air sisanya

albumin, urea, asam urin, kreatin, sel-sel epitel, lanugo, verniks

kaseosa dan garam anorganik. Kadar protein 2,6%gram/liter.

Yang berfungsi melindungi janin dari trauma dan benturan,

memungkinkan janin bergerak bebas, menstabilkan suhu tubuh

janin agar tetap hangat, menahan tekanan uterus, pembersih

jalan lahir.36

2.2.6 Tahapan Persalinan

1. Kala I

a. Pengertian

51

Adalah waktu dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10

cm).

b. Persalinan kala I dibagi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif

Fase Laten laten dimulai sejak awal kontraksi yang

menyebabkan penipisan dan pembukaa servik secara bertahap

yaitu pembukaan kurang dari 4 cm biasayna berlangsung

kurang dari 8 jam

Fase aktif ditandai dengan frekuensi dan lama kontraksi

uterus umumnya meningkat (kontraksi adekuat atau 3 kali atau

lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau

lebih), serviks membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan

kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga pembukaan lengkap

(10), terjadi penurunan bagian terbawah janin berlangsung

selama 6 jam dan dibagi atas 3 fase yaitu:

1) Fase akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan

menjadi 4 cm.

2) Fase dilatasi maksimal, berlangsung selam 2 jam

pembukaan berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm.

3) Fase diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.

2. Kala II

Kala II adalah masa dalam persalinan yang dimulai dari

pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Pada permulaan

52

kala II kepala janin telah masuk dalam ruang panggul. His menjadi

lebih kuat, lebih sering, lebih lama, dan sangat kuat. Selaput

ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala II.

Kala II atau kala pengusiran, gejala utama :

a. His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit, durasi 50-100

detik.

b. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai

pengeluaran cairan secara mendadak.

c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan mengejan.

d. Kedua kekuatan, his dan mengajan lebih mendorong kepala

bayi sehingga terjadi kepala membuka pintu, suboksiput

bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun

besar, ahi, hidung dan muka, serta kepala.

e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar.

f. Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi

ditolong.

g. Lamanya kala II untuk primigrvida 50 menit dan multigravida

30 menit.

3. Kala III

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit.

Pengeluaran plasenta dimulai saat bayi telah lahir lengkap dan

53

berakhir sampai lepasnya plasenta, tanda tandanya : uterus menjadi

bundar, uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas kesegmen

bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan

4. Kala IV

Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala

IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan,

paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kesadaran pasien.

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah, nadi, dan

pernafasan.

c. Kontraksi uterus.

Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika

jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.37

2.2.7 Proses Persalinan dengan 60 langkah APN

Tatalaksana pada kala II, III, IV tergabung dalam 60 langkah

APN yaitu:

a. Mengenali gejala dan tanda kala II

1. Mendengar dan melihat tanda kala II persalinan :

a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum

dan vagina.

c) Perineum menonjol dan menipis.

d) Vulva-vagina dan sfingterani membuka.

54

b. Menyiapkan pertolongan persalinan

2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obat esensial

untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi

segera pada ibu dan bayi baru lahir.

3. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembut

cairan.

4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai,

cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian

keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang

bersih dan kering.

5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan

untuk periksa dalam.

6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan

yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan

tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik.

c. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-

hati dari anterior (depan) ke posterior (belakang)

menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.

8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa

pembukaan servik sudah lengkap. Lakukan amniotomi bila

selaput ketuban belum pecah, dengan syarat: kepala sudah

masuk ke dalam panggul dan tali pusat tidak teraba.

55

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin

0,5%, kemudian lepaskan sarung tangan dalam keadaan

terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit. Cuci kedua tangan setelahnya.

10. Periksa denyut jantung janin segera setelah kontraksi berakhir

untuk memastikan bahwa DJJ dalam batasan normal (120-160

kali/menit).

d. Menyiapkan ibu dankeluarga untuk membantu proses

meneran

11. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang

nyaman dan sesuai dengan keinginan.

12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika

ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi

itu, ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang di

inginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.

13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin

meneran atau timbul kontraksi yang kuat :

a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.

b) Dukung dan beri semangat pada saat menran dan perbaiki

cara meneran apabila caranya tidak sesuai.

56

c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam

waktu yang lama).

d) Ajarkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat

untuk ibu.

f) Berikan cukup asupan cairan per-oral

g) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.

h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir

setelah pembukaan lengkap dan dipimpin meneran ≥ 120

menit (2 jam) pada primigravida atau ≥ 60 menit (1 jam)

pada multigravida.

14. Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok, atau mengambil posisi

yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam 60 menit.

e. Persiapan untuk melahirkan bayi

15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut

bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulv dengan

diameter 5-6 cm.

16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong

ibu.

17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat

dan bahan.

18. Pakai sarung tangan DTT.

57

f. Pertolongan untuk melahirkan bayi

Lahirnya Kepala

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka

vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang

dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain

menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi

dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara

efektif atau bernapas cepat dan dangkal.

20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat.

21. Setelah kepala lahir, tunggu putar paksi luar yang berlangsung

secara spontan.

Membantu lahirnya bahu

22. Setelah putar paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara

biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.

Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal

hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan

kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan

bahu belakang.

Lahirnya Badan dan Tungkai

23. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan

bahu belakang, tangan yang lain menelusuri dan memegang

lengan dan siku bayi sebelah atas.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas

berlanjut ke punggung , bokong, tungkai, dan kaki.

58

g. Asuhan bayi baru lahir

25. Lakukan penilaian selintas

a) Apakah kehamilan cukup bulan ?

b) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa

kesulitan ?

c) Apakah bayi bergerak dengan aktif ?

Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut kelangkah

rseusutasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia, bila semua

jawaban adalah “YA”, lanjut ke-26. Periksa periksa kembali

perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam uterus.

26. Keringkan tubuh bayi

Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian

tubuh lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan

verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.

Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian

bawah.

27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi

yang lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda.

28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan

oksitosin 10 unitIM di sepertiga paha atas bagian distal lateral.

30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan

klem kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Gunakan jari telunjuk

59

dan jari tangan tangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat

ke arah ibu, dan klem tali pusat pada sekitar 2 m distal dari

klem pertama.

31. Potong dan ikat tali pusat.

32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-

bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di

dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara

ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu atau areola

mame ibu.

h. Manajemen aktif kala III

33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu, untuk

mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk

menegangkan tali pusat.

35. Setelah uterus berkontraksi, menarik tali pusat ke arah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-

atas (dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio

uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan

penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi

berikutnya dan ulangi kembali prosedur diatas. Jika uterus

tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota

keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

i. Mengeluarkan plasenta

60

36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke

arah dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke

arah distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga

plasenta didapat dilahirkan.

a) Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan

(jangan ditarik secara kuat terutama jika uterus tak

berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah

bawah-sejajar lantai-atas)

b) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.

c) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali

pusat :

1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM

2) Lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh.

3) Mintakeluarga untuk menyiapkan rujukan.

4) Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat

15 menit berikutnya.

5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir

atau terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan

plasenta manual.

37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga

selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan

plasenta pada wadah yang telah disediakan.

61

j. Rangsangan taktil (Masase) uterus

38. Segera setelah plasenta dn selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan

masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga

uterus berkontraksi (fundus teraba keras).

k. Menilai perdarahan

39. Periksa kedua sisi plasenta pastikan plasenta telah dilahirkan

lengkap. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau

tempat khusus.

40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineim.

Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 dan 2 yang

menimbulkan perdarahan.

Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera

lakukan penjahitan

l. Asuhan pascapersalinan

41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

42. Pastikan kandung kemih kosong, jika penuh lakukan

kateterisasi. Evaluasi

43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,

dan bilas di air DTT tanpa melapas sarung tangan, kemudian

keringkan dengan handuk.

62

44. Anjarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan

menilai kontraksi.

45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.

46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan

baik (40-60 kali/menit).

1) Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi, diresusitasi

dan segera merujuk kerumah sakit.

2) Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk

ke RS rujukan.

3) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan

kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi

dalam satu selimut.

m. Kebersihan dan keamanan

48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralata

setelah didekontaminasi.

49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang sesuai.

50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan

menggunakan air DTT. Besihkan cairan air ketuban, lendir dan

darah di ranjang atau disekitar ibu berbaring. Bantu ibu

memakai pakaian yang bersih dan kering.

63

51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberi ASI.

Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan

yang diinginkan.

52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

53. Celupkan tangan yang massih memakai sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam

keadaan terbalik, dan rendam dakam larutan klorin 0,5%

selaman 10 menit.

54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang

bersih.

55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan

pemeriksaan fisik bayi.

56. Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi

bayi baik, pernapasan normal (40-60 kali/menit) dan tempertur

tubuh normal (36.5-37,5 °C) setiap 15 menit.

57. Setelah 1 jam pemberian vitamin k1. Berikan suntikan

Hepatitis B dipaha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di

dalam jangkauan ibu agar seaktu-waktu dapat disusukan.

58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam

didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih da

kering.

64

n. Dokumentasi

60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa

tanda vital dan asuhan kala IV persalinan.38

2.3 Konsep Dasar Nifas

2.3.1 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangusng kira-kira 6 minggu.39

2.3.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikolongi

pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian

nutrisi, dukungan psikologi makas kesehatan ibu dan bayi selalu

terjaga.

2. Melaksanakan skining yang komprehensif (menyeluruh) dimana

bidan harus melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa

nifas secara sistematis

3. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus

menganalisa data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini

dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi

4. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya

5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada

65

bayinya dan perawatan bayi sehat, memberikan pelayanan keluarga

berencana

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena

meruapakan masa kritis baik ibu maupun bayiny. Diperkirakan bahwa

60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50%

kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.40

2.3.3 Tahapan Masa Nifas

1. puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu telah diperoleh berdiri

dan berjalan-jalan.

2. puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-lat genetal

yang lamanya 6-8 minggu

3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi.

2.3.4 Kebijakan Program Nasional Nifas

1. Kunjungan ke-1 (6 jam-3 hari setelah persalinan):

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

b. mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila

perdarahan berlanjut.

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga begaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri

d. Pemberian ASI awal

e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

66

g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama setelah kelahiran

atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan sehat.

2. Kunjungan ke-2 (4-28 hari setelah persalinan).

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan

abnormal, tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3. Kunjungan ke-3 (29-42 hari setelah persalinan)

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan

abnormal, tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

67

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

4. Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan)

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau

bayi alami.

b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.41

2.3.5 Perubahan Fisiolongi Masa Nifas

1. Perubahan Fisiologi pada Nifas

a. Uterus

Dalam masa nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih

kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan uterus ini

dalam keseluruhannya di sebut involusi.

b. Lochea

Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri

dan vagina selama masa nifas.

Perbedaan masing-masing lochea dapat dilihat sebagai berikut :

1) Lochea rubra

Lockea ini keluar pada 1-3 hari masa post partum. Cairan yang

keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-

sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi),

dan Mekonium.

2) Lochea sanguinolenta

Muncul pada hari ke 4-7 pasca persalinan, berwarna merah

kecoklatan dan berisi lendir.

68

3) Lochea serosa

Muncul pada hari ke 7-14 pasca persalinan, berwarna

kecoklatan mengandung serum, leukosit dan robekan laserasi

plasenta.

4) Lochea alba

Berlangsung pada 2-6 minggu pasca persalinan, berwarna

putih kekuningan mengandung leukosit, sel epitel, selaput

lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.

c. Perubahan di Serviks

Segera setelah selesainya kala ketiga persalinan, serviks

dan segmen bawah uteri menjadi struktur yang tipis, kolaps dan

kendur. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan. Selama beberapa

hari, segera setelah persalinan, mulutnya dengan mudah dapat

dimasukkan dua jari, tetapi pada akhir minggu pertama telah

menjadi demikian sempit sehingga sulit untuk memasukkan satu

jari.

d. Perubahan pada Vulva, Vagina dan perinium

Selama proses persalinan vulvva dan vagina mengalami

penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan

kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor.

Perubahan pada perinium pasca melahirkan terjadi pada

saat perinium mengalami robekan.Robekan jalan lahir dapat

terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan

indikasi tertentu.

69

Vagina dan pintu keluar pada bagian pertama masa nifas

membentuk lorong berdinding lunak dan luas ukurannya secara

perlahan-lahan mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran nulipara.

Rugae terlihat kembali pada minggu ketiga.42

e. Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan

anak.Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat

pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi

kosong.43

f. Perubahan tanda-tanda vital

1) Suhu badan

Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih

0,50C dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan iniakibat dari

kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun

kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu

badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan asi,

kemungkinan payudara membengkak, maupunkemungkinan

infeksi pada endometrium, mastitis, traktus genetalis ataupun

sistem lain. Apabila kenaikan suhu diatas 380

C, waspada

terhadap infeksi post partum

2) Nadi

Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali

karena pengaruh partus lama, persalinan sulit dan kehilangan

darah yang berlebihan. Setiap denyut nadi diatas 100x/ menit

70

selama masa nifas adalah abnormal dan mengindikasikan pada

infeksi atau haemoragic post partum.

3) Tekanan Darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan

tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan

Karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada post partum

dapat menandakan terjadinya pre eklamsi post partum.

4) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan

suhu dan denyut nadi. Bila suhu tidak normal, pernafasan juga

akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada

saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi

lebih cepat, kemungkinana ada tanda-tanda syok.44

g. Perubahan sistem Kardiovaskuler

Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 200-

500 cc. Jika kelahiran melalui seksio sesarea kehilangan darah

dapat dua kali lipat.

h. Perubahan hematoma

Pada minggu-minggu terkhir kehamilann, kadar fibrinogen

dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat.45

2.3.6 Perubahan Psikologis Pada Nifas

1. Taking On

71

Pada fase ini disebut meniru, pada talking in fantasi wanita tidak

hanya meniru tapi sudah membayangkan peran yang dilakukan pada

tahap sebelumnya.

2. Taking In

Periode ini berlangsung pada hari 2-4 post partum ibu menjadi orang

tua yang sukses dengan tanggung jawab terhadap bayinya.

3. Letting Go

Periode yang biasanya terjadi setiap ibu pulang kerumah, pada ibu

yang bersalin di klinik dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan

perhatian yang diberikan oleh keluarganya. Dan depresi post partum

terjadi pada periode ini.46

2.3.7 Kebutuhan Dasar Pada Nifas.

1. Nutrisi dan Cairan, pada seorang ibu menyusui

Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari; makan dengan diet

berimbang untuk mendapat protein, mineral dan vitamin yang cukup.

Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap

kali menyusui).

2. Ambulasi

Ibu harus dibantu turun dari tempat tidur dalam 24 jam pertama

setelah kelahiran per vaginam. Ambulasi dini sangat penting dalam

mencengah trombosis vena

3. Eliminasi

Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan 3-4 jam.

4. Kebersihan Diri/Perineum

72

Pada ibu nifas sebaiknya dianjurkan kebersihan seluruh tubuh.

Mengajarkan pada ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin

dengan suhu dan air .

5. Istirahat

Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara

perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selama bayi

tidur.

6. Seksual

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah

merah berhenti, maka coitus bisa dilakukan pada 3-4 minggu post

partum.

7. Latihan Senam Nifas

Senam tangan dan bahu secara teratur sangan penting untuk

mengendurkan ketegangan ini, dan juga dengan menggunakan

gerakan tubuh yang baik, sikap yang baik serta posisi yang nyaman

pada waktu memberi ASI.47

Untuk mencapai hasil pemulihan otot

yang maksimal, sebaiknya latihan masa nifas dilakukan seawal

mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan dengan normal

dan tidak ada penyulit post partum.

2.3.6 Konsep Facial Wajah (Facial treatment)

1. Definisi

Facial adalah perawatan wajah yang dilakukan secara bertahap

untuk merawat kulit wajah untuk tetap segar, bersih, sehat dan

73

menarik. Facial biasa dilakukan seminggu sekali atau dua minggu

sekali.

2. Manfaat Facial

a. Mengatasi problem kulit, diantaranya kulit kusam, jerawat dan

komedo.

b. Memberi efek relaksasi.

c. Memberikan nutrisi pada kulit.

d. Melancarkan sirkulasi peredaran darah dan kelenjar getah

bening sehingga kulit tampak lebih bersih lembab dan

bercahaya.

e. Menghilangkan flek.

f. Menghilangkan kerutan kencang.

g. Membuat kulit tampak lebih muda.

3. Macam-macam facial

a. Deep-cleansing facial.

Facial jenis ini adalah facial yang paling dasar. Kulit akan

dibersihkan dengan cairan pembersih yang sesuai dengan kulit

wajah Anda dengan melakukan pemijatan sambil

mengeluarkan kotoran yang menyumbat pori-pori. juga

termasuk pengelupasan, pemijatan untuk mengencangkan

kulit, pemakaian masker dan pemakaian pelembap. Jenis facial

ini sangat cocok untuk segala jenis kulit.

b. Extra-hydrating facial.

74

Jika kulit sangat kering, pilihlah facial jenis ini. Perawatan ini

sangat kaya akan pelembab yang diformulasikan untuk

memberi kelembaban ekstra pada kulit yang sangat kering.

c. Anti-aging facial.

Facial jenis ini sedikit berbeda dibandingkan dengan facial

biasa.Facial ini biasanya menggunakan bahan-bahan seperti

alpha atau beta-hydroxy acids dan vitamin C untuk mengatasi

kerutan-kerutan serta garis-garis wajah.Selain itu juga

bertujuan untuk meningkatkan kekenyalan kulit dan

merangsang produksi kolagen pada kulit. Dengan teknik pijat

yang unik, aliran darah di permukaan kulit akan menjadi

lancar. Mereka yang merasa kulitnya kehilangan kelembaban

dan mulai mengalami penuaan dini sangat cocok melakukan

facial jenis ini. Sesuai untuk semua jenis kulit

d. Acne treatment facial.

Dianjurkan bagi mereka yang mengalami masalah jerawat

pada wajah.Perawatannya mencakup membersihkan wajah dari

kotoran-kotoran dan komedo serta menormalkan produksi

minyak yang berlebihan.Mereka yang memiliki jenis kulit

berminyak menggunakan facial jenis ini.

e. Aromatherapy facial.

Sebelum melakukan facial jenis ini, biasanya sang terapis akan

mempelajari jenis kulit Anda terlebih dulu. Essential oil yang

75

dipakai akan bekerja sempurna jika sesuai dengan kebutuhan

kulit Anda. Biasanya facial aromaterapi ini lebih mengarah

pada relaksasi tetapi juga untuk pembersihan wajah Anda.

4. Menentukan jenis kulit wajah

Sebelum memilih perawatan wajah yang tepat, pertama perlu

mengetahui jenis kulit terlebih dahulu sehingga ntidak akan salah

memilih perawatan dan kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit.

Untuk mengetahui jenis kulit wajah, basahi wajah dan

diamkan selama satu jam tanpa mengoleskan produk kecantikan

apapun. Setelah itu, gunakan tisu tekan bagian pipi, dagu dan

kening.

a. Bila tidak ada berkas minyak di kulit, berarti jenis kulit wajah

normal.

b. Bila terdapat serpihan kulit terbawa tisu, berarti anda memiliki

kulit wajah kering. Jika kulit tetap kering padahal anda sudah

menggunakan pelembab maka bisa jadi kulit wajah anda

terkena iritasi atau infeksi alangkah baiknya jika segera

konsultasi ke dokter.

c. Bila permukaan wajah meninggalkan berkas minyak, berarti

anda mempunyai jenis kulit wajah berminyak.

d. Bila di bagian T (Kening, Hidung, Dagu), terdapat berkas

minyak berarti anda memiliki jenis kulit wajah kombinasi

kering-berminyak.

5. Facial Di Rumah

76

Pada umumnya Facial sering dilakukan disalon-salon, dan bisa juga

dilakukan sendiri dirumah sehingga lebih sedikit uang yang harus

dikeluarkan untuk facial.Facial dapat dilakukan bukan hanya

dengan produk-produk kecantikan yang sudah beredar di pasar

namun bahan-bahan alami yang berada di sekitar rumah pun bisa

kita manfaatkan untuk merawat kulit wajah.

a. Facial Dengan Produk kecantikan

Facial dengan produk kecantikan yang telah beredar di pasar

cocok untuk anda memiliki kecenderungan memakai produk

kecantikan untuk wajah anda.Untuk facial ini tergolong cukup

murah dan praktis untuk dilakukan di rumah.Sangat cocok bagi

anda yang memangsibuk dengan pekerjaan yang melelahkan.

Untuk Facial anda membutuhkan produk-produk seperti:

1) Milk Cleanser

2) Face Tonic

3) Peeling

4) Masker

a) Tahap Tahap facial

(1) Sediakan air hangat dan handuk wajah atau bisa diganti

dengan kapas. Gunakan handuk wajah atau kapas untuk

membasuh wajah dengan air hangat. Gerakan

membasuhnya dari daerah wajah bagian bawah yaitu dagu

menuju pipi hingga kening. Hal ini dilakukan untuk

membuka pori-pori kulit wajah.

77

(2) Bubuhkan milk cleanser ke wajah. Pijat perlahan-lahan

dari dagu ke pipi hingga kening seperti melakukan

message. Pijatan daerah dagu, pipi dan kening memutar ke

arah luar. Pipi memutar kearah telinga dan hidung pijat

kearah atas atau kening. Lalu bersihkan dengan

menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan air

hangat.

(3) Selanjutnya gunakan peeling untuk memngelupas sel-sel

kulit mati agar kulit wajah halus dan cerah. Bubuhkan

peeling ke seluruh daerah wajah tapi disarankan jika panas

hindari daerah dibawh mulut. Jauhkan juga daerah kulit

dibawah mata. Peeling ini bisamenggunakan peeling yang

sudah siap pakai atau bubuk. Untuk peeling yang siap

pakai anda hanya tinggal menunggunya hingga setengah

kering lalu pijat kulit wajah anda secara memutar seperti

menggunakan milk cleanser. Maka peeling akan

berjatuhan. Lakukan pijatan secara perlahan karena jika

terlalu keras dalam pemijatan maka akan membuat kulit

iritasi dan lecet. Untuk penggunaan peeling bubuk sama

seperti diatas hanya tinggal ditambah air saja atau air

mawar. Setelah itu basuh dan bersihkan kembali dengan

menggunakan air hangat.

(4) Setelah proses pengelupasan atau peeling selanjutnya anda

siap untuk dimasker. Sama hal dengan peeling, maskerpun

78

ada yang sudah siap pakai, ada juga masker bubuk. Jika

saya lebih senang dengan menggunakan masker bubuk

karena bukan harganya saja yang lebih ekonomis namun

hasilnya juga lebih memuaskan. Bubuhkan masker ke

wajah secara merata. Diamkan selama kurang lebih 20

menit hingga masker kering. Untuk masker bubuk

biasanya tinggal ditambahkan air tapi jika anda ingin lebih

segar bisa anda gunakan air mawar yang biasanya sering

dijual di toko-toko kecantikan.Jika menggunakan yang

instan anda hanya tinggal membubuhkannya ke wajah.

Setelah kira-kira 20 menit. Bersihkan dengan air hangat.

(5) Terakhir lakukan Penyegaran dengan face tonic. Setelah

kulit wajah di masker dan dibersihkan tunggu hingga

kering lalu usapkan face tonic ke wajah dengan

menggunakan kapas secara merata. Tunggu hingga

menyerap lalu basuh dengan air dingin untuk menutup

pori-pori wajah.

79

2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

2.4.1 Pengertian

Bayi baru lahir adalah individu yang sedang tumbuh dan baru saja

mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuain diri

dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin

2.4.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal

1. lahir aterm antara 37- 42 minggu

2. berat badan 2.500 - 4.000 gram.

3. Panjang, badan 48-52 cm.

4. Lingkar dada 30-38 cm.

5. Lingkar kepala 33-35

6. Lingkar lengan 11-12 cm

7. Frukuensi denyut jantung 120-160x/menit

8. pernapasan 40-60x/menit

9. Suhu 36,5oc-37,5

oc.

10. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang

cukup.

11. Rambut lanuga tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna.

12. Kuku agak panjang dan lemas.

13. Nilai APGAR >7, gerak aktif, bayi lahir langsung menangis kuat.

14. Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsanagan taktil

pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.

15. Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik

80

16. Refleks moro (gerakan memeluk bila di kagetkan) sudah terbentuk

dengan baik.

17. Refleks grasping (menggeenggam) sudah baik

18. Genitalia.

a. Pada laki-laki kematanagn di tandai dengan testis yang berda

pada skroktum dan pesis yang berlubang.

b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra

yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.

19. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24

jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.48

2.4.3 Perubahan-perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir

1. Adaptasi Pernafasan

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30

detik sesudah kelahiran. Tekanan rongga dada bayi pada saat

melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan paru-paru

kehilangan 1/3 dari cairan yang terdapat di dalamnya, sehingga

tersisa 80-100 mL. Setelah bayi lahir, cairan yang hilang tersebut

akan diganti dengan udara.

2. Adaptasi Kardiovaskuler

Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi

peningkatan tekanan oksigen. Setelah tali pusat dipotong, aliran

darah dari plasenta terhenti dan foramen ovale tertutup.

81

3. Perubahan Suhu Tubuh

Sesaat sesudah bayi lahir, ia akan berada ditempat yang

suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan

basah.

4. Adaptasi Neurologis

a. Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum

berkembang sempurna.

b. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak

terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang

buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.

5. Adaptasi Gastrointestinal

a. Enzim-enzim digesif aktif saat lahir dan dapat menyokong

kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu.

b. Perkembangan otot dan reflek yang penting untuk

menghantarkan makanan sudah terbentuk saat lahir.

c. Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai, pencernaan

dan absorpsi lemak kurang baik karena tidak adekuatnya

enzim-enzim pankreas dan lipase.

d. Kelenjar saliva imatur saat lahir, sedikit saliva diolah sampai

bayi berusia 3 bulan.

e. Pengeluaran mekonium, yaitu feces berwarna hitam kehijauan,

lengket dan mengandung darah samar, diekskresikan dalam 24

jam pada 90% bayi baru lahir.49

82

2.4.4 Tahapan Bayi Baru Lahir

1. Tahap 1 terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama

kelahiran.

2. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II

dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya

perubahan perilaku.

3. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian setelah 24 jam pertama

yang dimuali pemeriksaan seluruh tubuh.

2.4.5 Manajemen Bayi Baru Lahir

1. jaga bayi tetap hangat

2. hisap lender dari mulut dan hidung (hanya jika perlu)

3. keringkan

4. pemantauan tanda bahaya

5. klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira

2 menit setelah lahir

6. lakukan IMD : adalah proses bayi menyusu segera setelah lahir,

dimana bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri.

7. beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuscular, di paha kiri

anterolateral setelah inisiasi menyusui dini

8. beri salep mata antibiotika pada kedua mata

9. pemeriksaan fisik.

10. beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuscular, di paha kanan

anterolateral, kira-kira1-2 jam setelah pemberian vitamin K1.50

83

2.4.6 Penanganan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan

pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek-aspek

penting dari asuhan segera bayi baru lahir :

1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.

2. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya segera

mungkin

3. Segera setelah melahirkan badan bayi lakukan penilian sepitas :

4. Sambil secara cepat menilai pernapasan (menangis kuat, bayi

bergerak aktif, warna kulit kemerahan) letakkan bayi dengan handuk

diatas perut ibu.

5. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir dari wajah

bayi untuk mencengah jalan udaranaya terhalang. Periksa ulang

pernapasan bayi (sebagian besar bayi akan menangis atau bernapas

spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir

6. Dan nilai APGAR SKOR nya, jika bayi bernafas megap-megap atau

lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

Tabel 2.4 Tabel Penilaian Apgar Skor

Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Appearance

( warna kulit )

Pucat/biru

seluruh tubuh

Tubuh merah,

Ekstremitas biru

Seluruh tubuh

kemerahan

Pulse

( denyut jantung )

Tidak ada > 100 > 100

Grimace

( tunos otot )

Tidak ada Ekstremitas

sedikit fleksi

Gerakan aktif

Activity

( aktifitas )

Tidak ada Sedikit gerak Langsung

menangis

Respiration

( pernapasan )

Tidak ada Lemah/tidak

teratur

Menangis51

Sumber: Vivian nanny lia dewi, S,ST.,M.Kes, 2010 asuahan neonatus

bayi dan anak balita, yogyakarta : Hal : 12

84

Asfiksia ringan (apgar skor 7-10)

Asfiksia sedang (apgar skor 4-6)

Asfiksia berat (apgar skor 1-3)

a. Jagalah Kehangatan Bayi

Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap

suhu badanya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk

membuatnya tetap hangat. Dengan cara :

1) Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara

kulit bayi dengan kulit ibu

2) Ganti handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi

dengan selimut dan memastikan bahwa kepala terlindungi

dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.

3) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi

setiap 15 menit yaitu :

a) Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila

bayi.

b) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5°C, segera

hangatkan bayi.

c) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

d) Jagan segera menimbang bayi atau memandikan bayi

baru lahir (memandikan bayi setelah 6 jam) .52

85

A. Baby massage

1. Pengertian

Baby massage atau pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk

melemaskan otot sehingga peredaran darah lancer yang dilakukan pada

seluruh permukaan tubuh bayi.

2. Manfaat

a. Meningkatkan berat badan

b. Meningkatkan pertumbuhan

c. Meningkatkan daya tahan tubuh

d. Meningkatkan produksi ASI

e. Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan

f. Mengurangi kembung dan kolik yang di akibatkan karena

mengkomsumsi susu formula

g. Mengurangi depresi pada bayi.

3. Persiapan baby massage

a. Tangan bersih dan hangat

b. Hindari goresan pada kulit bayi akibat kukudan perhiasan

c. Ruang hangat dan tidak pengab

d. Bayi sudah selesai makan atau bayi sedang tidak lapar

e. Menyelidiki waktu khusus yang tidak di ganggu oleh hal lain

minimal 15 menit untuk melakukan seluruh tahapan pemijatan

f. Duduklah dengan posisi nyaman dan terang

g. Baringkan bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut, dan

bersih

86

h. Siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak atau baby oil/lotion

i. Minta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara

membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara.

4. Cara memijat untuk berbagai kelompok umur

a. Bayi umur 0-1 bulan

Gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat

bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut.

b. Bayi umur 1-3 bulan

Gerakan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.

c. Bayi umur 3 bulan – anak umur 3 tahun

Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin

meningkat. Total waktu pemijatan disarankan sekitar15 menit.

5. Prosedur Baby Massage

Lumurkan tangan dengan minyak atau baby oil atau lotion kemudian

gosok-gosokkan kedua tangan sampai terasa hangat. Setelah itu, lakukan

gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan di sepanjang sisi muka bayi atau

usaplah rambutnya. Gerakan pembuka ini untuk memberitahukan bahwa

waktu pemijatan akan segera dilakukan padanya.

Pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi, sebab umumnya bayi

lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Permulaan seperti ini akan

memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian

lain disentuh. Itu sebabnya urutan pemijatan bayi di anjurkan dimulai dari

bagian kaki, kemudian perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian

punggung.

87

2.5 Konsep Dasar Neonatus

2.5.5 Pengertian

Masa neonatus adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu

(28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru

lahir) sampaai dengan usia 1 bulan sesudah melahirkan.

2.5.6 Perubahan Fisiologi Neonatus

1. Sistem Pernafasan

Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dan pertukaran gas

melalui plasenta, setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-

paru (setelah tali pusat terpotong).

2. Peredaran darah

Pada masa fetus, peredaran darah dimulaidari plasenta melalui

vena umbilikalis lalu sebagian ke hati dan sebagian lainnya langsung

ke seranbi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung.Dari bilik

kanan darah dipimpa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus

arteriosus ke aorta.

3. Saluran Pencernaan

Pada masa neonatal saluran pencernaan mengeluarkan tinja

pertama biasanya dalam 24 jam pertama berupa mekonium (zat

berwarna hitam kehijauan). Dengan adanya pemberian susu,

mekonium mulai digantikan oleh tinja transisional pada hari ketiga

dan keempat yang berwarna coklat kehijauan.

88

4. Hepar

Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan

morfologis yang berupa kenaikan kadarprotein dan penurunan kadar

lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang,

walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum aktif

benar pada waktu bayi baru lahir, daya detosifikasi hati pada

neonates juga belum sempurna.

5. Imunologi

Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang

dan juga memiliki lamina propia ilium dan apendiks.Pada bayi barui

lahir hanya terdapat gamaglobulin G yang didapat dari ibu melalui

plasenta. Akan tetapi, bila ada infeksi melalui plasenta reaksi

imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma serta

antibody gama A, G, dan M.

6. Suhu Tubuh

Mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan

panas, yaitu:

a. Konduksi, pemindahan panas dari tubuh bayi dihantarkan ke

benda sekitar yang suhu lebih rendah melalui kontak langsung.

b. Konveksi, panas yang hilang dari tubuh bayi ke udara sekitar

yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung

pada kecepatan dan suhu udara).

89

c. Radiasi, panas yang dipancarkan dari bayi ke lingkungan yang

lebih (pemindahan panas antara objek yang memiliki suhu

berberda).

d. Evaporasi, panas yang hilang melalui proses penguapan yang

bergantung pada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan

panas dengan cara mengubah cairan menjadi uap).53

2.5.7 Refleks

a. Reflek kedipan(glabelar reflex), merupakan respon terhadap cahaya

terang yang mengindikasi normalnyasaraf optik.

b. Reflek menghisap (rooting refleks) merupakan reflek bayi yang

membuka mulut atau mencari putting susu. Apabila diberi

rangsangan pada ujung mulut kepala akan menoleh kearah

rangsangan.

c. Sucking reflex, yang dilihat pada saat bayi menyusu.

d. Tonick neck reflex, letakkan dalam posisi telentang, putar kepala ke

satu sisi dengan badan ditahan, ekstermitas terekstensi pada sisi

kepala yang diputar, tetapi ekstermitas pada sisi lain fleksi. Pada sisi

keadaan normal, bayi akan berusaha untuk mengembalikan kepala

ketika diputar ke sisi pengujian saraf assensori.

e. Reflek menggenggam (grasping refleks) dengan perlakuan bila

telapak tangan dirangsang akan member reaksi seperti

menggenggam.

90

f. Reflek moro dengan perlakuan bila diberi rangsangan yang

mengejutkan atau spontan akan terjadi reflek lengan dan tangan

terbuka serta kemudian diakhiri dengan adduksi lengan.

g. Reflek berjalan (walking refleks) dengan perlakuan apabila bayi

diangkat tegak dan kakinya ditekankan pada satu bidang datar, maka

bayi akan melakukan gerakan melangkah seolah-olah berjalan.

h. Babinsky refleks apabila diberi rangsangan atau digores pada sisi

lateral telapak kaki kearah atas kemudian aka nada gerakan jari

sepanjang telapak tangan

2.5.8 Kebutuhan Kesehatan Pada Neonatus

1. Pemberian minum

Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3

jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu

payudara sama terasa kosong setelah itu baru ganti payudara yang

lain.

2. Menolong BAB pada Bayi

BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari

3-6 feces transisi yaitu warna coklat sampai kehijauan karena masih

bercampur mekoneum, selanjutnya feces akan berwarna kekuningan.

3. Menolong BAK pada bayi

Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama

kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi

cukup nutrisi.

91

4. Kebutuhan Istirahat/ tidur

Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari.

Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga

kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat dan selimut bayi.

5. Menjaga kebersihan kulit

Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum

mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi

lakukan skin to skin dan tutupi kepala bayi dengan ibu minimal 1

jam. Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali sehari, mandikan dengan

air hangat dan di tempat yang hangat.

6. Menjaga keamanan bayi

Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi

sendirian, jangan menggunakan alat penghangat buatan

7. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi

a. Sulit bernafas.

b. Hipotermi atau hipertermi.

a. Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar.

c. Hisapan melemah, rewel, muntah, mengantuk.

d. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah.

e. Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, bau

busuk, keluar cairan, sulit bernafas.

f. Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam.

g. Diare.

h. Menggigil, rewel, lemas, ngantuk, kejang.

92

8. Imunisasi Dasar lengkap

a. Hepatitis B

Vaksin untuk menimbulkan kekebalan penyakit hepatitis B, pada

umur 0 bulan, dosis 0,5 cc/pemberian dengan cara disuntikan IM

pada bagian luar

b. BCG (Basillus Calmette Guerin)

Vaksin untuk menimbulkan kekebalan penyakit TBC.pada umur

0-2 bulan Dosis 0,05 cc, cara Intrakutan lengan kanan.

c. Polio

Vaksin untuk menimbulkan kekebalan penyakit poliomyelitis

yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak, pada umur 0–

11 bulan, dosis 2 tetes, dengan cara meneteskan ke dalam mulut.

a. DPT (Diptheria, Pertusis, Tetanus)

Pemberian vaksin ini pada umur 2-11 bulan, dosis 0,5cc,cara

IM/SC, jumlah suntikan 3x, selang pemberian minimal 4 minggu

b. Campak

Vaksin untuk menimbulkan kekebalan penyakit campak pada

anak, diberikan pada umur 9 bulan, dosis 0,5cc, cara suntikan

secara IM di lengan kiri atas.

2.5.9 Kunjungan Neonatus

Pelayanan kunjungan neonatal dilaksanakan minimal 3x yaitu:

1. Kunjungan neonatal I (KN 1): 1-3 hari setelah lahir.

Konseling pemberian ASI, perawatan tali pusat, awasi tanda-tanda

bahaya neonatus, memberikan imunisasi HB-0

93

2. Kunjungan neonatal II (KN 2): hari ke 4-7.

Pastikan tali pusat agar tetap kering, konseling pemberian ASI

minimal 10-15 kali dalam 24 jam

3. Kunjungan neonatal III (KN 3): hari ke 8-28

Konseling pemberian ASI minimal 10-15 kali dalam 24

jam,memberitahu ibu imunisasi BCG.54

2.6 Konsep Dasar KB

2.6.1 Definisi KB

Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel

sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah

dibuahi kedinding rahim. Keluarga berencana adalah tindakan yang

membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan,

mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

dalam hubungan dengan umur suami iatri serta menentukan jumlah anak

dalam keluarga.55

2.6.2 Macam-macam Metode KB

1. Metode keluarga berencana alamiah (KBA)

a. Pantang berkala (sistem kalender )

Metode ini memerlukan sistem menstruasi yang teratur sehingga

dapat memperhitungkan masa subur untuk menghindari

kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seks.

94

b. Sanggama terputus (coitus interuptus)

Metode sanggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan

menjelang terjadinya ejakulasi.

c. Pantang berkala dengan sistem suhu basal

Suhu tubuh wanita pada saat istirahat (suhu tubuh basal)

menignkat sedikit-demi sedikit sekitar 0,50c, setelah sel telur

dilepaskan.

2. Meto Kontrasepsi

Suntikan Progestin

Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang mengandung

progestin, yaitu :

a. Depo Medroksi progesteron Asetat (Depoprovera),

mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan

dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).

b. Depo Nerotisteron Enantat (Depo Noristerat) yang

mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2

bulan dengan cara disuntik secara intramuscular.56

3. Keluarga Berencana

Non Hormonal

a. AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)

AKDR atau Intrauterin devices (IUD) adalah alat yang berukuran

kecil,terbuat dari plastik elastis yang dimasukan dalam rahim.

IUD atau AKDR ditempatkan selama 5 sampai 10 tahun,

95

tergantung pada tipe atau sampai wanita tersebut ingin agar alat

tersebut dilepas.

b. Kontrasepsi Tubektomi (sterilisasi pada wanita)

Metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak ingin anak lagi,

tidak ingin menggunakan kontrasepsi yang harus dipakai atau

disiapkan setiap waktu, dengan gangguan kesehatan yang

bertambah berat jika terjadi kehamilan.

c. Kontrasepsi vasektomi

Metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin anak lagi. Perlu

prosedur bedah untuk melakukan vasektomi sehingga diperlukan

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan lainnya. Sifatnya

permanen, Vasektomi termasuk metode efektif dan tidak

menimbulkan efek samping jangka panjang.

96

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester II

3.1.1 Kunjungan ANC Ke – 1

Tanggal : 7 Desember 2017 Jam : 15.20 wib

Tempat : PMB Siti Rofi’atun AMd.Keb Desa Sambirejo, Kecamatan

Jogoroto, Kabupaten Jombang.

Identitas

Nama Istri : Ny.Y Nama Suami : Tn.H

Umur : 23 tahun Umur : 26 tahun

Pekerjaan : K. Pabrik Pekerjaan : K.Pabrik

Agama : Islam Agama : Islam

Penghasilan : 1.500.000 Penghasilan : 1.500.000

Alamat : Desa Sambirejo, Kecamatan Jogoroto, kabupaten Jombang.

Prolog

Ny” Y” sekarang hamil ke 1, sudah melakukan ANC 6 kali di BPM Siti

Rofi’atun Desa Sambirejo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.

Belum melakukan ANC terpadu . BB sebelum hamil 47 kg, TB : 152 cm,

IMT 20,34 kg, LILA 24 cm, HPHT : 15-06-2017, TP : 22-03-2018.

Tanggal 25 Desember 2017 didapatkan pemeriksaan TD : 110/70 mmHg,

Suhu : 36oC, Pernafasan : 24x/menit, Nadi : 80x/menit.

Data Subjektif :

Ibu mengeluh cepat lelah, dan pusing setelah bangun dari tidur maupun

duduk secara mendadak.

97

Data Objektif :

a. TTV

TD : 110/70 mmHg RR : 22x/menit

N : 80x/menit S : 36,0°C

IMT : 20,34 kg

ROT : 10 mmHg

MAP : 83,3 mmHg

b. BB sekarang : 49 kg

c. Lila : 24 cm

d. Pemeriksaan fisik khusus

Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra tidak

odema.

Mammae : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,

colostrums belum keluar.

Abdomen : TFU teraba setinggi pusat (20 cm), teraba ballotement

(balt +)

DJJ : (12+12+12) x 4 = 144x/menit

Ekstremitas : Atas : tangan tidak odema

Bawah : kaki tidak odema

Pemeriksaan lab : -

98

Analisa Data : G1P0A0 23 minggu kehamilan normal dengan pusing.

Janin tunggal hidup

Penatalaksanaan :

Jam Penatalaksanaan

15 : 50 – 15 : 55 WIB 1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil

pemeriksaan sekarang bahwa ibu mengalami

pusing yang normal, ibu mengerti.

15 : 55 – 16 : 00 WIB 2. Mengingatkan ibu untuk istirahat yang cukup

disela – sela pekerjaan ± 1/5 jam/hari untuk

sekedar makan dan minum, tidur malam ± 7-

8 jam/hari.

16 : 00 – 16 : 10 WIB 3. Mengingatkan ibu untuk menjaga pola

makan, 3x sehari, terutama yang mengandung

zat besi seperti telur, susu, ikan pindang,

kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua

dan buah-buahan.

16 : 10 – 16 : 10 WIB 4. Memberikan obat oral vitamin B complex

3x1, calka 1x1, ibu bersedia minum vitamin

dan Fe 1x1, secara teratur .

16 : 10 – 16 : 15 WIB 5. Memberitahukan ibu untuk tidak melakukan

gerakan mendadak untuk mengurangi pusing

yang di derita oleh ibu. Ibu mengerti

16 : 15 – 16 : 20 WIB 6. Memberitahukan ibu untuk sering melakkan

olahraga pagi seperti lari – lari kecil dan

menggerakan kepala kenan dan kekiri untuk

mengurangi rasa lelah pada ibu.

16 : 20 – 16 : 25 WIB 7. Memberitahukan ibu tentang tanda bahaya

pada kehamilan, ibu mengerti.

16 : 25 – 16 : 30 WIB 8. Menganjurkan ibu hamil kontrol ulang dua

minggu pada tanggal 8 Januari 2018, ibu

bersedia

99

3.1.2 Kunjungan ANC Ke-2

Tanggal : 5 februari 2018 Jam : 18.20 wib

Tempat : PMB Siti Rofi’atun AMd.Keb Desa Sambirejo, Kecamatan

Jogoroto, Kabupaten Jombang.

Data Subjektif :

Ibu mengatakan tidak ada keluhan lagi dan ingin memeriksakan

kehamilannya.

Data Objektif :

a. TTV

TD : 110/70 mmHg

N : 80x/menit

P : 22x/menit

S : 36,0oC

ROT : 10 mmHg

MAP : 83,3 mmHg

b. BB sekarang : 51 kg

c. Pemeriksaan fisik khusus

Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra tidak

odema.

Mammae : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,

colostrums belum keluar.

Abdomen : TFU teraba pertengahan pusat dan px (29 cm), teraba

keras seperti papan (punggung kanan), teraba keras

melenting (kepala), belum masuk PAP

100

TBJ : (TFU – n x155) (29-12x155) = 2.635 gram

DJJ : (12+12+13)x4 = 148x/menit

Ekstremitas : Atas : tangan tidak odema

Bawah : kaki tidak odema

Pemeriksaan lab di PKM Jarak kulon, tgl 9-1-2018, jam 09-00

Hematologi

- Hb : 12

- Golongan darah : A

Urien Lengkap

- Albumin : Negatif

- Reduksi : Negatif

- HbsAg : NR

- HIV : NR

Analisa Data : G1P0A0 31 minggu kehamilan normal tanpa keluhan

Janin tunggal hidup.

Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan

18.20 – 18.40 1. Memberitahukan ibu tentang kondisi ibu saat ini dan

janin bahwa ibu masih dalam kondisi yang normal dan

menjelaskan pada ibu tentang hasil lab dan ANC

terpadu . Ibu mengerti dan dapat memahami

18.40 – 19. 10 2. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

serta menganjukan ibu untuk tidak melakukan gerakan

mendadak dan melakukan pekerjaaan yang berat. Inu

mengerti dan bersedia melakukannya

19.10 – 19.30 3. Menyarankan pada ibu untuk melakukan senam hamil,

untuk bertujuan agar memperlancar dalam persalinan

101

dan untuk mempercepat penurunan kepala janin. Ibu

mengerti

19.40 – 20.00 4. Mengevaluasi pola makan ibu, 3x sehari, terutama yang

mengandung zat besi seperti telur, susu, ikan pindang,

kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua dan buah-

buahan.

20.00 – 20.20 5. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya

kehamilan. ibu mengerti

20.20 – 20.40 6. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi

dan apa bila ibu memiliki keluhan. Ibu mengerti

3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan

3.2.1 Asuhan persalinan Kala I

Tanggal : 23 Maret 2018 Jam : 00.55 WIB

Tempat : PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb Desa Sambirejo

Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

Data Subyektif

Ibu mengeluh kenceng – kenceng dan keluar lendir sejak tanggal 23

Maret 2018 pukul 00.30 WIB.

Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umun : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

TD : 110/80 mmHg S : 36,3 °C

N : 84 x/menit RR : 20 x/menit

102

b. Pemeriksaan Fisik Khusus

Muka : Tidak odem, konjungtiva merah muda, sclera putih

Payudara : Simetris, bersih, puting susu menonjol, kolostrum

sudah keluar.

Abdomen : TFU teraba 3 jari di bawah processus xypoideus (31

cm), punggung kanan, letak kepala, punctum

maximum berada 3 jari bawah pusat sebelah kiri.

Penurunan kepala 2/5.

DJJ : (12+12+11)=140x/menit

His : kuat, 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik

Genetalia : Keluar lendir, tidak ada varises, tidak ada

kondiloma, dan tidak ada pembesaran kelenjar

bartholini.

Ektermitas : tidak odem

c. Pemeriksaan Dalam

Tanggal : 23 Maret 2018

Pukul : 00.55 WIB

Hasil : keluar lendir,

VT : Pembukaan 1 cm, effecement 10%, ketuban

utuh (+), presentasi kepala, denominator UUK,

hodge I, molase 0.

Analisa Data

G1P0A0 UK 39 minggu inpartu kala I fase laten, Janin tunggal

hidup.

103

Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan

00.56 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu

dan keluarga, ibu dan keluarga mengerti.

00.58 WIB 2. Memfasilitasi informed consent persetujuan

persalinan, keluarga menyetujui dan

menandatangani persetujuan persalinan oleh

bidan.

01.03 WIB 3. Melakukan observasi CHPB, tanda bahaya dan

kesejahteraan janin, hasil terlampir pada

partograf.

4. Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi, ibu

melakukan dengan benar.

01.08 WIB 5. Menyediakan dan memberitahu ibu untuk

minum teh manis hangat atau air putih untuk

menambah tenaga ibu, ibu meminum teh

hangat.

6. Menyarankan ibu untuk miring kekiri, ibu

bersedia tidur dengan miring kekiri.

03.52 WIB 7. Ketuban belum pecah, melakukan

pemeriksaan ulang pembukaan 1 cm, eff 10

%, denominator UUK, tidak ada molase,

hodge I

07.00 WIB 8. Ketuban belum pecah, melakukan

pemeriksaan ulang pembukaan 2 cm, eff

20%, denominator UUK, tidak ada molase,

hodge I.

11.00 WIB 9. Ketuban belum pecah, melakukan

pemeriksaan ulang pembukaan 3 cm, eff

30%, denominator UUK, tidak ada molase,

hodge I.

104

Data Subyektif

Ibu mengeluh kenceng – kenceng dan keluar lendir serta bercampur

darah sejak tanggal 23 Maret 2018 pukul 15.00 WIB

Data Obyektif

d. Pemeriksaan Umum

Keadaan umun : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV

TD : 110/80 mmHg ` S : 36 °C

N : 88 x/menit P : 20 x/menit

e. Pemeriksaan Fisik Khusus

Muka : Tidak odem, konjungtiva merah muda, sclera putih

Payudara : Simetris, bersih, puting susu menonjol, kolostrum

sudah keluar.

Abdomen : TFU teraba 3 jari di bawah processus xypoideus (29

cm), punggung kanan, letak kepala, punctum

maximum berada 3 jari bawah pusat sebelah kiri.

Penurunan kepala 3/5.

DJJ : 140x/menit

His : kuat, 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik

Genetalia : Keluar lender bercampur darah, tidak ada varises,

tidak ada kondiloma, dan tidak ada pembesaran

kelenjar bartholini.

Ektermitas : tidak odem

105

f. Pemeriksaan Dalam

Tanggal : 23 Maret 2018

Pukul : 15.00 WIB

Hasil :keluar lendir bercampur darah ,

VT : Pembukaan 7 cm, effecement 70%, ketuban

utuh (+), presentasi kepala, denominator UUK,

hodge III, molase 0.

Analisa Data

G1P0A0 UK 39 minggu inpartu kala I fase aktif, Janin tunggal.

hidup.

Jam Penatalaksaan

15.00 WIB 1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan saat

ini, ibu mengerti.

15.20 WIB 2. Mengajarkan ibu bagaimana cara berkemih

dengan benar. Ibu mengerti

15.30 WIB 3. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan atau

miring kekiri, ibu bersedia miring kekiri

15.50 WIB 4. Menganjurkan ibu untuk minum teh manis

hangat untuk menambah tenaga, ibu

mengerti.

16.00 WIB 5. Melakukan observasi CHPB dan tanda

bahaya, hasil terlampir pada partograf.

6. Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi, ibu

melakukan dengan benar.

106

3.2.2 Asuhan Persalinan Kala II

Tanggal : 23 Maret 2018 Jam : 16.30 WIB

Data Subyektif

Ibu mengatakan ingin meneran, perut semakin sering mules.

Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umun : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV

TD : 110/80 mmHg S : 36,5 °C

N : 86 x/menit RR : 20 x/menit

His : Kuat, teratur 5x dalam 10 menit lamanya 40-50 detik.

DJJ : (12+12+12)x4=144x/menit

Genetalia luar : Tidak ada oedem, keluar lendir bercampur darah,

tidak ada varises, keluar cairan ketuban dari jalan

lahir.

b. Pemeriksaan Dalam

Tanggal : 23 Maret 2018

Pukul : 16.30 WIB

Hasil : Keluar lendir bercampur darah,

VT : Pembukaan 10 cm, eff 100 %, presentasi

kepala, denominator UUK, ketuban sudah

pecah(-), kepala turun pada hodge IV, molase

0.

107

Analisa Data

G1P0A0 UK 39 minggu inpartu kala II

Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan

16.30 WIB 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah

pembukaan lengkap 10 cm, ketuban sudah pecah,

ibu dan keluarga mengerti.

16.32 WIB 2. Mengatur posisi ibu, dengan meminta bantuan

suami yaitu posisi setengah duduk, suami mengerti

dan ibu merasa nyaman.

16.35 WIB 3. Memberikan dukungan mental dan spiritual kepada

ibu, ibu merasa mempunyai semangat.

16.39 WIB 4. Menyiapkan alat persalinan, alat sudah siap.

16.40 WIB 5. Memimpin meneran dan membantu persalinan.

16.43 WIB 6. Pertolongan persalinan kala II

a. Mengamati tanda gejala kala II yaitu perineum

menonjol, vulva – vagina dan sfingter ani

membuka, meningkatnya pengeluaran lendir

dan darah.

b. Mendekatkan alat, alat sudah didekatkan.

c. Melakukan pertolongan persalinan fisiologis,

melakukan stenen yaitu tangan berada dibawah

introitus vagina.

108

16.45 WIB 7. Bayi lahir spontan, menangis kuat, warna kulit

kemerahan, tonus otot aktif, dengan jenis kelamin

perempuan. Mengganti kain basah dengan kain

kering, menutup badan bayi dengan handuk, kain

sudah diganti dan bayi sudah ditutupi dan

dipakaikan topi. Meminta ibu memeluk bayinya,

dan melakukan IMD. IMD berhasil dengan

bantuan.

3.2.3 Asuhan Persalinan kala III

Tanggal : 23 Maret 2018 Jam : 16.50 WIB

Data Subyektif

Ibu mengatakan lega karena bayinya sudah lahir dan perut bagian

bawah terasa mules. Tanda – tanda dari plasenta lahir, uterus

berbentuk globuler, adanya semburan darah, dan tali pusat semakin

memanjang.

Data Obyektif

TFU teraba setinggi pusat, teraba keras, kandung kemih kosong,

kontraksi uterus baik, dan tidak teraba janin kedua.

Analisa Data

P1A0 kala III

Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan

16.50 WIB 1. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin,

ibu mengerti dan bersedia untuk disuntik oksitosin.

16.55 WIB 2. Memberikan suntik oksitosin 10 unit pada 1/3 paha

lateralatas secara IM dalam waktu kurang dari satu

109

menit setelah bayi lahir, ibu bersedia.

17.12 WIB 3. Menolong plasenta

a. Melakukan penolongan tali pusat, tali pusat

sudah dipotong. Melakukan PTT, ada tanda –

tanda pelepasan plasenta yaitu, keluar semburan

darah secara tiba – tiba, uterus globuler, tali

pusat memanjang,dan melakukan dorongan

dorso cranial hingga plasenta lepas, plasenta

sudah terlepas.

b. Melahirkan plasenta, plasenta lahir spontan

kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh,

plasenta lahir lengkap.

c. Melakukan masase uterus dan mengajari ibu

massase uterus, kontraksi uterus baik dan ibu

bisa melakukan.

17.15WIB 4. Mengecek adanya robekan pada jalan lahir dan

perdarahan, terdapat laserasi derajat II dan

melakukan hecting, perdarahan ± 150 cc dan TFU

2 jari dibawah pusat.

17.45 WIB 5. Memberitahu ibu untuk tetap melakukan IMD

bayi, ibu berhasil menyusui selama 30 menit.

3.2.4 Asuhan Persalinan Kala IV

Jam : 17.20 WIB

Data Subyektif

Ibu mengatakan nyaman dengan kondisi saat ini, dan masih merasa

mules.

Data Obyektif

Keadaan umum : Baik

110

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 110/80 mmHg N : 88 x/menit

S : 36,5 °C P : 22 x/menit

a. Terdapat laserasi perineum derajat II

b. TFU teraba keras, 2 jari bawah pusat.

c. Kandung kemih kosong.

Analisa Data

P1A0 kala IV dengan laserasi derajat II

Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan

17.30 WIB 1. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak

terjadi perdarahan pervaginam, uterus keras.

17.32 WIB 2. Mengajarkan ibu atau keluarga untuk massase uterus,

ibu atau keluarga mengerti.

17.35 WIB 3. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam

larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit).

Cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi,

peralatan telah direndam

17.45 WIB 4. Menyiapkan alat-alat hecting (penjahitan), alat sudah

disiapkan.

18.00 WIB 5. Melakukan penjahitan pada perineum dengan teknik

jelujur, perineum terjahit rapi.

18.05 WIB 6. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke

tempat sampah yang sesuai, bahan yang terkontaminasi

111

telah dibuang.

18.10 WIB 7. Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh

dengan menggunakan air DTT, membersihkan cairan

ketuban, lendir, dan darah diranjang atau sekitar ibu

berbaring, membantu ibu memakai pakaian yang bersih

dan kering, ibu sudah bersih.

18.15 WIB 8. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin

0,5%, tempat bersalin bersih.

18.17 WIB 9. Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung

tangan dalam larutan klorin 0,5% lepaskan sarung

tangan dalam keadaan terbalik, dan rendam selama 10

menit, sarung tangan terlepas.

18.20 WIB 10. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

18.22 WIB 11. kemudian keringkan tangan dengan handuk pribadi

yang bersih dan kering, tangan bersih.

18.26 WIB 12. Melanjutkan observasi 2 jam post partum, hasil

terlampir dilembar partograf.

3.3 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

3.3.1 Kunjungan I (6 jam post partum )

Tanggal : 23 Maret 2018 Jam : 22.00 WIB

Tempat : PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb Desa Sambirejo Kecamatan

Jogoroto Kabupaten Jombang.

112

Data Subyektif

Ibu mengatakan sudah bisa duduk dan berjalan perlahan, namun masih

lemas, perut mules dan merasa nyeri pada jalan lahir dan pada luka

jahitan perineum, belum BAB dan sudah BAK 1 kali, kolostrum sudah

keluar sedikit dan sudah menyusui bayinya.

Data Obyektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit

S : 36,8 °C RR : 22 x/menit

Dada : Puting menonjol, kolostrum sudah keluar sedikit, tidak

terdapat nyeri tekan.

Abdomen : Kontraksi baik, uterus teraba keras , TFU 2 jari bawah

pusat, kandung kemih kosong.

Genetalia : Terdapat luka jahitan perineum derajat II, lochea

rubra, jumlah perdarahan ± 50 cc.

Analisa Data

P1A0 6 jam Post partum dengan nifas normal.

Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan

22.00 WIB 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan

umum ibu baik, ibu mengerti.

22.05 WIB 2. Memfasilitasi pemberian ASI, ibu menyusui bayinya

22.10 WIB 3. Memberikan KIE tentang cara menyusui dengan

113

benar, nutrisi ibu dan personal hygiene, ibu mengerti

22.15 WIB 4. Memberikan obat oral amoxilin 3x1, asam mefenamat

3x1, dan novabion 1x1, vit A 2 kapsul, ibu mengerti

dan bersedia minom obat.

22.20WIB 5. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari atau jika

sewaktu – waktu ada keluhan, ibu mengerti dan

bersedia kontrol ulang.

3.3.2 Kunjungan II ( 6 hari post partum )

Tanggal : 29 Maret 2018 Jam : 06.30 WIB

Tempat : PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb Desa Sambirejo

Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

Data Subyektif

Ibu mengatakan masih merasakan nyeri pada jahitan, BAB 1x/hari,

BAK ± 4x (kuning jernih).

Data Obyektif

a. Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg N : 82 x/menit

S : 36,2 °C RR : 22 x/menit

b. Pemeriksaan Fisik Khusus

Mata Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra

tidak oedem

114

Dada Bentuk simetris, puting susu menonjol,

pengeluaran ASI (+), tidak ada nyeri tekan dan

tidak ada pembekaan pada payudara.

Abdomen TFU pertengahan pusat dan sympisis, kontraksi

uterus baik, uterus teraba keras, kandung kemih

kosong

Genetalia Tidak ada oedem, lochea serosa, luka jahitan di

perineum hampir kering, tidak ada pus.

Analisa Data

P1A0 6 hari post partum dengan nifas normal

Penatalaksanan

Jam Penatalaksanaan

06.50 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu

baik, ibu mengerti.

06.53WIB 2. Mengevaluasi tanda-tanda bahaya ibu nifas,tidak

terjadi salah satu dari tanda-tanda bahaya ibu nifas,

ibu mengerti.

07.00 WIB 3. Memberikan terapi obat oral Asam Mefenamat 3x1,

Amoxilin 3x1 dan novabion 1x1, ibu bersedia

minum obat

07.05 WIB 4. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal

19 April 2017 atau jika ada keluhan, ibu mengerti

dan bersedia kontrol ulang.

07.10-07.30

WIB

Tempat :

Dirumah

pasien

5. Mengevaluasi teknik menyusui yang benar, ibu

dapat menyusui dengan benar.

6. Memberikan KIE tentang nutrisi, senam nifas dan

perawatan payudara, ibu mengerti.

115

7. Memberikan dan Mengajarkan ibu untuk melakukan

perawatan payudara yang benar, ibu mengerti.

3.3.3 Kunjungan III ( 30 hari post partum)

Tanggal : 23 April 2018 Jam : 14.10 WIB

Tempat :Rumah pasien

Data Subyektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan, BAK ± 4x (kuning jernih), BAB

2x/hari.

Data Obyektif

c. Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg N : 82 x/menit

S : 36,3 °C P : 22 x/menit

d. Pemeriksaan Fisik Khusus

Mata Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra

tidak oedem

Dada Bentuk simetris, puting susu menonjol,

pengeluaran ASI (+), tidak ada nyeri tekan dan

tidak ada massa pada payudarah

Abdomen TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan.

Genetalia Tidak ada oedem, lochea alba, luka jahitan di

perineum sudah kering. Tidak terjadi infeksi.

Analisa Data

P1A0 30 hari post partum dengan nifas normal.

116

Penatalaksanan

Jam Penatalaksanaan

14.10 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu

baik, ibu mengerti.

14.20 WIB 2. Memberikan KIE tentang macam – macam alat

kontrasepsi,efek samping dan cara keguaan dari kb

tersebut, ibu mengerti dan memilih KB suntik 3

bulan

14.30 WIB 3. Memastikan ibu KB suntik 3 bulan, ibu sudah yakin

dengan pemilihan KB.

14.35 WIB 4. Mengingatkan kembali ibu untuk kontrol ulang pada

tanggal 01 Mei 2018 atau jika ada keluhan, ibu

mengerti dan bersedia kontrol ulang.

14.40 WIB (Melakukan Enterpreneur Facial wajah di rumah pasien )

5. Pertama-tama menyiapkan peralatan untuk

melakukan facial wajah. Lalu memulai melakukan

facial wajah sesuai prosedur, yaitu :

Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan

perawatan wajah dengan facial, ibu bersedia

dilakukan perawatan wajah.

Melakukan skin cleansing menggunakan milk

cleanser, ibu bersedia.

Melakukan massase pada wajah ibu dan

kemudian membersihkan dengan waslap, ibu

mengerti.

Memberikan masker pada muka dan

membiarkan selama 15 menit, ibu mengerti dan

bersedia.

Membersihkan wajah menggunakan face toner

kemudian waslap dan handuk kering, ibu

117

bersedia.

Memberikan pelembab pada wajah ibu untuk

agar telihat cerah, wajah ibu terlihat segar.

Merapikan pasien

3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

3.4.1 Asuhan Pada BBL ( 1 Jam )

Tanggal : 23 Maret 2018 Jam : 16.45 WIB

Tempat PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb Desa Sambirejo

Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

Data Subyektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya 1 jam yang lalu dengan

jenis kelamin laki-laki beratnya 3.200 gram dan panjangnya 49 cm. Dalam

keadaan sehat.

Data Obyektif

TTV: S : 36.6 o C N : 132x/ menit

P : 42 x/ menit

Kulit Kulit bayi masih ditutupi oleh lemak (verniks kaseosa)

danterdapat lanugo.

Kepala Tulang kepala tidak tumpang tindih, tidak ada cephal

hematoma maupun caput succedaneum

Mata Konjungtiva merah muda, sklera putih, papebra tidak

oedema, tidak ada secret mata, reflek corneal aktif

Hidung Simetris, tida ada pernafasan cuping hidung.

Mulut Tidak ada labio skisis maupun labio palatoskisis.

118

Telinga Simetris, daun telinga sejajar dengan mata.

Dada Pernapasan normal, tidak ada retraksi pada dada.

Abdomen Tali pusat bersih terbungkus dengan kasa steril.

Genetalia Testis sudah turun di skrotum dan lubang uretra berada di

ujung penis

Anus Berlubang .

Ektermitas Pergerakan aktif, jari-jari lengkap, tidak andaktil, sindaktil

maupun polidaktil.

Pemeriksaan Reflek

Reflek rooting : normal

Reflek suckling : normal

Reflek swallowing : normal

Reflek moro : normal

Reflek babinski : normal

Pengukuran Antropometri

Berat badan bayi : 3200 gram.

Panjang badan : 49 cm

Lingkar dada : 33 cm

Lingkar kepala : 32 cm

Circumferentia fronto occipitalis : 33 cm

Circum ferensia suboccipito bregmatica : 32 cm

Circum ferensia mento occipito : 35 cm

Analisa Data

Bayi cukup bulan usia 1 jam fisiologis.

119

Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan

16.45 WIB 1. Menjelaskan kepada ibu bahwa kondisi bayi normal, ibu

mengerti dan paham.

17.45 WIB 2. Setelah 1 jam, di berikan tetes mata, antibiotik

profilaksis, vit K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral

untuk mencegah perdarahan pada otak, ibu mengerti

18.45 WIB 3. Memberikan imunisasi Hepatitis 0 uniject dosis 0,5 cc

secara IM setelah 1 jam pemberian suntik vit K, bayi

akan disuntik 1 jam setelah vit K, ibu mengerti.

18.55WIB 4. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan, agar bayi

terhindar dari infeksi, ibu mengerti.

19.05 WIB 5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering

mungkin maksimal tiap 2 jam atau jika bayinya

menangis dan tanpa makanan tambahan, ibu bersedia

menyusui bayinya

19.10 WIB 6. Memberitahu ibu untuk Selalu menjaga kehangatan

bayi , bayi tetap hangat.

19.15 WIB 7. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi,

ibu mengerti.

120

3.5 Asuhan Kebidanan Neonatus

3.5.1 Kunjungan Neonatus ( 6 jam )

Tanggal : 23 Maret 2018 Jam :22.00 WIB

Tempat : PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb Desa Sambirejo

Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

Data Subyektif

Menurut ibu bayi gerak aktif, menangis kuat, sudah BAK 1x warna

kuning jernih, minum ASI sering menghisap kuat.

Data Obyektif

Keadaan umum : Baik

TTV : N : 120 x/menit P :46x/menit

S : 36,5 °C

PB : 50 cm

BB saat Lahir : 3200 gram

BB Sekarang : 3200 gram

Pemeriksaan Fisik

Kulit Kulit bayi masih ditutupi oleh lemak dibagian

punggung dan terdapat lanugo warna kulit merah

muda.

Mata Konjungtiva merah muda, sklera putih, papebra tidak

oedema, tidak ada secret mata, reflek corneal aktif.

Hidung Tidak ada pernapasan cuping hidung

Dada Tidak ada retraksi dinding dada

Mulut Bibir merah muda, tidak ada labiokisis dan

121

labiopalatokisis.

Abdomen Tali pusat bersih, masih basah, terbungkus dengan kasa

steril.

Tangisan Kuat

Genetalia BAK 2 kali

BAB belum

Anus Bersih,berlubang

Analisa Data

Neonatus Cukup Bulan Usia 6 Jam Fisiologis

Penatalaksanan

Jam Penatalaksanaan

22.10 WIB 1. Memberitahu ibu kondisi bayinya saat ini, bahwa

kondisi bayi baik, ibu mengerti.

22.15 WIB 2. Menginformasikan kepada ibu untuk sesering

mungkin memberikan ASI dan tidak memberikan

tambahan makanan lain, ibu mengerti.

22.20 WIB 3. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga berat badan

bayisaat ini dengan memberikan ASI cukup, ibu

mengerti.

22.25 WIB 4. Memberitahu ibu supaya segera mengganti popok

bayi setelah BAK atau BAB agar kulit disekitar

genetalia tidak terjadi iritasi dan gatal-gatal

kemerahan, ibu mengerti.

22.40 WIB 5. Menyiapkan memandikan bayi, mengajari ibu cara

memandikan bayi dan perawatan tali pusat, ibu

mengerti dan bayi sudah dimandikan.

122

22.20 WIB 6. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal

27 maret 2018 atau jika ada keluhan, ibu bersedia.

3.5.2 Kunjungan Neonatus II ( 6 Hari )

Tanggal : 29 Maret 2018 Jam : 06.30 WIB

Tempat : PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb Desa Sambirejo

Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang

Data Subyektif

Ibu mengatakan ingin memeriksakan bayinya BAB 3x warna hitam

kecoklatan, BAK 6x sehari warna kuning jernih, tali pusat sudah lepas

pada hari ke 5 tanggal 28 Maret 2018.

Data Obyektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV: N : 140 x/menit S : 36,5 °C

P : 35 x/menit

Laktasi : Lancar

Kulit : Warna kulit kemerahan

Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra tidak

odem

Hidung : Tidak ada retraksi dinding dada

Mulut : Bersih

Abdomen : Tali pusat sudah lepas dalam keadaan kering

Tangisan : Kuat

BB sekarang : 3600 gram

123

Analisa Data

Neonatus cukup bulan usia 6 hari dengan fisiologis

Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan

06.40 WIB 1. Melakukan pemeriksaan pada bayi bahwa keadaan

bayi baik, ibu mengerti.

06.41WIB 2. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya

sesering mungkin dan tanpa tambahanmakanan.

Ibu mengerti

06.42WIB 3. Memberikan KIE pada ibu untuk menyendawakan

bayinya setelah selesai menyusui dengan cara

ditepuk – tepuk secara perlahan pada bagian

punggung bayi, ibu mengerti dan paham.

07.10 WIB 4. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang pada

tanggal 23 April 2018 untuk melaksanakan

imunisasi BCG dosisi 0,05 secara IC dilengan

tangan kanan dan polio diteteskan 2x dimulut, atau

jika ada keluhan, ibu mengerti.

3.5.3 Kunjungan Neonatus III (30 hari)

Tanggal : 23 April 2018 Jam : 14.10 WIB

Tempat : Rumah Pasien

Data Subyektif

Ibu mengatakan bayinya rewel dan belum BAB sejak pagi, BAK 8x

sehari( kuning jernih)

Data Obyektif

Keadaan umum : Baik

124

TTV : P : 44 x/menit S : 36,4 °C

N : 124 x/menit

Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, palpebra tidak

odem, tidak ada secret mata

Kulit : kemerahan

Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung

Dada : tidak ada suara wizing dan ronzhi

Genetalia : bersih

Abdomen : ada bising usus, perut kembung

Bayi menghisap kuat saat menyusu.

PB : 52 cm

BB Sekarang: 4400 gram

Analisa Data

Neonatus cukup bulan usia 30 hari fisiologis.

Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan

14.10 WIB 1. Memberitahu ibu bahwa keadaan bayi yang rewel

bisa disebabkan karena bayinya kembung, ibu

mengerti.

14.17WIB 2. Memberikan pemijatan perut dengan indikasi

kembung menggunakan teknik I L U, bayi terlihat

nyaman tidak menangis, sudah kentut dan langsung

minum.

14.40 WIB 3. Memberitahu ibu untuk tetap memberikan ASI

sesering mungkin tanpa tambahan makanan lain, ibu

mengerti.

125

14.45 WIB 4. Mengingatkan ibu untuk membawa bayinya

kepetugas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi

BCG, dan polio, pada tanggal 1 Mei 2018, ibu

mengerti dan bersedia.

14.50 WIB 5. Menginformasikan pada ibu untuk datang ke pusat

kesehatan terdekat/ puskesmas bila ada keluhan, Ibu

mengerti.

3.6 Asuhan Kebidanan Akseptor KB Baru Suntik 3 Bulan

3.6.1 kunjungan I

Tanggal : 01 Mei 2018 Jam : 06.55 WIB

Tempat : PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb, Desa Sambirejo Kecamatan

Jogoroto Kabupaten Jombang.

Data Subyektif

Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan

Data Obyektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg N :80 x/menit

S : 36,2 °C P :20 x/menit

BB : 48 kg

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak odem

Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

Ektermitas:Tidak oedem

126

Analisa Data

P1A0 calon akseptor KB suntik 3 bulan

Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanaan

06.56 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik,

ibu mengerti.

06.57WIB 2. Menyiapkan alat yang diperlukan saat melakukan KB

suntik 3 bulan seperti, spuit, kapas alkohol, dan obat

Triclofem. Evaluasi alat sudah siap.

07.10WIB 3. Melakukan penyuntikan secara IM di bokong ibu sepertiga

antara spina isiadika dan tulang ekor, ibu menyetujui.

07.15WIB 4. Memberitahu ibu untuk tidak melakukan hubungan selama

1 minggu setelah pemakaian KB suntik 3 bulan, ibu

mengerti.

07.20WIB 5. Menganjurkan klien untuk datang atau kunjungan ulang

sesuai jadwal tanggal 4 Juli 2018, ibu mengerti.

3.6.2 Kunjungan KB II

Tanggal : 03 Mei 2018 Jam : 09.40 WIB

Tempat : rumah pasien

Data subyektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Data obyektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg RR : 22 x/menit

127

N : 80 x/menit S : 36,5 °C

BB : 56 kg

Pemeriksaan fisik

Mata : Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera putih, dan

palpebra tidak odem

Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

massa abnormal, tanda ballottement (-), kandung kemih

kosong, tidak sedang hamil.

Ektermitas : Tidak odema

Analisa data

P1A0 Akseptor baru KB suntik 3 bulan

Penatalaksanaan

Jam Pentalaksanaan

09.45WIB 1. Memberiahu ibu bahwa hasil pemeriksaan baik.

Ibu mengerti

09.55 WIB 2. Memberitahu ibu untuk segera kontrol jika ibu

merasakan keluhan pada penggunaan KB nya, ibu

mengerti.

10.00 WIB 3. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang secara rutin

sesuai jadwal yang ditentukan, ibu mengerti.

128

128

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuaian antar teori dan

kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang mendukung

diantara fakta dan kenyataan serta ditambahnya opini yang luas dari penulis

sebagai pendamping klien yang melaksanakan asuhan kebidanan secara

komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL, neonatus dan KB

pada Ny “ Y ” dengan Pusing di PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb Desa Sambirejo,

Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

4.1 Asuhan Kebidanan pad Ibu Hamil Trimester II dan III

Pembahasan yang pertama adalah tentang pemeriksaan pada ANC (Antenatal

Care) yang dilakukan oleh Ny “ Y ” dengan Pusing di PMB Siti Rofi’atun,

AMd.keb, Desa Sambirejo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang. Berikut

akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan

tentang ANC (Antenatal Care). Dalam pembahasan yang berkaitan dengan ANC

(Antenatal Care) maka, dapat diperoleh data pada tabel berikut ini

129

Tabel 4.1 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC Ny. “Y” di PMBSiti rofi’atun, AMd.keb.

Riwayat Yang di laksanakan Ket

Tanggal

ANC

30

Juli

2017

29

Agus

2017

25sept

2017

7 des

2017

21 des

2017

5 jan

2018

9 jan

2018

22 feb

2018

3mar201

8

10 mar

2018

UK 6-7 mgg 10-12

Mgg

17-21

mgg 23 mgg

25 mgg 27 mgg 27-28

mgg

35-36

mgg

37-

38mgg

38-

39mgg

Anamnesa mual Mual Pusing Pusing Pusing Punggun

g sakit

Taa Kenceng

Kenceng

Kenceng

Umur ibu 23tahun

Gerak janin

dirasakan pertama

UK 17 mgg

Tekanan

darah

110/70

mmHg

110/70

mmHg

110/70

mmHg

110/70

mmHg

110/70

mmHg

110/70

mmHg

110/70

mmHg

110/70

mmHg

110/70

mmHg

110/70

mmHg

BB 47kg 47 kg 49 kg 50 kg 51 kg 51 kg 50 kg 52 kg 53 kg 55 kg Sebelum hamil 46

kg

T

F

U

WHO Belum 3 jari

diatas

sympisis

½ pusat

sympisis

Setinggi

pusat

3 jari

diatas

pusat

Pertenga

han

pusat-px

Pertenga

han

pusat-px

3 jari

dibawah

Processu

s

Xypoide

us

3 jari

dibawah

Processu

s

Xypoide

us

3 jari

dibawah

Processu

s

Xypoide

us

Mc.

Donald

15 cm 20 cm 25 cm 25 cm

26 cm 29 cm

29 cm 30 cm

Suplemen/t

erapi

B6,

Fe

Omeg,no

vakal

Fe,

novakal

Fe, novakal Fe,

novakal

Fe,

novakal

Fe,

novakal

Omeg,cal

k

Fe,

novakal

Novakal

Penyuluhan Buku

KIA hal

1 –23

ANC

terpadu

ANC

terpadu

Mami

istirahat

yang

cukup

Mami

jalan-

jalan.

ANC

terpadu,

mami

Banyak

makan

buah,say

ur

minum

yang

cukup

Jalan-

jalan

Jalan-

jalan

persiapan

persalina

n

Jalan”

pagi

Hasil lab 9-1-2018

Hb : 12 gr%

Golda : A,

VCT : NR

Albumin : (-)

Reduksi : (-)

Sumber : Data Primer Thn : 2018

130

128

Dari data diatas dapat diperoleh analisa sebagai berikut :

1. Data subyektif

a. Umur

Berdasarkan data umur Ny “Y” 23 tahun. Menurut penulis umur 23

tahun merupakan umur yang sudah cukup untuk organ reproduksi

melakukan fungsi sebagaimana mestinya. Umur bisa mempengaruhi

kematangan organ reproduksi, terlalu muda umur ibu bisa

mengakibatkan kehamilan beresiko karena belum siapnya uterus

sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin, sedangkan umur

yang terlalu tua juga akan mengakibatkan kehamilan beresiko karena

sudah menurunnya fungsi alat reproduksi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mufdlilah (2009) mengatakan

bahwa dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20–35 tahun.

b. Kontrol ANC

Berdasarkan data Ny. ”Y” telah melakukan ANC selama

kehamilan pada TM I : 1 kali, TM II : 3 kali, TM III: 7 kali.

Menurut data tersebut kontrolANC Ny. “Y” lebih dari standar yang

telah ditentukan. ANC sangat penting dilakukan untuk pada ibu hamil,

karena dalam pemeriksaan akan dilakukan pemantauan secara

menyeluruh baik mengenai kondisi ibu maupun janin yang sedang

dikandungnya. Dengan demikian diharapkan pemeriksaan kehamilan

secara dini dan rutin dapat mencegah penyakit dan kelainan yang

mungkin akan terjadi pada ibu dan janin.

131

Hal ini sesuai pendapat Padila (2014), standar minimal kontrol

ANC meliputi : TM I menimal 1x, TM II minimal 1x, TM III minimal

2x.

c. Pemeriksaan ANC Terpadu.

Berdasarkan data Ny “Y” melakukan ANC terpadu pada usia

kehamilan 27-28 minggu.

Menurut penulis ANC terpadu sebaiknya dilakukan pada awal

kehamilan atau saat pada TM I, karena untuk mendeteksi secara dini

masalah penyulit dan komplikasi pada kehamilan. Dalam hal ini jugas

membantu ibu dan bidan untuk mendeteksi sini penyulit-punyulit apa

saja yang menyertai ibu.

Hal ini sesuai pendapat Depkes RI 2013 pemeriksaan antenatal

harusnya dimulai segera setelah diperkirakan terjadi kehamilan.

Pemerksaan ini dapat dilakukan dalam beberapa hari setelah terlambat

menstruasi karena untuk mendeteksi adanya suatu penyakit yang

menyertai ibu.

d. Gerak janin

Ny. “Y” merasakan gerakan janin pada UK 17 minggu.

Menurut penulis pada TM II merasakan gerak janin merupakan hal

yang fisiologis dan menunjukkan akan kesejahteraan janin. Pada

umumnya ibu dapat merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 17

minggu

132

Hal ini sesuai dengan teori Romauli (2010) gerakan janin dapat

dirasakan oleh ibu pada UK 16-20 minggu. Gerakan pertama janin

disebut quickening yang berupa gerakan halus hingga tendangan kaki.

e. Keluhan selama Trimester II dan III

Pada usia 23 minggu Ny “Y” mengeluh pusing dan saat dilakukan

anemesa pada usia 31 minggu ibu tidak memiliki keluhan. Didapatkan

hasil pemeriksaan lab kadar Hb 12 gr% pada usia kehamilan 27

minggu.

Menurut penulis berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut ibu dalam

keadaan normal. Pusing dapat di penngaruhi oleh beberapa faktor,

contohnya HB, tensi, kekurangan sumber makanan, dan juga dapat

dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti ruangan yang pengabab,

udara yang minim.

Hal ini sesuai dengan teori rukiyah (2010), yang menyebutkan

bahwa anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah

11 g% pada trimester I dan III atau < 10,5 g % pada trimester II.

f. Terapi

Terapi yang didapatkan Ny”Y” pada tiap Trimester, adalah :

TM I: Omedrinat, B6, Fe, Novakal.

TM II : Fe, Novakal, Omedrinat.

TM III: Bc, novakal, B12

Menurut peneliti terapi yang diberikan kepada ibu hamil sudah

sesuai dengan kebutuhan yaitu suplemen vitamin, zat besi, mineral dan

133

asam folat yang banyak berguna untuk pertumbuhan janin dan kondisi

ibu.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat sulistyawati (2009), bahwa

ibu hamil ditekankan untuk mengkonsumsi tablet zat besi tablet untuk

pengobatan anemia yang dapat diberikan sejak minggu ke-12

kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama hamil dan

memberikan asam folat yang berfungsi untuk energi, pembentukan sel

dan pematangan sel darah merah yang setidaknya diberikan 28 hari

setelah kehamilan.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan umum

1) Tekanan darah

Berdasarkan data tekanan darah Ny “Y” pada UK 6 minggu

110/70 mmHg.

Menurut penulis tekanan darah 110/70 sistolik dan diastolik

berada dalam batas normal sehingga tidak menimbulkan resiko

ancaman kesehatan yang menyertai, Misalnya seperti selama

kehamilan terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi) atau juga

penurunan tekanan darah (hipotensi). Dalam kasus ini ibu memiliki

keluhan pusing dan salah satunya yaitu hipotensi, karena terjadinya

pelebaran pembuluh darah dari ibu untuk janin.

Hal ini sesuai dengan pendapat padila (2014), tekanan darah

dalam batas normal yaitu 110/70 – 130/90 mmHg.

134

2) Berat badan

Berdasarkan fakta berat badan Ny “Y” sebelum hamil 46 kg, pada

akhir kehamilan 54 kg dan terjadi penambahan berat badan sebanyak

8 kg.

Menurut penulis hal ini masih dalam batas tidak normal, karena ibu

hamil disarankan untuk menaikkan berat badan dengan cara sehat dan

mengatur pola makan untuk kebutuhan ibu dan janin. Apabila terdapat

kelambatan dalam penambahan berat badan ibu dapat mengindikasikan

adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan gangguan

pertumbuhan janin intra-uteri. TFU dari ibu pada TM III yaitu 29 cm,

UK 31 mgg, letak janin konvergen, dengan DJJ 148 x/mnt. Dalam hal

ini TFU dari ibu memiliki batas normal, karena UK 31 mgg pada

umumnya 29 cm (Leopold secara mc.donald) dengan palpasi 4 jari di

atas pusat. TBJ 2.635 gram. Pada IMT ibu selama hamil 20,34 kg, dari

hal ibu dalam batas normal, Karena IMT didapatkan dari BB ibu

sebelum hamil di bagi TB2, normalnya 18,5-25. LILA ibu 24 cm, dapat

di katakkan LILA ibu dalam batas normal. Dapat disimpulakna dari

masa kehamilan ibu, ibu memiliki keseimbangan nutrisi yang baik.

Dikarenakan pekerjaan ibu, pola nutrisi yang tidak adekuat serta

kurangnya untuk beristirahat mengakibatkan berat badan ibu sendiri

tidak bertambah dan hanya naik 8 Kg saja. Sehingga membuat berat

badan ibu tidak dapat naik dengan maksimal, namun TBJ, LILA, IMT

serta UK ibu dalam batas normal.

135

Hal ini sesuai dengan pendapat Kementrian Kesehatan RI, (2015),

Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan

sebagai indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Kenaikan berat

badan pada ibu hamil normal, 1 kg pada TM I, 3 kg pada TM II dan 6

kg pada TM III, total dari berat badan ibu adalah 10 kg.

Berdasarkan data di atas, terdapat kesenjangan antara teori dan

fakta.

3) LILA

Berdasarkan fakta ukuran LILA Ny “Y” 24 cm, hal ini merupakan

kondisi yang normal karena lebih dari 23,5 cm.

Menurut penulis, pengukuran LILA sangat penting untuk di

lakukan, bukan hanya pada pemeriksaan TM I namun, pada TM

berikutnya dapat di lakukannya pengukuran LILA untuk memastikan

apakah cadangan makanan ibu untuk janin dapat terpenuhi atau tidak.

Hal ini sesuai dengan teori Kementrian Kesehatan RI(2015) normal

LILA yaitu 23,5 cm, kurang dari 23,5 cm merupakan indikasi kuat

untuk status gizi ibu kurang atau disebut KEK.

b. Pemeriksaan fisik

Perubahan fisik yang terjadi pada Ny “Y” saat hamil trimester II

dan III yaitu, keadaan baik, konjungtiva merah muda, sklera putih,

palpebra tidak odem, puting susu menonjol, tampak hiper pigmentasi

areola mammae, tidak ada nyeri tekan, asi (kolostrum) belum keluar,

terjadi pembesaran pada perut ibu.

136

Menulis penulis, perubahan tersebut merupakan perubahan

fisiologi yang didalami oleh setiap ibu hamil, karena setiap ibu hamil

memiliki perubahan yang berbeda-beda.Pemeriksaan fisik untuk ibu

hamil harus dilakukan untuk mengetahui kesehatan dari ibu dan janin

yang di kandungannya.

Menurut Saminem (2009) pemeriksaan fisik pada ibu hamil yaitu

tidak ada oedem pada muka, sclera putih, konjungtiva merah muda,

tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena

jugularis, payudarh bersih, putting susu menonjol, hiperpigmentasi

pada areola.

1) TFU (Tinggi Fundus Uteri)

Pada Ny.”Y” ukuran TFU saat UK 31 minggu pertengahan

pusat-processus xifoideus, 35-36 minggu 3 jari di bawah processus

xifoideus, 36-37 minggu 3 jari di bawah processus xifoideus.

Menurut penulis ukuran TFU Ny.”Y” sesuai dengan usia

kehamilannya, perubahan atau ukuran TFU setiap ibu memang

berbeda sesuai dengan bentuk perut dan ketebalan dinding perut

namun dengan rumus yang sudah ada dapat dengan mudah

mengukur TFU ibu hamil.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mochtar (2011), saat UK 32

minggu TFU berada pada pertengahan pusat–prosesus xiphoideus,

pada UK 36 minggu TFU berada 3 jari di bawah px atau setinggi

px, dan UK 40 minggu TFU sama dengan kehamilan 32 minggu,

tetapi melebar kesamping.

137

c. Pemeriksaan penunjang

2) Pemeriksaan darah

Hasil pemeriksaan Hb Ny “Y” 12 gr%. Sesuai dengan hasil

pemeriksaan dapat dinyatakan bahwa ibu dalam batas normal.

Menurut penulis hasil pemeriksaan hemoglobin

dikategorikan normal pada ibu hamil, pemeriksaan ini bertujuan

untuk mengetahui kadar hemoglobin pada ibu apakah ibu

mengalami anemia atau tidak. Dalam kasus ini ibu mengalami

pusing, dan salah satu faktor dari pusing tersebut adalah Hb yang

kurang. Namun dalam pemeriksaan darah ibu memiliki Hb yang

normal berhubung dengan adanya pengenceran darah di TM II

yang disebut hemodilusi.

Sesuai dengan teori Mufdlilah (2009), kadar Hb normal ibu

hamil adalah 11 gr%.

3) Pemeriksaan urine albumin

Hasil pemeriksaan urine albumin Ny. “Y” adalah negatif.

Menurut penulis hal ini fisiologis.

Menurut penulis pemeriksaan ini berfungsi untuk

mengetahui adanya dan tinggi kadar protein dalam urin yang

menjadi salah satu tanda dari diagnose pre eklamsi

Hal ini sesuai dengan pendapat Romauli (2010) bahwa

pemeriksaan urine albumin normal bila hasilnya negatif (urine

tidak keruh)

138

4) Pemeriksaan urine reduksi

Hasil pemeriksaan urine reduksi Ny. “Y” adalah negatif.

Menurut penulis hal ini fisiologis Pemeriksaan ini

digunakan untuk megetahui kadar glukosa dalam urin sehingga

deteksi dini ibu yang menderita diabetes bisa segera diatasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Romauli (2010) bahwa

pemeriksaan urine dikatakan normal jika hasilnya negatif.

d. Analisa data

Berdasarkan fakta analisa data Ny.”Y” adalah G1P0A0 23

minggu kehamilan normal.

Menurut penulis kehimilan dikatakan normal apabila selama

kehamilan kondisi ibu dan janin dalam batas normal dan tidak

memiliki komplikasi.

Menurut Mufdillah (2009) analisa kehamilan ditulis dengan G…

P… A….

e. Penatalaksanaan

Asuham pada Ny “Y” yaitu KIE nutrisi, istirahat cukup, tanda

bahaya kehamilan dengan pusing kontrol ulang dan tablet Fe. Asuhan

kebidanan yang diberikan penulis pada Ny “Y“ sebagaimana asuhan

yang diberikan pada ibu hamil dengan pusing yaitu mengingatkan ibu

untuk istirahat cukup, menganjurkan ibu untuk tidak melakukan

gerakan mendadak, menjaga pola makan terutama yang mengandung

banyak zat besi ( susu, telur, ikan, hati, dan sayuran hijau), rutin

139

minum tablet fe dan melakukan periksa ANC rutin ketempat

pelayanan kesehatan.

Menurut penulis asuhan yang diberikan pada Ny”Y” sudah

sesuai dengan kasus pusing, yaitu dengan mengajarkan ibu untuk

relaksasi, istirahat yang cukup, melakukan senam hamil, menjaga pola

makan, menganjurkan ibu untuk tidak melakukan gerakan yang

mendadak, menghindari berbaring dalam posisi terlentang,

menghindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan

sesak dan menganjurkan ibu untuk meminum air gula untuk

memenuhi kebutuhan ibu.

Menurut sulistyowati (2009) yaitu, menghindari bau atau factor

yang membuat ibu pusing contohnya, asap rokok, keadaan lingkungan

yang pengap, hidari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang

hangat dan lembab, menghindari posisi terlentang dan mengurangi

gerakan yang tiba-tiba.

4.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Pada pembahasan yang kedua, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori

dan kenyataan pada Intranatal Care. Berikut akan disajikan data-data yang

mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Intranatal Care. Dalam

pembahasan yang berkaitan dengan Intranatal Care maka dapat diperoleh data

pada tabel berikut ini :

140

Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC Ny.''Y'' di

PMBSiti Rofi’atun, AMd.keb

INC KALA I KALA II KALA III KALA IV

KELUHA

N

JAM KETERANGAN

Ibu

mengeluh

kenceng-

kenceng

dan keluar

lendir sejak

tanggal 23

maret 2018

pukul 00.55

WIB

23/0

3

12.0

0

TD:110/70

mmHg

N : 84 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,3 °C

HIS 4x dalam 10

menit lama 40”

DJJ 140 x/menit

Palpasi WHO :

2/5

VT : ø 3 cm, Eff

30 %, ketuban

positif, presentasi

kepala, Hodge II,

molase 0

23/03

Jam 16. 30

Lama kala II ±

15 menit,

16.45

Bayi lahir

spontan

belakang

kepala, jenis

kelamin laki-

laki, langsung

menangis,

tonus otot

baik, warna

kulit merah

muda, tidak ad

kelainan

konginental,

anus ada.

23/03

Jam 16.50

Lama kala

III ± 5

menit

Plasenta

lahir

lengkap

spontan,

kotiledon

utuh.

23/03

Jam 17.20

Lama kala IV

± 2 jam

Perdarahan ±

50 cc

Observasi 2

jam PP

TD : 110/80

mmHg

N : 88 x/menit

RR : 22

x/menit

S : 36,5 °C

TFU 2 jari

bawah pusat

UC : baik

Konsistensi :

keras, kandung

kemih kosong.

15.0

0

VT : ø 7 cm, eff

75 %, ketuban

negatif, presentasi

kepala, Hodge III,

molase 0

16.3

0

TD : 110/80

mmHg

N : 88 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36 °C

His 4x dalam 10

menit lama 40 “

DJJ 137 x/menit

VT : ø 10 cm, eff

100 %, ketuban

negatif, presentasi

kepala, Hodge IV,

molase 0

Lama kala I ± 16 jam Sumber : Data Primer (2018)

141

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :

1. Data subyektif

Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan Ny”Y” kenceng-kenceng dan keluar lendir

sejak tanggal 23 Maret 2018 jam 00.55 WIB.

Menurut penulis hal inifisiologis pada ibu bersalin karena rasa mules

yang dirasakan menunjukkan adanya kontraksi dinding perut dan rahim

yang merupakan faktor power yang mempengaruhi persalian. Adanya

lendir bercampur darah disebabkan pembuluh darah yang pecah akibat

pendataran dan pembukaan servik yang merupakan salah satu tanda

persalinan pada ibu bersalin.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mochtar (2011) tanda persalinan

yang biasanya terjadi seperti rasa nyeri oleh adanya his yang datang leih

kuat sering dan teratur, keluarnya lendir bercampur darah karena servik

mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh

darah kapiler sekitar kanalis servisis akibat pergeseran ketika servik

mendatar dan membuka akibatnya terjadi robekan robekn kecil pada

servik.

2. Data obyektif

Pada fakta, diperoleh data pada Ny. “Y” muka tidak odema,

konjungtiva merah muda, sklera putih, puting susu menonjol, kolostrum

sudah keluar.

Pemeriksaan Abdomen meliputi:

Leopold I : TFU teraba 3 jari di bawah processus xypoideus (31

cm), teraba lunak, bulat dan tidak melenting (bokong).

142

Leopold II : bagian kanan teraba panjang keras seperti papan

(punggung), bagian kiri teraba bagian terkecil bayi

(ekstremitas).

Leopold III : Teraba keras, bulat, dan tidak dapat di goyangkan

(kepala).

Leopold IV : Sudah masuk PAP, penurunan 2/5.

DJJ : (12+12+11)x4=140 x/menit

His : 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik

Genetalia, keluar lendir bercampur darah, tidak ada varises, tidak

adakondiloma, dan tidak ada pembesaran kelenjar batolini, ektermiitas atas

dan bawah tidak odema. Terdapat pengeluaran lendir dan darah.

VT pukul 11.00 WIB pembukaan 3 cm, eff 30%, ketuban utuh, presentasi

letak kepala, denominator UUK, kepala turun Hodge I, tidak ada moulase

Sesuai dengan pendapat Elisabet (2015), pemeriksaan fisik pada

ibu bersalin meliputi edema pada muka, jari, tangan, kaki, warna pucat

pada mulut dan konjungtiva, abddomen meliputi luka bekas oprasi, TFU,

gerakan janin, kontraksi, pemeriksaan leopold, penurunan kepala janin,

DJJ, genetalia luar meliputi luka, cairan, lendir darah, perdarahan, cairan

ketuban dan genetalia dalam meliputi penipisan servik, dilatasi, penurunan

kepala janin, selaput ketuban.

143

3. Analisa data

Analisa data pada Ny “Y” G1P0A0 39 minggu inpartu kala I fase

laten. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurasiah (2012), penulisan analisa

data pada ibu bersalin yaitu G..P..A.. hamil aterm, premature, postamature,

partus kala I fase laten atau aktif.

4. Penatalaksanaan

a. Kala I

Berdasarkanfakta, persalinan kala I Ny. "Y" berlangsung selama ±

16 jam (00.55 – 16.30 WIB). Pada pukul 00.55 di lakukan VT ø

pembukaan 1 cm – pada jam 15.00 dilakukan VT ø 7 cm dan pada jam

16.30 di lakukan VT øpembukaan lengkap 10 cm.Pada partograf

Ny.”Y” tidak melewati garis waspada.

Menurut penulis hal ini fisiologis, kemajuan pembukaan tiap ibu

bersalin berbeda tergantung dengan power, passage dan passenger.

Dalam hal ini untuk mempercepat dari pembukaan maka ibu

dianjurkjan untuk berjalan-jalan apabila ibu masih dalam pembukaan

0-4 cm , dan apabila ibu dalam pembukaan 5-10 cm, dianjurkan ibu

untuk miring kekiri saja. Selama pembukaan dan penurunan terus

berlanjut maka anjurkan ibu untuk makan, minimal ibu meminum teh

hangat manis untuk membantu atau memberikan tenaga tambahan saat

ibu meneran.

Hal ini sesuai dengan pendapat kusmiati (2014), yang menyatakan

persalinan kala 1 fase aktif sekitar 8 jam pada multigravida dan

pembukaan 2 cm per jam. Kontraksi menjadi lebih kuat dan sering

144

dalam fase aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat manuaba, 2010

dimana ibu yang memasuki inpartu kala 1 fase laten dan fase aktif

pada multigravida memerlukan waktu kurang lebih 8 jam dimana

menurut menurut kurva friedman, pembukaan pada primigravida

adalah persalinan kala I berlangsung kurang lebih 18-2 jam, yang

terbagi menjadi 2 fase yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 1

sampai pembukaan 10. kurang dari 4 cm, dan fase aktif (6-7 jam) dari

pembukaan 4 cm sampai 10 cm. Dalam fase aktif ini masih dibagi

menjadi 3 fase, yaitu fase akselerasi, dimana dalam 2 jam pembukaan

3 cm menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal, yaitu dalam 2 jam

pembukkan berlangsung cepat,dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm,

dan fase deselerasi, dimana pembukaan menjadi lambat kembali.

Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm

b. Kala II

Berdasarka fakta, persalinan kala II Ny.''Y'' belangsung selama ±

15 menit (16.30 – 16.45 WIB), tidak ada penyulit selama proses

persalinan.

Menurut penulis Kala II dimulai dari pembukaan lengkap sampai

bayi lahir, ibu tidak mengalami penyulit selama persalinan karena ibu

sudah melakukan sesuai yang dianjurkan oleh bidan. Contohnya,

meneran dengan baik saat pengeluaran bayi, menyambung nafas

apabila ibu masih kuat untuk meneran, minum teh hangat manis untuk

menambah tenaga ibu untuk meneran dan mengatur pernafasan dengan

baik saat melakukan proses persalinan.

145

Hal ini sesuai dengan pendapat padila (2014) kala II merupakan

kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan

janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung 1,5 jam pada

primigravida dan 0,5 jam pada multigravida. Batas persalinan kala II

yaitu dimulai saat pembukaan servik lengkap (10 cm) dan berakhir

dengan lahirnya seluruh tubuh janin. Kontraksi pada kala II ini

biasanya sangat kuat sehingga kemampuan ibu untuk menggunakan

otot – otot abdomen dan posisi presentasi mempengaruhi durasi kala

II. Kala II persalinan dirasakan ibu bersalin sebagai hal yang lebih

berat dibandingkan dengan kala I. Transisi kala II ini biasanya

berlangsung singkat dan umumnya terjadi hanya dalam tempo

beberapa menit saja.

c. Kala III

Berdasarkan fakta, persalinan kala III Ny. ''Y'' berlangsung selama

± 10 menit (16.45 – 16.50 WIB), tidak ada penyulit, plasenta lahir

secara normal dan lengkap. Menurut penulis kala III dimulai dari bayi

lahir sampai lahirnya plasenta, dengan batas waktu 30 menit tidak

boleh lebih.

Hal ini sesuai dengan pendapat elisabet (2015) kala III dimulai

segera setelah bayi sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak

lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan

fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kemudian uterus

berkontraksi lagi untuk melapaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya

146

plasenta lepas dalam 6 menit – 15 menit setelah bayi lahir dan keluar

sepontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.

d. Kala IV

Berdasarkan fakta, persalinan kala IV Ny.”Y” berlangsung

selama 2 jam pertama (17.20 – 19.00 WIB), perdarahan ± 50 cc,

dilakukan IMD.

Menurut penulis hal ini fisiologis perdarahan dalam batas normal

tidak melebihi batas maksimal.Pemantauan kala IV merupakan deteksi

dini dan uapaya pencegahan akan adanya komplikasi setelah proses

persalian.

Hal ini sesuai dengan pendapatSulistiyowati (2014), kala IV

dimulai dari saat lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Observasi yang

harus dilakukan pada kala IV adalah : tingkat kesadaran klien,

pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, dan pernapasan,

kontraksi uterus, TFU, terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap

masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.

4.3 Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

Pada pembahasan yang ketiga akan dijelaskan tentang kesesuaian teori

dan kenyataan pada post natal care. Berikut akan disajikan data-data yang

mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan

pada post natal care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan tentang post

natal care, maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini:

147

Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari VariabelPNCNy “Y” di

PMBSiti Rofi’atun, AMd.keb

Tanggal PNC 23 Maret 2018 29 Maret 2017 23 April 2018

Post Partum

(hari)

6 jam 6hari 30 hari

Anamnesa Nyeri pada luka

jahitan, mules

Nyeri luka

jahitan

Tidak ada

keluhan

Eliminasi BAK : 1 kali,

warna kuning,

jernih.

Ibu belum BAB

BAK : ± 4 kali,

warna kuning

jernih.

BAB : Ibu

sudah BAB 1x/

hari.

BAK : ± 4 kali,

warna kuning

jernih.

BAB : Ibu sudag

BAB 1x/ hari

Tekanan darah 110/70 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg

Laktasi Kolustrum sudah

keluar, tidak ada

nyeri tekan dan

benjolan

abnormal, puting

susu menonjol,

areola mamae

berwarna hitam

Putung susu

tidak lecet, ASI

keluar lancar,

tidak ada

bendungan ASI

Putung susu tidak

lecet, ASI keluar

lancar, tidak ada

bendungan ASI.

Involusi

TFU 2 jari dibawah

pusat

Pertengahan

simpisis pusat

Tidak teraba

Loche

a

Rubra Sanguinolenta Alba

Tindakan Massase Obat asmef,

amox silin,

novadol

Sumber : Buku KIA Hlm 30-31

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut:

1. Data Subyektif

a. Keluhan

Berdasarkan data, pada 6 jampost partum Ny. “Y” mengeluh perut

mules dan nyeri pada genetalianya, pada kunjungan hari ke-6 post

partum ibu mengeluh sedikit nyeri pada bagian luka jahitan perineum,

pada kunjungan hari ke-30 ibu tidak ada keluhan apa-apa.

Menurut penulis, Ny. “Y” pada saat 6 jam masih merasa mules

dikarenakan uterus mengalami involusi untuk kembali kebentuk

148

semula, hal ini fisiologis dialami pada ibu post partum, karena rasa

mules tersebut merupakan tanda kontraksi uterus baik dan rasa nyeri

pada genetalia ibu merupakan fisiologis karena dalam proses persalinan

ada robekan pada perineum ibu.

Hal ini sesuai dengan pendapat Rukyah (2010) Dalam masa nifas,

uterus akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Perubahan uterus ini dalam keseluruhannya di sebut involusi.

b. Eliminasi

Berdasarkan data, Ny. “Y” sudah BAK sejak hari pertama post

partum, BAB pada 6 hari post partum dengan konsistensi keras, pada

minggu ke-2 BAK dan BAB sudah lancar.

Menurut penulis hal ini fisiologis karenapada 6 jam pertama post

partum, pasien sudah harus dapat buang air kecil.Semakin lama urine

tertahan dalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan

untuk BAK akibat tahanan tersebut biasanya akan terjadi masalah-

masalah, misalnya ISK atau Infeksi Saluran Kencing.

Hal ini sesuai dengan pendapat Rukyah (2010) Miksi atau proses

pengosongan kandung kemih bila kandung kemis terisi yaitu normal

bila dapat buang air kecil spontan 3-4 jam.

2. Data obyektif

a. Laktasi

Berdasarkan hasil pemeriksaan, ASI Ny. “Y” sudah keluar

lancar, tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal.

149

Menurut penulis hal ini masih pada fisiologis yang terjadi pada

ibu nifas sehingga tidak ada bendungan massa dengan ditandai dengan

ASI yang lancar dan tidak membutuhkan bantuan alat untuk

mengompa ASI.

Menurut Sulistyawati (2009) bahwa pada payudara, terjadi

proses laktasi. Pada keadaan fisiologis, tidak terdapat benjolan,

pembesaran kelenjar atau abses. ASI mulai ada kira – kira hari ke-3

atau ke-4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI

yang matur kira – kira 15 hari sesudah bayi lahir. Keluarnya ASI

dengan lancar dapat dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/ refleks let

down, semakin kuat hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar.

b. TFU

Berdasarkan data pada Ny“Y” pada 6 jam post partum TFU 2

jari bawah pusat,kontaksi uterus baik, pada hari ke-6 post partum TFU

berada pada pertengahan pusat simfisi, kontaksi uterus baik, pada hari

ke-30 post partum sudah tidak teraba.

Menurut penulis Perubahan TFU fisiologis sesuai dengan

semakin lamanya masa nifas yang disebabkan kontraksi dan retraksi

yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga

membuat uterus menjadi relatif kecil. Kembalinya ukuran TFU ke

keadaan seperti sebelum hamil menunjukan proses masa nifas

berlangsung normal.

Hal ini sesuai dengan pendapat sulistyawati (2009) pada akhir

kala III TFU teraba 2 jari di bawah pusat, pada 1 minggu post partum

150

TFU teraba pertengahan pusat simpisis, pada 2 minggu post partum

TFU teraba di atas simpisis, dan pada 6 minggu post partum fundus

uteri mengecil (tidak teraba).

c. Lochea

Berdasarkan data pada Ny “Y”, pada 6 jam post partum lochea

rubra, pada 6 hari post partum lochea sanguinolenta, pada 30 hari post

partum lochea alba.

Menurut penulisperubahan warna lochea bersifat fisiologis

seiring dengan berlangsungnya masa nifas karena proses involusi.

Perubahan tersebut menandakan proses masa nifas yan berjalan

normal.

Hal ini sesuai dengan pendapat Rukyah (2010), Lochea rubra :

Lockea ini keluar pada 1-3 hari masa post partum. Cairan yang keluar

berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta,

dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan

Mekonium,Lochea sanguinolenta : Muncul pada hari ke 4-7 pasca

persalinan, berwarna merah kecoklatan dan berisi lendir, Lochea alba :

Berlangsung pada 2-6 minggu pasca persalinan, berwarna putih

kekuningan mengandung leukosit, sel epitel, selaput lendir serviks dan

serabut jaringan yang mati.

3. Analisa data

Analisa data pada Ny.”Y” adalah P1A0post partum 6 jam

fisiologis.

151

Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistyowati (2009) penulisan

analisa data diagnosa ibu nifas yaitu P1A0 post partum 6 jam fisiologis.

4. Penatalaksanaan

Berdasarkan data penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas pada

Ny. “Y” sebagaimana untuk ibu nifas normal karena tidak ditemukannya

masalah, seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi

fundus uteri, senam nifas, KIE tentang tanda bahaya nifas, cara menyusui,

ASI eksklusif, KIE perawatan payudara, nutrisi, istirahat, KB dan kontrol

ulang.

Menurut penulis, dengan diberikan implementasi yang sesuai

dengan asuhan pada ibu nifas dapat mencegah terjadinya tanda bahaya

masa nifas seperti demam, perdarahan, lochea berbau, bendungan ASI.

Implementasi tersebut juga memberikan dampak yang positif bagi ibu dan

bayi seperti mengajari ibu bagaimana cara menyusui yang benar,

melakukan perawatan bayi sehari-hari, konseling tentang KB yang

digunakan, efek samping dari KB yang di gunakaan, dan bagaimana cara

KB di berikan. Agar ibu merasa mantap dan nyaman menggunakan alat

kontrasepsi

Sesuai dengan pendapat Sulistyowati (2009), seperti melakukan

observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri, dan proses laktasi,

memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, ASI eksklusif, nutrisi, Kb,

senam nifas dan kontrol ulang.

152

4.4 Asuhan Kebidanan pada BBL

Pada pembahasan yang keempat akan dijelaskan tentang kesesuaian

teori dan kenyataan pada bayi baru lahir. Berikut akan disajikan data-data

yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan

kebidanan pada bayi baru lahir. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan

tentang bayi baru lahir, maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Bayi

Baru Lahir Bayi Ny.”Y” di PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb.

Asuhan BBL 23 Maret

2018

Jam

Nilai

Penilaian awal 16.45WIB Menangis spontan, warna kulit merah muda,

reflek baik

Apgar skor 16.45 WIB 9-10

Inj. Vit K 16.50 WIB Sudah diberikan

Salep mata 16.50 WIB Sudah diberikan

BB 16.52 WIB 3200 gram

PB 16.52 WIB 49 cm

Lingkar kepala 16.53 WIB SOB : 32 cm, MO : 35 cm, FO : 33 cm

Lingkar Dada 16.53 WIB 32 cm

Inj. HB0 18.00 WIB Sudah diberikan

BAK 18.01WIB -

BAB 18.02WIB -

Sumber : Data Primer Thn 2018

Berdasarkan data diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut.

1. Data Subyektif

a. Eliminasi

Berdasarkan data, pada usia 1 jam bayi Ny. “Y” belum BAK

dan belum BAB.

153

Menurut penulis, hal ini memang keadaan normal atau pada

umumnya terjadi pada BBL. Bayi baru lahir diharapkan BAK pada

12-24 jam pertama.

Sesuai dengan pendapat dewi (2010), Bayi baru lahir akan

berkemih paling lambat 12-24 jam pertama kelahirannya, BAK lebih

dari 8 kali sehari merupakan salah satu tanda bahwa bayi cukup

nutrisi.

b. Nutrisi

Berdasarkan data, bayi Ny. “Y” sudah menyusu pada saat

dilakukan IMD.

Menurut penulis, nutrisi memang sangat penting terutama untuk

BBL, dengan cara menyusui pada saat dilakukan IMD bayi akan

mendapatkan cukup nutrisi dan untuk merangsang keluarnya ASI,

hanya dengan ASI ibu saja tanpa makanan pendamping ASI, karena

pada BBL memang dianjurkan hanya mendapatkan nutrisi dari ASI,

selain sebagai nutrisi juga untuk antibody.

Sesuai dengan pendapat Muslihatun (2010), ASI adalah makanan

pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau

bayi). Berikan ASI dengan satupayudara sama terasa kosong setelah

itu baru ganti payudara yang lain.

2. Data obyektif

a. Tanda-tanda vital

Berdasarkan hasil pemerksaannadi 132 x/menit, suhu 36,6 0C,

pernafasan 42 x/menit.

154

Menurut penulis tanda-tanda vital bayi Ny. “Y” dalam batas

normal. Bayi baru lahir dengan nadi, suhu, dan pernafasan yang normal

menunjukan bahwa secara fisik dan nutrisi bayi baik.

Hal ini sesuai pendapat Dewi (2010) bahwa suhu normal36,5oC-

37,5oC, pernapasan 40-60 x/menit, denyut jantung 120-160 x/menit.

b. Antropometri

Berat badan lahir bayi Ny.”Y” 3200 gram, panjang badan bayi 49

cm, lingkar dada 32 cm, SOB : 32 cm, MO : 35 cm, lingkar kepala : 33

cm.

Menurut penulis hal ini fisiologis, pada bayi Ny “Y” tidak terjadi

BBLR dan usia bayi juga cukup bulan sehingga kemungkinan terjadi

kelainan kecil.

Sesuai dengan pendapat Dewi (2010), pengukuran antropometri,

minimal meliputi BB (2.500-4.000 gram), PB (48-52 cm), LK (33-35

cm), LD (30-38 cm).

c. Pemeriksaan fisik

Pada Bayi Ny. “Y” warna kulit kemerahan,tidak ada pernapasan

cuping hidung, mengangis kuat, tidak ada labioskisis maupun

labiopalatoskisis, tidak ada retraksi dinding dada, dan tali pusat masih

basah, anus ada, testis sudah turun di sukrotum.

Menurut penulis hal ini fisiologis sebagai deteksi dini adanya

kelainan pada bayi baru lahir dan segera mendapatkan penanganan

khusus.

155

Hal ini sesuai pendapat Wafi nur muslihatun (2010), prosedur

pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi

penerangan cukup dan hangat untuk bayi, memeriksa secara sistematis

head to toe (kepala, muka, klavikula, lengan, tangan, dada, abdomen,

tungkai kaki, spinal, dan genetalia), mengidentifikasi warna dan

mekonium bayi.

d. Pemeriksaan refleks

Berdasarkan hasil pemeriksaan bayi Ny “Y” mempunyai reflek

rooting, moro, swallowing, babinski yang baik. Dilihat dari data

tersebut bayi Ny “Y” termasuk dalam batas normal. Hal ini sesuai

denga pendapat Dewi (2010) bahwa reflek bayi baru lahir merupakan

indikator penting perkembangan normal.

3. Analisa data

Berdasarkan data analisa data pada Ny “Y” adalah bayi cukup

bulan usia 1 jam. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2010), penulisan

diagnosa asuhan kebidanan pada neonatus fisiologis yaitu : bayi baru lahir

normal... umur.. jam

4. Penatalaksanaan

Pada asuhan Bayi baru Lahir, penulis melakukan penatalaksanaan

pada Bayi Ny. “Y” sebagaimana untuk Bayi Baru Lahir normal karena

tidak ditemukan masalah. Asuhan yang diberikan yaitu mencegah

kehilangan panas, KIE perawatan tali pusat, KIE ASI eksklusif,

memberikan salep mata, vitamin K, dan imunisasi HB0.

156

Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2010) penatalaksanaan pada

BBL fisiologis, meliputi mencegah kehilangan panas, KIE perawatan tali

pusat, KIE ASI eksklusif, memberikan salep mata, vitamin K, dan

imunisasi HB0.

4.5 Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Pada pembahasan yang kelima, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori

dan kenyataan asuhan kebidanan pada neonatus. Berikut akan disajikan data-

data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan

kebidanan pada neonatus. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan tentang

asuhan kebidanan pada neonatus, maka dapat diperoleh data sebagai berikut:

Berdasarkan fakta, diperoleh data bayi Ny. “Y” sebagai berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Neonatus

Bayi Ny.”Y” di PMB Siti Rofi’atun, AMd.keb.

Tgl

Kunjungan

Asuhan Neo

23 Maret 2018 29 Maret 2018 23 April 2018

ASI Ya Ya Ya

BAK 1kali warna kuning

jernih

± 6 kali/hari, warna

kuning jernih

± 8 kali/hari, warna

kuning jernih

BAB - ± 3 kali/hari, warna

kuning

-

BB 3200 gram 3600 gram 4000 gram

Ikterus Tidak Tidak Tidak

Tali pusat Umbilikus masih

basah

Sudah lepas Sudah lepas

Tindakan Baby massage

Sumber : Data Primer Thn : 2018

Berdasarkan data diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut:

1. Data Subyektif

157

Berdasarkan data ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, tidak

ada keluhan. Pada 30 hari bayi Ny “Y” kembung dan rewel.

Menurut penulis bayi kembung bisa terjadi karena faktor dari ibu

maupun dari lingkungan. Adapun faktor dari lingkungan yaitu, suhu udara

yang dingin dan bayi mengalami kembung, dapat pula terjadi karena

perubahan-perubahan sistem pada bayi. Namun, dalam hal ini bayi Ny “Y”

masih dalam keadaan sehat dan tidak terjadi infeksi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2010) perubahan pencernaan

protein dan karbohidrat telah tercapai, pencernaan dan absorpsi lemak

kurang baik karena tidak adekuatnya enzim-enzim pankreas dan lipase.

2. Data Obyektif

a. Tanda-tanda vital

Berdasarkan fakta kunjungan neonatus selama 3x, tanda-tanda vital

bayi Ny. “Y’’ dalam batas normal. Pemeriksaan TTV dengan hasil

normal menunjukan nutrisi dan proses adaptasi bayi terhadap

lingkungannya baik. Hal ini sesuai pendapat Dewi (2010) bahwa suhu

normal 36,5oC-37,5

oC, pernapasan 40-60 x/menit, denyut jantung 120-

160 x/menit.

3. Analisa Data

Analisa data pada Ny. “Y” adalah Neonatus cukup bulan usia 6 jam

fisiologis dengan berat 3200 gram. Menurut penulis neonates cukup bulan

usia 6 jam fisiologi dengan berat 3200 sudah memasuki angka normal

untuk nenonatus cukup bulan. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2010)

bahwabayi baru lahir normal adalah 2.500 – 4.000 gram.

158

4. Penatalaksanaan

Pada asuhanneonatus, penulis melakukan penatalaksanaan pada Bayi

Ny. “Y” sebagaimana untuk neonatus tidak ditemukan adanya masalah.

Asuhan yang diberikan yaitu memberikan KIE, seperti KIE perawatan bayi

sehari-hari, ASI eksklusif, tanda bahaya neonatus, imunisasi, kontrol ulang

dan pada masalah kembung diberikan tehnik pemijatan I L U yang hanya

berupa sentuhan kecil. KIE diberikan secara bertahap dan sesuai dengan

kebutuhan agar ibu lebih mudah dalam memahami penjelasan yang

diberikan.

Menurut penulis, hal ini memang harus dilakukan untuk memberikan

asuhan yang dibutuhkan oleh bayi sesuai dengan kebutuhannya dan untuk

menghindari hal-hal yang membahayakan bayi.KIE yang efektif sangat

membantu dalam proses tumbuh kembang bayi dalam memenuhi semua

kebutuhannya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2010) bahwa penatalaksanaan

pada neonatus fisiologis ialah sesuai kebutuhannya, meliputi KIE

perawatan bayi sehari-hari, ASI eksklusif, tanda bahaya neonatus,

imunisasi, kontrol ulang, dan sebagainya.

Pada faktanya By.Ny. “Y” telah mendapatkan imunisasi pada saat usia

2 jam tanggal23 maret 2018 untuk imuisasi HB0, usia 1 bulan tanggal

30 april 2018 untuk BCG dan polio 1.

Menurut penulis, hal ini fisiologis. Sesuai dengan pendapat Dewi (2010)

imunisasi BCG dan polio diberikan pada usia 0-2 bulan, sesuai dengan

159

jadwal imunisasi dari pemerintah yang mewajibkan semua bayi mendapat

imunisasi 5 dasar lengkap sampai usia 9 bulan.

4.6 Asuhan kebidanan keluarga Berencana

Pada pembahasan yang keenam akan dijelaskan tentang kesesuaian teori

dan kenyataan pada Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Berikut akan

disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan

tentang Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Dalam pembahasan yang

berkaitan dengan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana, maka dapat

diperoleh data pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel Klarga

Berencana Ny “Y” di PMB Siti Rofi’atun AMd.keb

01 Mei 2018 03Mei 2018

Subyektif Ibumerencanakanmenggunaka

n KB suntik 3 bulan

Ibu sudah menggunakan

kontrasepsi suntik 3 bulan

Tensi 120/80 mmHg 120/80 mmHg

Berat

badan

48 kg -

Haid Belum haid Belum haid

Sumber : Data Primer Thn. 2018

Berdasarkan data diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut:

1. Data Subjektif

Berdasarkan dataibu ingin menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.

Menurut penulis, Ny. “Y” diperbolehkan menggunakan KB suntik 3 bulan

karena tidak ditemukan kontra indikasi menggunakannya seperti hamil,

perdarahan pervaginam yang tidak jelas penyebabnya, dan menderita atau

riwayat kanker payudara. KB suntik 3 bulan juga tidak mengganggu

produksi ASI, sehingga Ny. “Y” dinyatakan aman menggunakan KB

160

suntik 3 bulan. Hal ini sesuai dengan pendapat Affandi (2015) bahwa salah

satu alat kontrasepsi yang boleh dipergunakan untuk wanita pusing adalah

KB suntik 3 bulan.

2. Data Objektif

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny. “Y’’ adalah keadaan umum,

TTV, dan pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil data objektif yang

normal menunjukan tidak adanya kontra indikasi untuk menggunakan KB

suntik 3 bulan. Hal ini sesuai dengan pendapat Affandi (2015) bahwa data

objektif yang diobservasi pada akseptot KB suntik 3 bulan adalah keadaan

umum, TTV, dan pemeriksaan fisik.

3. Analisa Data

Analisa data pada Ny. “Y” terkait dengan KB adalah Ny “Y” P1A0

calon akseptor baru KB suntik 3 bulan, hal ini sesuai dengan pendapat

Affandi (2015) P…. akseptor baru/lama KB…

4. Penatalaksanaan

Pada asuhan kebidanan untuk akseptor KB, penulis melakukan

penatalaksanaan pada Ny. “Y” sebagaimana untuk akseptor suntik 3 bulan,

karena tidak ditemukannya masalah, ibu diberi KIE efek samping suntik 3

bulan, keefektifan penggunaan KB suntik 3 bulan dan kontrol ulang.

Menurut penulis bahwa keikut sertaan ibu dalam program KB, ibu sudah

menyadari pentingnya pengendalian pencegahan kehamilan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Affandi (2015) bahwa penatalaksanaan

pada akseptor suntik 3 bulan, meliputi KIE efek samping dan kontrol

ulang.

161

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Asuhan Kebidanan pada Ny. “Y” telah dilakukan selama kurang lebih

lima bulan yang di mulai dari masa hamil dengan usia kehamilan 23 minggu.

1. Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester II dan III pada Ny. “Y” G1P0A0

dengan Pusing.

2. Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny. “Y”G1P0A0 dengan persalinan

normal tanpa ada penyulit/komplikasi.

3. Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny. “Y”P1A0 dengan nifas normal tanpa

ada penyulit/komplikasi.

4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada bayi Ny “Y”dengan Bayi Baru

Lahir Normal tanpa ada kelainan.

5. Asuhan Kebidanan Neonatus pada bayi Ny “Y”dengan Neonatus Normal.

6. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny “Y”dengan Akseptor

baru KB suntik 3 bulan.

5.1 Saran

1. Bagi Instasi Kesehatan (STIKes ICME)

Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan Asuhan

Kebidanan secara Continuity Of Care dengan tepat dalam proses belajar

mengajar dan memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih efektif

dan efesien, sehingga kualitas sumber daya manusia di institusi

meningkat

162

2. Bagi PMB SitiRofi’atun, AMd.keb (Bidan)

Diharapkan bagi para bidan dapat menerapkan asuhan kebidanan secara

Continuity Of Care dengan tepat dalam melakukan pelayanan kebidanan

dan melakukan pendokumentasian secara tepat dan lengkap sehingga dapat

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatanibu dan anak dan dapat

meningkatkan pelayanan yang berkualitas bagi kesehatan masyarakat.

164

1 icesmi Sukarni K, Margareth ZH, 2013. Kehamilann, Persalinan dan Nifas. jogjakarta :

2 Yayun Ningsih, Fatih Arifah, 2012. 9 Bulan yang sangat Menabjubkan.Jogjakarta :

Buku Biru Hlm. 81. 3 (Bkkbn.go.id, 2016P)

4 (Dinkes.jombangkab.go.id) 5 Ari Sulistyawaty, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba

Medika Hlm. 126 6 Ibit : Ari sulistyawati, Hlm. 126 7 Sarwono Prawiroharjo ,2009.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternatal

dan Neonatal. Hlm. 90 8 Sarwono prawiroharjo, 2014, ilmu kebidanan jakarta : profesor Dokter Sarwono

Prawirohardjo, SpOG. Hal 213 9 Ika pantiawati,S.Si.T dkk, 2010, Asuhan kebidanan 1 (kehamilan) yogyakarta, Hal : 65 10 Ibit : Hlm : 73 11 Dr. ida Ayu Chandranita Manuaba, SP.OG dkk. 2009 Memahami kesehatan reproduksi

wanita, jakarta : buku kedokteran EGC . Hal : 64 12 Op.cit : Hal : 175 13 Op.cit : Ari sulistiyawati, Hlm : 61 14 Op.cit : Ari sulistiyawati, Hlm : 185 15 Op.cit : Ari sulistiyawati, Hlm : 73 16 www.Alodokter.com 17 Op.cit : Ari sulistiyawati, Hlm : 107 18 Op.cit : Ari sulistiyawati, Hlm : 128 19 Op.cit : Ari sulistiyawati , Hlm : 160 20 Lukman nurma ningsih. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem

muskulustkeletal. Jakarta. Hal: 16 21 Padila. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuda Medika 22 Kementrian Kesehatan RI, 2015. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar

dan Rujukan 23 Mufdlilah, S.Pd., SST, MSc, 2009, ANC focus, Yogyakarta : Hal 30 24 Kemenkes RI, Buku ajar kesehatan ibu dan anak. (Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, 2014). Hal 64-65 25 Materi tentang ROT,IMT dan MAP. 26 Desy Kurniawati dan Hanifah Mirzanie, Obgynacea (Yogyakarta: TOSCA Enterprise,

2009), 17. 27 Loc.cit : Hlm : 185 28

Loc.cit : Hlm : 6 29

Loc.cit : Hlm : 7 30

Loc.cit : Hlm : 186 31

Loc.cit : Hlm : 26 32 Loc.cit : icesmi sukarni, Hlm : 195 33 Ari sulistiyawati dkk , 2010, asuhan kebidanan pada ibu bersalin, jakarta : Hal : 33 34 Opcit : Hal : 39 (Ari sulistiyawati) 35 Icesm sukarni, 2013, kehamilan persalinan dan nifas, yogyakarta : Hal : 213 36 Midwifery update, 2016 37 Opcit : Hal 78 (Kemenkes RI)

165

38 Ai yeyeh rukiyah, S.Si.T, MKM dkk, 2010, Asuhan kebidanan III (nifas) jakarta : Hal :

3 39 Obit : Hal : 5 (Ai yeyeh rukiyah) 40 Obit : Hlm : 54 (Ai yeyeh rukiyah) 41 Rukiyah,2010 42 Ibid : Hlm 73 (Rukiyah) 43 Ibid : Hlm 78 (Rukiyah) 44 Ibid : Hlm 80 (Rukiyah) 45 Opcit : Hal : 75 (Ai yeyeh rukiyah) 46 Vivian nanny lia dewi, S,ST.,M.Kes, 2010 asuahan neonatus bayi dan anak balita,

yogyakarta : Hal : 1 47 Ibit : Hlm : 3 (Vivian nanny lia dewi) 48

Ibit : Hal : 8 (Vivian nanny lia dewi) 49 Jenny, Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. ( Malang : Penerbit

Erlangga, 2013) Hlm 150. 50 30 Derektorat jendral bina gizi dan kesehatan ibu dan anak, Pelayanan Kesehatan

Neonatal Esensial (Jakarta: kementrian kesehatan, 2010) 51 Opcit : Hal : 12 (Vivian nanny lia dewi) 52 Opcit : Hal : 25 (Vivian nanny lia dewi) 53 Wafi nur muslihatun, SsiT, 2010, Asuhan neonatus bayi dan balita, yogyakarta : Hal :

207 54 Ibit : Hlm : 207 55

Prof.Dr.dr.brian Affandi,SpOG (K), 2012, Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi.

Jakarta : hal 1 - 17 56 Afandi , 2015 buku kb, Jakarta

166

DAFTAR PUSTAKA

1. Affandi, B, 2012, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:

Hal : 1-17

2. Arief Hidayat. 2013. Pengaruh Terapi Oksigen. repository.ump.ac.id (diakses

28 Desember 2017)

3. Dewi, V, 2010 Asuahan Neonatus Bayi Dan Anak Balita, yogyakarta : Hal : 1

4. Kemeskes, RI, 2014, Buku Ajar Kesehatan Ibu Dan Anak Jakarta : Hal : 64-

65

5. Kohort PBM Siti Rofiatun Amd. Keb, tahun 2017, Desa sambirejo,

Kecamatan jogoroto, Mojoangung, Jombang

6. Manuaba, C, & Fajar, G, 2009 Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita .

jakarta : EGC Hal 64

7. Midwifery update, 2016

8. Muslihatun, N, 2010, Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita, Yongjakarta : Hal :

207

9. Ningsih, L, 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan

Sistem Muskulustkeletal. Jakarta. Hal: 16

10. Ningsih, & Arifah . 9 Bulan Yang Sangat Menabjubkan, Jogjakarta : Hal : 81

11. Pantiawati, I, & Saryono, 2010, Asuhan Kebidan 1 Kehamilan Yogyakarta,

Hal : 65

12. Prawiroharjo, S, 2009, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

Dan Neonatal, Jakarta : Hal : 90

13. Prawiroharjo, S, 2014, Ilmu Kebidanan jakarta : 213

14. Rukiyah, A, Yulianti, L, & Liana, M,. 2010. Asuhan Kebidanan III (Nifas)

jakarta : Hal :3-80

167

15. Simkin, P, Whalley, J, & Keppler, A, 2008., Panduan Lengkap Kehamilan

Melahirkan Dan Bayi , jakarta : Hal : 182,

16. Sukarmi, I, 2013. Kehamilan Persalinan Dan Nifas, Yogyakarta : Hal : 65

17. Sulistiyawati, A, 2009 Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan jakarata :

salemba medika, Hal : 123-160

18. Sulistiyawati, A, & Nungraheny, E , 2010, Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin, jakarta : Hal : 33

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190