I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan...

70
Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian melaksanakan fungsi manajemen pendukung pembangunan pertanian dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian memiliki delapan unit kerja eselon II yaitu enam berbentuk biro dan dua berbentuk pusat. Salah satunya adalah Biro Perencanaan memiliki fungsi manajemen mendukung pelaksanaan kegiatan Kementerian Pertanian yaitu melaksanakan koordinasi, dan penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian Rencana Strategis (Renstra) Biro PerencanaanTahun 2015-2019 merupakan turunan dari Renstra Kementerian Pertanian dan Sekretariat Jenderal kementerian Pertanianperiode tahun yang sama. Renstra Biro PerencanaanTahun 2015-2019 sesuai amanat Reformasi Perencanaan dan Penganggaran (RPP) memuat Visi, Misi, Program dan Kegiatan yang dilengkapi dengan output, target, alokasi pendanaan dan indikator kinerja. Setiap kegiatan Biro Perencanaan Periode tahun 2015 2019 yang sedang berjalan saat ini harus berpedoman kepada Renstra Biro Perencanaan Tahun 2015-2019 mulai dari kegiatan penyusunan Renja, RKA-K/L, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, dan penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian.Sedangkan fungsi yang dilaksanakan Biro Perencanaan mencakup : (1) penyiapan koordinasi, dan penyusunan rencana pengembangan wilayah pertanian; (2) penyiapan koordinasi, dan penyusunan kebijakan dan program pembangunan pertanian; (3) penyiapan koordinasi, dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian;

Transcript of I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan...

Page 1: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

melaksanakan fungsi manajemen pendukung pembangunan pertanian dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

memiliki delapan unit kerja eselon II yaitu enam berbentuk biro dan dua

berbentuk pusat. Salah satunya adalah Biro Perencanaan memiliki fungsi

manajemen mendukung pelaksanaan kegiatan Kementerian Pertanian yaitu

melaksanakan koordinasi, dan penyusunan rencana, kebijakan, program,

anggaran serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian

Rencana Strategis (Renstra) Biro PerencanaanTahun 2015-2019 merupakan

turunan dari Renstra Kementerian Pertanian dan Sekretariat Jenderal

kementerian Pertanianperiode tahun yang sama. Renstra Biro

PerencanaanTahun 2015-2019 sesuai amanat Reformasi Perencanaan dan

Penganggaran (RPP) memuat Visi, Misi, Program dan Kegiatan yang

dilengkapi dengan output, target, alokasi pendanaan dan indikator kinerja.

Setiap kegiatan Biro Perencanaan Periode tahun 2015 – 2019 yang sedang

berjalan saat ini harus berpedoman kepada Renstra Biro Perencanaan Tahun

2015-2019 mulai dari kegiatan penyusunan Renja, RKA-K/L, monitoring,

evaluasi dan pelaporan.

Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, dan

penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran serta pemantauan,

evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian.Sedangkan fungsi yang

dilaksanakan Biro Perencanaan mencakup : (1) penyiapan koordinasi, dan

penyusunan rencana pengembangan wilayah pertanian; (2) penyiapan

koordinasi, dan penyusunan kebijakan dan program pembangunan pertanian;

(3) penyiapan koordinasi, dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian;

Page 2: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 2

(4) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program pembangunan

pertanian; dan (5) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro

Perencanaan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Biro Perencanaan

melaksanakan kegiatan koordinasi dan pembinaan Perencanaan Kementerian

Pertanian dengan sub kegiatan : a. penyiapan koordinasi, dan penyusunan

rencana pengembangan wilayah pertanian; (b) penyiapan koordinasi, dan

penyusunan kebijakan dan programpembangunan pertanian; (c) penyiapan

koordinasi, dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian; (d)

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program pembangunan

pertanian; dan (e) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro

Perencanaan. Indikator Kegiatan Biro Perencanaan berupa output, yaitu (1)

Terumuskannya dokumen Perencanaan wilayah; (2) Terumuskannya

dokumen kebijakan dan program; (3) Terumuskannya dokumen anggaran; (4)

Terumuskannya dokumen evaluasi dan penyusunan pelaporan pelaksanaan

pembangunan pertanian.

1.2. Visi

Visi Biro Perencanaan adalah “Terwujudnya Sistem Perencanaan Yang

Berkualitas dan Handal dalam Mendukung pencapaian Target Pembangunan

Pertanian”.

1.3. Misi

Untuk menwujudkan visi organisasi, maka misi yang harus dilaksnakan

oleh Biro Perencanaan adalah :

a) Mengkoordinasikan penyusunan rumusan kebijakan, program,

anggaran dan perencanaan wilayah;

b) Mengkoordinasikan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

program dan kegiatan pembangunan pertanian;

c) Mendorong terwujudnya sistem perencanaan pertanian berbasis

kawasan dan pertanian terpadu berkelanjutan.

Page 3: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 3

1.4. Tujuan dan Sasaran

Sesuai dengan Visi dan Misi, maka tujuan organisasi yang akan

dijalankan oleh Biro Perencanaan selama periode tahun 2015-2019 adalah

meningkatkan kualitas dan efisiensi sistem perencanaan pembangunan

pertanian.

Sesuai dengan Visi, Misi dan Tujuan akan dicapai adalah mening-

katnya kualitas dokumen rumusan kebijakan, program dan wilayah, dokumen

anggaran, laporan pemantauan dan evaluasi serta laporan kinerja

Kementerian

1.5. Ruang Lingkup

Penyusunan Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 dibatasi pada

hal-hal sebagai berikut :

a) Penulisan hanya memuat laporan kegiatan lingkup Biro Perencanaan

Kementerian Pertanian Tahun 2016;

b) Kegiatan yang dilaporkan hanya kegiatan utama dari DIPA/POK Biro

Perencanaan Tahun 2016;

c) Laporan hanya memuat hal-hal yang bersifat pokok, tidak secara detail;

d) Detail laporan dapat dilihat pada laporan kegiatan;

e) Permasalahan dan tindak lanjut bersifat umum.

Page 4: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 4

II. KEBIJAKAN DAN DUKUNGAN MANJEMEN

DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2016

Dalam mendukung pelaksanaan program Sekretariat Jenderal Kementerian

Pertanian, Biro Perencanaan memberikan dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lain Kementerian Pertanian, khususnya dari aspek

koordinasi perencanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian.

2.1. Kebijakan

Kebijakan yang dibutuhkan dalam rangka melaksanakan koordinasi dan

kebijakan teknis, antara lain : (1) penyiapan kebijakan perencanaan wilayah

pembangunan pertanian; (2) penyiapan bahan perencanaan kebijakan dan

program;(3) penyiapan bahan perencanaan pengalokasian anggaran

pembangunan pertanian; (4) penyiapan koordinasi monitoring dan evaluasi

serta pelaporan akuntabilitas kinerja kementerian; (5) kelembagaan,

kepegawaian dan ketatalaksanaan Biro Perencanaan.

2.2. Strategi

a) Mengembangkan sistem, mekanisme dan majajemenperencanaan,

monitoring, evaluasi dan pelaporan yang mudah dipahami dan

diterapkan oleh pusat dan daerah;

b) Mengembangkan metode dan instrumen perencanaan, monitoring,

evaluasi dan pelaporan yang sesuai dengan kaidah teknis, sosial

ekonomi dan peraturan perundangan;

c) Meningkatkan efektivitas fungsi forum perencanaan, monitoring,

evaluasi dan pelaporan pembangunan pertanian pusat dan daerah;

d) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi perencana dan evaluator

bidang pertanian pusat dan daerah;

e) Memanfaatkan sarana, teknologi, dan informasi pembangunan

pertanian;

f) Meningkatkan tatakelola dan manajemen administrasi dan keuangan

yang baik dan akuntabel (terukur).

Page 5: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 5

2.3. Struktur Organisasi

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, struktur organisasi Biro

Perencanaan,Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, terdiri dari empat

bagian dan satu kelompok Jabatan Fungsional yaitu : (1). Bagian Kebijakan

Dan Program; (2). Bagian Perencanaan Wilayah; (3). Bagian Perencanaan

Anggaran; (4). Bagian Evaluasi Dan Pelaporan. Keempat bagian tersebut

berperan sebagai Koordinator seluruh koordinasi dan pembinaan

perencanaan pembangunan pertanian termasuk koordinasi dan pembinaan

Kelompok Jabatan Fungsional Perencana Kementerian Pertanian.

Bagian Perencanaan Wilayah, meliputi :

a) Subbagian Wilayah I, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi dan penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis

tanaman pangan dan hortikultura;

b) Subbagian Wilayah II, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi dan penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis

perkebunan dan sistem bio-industri serta pembangunan pertanian di

wilayah perbatasan, daerah tertinggal, kawasan ekonomi khusus, dan

daerah pembangunan prioritas lainnya;

c) Subbagian Wilayah III, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perencanaan pengembangan wilayah berbasis peternakan dan

pembangunan pertanian terpadu (pola integrasi).

Bagian Kebijakan Dan Program, meliputi :

a) Subbagian Kebijakan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi dan penyusunan kebijakan pembangunan pertanian jangka

panjang, jangka menengah, dan terpadum, serta lintas sektoral;

b) Subbagian Program, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi dan penyusunan rencana dan program pembangunan

pertanian tahunan;

Page 6: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 6

c) Subbagian Analisis Data, mempunyai tugas melakukan pengumpulan,

pengolahan, analisis dan penyajian data perencanaanpembangunan

pertanian;

Bagian Anggaran

a) Subbagian Anggaran I, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi dan penyusunan anggaran kementerian Pertaian yang

bersumber dari Bagian Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan dan

belanja negara, dan dana dekonsentrasi serta dana tugas pembantuan;

b) Subbagian Anggaran I, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi dan penyusunan anggaran Kementerian Pertanian yang

bersumber dari Non-Bagian Anggaran 18 meliputi dana alokasi khusus

(DAK), subsidi, tugas pelayanan publik (PSO), kredit program, dan

sumber daya anggaran lain di luar bagian anggaran 18;

c) Subbagian Tata Usaha Biro Perencanaan, mempunyai tugas

melakukan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro

Perencanaan.

Bagian Evaluasi Dan Pelaporan

a) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan I, mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan program yang bersumber dari Bagian Anggaran 18

meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dana

dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan serta penyusunan laporan

kinerja Kementerian Pertanian, laporan kegiatan Sekretariat Jenderal

dan Biro Perencanaan.

b) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan II, mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan program yang bersumber dari Non-Bagian Anggaran 18

meliputi dana alokasi khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik

(PSO), kredit program, sumber anggaran lain di luar bagian anggaran

18;

Page 7: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 7

c) Subbagian Bahan Koordinasi, mempunyai tugas melakukan

pengumpulan dan penyiapan bahan rapat pimpinan, rapat kerja/dengar

pendapat Menteri Pertanian dengan DPR, DPD, rapat koordinasi

terbatas, sidang Kabinet dan Wakil Presiden dan rapat lainnya.

Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan fungsional masing-masing. Penempatan pejabat fungsional

pada unit kerja eselon III ditetapkan oleh Kepala Biro Perencanaan.

Sedangkan jumlah tenaga fungsional berdasarkan kebutuhan dan beban

kerja. Jenis jabatan fungsional di Biro Perencanaan terdiri atas jabatan

fungsional Perencana dan jabatan fungsional lainnya, masing-masing

dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk Kepala Biro

Perencanaan.

Page 8: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 8

III. PELAKSANAAN KEGIATAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2016

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya Biro Perencanaan melaksanakan

kegiatan koordinasi, dan penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran

serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian.

Sedangkan fungsi yang dilaksanakan Biro Perencanaan mencakup : (1)

penyiapan koordinasi, dan penyusunan rencana pengembangan wilayah

pertanian; (2) penyiapan koordinasi, dan penyusunan kebijakan dan program

pembangunan pertanian; (3) penyiapan koordinasi, dan penyusunan anggaran

pembangunan pertanian; (4) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan program pembangunan pertanian; dan (5) pelaksanaan urusan

tata usaha dan rumah tangga Biro Perencanaan.

3.1. Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2016

A. Bagian Perencanaan Wilayah Tahun 2016

Berdasarkan Penetapan Kinerja (PK) Biro Perencanaan jumlah

dokumen Penyusunan Kebijakan, Program dan Wilayah sesuai dengan

sasaran strategis dan indikator kinerja sebanyak 14 dokumen yang kemudian

diselesaikan 13 dokumen sehubungan adanya pemotongan anggara pada TA

2016. Dari 13 dokumen tersebut pelaksanaannya masing-masing dicapai

melalui :

A.1. Sub Bidang Perencanaan Wilayah I

1) Penguatan Sistem Informasi Kawasan Pertanian Mendukung

Swasembada Pangan

Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menyajikan

informasi mengenai data spasial dan tabular mengenai potensi-potensi dan

informasi yang dibutuhkan dalam pembangunan kawasan pertanian unggulan

baik aktual maupun potensial. Tujuan jangka pendek dari Penguatan Sistem

Informasi Kawasan Pertanian Mendukung Swasembada Pangan adalah: (1)

menyajikan data hasil pemetaan kawasan pertanian; (2) menampilkan data

spasial dan tabular yang dibutuhkan untuk pengembangan pertanian di

Page 9: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 9

Indonesia, dan (3) menyajikan data eksisting dan data ideal dalam

pengembangan komoditas di suatu daerah.

Adapun tujuan jangka panjangnya adalah membangun basis data dan

sistem informasi sumberdaya pertanian yang handal dan mutakhir

berdasarkan potensi sumber daya yang bersifat kekinian untuk medukung

pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan, sehingga mampu

memberikan rekomendasi dalam menerapkan maupun kebijakan. Sistem

informasi dimaksud berbasis Website dalam bentuk Sistem Informasi

Perencanaan Kawasan Pertanian (SIKP).

Selanjutanya untuk memperkuat SIKP ini, hasil dari analisis pemetaan

kawasan pertanian yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal bekerjasama

dengan Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, diakomodir dalam

website SIKP ini, yaitu Atlas Peta Potensi Pengembangan Kawasan Padi,

Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu Nasional skala 1:250.000 dan skala 1:50.000.

Pembangunan website SIKP ini dilakukan Tim SIKP yang terdiri dari Biro

Perencanaan, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin), Pusat

Sosial Ekonomi dan Kabijakan Pertanian (PSEKP), serta dari Balai Besar

Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP).

2) Penguatan Basis Data dan Pemetaan Kawasan Tanaman Pangan dan

Hortikultura.

Pemetaan kawasan ini dimaksudkan sebagai sebagai salah satu upaya

untuk menyajikan data dan informasi mengenai potensi biofisik (tanah, iklim,

Page 10: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 10

terrain, dan vegetasi). Berkaitan dengan hal di atas, penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan pertanian sangat diperlukan.

Tujuan ini adalah : (1) Menyusun dan mengembangkan data dan

informasi sumberdaya lahan pertanian kawasan hortikultura; (2) Menyusun

peta pengembangan kawasan pertanian hortikultura Nasional dan Provinsi.

Karena keterbatasan anggaran negara, pada perjalanan tahun 2016

terjadi penghematan anggaran. Salah satu yang terkena penghematan

anggaran adalah Penguatan Basis Data dan Pemetaan Kawasan Tanaman

Pangan dan Hortikultura. Dari anggaran yang tersisa setelah penghematan,

baru dilaksanakan pada tahap persiapan berupa rapat-rapat koordinasi.

Beberapa kendala yang harus diantisipasi dalam penyusunan analisis

pemetaan kawasan hortikultura diantaranya adalah: (1) penyusunan peta

kawasan hortikultura relatif sulit, dikarenakan luasan yang relatif kecil kurang

dari 50 ha (khususnya komoditas cabai dan bawang merah) sehingga tidak

terlihat di peta pada skala kecil; (2) mengingat tanaman hortikultura dapat

tumbuh di mana saja, khususnya cabai, maka diputuskan tanaman tersebut

yang berada di lahan pekarangan rumah ditiadakan; (3) salah satu syarat dari

kawasan adalah dalam satu tahun komoditas tersebut dominan dan tidak

tumpang tindih dengan komoditas lainnya. Karena komoditas hortikultura

relatif unik dibandingkan dengan komoditas lain, maka basis penetapan

kawasan horti adalah sentra kemudian dilanjutkan dengan analisis sumber

daya lahan; (4) meskipun tanaman hortikultura banyak yang memanfaatkan

lahan hutan/HGU/Perhutani sebagai tanaman tumpang sari, hal ini tidak dapat

dikatakan sebagai kawasan hortikultura. Kawasan pertanian harus clean and

cleardari peruntukan lainnya.

3) Koordinasi Perencanaan Tata Ruang Wilayah Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan.

Sebagaimana amanat Permentan 50/2012 tentang Pedoman

Pengembangan Kawasan Pertanian, provinsi berkewajiban menyusun

Masterplan Kawasan Pertanian dan kabupaten berkewajiban menyusun Action

Plan Kawasan Pertanian dengan mengacu pada Masterplan yang telah

disusun oleh provinsi.

Page 11: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 11

Penyusunan masterplan mengacu pada Permentan 50/2012 dan harus

dijabarkan lebih lanjut melalui Pedoman Teknis yang disusun oleh Direktorat

Teknis yang membina komoditas. Namun demikian belum semua Direktorat

Teknis menyusun pedoman dimaksud. Selanjutnya dalam rangka

mempercepat penyusunan Masterplan dan Action Plan tersebut,

diselenggarakan workshop finalisasi Juknis Penyusunan Masterplan dan

Juknis Penyusunan Action Plan di Malang pada tanggal 21-22 Juli 2016,

Workshop Action Plan Kawasan Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu di

Yogykarta pada tanggal 21-2 Juni 2016. Termasuk dalam Koordinasi

Perencanaan Tata Ruang Wilayah Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

adalah melakukan sosialisasi hasil pemetaan kawasan pertanian ke beberapa

provinsi.

Dengan sosialisasi maupun workshop diharapkan SKPD lingkup

pertanian di Provinsi dan Kabupaten/Kota mampu mengawal penyusunan

perubahan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

dan Peraturan Daerah tentang Penetapan lokasi Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (LP2B) dengan mempertimbangkan Peta Potensi

Pengembangan Kawasan Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu Skala

1:250.000 dan skala 1:50.000 serta Peta Potensi dan Pengembangan

Kawasan Karet, Kopi, Kakao, Kelapa, Pala dan Cengkeh Skala 1:250.000

yang telah disusun.

Selanjutnya kepada Bappeda Provinsi dan Kabupaten Kota dapat

mengkoordinasikan penyusunan Masterplan, terutama dalam

mensinkronisasikan peta spasial tematik dan program lintas sektor yang ada di

daerah sebagai dukungan untuk meningkatkan akurasi perencanaan spasial

pengembangan kawasan pertanian, terutama dalam mendetailkan posisi

kawasan pertanian di dalam rencana struktur ruang dan pola ruang di daerah.

4) Koordinasi Perencanaan dan Implementasi Pengembangan Tanaman

Pangan dan Hortikultura.

Koordinasi Perencanaan dan Implementasi Pengembangan Tanaman

Pangan dan Hortikultura, adalah satu dalam rangka melakukan koordinasi

dengan Eselon I lingkup Kementerian Pertanian maupun dengan lintas

Page 12: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 12

Kementerian/Lembaga. Salah satunya adalah membahas rencana usulan

revisi Permentan 50/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan

Pertanian serta Kepmentan Nomor 3, 43, 35 dan 46 tentang Penetapan

Kawasan Pertanian Nasional. Hasil dari rapat koordinasi tersebut pada

November 2016 telah terbit:

a) Permentan Nomor: 56/Permentan/RC.040/11/2016 tentang Pedoman

Pengembanagn Kawasan Pertanian, tanggal 29 November 2016 dan

telah diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2016 Nomor 1832; serta

b) Kepmentan Nomor: 830/Kpts/RC/040/12/2016 tentang Lokasi

Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional, tanggal 19 Desember

2016.

Selanjutnya dalam rangka implementasi pengembangan kawasan pertanian,

perlu diinisiasi pilot project berbasis komoditas tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, dan peternakan pada tahun 2017.

Tabel 1. Lokasi dan Komoditas Pilot Project Pengembangan Kawasan

Pertanian

No. Sub Sektor Komodias Kabupaten Provinsi

1 Tanaman Pangan a Padi Kab. Banyuasin Sumsel

b Jagung Kab. Banyuasin Sumsel

c Kedelai Kab. Banyuasin Sumsel

2 Hortikultura a Cabe Kab. Garut Jabar

b Bawang Merah Kab. Grobogan Jateng

c Jeruk Kab. Banyuwangi Jatim

3 Perkebunan a Kakao Kab. Konawe Sultra

Kab. Konawe Selatan Sultra

Kab. Kolaka Sultra

Kab. Kolaka Utara Sultra

Kab. Kolaka Timur Sultra

b Kopi Kab. Bangli Bali

Kab. Buleleng Bali

Kab. Badung Bali

Page 13: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 13

Kab. Tabanan Bali

c Pala Kab. Sangihe Sulut

Kab. Sitaro Sulut

Kab. Talaud Sulut

Kota Bitung Sulut

Kab. Minahasa Utara Sulut

d Peternakan Sapi Potong Kab. Lombok Timur NTB

Kab. Kupang NTT

Kab. Subang Jabar

Sesuai arahan Pimpinan, Direktorat Jenderal yang membidangi

komoditas dapat merancang dan mengalokasikan angaran ilot project

pengembangan kawasan pertanian pada TA 2017 dengan didukung

pengembangan prasarana dan sarana pertanian, penyuluhan, penelitan dan

pengembangan teknologi pertanian secara terpadu.

A.2. Subbagian Perencanaan Wilayah II

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian, Subbagian Wilayah II mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan koordinasi, dan penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis

perkebunan dan sistem bio-industri serta pembanguan pertanian di wilayah

perbatasan, daerah tertinggal, kawasan ekonomi khusus dan daerah

pembangunan prioritas lainnya.

Untuk mendukung tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, Subbagian

Perencanaan Wilayah II terdiri dari :

1) Koordinasi Penguatan Basis Data Kawasan Perkebunan

Hal ini dilakukan dalam bentuk sosialisasi. Bahan yang disosialisasikan

adalah peta/atlas kawasan perkebunan skala 1:250.000 untuk Jawa dan

Sumatera, dilaksanakan di Swiss-Belinn Manyar Surabaya pada tanggal 9-11

Page 14: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 14

November 2016. Peserta yang diundang adalah Dinas Perkebunan se-Jawa

dan Sumatera dan hampir seluruh undangan mengirimkan perwakilannya.

Sosialisasi peta/atlas kawasan perkebunan skala 1:250.000 bertujuan

untuk memberikan informasi kepada Satker Provinsi bahwa, sudah ada

peta/atlas kawasan perkebunan skala 1:250.000 sehingga diharapkan Satker

Provinsi untuk membuat masterplan sesuai dengan peta/atlas kawasan

perkebunan tersebut karena masterplan akan menjadi dasar daerah dapat

mengajukan e-proposal tahun 2018 yang akan dibuka pada awal tahun 2017.

2) Koordinasi Perencanaan dan Implementasi Pengembangan

Perkebunan

Hal ini hanya dilakukan satu kali konsinyasi karena adanya pemotongan

anggaran. Rapat koordinasi dilaksanakan di ruang Rapat Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan pada tanggal 21-22 Maret 2016 yang dihadiri

oleh seluruh staf Bagian Perencanaan Wilayah dengan pokok pembahasan

(a). UU 41/2009 tentang LP2B; (b).Permentan 50/2012 tentang

Pengembangan Kawasan Pertanian; (c).Atlas/peta potensi komoditas

pertanian skala 1:250.000; (d). Sasaran program K/L; 5). Sasaran program

Kementan; (e). Renstra SKPD lingkup pertanian dan (f). Sasaran induk

tematik.

3) Penyusunan Rancang Bangun Model Pembangunan Pertanian di

Kawasan Perbatasan.

Penyusunan rancang bangun model pembangunan pertanian di

kawasan perbatasan dilakukan dalam bentuk workshop sebanyak dua kali dan

rapat koordinasi satu kali. Workshop rancang bangun model pembangunan

pertanian di kawasan perbatasan Dilaksanakan di Kabupaten Merauke, Papua

pada tanggal 9-12 Mei 2016 di Swiss-Belhotel Merauke dengan peserta dari

Bappeda dan Dinas Pertanian 17 Kabupaten Perbatasan. Hasil dari workshop

tersebut adalah melakukan sinkronisasi rencana Kementerian Pertanian di

wilayah perbatasan dengan rencana pemerintah daerah, baik ditingkat

provinsi maupun kabupaten yang langsung berbatasan dengan negara

tetangga.Selain dilakukan workshop juga diadakan fieldtrip ke daerah

perbatasan di Kecamatan Sota, Merauke. Potensi pertanian yang ada di

Kecamatan Sota cukup mendukung dan warga Papua New Guinea lebih

Page 15: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 15

banyak yang berbelanja ke Indonesia daripada sebaliknya, sehingga jika

dikembangkan hasil pertanian akan dapat di ekspor ke Negara Papua New

Guinea sedangkan SDM pertanian yang ada sangat kurang karena SDM yang

mengerjakan pertanian adalah transmigran dari Jawa.

Workshop rancang bangun model pembangunan pertanian di kawasan

perbatasan untuk kedua kali dilakukan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat

pada tanggal 18-20 Agustus 2016 di Harris Hotel Pontianak dengan hasil :

a) sektor pertanian yang akan dilakukan adalah pengembangan sistem atau

model usaha pertanian (terpadu) berdimensi kawasan dan multi sasaran.

Sasaran akhirnya adalah ketahanan pangan, peningkatan kesejahteraan

petani

b) Penyusunan dan penetapan rancang bangun model di masing-masing

lokasi dan pemilihan alternatif/calon lokasi pilot project ditetapkan

bersama oleh Pusat

c) Dasar utama penyusunan model rancang bangun model masing-masing

lokasi serta 4 lokasi sebagai pilot project adalah identifikasi potensi

sumber daya, tantangan dan permasalahan pembangunan pertanian di

masing-masing lokasi

Tabel 2. Lokasi dan komoditas yang akan dikembangkan di daerah

perbatasan

Provinsi Kabupaten TP,Horti Bun Nak

Kalbar Sambas Padi Lada Babi

Bengkayang Padi Lada

Sanggau Padi Kakao

Sintang Padi Karet Babi

Kaltim Mahakam Ulu Padi

Kaltara Nunukan Padi,

Pisang

Kakao Kerbau,Sapi

NTT Belu Jambu

Mete

Sapi

TTU Sapi

Kupang Kelapa Sapi

Papua Keerom Kakao Sapi

Merauke Tebu,

Karet

Sapi

Page 16: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 16

Kemudian setelah pelaksanaan workshop dilaksanakan fieldtrip ke

Kabupaten Sanggau. Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau adalah

wilayah yang berbatasan langsung dengan Kuching, Negara Malaysia.

Komoditas pertanian yang potensi dikembangkan adalah padi dan kakao,

namun masih banyak warga Indonesia yang membeli barang dari Malaysia

karena harga di Malaysia lebih murah baik komoditas pertanian maupun

komoditas lainnya, selain itu masih banyak penyelundupan lewat jalur-jalur

tikus, sehingga jika terjadi wabah/virus yang menyerang akan sangat mudah

tertular, seperti yang pernah terjadi adalah adanya anjing rabies.

Rapat Koordinasi Pembangunan Pertanian di Kawasan Perbatasan

yang dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2016 di Auditorium Kantor Pusat

Kementerian Pertanian yang dihadiri oleh Gubernur, Bupati dan Bappeda dan

SKPD Lingkup Pertanian di Daerah Perbatasan dengan Narasumber Menteri

Pertanian, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

dan Asisten Teritorial Kasad. Hasil dari rakor adalah kesepakatan bersama

(MoU) antara Menteri Pertanian, Menteri Desa, pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Asisten

Teritorial KasaddanKetua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia

(APKASI).

4) Koordinasi Pembangunan Pertanian di Daerah Tertinggal dan Wilayah

Khusus

Dilaksanakan melalui workshop dan kunjungan lapang di beberapa

daerah tertinggal seperti Kabupaten Lebak dan Pandeglang Provinsi Banten,

Kabupaten Manggarai Barat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten

Lombok Timur di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Raja Ampat di

Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Nunukan di Provinsi Kalimantan Utara.

Workshop Pembangunan Pertanian di Daerah Tertinggal dilaksanakan

di Adhi Jaya Hotel Bali pada tanggal 27-28 Juni 2016 dengan peserta dari

Indonesia Bagian Timur seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

dan Bali, hasilnya adalah :

a) Kementerian Pertanian sangat serius mendukung percepatan

pembangunan daerah tertinggal melalui berbagai program dan

Page 17: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 17

dariDitjen. Tanaman Pangan,

Hortikultura, Peternakan dan

Kesehatan Hewan dan

Perkebunan dengan

pendekatan pembangunan

kawasan

b) Diharapkan adanya sinergi

dalam perencanaan program dan dari Kemenko PMK, Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan

Kementerian Pertanian ditingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa untuk

percepatan pembangunan daerah tertinggal melalui Dana Tugas

Pembantuan yang dilakukan sebelum Musrenbangnas

c) tematik yang terintegrasi pembangunan daerah tertinggal sebaiknya

dikoordinasikan oleh Kemenko PMK dan Kemendesa untuk membuat

masterplan dan Kementerian Pertanian akan mengisi substansi teknis di

lapangan

d) Diperlukan rapat koordinasi secara rutin untuk mengetahui

perkembangan pelaksanaan program dan di lapangan sehingga

diperlukan Tim Khusus yang beranggotakan masing-masing instansi

sehingga saling memberi informasi

e) SKPD Provinsi dan Kabupaten lingkup Pertanian melakukan koordinasi

dan sinkronisasi program dan ditingkat lapangan dengan SKPD

Kemendesa dan Bappeda untuk mengatasi daerah tertinggal

A.3. Subbbagian Wilayah III

1) Dokumen Koordinasi Penguatan Basis Data Kawasan Peternakan

Capaian dari ini adalah adanya data eksisiting maupun potensi yang

terkait dengan pembangunan pertaniankhususnya peternakan di lingkup

Kementerian Pertanian komoditas sapi potong. meliputi terselengaranya

Rapat-rapat koordinasi rutin dan insidentil dalam bentuk rapat di kantor dan

konsinyasi, telah terlaksanaya upervisi, terkumpulnya data dan informasi di

pusat dan daerah serta menghadiri undangan pertemuan tingkat nasional dan

regional dalam rangka koordinasi pelaksanaan program dan lintas sektoral

Page 18: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 18

dan lintas jenjang pemerintahan yang terkait pengembangan kawasan

pertanian khususnya peternakan. Output telah terselesaikannya Peta Atlas

Potensi Kawasan Peternakan potong Skala 1:250.000 dan telah diekspose ke

Instansi/lembaga terkait yang berhubungan dengan sub-sektor peternakan,

dan dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam penyusunan

perencanaan dan kebijakan baik oleh pimpinan di tingkat pusat maupun

tingkat daerah.

2) Dokumen Koordinasi Peningkatan Efisiensi Sistem Rantai Pasok

Komoditas Peternakan

Capaian dari ini adalah adanya identifikasi dan analisis permasalahan

secara mendalam kondisi kelembagaan, rantai pemasaran peternakan sapi

potongdisentral produksi. Hasil identifikasi dan analisis permasalahan adalah

kondisi kelembagaan peternak dalam memperoleh pemasaran output berupa

ternak hidup dan atau karkas di kawasan peternakan, mekanisme organisasi

kerja sama kelembagaan penyediaan input dan pemasaran output yang

didukung dengan "kandang komunal" peternak dalam rangka meningkan

efisiiensi produksi. Untuk

menjamin keberlajutan rantai

pasok, maka diperlukan

peningkatan kapasitas daya

dukung pakan khususnya

hijauan sehingga carying

capacity dapat ditingkatkan,

agar mampu mendukung

peningkatan populasi ternak penentuan harga dasar sapi potong berdasarkan

bobot hidup, juga penentuan harga dasar dikawasan produsen dan konsumen

sehingga berlaku adil dan terjadi. Langkah pengadaan kapal khusus ternak

”Tol Laut” adalah sangat tepat disamping mampu mempertahankan

penurunan bobot badan selama perjalanan. Dalam kajian ini melibatkan Tim

dari Biro Perencanaan dan Peneliti Puslitbangnak Bogor, hasil dari kajian

yang telah dianalisis dan telah diekspose di Hotel Salak Tower Bogor yang

dihadiri oleh Biro Perencanaan, Ditjen Peternakan, Ditjen Perkebunan, PSE-

Page 19: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 19

KP Bogor, Puslitbangnak Bogor, Asosiasi Petani Sawit Indonesia, Kementerin

Perhubungan, PT. Pelni, Kemendag, yang selanjutnya laporan hasil kajian

dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan pertimbangan dalam penyusunan

perencanaan dan kebijakan baik oleh pimpinan di tingkat pusat maupun

tingkat daerah

3) Dokumen Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu (Pola Integrasi).

Capaian dari ini adalah didapatkannya gambaran dan informasi

pemeliharaan sapi pada usaha integrasi sawit sapi sebagian besar (73-87

persen) semi intensif, yaitu siang digembalakan dan malam dikandangkan,

masalah dan kendala dalam pengembangan usaha integrasi sawit sapi dapat

bersumber dari berbagai pihak dan kondisi setempat.Potensimengembangkan

sapi potong masih cukup besar, jika 10 persen saja kebun kelapa sawit yang

dimanfaatkanhampir semua kabupatenmasih dapat menampung sapi potong

dengan jumlah yang bervariasi, tergantung pada luas perkebunan kelapa sawit

yang ada, kecuali Kabupaten Kerinci, KabupatenOKU dan Empat Lawangdan

Kabupaten Murung Raya, sekitar 80-100 persen peternak menggunakan

kawin alam dengan cara bebas, ada juga yang melakukan dengan IB. Pada

tingkat KTT (Kelompok Tani Ternak) usaha integrasi sawit-sapi mengurangi

biaya pakan dan tenaga kerja serta biaya pembersihan dan pemupukan lahan

dengan kondisi produksi stabil bahkan meningkat pada usaha kebun kelapa

sawit. Reproduksi sapi milik peternak prosentase kelahiran pedet terhadap

jumlah indukan sebesar 33,3-66,7 % pada usaha pembibitan tingkat KTT

(Kelompok Tani Ternak) masih belum untung, karena diharap setiap induk

dalam satu tahun

melahirkan satu anak

atau setidaknya

mencapai angkat diatas

75 persen. Oleh sebab

itu, Program Sapi induk

wajib bunting (Siwab)

perlu disinergiskan

Page 20: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 20

dengan Program atau Integrasi sawit-sapi. Dalam penelitian ini melibatkan

Tim dari Biro Perencanaan dan Pusat Sosila Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Bogor, hasil dari kajian yang telah dianalisis dan telah diekspose di

Hotel Salak Tower Bogor yang dihadiri oleh Biro Perencanaan, Ditjen Peter----

nakan, Ditjen Perkebunan, PSE-KP Bogor, Puslitbangnak Bogor, Asosiasi

Petani Sawit Indonesia, Kementerin Perhubungan, PT. Pelni, Kemendag, yang

selanjutnya laporan hasil kajian dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan

pertimbangan dalam penyusunan perencanaan dan kebijakan baik oleh

pimpinan di tingkat pusat maupun tingkat daerah

4) Pengembangan Decision Suport System (DSS) Perencanaan

Pembangunan

Pertanian

Capaian dari ini

adalah penguatan sumber

daya manusia pertanian

Aspek Sistem Informasi

Geografis dan kewilayahan,

dengan adanya seminar dan advokasi yang dilaksanakan dengan

mengundang narasumber yang kompeten meningkatkan pemahaman

perencana khususnya bagian Perencanaan Wilayah terhadap kebijakan

nasional pembangunan pertanian dan prinsip-prinsip reformasi perencanaan

dan penganggaran di bidang pertanian, meningkatnya kemampuan perencana

terhadap metode, instrumen dan praktek analisis perencanaan wilayah

berbasis sumberdaya lokal, meningkatnya kemampuan perencana terhadap

peraturan perundangan dan manajemen pengembangan kawasan pertanian,

adanya peninggkatan kemampuan sebagian perencana terhadap penguasan

teknologi informasi modern yang berbasis spasial yang didapat dari Balai

Diklat BIG.

5) Bahan Koordinasi Perencanaan dan Implementasi Pengembangan

Peternakan

Capaian dari ini adalah diperolehnya gambaran kawasan perdesaan di

lokasi prioritas nasional di Labuan Bajo-NTT dan Gorontalo, merupakan

Page 21: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 21

menghadiri undangan dari Kementerian Desa, Pembanguan Daerah

Tertinggal. Pada ini hanya sampai disini dikarenakan adanya penghematan

anggaran di TA. 2016.

B. Bagian Kebijakan dan Program

B.1. Sub Bidang Penyusunan Kebijakan

1) Koordinasi Pengarusutamaan Gender PUG dan Ketenagakerjaan

Pertanian 2016

Kegiatan Pengarusutamaan Gender PUG dan Ketenagakerjaan

Pertanian 2016 merupakan tindaklanjut dari Peraturan Menteri Keuangan

Nomor: 93/PMK.02/2011 melalui pengintegrasian isu gender dalam

perencanaan dan penganggaran pembangunan pertanian. Pada tahun 2016

Kementerian Pertanian telah melaksanakan pemantauan dan evaluasi

kegiatan yang responsif gender di 8 (delapan) unit Eselon I lingkup

Kementerian Pertanian. Pemantauan dan evaluasi kegiatan responsif gender

bagi pelaksana dan penerima manfaat baik di tingkat Pusat, Provinsi dan

Kabupaten/Kota yang pelaksanaannya secara bersama-sama dengan Eselon.

Output kegiatan responsif gender tahun 2016 adalah:

1. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)

2. SL-PHT Perkebunan

3. Sentra Peternakan Rakyat

4. Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

5. Kawasan Mandiri Pangan

6. Desa Pangan Lestari (DPL) dan Optimalisasi Pekarangan KRPL

7. Pelatihan Non Aparatur

8. Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan

Spesifik Lokasi Tekno Park

Pada tahun 2016 Kementerian Pertanian mendapat apresiasi dari

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melalui

penghargaan Anugrah Parahita Ekapraya 2016 Tingkat Mentor dalam upaya

mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan

Page 22: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 22

anak dalam setiap program dan kegiatannya. Penyerahan penghargaan

diserahkan oleh Wakil Presiden RI pada tanggal 21 Desember 2016. Bagi

Kementerian Pertanian, penghargaan tahun 2016 ini naik dua tingkat dari

penghargaan sebelumnya pada tahun 2014. Beberapa hal yang menjadi

penilaian bagi Kementerian Pertanian adalah:

a) Dalam proses perencanaan kegiatan dan anggaran telah menerapakan

GBS (Gender Badget Statement), GAP (Gender Analisys Pathway), serta

tagging dalam RKAKL

b) Pelaksanaan kegiatan telah memperhatikan akses, partisipasi, kontrol

serta manfaat yaitu perempuan dan pemuda untuk ikut serta dalam

pembangunan pertanian di pedesaan

c) Sistem pemantauan dan evaluasi yang selain telah memasukan data

terpilah pria-wanita, juga telah menggunakan teknis analisis MDS (Multy

Dimensional Scalling System) sebagai metode.

d) Proses perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring pelaksanaan

kegiatan yang berbasis gender telah terdokumentasi dan telah

dipresentasikan dengan baik oleh Tim Pokja Kementerian Pertanian

dibawah koordinasi Biro Perencanaan pada saat penilaian oleh Tim

Independen.

2) Koordinasi Penanganan Perubahan Iklim

Perubahan iklim global yang ekstrim sebagai suatu ancaman terhadap

pembangunan pertanian dan ketahanan pangan nasional. Dampak negatif perubahan

ekstrim iklim global di antaranya adalah: (1) terjadinya degradasi sumberdaya lahan dan

air, (2) terjadinya kerusakan pada infrastrukur pertanian/irigasi, (3) timbulnya bencana

banjir dan kekeringan dan (4) meningkatnya serangan hama dan penyakit tanaman.

Dampak perubahan iklim global tersebut berpotensi mengancam penurunan

produktivitas, produksi, mutu hasil pertanian, serta menurunnya efesiensi dan efektifitas

distribusi pangan, yang berujung kepada rentannya ketahanan pangan di suatu wilayah

dan pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kehidupan sosial dan ekonomi

serta kesejahteraan masyarakat.

Dalam rangka mengantisipasi dampak perubahan iklim tersebut, kebijakan

pembangunan ketahanan pangan diarahkan untuk:

Page 23: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 23

Meningkatkan produksi pertanian secara berkelanjutan;

Mengembangkan perekonomian pedesaan;

Stabilitas harga pangan;

Meningkatkan kemampuan daerah dalam pelaksanaan jaring pengaman sosial;

Mengembangkan kemampuan early warning system;

Pengembangan jaringan kerjasama regional/internasional;

a) Pertemuan koordinasi prediksi iklim (update terkini) dan upaya

adaptasinya di sektor pertanian setiap 3 (tiga) bulanan (Januari, April,

Juli, Oktober ) dengan peserta: Instansi terkait lingkup Kementerian

Pertanian, Ditjen. SDA- Kemnetrian PUPR, BMKG, LAPA, KTNA, LSM.

b) Workshop penanganan dampak perubahan iklim (Mitigasi dan Adaptasi)

sektor pertanian di Bali

c) Merevisi dan mengaktifkan kembali Tim Teknis /POKJA Perubahan Iklim

di sektor pertanian (SK. Mentan No. 752/Kpts/OT.160/7/2015)

d) Melakukan sosialisasi implemnetasi teknologi adaptasi dan mitigasi

perubahan iklim seperti penerapan kalender tanam terpadu (KATAM) dan

inventarisasi perhitungan penurunan emisi GRK pertanian.

e) Melakukan koordinasi, pemantauan, evaluasi dan menyusun laporan e-

monev RAN/RAD-GRK dan RAN-API Bappenas serta penandaan

kegiatan RAN-GRK dan RAN-API Kementerian Keuangan.

f) Menyusun buku penanganan dampak perubahan iklim sektor pertanian.

3) Koordinasi Tindaklanjut Strategi Induk Pembangunan Pertanian

(SIPP) 2015 – 2019

Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045 disusun

sebagai bagian dari pelaksanaan amanat konstitusi untuk mewujudkan

Indonesia yang Bermartabat, Mandiri, Maju, Adil dan Makmur paling lambat

pada tahun 2045.SIPP merupakan kesinambungan dari

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) 2011-2025. SIPP disusun sebagai arahan sekaligus acuan bagi

seluruh komponen bangsa sehingga seluruh upaya pembangunan bersifat

Page 24: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 24

sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi dalam satu pola sikap dan pola

tindak dalam mewujudkan konsensus visi, misi, dan arah pembangunan,

khususnya pembangunan pertanian.

4) Penyusunan Revisi Renstra Kementerian Pertanian 2015 -2019

Review Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian tahun

2015 – 2019 merupakan penajaman target-target yang akan dicapai sebagai

konsekuensi logis dari adanya perubahan lingkungan strategis termasuk di

dalamnya adanya Nawa Cita yang harus diakomodir sebagai kebutuhan new

initiatives. Pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana tertuang

dalam review Renstra tersebut akan membutuhkan koordinasi, konsolidasi,

dan sinergi antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah dan antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah dengan dunia usaha agar keseluruhan

sumber daya yang ada dapat digunakan secara optimal dan dapat mencapai

kinerja maksimal dalam rangka meningkatkan

B.2. Sub Bidang Penyusunan Program, sebanyak 5 (lima) laporan

Pagu anggaran untuk Subbagian Penyusunan Program tahun 2016

sebesar Rp. 3.665.000.000,- dan pada tahun 2016 Subbagian penyusunan

program mengalami penghematan (self blocking) sebesar Rp. 245.150.000

sehingga pagu setelah dikurangi self blocking sebesar Rp. 3.419.850.000.

Dari pagu setelah dikurangi self blocking, Subbagian penyusunan program

dapat menyerap sebesar Rp. 3.067.580.300,- atau sebesar 89,70% dan

realisasi fisik sebesar 92.92%.

Pelaksanaan Subbagianpenyusunan program tahun 2016 terdiri dari 5 (lima)

yaitu:

1) Koordinasi Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016

Sesuai dengan UU Nomor: 28 Tahun 1999 dan Impres Nomor: 7 Tahun

1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan

kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja

Instansi sebagai wujud pertanggungjawabannya dalam mencapai misi dan

Page 25: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 25

tujuan organisasi, salah satu yang harus dilakukan adalah menyusun

Rencana Strategis (Renstra) yang selanjutnya harus dipertanggungjawabkan

kepada publik. Untuk mempertanggungjawabkan Renstra, perlu menyiapkan

dokumen lain agar Renstra dapat dinilai keberhasilannya. Dokumen tersebut

antara lain Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK). Penyusunan Perjanjian

Kinerja ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata

Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) ini merupakan wujud nyata

komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan

integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; menciptakan tolak

ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; sebagai dasar penilaian

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan

sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; sebagai dasar bagi

pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas

perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah; dan sebagai dasar

penetapan sasaran kinerja pegawai.

Melihat pentingnya penyusunan Perjanjian Kinerja ini untuk kedepannya

penyusunan PK diarahkan untuk disusun mulai dari level eselon II sampai

level eselon IV, dimana berdasarkan Peraturan Menteri Pendayaagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, Perjanjian

Kinerja disusun satu bulan setelah anggaran diterbitkan.

Untuk Penetapan Kinerja level Kementerian Pertanian telah

ditandatangani dan diserahkan kepada MenPanRB, namun dengan adanya

kebijakan pemotongan anggaran di tahun 2016 menyebabkan terjadinya

pergeseran target sehingga dilakukan revisi Perjanjian Kinerja (PK) 2016 baik

dilevel Kementerian dan level eselon I.

Untuk penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) 2016, Subbagian program

mendapatkan pagu setelah pemotongan self blocking sebesar

Rp. 157.180.000,- dan mampu diserap sebesar Rp. 129.836.000,- atau

sebesar 82.60% dan realisasi fisik sebesar 95.43%.

Page 26: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 26

2) Koordinasi Trilateral Meeting dan Penyusunan Rencana Kerja (Renja)

a) Trilateral Meeting

Ini merupakan hasil pertemuan antara Kementerian Negara

PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran

dan Kementerian Pertanian yang diadakan untuk mensinkronkan program,

prioritas dan pagu indikatif Kementerian. Hasil dari konsuolidasi tiga

Kementerian tersebut akan dijadikan sebagai panduan dalam penyusunan

perencanaan kerja dan target dari masing-masing unit kerja yang ada.

Trilateral Meeting dilaksanakan sebelum menyusun Renja K/L dengan

berpedoman pada Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Keuangan dan

Menteri PPN/Kepala Bappenas mengenai rancanagan awal Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) dan Pagu Indikatif. Dokumen ini merupakan hasil

pertemuan antara Kementerian Negara PPN/Bappenas, Kementerian

Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dan Kementerian Pertanian

yang diadakan untuk mensinkronkan program, prioritas dan pagu indikatif

Kementerian. Hasil dari konsilidasi tiga Kementerian tersebut akan dijadikan

sebagai panduan dalam penyusunan perencanaan kerja dan target dari

masing-masing unit kerja yang ada. Trilateral Meeting dilaksanakan sebelum

menyusun Renja K/L dengan berpedoman pada Surat Edaran Bersama

(SEB) Menteri Keungan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas mengenai

rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Padu indikatif. Untuk

tahun 2016 Kementerian Pertanian berdasarkan dokumen Trilateral Meeting

mendapatkan alokasi sebesar Rp. 25.994.208.685,- Dari besaran tersebut

terbagi dalam Rupiah Murni sebesar Rp. 25.332.299.142,- Penerima Negara

Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 96.390.714,- Badan Layanan Umum (BLU)

sebesar Rp 29.734.141,- Pinjaman Luar Negeri (PLN) sebesar Rp

457.564.688,- dan Hibah Luar Negeri (HLN) sebesar Rp 2.380.000,-.

Dalam dokumen Trilateral Meeting juga membahas terkait dengan

kebutuhan tambahan mendesak (berdasarkan prioritas), untuk rincian

prioritas pagu indikatif belanja non operasional Kementerian Pertanian tahun

2017, telah dilakukan penyempuranaan yang meliputi:

Jumlah alokasi tidak melebihi pagu per program

Page 27: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 27

Jumlah alokasi indikator tidak melebihi pagu per program

Jumlah alokasi prioritas mencerminkan sebagian besar alokasi program

Memasukkan /indikator prioritas ke dalam prioritas nasional yang

sebelumnya belum teridentifikasi, contoh Reformasi Agraria.

b) Rencana Kerja (Renja) Kementerian Pertanian

Penyusunan Renja ini berpedoman pada Renstra dan mengacu pada

prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif, serta memuat kebijakan,

program dan . Renja dituangkan dalam bentuk aplikasi yang dikirimkan ke

Bappenas pada akhir bulan Maret setiap tahunnya, dan birisis tentang

progam/, sasaran indikator, target dan alokasi. Dokumen Renja tahun 2016

selain dalam bentuk aplikasi, juga dalam bentuk hard copy yang merupakan

print out dari aplikasi Renja. Penyusunan Renja dilakukan bersama dengan

Eselon I lingkup Kementerian Pertanian terutama terkait dengan penetapan

target dan alokasi anggaran.Penyusunan Renja ditetapkan berdasarkan RKP

2016 dan hasil pembahasan Trilateral Meeting.

Alokasi pagu anggaran untuk melaksanakan kegiatan Trilateral

Meeting dan Rencana Kerja (Renja) 2016, dialokasikan sebesar

Rp. 129.825.000,- setelah dikurangi self Blocking dan mampu terserap

sebesar Rp. 98.709.000,- atau sebesar 76% dan realisasi fisik sebesar

77,03%.

3) Penyusunan dan Sosialisasi E-Proposal Untuk Perencanaan 2017

Sejak tahun 2013 Kementerian Pertanian dalam penyampaian proposal

berbasis website (online) yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian.

E-Proposal berbasis website ini diharapkan dapat memudahkan pengelolaan

data dan informasi proposal secara efektif, efisien, akuntabel dan trasnparan.

Tahun 2016 merupakan tahun ke empat Kementerian Pertanian menggunakan

mekanisme e-proposal sebagai sarana bagi pengusulan untuk perencanaan

tahun 2017. Berbagai perbaikan telah dilakukan agar aplikasi e-proposal

dapat lebih mudah digunakan dan lebih bermanfaat bagi perencanaan ke

depan. Tim e-proposal Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai

Page 28: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 28

perbaikan untuk merespon kebutuhan dan menunjang proses perencanaan

yang lebih baik di Kementerian Pertanian.

Penyempurnaan yang dilakukan pada aplikasi e-proposal tahun 2017

dibandingkan dengan aplikasi tahun sebelumnya antara lain (1) dalam aplikasi

e-proposal 2017 untuk CPCL atau penerima manfaat telah bersinergi dengan

Simluhtan (Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian) yang ada di Badan

Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian

(BPPSDMP), (2) untuk menu ada perbaikan disesuaikan dengan program dan

prioritas nasional.

Dalam rangka mensosialisasikan aplikasi e-proposal untuk

perencanaan tahun 2017, Biro Perencanaan mengadakan sosialisasi e-

proposal di provinsi Bali, yang dihadiri SKPD pertanian seluruh provinsi di

Indonesia (34 provinsi) dan seluruh SKPD Kabupaten/Kota se Provinsi Bali.

Untuk melaksanakan penyusunan dan sosialisasi e-proposal untuk

perencanaan 2017, dialokasikan anggaran sebesar Rp 819.975.000,- setelah

self blocking dan penyerapan sebesar Rp. 710.208.900,- atau 86.61% dan

realisasi fisik sebesar 91.47%.

4) Koordinasi Pelaksanaan Pra-Musrenbangtan Tahun 2016

Dalam rangka penyamaan persepsi diantara pusat dan daerah

mengenai konsep pembangunan pertanian ke depan yang berorientasi pada

pengembangan kawasan serta ketahanan pangan dan kesejahteraan petani,

serta sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan e-Musrenbangnas pada tanggal

20 April – 10 Mei 2016 dan Musrenbangnas pada tanggal 11 Mei 2016,

Kementerian Pertanian melakukan Pra-Musrenbangtan pada tanggal 24-26

Mei 2016.

Pelaksanaan Pra-musrenbangtanas ini selain mengakomodir program

dan daerah, juga menyampaikan isu strategis dan target program nasional

2017 yang akan dicapai dalam rangka menudukung tercapainya target

nasional Kementerian Pertanian.

Pelaksanaan Pra-Musrenbangtanas 2016 dilakukan di hotel Novotel,

Banten, dengan dihadiri kurang lebih 1.000 peserta dari seluruh daerah.

Page 29: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 29

Peserta dibagi dalam beberapa kelas dan masing-masing kelas diwakili dari

unit kerja teknis dan Biro Perencanaan.

Untuk melaksanakan ini dialikasikan anggaran sebesar

Rp.1.024.310.000,- setelah self blocking,-, dan diserap sebanyak

Rp.1.017.226.900,- atau sebesar 99.31% dan realisasi fisik sebesar 100%.

5) Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional Tahun

2016

Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian

Nasional dilaksanakan setelah pelaksanaan Pra-Musrenbangtanas.

Musrenbangnas dilaksanakan di Auditorium kantor Kementerian Pertanian

pada tanggal 31 Mei 2016.

Musrenbangtanas ini merupakan finalisasi dari Pra-Musrenbangtanas,

dimana sebelumnya sudah tercapai kesepakatan antara pusat dan daerah

terkait dengan kebutuhan, dimana kebutuhan tersebut merupakan usulan dari

daerah yang disampaikan melalui e-proposal dan telah di bahas pada Pra-

Musrenbangtanas.

Alokasi Musrenbangtanas 2016 sebesar Rp. 444.910.000,- setelah

self blocking dan terserap sebesar Rp. 434.429.000,- atau sebesar 97,64%

dimana realisasi fisik sebesar 100%.

B.3. Sub Bidang Data dan Analisis

1) Laporan Data Base Indikator Makro dan Produksi Pertanian Tahun

2016.

Laporan memuat: 1) Penduduk Indonesia 2016, 2) Ketenagakerjaan

Pertanian, 3) Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku dan

harga konstan tahun 2015, 4) Nilai Tukar Petani (NTP),5) Nilai Ekspor-Impor

Komoditas Pertanian, 6) Inflasi, 7) PMA-PMDN, dan capaian produksi

komoditas pertanian strategis.

2) Laporan Pengolahan dan Penyajian Data Pertanian

Menyajikan tren capaian indikator makro pertanian tahun 2004-2016

(PDB, Tenaga Kerja, Investasi Sektor Pertanian, Neraca Perdagangan Sektor

Pertanian, Nilai Tukar Petani/NTP), dan menyajikan target, luas panen,

produksi dan produktivitas tujuh komoditas utama (padi, jagung, kedelai, gula,

Page 30: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 30

cabe, bawang merah dan daging sapi). Di samping itu juga melaksanakan

Pelatihan Pengolahan Data dan Informasi yang terkoneksi dengan sistem

informasi digital berbasis Web. Dengan terlatihnya para Perencana pusat dan

daerah, maka data dan informasi yang dibutuhkan pimpinan dapat tersedia

secara cepat, tepat dan akurat.

3) Pengembangan Sistem Basis Data Pertanian Dalam Mendukung

Perencanaan

Menyajikan data laporan triwulanan pembangunan pertanian yang

memuat :

a) Data Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),

b) Lokasi Kekeringan/Kebanjiran,

c) Bantuan Alat dan Mesin Pertanian,

d) Rehabilitasi Jaringan Irigasi,

e) 1000 Desa Pertanian Organik (Unit Pengelolaan Pupuk Organik/UPPO),

dan

f) Data Kelompok Tani Penerima Manfaat, serta

g) Data Produksi dan Produktivitas sayuran dan florikultura. Di samping itu

juga melaksanakan FGD membangun basis data pertanian dalam

rangka menyusun Decision Support System (DSS) perencanaan

pembangunan.

4) Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan Pertanian Berbasis

Web.

Menyajikan hasil : (1) Penyempurnaan Web PUG Kementerian

Pertanian, (2) membangun aplikasi E-Musrenbangtan Tahun 2017 dengan

tujuan untuk mempermudah proses pembahasan E-Proposal dengan mitra di

daerah.

Page 31: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 31

5) Analisis dan Informasi Pembangunan Pertanian.

Menyajikan hasil Workshop Forcasting Penentuan Faktor-Faktor

Produksi dengan metode Box-Jenkins di tiga lokasi yaitu (1) Sub Sektor

Tanaman Pangan di Bandung,

(2) Sub Sektor Perkebunan di

Surabaya dan (3) Sub Sektor

Peternakan di Pontianak.

Dengan terlatihnya para

perencana di pusat dan daerah

diharapkan dapat membantu

dalam proses penyelesaian

masalah yang dihadapi

khususnya masalah dalam mengolah data perencanaan pembangunan

pertanian. ini menghasilkan buku panduan Forcasting Faktor-Faktor Produksi

komoditas tanaman pangan, perkebunan dan peternakan dengan metode

Box-Jenkins. Disamping itu juga dilaksanakan rapat koordinasi dalam rangka

pengembangan 1000 desa pertanian organik.

6) Reviu Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Informasi

Hal ini

dilaksanakan dalam

bentuk Workshop

dengan metode Policy

Analisis Matriks (PAM)

sektor pertanian.

Pelaksanaanya di tiga

lokasi yaitu :

a) D.I Yogyakarta untuk subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura;

b) Kota Mataram, NTB untuk subsektor Peternakan dan

c) Kota Makassar, Sulawesi Selatan untuk subsektor Perkebunan.

Dari Workshop tersebut diperoleh tiga buku panduan Policy Analysis

Matriks (PAM) subsektor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan.

Untuk melaksanakan hal tersebut di atas, Sub Bidang Data dan Analisis

Page 32: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 32

mendapat anggaran sebesar Rp.2.241.000.000 dengan realisasi keuangan

Rp. 2.136.708.775 atau 95,35 % dan realisasi fisik sebesar 99,32 %.

Secara keseluruhan anggaran di Bagian Kebijakan dan Program

sebesar Rp.11.268.660.000 dan setelah self blocking menjadi

Rp. 10.518.660.000 dan mencapai realisasi keuangan sebesar

Rp. 9.857.133.854 atau 93,71 % dan realisasi fisik sebesar 90,47 %.

C. BAGIAN ANGGARAN TAHUN 2016

Berdasarkan Penetapan Kinerja (PK) Biro Perencanaan Tahun 2016,

jumlah dokumen Bagian Anggaran sesuai sasaran strategis dan indikator

kinerja sebanyak 19 dokumen. Dari 19 dokumen tersebut terdapat 1 (satu)

dokumen yang tidak terlaksana dikarenakan Penundaan/Penangguhan Revisi

Anggaran Dalam mempercepat Penyelesaian Revisi Penghematan Belanja

K/L APBN-P TA 2016 sesuai Surat Menteri Keuangan Nomor:

S-2124/AG/2016 tanggal 30 Agustus 2016. Alokasi anggaran untuk Bagian

Anggaran sebesar Rp 16.300.000.000,- dengan realisasi sebesar

Rp 15.252.382.459,- (93,57%), sedangkan sisa anggaran sebesar

Rp 1.048.617.541,- (6,43%), Adapun alokasi anggaran setelah penundaan

sebesar Rp 750.000.000 sehingga menjadi Rp 15.550.000.000 dengan

realisasi Rp 15.251.382.459 (98,08%), sisa anggaran sebesar Rp 298.617.541

(1,92%). Pelaksanaan masing-masing dicapai melalui :

C.1. Subbagian Anggaran I sebanyak 10 (sepuluh)dokumen yaitu:

1) Koordinasi Penyusunan APBN Perubahan TA 2016 Lingkup

Kementan.

Capaian dari tersebut adalah selesainya proses APBN Perubahan

(APBN-P) Kementerian Pertanain TA 2016 yang ditandai dengan POK revisi

APBN-P TA 2016 serta laporan penyusunan laporan APBN-P 2016

Kementerian Pertanian. Perubahan APBN-P dilingkup Kementerian Pertanian

secara umum disebabkan adanya kebijakan pemerintahan terkait

penghematan/pemotongan anggaran dan pemblokiran mandiri (self blocking)

terhadap RKA KL semua unit Eselon-1 lingkup Kementerian Pertanian.

Page 33: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 33

Karenanya, alokasi anggaran Kementerian Pertanian menurun dari semula

Rp.31.507.186.127.000,- menjadi Rp.27.584.182.321.400,- atau turun

sebesar Rp.3.923.003.806.000,-. Pada saat bersamaan dan berdasarkan hasil

rapat Panitia Belanja Badan Anggaran DPR RI, selain pemotongan anggaran

tersebut, Kementerian Pertanian mendapat tambahan belanja dari rupiah

murni sebesar Rp.50.000.000.000,-, realokasi anggaran dari BA BUN sebesar

Rp.4.973.742.000,- dan pengurangan anggaran pinjaman luar negeri (drop

loan) sebesar Rp.8.225.000.000,- sehingga pagu APBN-P Kementerian

Pertanian TA 2016 menjadi sebesar Rp.27.630.931.063.000,-.

Akan tetapi alokasi anggaran yang dapat dimanfaatkan sesungguhnya

adalah sebesar Rp.21.692.285.604.000,- karena terdapat self blocking

sebesar Rp.5.938.645.459.000,- dimana anggaran self blocking tersebut tetap

melekat pada total pagu Kementerian Pertanian.

Anggaran mendukung penyusunan APBN-P ini adalah sebesar

Rp.391.245.000,- dan terealisasi sebesar Rp.390.936.180,-(99,92%) dengan

sisa anggaran sebesar Rp.308.820,- (0,08%).

2) Koordinasi dan Penelitian RKA-KL Kementan TA 2017.

Capaian dari ini adalah penyusunan laporan hasil penelitian dan reviu

RKA KL APBN-P TA 2016 lingkup Kementerian Pertanian, laporan hasil

penelitian dan reviu RKA KL pagu anggaran sampai dengan pagu alokasi

anggaran lingkup Kementerian Pertanian TA 2017. Alokasi anggaran untuk ini

sebesar Rp. 1.309.570.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 1.305.634.450,-

(99,70%) dan sisa anggaran sebesar Rp. 3.935.550,- (0,30 %).

3) Penyusunan Rancangan APBN Lingkup KementanTahun 2017.

a) Rancangan APBN Pagu Anggaran Lingkup Kementan Tahun

2017.Capaian dari ini adalah terselenggaranya rapat-rapat koordinasi

antar Eselon-1 dan antar lembaga (mitra kerja Komisi IV DPR RI) terkait

penyusunan rancangan APBN Pagu Anggaran TA 2017 dan ditandai

konsep rancangan progam dan Pagu Anggaran lingkup Kementerian

Pertanian TA 2017. Alokasi anggaran untuk ini sebesar

Page 34: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 34

Rp.138.610.000,- dan terealisasi sebesar Rp.137.832.900,- (99,44%) dan

sisa anggaran sebesar Rp. 777.100,- (0,56%).

b) Penyusunan Rancangan APBN Pagu Alokasi Anggaran Lingkup

Kementan TA 2017. Capaian dari ini adalah terselenggaranya rapat-

rapat koordinasi antar Eselon-1 dan antar lembaga (mitra kerja Komisi IV

DPR RI, Ditjen Anggaran, Bappenas) terkait penyusunan rancangan

APBN 2017 pagu alokasi anggaran dan ditandai dengan rancangan

program dan APBN TA 2017 sebagai tindak lanjut pagu anggaran

lingkup Kementerian Pertanian TA 2017. Alokasi anggaran untuk ini

sebesar Rp.477.460.000,- dan terealisasi sebesar Rp.475.657.346,-

(99,62%) dan sisa anggaran sebesar Rp.1.802.654,- (0,38%).

4) Identifikasi Hasil Revisi DIPA dan POK 2016.

Capaian dari ini adalah terlaksananya koordinasi terkait revisi

DIPA/POK dan teridentifikasinya permasalahan-permasalahan revisi DIPA dan

POK 2015 pada satker lingkup Biro Perencanaan, lingkup Sekretariat Jenderal

dan lingkup Kementerian Pertanian. Tahun 2016, frekuensi revisi anggaran

baik DIPA maupun POK cukup tinggi. Revisi ini dapat disebabkan karena:

kesalahan administratif dengan adanya perubahan nama Pejabat Pengelola

Keuangan, pergeseran anggaran antar belanja, perubahan volume output,

perubahan nomenklatur, pergeseran anggaran pada akun yang sama,

penyesuaian akun belanja dan kebijakan pemerintah (Kebijakan refocusing

dan anggaran lingkup Kementerian Pertanian).

Revisi DIPA lingkup Kementerian Pertanian TA 2016 antara lain

disebabkan kebijakan APBN Perubahan dampak dari

penghematan/pemotongan anggaran dan kebijakan Pemerintah terkait

pemblokiran mandiri (self blocking) anggaran. Alokasi anggaran untuk ini

sebesar Rp.524.550.000,- dan terealisasi sebesar Rp.524.209.580,- (99,92%)

dan sisa anggaran sebesar Rp.440.420,- (0,08%).

Page 35: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 35

5) Workshop Penyusunan Anggaran Kementan Berbasis Kinerja TA

2017.

Capaian dari ini adalah terselenggaranya pertemuan/workshop

koordinasi lingkup Kementerian Pertanian dalam rangka persiapan

penyusunan rancangan APBN 2017 lingkup Kementerian Pertanian.Alokasi

anggaran untuk ini sebesar Rp.176.325.000,- dan terealisasi sebesar Rp.

175.145.000,- (99,33%) dan sisa anggaran sebesar Rp. 1.180.000,- (0,67%).

6) Koordinasi Perencanaan Administrasi Anggaran 2016

a) Koordinasi Pembinaan Anggaran TA 2016.

Capaian dari ini adalah terlaksananya rapat–rapat koordinasi di Pusat

dan Daerah terkait dengan perencanaan anggaran dan pembinaan teknis

pengelolaan anggaran pembangunan pertanian di daerah,sosialisasi

pedoman, rapat-rapat koordinasi dalam rangka pembinaan terkait

perencanaan penganggaran dan pelaksanaannya sesuai peraturan yang

berlaku, percepatan serapan anggaran dan perbaikan permasalahan

administrasi sistem penganggaran pembangunan pertanian. Adapun

alokasi anggaran ini adalah sebesar Rp.2.603.565.000,- dan terealisasi

sebesar Rp. 2.553.289.695,- (98,07%) dan sisa anggaran sebesar Rp

50.275.305,- (1,93%).

b) Koordinasi Pengelolaan Administrasi Bagian Anggaran.

Capaian ini adalah rapat-rapat koordinasi lintas bagian di Biro

Perencanaan, lintas Biro/Pusat di Sekretariat Jenderal dan lintas lembaga

dalam rangka pembinaan dan pemantauan pelaksanaan serta

pertanggungjawaban keuangan maupun fisik di Biro Perencanaan dan

Sekretariat Jenderal. Adapun alokasi anggaran ini adalah sebesar

Rp.227.250.000,- terealisasi sebesar Rp. 227.015.000,- (99,90%), sisa

anggaran sebesar Rp 235.000 (0,10%).

7) Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Pembangunan Pertanian TA.

2016 dan Rakersus.

Page 36: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 36

a) Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan PertanianTahun 2017

dirancang untuk dilaksanakan pada tanggal 4-5 Januari 2017 bertempat

di Hotel Bidakara Jakarta. Tema Rakernas adalah “Bangun Lahan

Tidur untuk Meningkatkan Ekspor dengan Pembangunan

Infrastruktur Pertanian”. Direncanakan acara akandibuka oleh

Presiden RIdan Menteri Pertanian melaporkan kinerja pembangunan

pertanian yang telah dicapai selama dua tahun terakhir. Peserta Rapat

Kerja Nasional Pembangunan Pertanian + 2.000 orang adalah peserta

dari daerah dan pusat. Peserta daerah yaitu para Kepala Dinas/Badan

lingkup Pertanian provinsi seluruh Indonesia, Kepala Dinas

Kabupaten/Kota seluruh Indonesia yang mendapat anggaran (DIPA)

Kementerian Pertanian, Komandan Korem/Kodim wilayah sentra

produksi pangan, Kepala UPT-Pusat yang ada di daerah, dan Tim

Penggerak PKK Provinsi dan Kabupaten/Kota. Peserta Pusat yaitu

perwakilan dari asosiasi pertanian, seperti PT Pupuk Indonesia Holding

Company (PIHC), PT Sang Hyang Seri (SHS) dan PT Pertani, PT.

Berdikari, dll, Para Staf Ahli Menteri, Para Pakar dan Konsultan, para

Pejabat Eselon-1 dan Eselon-2 lingkup Kementerian Pertanian, Kepala

Bagian Perencanaan dan Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan

lingkup Kementerian Pertanian, para Kepala Bagian dan Kepala

Subbagian serta para Pejabat Fungsional Perencana lingkup Biro

Perencanaan. Rakernas diselenggarakan dalam bentuk pengarahan

dari 19 Kementerian/Lembaga dan panel diskusi oleh 9 (sembilan)

Eselon-1.

b) Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2017dirancang dalam format

pengarahan dari sembilan Kementerian/Lembaga yaitu Menteri

Perdagangan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,

Menteri BUMN, Menteri Koordintor Bidang Perekonomian, Panglima

TNI, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepala Staf Angkatan

Darat, dan Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat. Selain

pengarahan dan panel diskusi, dihadapan Presiden RI dan para

Page 37: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 37

Menteri direncanakan sesi penandatangan kontrak pengadaan barang

dan jasa lingkup Kementerian Pertanian senilai Rp.31,1 triliun oleh

pihak Kementerian Pertanian dan Penyedia Barang/Jasa termasuk

pengadaan pupuk dan benih bersubsidi.

c) Tahun 2016, ini masih dalam tahap persiapan dan acara resmi

diselenggarakan pada tanggal 4-5 Januari 2017, oleh kena itu sebagian

besar persiapan harus dituntaskan di tahun ini. Alokasi anggaran

inisebesar Rp. 336.180.000,- dan Realisasi anggaran sebesar Rp.

213.125.000,- (63,40%) sedangkan sisa anggaran adalah Rp.

123.055.000,- (36,60%).

d) Workshop Percepatan Pelaksanaan Program, dan Anggaran Tahun

2016. Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Harian Kompas

dalam penyelenggaraan Forum Pertanian 2016. Forum Pertanian

dilaksanakan pada tanggal 29 September 2016 bertempat di Hotel

Bidakara Jakarta. Tema Forum Pertanian adalah “Peran Sektor

Pertanian dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”. Acara

akandibuka oleh Menteri Pertanian RI.Peserta Forum Pertanian terdiri

dari Pusat dan daerah. Peserta daerah yaitu para Kepala Dinas/Badan

lingkupPertanian provinsi seluruh Indonesia. Peserta Pusat yaitu

perwakilan dari asosiasi pertanian, Para Staf Ahli Menteri, Para Pakar

dan Konsultan, para Pejabat Eselon-1 dan Eselon-2 lingkup Kementerian

Pertanian, para Kepala Bagian dan Kepala Subbagian serta para Pejabat

Fungsional Perencana lingkup Biro Perencanaan. Forum Pertanian

dirancang dalam presentasi dan diskusi dari narasumber yaitu Menteri

Perdagangan RI, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perunggasan

Indonesia, Ketua Umum Dewan Pembina DPP APTRI, Akademisi Institut

Pertanian Bogor. Alokasi anggaran ini sebesar Rp. 927.516.000,- dan

Realisasi anggaran sebesar Rp. 922.407.500,- (99,45%) sedangkan sisa

anggaran adalah Rp. 5.108.500,- (0,55%).

Page 38: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 38

8) Penyusunan Standar Biaya Keluaran Kementerian Pertanian Tahun

2017.

Capaian kinerja ini adalah tersusunnya Standar Biaya Keluaran (SBK)

Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 yang telah ditetapkan melalui

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.02/2016 tanggal 30 Juni

2016.Standar Biaya KeluaranKementerian Pertanian yang sudah ditetapkan

sebanyak 214 SBK, terdiri dari: Sekretariat Jenderal sebanyak 4 SBK,

Inspektorat Jenderal sebanyak 18 SBK, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

sebanyak 4 SBK, Direktorat Jenderal Hortikultura sebanyak 11 SBK, Direktorat

Jenderal Perkebunan sebanyak 33 SBK, Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan sebanyak 4 SBK, Direktorat Jenderal Sarana dan

Prasarana sebanyak 4 SBK, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

sebanyak 21 SBK, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian

sebanyak 97 SBK, Badan Ketahanan Pangan sebanyak 9 SBK dan Badan

Karantina Pertanian sebanyak 9 SBK.

Alokasi anggaran ini sebesar Rp. 210.710.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 210.076.450,- (99,70%) sedangkan sisa anggaran sebesar

Rp.633.550,- (0,30%).

9) Penyusunan Nota Keuangan dan RAPBN 2017 Lingkup

Kementerian Pertanian.

Capaian dari ini adalah Bahan Nota Keuangan dan Rancangan APBN

2017 Kementerian Pertanian yang berisikan: 1) Pelaksanaan program,

kebijakan dan realisasi APBN 2011-2015 yang mencakup: a) Kinerja

perkembangan produksi komoditas pertanian; b) Kinerja capaian indikator

makro pertanian; c) Kinerja pendukung peningkatan produksi pertanian; d)

Pengawasan pelaksanaan anggaran dalam rangka penyelenggaraan

pemerintah yang bersih dan akuntabel; dan 2). Rancangan APBN 2017 yang

mencakup: a) Sasaran dan target pembangunan pertanian, b) Program dan

rencana prioritas; c) Anggaran pembangunan pertanian; dan d) Rencana

Penerimaan Negara Bukan Pajak. Alokasi anggaran ini sebesar

Rp.67.560.000,- dan realisasi anggaran sebesarRp.67.236.800,- (99,52%)

sedangkan sisa anggaran sebesar Rp. 323.200,- (0,48%).

Page 39: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 39

10) Penyusunan Database Satker DIPA Kementerian Pertanian TA

2016.

Capaian ini adalah melakukan rekapitulasi jumlah DIPA Satuan Kerja

lingkup Kementerian Pertanian TA 2017 sebagai dokumen pelaksanaan

anggaran pembangunan pertanian baik pusat maupun daerah. Berdasarkan

data jumlah DIPA Satker Kementerian Pertanian cenderung menurun setiap

tahun. Tahun 2011, jumlah DIPA Satker 2.455, tahun 2012 turun menjadi

1.703 DIPA, tahun 2013 turun menjadi 1.307 DIPA Satker, tahun 2014 naik

menjadi 1.440 DIPA Satker, tahun 2015 turun menjadi 1.384 DIPA Satker, dan

tahun 2016 turun menjadi 1.077 DIPA Satker, namun jumlah DIPA Satker

kembali naik pada saat pengurangan pagu dalam APBN-P, menjadi 1.103

DIPA Satker. Perubahan jumlah DIPA Satker mengindikasikan peluang

permasalahan aset BMN, selain itu berpeluang terjadi permasalahan adanya

Satker in-aktif. Alokasi anggaran ini adalah sebesar Rp.132.120.000,- dan

realisasi anggaran sebesar Rp.130.915.800,- (99,09%) sedangkan sisa

anggaran sebesar Rp.1.204.200 (0,91%).

C.II. Subbagian Anggaran II sebanyak 6 (enam) dokumen yaitu:

1) Koordinasi dan Identifikasi Anggaran Subsidi, Kredit Program dan

Asuransi Pertanian.

Capaian dari ini adalah rekomendasi pemanfaatan subsidi (pupuk dan

benih)dan asuransi pertanian serta perencanaan anggaran subsidi (pupuk dan

benih) dan asuransi pertanian. ini dilaksanakan dalam bentuk FGD (Focus

Group Decision) di beberapa Kabupaten terpilih. FGD subsidi (pupuk dan

benih) dilaksanakan di 4 Provinsi yaitu: Jawa Tengah (Kab. Pati dan

Kab.Kendal), Sulawesi Tengah (Kab.Palu dan Kab.Sigi), Sumatera Utara

(Kab.Deli Serdang dan Kab.Batubara) dan Kalimantan Selatan (Kab.Tapin dan

Kab. Barito Kuala) sedangkan FGD Asuransi Usaha Tani Padi dilaksanakan di

2 Provinsi yaitu: Banten (Kab. Tangerang), Sulawesi Selatan (Kab.Gowa).

Alokasi anggaranuntuk ini sebesar Rp. 502.115.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 466.967.000,- (93,%) sedangkan sisa anggaran adalah

Rp.35.148.000,- (7%);

Page 40: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 40

2) Workshop Regional Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian

Tahun 2016.

Workshop ini dilaksanakan di dua wilayah, yaitu wilayah Timur

bertempat di Hotel Grand Pasundan - Bandung pada tanggal 16 – 18 Maret

2016 dihadiri oleh peserta wilayah Indonesia bagian timur sebanyak 750 orang

terdiridari Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi

Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Kalimantan

Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Maluku,

Maluku Utara, Papua, Papua Barat.

Sedangkan untuk wilayah barat bertempat di Hotel Grand City –

Makassar pada tanggal 22 – 24 Maret 2016 dihadiri oleh peserta wilayah

indonesia bagian barat sebanyak 750 orang terdiri dari Provinsi Aceh,

Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumsel,

Babel, Lampung, Jabar, Banten, Jateng, DI. Yogjakarta dan Jawa Timur.

Alokasi anggaran ini sebesar Rp.1.934.377.000,- dan realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.931.443.108,- (99,85%) sedangkan sisa anggaran

sebesar Rp. 2.933.892,- (0,15%).

3) Penyusunan Data Teknis DAK Bidang Pertanian APBN-P 2016 dan

2017

Capaian dari ini adalah : tersusunnya form proposal DAK Bidang

Pertanian dan data teknis DAK Bidang Pertanian Tahun 2017 serta

tersusunnya target output dan validasi data teknis DAK Bidang Pertanian

Tahun 2017. Data teknis tersebut akan digunakan dalam pengalokasian

anggaran. Adapun anggaran ini sebesar Rp 421.503.000,-, dan realisasi

anggaran sebesar Rp. 420.591.700,- (99,78%) sedangkan sisa anggaran

sebesar Rp. 911.300,- (0,23%).

4) Penyusunan Juknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian APBN-P

2016 dan 2017.

Capaian dari ini adalah : terbitnya Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

38/Permentan/RC.240/8/2016 tanggal 22 Agustus 2016 Tentang Revisi

Page 41: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 41

Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kedaulatan

Pangan, Sub Bidang Pertanian Tahun 2016 dan terbitnya Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 66/Permentan/RC.240/12/2016 tanggal 19 Desember 2016

Tentang Petunjuk Operasional Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK)

Bidang Pertanian Tahun 2017. Adapun anggaran ini sebesar Rp

273.200.000,-, dan realisasi anggaran sebesar Rp. 269.965.600,- (98,82%)

sedangkan sisa anggaran sebesar Rp. 3.234.400,- (1,18%).

5) Workshop Penelaahan RKA DAK Bidang Pertanian Tahun 2017.

Penelaahan RKA Bidang Pertanian Tahun 2017 yang diadakan

dilaksanakan di Hotel Grand Pasundan - Bandung pada tanggal 22 – 24

Nopember 2016 dengan peserta Bappeda dan Dinas Pertanian Lingkup

Provinsi serta Bappeda dan Dinas Pertanian Lingkup Kabupaten/Kota. ini

menghasilkan output Dokumen RKA DAK Bidang Pertanian Tahun 2017 untuk

Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan Petunjuk Operasional

Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2017.

Adapun anggaran ini sebesar Rp. 1.221.162.000,-danrealisasi

anggaran sebesar Rp. 1.214.886.750,- (99,49%) sedangkan sisa anggaran

sebesar Rp. 6.275.250,- (0,51%).

6) Sosialisasi Draft Juknis DAK Bidang Pertanian Tahun 2017

Capaian ini tidak dapat terlaksana di karenakan

Penundaan/Penangguhan Revisi Anggaran Dalam mempercepat

Penyelesaian Revisi Penghematan Belanja K/L APBN-P TA 2016 sesuai Surat

Menteri Keuangan Nomor: S-2124/AG/2016 tanggal 30 Agustus 2016,

sehingga output dari ini tidak tercapai. Adapun anggaran ini sebesar

Rp. 224.982.000,-.

C.3. Subbagian Tata Usaha Biro sebanyak 3 (tiga) dokumen yaitu :

1) Pelaksanaan Kesekretariatan Fungsional Perencana Kementerian

Pertanian.

Page 42: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 42

Capaian ini terselenggaranya Apresiasi Jabatan Fungsional

Perencana Lingkup Kementerian Pertanian dengan narasumber dari

Bappenas yang membidangi Jabatan Fungsional Perencana dan dari Biro

Kepegawaian Kementan serta menjalankan fungsi administrasi dan

pembinaan bagi Jabatan Fungsional Perencana di Kementerian Pertanian.

Adapun anggaran ini sebesar Rp. 407.760.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 275.343.000,- (67,53%) sedangkan sisa anggaran sebesar

Rp.132.417.000,- (32,47%).

2) Pelaksanaan Sistem Akuntasi Instansi serta Pengujian dan

Penerbitan Surat Perintah Membayar Satker Biro Perencanaan

Adapun capaian ini adalah :

a) Tersusunnya laporan keuangan Biro Perencanaan tahun 2016 yang

isinya memuat informasi mengenai Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,

dan Catatan atas Laporan Keuangan;

b) Tersusunnya Laporan Barang Milik Negara (BMN) Satker Biro

Perencanan Tahun 2016, yang menyajikan informasi aset tetap,

persediaan, dan lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang

milik negara serta laporan manajerial lainnya.

c) Tersusunnya laporan PPSPM triwulanan Tahun 2016 yang isinya

memuat pengajuan SPM dan rekap SP2D dari KPKN.

d) Terselenggaranya pembekalan pengelola administrasi keuangan Lingkup

Biro Perencanaan Tahun 2016 dengan narasumner dari Biro

Perencanaan dan Biro Keuangan.

Adapun anggaran ini sebesar Rp. 274.010.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 219.717.600,- (80,19%) sedangkan sisa anggaran sebesar Rp.

54.292.400,- (19,81%).

3) Pengelolaan Administrasi Keuangan Satker Biro Perencanaan

Laporan ini merupakan salah satu yang menjadi fungsi inti Subbagian

Tata Usaha. bersifat administratif dan fasilitatif yang meliputi urusan

Page 43: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 43

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kearsipan dan rumah tangga Biro

Perencanaan.Adapun capaian ini adalah :

a) Tersusunnya laporan pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan

satker Biro Perencanaan yang isi nya memuat laporan SILABI, realisasi

keuangan satker Biro Perencanaan, pelaksanaan workshop/sosialisasi

peraturan/undang-udang.

b) Terlaksananya peningkatan kapasitas pegawai lingkup Biro

Perencanaan Tahun 2016 pada tanggal 12-13 Mei di Jambuluwuk Resort

Ciawi, Bogor, Jawa Barat yang diikuti sebanyak 130 orang yaitu seluruh

Kepala Bagian dan Kepala Subbagian serta para Staf Fungsional Khusus

dan Umum Lingkup Biro Perencanaan dan mitra kerja di Biro

Perencanaan. Adapun sebagai narasumner adalah Pejabat Eselon II dan

III lingkup Biro Perencanaan.

c) Terlaksananya Fasilitasi Rapat Koordinasi Biro Perencanaan Tahun

2016 pada tanggal 29-30 April 2016 bertempat di Hotel Lor In Sentul,

Bogor Jawa Barat yang diikuti Kepala Biro Perencanaan, Pejabat Eselon

III dan Pejabat Eselon IV Lingkup Biro Perencanaan serta Pejabat

Fungsional Perencana dan Pejabat Fungsional Umum lingkup Biro

Perencanaan. Adapun Narasumber adalah Bappenas (Dir. Pangan dan

Pertanian), Kepala Biro Perencanaan, Kepala Bagian Anggaran, Kepala

Bagian Perencanaan Wilayah dan Kepala Bagian Evaluasi dan

Pelaporan.

d) Tersosialisasinya E-Personal di Lingkup Biro Perencanaan ini

diselenggarakan pada tanggal 27 Agustus 2016 di Gedung PIA dengan

narasumber dari Biro Kepegawaian.

e) Terlaksananya Rapat Kerja di Lingkup Biro Perencanaan pada tanggal

17 Juni 2016 di Hotel Gumilang, Lembang Jawa Barat dan dilanjutkan

Field Trip ke Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan narasumber dari

Kepala Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Kepala Biro Perencanaan,

Kepala Bagian Lingkup Biro Perencanaan.

f) Terlaksananya penyebaran informasi melalui Bulletin Perencanaan

Pembangunan Pertanian sebanyak 2 (dua) Volume.

Page 44: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 44

g) Terlaksananya fungsi administrasi kepegawaian lingkup Biro

Perencanaan yaitu :

h) Kenaikan pangkat reguler di lingkup Biro Perencanaan pada periode April

sejumlah 3 pegawai dan pada periode Oktober 6 pegawai

i) Mengikuti ujian dinas (penyesuaian Ijasah) 2 pegawai

j) Laporan Koordinasi Pengelolaan Administrasi Satker Biro Perencanaan

Koordinasi Pengelolaan Administrasi Satker Biro Perencanaan

dilaksanakan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan administrasi

keuangan di Biro Perencanan.

k) Laporan Koordinasi Pengelolaan Administrasi Bagian Anggaran

l) ini dilaksanakan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan administrasi

keuangan di Bagian Anggaran.Adapun anggaran ini sebesar Rp.

3.518.230.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 3.368.941.700.000,-

(95,76%) sedangkan sisa anggaran sebesar Rp. 149.288.300,- (4,24%).

m) lain yang bersifat administratif dan penyediaan sarana yang secara tidak

langsung mendukung kelancaran pelaksanaan dan pencapaian sasaran

strategis di Biro Perencanaan, sebanyak 2 (dua) yang terdiri dari:

Layanan Perkantoran, Subbagian Tata Usaha Biro Perencanaan

sebagai pengelola administrasi kepegawaian dan keuangan Biro

Perencanaan, pada tahun 2016 telah melaksanakan pembayaran

tunjangan pegawai dan penyelenggaraan operasional dan

pemeliharaan perkantoran lingkup Biro Perencanaan, selama 1

tahun (12 bulan).

Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi serta

pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran, untuk memenuhi

sarana kerja dan bentuk apresiasi Biro Perencanaan dalam

mendukung terciptanya efisiensi dan efektifitas kerja pegawai Biro

Perencanaan

D. BAGIAN EVALUASI DAN PELAPORAN TAHUN 2016

Berdasarkan Penetapan Kinerja (PK) Biro Perencanaan Tahun 2016,

jumlah capaian kegiatan Bagian Evaluasi dan Pelaporan sesuai sasaran

strategis dan indikator kinerja sebanyak 19 dokumen/laporan. Alokasi

anggaran untuk Bagian Evaluasi dan Pelaporan tahun 2016 sebesar

Page 45: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 45

Rp10.450.000.000,- di dalamnya termasuk pagu kegiatan administrasi sebesar

Rp. 911.145.000,-. Realisasi anggaran Bagian Evaluasi dan Pelaporan tahun

2016 sebesar Rp 10.076.908.041,- (96,43%), dan sisa anggaran sebesar Rp

373.091.959,- (3,57%).

Capaian keluaran pelaksanaan kegiatan Bagian Evaluasi dan

Pelaporandi tiga Subbagian masing-masing sebagai berikut.

D.1. Subbagian Evaluasi Pelaporan I

Subbagian Evaluasi Pelaporan I tahun 2016 mendapat alokasi

anggaran sebesar Rp. 4.895.114.000,- dengan realisasi sebanyak Rp.

4.612.072.796,- (94,22). Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan sebanyak

lima kegiatan meliputi :

1) Workshop Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Pertanian dengan

Aplikasi PMK 249/2011

Amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA/PB menyusun Rencana

Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga tahun berikutnya

berdasarkan prestasi kerja yang dicapai. Untuk mewujudkan hal tersebut

diperlukan pemantauan dan evaluasi terhadap capaian prestasi kerja. Dalam

rangka mempermudah pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

pembangunan pertanian, Biro Perencanaan pada tahun 2004 memfasilitasi

pelaporan Kementan dengan satu aplikasi yang disebut SIMONEV Kementan.

Pada tahun 2010 terbit

Peraturan Pemerintah No 90

Tahun 2010 yang

mengamanatkan:

a) Penyusunan RKA-K/L harus

menggunakan pendekatan

RPJM, penganggaran terpadu, dan Penganggaran Berbasis Kinerja

(PBK), serta menggunakan instrumen Indikator Kinerja, Standar Biaya,

dan Evaluasi Kinerja;

Page 46: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 46

b) Menteri/Pimpinan Lembaga melakukan pengukuran dan evaluasi Kinerja

atas pelaksanaan RKA-K/L tahun sebelumnya dan tahun anggaran

berjalan, paling sedikit terdiri atas tingkat Keluaran, capaian Hasil, tingkat

efisiensi, konsistensi antara perencanaan dan implementasi, dan

realisasi penyerapan anggaran;

c) Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing

melakukan pemantauan atas pencapaian kinerja Kementerian/Lembaga;

d) Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L tahun

sebelumnya dan tahun anggaran berjalan dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan penerapan ganjaran dan sanksi dalam penetapan

Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga.

e) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengukuran dan evaluasi kinerja atas

pelaksanaan RKA-K/L diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan (No

249/PMK.02/2011).Maka berdasarkan peraturan tersebut, Kementerian

Keuangan membuat sistem pelaporan berbasis aplikasi yang disebut

Aplikasi Pelaporan Monev Anggaran berbasis kinerja dengan nama

populer Aplikasi pelaporan PMK 249/2011 dan diujicoba pelaksanaannya

pada tahun 2012 di seluruh K/L.

Dengan terbitnya sistem aplikasi pelaporan PMK 249/2011, maka pada

tahun 2013, Aplikasi SIMONEV Kementan berintegrasi dengan Aplikasi PMK

249/2011 secara bertahap. Pada tahun 2014 kedua sistem pelaporan berbasis

Page 47: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 47

aplikasi tersebut terintegrasi secara penuh. Pejabat/petugas di satker hanya

diwajibkan mengisi realisasi dan data-data pada satu aplikasi yaitu Aplikasi

PMK 249/2011 yang telah disempurnakan.

Pada tahun 2016 Workshop Monitoring dan Evaluasi Pembangunan

Pertanian dengan Aplikasi PMK 249/2011diselenggarakan di Hotel Soechi

Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 30-31 Maret 2016,

dengan tujuan adalah:

a) Mengimplementasikan Aplikasi MonevTahun2016 secara online

terintegrasi dengan PMK 249;

b) Meningkatkan koordinasi antara petugas pemantauan dan

evaluasidengan petugas perencanaan dan pelaporan keuangan;

c) Merumuskan masukan penyempurnaan aplikasi di masa yang

akandatang;

d) Meningkatnya pemahaman peserta dalam mengaplikasikanMonev Tahun

2016;

e) Meningkatnya kualitas laporan pemantauan dan evaluasi pada satker

daerah dan pusat;

f) Terfasilitasinya pelaporan dari Satker ke Pusat lebih lancar, cepat, efektif,

dan efisien

Petugas yang mendapatkan training workshop adalah petugas

pengelola monitoring dan evaluasi satker SKPDprovinsilingkup pertanian.

Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan Workshop Aplikasi

Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Pertanian 2016ini adalah metode

Training of Trainer (ToT). Petugas yang telah mengikuti ToT ini diberikan

kewajiban untuk memberikan training kepada Petugas Satker di

Kabupaten/Kota di Provinsinya masing-masing.

Keluaran yang dicapai dari workshop dimaksud adalah terselenggara

dan tersusunnya Laporan Pelaksanaan Workshop Aplikasi Monitoring dan

Evaluasi Pembangunan Pertanian Tahun 2016.

2) Workshop Sistem Pelaporan Monitoring dan Evaluasi

Pembangunan Pertanian Tahun 2016

Page 48: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 48

Pelaksanaan Workshop Sistem Pelaporan Monitoring dan Evaluasi

Pembangunan Pertanian Tahun2016 diselenggarakan di lima provinsi yaitu :

a) Provinsi Aceh, bertempat di Hotel Grand Nanggroe, Kota Banda Aceh,

Tanggal 17 s.d. 20 Mei 2016;

b) Provinsi Kalimantan Selatan, bertempat di Hotel Banjarmasin

Internasional Kota Banjarmasin pada tanggal 20-21 Mei 2016

c) Provinsi Maluku, bertempat di Hotel Everbright Kota Ambon pada tanggal

27 s.d. 28 Mei 2016

d) Provinsi Nusa Tenggara Timur, bertempat di Hotel Aston Kota Kupang

pada tanggal 1 s.d. 4 Juni 2016.

e) Provinsi Lampung, bertempat di Hotel Arinas, Kota Bandar Lampung

pada tanggal 2 s.d. 3 Juni 2016

Penentuan lokasi berdasarkan provinsi yang memiliki jumlah satker

tertinggi lingkup pertanian dan memiliki permasalahan pelaporan monev.

Peserta yang menghadiri Workshop adalah pejabat/petugas yang menangani

evaluasi dan pelaporan dari SKPD lingkup pertanian kabupaten/kota dan

provinsi serta UPT Pusat yang berada di wilayah lokasi workshop.

Workshop Sistem Pelaporan Monev Tahun 2016 bertemakan

“Peningkatan Kinerja Evaluasi Pembangunan Pertanian Mendukung

Pencapaian Swasembada Pangan dan Peningkatan Produksi Komoditas

Starategis”. Sedangkan tujuan penyelenggaraan Workshop adalah:

Page 49: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 49

a) Melakukan bimbingan teknis implementasi sistem pelaporan

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dengan menggunakan aplikasi

PMK 249/2011;

b) Melakukan bimbingan teknis implementasi sistem pelaporan Dana

Alokasi Khusus (DAK) dengan menggunakan e-monev DAK Tahun 2016;

c) Memantau pelaporan Dekon/TP dan DAK melalui e-monev.

Keluaran dari penyelenggaraan Workshop ini adalah :

a) Laporan hasil pelaksanaan workshop Sistem Pelaporan Monev program

pembangunan pertanian yang didukung dengan Dana

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan DAK Tahun 2016;

b) Meningkatnya kapasitas pengelola aplikasi e-monev Dekon/TP dan DAK;

c) Laporan dapat disampaikan dengan tertib, cepat, akurat, efektif dan

efisien

3) Rapat Koordinasi Sitem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) Kementerian Pertanian Tahun 2016

Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good

governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk

mewujudkan tujuan serta cita-cita bangsa dan negara.

Untuk itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem

pertanggungjawaban yang jelas, terukur, transparan dan akuntabel

sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat

berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna dan taat pada peraturan

perundangan

Page 50: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 50

Amanat

Ketetapan Majelis

Permusyawaratan

Rakyat Republik

Indonesia Nomor

XI/ MPR/1998

tentang

Penyelenggara

Negara yang Bersih dan Bebas Korups i , Ko lus i dan Nepot isme ,

ditindaklanjuti dengan Perpres 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. Perpres dimaksud mengamanatkan pelaksanaan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud

pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan

organisasi.

Rapat Koordinasi

SAKIP Kementerian

Pertanian tahun 2016

diselenggarakan di Hotel

Prime Park Hotel Kota

Bandung, Jawa Barat

pada tanggal 29 s.d. 30

November 2016. Peserta SAKIP terdiri dari Bagian Evaluasi dan Pelaporan

Eselon I dan Unit Kerja Mandiri lingkup Kementerian Pertanian.

Rakor SAKIP Kementan tahun 2016 diselenggarakan guna

mengkoordinasi pengelolaan SAKIP lingkup Kementerian Pertanian dapat

tertata dengan baik; menyeragamkan pemahaman terhadap aturan yang ada;

komitmen bersama agar pengelolaan SAKIP dapat berjalan sesuai yang

diharapkan.

Dengan mengusung tema “Pengelolaan SAKIP Mendorong

Peningkatan Kinerja Pembangunan Pertanian”, Rapat Koordinasi SAKIP

Lingkup Kementerian Pertanian tahun 2016 bertujuan sebagai berikut :

Page 51: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 51

a) Sosialisasi Permentan No. 50 Tahun 2016, tentang Pengelolaan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Lingup Kementerian

Pertanian.

b) Penyamaan persepsi dalam pengelolaan SAKIP Lingkup Kementerian

Pertanian.

c) Peningkatan Sumberdaya Manusia pengelola SAKIP Lingkup

Kementerian Pertanian.

Keluaran dari penyelenggaraan Rapat Koordinasi SAKIP Kementerian

Pertanian tahun 2016 ini adalah :

a) Pengelolaan SAKIP Lingkup Kementerian Pertanian tahun 2016 lebih

tertata;

b) Peningkatan Sumberdaya Manusia pengelola SAKIP Lingkup

Kementerian Pertanian;

c) Tersusunya laporan Rakor SAKIP Kementan 2016.

4) Penyusunan Laporan Capaian Rencana Aksi Kementan

ini terdiri dari:

a) Input

Data/Informasi/Laporan

pada Aplikasi Sispan

Kantor Staf Kepresidenan

(KSP) terhadap Rencana

Aksi yang dipantau oleh

KSP, yang kemudian

diverifikasi oleh Lembaga/Instansi terkait,

b) Pemantauan/ kunjungan lapang secara sampling terhadap yang

dipantau menggunakan SisPan KSP. Sebelum penginputan data

dilakukan rapat persiapan pelaporan sebulan sebalum dilakukan

ppembukaan Aplikasi SisiPan KSP.

Rencana aksi yang dipantau oleh KSP, yaitu:

a) Prioritas/Janji Presiden, meliputi : a. Perluasan Areal dan Pengelolaan

Lahan Pertanian, penanggung jawab Ditjen PSP; b. Pilot Pemanfaatan

Page 52: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 52

Lahan kering untuk Tanaman Pangan di 8 provinsi, penanggung jawab

Tanaman Pangan; c. Pengembangan Jaringan Irigasi Tertier,

penanggung jawab Ditjen PSP; d.Kelembagaan Petani yang Difasilitasi,

penanggung jawab BPPSDMP; e. Pemantauan Penyaluran Pupuk

Bersubsidi, penaggung jawab Ditjen PSP; f. Pelaksanaan Bantuan

Alsintan, penanggung jawab Ditjen PSP; g. Pelaksanaan Bantuan Benih

Padi, penanggung jawab Ditjen Tanaman Pangan. ini dipantau secara

periodic yaitu pada B04, B06, B9 dan B12 dengan verifikatornya adalah

KSP;

b) Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta (berdasarkan Perpres

No.9 Tahun 2016) dilakukan pemantuan pada periode B04, B06, dan

B12. Eselon I yang terlibat yaitu a. BBSDLP Badan Litbang Pertanian

melalui Penyusunan Peta Lahan Gambut skala 1:50.000 dan Peta

Tanah Semi-detail skala 1:50.000; b. Pusdatin Setjen menyusun Peta

Lahan Sawah Skala 1:50.000. ini diverifikasi oleh Kemenko Bidang

Perekonomian dan BIG;

c) Program Rancangan Peraturan Presiden (RPP) dan Rancangan

Peraturan Presiden (RPerpres), dipantau pada periode B04, B06, B09

dan B12. Eselon I yang terlibat : a. Ditjen PSP yang menyusun RPP

Jaminan Luasan Lahan Pertanian dan RPP Pembentukan Unit Khusus

Pertanian serta Penyaluran Kredit dan Pembiayaan Usaha Tani; b. Ditjen

Perkebunan menyusun RPP Usaha Perkebunan; c. Ditjen PKH telah

menyelesaikan RPP Ternak dan/atau Produk Hewan dari Suatu Negara

atau Zona dalam Suatu Negara; d. Badan Karantina sedang menyusun

RPP Pulau Karantina; dan e. BKP sedang meyelesaikan RperPres

Badan Ketahanan Pangan Badan Pangan Nasional. Yang menjadi

verifikator pada ini adalah BPHN Kemenkum Ham;

d) Simplifikasi Regulasi (Dasar Hukum Perpres 4 Tahun 2015 tentang

Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM), telah

dipantau pada periode B09 dan B12; Seluruh Eselon I lingkup kementan

terlibat dalam ini. Lembaga yang memantau ini adalah Bappenas;

Page 53: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 53

e) Rencana Aksi Nasional (RAN) Hak Azasi Manusia (HAM), dipantau

dalam periode B10 dan B12. Lembaga yang memverifikasi adalah

Ditjen HAM Kemenkum HAM.Eselon I Kementan yang terlibat adalah

Ditjen Perkebunan dan BKP. Ditjen Perkebunan yang dipantau adalah

Percepatan penyelesaian konflik lahan yang terpadu dibidang perkebunan dan

pertanian/ Gangguan UsahA Perkebunan (GUB) sedangkan BKP yang

dipantau adalah Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Lumbung Pangan

Desa Mandiri (LDPM) dan Lembaga Distribusi Pangan (LDP).

Pemantauan/kunjungan lapang

Pemantauan lapang telah dilaksanakan di 3 provinsi sampling, yaitu :

a) Propvinsi Sulawesi Barat

pemantauan dilakukan

untuk Kelembagaan

Petani yang di Fasilitasi

(sub dari Program

Prioritas/Janji Presiden di

BPPSDMP) dilaksanakan

31 Agustus - 3 September 2016,

Page 54: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 54

b) Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, pemantauan dilaksanakan pada

Cetak Sawah (sub Program Prioritas/Janji Presiden di Ditjen PSP) telah

dilaksanakan 8 s.d 10 Desember 2016. dan

c) Kabupaten Pandeglang, Kota Serang Provinsi Banten, telah dilakukan

kujungan lapang untuk Aksi RAN HAM (KRPL dan LDP) pada BKP pada

tanggal 29 – 30 desember 2016.

D.2. Subbagian Evaluasi Pelaporan II

Subbagian Evaluasi Pelaporan II tahun 2016 mendapat alokasi

anggaran sebesar Rp. 3.211.581.000,- dengan realisasi sebanyak Rp.

3.189.954.145,- (99.33). Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan sebanyak 3

kegiatan, yaitu :

1) Evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian dan

Pemantauan DAK Bidang Pertanian Tahun 2016

Dalam evaluasi pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2016

dilaksanakan melalui observasi (kunjungan lapang). Kegiatan ini dilaksanakan

pada bulan Januari-Desember tahun 2016.

2) Evaluasi Dampak Subsidi Pertanian

Dalam kegiatan telaah benih besubsidi bekerja sama dengan peneliti

IPB Bogor. Metode analisis yang digunakan adalah analisis literature study

dan metode Computable General Equilibrium (CGE). Hasil Evaluasi sebagai

berikut :

a) Subsidi pertanian yang diberikan pada rumahtangga petani pada

negara berpendapatan tinggi dan negara berpendapatan menengah di

kawasan Asia berbeda. Negara berpendapatan tinggi (Amerika Serikat,

Selandia Baru, dan Jepang) mengurangi subsidi domestik yang dapat

mendistorsi perdagangan (amber box) namun meningkatkan subsidi

yang tercakup pada blue atau green box(pembayaran langsung pada

petani) serta subsidi ekspor. Subsidi pertanian domestik yang

dikembangkan oleh negara-negara di kawasan Asia (Indonesia, India,

Cina, Vietnam, dan Thailand) berupa subsidi input (pupuk dan benih),

Page 55: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 55

perbaikan infrastruktur pendukung pertanian (pembangunan jalan,

irigasi, listrik, dan moda transportasi lainnya), serta penelitian dan

penyuluhan untuk peningkatan kualitas produksi.

b) Alternatif kebijakan pertanian yang disusun adalah : a. Pengalihan

subsidi pupuk dari produsen menjadi langsung pada petani; b.

Pengalihan subsidi pupuk menjadi subsidi alat dan mesin pertanian,

irigasi, subsidi bunga dan asuransi untuk petani padi, jagung dan

kedelai; dan c. Gabungan antara alternatif 1 dan 2.

c) Dampak kebijakan subsidi pertanian terhadap kinerja Makroekonomi :

GDP riil menjadi negative dengan persentase yang sangat kecil (- 0.003

%) jika subsidi pupuk langsung diterapkan. Alternatif subsidi alat dan

mesin pertanian, irigasi, benih dan subsidi bunga dan asuransi

pertanian juga menurunkan GDP riil namun dalam jumlah yang kecil.

Kebijakan kombinasi alternatif antara subsidi pupuk langsung dan

subsidi input lainnya (alat dan mesin pertanian, irigasi, benih dan

subsidi bunga dan asuransi) juga belum mampu meningkatkan GDP.

GDP dari sisi pengeluaran menunjukkan penurunan konsumsi pada

semua kebijakan. Kebijakan pertanian akan meningkatkan pengeluaran

pemerintah sehingga defisit anggaran semakin besar. Defisit anggaran

terbesar pada simulasi satu jika kebijakan subsidi pupuk masih

dilakukan secara tidak langsung (pada produsen pupuk). Kedua

terbesar adalah simulasi subsidi benih, alsintan, irigasi, dan subsidi

bunda dan asuransi.

Pada sisi penerimaan, kebijakan subsidi pupuk pada produsen

memberikan Upah riil tertinggi dibandingkan dengan kebijakan alternatif

lainnya. Kebijakan alternatif subsidi pertanian akan menurunkan Indek

Harga konsumen dengan besaran terbesar terjadi pada simulasi

kombinasi kebijakan alternatif.

d) Dampak Kebijakan pertanian terhadap kinerja Sektoral

Jika subsidi pupuk pada produsen dihapuskan, hanya kombinasi

kebijakan alternatif yang dilakukan bersama-sama yang dapat

meningkatkan output komoditas padi, jagung dan beras. Subsidi pupuk

langsung dan kebijakan alternatif menurunkan biaya produksi sehingga

Page 56: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 56

harga output padi, jagung dan kedele di tingkat produsen juga

mengalami penurunan. Namun penurunan harga kebijakan subsidi

alternative dan kombinasinya masih lebih rendah dibandingkan skema

subsidi saat ini (pemberian subsidi pupuk pada produsen). Penurunan

harga menyebabkan komoditas jagung, kedele dan beras dapat

bersaing di pasar internasional sehingga ekspor akan meningkat.

e) Dampak Kebijakan pertanian kesejahteraan rumah tangga

Semua tipe rumah tangga mengalami peningkatan pendapatan riil saat

pada semua kebijakan yang dilakukan dengan peningkatan pendapatan

riil rumah tangga tertinggi terjadi pada kebijakan subsidi tidak langsung

pupuk (simulasi 1). Secara keseluruhan, pemberian subsidi pada

semua alternatif meningkatkanpendapatan riil rumah tangga pertanian

di pedesaan, khususnya pemilik tanah dan pengusaha golongan rendah

di desa (rural 2 dan dan rural 3).

f) Implikasi Kebijakan

Dampak utama yang dapat dianalisis terkait dengan perubahan

paradigma kebijakan subsidi pupuk yang ada sekarang menjadi subsidi

langsung yang disertai dengan kebijakan pertanian lainnya sangat

berhubungan dengan politik anggaran. Pengalihan subsidi pupuk

menjadi subsidi langsung dengan target produsen padi, jagung, dan

kedelai akan membuat defisit anggaran semakin meningkat

dibandingkan skenario pengalihan subsidi pupuk menjadi bantuan

alsintan dan irigasi pertanian. Meskipun demikian, pemberian subisidi

langsung.

Secara kelembagaan, mekanisme perubahan subsidi pupuk menjadi

secara langsung akan memberikan dampak pada lembaga yang

sebelumnya berperan besar seperti industri pupuk dan lembaga

pemasaran. Oleh karena itu, diperlukan tatanan institusi yang memiliki

mandat sebagai lembaga pengganti dalam penyaluran subsidi langsung

pupuk dan mekanismenya. Disamping itu, diperlukan pula lembaga

yang bertanggungjawab atas sinkronisasi data dan pemutakhiran data

yang bersifat dinamis terkait dengan petani pengguna pupuk yang akan

Page 57: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 57

disubsidi untuk menjamin implementasi atas desain subsidi berjalan

secara efektif (tepat sasaran).

57 kepada produsen padi, jagung dan kedelai masih diperlukan karena

akan meredam tingkat inflasi. Oleh karena itu, “political will” pemerintah

untuk meneruskan program subsidi pupuk menjadi subsidi langsung

dan subsidi pertanian lainnya sangat diperlukan. Pemerintah sebaiknya

menemukan sumber pendapatan yang baru untuk menurunkan defisit

anggaran mengingat pengalihan subsidi langsung pupuk disertai

dengan subsidi pertanian lainnya secara agregat masih penting

meningkatkan GDP riil.

Mekanisme penyaluran subsidi pertanian lainnya (benih, alsintan dan

asuransi) juga perlu diatur dengan memanfaatkan kelembagaan yang

sudah ada. Diperlukan hukum, aturan, serta mekanisme reward dan

punishment yang jelas sehingga tidak terjadi penyalagunaan bantuan

subsidi baik dalam bentuk natura maupun barang.

3) Workshop Evaluasi Akhir Tahun DAK Bidang Pertanian.

Dalam rangka evaluasi pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian

dilaksanakan workshop Evaluasi Akhir Tahun DAK Bidang Pertanian TA.2015

yang dilaksanakan pada bulan Januari 2016. Kegiatan tersebut bertujuan:

a) Mengevaluasi Kegiatan yang didukung dengan DAK Bidang Pertanian

2015 dan permasalahan dalam pelaksanaanya.

b) Diharapkan evalusi bisa memberikan feedback untuk perencanaan

berikutnya, maupun rekomendasi untuk meningkatkan kualitas

perencanaan kedepan, serta laporan realisasi disiplin di entry pada

aplikasi on-line e-monev DAK BIdang Pertanian.

c) Bimbingan Teknis Aplikasi e-monev DAK.

Page 58: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 58

D.3. Subbagian Penyiapan Bahan Koordinasi Pimpinan

Subbagian Bahan Koordinasi tahun 2016 mendapat alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.432.160.000,- dengan realisasi sebanyak Rp. 1.407.857.999,-

(98,30). Kegiatan Penyusunan Bahan Pimpinan Kementerian Pertanian

diselenggarakan untuk menyiapkan bahan Pimpinan yang akan dipergunakan

oleh Menteri atau yang mewakili pada Sidang Kabinet, Rapat Terbatas, dan

Rapat Koordinasi, serta Rapat Pimpinan Kementerian Pertanian.

Laporan Penyusunan Bahan Pimpinan Kementerian Pertanian terdiri

dari beberapa laporan, diantaranya: a) Laporan Penyusunan Bahan Pimpinan

Kementerian Pertanian pada Rapat Koordinasi (Rakor); b) Laporan

Penyusunan Bahan Pimpinan Kementerian Pertanian pada Sidang Kabinet

dengan Presiden dan Wakil Presiden; c) Laporan Penyusunan Bahan

Pimpinan Kementerian Pertanian pada pada Rapat Pimpinan; dan d) Laporan

Penyusunan Laporan Tindak Lanjut Rapat Pimpinan; d) Penyiapan Bahan

Pimpinan Dalam Pelaporan Pelaksanaan Upaya Khusus (UPSUS) Pangan;

e).Laporan Bahan Pimpinan Kementan Pada Raker DPR RI dan DPD RI.

a) Laporan Penyusunan Bahan Pimpinan Kementerian Pertanian pada

Rapat Koordinasi (Rakor)

Rapat Koordinasi dilakukan dengan melibatkan Kementerian/Lembaga

Negara terkait, yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator. Rakor

Perekonomian dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian,

Rakor Kesra dipimpin oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan, dan Rakor Polhukam dipimpin oleh Menteri

Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan. Rapat Koordinasi ini

dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan serta

sekaligus membuat kebijakan-kebijakan ke depan yang bersifat nasional.

Pembahasan yang diangkat dalam forum Rapat Koordinasi umumnya adalah

pembahasan masalah-masalah aktual yang bersifat urgent dan

mendasar.Dengan adanya pertemuan tersebut, diharapkan setiap institusi

yang terlibat dapat memberikan kontribusi dalam pemecahan permasalahan

yang menjadi penghambat atas program kerja pemerintah.Penyiapan bahan

Page 59: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 59

Rakor dilakukan sesuai dengan undangan yang disampaikan kepada Menteri

Pertanian.

b) Laporan Penyusunan Bahan Pimpinan Kementerian Pertanian pada

Sidang Kabinet dengan Presiden dan Wakil Presiden;

Sidang Kabinet dilakukan dengan melibatkan Pimpinan Tertinggi

Kementerian/Lembaga terkait, serta dipimpin oleh Presiden.Sidang Kabinet

Terbatas dilakukan oleh beberapa Kementerian/Lembaga terkait dengan

dipimpin oleh Presiden, sedangkan Sidang Kabinet Paripurna dengan

melibatkan seluruh Kementerian/Lembaga terkait dengan dipimpin oleh

Presiden.Penyiapan bahan Sidang Kabinet dilakukan sesuai dengan

undangan yang disampaikan kepada Menteri Pertanian.

c) Laporan Penyusunan Bahan Pimpinan Kementerian Pertanian pada

pada Rapat Pimpinan

Rapat Pimpinan (RAPIM A dan RAPIM B) dilakukan dengan melibatkan

Pejabat Eselon I dan II Iingkup Kementan, serta dipimpin oleh Menteri

Pertanian. Rapim dilakukan dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan

atas pelaksanaan program yang telah disepakati.Selain itu, agenda Rapim

umumnya menyangkut isu-isu aktual yang terkait dengan Kementerian

Pertanian.Penyiapan bahan Rapat Pimpinan dilakukan sesuai dengan

undangan yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal.

d) Laporan Penyusunan Laporan Tindak Lanjut Rapat Pimpinan

Laporan Tindak Lanjut Rapat Pimpinan merupakan jawaban/tanggapan

dari masing-masing unit Eselon I terkait dengan arahan dari Menteri Pertanian

pada saat acara Rapat Pimpinan. Mengingat laporan tindak lanjut tersebut

akan menjadi salah satu acuan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan,

maka masing-masing Eselon I diberikan tenggat waktu yang singkat untuk

memberikan jawaban.

e) Laporan Bahan Pimpinan Kementan Pada Raker dengan DPR RI dan

DPD RI.

Penyelenggara Negara terdiri dari 3 (tiga) kelompok kerja yang disebut

dengan lembaga eksekutif (pelaksana), lembaga legislatif (pembuat Undang-

Undang), dan lembaga yudikatif (hukum). Fungsi Eksekutif dilaksanakan oleh

Pemerintah, Fungsi Yudikatif dilaksanakan oleh Majelis Permusyawaratan

Page 60: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 60

Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan

Daerah (DPD), sementara fungsi yudikatif dilaksanakan oleh Mahkamah

Agung, Komisi Yudisial dan Mahkamah Yudisial. Ketiga kelompok kerja ini

merupakan mitra kerja dalam menjalankan tugasnya masing-masing, tidak ada

satu fungsi lebih tinggi satu dari yang lainnya, sehingga penyelenggaraan

negara menjadi seimbang dan negara dapat berjalan dan berkembang dengan

baik.

DPR memiliki 4 peran dalam upaya menciptakan peradilan yang bersih

yakni peran legislasi, pengawasan, anggaran dan rekrutmen.Dalam

menjalankan peran tersebut, DPR mengadakan Rapat Kerja, Rapat Dengar

Pendapat, Kunjungan Kerja dengan mitra kerjanya.

Kegiatan ini bertujuan menyusun Bahan Pimpinan yang akan

dipergunakan pada Rapat Kerja (Raker) dengan DPR RI dan DPD RI, Rapat

Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR RI, Kunjungan Kerja dan Tindak Lanjut

Kunjungan Kerja, Jawaban Tertulis atas pertanyaan Anggota Dewan, serta

keperluan lainnya yang terkait Komisi IV DPR RI dan Komite II DPD RI.

f) Penyiapan Bahan Pimpinan Dalam Pelaporan Pelaksanaan Upaya

Khusus (UPSUS) Pangan.

Kementerian Pertanian telah menetapkan upaya khusus pencapaian

swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai

melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan kegiatan pendukung

lainnya, antara lain: pengembangan jaringan irigasi, optimasi lahan, Gerakan

Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), Optimasi Perluasan

Areal Tanam Kedelai melalui Peningkatan Indeksi Pertanaman (PAT-PIP

Kedelai), Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT Jagung), penyediaan sarana

dan prasarana pertanian (benih, pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian)

dan pengawalan/ pendampingan.

Tujuan pelaksanaan UPSUS antara lain, yaitu: (1) menyediakan

kebutuhan prasarana dan sarana pertanian berupa air irigasi, benih, pupuk

dan alsintan dan sarana produksi lainnya dan (2) meningkatkan Indeks

Pertanaman (IP) dan produktivitas pada lahan sawah, lahan tadah hujan,

lahan kering, lahan pasang surut dan rawa untuk mendukung pencapaian

Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai.

Page 61: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 61

Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan Laporan Kinerja Program

Swasembada Pangan, khususnya pelaksanaan, perkembangan, dan

pelaporan kegiatan Upaya Khusus (UPSUS) sebagai bahan pegangan,

masukan, dan evaluasi bagi Pimpinan Kementerian Pertanian. Selain itu

Menteri Pertanian melakukan kunjungan kerja ke lokasi UPSUS, untuk itu

perlu disiapkan bahan terkait data UPSUS.

Salah satu program UPSUS diantaranya mewujudkan ketahanan pangan

di wilayah Kalimantan, maka melalui kegiatan UPSUS, Kementerian Pertanian

melalui Biro Perencanaan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pangan

Wilayah Kalimantan. Rakor Pangan diselenggarakan di Hotel Grand Jatra,

Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada tanggal 12 Oktober 2016. Rakor

Pangan dihadiri lebih dari 300 peserta terdiri dari Menteri Pertanian dan

jajaran pejabat Kementan, Gubernur seluruh Kalimantan dan atau mewakili,

Komisi IV DPR RI, Mabes TNI AD Jakarta, dua Panglima Kodam wilayah

Kalimantan (Kodam Mulawarman dan Kodam Tanjungpura), Komandan

Korem dan Komandan Kodim serta jajaran di bawahnya seluruh wilayah

Kalimantan, Bupati/Walikota seluruh wilayah Kalimantan, Kepala SKPD

pertanianseluruh wilayah Kalimantan, Kepala BPTP wilayah Kalimantan,

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Holding Company, Direktur Utama PT

Pupuk Kaltim, Direktur Utama PT Sang Hyang Seri, dan Direktur Utama PT

Pertani.

Sebelum dilaksanakannya Rakor Pangan pada tanggal 12 Oktober, Biro

Perencanaan mengawali dengan Pra Rakor tanggal 11 Oktober 2016 yang

dihadiri oleh seluruh jajaran Eselon I Teknis Kementan; Kepala SKPD dan

jajarannya lingkup pertanian provinsi/kabupaten/kota seluruh wilayah

Kalimantan. Pra Rakor dimaksudkan guna pendataan kebutuhan, peluang,

dan identifikasi masalah yang menjadi fokus di Kalimantan. Hasil pra rakor

merupakan usulan program/ untuk mewujudkan lumbung pangan di Provinsi

Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat,

dan Kalimantan Selatan, sebagai bahan utama yang dibahas pada Rakor

Pangan Wilayah Kalimantan.

Page 62: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 62

3.2. Sumberdaya Manusia Biro Perencanaan

Jumlah pegawai Biro Perencanaan tahun 2016 dan sebarannya menurut

bagian per tanggal 30 Desember 2016 sebagai berikut:

a) Bagian Penyusunan Kebijakan dan Program sebanyak 17 orang;

b) Bagian Penyusunan Anggaran sebanyak 35orang;

c) Bagian Perencanaan Wilayahsebanyak 18 orang,

d) Bagian Evaluasi dan Pelaporan sebanyak 21 orang, dan

e) Kelompok Jabatan Fungsional sebanyak 19 orang.

Total pegawai Biro Perencanaan berjumlah 110 termasuk di dalamnya

19 pegawai jabatan fungsional. Jumlah pegawai Biro Perencanaan di tahun

2016 bertambah 9 orang (8,9%) dari jumlah pegawai Biro Perencanaan tahun

2015yaitu 101 orang pegawai. Bertambahnya jumlah pegawai Biro

Perencanaan pada tahun 2016 karena promosi, relokasi pegawai eks Ditjen

PPHP (13 orang),alih tugas ke unit lain lingkup Kementerian Pertanian serta

masa pensiun.

Jumlah pegawai Biro Perencanaan Tahun 2016 berdasarkan jenjang

pendidikan dan jenis kelamin, dapat dilihat pada Tabeldi bawah ini :

Tabel 3. Jumlah Pegawai Biro Perencanaan Berdasarkan Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016

No. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. S - 3 2

2. S – 2 18 12

3. S – 1 27 28

4. D3 2

5. D1 1

6. SLTA 12 7

7. SLTP 1

Jumlah Sumber : Simpeg Online TU Biro Perencanaan

Sedangkan bila dilihat berdasarkan golongan dan jumlah pegawai pada setiap

Bagian lingkup Biro Perencanaan dan Kelompok Jabatan Fungsional,

rinciannya seperti tertera pada Tabel 2 berikut:

Tabel 4. : Jumlah Pegawai Biro Perencanaan Berdasarkan Golongan Tahun 2016

No.

Nama Bagian Golongan

IV III II I Jumlah

1. Penyusunan Kebijakan dan Program 2 14 - 1 17

2. Perencanaan Wilayah 8 9 1 - 18

Page 63: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 63

3. Penyusunan Anggaran 4 27 4 - 35

4. Evaluasi dan Pelaporan 2 19 - - 21

5. Kelompok Jabatan Fungsional 14 5 19

Jumlah 30 74 5 1 110

Sumber : Simpeg Online TU Biro Perencanaan

3.3. Aspek Keuangan

Sesuai dengan tugas dan fungsinya Biro Perencanaan mempunyai tugas

untuk melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana dan program

Kementerian Pertanian. Untuk mencapai sasaran dan kegiatan-kegiatan yang

sudah direncanakan, Biro Perencanaan pada TA 2016 mengelola anggaran

sebesar Rp. 51.228.518.000,00 pengelolaan anggaran tersebut dilaksanakan

di 4 (empat) Bagian lingkup Biro Perencanaan. Realisasi anggaran sampai

dengan 31 Desember 2016 mencapai Rp. 46.527.542.159,00 (90,82%).

Rincian pagu dan realisasi anggaran tahun 2016dari masing-masing Bagian di

lingkup Biro Perencanaan dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 5.Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Biro Perencanaan Tahun 2015

No. Bagian Pagu(Rp) Realisasi(Rp) (%)

1. Bagian Penyusunan Kebijakan dan Program

11.268.660.000 9.872.933.854 87,61

2. Bagian Penyusunan Anggaran dan TU Biro

19.874.630.000 18.815.262.216 94,67

3. Bagian Perencanaan Wilayah 8.454.508.000 7.355.118.328 87,00

4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan 11.630.720.000 10.484.227.761 90,14

Total 51.228.518.000 46.527.542.159 90,82 Sumber: Biro Perencanaan

Tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi penyerapan anggaran tertinggi

dicapai oleh Bagian Penyusunan Anggaran dan TU Biro Perencanaan yaitu

sebesar 94,67%, yang diikuti oleh Bagian Evaluasi dan Pelaporan sebesar

90,14%, Bagian Penyusunan Kebijakab dan Program sebesar 87,61%, serta

Bagian Perencanaan Wilayah sebesar 87,00%.

Page 64: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 64

3.4. Permasalahan dan Tindaklanjut

Permasalahan yang dihadapi selama tahun 2016 di Biro Perencanaan,

sebagai berikut :

a) Sinkronisasi aplikasi RKA-KL, aplikasi ADIK dan aplikasi Renja belum

konsisten dan belum pernah disosialisasikan secara sinergis sehingga

petugas penyusunan RKA KL mengalami kesulitan serta indikator dalam

RKA-KL tidak tampil atau tidak dapat dibaca pada level output.

b) Rentang waktu penetapan besaran pagu alokasi anggaran dan

penyusunan RKA KL sangat singkat dan apabila terjadi perubahan pagu

berakibat proses penelitian dan reviu RKA KL menjadi tidak maksimal,

karena koordinasi perubahan pagu melibatkan banyak satker baik pusat

maupun daerah dan RKA KL belum dapat disusun dengan baik.

c) Perubahan nomenklatur Satker Pusat yang tidak dapat direspon dengan

cepat oleh Bappenas dan Kemenkeu, sehingga DIPA Kementan 2016

terbit masih dengan nomenklatur yang lama, hal ini berdampak terhadap

serapan anggaran 2016 menjadi terkendala di KPPN terkait.

d) Adanya kurang bayar subsidi pupuk setiap tahunnya yang dibebankan

kepada anggaran subsidi pupuk tahun yang akan datang karena

perhitungan HPP subsidi pupuk berdasarkan HPP riil sesuai audit BPK.

e) Proses Penyusunan Proposal Based Kemenkeu perlu disempurnakan

dikarenakan tidak menggunakan aplikasi e-proposal sehingga diperlukan

proposal based yang simple dan mudah di mengerti dalam pengisian

proposal tersebut.

f) Proses validasi proposal dan data teknis DAK masih diperlukan

penyempurnaan terutama ketelitian dalam penilaian proposal dan data

teknis mengingat data yang di input dan di nilai menggunakan sistem

manual.

g) Dalam mengkoordinasikan penyusunan draft juknis DAK perlu adanya

koordinasi serta evaluasi dari DAK tahun sebelumnya.

h) Perubahan kewenangan penerbitan juknis yang semula kewenangan

juknis dilakukann oleh K/L pada tahun 2017 petunjuk teknis diterbitkan

oleh Kementerian Keuangan dan K/L menerbitkan Petunjuk Operasional

Page 65: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 65

DAK sehingga Juknis terlambat di sosialisasikan ke daerah sebagai

pedoman pelaksanaan DAK.

i) Terjadi dinamika dalam proses perencanaan pembangunan pertanian

tahun 2017 yang disebabkan antara lain karena adanya perubahan

struktur organisasi lingkup Kementerian Pertanian dan perubahan

prioritas kegiatan dan anggaran yang mengakibatkan terjadinya

pengulangan tahapan proses perencanaan dan penyesuaian berbagai

dokumen perencanaan yang telah disusun.

j) Terjadinya revisi kegiatan dan anggaran sebagai akibat dari penajaman

prioritas kegiatan dan anggaran pembangunan pertanian tahun 2016

mengakibatkan tingginya frekuensi revisi Perjanjian Kinerja lingkup

Kementerian Pertanian tahun 2016.

k) Penyusunan sasaran strategis, sasaran program, dan sasaran kegiatan

sampai dengan indikator yang ada dalam Renstra Kementerian Pertanian

2015-2019 masih belum sempurna sehingga menyulitkan dalam proses

penyusunan Rencana Kerja Kementerian Pertanian Tahun 2017.

l) Proses penyusunan RKA-KL tidak konsisten. Hal ini terjadi karena

perubahan program aplikasi RKA-KL setiap tahunnya mengikuti tuntutan

standar sistem penganggaran berbasis kinerja, yang berakibat pada

kurang siapnya daerah dalam penyusunan RKA-KL karena menunggu

program aplikasi terbaru yang sering terlambat sosialisasinya.

m) Proses validasi data teknis DAK masih diperlukan penyempurnaan

terutama database teknis pendukung dari eselon I.

n) Proses Input dan output data teknis DAK Provinsi dan Kabupaten/Kota

serta Pusat melalui Aplikasi e-proposal Kementerian Pertanian masih

diperlukan penyempurnaan.

o) Data dukung kualitatif dari Eselon I terkait, sebagian besar merupakan

data mentah yang harus diolah kembali, sehingga memerlukan waktu

dalam penyiapan bahan.

p) Dalam mengkoordinasikan penyusunan RKA-KL lingkup Kementerian

Pertanian, masih sering terjadi ketidaklengkapan data dukung dalam

penelaahan RKA-KL. Hal ini mengakibatkan keterlambatan dalam

penyempurnaan penyusunan RKA-KL hasil penelaahan, sehingga

Page 66: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 66

penyusunan RKA-KL dan penyempurnaannya kurang tepat waktu dan

akan berpengaruh terhadap penyusunan anggaran selanjutnya.

q) Proses penyusunan database Satker DIPA datanya sering terjadi

perubahan terutama pada nomenklatur SKPD dan adanya Satker in-aktif

r) Kurangnya SDM bidang teknis pertanian, administrasi keuangandan

yang menangani Evaluasi dan Pelaporan. Hal ini menyebabkan

terkendalanya dalam penyelesaian kegiatan output ;

s) Tidak adanya database perkembangan realisasi kegiatan lingkup Biro

Perencanaan, sehingga bidang evaluasi kesulitan ketika harus

menyampaikan laporan baik on line atai off line;

t) Kurang disiplinnya petugas pelaporan dalam meng-update

perkembangan hasil realisasi kegiatan;

u) Pengadministrasian keuangan, seperti terbatasnya jumlah pegawai di

tiap Subbagian dengan kapasitas teknis yang memadai

v) Hambatan dalam sosialisasi e-proposal di daerah adalah SDM daerah

masih kurang familiar terhadap penggunaan website, dan jaringan

internet di daerah yang kurang memadai

w) Beragamnya struktur dan kelembagaan pemerintahan pasca otonomi

daerah, sering menyulitkan penyediaan data yang konsisten antara

wilayah secara time series

x) Jaringan informasi berbasis website yang ada belum dimanfaatkan

secara optimal dalam manajemen data dan informasi di bidang

perencanaan

y) Penyampaian bahan laporan bulanan Menteri Pertanian, Sekretariat

Jenderal maupun Biro Perencanaan, dari Eselon I lingkup Pertanian,

Biro/Pusat lingkup Sekretariat Jenderal dan Bagian lingkup Biro

Perencanaan masih mengalami keterlambatan dan belum menepati

tenggat waktu yang telah disepakati

Page 67: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 67

Sebagai solusi/tindaklanjut dari permasalahan yang timbul di Biro

Perencanaan, sebagai berikut :

a) Mereviu jadwal palang pelaksanaan, sehingga dapat dilaksanakan

secara konsisten dan bila ada perubahan secepatnya dapat dilakukan

penyesuaian.

b) Fungsi koordinasi dengan Eselon I lingkup Kementerian Pertanian oleh

Biro Perencanaan agar dapat dilaksanakan dengan intensif, tegas dan

terarah.

c) Melakukan perbaikan nomenklatur Satker DIPA Pusat sesuai

nomenklatur yang terbaru, dengan melakukan rapat trilateral meeting

antara Kementan dengan Bappenas dan Kemenkeu.

d) Segera melakukan revisi dan anggaran 2016 yang perlu

perbaikan/penyesesuaian ke DJA dan Bappenas agar DIPA 2016 dapat

segera dilaksanakan.

e) Untuk mengatasi kurang bayar subsidi pupuk, agar penyediaan dana dan

pelaksanaan subsidi pupuk menggunakan HPP riil sesuai audit BPK

f) Adanya pemantauan dan evaluasi yang intensif dari pusat agar Provinsi

dan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan SKPD lingkup Pertanian

didalam merencanakan dan menentukan serta membagi alokasi DAK

Bidang Pertanian sesuai dengan prioritas dan ketersediaan pagu

anggaran serta usulan dari masing-masing Kepala Daerah.

g) Fungsi Koordinasi dengan bagian evaluasi untuk mengawal DAK yang

sudah eksisting dan target output yang akan dilaksanakan.

h) Melakukan klarifikasi dan verifikasi proposal dan data teknis dengan

Kementerian Keuangan dan Bappenas.

i) Perlu adanya perubahan pengusulan proposal based menjadi e-proposal

sehingga meminimalisasi kesalahan dalam penginputan dan penilaian

proposal serta data teknis.

j) Perlu adanya sinkronisasi antara monev di K/L dengan monev di

Kementerian Keuangan sehingga realisasi keuangan serta output fisik

dapat termonitor.

Page 68: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 68

k) Me-review jadwal palang pelaksanaan kegiatan, sehingga kegiatan dapat

dilaksanakan secara konsisten dan bila ada perubahan secepatnya

dilakukan penyesuaian.

l) Penggunaan data teknis DAK bidang pertanian berdasarkan

rekomendasi Badan Pusat Statistik (BPS) atau hasil audit yang dilakukan

oleh Eselon I Kementerian Pertanian.

m) Mengadakan klarifikasi dan verifikasi data base Satker DIPA dengan

Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.

n) Melakukan pertemuan rutin yang dapat dilakukan setiap bulan sekali

dengan Eselon I terkait koordinasi, monitoring, evaluasi serta masukan

dan permasalahan yang ada dalam proses penyusunan laporan/bahan

kegiatan,

o) Fungsi koordinasi oleh Biro Perencanaan dijalankan dengan intensif,

tegas dan terarah.

p) Penyiapan draft Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian

dilakukan seawal mungkin.

q) Pada saat penyusunan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK),

penentuan judul kegiatan agar dapat ditentukan secara jelas dan pasti,

sesuai dengan uraian tugas dan fungsi

r) Sosialisasi e-proposal perlu dilaksanakan dengan mengundang pejabat

perencanaan dan petugas perencanaan yang khusus menangani e-

proposal.

s) Perlu ada penambahan SDM baik teknis maupun yang menangani

administrasi keuangan baik melalui penerimaan pegawai, mutasi maupun

pengangkatan tenaga honorer (outsourcing).

t) Progres pelaksanaan Upsus Pajale yang relatif beragam di lapangan

(dengan berbagai alasannya) mengindikasikan perlunya dibangun

kelembagaan yang khusus menangani program Upsus. Keberhasilan

program Bimas pada era Orde Baru salah satunya karena didukung oleh

kelembagaan Bimas yang solid di tingkat pusat hingga daerah. Untuk itu,

perlu dipertimbangkan membangun kelembagaan yang khusus

menangani program strategis Kementan, khususnya untuk membangun

komunikasi yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah.

Page 69: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 69

u) Dalam upaya menindaklanjuti kebutuhan data dan informasi terkini, perlu

adanya kerjasama antar lembaga terkait seperti BPS, BKPM,

Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kadin, Bulog dan

lainnya, sehingga data-data yang dibutuhkan pimpinan dapat terpenuhi.

v) Jaringan Website ke depan sangat diperlukan, maka SDM yang

menangani harus dapat mengoperasikan Website tersebut melalui

pelatihan-pelatihan operasional, serta tersedianya perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software) yang cukup memadai.

w) Dalam penyusunan laporan bulanan baik laporan Menteri Pertanian,

Sekretariat Jenderal maupun Biro Perencanaan, bahan laporan yang

diterima dari Eselon I lingkup Pertanian, Biro/Pusat lingkup Sekretariat

Jenderal dan Bagian lingkup Biro Perencanaan agar disampaikan tepat

waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan/disepakati.

x) Demikian juga dalam penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Kementerian

Pertanian, Sekretariat Jenderal maupun Biro Perencanaan, bahan

laporan maupun peugas penyusun yang profesional baik di Eselon I,

lingkup Sekretariat Jenderal maupun Biro Perencanaan karena batas

waktu penyampaian yang ketat

Page 70: I. PENDAHULUAN - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/Laporan Tahunan Biro... · Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016 Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Biro Perencanaan Tahun 2016

Laporan Tahunan Biro Perencanaan Tahun 2016 70

BAB IV.

PENUTUP

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015,

Biro Perencanaan memiliki fungsi manajemen mendukung pelaksanaan

kegiatan Kementerian Pertanian yaitu melaksanakan koordinasi, dan

penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran serta pemantauan,

evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian selain pelaksanaan urusan

ketatausahaan Biro Perencanaan.

Capaian kegiatan di Biro Perencanaan tahun 2016 mencapai 100%.

Capaian realisasi keuangan anggaran Biro perencanaan sampai dengan 31

Desember 2016 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 51.228.518.000

terealisasi sebesar Rp. 46.527.542.159 atau mencapai 90,82%.

Anggaran dan kegiatan fisik Biro Perencanaan Kementerian Pertanian

pada tahun 2016 mengalami proses refocusing kegiatan, adanya

penghematan anggaran, revisi-revisi, dan adanya efisiensi anggaran

perjalanan dinas serta pengurangan kegiatan rapat yang dilaksanakan di hotel

dan terakhir terkena pelaksanaan Self Blocking.