Laporan T4 radiasi

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radiologi adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi pengion dan bentuk energi lainnya (non pengion) dalam bidang diagnostik, imaging dan terapi. Sumber radiasi dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu sumber radiasi alam yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan sumber radiasi buatan yang sengaja dibuat oleh manusia. Radiasi yang dipancarkan olehsumber radiasi alam disebut radiasi latar belakang. Pada saat ini sinar rontgen sangat bermanfaat bagi dunia kedokteran. Sinar ini digunakan untuk mendapatkan gambaran radiograf yang dapat digunakan sebagai penunjang diagnosa, rencana perawatan dan sebagainya. Dalam kedoteran gigi, ilmu radiologi juga sangat membantu dokter gigi dalam menetapkan diagnosa dan rencana perawatan yang akan dilakukan. Oleh karena itu, dalam laporan ini akan dibahas secara mendalam mengenai radiologi dalam bidang kedokteran gigi. 1.2.Skenario Seorang pasien datang ke instalasi radiologi untuk pemeriksaan radiografi. Sebelum dilakukan pemaparan, pasien diminta untuk memakai peralatan pelindung 1

description

t4 radiasi

Transcript of Laporan T4 radiasi

Page 1: Laporan T4 radiasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Radiologi adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang menggunakan

energi pengion dan bentuk energi lainnya (non pengion) dalam bidang

diagnostik, imaging dan terapi. Sumber radiasi dapat dibedakan berdasarkan

asalnya yaitu sumber radiasi alam yang sudah ada di alam ini sejak

terbentuknya, dan sumber radiasi buatan yang sengaja dibuat oleh manusia.

Radiasi yang dipancarkan olehsumber radiasi alam disebut radiasi latar

belakang.

Pada saat ini sinar rontgen sangat bermanfaat bagi dunia kedokteran.

Sinar ini digunakan untuk mendapatkan gambaran radiograf yang dapat

digunakan sebagai penunjang diagnosa, rencana perawatan dan sebagainya.

Dalam kedoteran gigi, ilmu radiologi juga sangat membantu dokter gigi

dalam menetapkan diagnosa dan rencana perawatan yang akan dilakukan.

Oleh karena itu, dalam laporan ini akan dibahas secara mendalam mengenai

radiologi dalam bidang kedokteran gigi.

1.2. Skenario

Seorang pasien datang ke instalasi radiologi untuk pemeriksaan radiografi.

Sebelum dilakukan pemaparan, pasien diminta untuk memakai peralatan

pelindung radiasi. Pasien bertanya mengapa harus memakai alat seperti ini.

Petugas radiografi kemudian menjelaskan bahwa sinar yang digunakan pada

pemeriksaan ini adalah sinar X yang merupakan radiasi ionisasi yang bisa

memberikan berbagai efek samping pada tubuh sehingga perlu dilakukan

proteksi radiasi yang mendasarkan pada prinsip ALARA, walaupun kalau

untuk radiodiagnosis dosis radiasinya relatif kecil namun tetap berbahaya

apalagi kalau untuk kepentingan radioterapi.

1

Page 2: Laporan T4 radiasi

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara proteksi diri terhadap radiasi sinar X ?

2. Apa saja manfaat dan aplikasi sinar X dalamKedokteran Gigi ?

3. Apa saja efek yang ditimbulkan sinar X ?

4. Bagaimana cara mengatasi efek radiasi yang ditimbulkan sinar X ?

5. Bagaimana pengaruh radikal bebas pada tubuh ?

1.4. Tujuan

1.Untuk mengetahui cara proteksi diri terhadap radiasi sinar X.

2.Untuk mengetahui manfaat dan aplikasi sinar X dalamKedokteran Gigi.

3.Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan sinar X.

4.Untuk mengetahui cara mengatasi efek radiasi yang ditimbulkan sinar X.

5.Untuk mengetahui pengaruh radikal bebas pada tubuh.

1.5. Manfaat

1. Mengetahui cara proteksi diri terhadap radiasi sinar X

2. Mengetahui manfaat dan aplikasi sinar X dalamKedokteran Gigi

3. Mengetahui efek yang ditimbulkan sinar X

4. Mengetahui cara mengatasi efek radiasi yang ditimbulkan sinar X.

5. Mengetahui pengaruh radikal bebas pada tubuh.

2

Page 3: Laporan T4 radiasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Radiologi

Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan

bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan

terapi. Dari pengertian itu, bidang-bidang yang termasuk dalam radiologi

adalah 1) Radiodiagnostik, yaitu cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan

sinar pengion ( Sinar X ) untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto yang

bisa di dokumentasikan. 2) Radioterapi, adalah salah satu regimen terapi

untuk penyakit terutama keganasan ( kanker ) dengan menggunakan sinar

pengion/radioaktif. 3) Kedokteran Nuklir, yaitu bidang kedokteran yang

memanfaatkan materi radioaktif ( radioisotop ) untuk menegakkan diagnosis

dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia. Bisa juga

untuk pemeriksaan dinamika organ misalnya pemeriksaan fungsi jantung dan

ginjal. 4) Ultrasonografi, adalah penggunaan gelombang suara frekuensi

sangat tinggi / ultrasonik ( 3,5 – 5 MHz ) untuk membantu diagnosis.

Ultrasound adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz.

Yang di gunakan dalam bidang kedokteran antara 1 – 10 MHz. 5) MRI

( Magnetic Resonance Imaging ), adalah teknik diagnosa yang memanfaatkan

medan magnet dan gelombang frekuensi radio. Pemeriksaan ini tidak

menimbulkan bahaya radiasi, hanya ada beberapa pasien dengan kondisi

tertentu tidak di perkenankan memanfaatkan aplikasi ini. Keunggulan lain

dari MRI adalah dapat di peroleh hasil gambar berupa penampang dari

berbagai arah.

Radiologi itu sendiri terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu

Radiodiagnostik dan Radioterapi. Radiodiagnostik itu untuk mendiagnosa

penyakit dengan menggunakan sinar-x, sedangkan Radioterapi untuk

menterapi atau pengobatan penyakit menggunakan radiasi sinar-x. Contohnya

untuk radiodiagnostik, misalnya kalian mengalami kecelakaan dan

3

Page 4: Laporan T4 radiasi

mengalami patah tulang, sebelum dilakukan operasi maka dokter menyuruh

untuk di rontgen terlebih dahulu untuk menegtahui atau mendignosa bagian

tulang mana yang mengalami patah, nah ini yang dinamakan sebagai

radiodiagnostik. Sedangkan untuk Radioterapi contohnya adalah untuk pasien

yang mengidap penyakit kanker, dalam hal ini kanker tersebut akan dimatikan

oleh radiasi dengan sistem terapi atau pengobatan secara bertahap yaitu

dengan cara penyinaran terhadap bagian objek yang terkena kanker. Untuk

pekerja radiasinya disebut sebagai Radiografer, tetapi untuk pekerja

radioterapi disebut sebagai Radioterapis dan untuk pekerja USG disebut

Sonografer.

2.2 Definisi Radikal Bebas dan Antioksidan

Radikalnbebas adalah molekul yangnkehilangannsatunbuah elektron dari p

asangan elektron bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu

ikatan kovalen. Akibat pemecahan homolitik, suatu molekul akan terpecah

menjadi radikal bebas yang mempunyai elektron tak berpasangan. Elektron

memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga

molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan

molekul lain, membentuk radikal baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari

hasilmetabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil

penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain.

Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan

waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh

penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan

jantung,kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau

mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.

Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila

jumlahnya berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin

berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja

memasukkan berbagai jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah

radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima

asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap

4

Page 5: Laporan T4 radiasi

rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari

tubuh melalui proses metabolisme, tetapi proses metabolisme ini pun

sebenarnya menghasilkan radikal bebas. Pada intinya, kegiatan merokok

sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang

berusia panjang.

Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat

menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi. Bila

perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi

penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat

menghasilkan antioksidan, tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk

menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali,

zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak

cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat

menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya

saja, tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu

tubuh menghasilkan glutahione ini. Keseimbangan antara antioksidan dan

radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-

penyakit kronis yang dihasilkannya.

Sedangkan antioksidan dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat

menghambat / memperlambat proses oksidasi. Oksidasi adalah jenis reaksi

kimia yang melibatkan pengikatan oksigen, pelepasan hydrogen, atau

pelepasan elektron. Proses oksidasi adalah peristiwa alami yang terjadi di

alam dan dapat terjadi dimana-mana tak terkecuali di dalam tubuh kita.

2.3 Sumber Radiasi

Sumber radiasi terbagi menjadi 2 macam, yaitu :

1) Sumber Radiasi Alami

Setiap manusia terkena radiasi dari alam (radiasi latar belakang) yang

merupakan bagian terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja di

tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi

berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan.

5

Page 6: Laporan T4 radiasi

Radiasi latar belakang yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga

sumber utama, yaitu sebagai berikut :

a. Sumber Radiasi Kosmik

Radiasi kosmik berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang

antarbintang dan matahari. Radiasi kosmik ini terdiri dari partikel dan sinar

berenergi tinggi dan berinteraksi dengan nuklida-nuklida stabil di atmosfir

membentuk nuklida radioaktif seperti C-14, Be-7, Na-22, dan H-3.

Radionuklida yang terjadi karena interaksi nuklida dengan radiasi kosmik ini

disebut radionuklida Cosmogenic.

Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh

manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada

ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila posisinya

semakin tinggi dari permukaan laut. Karena itu seseorang akan menerima

lebih banyak radiasi kosmik apabila berada di puncak gunung atau ketika

berpergian dengan pesawat terbang daripada di permukaan laut. Tingkat

radiasi yang diterima seseorang bergantung juga kepada garis lintangnya di

bumi, karena radiasi kosmik ini dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Oleh

karena medan magnet bumi kuat di daerah kutub, maka radiasi yang diterima

di kutub lebih kecil daripada di daerah katulistiwa.

b. Sumber Radiasi Terestrial (Primordial)

Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam

kerak bumi, dan radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang

disebut primordial dengan waktu paro berorde milyar tahun. Radionuklida ini

ada sejak terbentuknya bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak bumi

terutama adalah Uranium-238. Peluruhan Uranium-238 menghasilkan deret

nuklida turunan yang berakhir dengan nuklida stabil Pb-206 (disebut deret

uranium), Uranium-235 menghasilkan deret turunan yang berakhir dengan

unsur stabil Pb-207 (disebut deret actinium) dan Thorium-232 menghasilkan

deret turunan yang berakhir dengan unsur stabil Pb-208 (disebut deret

thorium).

6

Page 7: Laporan T4 radiasi

Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon

(Radon-222) dan Thoron (Radon-220). Kedua radionuklida ini berbentuk gas

dan bisa merembes keluar dari bumi atau bahan bangunan tempat tinggal.

Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi terestrial ini berbeda-

beda dari satu tempat ke tempat lain tergantung kepada konsentrasi sumber

radiasi di dalam kerak bumi. Ada beberapa tempat di bumi yang memiliki

tingkat radiasi di atas rata-rata seperti Pocos de Caldas dan Guarapari

(Brazil), Kerala dan Tamil Nadu (India) dan Ramsar (Iran).

c. Sumber Radiasi Dalam Tubuh Manusia

Sumber radiasi alam yang lain adalah radionuklida yang ada di dalam

tubuh manusia. Sumber radiasi ini berada di dalam tubuh manusia sejak

dilahirkan atau masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman,

pernafasan, atau luka. Radiasi internal ini terutama diterima dari radionuklida

C-14, H-3, K-40, radon. Selain itu masih ada sumber lain seperti Pb-210 dan

Po-210 yang berasal dari ikan dan kerang-kerangan. Buah-buahan biasanya

mengandung unsur K-40. Secara alami di dalam tulang kita terdapat

polonium dan radium radioaktif, otot mengandung karbon radioaktif dan

kalium radioaktif, di dalam paru terdapat gas mulia radioaktif dan tritium.

Zat-zat ini dan banyak zat lainnya secara terus menerus memancarkan radiasi

dan menyinari tubuh kita dari dalam.

2) Sumber Radiasi Buatan

Selain radiasi yang berasal dari alam, kita juga dapat menerima radiasi dari

beberapa sumber radiasi yang sengaja dibuat oleh manusia, di antaranya

radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir dan akselerator.

a. Radionuklida buatan

Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh

manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan

neutron (reaksi fisi di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau berdasarkan

penembakan nuklida yang tidak radioaktif dengan partikel atau ion cepat (di

dalam alat-alat pemercepat partikel, misalnya akselerator atau siklotron).

Radionuklida buatan ini bisa memancarkan jenis radiasi alpha, beta, gamma

7

Page 8: Laporan T4 radiasi

dan neutron. Pada saat ini radionuklida (radioisotop) buatan tersebut telah

banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, misalnya di

bidang pertanian, peternakan, kesehatan, industri, dan sebagainya.

b. Pesawat Sinar-X

Setelah ditemukannya sinar-X oleh Wilhelm Roentgen pada tahun 1895,

dewasa ini pemakaian pembangkit atau pesawat sinar-X di bidang industri

maupun di bidang kedokteran semakin meningkat. Secara sederhana dapat

diterangkan bahwa sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yaitu tabung gelas

hampa udara yang dilengkapi dengan dua buah elektroda, yaitu anoda (target)

dan katoda. Sebagai akibat interaksi antara elektron cepat yang dipancarkan

dari katoda ke target dihasilkan sinar-X dari permukaan target.

c. Reaktor Nuklir

Mekanisme utama yang terjadi dalam reaktor nuklir adalah pembelahan

inti. Dari mekanisme proses tersebut terlihat bahwa setiap reaksi pembelahan

akan menghasilkan lebih dari satu neutron baru (terjadi multiplikasi neutron)

yang akan menyebabkan pembelahan selanjutnya jika di sekitarnya terdapat

inti dapat belah yang lain. Proses demikian ini berlangsung terus dan disebut

proses  Reaksi Berantai. Dalam reaktor nuklir, proses pembelahan ini tidak

dibiarkan berlangsung secara bebas seperti pada bom atau senjata nuklir,

tetapi dikendalikan.

d. Akselerator

Akselerator adalah alat yang digunakan untuk mempercepat partikel

bermuatan (ion) melalui penumbukan atau hamburan partikel dengan target.

Partikel yang dipercepat biasanya proton dan elektron. Beberapa contoh

akselerator dengan partikel yang dipercepat yang banyak dipakai

adalah akselerator linear (linear accelerator = linac) dan siklotron.

Akselerator digunakan untuk menghasilkan radionuklida buatan, untuk

penelitian partikel dengan kecepatan tinggi, uji bahan, terapi, dsb.

8

Page 9: Laporan T4 radiasi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Mapping

3.2 Cara Proteksi Diri Terhadap Radiasi Sinar X

Proteksi radiasi bertujuan untuk meminimlkan resiko dari radiografi yang

digunakan untuk pemeriksaan diagnostik. Dalam melakukan proteksi, IRCP

(Intermational Commission on Rdiological Proteksion) telah menerbitkan

bahwa dalam melakukan radiografi harus memenuhi 3 prinsip, yaitu :

9

RADIASI

RADIKAL BEBAS

EFEK SAMPING

PROTEKSI SINAR X

PENANGGULANGAN

MANFAAT

APPLIKASI DI KEDOKTERAN GIGI

Page 10: Laporan T4 radiasi

1. Justifikasi : pemanfaatan radiasi harus mempunyai manfaat yang

lebih besar dari pada resiko yang diterima.

2. Optimasi : pemanfaatan radiasi harus diupayakan serendah mungkin

dengan mempertimbvngkan faktor sosial dan ekonomi.

3. Limitasi : pemanfaatan radiasi tidak boleh melampaui nilai batas

dosis yang sudah ditetapkan oleh peraturan.

Proteksi pasien terhadap radiasi :

1. Pemakaian sinar x atas perintah dokter

2. Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer

3. Pemakaian voltage yang lebih tinggi sehingga daya tembusnya lebih kuat

4. Daerah yang disinar harus sekecil mungkin

5. Pasien hamil trimester pertama tidak boleh di periksa radiologi

6. Waktu penyinaran sesingkat mungkin

Proteksi terhadap dokter pemeriksa dan petugvs radiologi lainnya :

1. Hindari bagian tubuh yang tidak terlindungi

2. Hindari melakukan sinar tembus, usahakan menggunakan radiografi

3. Hindari pemeriksaan sinar tembus tulang kepala

4. Akomodasi mata sebelum melakukan pemeriksaan sinar tembus paling

sedikit 20 menit

Selain proteksi pasien dan operator

juga harus menggunakan alat

pelindung diri. Alat-alat yang dipakai

untuk mencatat dosis personil, yaitu:1

1. Film badge yang berfungsi untuk

mencatat dosis radiasi yang diterima

oleh personil (petugas) yang terkena

berbagai jenis radiasi. Oleh sebab itu film badge yang dipakai harus cukup

mampu untuk mencatat dosis radiasi yang berasal dari sumber-sumber radiasi

yang berlainan kualitasnya.

2.Dosimeter saku adalah pengukur dosis yang mempunyai respon (reaksi)

terhadap radiasi sebanding dengan jumlah pasangan ion yang dihasilkan

10

Page 11: Laporan T4 radiasi

selama perjalanannya melalui elemen pendeteksian. Pada dasarnya dosimeter

saku lebih teliti dari pada film badge.

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu

sendiri dan orang di sekelilingnya.15

Alat proteksi radiasi yang tersedia dan dapat digunakan yaitu: apron, kaca

mata, perisai gonad, perisai tiroid, dan sarung tangan.15 Penggunaannya

tergantung pada pemeriksaan radiografi yang digunakan. proteksi, masker,

dan penahan radiasi.

3.3 Manfaat Dan Aplikasi Sinar X dalam Kedokteran Gigi

1. Radiodiagnosa/Rongenodiagnosa

Radiodiagnosa :Radiograf gigi merupakan data pendukung yang penting

dalam menegakkan suatu diagnosa penyakit atau kelainan di Kedokteran Gigi

misalnya :

Kelainan apikal atau periapikal yang tidak terdeteksi secara klinis.

Adanya kelainan pada rahang.

Adanya fraktur rahang atau akar gigi

Karies yang tersembunyi(pada proksimal atau karies akar)karies

sekunder,karies incipien,kedalaman karies dan lain-lain.

2. Rencana Perawatan

Radiograf gigi sangat membantu dalam pembuatan atau penentuan rencana

perawatan,seperti:

Penentuan letak pin atau implant

Kondisi saluran akar

Penentuan jenis dan teknik

3. Penunjang Perawatan. Radiograf gigi sangat membantu memudahkan

dalam melakukan sebuah perawatan,seperti :

Komplikasi post operatif

Perawatan endodontik

4. Evaluasi Perawatan

Untuk evaluasi atau kontrol keberhasilan atau kemajuan perawatan

11

Page 12: Laporan T4 radiasi

Radiografi merupakan salah satu data RM yang sangat penting.

Kepentingan forensik.

3.4 Efek yang Ditimbulkan Sinar X

Sifat sinar x yang berbahaya terutama pada yang terkena radiasi baik

makhluk hidup maupun lingkungan,sebagai efek lanjut dari pengaruh radiasi

ionisasi terhadap jaringan dan keadaan lingkungan tersebut. Radiasi sinar X

dapat menimbulkan perubahan-perubahan di dalam tubuh antara lain :

1. Biokimia cairan tubuh

2. Biokimia sel

3. Biokimia jaringan

4. Biokimia organ

Sifat sinar x yang berbahaya terutama pada yang terkena radiasi baik

makhluk hidup maupun lingkungan,sebagai efek lanjut dari pengaruh radiasi

ionisasi terhadap jaringan dan keadaan lingkungan tersebut. Radiasi sinar X

dapat menimbulkan perubahan-perubahan di dalam tubuh antara lain :

5. Biokimia cairan tubuh

6. Biokimia sel

7. Biokimia jaringan

8. Biokimia organ

Efek biologi yang terjadi ,mula-mula berupa absorbsi radiasi sampai timbulnya

gejala radiasi,keadaan ini memerlukan waktu bertahun-tahun.Masa atau waktu

tersebut disebut periode latent.Periode latent terjadi sebagai akibat efek biologi

kumulatif.

Efek di bidang Kedokteran Gigi

Berikut beberapa contoh kasus akibat radiasi sinar X khususnya dalam

bidang Kedokteran Gigi:

1) Gigi

Efek yang terjadi pada gigi ini dapat terjadi secara langsung maupun tidak

langsung akibat pemaparan sinar radiasi tersebut.

12

Page 13: Laporan T4 radiasi

a) Efek radiasi langsung

Efek ini terjadi paling dini yaitu pada benih gigi. Efeknya berupa

gangguan kalsifikasi benih gigi, gangguan perkembangan benih gigi dan

gangguan erupsi gigi. Contohnya pada seorang anak yang sejak usia

delapan minggu mendapatkan pengobatan radiasi sampai usia empat

tahun, akibatnya setelah dilakukan foto roentgen tidak erupsinya gigi

premolar kanannya.

b) Efek radiasi tidak langsung

Efek ini terjadi setelah pembentukan gigi dan erupsi gigi normal berada

dalam rongga mulut, kemudian terkena paparan radiasi ionisasi, maka

akibatnya tampak ada karies gigi. Karies gigi karena pancaran sinar

radiasi ini sering disebut rampan karies radiasi.

2) Kelenjar liur

Radiasi pada kelenjar liur khususnya dosis radiasinya berkisar 3000 R akan

menimbulkan gangguan sekresi air liur, hal ini menyebabkan rongga mulut

serasa kering atau sering disebut xerostomia.

Menurut jurnal yang berjudul Efek Radiasi terhadap Jaringan Periodontal

oleh Peni Pujiastuti bagian Periodensia FKG Unej disebutkan bahwa

xerostomia ini timbul karena efek radioterapi tumor pada leher dan kepala

sehingga menyebabkan fungsi kelenjar saliva berkurang.

Tingkat perubahan yang terjadi pada air liur setelah terpapar radiasi yaitu

untuk beberapa hari diawali dengan radang kelenjar liur, setelah satu

minggu terjadi penyusutan parensim sehingga kelenjar liur mengecil dan

terjadi penyumbatan. Ditambah pula penurunan sekresi air liur dan

viskositasnya lebih kental, warna air liur berubah menjadi kekuningan dan

coklat serta pHnya turun (lebih asam).

3) Lidah

Efek radiasi ionisasi pada lidah menyebabkan pecahnya papila filiformis

dan papila fungiformis sehingga timbul keluhan :

a) Lidah terasa kaku

b) Lidah terasa keras

13

Page 14: Laporan T4 radiasi

c) Terasa nyeri bila tersentuh makanan atau benda keras

d) Hilangnya indra rasa seakan-akan makanan terasa hambar

Gejala tersebut terjadi setelah terpapar atau mengabsorbsi dosis radiasi

3000 R.

4) Bibir, jaringan ikat di dalam mulut dan pipi

Setiap sel jaringan ikat yang terkena radiasi ionisasi akan mengalami

perubahan, antara lain:

a) Pecahnya kromosom

b) Pecahnya vakuola dalam inti sel

c) Pecahnya sitoplasma

Jika perubahan gejala itu terjadi terus menerus dan dibarengi dengan

mitosis sel akan mengakibatkan mitosis selnya tidak normal. Bahkan

radiasi lebih lanjut bisa berakibat kematian jaringan (nekrotik). Pada

beberapa literatur ada yang menyebutkan pula bisa berakibat kanker mulut

akibat radioterapi dengan dosis sekitar 5000-7000 R.

5) Daerah leher

Jika daerah leher yang terpapar radiasi maka akibatnya yaitu pada kelenjar

tiroid. Jika dosisnya yang diserap lebih besar dari 6,5 rad maka

mengakibatkan stimulasi sel kelenjar tiroid serta kanker tiroid.

3.5 Cara Mengatasi Efek Radiasi Yang Ditimbulkan Sinar X

Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang

disebabkan oleh radikal bebas. Menurut Kochhar dan Rossell (1990)

mendefinisikan antioksidan sebagai senyawa yang dapat menunda,

memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid.

Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat

menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas

dalam oksidasi lipid.

Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul

yang dapat memberikan elektronnya dengan cuma-cuma kepada

molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali fungsinya dan

14

Page 15: Laporan T4 radiasi

dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas (Kumalaningsih,

2006).

3.6 Pengaruh Radikal Bebas Pada Tubuh

Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang

disebabkan oleh radikal bebas. Radiasi elektromagnetik (sinar X, sinar

gamma) dan radiasi partikel (partikel elektron, photon, neutron, alfa, dan

beta) menghasilkan radikal primer dengan cara memindahkan energinya

pada komponen seluler seperti air. Radikal primer tersebut dapat

mengalami reaksi sekunder bersama oksigen yang terurai atau bersama

cairan seluler (Droge, 2002).

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai elektron yang

tidak berpasangan pada orbital terluarnya dan dapat berdiri sendiri.

Kebanyakan radikal bebas bereaksi secara cepat dengan atom lain untuk

mengisi orbital yang tidak berpasangan, sehingga radikal bebas normalnya

berdiri sendiri hanya dalam periode waktu yang singkat sebelum menyatu

dengan atom lain. ROS (Reactive Oxygen Species) adalah senyawa

pengoksidasi turunan oksigen yang bersifat sangat reaktif yang terdiri atas

kelompok radikal bebas dan kelompok nonradikal. Kelompok radikal bebas

antara lain superoxide anion (O2·-), hydroxyl radicals (OH·), dan peroxyl

radicals (RO2 ·). Yang nonradikal misalnya hydrogen peroxide (H2O2), dan

organis peroxides (ROOH) (Halliwell and Whiteman, 2004).

Radikal bebas diproduksi dalam sel yang secara umum melalui

reaksi pemindahan elektron, menggunakan mediator enzimatik atau

non-enzimatik. Produksi radikal bebas dalam sel dapat terjadi secara

rutin maupun sebagai reaksi terhadap rangsangan. Secara rutin adalah

superoksida yang dihasilkan melalui aktifasi fagosit dan reaksi katalisa

seperti ribonukleotida reduktase. Sedang pembentukan melalui

rangsangan adalah kebocoran superoksida, hidrogen peroksida dan

kelompok oksigen reaktif (ROS) lainnya pada saat bertemunya bakteri

dengan fagosit teraktifasi. Pada keadaan normal sumber utama radikal

15

Page 16: Laporan T4 radiasi

bebas adalah kebocoran elektron yang terjadi dari rantai transport

elektron, misalnya yang ada dalam mitokondria dan endoplasma

retikulum dan molekul oksigen yang menghasilkan superoksida (Abate

dan Patel, 1990). Dalam kondisi yang tidak lazim seperti radiasi ion,

sinar ultraviolet, dan paparan energi tinggi lainnya, dihasilkan radikal

bebas yang sangat berlebihan (Droge, 2002)

Reaksi Perusakan oleh Radikal Bebas

Definisi tekanan oksidatif (oxidative stress) adalah suatu keadaan

dimana tingkat oksigen reaktif intermediate (ROI) yang toksik melebihi

pertahanan anti-oksidan endogen. Keadaan ini mengakibatkan kelebihan

radikal bebas, yang akan bereaksi dengan lemak, protein, asam nukleat

seluler, sehingga terjadi kerusakan lokal dan disfungsi organ tertentu.

Lemak merupakan biomolekul yang rentan terhadap serangan radikal

bebas. Protein dan asam nukleat lebih tahan terhadap radikal bebas

daripada PUFA, sehingga kecil kemungkinan dalam terjadinya reaksi

berantai yang cepat. Serangan radikal bebas terhadap protein sangat jarang

kecuali bila sangat ekstensif. Hal ini terjadi hanya jika radikal tersebut

mampu berakumulasi (jarang pada sel normal), atau bila kerusakannya

terfokus pada daerah tertentu dalam protein. Salah satu penyebab kerusakan

terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Proctor dan

Reynolds, 1984). Seperti pada protein kecil kemungkinan terjadinya

kerusakan di DNA menjadi suatu reaksi berantai, biasanya kerusakan

terjadi bila ada lesi pada susunan molekul, apabila tidak dapat diatasi,

dan terjadi sebelum replikasi maka akan terjadi mutasi. Radikal oksigen

dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA seperti pada radiasi

biologis (Allen dan Tressini, 2000).

16

Page 17: Laporan T4 radiasi

BAB IV

KESIMPULAN

Radiologi merupakan suatu cabang ilmu kedokteran yang menggunakan

energi pengion dan bentuk energi lainnya (non pengion) dalam bidang diagnostik,

imajing dan terapi. Radiasi adalah proses dikeluarkannya energi radiasi dalam

bentuk gelombang (partikel), atau proses kombinasi dari pengeluaran dan pancaran

energi radiasi . Sinar X adalah adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang

mempunyai panjang gelombang sangat pendek sehingga memiliki daya penetrasi

yang tinggi. Selain itu, efek radiasi adalah menyebabkan terbentuknya radikal

bebas. Sumber radiasi dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu sumber radiasi

alami dan buatan.

Efek radiasi pada manusia merupakan hasil dari rangkaian proses fisik dan

kimia yang terjadi segera setelah terpapar (10-15 detik), kemudian diikuti dengan

proses biologic dalam tubuh. Dampak yang timbul dapat berupa kematian sel atau

perubahan pada sel. Bergantung pada dosis radiasi yang diterima tubuh. Efek

laindari radiasi adalah terbentuknya radikal bebas yang berbahay bagi tubuh.

Radikal bebas dapat ditangani dengan pemberian antioksidan. Antioksidan adalah

senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya

dengan cuma-cuma kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali

fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas

17

Page 18: Laporan T4 radiasi

DAFTAR PUSTAKA

Scot, Ronald M, 1995, Introduction to industrial Hygiene, Lewis publisher, London

Handley, W. 1997, Industrial safety handbook, Mc. Graw Hill company, London

Suma’mur PK, 2000, Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja, CV. Mas Agung,

Jakarta.

Cris, Edward, dkk. 1990. Perlindungan Radiasi. Jakarta: Widya Medika

Sjahrir, Rasad. 2000. Radiologi Diagnostik. Jakarta: Gaya Baru

18