Laporan Tetap Phph Laba Laba

10
LAPORAN TETAP PENGENDALIAN HAYATI DAN PENGELOLAAN HABITAT Nama : Riduan Tanggal : 13 Maret 2015 NIM : 05121007011 Asisten : Kelas : B 1. Aji Artanto Judul : Laba- Laba Predator 2. Lilian Rizkie 3. Rezalina Indra P 4. Anita Sari 5. Windy Lumban G 6. Linda Sari NILAI : I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laba-laba, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau semuanya

description

laba-laba

Transcript of Laporan Tetap Phph Laba Laba

LAPORAN TETAPPENGENDALIAN HAYATI DAN PENGELOLAAN HABITAT

Nama: RiduanTanggal : 13 Maret 2015NIM: 05121007011Asisten :Kelas: B1. Aji ArtantoJudul: Laba- Laba Predator2. Lilian Rizkie 3. Rezalina Indra P4. Anita Sari5. Windy Lumban G6. Linda SariNILAI :

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangLaba-laba, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau semuanya berkaki delapan dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba disebut arachnologi. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia Tubuh laba-laba terbagi dalam dua bagian, yaitu sefalotorakas (prosoma) yang merupakan gabungan antara torakas dan kepala di bagian depan dan belakang adalah abdomen (ophistosoma). Di daerah sefalotorak terdapat khelisera, pedipalpi, mata dan tungkai Khelisera merupakan sepasang organ yang digunakan untuk menaklukkan mangsa atau menggigit sebagi bentuk pertahanan kalau terancam. Pada beberapa kelompok laba-laba alat ini digunakan sebagai alat menggali (pada kelompok laba-laba penjerat), untuk mengangkut mangsa dan membawa kantung telur pada beberapa labah-labah lainnya. Setiap khelisera terdiri atas bagian dasar yang kuat (paturon) dan bagian gigi taring yang dapat bergerak (fang). Fang ini terletak di dalam celah dan akan bergerak saat berfugsi. Di dekat bagian ujung setiap fang terdapat lubang halus tempat keluarnya venom, yang berasal dari kelenjar venom di bagian dasar kelisera. Mulut laba-laba terletak tepat di belakang kelisera. Sebagian besar laba-laba mempunyai 8 mata terletak di bagian depan sefalotoraks.Mata laba-laba berupa mata sederhana (ocelli) biasanya jumlahnya tiga atau empat pasang mata terletak pada bagian atas sefalotoraks tersusun dalam dua baris. Susunan mata pada sefalotoraks di setiap spesies konstan. Susunan mata ini digunakan sebagai formula untuk membedakan beberapa famili dan genus. Sebagai contoh beberapa spesies Loxosceles mempunyai enam pasang mata sederhana. Sepasang pedipalpi pada laba-laba terdiri atas enam ruas, dan muncul persis di belakang mulut. Struktur ini sangat peka terhadap rangsangan dari luar. Pada laba-laba pradewasa dan betina dewasa, pedipalpi menyerupai tungkai, sedangkan pada yang jantan merupakan modifikasi alat kopulasi. Laba-laba jantan dapat dikenali oleh adanya pembesaran daerah ujung pedipalpi, dan umumnya berukuran lebih kecil daripada yang betina. 1.2. TujuanTujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui beberapa laba-laba predator .

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM2.1. Tempat dan WaktuPraktikum ini dilaksanakan di Laboratorium entomopatogen, Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Maret 2015 mulai pukul 10.00 WIB s/d 11.30 WIB.

2.2. Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain 1) makroskop 2) kertas milimeter, 3) ATK, 4) Kamera, Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain 1) Laba-laba predator

2.3. Cara KerjaAdapun cara kerja pada praktikum ini adalah :1. Siapkan alat dan bahan yang telah dibawa 2. Pastikan kertas milimeter di bawa lensa objektif3. Letakkan mumi kutu daun di bawa lensa objektif4. Atur pembesaran sampai mumi kutu daun terlihat jelas5. Amati dan ambilah gambar melalui lensa okuler.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 HasilDari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:FotoKlasifikasi

Ordo : AraneaeFamili : TetragnathidaeSpesies : Tetragnatha javana

Ordo : Famili : LycosidaeSpesies : Pardosa pseudoannulata

Ordo : AraneaeFamili : OxyopidaeSpesies : Oxyopes sp.

3.2 PembahasaSaat ini, wereng batang coklat telah menjadi hama global (the very important global pest ). Pada tahun 2010, selain Indonesia, hama ini juga menyerang pertanaman padi di China, Vietnam, Thai-land, India, Pakistan, Malaysia, Filipina, Jepang, dan Korea. Wereng batang coklat merupakan hama laten yang sulit dideteksi, tetapi keberadaannya selalu mengancam kestabilan produksi padi nasional. Serangan wereng batang coklat di lapangan ber-fluktuatif, mulai ringan sampai mencapai puncak perkembangannya saat terjadi ledakan yang menimbulkan puso/mati terbakar (hopperburn ). Wereng batang coklat menyerang langsung tanaman padi dengan mengisap cairan sel tanaman sehingga tanaman menjadi kering. Walaupun wereng adalah hama yang sangat sulit ditangani, sebenarnya alam mampu menjaga keseimbangan nya sendiri. Alam akan menjaga agar salah satu spesies populasinya tidak membludak dengan dikendalikan oleh spesies lain. Begitu juga dengan hama wereng, alam telah menyediakan predator-predator wereng yang secara alami akan mengendalikan jumlah wereng di pertanaman. Sayangnya banyak yang belum mengetahui apa saja predator-predator tersebut sehingga serangga predator-predator tersebut malah ikut dibasmi dengan insektisida.Selain serangga predator, laba-laba predator juga berperan penting dalam menekan populasi hama padi. Laba-laba pemburu, seperti P. pseudoannulata yang merupakan predator utama yang memangsa wereng berbagai spesies, baik wereng coklat, hijau, zigzag, dan punggung putih. Preap et al. (2001) menyatakan P. pseudoannulata mampu menyebabkan mortalitas wereng coklat hingga 100%. Kebanyakan laba-laba memang merupakan predator (pemangsa) penyergap, yang menunggu mangsa lewat di dekatnya sambil bersembunyi di balik daun, lapisan daun bunga, celah bebatuan, atau lubang di tanah yang ditutupi kamuflase. Beberapa jenis memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di atas tanah, batu atau pepagan pohon, sehingga tak perlu bersembunyi.Laba-laba penenun (misalnya anggota suku Araneidae) membuat jaring-jaring sutera berbentuk kurang lebih bulat di udara, di antara dedaunan dan ranting-ranting, di muka rekahan batu, di sudut-sudut bangunan, di antara kawat telepon, dan lain-lain. Jaring ini bersifat lekat, untuk menangkap serangga terbang yang menjadi mangsanya. Begitu serangga terperangkap jaring, laba-laba segera mendekat dan menusukkan taringnya kepada mangsa untuk melumpuhkan dan sekaligus mengirimkan enzim pencerna ke dalam tubuh mangsanya.Sedikit berbeda, laba-laba pemburu (seperti anggota suku Lycosidae) biasanya lebih aktif. Laba-laba jenis ini biasa menjelajahi pepohonan, sela-sela rumput, atau permukaan dinding berbatu untuk mencari mangsanya. Laba-laba ini dapat mengejar dan melompat untuk menerkam mangsanya.Bisa yang disuntikkan laba-laba melalui taringnya biasanya sekaligus mencerna dan menghancurkan bagian dalam tubuh mangsa. Kemudian perlahan-lahan cairan tubuh beserta hancuran organ dalam itu dihisap oleh si pemangsa. Berjam-jam laba-laba menyedot cairan itu hingga bangkai mangsanya mengering. Laba-laba yang memiliki rahang (chelicera) kuat, bisa lebih cepat menghabiskan makanannya dengan cara merusak dan meremuk tubuh mangsa dengan rahang dan taringnya itu. Tinggal sisanya berupa bola-bola kecil yang merupakan remukan tubuh mangsa yang telah mengisut.Beberapa laba-laba penenun memiliki kemampuan membungkus tubuh mangsanya dengan lilitan benang-benang sutera. Kemampuan ini sangat berguna terutama jika si mangsa memiliki alat pembela diri yang berbahaya, seperti lebah yang mempunyai sengat; atau jika laba-laba ingin menyimpan mangsanya beberapa waktu sambil menanti saat yang lebih disukai untuk menikmatinya belakangan.

IV. PENUTUP4.1. KesimpulanKesimpulan yang di dapat dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:1. Wereng coklat adalah salah satu mangsa bagi laba-laba.2. Laba-laba membuat jaring-jaring untuk memperangkap mangsa yang lewat.3. laba-laba melalui taringnya biasanya sekaligus mencerna dan menghancurkan bagian dalam tubuh mangsa 4. Beberapa jenis memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di atas tanah, batu atau pepagan pohon, sehingga tak perlu bersembunyi..5. Tungkai laba-laba Pardosa pseudoannulata lebih pendek dibandingkan dengan tetragnata javana.

4.2. Saran Saran untuk praktikum kali ini adalah di harapkan kesiapan para praktikan untuk mengikuti praktikum lebih di perhatikan, praktikan harus mempersiapkan bahan dan alat yang akan di praktikumkan sehingga dalam rangkaian praktikum tidak terhambat.