LAPORAN TIM - ekon.go.id

20
LAPORAN TIM HASIL PELAKSANAAN KERJA TIM KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2015 TENTANG KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA JAKARTA, 31 DESEMBER 2015 ASISTEN DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI KREATIF, KEWIRAUSAHAAN, DAN DAYA SAING KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 7 JAKARTA PUSAT 10110

Transcript of LAPORAN TIM - ekon.go.id

Page 1: LAPORAN TIM - ekon.go.id

LAPORAN TIM

HASIL PELAKSANAAN KERJA TIM KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA

BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR

BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2015 TENTANG KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA

JAKARTA, 31 DESEMBER 2015

ASISTEN DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI KREATIF, KEWIRAUSAHAAN, DAN DAYA SAING KOPERASI

DAN USAHA KECIL MENENGAH

JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 7 JAKARTA PUSAT 10110

Page 2: LAPORAN TIM - ekon.go.id

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Tim Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha

berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik

Indonesia Nomor 184 Tahun 2015 merupakan hasil koordinasi beberapa inkubator

baik di sektor pemerintah maupun swasta, termasuk asosiasi inkubator, dimulai

sejak Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut ditetapkan,

yaitu tanggal 13 Oktober 2015. Laporan ini bertujuan untuk melihat/memotret

perkembangan pembentukan Inkubator Wirausaha di Indonesia dan rencana

pengembangan kedepannya dalam pembentukan Inkubator Wirausaha. Termasuk

didalamnya perkembangan Inkubator di negara lain yang diharapkan dapat

menjadi masukan untuk pengembangan di Indonesia, serta melihat kebijakan yang

dapat diberikan untuk peningkatan inkubator wirausaha dari sisi fiskal dan

moneter.

Kesimpulan dari kegiatan yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil FGD dan monitoring yang telah Tim lakukan, diperlukan

adanya skema pembiayaan inkubator wirausaha oleh lembaga yang

bertanggung jawab tentang pendirian inkubator di Indonesia.

b. Hasil monitoring terhadap pemerintah daerah dan perguruan tinggi

menunjukkan bahwa diperlukan peningkatan kerjasama dan diperlukan juga

sumber daya manusia yang fokus mengelola inkubator wirausaha di setiap unit

inkubator.

c. Belum adanya SOP dalam kriteria pembentukan inkubator secara nasional.

d. Belum adanya database secara terintegrasi dan online secara nasional, untuk

melihat data inkubator, tenant, sektor usaha, dan omset usaha, serta jumlah

tenaga kerja yang terserap dari adanya inkubator.

Adapun tindak lanjut/saran untuk pengembangan inkubator wirausaha

antara lain:

a. Peraturan khusus terkait dengan proses skema pembiayaan inkubator wirausaha;

Page 3: LAPORAN TIM - ekon.go.id

b. Perlu dikembangkan berbagai skema kerjasama selain dengan dinas-dinas

pemerintah daerah yaitu dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Keagamaan,

Lembaga Swadaya Masyarakat, Kelompok Tani dan Koperasi;

c. Perlu dibuatnya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam kriteria

pembentukan Inkubator secara nasional. SOP yang dibangun terdiri dari standar-

standar; pembagian sektor dan wilayah inkubator; bisnis proses dan skema

pendanaan.

Standar terdiri dari kriteria pembentukan inkubator; pihak yang menentukan

pembentukan inkubator; pendaftaran dan registrasi inkubator ke dalam database

nasional inkubator; proses seleksi tenant dan evaluasi pelaksanaan inkubator;

d. Perlu dibuatnya database secara terintegrasi dan online secara nasional, untuk

melihat data inkubator, tenant, sektor usaha, dan omset usaha, serta jumlah

tenaga kerja.

Kendala yang dihadapi dalam rangka pengembangan inkubator wirausaha:

a. Pembiayaan kegiatan inkubator wirausaha;

b. Belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam kriteria pembentukan

Inkubator secara nasional;

c. Database Inkubator belum terbentuk secara nasional dan terintegrasi;

d. Wadah jejaring nasional belum terbentuk untuk mengakomodir program

pengembangan inkubator.

Page 4: LAPORAN TIM - ekon.go.id

KATA PENGANTAR

Laporan Tim Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha

berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik

Indonesia Nomor 184 Tahun 2015 merupakan hasil koordinasi beberapa inkubator

baik di sektor pemerintah maupun swasta, termasuk asosiasi inkubator, dimulai

sejak Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut ditetapkan,

yaitu tanggal 13 Oktober 2015. Laporan ini bertujuan untuk memotret

perkembangan pembentukan Inkubator Wirausaha di Indonesia dan rencana

pengembangan kedepannya dalam pembentukan Inkubator Wirausaha. Termasuk

didalamnya perkembangan Inkubator di negara lain yang diharapkan dapat

menjadi masukan untuk pengembangan di Indonesia, serta melihat kebijakan yang

dapat diberikan untuk peningkatan inkubator wirausaha dari sisi fiskal dan

moneter. Berkembangnya Inkubator Wirausaha di harapakan dapat menciptakan

pertumbuhan Wirausaha baru.

Kami menyadari bahwa hasil dari Tim Kelompok Kerja ini masih belum

sempurna, dan menjadi tekad kami untuk terus berupaya memperbaikinya. Oleh

karena itu, segala masukan, sumbangan pemikiran, dan koreksi dari pembaca

merupakan sebuah sumbangan yang besar bagi kami di masa mendatang. Dalam

kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Tim

Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha dan semua instansi

pemerintah pusat dan daerah, serta AIBI (Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia) yang

telah membantu dalam penyediaan data dan informasi, seperti Prof. Dr. Hadi K.

Purwadaria, Asril Fitri Syamas (Ketua AIBI), Eko Supriyanto (Kelompok Kerja

Nasional Komersialisasi Teknologi Indonesia), serta pihak-pihak lain yang tidak

dapat kami sebutkan di sini, kami mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 31 Desember 2015

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Rudy Salahuddin

Page 5: LAPORAN TIM - ekon.go.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv

DAFTAR ISI .................................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

2. Tujuan ........................................................................................................... 3

3. Landasan Hukum ........................................................................................ 3

4. Penerima Manfaat ....................................................................................... 4

II. PEMBAHASAN ............................................................................................... 6

1. Profil Inkubator Wirausaha di Indonesia ................................................ 6

2. Roadmap Inkubator Wirausaha .................................................................. 9

3. Monitoring dan Evaluasi Inkubator Wirausaha ..................................... 11

4. Kegiatan Kedepan....................................................................................... 13

III. PENUTUP ......................................................................................................... 14

1. Kesimpulan .................................................................................................. 14

2. Tindak Lanjut Kedepan .............................................................................. 14

LAMPIRAN:

1. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 184 Tahun 2015;

2. Laporan Kegiatan Bulanan.

Page 6: LAPORAN TIM - ekon.go.id

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 : TBI FOUNDING INSTITUTIONS IN INDONESIA ...................... 7

GAMBAR 2.2 : SUPPORTING PROGRAM FOR TBI: BASED ON NUMBERS OF TBI OBTAINED THE PROGRAM .................................................... 8

GAMBAR 2.3 : DEVELOPMENT STAGES OF TBI IN INDONESIA .................... 9

GAMBAR 2.4 : ROADMAP PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA

........................................................................................................................................ 10

Page 7: LAPORAN TIM - ekon.go.id

BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Kesejahteraan rakyat merupakan tujuan utama pemerintah, sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan ekonomi

merupakan salah satu faktor penentu pencapaian kesejahteraan tersebut. Selaras

dengan itu, kebijakan yang berpihak (affirmative policy) terhadap pengembangan

wirausaha, telah menjadi harapan yang berkembang luas di tengah tumbuhnya

kesadaran dan perhatian terhadap ekonomi rakyat. Oleh karena itu, selain

tumbuhnya dan stabilitas ekonomi, aspek penting yang menjadi agenda besar

dalam proses pembangunan ekonomi hari ini dan ke depan adalah kemandirian

ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan. Dalam hal

ini pengembangan wirausaha, berkaitan langsung dengan kehidupan dan

peningkatan kesejateraan bagi sebagian besar rakyat Indonesia (pro-poor), potensi

dan peran strategisnya telah terbukti menjadi penopang kekuatan dan

pertumbuhan ekonomi nasional (pro-growth). Keberadaan Wirausaha, berperan

dalam membangun, khususnya dalam perluasan kesempatan berusaha bagi

wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan angka

pengangguran (pro-job).

Dalam rangka menyambut ASEAN Economic Community (AEC) 2016, kita

membutuhkan persiapan serta pertimbangan strategis atas berbagai fakta kondisi

perekonomian, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi.

Perlunya strategi khusus untuk terus memacu keaktifan perekonomian

domestik agar maju sejajar, minimal dapat menyeimbangkan posisi kesiapan

ekonomi Indonesia dalam proses integrasi ekonomi 2016 nanti. Upaya integrasi

ekonomi secara aktif ke depan dituangkan dalam AEC 2016. Untuk menjadikan

sebuah negara menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosentase

keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan (Sosiolog

David Mc Cleland), atau minimal sekitar 4,8 juta wirausaha dari populasi

Page 8: LAPORAN TIM - ekon.go.id

penduduk Indonesia. Penduduk Indonesia pada Tahun 2015 yang menjadi

wirausaha baru sekitar 0,19%. Hal tersebut sangat tertinggal jauh dari negara

tetangga seperti Singapura yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%,

Malaysia 5%, China 10%, dan Amerika Serikat yang hampir 13% penduduknya

menjadi wirausahawan.

Dalam pengembangan wirausaha, harus menjadi salah satu strategi

utama pembangunan nasional yang pelaksanaannya diwujudkan secara

sungguh-sungguh dengan komitmen bersama yang kuat serta didukung /

melibatkan semua pihak yang berkepentingan (baik pemerintah, BUMN, swasta,

maupun masyarakat di tingkat nasional, regional, maupun lokal). Dengan

Pengembangan Wirausaha maka akan menciptakan wirausahawan baru yang

sangat bermanfaat bagi percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah dan

menjawab tantangan dalam memasuki era globalisasi.

Untuk menjamin pelaksanaan kebijakan tersebut di atas, dibentuklah

Tim Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha, dalam rangka

koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, dimana untuk Tim Pelaksana bertugas

sebagai berikut:

1. Melakukan evaluasi inkubator wirausaha dan UKM peserta inkubasi yang

layak memperoleh insentif pendanaan dari pemerintah pusat dan daerah;

2. Melakukan sosialisasi dan pelatihan capacity building bagi pengelola inkubator

wirausaha dan UKM peserta inkubasi;

3. Mengembangkan sertifikasi profesi pengelola inkubator wirasuaha;

4. Melakukan pemetaan terhadap bidang usaha inkubator wirausaha;

5. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengembangan kinerja

inkubator wirausaha;

6. Pengembangan jejaring internasional untuk inkubator wirausaha; dan

7. Melaksanakan tugas terkait lainnya sesuai arahan Ketua Tim Pengarah.

Tim Inkubator Wirausaha tersebut terbentuk berdasarkan Keputusan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 184

Tahun 2015 yang baru ditetapkan pada tanggal 13 Oktober 2015. Terkait dengan

pengembangan wirausaha yang dilakukan di Indonesia salah satunya adalah

Page 9: LAPORAN TIM - ekon.go.id

dengan inkubasi melalui Inkubator Wirausaha yang diharapkan menjadi sarana

dan prasarana untuk mendorong wirausaha baru.

2.2 Tujuan

Laporan ini bertujuan untuk memotret perkembangan pembentukan

Inkubator Wirausaha di Indonesia dan rencanan pengembangan kedepannya

dalam pembentukan Inkubator Wirausaha. Termasuk didalamnya

perkembangan Inkubator di negara lain yang diharapkan dapat menjadi

masukan untuk pengembangan di Indonesia, serta melihat kebijakan yang dapat

diberikan untuk peningkatan inkubator wirausaha dari sisi fiskal dan moneter.

Berkembangnya Inkubator Wirausaha di harapakan dapat menciptakan

pertumbuhan Wirausaha baru.

2.3. Landasan hukum

Dasar Hukum yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini adalah:

1. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 –

2019;

2. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang Inkubator Wirausaha;

3. Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Peningkatan Daya Saing Nasional Dalam Rangka menghadapi Masyarakat

Ekonomian Association Of Southeast Asian Nations;

4. Keputusan Presiden Republin Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 Tentang

Komite Nasional Persiapan Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Association

Of Southeast Asian Nations;

5. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian.

6. Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 184

Tahun 2015 Tentang Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha;

Page 10: LAPORAN TIM - ekon.go.id

2.4. Penerima Manfaat

Sasaran penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini yang ingin dicapai

adalah:

1. Pemerintah:

a. Terciptanya 1 (satu) juta wirausaha baru, inovatif, kreatif dan berdaya

saing (RPJMN Tahun 2015-2019);

b. Tumbuhnya Wirausaha yang berdaya saing di seluruh Indonesia;

c. Terciptanya Regulasi yang kondunsip tentang kewirausahaan;

d. Tersusun blueprint dan roadmap jangka Pendek, Menengah dan jangka

panjang Pengembangan Kewirausahaan Nasional;

e. Terpetakannya Lembaga Intermediasi Pengembangan Kewirausahaan

Nasional;

f. Terbina dan berkembangnya Lembaga Intermediasi di berbagai sektor

melalui penyelenggaraan Training of Trainer (TOT).

2. Pelaku Usaha

a. Terciptanya iklim usaha yang kondusif;

b. Tersedia informasi mengenai peluang pembiayaan;

c. Tersedia informasi peluang pasar global;

d. Meningkatnya transaksi ekspor produk Wirausaha Nasional;

e. Tersedia informasi peningkatan kapasitas SDM;

f. Kemudahan mengembangkan produk inovatif melalui inkubator dan

ketersediaan informasi ekonomi yang up to date, relevan dan signifikan.

3. Masyarakat

a. Terciptanya lapangan pekerjaan;

b. Meningkatnya kualitas produk berbasis Kompetensi inti daerah dan

berdaya saing global;

c. Mudah mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga terjangkau;

d. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam rangka mengolah produk

unggulan daerah;

e. Berkurangnya angka kemiskinan;

Page 11: LAPORAN TIM - ekon.go.id

BAB II

PEMBAHASAN

Inkubator Wirausaha di Indonesia mengacu pada dasar hukum Perpres

Nomor 27 Tahun 2013 yang memiliki tujuan diantaranya adalah peningkatan nilai

tambah pengelolaan potensi ekonomi melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi (technology business incubation/TBI). Kegiatan yang dilaksanakan oleh tim

pada tahun 2015 membuat roadmap Pengembangan Inkubator di Indonesia.

Inkubator Wirausaha adalah suatu lembaga intermediasi yang melakukan proses

inkubasi terhadap Peserta Inkubasi (Tenant, Klien Inkubator, atau Inkubati,

selanjutnya disebut Peserta Inkubasi), dan memiliki bangunan fisik untuk ruang

usaha sehari-hari bagi Peserta Inkubasi.

Inkubasi adalah suatu proses pembinaan, pendampingan, dan

pengembangan yang diberikan oleh Inkubator Wirausaha kepada Peserta Inkubasi,

peserta Inkubasi adalah wirausaha pemula (0-3 tahun) berbasis teknologi yang

menjalani proses inkubasi.

2.1. Profil Inkubator Wirausaha di Indonesia

Inkubator wirausaha berkembang dibeberapa negara untuk

menumbuhkan wirausaha baru, negara Indonesia sebenarnya telah memiliki

inkubator wirausaha dari data yang di publikasikan pada Kajian Inkubator

Bisnis dalang Rangka Pengembangan UMKM yang dilakukan Bank Indonesia

pada tahun 2006 disebutkan data jumlah inkubator di Indonesia Pada tahun

1996 tercatak 25 inkubator dengan luas rata – rata area 2.000 m2 dengan jumlah

rata-rata tenant 20 peserta.

Pendirian inkubator wirausaha berbasis teknologi/Technology Business

Incubation (TBI) di Indonesia dilakukan oleh institusi dan masyarakat umum,

jumlah TBI yang terdata saat ini sebanyak 81 TBI, jumlah TBI yang berdiri

Page 12: LAPORAN TIM - ekon.go.id

dibawah naungan kampus memiliki jumlah yang sangat tinggi hal ini

dimungkinkan karena teknologi lebih dekat kebidang akademisi dari jumlah 81

TBI 35 TBI berdiri melalui Lembaga Pendidikan Negeri dan 24 TBI berdiri di

bawah naungan Lembaga Pendidikan Swasta. Jumlah tersebut sangatlah kurang

jika program tersebut dicanangkan untuk memenuhi 2% wirausaha dari seluruh

penduduk Indonesia.

Turunan dari Pepres 27 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Inkubator

Wirausaha yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian dan diamanatkan dalam Pepres tersebut inkubator wirausaha

berbasis teknologi baru terfokus pada kalangan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sebagai

kementerian teknis memiliki peran penting dalam penambahan jumlah

inkubator wirausaha di Indonesia dengan menerbitkan Peraturan Menteri

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

24/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

Penyelenggaraan Inkubator Wirausaha disebutkan Setiap Provinsi/Daerah

Istimewa terdapat paling sedikit 5 (lima) lembagan Inkubator dan setiap

kabupaten/kota terdapat paling sedikit 1 (satu) lembaga inkubator.

Gambar 2.1.

Berdasarkan Gambar 2.1. TBI Founding Institutions in Indonesia, diketahui

bahwa Inkubator Wirausaha di Indonesia telah dilakukan oleh institusi dan

masyarakat umum. TBI yang terdata saat ini sebanyak 81 TBI, dari jumlah

Page 13: LAPORAN TIM - ekon.go.id

tersebut, TBI yang berada di perguruan tinggi negeri sebanyak 35 TBI (43%),

Inkubator yang berada di perguruan tinggi swasta sebanyak 24 TBI (29%), pada

sektor swasta sebanyak 12 TBI (15%), selanjutnya pada sektor pemerintahan

terdapat 7 TBI (9%), dan Inkubator yang berada di public company sebanyak 3

TBI (4%).

Berikut adalah gambar jumlah inkubator wirausaha berdasarkan sektor.

Gambar 2.2.

Berdasarkan Gambar 2.2. TBI Founding Institutions in Indonesia, diketahui

bahwa Inkubator Wirausaha di Indonesia telah dilakukan oleh institusi dan

masyarakat umum. TBI yang terdata saat ini sebanyak 81 TBI, dari jumlah

tersebut, untuk inkubator yang merupakan binaan dari program Kementerian

Pendidikan sebanyak 32 TBI (32%), Inkubator pada Kementerian Riset dan

Teknologi sebanyak 9 TBI (11%), pada Kementerian Koperasi dan UKM

sebanyak 20 TBI (25%), selanjutnya pada sektor swasta dan perbankan terdapat

5 TBI (6%), dan Inkubator yang berada di public company sebanyak 3 TBI (4%).

Page 14: LAPORAN TIM - ekon.go.id

Gambar 2.3.

Berdasarkan Gambar 2.3. Tahapan Perkembangan Inkubator Indonesia,

diketahui bahwa terdapat 3 tahapan, yaitu tahap permulaan, tahap

perkembangan, dan tahap lanjutan. Pada tahap permulaan terdapat 43

inkubator (53%), tahap perkembangan 19 inkubator (23,5%), dan tahap lanjutan

terdapat 19 inkubator (23,5%). Dari inkubator yang berada pada tahap

perkembangan (19 inkubator) dapat dirinci per sektor sebagai berikut:

1. Inkubator pada sektor IT sebanyak 9 TBI (48%);

2. Inkubator pada sektor Pertanian dan Bisnis Campuran sebanyak 7 TBI (5%);

3. Inkubator pada Pertanian sebanyak 1 TBI (5%);

4. Inkubator pada sektor Manufaktur sebanyak 1 TBI (5%); dan

5. Inkubator pada sektor Konstruksi sebanyak 1 TBI (5%).

2.2. Roadmap Inkubator Wirausaha

Road map pengembangan inkubator wirausaha berdasar Perpres

Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha. Roadmap

pengembangan inkubator wirausaha ini sebagai langkah awal untuk selanjutnya

bersama-sama baik pemeintah pusat, pemda, perguruan tinggi, dan sektor

Page 15: LAPORAN TIM - ekon.go.id

swasta saling melengkapi dan sinergi dalam pengembangan inkubator

wirausaha.

Gambar 2.4

Penjelasan mengenai Roadmap Pengembangan Inkubator Wirausaha

adalah sebagai berikut.

1. Periode 1995 s.d. 2013 (Pra-Perpres).

Target minimal yang harus dicapai adalah pemerintah pusat dan daerah

memberikan skim kredit

2. Periode 2014 s.d. 2019.

3. Periode 2020 s.d. 2029.

4. Periode sesudah 2029.

Roadmap Pengembangan Inkubator Wirausaha (dalam kaitan MEA) Perlu

di data dan diprediksi:

a. Roadmap pasar ASEAN dan indonesia (produk berbasis teknologi);

b. Roadmap teknologi ASEAN dan indonesia (yang dihasilkan)

c. Roadmap ekspor/impor ASEAN dan indonesia

Page 16: LAPORAN TIM - ekon.go.id

d. Roadmap distribusi pelaku bisnis di ASEAN dan indonesia

e. Roadmap GDP ASEAN dan indonesia

f. Roadmap infrastruktur /konektifitas di ASEAN dan indonesia

g. Roadmap struktur tenaga kerja di ASEAN dan Indonesia

Strategi pengembangan inkubator wirausaha harus komprehensif meliputi:

penilaian teknologi, penilaian wirausahawan, metode pendanaan, penciptaaan

ekosistem termasuk jumlah inkubator wirausaha. Roadmap pengembangan

inkubator wirausaha secara umum belum nampak roadmap produk,

penjaminan kualitas produk, detail milestone KPI dan pemantauannya, creativity

index, presentase peningkatan GDP dengan adanya program ini serta strategi

untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

2.3. Monitoring dan Evaluasi Inkubator Wirausaha

Monitoring dan Evaluasi dilakukan untuk dapat mengkoordinasikan

inkubator di Indonesia bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan inkubator

wirausaha dan pengembangan konsep pengembangannya.

1. Koordinasi Pemetaan Inkubator Wirausaha sesuai Keunggulan Daerah dan

Sosialisasi Roadmap Pengembangan Inkubator Wirausaha.

Tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1) Persiapan

Koordinasi pemetaan inkubator wirausaha sesuai dengan keunggulan

daerah masing-masing yang dilakukan melalui koordinasi dengan

pemerintah daerah, inkubator wirausaha, perguruan tinggi dan

asosiasi yang akan dilakukan di Jakarta dan Bali. Selanjutnya, akan

direncakan persiapan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas

hal ini di daerah Sumatera Barat. Target Peserta FGD adalah 50 orang

yang berasal dari K/L, pemerintah daerah, pengelola inkubator

wirausaha, graduate tenant inkubator wirausaha, pengelola dana

pembiayaan bisnis inovatif di beberapa daerah di Sumatera yang

memiliki potensi keunggulan daerah.

Page 17: LAPORAN TIM - ekon.go.id

Persiapan rencana koordinasi dalam rangka sosialisasi dilakukan

dengan melibatkan berbagai instansi. Persiapan ini bertujuan untuk

mencari data dan informasi dari berbagai stakeholder dengan

melakukan rapat koordinasi. Pada rapat koordinasi ini terlebih

dahulu menentukan tema kegiatan sosialisasi, dan sasaran yang akan

dicapai. Setelah itu dilakukan penentuan Narasumber, Peserta

sosialisasi dengan jumlah sekitar 200 orang peserta yang berasal dari

kementerian/lembaga terkait, perguruan tinggi, pengelola inkubator,

pemerintah daerah, pengelola dana pembiayaan bisnis inovatif,

pengelola kawasan industri, pengelola Kawasan Science dan Techno

Park.

Selain itu juga akan dilakukan rapat persiapan sosialisasi yang diikuti

oleh Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan dan Staf, serta

Kementerian/lembaga terkait.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan FGD dalam rangka koordinasi pemetaan

inkubator wirausaha sesuai keunggulan daerah akan dilakukan di

Sumatera Barat dengan melibatkan narasumber dari K/L, perguruan

tinggi, pemerintah daerah dan asosiasi.

Pelaksanaan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi akan dilakukan di

dalam kota dan luar kota yaitu di Jakarta, Sumatera Selatan, Malang-

Jawa timur, Balikpapan-Kalimantan Timur, Makassar-Sulawesi

Selatan, Lombok-NTB dengan melibatkan narasumber dari

Kementerian Lembaga terkait, Perguruan Tinggi dan Lembaga

Pembiayaan. Peserta yang akan diundang antara lain berasal dari

kementerian/lembaga terkait, perguruan tinggi, pengelola inkubator,

pemerintah daerah, pengelola dana pembiayaan bisnis inovatif,

pengelola kawasan industri, pengelola kawasan Science dan Techno

Park.

Page 18: LAPORAN TIM - ekon.go.id

3) Penyusunan Rekomendasi Kebijakan/Laporan

Laporan disusun sebagai pertanggungjawaban dan evaluasi hasil

koordinasi dan pelaksanaan sosialisasi, serta sebagai bahan penyusunan

rekomendasi kebijakan pengembangan kewirausahaan.

2.4. Kegiatan Kedepan

Pada tahun 2015 kegiatan yang terlaksana antara lain adalah sosialisasi bagi

pengelola inkubator wirausaha dan UKM peserta inkubasi, melakukan monitoring

dan evaluasi terhadap pengembangan kinerja inkubator wirausaha serta

pengembangan jejaring internasional untuk inkubator wirausaha dengan Malaysian

Industry-Goverment Group for High Technology (MiGHT) untuk wilayah ASEAN.

Kegiatan yang telah dilaksanakan akan dilanjutkan pada tahun 2016. Beberapa

kegiatan tahun 2015 yang perlu di tindak lanjuti antara lain :

1. Melakukan evaluasi inkubator wirausaha dan UKM peserta inkubasi yang layak

memperoleh insentif pendanaan dari pemerintah pusat dan daerah yang akan

dilakukan pada tahun 2016;

2. Melakukan pemetaan terhadap bidang usaha inkubator wirausaha yang akan

dilakukan pada tahun 2016 melalui pembuatan database inkubator; dan

3. Mengembangkan sertifikasi profesi pengelola inkubator wirasuaha yang akan

dilakukan pada tahun 2017.

Page 19: LAPORAN TIM - ekon.go.id

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari kegiatan yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut;

e. Berdasarkan hasil FGD dan monitoring yang telah Tim lakukan, diperlukan

adanya skema pembiayaan inkubator wirausaha oleh lembaga yang

bertanggung jawab tentang pendirian inkubator di Indonesia.

f. Hasil monitoring terhadap pemerintah daerah dan perguruan tinggi

menunjukkan bahwa diperlukan peningkatan kerjasama dan diperlukan

juga sumber daya manusia yang fokus mengelola inkubator wirausaha di

setiap unit inkubator.

g. Belum adanya SOP dalam kriteria pembentukan inkubator secara nasional.

h. Belum adanya database secara terintegrasi dan online secara nasional, untuk

melihat data inkubator, tenant, sektor usaha, dan omset usaha, serta jumlah

tenaga kerja yang terserap dari adanya inkubator.

3.2. Tindak Lanjut Kedepan

Tindak lanjut/saran untuk pengembangan inkubator wirausaha antara lain:

e. Peraturan khusus terkait dengan proses skema pembiayaan inkubator

wirausaha;

f. Perlu dikembangkan berbagai skema kerjasama selain dengan dinas-dinas

pemerintah daerah yaitu dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Keagamaan,

Lembaga Swadaya Masyarakat, Kelompok Tani dan Koperasi;

g. Perlu dibuatnya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam kriteria

pembentukan Inkubator secara nasional. SOP yang dibangun terdiri dari

standar-standar; pembagian sektor dan wilayah inkubator; bisnis proses dan

skema pendanaan.

Page 20: LAPORAN TIM - ekon.go.id

Standar terdiri dari kriteria pembentukan inkubator; pihak yang

menentukan pembentukan inkubator; pendaftaran dan registrasi inkubator

ke dalam database nasional inkubator; proses seleksi tenant dan evaluasi

pelaksanaan inkubator;

h. Perlu dibuatnya database secara terintegrasi dan online secara nasional, untuk

melihat data inkubator, tenant, sektor usaha, dan omset usaha, serta jumlah

tenaga kerja.

Kendala pengembangan inkubator wirausaha:

e. Pembiayaan kegiatan inkubator wirausaha;

f. Belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam kriteria

pembentukan Inkubator secara nasional;

g. Database Inkubator belum terbentuk secara nasional dan terintegrasi;

h. Wadah jejaring nasional belum terbentuk untuk mengakomodir program

pengembangan inkubator.