LAPORAN SUB KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN...
Transcript of LAPORAN SUB KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN...
LAPORAN SUB KELOMPOK KERJAPENGARUSUTAMAAN GENDER
DIREKTORAT JENDERAL
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
KataPengantar
BedasarkanInstruksiPresidenNomor9tahun2000tentangPengarusutamaanGender(PUG)
dalamPembangunanNasional,DirektoratJenderalPenegakanHukumLingkunganHidupdan
Kehutanan perlu mengintegrasikan pengarusutamaan gender dalam pelaksanaan
pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoringdanevaliasu.
Berkenaandenganhaltersebut,DirektoratJenderalPenegakanHukumLingkunganHidupdan
Kehutanan,KLHKdalampelaksanaanPengarusutamaanGenderakanmelakukanpengawasan
terhadap pelaksanaan Pengarusutamaan gender di lingkup Direktorat Jenderal
PengenegakanHukumLingkunganHidupdanKehutanan.
Strategi Pengarusutamaan Gender untuk menghilangkan atau mengurangi kesenjangan
gender di bidang pembangunan tertulis di Inpress no.9/2000, UU nomor 25 tahun 2004,
peraturan presiden nomor 2 tahun 2015, prepress nomor 2 tahun 2015,
PMK/No.130/PM.02/2014.
Strategi Nasional percepatan pengarusutamaan gender (PUG) melalui perencanaan dan
penganggaranyang responsivegender (PPRG),banyakprogress tetapimasihbanyak yang
harus di capai (PUG) yang belum di implementasikan dengan baik; belum melembaga.
Dikeluarkan Surat Edaran Strategis Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG)
melaluiPerencanaandanPenganggaranyangresponsivegender(PPRG)yangditandatangani
4menteri(BAPPENAS,KemKeu,KPP&PA,danKemendagri).PPRGadalahPUGdiperencanaan
agar responsive gender melalui analisa gender. Tahun 2000 BAPPENAS dan KPP&PA
mengembangkanpirantianalisauntukperencanaanyangresponsivegender(GAP&POP),ada
dua komponen(1) GAP adalah piranti PPRG adalah PUG di penganggaran agar Responsif
Gender;kegiatan-kegiatanhasilanalisagenderyangdianggarkan.
MelembagakanPUG,PelembagaanPUGMemerlukandukunganpolitisdaripimpinan,yang
diterjemahkan kedalam kebijakan, berada dalam struktur birokrasi dan mekanisma yang
strategis,adaSDMyangmemilikikesadaran,kepekaan,respon,ketrampilandanmotivasi
kuat dalam melaksanakan PUG di unitnya da nada dana untuk melaksanakan (PUG)
(KelompokKerja,Forum,dst).Tersediadataterpilahmenurutjeniskelamindalambaseline
yangdiupdatedandipergunakan,dilengkapipiranti analisauntukPPRG,Pemantauandan
Evaluasi, Ruang untuk masyarakat madani partisipasi dalam dialog/forum publik, studi
kebijakandst.
DAFTARISI
KataPengantar
DaftarIsi
BABI Pendahuluan
A. LatarBelakang
B. PeraturanPerundan-undangandankebijakanterkait
C. LatarbelakangPUGlingkupDitjenPHLHK
D. TujuanPUGLingkupDitjenPHLHK
E. SasaranPUGlingkupDitjenPHLHK
BABII PerencanaandanPenganggaranyangResponsifGender
A. PerencanaandanPenganggaranyangresponsivegender
B. InstrumenPerencanaandanPenganggaranyangresponsivegender
BABIII LaporanPelaksanaanPengarusutamaanGender
A. KegiatanPUGlingkupDitjenPHLHK
B. PermasalahandanTantanganPUGditahun2016
C. RencanaPerbaikanTahun2017
BABIV Penutup
Lampiran-Lampiran
• KerangkaAcuanKerja
• IsuIsuGenderdanSebabKesenjangan
• MatriksRencanaKegiatanterkaitPengarusutamaanGender
• MatriksIndentifikasiIsuIsuProgramdanKegiatan
• GenderBudgetStatement
• GenderAnalysisPathway
• InfografisDataTerpilahTahun2016
• EvaluasiKementerianPP&PAtingkatKementerian/LembagaperiodeTahun2016
BABI
PENDAHULUAN
Pengarusutamaan gender (PUG) lingkup Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Kehutanan merupakan strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender
menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan. Pelaksanaan integrasi PUG Direktorat
Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan ke dalam siklus perencanaan dan
penganggaranbaikditingkatpusatmaupundaerahdiharapkandapatmendorongpengalokasian
sumberdayapembangunanmenjadilebihefektif,dapatdipertanggungjawabkan,danadildalam
memberikanmanfaat pembangunan bagi seluruh penduduk Indonesia, baik laki-lakimaupun
perempuan.
A.LatarBelakang
Pelaksanaan PUG Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan harus
terefleksikan dalam proses penyusunan kebijakan perencanaan dan penganggaran untuk
menjaminagarperencanaandanpenganggaranyangdibuatolehseluruhlembagapemerintah
baikpusatmaupundaerah,organisasiprofesi,masyarakatdanyanglainnyasudahresponsif
gender. Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) merupakan
perencanaanyangdisusundenganmempertimbangkanempataspekyaitu:akses,partisipasi,
kontrol,danmanfaatyangdilakukansecarasetaraantaraperempuandanlaki-laki.Artinya
perencanaan dan penganggaran tersebut mempertimbangkan aspirasi, kebutuhan dan
permasalahan pihak perempuan dan laki-laki, baik dalam proses penyusunannyamaupun
dalampelaksanaankegiatan.
PPRG bukanlah sebuah proses yang terpisah dari sistem yang sudah ada, dan bukan pula
penyusunanrencanadananggarankhususuntukperempuanyangterpisahdari laki-laki.Di
samping itupenyusunanPerencanaandanPenganggaranyangResponsifGenderbukanlah
tujuanakhir,melainkanmerupakansebuahkerangkakerjaataualatanalisa.
PUG telah menjadi salah satu dari 3 (tiga) strategi nasional yang dimuat dalam Rencana
PembangunanJangkaMenengahNasional(RPJMN)2010-2014padaBukuIIBabI.RPJMNini
juga telah memuat kebijakan PUG dalam sistem perencanaan dan penganggaran,
menggunakandataterpilahdalamanalisis,memuatindikatorgender,danmenyusunsasaran
pembangunanyangresponsifgender.
Pelaksanaan PPRG telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
119/PMK.02/2009 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan
Anggaran KementerianNegara/Lembaga Tahun2010. Terakhir, ketentuanmengenai PPRG
diaturdalamPMKNomor112/PMK.02/2012mengenaiPetunjukPenyusunandanPenelaahan
RencanaKerjadanAnggaranKementerianNegara/Lembaga.
Secara spesifik, PPRG juga merupakan bentuk implementasi dari Penganggaran Berbasis
Kinerja (PBK) yang menjadi filosofi dasar sistem penganggaran di Indonesia, di mana
pengelolaananggaranmenggunakananalisagenderpadainput,output,danoutcomepada
perencanaan dan penganggaran, serta mengintegrasikan aspek keadilan (equity) sebagai
indikatorkinerja,setelahpertimbanganekonomi,efisiensi,danefektivitas.Dengandemikian,
Anggaran Responsif Gender (ARG) menguatkan secara signifikan kerangka penganggaran
berbasis kinerja menjadi lebih ber keadilan. Dalam rangka melakukan percepatan
pelaksanaanPPRGini,PemerintahdalamhaliniBadanPerencanaanPembangunanNasional
(Bappenas),KementerianDalamNegeri (Kemendagri),KementerianKeuangan(Kemenkeu),
dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA) telah
mengeluarkan Surat Edaran Bersamamengenai Strategi Nasional Percepatan PUGmelalui
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG). Strategi nasional ini
ditindaklanjutidenganPeraturanBersamaBappenas,Kemendagri,Kemenkeu,danKPP&PA
tentang Petunjuk Pelaksanaan PUG melalui PPRG di Kementerian/Lembaga dan menjadi
acuanuntukSubKelompokKerjaDirektorat JenderalPenegakanHukumLingkunganHidup
danKehutanan,KementerianLingkunganHidupdanKehutanan.
Beberapakebijakanatauperaturanperundang-undanganyangterkaitdenganPPRGadalah
sebagaiberikut:
B.PeraturanPerundang-undangandanKebijakanTerkait
1. Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor7Tahun1984TentangPengesahanKonvensi
MengenaiPenghapusanSegalaBentukDiskiriminasiTerhadapWanita(ConventiononThe
EliminationofAllFormsofDiscriminationAgainstWomen);
2. Undang-UndangNomor17Tahun2003tentangKeuanganNegara;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
4. Undang-UndangNomor39Tahun2008tentangKementerianNegara(LembaranNegara
RITahun2008Nomor166,TambahanLembaranNegaraRINomor4916);
5. Peraturan PemerintahNomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara PenyusunanRencana
PembangunanNasional;
6. PeraturanPemerintahNomor38Tahun2007tentangPembagianUrusanPemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
7. Peraturan PemerintahNomor 90 Tahun 2010 tentang PenyusunanRencana Kerja dan
AnggaranKementerianNegara/Lembaga;
8. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
MenengahNasional(RPJMN)2010-2014;
9. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
PembangunanNasional;
10. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
PembangunanNasionalTahun2010;
11.Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
Berkeadilan;
12. Surat Keputusan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Nomor KEP.
30/M.PPN/HK/03/2009tentangPembentukanTimPengarahdanTimTeknisPerencanaan
13.Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 112 Tahun 2012 tentang Petunjuk
PenyusunandanPenelaahanRencanaKerjadanAnggaranKementerianNegara/Lembaga
C. LatarBelakangPengarusutamaanGenderLingkupDirektoratJenderalPenegakanHukum
LingkunganHidupdanKehutanan;
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 18 Tahun 2015 Tentang
OrganisasidanTataKerjaKementerianLingkunganHidupdanKehutanan;
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.
496/MenLHK-Setjen/Rocan/2016 tentang Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender
(PUG)tingkatKementerianLingkunganHidupdanKehutnan;
3. KeputusanDirekturJenderalPenegakanHukumLingkunganHidupdanKehutananNomor
SK.12/PHLHK/SET/SET.1/6/2016 tentang Sub Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender
(PUG)lingkupDirektoratJenderalPenegakanHukumLingkunganHidupdanKehutanan.
D.Tujuan Pengarusutamaan Gender Lingkup Direktorat Jenderal Penegakan Hukum
LingkunganHidupdanKehutanan
1.SebagairujukanuntukpelaksanaanPercepatanPUGmelaluiPPRGdiDirektoratJenderal
PenegakanHukumLingkunganHidupdanKehutananagar lebih terarah, sistematis,dan
sinergisdilingkupDirektoratJenderalPenegakanHukumLingkunganHidupdanKehutanan
2.SebagaiLaporanPelaksanaanKegiatan,untukKelompokKerjaPengarusutamaanGender
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, KPP dan PA, Bappenas dan Kemenkeu
dalampemantauandanevaluasipelaksanaanPPRGdiKementerian/Lembaga,khususnya
pelaksanaan PUG di Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
E. Sasaran Pengarusutamaan Gender Lingkup Direktorat Jenderal Penegakan Hukum
LingkunganHidupdanKehutanan
1.Pembentukan Sub Kelompok Kerja Lingkup Direktorat Jenderal Penegakan Hukum
LingkunganHidupdanKehutanan;
2.Terlaksananya Koordinasi Sub Kelompok Kerja lingkup Direktorat Jenderal Penegakan
HukumLingkunganHidupdanKehutanan;
3.Pelaksanaan Sosialisasi dan Advokasi Pengarusutamaan Gender (PUG) mulai dari
PembuatanDataTerpilahgenderdanKelompokUsia,PelatihanIndentifikasiProgramdan
KegiatanyangResponsiveGender,PelatihanPenyusunanAnggaranResponsifGender;
4. Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PUG Direktorat Jenderal Penegakan
HukumLingkunganHidupdanKehutanan;
BABII
PERENCANAANDANPENGANGGARANYANGRESPONSIF
GENDER
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi dalam pelaksanaan PUG adalah pengambil
keputusan tidak menyadari bahwa keputusan/ kebijakan yang diambil dan/atau proses
pengambilankeputusan/kebijakanseringkalibersifatnetralgender,yaituhanyamemperhatikan
darisudutpandangtugasdanfungsidariinstansitersebutatauprioritasnasionalsemata,tanpa
melihat adanya kelompok yang terlibat dan pengguna manfaat (kelompok sasaran) yang
berbeda. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk memperkecil kesenjangan partisipasi dan
pemanfaatanhasilpembangunanantaraperempuandanlaki-laki,yaitudenganmelaksanakan
PerencanaandanPenganggaranyangResponsifGender(PPRG).
A.PerencanaandanPenganggaranyangResponsifGender
PerencanaanResponsifGender(PRG)dilakukanuntukmenjaminkeadilandankesetaraanbagi
laki-lakidanperempuandalamaspekakses,partisipasi,kontrol,danmanfaatpembangunan.
Perencanaaninidibuatdenganmempertimbangkanaspirasi,kebutuhan,permasalahandan
pengalaman perempuan dan laki-laki, baik dalam proses penyusunannya maupun dalam
pelaksanaan kegiatan. Perencanaan Responsif Gender diharapkan dapat menghasilkan
AnggaranResponsifGender(ARG),dimanakebijakanpengalokasiananggarandisusununtuk
mengakomodasikebutuhanyangberbedaantaraperempuandanlaki-laki.
Dalampenerapannya,ARGdibagidalam3kategori,yaitu:
1. Anggaran khusus target gender, adalah alokasi anggaran yang diperuntukkan guna
memenuhi kebutuhandasar khususperempuanatau kebutuhandasar khusus laki-laki
berdasarkanhasilanalisisgender;
2. Anggaran kesetaraan gender, adalah alokasi anggaran untuk mengatasi masalah
kesenjangan gender. Berdasarkan analisis aki-laki dan perempuan dalam akses,
partisipasi,manfaatdankontrolterhadapsumberdaya;
3. Anggaran pelembagaan kesetaraan gender, adalah alokasi anggaran untuk penguatan
pelembagaanpengarusutamaangender,baikdalamhalpendataanmaupunpeningkatan
kapasitassumberdayamanusia.
MelaluipenerapanPRGdanARG,diharapkanperencanaandanpenganggaranakan:
a. Lebihefektifdanefisien.
Padaanalisissituasi/analisisgenderdilakukanpemetaanperanperempuandanlaki-laki,
kondisiperempuandanlaki-laki,kebutuhanperempuandanlaki-lakisertapermasalahan
perempuan dan laki-laki. Dengan demikian analisis gender akanmelihat,meneliti dan
memberikanjawabanyanglebihtepatuntukmemenuhikebutuhanperempuandanlaki-
lakimelaluipenetapanprogram/kegiatandananggaran,menetapkankegiatanapayang
perludilakukanuntukmengatasikesenjangangender,dansiapayangsebaiknyadijadikan
targetsasarandarisebuahprogram/kegiatan,kapandanbagaimanaprogram/kegiatan
akandi-lakukan.
b. Mengurangikesenjangantingkatpenerimamanfaatpembangunan.
Dengan analisis situasi/analisis gender dapat diidentifikasi adanya perbedaan
permasalahandankebutuhanantaraperempuandanlaki-laki,sehinggadapatmembantu
para perencanamaupun pelaksana untuk menemukan solusi dan sasaran yang tepat
untukmenjawabpermasalahandankebutuhanyangberbedatersebut.
Sehingga denganmenerapkan analisis situasi/analisis gender dalam perencanaan dan
penganggaranpembangunan,diharapkankesenjangangenderyangterjadipadatingkat
penerimamanfaatpembangunandapatdiminimalisir/dihilangkan.
ARG bekerja dengan cara menelaah dampak dari belanja suatu kegiatan terhadap
perempuan dan laki-laki, dan kemudian menganalisa apakah alokasi anggaran
tersebut telahmenjawabkebutuhanperempuansertakebutuhan laki-laki.Oleh
karenaituARGmelekatpadastrukturanggaran(program,kegiatan,danoutput)
yang ada dalam RKA-K/L. Suatu output yang dihasilkan oleh kegiatan akan
mendukung pencapaian hasil (outcome) program. Hanya saja muatan
substansi/materi output yang dihasilkan tersebut dilihat dari sudut pandang
(perspektif ) gender. Dalammenerapkan ARG, hal-hal yang harus diperhatikan
adalah:
1).PenerapanARGdalamsistempenganggarandiletakkanpadaoutput.
Relevansikomponeninputdenganoutputyangakandihasilkanharusjelas.
2).PenerapanARGdifokuskanpadakegiatandanoutputkegiatandalamrangka:
a) PenugasanprioritaspembangunannasionaldanpencapaianMDGs;
b) Pelayanankepadamasyarakat(servicedelivery);dan/atau
c) Pelembagaanpengarusutamaangender/PUG(termasukdidalamnyacapacity
building, advokasi gender, kajian, sosialisasi, diseminasi dan/atau
pengumpulandataterpilah).
3).ARGmerupakanpenyusunananggarangunamenjawabsecaraadilkebutuhan
setiapwarganegara,baikperempuanmaupunlaki-laki(keadilandan
kesetaraangender).
4).ARG bukan fokus pada penyediaan anggaran dengan jumlah tertentu untuk
pengarusutamaan gender, tapi lebih luas lagi, bagaimana anggaran dapat
memberikanmanfaatyangadiluntukperempuandanlaki-laki.Prinsiptersebut
mempunyaiartisebagaiberikut:
a) ARGbukanlahanggaranyangterpisahuntukperempuandanlaki-laki;
b) ARGsebagaipolaanggaranyangakanmenjembatanikesenjanganstatus,
perandantanggungjawabantaraperempuandanlaki-laki;
c) ARGbukanlahdasaruntukmemintatambahanalokasianggaran;
d) AdanyaARGtidakselaluberartipenambahandanayangdikhususkanuntuk
programperempuan;
e) Alokasi ARG bukan berarti hanya terdapat dalam program khusus
pemberdayaanperempuan;
f) ARG bukan berarti ada alokasi dana 50% untuk laki-laki 50% untuk
perempuandalamsetiapkegiatan;danatau
g) Tidaksemuaprogram/kegiatan/outputharusdilakukananalisisgender.
K/L yang diwajibkan menerapkan ARG adalah K/L yang telah mendapatkan
pendampingan PPRG oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
PerlindunganAnak(KPP&PA).
Pengintegrasianaspekgenderkedalamperencanaandanpenganggaranyang
berbasis kinerja merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Aspek
genderbisadiintegrasikandidalamsetiaptahapanperencanaan.Secaraumum,
aspekgenderterintegrasidalambentuk:
a) Padatahapidentifikasipotensidankebutuhan,aspekgendermasukdalam
bentukanalisissituasi/analisisgender.
b) Padaperencanaananggaran,maka formulasi kebijakandilakukandengan
memperhatikangender.
c) Pada implementasi anggaran dilaksanakan dengan memperhati- kan
partisipasiperempuandanlaki-laki.
d) Padakegiatanpemantauandanevaluasimenggunakanberbagai indikator
yangsensitifgender.
Penyusunan PPRG diawali dengan pengintegrasian isu gender dalam
penyusunan perencanaan dan penganggaran yangmerupakan satu kesatuan
takterpisahkan.Analisissituasi/analisisgenderdilakukanpadasetiaptahapan
perencanaan dan penganggaran. Dokumen perencanaan meliputi RPJMN,
RenstraK/L,RKP,danRenjaK/L,sedangkandokumenpenganggaranmeliputi
RKA-K/LbesertadatadukungnyayangmerupakanRKA-K/Ldisusunberdasarkan
Renja-K/L, RKP, dan Pagu Anggaran K/L yangmemuat informasi kinerja dan
rinciananggaran.SedangkanInformasiKinerjapalingsedikitmemuatprogram,
kegiatan,dansasarankinerja.Sehinggairisandaridokumenperencanaandan
penganggaranterletakpadaprogramdankegiatan.
Alur pikir dan keterkaitan antara dokumen perencanaan dan penganggaran
tersebutdapatdilihatpadadiagramberikutini:
B.InstrumenPerencanaandanPenganggaranyangResponsifGender
Secara garis besar, teknik penyusunan penganggaran yang responsif gender dapat
dilakukanmelalui2(dua)tahap,yaitu:(1)Analisisgender;dan(2)penyusunanGBS.
1.AnalisisGender
Analisisgenderdilakukandenganmengkajiisu/kesenjangangenderdalammoutput
kegiatan.Padaprosesinidiperlukanpiranti/alatuntukmenganalisisgender,seperti
model:Harvard,Moser,SWOT,PROBA,GAP,danlainsebagainya.Dalammelakukan
tahap analisis gender ini, pendampingan yang dilakukan oleh KPP & PA
menggunakan alat analisis Gender Analysis Pathway (GAP). Dengan telah
teridentifikasinya isu/ kesenjangan gender yang ada pada level output kegiatan
melaluianalisisgenderyangadapadaleveloutputkegiatanmelaluianalisisgender,
makainformasiyangadakemudiandimasukankedalamdokumenGBS.Analisisyang
digunakansebagaicontohdalampedomaniniadalahGenderAnalysisPathway(GAP)yang
meliputiSembilanlangkahsebagaiberikut:
a.Langkah1:Melaksanakananalisistujuandanprogramdankegiatan/sub-kegiatanyang
ada.
b.Langkah2:Menyajikandataterpilahmenurutjeniskelamindanusiasebagaipembuka
wawasan untuk melihat apakah ada kesenjangan gender (data yang kualitatif atau
kuantitatif).Jikadataterpilahtidaktersedia,dapatmenggunakandata-dataproksidari
sumberlainnya.
c. Langkah 3: Identifikasi faktor-faktor penyebab kesenjangan berdasarkan akses,
partisipasi,kontroldanmanfaat.Cantumkanisuyangrelevan.
1) Akses,yaituidentifikasiapakahkebijakan/programpembangunantelahmemberikan
ruangdankesempatanyangadilbagiperempuandanlaki-laki;
2) Partisipasi, yaitu identifikasi apakah kebijakan atau program pembangunan
melibatkansecaraadilbagiperempuandanlaki-lakidalammenyuarakankebutuhan,
kendala,termasukdalampengambilankeputusan;
3) Kontrol, yaitu identifikasi apakah kebijakan/program memberikan kesempatan
penguasaan yang sama ke pada perempuan dan laki-laki untuk mengontrol
sumberdayapembangunan;
4) Manfaat,yaitu indentifikasiapakahkebijakan/programmemberikanmanfaatyang
adilbagiperempuandanlaki-laki;
d.Langkah4:Menemukenalisebabkesenjangandiinternallembaga(budayadankapasitas
organisasi)yangmenyebabkanterjadinyaisugender.
e. Langkah 5: Menemukenali sebab kesenjangan di eksternal lembaga pada proses
pelaksanaanprogramdankegiatan/subkegiatan.
f. Langkah 6: Reformulasi tujuan kebijakan, program dan kegiatan/ sub-kegiatan
pembangunanmenjadiresponsifgender(bilatujuanyangadasaatinibelumresponsif
gender). Reformulasi ini harus menjawab kesenjangan dan penyebabnya yang
diidentifikasidilangkah3,4,dan5.
g. Langkah7:Menyusun rencana aksi dan sasarannyadenganmerujuk isu gender yang
telah diidentifikasi dan merupakan rencana kegiatan/sub-kegiatan untuk mengatasi
kesenjangangender.
h.Langkah8:Menetapkanbase-linesebagaidasaruntukmengukurkemajuanyangdapat
diambilpadadatapembukawawasanyangrelevandanstrategisuntukmenjadiukuran.
i.Langkah :Menetapkanindikatorkinerja(baikcapaianoutputmaupunoutcome)yang
mengatasikesenjangangenderdilangkah3,4dan5.
IntegrasiGAPdalampenyusunandokumenRenjaK/Lsepertitercantumdalamtabelberikut:
2.GenderBudgetStatement
GenderBudgetStatement(GBS)adalahPernyataanAnggaranGenderdisebutjugadengan
Lembar Anggaran Responsif Gender (Lembar ARG) yang merupakan dokumen
akuntabilitas-spesifik gender dan disusun oleh lembaga pemerintah untuk
menginformasikanbahwasuatukegiatantelahresponsifterhadapisugenderyangada,dan
apakah telah dialokasikan dana pada kegiatan bersangkutan untuk menangani
permasalahan gender tersebut. GBS diartikan pula sebagai dokumen yangmenyatakan
tentangadanyakesetaraangenderdalamperencanaandanpenganggaransuatukegiatan.
Mengacupadapengertiandiatas,maka telahdilakukananalisis gender.Dalampraktek
penganggaranK/L,GBSdisusunpadasaatmengajukanRKA-K/LkeKementerianKeuangan
c.q.DitjenAnggaran.
Padaintinya,GBSterdiriataskomponensebagaiberikut:
a) Program, Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan output yang rumusannya
sesuaidenganhasilrestrukturisasiprogram/kegiatan;
b) Tujuanoutputkegiatan;merupakanrumusandicapainyaoutput;
c) Analisis situasi; berisi tentang uraian ringkas yangmenggambarkan persoalan yang
akan ditangani/dilaksanakan oleh kegiatan yangmenghasilkan output, berupa data
pembuka wawasan, faktor kesenjangan, dan penyebab kesenjangan gender baik
internal maupun eksternal, serta menerangkan bahwa output/sub-output kegiatan
yangakandihasilkanmempunyaipengaruhkepadakelompoksasarantertentu.Pada
analisis situasi ini juga dijelaskan isu gender pada sub-output/komponen yang
merupakan bagian/ tahapan dalam pencapaian output. Isu gender dapat dilihat
denganmenggunakan4(empat)aspekyaitu:akses,partisipasi,kontroldanmanfaat
padalevelsub-output/komponen;
d) Rencana aksi; terdiri atas sub-output/komponen input. Tidak semua sub-
output/komponen input yang ada dicantumkan, tetapi dipilih hanya sub-
output/komponeninputyangsecaralangsungmengubahkondisikearahkesetaraan
gender.Jikaoutputtersebutmempunyaisub-output,bagianinimenerangkantentang
sub-outputyangterdapat isugendernya.Namunjikatidakmempunyaisub-output,
makabagianinimenerangkankomponenyangterdapatisugendernya;
e) Besaralokasidanauntukpencapaianoutput;
f) Dampak/hasil output kegiatan; merupakan dampak/hasil dari pencapaian output
kegiatan secara luas, dan dikaitkan dengan isu gender serta perbaikan ke arah
kesetaraangenderyangtelahdiidentifikasipadabagiananalisissituasi;
g) Penanda tanganGBSadalahpenanggungjawabKegiatanyangdijelaskandalamGBS
tersebut.
BABIII
LAPORANPELAKSANAANPENGARUSUTAMAANGENDER
A. Kegiatan Pengarusutamaan Gender Lingkup Direktorat Jenderal Penegakan Hukum
LingkunganHidupdanKehutanan;
Dalam kurunwaktu 2 (dua) tahun,Direktorat Jenderal PenegakanHukum Lingkungan
Hidup turut berpartisipasi di dalam Pengarusutamaan Gender, baik dalam bentuk
sosialisasi yang di adakan oleh Kelompok Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan maupun dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak.
AdaperubahansignifikanterhadappolapemahamanterhadapPengarusutamaanGender
didalamDirektoratJenderalPenegakanHukumdanKehutananselama2(dua)tahunini,
sepertiterteradidalamtabel,
Kegiatan 2015 2016 Verifier
IndentifikasiKegiatan
GAKKUMygresponsif
Gender
Sudah Sudah GAPdanGBStahun2015dan
2016
PembentukanFasilitator
LingkupUKEIolehPokja
PUGKLHK
Belum Sudah 2OrangFasilitatorPHLHKoleh
POKJAKLHK
MonitoringdanEvaluasi
PUGPOKJAKLHK
Sudah Sudah POKJAPUGKLHK
PembentukanSubPOKJA
PUGlingkupDitjenGAKKUM
Belum Sudah SK.12/PHLHK/SET/SET.1/6/2016
SosialisasidanAdvokasiSub
PokjaPUGlingkupDitjen
PHLHK,
Belum Sudah 1Kegiatan
TentunyaperluadatindaklanjutatasSosialisasidanAdvokasiPengarusutamaanGender,
sehingga pemahaman tidak sekedar Administrasi, namun hingga Implementasi
PengarusutamaanGenderdidalamProgramPenegakanHukumLingkunganHidupdan
Kehutanan.
B. PermasalahandanTantanganPengarusutamaanGenderditahun2016
a. BelumadanyaDataTerpilahFinal,dikarenakanmasihberkelanjutanprosesdatabase
lingkup Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
mulai dari tahunAgustus 2015hinggaDesember 2016, dimanaproses nyabelum
finalisasi, sehingga data pemaparan Data Terpilah cenderung akan mengalami
perubahan;
b. Sosialisasi dan Advokasi Pengarusutamaan Gender lingkup Penegakan Hukum
LingkunganHidupdanKehutananbelumsampaiUnitPelaksanaTeknisdiDaerah;
c. Belum adanya Pilot Project Pengarusutamaan Gender lingkup Direktorat Jenderal
PenegakanHukumLingkunganHidupdanKehutanan;
C. RencanaPerbaikanTahun2017
Berdasarkan permasalahan/tantangan di tahun 2015-2016, maka Direktorat Jenderal
PenegakanHukumakanmelaksanakanterobosan-terobosanyangdapatmempercepat
PengarusutamaanGenderataumengurangiberbagaihambatandantantanganyangada,
antaralainberupa:
a. KeberhasilanDirektoratJenderalPenegakanHukumLingkunganHidupdanKehutanan
bergantungpadaintegritas,Profesionalitas,Care/Responsivenes,nilai-nilaiinilahyang
haruskitabangunbersama;
b. PercepatanSosialisasidanAdvokasiPengarusutamaanGenderhinggaUnitPelaksana
TeknisdiDaerahlingkupDirektoratJenderalPenegakanHukumLingkunganHidupdan
Kehutanan;
c. Percepatan penentuan Pilot Project Pengarusutamaan Gender lingkup Direktorat
JenderalPenegakanHukumLingkunganHidupdanKehutanan;
BABIV
PENUTUP
MengingatbahwakesinambunganPerencanaandanPenganggaranyangresponsivegender
sangat penting dalam pencapaian keadilan dan kesetaraan gender, maka analisis gender
dalamberbagaikebijakan,programdankegiatan,perludilakukandanditingkatkan.Berbagai
kendalayangdihadapidalampelaksanaanPerencanaandanPenganggaranyangResponsive
Gender seperti lemahnya komitmenpara penentu kebijakan baik di lingkungan eksekutif,
legislative dan yudikatif, mimimnya pakar analisis gender karena kurangnya alokasi dana
untuk peningkatan kapasitas, dan terbatasnya informasi dan data terpilah berdasar jenis
kelamin, perlu mendapat perhatian secara seksama agar pelaksanaan strategi PG dapat
berjalansecaraefektifdanberkesinambungandimasayangakandatang.
Sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsive
Gender oleh BAPPENAS, menjelaskan metode yang dilakukan dengan analisis gender,
penyusunan GBS, dan pengintegrasian hasil analisis gender dalam RKA-K?L. Pelaksanaan
Juklan dapat disesuaikan dengan perkembangan setiap Kementerian/Lembaga. Sehingga
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup, Kementerian Lingkungan Hidup
danKehutanandiharapkandapatmelakukaninovasidanmengembangkanJuklaktersebut
sesuaidenganperkembanganmasing-masingKementerian/Lembaga.
Dengan Petunjuak Pelaksanaan ini diharapkan dapat mempermudah dan membantu
perencana di Kementerian/Lembaga untukmenyusun anggaran responsive gender dalam
konteks anggaran berbasis kinerja. Seluruh Kementerian/Lembaga dapat menggunakan
PetunjukPelaksanaansebagaiacuankerjadalammenyusunkebijakan/program/kegiatandan
pelaporanakuntabilitaskinerjayangresponsivegender.
Lampiran-Lampiran
GEDUNG MANGGALA WANABAKTI BLOK IV LANTAI 4
JALAN GATOT SUBROTO, SENAYAN, DKI JAKARTA