Laporan Terapan Aspirin

20
LAPORAN PRAKTIKUM TERAPAN ANALISIS KUANTITATIF ASPIRIN DALAM TABLET DENGAN TITRASI ASAM BASA OLEH: NI PUTU WIDAYANTI 0808105016 KELOMPOK 1

description

Laporan Terapan Aspirin Jurusan Kimia

Transcript of Laporan Terapan Aspirin

LAPORAN PRAKTIKUM TERAPANANALISIS KUANTITATIF ASPIRIN DALAM TABLET DENGAN TITRASI ASAM BASA

OLEH:

NI PUTU WIDAYANTI

0808105016

KELOMPOK 1

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2011

ANALISIS ASPIRIN DALAM TABLET DENGAN TITRASI ASAM BASA

I. TUJUAN

1. Mempelajari teknik-teknik titrasi asam basa.2. Mengetahui prinsip kerja titrasi asam basa.3. Menganalisis dan menentukan kadar aspirin dalam tablet dengan metode asidi-alkalimetri.4. Mengaplikasikan metode titrasi asam basa ke bidang lain, dalam kehidupan sehari-hari.II. DASAR TEORI

Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk menengah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia. Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini. Aspirin merupakan obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat ini diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Disamping berfungsi sebagai analgetik, aspirin juga digunakan sebagai antiplatelet untuk terapi stroke. Aspirin bekerja dengan menghambat pembentukan tromboksan yang merupakan senyawa yang berperan dalam proses pembekuan darah. Dengan dihambatnya tromboksan, maka terjadi hambatan pembekuan darah. Hambatan dalam proses pembekuan darah diharapkan dapat melancarkan aliran darah menuju otak yang tersumbat. Untuk terapi stroke, aspirin diberikan dalam dosis yang rendah. Hal ini dikarenakan pada pemberian dosis tinggi, aspirin berisiko menyebabkan terjadinya pendarahan yang tentunya akan memperparah kondisi pasien.Aspirin merupakan obat yang bekerja dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase secara tidak selektif, sehingga selain menghambat pembekuan darah, aspirin juga menghambat kerja prostaglandin sebagai salah satu faktor pelindung dinding saluran cerna. Oleh karenanya, aspirin harus diminum sesudah makan agar tidak mengiritasi lambung dan dihindari penggunaannya pada pasien dengan tukak lambung berat. Aspirin sebaiknya tidak digunakan untuk pasien dengan penyakit asma karena aspirin mempunyai efek samping bronkospasme (penyempitan pada saluran pernapasan) yang dapat memperparah asma yang diderita oleh pasien. Jadi, pasien asma yang mengalami stroke dapat menggunakan antiplatelet lain, misalnya klopidogrel, dipiridamol, tiklopidin, atau silostazol dengan tetap memperhatikan peringatan, kontraindikasi, dan efek samping dari masing-masing obat.Aspirin memiliki rumus molekul C9H8O4; Mr 180,157 g/mol; kerapatan 1,40 g/cm3; titik lebur 1350C (2750F); titik didih 1400C (2840F) serta kelarutan dalam air sebesar 3 mg/mL (200C).

Reaksi sintesis senyawa ini adalah sebagai berikut:

Asam salisilat asam asetat anhidrid

aspirin (asam asetat salisilat)Aspirin bersifat asam sehingga untuk mengetahui konsentrasi/ kadar aspirin dapat dilakukan dengan cara titrasi asam basa atau asidi alkalimetri (dengan NaOH atau KOH). Gugus asetil dalam reaksi netralisasi ini lebih sukar lepas daripada gugus karbonil, sehingga akan terjadi reaksi berikut:

Titrasi menggunakan indikator fenolftalein diakhiri saat terjadi perubahan warna (dari tidak berwarna menjadi merah muda) yang konstan selama kira-kira 15 detik. Jika larutan basanya berlebih maka akan terjadi reaksi berikut:

Titrasi asam-basa adalah suatu titrasi dimana terjadi reaksi asam basa/ netralisasi antara titran dan titrat. Jenis titrasi ini dapat dibedakan menjadi titrasi asidimetri, yaitu titrasi basa dengan suatu asam sebagai titran dan titrasi alkalimetri, yaitu titrasi dengan suatu basa sebagai titran.HCl + NaOH NaCl + H2O

Asam: HCl

H+ + Cl-

H+ + H2O H3O+

Basa: NaOH Na+ + OH-

Asam + Basa :

HCl + H2O H3O+ + Cl-

NaOH Na+ + OH-

H3O+ + OH- H2O

HCl + NaOH Na+ + Cl- + H2O

Secara umum titrasi asidimetri-alkalimetri adalah titrasi yang menyangkut reaksi asam dan basa, diantaranya: asam kuat-basa kuat asam kuat-basa lemah asam lemah-basa kuat

asam kuat-garam dari asam lemah basa kuat-garam dari basa lemah.Titik akhir titrasi ini mudah sekali dideteksi baik dengan indikator ataupun dengan mengikuti perubahan pH dengan pHmeter. Keasaman maupun kebasaan berbagai asam dan basa organik dapat ditingkatkan dengan cara melakukan titrasi dalam pelarut bukan air. Ini akan memberikan titik akhir yang lebih tajam dan juga memungkinkan titrasi terhadap asam atau basa yang lebih lemah.

Indikator asam-basa pada umumnya adalah senyawa organik yang bersifat asam atau basa lemah dan dalam larutan mengalami ionisasi sebagai berikut: Hin H+ + In-(bentuk asam)(bentuk basa)

Bila hanya salah satu bentuk-bentuk itu yang berwarna tertentu disebut indikator satu warna, misalnya timolftalein (tak berwarna biru), fenolftalein (tak berwarna merah muda). Bila kedua bentuk itu mempunyai warna yang berbeda disebut indikator dua warna, misalnya metil orange (merah orange), metil merah (merah kuning) dan banyak lainnya. Pada titrasi asam basa indikator yang dipilih harus dapat berubah warna tepat pada saat titik ekivalen tercapai.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan :

1. Pipet volume 10 ml

2. Pipet tetes

3. Elenmeyer

4. Corong gelas5. Mortar6. Buret

7. Gelas ukur

8. Statif

9. Klem

Bahan-bahan yang digunakan :

1. NaOH 0,5 M

2. Asam oksalat

3. Indikator fenolftalein (PP) 1%

4. Tablet aspirin

5. Alkohol

6. Aquades

IV. CARA KERJA

1. Pembakuan Larutan NaOH

Sebanyak 10,0 ml larutan baku asam oksalat didipet dengan pipet volume yang kering dan bersih, kemudian larutan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya ke dalam larutan tersebut ditambahkan sebanyak 2-3 tetes indikator fenolftalein (PP) 1%. Larutan dititrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakna dicatat. Titrasi diulangi 5 kali lagi. Molaritas rata-rata NaOH dihitung sampai empat angka dibelakang koma. 2. Analisis Aspirin

Sebuah tablet aspirin yang akan dianalisis ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml, kemudian dilarutkan dengan 10 ml aquades. Selanjutnya ke dalam erlenmeyer tersebut ditambahkan 25 ml alkohol netral. Larutan digoyang-goyangkan selama 5 menit lalu ditambahkan 2-3 tetes indikator fenolftalein (PP) 1%. Larutan dititrasi dengan larutan NaOH sampai timbul warna merah muda selama 1 menit. Volume NaOH yang digunakan dicatat. Titras diulangi 5 kali lagi. Kadar aspirin dalam tablet dihitung sebagai % (b/b).

V. DATA PENGAMATAN

1. Menentukan molaritas larutan baku primer asam oksalat (H2C2O4 . 2 H2O)

Berat asam oksalat= 6,3470 g Volume asam oksalat = 1 L = 1000 ml BM asam oksalat = 126,07 g/mol2. Menentukan molaritas larutan baku sekunder NaOH

Indikator yang digunakan: fenolftalein (PP) 1%

Perubahan warna yang terjadi: tak berwarna merah muda

Data penentuan molaritas larutan baku sekunder NaOH :

PercobaanVolume sampel (ml)Volume NaOH (ml)

110,05,50

210,05,00

310,05,50

410,05,00

510,05,40

610,05,25

3. Menetukan kadar aspirin dalam tablet

Merek tablet

: Aspirin

Kadar aspirin dalam tablet: 0,5 g

Indikator yang digunakan: fenolftalein (PP) 1%

Perubahan warna yang terjadi: tak berwarna merah muda

Data penentuan kadar aspirin dalam tablet :

PercobaanVolume sampel (ml)Volume NaOH (ml)

135,06,40

235,06,15

335,06,20

435,06,30

535,06,20

635,06,10

VI. PERHITUNGAN

1. Penentuan Molaritas Asam Oksalat (H2C2O4 . 2 H2O)

Diketahui : Berat asam oksalat= 6,3470 g Volume asam oksalat= 1 L = 1000 ml

BM asam oksalat

= 126,07 g/mol

Ditanya : Molaritas H2C2O4 . 2 H2O = . mol/L ?

Jawab :

[H2C2O4 . 2 H2O] = berat asam oksalat x 1

BM asam oksalat V

= 6,3470 g x 1

126,07 g/mol 1 L

= 0,0503 mol/L

Jadi, molaritas asam oksalat H2C2O4 . 2 H2O adalah 0,0503 mol/L

2. Penentuan Molaritas Larutan Baku Sekunder NaOH

Diketahui : V H2C2O4 = 10 ml

M H2C2O4 = 0,0503 mol/L = 0,0503 mmol/ml

Data Molaritas larutan baku sekunder NaOH :

PercobaanVolume sampel (ml)Volume NaOH (ml)

110,05,50

210,05,00

310,05,50

410,05,00

510,05,40

610,05,25

Ditanya : a. Molaritas NaOH pada percobaan 1 sampai 6 = mol/L ?

b. Molaritas rata-rata NaOH = mol/L ?

Jawab :

a. Molaritas NaOH pada percobaan 1 sampai 6 :

mol H2C2O4 = V H2C2O4 . 2 H2O x M H2C2O4 . 2 H2O

= 10,0 ml x 0,0503 mmol/ml

= 0,5030 mmol

H2C2O4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H2O

1 mol H2C2O4 bereaksi dengan 2 mol NaOH, maka :

mol NaOH = 2 x mmol H2C2O4

1

= 2 x 0,5030 mmol

1

= 1,0060 mmol

Titrasi 1

[NaOH] = mmol NaOH

ml NaOH

= 1,0060 mmol

5,50 ml

= 0,1829 mmol/ml

= 0,1829 M

Titrasi 2

[NaOH] = mmol NaOH

ml NaOH

= 1,0060 mmol

5,00 ml

= 0,2012 mmol/ml

= 0,2012 M

Titrasi 3

[NaOH] = mmol NaOH

ml NaOH

= 1,0060 mmol

5,50 ml

= 0,1829 mmol/ml

= 0,1829 M

Titrasi 4

[NaOH] = mmol NaOH

ml NaOH

= 1,0060 mmol

5,00 ml

= 0,2012 mmol/ml

= 0,2012 M

Titrasi 5

[NaOH] = mmol NaOH

ml NaOH

= 1,0060 mmol

5,40 ml

= 0,1863 mmol/ml

= 0,1863 M

Titrasi 6

[NaOH] = mmol NaOH

ml NaOH

= 1,0060 mmol

5,25 ml

= 0,1916 mmol/ml

= 0,1916 M

b. Molaritas rata-rata NaOH

M rata-rata = M

n

= (0,1829 + 0,2012 + 0,1829 + 0,2012 + 0,1863 + 0,1916) M

6

= 1,1461 M

6

= 0,1910 M

Jadi, molaritas rata-rata NaOH adalah 0,1910 M

PercobaanM (mol/L)Mrata-rata (M)MMrata-rata (M)MMrata-rata (M)

10,18290,1910-0,00810,0081

20,20120,19100,01020,0102

30,18290,1910-0,00810,0081

40,20120,19100,01020,0102

50,18630,1910-0,00470,0047

60,19160,19100,00060,0006

MMrata-rata = 0,0419

Simpangan rata-rata = MMrata-rata

n

= 0,0419 M

6

= 0,00698 M

Jadi, Molaritas NaOH adalah (0,1910 0,00698) M

3. Menentukan Kadar Aspirin Dalam Tablet

Diketahui : M rata-rata NaOH = 0,1910 M

Data analisis aspirin :

PercobaanVolume sampel (ml)Volume NaOH (ml)

135,06,40

235,06,15

335,06,20

435,06,30

535,06,20

635,06,10

Ditanya : a. Kadar aspirin dalam percobaan 1-6 sebagai % (b/b) = mol/L ?

b. Kadar rata-rata aspirin dalam % (b/b) = mol/L ?

Jawab

:

Titrasi 1

C9H8O4 + NaOH ( + H2O

mol NaOH = Vol. NaOH yang digunakan x Mrata-rata NaOH

= 0,00640 L x 0,1910 mol/L

= 0,0012224 mol

mol aspirin = 1/1 x 0,0012224 mol

= 0,0012224 mol

massa aspirin = mol x Mr

= 0,0012224 mol x 180,157g/mol

= 0,2202 g

kadar aspirin dalam tablet = 0,2202 g/0,5 g x 100%

= 44,04 % (b/b)

Titrasi 2

C9H8O4 + NaOH ( + H2O

mol NaOH = Vol. NaOH yang digunakan x Mrata-rata NaOH

= 0,00615 L x 0,1910 mol/L

= 0,00117465 mol

mol aspirin = 1/1 x 0,00117465 mol

= 0,00117465 mol

massa aspirin = mol x Mr

= 0,00117465 mol x 180,157g/mol

= 0,2116 g

kadar aspirin dalam tablet = 0,2116 g/0,5 g x 100%

= 42,32 % (b/b)

Titrasi 3

C9H8O4 + NaOH ( + H2O

mol NaOH = Vol. NaOH yang digunakan x Mrata-rata NaOH

= 0,00620 L x 0,1910 mol/L

= 0,0011842 mol

mol aspirin = 1/1 x 0,0011842 mol

= 0,0011842 mol

massa aspirin = mol x Mr

= 0,0011842 mol x 180,157g/mol

= 0,2133 g

kadar aspirin dalam tablet = 0,2133 g/0,5 g x 100%

= 42,66 % (b/b)

Titrasi 4

C9H8O4 + NaOH ( + H2O

mol NaOH = Vol. NaOH yang digunakan x Mrata-rata NaOH

= 0,00630 L x 0,1910 mol/L

= 0,0012033 mol

mol aspirin = 1/1 x 0,0012033 mol

= 0,0012033 mol

massa aspirin = mol x Mr

= 0,0012033 mol x 180,157g/mol

= 0,2168 g

kadar aspirin dalam tablet = 0,2168 g/0,5 g x 100%

= 43,36 % (b/b)

Titrasi 5

C9H8O4 + NaOH ( + H2O

mol NaOH = Vol. NaOH yang digunakan x Mrata-rata NaOH

= 0,00620 L x 0,1910 mol/L

= 0,0011842 mol

mol aspirin = 1/1 x 0,0011842 mol

= 0,0011842 mol

massa aspirin = mol x Mr

= 0,0011842 mol x 180,157g/mol

= 0,2133 g

kadar aspirin dalam tablet = 0,2133 g/0,5 g x 100%

= 42,66 % (b/b)

Titrasi 6

C9H8O4 + NaOH ( + H2O

mol NaOH = Vol. NaOH yang digunakan x Mrata-rata NaOH

= 0,00610 L x 0,1910 mol/L

= 0,0011651 mol

mol aspirin = 1/1 x 0,0011651 mol

= 0,0011651 mol

massa aspirin = mol x Mr

= 0,0011651 mol x 180,157g/mol

= 0,2099 g

kadar aspirin dalam tablet = 0,2099 g/0,5 g x 100%

= 41,98 % (b/b)

Kadarrata-rata aspirin dalam tablet (y) = (44,04 + 42,32 + 42,66 + 43,36 + 42,66 + 41,98) %

6

= 257,02 %

6

= 42,84 % (b/b)

Percobaanx % (b/b)y % (b/b)(x-y) % (b/b)| x-y | % (b/b)

144,0442,841,21,2

242,3242,84-0,520,52

342,6642,84-0,180,18

443,3642,840,520,52

542,6642,84-0,180,18

641,9842,84-0,860,86

| x-y | = 3,46

Simpangan rata-rata = | x-y |

n

= 3,46

6

= 0,58 % (b/b)

Jadi, kadar aspirin dalam tablet = (42,84 0,58) % (b/b)

IV. PEMBAHASAN

A. Pembakuan NaOHDalam percobaan ini, larutan NaOH dibakukan dengan cara titrasi asam basa karena sesuai dengan prinsip titrasi asidi-alkalimetri yaitu penetapan kadar secara kuantitatif terhadap suatu senyawa dengan cara mereaksikannya dengan suatu larutan baku yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat. Dimana titrat yang digunakan adalah H2C2O4 yang merupakan asam lemah. Adapun indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah indikator fenolftalein (Pp). Untuk memudahkan pengamatan saat tercapainya titik akhir titrasi, sebelum titrasi dilakukan, ke dalam larutan H2C2O4 dengan 3-5 tetes indikator fenolftalein. Dimana saat tercapainya titik akhir titrasi, terjadi perubahan warna larutan dari tidak berwarna mmenjadi berwarna merah muda (pink). Persamaan reaksi yang terjadi adalah:H2C2O4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2H2O

Proses titrasi ini dilakukan sebanyak 6 kali, dimana pada titrasi I, titik akhir titrasi dicapai

V. KESIMPULAN

VI. DAFTAR PUSTAKA

Day, RA dan Underwood, 1986, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.

HAM, Mulyono, 2006, Kamus Kimia, Edisi Pertama, Bumi Aksara, Jakarta.