LAPORAN trigliserida
-
Upload
chyntia-putriasni -
Category
Documents
-
view
863 -
download
36
description
Transcript of LAPORAN trigliserida
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Pemeriksaan Trigliserida Darah
B. Tanggal Praktikum
Hari : Senin
Tanggal : 25 Oktober 2010
C. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kadar trigliserida dalam darah
dengan metode GPO.
2. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan dan dapat
melakukan diagnosis dini apa saja keabnormalan hasilnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Kolesterol merupakan senyawa steroid yang paling dikenal karena
berkaitan dengan aterosklerosis. Namun demikian, kolesterol secara
biokimiawi mempunyai peran penting sebagai prekursor sejumlah senyawa
steroid lain yang sama pentingnya seperti : asam empedu, hormon korteks
adrenal, hormon seks, vitamin D, glikosida kardiak, dan pada tumbuhan
dikenal sitosterol dan beberapa alkaloid (Triman, 2009).
Kolesterol menjadi komponen struktural penting yang membentuk
membran sel dan lapisan eksternal lipoprotein plasma. Lipoprotein
mengangkut kolesterol bebas dalam darah. Ester kolesterol yang banyak
terdapat dalam jaringan tubuh merupakan bentuk simpanan kolesterol. Dalam
jaringan tubuh LDL berperan sebagai perantara dalam pengambilan kolesterol
dan ester kolesterol. Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh HDL
untuk diangkut ke dalam hati dan diubah menjadi asam empedu. Kolesterol
pula yang menjadi unsur utama pembentukan batu empedu (Triman, 2009).
Aterosklerosis karena kolesterol ini dipahami karena makin banyaknya
kasus gejala ini, bahkan menyebabkan fatal bagi penderitanya. Aterosklerosis
dapat terjadi pada pembuluh serebrovaskuler, vaskuler perifer, dan koroner
pada jantung. Aterosklerosis koroner banyak berkaitan dengan rasio kolesterol
dari LDL : HDL yang tinggi pada plasma darah. Apapun yang menyebabkan
peningkatan kadar lipoprotein yang kaya ester kolesterol (apakah sisa dari
kilomikron, IDL, maupun LDL) dapat dipastikan akan memperbesar
kemungkinan terjadinya aterosklerosis. Sebenarnya proses pengambilan LDL
adalah sesuatu yang normal untuk memberikan kolesterol bagi jaringan
ekstrahepatik. Dalam jaringan ekstrahepatik ini kolesterol akan dihidrolisis
oleh enzim lipase yang ada dalam lisosom sel. Kolesterol yang diperoleh
dengan cara ini akan menekan pembentukan (sintesis) kolesterol baru dalam
sel. Namun, bila pasokan LDL terus berlangsung melebihi kebutuhan (karena
pola makan yang berlebihan atau keliru), sel akan mengeluarkan kelebihan
kolesterolnya dan akan dibawa oleh HDL untuk dihancurkan dalam hati.
Karena itu peningkatan jumlah kolesterol total dalam HDL dan pengurangan
kolesterol dalam LDL berguna sebagai terapi penurunan resiko aterosklerosis.
Kolesterol berasal dari makanan dan hasil biosintesis dalam sel yaitu bagian
retikulum endoplasma dan sitosol sel (Lubert, 2000).
Biosintesis kolesterol terbagai dalam lima tahap :
1. Sintesis Mevalonat yang merupakan senyawa 6 karbon dari Asetil KoA
2. Sintesis unit Isoprenoid dari mevalonat dengan melepas CO2
3. Sintesis Skualena dari 6 molekul isoprenoid
4. Sintesis senyawa induk Lanosterol dari proses siklisasi skualena
5. Sintesis Kolesterol dari lanosterol melalui beberapa tahapan, diantaranya
pelepasan 3 gugus metil.
(Lehninger, 1982)
Faktor-Faktor yang mempengaruhi keseimbangan Kolesterol:
A. Peningkatan kolesterol karena faktor :
1. Pengambilan lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh
reseptor LDL atau reseptor pemangsa HDL.
2. Pengambilan lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh proses
yang tidak melalui reseptor.
3. Pengambilan kolesterol bebas dari lipoprotein kaya kolesterol oleh
membran sel.
4. Peningkatan sintesis kolesterol.
5. Peningkatan hidrolisis ester kolesteril oleh enzim ester kolesteril
hidrolase.
(Guyton, 1990)
B. Penurunan kolesterol karena faktor :
1. Penurunan aliran keluar kolesterol dari membran sel ke
lipoprotein oleh HDL karena adanya enzim Lesitin-Colesterol Asil
Transferase (LCAT)
2. Aktivitas proses esterifikasi kolesterol oleh enzim AsilKoA-
Colesterol-Asil-Transferase (ACAT)
3. Penggunaan kolesterol untuk sistesis steroida lainnya, misal
hormon tertentu dan asam empedu dalam hati.
(Guyton, 1990)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat
a. Spuit 3cc
b. Tourniquet
c. Plakon
d. Epenndorf
e. Sentrifugator
f. Tabung reaksi 3ml
g. Rak tabung reaksi
h. Kuvet
i. Mikropipet (10 μl -100μl)
j. Mikropipet (100 μl -1000 μl)
k. Yellow tip
l. Blue tip
m.Spektrofotometer
2. Bahan
a. Sample (serum)
b. Reagen Trigliserida (GPO)
B. Cara Kerja :
1. Persiapan sampel
a. Diambil darah probandus 3cc dengan menggunakan spuit.
b. Darah dimasukan ke dalam tabung eppendorf dan di sentrifugasi dengan
kecepatan 4000 rpm selama 10 menit, kemudian diambil serumnya
untuk sampel.
2. Masukan reagen trigliserida 1 cc dengan blue tip ke kuvet.
3. Ambil plasma darah 10 µl dengan yellow tip dan homogenkan.
4. Inkubasi selama 15 menit dengan suhu ruangan (20-25o C), kemudian
diukur pada spektrofotometer dengan pajang gelombang 546 nm.
C. Nilai Normal
Kadar Trigliserida : < 200 mg/dl
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Probandus : Irma Widyaningtyas
Umur : 19 tahun
Jenin kelamin : Perempuan
Kondisi Umum : Baik
Hasil : 46 mg/dl
Interpretasinya : tidak normal
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum, kadar trigliserida dari probandus
adalah tidak normal, yaitu 46 mg/dl. Hasilnya sangat rendah dari nilai
normalnya. Dalam pemeriksaan ini terjadi kesalahan-kesalahan. Kesalahan
yang terjadi karena pada saat menghomogenkan plasma dengan reagen itu
kurang homogen sehingga didapat hasil yang negatif palsu. Selain itu juga
bisa karena ketika pemipetan yang tidak sesuai atau pengambilan reagen
trigliserida yang kurang dari seharusnya ataupun kesalahan pada alat
(spektrofotometer yang tidak dikalibrasi).
Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus
setelah mengalami hidrolisis. Setelah itu trigliserida kemudian akan masuk
ke dalam plasma dalam 2 bentuk yaitu sebagai kilomikron yang berasal dari
penyerapan usus setelah makan lemak, dan sebagai VLDL (Very Low
Density Lipoprotein) yang dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin.
Trigliserida ini di dalam jaringan diluar hepar (pembuluh darah, otot,
jaringan lemak), dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis
kemudian oleh hepar dimetabolisasikan menjadi LDL (Low Density
Lipoprotein). Kolesterol yang terdapat pada LDL ini kemudian ditangkap
oleh suatu reseptor khusus di jaringan perifer itu, sehingga LDL sering
disebut sebagai kolesterol jahat (Mayes, 2003).
Trigliserida ini adalah lemak-lemak darah yang cenderung naik
apabila seiring dengan mengkonsumsi alkohol, peningkatan berat badan,
diet yang kaya dengan gula dan lemak serta gaya hidup yang senang untuk
duduk saja. Tidak diragukan lagi bahwa penambahan trigliserida
meningkatkan resiko perkembangan penyakit jantung dan stroke. Terbukti
bahwa orang-orang yang mempunyai trigliserida tinggi juga cenderung
untuk mendapatkan tambahan-tambahan dalam tekanan darah dan resiko
tambahan untuk mengembangkan penyakit diabetes (Mayes, 2003).
C. Aplikasi Klinis
1. Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.
Kelainan fraksi lipid yang paling utama, yaitu peningkatan kadar
kolesterol total, peningkatan kolesterol LDL, peningkatan kadar
trigliserida dan penurunan kadar HDL. Biasanya juga dislipidemia itu
adalah faktor utama terjadinya aterosklerosis. Dislipidemia dapat terjadi
akibat faktor asupan (intake) lemak yang tinggi dan adanya faktor
keturunan/ riwayat penyakit keluarga, alkohol, hormon estrogen, dan
obat-obatan. Pada wanita, saat usia menopause akan meningkat resiko
dislipidemianya lebih tinggi. Pengendalian dislipidemia utamanya
menggunakan tindakan nonfarmakologis yaitu: modifikasi diet, latihan
jasmani, dan pengelolaan berat badan. Ketiganya seharusnya dilakukan
secara simultan untuk mendapatkan hasil yang optimal (Guyton, 1990).
2. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan patologis akibat kelainan
metabolisme lemak darah yang ditandai dengan meningginya kadar
kolesterol darah (hiperkolesterolemia), trigliserida (hipertrigliseridemia)
atau kombinasi keduanya. Dari beberapa penelitian, hiperkolesterolemia
dapat mempertinggi risiko morbiditas dan mortalitas penyakit jantung
koroner (PJK), sedangkan hipertrigliseridemia meningkatkan kasus nyeri
perut dan pankreatitis. Sebaliknya usaha menurunkan kadar kolesterol
dan trigliserida darah menunjukkan turunnya kemungkinan terkena
serangan penyakit jantung koroner. Pada umumnya hiperkolesterolemia
atau hipertrigliseridemia ringan masih dapat dikendalikan dengan hanya
melakukan diet rendah lemak jenuh dan rendah kalori. Namun pada
kasus berat dan/atau bersifat herediter yang sering menyerang pada usia
muda, maka diet saja tentu kurang adekuat dan digunakan obat-obat
antihiperlipidemia yang mampu mengendalikan kadar plasma kolesterol,
trigliserida atau keduanya dengan baik. Pengendalian ini dituntut seumur
hidup, sehingga obat anti-hiperlipidemia pun digunakan dalam jangka
panjang pula. Sebenarnya inti dari kelainan patologis pada
hiperlipidemia ini adalah kegagalan transportasi dan pengelolaan lipid
yang terdiri dari kolesterol; trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas.
Dalam hal ini kolesterol dan trigliserida memegang peran kunci,
karena pengaturan kadar fosfolipid dan asam lemak bebas tergantung
padanya; selain itu pada ateroma pembuluh darah sedang dan besar
ditemukan timbunan kolesterol pada tunika intima dengan manifestasi
klinis berupa PJK, stroke dan sebagainya. Selain itu transportasi lipid
dalam darah sebagian besar terikat dengan protein (apoprotein) yang
membentuk kompleks berbentuk sferis dengan berbagai densitas dan
sifatnya (lipoprotein). Perbedaan ini dapat menolong dalam menentukan
pilahan hiperlipidemia. Tingginya kadar low density lipoprotein (LDL)
selalu ditemukan pada PJK. Oleh sebab itu pemahaman metabolisme
lipid dan mekanisme kerja obat anti-hiperlipidemia yang memungkinkan
penggunaan obat secara rasional sangat menolong dalam terapi
hiperlipidemia beserta penyulitnya (Kamaluddin, 1993).
3. Stroke
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak)
yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang
terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya
sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.
WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit
fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah
otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Stroke dibagi menjadi dua jenis
yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3
jenis, yaitu :
1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
2. Stroke Embolik: tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik: berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada
penderita hipertensi.
Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan
otak.
2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
jaringan).
Faktor resiko medis, antara lain hipertensi (penyakit tekanan
darah tinggi), kolesterol, aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah),
gangguan jantung, diabetes, riwayat stroke dalam keluarga, migrain.
Faktor resiko perilaku, antara lain merokok (aktif & pasif), makanan
tidak sehat (junk food, fast food), alkohol, kurang olahraga, mendengkur,
kontrasepsi oral, narkoba, obesitas. 80% pemicu stroke adalah hipertensi
dan ateriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis
ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi. Pemicu stroke
pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah),
terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi
makanan yang berlemak (Prince, 1995).
BAB V
KESIMPULAN
1. Kolesterol menjadi komponen struktural penting yang membentuk membran
sel dan lapisan eksternal lipoprotein plasma. Ester kolesterol yang banyak
terdapat dalam jaringan tubuh merupakan bentuk simpanan kolesterol. Dalam
jaringan tubuh LDL berperan sebagai perantara dalam pengambilan kolesterol
dan ester kolesterol. Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh HDL
untuk diangkut ke dalam hati dan diubah menjadi asam empedu. Kolesterol
pula yang menjadi unsur utama pembentukan batu empedu.
2. Trigliserida ini adalah lemak-lemak darah yang cenderung naik apabila seiring
dengan mengkonsumsi alkohol, peningkatan berat badan, diet yang kaya
dengan gula dan lemak serta gaya hidup yang senang untuk duduk saja. Tidak
diragukan lagi bahwa penambahan trigliserida meningkatkan resiko
perkembangan penyakit jantung dan stroke.
3. Berdasarkan hasil praktikum, kadar trigliserida dari probandus adalah tidak
normal, yaitu 46 mg/dl. Dalam pemeriksaan ini terjadi kesalahan-kesalahan.
Kesalahan yang terjadi karena pada saat menghomogenkan plasma dengan
reagen itu kurang homogen sehingga didapat hasil yang negatif palsu.
4. Aplikasi klinis :
a. Dislipidemia
b. Hiperlipidemia
c. Stroke
DAFTAR PUSTAKA
Asscalbiass. 2010.Pemeriksaan Trigliserida.Buku Panduan Praktikum Biokimia
Kedokteran Blok Hemato-immunologi. Purwokerto : Laboratorium
Biokimia FK Unsoed.
Guyton, Arthur C. dan John E. Hall.1990. Metabolisme lipid. Dalam: Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Kamaluddin, Muhammad Totong. 1993. Farmakologi Obat AntiHiperlipidemia.
Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,
Palembang. Diambil dari:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10FarmakologiObat085.pdf/10Far
makologiObat085.html.
Koolman, Jan, Heinrich R.2000.Biosintesis Kolesterol. Dalam: Atlas Berwarna
dan Teks Biokimia. Jakarta : Hippokrates.
Lehninger.1982.Biosintesis Triasilgliserol. Dalam: Dasar-Dasar Biokimia.
Jakarta: Erlangga.
Lubert Stryer.2000.Biosintesis Lipid Membran Dan Steroid. Dalam: Biokimia.
Jakarta: EGC.
Mayes A. Peter.2003.Sintesis, Pengangkutan, dan Ekskresi Kolesterol. Dalam:
Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson.1995.Penyakit Aterosklerotik
Koroner.Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit I. 4th ed.
Jakarta: EGC.
Triman, Katrina, SKM.2009.Pengantar Kuliah Materi Biokimia.Manado :
Universitas Negeri Manado