Laporan Tahunan DIT Ibu Th 2013

download Laporan Tahunan DIT Ibu Th 2013

of 69

description

Laporan Menkes

Transcript of Laporan Tahunan DIT Ibu Th 2013

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 i

    DIREKTORAT BINA KESEHATAN IBU

    DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI KIA

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 i

    KATA PENGANTAR

    Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Bina

    Kesehatan Ibu memiliki tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

    kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian

    bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bina kesehatan ibu. Dalam melaksanakan

    tugas tersebut, telah ditetapkan sasaran capaian kinerja sebagaimana tercantum

    pada dokumen Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 yang telah

    ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.01/60/I/2010.

    Pada tahun 2013 Direktorat Bina Kesehatan Ibu telah menyusun dan

    melaksanakan serangkaian kegiatan sesuai dengan yang direncanakan dan didukung

    melalui pembiayaan yang berasal dari berbagai sumber yang sah. Sebagai

    pertangungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan pengelolaan

    sumber daya tersebut, dengan ini kami sampaikan Laporan Tahunan Direktorat

    Bina Kesehatan Ibu Tahun Anggaran 2013, yang memberikan gambaran ringkas

    tentang pelaksanaan tugas dan fungsi, input, output, outcome, benefit dan impact

    terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Kesehatan Ibu.

    Jakarta, Januari 2014

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 ii

    IKHTISAR EKSEKUTIF

    Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan untuk Direktorat Bina

    Kesehatan Ibu pada tahun 2013 meliputi :

    1. Peningkatan persentase (%) ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan

    terlatih (cakupan Pn) menjadi 89%,

    2. Peningkatan persentase (%) ibu hamil mendapat pelayanan antenatal (cakupan

    K4) menjadi 93%, dan

    3. Peningkatan persentase (%) fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan

    pelayanan KB sesuai standar menjadi 90% (57.150 unit).

    Seluruh target yang menjadi indikator kinerja kegiatan Direktorat Bina Kesehatan

    Ibu tersebut pada tahun 2013 telah dapat dicapai, yaitu Cakupan Pn meningkat

    menjadi 90,88%, cakupan K4 meningkat menjadi 86,52%, serta Fasilitas pelayanan

    kesehatan yang mampu melayani KB sesuai standar meningkat menjadi 60.392 unit

    (95.10%). Capaian tersebut belum sampai bulan Desember 2013, masih dalam

    bulan November 2013 karena capaian Desember akan didapatkan pada awal bulan

    Februari.

    Pada aspek keuangan, realisasi anggaran bersumber dana APBN anggaran

    Kantor Pusat yang telah dilaksanakan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada tahun

    2013 sebesar 92.70%, dan APBN Dana Dekonsentrasi Kegiatan Pelayanan

    Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tahun 2013 sebesar 83,45% (untuk dana

    dekonsentrasi realisasi masih dapat berubah karena masih banyak laporan daerah

    yang SP2D nya belum tercatat), Sedangkan rata-rata realisasi anggaran pendukung

    bersumber dana hibah luar negeri (UNFPA, UNICEF, dan WHO) yang telah

    dilaksanakan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada tahun 2013 sebesar 86,58%.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 iii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar i

    Ikhtisar Eksekutif ii

    Daftar Isi iii

    BAB I ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN 1

    1. Hambatan Tahun Lalu 2

    2. Kelembagaan 5

    3. Sumber Daya 7

    BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA 11

    1. Dasar Hukum 11

    2. Tujuan, Sasaran, dan Indikator 11

    BAB III STRATEGI PELAKSANAAN 13

    1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran 13

    2. Hambatan Dalam Pelaksanaan Tujuan 13

    3. Terobosan yang Dilakukan 14

    BAB IV HASIL KERJA 15

    1. Pencapaian Tujuan Sasaran 15

    2. Pencapaian Kinerja 76

    3. Penyerapan Anggaran 59

    4. Upaya Meraih WTP dan Reformasi Birokrasi 63

    BAB V PENUTUP 65

    LAMPIRAN

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 1

    BAB I

    ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN

    Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pembangunan

    kesehatan dalam RPJMN 2010-2014 dan MDGs . Tren Angka Kematian Ibu

    semenjak tahun 1991 menunjukkan hasil 390 per 100.000 kelahiran hidup menjadi

    228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Sedangkan pada Tahun 2012,

    Angka SDKI secara nasional menunjukkan AKI sebesar 359 per 100.000 KH

    (angka kisaran 239 sd 478 per 100.000 KH.

    Dari tahun ke tahun, secara nasional, kualitas pelayanan kesehatan ibu dan

    reproduksi cenderung semakin membaik. Peningkatan ini sejalan dengan

    peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi.

    Cakupan kunjungan antenatal K1 tahun 2012 telah mencapai 96.61%, cakupan

    kunjungan antenatal K4 mencapai 90.18%, cakupan persalinan ditolong oleh

    tenaga kesehatan 88.64%, dan persentase peserta KB aktif mencapai 63,52%.

    Namun demikian, masih ditemukan disparitas derajat kesehatan ibu, baik antar

    wilayah maupun antar sosial ekonomi. Terjadinya disparitas tersebut antara lain

    disebabkan oleh faktor geografis khususnya di daerah tertinggal, perbatasan dan

    kepulauan, belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan fasilitas

    pelayanan kesehatan dan obat-obatan yang terjangkau, keterbatasan tenaga

    kesehatan dalam hal jumlah, jenis, mutu, distribusi, retensi, serta masih adanya

    hambatan finansial masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan ibu dan

    reproduksi termasuk KB yang disediakan oleh Pemerintah.

    Di samping disparitas derajat kesehatan ibu, pada saat ini Indonesia juga tengah

    menghadapi tantangan besar untuk mencapai target MDG 5 pada tahun 2015.

    Target tersebut adalah:

    a. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran

    hidup

    b. Peningkatan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi

    95%

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 2

    c. Peningkatan Contraceptive Prevalence Rate menjadi 65%

    d. Penurunan angka kelahiran pada remaja menjadi 30 per 1000 remaja usia

    15-19 tahun

    e. Peningkatan cakupan pelayanan antenatal minimal 1 kali kunjungan

    menjadi 95%

    f. Peningkatan cakupan pelayanan antenatal minimal 4 kali kunjungan

    menjadi 90%

    g. Penurunan unmet need KB menjadi 5%.

    Dari ketujuh target MDG 5 tersebut, target penurunan AKI adalah target yang

    diperkirakan paling sulit dicapai. Untuk menuju pemenuhan target MDGs,

    Kementerian Kesehaatan dalam waktu satu dekade terakhir berupaya maksimal

    dengan berpedoman pada konsep Continuum of care (pelayanan

    berkesinambungan) yang meliputi pelayanan kesehatan pada masa kehamilan,

    persalinan dan nifas. Pada saat ini, perhatian khusus dan program terobosan

    dalam upaya mempercepat penurunan AKI telah diperkuat dengan

    diluncurkannya Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian

    Ibu (RAN PP AKI) Tahun 2013-2015.

    Direktorat Bina Kesehatan Ibu menyadari betul bahwa upaya pencapaian target

    MDG 5 tersebut, khususnya penurunan AKI, mustahil dapat dilakukan sendiri,

    terlebih dengan berbagai keterbatasan sumber daya yang dimiliki tenaga,

    sarana prasarana, dan anggaran. Oleh karena itu, Direktorat Bina Kesehatan Ibu

    terus memperkuat kerja sama dengan berbagai lintas program dan lintas sektor

    terkait, termasuk pemerintah daerah, sektor swasta, organisasi profesi, kalangan

    akademisi, serta lembaga swadaya masyarakat baik dari dalam negeri maupun

    luar negeri.

    1. Hambatan Tahun Lalu

    Pada tahun 2012, banyak kemajuan yang sudah dicapai oleh Direktorat Bina

    Kesehatan Ibu. Indikator kesehatan ibu seluruhnya dapat tercapai dengan baik,

    kecuali untuk indikator cakupan pelayanan antenatal pertama (K1), cakupan

    pelayanan nifas (Kf) dan Contraceptive Prevalence Rate (CPR).

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 3

    Indikator, target, dan capaian indikator kegiatan Pembinaan Pelayanan

    Kesehatan Ibu dan Reproduksi tahun 2012 adalah sebagai berikut :

    No Indikator Target

    2012

    Capaian

    2012

    1 Persentase ibu hamil mendapat pelayanan

    Ante Natal Care (cakupan K1) 97% 96,61%

    2 Persentase ibu hamil yang mendapatkan

    pelayanan antenatal 4 kali (cakupan K4) 90% 90,18%

    3 Persentase ibu hamil, bersalin, dan nifas

    yang mendapatkan penanganan komplikasi

    kebidanan (cakupan PK)

    67% 68,41%

    4 Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh

    nakes terlatih (cakupan Pn) 88% 88,64%

    5 Persentase ibu nifas yang mendapatkan

    pelayanan (cakupan Kf) 88% 84,56%

    6 Persentase Pasangan Usia Subur yang

    menjadi peserta KB aktif (CPR) 63% 63,52%

    7 Persentase fasilitas pelayanan kesehatan

    yang memberikan pelayanan KB sesuai

    standar (faskes KB)

    75%

    (48.750)

    76,36%

    (49.633)

    8 Persentase Puskesmas mampu Pelayanan

    Kesehatan Reproduksi Terpadu . 83% 86.82%

    Terkait dengan indikator cakupan pelayanan antenatal pertama yang belum

    mencapai target disebabkan karena :

    a. Adanya perbedaan persepsi definisi operasional indikator K1 yang

    dilaporkan ke pusat baik dari pelaksana maupun dari pengelola

    program KIA, dimana masih ada beberapa daerah yang melaporkan K1

    hanya pada ibu hamil saat kunjungan pertama di trimester pertama saja

    padahal yang diharapkan adalah ibu hamil kunjungan pertama tanpa

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 4

    melihat umur kehamilannya karena untuk melihat jangkuan pelayanan

    kesehatan ke masyarakat.

    b. Belum optimalnya pendataan ibu hamil

    c. Belum optimalnya sistem pencatatan dan pelaporan melalui

    pendekatan PWS KIA sehingga masih ada pelayanan kesehatan

    swasta yang belum terlaporkan.

    Pada indikator kunjungan Nifas (Kf) , permasalahan yang dihadapi antara lain :

    a. Masih banyaknya persalinan ditolong oleh dukun dan dilakukan di

    rumah.

    b. Kurangnya pemahaman ibu hamil tentang pentingnya kunjungan nifas

    (pemeriksaan nifas pos partum)

    c. Masih kurangnya tenaga kesehatan (bidan) untuk melaksanakan

    kunjungan nifas ke rumah, apabila pasien tidak datang ke fasyankes

    d. Masih kurangnya bidan yang tinggal dan ada di desa.

    e. Masih kurangnya pemahaman petugas kesehatan dalam menentukan

    sasaran ibu bersalin dan nifas serta dalam merencanakan

    kunjungannya

    f. Belum optimalnya pencatatan dan pelaporan data KIA.

    Terkait indikator PK, permasalahan yang dijumpai di lapangan, masih adanya

    perbedaan pemahaman definisi operasional baik di pelaksana maupun

    pengelola program kesehatan ibu. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk

    menyamakan persepsi tersebut, disamping juga membangun atau

    memperbaiki sistem rujukan maternal dan neonatal yang efektif di tiap regional.

    Sedangkan pada indikator CPR, beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu :

    a. Kurangnya komitmen para pemangku kepentingan, baik pemerintah

    maupun non pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan KB,

    b. Masih rendahnya permintaan atas pelayanan KB akibat terjadinya

    perubahan nilai tentang jumlah anak ideal dalam keluarga,

    c. Belum optimalnya ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas

    Pelayanan KB, termasuk KIE dan Konseling,

    d. Masih tingginya kejadian kehamilan yang tidak diinginkan akibat

    tingginya unmet need dan ketidakberlangsungan penggunaan

    kontrasepsi,

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 5

    e. Masih tingginya kejadian kehamilan dan persalinan pada remaja

    perempuan usia 15-19 tahun.

    Permasalah belum tercapainya cakupan PKRT, antara lain:

    Pemahaman dan persepsi pengelola dan pelaksana program terhadap

    pelaksanaan puskesmas PKRT belum sama.

    Masih rendahnya pelaporan pelaksanaan puskesmas PKRT (laporan

    tahun 2013 yang memberikan laporan puskesmas PKRT hanya 20

    provinsi dari 33 provinsi)

    2. Kelembagaan

    Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Bina

    Kesehatan Ibu merupakan direktorat yang mengelola kegiatan kesehatan ibu.

    Direktorat Bina Kesehatan Ibu mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

    perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan teknis, evaluasi dan

    penyusunan laporan di bidang kesehatan ibu.

    Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Bina Kesehatan Ibu

    menyelenggarakan fungsi :

    a. Penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang bina kesehatan ibu

    hamil, bina kesehatan ibu bersalin dan nifas, bina kesehatan maternal

    dengan pencegahan komplikasi, bina keluarga berencana, dan bina

    perlindungan kesehatan reproduksi;

    b. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur

    di bidang bina kesehatan ibu hamil, bina kesehatan ibu bersalin dan

    nifas, bina kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, bina

    keluarga berencana, dan bina perlindungan kesehatan reproduksi;

    c. Pemberian bimbingan teknis di bidang bina kesehatan ibu hamil, bina

    kesehatan ibu bersalin dan nifas, bina kesehatan maternal dengan

    pencegahan komplikasi, bina keluarga berencana, dan bina

    perlindungan kesehatan reproduksi;

    d. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan teknis di

    bidang bina kesehatan ibu hamil, bina kesehatan ibu bersalin dan nifas,

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 6

    bina kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, bina keluarga

    berencana, dan bina perlindungan kesehatan reproduksi;

    e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

    Susunan Organisasi Direktorat Bina Kesehatan Ibu berdasarkan Permenkes

    No.1144/Menkes/Per/VIII/2010 adalah sebagai berikut:

    a. Sub Direktorat Bina Kesehatan Ibu Hamil

    b. Sub Direktorat Bina Kesehatan Ibu Bersalin dan Nifas

    c. Sub Direktorat Bina Kesehatan Maternal dengan Pencegahan

    Komplikasi

    d. Sub Direktorat Bina Keluarga Berencana

    e. Sub Direktorat Bina Perlindungan Kesehatan Reproduksi

    f. Sub Bagian Tata Usaha

    g. Kelompok Jabatan Fungsional (Jabfung)

    Direktur Bina Kes. Ibu

    Ka Sub BagTata Usaha

    Kepala Subdit Bina Kes. Ibu Hamil

    Kepala Subdit BinaKes. Bulin &

    Nifas

    Kepala Subdit Bina Kes. Maternal dg Penceg Komplik.

    Kepala Subdit Bina Perlindungan Kes. Reproduksi

    Kepala Subdit Bina Keluarga

    Berencana

    Kepala Seksi Standarisasi

    Kepala Seksi Standarisasi

    Kepala Seksi Standarisasi

    Kepala Seksi Standarisasi

    Kepala Seksi Standarisasi

    Kepala Seksi Bimbingan &

    Evaluasi

    KELOMPOK JABFUNG

    Kepala Seksi Bimbingan &

    Evaluasi

    Kepala Seksi Bimbingan &

    Evaluasi

    Kepala Seksi Bimbingan &

    Evaluasi

    Kepala Seksi Bimbingan &

    Evaluasi

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 7

    3. Sumber Daya

    a. Sumber Daya Manusia

    Sampai dengan Desember 2013, pegawai di lingkungan Direktorat Bina

    Kesehatan Ibu pada tahun 2013 berjumlah 49 orang, dengan rincian

    sebagai berikut:

    1) Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin

    No Uraian Perempuan Laki-Laki Jumlah

    1 Eselon II 1 0 1

    2 Eselon III 3 2 5

    3 Eselon IV 8 3 11

    4 Staf 23 9 32

    Total 35 14 49

    2) Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan

    No Uraian Perempuan Laki-Laki Jumlah

    1 S2 11 5 16

    2 S1 20 8 28

    3 D3 2 1 3

    4 SLTA 2 0 2

    5 SLTP 0 0 0

    6 SD 0 0 0

    Total 35 14 49

    3) Jumlah pegawai berdasarkan golongan

    No Uraian Perempuan Laki-Laki Jumlah

    1 Golongan IV 8 2 10

    2 Golongan III 25 11 36

    3 Golongan II 2 1 3

    Total 35 14 49

    Selain pegawai yang bertatus PNS, Direktorat Bina Kesehatan Ibu juga

    memiliki tenaga pegawai honorer sebanyak 6 orang.

    Pada tahun 2013, terdapat mobilisasi kepegawaian di Direktorat Bina

    Kesehatan Ibu, yaitu :

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 8

    Dilantiknya Kepala Seksi Standardisasi Subdit Bina Kesehatan Ibu

    Bersalin dan Nifas di Direktorat Bina Kesehatan Ibu, drg. Retna Ayu

    Wiarsih (sebelumnya bertugas sebagai staf di Subdit Bina Kesehatan

    Ibu Bersalin dan Nifas)

    Terdapat pengurangan 1 orang pegawai yaitu Kepala Seksi

    Standardisasi Subdit Bina Kesehatan Ibu Bersalin dan Nifas, dr. Marliza

    Elmida, MARS yang mengalami proses mutasi ke Rumah Sakit

    Ketergantungan Obat (RSKO) Kementerian Kesehatan RI.

    b. Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana yang ada di Direktorat Bina Kesehatan Ibu sampai

    dengan Tahun Anggaran 2013, meliputi:

    Kode Barang Nama Barang Jumlah

    Kondisi

    Baik Rusak Ringan

    Rusak Berat

    1 2 3 4 5 6

    13311 PERALATAN DAN MESIN

    3.01.03.07.001 Mobil Workshop 1

    1 unit

    3.02.01.01.001 Sedan 1 1 unit

    3.02.01.02.003 Mini Bus ( Penumpang 14 Orang Kebawah )

    3

    3 unit

    3.02.01.04.001 Sepeda Motor 4 2 unit 2 unit

    3.02.01.05.018 Mobil Unit Kesehatan Masyarakat

    4

    4 unit

    3.05.01.01.002 Mesin Ketik Manual Standard (14-16 inci)

    1

    1 buah

    3.05.01.03.007 Mesin Fotocopy Folio 3

    1 buah

    2 buah

    3.05.01.04.001 Lemari Besi/Metal 10

    4 buah

    2 buah 4 buah

    3.05.01.04.002 Lemari Kayu 5

    1 buah

    1 buah 3 buah

    3.05.01.04.003 Rak Besi 2

    2 buah

    3.05.01.04.005 Filing Cabinet Besi 25

    12 buah

    13 buah

    3.05.01.04.007 Brandkas 3

    1 buah 2 buah

    3.05.01.05.001 Tabung Pemadam Api 1

    1 buah

    3.05.01.05.028 Over Head Projector 5

    5 buah

    3.05.01.05.048 LCD Projector/Infocus 2

    2 buah

    3.05.02.01.001 Meja Kerja Besi/Metal 40

    40 buah

    3.05.02.01.002 Meja Kerja Kayu 3

    1 buah 2 buah

    3.05.02.01.003 Kursi Besi/Metal 18

    18 buah

    3.05.02.01.008 Meja Rapat 2

    2 buah

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 9

    3.05.02.01.012 Meja Ketik 5

    3 buah

    2 buah

    3.05.02.01.013 Meja Telepon 1

    1 buah

    3.05.02.01.020 Kursi Fiber Glas/Plastik 39

    39 buah

    3.05.02.02.003 Jam Elektronik 7

    7 buah

    3.05.02.04.001 Lemari Es 3

    2 buah 1 buah

    3.05.02.04.003 A.C Window 3

    3 buah

    3.05.02.04.004 A.C. Split 2

    2 buah

    3.05.02.04.020 Camera Video 1

    1 buah

    3.05.02.06.046 Handy Cam 1

    1 buah

    3.06.01.02.103 Betacam Recorder/player 3

    3 buah

    3.06.01.02.107 Layar Film/projector 7

    7 buah

    3.06.01.02.162 Duplicator Vcd 6

    6 buah

    3.06.02.01.010 Facsimile 1

    1 buah

    3.07.01.01.127 Kursi Dorong 32

    16 buah

    16 buah

    3.07.01.04.108 Kursi Zeis 21

    9 buah

    11 buah 1 buah

    3.08.01.07.014 Pesawat Kip 5

    5 buah

    3.08.01.13.081 TV Monitor 3

    2 buah 1 buah

    3.09.04.02.031 Kamera Digital 1

    1 buah

    3.05.04.07.035 Finger Print Kamera 1

    1 buah

    3.10.02.03.003 Printer (Peralatan Personal Komputer)

    80 55

    buah 25 buah

    3.10.01.02.001 P.C Unit 106

    55 buah

    51 buah

    3.10.01.02.003 Note Book 39

    26 buah

    13 buah

    3.10.02.03.004 Scanner (Peralatan Personal Komputer)

    5 5

    buah

    3.10.02.03.017 External/Portable Hard disk 4

    4 buah

    c. Sumber Daya Anggaran

    Total anggaran kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan

    Reproduksi tahun 2013 pada awal tahun berjumlah Rp 119.477.437.000,-

    yang terdiri dari :

    1) Anggaran Kantor Pusat Direktorat Bina Kesehatan Ibu

    Rp 33.377.437.000,-

    2) Anggaran Dekonsentrasi Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan

    Reproduksi Rp 86.100.000.000,-.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 10

    Kemudian pada bulan Agustus 2013, dilakukan efisiensi anggaran

    kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi tahun

    2013, sehingga anggaran yang semula berjumlah Rp 119.477.437.000,-

    menjadi Rp 92.580.385.000,-, yang terdiri dari:

    1) Anggaran Kantor Pusat Direktorat Bina Kesehatan Ibu

    Rp 27.473.575.000,-

    2) Anggaran Dekonsentrasi Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan

    Reproduksi Rp 65.106.810.000,-

    Selain anggaran bersumber dana APBN, Direktorat Bina Kesehatan Ibu

    juga mengelola dana pendukung bersumber hibah luar negeri sejumlah

    Rp 5.680.150.000, yang terdiri dari:

    1) Hibah UNFPA: Rp 2.437.416.000,-

    2) Hibah UNICEF: Rp 2.126.557.000,-

    3) Hibah WHO: Rp 1.116.177.000,-

    4) Hibah GF ATM AIDS : Rp 3.686.353.300,-

    5) Hibah GF ATM malaria : Rp 334.295.000

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 11

    BAB II

    TUJUAN DAN SASARAN KERJA

    1. Dasar Hukum

    a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional

    b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

    c. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

    d. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan

    Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

    e. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan

    Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota

    f. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014

    g. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang

    Berkeadilan

    h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

    i. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana

    Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014

    j. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/Menkes/SK/2010 tentang

    Penetapan Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat

    k. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1099/Menkes/SK/VI/2011 tentang

    Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014

    l. Pakta Integritas Menteri Kesehatan RI

    2. Tujuan, Sasaran, dan Indikator

    Mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014,

    tujuan kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi adalah

    meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 12

    Sasaran kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi tahun

    2013 adalah :

    a. Meningkatnya kesehatan ibu hamil melalui pelayanan antenatal sekurang-

    kurangnya empat kali bagi 93% ibu hamil

    b. Meningkatnya kesehatan ibu bersalin melalui pelayanan pertolongan

    persalinan oleh tenaga kesehatan bagi 89% ibu bersalin

    c. Meningkatnya kualitas pelayanan Keluarga Berencana melalui peningkatan

    kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan

    Keluarga Berencana sesuai standar sebanyak 90% (57.150 unit) fasilitas

    Indikator kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi tahun

    2013 yang tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2013 dan

    Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 meliputi:

    RKP RPJMN RENSTRA TARGET

    2013

    1. Persentase ibu

    bersalin yang

    ditolong oleh nakes

    terlatih (cakupan Pn)

    1. Persentase ibu

    bersalin yang

    ditolong oleh nakes

    terlatih (cakupan Pn)

    1. Persentase ibu

    bersalin yang

    ditolong oleh nakes

    terlatih (cakupan Pn)

    89%

    2.Persentase ibu

    hamil yang

    mendapatkan

    pelayanan antenatal

    (cakupan kunjungan

    kehamilan empat

    kali (K4))

    2. Persentase ibu

    hamil yang

    mendapatkan

    pelayanan antenatal

    (cakupan kunjungan

    kehamilan empat

    kali (K4))

    2. Persentase ibu

    hamil yang

    mendapatkan

    pelayanan antenatal

    (cakupan kunjungan

    kehamilan empat

    kali (K4))

    93%

    3. Persentase

    fasilitas pelayanan

    kesehatan yang

    memberikan

    pelayanan KB

    sesuai standar

    3. Persentase

    fasilitas pelayanan

    kesehatan yang

    memberikan

    pelayanan KB

    sesuai standar

    3. Persentase

    fasilitas pelayanan

    kesehatan yang

    memberikan

    pelayanan KB

    sesuai standar

    90%

    (57.150)

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 13

    BAB III

    STRATEGI PELAKSANAAN

    1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

    a. Memperkuat fungsi Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan

    Kabupaten/Kota dalam manajemen program kesehatan ibu dan reproduksi

    termasuk KB.

    b. Memperkuat fungsi Puskesmas dan jaringannya sebagai ujung tombak

    pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi termasuk pelayanan KB.

    c. Memperkuat sistem rujukan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi

    termasuk pelayanan KB.

    d. Memperkuat jejaring kerja sama lintas program dan lintas sektor dalam

    program kesehatan ibu dan reproduksi termasuk KB

    e. Memperkuat pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan

    ibu dan reproduksi termasuk KB

    f. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa Pemerintah untuk mendukung

    pelaksanaan kegiatan baik di tingkat Pusat maupun di daerah

    2. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi

    a. Pendekatan continuum of care dalam pelayanan kesehatan ibu dan

    reproduksi belum sepenuhnya dapat terpenuhi.

    b. Persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan

    baru mencapai 66,1%. Masih banyak persalinan dilakukan di rumah.

    c. Masih banyak Bidan di Desa yang tidak tinggal di desa tempat tugasnya.

    d. Pelayanan KB masih didominasi oleh metode kontrasepsi jangka pendek

    (pil dan suntik). Untuk menurunkan kehamilan 4 Terlalu, diperlukan

    metode kontrasepsi jangka panjang (IUD, susuk)

    e. Kepatuhan terhadap standar pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan

    dasar dan rujukan belum seperti yang diharapkan (antara lain karena

    kurangnya Bidan Kit, IUD Kit, Partus Kit, PONED Kit, dan PONEK Kit)

    f. Penggantian pengelola program cukup sering, sehingga mempengaruhi

    kelancaran pelaksanaan program di provinsi dan kabupaten/kota

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 14

    g. Pejabat/pengelola/penanggungjawab program tidak mempunyai latar

    belakang kesehatan, sehingga terjadi kesenjangan informasi

    3. Terobosan yang Dilakukan

    a. Launching Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka

    Kematian Ibu Tahun 2013-2015

    b. Pengembangan pelayanan antenatal terpadu (malaria, gizi, HIV-

    AIDS, imunisasi)

    c. Pengembangan model pemberdayaan masyarakat dalam

    meningkatkan kesehatan ibu melalui:

    1) Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil

    2) Penguatan kemitraan bidan dan dukun

    3) Pengembangan Rumah Tunggu Kelahiran

    d. Penguatan pelaksanaan program Jaminan Persalinan

    e. Penguatan sistem rujukan maternal di tingkat kabuaten / kota serta

    provinsi.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 15

    BAB IV

    HASIL KERJA

    1. Pencapaian Tujuan dan Sasaran

    a. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu

    Hamil

    Upaya pencapaian tujuan dan sasaran pembinaan pelayanan kesehatan

    ibu hamil terdiri dari dari beberapa kegiatan, yaitu :

    1) Pengembangan Kelas Ibu Hamil bagi Provinsi dengan Cakupan K4

    Rendah

    2) Penguatan Pelayanan ANC Terpadu Bagi Provinsi Dengan Kematian

    Ibu Tinggi

    3) Evaluasi Pelaksanaan PPIA di Provinsi dengan Kasus HIV Tinggi

    4) Fasilitasi, Advokasi, Supervisi dan Bimtek Daerah tentang Peningkatan

    Akses dan Kualitas Pelayanan Antenatal

    5) Pertemuan Koordinasi LP/LS dalam Peningkatan ANC Terpadu dan

    Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil

    6) Pengadaan Barang dan Jasa

    Secara lebih rinci, kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut adalah

    sebagai berikut:

    1. Pengembangan Kelas Ibu Hamil bagi Provinsi dengan Cakupan K4

    Rendah

    Kegiatan ini bertujuan untuk (1) meningkatkan pemahaman pengelola

    program KIA provinsi dalam melakukan pengembangan kelas ibu hamil;

    (2) menfasilitasi pengembangan pelaksanaan kelas ibu hamil di provinsi

    dengan cakupan K4 rendah; serta (3) memfasilitasi penyusunan

    rencana tindak lanjut tingkat kabupaten/kota dan provinsi dalam upaya

    pengembangan kelas ibu hamil di provinsi dengan cakupan K4 rendah.

    Kegiatan ini berupa pertemuan dilaksanakan di Kota Bandung dengan

    mengundang 10 provinsi (Jawa Barat, Kepulauan Riau, Aceh, Banten,

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 16

    Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Papua dan

    Papua Barat)

    Jumlah peserta pusat 19 orang yang terdiri dari pelaksana (Direktorat

    Bina Kesehatan Ibu), Lintas Program (Direktorat Bina Kesehatan Anak,

    Direktorat Bina Gizi, Direktorat Kesehatan Jiwa, dan Pusat Promosi

    Kesehatan) dan narasumber (Ikatan Bidan Indonesia, Direktorat

    Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Pengendalian Penyakit

    Bersumber Binatang).

    Jumlah peserta provinsi 14 orang (kepala dinas kesehatan Provinsi

    Jawa Barat, Kabid Pelayanan Kesehatan dinkes Provinsi Jawa Barat,

    Kasi KIA dan Gizi dinkes Provinsi Jawa Barat serta pengelola program

    KIA dari 10 dinkes provinsi). Jumlah peserta kabupaten/kota 47 orang

    (berasal dari 11 kabupaten) yakni pengelola program KIA

    kabupaten/kota, Kepala Puskesmas, dan Bidan Koordinator dan Bidan

    Desa Puskesmas terpilih.

    Pertemuan dilaksanakan selama 4 hari dengan total anggaran sebesar

    Rp 501.635.000 dengan realisasi Rp 420.118.000 ( 84%). Luaran

    (output) kegiatan ini berupa 1 laporan pelaksanaan kegiatan, dengan

    hasil (outcome) meningkatnya komitmen pengelola dan pelaksana

    program kesehatan ibu dalam pengembangan pelaksanaan Kelas Ibu

    Hamil yang akan mendukung bertambahnya jumlah kelas ibu hamil

    yang terbentuk khususnya di provinsi dengan cakupan K4 rendah.

    2. Penguatan Pelayanan ANC Terpadu Bagi Provinsi Dengan

    Kematian Ibu Tinggi

    Kegiatan ini bertujuan (1) meningkatkan pemahaman pengelola

    program KIA provinsi, kabupaten/kota, dan puskesmas dalam

    melakukan pengembangan pelayanan antenatal terpadu, (2)

    memfasilitasi penyusunan rencana tindak lanjut di tingkat provinsi,

    kabupaten/kota dan puskesmas dalam upaya pengembangan

    pelayanan antenatal terpadu.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 17

    Kegiatan ini berupa pertemuan dilaksanakan di Kota Yogyakarta

    dengan mengundang 11 provinsi (Sumatera Barat, Aceh, Nusa

    Tenggara Barat, Riau, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Banten,

    Bengkulu, Jambi, Lampung, dan Daerah Istimewa Yogyakarta) dan 11

    kab/kota terpilih dari masing-masing provinsi.

    Jumlah peserta pusat 15 orang yang terdiri dari pelaksana (Direktorat

    Bina Kesehatan Ibu, Direktorat P2PL, Direktorat Bina Gizi Masyarakat,

    PP POGI, dan PP IBI.

    Jumlah peserta provinsi 16 orang (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

    DIY, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Provinsi DIY, Kasie

    KIA Dinkes Provinsi DIY, Pengelola Program KIA Dinkes Provinsi DIY,

    Pengelola Program P2PL Dinkes Provinsi DIY, Pengelola Program Gizi

    Dinkes Provinsi DIY, serta Pengelola Program KIA dari masing-masing

    provinsi)

    Jumlah peserta kabupaten/kota sebanyak 44 orang (masing-masig 4

    orang per kabupaten/kota) yakni 1 orang Pengelola Program KIA, 1

    orang Kepala Puskesmas, 1 orang Bidan Koordinator dan 1 orang

    bidan desa yang berasal dari Puskesmas yang sudah melaksanakan

    antenatal terpadu.

    Pertemuan dilaksanakan selama 4 hari dengan total anggaran sebesar

    Rp. 455.800.000 dengan realisasi Rp. 401.576.800 (88%).

    Luaran kegiatan ini adalah adanya 1 laporan pelaksanaan kegiatan,

    dengan hasil (outcome) adanya peningkatan pemahaman pengelola

    program KIA provinsi, kabupaten/kota, dan puskesmas dalam

    melakukan pengembangan pelayanan antenatal terpadu,

    3. Evaluasi Pelaksanaan PPIA di Provinsi dengan Kasus HIV Tinggi

    Kegiatan ini bertujuan untuk (1) melakukan review pencapaian daerah

    dan update hal-hal baru dari pencegahan penularan HIV dari orang tua

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 18

    ke anak termasuk eliminasi sifilis kongenital (2) belajar dan berbagi

    pengalaman dari daerah yang sudah melaksanakan PPIA HIV termasuk

    eliminasi sifilis kongenital (3) Mendiskusikan strategi dan rencana

    pengembangan tes HIV dan sifilis terintegrasi dengan pelayanan

    antenatal

    Kegiatan ini berupa pertemuan dilaksanakan di Kota Denpasar,

    Provinsi Bali dengan mengundang 11 Provinsi dengan kasus HIV/AIDS

    tinggi ( Provinsi Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa

    Tengah, Daerah Istimewa Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan

    Barat, Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Barat) dan beserta masing

    masing 1 (satu) kabupaten/kota terpilih, kecuali Bali dengan 3

    kab/kota terpilih yang mempunyai jumlah kasus HIV/AIDS tinggi ( Kota

    Deli Serdang, Kota Jakarta Barat, Kota Bogor, Kota Semarang, Kota

    Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan

    Kabupaten Buleleng, Kota Singkawang, Kota Makasar, Kabupaten

    Nabire , dan Kota Sorong)

    Jumlah peserta pusat 20 orang yang terdiri dari pelaksana (Direktorat

    Bina Kesehatan Ibu) dan narasumber (Direktorat P2ML, Direktorat

    Bina Kesehatan Anak, Yayasan Kerti Praja Bali, IBI). Jumlah peserta

    provinsi 22 orang dari 11 provinsi ( Penanggung Jawab Program KIA

    dan P2M Dinkes Provinsi). Jumlah peserta kabupaten/kota 40 orang

    (10 kabupaten/kota masing-masing 3 orang) yakni pengelola KIA

    kabupaten/kota, Pengelola P2M Kab/Kota, dan Kepala Puskesmas

    terpilih di masing-masing kab/kota. Dan peserta dari provinsi Bali

    sebanyak 10 orang terdiri dari perwakilan RSUP Sanglah, pengelola

    program KIA , pengelola program P2M, serta Kepala Puskesmas

    terpilih dari 3 kab/kota.

    Pertemuan dilaksanakan selama 4 hari dengan total anggaran sebesar

    Rp 666.340.000,- dengan realisasi Rp 565.167.122 (85%). Luaran

    kegiatan ini adalah adanya 1 laporan pelaksanaan kegiatan, dengan

    hasil (outcome) terupdatenya pengetahuan pengelola program KIA/P2

    Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas mengenai hal hal baru

    terkait pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak termasuk eliminasi

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 19

    sifilis kongenital, serta kendala dan tantangan dalam pelaksanaan

    program PPIA .

    4. Fasilitasi, Advokasi, Supervisi dan Bimtek Daerah tentang

    Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Antenatal

    Kegiatan ini bertujuan untuk (1) melakukan bimbingan teknis kepada

    pengelola program KIA mengenai peningkatan cakupan dan kualitas

    pelayanan antenatal di Dinkes Propinsi, Kabupaten/ Kota dan

    Puskesmas; (2) mengetahui pelaksanaan dan permasalahan

    pelaksanaan pelayanan antenatal khususnya dan kelas ibu hamil di

    tingkat Provinsi, Kabupaten/kota dan Puskesmas; (3) menfasilitasi

    penyusunan kesepakatan dan rencana tindak lanjut untuk mengatasi

    permasalahan dan kendala yang dialami dalam meningkatkan cakupan

    dan kualitas pelayanan antenatal .

    Kegiatan ini merupakan kunjungan pusat ke 16 provinsi, 16

    kabupaten/kota dan 16 Puskesmas untuk melakukan fasilitasi,

    advokasi, supervisi dan bimbingan teknis terhadap pengelola program

    dan pelaksana pelayanan dalam rangka peningkatan cakupan dan

    kualitas pelayanan antenatal (K4).

    Tim pusat terdiri dari 2 orang dan tim pendamping provinsi sebanyak 2

    orang dengan mengunjungi salah satu kabupaten/kota yang memiliki

    cakupan K4 rendah atau K4 tinggi dengan jumlah kematian ibu banyak,

    atau yang memiliki kasus HIV/AIDS tinggi dalam upaya pengembangan

    program PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak) yang

    terintegrasi dengan pelayanan antenatal. Di Kabupaten dilaksanakan

    pertemuan dengan mengundang 20 peserta kabupaten/kota yang

    terkait dengan upaya peningkatan akses dan kualitas antenatal.

    Kegiatan Bimtek ini dilaksanakan di 16 provinsi (Riau, Bangka Belitung,

    Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, NTB, Banten, Kalimantan Barat,

    Maluku Utara, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Papua Barat, Jambi,

    NTT, Kepulauan Riau dan Sulawesi Tengah.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 20

    Kegiatan bimbingan teknis ini dilaksanakan selama 4 hari dengan total

    anggaran sebesar Rp. 468.352.000,- dengan realisasi Rp.

    443.055.900,- (95%). Luaran kegiatan ini berupa 16 laporan

    pelaksanaan kegiatan, dengan hasil (outcome) meningkatnya

    pengetahuan dan pemahaman penanggungjawab dan pengelola

    program kesehatan ibu di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota dalam

    upaya meningkatkan kesehatan ibu dan reproduksi, termasuk

    kesehatan ibu hamil.

    5. Pertemuan Koordinasi LP/LS dalam Peningkatan ANC Terpadu dan

    Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil

    Kegiatan ini bertujuan untuk (1) mengoptimalkan pelaksanaan

    pelayanan antenatal terpadu dan kelas ibu hamil melalui koordinasi

    LP/LS; (2) meningkatkan koordinasi dengan stakeholders dalam

    memberikan dukungan kebijakan peningkatan cakupan dan kualitas

    pelayanan antenatal melalui pengembangan pelayanan antenatal

    terpadu dan pelaksanaan kelas ibu hamil; serta (3) mendapatkan

    kesepakatan dan rencana tindak lanjut dengan LP/LS dalam upaya

    pengembangan pelayanan antenatal terpadu dan kelas ibu hamil.

    Kegiatan ini berupa pertemuan di Pusat dengan mengundang LP/LS

    (Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Gizi, Direktorat Bina

    Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat BUK Dasar, Direktorat BUK

    Rujukan, Direktorat P2ML, Direktorat Penunjang Medis dan Sarana

    Kesehatan, Direktorat P2B2, Pusat Promosi Kesehatan) dan Organisasi

    Profesi (POGI, IBI, IDAI, PAPDI) terkait.

    Kegiatan telah dilaksanakan sebanyak 4 kali, yaitu :

    Koordinasi LP/LS dalam Peningkatan ANC Terpadu dan

    Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil melalui Evaluasi Pelaksanaan

    Program Pelayanan Antenatal Terpadu, yang dilaksanakan pada

    tanggal 21 22 Januari 2013

    Koordinasi LP/LS dalam Peningkatan ANC Terpadu dan

    Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil melalui Perbaikan Video Kelas

    Ibu Hamil, yang dilaksanakan pada tanggal 08 09 Juli 2013

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 21

    Koordinasi LP/LS dalam Peningkatan ANC Terpadu dan

    Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil melalui Penyusunan Pedoman

    Pelaksanaan PPIA yang dilaksanakan pada tanggal 20 21

    Agustus 2013

    Koordinasi LP/LS dalam Peningkatan ANC Terpadu dan

    Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil melalui Penyusunan Pedoman

    Pelayanan Antenatal Terpadu dengan Program Imunisasi, yang

    dilaksanakan pada tanggal 16 17 Oktober 2013

    Jumlah peserta tiap kali pertemuan 25 orang, tiap pertemuan

    dilaksanakan selama 2 hari dengan total anggaran Rp 152.400.000

    dengan realisasi Rp. 146.113.000 (96%). Luaran (output) kegiatan ini

    adalah adanya 4 laporan pelaksanaan kegiatan, dengan hasil

    (outcome) meningkatnya dukungan LP/LS dan Organisasi Profesi

    dalam pengembangan pelayanan antenatal terpadu dengan program

    gizi, imunisasi, HIV-Sifilis, malaria serta pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

    Kegiatan yang di dukung oleh dana Gobal Fund (GF) ATM AIDS

    I. Pelatihan tim PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Anak) bagi

    Petugas Puskesmas bagi 12 Propinsi dengan kasus HIV tinggi

    Kegiatan ini bertujuan untuk (1) Memahami upaya pengendalian HIV-AIDS di

    Indonesia (2) Memahami upaya pencegahan penularan HIV pada perempuan,

    bayi dan anak (3) Melakukan tes dan konseling HIV (4) Melakukan

    penatalaksanaan obstetri bagi ibu hamil dengan HIV sesuai dengan

    kompetensinya (5) Memberikan terapi ARV dan rujukannya sesuai kebutuhan

    pasien dan kompetensinya (6) Melakukan edukasi dan penawaran pilihan

    makanan bagi bayi yang lahir dari ibu HIV (7) Memahami pencegahan penyakit

    dan pemeliharaan kesehatan anak dari ibu HIV (8) Melakukan pengelolaan

    program PPIA sesuai dengan tugas dan kompetensinya (9) Memahami cara

    melakukan kewaspadaan standar dan pemeliharaan lingkungan kerja yang

    aman.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 22

    1. Pelatihan Tim PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Anak)

    bagi Petugas Puskesmas di Provinsi Papua

    Kegiatan ini berupa pelatihan dilaksanakan dalam 2 angkatan.

    Angkatan pertama dilaksanakan di Kota Jayapura dengan mengundang

    5 kabupaten/kota (Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Kab. Mimika, Kab.

    Merauke, dan Kab. Jayawijaya) dan angkatan kedua di Kabupaten

    Nabire mengundang 2 kabupaten (Kab. Nabire dan Kab. Paniai)

    a. Pada pelatihan di kota Jayapura .Jumlah peserta kabupaten/kota

    124 orang (berasal dari 5 kabupaten/kota) yakni pengelola program

    KIA & P2 kabupaten/kota, dokter Puskesmas, Bidan Koordinator

    dan Bidan KIA.

    Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total anggaran

    sebesar Rp 613.982.000 dengan realisasi Rp 399.699.150

    (65,10%). Luaran (output) kegiatan ini berupa 124 orang yang dilatih

    PPIA.

    b. Pada pelatihan di kabupaten Nabire. Jumlah peserta kabupaten 13

    orang (kepala dinas kesehatan kabupaten Nabire, Kabid kesga

    dinas kesehatan kabupaten Nabire, pengelola program HIV-AIDS)

    dan narasumber (Lab RSUD Nabire, dokter RSUD Nabire dan

    Farmasi RSUD Nabire). Jumlah peserta kabupaten/kota 129 orang

    (berasal dari 2 kabupaten/kota) yakni pengelola program KIA & P2

    kabupaten/kota, dokter Puskesmas, Bidan Koordinator dan Bidan

    KIA.

    Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total anggaran

    sebesar Rp 1.008.910.000 dengan realisasi Rp 593.250.600

    (58,80%). Luaran (output) kegiatan ini berupa 129 orang yang dilatih

    PPIA.

    2. Pelatihan Tim PPIA bagi Petugas Puskesmas di Provinsi Papua

    Barat

    Kegiatan ini berupa pelatihan dilaksanakan dalam 2 angkatan.

    Angkatan pertama dilaksanaan di Kabupaten Manokwari mengundang

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 23

    dengan 2 kabupaten/ (Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Fak-fak)

    dan angkatan kedua di Kota Sorong mengundang 2 kabupaten/kota

    (Kota Sorong dan Kab. Sorong)

    a. Pada pelatihan di kabupaten Manokwari, Jumlah peserta

    kabupaten/kota 41 orang (berasal dari 2 kabupaten) yakni pengelola

    program KIA kabupaten, dokter Puskesmas, Bidan Koordinator dan

    Perawat.

    Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total anggaran

    sebesar Rp 365.006.000 dengan realisasi Rp 347.306.150

    (95.15%). Luaran (output) kegiatan ini berupa 41 orang yang dilatih

    PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak).

    b. Pada pelatihan di kota Sorong, Jumlah peserta kabupaten/kota 48

    orang (berasal dari 2 kabupaten) yakni pengelola program KIA

    kabupaten, dokter Puskesmas, Bidan Koordinator dan Perawat.

    Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total anggaran

    sebesar Rp 296.954.000 dengan realisasi Rp 281.134.300

    (94,67%). Luaran (output) kegiatan ini berupa 48 orang yang dilatih

    PPIA.

    3. Pelatihan Tim PPIA bagi Petugas Puskesmas di Provinsi DKI

    Jakarta

    Kegiatan ini berupa pelatihan dilaksanakan di Kota Jakarta dengan

    mengundang 5 kota (Kota Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur,

    Jakrta Selatan dan Jakarta pusat). Jumlah peserta kota 28 orang

    (berasal dari 5 kota) yakni pengelola program KIA kota, dokter

    Puskesmas, Bidan Koordinator dan perawat.

    Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total anggaran sebesar

    Rp 149.250.000 dengan realisasi Rp 145.528.500 (97,51%). Luaran

    (output) kegiatan ini berupa 28 orang yang dilatih PPIA.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 24

    4. Pelatihan Tim PPIA bagi Petugas Puskesmas di Provinsi

    Kepulauan Riau

    Kegiatan ini berupa pelatihan dilaksanakan di Kota Batam dengan

    mengundang 3 kabupaten/kota (Kota Batam, Kota Tanjung Pinang dan

    Kab. Karimun). Jumlah peserta kota 25 orang (berasal dari 3

    kabupaten/kota) yakni pengelola program KIA kota, dokter Puskesmas,

    Bidan Koordinator dan perawat.

    Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total anggaran sebesar

    Rp 164.560.000 dengan realisasi Rp 160.850.900 (97,75%). Luaran

    (output) kegiatan ini berupa 25 orang yang dilatih PPIA (Pencegahan

    Penularan HIV dari Ibu ke Anak).

    5. Pelatihan Tim PPIA bagi Petugas Puskesmas di Provinsi Jawa

    Barat

    Kegiatan ini berupa pelatihan dilaksanakan di Kota Bandung dengan

    mengundang 9 kabupaten/kota (Kota Bogor ,Kota Bandung, Kota

    Bekasi, Kab. Karawang, Kab. Bekasi, Kab. Cirebon, Kota Cirebon, Kab.

    Indramayu, Kota Tasikmalaya, BBLK Ciloto). Jumlah peserta

    kabupaten/kota 62 orang (berasal dari 9 kabupaten/kota) yakni

    pengelola program KIA & P2 kabupaten/kota, dokter Puskesmas, Bidan

    Koordinator dan perawat.

    Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total anggaran sebesar

    Rp. 360.660.000 dengan realisasi Rp 347.120.000 (96,25%). Luaran

    (output) kegiatan ini berupa 62 orang yang dilatih PPIA.

    6. Pelatihan Tim PPIA bagi Petugas Puskesmas di Provinsi Jawa

    Tengah

    Kegiatan ini berupa pelatihan dilaksanakan di Kota Semarang dengan

    mengundang 10 kabupaten/kota (Kab. Banyumas,Kab. Semarang, Kota

    Semarang, Kota Tegal, Kab. Pati, Kab. Batang, Kota Surakarta, Kab.

    Cilacap, Kab. Kendal dan Kab. Tegal). Jumlah peserta kabupaten/kota

    71 orang (berasal dari 10 kabupaten/kota) yakni pengelola program

    KIA & P2 kabupaten/kota, dokter Puskesmas, Bidan Koordinator dan

    Bidan KIA.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 25

    Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total anggaran sebesar

    Rp 384.250.000 dengan realisasi Rp 355.699.200 (92,57%). Luaran

    (output) kegiatan ini berupa 71 orang yang dilatih PPIA.

    7. Pelatihan Tim PPIA bagi Petugas Puskesmas di Provinsi Bali

    Kegiatan ini berupa pelatihan dilaksanakan di Kabupaten Badung

    dengan mengundang 3 kabupaten/kota (Kota Denpasar, Kabupaten

    Buleleng dan Kabupaten Badung).

    Jumlah peserta kabupaten/kota 22 orang (berasal dari 3

    kota/kabupaten) yakni pengelola program KIA & P2 kabupaten/kota,

    dokter Puskesmas, Bidan Koordinator dan Bidan KIA.

    Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total anggaran sebesar

    Rp 197.470.000 dengan realisasi Rp 190.397.400 (96,42%). Luaran

    (output) kegiatan ini berupa 22 orang yang dilatih PPIA.

    8. Pelatihan Tim PPIA bagi Petugas Puskesmas di Provinsi Jawa

    Timur

    Kegiatan ini berupa pelatihan dilaksanakan di kota Surabaya dengan

    mengundang 9 kabupaten/kota (Kota Surabaya, Kota Malang, Kab

    Malang,Kab. Sidoarjo, Kota Kediri, Kab Kediri, Kab Jombang, Kab

    Jember, Kab Banyuwangi). Jumlah peserta kabupaten/kota 56 orang

    (berasal dari 9 kota/kabupaten) yakni pengelola program KIA & P2

    kabupaten/kota, dokter Puskesmas, Bidan Koordinator dan Bidan KIA.

    Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total anggaran sebesar

    Rp 359.730.000 dengan realisasi Rp 302.651.900 (84,13%). Luaran

    (output) kegiatan ini berupa 56 orang yang dilatih PPIA.

    9. Pelatihan Tim PPIA bagi Petugas Puskesmas gabungan (Provinsi

    Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan)

    Kegiatan ini berupa pelatihan dilaksanakan di kota Jakarta dengan

    mengundang 4 Provinsi (Provinsi Sumatera Utara, Riau, Kalimantan

    Barat dan Sulawesi Selatan). Jumlah peserta kabupaten/kota 54 orang

    (berasal dari 15 kota/kabupaten) yakni pengelola program KIA & P2

    kabupaten/kota, dokter Puskesmas, dan Bidan Koordinator.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 26

    Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total anggaran sebesar

    Rp 559.300.000 dengan realisasi Rp 505.705.800 (90,42%). Luaran

    (output) kegiatan ini berupa 54 orang yang dilatih PPIA.

    II. Monev pasca pelatihan PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke

    Anak) di lakukan ke 3 propinsi yaitu Propinsi DKI Jakarta dan Papua

    barat

    Kunjungan dilaksanakan selama 4 hari dengan total anggaran sebesar Rp

    31.890.000 dengan realisasi Rp 30.623.400 (98%).

    Kegiatan yang didukung oleh dana Global Fund Malaria:

    Untuk tahun 2013 kegiatan pengendalian Malaria pada Ibu Hamil yang

    dilaksanakan secara Integrasi dengan pelayanan Antenatal, masih tetap

    dilanjutkan dan mendapat dukungan dana dari Global Fund (GF), Antara Lain:

    1. Pertemuan Evaluasi Program Integrasi Global Fund Malaria SSR

    Kesehatan Ibu di Tingkat Pusat Bagi 10 Provinsi Kalimantan Dan

    Sulawesi.

    Kegiatan ini bertujuan untuk (1) Untuk meningkatkan pemahaman

    pengelola program KIA dalam pelaksanaan pelayanan Antenatal

    Terpadu dengan malaria (2) Diketahuinya pelaksanaan dan

    permasalahan dalam pengembangan pelayanan antenatal terpadu

    dengan malaria yang sudah dilakukan oleh masing-masing provinsi di

    10 provinsi wilayah Kalimantan dan Sulawesi (3) Menyamakan persepsi

    mengenai sistem pencatatan dan pelaporan program pelayanan

    antenatal terpadu dengan malaria (4) Mendapatkan kesepakatan dan

    rencana tindak lanjut provinsi dalam upayan meningkatkan pencapaian

    indikator pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu dengan malaria.

    Kegiatan ini berupa pertemuan di Pusat dengan mengundang LS/LP

    dan 10 provinsi wilayah Kalimantan dan Sulawesi yaitu provinsi

    Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan

    Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan,

    Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 27

    Jumlah peserta pertemuan 8 orang dari 8 Propinsi dan 10 orang dari

    pusat yang terdiri dari lintas program terkait di lingkungan Kementerian

    Kesehatan RI yang berasal dari Direktorat Bina Kesehatan Ibu dan staf

    GF ATM SSF Malaria SR Kesehatan Ibu, pertemuan dilaksanakan

    selama 3 hari dengan total anggaran Rp 86.810.000,- dengan realisasi

    Rp. 64.291.600,- (74%) disebabkan karena 2 peserta dari Sulawesi

    Tenggara dan Sulawesi Utara tidak hadir. Luaran (output) kegiatan ini

    adalah adanya 1 laporan pelaksanaan kegiatan, dengan hasil

    (outcome) Pengembangan Pelayanan Antenatal Terpadu dengan

    program Malaria dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas

    pelayanan antenatal pada ibu hamil untuk menurunkan angka kesakitan

    dan kematian ibu, Komitmen antara Pengelola program KIA dan

    Malaria dan Pengembangan Kelas Ibu Hamil.

    2. Supervisi dan Bimtek Daerah tentang Integrasi Pengendalian

    Malaria pada Ibu Hamil dengan Pelayanan Antenatal.

    Kegiatan ini bertujuan untuk (1) meningkatkan akses Pelayanan

    Antenatal Terpadu dengan malaria bagi seluruh ibu hamil; (2)

    meningkatkan jumlah ibu hamil yang mendapat kelambu, RDT dan

    Pengobatan Malaria; (3) meningkatkan pencatatan hasil pelayanan

    antenatal terpadu malaria bagi ibu hamil.

    Kegiatan ini merupakan fasilitasi pusat ke 8 provinsi (8 Kali), 8

    kabupaten/kota dan 32 Puskesmas untuk melakukan advokasi,

    supervisi dan bimbingan teknis terhadap pengelola program dan

    pelaksana pelayanan Integrasi Pengendalian Malaria pada Ibu Hamil

    dalam rangka peningkatan cakupan (K1) dan kualitas pelayanan

    antenatal (K4).

    Tim pusat terdiri dari 2 orang dan tim pendamping provinsi sebanyak 1

    orang dengan mengunjungi salah satu kabupaten/kota yang memiliki

    daerah endemisitas tinggi (API5) dan endemisitas sedang (API 1-5)

    atau jumlah kematian ibu banyak, atau yang memiliki kasus Malaria

    tinggi. Di Kabupaten dilaksanakan pertemuan dengan mengundang 6

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 28

    peserta kabupaten/kota dan 16 peserta dari 4 puskesmas (1

    puskesmas = 4 orang) yang terkait dengan upaya peningkatan akses

    dan Integrasi Pengendalian Malaria pada Ibu Hamil.

    Kegiatan bimbingan teknis ini dilaksanakan selama 4 hari dengan total

    anggaran sebesar Rp. 247.485.000,- dengan realisasi Rp.

    223.121.450,- (90%). Luaran kegiatan ini berupa 8 laporan

    pelaksanaan kegiatan, dengan hasil (outcome) meningkatnya

    pengetahuan dan pemahaman penanggungjawab dan pengelola

    program kesehatan ibu di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota dalam

    upaya meningkatkan kesehatan ibu melalui Integrasi Pengendalian

    Malaria pada Ibu Hamil.

    Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian tujuan

    dan sasaran pembinaan pelayanan kesehatan ibu hamil memberikan

    manfaat (benefit) sebagai berikut:

    Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian tujuan dan

    sasaran pembinaan pelayanan kesehatan ibu hamil memberikan manfaat

    (benefit) sebagai berikut:

    1. Meningkatnya pengetahuan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan

    perawatan bayi melalui pelaksanaan kelas ibu hamil

    2. Meningkatnya kualitas pelayanan antenatal melalui pengembangan

    antental terpadu (Gizi, Imunisasi, Malaria, PPIA,dll)

    3. Meningkatnya koordinasi dalam peningkatan cakupan dan kualitas

    pelayanan antenatal

    4. Meningkatnya pengetahuan ibu hamil mengenai manfaat kelambu

    dan skrining RDT.

    5. Meningkatnya kualitas pelayanan antenatal melalui pengembangan

    antenatal terpadu dengan Malaria.

    Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian tujuan dan

    sasaran pembinaan pelayanan kesehatan ibu hamil memberikan manfaat

    (benefit) sebagai berikut:

    1. Meningkatnya pengetahuan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan

    perawatan bayi melalui pelaksanaan kelas ibu hamil

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 29

    2. Meningkatnya kualitas pelayanan antenatal melalui pengembangan

    antental terpadu (Gizi, Imunisasi, Malaria, PPIA,dll)

    3. Meningkatnya koordinasi dalam peningkatan cakupan dan kualitas

    pelayanan antenatal

    Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat memiliki impact (dampak)

    dalam:

    1. Meningkatkan cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan

    antenatal pertama kali (K1)

    2. Meningkatkan cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan

    antenatal sekurang-kurangnya empat kali (K4)

    3. Meningkakan cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan (Pn)

    4. Meningkatkan kualitas pelayanan antenatal

    5. Menurunkan jumlah kematian ibu dan neonatal

    b. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu

    Bersalin dan Nifas

    Upaya pencapaian tujuan dan sasaran pembinaan pelayanan kesehatan

    ibu bersalin dan nifas terdiri dari dari beberapa kegiatan, yaitu:

    1) Peningkatan cakupan Pn dan Kf melalui kemitraan bidan dukun serta

    rumah tunggu kelahiran .

    2) Penguatan manajemen dan jejaring pelayanan persalinan di fasilitas

    kesehatan .

    3) Koordinasi dengan LP/LS untuk peningkatan Pn di Fasilitas Kesehatan

    4) Pertemuan Kerjasama dengan LSM dan Organisasi Profesi Tingkat

    Pusat

    5) Fasilitasi/Advokasi, Supervisi dan Bimbingan Teknis Daerah Dengan

    Cakupan Pn/Nifas rendah

    Secara lebih rinci, kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut adalah

    sebagai berikut :

    1) Peningkatan Cakupan Pn dan Kf melalui Kemitraan Bidan Dukun

    serta Rumah Tunggu Kelahiran.

    Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan persalinan dan

    nifas di

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 30

    fasilitas pelayanan kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan berupa

    pertemuan di Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan tanggal 13 s/d 16

    Februari 2013, dengan mengundang peserta dari 4 provinsi yaitu

    Riau, NTT, Maluku dan Maluku Utara.

    Jumlah total peserta 49 orang, terdiri dari peserta Pusat 11 orang (

    terdiri dari Kemenkes, PP IBI, Ditjen PMD dan Kementerian PDT),

    Provinsi 3 orang (terdiri dari penanggung jawab/pengelola KIA Dinkes

    Provinsi), dan Kabupaten/kota 35 orang (masing-masing 2 orang

    terdiri dari Pengelola KIA/bidan koordinator dan PMD/Bapermas

    Kabupaten/Kota).

    Kegiatan dibebankan pada anggaran DIPA Direktorat Bina

    Kesehatan Ibu Tahun 2013 sebesar Rp 389.140.000,- dengan

    realisasi anggaran sebesar Rp 374.560.297 (96,25%). Luaran (output)

    kegiatan ini berupa 1 laporan pelaksanaan kegiatan dengan hasil

    (outcome) meningkatnya jumlah bidan koordinator, pengelola program

    KIA provinsi dan Kab/Kota dalam program kegiatan Kemitraan Bidan

    Dukun dan Rumah Tunggu Kelahiran untuk meningkatkan cakupan

    persalinan dan nifas di fasilitas pelayanan kesehatan.

    2) Penguatan Manajemen dan Jejaring Pelayanan Persalinan di

    Fasilitas Kesehatan.

    Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan persalinan di fasilitas

    kesehatan di 9 Provinsi yang jumlah penduduk dan kematiannya tinggi

    (Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara,

    Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta) dan

    64 Kabupaten/Kota fokus intervensi di 9 Provinsi tersebut

    .

    Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 21-24 Agustus 2013, dengan

    mengundang peserta dari 64 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Jumlah

    total peserta sebanyak 158 orang, terdiri dari peserta Pusat (termasuk

    dari LP/LS) 13 orang, Provinsi 18 orang (terdiri dari penanggung jawab

    KIA dan penanggung jawab Yankes Dinkes Provinsi), dan

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 31

    Kabupaten/Kota sebanyak 127 orang (masing-masing 2 orang), terdiri

    dari pengelola program KIA dan Kabid Yanmedik RS Kabupaten/Kota.

    Kegiatan ini dibebankan pada anggaran DIPA Dit Bina Kesehatan Ibu

    TA 2013 sebesar Rp 1.029.294.000 dengan realisasi Rp 850.936.900

    (82,67%), menghasilkan luaran ( output) adanya 1 laporan pelaksanaan

    kegiatan dan hasil (outcome) adanya kesepakatan di 9 provinsi prioritas

    dengan jumlah penduduk dan kematiannya tinggi dalam bentuk

    workplan untuk meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan dan

    menurunkan jumlah kematian ibu.

    3) Koordinasi dengan LP/LS untuk Peningkatan Pn di Fasilitas

    Kesehatan

    Kegiatan bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan dan koordinasi

    serta penyamaan persepsi dalam pemantapan pelayanan kesehatan

    ibu bersalin dan nifas.

    Bentuk kegiatan berupa pertemuan tingkat pusat sebanyak 1 kali

    pertemuan yang dilaksanakan di Jakarta. Pelaksanaan kegiatan selama

    2 hari, dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang tiap pertemuan.

    Kegiatan ini dibebankan pada anggaran DIPA Dit Bina Kesehatan Ibu

    TA 2013 sebesar Rp 39.630.000 (untuk 1 kali kegiatan) dengan

    realisasi anggaran Rp 32.607.500 (82,28%). Luaran (output) kegiatan

    berupa 1 laporan pelaksanaan kegiatan, dengan hasil (outcome)

    adanya komitmen dukungan LP/LS dalam upaya peningkatan cakupan

    Pn/nifas di fasilitas pelayanan kesehatan.

    4) Pertemuan Kerjasama dengan LSM dan Organisasi Profesi Tingkat

    Pusat .

    Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan dan koordinasi

    serta penyamaan persepsi dengan LSM dan organisasi profesi dalam

    pemantapan pelayanan kesehatan ibu bersalin dan nifas.

    Kegiatan ini berupa pertemuan tingkat pusat dengan mengundang

    Penanggungjawab program KIA, LSM dan Organisasi Profesi sebanyak

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 32

    3 kali pertemuan yang dilaksanakan di Jakarta. Pelaksanaan kegiatan

    selama 1 hari dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang tiap

    pertemuan.

    Kegiatan ini dibebankan pada anggaran DIPA Dit Bina Kesehatan Ibu

    TA 2012 sebesar Rp 45.960.000 (untuk 3 kali kegiatan) dengan

    realisasi anggaran Rp 44.040.000 (96%). Luaran (output) kegiatan

    berupa 3 laporan pelaksanaan kegiatan, dengan hasil (outcome)

    adanya kesepakatan dan tindak lanjut antara LSM dan organisasi

    profesi dalam mendukung upaya peningkatan cakupan Pn/nifas di

    fasilitas pelayanan kesehatan.

    5) Fasilitasi/Advokasi, Supervisi dan Bimbingan Teknis Daerah

    Dengan Cakupan Pn/Nifas rendah .

    Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan manajemen dari

    pelaksana dan pengelola program KIA kabupaten/kota dalam

    peningkatan cakupan Pn di fasilitas pelayanan kesehatan.

    Kegiatan ini berupa fasilitasi/advokasi, supervisi dan bimtek, mengenai

    cakupan Pn/Kf yang rendah di Kabupaten terpilih, dan telah

    dilaksanakan pada 8 Kabupaten/kota di 8 Provinsi.

    Jumlah peserta total 32 orang, terdiri dari peserta Pusat 2 orang,

    Provinsi 2 orang, dan Kabupaten/kota 28 orang, yang terdiri dari LP/LS

    dan organisasi profesi serta LSM setempat.

    Kegiatan ini dibebankan pada anggaran DIPA Dit Bina Kesehatan Ibu

    TA 2013 sebesar Rp 259.200.000 dengan realisasi anggaran Rp

    253.566.900 (97,83%). Luaran (output) kegiatan ini berupa 8 laporan

    pelaksanaan kegiatan, dengan hasil (outcome) meningkatnya

    pengetahuan dan pemahaman penanggungjawab dan pengelola

    program kesehatan ibu di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota dalam

    upaya meningkatkan kesehatan ibu dan reproduksi, termasuk

    kesehatan ibu bersalin dan nifas.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 33

    Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian tujuan

    dan sasaran pembinaan pelayanan kesehatan ibu bersalin dan

    nifas memberikan manfaat (benefit) sebagai berikut :

    1) Meningkatnya jumlah bidan koordinator, pengelola program KIA

    provinsi dan Kab/Kota dalam program kegiatan Kemitraan Bidan

    Dukun dan Rumah

    2) Tunggu Kelahiran untuk meningkatkan cakupan persalinan dan

    nifas di fasilitas pelayanan kesehatan.

    3) Adanya kesepakatan di 9 provinsi prioritas dengan jumlah

    penduduk dan kematiannya tinggi dalam bentuk workplan untuk

    meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan dan menurunkan

    jumlah kematian ibu.

    4) Adanya komitmen dukungan LP/LS dalam upaya peningkatan

    cakupan Pn/nifas di fasilitas pelayanan kesehatan.

    5) Adanya kesepakatan dan tindak lanjut antara LSM dan organisasi

    profesi dalam mendukung upaya peningkatan cakupan Pn/nifas di

    fasilitas pelayanan kesehatan.

    6) Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman penanggungjawab

    dan pengelola program kesehatan ibu di Provinsi dan/atau

    Kabupaten/Kota dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan

    reproduksi, termasuk kesehatan ibu bersalin dan nifas.

    Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan memiliki impact (dampak) dalam:

    1) Meningkatnya cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (Pn)

    di fasilitas pelayanan kesehatan,

    2) Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (KF),

    3) Menurunnya jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir.

    c. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembinaan Pelayanan Kesehatan

    Maternal dengan Pencegahan Komplikasi

    Upaya pencapaian tujuan dan sasaran pembinaan pelayanan kesehatan

    maternal dengan pencegahan komplikasi terdiri dari beberapa kegiatan,

    yaitu :

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 34

    1) Review Pelaksanaan AMP di Bali ,

    2) Koordinasi Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan

    P4K di Makassar ,

    3) Pemantapan Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal di Regional

    Surabaya , Medan, Bandung dan Makassar

    4) Bimbingan Teknis Kabupaten/Kota dalam Pelayanan Kesehatan

    Maternal dengan Pencegahan Komplikasi di 12 Provinsi ,

    5) Koordinasi LP-LS dalam Meningkatkan Cakupan Penanganan

    Komplikasi (3 kali)

    Secara lebih rinci, kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut adalah

    sebagai berikut :

    1) Review Pelaksanaan AMP

    Kegiatan ini bertujuan untuk mereview pelaksanaan AMP dan

    mengidentifikasi kendala dalam pelaksanaan AMP di 4 Provinsi. Kegiatan

    berupa pertemuan di Provinsi Bali pada tanggal 12-15 Februari 2013

    dengan mengundang 4 Provinsi yaitu Jawa Timur, NTT, NTB dan Bali, 8

    kabupaten/kota yaitu Kab. Ngawi, Kab. Tuban, Kab. Sumba Timur, Kab.

    TTS, Kab Lombok Barat, Kab. Sumbawa, Kota Denpasar dan Kab. Badung.

    Jumlah peserta total 69 orang, terdiri dari :

    Pusat 14 orang : Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Bina

    Kesehatan Anak, POGI, FKM UI dan IDAI.

    Provinsi 23 orang (Provinsi Bali 9 orang, Provinsi Jawa Timur 5 orang,

    Provinsi NTT 4 orang dan Provinsi NTB 5 orang) : pengelola program

    KIA, pengelola program Yankes, SpOG dan Sp.A .

    Kabupaten/Kota 32 orang (masing-masing 4 orang): Kepala Dinas

    Kesehatan Kabupaten/Kota; pengelola KIA, RSUD dan Kepala

    Puskesmas

    Kegiatan dilaksanakan selama 4 hari dengan anggaran Rp.

    392.210.000 dan realisasi anggaran Rp 387.228.700 (98,73 %). Luaran

    (output) kegiatan adalah adanya 1 laporan pelaksanaan kegiatan, dengan

    hasil (outcome) tereviewnya 4 provinsi dalam pelaksanaan AMP Revisi.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 35

    2) Koordinasi Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam

    Pelaksanaan P4K

    Kegiatan ini bertujuan meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat

    agar mempunyai perencanaan persalinan dan kesiapan menghadapi

    komplikasi maternal dan neonatal.

    Kegiatan berupa pertemuan di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal

    3-6 April 2013, dengan mengundang 6 provinsi yaitu Gorontalo, Jawa

    Barat, Maluku, Aceh, Lampung dan Sulawesi Tengah dan 6

    Kabupaten/Kota yaitu Kab. Gorontalo, Kab. Kawarang, Kota Tual, Kab.

    Bireuen, Kab. Lampung Timur dan Kota Palu.

    Jumlah total peserta 93 orang, terdiri dari:

    Pusat 15 orang: Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Pusat Promkes, Ditjen

    PMD Kemendagri,dan BKKBN.

    Propinsi 48 orang: pengelola program KIA, pengelola Promkes,

    BPMPD, PKK, Bappeda, BKKBN Provinsi dan Dinas Sosial

    Kabupaten/Kota 30 orang: pengelola program KIA Kabupaten/Kota,

    Pengelola Promkes, Kepala/bidan Puskesmas, PKK dan BPMPD

    Kabupaten

    Kegiatan dilaksanakan 4 hari, anggaran Rp.696.821.000, dan realisasi

    anggaran: Rp 692.211.700 (99,34%). Luaran (output) kegiatan ini adalah

    adanya 1 laporan pelaksanaan kegiatan, dengan hasil (outcome)

    terindentifikasinya masalah yang terjadi dalam pelaksanaan P4K dan

    tersusunnya rekomendasi untuk mempercepat dan memperluas

    pelaksanaan P4K.

    3) Pemantapan Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal

    Kegiatan ini bertujuan untuk membangun sistem rujukan maternal dan

    neonatal di 23 provinsi. Kegiatan berupa pertemuan yang dilaksanakan di 4

    regional yaitu di Surabaya, Medan, Bandung dan Makassar.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 36

    a. Regional Surabaya

    Dilaksanakan pada tanggal 25-28 Maret 2013 dengan mengundang 4

    Provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB dan NTT, dan 4

    Kabupaten/Kota yaitu Kab. Jember, Kota Semarang, Kab.Lombok Barat

    dan Kab. Belu

    Jumlah total peserta 53 orang, terdiri dari:

    Pusat 14 orang: Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Bina

    Kesehatan Anak, Konsultan UGM dan Kadinkes Kab. Kulon Progo

    Provinsi 23 orang (Dinkes Provinsi Jawa Timur 8 orang, Dinkes Provinsi

    Jawa Tengah, NTT dan NTB masing-masing 5 orang) : Kabid Kesga,

    pengelola program KIA, Kabid Yankes, RSU Provinsi, FK UNAIR, FK

    UNDIP dan POGI provinsi Jawa Timur

    Kabupaten/Kota 16 orang: Kabid Kesga, Kabid Yankes, Kepala

    Puskesmas dan RSUD Kabupaten

    Kegiatan dilaksanakan 4 hari, anggaran Rp 242.921.000 dan realisasi

    anggaran Rp 240.540.800 (99,02 %) .

    b. Regional Medan

    Dilaksanakan pada tanggal 3-6 Juni 2013 dengan mengundang 7 Provinsi

    yaitu Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Barat,

    Kepulauan Riau dan DI.Yogyakarta, dan 7 Kabupaten/Kota yaitu Kab. Deli

    Serdang, Kota Bandar Lampung, Kab.Muara Enim, Kota Dumai, Kab.

    Sijunjung, Kab. Bintan dan Kab. Kulon Progo.

    Jumlah total peserta 81 orang, terdiri dari:

    Pusat 15 orang: Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Kabid KMP-JP PPJK,

    PB POGI dan Direktorat Bina Kesehatan Anak

    Provinsi 38 orang (Dinkes Provinsi Sumatera Utara 8 orang, Dinkes

    Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Barat,

    Kepulauan Riau dan DI.Yogyakarta masing-masing 5 orang) : RSUP

    Adam Malik, RSUD Provinsi, JPKM Provinsi, Kabid Kesga, Kabid

    Yankes, FK UNSRI, FK UGM dan FK Univ. Andalas

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 37

    Kabupaten/Kota 28 orang (masing-masing 4 orang) : Kadinkes

    Kab/Kota, Kabid Kesga, Kabid Yankes, Kepala Puskesmas dan RSUD

    Kabupaten

    Kegiatan dilaksanakan 4 hari, anggaran Rp 436.211.000 dan realisasi

    anggaran Rp 430.302.900 (98,65 %) .

    c. Regional Bandung

    Dilaksanakan pada tanggal 2-5 Juli 2013 dengan mengundang 5 Provinsi

    yaitu Jawa Barat, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan

    Maluku Utara, dan 5 Kabupaten/Kota yaitu Kab. Bandung, Kab. Serang,

    Kota Banjar Baru, Kab. Sambas dan Kota Tidore Kepulauan.

    Pusat 14 orang: Direktorat Bina Kesehatan Ibu, POGI, P2JK, BUKR,

    dan Direktorat Bina Kesehatan Anak

    Provinsi 28 orang (Dinkes Provinsi Jawa Barat 8 orang, Dinkes Provinsi

    Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Maluku Utara

    masing-masing 5 orang) : RSUD Provinsi, Kabid Kesga, Kabid

    Yankes/Rujukan, Kepala Puskesmas, POGI dan FK Univ. Tanjung

    Pura,

    Kabupaten/Kota 20 orang (masing-masing 4 orang) : Kabid Kesga,

    Kabid Yankes, Kepala Puskesmas dan RSUD Kabupaten

    Kegiatan dilaksanakan 4 hari, anggaran Rp 300.476.000 dan realisasi

    anggaran Rp 297.705.700 (99,08 %).

    d. Regional Makassar

    Dilaksanakan pada tanggal 28-31 Oktober 2013 dengan mengundang 7

    Provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,

    Gorontalo, Sulawesi Utara, Papua dan Papua Barat, dan 7 Kabupaten/Kota

    Jumlah total peserta 83 orang, terdiri dari:

    Pusat 17 orang: Direktorat Bina Kesehatan Ibu, POGI, IDAI, P2JK, dan

    Konsultan FK UGM

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 38

    Provinsi 38 orang (Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan 8 orang, Dinkes

    Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi

    Utara, Papua dan Papua Barat masing-masing 5 orang) : FK. Univ.

    Hasanudin, FK Univ. Cendrawasih, RSUD Provinsi, Kabid Kesga, Kabid

    Yankes dan SpOG/Sp.A

    Kabupaten/Kota 28 orang (masing-masing 4 orang) : Kabid Kesga,

    Kabid Yankes, Kepala Puskesmas dan RSUD Kabupaten.

    Kegiatan dilaksanakan 4 hari, anggaran Rp 561.013.000 dan realisasi

    anggaran Rp. 442.413.650 (78,86 %).

    Luaran (output) kegiatan berupa 4 laporan pelaksanaan kegiatan, dengan

    hasil (outcome) tersusunnya manual rujukan maternal dan neonatal di 23

    provinsi.

    4) Bimbingan Teknis Kabupaten/Kota dalam Pelayanan Kesehatan

    Maternal dengan Pencegahan Komplikasi .

    Kegiatan ini bertujuan untuk mengindentifikasi permasalahan dalam

    pelaksanaan P4K, AMP dan sistem rujukan, serta tersedianya data

    pelayanan KIA yang akurat.

    Kegiatan berupa kunjungan ke Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan

    Kabupaten, Puskesmas, RS dan mengadakan pertemuan di Dinas

    Kesehatan Kabupaten untuk membahas hasil kunjungan dengan

    mengundang Lintas Program dan Lintas Sektor terkait.

    Kegiatan dilaksanakan di 12 Kabupaten/Kota di 12 Provinsi yaitu :

    1. Kab. Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat tanggal 10-13 Juli 2013

    2. Kab. Pulang Pisau, Prov. Kalimantan Tengah tanggal 15-17 Juli 2013

    3. Kab. Kepahiang, Provinsi Bengkulu tanggal 15-18 Juli 2013

    4. Kab. Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan tanggal 27-30 Agustus 2013

    5. Kab. Paser, Provinsi Kalimantan Timur tanggal 20-23 Agustus 2013

    6. Kab. Merangin, Provinsi Jambi tanggal 27-30 Agustus 2013

    7. Kab. Jayapura, Provinsi Papua tanggal 3-6 September 2013

    8. Kab. OKU, Provinsi Sumatera Selatan tanggal 3-5 Oktober 2013

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 39

    9. Kab. Nganjuk, Provinsi Jawa Timur tanggal 16-19 Oktober 2013

    10. Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau tanggal 16-19 Oktober 2013

    11. Kab Sorong, Provinsi Papua Barat tanggal 21-24 Oktober 2013

    12. Kab Indragiri Hilir, Provinsi Riau tanggal 22-25 Oktober 2013

    Jumlah peserta terdiri dari:

    Pusat 2 orang: Direktorat Bina Kesehatan Ibu

    Pendamping Provinsi 2 orang: Pengelola Program KIA dan Pengelola

    Program Yankes (Kecuali Provinsi Sumatera Selatan dan Papua Barat

    hanya 1 orang)

    Peserta Kabupaten 25 orang: Lintas Program dan Lintas Sektor terkait

    Kegiatan dilaksanakan 4 hari, dengan anggaran Rp 303.600.000 dan

    realisasi anggaran Rp 269.809.700 (88,87%). Luaran (output) kegiatan ini

    berupa 12 laporan pelaksanaan kegiatan, dengan hasil (outcome)

    tercapainya kesepakatan dan koordinasi dalam rangka pelayanan

    kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi di 12 provinsi.

    5) Koordinasi Lintas Program/Lintas Sektor dalam Meningkatkan

    Cakupan Penanganan Komplikasi

    Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antar lintas

    program dan lintas sektor dalam program kesehatan ibu khususnya dalam

    peningkatan cakupan penanganan komplikasi.

    Kegiatan berupa pertemuan di tingkat Pusat yang melibatkan lintas sektor,

    lintas program, organisasi profesi, dll. Kegiatan telah dilaksanakan

    sebanyak 3 kali dengan jumlah peserta 30 orang per kegiatan. Tiap

    kegiatan dilaksanakan 1 hari dengan anggaran Rp 115.020.000 untuk 6 kali

    pertemuan dan realisasi anggaran Rp 57.284.000 (49,80%).

    Luaran (output) kegiatan ini berupa 3 laporan pelaksanaan kegiatan,

    dengan hasil (outcome) kesepakatan dan rekomendasi dalam peningkatan

    cakupan penanganan komplikasi.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 40

    Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian tujuan dan

    sasaran pembinaan pelayanan kesehatan maternal dengan pencegahan

    komplikasi memberikan manfaat (benefit) sebagai berikut :

    1) Meningkatkan mutu pelayanan KIA di tingkat Kab/Kota melalui

    pelaksanaan AMP.

    2) Meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat dalam

    pelaksanaan P4K.

    3) Terbentuknya sistem rujukan maternal neonatal.

    4) Pengelola program dapat meningkatkan cakupan PK di wilayah

    kerjanya.

    5) Pengelola program mendapatkan pembinaan program yang

    berhubungan dengan pencegahan komplikasi maternal.

    6) Petugas kesehatan mampu menyelenggarakan pelayanan

    kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal dasar dan komprehensif yang

    berkualitas.

    7) Berfungsinya Puskesmas PONED di Kabupaten/Kota.

    8) Berfungsinya Rumah Sakit PONEK 24 jam

    Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat memiliki impact (dampak)

    dalam penurunan jumlah kematian ibu melalui peningkatan mutu pelayanan

    kesehatan ibu dan anak serta peran aktif keluarga dan masyarakat.

    d. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembinaan Pelayanan Keluarga

    Berencana

    Upaya pencapaian tujuan dan sasaran pembinaan pelayanan Keluarga

    Berencana terdiri dari dari beberapa kegiatan, yaitu :

    1) Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam Pelayanan KB Pasca

    Persalinan di 10 Provinsi.

    2) Pertemuan Review Pelayanan KB Pasca Persalinan di 2 Regional

    (Regional DI. Yogyakarta dan Regional DKI Jakarta)

    3) Fasilitasi dan Bimbingan Teknis ke Daerah dalam Peningkatan

    Cakupan Kualitas Pelayanan KB di 12 Provinsi

    4) Pertemuan Koordinasi LP/LS di Tingkat Pusat

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 41

    Secara lebih rinci, kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut adalah

    sebagai berikut :

    1) Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam Pelayanan KB

    Pasca Persalinan di 10 Provinsi

    Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta tentang

    pelayanan KB pasca persalinan utamanya AKDR pascaplasenta dan

    tersedianya petugas kesehatan pelayanan KB pasca persalinan di 10

    provinsi

    Kegiatan berupa pelatihan di Jakarta dan mengundang 10 provinsi

    (Sumatra Utara, Jawa Barat, Sumatra Selatan, Banten, Gorontalo,

    Sulawesi Tenggara, NTT, Jawa Tengah, Papua dan DKI Jakarta). Jumlah

    total peserta 36 orang, terdiri dari peserta Pusat 17 orang, Provinsi 19

    orang dari Sp.OG dan Bidan.

    Kegiatan dilaksanakan selama 4 hari dengan anggaran Rp 274.600.000

    dan realisasi anggaran Rp 196.274.700 (71 %). Luaran (output) kegiatan ini

    berupa 1 laporan pelaksanaan kegiatan, dengan hasil (outcome) terlatihnya

    tenaga kesehatan untuk pelayanan KB pasca persalinan utamanya AKDR

    pascaplasenta dan tersedianya fasilitator KB pasca persalinan di 10

    provinsi.

    2) Review Pelayanan KB Pasca Persalinan di 2 Regional (Regional DI.

    Yogyakarta dan Regional DKI Jakarta)

    Dengan anggaran Rp 876.990.000 dan realisasi anggaran Rp 818.632.500

    (93 %). Kegiatan ini bertujuan mereview pelaksanaan KB pasca

    persalinan, sehingga peserta dapat mengidentifikasi permasalahan dan

    hambatan dalam pelaksanaan KB pasca persalinan di fasilitas pelayanan

    kesehatan dan tenaga kesehatan pemberi pelayanan KB, mendapatkan

    solusi dan rekomendasi berdasarkan permasalahan, tantangan dan

    hambatan yang ada, melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor

    dalam rangka peningkatan KB pasca persalinan.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 42

    a. Regional DI. Yogyakarta

    Kegiatan berupa pertemuan di DI. Yogyakarta dengan mengundang 16

    provinsi (Aceh, Sumatera Barat., Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera

    Selatan, Bengkulu, Banten, Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa

    Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sumatera Utara,

    DI.Yogyakarta)

    b. Regional DKI Jakarta

    Kegiatan berupa pertemuan di DKI Jakarta dengan mengundang 17

    provinsi (DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,

    Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi

    Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, NTT, Maluku, Maluku Utara,

    Gorontalo,Papua dan Papua Barat). Jumlah total peserta 67 orang, terdiri

    dari peserta Pusat 14 orang, Provinsi 48 orang (terdiri dari penanggung

    jawab program KB, fasilitator KB pasca persalinan Provinsi dan

    penanggung jawab KBKR BKKBN Provinsi) dan dari Dinkes Provinsi DKI

    Jakarta 6 orang.

    Kegiatan dilaksanakan selama 4 hari. Luaran (output) kegiatan ini berupa 1

    laporan pelaksanaan kegiatan, dengan hasil (outcome) adanya

    kesepakatan dan rekomendasi berdasarkan permasalahan, tantangan dan

    hambatan yang ada, serta terlaksananya koordinasi lintas program dan

    lintas sektor dalam rangka peningkatan KB pasca persalinan.

    3) Fasilitasi dan Bimbingan Teknis ke Daerah dalam Peningkatan

    Cakupan Kualitas Pelayanan KB di 12 Provinsi

    Kegiatan dilaksanakan di 12 provinsi, berupa kunjungan lapangan dan

    pertemuan di 1 Kab/Kota terpilih, yaitu :

    1. Provinsi Lampung, pada tanggal 29 Januari 1 Februari 2013

    2. Provinsi Jawa Barat pada tanggal 29 Januari 1 Februari 2013.

    3. Provinsi Sulawesi Tenggara. pada tanggal 12 15 Februari 2013.

    4. Provinsi NTB, pada tanggal 19 22 Maret

    5. Provinsi Jawa Timur, pada tanggal 2-5 April 2013

    6. Provinsi NTT, pada tanggal 14-17 Mei

    7. Provinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 14-17 Mei 2013.

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 43

    8. Provinsi Banten, pada tanggal 28 31 Mei 2013

    9. Provinsi Papua, pada tanggal 25-28 Juni 2013.

    10. Provinsi Maluku Utara, pada tanggal 2-5 Juli 2013.

    11. Provinsi Sumatera Utara, pada tanggal 2-5 September 2013.

    12. Provinsi Papua Barat, pada tanggal 20-23 Oktober 2013.

    Kegiatan ini bertujuan agar terlaksananya manajemen pelayanan KB

    yang baik dan tersedianya data hasil cakupan pelayanan KB yang valid

    dan akurat di setiap jenjang pelayanan KB.

    Jumlah total peserta 24 atau 25 orang, terdiri dari peserta Pusat 2

    atau 3 orang, Pendamping Provinsi 2 orang, serta peserta Kabupaten/Kota

    20 orang yang terdiri dari penanggung jawab dan pengelola program KB

    Dinkes Kab/kota, Bidan Koordinator, RS, Puskesmas, POGI, IBI, SKPD KB

    Kab/Kota.

    Kegiatan dilaksanakan selama 4 hari, dengan anggaran Rp 526.800.000

    dan realisasi anggaran sebesar Rp 443.250.800 (84 %). Luaran (output)

    kegiatan ini berupa 12 laporan pelaksanaan kegiatan dengan hasil

    (outcome) tersosialisasinya program pelayanan KB, dan adanya

    kesepakatan dan rekomendasi berdasarkan permasalahan yang ada di

    lapangan.

    4) Koordinasi LP/LS di Tingkat Pusat

    Kegiatan ini bertujuan agar tercapai sharing informasi, penyamaan

    persepsi, sinkronisasi program dan kegiatan pelayanan KB dalam upaya

    untuk mengoptimalkan kinerja pelayanan KB.

    Kegiatan berupa pertemuan koordinasi LP/LS di Jakarta sebanyak 6 kali

    pertemuan yang masing-masing dengan peserta sejumlah 25 orang selama

    2 (dua) hari dengan anggaran sebesar Rp 206.700.000 dan realisasi

    anggaran sebesar Rp 200.264.500 (97 %).

    Pertemuan koordinasi terdiri dari :

    1. Pertemuan Koordinasi dalam rangka Sinkronisasi Kegiatan KB tanggal

    22-23 Januari 2013

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 44

    2. Pertemuan Koordinasi dalam rangka Sinkronisasi Pencatatan dan

    Pelaporan Pelayanan KB tanggal 19-20 Februari 2013

    3. Pertemuan Koordinasi dalam rangka Persiapan Pertemuan Review

    Pelayanan KB Pasca Persalinan tanggal 27-28 Maret 2013

    4. Pertemuan Koordinasi dalam rangka Penyusunan Rencana Aksi

    Nasional Pelayanan KB tanggal 9-10 Juli 2013

    5. Pertemuan Koordinasi dalam rangka Penyelenggaraan Jampersal dan

    KB dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tanggal 6-7 September

    2013

    6. Pertemuan Koordinasi dalam rangka Finalisasi Draft Rencana Aksi

    Nasional (RAN) Pelayanan KB dan Persiapan Workshop RAN

    Pelayanan KB tanggal 17-18 Oktober 2013

    Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian tujuan dan

    sasaran pembinaan pelayanan KB memberikan manfaat (benefit) sebagai

    berikut:

    a. Meningkatnya pelaksanaan manajemen pelayanan KB pascapersalinan

    di fasilitas pelayanan KB.

    b. Meningkatnya ketersediaan data hasil cakupan pelayanan KB termasuk

    KB pascapersalinan yang valid dan akurat di setiap jenjang pelayanan

    KB.

    c. Meningkatnya kemampuan petugas kesehatan dalam memberikan

    pelayanan KB pasca persalinan.

    d. Tersedianya pelayanan KB pasca persalinan di Puskesmas dan RS

    Lintas program, lintas sektor dan mitra terkait program Keluarga

    Berencana mendapatkan informasi, membuat kesepakatan dan

    rencana tindak lanjut tentang permasalahan terkait peningkatan kualitas

    pelayanan KB.

    e. Terpantaunya pelaksanaan pelayanan KB di daerah

    f. Meningkatnya kemampuan penanggung jawab dan pengelola

    pelayanan dalam manajemen pelayanan KB.

    g. Pengelola program mendapatkan alih informasi terkait pelayanan KB

  • Laporan Tahunan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Tahun 2013 45

    Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat memiliki impact (dampak)

    dalam :

    1) Meningkatnya cakupan peserta KB aktif

    2) Meningkatnya cakupan peserta KB baru

    3) Meningkatnya peserta KB Pascapersalinan

    4) Menurunnya unmet need ber-KB

    5) Meningkatnya fasilitas kesehatan yang mampu memberikan pelayanan

    KB sesuai standar

    e. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembinaan Perlindungan Kesehatan

    Reproduksi

    Upaya pencapaian tujuan dan sasaran pembinaan perlindungan kesehatan

    reproduksi terdiri dari dari beberapa kegiatan, yaitu :

    1) Re-Sensitisasi PUGBK Pada 8 Unit Utama di Lingkungan Kementerian

    Kesehatan

    2) Revisi Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial

    Terpadu (PKRET)

    3) Review Pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

    terhadap Perempuan dan Anak (PP-KtP/A)

    4) Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Pengelola Program dalam Pelayanan

    Kesehatan Reproduksi Terpadu

    5) Lokakarya pemantapan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu

    6) Bintek, Supervisi dan Monitoring Program Perlindungan Kespro

    7) Koordinasi Dalam Rangka Perlindungan Kesehatan Reproduksi

    Secara lebih rinci, kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut adalah

    sebagai berikut:

    1. Re