Laporan SkillsLab Gizi olahraga somatotype.docx
-
Upload
iffakarina -
Category
Documents
-
view
454 -
download
61
description
Transcript of Laporan SkillsLab Gizi olahraga somatotype.docx
LAPORAN PENUGASAN SKILLS LAB
MATA KULIAH GIZI OLAHRAGA
“SOMATOTYPE”
Disusun Oleh :
Kelompok Tutorial 6
Iffa Karina P 13/348741/KU/15918
Fildzah Ikramina 13/348778/KU/15923
Agfiana Berliani 13/348803/KU/15929
PROGRAM STUDI S-1 GIZI KESEHATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
A. Latar Belakang
Prestasi merupakan tujuan utama pada pencapaian kompetisi olahraga di berbagai
cabang. Pencapaian prestasi dilakukan dengan berbagai upaya sportif. Salah satu faktor yang
menentukan tercapainya prestasi adalah peforma atlet di dalam kompetisi. Oleh karena itu,
dilakukan beberapa cara untuk menghasilkan performa maksimal atlet.
Performa atlet sangat dipengaruhi oleh morfologi bentuk tubuh atlet (somatotype).
Sebab, tipe tubuh dan kualitasnya merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan
aktivitas olahraga. Bentuk tubuh dan kualitasnya akan berpengaruh positif apabila
disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan guna mencapai hasil kerja yang maksimal.
Menurut Santos yang dikutip oleh Alex J.Y. Lee and Wei-HsiuLin (2007: 174) ukuran
dan struktur tubuh adalah sesuatu yang sangat mempengaruhi penampilan dalam olahraga.
Jika atlet memiliki tubuh yang ideal, kecepatan, kelincahan, kelentukan, dan daya ledak yang
baik, maka akan semakin menunjang prestasi yang lebih maksimal. Selain itu menurut Carter
yang dikutip oleh Goran (2007), kesuksesan atlet dalam berbagai jenis olahraga ditentukan
oleh dimensi tubuh dan kondisi tubuh yang dimiliki.
Selain itu, menurut Robert (2011) performa atlet dapat ditingkatkan dengan penilaian
status gizi secara berkalaya itu dengan pengukuran antropometri. Hasil pengukuran
antropometri yang akurat ini kemudian dapat digunakan untuk menentukan somatotype atau
bentuk tubuh atlet yang dapat mencerminkan performa atlet (Carter, 2002).
Sebelumnya, atlet belum pernah melakukan pengukuran somatotype. Sehingga
diperlukan pengukuran somatotype atlet agar dapat dibandingkan dengan atlet professional
pada cabang olahraga yang digeluti atlet serta dapat diketahui komposisi tubuh apa yang
harus ditingkatkan untuk menyamai bentuk fisik atlet professional tersebut.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran status gizi atlet secara antropometri
2. Mahasiswa mampu menggunakan somatograph
3. Mahasiswa mampu mengisi peringkat somatograph (somatochart)
4. Mahasiswa mampu membaca somatograph dan mengenali gambaran tubuh yang
berbeda jenis
5. Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil somatograph untuk meningkatkan
komposisi tubuh
C. Hasil
1. Identitas
No Variabel
1. Nama Fildzah Ikramina
2. Usia 20 tahun
3. Jenis Kelamin Perempuan
4. Ras Asia
5. Pengukur Instruktur, Iffa, Agfiana
6. Instruktur Nadia Hanun Narruti
7. Hari/Tanggal Senin, 2 November 2015
2. Data hasil pengukuran
No Variabel Pengukuran
1
Pengukura
n 2
Pengukuran
3
Rata-
Rata
1. Komponen 1 :
Triceps skinfold 11.5 11 11 11.2
Subscapular
skinfold
12 12.5 12 12.2
Supraspinal
skinfold
18 19 19 18.7
Total skinfold 42,1
Calf skinfold 11.5 11.5 11.5 11.5
2. Komponen 2 :
Tinggi badan 158.6 158.6 158.6 158,6
Biepicondylus
breadth of humerus
5.4 5,5 5,5 5,5
Biepicondylus
breadth of femur
9.2 8.9 8.9 9
Upper arm circ –
triceps skinfold
23.4 – 1.12 22,28
Calf arm circ – calf
skinfold
31,9 – 1,15 30,75
3. Komponen 3 :
Body mass (kg) 49.8 49.8 49.8 49,8
3. Perhitungan dengan Rumus
a) Endomorph = -0,7182 + 0,1451 (X) – 0,00068 (X2) + 0,0000014 (X3)
X= (penjumlahan trisep, subskapula, dan supraspinal skinfolds)x 170,18/tinggi
badan (cm)
X = (42,1) x 170,18/158,6 cm
X = 45,2
Endomorph = -0,7182 + 0,1451 (X) – 0,00068 (X2) + 0,0000014 (X3)
= -0,7182 + 0,1451 (45,2) – 0,00068 (45,22) + 0,0000014 (45,23)
= -0,7182 + 6,55852 – 1,398488 + 0,129283
= 4,57
b) Mesomorph = [0,858 x lebar humerus (cm) + 0,601 x lebar femur + 0,188x(lila
(cm) – tebal lipatan kulit triceps mm/10) + 0,161 x (lingkar betis
(cm) – tebal lipatan kulit betis mm/10) – 0,131 x tinggi badan
(cm) + 4,5
Mesomorph = [(0,858 x 5,5cm) + (0,601 x 9cm) + (0,188 x 22,28) + (0,161 x
30,75) – (0,131 x 158,6 cm) + 4,5]
= [4,719 + 5,409 + 4,188 + 4,95 – 20,776 + 4,5]
= 2,99
c) Ectomorphy
HWR=tinggi badan3√berat badan
HWR=158,6 cm3√49,8 kg
HWR = 43,1
Ectomorphy = 0,732 x HWR – 28,58
= 0,732 x 43,1 – 28,58
= 2,96
Kesimpulan :
- Nilai endomorph : 4,57 = 5
- Nilai mesomorph : 2,99 = 3
- Nilai ectomorph : 2,96 = 3
4. Heath-Carter Somatotype Rating Form
Fildzah Ikramina
Mahasiswa19 tahun
2 November 2015
11,2
12,2
18,7
42,1 45,2158,6
158,6
5,5
9
1,1223,4
31,9 1,15
49,8
43,09
4,5 3 3
AsiaSkills Lab Dasar Gizi Olahraga
D. Pembahasan
1) Perhitungan rumus
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus somatotype, diketahui bahwa
responden Fildzah memiliki nilai endomorph sebesar 5, mesomorph sebesar 3 dan
ectomorph sebesar 3. Kemudian nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus X
dan Y dalam somatochart, yaitu sebagai berikut :
X = Ecto – Endo
= 3 – 5
= -2
Y = 2 x Meso – (Endo + Ecto)
= 2 x 3 – (5+3)
= 6 – 8
= -2
Kemudian nilai tersebut di-plot-kan dalam somatochart, yaitu sebagai berikut :
Gambar 1. Somatochart Responden Fildzah Berdasarkan Perhitungan Rumus
Berdasarkan plotting di atas, maka dapat diketahui bahwa responden Fildzah
memiliki somatotype yaitu 5 – 3 – 3.
2) Heath Carter Somatotype Form
Berdasarkan hasil dalam form Heath-Carter Somatotype Form, didapatkan
bahwa responden Fildzah memiliki nilai endomorph sebesar 4,5 (yang dibulatkan
menjadi 5), mesomorph sebesar 3 dan ectomorph sebesar 3. Kemudian nilai-nilai
tersebut dimasukkan ke dalam rumus X dan Y dalam somatochart, yaitu sebagai
berikut :
X = Ecto – Endo
= 3 – 5
= -2
Y = 2 x Meso – (Endo + Ecto)
= 2 x 3 – (5+3)
= 6 – 8
= -2
Kemudian nilai tersebut di-plot-kan dalam somatochart, yaitu sebagai berikut :
Gambar 2. Somatochart Responden Fildzah Berdasarkan Heath-Carter Somatotype
Berdasarkan plotting di atas, maka dapat diketahui bahwa responden Fildzah
memiliki somatotype yaitu 5 – 3 – 3. Hasil ini sama dengan hasil perhitungan
berdasarkan formula rumus. Carter (2002) mengemukakan bahwa hasil tersebut
kemudian dapat dikategorikan menjadi 13 kategori, yakni sebagai berikut :
1) Central : tidak ada perbedaan berarti antara satu komponen dengan yang
lainnya.
2) Balanced endomorph : endomorphy lebih dominan, sedangkan mesomorphy
dan ectomorphy sebanding atau tidak ada perbedaan yang berarti (lebih dari 1 ½
satuan).
3) Mesomorphic endomorph : endomorphy lebih dominan dan mesomorphy lebih
besar daripada ectomorphy.
4) Mesomorph-endomorph : endomorphy dan mesomorphy sebanding / sama besar
atau tidak berbeda lebih dari 1 ½ satuan dan angka ectomorphy lebih kecil.
5) Endomorphic mesomorph : mesomorphy lebih dominan dan endomorphy lebih
besar daripada ectomorphy.
6) Balanced mesomorph : mesomorphy lebih dominan, sedangkan endomorphy
dan ectomorphy sebanding atau tidak ada perbedaan yang berarti (lebih dari 1 ½
satuan).
7) Ectomorphic mesomorph : mesomorphy lebih dominan dan ectomorphy lebih
besar daripada endomorphy.
8) Mesomorph-ectomorph : ectomorphy dan mesomorphy sebanding / sama besar
atau tidak berbeda lebih dari 1 ½ satuan dan angka endomorphy lebih kecil.
9) Mesomorphic ectomorph : ectomorphy lebih dominan dan mesomorphy lebih
besar daripada endomorphy.
10) Balanced ectomorph : ectomorphy lebih dominan, sedangkan endomorphy dan
mesomorphy sebanding atau tidak ada perbedaan yang berarti (lebih dari 1 ½
satuan).
11) Endomorphic ectomorph : ectomorphy lebih dominan dan endomorphy lebih
besar daripada mesomorphy.
12) Endomorph-ectomorph : ectomorphy dan endomorphy sebanding / sama besar
atau tidak berbeda lebih dari 1 ½ satuan dan angka mesomorphy lebih kecil.
13) Ectomorphic endomorph : endomorphy lebih dominan dan ectomorphy lebih
besar daripada mesomorphy.
Dari ke-13 kategori di atas, dapat disederhanakan menjadi 4 kategori besar
yaitu :
1) Central : tidak ada perbedaan komponen yang satu dengan yang lainnya.
2) Endomorph : endomorphy lebih dominan, mesomorphy dan ectomorphy lebih
kecil 1 ½ satuan.
3) Mesomorph : mesomorphy lebih dominan, endomorphy dan ectomorphy lebih
kecil 1 ½ satuan.
4) Ectomorph : ectomorphy lebih dominan, endomorphy dan mesomorphy lebih
kecil 1 ½ satuan.
Sehingga dapat diketahui bahwa somatotype responden Fildzah termasuk ke
dalam kategori balanced endomorph.
3) Perbandingan dengan Atlet Pencak Silat
Berdasarkan penelitian Pieter dan Bercades (2009), atlet pencak silat
perempuan di Filipina memiliki rata-rata somatotype yaitu 3,98 – 4,09 – 1,94.
Responden pada penilitian tersebut rata-rata memiliki usia 20,40 ±3,65 tahun, berat
badan 53,30 ± 7,75 kg dan tinggi badan 156,30 ± 5,78 cm. Sedangkan responden
Fildzah belum memiliki somatotype yang sesuai dengan penelitian tersebut yaitu 5 –
3 – 3. Diperlukan penurunan komponen endomorph dan ectomorph serta peningkatan
komponen mesomorph untuk dapat memenuhi somatotipe para atlet pencak silat.
Menurut Shapie dkk(2013) dan Aziz dkk (2002), atlet pencak silat lebih banyak
melakukan performa dengan intensitas tinggi (high power), terutama dengan
explosive leg power yang tinggi (vertical jump). Sehingga, diperlukan komponen
mesomorph yang lebih tinggi dibandingkan kedua komponen lainnya.
Untuk dapat meningkatkan komponen mesomorph atau komponen otot dan
tulang, dapat dilakukan latihan dengan memanfaatkan metodologi latihan yang
berbeda, yaitu intensitas tinggi, intensitas rendah, volume tinggi, volume rendah, set
bertempo, short rest interval, long rest interval. Kombinasikan dalam beberapa kardio
(atau circuit training) untuk meluruhkan semua lemak.
Sedangkan untuk menurunkan komponen endomorph yaitu dengan
melakukan HIIT (High-intensity Interval Training). Jenis latihan ini dinilai sangat
membantu dalam menghilangkan lemak tubuh. Sesi latihan HIIT umumnya terdiri
dari periode pemanasan, kemudian beberapa pengulangan latihan intensitas tinggi
yang dipisahkan pemulihan, kemudian pendinginan. Latihan intensitas tinggi harus
dilakukan mendekati intensitas maksimum. Latihan menengah harusmemiliki
intensitas sekitar 50%. Jumlah pengulangan dan lama masing-masing latihan
tergantung pada latihan, tapi mungkin minimal tiga pengulangan dengan hanya 20
detik latihan intens.
E. Kesimpulan
1. Responden Fildzah termasuk dalam kategori balanced endomorph (berdasarkan
formula rumus dan metode Heath-Carter).
2. Somatotype responden Fildzah belum sesuai dengan somatotype pada atlet pencak
silat dengan karakteristik ras dan usia yang mirip.
F. Saran
Untuk meningkatkan komponen mesomorph pada responden dapat dengan
melakukan latihan kardio atai circuit training. Juga diperlukan memadukan berbagai
metode latihan agar mencapai hasil yang diinginkan. Latihan cardio ini dapat
meningkatkan otot serta mebakar lemak sehingga secara bersamaan dapat pula
menurunkan komponen endomorph. Menurunkan komponen endomorph dapat pula
dilakukan dengan HIIT (High-intensity Interval Training).
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A.R. dkk. 2002. Physiological Responses During Matches and Profile of Elite Pencak
Silat Exponents. Journal of Sports Science and Medicine Vol.1 : hal.147-155.
Carter, J.E.L. 2002. The Heath-Carter Anthropometric Somatotype Instruction Manual.
Canada : RossCraft Surrey.
Pieter, W. dan L.T. Bercades. 2009. Somatotypes of National Elite Combative Sport Athletes.
Brazilian Journal of Biomotricity vol.3 no.1 : hal. 21-30.
Shapie, M.N.M. dkk. 2013. Activity Profile During Action Time in National Silat
Competition. Journal of Combat Sports and Martial Arts Vol.4 : hal.81-86.