Laporan Tbm Kelapa
-
Upload
sandy-ad-darus -
Category
Documents
-
view
108 -
download
10
description
Transcript of Laporan Tbm Kelapa
LAPORAN MATA KULIAH ILMU TANAMAN PERKEBUNAN
(AGH 341)
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TBM KELAPA
KELOMPOK A4
Sandy Ramdhani A24100025
Rissa Rahmania A24100074
Widya Ningtyas A24110139
Givo Alsepan G24100012
Asisten :
Meyrinda Rizqillah
Dosen :
Dr. Ir. Suwarto, MSi.
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman serbaguna dan
mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut
pohon kehidupan karena hampir seluruh bagian dari pohon, akar, batang, daun,
dan buahnya dapat dipergunakan untuh kebutuhan manusia. Buah kelapa terdiri
dari sabut, tempurung, daging buah, dan air kelapa. Berat buah kelapa yang telah
masak kira-kira 2 kg/butir.
Dewasa kini tanaman kelapa dapat diolah menjadi minyak Virgin Coconut
Oil (VCO), kayu bahan bangunan kopra atap rumah gula, minuman keras
tradisional, kerajinan tangan, dan masih banyak lagi yang dikembangkan oleh
masyarakat Indonesia setelah merdeka dari rezim penjajahan Belanda. Oleh
karena itu, tanaman kelapa menjadi bahan ekspor bagi Indonesia dan menjadi
devisa negara dan telah mencapai prestasi pengekspor bahan mentah produk
kelapa kedua se-Asia.
Produk tanaman kelapa yang menghasilkan benefit dijadikan sebagai
kegiatan agribisnis bagi negara dan swasta, seperti diketahui bahwa produk
tanaman kelapa bahkan bisa menjadi devisa bagi negara. Namun, saat ini yang
begitu gencar membudidayakan tanaman kelapa adalah pihak swasta dilihat dari
kegiatan pemeliharaannya yang dilakukan secara rutin. Kegiatan budidaya
tanaman kelapa antara lain adalah pembibitan, pemeliharaan, dan pemanenan.
Pembibitan dilakukan dengan pemilihan bibit yang berkualitas dan tidak asal
memilih bibit. Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman, pemupukan, dan
penyiangan gulma di sekeliling tanaman dan pada tanaman tersebut. Gulma yang
tumbuh dibersihkan dengan radius 1.5 meter dari tempat tumbuh tanaman, gulma
yag tumbuh pada batang, dan pelepah tanaman juga dibersihkan dengan memanjat
tanaman tersebut. Area tunbuh tanaman kelapa yang telah dibersihkan akan
menjadi area pemupukan sehingga pupuk akan optimal diserap oleh tanaman
kelapa.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka banyak hal penting yang
perlu diperhatikan mulai dari saat pengolahan tanah, pemilihan bibit,
pemeliharaan bibit, penanaman, hingga pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan
kelapa meliputi penjarangan dan penyulaman, penyiangan, pembumbunan,
perempalan, pemupukan, penyiraman, serta pengendalian gulma. Di antara
kegiatan pemeliharaan yang paling mempengaruhi pertumbuhan kelapa adalah
pemupukan. Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur
hara yang dibutuhkan. Cara pemberian pupuk adalah dengan menyebar dalam
lingkaran mengelilingi tanaman. Dosis pupuk yang diberikan harus disesuaikan
dengan umur tanaman.
Tujuan
Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat :
1. Melakukan seleksi bibit yang baik untuk ditanam.
2. Membuat lubang tanam yang benar.
3. Menanam bibit kelapa.
4. Melakukan pengendalian gulma pada piringan pokok TBM kelapa.
5. Melakukan pemupukan TBM kelapa.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa (Cocos nucifera L.)
Kelapa merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Araceae dengan
genus Cocos. Tanaman ini merupakan tanaman yang sangat berguna bagi manusia
dan dapat dipergunakan seluruh bagiannya. Kelapa (Cocos nucifera L.) secara
alami tumbuh di pantai dan mencapai ketinggian 30 m. Buah kelapa adalah bagian
paling bernilai ekonomi. Sabut adalah bagian mesokarp berupa serat-serat kasar,
diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali sebagai
bahan bakar, wadah minuman, bahan baku kerajinan, dan arang aktif. Endosperma
merupakan buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat di
dinding dalam batok (daging buah kelapa) adalah sumber penyegar yang
mengandung beraneka enzim dan memiliki khasiat penetral racun dan
memberikan efek penyegar (Palungkun 1992).
Pada dasarnya hanya terdapat dua jenis kelapa yaitu kelapa genjah
(golongan nana) dan kelapa dalam (golongan typica), kemudian dikenal kelapa
hibrida yang merupakan kelapa hasil persilangan dua tetua terpilih (Yahya et al.
1985). Jenis kelapa lain yang saat ini dikenal adalah kelapa makapuno dan kelapa
kopyor. Berdasarkan Maria Buenea et al. (2003), kelapa makapuno merupakan
mutan kelapa dari Filipina yang memiliki karakteristik endosperma sangat lembut
dan seperti jelly yang mengisi semua ruangan batok kelapa. Menurut Sukendah
(2009), kelapa kopyor adalah kelapa mutan yang mempunyai endosperma
bergumpal-gumpal yang lepas dari tempurungnya. Abnormalitas endosperma
buah kelapa kopyor menyebabkan embrio dalam buah kelapa kopyor gagal
berkecambah. Endospermanya tidak dapat dimanfaatkan oleh embrio sebagai
sumber energi dalam proses perkecambahan.
Syarat Tumbuh Kelapa
Tanaman kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan
sempurna jika ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuhnya.
Walaupun beberapa syarat tumbuh dipenuhi, akan tetapi jika masih terdapat syarat
lain yang tidak terpenuhi, akan cukup sulit untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Secara garis besar, faktor yang paling menentukan keberhasilan
budidaya kelapa adalah faktor iklim dan tanah. Pada faktor iklim, pertumbuhan
tanaman kelapa dipengaruhi oleh curah hujan, intensitas sinar matahari, suhu,
kelembaban, keadaan angin dan ketinggian tempat.
Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1 300 – 2 300
mm/tahun, bahkan sampai 3 800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai
drainase yang baik. Keadaan angin berperan penting pada penyerbukan bunga
(untuk penyerbukannya bersilang) dan transpirasi tanaman. Selain itu, angin yang
kencang juga dapat membahayakan tanaman kelapa. Kelapa menyukai sinar
matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan sebagai sumber energi
fotosintesis. Dengan intensitas penyinaran yang cukup, tanaman kelapa dapat
tumbuh dan berproduksi dengan baik. Kisaran suhu yang baik untuk pertumbuhan
kelapa adalah ±27 oC. Pada masa pertumbuhan vegetatif, tanaman kelapa
menghendaki suhu minimal 21 oC, di mana di bawah suhu tersebut pertumbuhan
tanaman kelapa menjadi tidak baik. Pada umumnya, tanaman kelapa
membutuhkan iklim yang panas dan lembab.
Walaupun demikian kelembaban udara yang terlalu tinggi akan
berpengaruh buruk bagi tanaman, begitu juga dengan kelembaban yang terlalu
rendah. Kelapa akan tumbuh dengan baik pada kelembaban bulanan rata-rata 70 -
80 %, dengan kelembaban minimal 65 %. Bila kelembaban udara sangat rendah,
evapotranspirasi tinggi, tanaman kekeringan, buah jatuh lebih awal (sebelum
masak), tetapi bila kelembaban udara terlalu tinggi menimbulkan hama dan
penyakit.
Pada faktor tanah sebagai media tanam, jenis tanah, pH, ketersediaan air,
serta kemiringan lahan mempengaruhi pertumbuhannya. Karena tanaman kelapa
memiliki jenis akar serabut, maka jenis tanah yang paling sesuai untuk
pertumbuhannya adalah tanah yang gembur (berpasir) supaya peresapan air serta
tata udara berlangsung dengan baik. Selain itu, tanaman kelapa juga memerlukan
jenis tanah yang subur yang banyak mengandung unsur hara. Beberapa jenis tanah
yang cocok untuk perkebunan kelapa antara lain tanah aluvial, laterit, vulkanis,
berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu.
Beberapa persyaratan sifat fisik tanah yang cocok/dikehendaki oleh
tanaman kelapa adalah sebagai berikut :
a. Struktur tanah baik (granuler atau remah) dengan tata udara yang baik.
b. Peresapan air baik.
c. Permukaan air tanah cukup dalam sehingga dapat memenuhi kebutuhan bagi
perakaran tanaman kelapa, tapi tidak menimbulkan hambatan bagi aerasi udara
dalam tanah.
d. Keadaan air tanah selalu bergerak (tidak menggenang).
e. Tekstur tanah berpasir paling cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kelapa.
f. Solum (tubuh) tanah dalam sehingga dapat memberikan kesempatan pada akar
untuk tumbuh dengan bebas.
g. Tidak terdapat lapisan padas yang menghalangi pertumbuhan akar.
h. Tanah memiliki kandungan bahan organik dalam jumlah yang cukup.
Rentang pH yang baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa adalah pH 5 -
8, adapun pH optimumnya adalah pH 5.5 - 6.5. Pada tanah dengan pH di atas 7.5,
tidak terdapat keseimbangan unsur hara dan sering menunjukkan gejala-gejala
defisiensi besi serta mangan. Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0 -
3 %). Pada lahan yang tingkat kemiringan tinggi (3 – 50 %) harus dibuat teras
untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah
dan memperbaiki tanah yang mengalami erosi.
Organisme Pengganggu Tanaman Kelapa
Tanaman kelapa merupakan komoditas unggul yang meiliki nilai produksi
dan ekonomi tinggi. Salah satu permasalahan yang muncul dalam budidayanya
adalah gangguan hama dan penyakit yang dapat mengurangi produksi dari
produksi potensial yang dapat dihasilkan. Beberapa hama pada kelapa diantaranya
adalah hama penyerang pucuk (Oryctes rhinoceros), kumbang sagu
(Rhynchoporus feruginous), belalang pedang (Sexava nubila), kutu (Aspidiotus
sp), Parasa lepida, tupai, dan tikus. Dari segi penyakit, yang umumnya terjadi
pada kelapa adalah cendawan dan alga. Pengendaliannya dapat menggunakan
kultur teknis, yaitu perawatan tanaman sendiri, menjaga kelembaban, dan
menghilangkan gulma di sekitar pokok. Penggunaan pestisida digunakan apabila
serangan sudah melalui ambang ekonomi dan dapat mengurangi produksi secara
signifikan. Pestisida yang umumnya dipakai adalah Curater untuk mengendalikan
kumbang penggerek, Sevin 85 SP, Basudin 10G, Regent,, Dithane M-45 untuk
mengendalikan cendawan, dan Gliphosat untuk pengendalian gulma.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Praktikum dilakukan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor
pada Selasa, 26 Maret 2013. Ketinggian tempat Kebun Percobaan Cikabayan
adalah 240 m di atas permukaan laut (dpl).
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah bibit kelapa dalam
polybag, tiga kelapa TBM, dan pupuk (Urea, SP-36, dan KCl). Alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah dua buah sabit atau parang, dua buah
cangkul, satu buah garpu, dan satu buah ember.
Metode Pelaksanaan
a. Pembuatan lubang tanam dan penanaman
Setiap kelompok membuat lubang tanam dengan ukuran 60 cm x 60 cm x
60 cm dengan memisahkan top soil (tanah sampai kedalaman 20 cm dari
permukaan) dan subsoil. Sebelumnya, tanah dibersihkan dahulu dari gulma.
Setelah itu, polybag bibit dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke
lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung. Bekas polybag selanjutnya
digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari
lubang tanam. Lalu menimbun lubang di sekeliling bibit sampai penuh dan agak
dipadatkan agar bibit berdiri kokoh. Selanjutnya memberi pupuk campuran Urea,
SP-36, dan KCl dengan dosis pupuk Urea 200 g/pohon, pupuk SP-36 100
g/pohon, dan KCl 300 g/pohon. Setelah diberi pupuk, melalukan pengendalian
hama dan penyakit menggunakan Dithane-45 dan Supracide dengan konsentrasi
0.2 %.
b. Pemupukan TBM
Setiap kelompok melakukan pengendalian gulma pada piringan pokok
TBM kelapa. Piringan harus bersih dari gulma dengan kriteria W0 radius 1.5 m
dari batang Setelah itu, memberi pupuk Urea dengan dosis 200 g/pohon, SP-36
dengan dosis 100 g/pohon, dan KCl dengan dosis 300 g/pohon pada piringan
pokok TBM kelapa. Aplikasi pupuk Urea, SP-36, dan KCl diberikan dalam
bokoran dengan cara disebar merata.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Prestasi kerja yang dilakukan oleh kelompok A4 untuk penanaman dan
pemeliharaan pada lima tanaman kelapa belum menghasilkan ini adalah 45 menit
dengan jumlah pekerja empat orang sehingga perhitungannya sebagai berikut :
1. Waktu kerja: 45 menit = 0,75 jam
2. Perhitungan HOK: (catatan 1 HOK = 1 orang dengan 7 jam kerja) =
0,75 jam x 4 orang x (1 HOK/7 jam) = 0,428 HK
3. Prestasi kerja: = 11,68 pokok/HK
= = 0,086 Ha/HK
Dosis aplikasi Dithane M-45 30 gram/tangki
Konsentrasi formulasi : 30 g /15l = 2 g/l
Konsentrasi bahan aktif/liter : 80% x 2 g/l = 1.6 g/l
Dosis aplikasi Regent 50SC 30 ml/tangki
Konsentrasi formulasi : 30ml /15l = 2ml/l
Konsentrasi bahan aktif/liter : 50g/1000ml x 2 ml/l = 0,1 ml/l
Pembahasan
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komditas strategis yang memiliki
peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat
diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman
kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian besar manfaat tanaman kelapa
sehingga ada yang menamakannya sebagai “pohon kehidupan” (the three of life)
atau “pohon yang amat menyenangkan” (a heaven tree).
Bibit kelapa untuk keperluan budidaya dapat diperoleh dengan dua cara,
yakni pembibitan alamiah dan pembibitan buatan. Buah kelapa untuk bibit
sebaiknya diambil dari pohon induk yang unggul dan tumbuhnya baik atau sehat.
Syarat pohon induk yang baik adalah yang berumur antara 20 – 40 tahun,
produktivitasnya tinggi antara 80 – 100 buah per pohon per tahun, batangnya
kokoh dan lurus, memiliki jumlah tandan antara 12 – 16 tandan, dan harus bebas
dari hama dan penyakit. Bibit dari buah kelapa yang baik memiliki ciri berupa
bentuknya bundar agak lonjong, berukuran sedang, bobotnya berat, air buahnya
cukup, buahnya sudah masak atau tua, kulit sabutnya licin, tidak cacat, dan tidak
berpenyakit (Warisno 2003).
Lubang tanam untuk penanaman bibit kelapa harus dibuat 2 – 3 bulan
sebelum bibit dipindahkan. Tanah galian harus dipisahkan antara tanah atas (top
soil) dan tanah bawah (subsoil). Tanah bagian bawah digunakan untuk membuat
timbunan/tanggul sekeliling lubang untuk mencegah aliran air hujan masuk ke
dalam lubang. Ukuran lubang tergantung pada beberapa faktor, yaitu keadaan
tempat, tipe tanah, dan dalamnya permukaan air tanah. Pada umumnya untuk tipe
tanah yang berat dan padat dibuat lubang dengan ukuran lebih besar daripada
tanah-tanah ringan. Ukuran lubang berkisar antara 0.6 m x 0.6 m x 0.6 m sampai 1
m x 1 m x 1 m (Setyamidjaja 1984).
Untuk penanaman kelapa digunakan pupuk Rock Phospate (RP) yang
memiliki kandungan unsur fosfat cukup tinggi. Jenis ini merupakan pupuk slow
release. Pemberian pupuk rock phospate ini dilakukan pada awal atau selama
musim hujan dengan dosis 300 g/lubang tanam. Pada praktikum, kebutuhan
tanaman akan fosfat digantikan dengan mengaplikasikan SP-36 (mengandung 36
% fosfat) sebanyak 100 g/pohon. Pemupukan dilakukan saat musim hujan
bertujuan untuk menghindari terjadinya plasmolisis, yaitu keluarnya cairan dari
dalam tanaman kelapa. Kandungan utama dari pupuk urea adalah nitrogen
sebanyak 45 %, kandungan utama pupuk SP-36 adalah fosfor (P2O5) sebanyak 36
%, dan kandungan utama pupuk KCl adalah kalim (K2O) sebanyak 60 %.
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.
Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman
produksi melalui kompetisi. Gulma tumbuh hampir di mana saja dan
keberadaannya tidak diinginkan di area perkebunan karena akan bersaing dan
berebut unsur hara, menyumbat saluran drainase yang dapat menyebabkan areal
terendam air, menyulitkan evakuasi hasil panen, dan menurunkan produktivitas
kebun. Piringan di kebun kelapa harus dijaga agar selalu bersih dari gulma atau
rambatan LCC. Rambatan ini harus ditarik lepas dan keluar dari area piringan
untuk kemudian disemprot dengan herbisida yang tepat. Pada saat memberikan
pupuk, yang dapat menyerap hara yang diberikan tidak hanya tanaman tetapi juga
gulma yang ada di sekitar piringan dan tanaman. Oleh karena itu, sebelum
melakukan pemupukan, piringan, dan areal di sekitar tanaman dibersihkan dari
gulma. Piringan atau bokoran harus dibersihkan dari gulma agar pupuk yang
diberikan tidak diserap gulma. Pemeliharaan piringan juga dilakukan untuk
memperlebar radius piringan sesuai perkembangan tajuk. Selain itu, piringan yang
bersih akan mempermudah pemanenan. Gulma juga dapat menjadi inang
penyebab penyakit ataupun hama. Oleh karena itu, gulma harus dibersihkan dari
piringan. Pemupukan tidak dilakukan pada alur ujung bokoran karena disesuaikan
dengan posisi akar yang paling optimum untuk mengambil unsur hara yang
diberikan kepada kelapa. Selain itu, bila diberikan pada ujung bokoran, maka ada
kemungkinan tanaman kelapa akan bersaing dengan gulma yang masih ada pada
sekitar W0 yang dapat mengurangi efektivitas dari aplikasi pemupukan tersebut.
Pengendalian hama dan pennyekit juga dilkukan pada saat praktikum.
Kegiatan yang dilakukan berupa penyemprotan kelapa TBM dengan fungisida dan
insektisida. Fungisida yang dipakai adalah Dithane M-45 yang memiliki
kandungan bahan aktif mankozeb 80 % dengan dosis aplikasi 30 gram/tangki.
Fungisida ini digunakan untuk mengendalikan cendawan perusak daun maupun
batang. Insektisida yang dipakai adalah Regent 50SC dengan bahan aktif fipronil
50 g/l dengan dosis aplikasi 30 ml/tangki. Regent 50SC merupakan Insektisida
dan zat pengatur tumbuh sistemik berbentuk suspensi berwarna putih berdaya
racun kontak dan lambung untuk mengedalikan hama thrips parvispinus, kutu
daun myzus persicae, walang coklat, walang sangit.
Berdasarkan perhitungan prestasi kerja, kelompok A4 mencapai prestasi
kerja sebesar 0,086 Ha/HK yang berarti dalam 7 jam kerja jumlah luasan yang
dapat dikerjakan oleh setiap orang sebesar 0,086 Ha. Hasil ini terhitung kecil
apabila dibandingkan dengan standar pada perkebunan yang seharusnya dalam
satu HK dapat memperoleh luasan 2 Ha/HK. Prestasi kerja dipengaruhi oleh
pengalaman dari setiap praktikan serta efektivitas alat yang dipakai karena alat
kerja yang mendadak rusak ketika dipakai atau praktikan yang kurang terampil
dalam bekerja seringkali menyulitkan pekerjaan. Kurangnya koordinasi kelompok
pun menjadi salah satu faktor rendahnya prestasi kerja.
KESIMPULAN
Pemeliharaan TBM kelapa berguna untuk mengoptimalkan produktivitas
kelapa. Salah satu pemeliharaan TBM kelapa adalah pemupukan dan
pengendalian gulma pada piringan pokok. Pupuk urea, SP-36, dan KCl
diaplikasikan disekeliling piringan pokok TBM kelapa. Membersihkan gulma
pada bokoran harus dilakukan dengan kondisi W0, yaitu bebas dari gulma.
Penggunaan HK pada penanaman, pemupukan, dan pengendalian gulma pada
praktikum kali ini belum memenuhi target kebun. Prestasi kerja yang diperoleh
terukur kecil bila dibandingkan dengan prestasi kerja di perkebunan yang
seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buenea, M. 2003. Application of the improved embryo culture protocol for
commercial production of makapuno seedlings. Phillipines Journal of
Science. 132 (1): 1-11 June 2003.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2011. Buku Statistik Perkebunan Tahun 2009–
2011. Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian.
Setyamidjaja, Djoehana. 1984. Bertanam Kelapa. Kanisius. Yogyakarta.
Sukendah. 2009. Pembiakan in vitro dan analisis molekuler kelapa kopyor.
Disertasi. Institut Pertanian Bogor.
Palungkun, R. 1992. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta. 72
hal.
Warisno. 2003. Budi Daya Kelapa Genjah. Kanisius. Yogyakarta.