Laporan Tramadol Hcl
-
Upload
iqlimasarah -
Category
Documents
-
view
424 -
download
54
description
Transcript of Laporan Tramadol Hcl
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS KUANTITATIF
Penentuan Kadar Tramadol HCl
Kelompok 8
Ahmad Wafi Naufal
Annisa Nurul Haq Hamzah
Iqlima Sarah
Farmasi 3C
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2016
No Praktikum : 02
Hari – Tanggal : Jumat, 12-02-2016
Sampel : No 1E (Tramadol HCl)
A. Tujuan
Untuk menentukan kadar tramadol HCl dari satu sediaan farmasi dengan menggunakan
metode titrasi argentometri tidak langsung.
B. Prinsip
Berdasarkan reaksi antara ion halida dengan Ag+ yang berasal dari perak nitrat yang
ditambahkan secara berlebih kemudian kelebihan Ag+ dititrasi dengan larutan amonium
tiosianat.
C. Dasar teori
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar
kedalam ditambahkan kedalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak
dikenal. Larutan standard adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara
pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar
primer dan larutan standar skunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang
dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian
tinggi (konsntrasi diketahui dari massa – volum larutan). Larutan standar sekunder adalah
larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu
dengan kemmurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standarisasi
(Day Underwood,1999).
Titrasi argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar
halogenida dan senyawa-senyawalain yang membentuk endapan dengan perak nitrat pada
suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga metode pengandapan karena pada
argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.
Reaksi yang mendasari argentometri adalah :
AgNO3 + Cl- AgCl + NO3 (Golib,2010)
Sebagai indikator dapat digunakan kalium kromat yang menghasilkan yang menghasilkan
warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag+.
Ag+ + CrO42- Ag2CrO4 (Day Underwood,1999).
Metode argentometri yang lebih luas lagi digunakan adalah metode titrasi
kembali. Perak nitrat berlebihan ditambahkan ke sampel yang mengandung ion klorida
atau bromida. Sisa perak nitrat selanjutnya dititrasi kembali dengan amonium tiosianat
menggunakan indikator besi (III) amonium. Titrasi volhard dapat digunakan untuk
menetapkan kadar klorida, bromida dan iodida dalam suasana asam. (Golib,2010)
Berikut monografi dari Tramadol HCl (Farmakope Indonesia Edisi 5 Hal : 1281)
Struktur :
Pemerian : Kristal putih, tidak berbau dan berasa pahit.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, metanol. Sangat tidak larut dalam aseton.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering
pH : 5,4 dalam air (Martindale)
D. Alat dan Bahan
1. Alat
- Erlenmeyer - Buret
- Gelas kimia - Gelas ukur
- Labu ukur - Pipet volume
- Statif - Corong
- Spatula - Kertas saring
- Pipet tetes - Sentrifuge
- Tabung sentrifuge - vortek
2. Bahan
- Sampel - Besi (III) amonium sulfat
- AgNO3 - NH4SCN
- K2CrO2 - NaCl
E. Prosedur Kerja
1. Isolasi tramadol HCl dari Matrik
Sampel bentuk serbuk
ditimbang 1 gram
+ 10ml Aqua DM
Di vortex hingga tercampur homogen
Masukan ke sentrifuge
Residu +Aqua DM 10ml
Di vortek .
Masukan ke sentrifuge Filtrat ditampung
Residu Titrasi
Uji kualitatif Jika (-) maka analit sudah tidak ada
2. Pemeriksaan Analit secara Kualitatif
sampel + AgNO3 Endapan putih
3. Pemeriksaan Analit secara Kuantitatif
a) Penyiapan baku primer natrium klorida
G= N x Be x V
= 0,1 x 58,44 x 0,1
= 0,584 g
b) Penyiapan larutan baku sekunder
Perhitungan pembuatan AgNO3 0,1N
G= N x Be x V
= 0,1 x 170 x 0,1
= 1,7 g
c) Standarisasi AgNO3 dengan NaCl
d) Penetapan Kadar Analit dari sampel (tramadol HCl)
F. Data Hasil Pengamatan
1) Pembakuan AgNO3
Vol. NaCl Vol. AgNO3
10 ml 9 ml
10 ml 10,2 ml
10 ml 10,5 ml
Rata-rata 9,9 ml
N AgNO3 = V NaCl x N NaCl
V AgNO3
= 10 x 0,1
9,9
= 0,1 N
2) Penetapan Kadar Analit
Volume Analit
( ml)
Volume AgNO3
Berlebih (ml)
Volume NH4SCN
(ml)
10 20 19
10 20 19,5
10 20 20,2
Rata-rata 10 19,5
\
Vol. AgNO3 yang bereaksi dengan sampel
Vol. AgNO3 berlebih – Vol. NH4SCN
20 ml – 19,5 ml = 0,5 ml
N Analit
N analit x Vol. analit = V AgNO3 x N AgNO3
N analit x 10 = 0,5 x 0,1
N analit = 0,5 x 0,1
10
N analit = 0,005
Konversi Normalitas ke gram
Gram = N x V x BE
= 0,005 x 0,1 x 263,4
= 0,13 gram
% Kadar tramadol HCl
gram tramadol HCl x 100 %
gram awal
0,13 gram x 100% = 13 %
1 gram
G. Pembahasan
Titrasi argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar
halogenida dan senyawa-senyawalain yang membentuk endapan dengan perak nitrat pada
suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga metode pengandapan karena pada
argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.
Dalam praktikum kali ini, digunakan metode argentometri tidak langsung. Prinsip
dari titrasi argentometri secara tidak langsung ini berdasarkan pada reaksi antara ion
halida perak nitrat yang ditambahkan secara berlebih yang kemudian kelebihan perak
nitrat di titrasi dengan amonium tiosianat.
Sampel yang didapat kali ini adalah tramadol yang merupakan bersifat asam
dengan pH 5-6,2. Meskipun didalam struktur kimianya memiliki atom N, tetapi
dikarenakan adanya atom CH3 yang bertindak sebagai pendorong elektron maka
kebasaan dari atom N akan diturunkan, selain itu didalam strukturnya tramadol HCl juga
memiliki ion halida yakni Cl- dimana Cl- merupakan asam mineral. Pada penetapan kadar
tramadol HCl digunakan metode titrasi argentometri tidak langsung. Dimana Titrasi ini
dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida dan iodida dalam suasana
asam sehingga cocok untuk menetapkan kadar tramadol HCl yang bersifat asam dan
memiliki ion haliida, titrasi ini harus dilakukan pada suasana asam, sebab ion besi (IIII)
akan diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat
ditunjukan. Titasi kembali dilakukan dengan menambahkan AgNO3 berlebih yang
diketahui jumlahnya kedalam sampel yang kemudian kelebihan AgNO3 tersebut di titrasi
dengan amonium tiosianat, sehingga dapat diketahui volume sampel yang bereaksi.
Sebelum dilakukan titrasi dilakukan isolasi terlebih dahulu karena sampel tersebut
masih memiliki banyak matriks. Sampel no 1E diberikan dalam bentuk serbuk, kemudian
dilakukan isolasi dengan menggunakan pelarut yang sesuai agar analit terpisah dari
matriksnya. Sehingga dalam proses mendeteksi analit ketika titrasi komponen dalam
matriks tidak mengganggu. Tramadol HCl larut dalam air jadi pelarut yang dipakai
adalah air, namun air mengandung ion dan anion seperti ion logam, magnesium, kalsium
bahkan halida. Karena itulah untuk isolasi, pelarutan reagen dan pencucian alat kami
menggunakan aqua DM (demineralisasi) yang merupakan air bebas ion atau tanpa
mengandung mineral, dimana aqua DM diperoleh dari air mineral yang mengandung ion
yang dilewatkan dalam beberapa kolom resin sehinggga mineral tertahan pada resin yang
menyebabkan air tersebut bebas minseral, dimana pemakaian aqua DM bertujuan untuk
menghindari perak nitrat agar tidak bereaksi dengan ion halida yang tidak berasal dari
sampel sehingga dapat memperkecil kesalahan pada penetapan kadar tramadol HCl.
Setelah proses isolasi selesai, dilakukan pembakuan AgNO3 dengan baku primer
NaCl dan menggunakan indikator kalium dikromat dimana titik akhir titrasi dapat terlihat
dari terbentuknya bendapan merah bata (perak kromat).
AgNO3 + Cl- AgCl + NO3
Ag+ + CrO42- Ag2CrO4 (Day Underwood,1999).
AgNO3 yang didapatkan berdasarkan pembakuan adalah 0,01 N. AgNO3 dibakukan
karena AgNO3 tidak stabil dan mudah atau dapat terurai oleh cahaya sehingga perlu
dilakukan pembakuan atau standarisasi sedangkan pemilihan NaCl p.a sebagai baku
primer karena padatan NaCl ini memiliki kelebihan atau perbedaan dengan NaCl biasa
(garam dapur), NaCl p.a ini tidak bersifat higroskopis sehingga memiliki tingkat
kestabilan yang baik.
Kemudian dilakukan penetapan kadar sampel. Pada titrasi ini diiberikan AgNO3
secara berlebih yang diketahui jumlahnya kedalam sampel yang kemudian akan
terbentuk bentuk endapan putih perak halida
AgNO3 + Cl- AgCl + NO3
Setelah itu dilakukan penyaringan endapan perak halida untuk mencegah disosiasi AgCl
oleh ion tiosianat yang berasal pentiter agar halogen yang terikat dengan cincin aromatis
dapat dibebaskan dengan hidrolisis. Tramadol HCl menurut Martindale memiliki pH 5,4
oleh karena itu kemudian diberikan 5 ml HNO3 yang bertujuan agar pH bergeser sampai
dibawah pH 3 karena menurut Ibnu G dan Abdul R “jika suasananya basa atau kurang
asam maka titik akhir titrasinya tidak dapat ditunjukan. Sebab ion besi(III) yang berasal
dari indikator akan diendapkan menjadi Fe(OH)”. Setelah itu dilakukan titrasi kembali
dengan amonium tiosianat dengan indikator besi (III) amonium sulfat. Titik akhir titrasi
ditandai dengan terbentuknya endapan merah perak kromat .
Sisa AgNO3 + NH4SCN AgSCN + NH4NO3
3NH4SCN + FeNH4(SO4)2 Fe(SCN)3 merah + 2(NH4)2SO4 (Golib, 2010)
Adapun kadar analit dalam larutan adalah sebesar 0,005 N. Lalu dikonversikan kedalam
gram menjadi sebesar 0,13 gram sehingga persentasi kadar tramadol HCl yang diperoleh
adalah 13 %.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan menggunakan metode titrasi argentometri secara
tidak langsung kadar tramadol HCl dari sampel no 1E adalah 13 %
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI.
Farmakope Ed. V. 2015. Departemen Kesehatan RI
Day, R.A, dan A.L. Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif Ed. VI. 2001. Jakarta:
Erlangga.
Gholib. 2010. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Reynolds, J.E.F (editor). 1982. Martindale The Extra Pharmacopeia. Edisi 28. London :
Pharmaceutical Press.