LAPORAN TIM - ekon.go.id · LAPORAN TIM HASIL PELAKSANAAN ... dapat kami sebutkan di sini, kami...
Transcript of LAPORAN TIM - ekon.go.id · LAPORAN TIM HASIL PELAKSANAAN ... dapat kami sebutkan di sini, kami...
LAPORAN TIM
HASIL PELAKSANAAN KERJA TIM KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA
BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2015 TENTANG KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA
JAKARTA, 31 DESEMBER 2015
ASISTEN DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI KREATIF, KEWIRAUSAHAAN, DAN DAYA SAING KOPERASI
DAN USAHA KECIL MENENGAH
JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 7 JAKARTA PUSAT 10110
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Tim Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha
berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesia Nomor 184 Tahun 2015 merupakan hasil koordinasi beberapa inkubator
baik di sektor pemerintah maupun swasta, termasuk asosiasi inkubator, dimulai
sejak Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut ditetapkan,
yaitu tanggal 13 Oktober 2015. Laporan ini bertujuan untuk melihat/memotret
perkembangan pembentukan Inkubator Wirausaha di Indonesia dan rencana
pengembangan kedepannya dalam pembentukan Inkubator Wirausaha. Termasuk
didalamnya perkembangan Inkubator di negara lain yang diharapkan dapat
menjadi masukan untuk pengembangan di Indonesia, serta melihat kebijakan yang
dapat diberikan untuk peningkatan inkubator wirausaha dari sisi fiskal dan
moneter.
Kesimpulan dari kegiatan yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil FGD dan monitoring yang telah Tim lakukan, diperlukan
adanya skema pembiayaan inkubator wirausaha oleh lembaga yang
bertanggung jawab tentang pendirian inkubator di Indonesia.
b. Hasil monitoring terhadap pemerintah daerah dan perguruan tinggi
menunjukkan bahwa diperlukan peningkatan kerjasama dan diperlukan juga
sumber daya manusia yang fokus mengelola inkubator wirausaha di setiap unit
inkubator.
c. Belum adanya SOP dalam kriteria pembentukan inkubator secara nasional.
d. Belum adanya database secara terintegrasi dan online secara nasional, untuk
melihat data inkubator, tenant, sektor usaha, dan omset usaha, serta jumlah
tenaga kerja yang terserap dari adanya inkubator.
Adapun tindak lanjut/saran untuk pengembangan inkubator wirausaha
antara lain:
a. Peraturan khusus terkait dengan proses skema pembiayaan inkubator wirausaha;
b. Perlu dikembangkan berbagai skema kerjasama selain dengan dinas-dinas
pemerintah daerah yaitu dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Keagamaan,
Lembaga Swadaya Masyarakat, Kelompok Tani dan Koperasi;
c. Perlu dibuatnya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam kriteria
pembentukan Inkubator secara nasional. SOP yang dibangun terdiri dari standar-
standar; pembagian sektor dan wilayah inkubator; bisnis proses dan skema
pendanaan.
Standar terdiri dari kriteria pembentukan inkubator; pihak yang menentukan
pembentukan inkubator; pendaftaran dan registrasi inkubator ke dalam database
nasional inkubator; proses seleksi tenant dan evaluasi pelaksanaan inkubator;
d. Perlu dibuatnya database secara terintegrasi dan online secara nasional, untuk
melihat data inkubator, tenant, sektor usaha, dan omset usaha, serta jumlah
tenaga kerja.
Kendala yang dihadapi dalam rangka pengembangan inkubator wirausaha:
a. Pembiayaan kegiatan inkubator wirausaha;
b. Belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam kriteria pembentukan
Inkubator secara nasional;
c. Database Inkubator belum terbentuk secara nasional dan terintegrasi;
d. Wadah jejaring nasional belum terbentuk untuk mengakomodir program
pengembangan inkubator.
KATA PENGANTAR
Laporan Tim Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha
berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesia Nomor 184 Tahun 2015 merupakan hasil koordinasi beberapa inkubator
baik di sektor pemerintah maupun swasta, termasuk asosiasi inkubator, dimulai
sejak Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut ditetapkan,
yaitu tanggal 13 Oktober 2015. Laporan ini bertujuan untuk memotret
perkembangan pembentukan Inkubator Wirausaha di Indonesia dan rencana
pengembangan kedepannya dalam pembentukan Inkubator Wirausaha. Termasuk
didalamnya perkembangan Inkubator di negara lain yang diharapkan dapat
menjadi masukan untuk pengembangan di Indonesia, serta melihat kebijakan yang
dapat diberikan untuk peningkatan inkubator wirausaha dari sisi fiskal dan
moneter. Berkembangnya Inkubator Wirausaha di harapakan dapat menciptakan
pertumbuhan Wirausaha baru.
Kami menyadari bahwa hasil dari Tim Kelompok Kerja ini masih belum
sempurna, dan menjadi tekad kami untuk terus berupaya memperbaikinya. Oleh
karena itu, segala masukan, sumbangan pemikiran, dan koreksi dari pembaca
merupakan sebuah sumbangan yang besar bagi kami di masa mendatang. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Tim
Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha dan semua instansi
pemerintah pusat dan daerah, serta AIBI (Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia) yang
telah membantu dalam penyediaan data dan informasi, seperti Prof. Dr. Hadi K.
Purwadaria, Asril Fitri Syamas (Ketua AIBI), Eko Supriyanto (Kelompok Kerja
Nasional Komersialisasi Teknologi Indonesia), serta pihak-pihak lain yang tidak
dapat kami sebutkan di sini, kami mengucapkan terima kasih.
Jakarta, 31 Desember 2015
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Rudy Salahuddin
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
2. Tujuan ........................................................................................................... 3
3. Landasan Hukum ........................................................................................ 3
4. Penerima Manfaat ....................................................................................... 4
II. PEMBAHASAN ............................................................................................... 6
1. Profil Inkubator Wirausaha di Indonesia ................................................ 6
2. Roadmap Inkubator Wirausaha .................................................................. 9
3. Monitoring dan Evaluasi Inkubator Wirausaha ..................................... 11
4. Kegiatan Kedepan....................................................................................... 13
III. PENUTUP ......................................................................................................... 14
1. Kesimpulan .................................................................................................. 14
2. Tindak Lanjut Kedepan .............................................................................. 14
LAMPIRAN:
1. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 184 Tahun 2015;
2. Laporan Kegiatan Bulanan.
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 : TBI FOUNDING INSTITUTIONS IN INDONESIA ...................... 7
GAMBAR 2.2 : SUPPORTING PROGRAM FOR TBI: BASED ON NUMBERS OF TBI OBTAINED THE PROGRAM .................................................... 8
GAMBAR 2.3 : DEVELOPMENT STAGES OF TBI IN INDONESIA .................... 9
GAMBAR 2.4 : ROADMAP PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA
........................................................................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Kesejahteraan rakyat merupakan tujuan utama pemerintah, sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan ekonomi
merupakan salah satu faktor penentu pencapaian kesejahteraan tersebut. Selaras
dengan itu, kebijakan yang berpihak (affirmative policy) terhadap pengembangan
wirausaha, telah menjadi harapan yang berkembang luas di tengah tumbuhnya
kesadaran dan perhatian terhadap ekonomi rakyat. Oleh karena itu, selain
tumbuhnya dan stabilitas ekonomi, aspek penting yang menjadi agenda besar
dalam proses pembangunan ekonomi hari ini dan ke depan adalah kemandirian
ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan. Dalam hal
ini pengembangan wirausaha, berkaitan langsung dengan kehidupan dan
peningkatan kesejateraan bagi sebagian besar rakyat Indonesia (pro-poor), potensi
dan peran strategisnya telah terbukti menjadi penopang kekuatan dan
pertumbuhan ekonomi nasional (pro-growth). Keberadaan Wirausaha, berperan
dalam membangun, khususnya dalam perluasan kesempatan berusaha bagi
wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan angka
pengangguran (pro-job).
Dalam rangka menyambut ASEAN Economic Community (AEC) 2016, kita
membutuhkan persiapan serta pertimbangan strategis atas berbagai fakta kondisi
perekonomian, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi.
Perlunya strategi khusus untuk terus memacu keaktifan perekonomian
domestik agar maju sejajar, minimal dapat menyeimbangkan posisi kesiapan
ekonomi Indonesia dalam proses integrasi ekonomi 2016 nanti. Upaya integrasi
ekonomi secara aktif ke depan dituangkan dalam AEC 2016. Untuk menjadikan
sebuah negara menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosentase
keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan (Sosiolog
David Mc Cleland), atau minimal sekitar 4,8 juta wirausaha dari populasi
penduduk Indonesia. Penduduk Indonesia pada Tahun 2015 yang menjadi
wirausaha baru sekitar 0,19%. Hal tersebut sangat tertinggal jauh dari negara
tetangga seperti Singapura yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%,
Malaysia 5%, China 10%, dan Amerika Serikat yang hampir 13% penduduknya
menjadi wirausahawan.
Dalam pengembangan wirausaha, harus menjadi salah satu strategi
utama pembangunan nasional yang pelaksanaannya diwujudkan secara
sungguh-sungguh dengan komitmen bersama yang kuat serta didukung /
melibatkan semua pihak yang berkepentingan (baik pemerintah, BUMN, swasta,
maupun masyarakat di tingkat nasional, regional, maupun lokal). Dengan
Pengembangan Wirausaha maka akan menciptakan wirausahawan baru yang
sangat bermanfaat bagi percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah dan
menjawab tantangan dalam memasuki era globalisasi.
Untuk menjamin pelaksanaan kebijakan tersebut di atas, dibentuklah
Tim Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha, dalam rangka
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, dimana untuk Tim Pelaksana bertugas
sebagai berikut:
1. Melakukan evaluasi inkubator wirausaha dan UKM peserta inkubasi yang
layak memperoleh insentif pendanaan dari pemerintah pusat dan daerah;
2. Melakukan sosialisasi dan pelatihan capacity building bagi pengelola inkubator
wirausaha dan UKM peserta inkubasi;
3. Mengembangkan sertifikasi profesi pengelola inkubator wirasuaha;
4. Melakukan pemetaan terhadap bidang usaha inkubator wirausaha;
5. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengembangan kinerja
inkubator wirausaha;
6. Pengembangan jejaring internasional untuk inkubator wirausaha; dan
7. Melaksanakan tugas terkait lainnya sesuai arahan Ketua Tim Pengarah.
Tim Inkubator Wirausaha tersebut terbentuk berdasarkan Keputusan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 184
Tahun 2015 yang baru ditetapkan pada tanggal 13 Oktober 2015. Terkait dengan
pengembangan wirausaha yang dilakukan di Indonesia salah satunya adalah
dengan inkubasi melalui Inkubator Wirausaha yang diharapkan menjadi sarana
dan prasarana untuk mendorong wirausaha baru.
2.2 Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk memotret perkembangan pembentukan
Inkubator Wirausaha di Indonesia dan rencanan pengembangan kedepannya
dalam pembentukan Inkubator Wirausaha. Termasuk didalamnya
perkembangan Inkubator di negara lain yang diharapkan dapat menjadi
masukan untuk pengembangan di Indonesia, serta melihat kebijakan yang dapat
diberikan untuk peningkatan inkubator wirausaha dari sisi fiskal dan moneter.
Berkembangnya Inkubator Wirausaha di harapakan dapat menciptakan
pertumbuhan Wirausaha baru.
2.3. Landasan hukum
Dasar Hukum yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 –
2019;
2. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang Inkubator Wirausaha;
3. Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Peningkatan Daya Saing Nasional Dalam Rangka menghadapi Masyarakat
Ekonomian Association Of Southeast Asian Nations;
4. Keputusan Presiden Republin Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 Tentang
Komite Nasional Persiapan Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Association
Of Southeast Asian Nations;
5. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian.
6. Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 184
Tahun 2015 Tentang Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha;
2.4. Penerima Manfaat
Sasaran penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini yang ingin dicapai
adalah:
1. Pemerintah:
a. Terciptanya 1 (satu) juta wirausaha baru, inovatif, kreatif dan berdaya
saing (RPJMN Tahun 2015-2019);
b. Tumbuhnya Wirausaha yang berdaya saing di seluruh Indonesia;
c. Terciptanya Regulasi yang kondunsip tentang kewirausahaan;
d. Tersusun blueprint dan roadmap jangka Pendek, Menengah dan jangka
panjang Pengembangan Kewirausahaan Nasional;
e. Terpetakannya Lembaga Intermediasi Pengembangan Kewirausahaan
Nasional;
f. Terbina dan berkembangnya Lembaga Intermediasi di berbagai sektor
melalui penyelenggaraan Training of Trainer (TOT).
2. Pelaku Usaha
a. Terciptanya iklim usaha yang kondusif;
b. Tersedia informasi mengenai peluang pembiayaan;
c. Tersedia informasi peluang pasar global;
d. Meningkatnya transaksi ekspor produk Wirausaha Nasional;
e. Tersedia informasi peningkatan kapasitas SDM;
f. Kemudahan mengembangkan produk inovatif melalui inkubator dan
ketersediaan informasi ekonomi yang up to date, relevan dan signifikan.
3. Masyarakat
a. Terciptanya lapangan pekerjaan;
b. Meningkatnya kualitas produk berbasis Kompetensi inti daerah dan
berdaya saing global;
c. Mudah mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga terjangkau;
d. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam rangka mengolah produk
unggulan daerah;
e. Berkurangnya angka kemiskinan;
BAB II
PEMBAHASAN
Inkubator Wirausaha di Indonesia mengacu pada dasar hukum Perpres
Nomor 27 Tahun 2013 yang memiliki tujuan diantaranya adalah peningkatan nilai
tambah pengelolaan potensi ekonomi melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi (technology business incubation/TBI). Kegiatan yang dilaksanakan oleh tim
pada tahun 2015 membuat roadmap Pengembangan Inkubator di Indonesia.
Inkubator Wirausaha adalah suatu lembaga intermediasi yang melakukan proses
inkubasi terhadap Peserta Inkubasi (Tenant, Klien Inkubator, atau Inkubati,
selanjutnya disebut Peserta Inkubasi), dan memiliki bangunan fisik untuk ruang
usaha sehari-hari bagi Peserta Inkubasi.
Inkubasi adalah suatu proses pembinaan, pendampingan, dan
pengembangan yang diberikan oleh Inkubator Wirausaha kepada Peserta Inkubasi,
peserta Inkubasi adalah wirausaha pemula (0-3 tahun) berbasis teknologi yang
menjalani proses inkubasi.
2.1. Profil Inkubator Wirausaha di Indonesia
Inkubator wirausaha berkembang dibeberapa negara untuk
menumbuhkan wirausaha baru, negara Indonesia sebenarnya telah memiliki
inkubator wirausaha dari data yang di publikasikan pada Kajian Inkubator
Bisnis dalang Rangka Pengembangan UMKM yang dilakukan Bank Indonesia
pada tahun 2006 disebutkan data jumlah inkubator di Indonesia Pada tahun
1996 tercatak 25 inkubator dengan luas rata – rata area 2.000 m2 dengan jumlah
rata-rata tenant 20 peserta.
Pendirian inkubator wirausaha berbasis teknologi/Technology Business
Incubation (TBI) di Indonesia dilakukan oleh institusi dan masyarakat umum,
jumlah TBI yang terdata saat ini sebanyak 81 TBI, jumlah TBI yang berdiri
dibawah naungan kampus memiliki jumlah yang sangat tinggi hal ini
dimungkinkan karena teknologi lebih dekat kebidang akademisi dari jumlah 81
TBI 35 TBI berdiri melalui Lembaga Pendidikan Negeri dan 24 TBI berdiri di
bawah naungan Lembaga Pendidikan Swasta. Jumlah tersebut sangatlah kurang
jika program tersebut dicanangkan untuk memenuhi 2% wirausaha dari seluruh
penduduk Indonesia.
Turunan dari Pepres 27 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Inkubator
Wirausaha yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian dan diamanatkan dalam Pepres tersebut inkubator wirausaha
berbasis teknologi baru terfokus pada kalangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sebagai
kementerian teknis memiliki peran penting dalam penambahan jumlah
inkubator wirausaha di Indonesia dengan menerbitkan Peraturan Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
24/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
Penyelenggaraan Inkubator Wirausaha disebutkan Setiap Provinsi/Daerah
Istimewa terdapat paling sedikit 5 (lima) lembagan Inkubator dan setiap
kabupaten/kota terdapat paling sedikit 1 (satu) lembaga inkubator.
Gambar 2.1.
Berdasarkan Gambar 2.1. TBI Founding Institutions in Indonesia, diketahui
bahwa Inkubator Wirausaha di Indonesia telah dilakukan oleh institusi dan
masyarakat umum. TBI yang terdata saat ini sebanyak 81 TBI, dari jumlah
tersebut, TBI yang berada di perguruan tinggi negeri sebanyak 35 TBI (43%),
Inkubator yang berada di perguruan tinggi swasta sebanyak 24 TBI (29%), pada
sektor swasta sebanyak 12 TBI (15%), selanjutnya pada sektor pemerintahan
terdapat 7 TBI (9%), dan Inkubator yang berada di public company sebanyak 3
TBI (4%).
Berikut adalah gambar jumlah inkubator wirausaha berdasarkan sektor.
Gambar 2.2.
Berdasarkan Gambar 2.2. TBI Founding Institutions in Indonesia, diketahui
bahwa Inkubator Wirausaha di Indonesia telah dilakukan oleh institusi dan
masyarakat umum. TBI yang terdata saat ini sebanyak 81 TBI, dari jumlah
tersebut, untuk inkubator yang merupakan binaan dari program Kementerian
Pendidikan sebanyak 32 TBI (32%), Inkubator pada Kementerian Riset dan
Teknologi sebanyak 9 TBI (11%), pada Kementerian Koperasi dan UKM
sebanyak 20 TBI (25%), selanjutnya pada sektor swasta dan perbankan terdapat
5 TBI (6%), dan Inkubator yang berada di public company sebanyak 3 TBI (4%).
Gambar 2.3.
Berdasarkan Gambar 2.3. Tahapan Perkembangan Inkubator Indonesia,
diketahui bahwa terdapat 3 tahapan, yaitu tahap permulaan, tahap
perkembangan, dan tahap lanjutan. Pada tahap permulaan terdapat 43
inkubator (53%), tahap perkembangan 19 inkubator (23,5%), dan tahap lanjutan
terdapat 19 inkubator (23,5%). Dari inkubator yang berada pada tahap
perkembangan (19 inkubator) dapat dirinci per sektor sebagai berikut:
1. Inkubator pada sektor IT sebanyak 9 TBI (48%);
2. Inkubator pada sektor Pertanian dan Bisnis Campuran sebanyak 7 TBI (5%);
3. Inkubator pada Pertanian sebanyak 1 TBI (5%);
4. Inkubator pada sektor Manufaktur sebanyak 1 TBI (5%); dan
5. Inkubator pada sektor Konstruksi sebanyak 1 TBI (5%).
2.2. Roadmap Inkubator Wirausaha
Road map pengembangan inkubator wirausaha berdasar Perpres
Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha. Roadmap
pengembangan inkubator wirausaha ini sebagai langkah awal untuk selanjutnya
bersama-sama baik pemeintah pusat, pemda, perguruan tinggi, dan sektor
swasta saling melengkapi dan sinergi dalam pengembangan inkubator
wirausaha.
Gambar 2.4
Penjelasan mengenai Roadmap Pengembangan Inkubator Wirausaha
adalah sebagai berikut.
1. Periode 1995 s.d. 2013 (Pra-Perpres).
Target minimal yang harus dicapai adalah pemerintah pusat dan daerah
memberikan skim kredit
2. Periode 2014 s.d. 2019.
3. Periode 2020 s.d. 2029.
4. Periode sesudah 2029.
Roadmap Pengembangan Inkubator Wirausaha (dalam kaitan MEA) Perlu
di data dan diprediksi:
a. Roadmap pasar ASEAN dan indonesia (produk berbasis teknologi);
b. Roadmap teknologi ASEAN dan indonesia (yang dihasilkan)
c. Roadmap ekspor/impor ASEAN dan indonesia
d. Roadmap distribusi pelaku bisnis di ASEAN dan indonesia
e. Roadmap GDP ASEAN dan indonesia
f. Roadmap infrastruktur /konektifitas di ASEAN dan indonesia
g. Roadmap struktur tenaga kerja di ASEAN dan Indonesia
Strategi pengembangan inkubator wirausaha harus komprehensif meliputi:
penilaian teknologi, penilaian wirausahawan, metode pendanaan, penciptaaan
ekosistem termasuk jumlah inkubator wirausaha. Roadmap pengembangan
inkubator wirausaha secara umum belum nampak roadmap produk,
penjaminan kualitas produk, detail milestone KPI dan pemantauannya, creativity
index, presentase peningkatan GDP dengan adanya program ini serta strategi
untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
2.3. Monitoring dan Evaluasi Inkubator Wirausaha
Monitoring dan Evaluasi dilakukan untuk dapat mengkoordinasikan
inkubator di Indonesia bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan inkubator
wirausaha dan pengembangan konsep pengembangannya.
1. Koordinasi Pemetaan Inkubator Wirausaha sesuai Keunggulan Daerah dan
Sosialisasi Roadmap Pengembangan Inkubator Wirausaha.
Tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Persiapan
Koordinasi pemetaan inkubator wirausaha sesuai dengan keunggulan
daerah masing-masing yang dilakukan melalui koordinasi dengan
pemerintah daerah, inkubator wirausaha, perguruan tinggi dan
asosiasi yang akan dilakukan di Jakarta dan Bali. Selanjutnya, akan
direncakan persiapan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas
hal ini di daerah Sumatera Barat. Target Peserta FGD adalah 50 orang
yang berasal dari K/L, pemerintah daerah, pengelola inkubator
wirausaha, graduate tenant inkubator wirausaha, pengelola dana
pembiayaan bisnis inovatif di beberapa daerah di Sumatera yang
memiliki potensi keunggulan daerah.
Persiapan rencana koordinasi dalam rangka sosialisasi dilakukan
dengan melibatkan berbagai instansi. Persiapan ini bertujuan untuk
mencari data dan informasi dari berbagai stakeholder dengan
melakukan rapat koordinasi. Pada rapat koordinasi ini terlebih
dahulu menentukan tema kegiatan sosialisasi, dan sasaran yang akan
dicapai. Setelah itu dilakukan penentuan Narasumber, Peserta
sosialisasi dengan jumlah sekitar 200 orang peserta yang berasal dari
kementerian/lembaga terkait, perguruan tinggi, pengelola inkubator,
pemerintah daerah, pengelola dana pembiayaan bisnis inovatif,
pengelola kawasan industri, pengelola Kawasan Science dan Techno
Park.
Selain itu juga akan dilakukan rapat persiapan sosialisasi yang diikuti
oleh Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan dan Staf, serta
Kementerian/lembaga terkait.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan FGD dalam rangka koordinasi pemetaan
inkubator wirausaha sesuai keunggulan daerah akan dilakukan di
Sumatera Barat dengan melibatkan narasumber dari K/L, perguruan
tinggi, pemerintah daerah dan asosiasi.
Pelaksanaan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi akan dilakukan di
dalam kota dan luar kota yaitu di Jakarta, Sumatera Selatan, Malang-
Jawa timur, Balikpapan-Kalimantan Timur, Makassar-Sulawesi
Selatan, Lombok-NTB dengan melibatkan narasumber dari
Kementerian Lembaga terkait, Perguruan Tinggi dan Lembaga
Pembiayaan. Peserta yang akan diundang antara lain berasal dari
kementerian/lembaga terkait, perguruan tinggi, pengelola inkubator,
pemerintah daerah, pengelola dana pembiayaan bisnis inovatif,
pengelola kawasan industri, pengelola kawasan Science dan Techno
Park.
3) Penyusunan Rekomendasi Kebijakan/Laporan
Laporan disusun sebagai pertanggungjawaban dan evaluasi hasil
koordinasi dan pelaksanaan sosialisasi, serta sebagai bahan penyusunan
rekomendasi kebijakan pengembangan kewirausahaan.
2.4. Kegiatan Kedepan
Pada tahun 2015 kegiatan yang terlaksana antara lain adalah sosialisasi bagi
pengelola inkubator wirausaha dan UKM peserta inkubasi, melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap pengembangan kinerja inkubator wirausaha serta
pengembangan jejaring internasional untuk inkubator wirausaha dengan Malaysian
Industry-Goverment Group for High Technology (MiGHT) untuk wilayah ASEAN.
Kegiatan yang telah dilaksanakan akan dilanjutkan pada tahun 2016. Beberapa
kegiatan tahun 2015 yang perlu di tindak lanjuti antara lain :
1. Melakukan evaluasi inkubator wirausaha dan UKM peserta inkubasi yang layak
memperoleh insentif pendanaan dari pemerintah pusat dan daerah yang akan
dilakukan pada tahun 2016;
2. Melakukan pemetaan terhadap bidang usaha inkubator wirausaha yang akan
dilakukan pada tahun 2016 melalui pembuatan database inkubator; dan
3. Mengembangkan sertifikasi profesi pengelola inkubator wirasuaha yang akan
dilakukan pada tahun 2017.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut;
e. Berdasarkan hasil FGD dan monitoring yang telah Tim lakukan, diperlukan
adanya skema pembiayaan inkubator wirausaha oleh lembaga yang
bertanggung jawab tentang pendirian inkubator di Indonesia.
f. Hasil monitoring terhadap pemerintah daerah dan perguruan tinggi
menunjukkan bahwa diperlukan peningkatan kerjasama dan diperlukan
juga sumber daya manusia yang fokus mengelola inkubator wirausaha di
setiap unit inkubator.
g. Belum adanya SOP dalam kriteria pembentukan inkubator secara nasional.
h. Belum adanya database secara terintegrasi dan online secara nasional, untuk
melihat data inkubator, tenant, sektor usaha, dan omset usaha, serta jumlah
tenaga kerja yang terserap dari adanya inkubator.
3.2. Tindak Lanjut Kedepan
Tindak lanjut/saran untuk pengembangan inkubator wirausaha antara lain:
e. Peraturan khusus terkait dengan proses skema pembiayaan inkubator
wirausaha;
f. Perlu dikembangkan berbagai skema kerjasama selain dengan dinas-dinas
pemerintah daerah yaitu dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Keagamaan,
Lembaga Swadaya Masyarakat, Kelompok Tani dan Koperasi;
g. Perlu dibuatnya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam kriteria
pembentukan Inkubator secara nasional. SOP yang dibangun terdiri dari
standar-standar; pembagian sektor dan wilayah inkubator; bisnis proses dan
skema pendanaan.
Standar terdiri dari kriteria pembentukan inkubator; pihak yang
menentukan pembentukan inkubator; pendaftaran dan registrasi inkubator
ke dalam database nasional inkubator; proses seleksi tenant dan evaluasi
pelaksanaan inkubator;
h. Perlu dibuatnya database secara terintegrasi dan online secara nasional, untuk
melihat data inkubator, tenant, sektor usaha, dan omset usaha, serta jumlah
tenaga kerja.
Kendala pengembangan inkubator wirausaha:
e. Pembiayaan kegiatan inkubator wirausaha;
f. Belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam kriteria
pembentukan Inkubator secara nasional;
g. Database Inkubator belum terbentuk secara nasional dan terintegrasi;
h. Wadah jejaring nasional belum terbentuk untuk mengakomodir program
pengembangan inkubator.