Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan...

96
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan Ridho dan Karunia-Nya, Laporan Tahunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara Tahun 2018 dapat diselesaikan. Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan mandat yang diberikan kepada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) selama tahun 2018. Dengan demikian, laporan ini dapat digunakan sebagai acuan atas dasar pertimbangan dan referensi di masa yang akan datang, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi dalam upaya perbaikan kinerja ke depan. Dalam menjembatani hasil penelitian dan kesesuaian kebutuhan pengguna teknologi pertanian, maka BPTP Sulawesi Tenggara melaksanakan peran strategisnya bersama dengan BBP2TP, Balit dan Puslit di bawah naungan Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian; Pemerintah Daerah dan Pemkab/Pemkot; BAPPEDA Propinsi dan Kab/Kota; Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan tingkat Propinsi dan Kab/Kota, Dinas terkait dan BPP; serta Universitas yang ada di daerah maupun luar daerah. BPTP Sulawesi Tenggara juga meneruskan peran strategisnya bersama dengan media, organisasi swasta, petani secara kelompok maupun individu. Diharapkan laporan ini dapat memberikan gambaran tentang kegiatan BPTP Sulawesi Tenggara selama Tahun 2018. kami menyadari laporan ini belum sempurna namun kami berharap semoga laporan tahunan ini dapat bermanfaat bagi para pengguna, khususnya bagi mereka yang ingin tahu dan peduli terhadap perkembangan lembaga ini. Kendari, Desember 2018 Kepala Balai, Ir. Muh. Asaad, M.Sc NIP. 19650101 198903 1 001

Transcript of Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan...

Page 1: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena hanya

dengan Ridho dan Karunia-Nya, Laporan Tahunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) Sulawesi Tenggara Tahun 2018 dapat diselesaikan.

Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas, fungsi dan mandat yang diberikan kepada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) selama tahun 2018. Dengan demikian, laporan ini dapat digunakan sebagai

acuan atas dasar pertimbangan dan referensi di masa yang akan datang, baik dalam

tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi dalam upaya perbaikan kinerja ke

depan.

Dalam menjembatani hasil penelitian dan kesesuaian kebutuhan pengguna

teknologi pertanian, maka BPTP Sulawesi Tenggara melaksanakan peran strategisnya

bersama dengan BBP2TP, Balit dan Puslit di bawah naungan Badan Litbang Pertanian

Kementerian Pertanian; Pemerintah Daerah dan Pemkab/Pemkot; BAPPEDA Propinsi

dan Kab/Kota; Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan tingkat Propinsi dan

Kab/Kota, Dinas terkait dan BPP; serta Universitas yang ada di daerah maupun luar

daerah. BPTP Sulawesi Tenggara juga meneruskan peran strategisnya bersama dengan

media, organisasi swasta, petani secara kelompok maupun individu. Diharapkan laporan

ini dapat memberikan gambaran tentang kegiatan BPTP Sulawesi Tenggara selama

Tahun 2018.

kami menyadari laporan ini belum sempurna namun kami berharap semoga

laporan tahunan ini dapat bermanfaat bagi para pengguna, khususnya bagi mereka yang

ingin tahu dan peduli terhadap perkembangan lembaga ini.

Kendari, Desember 2018 Kepala Balai, Ir. Muh. Asaad, M.Sc NIP. 19650101 198903 1 001

Page 2: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................vi

I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2. Tugas dan Fungsi.................................................................................................. 3

II. STRUKTUR ORGANISASI .......................................................................................... 4

III. BAGIAN TATA USAHA............................................................................................. 7

3.1. Urusan Kepegawaian ............................................................................................ 7

3.1.1. Karakteristik Staf................................................................................................ 7

3.1.2. Keadaan SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan............................................. 7

3.1.3. Penyebaran Tenaga Berdasarkan Jabatan Fungsional .................................. 9

3.1.4. Rekapitulasi Pegawai BPTP Sulawesi Tenggara yang Mendapat Kenaikan Pangkat dan Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan, Pegawai yang Dataser, dan Pensiun Tahun 2018 .................................................................................................. 11

3.1.5 Pengembangan Sumber Daya Manusia ......................................................... 12

3.2. Urusan Keuangan ................................................................................................. 14

3.2.1. Pembiayaan .................................................................................................... 14

3.2.2. Alokasi Anggaran............................................................................................. 15

3.3. Urusan Rumah Tangga .......................................................................................... 18

IV. SEKSI KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN ..................................... 20

4.1. Bidang Kerjasama Pengkajian............................................................................ 20

4.2. Publikasi Dan Informasi Hasil Pengkajian/Penelitian/Manajemen..................... 26

4.3. Perpustakaan ...................................................................................................... 30

4.4. Sarana dan Prasarana Penelitian ....................................................................... 31

4.4.1. Laboratorium .................................................................................................... 32

4.4.2. Pengadaan Barang Inventaris ....................................................................... 34

4.5. Perkembangan Kebun Percobaan (KP) ............................................................. 34

4.5.1. Kebun Percobaan Wawotobi ........................................................................... 34

4.5.2. Kebun Percobaan Onembute .......................................................................... 36

4.6. Program Pengkajian............................................................................................ 39

Page 3: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

iii

4.7. Teknis Advis Ilmiah ............................................................................................. 40

V. HASIL-HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN DAN DISEMINASI TEKNOLOGI ......... 42

VI. EVENT-EVENT PENTING YANG DIIKUTI BPTP SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018 ...................................................................................................................... 83

VII. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT ................................................................. 85

VIII. PENUTUP................................................................................................................... 86

Page 4: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

iv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Distribusi Kepangkatan Fungsional Peneliti dan Penyuluh BPTP

Sultra Berdasarkan Disiplin Ilmu dan Tingkat Pendidikan per

Desember 2018 .....................................................................................

7

Tabel 2. Distribusi Pegawai Berdasarkan Jabatan Fungsional pada Lingkup

BPTP Sultra per Desember 2018...........................................................

8

Tabel 3. Keragaan Peneliti dan Penyuluh Fungsional BPTP Sultra

Berdasarkan Jabatan dan Angka Kredit per Desember 2018...............

8

Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai BPTP Sultra yang Mendapatkan Kenaikan

Pangkat/Golongan Tahun 2018.............................................................

10

Tabel 5. Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan/Ruang BPTP Sultra per

Desember 2018 .....................................................................................

11

Tabel 6. Distribusi pegawai yang Mutasi dan Pegawai yang Telah Pensiun

Tahun 2018 ...........................................................................................

11

Tabel 7. Daftar Pegawai BPTP Sultra yang Mengikuti Tugas / Izin Belajar per

Desember 2018 ....................................................................................

12

Tabel 8. Daftar Nama Pegawai BPTP Sultra yang Mengikuti Pelatihan/

Workshop per Desember 2018 .............................................................

12

Tabel 9 Alokasi Anggaran Satker BPTP Sultra T.A. 2018 ................................. 14

Tabel 10. Rincian Anggaran Proyek DIPA BPTP Sultra Tahun 2018 .................. 15

Tabel 11. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) TA. 2018 ........................... 17

Tabel 12. Inventaris Kekayaan Milik Negara pada BPTP Sultra Tahun 2015 ..... 18

Tabel 13. Judul Kerjasama yang dilakukan penandatanganan Mou, Tindaklanjut

MoU, serta penjejakan Peluang Kerjasama di Sulawesi Tenggara

2018 .....................................................................................................

19

Tabel 14. Judul Kegiatan Penelitian/Pengkajian dan Diseminasi TA. 2018 .......... 25

Tabel 15 Makalah / Hasil Penelitian yang Dipublikasikan pada Tahun 2018 ....... 27

Tabel 16. Sarana dan Prasarana Penelitian/Pengkajian BPTP Sultra Tahun

2018 ......................................................................................................

31

Tabel 17. Kondisi Peralatan Laboratorium BPTP Sultra TA. 2018 ...................... 33

Page 5: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

v

Tabel 18. Daftar Pengadaan Barang Inventaris BPTP Sultra Berdasarkan Jenis

dan Sumber Dana Tahun 2018 ............................................................

33

Tabel 19. Kegiatan Praktek, Studi Banding dan Pelatihan ............................. 37

Tabel 20. Sarana dan Prasarana yang tersedia di KP Onembute ........................ 38

Tabel 21. Sarana dan Prasarana kegiatan penelitian yang dibangun di KP

Onembute tahun 2015-2018 ...............................................................

38

Tabel 22. Peralatan Mesin di Kebun Percobaan Onembute ................................ 39

Tabel 23. Pemanfaatan Lahan KP Onembute BPTP Sultra tahun 2018 ............. 39

Tabel 24. Nama pegawai BPTP Sulawesi Tenggara, Jenis Kegiatan Advis

Ilmiah Serta Instansi Pelaksana Kegiatan Tahun 2018 ........................

41

Tabel 25. Pertemuan Dan Event – Event Penting Yang Diikuti BPTP Sulawesi

Tenggara Tahun 2018 …………….............................................………

83

Page 6: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

vi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Sultra …………………………………… 5

Gambar 2. Diagram Venn Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) BPTP Sultra TA. 2018 .....………………......………….....……………….......……

6

Gambar 3. Diagram Venn Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Lingkup BPTP Sulawesi Tenggara Tahun 2018 .....………………..

7

Gambar 4. Koleksi Dan Aktivitas Perpustakaan ………………………………… 30

Gambar 5. Kegiatan Koordinasi dan Monitoring pada kegiatan strategis Kementan di Sultra ………………………… …………………………

44

Gambar 6. Kegiatan Penanaman hingga panen oleh Ka. BP3K Laeya dan Petani di Lokasi Demplot ........................................

45

Gambar 7. Kegiatan Penanaman dan Pelatihan Inovasi Teknologi Jagung di Lokasi Demplot ...............................................................................

46

Gambar 8. Dukungan Danramil, Babinsa, Kades Wungkolo serta BPTP Balitbangtan Sultra dan Kadistan Konkep dalam pelaksanaan Demplot Teknologi PTT Jagung........................................................

47

Gambar 9. Distribusi bibit cabai ke Iwapi, TNI dan KPPI Prov. Sultra …........... 48

Gambar 10. Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan dengan Pemda Kab. Bombana terkait Progress TTP Bombana 2018 ...................

48

Gambar 11. Pelatihan untuk Peningkatan Kapasitas SDM (Pengurus TTP Bombana .........................................................................................

49

Gambar 12. Alat Produksi Sagu Kering dan Rumah Kompos Ampas Sagu ....... 50

Gambar 13. Penanaman Jagung Bima 20 URI dan pengolahan pupuk organik, silase, tepung jagung dan lahan HMT .......................................

51

Gambar 14. Pertemuan diskusi/Focus Group Discussion 3 Kabupaten (Kab. Konsel, Konawe dan Muna) ...........................................................

52

Gambar 15. Pelatihan Sekolah Lapang Panen dan Pasca Panen ..................... 53

Gambar 16. Kegiatan Penanaman hingga Panen SL- Produksi Benih Kedelai ... 54

Gambar 17. Performance Jagung Bima 20 URI di Desa Baito Kab. Konsel......... 55

Gambar 18. Penampilan tanaman pada saat umur 52 Hari Setelah Tanam....... 57

Page 7: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

vii

Gambar 19. Monitoring lapangan oleh Tim Monev Balai ………. ……............... 58

Gambar 20. Performance Tanaman Jagung Bima 20 URI di Kab. Konsel ……. 58

Gambar 21. Kegiatan Panen Benih Jagung Bima 20 URI bersama Kadis Pertanian dan Kepala BPTP Sultra .................................................

59

Gambar 22. Kegiatan Pemeriksaan Lapangan dan Pemeriksaan calon Benih oleh BPSB .......................................................................................

59

Gambar 23. Persemaian benih Kelapa dalam dan kondisi perbenihan Kelapa dala saat umur 15 HST .........................................................

60

Gambar 24. Perkembangan Tanaman pada umur 31 HST..…………………….. 62

Gambar 25. Performance Perbenihan Tanaman Kakao ................................ 62

Gambar 26. Kunjungan Lapang di Kabupaten Minahasa Manado …………....... 63

Gambar 27. Kegiatan Sosialisasi Katam Terpadu pada Kegiatan TOT SLI Kota Kendari yang diselenggaran oleh APIK Kendari-BMKG ................

63

Gambar 28. Menyampaiakan Informasi Katam Terpadu pada dialog prakiraan awal musim kemarau Tahun 2018 di Stasiun TVRI Sulawesi Tenggara …...........................……………………………………….

64

Gambar 29. Infrastruktur air, penanaman hingga panen VUB padi sawah di Kec. Ranoomeeto Kab. Konsel .............................................

65

Gambar 30. Kegiatan Penanaman hingga panen cabai Desa Andowengga, Kec. Poli-Polia Kab. Kolaka Timur …………………………………….

66

Gambar 31. Umbi Varietas Super Philips hasil Panen petani MT II (Sept – Nop) 67

Gambar 32. Pengecekan Hasil Panen di Kec. Tongauna Utara dan Penimbanan Gabah ………….....….....………………………………..

68

Gambar 33. Kunjungan ke lokasi Pertanaman (Dinas TPHP Konawe, Penyuluh Desa, Penyuluh BPTP, Peneliti BPTP, Camat, Kades dan Petani)

69

Gambar 34. Pertumbuhan Tanaman Padi sawah di Desa Abuulanu Kec. Pondidaha Kab. Konawe …………...............…………………………

70

Gambar 35. Pertumbuhan Caba Kencana dan Cabai Prima setelah Hujan ..… 71

Gambar 36. Performance varietas Lingga dan Kencana di Lokasi Kegiatan.… 72

Gambar 37. Performanece Dewata umur 43 HST, Kencana 130 HST dan VUB Lingga 175 HST…….….….....................……………………………

74

Gambar 38. Sosialisasi Pendampingan Kawasan Kakao di Kel. Tinobu Kec. Lasolo Kab. Konawe .......................….….….….….….….….……

74

Gambar 39. Sosialisasi Kegiatan Pendampingan kakao yang dihadiri oleh kelompok tani, penyuluh dan Dinas Pertanian Kab. Konawe………

76

Gambar 40. Aplikasi Pestisida Nabati, Minyak Sereh Wangi pada tanaman kakao di Lokasi Kegiatan ….….….…........….……...........………

77

Page 8: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

viii

Gambar 41. Pelatihan Budidaya Kakao dan Pembuatan pupuk organik ………. 77

Gambar 42. Temu Lapang Kegiatan Pendampingan pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Kab. Konsel ………………………………..

78

Gambar 43. Pelatihan Budidaya HPT, Pemberian Pakan penguat dan Penanganan Berak Darah …………………………………………….

79

Gambar 44. Temu Lapang Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sapi Potong Kab. Konawe….….....................……………………………

80

Gambar 45. Kebun Koleksi Sumber Daya Genetik BPTP Sultra….….….….…… 81

Page 9: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

ix

Page 10: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Pertanian hingga saat ini masih tetap dianggap sebagai bagian

terpenting dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain kerena menjadi basis

pertumbuhan di pedesaan, pertanian juga berperan penting dalam hal potensi

sumberdaya yang besar dan beragam, kontribusi yang cukup besar terhadap

pendapatan nasional, serta banyaknya penduduk Indonesia yang bekerja di sektor

pertanian. Untuk hal tersebut diperlukan dukungan pengembangan dan penelitian

pertanian.

Sejalan dengan kebijakan pembangunan pertanian yang diarahkan dalam upaya

menghasilkan berbagai komoditas unggulan yang diharapkan mampu bersaing di pasar

global, maka salah satu kebijakan di bidang penelitian dan pengembangan adalah

mengembangkan teknologi spesifik lokasi. Dalam menghasilkan teknologi spesifik lokasi

diperlukan proses panjang, diawali dengan tahap penelitian yang di dalamnya termasuk

identifikasi kebutuhan teknologi sesuai kebutuhan masyarakat. tahap selanjutnya ialah

pengkajian, tahap pengembangan, dan terakhir tahap penerapan yang melibatkan

berbagai stakeholder.

Untuk mendukung pengembangan pertanian di daerah, maka dibentuk Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Badan

Penelitian Pertanian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang berkedudukan

di propinsi Sulawesi Tenggara.

BPTP Sulawesi Tenggara merupakan perpanjangan tangan Balitbangtan di daerah

yang sangat penting dan strategis, utamanya untuk mendukung pengembangan dan

percepatan teknologi pertanian di daerah. Pada dasarnya, pembentukan BPTP bertujuan

untuk mempercepat proses pembangunan pertanian di daerah melalui rekayasa

teknologi spesifik lokasi pada masing-masing propinsi sehingga teknologi tersebut betul-

betul sesuai dengan kebutuhan petani setempat dan sekaligus mampu menjawab

permasalahan yang dihadapi petani.

Ketersediaan teknologi spesifik lokasi merupakan syarat mutlak yang dibutuhkan

untuk mendukung percepatan pengembangan teknologi pertanian di Sulawesi Tenggara.

Propinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas lima belas wilayah kabupaten (Kabupaten Buton,

Buton Utara, Buton Selatan, Buton Tengah, Muna, Muna Barat, Wakatobi, Konawe,

Page 11: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

2

Konawe Selatan, Konawe Utara, Konawe Kepulauan, Bombana, Kolaka, Kolaka Utara,

dan Kolaka Timur) dan dua kota administratif (Kota Kendari dan Kota Bau-Bau).

Sulawesi Tenggara Memiliki luas wilayah 148.140 km2, sebagian besar terdiri dari

perairan laut dengan luas 110.000 Km2 (74%) dan wilayah daratan seluas 38.140 Km2

(25,75%). Peta topografi menunjukkan Suawesi Tengaara umumnya memiliki

permukaan tanah yang bergunung, bergelombang dan berbukit.

Adanya keragaman agroekosistem dan sosial budaya merupakan potensi dan

peluang sekaligus tantangan dalam pengembangan sektor pertanian daerah yang perlu

mendapat perhatian sendiri. Untuk itu, BPTP Sulawesi Tenggara berperan penting dalam

menyediakan teknologi spesifik lokasi dengan melakukan rekayasa teknologi pertanian

yang spesifik lokasi sesuai dengan potensi sumber daya alam (SDA) dan kondisi biofosik

lingkungan serta sosial ekonomi budaya Sulawesi Tenggara.

Kegiatan pengkajian dan diseminasi yang dilakukan BPTP Sulawesi Tenggara

merupakan tuntutan yang harus dipenuhi yang diharapkan dapat mendorong

peningkatan produktivitas dan pendapatan petani. Untuk itu, BPTP Sulawesi Tenggara

terus berupaya melakukan berbagai pengkajian teknologi spesifik lokasi yang sesuai

dengan kebutuhan petani setempat. Hal tersebut sejalan dengan visi BPTP Sulawesi

Tenggara untuk menjadi lembaga penelitian dan pengkajian teknologi pertanian yang

handal dalam menyediakan teknologi dan sistem pertanian yang mampu meningkatkan

kesejahteraan petani secara berkelanjutan. Dengan demikian diharapkan keberadaan

BPTP Sulawesi Tenggara dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan pertanian

di daerah ataupun dalam mempercepat transfer teknologi ke pengguna.

Untuk mencapai hal tersebut, BPTP Sulawesi Tenggara mempunyai misi sebagai

berikut :

1. Mengidentifikasi kemampuan sumber daya pertanian dan kebutuhan teknologi yang

sesuai dengan kondisi wilayah Sulawesi Tenggara,

2. Menyediakan dan menyampaikan teknologi tepat guna spesifik lokasi kepada

pengguna untuk meningkatkan efisiensi usaha tani,

3. Bermitra dengan instansi terkait untuk penyebaran berbagai informasi teknologi

pertanian guna memberdayakan petani dalam berusaha tani,

4. Menyediakan alternatif teknologi untuk pengelolaan dan pelestarian sumber daya

alam pertanian,

Page 12: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

3

5. Mendorong percepatan pembangunan pertanian di daerah dengan orientasi

agribisnis melalui penyediaan teknologi pertanian spesifik lokasi yang efisien, efektif

dan berkelanjutan.

Pada Tahun 2018, BPTP Sulawesi Tenggara telah melakukan berbagai kegiatan

penelitian, pengkajian dan Diseminasi serta perakitan teknologi pertanian tepat guna

spesifik lokasi. Kegiatan yang dilakukan merupakan proses yang berkesinambungan

dalam upaya merakit teknologi yang dapat diterapkan oleh petani. Selain itu BPTP

Sulawesi Tenggara juga telah menghasilkan dan mendiseminasikan inovasi teknologi

spesifik lokasi. Dalam pelaksanaannya BPTP Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara

senantiasa menjalin koordinasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait.

Laporan tahunan 2018 ini berupaya memberikan beragam informasi mengenai

berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian meliputi

kegiatan penelitian/pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian, kegiatan administrasi

serta dinamika organisasi BPTP Sulawesi Tenggara dalam menjalankan tugas dan

fungsi yang dilaksanakan selama TA. 2018.

1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

BPTP Sulawesi Tenggara adalah salah satu unit pelaksana teknis di bidang

pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi, yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan dalam

pelaksanaan tugas serta pengembangan pertanian, berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian. BPTP dipimpin oleh seorang Kepala. Berdasarkan

peraturan Menteri Pertanian No. 19/Permentan/OT.020/5/2017 tanggal 22 Mei 2017,

BPTP mempunyai tugas melaksanakan Pengkajian, Perakitan dan Pengembangan

Teknologi Tepat Guna Spesifik Lokasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPTP

menyelenggarakan fungsi :

1. Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, laporan

pengkajian, perakitan, pengembangan dan diseminasi teknologi pertanian tepat guna

spesifik lokasi.

2. Pelaksanakan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna

spesifik lokasi,

Page 13: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

4

3. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna

spesifik lokasi,

4. Pelaksanaan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

5. Perakitan materi penyuluhan dan diseminasi hasil pengkajian teknologi pertanian

tepat guna spesifik lokasi.

6. Pelaksanaan bimbingan Teknis materi penyuluhan dan diseminasi hasil pengkajian

teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

7. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendaya

gunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat

guna spesifik lokasi,

8. Pemberian pelayanan teknik pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi

pertanian tepat guna spesifik lokasi, dan

9. Pelaksanaan Urusan Kepegawaian, Keuangan, rumah tangga dan Perlengkapan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

II. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi dan tata kerja BPTP diatur berdasarkan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor : 19/Permentan/OT.020/5/2017 tanggal 22 Mei 2017. Susunan

organisasi BPTP terdiri dari:

1. Kepala

2. Sub bagian Tata Usaha

3. Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

4. Kelompok Jabatan Fungsional

Selain itu untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok BPTP Sulawesi Tenggara maka

dibentuk Koordinator Program dan Evaluasi (PE) yang dulunya bernama Koordinator

Program yang melakukan koordinasi kepada Kasie KSPP. Namun sejak tahun 2017

berganti nama menjadi Koordinator PE yang diusulkan dari masing-masingg BPTP/LPTP

dan selanjutnya ditetapkan melalui SK Kepala Balitbangtan Nomor

122.1/kpts/OT.050/H.05/2017.Koordinator Program bertanggung jawab langsung kepada

Kepala BPTP Sulawesi Tenggara. Secara umum Koordinator PE mempunyai tugas

untuk menyelaraskan kegiatan penelitian/pengkajian spesifik lokasi dengan

pembangunan pertanian Sulawesi Tenggara dan memadukan program dan kegiatan

penelitian/pengkajian antar sub sektor, melaksanakan penyusunan program dan

Page 14: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

5

perencanaan, melaksanakan fungsi monitoring dan evaluasi kegiatan dan anggaran di

BPTP/LPTP, serta mempersiapkan proposal/RPTP. Dalam tugasnya, Koordinator PE

melakukan koordinasi dengan Kasie KSPP.

Struktur Organisasi BPTP Sulawesi Tenggara berdasarkan Keputusan Kepala

BPTP Sultra Nomor : B-2391/OT.140/H.12.22/12/2018 tanggal 31 Desember 2018.

Susunan Organisasi BPTP Sulawesi Tenggara terdiri dari :

1. Kepala

2. Sub bagian Tata Usaha

3. Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

4. Kelompok Jabatan Fungsional

Disamping organisasi struktural, BPTP Sulawesi Tenggara juga membentuk kelompok

pengkaji (Kelji), yang masing-masing dipimpin oleh ketua Kelji. Kelompok Kelji terdiri

dari:

1. Kelji Budidaya dan Pasca Panen

2. Kelji Sumberdaya

3. Kelji Sosial Ekonomi

4. Kelji Kelompok Penyuluh

Selain itu untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok BPTP Sulawesi Tenggara

maka dibentuk Koordinator Program. Koordinator Program bertanggung jawab langsung

kepada Kepala BPTP Sulawesi Tenggara. Secara umum Koordinator Program

mempunyai tugas untuk menyelaraskan kegiatan penelitian/pengkajian spesifik lokasi

dengan pembangunan pertanian Sulawesi Tenggara dan memadukan program dan

kegiatan penelitian/pengkajian antar sub sektor, evaluasi dan monitoring kegiatan, dan

evaluasi triwulan serta mempersiapkan proposal/RPTP.

BPTP Sulawesi Tenggara memiliki 2 kebun percobaan (KP) yaitu KP Wawotobi

yang berbasis lahan sawah dan KP Onembute yang berbasis lahan kering. Setiap kebun

percobaan dipimpin oleh seorang kepala kebun.

Page 15: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

6

Surat Keputusan Kepala BPTP Sulawesi Tenggara Nomor: B-2391/OT.140/H.12.22/12/2018. Tanggal 31 Desember 2018

KEPALA BALAI

KASIE KERJASAMA DAN PELAYANAN

PENGKAJIAN

Koord.Bid.

Kerjasama

Pengkajian

Koord.Bid. SaranadanPelayanan

Pengkajian

KASUBAG

TATA USAHA

Koord.Urusa

nKeuangan

Koord.UrusanKepega-

w aian

Koord.Urusan R.T.

KOORD. PROGRAM DAN

EVALUASI

KOORD. KEBUN PERCOBAAN :

KP. WAWOTOBI

KP. ONEMBUTE

Ket. : Langsung ----- :Koordinasi

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL : KELJI BUDIDAYA DAN PASCA

PANEN KELJI SUMBERDAYA,

KELJI SOSEK PERTANIAN

KELOMPOK PENYULUH

Page 16: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2017

7

III. BAGIAN TATA USAHA

Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,

perlengkapan, surat menyurat, dan kearsipan, serta rumah tangga. Dalam pelaksanaan

tugas dan fungsi sehari-hari, sub bagian Tata Usaha dibantu oleh Koordinator

Kepegawaian dan perlengkapan, dan Koordinator Urusan Keuangan.

3.1. Urusan Kepegawaian

3.1.1. Karakteristik Staf

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada BPTP Sulawesi Tenggara per

Desember 2018 sebanyak 84 orang, yang terdiri dari pejabat fungsional peneliti 21

orang (25,00%), pejabat fungsional penyuluh 14 orang (16,67%), fungsional

pustakawan sebanyak 1 orang (1,19%), tenaga administrasi sebanyak 30 orang

(35,71%), dan tenaga pejabat fungsional teknisi litkayasa 1 orang (1,19%) serta teknisi

litkayasa non kelas 4 orang (4,76%), tenaga teknis non fungsional 13 orang (15,48 %).

Data mengenai sumber daya manusia pada BPTP Sulawesi Tenggara tersaji pada

Gambar 2.

Gambar 2. Karakterisasi SDM BPTP Sulawesi Tenggara TA. 2018

3.1.2. Keadaan SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keadaan sumber daya manusia pada BPTP Sulawesi Tenggara berdasarkan

tingkat pendidikan penyebarannya adalah S3 sebanyak 4 orang, S2 sebanyak 20

orang, S1 sebanyak 28 orang, SM/D3 sebanyak 1 orang, D1 sebanyak 1 orang, SLTA

25%

17%

1%

36%

1% 5%

15%

Karakterisasi SDM BPTP Sultra

Peneliti

Penyuluh

Pustakawan

Tenaga Administrasi

Teknisi Litkayasa

Teknisi Litkayasa NonkelasTenaga Teknis Nonfungsional

Page 17: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

8

sebanyak 26 orang, SLTP sebanyak 1 orang dan SD sebanyak 3 orang. Distribusi

pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dan disiplin ilmu disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Ven Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Lingkup BPTP Sulawesi Tenggara Tahun 2018

Tabel 1. Distribusi Kepangkatan Pejabat Fungsional BPTP Sulawesi Tenggara Berdasarkan Disiplin Ilmu dan Tingkat Pendidikan per Desember 2018.

No Disiplin Ilmu Tingkat Pendidikan Total

S3 S2 S1 SLTA D3

1.

A. Peneliti Budidaya Tanaman

2

4

2

0

0

8

2. Ekonomi Pertanian 1 2 1 0 0 4 3. Kesuburan Tanah dan Biologi Tanah 0 1 2 0 0 3 4. Pemuliaan dan Genetika Tanaman 0 0 0 0 0 0

5. Sistem Usaha Pertanian 0 2 0 0 0 2 6. Sosiologi Pertanian 0 1 0 0 0 1

7. Teknologi Pasca Panen 0 0 0 0 0 0

8. Hama dan Penyakit 0 1 1 0 0 2

9. Pakan dan Nutrisi 0 0 1 0 0 1

10. Budidaya ternak 0 0 0 0 0 0

B. Peneliti Non Kelas 0 0 2 0 0 2

Sub Total I 3 11 9 0 0 23

1.

2.

C. Penyuluh Penyuluh Pertanian

Penyuluh Non Kelas

0

0

5

1

9

3

0

0

0

0

14

4

D. Pustakawan Pustakawan non kelas

0

0

0 1

0

1 0

1 1

E. Teknisi Litkayasa Non Kelas 0 0 0 4 0 4

Sub Total II 0 6 13 4 1 22

Total 3 17 23 4 1 47

5%

24%

33%

1%

1%

31%

1% 4%

Keadaan SDM BPTP Sultra berdasarkan Tingkat Pendidikan

S3 S2 S1 SM/D3 D1 SLTA SLTP SD

Page 18: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

9

3.1.3. Penyebaran Tenaga Berdasarkan Jabatan Fungsional

Secara keseluruhan tenaga fungsional pada BPTP Sulawesi Tenggara, hingga

akhir Tahun 2018 adalah sebanyak 37 orang, yang terdiiri dari : tenaga fungsional

peneliti 21 orang, Peneliti Non Kelas 2 orang, penyuluh 14 orang, Penyuluh Non Kelas

4 orang. Tenaga fungsional teknisi litkayasa 1 orang dan litkayasa non kelas 4 orang

dan pustakawan 1 orang dan Pustakawan non kelas 1 orang. Namun hingga saat ini

BPTP Sulawesi Tenggara belum memiliki tenaga fungsional pranata komputer,

arsiparis dan analisis kepegawaian (tabel 2).

Tabel 2. Distribusi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Pada Lingkup BPTP Sulawesi Tenggara per Desember 2018.

No Unit Kerja

Jabatan Fungsional P

en

eli

ti

Pen

yu

luh

Pra

nata

Ko

mp

.

Tek.

Lit

kayasa

Ars

ipari

s

An

ali

sis

Kep

eg

aw

aia

n

Pu

sta

kaw

an

Ju

mla

h

1. BPTP Sulawesi Tenggara 19 11 0 0 0 0 1 31

2. KP. Wawotobi 1 2 0 0 0 0 0 3

3. KP. Onembute 1 1 0 1 0 0 0 3

Total 21 14 0 1 0 0 1 37

Dari tabel 2 nampak bahwa BPTP Sulawesi Tenggara hingga saat ini belum

memiliki tenaga fungsional sebagai berikut: 1) Pranata Komputer 2) Arsiparis, dan 3)

Analisis Kepegawaian. Keragaan peneliti dan penyuluh BPTP Sulawesi Tenggara

berdasarkan jabatan dan angka kredit dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel. 3. Keragaan Peneliti, Penyuluh dan Pustakawan Fungsional BPTP Sulawesi Tenggara Berdasarkan Jabatan dan Angka Kredit per Desember 2018.

No

Nama/NIP

Gol

A

ng

ka K

red

it

Jabatan

TM

T B

era

kh

inya

Tu

nja

ng

an

TM

T

Bera

kh

irn

ya

Jab

ata

n

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 1. Ir. Idris, MS

19581231 1986031 428

IV/c 752,86 Peneliti Madya 01-10-

2018

01-10-

2018

Menunggu

SK Pensiun

2. Ir. Entis Sutisna, M.Si 19580806 1986031 002

IV/c 864,60 Peneliti Utama 01-07-2023

01-07-2024

3. Ir. Suharno, MS 19550503 1989031 001

IV/b 708,25 Peneliti ahli Madya

01-05-2020

01-05-2021

4. Zainal Abidin, SP, MP 19690502 1999031 003

IV/b 805,95 Peneliti Madya 01-04-2023

01-10-2024

5. Ir. Agussalim

19670817 1996031 001

IV/a 552,00 Peneliti Madya 01-09-

2022

01-09-

2023

Page 19: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

10

1 2 3 4 5 6 7 8

6. Dr. Ir. Baharudin, MP 19640101 1994031 002

IV/a 682,05 Peneliti Madya 01-04-2021

01-04-2022

7. Ir. Asmin, MP 19601231 1992031 003

IV/a 422,15 Peneliti Madya 01-03-2020

01-03-2021

8. Dr. Julian Witjaksono

19710730 1999031 001

IV/a 486,95 Peneliti Madya 01-07-

2022

01-07-

2027

9. Dr. Ir. Muh. Alw i Mustaha, M.Si

19680722 1994031 003

III/d 234,00 Peneliti Muda 01-02-

2019

01-02-

2020

10. Rusdin, SP 19710608 2005011 001

III/d 329,65 Peneliti Muda 01-01-2022

01-01-2023

11. Sri Bananiek, SP, M.Si 19730131 2006042 012

III/d 364,22 Peneliti Muda 01-01-2021

01-01-2022

12. Sarjoni, MP 197903132009121001

III/c 243,80 Peneliti Muda 01-07-2022

01-07-2023

13. Bungati, SP, MP

19731206 2007102002

III/c 218,20 Peneliti Muda 01-12-

2021

01-12-

2022

14. Imran, SP, MP

19780608 2005011001

III/b 188,50 Peneliti

Pertama

01-06-

2019

01-06-

2020

15. Musyadik, SP 198204182008011011

III/b 124,50 Peneliti Pertama

01-05-2019

01-05-2020

16. Rusdi, SP 19660312 1998031 001

III/c 204,58 Peneliti Muda 01-02-2022

01-02-2023

17. Cipto Nugroho, S.Si 19830325 2008011008

III/b 186,47 Peneliti Pertama

01-05-2023

01-05-2024

18. Waode Aljumiati, S.Pt

198004182011012008

III/b 134,00 Peneliti

Pertama

01-01-

2021

01-01-

2022

19. Edi Tando, SP

19760403 209121002

III/b 122,00 Peneliti

Pertama

01-07-

2022

01-07-

2023

20. Didik Raharjo, SP 19790622 2009121004

III/c 220,55 Peneliti Muda 01-07-2022

01-07-2023

21. Samrin, SP 198001082011011005

III/b 145,00 Peneliti pertama

01-01-2022

01-01-2023

22. Fathnur, S.Si 198303122011012016

III/b 115,50 Peneliti pertama

01-10-2023

01-10-2024

23. Ir. Muh. Rusman, MP 19620408 1989031 001

IV/c 703,415 Penyuluh Madya

01-10-2022

01-10-2023

24. Ir. Sjamsiar, MP

19600410 1987032001

IV/a 515,642 Penyuluh

Madya

01-06-

2019

01-06-

2020

25. Nur Alam, SP, M.Si 196710201999031001

III/d 227,246 Penyuluh Muda

01-11-2019

01-11-2020

26. Muh. Adlan Larisu, SH, SP, M.Si 196804212001121001

III/d 208,000 Penyuluh Muda

01-03-2021

01-03-2022

27. Yudi Iraw an, SP 196404141986031001

III/d 209,063 Penyuluh Muda

01-01-2022

01-09-2023

28. Abd. Azis, SP 196212311993031003

III/b 158,136 Penyuluh Pertama

01-06-2018

01-06-2018

Pembebasan Sementara

29. La Wangi, S.Pt

198310082009121004

III/b 110,00 Penyuluh

Pertama

01-08-

2023

01-08-

2024

30. Assayuthi Ma’suf , SP 198704292011012024

III/b 157,835 Penyuluh Pertama

01-08-2020

01-08-2021

31. Yuliani Zainuddin, SP 198007282007012001

III/a 156,214 Penyuluh Pertama

01-08-2021

01-03-2022

32. Tamrin Kunta, S.ST, M.Si 196903152005011002

III/b 228,988 Penyuluh Pertama

04-01-2020

04-01-2021

33. Paulus Milkiades, S.ST 196710071999031001

III/a 113,679 Penyuluh Pertama

01-01-2022

01-01-2023

34. Faisal, SP

198304102015031002

III/a 110,806 Penyuluh

Pertama

01-01-

2023

01-01-

2024

35. Alf ian, S.ST 198410042009101001

III/a 112,626 Penyuluh Pertama

01-01-2023

01-01-2024

35. Miftah Hidayat, S.Pt 197311041999031001

III/c 135,036 Penyuluh Pertama

01-10-2023

01-10-2023

36. La Munadi, A.Md 1965123111997031001

III/a 69,10 Pustakaw an Pelaksana

20-01-2014

31-12-2019

2020

37. Ali Qodri

199005082015031001

II/a 26,00 Litkayasa

pemula

01-02-

2023

01-02-

2024

Catatan : Bagi fungsional peneliti batas w aktu angka kredit dalam jabatan fungsional yaitu 5 tahun, ditambah pembebasan sementara 1 tahun.

Page 20: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

11

3.1.4. Rekapitulasi Pegawai BPTP Sulawesi Tenggara yang Mendapat Kenaikan Pangkat dan Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan, Pegawai yang Dataser, dan Pensiun Tahun 2018

Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai BPTP Sulawesi Tenggara Yang Mendapatkan Kenaikan Pangkat/Golongan Dalam Tahun 2018.

No. N a m a Usul Kenaikan Pangkat

Lama Baru

1. Ir. Agussalim, MP IV/a IV/b

2. Ir. Muh. Rusman, MP IV/b IV/c

3. Didik Raharjo, SP III/b III/c

4. Taproni, SM II/c III/a

5. Jamilah, SM II/c III/a

6. Nurwana Taha, SE III/b III/c

7. Muh. Rais, S.Kom III/a III/b

8. Agusdin Achmad III/a III/b

9. Najamuddin II/c II/d

10. Sapiuddin II/c II/d

11. Surahman II/c II/d

12. La Pelita II/a II/b

13. Safiuddin I/c I/d

Jumlah PNS berdasarkan golongan pada BPTP Sulawesi Tenggara yang

terbanyak adalah golongan III (55 orang), golongan II (16 orang), kemudian secara

berturut-turut adalah golongan IV (10 orang) dan golongan I (3 orang). Distribusi

pegawai berdasarkan golongan/ruang pada BPTP Sulawesi Tenggara disajikan pada

Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan/Ruang BPTP Sulawesi Tenggara per Desember 2018.

No Unit Kerja Gol I Gol II Gol III Gol IV Total

a b c d Jlh a b c d Jlh a b c d Jlh a b c d Jlh

1. BPTP Sulawesi Tenggara

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1

2. Sub Bagian TU 0 0 1 0 1 2 1 5 4 12 8 10 2 2 22 0 0 0 0 0 35

3. Seksi KsPP 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 3 0 4 7 1 0 0 0 1 8

4. Kel. Fungsional. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8 5 6 21 3 3 3 0 9 30

5. KP. Wawotobi 0 0 2 0 2 0 0 1 2 3 3 2 0 0 5 0 0 0 0 0 10

6. KP. Onembute 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 2 0 0 3 0 0 0 0 0 4

J u m l a h 0 0 3 0 3 3 1 7 6 17 17 25 7 12 58 4 3 4 0 11 84

Page 21: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

12

Tabel 6. Distribusi Pegawai BPTP Sulawesi Tenggara yang Mutasi dan Pensiun TA. 2018

No. Nama Pegawai Tempat Mutasi Waktu Pensiun

1. Hilman, SP, M.Sc Badan Litbang Pertanian -

2. Sulastri Balitkabi Malang -

3. Abdul Rauf Sery, B.Sc 01 April 2018

4. Ir. Idris, MS 01 Oktober 2018

5. Muh. Darwin, SP, M.Si 01 Desember 2018

6. Setia 01 Desember 2018

3.1.5 Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dalam upaya peningkatan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia

pada BPTP Sulawesi Tenggara, telah ditempuh beberapa program yakni peningkatan

strata pendidikan staf melalui tugas belajar dari Badan Litbang dan biaya sendiri serta

mengikut sertakan staf pada berbagai pelatihan yang relevan. Hal tersebut disajikan

pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Daftar Pegawai BPTP Sulawesi Tenggara Yang Mengikuti Tugas/Izin Belajar

per Desember Tahun 2018

No Nama

Pend. Akhir

Tk. Pend Yang

Sedang Dijalani &

Tahun

Mulai

Lokasi Sponsor

Ket.

1. Assayuthi Ma’suf, SP S1 S2 (2012) Universitas Haluoleo

Biaya Sendiri Izin Belajar

2. Didik Raharjo, SP S1 S2(2018) Universitas Haluoleo

Biaya Sendiri Izin Belajar

3. Samrin, SP S1 S2(2018) Universitas

Haluoleo

Biaya Sendiri Izin Belajar

Page 22: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

13

Tabel 8. Daftar Nama Pegawai BPTP Sulawesi Tenggara Yang Mengikuti Pelatihan/Workshop Tahun 2018.

No. Nama/NIP Jenis

Pelatihan/Workshop

Waktu

Pelaksanaan

Tempat

1 2 3 4 5

1. Ir. Muh. Asaad, M.Sc

19650101 198903 1 001

Rapat Koordinasi

Program dan Hilirisasi Pertanian

5 Juli 2018 Bogor

2. Dr. Ir.Muhammad Alwi Mustaha/

19680722 199403 1003

Workshop Bimtek Sumberdaya Air dan

penyebarluasan pola tanam

19-23 maret 2018

Puslitbang hortikultura

Bogor

3. Ir. Muhammad Rusman,

MP/196204081989031 001

Rapat Koordinasi

Pelaksanaan Workshop Upsus Siwab Tahun 2018

6-7 Januari

2018

Ditjen

Peternakan dan Kesehatan

Hewan, Jakarta

Rapat Koordinasi Upsus Siwab Pusat

22-23 Maret 2018

Pusat Penelitian

dan Pengembangan

Peternakan, Jakarta

Rapat Koordinasi Upsus Siwab Propinsi Sultra

20 April 2018 Dinas Tanaman

Pangan dan Peternakan Propinsi

Sultra

Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Upsus Siwab Pusat

1-2 November 2018

Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan,

Jakarta

2 Andi Anne Riana 196902172007012001

Workshop Pengelolaan Keuangan Prog. SMARTD

7-9 November 2018

Bogor

3. Nurwana Taha, SE

197610302002122002

Workshop Pengelolaan

Keuangan Prog. SMARTD

7-9 November

2018

Bogor

4. Sarjoni, MP 19790313 2009121001

Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa

5-8 November 2018

PPMKP, Ciawi

Cipto Nugroho, S.Si,

M.Sc 19830325 2008011008

Bimtek Identifikasi

sumber daya air dan pengembangan pola tanam

20 Maret 2018 Bogor

5. Pengembangam Program Litbang Pertanian (reentry) bagi

petugas belajar Balitbangtan Tahun 2018

3-6 April 2018 Bogor

Page 23: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

14

La Wangi, S.Pt, M.Pt

198310082009121004

Pengembangam

Program Litbang Pertanian (reentry) bagi petugas belajar

Balitbangtan Tahun 2018

3-6 April 2018 Bogor

Assayuthi Ma’suf, SP 19870429 201101 2 004

Sosialisasi dan Workshop pengisian

aplikasi e-SAKIP

8-10 Agustus 2018

Hotel Royal Bogor

7. Edi Tando, SP, MP 197604032009121002

Pengembangam Program Litbang Pertanian (reentry) bagi

petugas belajar Balitbangtan Tahun 2018

3-6 April 2018 Bogor

8. Jamilah 19781231 200701 2 001

Workshop Laporan Keuangan Semester

II

22-27 Januari 2018

Yogyakarta

Workshop RKBMN 26-28 September 2018

Yogyakarta

Workshop Laporan

Keuangan Triwulan III

10-13 Oktober

2018

Yogyakarta

9. Wd. Aljumiati, S.Pt/19800418 201101 2

008

Workshop Emisi Gas Rumah Kaca asal

peternakan air tools

15-20 Juli 2018

Bogor

10. Dirah 197206062007012001

Workshop Laporan Keuangan Semester II

22-27 Januari 2018

Yogyakarta

Workshop Laporan

Keuangan Triwulan III

10-13 Oktober

2018

Yogyakarta

11. Syafiuddin, S.Pt 1982022011011012

Worskhop ISO Percepatan sertifikasi Kebun Percobaan

30 Juli – 1 Agustus 2018

Makassar

3.2. Urusan Keuangan

3.2.1. Pembiayaan

Secara keseluruhan anggaran Satker BPTP Sulawesi Tenggara pada Tahun

Anggaran 2018 berjumlah Rp.17.405.677.000,- terealisasi Rp.16.749.467.428,- dan

sisa anggaran Rp. 656.209.572,- Secara rinci pengalokasian anggaran Satker disajikan

pada Tabel 9.

Tabel 9. Alokasi Anggaran Satker BPTP Sulawesi Tenggara T.A. 2018

Kode Nama Program Pagu Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

Sisa

Anggaran (Rp)

Program Penciptaan Teknologi dan

Varietas Unggul Berdaya saing

17,405,677,000 16,749,467,428 656,209,572

Page 24: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

15

Jumlah 17,405,677,000 16,749,467,428 656,209,572

Pada Tabel 9. nampak bahwa pada program penciptaan teknologi dan varietas unggul

berdaya saing sebesar Rp. 16,213,215,000,- sedangkan yang terealisasi sebesar Rp.

15,463,968,481,- dengan demikian jumlah sisa anggaran sebesar Rp. 749,246,519,-

3.2.2. Alokasi Anggaran

Kegiatan yang mendukung kegiatan penelitian/pengkajian BPTP Sulawesi

Tenggara adalah kegiatan Program Pengembangan Agribisnis dan Program

Peningkatan Ketahanan Pangan. Secara rinci penggunaan anggaran tersebut

disajikan pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Rincian Anggaran Proyek DIPA BPTP Sulawesi Tenggara Tahun 2018 No Tolok Ukur/Kegiatan/Jenis

belanja PAGU DIPA Realisasi Sampai

Bulan ini Pelaksanaan Fisik

s/d Bulan ini Sisa Anggaran

Anggaran (Rp) % Rp % Realisasi Rp %

Fisik(%) TTB(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PROGRAM PENCIPTAAN

TEKNOLOGI DAN INOVASI

PERTANIAN BIO-INDUSTRI

17,405,677,000

BERKELANJUTAN (12)

PENGKAJIAN DAN PERCEPATAN DISEMINASI

INOVASI TEKNOLOGI

PERTANIAN (1801)

I Pengkajian In House (051) 484,300,000 2.78 482,999,900 99.73 99.73 2.77 1,300,100 0.27

a. Kajian SUT Padi Gogo,

Jagung dan Kedelai Berbasis Lahan Kering

238,800,000 1.37 237,545,600 99.47 99.47 1.36 1,254,400 0.53

b. Kajian Adaptasi Varietas Unggul Baru (VUB) Bawang

Merah

245,500,000 1.41 245,454,300 99.98 99.98 1.41 45,700 0.02

II PENGEMBANGAN INFORMASI, KOMUNIKASI

DAN DISEMINASI TEK.

PERTANIAN (051)

576,405,000 3.31 574,875,500 99.73 99.73 3.30 1,529,500 0.27

a. Pendampingan

Pengembangan Kawasan

Tanaman Pangan di Sultra

72,050,000 0.41 71,735,000 99.56 99.56 0.41 315,000 0.44

b. Pendampingan

Pengembangan Kawasan Hortikultura di Sultra

84,350,000 0.48 84,239,000 99.87 99.87 0.48 111,000 0.13

c. Pendampingan

Pengembangan Kawasan Perkebunan di Sultra

85,200,000 0.49 84,638,000 99.34 99.34 0.49 562,000 0.66

d. Pendampingan Pengembangan Kawasan

Peternakan di Sultra

79,805,000 0.46 79,805,000 100.00 100.00 0.46 - -

e. Pameran dan Media Cetak 50,000,000 0.29 49,910,000 99.82 99.82 0.29 90,000 0.18

f . Demonstrasi Teknologi

Spesif ik Lokasi Melalui Taman

Agro Inov asi di Sultra

50,000,000 0.29 49,856,000 99.71 99.71 0.29 144,000 0.29

g. Peny ebaran Inf ormasi

Pertanian Melalui Radio Citra Pertanian

55,000,000 0.32 54,845,000 99.72 99.72 0.32 155,000 0.28

h. Kebun Bibit Induk di Sultra

50,000,000 0.29 49,852,000 99.70 99.70 0.29 148,000 0.30

Page 25: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

16

i. Pendampingan Kaw asan

Rumah Pangan Lestari di Sultra

50,000,000 0.29 49,995,500 99.99 99.99 0.29 4,500 0.01

III KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN

TEKNOLOGI UPSUS,

KOMODITAS,

750,000,000 4.31 749,400,100 99.92 99.92 4.31 599,900 0.08

STRATEGIS, TSP, TTP DAN

BIO-INDUSTRI (052)

a. Koordinasi Dukungan

Teknologi dan Inov asi UPSUS Pencapaian Swasembada

Pajale

750,000,000 4.31 749,400,100 99.92 99.92 4.31 599,900 0.08

IV DISEMINASI INOVASI

TEKNOLOGI PETERNAKAN

110,468,000 0.63 110,468,000 100.00 100.00 0.63 - -

a. Pendampingan SIWAB di

Sultra

110,468,000 0.63 110,468,000 100.00 100.00 0.63 - -

V REKOMENDASI KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN

PERTANIAN (051)

71,600,000 0.41 71,521,800 99.89 99.89 0.41 78,200 0.11

a. Rekomendasi Kebijakan

Pembangunan Pertanian di

Sultra

71,600,000 0.41 71,521,800 99.89 99.89 0.41 78,200 0.11

VI MODEL INOVASI

PERTANIAN BIO INDUSTRI

105,860,000 0.61 105,606,500 99.76 99.76 0.61 253,500 0.24

a. Model Pertanian Bio Industri Berbasis Sapi Potong

62,500,000 0.36 62,422,000 99.88 99.88 0.36 78,000 0.12

b. Model Pertanian Bio Industri

Sagu Terintegrasi dengan Tanaman Jagung

43,360,000 0.25 43,184,500 99.60 99.60 0.25 175,500 0.40

VII SEKOLAH LAPANG

KEDAULATAN PANGAN (051)

150,000,000 0.86 147,909,500 98.61 98.61 0.85 2,090,500 1.39

a. SL Mandiri Benih Jagung 75,000,000 0.43 74,597,500 99.46 99.46 0.43 402,500 0.54

b. SL Mandiri Benih Kedelai 75,000,000 0.43 73,312,000 97.75 97.75 0.42 1,688,000 2.25

VIII PEMBANGUNAN TAMAN TEKNO PERTANIAN (051)

850,074,000 4.88 846,393,650 99.57 99.57 4.86 3,680,350 0.43

a. Pembangunan Taman

Tekno Pertanian di Sultra

850,074,000 4.88 846,393,650 99.57 99.57 4.86 3,680,350 0.43

IX SDG YANG TERKONSERVASI DAN

TERDOKUMENTASI (051)

85,000,000 0.49 84,763,000 99.72 99.72 0.49 237,000 0.28

a. Pengelolaan Plasma Nutf ah

di Sultra

85,000,000 0.49 84,763,000 99.72 99.72 0.49 237,000 0.28

X PENERAPAN INOVASI

TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PENINGKATAN

INDEKS

250,000,000 1.44 246,902,900 98.76 98.76 1.42 3,097,100 1.24

a. Pengembangan Pola Tanam Untuk Mendukung

Indeks Pertanaman di Sultra

250,000,000 1.44 246,902,900 98.76 98.76 1.42 3,097,100 1.24

XI PENINGKATAN

KOMUNIKASI, KOORDINASI

DAN DISEMINASI HASIL

INOVASI TEKNOLOGI

708,453,000 4.07 704,920,900 99.50 99.50 4.05 3,532,100 0.50

a. Peningkatan Kapasitas

Peny uluh BPTP

96,973,000 0.56 96,290,000 99.30 99.30 0.55 683,000 0.70

b. Sinkronisasi Materi Hasil

Litkaji dan Program

Peny uluhan

4,500,000 0.03 4,433,500 98.52 98.52 0.03 66,500 1.48

c. Temu Teknis Inov asi

Pertanian

91,650,000 0.53 91,455,000 99.79 99.79 0.53 195,000 0.21

d. Peningkatan Kapasitas Peny uluh Pertanian Daerah

11,600,000 0.07 11,130,750 95.95 95.95 0.06 469,250 4.05

e. Kaji Terap Inov asi Pertanian 441,400,000 2.54 439,305,050 99.53 99.53 2.52 2,094,950 0.47

f . Peningkatan Komunikasi, Kerjasama dan

Penday agunaan Hasil

62,330,000 0.36 62,306,600 99.96 99.96 0.36 23,400 0.04

XII PRUDUKSI BENIH UNTUK

PERCEPATAN DISEMINASI

375,984,000

2.16

374,042,600

99.48

99.48

2.15

1,941,400

0.52

Page 26: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

17

VARIETAS UNGGUL BARU

a. Dukungan Perbenihan Komoditas Padi di Sultra

182,054,000

1.05 181,439,600

99.66

99.66

1.04

614,400

0.34

b. Dukungan Perbenihan

Komoditas Jagung di Sultra

193,930,000

1.11

192,603,000

99.32

99.32

1.11

1,327,000

0.68

XIII PENGEMBANGAN SARANA

PRASARAN A PERBENIHAN

MENDUKUNG SARANA PROD

1,138,052,000

6.54

1,136,132,500

99.83

99.83

6.53

1,919,500

0.17

a. Sarana dan Prasarana

Produksi Benih Perkebunan

1,081,202,000

6.21

1,079,515,500

99.84

99.84

6.20

1,686,500

0.16 b. Pemeliharaan Perbenihan

Kelapa

9,250,000

0.05

9,250,000

100.00

100.00

0.05

-

-

c. Pemeliharaan Perbenihan

Cengkeh

6,600,000

0.04

6,600,000

100.00

100.00

0.04

-

-

d. Pemeliharaan Perbenihan

Kakao

32,800,000

0.19

32,567,000

99.29

99.29

0.19

233,000

0.71 e. Pemeliharaan Perbenihan

Jambu Mete

8,200,000

0.05

8,200,000

100.00

100.00

0.05

-

-

XIV PRODUKSI BENIH SEBAR (CENGKEH) 052

88,000,000

0.51 87,968,300

99.96

99.96

0.51

31,700

0.04

a. Dukungan Perbenihan Komoditas Cengkeh di Sultra

88,000,000

0.00 87,968,300

99.96

99.96

-

31,700

0.04

XV PRODUKSI BENIH SEBAR

(KAKAO) 052

110,160,000

0.00

110,084,000

99.93

99.93

-

76,000

0.07 a. Dukungan Perbenihan

Komoditas Kakao di Sultra

110,160,000

0.63

110,084,000

99.93

99.93

0.63

76,000

0.07 XVI PRODUKSI BENIH SEBAR

(JAMBU METE) 052

63,900,000

0.37

63,693,300

99.68

99.68

0.37

206,700

0.32 a. Dukungan Perbenihan

Komoditas Jambu Mete di

Sultra

63,900,000

0.37

63,693,300

99.68

99.68

0.37

206,700

0.32

XVII PENGADAAN PERALATAN

DAN FASILITAS KANTOR

(053)

220,000,000

1.26

215,000,000

97.73

97.73

1.24

5,000,000

2.27

a. Peralatan KP Onembute

220,000,000

1.26

215,000,000

97.73

97.73

1.24

5,000,000

2.27 XVIII PEMBANGUNAN DAN

RENOVASI GEDUNG DAN

BANGUNAN (054)

1,211,888,000

6.96

1,200,205,600

99.04

99.04

6.90

11,682,400

0.96

a. Rev italisasi Kebun

Percobaan Onembute

815,730,000

4.69

810,047,600

99.30

99.30

4.65

5,682,400

0.70 b. Rev italisasi Gedung Kantor

dan Meubelair

396,158,000

2.28

390,158,000

98.49

98.49

2.24

6,000,000

1.51 XIX LAYAN AN MANAJEMEN

PENGKAJIAN DAN

PERCEPATAN DISEMINASI INOVASI (056)

1,200,000,000

6.89

1,197,488,600

99.79

99.79

6.88

2,511,400

0.21

a. Pengelolaan Keuangan 139,100,000

0.80 139,100,000

100.00

100.00

0.80

-

-

b. Pengelolaan Perlengkapan

(SIMAK-BMN/SAI)

32,600,000

0.19

32,249,000

98.92

98.92

0.19

351,000

1.08 c. Pengelolaan Stasiun Iklim

26,750,000

0.15

26,705,500

99.83

99.83

0.15

44,500

0.17 d. Pengelolaan Administrasi

Kepegawaian

23,200,000

0.13

23,168,500

99.86

99.86

0.13

31,500

0.14 e. Sistem Pengendalian

Internal (SPI)

27,500,000

0.16

27,468,350

99.88

99.88

0.16

31,650

0.12 f . Pengelolaan Perpustakaan

Digital

49,782,000

0.29

49,782,000

100.00

100.00

0.29

-

-

g. Pengelolaan Website/Database

27,400,000

0.16 27,304,800

99.65

99.65

0.16

95,200

0.35

h. Peningkatan Kapasitas SDM

60,718,000

0.35 60,718,000

100.00

100.00

0.35

-

-

i. Peningkatan Mutu

Manajamen Satker

23,000,000

0.13

22,991,000

99.96

99.96

0.13

9,000

0.04 j. Koordinasi Peny usunan

Program dan Anggaran Teknologi

175,400,000

1.01

175,049,900

99.80

99.80

1.01

350,100

0.20

k. Peny usunan i-Program

45,200,000

0.26

44,565,500

98.60

98.60

0.26

634,500

1.40 l. Monitoring dan Ev aluasi

74,450,000

0.43

74,209,500

99.68

99.68

0.43

240,500

0.32 m.Pelaporan

54,500,000

0.31

54,300,000

99.63

99.63

0.31

200,000

0.37 n. Pengelolaan LAKIP

15,400,000

0.09

15,385,300

99.90

99.90

0.09

14,700

0.10

Page 27: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

18

o. Sistem Inf ormasi Monitoring

dan Ev aluasi (SIMMONEV)

25,000,000

0.14

24,696,150

98.78

98.78

0.14

303,850

1.22 p. UAPPA/B-W Kementerian

Pertanian

400,000,000

2.30

399,795,100

99.95

99.95

2.30

204,900

0.05

XIII GAJI DAN TUNJANGAN (001)

7,075,633,000

40.65 6,493,776,754

91.78

91.78

37.31

581,856,246 8.22

a. Pembay aran Gaji dan Tunjangan

7,075,633,000

40.65 6,493,776,754

91.78

91.78

37.31

581,856,246 8.22

XIV OPERASIONAL DAN

PEMELIHARAAN KANTOR (002)

1,779,900,000

10.23

1,745,314,024

98.06

98.06

10.03

34,585,976

1.94

a. Operasional Perkantoran dan Pimpinan

724,750,000

4.16 724,539,340

99.97

99.97

4.16

210,660

0.03

b. Langgaan Day a dan Jasa

328,200,000

1.89

294,122,578

89.62

89.62

1.69

34,077,422 10.38

c. Pemeliharaan Kantor

598,450,000

3.44

598,152,106

99.95

99.95

3.44

297,894

0.05 d. Pembay aran Terkait

Pelaksanaan Operasional

Kantor

128,500,000

0.74

128,500,000

100.00

100.00

0.74

-

-

JUMLAH 17,405,677,000 81.19 16,749,467,428 96.23 96.23 78.13 656,209,572 3.77

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya BPTP Sulawesi Tenggara mempunyai

potensi dalam penerimaan negara yang digolongkan kedalam Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP) dan disetorkan ke Kantor Kas Negara. Besarnya Pendapatan

Negara Bukan Pajak (PNBP) T.A. 2018 disajikan pada tabel 11.

Tabel 11. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) TA. 2018

Kode Uraian Target

(Rp)

Realisasi (Rp)

Persen (%)

425112 Penerimaan Negara Bukan Pajak

Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Perkebunan, peternakan dan Budidaya

65.000.000 64.898.600 99.84

425131 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan

21.153.600 19.099.825 90,29

425912

Penerimaan Kembali Belanja Barang

Tahun Anggaran Yang Lalu

- 4.000.000

425911 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu

- 17.040.000

425791 Pendapatan penyelesaian ganti kerugian Negara terhadap pegawai negeri bukan

bendahar/pejabat lain

- 16.967.000

425793 Pendapatan penyelesaian ganti kerugian Negara terhadap pihak lain/pihak ketiga

- 49.339.220

Total 171.344.645

3.3. Urusan Rumah Tangga

Barang milik/kekayaan negara adalah semua barang milik negara yang

berasal/dibeli dengan dana yang bersumber dari seluruhnya atau sebagian dari dana

APBN atau dana di luar APBN yang dikuasai di bawah pengurusan Departemen,

Lembaga-Lembaga Negara, Lembaga Pemerintah Non Departemen serta unit-unit

Page 28: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

19

dalam lingkungannya. Barang inventaris kekayaan milik negara yang berada di BPTP

Sulawesi Tenggara hingga Tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Inventaris Kekayaan Milik Negara pada BPTP Sulawesi TenggaraTahun 2018

No. Nama Barang Jumlah Unit

1 2 3

1. BPTP Sulawesi Tenggara

- Luas Tanah 539.072 m2

- Gedung Kantor Utama 1 unit

- Gedung Kantor 1 unit

- Gedung Laboratorium 3 unit

- Gedung Perpustakaan 1 unit

- Gedung Aula 1 unit

- Gedung Garasi 2 unit

- Gedung Pos Jaga 3 unit

- Gudang Peralatan Kantor 1 unit

- Gudang Sarana 1 unit

- Gedung Mushollah 1 unit

- Gedung Guest House 1 unit

- Rumah Dinas 42 unit

- Kendaraan Roda 4 9 unit

- Kendaraan Roda 2 16 unit

- Kendaraan Roda 3 4 unit

- Komputer 35 unit

- Mesin-Mesin Pertanian 7 unit

- Facum Friying 1 unit

- Kamera Digital 17 unit

- Jaringan LAN 1 unit

2. KP Wawotobi

- Luas Tanah 197.396.000 m2

- Gedung Kantor Utama 1 unit

- Kebun 1 unit

- Tempat Kerja Lainnya 4 unit

- Gedung Bengkel/Hanggar 1 unit

- Lantai Jemur 2 unit

- Gedung Mess/Guest House 1 unit

- Rumah Dinas 9 unit

3. KP Onembute

- Luas tanah 200.000 m2

- Rumah Pangan Kebun 1 unit

- Lantai Jemur 1 unit

- Kantor permanen 1 unit

- Kantot Semi permanen 1 unit

- Gudang Benih 2 unit

Page 29: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

20

IV. SEKSI KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN

Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian di BPTP Sulawesi Tenggara

mempunyai tugas dan fungsi sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor

19/Permentan/OT.020/5/2017 tentang organisasi dan tata kerja Balai Pengkajian

teknologi Pertanian. Tugas dan fungsi Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

yaitu: melakukan penyiapan bahan, penyususnan program, rencana kerja,

pemantauan, anggaran, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan penyebarluasan dan

pendayagunaan hasil serta pelayanan secara teknis pengkajian, perakitan dan

pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

Secara struktural, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Seksi Kerjasama

dan Pelayanan Pengkajian membawahi beberapa bidang, yang masing-masing

dipimpin oleh seorang koordinator, yaitu:

1. Bidang Kerjasama Pengkajian

2. Koordinator Bidang Sarana dan Pelayanan Pengkajian

Selain itu, terdapat Koordinator Program Pengkajian yang dalam melaksanakan

tugasnya, berkoordinasi dengan Seksi Kerjasama Pelayanan Pengkajian.

4.1. Bidang Kerjasama Pengkajian

Dalam tahun 2018, BPTP Sultra telah melakukan kerjasama penelitian dan

pengkajian, serta kerjasama pendampingan teknologi, melalui beberapa

penandatanganan MoU (memorandum of understanding) dan Perjanjian Kerjasama,

dan tindaklanjut MoU yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya, seperti pada tabel

13.

Tabel 13. Judul kerjasama dan kegiatan yang dilakukan penandatanganan MOU, tindak lanjut MOU, serta penjajakan peluang kerjasama di Sulawesi Tenggara, 2018.

No Judul Kerjasama dan Kegiatan

Mitra Kerjasama

Sumber Dana Waktu Pelaksanaan

Keterangan dan

Biaya

1 2 3 4 5 6

a Kerjasama Internal

1 Demfarm

Budidaya Tebu Modern di Lahan Kering Marginal

Sulawesi Tenggara

Litbang

Kementerian Pertanian

Litbang

Kementerian Pertanian

2018 Laporan

Akhir 400.000.000

2 Gogo Melalui

Teknologi Largo

Litbang

Kementerian

Litbang

Kementerian

2018 Laporan

Akhir

Page 30: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

21

Super Pada Lahan Perkebunan

Kelapa Mendukung Upsus Swasembada

Pangan di Sultra

Pertanian Pertanian 310.000.000

3 Pengembangan Teknologi Jajar Legowo Super

Pada Padi Sawah Mendukung UPSUS

Swasembada Pangan di Sulawesi

Tenggara

Litbang Kementerian Pertanian

Litbang Kementerian Pertanian

2018 Laporan Akhir

351.950.000

4 Pengkajian Paket Teknologi Spesifik Lokasi Usahatani

Padi Sawah Bukaan Baru di Sulawesi

Tenggara

Litbang Kementerian Pertanian

Litbang Kementerian Pertanian

2018 Laporan Akhir

230.000.000

b. Kerjasama Eksternal

1. • Pembinaan Petani Kakao Dalam Kegiatan

Innovation Cocoa On Farm Adoption

(ICOFA) • Integarsi

Tanaman Kakao

dan Ternak Kambing di Kabupaten

Kolaka dan kolaka Timur

Swisscontact Sulawesi Tenggara

Swisscontact Sulawesi Tenggara

2017 - 2018 Laporan Akhir

2. Penyediaan Bibit Kelapa Ungul

Bersertifikat

PT Bumi Lestari

Sejahtera

PT Bumi Lestari

Sejahtera

2018 225.000.000

3. Pengembangan Klon Kakao Unggul Lokal

mendukung Science Park di Sulawesi

Tenggara

Balitbangda Provinsi Sulawesi

Tenggara

Balitbangda Provinsi Sulawesi

Tenggara

2018 Laporan Akhir

296.000.000

4. Demfarm dan Ekspo Produk PT Guna Wibawa dan

Perbenihan

PT Dharma Guna Wibawa Sulawesi

Tenggara

PT Dharma Guna Wibawa Sulawesi

Tenggara

2018 Laporan Akhir

5. Gerakan Peningkatan Produksi Padi

Sawah Irigasi (GP3SI) Dengan

Dinas

Dinas

2018

Pendampingan Teknologi

Page 31: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

22

Teknologi Jarwo Super

Pertanian Kabupaten

Bombana

Pertanian Kabupaten

Bombana

6. Pengembangan Tanaman Perkebunan Palma

Terpadu Varietas Unggul (Kelapa Dalam, Kelapa

Genjah, Aren, Pinang dan Lada)

Sedang Berproses Penyediaan

benih Oleh Balitpalma

7. Program Sejuta Ton Beras dan

Sejuta Ekor Sapi

Dinas Pertanian

Kabupaten Konawe

Dinas Pertanian

Kabupaten Konawe

2019 - 2023 Penandatangan Perjanjian

Kerjasama

8. Diseminasi Informasi,

Seminar, Forum Diskusi Group, Riset, Sosialisasi

dan Sharing Data

Stasiun Klimatologi

Ranomeeto

Stasiun Klimatologi

Ranomeeto

Koordinasi Koordinasi Penandatang

an Perjanjian Kerjasama

9. Pengujian/Kajian Produk Asap Cair

CV Karya Utama

CV Karya Utama

Koordinasi Kordinasi Kegiatan

10. Integrasi Tanaman Kakao dan Ternak

Kambing di Kabupaten Kolaka dan Kolaka Timur

Wahana Visi Indonesia

(WVI) Sultra

Wahana Visi Indonesia

(WVI) Sultra

2019 - 2021 Koordinasi Penandatang

an Perjanjian Kerjasama dan

Pelaksanaan Kegiatan (2019-2021)

Sumber : data primer setelah diolah Tabel 14. Kegiatan kerjasama melalui pendambingan, bimbingan dan pembelajaran

pada siswa(i) prakerin, kunjungan pembelajaran dan studi banding

No Nama Mitra Kerjasama Judul Kegitan Periode waktu

1. SMKN Konawe Kepulauan

Praktek Kerja Industri 01 Oktober s/d 20 Desember 2018

2. SMKN 1 Wonggeduku Konawe

Praktek Kerja Industri 26 Februari s/d 16 April 2018

3. SMKPPN Wawotobi Praktek Kerja Industri 13 Agustus s/d 20 september 2018

4. SMKN 1 Tinondo Praktek Kerja Industri 5. SMKN 1 Bombana Praktek Kerja Industri

6. SMKN 4 Konawe Selatan Praktek Kerja Industri 5 Februari s/d 27 April 2018

7. PKK Kabupaten Buton Utara

Studi Banding Dalam Rangka Peningkatan SDM Tentang Teknologi Pertanian

03 Desember 2018

8. Universitas Lakidende Konawe

Praktek Kerja Lapangan

9. MTS Pesantren Pembelajaran Prakarya 02 Februari 2018

Page 32: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

23

Ummushabri Tentang Teknologi Pertanian 10. MI Pesantren

Ummushabri Pembelajaran Prakarya Tentang Teknologi Pertanian

02 Februari 2018

11. SMPN 2 Kendari Pembelajaran Prakarya Tentang Teknologi Pertanian

20 Maret 2018

12. SDIT Insan Tama Kendari Pembelajaran Prakarya Tentang Teknologi Pertanian

10 April 2018

Sumber : data primer setelah diolah

Kegiatan Kerjasama litbang pada dasarnya bertujuan untuk : (a) mempercepat

pematangan teknologi seperti uji verifikasi, uji multilokasi, uji adaptasi, uji kelayakan,

dan lain-lain; (b) mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi; (c) mempercepat

pencapaian tujuan pembangunan pertanian; (d) meningkatkan capacity building Unit

Kerja/Unit Pelaksana Teknis (UK/UPT) lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, (e) mendapatkan umpan balik untuk penyempurnaan teknologi, (f)

menciptakan alternatif sumber pembiayaan litbang. Kerjasama yang dilakukan dengan

mitra dalam negeri ataupun luar negeri harus dilakukan formal institusional, yang

dituangkan ke dalam dokumen bersifat kontraktual (memorandum of

understanding/MoU), ditandatangani oleh para pihak dan bersifat non-kontraktual yang

dituangkan ke dalam surat kesepakatan kedua belah pihak. Dalam proses

penandatanganan dokumen kerjasama kontraktual harus mempertimbangkan

kesetaraan (jabatan) para pihak yang mengikat Kerjasama.

Selama tahun 2018 (Tabel 1), BPTP Sultra melakukan beberapa

penandatanganan MoU atau Perjanjian Kerjasama penelitian dan pengkajian, serta

pendampingan teknologi baik secara Internal (Kementerian Pertanian) maupun

Eksternal (Pemerintah Daerah, Swasta maupun stakeholder lainnya) diantaranya :

kerjasama Pembinaan Petani Kakao Dalam Kegiatan Innovation Cocoa On Farm

Adoption (ICOFA) dengan Swisscontact Sulawesi Tenggara. Selanjutnya

penandatanganan MoU dengan PT Bumi Lestari Sejahtera dalam hal Penyediaan Bibit

Kelapa Ungul Bersertifikat, kegiatan yang dilaksanakan pada saat ini adalah

pembibitan dan akan segera disalurkan. Selanjutnya penandatangan MoU dengan

Balitbangda Provinsi Sulawesi Tenggara dalam hal Pengembangan Klon Kakao Unggul

Lokal mendukung Science Park di Sulawesi Tenggara, kegiatan ini telah berjalan

dengan penyediaan Klon Unggul Lokal. Selanjutnya penandantanganan dengan PT

Dharma Guna Wibawa Sulawesi Tenggara dalam hal Demfarm dan Ekspo Produk dan

sosialisasi Perbenihan, kegiatan ini telah berjalan dengan baik sesuai dengan

perjanjian kerjasama. Selanjutnya penandatangan Perjanjian Kerjasama dengan Dinas

Page 33: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

24

Pertanian Kabupaten Bombana dalam hal Pengembangan Tanaman Perkebunan

Palma Terpadu Varietas Unggul (Kelapa Dalam, Kelapa Genjah, Aren, Pinang dan

Lada) dan Gerakan Peningkatan Produksi Padi Sawah Irigasi (GP3SI) Dengan

Teknologi Jarwo Super, implementasi kegiatan kerjasama ini sudah pada tahap

penyediaan lokasi, penyediaan bibit varietas unggul palma terpadu serta

pendampingan pelaksanaan kegiatan, selanjutnya perjanjian kerjasama dengan

Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe terkait dengan pengembangan tanaman padi

serta peternakan sapi dengan Program Sejuta Ton Beras dan Sejuta Ekor Sapi Tahun

2019 - 2023, kegiatan ini diawali dengan FGD dengan tujuan untuk menyamakan

persepsi terkait dengan program yang akan dilaksanakan secara bersama-sama antara

BPTP Sulawesi Tenggara dengan Pemerintah daerah Kabupaten Konawe, pada

kegiatan tersebut diperoleh rekomendasi dimana BPTP bertindak sebagai pendamping,

pembimbing serta membuat Road Map/Rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan

selama tahun 2019-2023, kemudian dilanjutkan dengan penandatangan MoU antara

Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe dengan BPTP Sulawesi Tenggara yang

berlangsung di Kantor Bupati Kabupaten Konawe. Selanjutnya penandatangan

perjanjian pelaksanaan kegiatan secara Internal Lingkup Kementerian Pertanian yaitu

dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tentang Demfarm Budidaya

Tebu Modern di Lahan Kering Marginal Sulawesi Tenggara, Pengkajian Paket

Teknologi Spesifik Lokasi Usahatani Padi Sawah Bukaan Baru di Sulawesi Tenggara,

Pengembangan Padi Gogo Melalui Teknologi Largo Super Pada Lahan Perkebunan

Kelapa dan Pengembangan Teknologi Jajar Legowo Super Pada Padi Sawah

Mendukung UPSUS Swasembada Pangan di Sulawesi Tenggara, keempat kegiatan

sudah berjalan sesuai dengan tahapan yang telah direncanakan dan sudah pada tahap

pengolahan lahan, penyediaan bibit, penanaman, pemupukan serta pengamatan.

Sedangkan kegiatan yang merupakan bagian dari kerjasama dalam rangka

penyebaran Informasi Teknologi Pertanian (Tabel 2) diantaranya Kerjasama dengan

pihak sekolah, khususnya dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka

mendukung peningkatan kapasitas SDM siswa, dan merupakan kegiatan ekstra 9

kurikuler yang sudah diprogramkan oleh masing-masing sekolah berupa kegiatan

praktek kerja industri (PRAKERIN) di lingkungan kerja BPTP Sultra yang berlangsung

selama antara 1 bulan sampai 3 bulan setiap tahun, terutama bagi siswa yang akan

menyelasaikan studinya di SMK, kerjasama ini bertujuan memberikan kesempatan

kepada sejumlah siswa SMK untuk melakukan kegiatan PRAKERIN di BPTP Sultra.

Pengaturan tempat pelaksanaan Prakerin disesuaikan dengan jurusan siswa masing-

Page 34: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

25

masing. Selama ini BPTP Sultra menempatkan siswa Prakerin untuk jurusan

Peternakan dan Perkebunan ditempatkan di Kebun Percobaan Onembute Kab.

Konawe Selatan, sedangkan jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura ditempatkan di

Kompleks BPTP dan Kebun Percobaan Wawotobi Kab. Konawe. Selama melakukan

praktek lapang, mereka mendapat bimbingan langsung dari para peneliti dan penyuluh

serta teknisi BPTP Sultra khususnya pada bidang tanaman pangan, perkebunan dan

hortikultura, serta peternakan. Pelayanan dalam bentuk bimbingan terhadap

mahasiswa dari perguruan tinggi, khususnya Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo

dilakukan melalui layanan informasi dan data iklim yang dikelola oleh Seksi Kerjasama

dan Pelayanan Pengkajian (KSPP). Layananan data iklim yang dilakukan selama ini

telah membantu para mahasiswa baik dalam penyelesaian tugas mata kuliah maupun

untuk penyelesaian tugas akhir, serta kerjasama pelayanan kunjungan pembelajaran

dan studi banding dari tingkat Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Sekolah

Menengah, Tingkat Dasar dan Tingkat Taman Kanak-Kanak dengan tujuan untuk

pengenalan tentang teknologi dibidang pertanian.

Tindak lanjut MoU/Perjanjian kerjasama yang telah ditanda tangani pada tahun

2017 sampai sekarang dengan Swisscontact Sulawesi Tenggara berupa kegiatan

Pembinaan Petani Kakao Dalam Kegiatan Innovation Cocoa On Farm Adoption

(ICOFA) dan Integrasi antara tanaman Kakao dan peternakan kambing.

Kegiatan Focus Group Discussin (FGD) Peningkatan Komunikasi, Kerja Sama

Dan Pendayagunaan Hasil Pengkajian dilaksanakan pada Tanggal 19 November

2018 yang dihadiri Kepala BPTP Balitbangtan Sultra, Pejabat Struktural, Peneliti,

Penyuluh dan seluruh Pegawai Lingkup BPTP Balitbangtan Sulawesi Tenggara.

Kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk mensinergisitas pelaksanaan kegiatan

yang dilakukan baik individu maupun secara kelembagaan, Tersusunnya mekanisme

kerjasama baik yang dilakukan baik secara induvidu maupun secara kelembagaan

dan Terbukanya peluang kerjasama antara Instansi atau lembaga yang ada di

Sulawesi Tenggara dengan BPTP Sulawesi Tenggara dalam penggunaan,

pemanfaatan serta penerapan paket teknologi yang telah dihasilkan, dari kegiatan

tersebut menghasilkan mekanisme pelaksanaan kegiatan kerjasama di BPTP

Sulawesi Tenggara. Kegiatan dimulai dengan sambutan oleh Kepala Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Balitbangtan Sulawesi Tenggara sekaligus membuka kegiatan,

yang dilanjutkan dengan penyampaian materi yang disampaikan oleh 3 Narasumber

yang berasal dari BPTP Balitbangtan Sulawesi Tenggara yaitu Ir. Muh. Asaad, M.Sc,

Dahya, SP, M.Si dan Dr. Abdul Wahab, SP, MP yang kemudian dilanjutkan dengan

Page 35: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

26

diskusi dan penyusunan Draft Standart Operasional Prosedur (SOP) Kegiatan

Kerjasama.

Kunjungan dan Supervisi Tim Monitoring dan Evaluasi BBP2TP Kegiatan

Kerjasama dan Optimalisasi Kebun Percobaan BPTP Balitbangtan Sultra dilaksanakan

pada tangal 17 April 2018 oleh Bapak Suyud yang bertujuan untuk peningkatan

kegiatan kerjasama dan optimalisasi kegiatan kebun percobaan sebagai tempat

pengkajian, diseminasi serta dapat dimanfaatkan masyarakat untuk tempat belajar

serta peningkatan kerjasama. Hasil dari kegiatan supervisi yaitu penyampaian data

kerjasama tahun 2017 dan tahun 2018 yang telah dilaksanakan serta data produk-

produk hasil pengolahan serta laporan kegiatan Kebun Percobaan Onembute dan

Wawotobi.

Kendala yang pada umumnya sering terjadi di lingkup Pemda atau stakeholder

lainnya adalah ketersediaan anggaran pelaksanaan kegiatan yang telah

dikerjasamakan belum tersedia, sehingga kegiatan yang sudah direncanakan belum

dapat dilaksanakan, bahkan sampai tahun anggaran berikutnya juga belum tersedia.

.

4.2. Publikasi Dan Informasi Hasil Pengkajian/Penelitian/Manajemen

Hasil pengkajian dan penelitian yang dilaksanakan BPTP Sulawesi Tenggara

pada Tahun 2018 dikomunikasikan pada berbagai seminar dan forum ilmiah baik intern

BPTP Sulawesi Tenggara maupun yang bersifat regional dan nasional sedangkan

kegiatan Manajemen dikomunikaikan melali seminar Intern BPTP Sultra.

Seminar hasil pengkajian dan penelitian serta Manajemen dilakukan sebagai

bentuk pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan pengkajian, Penelitian dan

Manajemen. Pelaksanaan seminar hasil penelitian/pengkajian/Manajemen disajikan

pada Tabel 15.

Tabel 15. Judul Kegiatan Penelitian/Pengkajian dan Diseminasi TA. 2018

NO JUDUL ROPP PENANGGUNG JAWAB

1 Kajian Adaptasi VUB Jagung pada Lahan Kering di Kabupaten Konawe Selatan

Dr. Ir. Baharudin, MP

2 Kajian Pengelolaan Air Dan Hara Spesifik Lokasi Pada Tanaman Padi Gogo

Didik Raharjo, SP

3 Kajian Adaptasi Varietas Unggul Baru (VUB) Dan Teknologi Hemat Air Pada Tanaman Kedelai

Edi Tando, SP, MP

4 Kajian Analisis Kelayakan Dan Preferensi Usahatani Tanaman Jagung di Sulawesi Tenggara

Rusdi, SP

5 Kajian Adaptasi Varietas Unggul Baru Bawang Ir. Agussalim, MP

Page 36: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

27

Putih Pada Lahan Kering di Sulawesi Tenggara 6 Kajian Adaptasi Varietas Unggul Baru Bawang

Merah di Lahan Kering Kabupaten Buton Selatan Sarjoni, MP

7 Analisis Dampak Pengembangan Jagung Hibrida melalui Program Upsus di Sulawesi Tenggara

Ir. Muh. Asaad, M.Sc

8 Pengelolaan Plasma Nutfah di Sulawesi Tenggara Sarjoni, MP

NO JUDUL RODHP PENANGGUNG JAWAB

9 Pendampingan Kawasan Jagung di Kabupaten Konawe Utara

Ir. Suharno, MS

10 Pendampingan Pengembangan Kawasan Jagung di Kabupaten Bombana

Ir. Amiruddin Manrapi

11 Demplot Teknologi Penglolaan Tanaman Terpadu (PTT) Jagung Mendukung UPSUS Swasembada Pangan di Kabupaten Buton

Imran SP, MP

12 Demplot Tanaman Jagung di Desa Todanga, Kabupaten Buton

Paulus Milkiades Tellu, S.ST

13 Koordinasi, Advokasi dan Monitoring Kegiatan Upsus Swasembada Pangan di Sulawesi Tenggara

Ir. Suharno, MS

14 Pendampingan Dan Dukungan Inovasi Teknologi Dalam Program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting Di Sulawesi Tenggara

Miftah Hidayat, S.Pt

15 Pembangunan Taman Tekno Pertanian (TTP) di Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

Ir. Muh. Asaad, M.Sc

16 Demonstrasi Teknologi Spesifik Lokasi Melalui Taman Agro Inovasi Sulawesi di Tenggara

Faisal, SP

17 Penyebaran Informasi Pertanian Melalui Radio Citra Pertanian

Yudi Irawan, SP

18 Pameran dan Media Cetak Muhammad Darwin, SP, M.Si

19 Pendampingan Pengembangan Kawasan Sapi Potong di Kabupaten Konawe

Ir. Yusuf, M.Si

20 Pendampingan Pengembangan Kawasan Sapi Potong di Kabupaten Bombana

Wa Ode AlJumiati, S.Pt

21 Pendampingan Pengembangan Kawasan Kakao di Kabupaten Kolaka Timur

Dr. Julian Witjaksono, SP, M.Si

22 Pendampingan Pengembangan Kawasan Kakao di Kabupaten Kolaka

Musyadik, SP

23 Pendampingan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura Cabai di Kabupaten Konawe

Bungati, SP., MP

24 Pendampingan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura Cabai di Kabupaten Kolaka Timur

Dr. Abdul Wahab, SP., M.Si

25 Model Pertanian Bioindustri Berbasis Ternak Sapi Potong Terintegrasi Dengan Jagung

Dahya, SP, M.Si

26 Model Pertanian Bioindustri Sagu Terintegrasi Dengan Ternak Di Sulawesi Tenggara

Zainal Abidin, SP, MP

27 Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai Rusdi, SP

Page 37: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

28

28 Sekolah Lapang Mandiri Benih Jagung Mendukung Swasembada di Kabupaten Konawe Selatan

Sri Bananiek Sugiman, SP, M,Si

29 Dukungan Perbenihan Cengkeh di Sulawesi Tenggara

Dr. Ir. Baharuddin, MP

30 Dukungan Perbenihan Kakao di Sulawesi Tenggara

Ir. Agussalim, MP

31 Dukungan Perbenihan Jambu Mete di Sulawesi Tenggara

Ir. Asmin, MP

32 Pemeliharaan Perbenihan Kelapa Imran, SP, MP

33 Pemeliharaan Perbenihan Cengkeh Dr. Ir. Baharuddin, MP

34 Pemeliharaan Perbenihan Kakao Ir. Agussalim, MP

35 Pemeliharaan Perbenihan Jambu Mete Ir. Asmin, MP

BPTP Sulawesi Tenggara sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang

Pertanian di daerah mengemban tugas melaksanakan penelitian komoditas, pengujian

dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi serta diharapkan dapat mempercepat

alih teknlogi pertanian untuk mendukung pembangunan pertanian di Sulawesi

Tenggara dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pertanian di Daerah.

Hasil penelitian yang dilaksanakan peneliti BPTP telah dikomunikasikan pada

berbagai ajang seminar dan ekspose teknologi di beberapa instansi dan dimuat dalam

berbagai media publikasi. Hasil penelitian/makalah yang dimuat dan dipublikasikan

pada tahun 2018 disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Makalah/Hasil Penelitian Yang Dipublikasikan Pada Tahun 2018

No. Nama Penulis Judul Makalah Media Publikasi

1 2 3 4

1. Muh. Asaad dan

Sarjoni

PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK

TANAMAN DI SULAWESI TENGGARA

Bunga Rampai

(IAARD PRESS)

2 Cipto Nugroho,

S.Si, M.Sc

Penyakit luka api tebu : Potensi

penyebaran dan management

Pengendalian di Sulawesi Tenggara

Prosiding seminar

status dan

inovasi teknologi

tanam tebu,

Balittas Malang

3 Assayuthi Ma‘suf,

Abd. Azis dan

Ririn Indrawati A

Persepsi Petani terhadap teknologi cabai

melalui Demplot di Kabupaten Konawe

Provinsi Sultra

Prosiding

Semnas, Sorong

Papua Barat 2018

4 Assayuthi Ma‘suf,

Tamrin Kunta dan

Galih Hidayat

Peningkatan Pengetahuan Petani tentang

Inovasi Teknologi Cabai di Kabupaten

Konawe Provinsi Sultra

Prosiding

Semnas, Sorong

Papua Barat 2018

Yuliani Zainuddin,

Sjamsiar, Halijah

Respon Petani terhadap Teknologi

Usahatani Padi Sawah mendukung

Swasembada Pangan Di Kabupaten

Konawe Utara Sulawesi Tenggara

Prosiding

Semnas, Sorong

Papua Barat 2018

5 Sjamsiar, Yuliani Percepatan Teknologi PTT Padi Sawah di Prosiding

Page 38: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

29

Zainuddin,

Sostenes Konyep

tingkat petani melalui Gelar Teknologi di

Kendari Sulawesi Tenggara

Semnas, Sorong

Papua Barat 2018

6

Edi Tando, SP,

MP

Upaya Efisiensi dan Peningkatan

Ketersediaan Nitrogen dalam Tanah serta

serapan Nitrogen pada Tanaman Padi

Sawah (Oriza Sativa L)

Buana Sains Vol

18 no.2 tahun

2018

7.

8.

9.

10.

Bungati, Sri

Bananiek, dan

Wardah

Analisis Pemasaran Cabai Rawit di

Kabupaten Kolaka Utara

Prosiding

Bungati dan

Julian Witjaksono

Maize Value Chain System in Southeast

Sulawesi : A Case Study of Two Districts

Prosiding

Internasional

8 Zainal Abidin Prospek Pengembangan Ampas Sagu

Sebagai Bahan Baku Gula Cair

Buku Badan

Litbang Pertanian

Zainal Abidin dan

Musadar

Kegiatan Pola Konsumsi dan Persepsi

Masyarakat

Terhadap Pangan Lokal Sagu di kota

Kendari

Buletin Palma

9 Suharno Kelayakan Usahatani Jagung Hibrida di

kabupaten Muna

JPPT, Vol 20, No

1.

10 Muhammad Alwi

Mustaha, Sarjoni,

Fauziah

Rahmawati, Muh.

Asaad

Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air

Mendukung Ketahanan Pangan di Sultra

Buku Sumber

Daya Lahan dan

Air, Penerbit

IAARD Press

Samrin dan

Muhammad Alwi

Mustaha

Intensitas Serangan Hama dan Penyakit

Padi Sawah di Sultra

Prosiding BPTP

Bali

11 Muh. Asaad, M.

Taufik, H.S.

Gusnawati dan

Asniah

Isolation, Identification and Ability of

Endophytic Fungi in Stimulating Cocoa

Seed Germination

International

Journal of

Droscience Vol.

10 No. 1 (2018)

12 Sri Bananiek

Sugiman dan

Dahya

Persepsi Petani Terhadap Sistem Tanam

Jajar Legowo di Kabupaten Konawe

Prosiding Semnas

Bali

Sri Bananiek

Sugiman dan

Suharno

Implementasi dan Adopsi Teknologi Padi

Sawah Melalui Sekolah Lapang

Pengelolaan Tanaman Terpadu (Kasus di

Propinsi Sulawesi Tenggara)

Bunga Rampai.

BBP2TP. Bogor.

13 Yuliani Zainuddin

dan Budi Santoso

Dampak Program Pendampingan Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL) Terhadap

Perilaku Petani Untuk Mendukung

Ketahanan Pangan Di Kabupaten Kolaka

Sulawesi Tenggara

Prosiding Maluku

Yuliani Zainuddin, Efektivitas dan Nilai Ekonomi Beberapa Prosiding

Page 39: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

30

Yudi Irawan,

Sudarmansyah,

dan Baharudin

Tipe Alat Pengering Dalam Meningkatkan

Mutu Biji Kakao di Kabupaten Konawe

Propinsi Sulawesi Tenggara

Seminar Nasional

Bengkulu

14 Assayuthi Ma‘suf,

Sjamsiar dan

Rahmat Oktavia

Persepsi Petani Terhadap Teknologi Padi

Sawah Spesifik Lokasi Melalui Demfarm di

Kota Kendari Sultra

Prosiding

Bengkulu

RD. Teguh

Widjanarko,

Assayuti Ma‘suf

dan Sri Catur

Budisetyaningrum

Persepsi petani terhadap gelar teknologi

padi sawah di Kab. Bombana Sulawesi

Tenggara

Prosiding Semnas

Semarang

15 WD. Aljumiati,

Miftah Hidayat

dan John Firison

Performan Pertumbuhan Kambing

peranakan Etawa (PE) melalui Teknologi

Inseminasi Buatan (IB) dengan kambing

boer di Kab. Konsel

Prosiding Semnas

Bengkulu

4.3. Perpustakaan

Dalam rangka menunjang visi dan misi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

sebagai sumber informasi bagi peneliti/penyuluh dan pengambil kebijakan untuk

mendukung kegiatan instansi induknya, maka Perpustakaan Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian merasa berkewajiban untuk ikut berperan serta terutama dalam

kegiatan penyediaan dan penyebaran informasi hasil-hasil penelitian, pengkajian dan

informasi lain kepada peneliti, penyuluh, para pembuat kebijaksanaan dan pengguna

lainnya. Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara

adalah perpustakaan yang menyediakan informasi khusus dibidang pertanian sesuai

Instansi induknya yaitu lembaga penelitian dan pengkajian pertanian yang handal

dalam menyediakan teknologi spesifik lokasi pertanian yang mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, khususnya di Sulawesi Tenggara secara berkelanjutan.

Perpustakaan BPTP Sulawesi Tenggara telah menyediakan buku-buku, jurnal,

serta bulletin hasil pengkajian baik dari BPTP Sulawesi Tenggara maupun dari Instansi

lain yang sama visi dan misinya di bidang pertanian.

Page 40: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

31

Gambar 4. Buku Koleksi dan Aktivitas di perpustakaan

Agar sumber daya informasi tersebut dapat

dimanfaatkan oleh pengguna dengan mudah dan cepat,

maka informasi perlu dikelola secara sistematik dan

kemudian disebarkan melalui berbagai jasa

informasi/perpustakaan. Jasa informasi/perpustakaan yang

diselenggarakan Perpustakaan BPTP Sulawesi Tenggara

meliputi : 1) jasa sirkulasi, 2) jasa penelusuran informasi

ilmiah atas permintaan pengguna, 3) jasa penyediaan dokumen kepada pengguna

yang meminta copy artikel dokumen, 4) jasa penyebaran informasi terbaru yang berupa

penyiagaan dan pemutakhiran serta penyebaran daftar judul artikel majalah ilmiah, 5)

jasa penyebaran informasi terseleksi berupa penyebaran paket abstrak artikel secara

selektif dan 6) akses ke jurnal elektronis melalui database ProQuest dan science

Direct. Koleksi perpustakaan yang dapat didayagunakan untuk menunjang kegiatan

Perpustakaan BPTP Sulawesi Tenggara hingga saat ini adalah : teks book sebanyak

66 exemplar, jurnal penelitian/risalah/warta sebanyak 268 exemplar, laporan tahunan

sebanyak 14 exemplar, brosur/leaflet/liptan sebanyak 13 exemplar, Waktu pelayanan

perpustakaan BPTP Sulawesi Tenggara dibuka setiap hari kerja jam 08.00 sampai

15.30 WIB.

DIPA tahun 2018 ada pembelian beberapa teks book, hadiah dan pertukaran

dari instansi lain yang terkait. Adapun buku yang telah dientri ke dalam komputer

OPAC sebanyak 1.825 record, Iptan 1.125 record, Majalah 35 record dan Pttan 17

record, sedangkan repository telah terupload sebanyak 66 terbitan, yang

keseluruhannya merupakan terbitan BPTP Sulawesi Tenggara yang akan dipindahkan

ke dalam CD sebagai arsip data komputer (ADK).

4.4. Sarana dan Prasarana Penelitian

Sarana dan prasarana penelitian/pengkajian BPTP Sulawesi Tenggara T.A. 2018

tersebar dalam tiga unit kerja, masing-masing berada pada unit kerja BPTP Sulawesi

Tenggara, Kebun Percobaan (KP) Wawotobi dan KP Onembute Tabel 17.

Tabel 17. Sarana dan Prasarana Penelitian/Pengkajian BPTP Sulawesi Tenggara Tahun 2018

No. Unit Kerja/Jenis Barang Jumlah

1 2 3

Page 41: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

32

1. BPTP Sulawesi Tenggara

01. Kebun lahan kering/implacemen 8 Ha

02. Laboratorium 3 unit

03. Perpustakaan 1 unit

04. Pengukur cuaca otomatis 6 unit

2. KP Wawotobi 01. Sawah beririgasi 12,0 Ha

02. Lahan kering 2,5 Ha

03. Kantor induk dan laboratorium 670 m2

04. Rumah kaca 98 m2

05. Rumah kerja 60 m2

06. Rumah kawat 120 m2 07. Bengkel 112 m2

08. Gudang sarana 158 m2

09. Lantai jemur 698 m2

3. KP Onembute 01 Lahan kering 18 Ha

02 Lahan sawah 3 Ha

03 Alat – alat pertanian 2 unit

04 Lantai jemur 1 unit

05 Bangunan Green House 1 unit 06 Sumur Pompa 1 unit

4.4.1. Laboratorium

Laboratorium BPTP Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan salah satu sub unit

pelaksana teknis dalam struktur organisasi BPTP Sultra yang berada dijajaran Sub

Bagian Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KsPP) yang bertugas (1)

merencanakan pengadaan sarana dan prasarana analisa, (2) melaksanakan analisis

sesuai dengan kemampuan ketersediaan sarana pendukung analisa, dan (3)

kerjasama dibidang analisis dengan Laboratorium sejenis dalam upaya

mengoptimalkan pelayanan terhadap permintaan analisis dari pengguna. Sebagai

salah satu bagian terpenting dari lembaga litbang pertanian untuk menginterpretasikan

hasil-hasil penelitian, operasional laboratorium analisis diharapkan berfungsi dan

berupaya untuk mengadopsi sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025-2005. Oleh

karena itu pelaksana analisis dan komponen pendukung guna kelancaran operasional

laboratorium dituntut ketersediaan dan keberfungsiannya sejalan dengan semakin

meningkatnya permintaan analisis sebagai manifestasi dari produk pertanian spesifik

lokasi seperti pupuk organik, biopestisida dan produk olahan berbasis sumberdaya

lokal.

Sumber Daya Manusia dan Aktivitas Laboratorium BPTP Sulawesi Tenggara

Page 42: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

33

Dalam pelaksanaan analisis di laboratorium diperlukan kesiapan tenaga analis

dan teknisi laboratorium yang siap pakai. Personal tersebut diperlukan di dalam proses

registrasi contoh, persiapan contoh siap analisis, tenaga spesialis (analis) dan tenaga

adminitrasi. SDM Laboratorium BPTP Sulawesi Tenggara hingga 2018 baru 2 orang, 1

orang Laboran dan 1 orang peneliti yang diperbantukan untuk mengkoordinir

Laboratorium. Secara teknis laboratorium BPTP Sulawesi Tenggara menganalisis

tanah, tanaman/ pakan ternak dan pupuk organik. Rutinitas kegiatan analisis tidak

berjalan optimal sudah lebih dari lima tahun, hal ini disebabkan karena beberapa

peralatan vital seperti Timbangan analitik, pH meter dan Freezer tidak berfungsi karena

rusak. Penyebab kerusakan alat, misalnya karena usia alat yang sudah tua

(pengadaan 1996) dan sarana fisik seperti listrik dan air yang belum memadai. Untuk

mengantisipasi upaya penanganan pemeliharaan dan pengadaan/pembangunan

sarana pendukung lainnya, sub bagian Laboratorium belum dimasukkan dalam DIPA

tahunan BPTP karena beberapa kebijakan yang mengatur dan kriteria khusus yang

belum dimiliki oleh Labooratorium BPTP Sultra.

Tabel 18. Kondisi Peralatan Laboratorium BPTP Sulawesi Tenggara TA. 2018

No. Jenis Peralatan Jumlah Keterangan/Kondisi

1 2 3 4

I. Sarana Pendukung

1. Vacuum Pump 1 buah baik 2. Sieve Soil 1 unit baik 3. N destilation 1 unit baik

3. Soxhlet Extraction 1 unit baik 4. Vortex Mixer 1 buah baik 5. pH Meter 1 unit rusak

6. Analytical Balance 1 unit rusak 7. Centrifuge 1 buah baik 8. DO Meter 1 buah rusak

9. Fumehood 1 unit baik 10. Grinder Tissu 1 unit baik 11. Hot plate 2 unit baik

12. Incubator 1 unit rusak 13. Microscope 1 unit Baik 14. Moisture Tester (seed) 1 unit Rusak

15. Mufle Furnace 1 unit Baik 16. Oven 1 unit Baik 17. Refrigerator 1 unit Rusak

18. Shaker 1 buah Baik 19. Thermohydrograph 1 buah Baik 20. Top Loading Balance 1 buah Rusak

21. UV/Visible Spectrophotometer 1 unit Baik 22. Water Distilation 1 unit rusak 23. Waterbath 1 unit rusak

II. Glassware : 1. Erlenmeyer 5 buah baik 2. Beaker 5 buah baik

3. Gelas ukur 5 buah baik

Page 43: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

34

1 2 3 4

4. Decikator 1 buah baik 5. Buret 2 buah baik

6. Hydrometer Soil 1 buah baik 7. Labu ukur 10 buah baik 8. Pipet Volumetri 5 buah baik

III. Porcelinware : 1. Mortal dan Pastel 1 unit baik 2. Crucible 4 buah Baik

4.4.2. Pengadaan Barang Inventaris

Pengadaan barang inventaris selama Tahun Anggaran 2018 rutin disajikan pada

Tabel 18 berikut ini.

Tabel 18. Daftar pengadaan barang inventaris BPTP Sulawesi Tenggara berdasarkan jenis dan sumber dana Tahun 2018.

No. Nama Jenis Barang Sumber Dana Jumlah Barang

(Unit)

1 2 3 4

1. Note book DIPA BPTP Sultra 2

2. Printer DIPA BPTP Sultra 7

3. Televisi DIPA BPTP Sultra 2

4. AC Window DIPA BPTP Sultra 1

5. Mesin pompa air DIPA BPTP Sultra 1

6. Mesin pemotong rumput DIPA BPTP Sultra 2

7. Gerobak dorong

DIPA BPTP Sultra 5

8. Mesin Jahit Karung

DIPA BPTP Sultra 1

9. LCD Projector

DIPA BPTP Sultra 1

10. Wireless

DIPA BPTP Sultra 1

11. Laptop DIPA BPTP Sultra 1

12. Megaphone (TOA) DIPA BPTP Sultra 1

13. AC. Split DIPA BPTP Sultra 1

4.5. Perkembangan Kebun Percobaan (KP)

4.5.1. Kebun Percobaan Wawotobi

Kebun Percobaan Wawotobi memiliki luas lahan 15,3 Ha dengan karakteristik

agroekosistem Lahan Sawah irigasi. Kebun Percobaan Wawotobi terletak di provinsi

Sulawesi Tenggara, ±50 km disebelah barat ibu kota propinsi. Dengan ketinggian

tempat 50 m dpl, dan berada pada posisi 3˚52‘15‖,3 LS dan 122˚05‘21,5‖ BT. Secara

administrasi Kebun Percobaan Wawotobi di Kelurahan Lalosabila berbatasan Wilayah

dengan :

Sebelah Utara : Kelurahan Parauna

Page 44: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

35

Sebelah Selatan : Kelurahan Konawe

Sebelah Barat : Kelurahan Tobeu

Sebelah Timur : Kelurahan Wawotobi

Kebun Percobaan Wawotobi telah menjadi tempat studi banding dan praktek

kerja lapangan berbagai instansi dan kelompok tani yang ada di daerah Sulawesi

Tenggara antara lain; PPL PNS dan THL-TBPP, Penangkar dan kelompok tani ,

Universitas Lakidende dan SMK Pertanian. (Samrin, et al, 2015). Permasalahan utama

yang ada di Kebun Percobaan Wawotobi yaitu status kepemilikan lahan masih bersifat

hak Pakai .

Kebun Percobaan Wawotobi ke depan akan berperan sebagai wahana untuk

memfisualisasikan tentang kiprah penelitian dari lembaga penelitian, dan juga

mengaktualisasikan keunggulan-keunggulan teknologi yang dihasilkan Badan Litbang

Pertanian sebelum didiseminasikan kepada pengguna. Dengan demikian hasil teknologi

tersebut dapat diamati, dimana hasil-hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain.

KP Wawotobi memiliki luas lahan secara keseluruhan adalah 15,3 ha yang didalamnya

terdapat aset seperti lahan sawah, bangunan kantor, perumahan, gudang dan fasilitas

lainnya yang keberadaannya harus dijaga dan dipelihara serta ditata didalaman

mendukung peran dan fungsi KP Wawotobi. Pemeliharaan KP Wawotobi Pada tahun

2018 adalah sebagai berikut :

a. Pemeliharan Alsintan

Kegiatan pemeliharaan alsintan dilakukan secara rutin untuk beberapa alat yang

ada di kebun percobaan wawotobi anatar lain: untuk alat panen (combine harvester),

traktor besar dan hand traktor dilakukan seminggu sekali meliputi pembersihan alat-

alat yang ada di mesin tersebut serta mengaktifkan/on.

b. Pemeliharaan bangunan

Dilakukan pembersihan halaman kantor rumah dinas, mess, mesjid, kolam dan

gasebo yang ada disekitar Kebun percobaan Wawotobi.

c. Pemanfaatan lahan pekarangan kantor

Dilakukan pembuatan bedengan di halaman kantor dan penanaman tanaman

baru di dalam bedengan seperti kacang tunggak, sawi, ubi jalar, ubi kayu, bayam

merah, bayam hijau, kangkung, daun bawang, kacang panjang, terong, cabe, jagung.

Page 45: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

36

d. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) KP Wawotobi

PNBP merupakan lingkup keuangan negara yang dikelola dan dipertanggung

jawabkan sehingga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai lembaga audit yang

bebas dan mandiri turut melakukan pemeriksaan atas komponen yang mempengaruhi

pendapatan negara dan merupakan penerimaan negara sesuai dengan undang-

undang. Laporan hasil pemeriksaan BPK kemudian diserahkan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD). Menyadari pentingnya PNBP, maka kemudian dilakukan

pengaturan dalam peraturan perundang-undangan, diantaranya melalui :

UU Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak;

PP Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan

Pajak;

PP Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tatacara Penggunaan Penerimaan Negara

Bukan Pajak yang Bersumber dari Kegiatan Tertentu;

PP Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata Cara Penyampaian Rencana dan Laporan

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak;

PP Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penentuan Jumlah, Pembayaran, dan

Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Terutang.

PNBP KP. Wawotobi bersumber dari pendapatan fungsional berupa pendapatan

dari hasil pertanian (penjualan benih,gabah dan beras). Pada tahun 2018 kontribusi

KP Wawotobi terhadap PNBP sebesar RP. 62.868.600,-

4.5.2. Kebun Percobaan Onembute

Kebun Percobaan (KP) Onembute merupakan Kebun Percobaan lingkup BPTP

Sulawesi Tenggara yang Fasilitas yang dimiliki KP Onembute berupa lahan dan

peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengembangan KP Onembute dapat dilihat

pada Tabel 23. Fasilitas ini sudah dimanfaatkan di KP Onembute dalam tugas-tugas

rutin. Dengan fasilitas ini, disadari bahwa pemanfaatan KP belum optimal karena

keterbatasan sarana dan prasarana lapangan. Permukiman merupakan kumpulan

tempat tinggal manusia di suatu kawasan tertentu. Manusia biasa membangun

perumahan-perumahan yang berdekatan satu sama lain, karena pola interaksi manusia

sebagai makhluk sosial. Permukiman permukiman yang dibangun oleh penduduk di

suatu kawasan akan sangat tergantung kepada kondisi lingkungan di kawasan

tersebut. Oleh karena itu, pola-pola pemukiman di setiap wilayah memiliki ciri

Page 46: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

37

tersendiri. Namun secara umum, terdapat tiga pola permukiman yang banyak dijumpai

di Indonesia, yaitu pola memanjang (linier), pola terpusat (nucleated), dan pola tersebar

(dispersed). Kebun Percobaan onembute berada pada Desa Anggondara dengan

batas- batas Desa terdiri dari:

Sebela Utara berbatasan dengan Desa Mekar sari Kec. Palangga

Sebelah Selatan berbatasan dengan Waworaha Kec. Palangga

Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Aepodu Kec. Palangga

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Onembute Kec. Palangga

Berdasarkan data adminstrasi Pemerintahan desa Jumlah penduduk Desa Anggondara

718 jiwa dengan jumlah Kepala keluarga 164 kk dengan luas lahan sawah 115 ha,

lahan tegalan 150 ha, pasir urung 27.000.000 m³ dan material batu gunung dan kerikil

50.000.000 m³ sedangkan Desa Kapu jaya 368 KK dengan luas lahan awah 75 ha,

Pekarangan 70 ha, Kebun 125 ha, dan tanah cadangan 100 ha. Berbeda dengan Desa

mekar sari jumlah penduduknya 393 kkdengan lahan sawah 13, ha, Tegalan 11 ha,

lahan perkebunan 161, ha wilayah pemukiman 70 ha dan lahan tidur 592 ha.

Tabel 20. Sarana dan Prasarana yang tersedia di KP Onembute No. Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi

1. 2. 3.

4.

Lahan Kering Lahan sawah tadah hujan Lahan HMT Ternak sapi Bali

13,4 Ha 1 Ha 2 Ha

13 ekor

termanfaat termanfaat termanfaat

sehat 6. 7. 8. 9. 10. 11.

12. 13. 14.

Penampungan pakan sementara Gudang silase Kantor Rumah karyawan (Papan) Gudang (papan) Embung/Kolam Ikan Pagar kawat tiang besi Pagar Kawat tiang gamal Tempat penjemuran (lantai jemur)

1 unit 1 unit 24 m2 2 Unit 9 m2

2 buah ±1.200m ±3.000m

1 Unit

baik baik baik

darurat darurat

baik baik

darurat baik

Selain itu, terdapat pula beberapa sarana dan prasarana yang dibangun oleh

kegiatan penelitian yang ditempatkan dikebun percobaan Onembute kurun waktu 2015-

2018 yaitu sebagai berikut :

Tabel 21. Sarana dan prasarana kegiatan penelitian yang dibangun di KP Onembute tahun 2015-2018

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Kegiatan

1. 2.

3. 4. 5.

Kandang Pemeliharaan ternak Sapi Kandang Jepit

Instalasi Bio Urine Kebun HMT Gudang pakan

3 unit 1 unit

1 unit 1 Ha 1 unit

Peternakan Peternakan

Peternakan Peternakan Bioindustri

Page 47: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

38

6. 7.

8.

9.

Instalasi Biogas Lantai kandang ternak

Bak Penampungan air Tower Penampungan air

1 unit 1 paket

4 unit

4 unit

Bioindustri Bioindustri

Pengelolaan air, BBSDLP

Pengelolaan

kebun

Tabel 22. Peralatan Mesin di Kebun Percobaan Onembute

No. Jenis Peralatan Jumlah Ket

1. 2. 3.

4. 5. 6.

7. 8. 9.

10. 11.

Mesin potong rumput Gerobak dorong pacul

patiba parang sabit

Sube Hand traktor Traktor mini

Mesin Pompa air Springkel gun

1 buah 2 Buah 5 buah

1 buah 5 buah 5 buah

3 buah 1 unit 1 unit

2 unit 1 unit

Baik Baik/rusak

baik

baik baik baik

baik Rusak Baik

Baik Baik

3.1.2 Pemanfaatan Lahan KP. Onembute Tahun 2018

Lahan KP Onembute termasuk kategori lahan kering dengan luasan ±18 Ha.

Pemanfaatan lahan KP Onembute pada tahun 2018 adalah untuk beberapa kegiatan.

Koleksi plasma nutfah jambu mete adalah tanaman yang sudah lama dan masih

dipertahankan yang menempati lahan kebun seluas 5 Ha. Sedangkan lahan lainnya

adalah untuk keperluan pemeliharaan ternak dan kegiatan beberapa jenis tanaman

diantaranya; kedelai, jagung, ubikayu, sayur-sayuran dan lain-lain. Secara jelas dapat

terlihat pada tabel 23.

Tabel 23. Pemanfaatan Lahan KP Onembute BPTP Sultra tahun 2018

No Pemanfaatan Lahan Luasan (ha) 1. Tanaman Jambu mete ±4

2. Tanaman Pakan ternak rumput dan gamal 2.5

3. Lahan Pemeliharaan Ternak 1.2

4. Penangkaran Benih Kedelai 4

5. Tanaman Ubi Kayu 0,25

6. Tebu 1

7. Kolam Ikan 0.25

8. Lahan Kantor/Rumah 0.5

9. Kandang ternak sapi 0.5

10. Lahan Koleksi plasma Nutfah 1.5

Page 48: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

39

11. Tanaman Kakao 1

12. Tanaman lada 0,25

13. Tanaman pisang 0,5

14. Pembibitan tanaman perkebunan 1,25

Adapun kendala yang dihadapi KP. Onembute dalam pelaksanaan kegiatan yaitu :

a. Belum ada rumah untuk pegawai

b. Keterbatasan Tenaga

c. Tanah sudah bersertifikat (Status : Hak Guna Pakai)

d. Belum ada sarana dan prasarana irigasi/pengairan

e. Pagar belum permanen sebagian besar masih pagar hidup.

4.6. Program Pengkajian

Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 disusun sebagai

perwujudan amanah Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang saat ini memasuki

tahap ke-3 (2015-2019) sebagai kelanjutan dari RPJMN tahap ke-2 (2010-2014) yang

telah berakhir. Pada RPJMN tahap-3 (2015-2019), sektor pertanian masih menjadi

sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Saat ini mekanisme

perencanaan di lingkup Balitbangtan berbasis pada Arsitektur dan Informasi Kinerja

(ADIK) sehingga sasaran strategis dan indikator outcome harus dapat dituangkan

secara kuantitatif sehingga memudahkan evaluasi capaian kinerja. Guna peningkatan

kinerja, diperlukan manajemen pengelolaan yang baik, khususnya berkaitan dengan

penelitian/pengembangan/diseminasi. Di dalamnya tercermin perencanaan,

pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan manajemen yang baik akan

mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki dalam menghasilkan produk

teknologi yang mempunyai daya saing tinggi. Kegiatan program dan perencanaan

kegiatan dan anggaran dimulai bulan Januari hingga Desember 2018 yang berlokasi di

dalam dan luar wilayah Sultra. Jadwal pelaksanaan kegiatan mengacu pada agenda

perencanaan lingkup Balitbangtan. Adapun tujuan kegiatan adalah melakukan analisis

kebutuhan anggaran belanja pegawai dan operasional perkantoran, mengkoordinir

usulan proposal kegiatan, menyusun alokasi kebutuhan anggaran kegiatan,

melaksanakan evaluasi proposal kegiatan, dan menyiapkan usulan revisi anggaran

berdasarkan perubahan kebijakan dan atau dinamika pelaksanaan kegiatan.

Page 49: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

40

Kegiatan di BPTP Sultra pada tahun anggaran 2018 terbagi atas kegiatan manajamen,

diseminasi dan pengkajian. Terdapat 9 kegiatan manajemen dalam bentuk RKTM

yang dilaksanakan di internal BPTP Sultra maupun luar BPTP Sultra. Ada 9 kegiatan

diseminasi dalam bentuk RDHP yang pelaksanaan kegiatannya tersebar pada hampir

seluruh wilayah Sultra dan luar Sultra. Kegiatan diseminasi melibatkan beberapa

instansi antara lain BMKG, perguruan tinggi, Bappeda, Bakorluh, Dinas Perkebunan,

Dinas Pertanian, TNI AD khususnya babinsa dan BP4K/BP3K serta pihak swasta.

Terdapat 6 kelompok RPTP yang dilaksanakan peneliti/penyuluh di sejumlah

kabupaten/kota dengan komoditi yang dikaji juga beragam seperti padi sawah, kedelai,

jagung, kakao dan multi komoditi pada kegiatan pengelolaan sumberdaya genetik

pangan. Adanya variasi agroekosistem dan wilayah pengkajian serta variasi komoditi

diharapkan bisa dihasilkan rekomendasi teknologi spesifik lokasi Sultra yang

merupakan salah satu mandat BPTP Sultra. Beberapa event kegiatan yang

dilaksanakan Balitbangtan selama tahun 2018 dmaksudkan untuk meningkatkan

wawasan dan pengetahuan para pengelola perencanaan dan program di UK/UPT

lingkup Balitbangtan. Bentuk event yang telah dilaksanakan antara lain rapat kerja,

workshop, pertemuan dan studi banding yang melibatkan pimpinan unit kerja, pejabat

struktural, pejabat fungsional dan para kordinator program sekaligus meningkatkan

kerjasama dan koordinasi semua elemen lingkup Balitbangtan dalam kerangka

pencapaian target swasembada pangan.

4.7. Teknis Advis Ilmiah

Selain sebagai institusi penelitian dan pengkajian, BPTP Sulawesi Tenggara juga

ikut memberikan advis ilmiah kepada pengguna. Jenis teknis advis ilmiah diantaranya

adalah pemberian pelatihan teknologi kepada instansi terkait dan pengguna lainnya.

Teknis advis ilmiah yang diberikan oleh BPTP Sulawesi Tenggara disajikan pada tabel

24.

Tabel 24. Nama Pegawai BPTP Sulawesi Tenggara, Jenis Kegiatan Advis Ilmiah Serta Instansi Pelaksana Kegiatan Tahun 2018

No Nama Pegawai BPTP

Kegiatan Instansi Pelaksana

Waktu/Tempat

1 2 3 4 5

1. Cipto Nugroho, S.Si, M.Sc

Seminar sehari status dan inovasi teknologi tanam tebu

Balittas 15 November 2018

2. Dr. Muhammad Alwi Mustaha, M.Si

Narasumber kegiatan sosialisasi sumber air dan pemanfaatannya guna mendukung produksi pertanian

Dinas Tanaman pangan,

Hortikultura dan perkebunan Kabupaten

16 Mei 2018, Hotel Zahra Kendari

Page 50: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

41

Konawe Selatan Narasumber pada

temu teknis penyuluh Kabupaten Konawe Selatan

Dinas TPHP Kabupaten

Konawe Selatan

8 April 2018, BLPP Kabupaten Konawe Selatan

Narasumber pada SLI BMKG-APIK Kendari

APIK-Kendari April-Mei 2018 KAbupaten Konawe Selatan

Narasumber pada SLI tahap II

Stasiun Klimatologi Pertanian Kendari

27-29 Agustus 2018, Hotel Plaza Inn Kota Kendari

Narasumber pada pelatihan Tanaman Pangan

Dinas TPHP Kabupaten

Konawe Selatan

28 November 2018

Page 51: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

42

V. HASIL-HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN DAN DISEMINASI

TEKNOLOGI KOORDINASI, KONSULTASI, ADVOKASI DAN MONITORING KEGIATAN

STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA (Muh. Asaad dan Suharno)

Dalam upaya mendukung UPSUS Swasembada Pangan di Sulawesi Tenggara, maka

dalam TA 2018 dilaksanakan kegiatan

Kegiatan Pendampingan UPSUS Padi, Jagung

dan Kedelai Mendukung Swasembada Pangan

di Sultra. Kegiatan meliputi koodinasi,

advokasi, monitoring, penyebaran media

diseminasi, serta demplot inovasi teknologi

pertanian dilaksanakan di tingkat Provinsi dan

Kabupaten. Hasil kegiatan sebagai berikut Kegiatan Pendampingan UPSUS

Swasembada Pangan di Sultra telah berjalan

sesuai tujuan. Koordinasi telah dilaksanakan

dengan instansi terkait di Sulawesi

Tenggara.Advokasi yang telah dilaksanakan

mencakup tingkat provinsi (2 kali) dan

Kabupaten (7 daerah) dengan jumlah peserta

680 orang terdiri dari Penyuluh pertanian,

Kelompoktani, Kepala Pertanian Kecamatan, Babinsa, Pasiter, Staf Dolog dan

Pengusaha Rice Milling Unit (RMU).Turut

mendukung even kegiatan Menteri Pertanian di

Bombana, Konawe Selatan dan Buton Utara

serta even Dinas Pertanian Prov. Sultra di

Kolaka, Konawe, Muna dan Baubau.

Monitoring Luas Tambah Tanam Padi, Jagung,

Kedelai melalui Dinas Pertanian Provinsi dan

Kabupaten berupa SMS data harian, mingguan dan bulanan sehingga diperoleh total

luas tanam padi Januari – Desember yaitu 189.864,80 ha, luas tanam jagung

47.347,30 ha, luas tanam kedelai 5.989,30 ha. .Monitoring Panen di Konawe, Konsel,

Koltim, Kolaka dan Bombana serta Serap Gabah Setara beras sampai Desember

2018 yaitu 17.528.450 kg melalui Dolog Divre Sultra. Dalam penyebarluasan inovasi

teknologi telah pula dilakukan Demplot dengan penerapan komponen Pengelolaan

Gambar 1. Rapat Koordinasi UPSUS Kementerian

Pertanian di Prov insi Sultra

Gambar 2. Rapat Koordinasi UPSUS Tingkat Prov insi

Gambar 3. Padi Padi bersama pak Menteri Pertanian di

Kabupaten Konawe Selatan

Page 52: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

43

Tanaman Terpadu (PTT) Jagung di Kabupaten Buton di dua desa yaitu Kabawokole

dan Todanga. Hasil Demplot Kabawokole diperoleh produksi 6.500 kg per ha

sedangkan di Todanga diperoleh produksi 5.920 kg per ha, memperoleh R/C 2,26 dan

B/C 1,26. Hal ini berarti penerapan inovasi teknologi jagung di Kabawokole layak dan

menguntungkan. Sedangkan demplot di desa Todanga memperoleh R/C 1,37. Hal ini

berarti penerapan inovasi teknologi jagung di Todanga layak untuk dikembangkan.

DEMPLOT TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) JAGUNG

MENDUKUNG UPSUS SWASEMBADA PANGAN

DI KABAWOKOLE KABUPATEN BUTON

(Imran)

Jagung merupakan tanaman pangan ke dua setelah padi, sekaligus sebagai sumber

utama karbohidrat setelah beras. Meskipun berada pada urutan ke dua, jagung

sebagai sumber pangan tetap menjadi sumber

karbohidrat penting bagi beberapa wilayah di

Indonesia, antara lain Sulawesi, NTT, Lampung,

Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Seiring dengan

perkembangan teknologi, kini telah diciptakaan

varietas jagung yang mempunyai kandungan gizi

lebih. Varietas tersebut dapat menjadi alternatif bagi

masyarakat, agar semakin tercukupi. Pemerintah

saat ini tengah mendorong produktifitas jagung,

melalui upaya khusus peningkatan produksi jagung

melalui strategi untuk mewujudkan pencapaian

swasembada jagung tahun 2018. Selain itu

pembangunan pertanian diharapkan mampu

meningkatkan pendapatan petani, memperluas pasar

baik dalam maupun luar negeri, meningkatkan

ketahanan pangan, menciptakan keterkaitan dengan sector industry dan Jasa

(Prihartini, 1999). Kebutuhan Jagung pangan untuk industry dan non pakan sebesar

19,8% dari Gross produksi Hasil Survey Pusdatin, 2014 sebesar 4,75 juta ton di tahun

2016 dan diasumsikan meningkat menjadi 3% tiap tahunnya sampai pada tahun 2045

akan mencapai 11,98 juta ton. Salah satu upaya mencapai hal tersebut, Kemtan

mengimplikasikan program UPSUS Swasembada Pangan di 34 Provinsi, dengan

prioritas produksi pangan utama adalah komoditi padi, jagung, kedelai,

Gambar 4. Perf ormance tanaman Jagung di

Lokasi Demplot

Page 53: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

44

seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan

dan pakan, sehingga dari sisi ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi sangat

penting dan strategis. Komoditi padi berperan untuk memenuhi kebutuhan pokok

karbohidrat masyarakat di Sulwesi Tenggara. Teknologi hasil penelitian dan pengkajian

tidak bermanfaat jika tidak sampai atau tidak diadopsi oleh petani. Oleh karena itu

perlu usaha penyampaian teknologi secara informatif, aplikatif dan efektif dari hasil

kegiatan penelitian kepada petani. Demplot inovasi teknologi yang disertai dengan

Pelatihan dan Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu cara untuk mempercepat

penyebarluasan adopsi teknologi pertanian kepengguna sehingga dengan demikian

komponen teknologi yang disampaikan mudah diterima oleh petani. Hasil Demplot

yang dipadukan dengan SL memperlihatkan bahwa petani memberikan respon positif

terhadap penggunaan benih unggul, jarak tanam, pemupukan, pengolahan tanah dan

Pengendalian Hama/Penyakit. Disamping itu memberikan nilai tambah dan

menguntungkan, sehingga dengan demikian penerapan usahatani jagung bima URI20

melalui demplot inovasi teknologi layak untuk diusahakan dan dikembangkan pada

wilayah yang lebih luas.

DEMPLOT TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) JAGUNG

MENDUKUNG UPSUS SWASEMBADA PANGAN

DI TODANGA KABUPATEN BUTON

(Paulus Milkiades)

Kegiatan pendampingan berupa Demplot PTT

Budidaya Jagung dilaksanakan di Kabupaten

Muna Barat Sulawesi Tenggara dalam rangka

mendukung program Teknologi Upaya khusus

(UPSUS) Padi, Jagung Dan Kedelai Serta

Komoditas Utama Kementerian di Sulawesi

Tenggara. Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan

Januari sampai dengan Desember 2018

bertempat di desa Marobea, Kecamatan

Sawerigadi, Kabupaten Muna Barat. Kegiatan

ini bertujuan mempercepat penerapan

komponen teknologi Pengelolaan Tanaman

Terpadu (PTT) Jagung oleh petani,

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

Gambar 5. Perkembangan tanaman saat pengisian

tongkol

Page 54: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

45

dalam mengelola usahatani, mempercepat penyebaran penggunaan VUB dalam rangka

peningkatan kapasitas penyuluh dan petani. Keluaran dari kegiatan ini meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan petani dan penyuluh dalam penerapan teknologi PTT

Jagung, tersebarnya penggunaan VUB. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah

dalam bentuk Demplot, Pelatihan, Penyebaran media. Kegiatan pendampingan ini telah

melibatkan unsur penyuluh pertanian, petani, peneliti, penyebaran media 100

eksemplar. Kegiatan pendampingan diawali dengan CPCL, koordinasi dan sosialisasi

kegiatan baik ditingkat propinsi, kabupaten dan tingkat petani. Kegiatan demplot

merupakan implementasi dari inovasi teknologi budidaya jagung. Demplot yang

dilaksankan seluas 3 Ha, menggunakan varietas komposit Srikandi Kuning dan

Sukmaraga. Materi Pelatihan Pelatihan berupa teknologi budidaya jagung yang meliputi

: Persiapan lahan, Penggunaaan Benih Unggul, Pemupukkan, Pengendalian OPT serta

Panen dan Pasca Panen. Peserta pelatihan adalah petani dan penyuluh sebanyak 30

orang. Penyebaran Media desiminasi adalah berupa leafleat sebanyak 100 eksemplar

yang berisikan teknologi budi daya jagung. Dari hasil Analiasa data sebagian besar

peserta pelatihan sangat tertarik/responsive terhadap materi pelatihan yang

dilaksanakan.

Respon petani, Penyuluh dan Dinas Pertanian sangat positif terhadap kegiatan

pendampingan ini Kegiatan ini di harapkan agar petani menerapkan inovasi teknologi

maka sarana, prasarana dan pendampingan merupakan satu paket yang tidak

terpisahkan. Dengan demikian maka RDKK perlu disusun secara cermat sebelum

musim tanam. Dari hasil demplot maka varitas Sukmaraga dan Srikandi Kuning

menjadi pilihan petani untuk dikembangkan, sehingga dapat dijadikan bahan

pertimbangan oleh pemangku kebijakan untuk penyediaan benih unggul yang akan

dikembangkan di kabupaten Muna Barat.

PENDAMPINGAN KAWASAN JAGUNG DI KONAWE UTARA

(Suharno)

Peningkatan produksi jagung di Konawe Utara dapat dicapai dengan penerapan

inovasi baru dengan dalam kawasan melalui pendekatan PTT diantaranya

menggunakan varietas unggul baru (VUB), pemupukan yang optimal, pengaturan

populasi tanam serta upaya pengendalian hama penyakit. Upaya tersebut didukung

dengan kebijakan Kementerian Pertanian pada tahun 2014 dengan mentargetkan

penanaman jagung hibrida mencapai 75 % (Sutardjo, et.al. 2013). Dalam upaya

Page 55: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

46

mendukung peningkatan produksii jagung di Sulawesi Tenggara, maka dalam TA 2018

dilaksanakan pendampingan kawasan jagung di Kabupaten Konawe Utara. Tujuan dari

kegiatan ini Menyebarluaskan informasi teknologi dalam kawasan dengan pendekatan

PTT jagung oleh petani sehingga dapat meningkatkan produktivitas jagung.

Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk Gelar Teknologi dan Penyebaran Media

Diseminasi. Pendampingan kawasan jagung dilaksakan dalam bentuk Pertemuan

Kelompoktani Petani, Penyebaran Media Diseminasi dan Gelar Teknologi. Hasil Gelar

Teknologi diperoleh produktivitas Nasa 29 yaitu 3.750 kg/ha, Varietas Lamuru 3.900

kg/ha dan Sukmaraga 3.200 kg/ha, Berdasarkan data Dinas Pertanian Konawe Utara

diperoleh data produktivitas jagung hibrida di Konawe Utara dengan pola monokultur

yaitu 3.250 kg/ha. Ditinjau dari sisi varietas, diketahui bahwa jagung komposit varietas

Lamuru menunjukkan produktivitas dan pendapatan tertinggi dibanding varietas hibrida

Nasa 29, maupun komposit varietas Sukmaraga.

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN JAGUNG DI KABUPATEN BOMBANA

(Amiruddin)

Komoditi jagung berperan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan

ternak yang terus meningkat kebutuhannya setiap tahun. Untuk memenuhi kebutuhan

pangan dan pakan tersebut maka Kementerian Pertanian berupaya agar produksi

jagung terus meningkat. Sehubungan dengan hal tersebut maka mulai tahun 2015

Kementerian Pertanian melaksanakan program peningkatan produksi pangan

khususnya jagung dalam bentuk Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu

(GPPTT) dengan pendekatan kawasan. Sasaran tanam jagung di Sulawesi Tenggara

tahun 2018 yaitu 79.115 ha, tersebar di Kabupaten Muna 11.163 ha, Konawe Selatan

10.504 ha, Konawe 10.800 ha, Muna Barat 11.305 ha, Konawe Utara 2.230 ha,

Bombana 3.688 ha, Kolaka 3.909 ha, Kolaka Timur 2.862 ha, Kolaka Utara 11.180 ha,

Buton 3.015 ha, Buton Utara 2.119 ha, Buton Selatan 1.928 ha, Buton Tengah 2.058

Gambar 6. Performance tiga v arietas jagung Sukmaraga, Nasa 29 dan Lamurutanaman

Page 56: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

47

ha, Kendari 785 ha, Baubau 439 ha, Konawe Kepulauan 585 ha, Wakatobi 543 ha.

Potensi lahan kering di kabupaten Bombana yang dapat dimanfaatkan untuk

pengembangan jagung sekitar 21.480 ha, sementara luas panen hanya 1.063 ha

dengan tingkat produktivitas 2,6 ton/ha. Produktivitas jagung yang dicapai selama ini

dinilai masih rendah, mengingat hasil pendampingan SLPTT BPTP Sultra tahun 2015

sudah mampu diperoleh produktivitas antara 4,5-5,6 ton pipilan kering/ha (BPTP

Sultra, 2015). Senjang hasil tersebut antara lain disebabkan penerapan teknologi

usahatani jagung di tingkat petani masih belum optimal, serangan organisme

pengganggu tanaman (OPT) dan dampak perubahan iklim (DPI) yang cukup tinggi

dimana pada tahun 2013 sebesar 9,45 %. Untuk meningkatkan produktivitas jagung di

Sulawesi Tenggara maka diperlukan adanya berbagai inovasi melalui pendampingan

teknologi, yang meliputi penggunaan varietas unggul baru, perbaikan cara tanam,

pemupukan, penyiangan, pembumbunan, pengendalian organisme pengganggu

tanaman (OPT), penanganan panen dan pasca panen yang baik, serta pengambilan

sampel tanah unntuk dianalisa kandungan unsur hara yang terdapat dalam tanah.

Pendampingan gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan

kegiatan untuk pengawalan teknologi bagi petani dalam menerapkan berbagai

teknologi usahatani seperti penggunaan input produksi yang efisien, spesifik lokasi

sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan

produksi secara berkelanjutan. Kegiatan pendampingan bertujuaan menyebarluaskan

inovasi teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) jagung kepada petani pada

kawasan jagung agar dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani

sebesar 25 % di Kabupaten Bombana, dan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan petani dalam usahatani jagung. Kegiatan Pendampingan Pengembangan

Kawasan Jagung di kab. Bombana telah dilaksanaakan di desa Lantari kecamatan

Lantari Jaya kab. Bombana sejak bulan Januari sampai bulan Desember 2018.

Komponen teknologi yang di demonstrasikan dalam bentuk demplot teknologi adalah

merupakan hasil dari kesepakatan melalui kegiatan FGD dengan para pihak yang

terlibat. Kesepakatan tersebut merupakkan acuan dalam mengimplementasikan

kegiatan di lapangan. Salah satu kegiatan demonstrasi teknologi adalah pelaksanaan

demplot seluas 2 ha menggunakan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

jagung. dengan komponen teknologi diantaranya : Penggunaan benih

Page 57: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

48

jagung hibrida NASA 29 dan benih jagung komposit varietas Lamuru, pengaturan jarak

tanam (75 cm x 40 cm atau 2 tanaman per lubang), pemupukan berdasarkan hasil

analisis menggunakan perangkat uji tanah kering (PUTK) yaitu Urea 250 kg/ha , SP-36

sebanyak 175 kg/ha, dan KCl sebanyak 75 kg/ha, serta penggunnaan bahan organik

(Pukan) sebanyak 2 ton/ha, pemeliharaan :

pembumbunan dan pengendalian hama/penyakit,

serta penanganan pasca panen. Hasil analisis

usahatani menunjukan biaya yang dibutuhkan untuk

menghasilkan 5,2 ton pipilan kering jagung NASA 29

adalah sebesar Rp. 12.465.000. Nilai hasil penjualan

jagung pipilan kering yaitu Rp. 4.000/kg dengan

hasil 5.200 kg maka diperoleh nilai sebesar Rp.

20.800.000, selain itu petani juga memperoleh

tambahan hasil dari kelobot jagung sebanyak 1.320

kg/ha dengan harga jual Rp. 6.000/kg maka

diperoleh tambahan Rp.7.920.000, sehingga

diperoleh nilai sebesar Rp. 28.720.000, dengan

demikian maka diperoleh keuntungan usahatani jagung sebesar Rp. 16.255.000/ha

dengan B/C ratio 1,32. Respon petani di lokasi pendampingan terhadap materi

pelatihan dan desiminasi menunjukan nilai yang efektif. Hal ini menunjukan adanya

dukungan yang positif terhadap kegiatan pendampingan. Usahatani jagung

menggunakan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) jagung dapat

meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp. 16.255.000/ha/MT. Hal ini berarti bahwa

teknologi yang di desiminasikan mudah diterapkan secara teknis, secara ekonomi

menguntungkan dan secara sosial budaya dapat diterima oleh masyarakat petani

TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN (TTP) BOMBANA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA (Muh. Asaad dan Didik Raharjo)

Pembangunan TTP di Kabupaten Bombana sangat tepat dilaksanakan di Kabupaten Bombana, mengingat daerah ini merupakan salah satu wilayah yang memiliki agroekosistem yang beragam baik sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Dari sub sektor perkebunan, terdapat komoditas utama antara lain: kakao, kelapa, jambu mete, nilam, lada, cengkeh dan kelapa. Sedangkan jenis tanaman pangan utama antara lain: padi sawah dan jagung yang diusahakan baik

Gambar 7. Panen Jagung Hibrida NA SA 29 di

Lokasi Pendampingan Pengembangan Kawasan

Jagung di Kecamatan Lantari Jay a, Bombana

Page 58: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

49

pada lahan irigasi maupun lahan sawah tadah hujan. Jenis ternak utama dari wilayah ini antara lain sapi Bali, kambing, dan jenis unggas (BPS Kab. Bombana, 2014). Selain itu yang pertimbangan lainnya adalah pemda Kabupaten Bombana siap mendukung pelaksanaan pembangunan TTP di wilayahnya yang dibuktikan dengan penyediaan lahan seluas 30 ha yang potensial untuk pengembangan tanaman maupun serta peternakan. Selain itu pada wilayah tersebut terdapat potensi wisata berupa danau air tawar yang mampu menopang budidaya tanaman dan ternak serta mendukung penyediaan air tawar pada kawasan taman tekno pertanian.

Dengan pembangunan TTP di wilayah Kabupaten Bombana akan menjadi sumber inovasi teknologi yang dapat diakses oleh masyarakat pengguna. Diharapkan selain fungsi diseminasiinovasi teknologi di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan, maka keberadaan TTP juga akan meningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Keluaran Jangka Panjang.

Guna menyiapkan calon pengusaha muda dan pengurus TTP yang siap untuk menjalankan organisasi kelembagaan dan menjalankan roda bisnis sesuai visi-misi TTP Bombana maka telah dilakukan beberapa pelatihan-pelatihan antara lain :

1. Penguatan kelembagaan dengan narasumber dari peneliti BPTP Balitbangtan Sultra yang sesuai dengan kepakarannya.

2. Pelatihan Agribisnis dan kewirausahaan narasumber dari peneliti BPTP Balitbangtan Sultra dan Dinas Perindagkop Kab. Bombana

3. Pelatihan Pembuatan produk-produk dari komoditas utama dan Komoditas tambahan yang ada di lokasi TTP Bombana antara lain : Pembuatan VCO, Pembuatan Dempo/sale pisang, Pembuatan pupuk organik padat dan cair.

4. Pelatihan penanganan kesehatan hewan dan

pembibitan pakan hijauan Ternak

Agar terlihat asri dan hijau maka tetap dilakukan Kegiatan penataan area perkantoran dan pemiliharaannya dengan membuat beberapa bedengan yang ditanami dengan berbagai tanaman sayuran, pembuatan wallgarden, penanaman tabulapot, dan pembuatan tempat penjemuran sale pisang berupa screenhouse. Upaya pengembangan produk terus dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, beberapa produk yang sementara ini telah cukup baik dalam pengembangannya yaitu keripik pisang ―Krisang‖ dengan aneka rasa, dempo pisang ―De‘Bom‖ aneka rasa, De‘Bom mentah, dan Pupuk Organik padat. Produk Krisang dan De‘Bom telah memasuki pasar tradisional, warung makan, kios klontong dan Swalayan di Bombana maupun di Kota kendari. Beberapa produk lainnya seperti Minyak goreng sehat, natadecoco dan VCO juga dikembangkan namun sampai saat ini masih terbatas penyediaannya (hanya sebagai kebutuhan display). Sebagai tempat wahana untuk pendidikan dan pariwisata pertanian TTP Bombana telah menerima kunjungan dari dalam maupun luar kabupaten Bombana antara lain dari lembaga pendidikan, instansi pemerintah, maupun pengunjung perorangan. Kunjungan dimaksud dilakukan dengan belajar langsung melihat berbagai tanaman dan cara budidayanya, cara pengolahan produk pisang hingga siap untuk

Gambar 11. Pelatihan untuk peningkatan kapasitas SDM (pengurus TTP Bombana)

Page 59: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

50

dipasarkan, inovasi budidaya peternakan sapid an kambing serta cara mengatasi kesehatan ternak. Pembangunan infrastruktur dan pengadaan peralatan mesin pendukung untuk pengembangan pertanian juga dilakukan antara lain dengan membangun Icon TTP Bombana, Pembuatan Talud, dan penimbunan/perataan halaman di area perkantoran serta penambahan alat/mesin pembuatan minyak goreng.

MODEL BIOINDUSTRI SAGU TERINTEGRASI TERNAK DI SULAWESI TENGGARA

(Zainal Abidin) Pertanian bioindustri merupakan suatu terobosan inovasi teknologi untuk

merespon semakin langkanya sumberdaya. Pengembangan bioindustri memungkinkan penggunaan sumberdaya khususnya sumberdaya eksternal menjadi semakin rendah (LEISA). Dalam konsep bioindustri juga menekankan pengembangan dan pemanfaatan agensi biologis dalam proses produksi. Konsep ini juga akan memperhitungkan kesembangan atau neraca sumberdaya yang dapat dimanfaatkan yang memungkinkan terjadinya insentif ekonomi bagi para petani.

Sagu merupakan sumbedaya lokal Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi untuk dikembangkan dengan konsep bioindustri, mengngat banyaknya potesiproduk yang dapat dihasilakn serta masih banyaknya sumberdaya yang belum termanfaatkan. Selama ini sagu hanya dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pangan lokal, tanpa adanya ―sentuhan‖ teknologi sejak budidaya hingga panen dan prosesing penyediaan. Akibatnya nilai ekonomi dan nilai tambah sagu cenderung rendah. Pada sisi lain potensi hasil

yang dapat diperoleh dari sagu mencapai 27 jenis meliputi pangan, pakan, pupuk maupun sebagai sumber energy terbarukan.

Pengembangan bioindustri sagu terintegrasi ternak telah dilaksanakan sejak tahun 2015, dan pada tahun 2018 berfokus pada pengembangan produk yang telah memiliki pasar yang telah tumbuh, melalui penyempurnaan dan perbaikan izin serta kemasan. Selain itu juga mendorong penciptaan produk baru yang memungkinkan adanya pemanfaatan sumberdaya yang selama ini masih terbuang.

Produk utama bioindustri sagu adalah tepung sagu kering yang telah dikemas dengan merek TAWAROKU, serta hasil olahan sagu berupa kerupuk dan kue sagu. Produk tersebut karena merupakan produk pangan, maka telah dilengkapi dengan sertifikat HALAL dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal ini untuk menjamin legalitas produk pangan yang diperdagangkan secara luas.

Kapasitas produksi sagu kering juga telah ditingkatkan dengan membangun pengering baru dan tetap meanfaatkan pengering lama sehingga kapasitas produksi sudah bias mencapai 150 – 200 kg per bulan, demikian pula dengan perluasan pasar telah dilakukan dengan membangun dan menjalin kemitraan bersama beberapa mini mart yang ada di Kota Kendari. Selain memanfaatkan jaringan pasar konvensional, pengembangan jaringan pasar melalui media on line juga telah dilakukan.

Produk olahan sagu berupa kerupuk dan kue yang di laksanakan oleh Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Kec. Mandonga terus mengalami peningkatan kapasitas

Gambar 12. Alat produksi sagu kering dan rumah

kompos ampas sagu

Page 60: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

51

produksi yang diiringi dengan perluasan jaringan pasar, baik secara konvensional maupun melalui pemasaran online. Selain itu juga dkembangkan produk tipe abru baik kue maupun kerupuk dengan bahan dasar sagu. Omzet per bulan produksi kue dan kerupuk sagu sudah mencapai 5 – 7 juta rupiah. Saat ini juga mendorong pengembangan kelompok baru pengolahan kue sagu, baik di Kota Kendari maupun di Kabupaten Konawe Selatan.

Produk lain yang mulai diinisiasi pada tahun 2018 adalah pupuk kompos amaps sagu berbentuk granular. Pengembangan produksi ini bekerjasama dengan Pemerintah Desa Mekar Sari memanfaatkan anggaran dana desa. Secara umum dalam pengembanbgan produk ini terdapat sharing pendanaan dimana anggaran dana desa dipeuntukkan untuk pembelian mesin granular, sementara itu kegiatan Bioindustri sagu memberikan pendampingan teknologi khusunya komposisi kompos yang akan di produksi serta analisis laboratorium.

Untuk sosialisasi produk bioindustri sagu yang telah dihasilkan sejak tahun 2015 hingga 2018 juga telah dilakukan pengenlan produk kepada berbagai stakeholder baik jajaran pemerintah daerah Kabupaten Konawe Selatan dan Provinsi Sulawesi Tenggara. Stakeholder menyambut baik produk yang dihasilkan dan memberikan respek untuk pengembangan lebih lanjut.

MODEL PERTANIAN BIOINDUSTRI BERBASIS TERNAK SAPI POTONG

TERINTEGRASI DENGAN TANAMAN JAGUNG DI SULTRA (Dahya)

Sistem pertanian bioindustri adalah sistem yang mengelola dan memanfaatkan secara optimal semua sumberdaya hayati termasuk biomassa dan atau limbah organik pertanian, bagi kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis. Sedangkan populasi ternak sapi di Sultra sekitar 299.240 ekor dan 62.616 ekor (20,9%) berada dikabupaten Konawe Selatan. Integrasi tanaman dengan ternak merupakan salah satu solusi dalam penyediaan pakan pada saat musim kemarau. Tanaman jagung mempunyai potensi untuk diintegrasikan dengan ternak karena setelah produk utamanya dipanen, tanaman jagung dapat menyediakan material yang dapat digunakan sebagai bahan pakan pengganti hijauan seperti daun, batang jagung dan

tongkol. Luas panen jagung di Sultra pada tahun 2015 23.945 ha dengan produktivitas 2,8 ton/ha. Untuk kabupaten Konawe Selatan luas areal panen jagung 1.465 ha dengan produktivitas 4,6 ton/ha (BPS Sultra 2016). Tujuan kegiatan ini adalah untuk membangun model pertanian bioindustri berbasis ternak sapi potong terintegrasi dengan tanaman jagung. Metode kajian

lapangan adalah penanaman jagung dengan mengintroduksi varietas Bima 20 URI seluas 10 hektar yang melibatkan 3 kelompok tani, pengolahan limbah jagung menjadi silase, dan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata produksi jagung pipil yang dicapai petani pada implementasi model sebesar 5 ton per hektar dengan perolehan pendapatan rata-rata

Gambar 13. Penanaman jagung Bima 20 URI

dan Pengolahan pupuk organik, silase, tepung jagung dan lahan HMT

Page 61: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

52

sebesar Rp.8.745.000, sedangkan petani diluar implementasi model sebesar 3,7 ton per hektar dengan perolehan pendapatan sebesar Rp.5.810.000. Untuk usahatani ternak, pendapatan yang diperoleh petani diluar implementasi model sebesar Rp.12.830.000 pertahun dengan memelihara 5 ekor induk sapi, sedangkan petani pada implementasi model sebesar Rp.23.625.000 dan nilai tambah dengan melakukan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik padat sebesar Rp. 9.330.000, sehingga total pendapatan dari usahatani ternak sebesar Rp. 32.955.000 pertahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa petani peserta implementasi model memperoleh nilai tambah dari hasil usatani jagung dan ternak jauh lebih besar jika dibandingkan petani diluar implementasi model pertanian bioindustri.

ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG MENDUKUNG UPSUS SWASEMBADA PANGAN DI SULAWESI TENGGARA

(Muh. Asaad dan Sri Bananiek Sugiman)

Jagung merupakan salah satu komoditas pangan penting yang memiliki peran strategis, baik dalam sistem ketahanan pangan maupun perannya sebagai penggerak

roda ekonomi nasional. Jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku utama pakan ternak maupun perikanan. Selain itu, jagung juga digunakan sebagai bahan baku indistri. Menyadari fungsi dan peran penting jagung tersebut, maka pemerintah berupaya untuk mewujudkan swasembada jagung melalui peningkatan produksi jagung secara berkelanjutan. Namun demikian masih terdapat sejumlah kendala dalam upaya pencapaian tersebut, antara lain belum teradopsinya teknologi anjuran secara penuh di kalangan petani. Berdasarkan hal tersebut, dan mengingat adanya keberagaman kondisi agroklimat, social ekonomi, dan kemampuan adopsi di masing-masing daerah, maka perlu dilakukan penelitian analisis kebijakan peningkatan produksi jagung. Tujuan dari kegiatan ini adalah (1) Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat penerapan teknologi usahatani jagung dan (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan teknologi usahatani

jagung di Sulawesi Tenggara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari- Desember 2018. Lokasi kegiatan ditentukan secara purposive (sengaja) dengan kriteria daerah yang menjadi sentra produksi jagung di Sulawesi Tenggara, yaitu Konawe Selatan, Konawe, dan Muna. Penelitian menggunakan metode survey/wawancara kepada petani jagung dengan jumlah responden 90 orang. Hasil kajian diperoleh: (1) tingkat adopsi/penerapan komponen teknologi usahatani jagung di Sulawesi Tenggara sebesar 56,05%, (2) Persepsi petani terhadap teknologi usahatani jagung secara keseluruhan menunjukkan, sebanyak 65,19% responden menyukai karakteristik teknologi usahatani jagung. Hal tersebut mengindikasikan bahwa teknologi usahatani jagung berpeluang untuk diadopsi lebih luas oleh petani, (3) Terdapat faktor-faktor social ekonomi yang mempengaruhi peluang petani menerapkan teknologi usahatani jagung, yaitu umur, pengalaman usahatani jagung, luas kepemilikan lahan dan persepsi petani terhadap karakteristik teknologi dan (4) Terdapat beberapa masalah terkait program pengembangan jagung di Sulawesi

Gambar 14. Pertemuan diskusi/Focus Group

Discussion 3 Kabupaten (Kab. Konsel, Konawe dan Muna)

Page 62: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

53

Tenggara, diantaranya: tidak adanya pendampingan teknologi kepada petani dalam program pengembangan jagung, khususnya pada petani yang baru mengusahakan tanaman jagung. Saran Kebijakan: (1) Peningkatan produksi jagung di Sulawesi Tenggara masih sangat mungkin dilakukan, melalui penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) secara optimal, (2) Upaya peningkatan penerapan teknologi usahatani jagung dapat difokuskan kepada komponen teknologi yang masih kurang diadopsi oleh petani, hal tersebut perlu didukung dengan pelatihan dan pendampingan teknologi kepada petani, (3) Untuk meningkatkan penerapan teknologi usahatani jagung di tingkat petani, kedepannya diperlukan pendampingan dan pengawalan teknologi, khususnya kepada petani yang baru mengusahakan tanaman jagung pada program pengembangan jagung, (4) Peran pendampingan dan pengawalan teknologi sangat dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan program pengembangan jagung di Sulawesi Tenggara. Untuk itu diperlukan peran aktif penyuluhan dalam penyampaian informasi teknologi, pendampingan dan pelatihan teknologi yang dibutuhkan oleh petani.

SEKOLAH LAPANG PRODUKSI BENIH JAGUNG MENDUKUNG SWASEMBADA TERINTEGRASI DESA MANDIRI BENIH DI KONAWE SELATAN

(Sri Bananiek Sugiman)

Kementerian Pertanian telah menargetkan swasembada berkelanjutan untuk komoditas jagung dan salah satu strategi yang ditempuh dalam pencapaian swasembada jagung adalah melalui penyediaan benih bermutu dengan penggunaan varietas unggul baru (VUB). Kegiatan Sekolah lapang mandiri benih jagung (SL-MBJ) dinilai model yang sangat strategis dalam mendukung penyediaan benih yang

berkualitas melalui transfer teknologi produksi benih jagung melalui berbagai tahapan pelatihan dari peneliti hingga teknologi tersebut diterapkan di lahan petani. Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memproduksi benih jagung. Kegiatan dilaksanakan di Desa Pangan Jaya, Kecamatan Lainea, Kabupaten Konawe Selatan. Kegiatan bertujuan untuk:

meningkatkan kemampuan/kapasitas calon penangkar dalam memproduksi benih jagung yang berkualitas secara mandiri. Kegiatan melibatkan petani/penangkar jagung yang dihimpun dalam satu kelembagaan penangkar yang pembentukannya diinisiasi oleh BPTP Sulawesi Tenggara. Kelompok penangkar ini selanjutnya diberi pendampingan, pembelajaran dan pelatihan teknis mengenai produksi benih sumber jagung. Pelaksanaan kegiatan dimulai Januari-Desember 2018. Introduksi teknologi dalam kegaiatan produksi benih sumber jagung terdiri dari: persiapan lahan, pengolahan tanah, persiapan benih, penanaman, pemupukan, penyiangan dan pembumbunan, pengendalian hama penyakit, pengairan, seleksi tanaman dan panen serta prosesing hasil. Hasil kegiatan diperoleh sebagai berikut: (1) kegiatan pendampingan dan pembelajaran dalam sekolah lapang kedaulatan pangan

Gambar 15, pelatihan Sekolah Lapang Panen dan pasca panen

Page 63: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

54

mendukung swasembada terintegrasi desa mandiri benih di Sulawesi Tenggara, (sekolah lapang produksi benih jagung) telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani dalam memproduksi benih sumber jagung. (2) Hasil pendampingan dan pembelajaran teknis produksi benih sumber jagung kepada petani melalui kegiatan sekolah lapang produksi benih jagung di kabupaten Konawe Selatan telah berhasil diproduksi benih bermutu sebanyak 5 ton benih jagung Lamuru dan (3) Persepsi petani terhadap karakteristik teknologi produksi benih sumber jagung diperoleh 88% petani memberikan presepsi yang positif. Hal tersebut berarti bahwa penangkaran benih jagung sangat berpeluang untuk diusahakan dan dikembangkan lebih luas.

SEKOLAH LAPANG PRODUKSI BENIH KEDELAI TERINTEGRASI DESA MANDIRI BENIH MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN

(Agussalim)

Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk. Rata-rata kebutuhan kedelai nasional setiap tahun berkisar 2.300.000 ton. Sementara produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 907.031 ton (41,22 %) dari kebutuhan (Dirjen Tanaman Pangan, 2012). Untuk mencukupi kebutuhan pangan tersebut, diperlukan tambahan import. Mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan nasional dinilai riskan, karena memepengaruhi aspek sosial, ekonomi, dan politik, sehingga upaya peningkatan produksi kedelai di dalam negeri perlu mendapat perhatian khusus.

Kegiatan sekolah lapang produksi benih kedelai dikembangkan untuk membantu atau memberikan pembelajaran kepada petani/calon penangkar agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam memproduksi benih bermutu varietas unggul yang sesuai dengan preferensi petani secara mandiri.

Pengembangan kegiatan model SL produksi benih, melibatkan beberapa institusi yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing - masing, yaitu: (1) Puslitbang tanaman pangan, memiliki tanggung jawab dalam

perencanaan dan pengusulan dana, menyusun pedum dan koordinasi umum, (2) Balai Besar Pengkajian, bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengusulan dana dan koordinasi BPTP, (3) Balit lingkup Puslitbangtan memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menyediakan teknologi, benih sumber, panduan teknis, peneliti sebagai narasumber (pelatih), pendamping teknologi dan, (4) BPTP memiliki tugas dan tanggungjawab dalam melaksanakan sekolah lapang produksi benih

Dalam satu unit mandiri benih bisa terdiri dari suatu individu, kelompok, desa dan kawasan. Untuk satu unit LL terdapat luasan 1 ha, dengan peserta sekolah lapang (SL) sebanyak 10-20 petani di sekitarnya.

Gambar 16. Kegiatan Penanaman hingga

panen SL Produksi Benih Kedelai

Page 64: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

55

Hasil pendampingan dan pembelajaran dalam sekolah lapang kedaulatan pangan

mendukung swasembada terintegrasi desa mandiri benih di Sulawesi Tenggara, adalah sebagai berikut: 1) dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani dalam memproduksi benih kedelai, 2) mampu menghasilkan benih kedelai bermutu, 3) persepsi petani terhadap usaha penangkaran benih kedelai sangat positif dan 4) usaha perbenihan kedelai menguntungkan.

KAJIAN PERBAIKAN TEKNOLOGI USAHATANI TANAMAN JAGUNG

PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN KONAWE SELATAN (Baharuddin)

Jagung sebagai komoditas unggulan pangan nasional dan daerah, juga penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani. Di Indonesia luas lahan kering 148 juta ha dan di Sulawesi Tenggara seluas 914.245 ha dan 281.692 ha lahan kering belum optimal diusahakan. Luas lahan kering untuk pengembangan jagung 143.765 ha dengan luas pertanaman baru mencapai 5.814 ha. produksi jagung nasional

mencapai 18.548.872,00 ton dengan luas panen 3.786.376,00 ha atau produktivitas 4,899 ton/ha. Produksi jagung di Sulawesi Tenggara tahun 2014 sebesar 60.600 ton pipilan kering menurun 6.978 ton (10,33 persen) dibanding produksi tahun 2013 dan tahun 2015 sebesar 65.790 ton serta produktivitas diperkirakan meningkat 1,93 ton/ha atau 7,65%. Upaya peningkatan produksi jagung melalui perbaikan kesuburan tanah, pemeliharaan dan pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan pasca panen. Perlakuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan mutu hasil jagung. Tujuan 1) Mendapatkan paket teknologi pemupukan dari aspek usahatani tanaman jagung yang efektif dan efisien pada lahan kering di Kabupaten Konawe Selatan, dan 2) Mengetahui teknologi existing, dan introduksi paket teknologi pemupukan dari aspek usahatani tanaman

jagungyang ditinjau secara teknis, ekonomi dan lingkungan. Analisa data menggunakan pendekatan secara terintegrasi dengan kuantitatif dan kualitatif pada semua komponen yang dikaji. Kegiatan melibatkan lima petani kooperator dan 20-30 petani non kooperator. Luas areal tanaman jagung pada masing-masing petani kooperator 0,5 ha dan keseluruhan 2,5 ha dengan lima ulangan. Data dianalisis secara statistik menggunakan Rancangan Acak Kelompok dan dilanjutkan dengan uji DMRT α = 0.05. Analisis ekonomi menggunakan B/C dan R/C ratio terhadap semua komponen teknologi yang diterapkan serta dibadingkan dengan petani kooperator dan non koopertaor/eksisting petani. Hasil terbaik untuk pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun jagung BIMA 20 URI pada dosis pemupukan Urea, SP-36 dan KCl 25% dan 50% kemudian dosis pemupukan 75% dan 100%. Untuk jumlah kelobot terbaik pada dosis pemupukan Urea, SP-36 dan KCl 75% dan 100% kemudian dosis pemupukan 50% dan 25%. Untuk panjang tongkol pada dosis pemupukan Urea, SP-36 dan KCl 50% dan 75% kemudian dosis pemupukan 100% dan alternatif 25%. Hasil

Gambar 17. Performance Jagung BIMA 20 URI di Desa Baito Kab. Konsel

Page 65: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

56

terbaik untuk jumlah baris per tongkol dan bobot per seribu biji pada dosis pemupukan Urea, SP-36 dan KCl 50% dan 75% kemudian dosis pemupukan 100% dan alternatif 25%. Dosis pemupukan Urea, SP-36 dan KCl terbaik untuk jumlah biji per tongkol pada dosis 50% dan 75% kemudian dosis pemupukan 100% dan alternatif 25%, sedangkan jumlah biji per tongkol pada dosis 75% kemudian 100% dan alternatif 50% dan 25%. Produktivitas jagung BIMA 20 URI terbaik pada dosis pemupukan 75% (7,61 ton/ha), kemudian 100% (7,69 ton/ha) dan alternatif 50% (5,71 ton/ha) dan 25% (5,43 ton/ha). Umur petani tergolong muda produktif, pendidikan rendah, pengalaman berusahatani jagung cukup, jumlah anggota keluarga 2-3 orang, luas lahan lebih dari 1 ha dan lahan sebagian besar milik sendiri dan 20% sakap/bagi hasil. Nilai keuntungan jagung pada teknologi eksisiting petani sebesar Rp. 3.229.800,-. Nilai keuntungan tertinggi jagung BIMA 20 URI pada dosis pemupukan 75% (Rp. 20.087.300,-), kemudian 100%, 50% dan 25% serta terendah pada eksisiting petani dengan hasil usahatani yang layak, efisien dan menguntungkan untuk diusahakan. Persepsi petani terhadap introduksi teknologi pemupukan dan VUB jagung BIMA 20 URI serta lainnya sangat beragam, dan sebagian besar setuju dan sangat setuju, selain itu ragu-ragu, kurang setuju dan tidak setuju. Sosialisasi teknologi mendapat respons posistif, baik mataeri yang ditampilkan, maupun penyampaian secara lisan untuk semua pengunjung pameran teknologi, baik Pemda, koramil dan staf, serta petani Kabupaten Konawe Selatan.

KAJIAN PERBAIKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI LADANG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN KONAWE SELATAN

(Asmin)

Usahatani padi gogo/padi ladang pada lahan kering di Sulawesi Tenggara telah sejak lama dilakukan oleh petani tradisional atau petani terpencil dipedesaan untuk memenuhi kebutuhan pangan dari beras. Penanaman padi ladang/gogo oleh petani dilakukan satu kali dalam setahun dengan tingkat produktivitas sekitar 0,5 – 1,5/ha (BPS, 2015). Produktifitas ini tergolong rendah yang disebabkan antara lain penggunaan padi varietas lokal yang bersunber dari panen kepanen berikutnya, penerapan teknologi budidaya sederhana, dan tanpa pemupukan berimbang. Saat ini ada cara untuk meningkatkan produksi usahatani padi gogo yaitu menggunakan benih bermutu yang berdaya hasil tinggi, daun tegak, jumlah anakan produktif sedang-banyak, tahan rebah, tahan terhadap hama/penyakit, tanggap terhadap pemupukan, umur tanaman genjah, rasa nasi pulen. Varietas unggul padi ini dapat menjadi salah satu paket teknologi yang paling murah dan efisien untuk meningkatkan produksi di lahan kering. Varietas unggul padi gogo dirakit dengan menggabungkan sifat-sifat yang unggul dari berbagai tetua melalui persilangan dan diikuti dengan proses seleksi kemudian diuji daya hasilnya melalui percobaan dilapangan. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kajian untuk melihat adaptasi

varietas unggul padi gogo pada lingkungan kering. Kegiatan ini dilaksanakan di desa Ahuangguluri kecamataan Baito Kabupaten Konawe Selatan. Desa ini merupakan salah satu sentra pengembangan padi ladang di Sultawesi

Tenggara. Waktu pelaksanaan mulai bulan Januari 2018 sampai Desember 2018. Benih yang digunakan adalah varietas unggul padi gogo sebanyak 3 varietas yaitu Inpago-8, Inpago-9 dan Inpago-11, benih padi ladang/gogo varietas lokal. Dari berbagai varietas padi gogo/ladang yang diintroduksi memperlihatkan bahwa tinggi tanaman pada umur 42 hari setelah tanam (hst) tinggi tanaman baik Inpago-8

Page 66: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

57

(72,40 cm), inpago-9 (67,56 cm) maupun Inpago-11 (74,58 cm) lebih tinggi dari varietas lokal (60,62 cm). Setelah tanaman berumur 63 hst tinggi tanaman Inpago-8 (111,88 cm) dan Inpago-9 (109,08 cm) lebih rendah dari Inpago-11 (125,78 cm) dan varietas lokal (118,16 cm). Kemudian setelah tanaman berumur 84 hst tinggi tanaman varietas lokal lebih tinggi (154,20 cm) dibanding dengan baik Inpago-8 (136,48 cm), Inpago-9 (135,80 cm) dan Inpago-11 (141,66 cm). Adanya tinggi tanaman yang lebih tinggi dari ke tiga varietas Inpago dibanding varietas lokal pada umur 43 hst dan varietas lokal lebih tinggi pada saat umur 84 hst dibanding ketiga varietas Inpago disebabkan oleh adanya perbedaan umur dimana varietas lokal umurnya 125 hst. Sedangkan umur tanaman Inpago-8 adalah 119 hari, Inpago-9 adalah 109 hari dan Inpago-11 adalah 111 hari. Dari segi panjang malai, varietas lokal malainya lebih panjang (40,60 cm) dibanding Inpago-8 (35,49 cm), Inpago-9 (37,08 cm) dan Inpago-11 (34,91cm). Sedangkan jumlah tangkai malai yang tertinggi adalah Inpago-9 (17,30) disusul oleh varietas lokal (15,76) dan Inpago—8 (15,58) dan yang terendah adalah Inpago-11 (14,90). Panjang malai dan jumlah tangkai malai biasanya berkorelasi positif dengan adanya jumlah bulir yang terbentuk sehingga sangat menentukan produksi yang dihasilkan pada nasing-masing varietas. Produksi yang paling tinggi diperoleh pada Inpago-9 yaitu 2,88 t/ha, kemudian disusul Inpago-8 yaitu 2,72 t/ha dan Inpago-11 yaitu 2,64 t/ha. Serta produksi varietas lokal yang paling rendah yaitu 0,96 t/ha. Produksi tersebut lebih rendah dari produksi deskripsi pada masing-masing varietas. Hal ini disebabkan oleh keadaan iklim yang sangat ekstrim dengan curah hujan yang tinggi yang berlansung sepanjang hari hingga malam hari dengan pola hujan harian tinggi-sedang dan ringan pada malam harinya yang berlansung selama kurang lebih 3 bulan sehingga mempengaruhi produksi. Pola curah hujan tersebut mulai berlansung pada fase pertumbuhan generatif dan tanaman tidak mendapat sinar matahari selama fase pertumbuhan generatif tersebut sehingga proses fotosintesis sangat terganggu akibatnya proses pematangan biji tidak berjalan secara sempurna

KAJIAN PERBAIKAN USAHATANI TEKNOLOGI KEDELAI PADA LAHAN KERING DI SULAWESI TENGGARA

(Abdul Wahab) Konsumsi kedelai terus meningkatkan seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk, sehingga sebagian besar harus diimpor karena produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. Kebutuhan kedelai untuk konsumsi diproyeksi meningkat rata-rata 2,44% per tahun (Sudaryanto dan Swastika 2007). Menurut Faostat (2005), sekitar 90% kedelai yang tersedia di tanah air digunakan sebagai bahan pangan dan sisanya untuk pakan ternak dan benih.

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2007) untuk mencukupi kebutuhan kedelai dalam negeri untuk menekan impor diperlukan peningkatan areal tanam 7,25% per tahun. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mencapai areal

Gambar 18. Penampilan tanaman pada saat umur 52 hari setelah tanam

Page 67: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

58

tanam tersebut sementara lahan yang tersedia terbatas dan digunakan untuk berbagai tanaman palawija lainnya yang lebih kompotitif (Atman, 2009).

Lahan kering masam dicirikan dengan pH tanah rendah (masam) yang menyebabkan unsur hara P terikat oleh Al dan Fe (Rochayati dan Dariah 2012). Penambahan kapur dan pemberian pupuk organik pada kajian paket pemupukan spesifik yang dikaji merupakan upaya untuk meningkatkan ketersediaan P bagi tanaman kedelai.

Aplikasi paket teknologi pemupukan spesifik lokasi pada tanaman kedelai lahan kering masam nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan paket pemupukan NPK 225 kg/ha + urea 25 kg/ha + pupuk organik 2 t/ha + dolomit 0,65 t/ha menunjukan hasil produksi per hektar sebesar 1,40 ton.

Aspek ekonomi, paket teknologi pemupukan spesifik lokasi pada perlakuan P1 layak diusahakan berdasarkan nilai R/C dan B/C lebih besar dari 1. Hasil kedelai dan keuntungan optimum budidaya kedelai varietas anjasmoro pada lahan kering masam dengan aplikasi paket pemupukan terdiri dari pupuk NPK 225 kg/ha + urea 25 kg/ha + pupuk organik 2 t/ha + dolomit 0,65 t/ha, dilakukan juga pemeliharaan terutama pengendaliann gulma, hama dan penyakit.

Gambar 19. Monitoring lapangan oleh Tim Monev Balai

UNIT PENGELOLAAN BENIH SUMBER (UPBS ) JAGUNG DI SULAWESI TENGGARA

(Abd. Rauf Sery)

Jagung merupakan bahan pangan dan pakan berkarbohidrat tinggi. Varietas unggul baru yang berdaya hasil tinggi merupakan salah satu komponen utama teknologi peningkatan produksi jagung. Kebutuhan jagung untuk Industri Pangan dan Industri Non Pakan dihitung sebesar 19,8% dari Gross Produksi (Hasil Survey Pusdatin tahun, 2014) yaitu sebesar 4,75 juta ton pada tahun 2016 dan diasumsikan meningkat 3% setiap Tahun sehingga tahun 2045 akan mencapai sebesar 11,198 juta ton. Kebutuhan benih dihitung 15 kg/ha, pada tahun 2016 sebesar 72.000 ton dan diperkirakan tahun 2045

menjadi 142.099 ton (Badan Litbang Pertanian, 2016 ). Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul sangat menentukan

keberhasilan produksi di bidang pertanian, karena benih merupakan salah satu penentu keberhasilan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura. Untuk itu pengembangan usaha dan produksi tanaman pangan dan hortikultura memerlukan dukungan yang kuat dari aspek penyediaan benih bermutu varietas unggul. Menurut Ditjen Hortikultura

Gambar 20. Performance tanaman jagung BIMA 20

URI di Kabupaten Konsel

Page 68: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

59

(2009), dalam upaya mencapai perkembangan agribisnis hortikultura tersebut, maka industri perbenihan dalam negeri dituntut untuk mampu memenuhi semua segmen pengguna benih dengan merakit varietas dan memproduksi benih yang sesuai kebutuhan pengguna dan menerapkan prinsip 7 (tujuh) tepat, yaitu tepat jenis, varietas, mutu, jumlah, tempat, waktu dan harga.

Kegiatan UPBS Jagung dilaksanakan di KP. Onembute Kecamatan Pallangga Kabupaten Konawe Selatan. Pengkajian bertujuan untuk, Memproduksi benih sumber jagung sebanyak 12 ton di Sulawesi Tenggara. Mempercepat penyebarluasan penggunaan varietas unggul baru (VUB) jagung di Sultra Dengan mengunakan varieas Bima 20 Uri dalam dua kali musim tanam (MT ), jarak tanam 75 cm x 25 cm, 1 tanaman/lubang. Dosis pupuk yang digunakan adalah 350 kg Urea, 250 kg SP-36, 100 kg KCl, dan 2 t pupuk kandang/ha Hasil kajian menunjukkan bahwa varietas Bima 20 Uri cukup toleran terhadap cekaman lingkungan (curah hujan tinggi), memberikan rata-rata hasil jagung lebih tinggi dari rata-rata sultra. Varietas Bima 20 Uri memberikan rata-rata hasil tongkol (10,27 t/ha), hasil biji pipilan rata-rata (7,9 t/ha), benih yang telah tersertifikasi 3 ton ( MT I ) sedangkan panen pada MT II sementara proses sertifikasi. 8,5 ton.

UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER (UPBS) PADI SAWAH (Samrin)

Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya tanaman yang perannya tidak dapat digantikan oleh faktor lain,karena benih sebagai bahan tanaman dan pembawa potensi genetik. Keunggulan varietas dapat dinikmati oleh konsumen bila benih yang ditanam bermutu baik. Penyediaan benih unggul memegang peranan yang menonjol diantara teknologi yang dihasilkan melalui penelitian,baik dalam kontribusinya terhadap peningkatan hasil per/satuan luas maupun sabagai salah satu komponen utama dalam pengendalian hama dan penyakit. Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Ketersediaan benih varietas unggul bermutu yang cukup merupakan komponen teknologi utama dalam usahatani. Benih bermutu dari varietas unggul spesik lokasi juga merupakan komponen teknologi

yang paling cepat diadopsi oleh petani. Kegiatan ini bertujuan menghasilkan benih unggul bersertifikat klas ES sebanyak 15 ton secara tepat ( varietas, mutu, jumlah, waktu dan harga) sesuai kebutuhan pengguna. Mempercepat penggunaan benih varietas unggul baru (VUB) yang sesuai dengan preferensi konsumen. Melakukan sinkronisasi dengan lembaga perbenihan yang ada di daerah

Kegiatan Unit pengelola benih sumber (UPBS) padi sawah dilaksanakan di Kebun Percobaan Wawotobi BPTP

Gambar 21. Kegiatan Panen Benih Jagung Bima 20 URI

bersama Kadis Pertanian, Kepala BPTP Sultra

Gambar 22. Kegiatan pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan calon benih oleh BPSB

Page 69: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

60

Sulawesi Tenggara di Kabupaten Konawe. Dengan menggunakan lahan sawah irigasi teknis, mulai bulan Januari-Desember 2018. Keragaan produksi benih beberapa Varietas yang ditanam pada musim tanam I (MT-I 2018 ) antara 750 – 5700 kg, yaitu Varietas Inpari 15 (750 kg ), Inpari 30 (2.500 kg), Mekongga (2.850 kg, dan Ciliwung ( 5.700 kg). Benih Hasil produksi telah terdistribusi di tingkat petani dan penangkar di beberapa daerah Sulawesi Tenggara.

DUKUNGAN PERBENIHAN KOMODITAS KELAPA DALAM STRATEGIS

KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA (Didik Raharjo)

Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar.

Dalam mendukung kebijakan prioritas pengembangan komoditas perkebunan khususnya komoditi kelapa, sebagai UPT Balitbangtan Kementan BPTP Sulawesi Tenggara pada tahun 2018 melaksanakan pengembangan komoditi kelapa yang mengarah kepada dukungan pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber benih/bibit kelapa, mengingat benih atau bibit menjadi salah satu unsur dari sarana usahatani yang memerlukan inovasi teknologi. Untuk itu, diperlukan penggunaan benih/bibit unggul berpotensi hasil tinggi, adaptif terhadap perubahan iklim, efektif dalam

penggunaan input dan ramah lingkungan atau yang terkait dengan pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit kelapa.

Penyediaan bibit Kelapa Dalam pada Dukungan Perbenihan Komoditas Kelapa Dalam Strategis Kementerian Pertanian di Sulawesi Tenggara diperoleh dari Blok Penghasil Tinggi dan Pohon Induk Terpilih) yang telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal

Perkebunan yang salah satu lokasi yaitu di lokasi desa Awonio Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan.

Jumlah Benih Kelapa dalam Yang dibibitkan berjumlah 5.185 bibit saat ini pertumbuhan dan perkembangannya yang tumbuh/keluar tunas berjumlah 4.214 bibit (82 %) dan 900 bibit ( 18 %) belum keluar tunas serta 23 (0.4 %) benih mati.

DUKUNGAN PERBENIHAN KOMODITAS JAMBU METE POGRAM STRATEGIS KEMENTRIAN PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA

(Asmin)

Jambu mete (Anacardiun occidentale L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi, relatif stabil dan bahkan memiliki perkembangan harga yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun baik secara regional, nasional maupun internasional (ekspor). Harga mete dalam bentuk gelondong pada level regional di Sulawesi Tenggara per kg nya di tahun 2010 berkisar Rp. 5.000.,- Rp. 6.000., pada tahun 2013 harga gelondong mete mengalami

Gambar 23. Persemaian benih Kelapa Dalam dan Kondisi Perbenihan Kelapa Dalam saat 15

HST

Page 70: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

61

kenaikan berkisar Rp.8.000., - Rp.10.000., di tahun 2014 harga gelondong mete berkisar Rp. 12.000., - Rp. 13.000.,, dan pada tahun 2015 harga gelondong mete menjadi Rp 15.000-Rp.17.000 (Rahman, 2015). Adanya kenaikan harga gelondong mete tentunya diikuti pula dengan kenaikan harga kacang mete, dimana pada tahun 2010 harga kacang mete berkisar antara Rp.70.000-80.000 per kg, pada tahun 2013 harga kacang mete meningkat menjadi sekitar Rp.90.000., - Rp100.000., per kg, pada tahun 2015 harga kacang mete mengalami kenaikan berkisar Rp. 110.000., - Rp. 115.000.

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu sentra produksi jambu mete terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Kondisi tanaman jambu mete di Sulawesi Tenggara saat ini telah memasuki fase tanaman tua rentah (TTR), sehingga memerlukan peremajaan. Salah satu langkah peremajaan yang strategis adalah dilakukan penanaman bibit jambu mete sambung pucuk. Oleh karena itu perlu dilakukan pembibitan jambu mete untuk persiapan batang bawah dan kemudian disambung pucuk dari blok penghasil tinggi dan kemudian dibagikan kepada petani berdasarkan CPCL Dinas Pertanian dan Perkebunan.

Faktor bahan tanaman diperkirakan yang menyebabkan rendahnya rata-rata produktivitas jambu mete di Sulawesi Tenggara. Kemungkinan sebagian besar benih jambu mete yang digunakan petani pada awal pengembangannya mulai dari saat program penghijauan pada lahan kritis, pola pengembangan melalui pola unit pengembangan (UPP), program pengembangan wilayah khusus (P2WK) sampai pada pengembangan melalui proyek SADP berasal dari pohon induk (tetua) yang tidak jelas asalusulnya. Dengan demikian seluruh tanaman jambu mete yang diusahakan petani saat ini bisa dikatakan berasal dari bibit asalan. Kegiatan pembibitan dilaksanakan di Kabupaten Konawe Selatan, yaitu di Kebun Percobaan Onembute. Waktu pelaksanaan mulai bulan September 2018 sampai Desember 2018. Bahan yang akan digunakan, antara lain media tumbuh pembibitan yatu tanah, pasir dan pupuk organik dengan perbandingan 2:1:1 dengan jumlah polibag 10.000.000 yang siap ditanami benih mete untuk persiapan batang bawah, waring, paranet, tali rafia, dan bahan lainnya yang mendukung kegiatan ini. Sementara alat yang akan digunakan adalah artco, sekopang, cangkul, parang, dan seperangkat alat-alat lain yang mendukung kegiatan ini. Tahapan pelaksanaan diantaranya adalah dilakukan pembersihan lahan untuk persiapan pembibitan, pembuatan rumah pembibitan, pengisian polybag, mempersiapkan benih batang bawah dari blok penghasil tinggi yaitu varietas lokal Muna, pendederan polybag, penyiraman, pengendalian/penyiangan gulma, pengendalian hama/penyakit, dan penyulaman.

Penanaman dilakukan pada tanggal 8 Nopember 2018, Sehingga tanaman saat ini baru berumur 37 hari. Daya tumbuh benih mencapai 95 % dengan kondisi pertanaman dilapangan relatif seragam. Perawatan bibit dilakuan dengan cara dilakukan penyiranam setiap hari, pengendalian gulma, perbaikan draenase, dan pengendalian OPT yang mengganggu pertanaman jambu mete. Dengan melihat perkembangan tanaman yang relatif seragam dan saat ini berumur 37 hari, maka siap dilakukan sambung pucuk pada saat tanaman berumur 3-4 bulan. Sumber batang bawah beasal dari blok penghasil tinggi dari varietas lokal Muna dan sumber batang atas (entresnya) bersumber dari kebun blok penghasil tinggi yang lain varietas lokal Muna.

Page 71: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

62

Gambar 24. Perkembangan tanaman pada umur 31 hari setelah tanam

DUKUNGAN PEBENIHAN KAKAO PADA PROGRAM STRATEGIS KEMENTAN DI SULAWESI TENGGARA

(Agussalim) Pemerintah RI melalui program Nawacita yang salah

satunya ingin membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, termasuk didalamnya pengembangan kawasan pertanian nasional. Salah satu kawasan pertanian nasional di Sulawesi Tenggara adalah perkebunan (kakao, jambu mete dan kelapa dalam). Salah satu bentuk penguatannya adalah menyediakan benih yang baik dan bermutu bagi masyarakat

petani. Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan dua cara

yaitu perbanyakan secara generatif maupun vegetatif. Cara perbanyakan generatif dewasa ini sangat jarang digunakan lagi dalam penyediaan bahan tanam untuk usaha perkebunan, karena dengan cara ini akan menghasilkan tanaman dengan tipe pertumbuhan yang tidak seragam dan terjadi segregasi genetis (Puslit Kopi dan Kakao, 2006).

Penggunaan varietas/klon unggul tanaman kakao akan meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas perkebunan di Sulawesi Tenggara. Bibit yang akan digunakan untuk tanaman kelapa, cengkeh, kakao dan mente berasal dari pohon induk bersertifikat.

Pelaksanaan kegiatan bertempat Kebun Percobaa Onembute, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2018.

Penyiapan bahan tanam batang bawah dalam kurung waktu 3-4 bulan sebelum dilakukan sambung pucuk. Batang bawah disiapkan dengan cara menanam benih kakao ke dalam polibag yang berukuran 20 cm x 30 cm. Polibag yang telah diisi tanah campur pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1:1 di deder dengan lebar 60 m dan panjangnya 10 m. Batang bawah yang digunakan berasal dari klon yang tahan penyakit busuk akar dari PT. Hasfram ladongi.

Gambar 25. Performance

perbenihan tanaman Kakao

Page 72: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

63

Hasil yang telah dicapai menunjukkan bahwa batang bawah baru berumur 50 hari. Jumlah batang bawah yang tumbuh pada penanaman pertama sebanyak 17.000 pohon dan telah dilakukan penanaman kedua sebanyak 3.000 pohon.

DUKUNGAN PERBENIHAN KOMODITAS CENGKEH PROGRAM STRATEGIS

KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA (Baharuddin)

Dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, berbagai upaya dilakukan terutama dalam program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu melalui penanam bibit pada wilayah sentra komoditas tanaman cengkeh. Implementasi dari program ini pemerintah berkontribusi dalam penyediaan kebutuhan bibit unggul tanaman cengkeh gratis pada tahun 2018-2018. Luas areal tanaman cengkeh 471.526 ha, dimana 98.2% dikelola oleh perkebunan rakyat dan 1,8% pemerintah dan swasta. Produksi cengkeh 75.757 ton, sebesar 75,76% dari perkebunan rakyat dan sisanya 2,5% dari pemerintah dan swasta. Kebutuhan cengkeh dunia 80% berasal dari Indonesia. Tujuan BPTP menyediakan 4000 bibit unggul

bermutu untuk kebutuhan petani yang sesuai dengan kondisi lahan dan iklim pada sentra pengembangan tanaman cengkeh di Sulawesi Tenggara. Kegiatan yang telah dilakukan koordinasi pada tingkat propinsi dengan instansi teknis yang berkaitan langsung dengan pembibitan cengkeh yaitu Balai Pengujian, Pengawasan dan Sertifikasi

Benih (BP2SB) tanaman perkebunan. Kegiatan koordinasi dilakukan untuk singkronisasi materi dan metoda dalam rangka mendukung program peningkatan produksi cengkeh di Sulawesi Tenggara. Hal ini guna meningkatkan pendapatan petani, juga sistem perbenihan tanaman harus mampu menjamin tersedianya benih bermutu secara memadai dan berkesinambungan. Benih bermutu tersebut adalah benih yang telah disertifikasi dan diberi sertifikat oleh Instansi terkait yaitu Balai Pengujian, Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan. Kegiatan yang telah dilakukan lahan, pembuatan naungan pesemaian dan pembibitan/perbenihan, penyediaan bahan, pemasangan naungan dari paranet, pengisian media tanah, pasir dan pupuk kandang (2:1:1) ke dalam polibeg, pendederan polibeg dan pembuatan saluran draenase. Selain itu pembuatan media pendederan benih pada boks pesemaian awal dan pemesanan benih cengkeh dari varietas zanzibar Gorontalo sebanyak 4.000 biji di Gorontalo.

OPERASIONALISASI GUGUS TUGAS KALENDER

TANAM TERPADU DAN POLA TANAM DI SULAWESI TENGGARA

(Muh. Alwi Mustaha)

Beberapa laporan pengkajian diketahui permasalahan utama penerapan teknologi padi yaitu teknologi belum diterapkan secara dan masih parsial. Umumnya petani baru bisa menerapkan sebagian teknologi yang dianjurkan karena beragam faktor pembatas. Khusus penerapan waktu tanam, anjuran tanam pada MT.1 yaitu bulan 1-2 (Januari - Pebruari) dan MT.2 yaitu bulan 6-7 (Juni - Juli) masih dimaknai sebagai acuan bagi semua agroekosistem,

Gambar 26. Kunjungan lapang di Kabupaten Minahasa Manado

Gambar 27. Kegiatan sosialisasi Katam terpadu

pada kegiatan TOT SLI Kota Kendari yang

diselenggarakan APIK Kendari-BMKG

Page 73: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

64

padahal anjuran tersebut awalnya diperuntukkan bagi lahan sawah irigasi. Apalagi beberapa tahun terakhir, sudah terjadi pergeseran pola hujan sebagai dampak akibat perubahan iklim. Perubahan iklim sangat berdampak pada sub sektor tanaman pangan, seperti seperti kejadian banjir, kekeringan dan serangan OPT, penurunan rendemen dan kualitas produksi. Kondisi ini mengharuskan pentingnya bagi pihak-pihak terkait utamanya penentu kebijakan untuk menata ulang jadwal tanam dan pola tanam sesuai kondisi agroekosistem. Untuk meningkatkan kinerja usahatani padi, dibutuhkan strategi yang cermat dan ditunjang data dan informasi akurat. Balitbangtan telah mengembangkan sistem informasi Katam terpadu yang saat ini sudah pada versi 2,6 dan memiliki fitur yang semakin lengkap. Kegiatan telah dilaksanakan mulai Januari hingga Desember 2018. Ruang lingkup kegiatan sesuai petunjuk teknis Katam terpadu yaitu: sosialisasi, updating database dan verifikasi. Kegiatan sosialisasi bertujuan meningkatkan penyebaran informasi Katam terpadu kepada penentu kebijakan maupun pengguna di lapangan. Kegiatan sosialisasi menggunakan metode penyampaian materi melalui pertemuan teknis dan bulanan penyuluh di kabupaten/kota, pertemuan dinas pertanian, pertemuan penyuluh di BP3K ataupun media pertemuan lainnya. Kegiatan berikutnya pemutahiran database sistem informasi yang dilakukan bekerjasama dengan instansi penyedia data seperti BPS, BPTPH dan instansi lainnya. Kegiatan verifikasi dilakukan melalui pengamatan standing crop pada sentra utama tanaman jagung yang bertujuan bertujuan meningkatkan akurasi SI Katam terpadu. Kegiatan berikutnya adalah inventarisasi pola tanam dan permasalahan di wilayah Sulawesi Tenggara. Pelaksanaan kegiatan dimulai dari persiapan yang meliputi pengumpulan pustaka untuk pembuatan RODHP dan seminar. Pengumpulan data, tabulasi data, pengiriman data ke Katam pusat, seminar hasil dan penyusunan laporan. Tim pengkaji telah melakukan koordinasi dan sosialisasi pada stakeholder. Sosialisasi dilaksanakan baik pada pertemuan teknis penyuluh maupun saat pelatihan TNI khususnya para Babinsa. Materi yang disampaikan meliputi prediksi iklim, sistem informasi Katam terpadu dan monitoring standing crop, serta inovasi teknologi mendukung swasembada pangan. Verifikasi standing crop pertumbuhan

tanaman jagung telah dilaksanakan pada 39 titik pengamatan di wilayah Kab. Konawe dan Konawe Selatan. Hasil pengamatan di Kab. Konawe, diketahui 7% pada fase kecambah, 29% fase vegetatif, 57% fase generatif, dan 7% fase bera atau sudah panen. Hasil pengamatan di Kab. Konawe Selatan, diketahui 8% pada fase kecambah, 40% fase vegetatif, 48% fase generatif, dan 4% fase bera atau sudah panen. Bentuk diseminasi sistem informasi Katam terpadu yang telah dilakukan antara lain menyusun buku yang salah satu bagiannya memuat sistem informasi katam terpadu di wilayah Sulawesi Tenggara. Buku tersebut telah disebarluaskan ke berbagai kalangan, khususnya pihak birokrat pemerintahan, akademisi perguruan tinggi, penentu kebijakan di instansi teknis, juga di kalangan tim Penggerak PKK.

Sistem informasi Katam terpadu juga telah disampaikan melalui media elektronik yaitu tim GT Katam terpadu tampil sebagai narasumber bersama dengan pihak BMKG Kendari pada kegiatan perkiraan awal musim kemarau tahun 2018. Bentuk materi

Gambar 28. Menyampaikan sistem informasi Katam terpadu pada dialog prakiraan awal musim kemarau tahun 2017 di

Stasiun TVRI Sulawesi Tenggara

Page 74: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

65

diseminasi lainnya adalah banner cara mengakses sistem informasi Katam terpadu yang telah disebarkan pada sejumlah kantor BPP. Hasil wawancara dan pengamatan di Desa Olo-oloho, Kec. Uepai pada kelompok tani Mandiri, diketahui bahwa pola tanam yang lazim dijumpai adalah: palawija (bulan 1) - padi (bulan 3) - padi (bulan 6/7). Namun di lokasi lainnya pola tanam yang ada adalah: padi (bulan 8-12) - kembang kol (bulan 3-4) - cabai rawit (bulan 5-7). Pemilihan komoditas sangat ditentukan ketersediaan air dan harga komoditas serta tingkat serangan OPT. Pada lahan sawah yang ditanami sayuran, petani biasanya akan mulai merotasi tanaman apabila mulai terkena serangan penyakit layu. Biasanya petani akan kembali menanam padi sebagai cara untuk mematahkan siklus penyakit yang ada khususnya penyakit layu yang banyak menyerang tanaman cabai dan tomat.

DUKUNGAN INOVASI PERTANIAN UNTUK PENINGKATAN

INDEKS PERTANAMAN PADI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SULAWESI TENGGARA

(Muh. Asaad dan Edi Tando)

Dalam upaya mempertahankan swasembada pangan, Indonesia akan menghadapi berbagai macam tantangan, yaitu perubahan iklim yang menyebabkan

terjadinya banjir dan kekeringan sehingga menyebabkan keterbatasan sumber daya air maupun lahan. Selain ketersediaan air, dalam pencapain swasembada pangan, lahan merupakan salah satu faktor produksi utama yang tidak tergantikan (Permentan, 2015). Lahan pertanian merupakan media tumbuh tanaman dan suatu faktor produksi yang sangat penting. selanjutnya masih banyak lahan pertanian yang belum digarap secara optimal.

Terdapat sekitar 4 juta lahan tadah hujan di Indonesia, yang hanya panen 1 kali dalam satu tahun (Sinar Tani, 2018). Berdasarkan laporan BPS Sultra (2014) bahwa luas lahan sawah keseluruhan di Sulawesi Tenggara yaitu 121.545 ha-1, dimana 26.513 ha-1 merupakan lahan sawah tadah hujan (BPS Sultra, 2015).

Terkait dengan hal tersebut optimasi lahan merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan melalui peningkatan indek pertanaman dan produktivitas persatuan luas lahan pada lahan sawah tadah hujan secara optimal melalui rekayasa teknologi maupun rekayasa sosial dalam meningkatkan produksi padi serta pendapatan petani.

Kegiatan identifikasi dan pendataan potensi sumberdaya lahan dan air dilakukan pada beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, sementara lokasii diseminasi inovasi teknologi pada lahan sawah tadah hujan pada MT II (Juni - Oktober), di Kelurahan Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kelompok tani pada lokasi kegiatan. Teknik diseminasi yang dikembangkan meliputi: diskusi, pertemuan kelompok, peragaan teknologi, penyediaan media cetak/elektronik dan temu lapang.

Gambar 29. Infrastruktur air, penanaman hingga

panen VUB padi sawah di Kec. Ranomeeto Kab.

Konsel

Page 75: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

66

Jenis usulan pembangunan tata kelola air di Sulawesi Tenggara, mencakup : pompanisasi (47.42%), saluran air (23.17%), damparit (6.854%), embung (6.045%) dan long storage (2.26%). Pola tanam eksisting yang berkembang yaitu : padi-bero, padi - padi dan padi - palawija. Inovasi teknologi pompanisasi, intoduksi varietas unggul baru padi, inovasi teknologi sistem tanam jajar legowo 2 : 1 dan pengelolaan tanaman terpadu padi sawah dapat mendukung peningkatan indeks pertanaman padi 100 menjadi 200 pada lahan sawah tadah hujan.

Penerapan inovasi teknologi pertanian dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi serta pendapatan petani padi lahan sawah tadah hujan.

KAJIAN PENGENDALIAN LALAT BUAH (Bactrocera sp) PADA CABAI BESAR RAMAH LINGKUNGAN

(Agussalim)

Cabai (Capsicum annmuum L.) merupakan komoditas yang banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan volume kebutuhannya terus meningkat seiring dengan petambahan penduduk dan kemajuan teknologi). Berbagai macam masakan membutuhkan cabai sebagai penyedap , pengharum maupun penambah gizi. Demikian pula dengan industri obat-obatan yang membutuhkan bawang untuk campuran obat-obatan. Petani menanam cabai tertarik oleh nilai ekonomis yang dihasilkannya, yang memberikan harapan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Luas Tanam Cabai di Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 seluas 84.656 ha (Disbunhorti, 2015).

Kendala yang sering dihadapi dalam peningkatan produksi tanaman cabai ialah, gangguan hama dan penyakit. Beberapa hama penting yang umumnya menyerang tanaman cabai yaitu Ulat Grayak, Kutu Daun, Lalat Buah, dan Tungau (Semangun, 2007). Hasil survei di Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali pada musim kemarau, kemarau basah, dan musim hujan menempatkan thrips (Thrips parvispinus), tungau(Polyphagotarsonemus latus), ulat buah (Helicoverpa armigera), lalat buah (Bactrocera sp.), antraknosa (Colletotrichum spp.), layu fitoptora (Phytophthora capsici), dan layu bakteri (Ralstonia solanacearum) sebagai OPT penting pada tanaman cabai merah dan cabai rawit. Kehilangan hasil akibat OPT tersebut mencapai 25-100% (Setiawati et al. 2011b; Setiawati dan Sumarni 2012; Setiawati et al. 2013a).

Kajian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan jumlah perlakuan sebanyak 5 dan diulang sebanyak 5 kali. Semua perlakuan dilaksanakan dalam blok hamparan dan setiap unit perlakuan ditanam seluas 5 are. Unit perlakuan adalah sebagai berikut; Ts0 = Tanpa perlakuan; Ts1 = Biopestisida eksisting; Ts2 = Biopestisida Minyak serai wangi; Ts3 = Biopestisida ekstrak serai wangi; dan Ts4 = Biopestisida Abu Serai wangi

Perlakuan pestisida nabati minyak serai wangi memberikan pengaruh nyata terhadap intensitas serangan lalat buah pada tanaman cabai. Pada pengamatan 80

Gambar 30. Kegiatan penanaman hingga panen cabai Desa Andowengga, Kecamatan

Poli-Polia, Kabupaten Kolaka Timur

Page 76: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

67

HST hingga 95 HST intensitas serangan lalat buah relative rendah. Intensitas serangan lalat buah meningkat pada pengamatan 110 HST, tertinggi pada perlakuan pada kontrol (67,55%) dan terendah pada perlakuan minyak serai wangi (49,50%).

KAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAWANG MERAH YANG RAMAH LINGKUNGAN

(Muh. Asaad dan Rusdi) Bawang merah (Allium ascalanicum. L.) merupakan komoditas yang banyak

dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan volume kebutuhannya terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi. Bermacam masakan membutuhkan bawang merah sebagai penyedap, pengharum maupun penambah gizi. Demikian pula industri obat-obatan yang membutuhkan bawang untuk campuran obat-obatan. Petani menanam bawang merah karena tertarik oleh nilai ekonomis yang dihasilkannya, yang bakal memberikan harapan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Namun tidak jarang juga petani tidak dapat menuai harapan dari produksi bawang merah karena terkendala dengan kondisi pertanaman yang terserang hama/penyakit. Luas panen bawang merah di Sulawersi Tenggara pada tahun 2015 seluas 81 ha dengan produksi 360 ton atau produktivitas 4,4 t/ha dan menurun drastis pada tahun 2016 dengan produktivitas 2,27 t/ha (Disbunhorti Sultra, 2015, 2016). Kajian untuk mendapatkan biopestisida yang efektif mengendalikan penyakit layu tanaman bawang merah telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2018 di Desa Andowengga, Kecamatan Poli-Polia, Kabuapten Kolaka Timur, menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) 4 perlakuan (1) biopestisida Trichoderma spp 15 kg/10 m2 x 107 cfu/g, (2) Gliocladium spp 100 g/10 m2 x 1011 cfu/g, (3) Bacillus sp 1 l/100 l/10 m2 x 3,5x107-1011/liter dan (4) pupuk organic (kontrol) 100 kg/10 m2 dengan 5 kali ulangan. Produk biopestisida disertakan dengan bahan pembawa 10 t/ha pupuk organic. Peubah yang diukur yaitu efektifitas penekanan penyakit layu, intensitas serangan penyakit layu, dan parameter pertumbuhan vegetatif dan reproduktif

tanaman. Hasil kajian menunjukkan tiga jenis mikroorganisme penyebab kerusakan bawang merah, yaitu (1) jamur Fusarium oxisporum menyerang daun/batang hingga menyebabkan kelayuan pada tanaman, (2) jamur Aspergillus sp menyerang umbi hingga mengalami pembusukan/pelendiran di penyimpanan, dan (3) Pantoea

ananatis yang diperkirakan penyebab busuk umbi dari golongan bakteri. Efektivitas penekanan biopestisida terhadap penyakit layu pada fase vegetatif 0-30 HST seterusnya pada fase pengumbian 45 – 60 HST adalah biopestisida Trichoderma spp (21 – 22 %), Bacillus sp (10 – 14,5 %) dan Gliocladium spp (12 – 12,5 %). Efektivitas penekanan biopesdtisida terhadap penyakit busuk umbi di penyimpanan suhu ruang adalah biopestisida Bacillus sp (16,14 %), Gliocladium spp (12 %) dan Trichoderma spp (6,33 %). Produksi umbi kering yang lebih tinggi pada perlakuan Bacillus sp, sebesar 125,34 kg/10 m2 atau setara dengan 1,25 t/ha (MT Maret-Juni) dengan varietas Tajuk, dan produksi umbi kering (MT Juli – Oktober) dengan varietas Super Philips adalah sebesar 6,2 t/ha.

Gambar 31. Umbi varietas Super Philips hasil panen petani di MT II (Sept – Nop)

Page 77: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

68

KAJIAN KEHILANGAN HASIL PANEN DENGAN COMBINE HARVESTER DAN PASCA PANEN PADI DI SULAWESI TENGGARA

(Rusdin) Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak diusahakan oleh petani

di Sulawesi Tenggara. Luas tanaman padi di Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 tercatat 103.812 ha, yang terdiri dari 85.701 ha lahan sawah irigasi dan 18.111 ha lahan sawah non irigasi. Kab. Konawe merupakan daerah yang memiliki luas lahan tertinggi di Sulawesi Tenggara yaitu seluas 34.040 ha yang terdiri dari 31.858 ha lahan sawah irigasi dan 2.182 lahan sawah non irigasi (BPS, 2016). Luas panen padi sawah di Sulawesi Tenggara, pada tahun 2015 tercatat 135.003 ha dengan total produksi 646.206 ton dengan rata-rata produktivitas sebesar 4,8 ton/ha. Kontribusi padi dari Kabupaten Konawe sebesar 233.935 ton atau sekitar 36%.

Teknologi pasca panen padi telah banyak dihasilkan, namun tidak semua diadopsi petani. Rekayasa pemanenan padi dengan sistem beregu yang dilengkapi

dengan mesin perontok padi dapat menekan kehilangan panen dan perontokan menjadi 5,9%. Penggunaan alat pemanen padi tipe sisir (striper) dapat menekan kehilangan panen menjadi antara 2-3 %. Di era mekanisasi ini penggunaan alat panen combine harvester di tingkat petani semakin banyak. Kajian ini bertujuan : 1) mengetahui keragaan pengelolaan panen dengan combine

harvester dan pasca panen padi di tingkat petani, b) mengetahui besaran kehilangan hasil panen dengan combine harvester dan panen dan pasca panen padi. Kajian dilaksanakan pada MT II tahun 2018 di Kab. Konawe yang merupakan sentra padi sawah di Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil Kajian menunjukan bahwa pada umumnya Gapoktan/Poktan yang mengelola Combine Harvester tidak dilengkapi dengan struktur organasasi

(73%). Rata-rata pengelola combine harvester sebanyak 5 - 6 orang yang terdiri dari operator, penadah gabah, pengumpul gabah, dan penjahit karung. UPJA bekerja sama dengan peluncur, dan pengangkut alat panen. Kemampuan panen dalam sehari adalah 2 ha, dengan waktu panen 3 jam per ha, dengan konsumsi BBM 34,6 liter/ha. Sedangkan kemampuan luas panen dalam semusim rata-rata 35 ha. Bobot rata-rata kehilangan hasil dengan berbagai cara tanam tidak terlalu jauh berbeda, 0,129 – 0,136 kg. Namun demikian persentase kehilangan hasil yang paling tinggi adalah pada cara tanam tabela (hambur langsung) yaitu sebesar 2,084 %, hal ini dipengaruhi oleh besaran hasil ubinan yang diperoleh dari cara tanam. Sedangkan kehilangan hasil akibat pengangkutan antara jarak kurang dari 500 m dengan di atas 500 meter tidak berbeda jauh, yaitu rata-rata 0,18 kg dan 0,21 kg, dengan rata-rata 0,2 persen dari rata-rata bobot sebelum pengangkutan.

PERCONTOHAN INOVASI TEKNOLOGI CABAI DI KABUPATEN KONAWE

(Assayuthi Ma’suf)

Kegiatan Percontohan Inovasi Teknologi Cabai di Kabupaten Konawe,

dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2018 bertempat di Desa

Gambar 33. Kunjungan Ke Lokasi Pertanaman

Gambar 32. Pengecekan hasil panen di Kec. Tongauna Utara dan Penimbangan Gabah

Sebelum Pengangkutan Menuju Jalan Besar

Page 78: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

69

Lalousu, Kelurahan Wonggeduku, Kabupaten Konawe. Kegiatan ini bertujuan untuk

mempercepat penyebaran VUB Cabai dan inovasi teknologi anjuran spesifik lokasi

kepada petani serta mengetahui respon petani terhadap

VUB Cabai dan inovasi teknologi anjuran spesifik lokasi.

Keluaran dari kegiatan ini tersebarnya VUB cabai dan

inovasi teknologi anjuran spesifik lokasi kepada petani serta

terjadi peningkatan respon petani terhadap inovasi

teknologi anjuran spesifik lokasi cabai. Data dan informasi

yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data

primer yang dikumpulkan yaitu karakteristik petani

responden, data penyebaran media dan data respon petani

terhadap teknologi yang diintroduksikan. Untuk melihat

tingkat efektivitas kegiatan digunakan pendekatan With and

Without dan untuk melihat respon petani menggunakan

analisis pengukuran persepsi. Kegiatan percontohan ini

dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi, pelatihan, dan

penyebaran media penyuluhan. Kegiatan ini melibatkan

unsur petani, penyuluh pertanian, ibu PKK, dan peneliti.

Hasil kegiatan Percontohan Inovasi Teknologi Cabai di Kabupaten Konawe

adalah tersebarnya VUB Cabai dan inovasi teknologi cabai di Kabupaten Konawe

melalui media diseminasi berupa folder, leaflet dan bahan tayangan (power point) yang

ditayangkan melalui LCD. Media diseminasi tersebut diberikan kepada Dinas TPHP

Kab/Kota, UPTD TPHP Kecamatan, penyuluh, PKK, petani kooperator dan non

kooperator. Media diseminasi tersebut berjudul Budidaya Cabai Merah dan Cabai Rawit

Menggunakan Pot/Polybag, Budidaya Cabai Merah, Budidaya Cabai Rawit, Deskripsi

Cabai Besar Varietas Lingga dan Kencana, Teknik dan Cara Pemasangan Mulsa Plastik,

Teknologi Budidaya Cabai Merah ―Sukseskan Gerakan Tanam Cabai !‖, Pengendalian

Hama dan Penyakit Pada Tanaman Cabai, Pembuatan Pestisida Nabati, dan Teknik

Panen dan Pasca Panen Pada Tanaman Cabai. Selain itu, petani diberi pelatihan

dengan materi pembelajaran antara lain: Inovasi Teknologi Budidaya Tanaman Cabai,

Pengenalan Varietas Unggul Baru Cabai Balitbangtan, Teknik Pemasangan Mulsa Palstik

(MPHP), Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Cabai, Pembuatan Pestisida

Nabati, Teknologi Panen dan Pasca Panen Pada Tanaman Cabai.

Kemudian, petani mengetahui keunggulan teknologi yang diintroduksikan

dengan penggunaan VUB Cabai ‗Lingga dan Kencana‘, pengolahan tanah secara

sempurna, penyiapan benih dan pembibitan, penggunaan MPHP, pemupukan sesuai

rekomendasi, penggunaan ameliorasi, pengendalian hama/penyakit secara terpadu,

pemeliharaan tanaman baik perempelan, pemupukan susulan, pengajiran dan

pengairan), serta panen tepat waktu. Respon petani yang menerima teknologi yang

diintroduksikan rata-rata 76,67 %. Diharapkan ada dukungan dari pihak terkait baik

Pemda maupun stakeholder lainnya untuk memotivasi petani dalam menerapkan VUB

Cabai dan inovasi teknologi cabai spesifik lokasi.

Page 79: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

70

PERCONTOHAN INOVASI TEKNOLOGI PADI SAWAH DI KABUPATEN KONAWE

(Sjamsiar) Kegiatan Percontohan Inovasi Teknologi padi sawah di

Kabupaten Konawe, dilaksanakan pada bulan Januari sampai

dengan Juli 2018. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa

Ambuulanu, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat penyebaran inovasi

teknologi padi sawah untuk mendukung produktivitas padi

sawah di Kabupaten Konawei, memperkenalkan keunggulan

teknologi padi sawah yang diintroduksikan, dan memberikan

pembelajaran kepada petani cara penerapan teknologi padi

sawah spesifik lokasi. Keluaran dari kegiatan ini tersebarnya

inovasi teknologi padi sawah di Kabupaten Konawe, petani dan

penyuluh mengetahui teknologi yang diintroduksikan dan

mengetahui cara penerapan teknologi padi sawah spesifik

lokasi. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data

karakteristik petani responden (umur, pendidikan, luas lahan,

pengalaman UT, luas kepemilikan lahan, status penguasaan

lahan dan jenis penairan). Identifikasi teknologi eksisting, data penyebaran media

diseminasi, pelatihan yang telah dilaksanakan, introduksi teknologi yang diaplikasikan,

keragaan produkasi, jumlah pengunjung selama kegiatan berlangsung dan respon

petani terhadap teknologi yang diintroduksikan. Untuk melihat tingkat efektivitas

kegiatan digunakan pendekatan With and Without dan untuk melihat respon petani

menggunakan analisis pengukuran persepsi. Kegiatan percontohan ini dilaksanakan

dalam bentuk sosialisasi, pelatihan, penyebaran media penyuluhan dan apresiasi

inovasi teknologi . Kegiatan ini telah melibatkan unsur petani, penyuluh pertanian

lapangan, babinsa, peneliti dan penyuluh BPTP

Hasil pelaksanaan kegiatan percontohan inovasi teknologi padi sawah adalah

tersebarnya inovasi teknologi padi sawah di Kabupaten Konawe melalui media

diseminasi. Media diseminasi tersebut diberikan kepada Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Kabupaten Konawe, BP3K, penyuluh, pengamat hama/penyakit di lpangan,

petani kooperator dan non kooperator. Selain itu, petani mengetahui keunggulan

teknologi yang diintroduksikan yaitu produktivitas VUB Inpari 30 Ciherang Sub 1

mencapai: 7,2 t/ha. Inpari 31: 6,7 t/ha dan Inpari Blast: 5,9 t/ha. Petani juga

mengetahui cara penerapan teknologi padi sawah spesifik lokasi melalui pelatihan-

pelatihan yang telah dilaksanakan. Jumlah pengunjung selama kegiatan berlangsung

sebanyak 178 orang. Respon petani terhadap teknologi yang diintroduksikan rata-rata

94,375% yang menerima, 5,625 % ragu-ragu dan 0 % menolak. Hal ini menunjukkan

bahwa inovasi teknologi padi sawah di Kabupaten Konawe di respon dengan cukup

baik oleh petani. Diharapkan petani dapat mengadopsi/menerapkan inovasi teknologi

tersebut. Sehingga perlu dukungan dari dinas pertanian dan Tanaman Pangan,

penyuluh, dan babinsa setempat untuk memotivasi petani dan penguna teknologi

lainnya dalam penerapan teknologi padi sawah spesifik lokasi.

Gambar 34. Pertumbuhan tanaman padi sawah di Desa Ambuulanu, Kecamatan

Pondidaha, Kabupaten Konawe.

Page 80: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

71

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA (PKAH) CABAI DI KABUPATEN KONAWE

(Bungati) Mulai tahun 2007, Ditjen Hortikultura meperkenalkan dan melaksanakan

pembangunan melalui pendekatan Kawasan Agribisnis Hortikultura (KAH), yang dirancang berdasarkan kesesuaian potensi daerah dan bersifat multikomoditas, memperhatikan kesesuaian dan kelayakan agro-ekosistem, berkaitan antar wilayah pengembangan, kesamaan infrastrukture ekonomi, serta berorientasi pada peningkatan pendapatan dan kesejahtraan masyarakat. Penanganan komoditas hortikultura di dalam kawasan umumnya belum optimal. Padahal potensi bisnis di dalam kawasan tersebut cukup besar. Indikasi itu dapat dilihat dari jumlah komoditas yang telah mencapai 323 varietas terdiri

dari 80 varietas sayuran, 60 varietas buah, 117 tanaman hias dan 66 varietas tanaman biofarmaka. Volume ekspor komoditas hortikultura banyak berasal dari tanaman buah dan sayuran, serta sebagian dari tanaman hias (panduan umum PDPKAH, 2012Pendampingan PKAH Cabai di Kabupaten Konawe tahun 2018 bertujuan untuk mempercepat pengembangan kawasan Cabai, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani melalui penerapan komponen teknologi PTT cabai spesifik lokasi, dan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Kegiatan PKAH

dilaksanakan dari bulan Januari hingga Desember 2018, menggunakan metode 1) Penyebaran media diseminasi, 2) pertemuan kelompok, 3) fasilitator/narasumber untuk pelatihan penyuluh dan petani, 4) Percontohan (demplot 0,25 ha. Pendampingan melibatkan 1 poktan/25 petani di kelurahan Puduuria, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe. Implementasi demplot mengitroduksi 1 jenis VUB cabai rawit yaitu Prima, dan 1 jenis VUB cabai merah yaitu Lingga dan serta 1 jenis VUB cabai keriting yaitu Kencana dan 1 jenis cabai merah yang telah eksis di lapangan yaitu cabai merah hibrida (pilar). Hasil identifikasi teknologi eksisting bahwa usahtani cabai merah yang diusahakan oleh petani dengan skala kecil (rata-rata 0,25 ha) teknik-teknik budidaya cabai, sebagian besar telah dipahami namun beberapa tahap belum aplikasikan. Berdasarkan hasil identifikasi teknologi eksisting maka dilakukan perumusan teknologi untuk usahatani cabai yang diterapkan pada lokasi demplot, yaitu dengan melakukan pengolahan lahan secara sempurna dan pembedengan, penggunaan VUB, penggunaan pupuk kandang, Trichoderma spp dan pengapuran, pemulasaan, pemupukan kimia spesifik lokasi, pengaturan jarak tanam, pengendalian hama penyakit yang ramah lingkungan, panen dan pasca panen. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh dari hasil demplot adalah Rp. 27.980.000,-. sedangkan non demplot ( eksisting) Rp. 14.400.000,-. Penerimaan yang peroleh dari demlpot dibanding non demplot, hal ini disebabkan karena petani belum mengaplikasikan pupuk kandang pada persiapan lahan, hal inilah yang paling signipikan pengaruhnya terhadap produksi cabai di Kelurahan Puduuria. Respon petani terhadap produksi cabai hasil demplot tinggi, namum peluang pasar untuk VUB cabai yang diintroduksi belum mampu bersaing dengan cabai lokal dan hibrida. Secara keseluruhan bahwa usahatani

Gambar 35. Pertumbuhan cabai

Kencana dan cabai prima setelah hujan

Page 81: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

72

cabai baik hasil demplot maupun non demplot, layak diusahakan karena B/C lebih dari 1 yaitu 2,2. PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA

(PKAH) CABAI DI KABUPATEN KOLTIM (Abdul Wahab)

Komoditas hortikultura cabai dalam beberapa tahun terakhir menjadi komoditas sangat penting bagi kehidupan petani, ekonomi lokal dan nasional dan ikut menentukan tingkat inflasi dan devisa negara. Sayuran cabai di Sulawesi Tenggara tergolong komoditas strategis. Strategi pengembangan produksi hortikultura cabai di Sulawesi Tenggara diarahkan pada peningkatan produksi, mutu produk dan penanganan pascapanen. Tujuan pendampingan PKAH cabai di Kabupaten Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap petani melalui berbagai media desiminasi yang bermuatan penerapan komponen teknologi produksi cabai spesifik lokasi Sulawesi Tenggara, dan mempercepat implementasi komponen teknologi cabai spesifik lokasi di Sulawesi Tenggara, serta peningkatan produktivitas dan mutu cabai. Lokasi pendampingan PKAH cabai di KelurahanRaraa Kecamatan LadongiKabupaten Kolaka Timur, berlangsung dari bulan Januari hingga Desember 2018. Ruang lingkup kegiatan pendampingan

Gambar 36. Performance Varietas Lingga dan Kencana diLokasi Kegiatan

PKAH cabai: koordinasi dengan dinas terkait; identifikasi CPCL; identifikasi teknologi eksisten dan perumusan teknologi; pertemuan sosialisasi; pelaksanaan pendampingan demplot; penyediaan dan distribusi media diseminasi; dan narasumber pada kegiatan workshop/ pelatihan dan pertemuan kelompok; dan temu lapang.

Tim PKAH cabai Kabupaten Kolaka Timur telah melakukan koordinasi dan sosialisasi baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten Kolaka Timur. Sosialisasi dilakukan di kawasan pengembangan cabai di Kecamatan Ladongi. Materi yang disampaikan pada saat sosialisasi meliputi peran pendampingan PKAH, pelaksanaan demplot PKAH, dan pelatihan serta bahan desimiansi dalam bentuk cetak. Perbaikan teknologi yang dilakukan dalam pendampingan PKAH cabai di Kecamatan Ladongi meliputi aspek: varietas unggul baru (VUB) dan benih berlabel, sortasi benih, cara pengolahan tanah, pemberian pupuk dasar dan kapur, cara dan sistem tanam, pemupukan susulan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, serta panen dan penangan segar. Pendampingan sebagai narasumber dilakukan pada sosialaisasi PKAH cabai merah, pelatihan dan pertemuan kelompok. Sedangkan Pendampingan dalam bentuk media cetak ada 2 judul dengan total volume 170 eksp. Performa tanaman di lapangan pada kelompok cabai rawit yang paling baik adalah VUB Rabani menunjukkan tinggi tanaman 80 cm, jumlah buah 700 buah/ tanaman dan produksi 22 t/ha, sedangkan kelompok cabai besar yang palin baik adalah VUB Kencana yang

Page 82: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

73

menujukkan tinggi tanaman 100 cm, jumlah buah 450 buah/ tanaman dan produksi 19 t/ha. Usahatani cabai pada pendampingan PKAH cabai, layak secara finansial untuk diusahakan bagi petani dengan nilai R/C lebih besar dari 1. Pendampingan PKAH cabai membawa perubahan dalam aktivitas kelompok tani meliputi: peningkatan frekuensi pertemuan, dan jumlah anggota yang hadir serta meningkatnya kekompakan dalam berkerja secara gotong royong. Respon petani terhadap komponen teknologi yang diintroduksi pada pendampingan PKAH cabai berkisar 30–80 menyatakan mudah untuk dilaksanakan.

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA

(PKAH) CABAI DI KABUPATEN KOLAKA (Rusdi)

Pendampingan PKAH Cabai di Kabupaten Kolaka Tahun 2018 bertujuan untuk mempercepat pengembangan kawasan cabai, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani melalui penerapan komponen teknologi PTT cabai spesifik lokasi, dan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Pendampingan berlangsung dari bulan Januari hingga Desember 2018, menggunakan metode 1) demplot PTT, 2) penyebaran media diseminasi, dan 3) fasilitator/narasumber untuk pelatihan penyuluh dan petani. Demplot PTT cabai spesifik lokasi mengintroduksikan VUB cabai Lingga, Kencana dan Prima Agrihorti serta hibrida Dewata-43 yang biasa ditanam petani. Areal demplot seluas 0,25 ha di Desa Lamedai, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka. Pendapatan yang diperoleh dari hasil demplot adalah senilai Rp. 21.920.000,- untuk golongan cabai rawit dan Rp. 12.732.500,- untuk golongan cabai merah besar dan keriting, sedangkan pendapatan yang diperoleh petani non demplot senilai Rp. 12.248.750,- untuk golongan cabai rawit dan Rp. 9.748.750,- untuk golongan cabai merah besar. Sehingga diperoleh peningkatan pendapatan senilai Rp. 9.671.250,- (44,12 %) dari cabai rawit dan Rp. 2.983.750, (23,43 %) dari cabai merah besar. Peningkatan efisiensi usahatani (R/C rasio) adalah 3,10 dengan nilai marginal (B/C rasio) adalah 2,10 untuk cabai rawit hasil demplot dan R/C ratio 2,19 dengan B/C ratio 1,19 non demplot. Sedangkan nilai R/C rasio dari hasil demplot cabai merah besar adalah 2,01 dengan nilai B/C rasio adalah 1,01 dan non demplot dengan B/C ratio 1,95 dan B/C ratio 0,95. Komponen teknologi yang diperbaiki meliputi penggunaan VUB, yaitu ; Lingga, Kencana, dan Prima Agrihorti, cara pengolahan tanah secara manual, pengapuran dengan Dolomit 1 t/ha,

Gambar 37. Performance Dewata umur 43 60 HST, Kencana 130 HST dan VUB Lingga 175 HST

pemupukan organik 10 t/ha dan pupuk anorganik NPK (16:16:16) 200 kg/ha, penggunaan jarak tanam 60 x 50 cm untuk cabai merah besar dan 50 x 40 cm untuk cabai rawit, manajemen pengairan tanaman dengan sistem overhead irrigation 2 – 3 kali sehari kecuali bila hujan, pengendalian hama/penyakit sistem PHT dan ramah lingkungan, panen dan pasca panen dengan fokus pada produk home industri berupa

Page 83: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

74

pembuatan bubuk cabe dengan melibatkan tenaga kerja dari KWT. Respon petani terhadap hasil demplot cukup baik dengan keinginan mengembangkan VUB cabai keriting dan cabai besar sekitar 60 % petani, teknik pengolahan lahan bergambut 100 %. Prosentase peningkatan jumlah petani/poktan adopter selama 2015-2018 adalah 170 %. Jumlah stakeholder yang berkunjung ke lokasi demplot terdiri dari Pemerintah setempat (7,8 %), Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Penyuluhan (8,71 %), petani local (21,28 %), BPTP Balitbangtan Sulawesi Tenggara (34,28 %) dan sisanya (28 %) adalah KWT yang berkunjung dalam rangka panen cabai. Periode kunjungan BPTP Balitbangtan Sulawesi Tenggara mencakup kunjungan untuk pertemuan dengan pemerintah setempat, Dinas 3 kali dan kunjungan pedampingan, pelatihan dan pengambilan data di lapangan sebanyak 6 kali.

PENDAMPINGAN KAWASAN PERKEBUNAN KAKAO

DI KABUPATEN KONAWE UTARA (Julian Witjaksono)

Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Sulawesi Tenggara dimana sekitar 52% dari total luas perkebunan merupakan perkebunan kakao sehingga hasil dari perkebunan kakao menjadi penting sebagai sumber pendapatan sebagian besar petani di Sulawesi Tenggara. Persoalan yang dihadapi dalam perkakaoan di Sulawesi Tenggara adalah semakin menurunnya produktivitas tanaman. Produktivitas rata-rata tercatat antara 0,5 – 0,8 t/ha (Disbun Sultra, 2013). Sedangkan

potensi hasilnya dapat mencapai 2 t/h/musim (Puslit Koka, 2006). Informasi yang diperoleh dilapangan tentang penyebab menurunnya produktivitas kakao adalah adanya penurunan kesuburan tanah, umur tanaman semakin tua, serangan hama dan penyakit. Berdasarkan SK Menteri Pertanian nomor 350 tahun 2001 tentang tugas dan fungsi BPTP antara lain melakukan penelitian, pengkajian dan perakitan

teknologi tepat guna spesifik lokasi dan menyiapkan paket teknologi hasil penelitian atau pengkajian untuk bahan penyusunan materi penyuluhan pertanian. Untuk memacu proses transfer dan adopsi teknologi pertanian kepada petani dan pengguna teknologi lainnnya maka perlu diperkenalkan teknologi spesifik lokasi yang telah dikaji keunggulannya dan secara teknis dapat dilaksanakan, secara ekonomi menguntungkan dan secara sosial budaya diterima oleh petani atau masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut maka BPTP berupaya untuk melakukan pendampingan sebagai wujud partispasi dan keterlibatan BPTP dalam proses difusi inovasi teknologi pertanian. Model pendampingan yang telah diterapkan adalah demplot, pelatihan, dan penyebaran informasi budidaya dalam bentuk media cetak. Tujuan pelaksanaan pendampingan ini adalah mengembangkan penerapan inovasi teknologi kakaoke petani/pengguna, meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dan menjalin kemitraan. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan pendampingan kakao adalah percepatan penerapan inovasi teknologi kakao ke petani/pengguna, meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap dan terjalinnya kemitraan. Kegiatan pendampingan kawasan perkebunan kakao di Kab. Konawe Utara telah dilaksanakan di Desa Tinobu Kecamatan Lasolo Kab. Konawe Utara pada periode bulan Januari sampai bulan Desember tahun anggaran

Gambar 38. Sosialisasi pendampingan kawasan kakao di Kel. Tinobu Kec. Lasolo Kab. Konawe Utara

Page 84: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

75

2018 dengan menggunakan pendekatan secara partisipatif kepada kelompok tani. Melalui pendekatan partisipatif tersebut dapat dipahami apa masalah yang sebenarnya dihadapi petani. Selanjutnya teknologi yang dibutuhkan oleh kelompok tani diterapkan di dalam didemonstrasikan sebagai media pembelajaran langsung oleh petani yang dilakukan di lahan petani. Kegiatan ini merupakan komponen diseminasi untuk menyebarluaskan teknologi peningkatan produktivitas kakao dengan pelaksanaan kegiatan yang telah dicapai antara lain : persiapan, koordinasi, CPCL, pelaksanaan pendampingan inovasi teknologi spesifik lokasi melalui transfer teknologi dalam bentuk pelatihan, dan penyebaran media diseminasi, pembuatan laporan. Komponen teknologi yang didemonstrasikan adalah merupakan hasil dari kesepakatan melalui kegiatan FGD dengan para pihak yang terlibat. Kesepakatan tersebut merupakan acuan yang disepakati dalam mengimplementasikan kegiatan di lapangan. Komponen teknologi yang telah diimplementasikan, yaitu: Perbaikan sistem budidaya kakao yang efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman, Pemeliharaan kebun, sanitasi kebun dan pembuatan rorak, Aplikasi pestisida nabati dengan menggunakan minyak sereh wangi dan penanaman sereh wangi sebagai pagar kebun, Uji status hara tanah dan Rekomendasi pemupukan dengan menggunakan PUTK. Hasil uji PUTK di lokasi pendampingan menunjukan kebutuhan bahan organic mencapai 2 ton per hektar, kebutuhan urea (N) berkisar 700 kg per ha, status hara P sedang dengan kebutuhan SP36 400-500 kg per hektar, kebutuhan KCL 150-175 kg per hektar, pH tanah 5 – 6, dan kebutuhan kapur mencapai 750 -1500 kg per hektar. Penyebaran informasi teknologi kakao yang telah disebarluaskan dalam bentuk leaflet atau brosur dengan materi budidaya kakao, pemanfaatan pestisida nabati dan cara pembuatannya dari serai wangi. Beberapa narasumber juga menyampaikan materi tentang teknologi kakao dengan materi Perbaikan Teknologi Budidaya tanaman kakao, sanitasi kebun, pembuatan rorak dan pemanfaatan sereh wangi sebagai tanaman pengusir hama PBK, Pengendalian Hama/Penyakit pada tanaman kakao dengan aplikasi pestisida nabati dari minyak sereh wangi dan Rekomendasi pemupukan dengan menggunakan PUTK untuk untuk uji status hara tanah. Selama berlangsungnya kegiatan ini telah dilaksanakan 5 kali pertemuan yang telah dihadiri peserta dari lingkup Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kab. Konawe Utara, Penyuluh Pertanian, kelompok tani, Gapoktan dan petani dari luar kelompok kooperator.

PENDAMPINGAN KAWASAN PERKEBUNAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

(Basri)

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan Nasional dan berperan penting bagi perekonomian Indonesia terutama penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi petani dan sumber devisa bagi negara disamping berkembangnya agribisnis dan agroindustri kakao. Melihat potensi tersebut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara fokus pendampingan petani kakao melalui pelatihan sambung samping, pelatihan perbaikan budidaya tanaman kakao dan pemanfaatan limbah kulit buah kakao sebagai pupuk organik dan pakan ternak. Kegiatan telah dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2018 di Desa Epeea Kecamatan Abuki Kabupaten Konawe untuk program pendampingan kawasan perkebunan kakao pada lokasi Gernas kakao dengan melibatkan petani kooperator dan stakeholders terkait. Koordinasi dilakukan dengan instansi terkait di tingkat provinsi dan kabupaten guna menyamakan persepsi mengenai kegiatan pendampingan pengembangan kawasan perkebunan dengan sasaran Kelompok tani Perkebuanan kakao LEM sejahtra. Selain itu, koordinasi juga dilakukan untuk memperoleh dukungan

Page 85: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

76

dalam rangka memperlancar pelaksanaan kegiatan terkait dengan kemudahan memperoleh data/dokumen pendukung dan perizinan untuk pelaksanaan kegiatan. Rehabilitasi atau peremajaan merupakan salah satu langkah dalam memperbaiki kualitas kakao. Kebanyakan kakao di kabupaten konawe merupakan kakao yang sudah tua dan terserang hama penyakit dan mengakibatkan rendahnya kualitas maupun kuantitas produksinya. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan dalam rangka rehabilitasi kakao. Metode-metode tersebut antara lain sambung samping, sambung pucuk, penyisipan. Pembuatan pestisida nabati awalnya tanaman sere wangi di cacah dengan ukuran 2 – 5 Cm lalu di rendam selama 1 bulan. Setelah hasil rendaman berubah warna menjadi kecoklatan dan mengeluarkan bau khas sere wangi, pestisida siap di aplikasikan pada tanaman. Proses pertama pengolahan limbah kulit kakao

menjadi pupuk organik yaitu pembuatan rorak. Rorak adalah lubang tempat dimasukannya limbah tanaman kakao yang akan di jadikan pupuk. limbah kakao yang dimanfaatkan adalah cangkang dan daun kering kakao. setelah limbah kulit kakao terkumpul disiapkan larutan M4 yang dicampur air gula merah, yang berguna untuk mempercepat proses permentasi. Selanjutnya daun kakao di masukan di dalam rorak lalu disiram laruan M4 kemudian di masukan lagi cangkang kakao lalu disiram lagi dengan larutan M4, seterusnya dilakukan berulang-ulang sampai berlapis. Setelah rorak sudah penuh

ditutup dengan menggunakan tanah.

Gambar 39. Sosialisasi kegiatan pendampingan

yang dihadiri oleh kelompok tani, penyuluh dan Dinas Pertanian Kab. Konawe

Page 86: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

77

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN KAKAO DI KAB. KOLAKA UTARA

(Musyadik)

Kegiatan pendampingan pengembangan kawasan kakao di Kolaka Utara, dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2018 bertempat di Desa Wawo, Kecamatan Wawo, Kab. Kolaka Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat penyebaran inovasi teknologi kakao di Kolaka Utara, Memperkenalkan keunggulan teknologi yang diintroduksikan, dan memberikan pembelajaran kepada

petani cara penerapan teknologi kakao. Keluaran dari kegiatan ini Tersebarnya inovasi teknologi kakao di Kolaka Utara diketahuinya teknologi yang diintroduksikan, dan diberikannya pembelajaran kepada petani mengenai cara penerapan teknologi kakao. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer yang dikumpulkan yaitu karakteristik petani responden, data penyebaran media dan data

respon petani terhadap teknologi yang diintroduksikan. Untuk melihat tingkat efektivitas kegiatan digunakan pendekatan With and Without dan untuk melihat respon petani menggunakan analisis pengukuran persepsi. Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi, pelatihan, dan penyebaran media penyuluhan. Kegiatan pendampingan ini telah melibatkan unsur petani, penyuluh pertanian, babinsa, dan peneliti. Hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan

adalah tersebarnya inovasi teknologi kakao di Kab. Kolaka Utara melalui media diseminasi berupa leaflet dan selebaran. Media diseminasi tersebut diberikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten, penyuluh, petani kooperator dan non kooperator. Selain itu, petani mengetahui keunggulan teknologi yang ajarkan yaitu formulasi perstisida nabati menggunakan minyak serai wangi, analisa hara tanah menggunakan PUTK, pemanfaatan limbah kulit kakao untuk pembuatan pupuk organik dan pakan ternak. Respon petani terhadap teknologi yang diajarkan rata-rata 82,50%. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi teknologi kakao di Kab. Kolaka Utara di respon dengan baik oleh petani. Diharapkan petani dapat mengadopsi/menerapkan inovasi teknologi tersebut. Sehingga perlu dukungan dari dinas pertanian, penyuluh, dan babinsa setempat untuk memotivasi petani dalam penerapan teknologi kakao.

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN

PERKEBUNAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE SELATAN (Imran)

Kakao merupakan salah satu komoditas pertanian yang peranannya sangat penting bagi perekonomian regional Sulawesi Tenggara khususnya

dalam menyediakan kesempatan kerja, sumber pendapatan petani. Namun beberapa tahun terakhir, produktivitas perkebunan kakao di daerah ini mulai

Gambar 40. Aplikasi pestisida nabati minyak serai wangi

pada tanaman kakao di Lokasi kegiatan

Gambar 41. Pelatihan Budidaya kakao dan

pelatihan pembuatan pupuk organik

Page 87: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

78

menurun 0,8 ton/ha/thn karena adanya serangan hama Penggerek Buah Kakao

(PBK), penyakit busuk buah kakao yang disebabkan oleh Phytopthora palmivora. merupakan ancaman yang sangat serius bagi keberlanjutan perkebunan kakao di Sulawesi Tenggara khususnya Konawe Selatan. Oleh

karena itu pendampingan masih perlu formulasi untuk mendapatkan rekomendasi program pendampingan yang efisien dan efektif. Pendampingan pengembangan kawasan perkebunan sebagai salah satu program Kementan, perlu mendapat dukungan bersama guna mepercepat keberhasilan

pelaksanaanya , belajar langsung dilapangan dengan pnghayatan langsung, mengalami, mengungkapkan, menganalisis, menyimpulkan, menerapkan, menghadapi, memecahkan masalah-masalah terutama dalam hal teknik

budidaya dengan mengkajibersama berdasarkan spesifik lokasi. Mendapatkan model pendampingan kawasan yang efektif dalam mengendalikan Hama PBK dan Penyakit Phythoptora, sp melalui penggunaan pestisida nabati dengan

ekstrsk serai wangi, Sehingga terjadi penurunan intesitas serangan hama dan penyakit pada tanaman kakao dan pengingkatan pengetahuan, keterampilan petani serta nilai tambah usaha tani kakao selama pendampingan.

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG KABUPATEN KONAWE SELATAN

(Muh. Rusman)

Pengembangan kawasan peternakan merupakan salah satu program strategis Kementerian Pertanian yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri

Pertanian. Komoditas peternakan yang dijadikan sebagai kawasan peternakan di Sulawesi Tenggara adalah sapi potong. Kabupaten Konawe Selatan termasuk salah satu

dari 5 kabupaten yang telah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan peternakan sapi potong. Upaya yang perlu dilakukan dalam

mengoptimalkan kawsan tersebut adalah melancarkan sistem pendidikan formal melalui kegiatan pendampingan inovasi teknologi yang

mampu diterapkan dan dikembangkan oleh

peternak. Tujuan yang diharapkan adalah a) Menyediakan tempat pembelajaran bagi pelaku utama untuk saling bertukar pengetahuan

dan keterampilan, b) Mempercepat penyebaran inovasi teknologi sapi potong ke pelaku utama, c) Mendapatkan umpan balik pelaku utama dalam penerapan inovasi teknologi sapi potong.

Pelaksanaan kegiatan dimulai Januari sampai Desember 2018. Kegiatan pendampingan dilaksanakan pada kelompok tani Gemah Ripah Desa Sindangkasih, Kecamatan Ranomeeto Barat, Kabupaten

Konawe Selatan. Pelaksanaan kegiatan melibatkan 10 orang petani kooperator yang dipilih dari 73 orang anggota kelompok Gemah Ripah. Teknologi yang

Gambar 42. temu Lapang Kegiatan Pendampingan

Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong

Kabupaten Konawe Selatan

Page 88: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

79

diintroduksi adalah pemberian pakan penguat (dedak padi), introduksi hijauan

indigofera, dan pengembangan teknologi inseminasi buatan. Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi : koordinasi, identifikasi teknologi eksisting, perumusan kebutuhan teknologi, sosialisasi, implementasi kegiatan,

pertemuan/bimbingan teknis, pengamatan secara berkala, dan temu lapang. Data yang dikumpulkan meliputi: teknologi eksissting, jenis usaha ternak, identitas ternak, status kepemilikan, sistem pemeliharaan, pakan, berat lahir pedet, respon petani, dan jumlah pengunjung. Data yang telah terkumpul

dituangkan dalam bentuk tabel dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif (Nasir, 2005). Keseluruhan data tersebut akan disajikan melalui pendekatan after dan before Hasil yang dicapai adalah : Pendampingan pengembangan

kawasan peternakan sapi potong pada kelompoktani Gemah Ripah, Desa Sindangkasih Kecamatan Ranometo Barat, Kabupaten Konawe Selatan telah diimplementasikan inovasi teknologi yang melibatkan 10 orang petani

pelaksana; Pendampingan pengembangan kawasan peternakan dalam bentuk demplot dan pertemuan/bimbingan teknis telah dijadikan sebagai tempat pembelajaran dan bertukar pengalaman dalam mempercepat penyebaran

inovasi kepada petani; Pendampingan pengembangan kawasan peternakan mampu meningkatkan wawasan pengetahuan peternak terhadap peningkatan populasi baik dari aspek kepemilikan ternak, peningkatan keragaman ternak

sapi, mutu ternak sapi, produktivitas ternak sapi, peningkatan keragaman dan ketersediaan jenis hijauan pakan ternak unggul, dan peningkatan komunikasi antar stakeholder.

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG

DI KABUPATEN BOMBANA (WD. Aljumiati)

Provinsi Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai kawasan sapi potong nasional. Tindak lanjut dari penetapan kawasan peternakan nasional, maka setiap BPTP dituntut untuk melaksanakan kegiatan pendampingan pengembangan kawasan peternakan sapi potong. Tujuan pendampingan : a) Menyediakan tempat pembelajaran peternak untuk mendukung percepatan penyebaran dan penerapan inovasi teknologi pembiakan sapi potong di

Kabupaten Bombana, b) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dalam penerapan inovasi teknologi ternak sapi potong di Kabupaten Bombana, c) Meningkatkan produktivitas dan kualitas sapi potong di kabupaten Bombana. Kegiatan pendampingan dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2018. Ruang lingkup kegiatan pendampingan meliputi : koordinasi, sosialisasi, pelaksanaan pendampingan, pengumpulan data, analisa data, penyusunan laporan, dan

seminar hasil kegiatan. Data yang dikumpulkan meliputi produktivitas usaha ternak dan peningkatan penerapan komponen teknologi. Hasil yang diperoleh adalah pemberian

Gambar 43. Pelatihan Budidaya HPT, Pemberian Pakan Penguat dan Penanganan

Berak Darah

Page 89: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

80

materi penanganan penyakit berak darah, pembibitan indigifera dan budidaya hijauan pakan ternak yang dihadiri oleh 25 orang peserta dari beberapa kelompok tani yang tergabung dalam Sentra Peternakan Rakyat (SPR). jumlah ternak yang dijadikan sebagai akseptor sebanyak 24 ekor yang terdiri dari 12 ekor induk yang diberi pakan tambahan berupa dedak dan 12 ekor induk bunting tidak diberi pakan tambahan (kontrol). Skor Kondisi Tubuh (BCS) induk sapi sebagai perlakuan sebelum diberikan pakan tambahan berupa dedak padi 3,10 kemudian setelah diberikan pakan tambahan selama dua bulan adalah 3,54 dengan demikian peningkatan BCS mencapai 0,44. Taksiran Berat Badan (BB) induk sapi sebagai perlakuan sebelum diberikan pakan tambahan berupa dedak padi adalah 310 kg kemudian setelah diberikan pakan tambahan selama dua bulan adalah 326 kg, ada peningkatan rata-rata berat badan sebesar 16 kg. Penyakit berak darah pada pedet dari induk yang diberi pakan tambahan tidak ada yang terserang penyakit berak darah. Sedangkan penyakit berak darah pada pedet dari induk yang tidak diberi pakan tambahan (kontrol) terserang sebanyak dua ekor.

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG DI KAB. KONAWE

(Yusuf)

Penetapan Kabupaten Konawe sebagai salah satu kawasan pengembangan peternakan dinilai cukup strategis karena didukung oleh ketersediaan sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai basis ekologi budidaya seperti padang rumput (pasture/meadows) seluas 40.088 ha, lahan potensi/persawahan (wet rice field) seluas 40.081 ha, tegalan/kebun (dryland/garden) seluas 17.238 ha, ladang/huma (field dry rice cultivation) seluas 14.929 ha dan areal sementara tidak diusahakan (temporary not

cultivated) seluas 53.108 ha (BPS, 2015). Di samping itu masyarakat sudah akrab mengusahakan sapi potong dalam sistem usahatani yang dikelola secara majemuk dengan jumlah populasi sebanyak 37.339 ekor dan diusahakan oleh kurang lebih 9.334 peternak dengan produksi daging yang dihasilkan pada tahun 2014 sebanyak 259.638 kg (BPS, 2015). Permasalahan yang dihadapi adalah tingkat produktivitas usaha ternak masih rendah yang disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya masih bersifat tradisional. Peningkatan kinerja pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten Konawe sesungguhnya dapat dioptimalkan melalui peningkatan kinerja penyuluhan. Melalui metode pendampingan proses belajar mengajar dalam penerapan teknologi spesifik lokasi dapat dilakukan secara bersama-sama antara penyedia teknologi dengan pengguna (peternak). Tujuan yang akan dicapai adalah: 1) Menyediakan tempat pembelajaran petani/ peternak dalam mendukung percepatan penerapan inovasi teknologi pembibitan dan

pembesaran usahatani sapi lokal, 2) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peternak dalam penerapan inovasi teknologi dan 3) Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha pembibitan dan pembesaran sapi local di Kabupaten

Gambar 44. Temu Lapang Kegiatan Pendampingan

Pengembangan Kawasan Sapi Potong di Kab. Konawe

Page 90: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

81

Konawe. Kegiatan dilaksanakan mulai januari – Desember 2018 di Desa Amandete, kecamatan Amonggedo konawe dengan melibatkan 11 orang petani kooperato. Teknologi yang diintroduksi adalah pemberaian pakan penguat, introduksi hijauan indigofera dan penerapan teknologi inseminasi buatan. Kegiatan diawali dengan indentifikasi dan perumusan kebutuhan teknologi yang dilanjutkan dengan sosialisasi kegiatan, bimbingan teknis dan pembangunan demplot percontohan yang diikuti dengan pengambilan data secara berkala serta diakhiri dengan kegiatan temu lapang. Hasil yang dicapai adalah: (1) Peningkatan pengetahuan peternak terhadap teknologi introduksi paling tinggi diperlihatkan pada komponen teknologi inseminasi buatan dan tatalaksana pemeliharaan dengan skor 13,1-18,7. (2) Informasi teknologi melalui media cetak dan pelatihan teknis pada umumnya direspon dengan baik oleh peternak kooperator dan mulai menyebar kepada peternak non kooperator. (3) Pendampingan demplot pemberian pakan penguat berdampak terhadap perbaikan kondisi induk dengan peningkatan BCS rata-rata 0,8, peningkatan berat lahir sebesar 5 kg dan penurunan kasus kesulitan melahirkan sebesar 50%. (4) Agregasi pengetahuan sikap dan keterampilan peternak kooperator dalam pengelolaan usaha sapi potong menghasilkan tambahan produksi sebesar 18 ekor. (5) Selama kegiatan pendampingan berlangsung, respon masyarakat terhadap teknologi introduksi masih terbatas dalam wilayah Desa Amandete.

SDG YANG TERKONSERVASI DAN TERDOKUMENTASI

(Sarjoni)

Sebagai sumber genetik, plasma nutfah merupakan sumber sifat yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk perbaikan tanaman dalam rangka menciptakan jenis unggul atau kultivar baru untuk memenuhi kebutuhan umat manusia. Tanpa adanya sumber-sumber gen, maka upaya memperoleh kultivar-kultivar yang lebih sesuai untuk kebutuhan manusia tidak akan berhasil. Semakin beragam

sumber, semakin besar peluang untuk merakit varietas unggul baru yang diinginkan (Sumarno, 2007). Hal ini berarti keragaman diharapkan tidak terbatas, tetapi kenyataannya banyak sumber yang punah karena tidak dipelihara (Rao dan Riley, 2004).

Keragaman genetik suatu tanaman dapat menurun karena usaha manusia untuk menanam atau memperluas jenis-jenis unggul baru. Dengan demikian, jenis-jenis lokal yang amat beragam akan terdesak, bahkan dapat lenyap. Keadaan ini dapat menimbulkan bahaya yang cukup serius karena mengurangi ragam genotype yang penting artinya bagi pemuliaan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keberadaan plasma nutfah taman lokal adalah melalui kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Genetik (SDG) pertanian. Pengelolaan SDG

mencakup pelestarian dan pemanfaatannya, hal ini memerlukan informasi status dan sebaran SDG yang ada. Hingga saat ini, informasi tentang status dan sebaran SDG tanaman di Sulawesi Tenggara belum ada atau masih sangat terbatas. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan Konservasi dan Dokumentasi SDG lokal di Sulawesi Tenggara. Tujuan dari kegiatan ini, adalah mengkonservasi sumberdaya genetik lokal Sulawesi Tenggara, mendokumentasikan sumberdaya genetic Lokal Sulawesi Tenggara dan

Gambar 45. Kebun Koleksi Sumber Daya Genetik BPTP

Sultra

Page 91: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

82

Memelihara Tanaman Koleksi SDG di Kebun Koleksi. Kegiatan SDG yang terkonservasi dan terdokumentasi dilakukan pada bulan Januari s/d Desember tahun 2018. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah dengan metode survey, Konservasi ex -situ, dan Karakterisasi. Kegiatan yang dihasilkan adalah sebagai berikut: (1) Telah terkonservasi 24 aksesi padi lokal Sulawesi tenggara yang berasal dari dua kabupaten yakni kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Konawe Kepulauan; (2) Terdokumentasi 5 aksesi sumber daya genetik lokal Sulawesi Tenggara yakni 2 aksesi jagung dan 3 aksesi padi; (3) Sebanyak 201 aksesi Sumber Daya Genetik Sulawesi Tenggara terkoleksi dengan baik di kebun Koleksi SDG BPTP Sulawesi Tenggara.

Page 92: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

83

VI. EVENT-EVENT PENTING YANG DIIKUTI BPTP SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018

Dalam Tahun 2018 BPTP Sulawesi Tenggara telah mengikuti beberapa event

penting yang diselenggarakan oleh Badan Litbang Pertanian maupun institusi

lainnya. Keikutsertaan BPTP Sulawesi Tenggara dalam even tersebut sangat

bermanfaat dalam meningkatkan koordinasi, konsultasi serta peningkatan

kemampuan staf dalam penelitian dan pengkajian. Kegiatan yang dikuti BPTP

Sulawesi Tenggara pada even penting tersebut disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 25. Pertemuan dan Event – Event Penting Yang Diikuti BPTP Sulawesi Tenggara Tahun 2018

No. Agenda Pertemuan Waktu

Pelaksanaan

Tempat

Pelaksanaan

1 2 3 4

1. Rapat Kerja Nasional Lingkup

Litbang Pertanian 15 Januari 2018 Jakarta

2. Rapat Kerja lingkup Badan Litbang

Pertanian 16 Januari 2018

Bogor – Jawa

Barat

3. Rapat Pimpinan lingkup Balitbangtan 28 Februari s/d 02

Maret 2018 Bogor

4.

Pertemuan monitoring dan

Rekonsiliasi Aplikasi Monev SMART

( PMK No 214/PMK.02/2017) dan

Aplikasi E- Monev Bidang Pertanian

27 – 28 Maret

2018 Makassar

5. Pertemuan Padu Padan lingkup

Balitbangtan 16-18 April 2018 Bogor

6.

Pencanangan Tanaman

Pengembangan Teknologi Jajar

Legowo Super Padi Sawah

26 April 2018 Kabupaten

Konawe

7. Rapat Koordinasi Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian 25-26 Juni 2018 Makassar

8. Temu Lapang dan Panen Perdana

Jagung Kegiatan Padat Karya 2 Juli 2018 Kabupaten Buton

9. Rapat Pimpinan (RAPIM) A Lingkup

Kementerian Pertanian

4- 5 Juli 2018

2018 Jakarta

10. Konsolidasi dan Sinkronisasi

Program BPTP 27-29 Juli 2018

Audiotorium

BPTP Sulsel

11. Rapat Pimpinan (RAPIM) A Lingkup

Kementerian Pertanian 02 Agustus 2018 Ciawi Bogor

12. Rapat Koordinasi UPSUS Sultra 8 Agustus 2018 Kendari

Page 93: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

84

13. Rapat Pimpinan (RAPIM) Lingkup

Kementerian Pertanian

05 September

2018

The Annaya

Beach. Bali Hotel

14. Rapat Kerja Balitbangtan Tahun

2018 lingkup Litbang Kementan

14 – 15 Oktober

2018 Jawa Barat

15. Rapat Pimpinan Lingkup

Balitbangtan Kementan RI

06 November

2018 Cimanggu Bogor

16. Sosialisasi HKI dan Bimbingan

Teknis Penyusunan Deskripsi Paten

10- 11 Desember

2018 Balitsereal Maros

17.

Penandatanganan Berita Acara

Sertah Terima (BAST) Asset TTP

Bombana Tahun 2017-2018 dari

Balitbangtan Kementerian Pertanian

kepada Pemda Bombana

14 Desember

2018

Aula BPTP

Kendari

18.

Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrembang)

RPJMD Kab. Konawe Tahun 2018-

2023

19 Desember

2018

Aula Pendopo

Bupati Konawe

19.

Pendampingan kunjungan Menteri

Pertanian dalam rangka panen

Jagung

27 Desember

2018

Kabupaten

Kolaka utara

Page 94: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

85

VII. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya BPTP Sulawesi Tenggara

menghadapi masalah utama yaitu :

1. Komposisi tenaga peneliti dan penyuluh di BPTP Sulawesi Tenggara dirasakan

masih kurang terutama peneliti peternakan, serta kurangnya teknis lapang

terutama KP. Onembute dan analisis laboratorium.

2. Belum optimalnya komisi teknologi pertanian dalam perencanaan pengkajian

maupun rekomendasi hasil penelitian/pengkajian

3. Belum optimalnya dukungan Pemda baik Provinsi maupun Kab/Kota dalam

mendukung Diseminasi Teknologi Pertanian.

Upaya untuk mengatasi masalah tersebut telah ditempuh beberapa langkah

yaitu :

1. Mengoptimalkan tenaga peneliti dan penyuluh yang ada dalam pelaksanaan

Litkaji dan Diseminasi.

2. Melaksanakan koordinasi dengan Bappeda Sulawesi Tenggara dan Balitbang

Provinsi dalam rangka dukungan APBD untuk Litkaji dan Diseminasi.

Page 95: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

86

VIII. PENUTUP

Laporan ini merupakan gambaran pencapaian kinerja Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara TA. 2018. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

dalam rangka pencapaian visi dan misi yang diemban BPTP Sulawesi Tenggara.

Meskipun demikian, disadari bahwa pencapian hasil kegiatan yang telah

diperoleh belum sempurna. Masih terdapat berbagai kendala dan permasalahan

terkait dengan pelaksanaan kegiatan pengkajian. Kedepan, perbaikan dan

peningkatan kualitas kinerja akan menjadi prioritas utama dalam mewujudkan bentuk

pelayanan prima sebagai wujud tanggung jawab, terkait dengan visi dan misi yang

telah diamanahkan kepada BPTP Sulawesi Tenggara.

Semoga hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BPTP Sulawesi

Tenggara dapat bermanfaat bagi pengguna teknologi, stakeholders, penyuluh dan

instansi lain, yang pada akhirnya keberadaan BPTP Sulawesi Tenggara betul-betul

berperan dalam mendukung pengembangan pembangunan pertanian di Sulawesi

Tenggara. Semoga hasil-hasil Penelitian/Pengkajian dapat mewujudkan peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Page 96: Laporan Tahunan BPTP Sultra T.A. 2010bptpsultra-ppid.pertanian.go.id/doc/238/Laporan Tahunan...Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan

Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2018

85