KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN...

35
0 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Tel/Fax (0271) 664178 BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK LIMB MOTOR EXAMINATION Sistem Motorik Extremitas Superior Sistem Motorik Ekstremitas Inferior KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2017

Transcript of KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN...

Page 1: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

0

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEDOKTERAN Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Tel/Fax (0271) 664178

BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

TOPIK

LIMB MOTOR EXAMINATION

Sistem Motorik Extremitas Superior

Sistem Motorik Ekstremitas Inferior

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEDOKTERAN

2017

Page 2: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

1

TIM PENYUSUN

Udy Herunefi Hancoro,dr., Sp.B,SpOT

Selfi Handayani, dr., MKes.

Desy K Tandiyo, dr.,SpKFR

Balgis, dr.,MSc-CMFM, Sp. Ak, DLP

Dr. Isna Qadrijati, dr.,MKes.

Muthmainah, dr., M.NeuroSc

Yunia Hastami, dr., MMedEd

Page 3: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

2

Abstrak

Muskuloskeletal merupakan salah satu tema blok dalam kurikulum pendidikan dokter

di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Untuk mencapai kompetensi di bidang

muskuloskeletal, mahasiswa kedokteran perlu belajar melalui berbagai cara pembelajaran,

antara lain dengan belajar keterampilan diagnostik pemeriksaan muskuloskeletal.

Manual Skills Lab Limb Examination terdiri dari topik pemeriksaan Sistem Motorik

Ekstremitas Superior dan Inferior. Pada pemeriksaan motorik ekstremitas superior, mahasiswa

mempelajari cara pemeriksaan bahu siku dan pergelangan tangan serta jari jari tangan.

Sedangkan untuk pemeriksaan motorik ekstremitas inferior, mahasiswa mempelajari teknik

pemeriksaan pada pinggul, lutut, tumit dan kaki. Buku ini berisi silabus, tujuan pembelajaran,

prosedur keterampilan klinis dan daftar buku acuan yang dapat digunakan untuk membantu

belajar mahasiswa. Disertakan juga daftar tingkat kompetensi keterampilan klinik yang harus

dicapai sehingga membantu mahasiswa belajar lebih fokus. Teknis pembelajaran

dilangsungkan dengan metode belajar terbimbing dengan didampingi instruktur dan mandiri.

Responsi untuk mengevaluasi hasil belajar diselenggarakan pada akhir semester, terdiri dari

station topik dan station integrasi.

Silabus memuat tujuan pembelajaran blok disertai daftar indikator ketercapaiannya,

metode pembelajaran yang dipakai, alokasi waktu, materi dan buku referensi, dan sistem

penilaiannya. Setiap prosedur pemeriksaan disertai dengan panduan untuk melakukan

inspeksi, palpasi dan penilaian Range of Motion aktif dan pasif.

Kata kunci: ekstremitas inferior, ekstremitas inferior, motor examination, silabus,

tujuan pembelajaran

Page 4: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan

bantuan-Nya kami dapat menyempurnakan dan menyelesaikan penyusunan Buku Manual

Skills Lab Topik Limb Motor Examination Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Penyusunan buku manual ini ditujukan untuk membantu dosen dan mahasiswa dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam skills lab yang diselenggarakan pada semester 1

program pendidikan dokter FK UNS. Berdasarkan masukan dari berbagai pihak, buku ini

berisi panduan untuk meningkatkan keterampilan klinis terutama ketrampilan pemeriksaan

ilmu-ilmu dasar. Buku ini berisi silabus, tujuan pembelajaran, panduan prosedur pemeriksaan

klinis, dan daftar acuan yang dapat digunakan untuk membantu belajar mahasiswa.

Sumbang saran sangat diharapkan guna memperbaiki serta menyempurnakan buku

modul ini di dalam penyusunan yang akan datang.Buku ini dapat terbit berkat bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada

seluruh tim penyusun serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Semoga kerjasama semua pihak dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

ketrampilan klinis ini akan lebih ditingkatkan demi keberhasilan pendidikan dokter yang

berkualitas.

Surakarta, Agustus 2017

Ketua Tim Penyusun

Manual Skills Lab Topik Limb Motor Examination

Page 5: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

4

DAFTAR ISI

Tim Penyusun . 1

Abstrak

Kata Pengantar

2

3

Daftar Isi 4

Silabus

TOPIK PEMERIKSAAN MOTORIK EKSTREMITAS SUPERIOR

Pendahuluan

5

7

7

Tujuan Pembelajaran

Materi Pemeriksaan

Prosedur Pemeriksaan Motorik Ekstremitas Superior

7

8

13

Cheklist Penilaian Pemeriksaan Ekstremitas Superior 24

Daftar Rujukan

TOPIK PEMERIKSAAN MOTORIK EKSTREMITAS INFERIOR

Pendahuluan

24

25

25

Tujuan Pembelajaran

Materi pembelajaran

Prosedur Pemeriksaan Motorik Ekstremitas Inferior

25

26

29

Cheklist Penilaian Pemeriksaan Ekstremitas Inferior

Daftar Rujukan

39

39

Page 6: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

5

SILABUS Program Studi : Kedokteran

Kode Keterampilan Klinik : -

Topik : Limb Motor Examinations Bobot : 0,5 SKS

Semester : 1

Standar Kompetensi : Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan gerak fisiologis ekstremitas superior dan ekstremitas inferior

(fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi)

Prasyarat : Mahasiswa diharapkan telah mempunyai pengetahuan tentang (1) Anatomi struktur tulang dan sendi, ligamentum, sistem

otot/kelompok otot dan syaraf yang menginervasinya. (2) Fisiologi mekanisme kontraksi otot, fungsi ligamentum, dan gerakan sendi.

Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman

Belajar Materi Pokok Alokasi waktu

(menit) Sumber/

Bahan Ajar Penilaian

Mampu melakukan

pemeriksaan gerak

fisiologis ekstremitas

superior (fleksi, ekstensi,

abduksi, adduksi, rotasi)

1. Mahasiswa dapat

menjelaskan prinsip-

prinsip pemeriksaan

sistem

muskuloskeletal.

2. Mahasiswa dapat

melakukan anamnesis

pada pasien dengan

keluhan sistem

muskuloskeletal.

3. Mahasiswa dapat

melakukan

pemeriksaan regio

bahu (shoulder).

4. Mahasiswa dapat

Praktik

Terbimbing Praktik

Mandiri

Pemeriksaan

gerak fleksi,

ekstensi, abduksi,

adduksi, rotasi

Kuliah

Pengantar

1x100 menit

Terbimbing 2x100 menit

mandiri Mandiri 1x100

menit OSCE 1x100

menit

1. Burton, R., 1983, The Hand

Examination & Diagnosis,

2nd edition, Churchill

Livingstone.

2. Hoppenfeld, S., 1986,

Physical Examination Of

The Spine and Extremities,

Appleton & Lange. 3. Salomon, L., 2001, System

of Orthopaedics and

Fractures,8th edition, Oxford

University, New York.

OSCE

Page 7: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

6

melakukan

pemeriksaan regio

siku (elbow).

5. Mahasiswa dapat

melakukan

pemeriksaan regio

pergelangan tangan

(wrist) dan tangan

(hand)

Mampu melakukan

pemeriksaan gerak

fisiologis ekstremitas

inferior (fleksi, ekstensi,

abduksi, adduksi, rotasi)

1. Mengetahui prinsip-

prinsip pemeriksaan

sistem Motorik

Ekstremitas Inferior

2. Melakukan anamnesis

pada pasien dengan

keluhan sistem

Motorik Ekstremitas

Inferior.

3. Melakukan

pemeriksaan regio

pinggul (hip).

4. Melakukan

pemeriksaan regio

lutut (knee).

5. Melakukan

pemeriksaan regio

tumit (ankle) dan kaki

(foot).

Skills Lab

terbimbing Prosedur

pemeriksaan

pinggul, lutut,

tumit, dan kaki

4.Hoppenfeld, S., 1986,

Physical Examination Of The

Spine and

Extremities,Appleton &

Lange. 5.Salomon, L.,2001, System of

Orthopaedisand Fractures,8th

edition, Oxford University,

New York.

Page 8: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

7

TOPIK PEMERIKSAAN MOTORIK EKSTREMITAS SUPERIOR

PENDAHULUAN

Keterampilan Klinik Pemeriksaan Motorik Ekstremitas Superior merupakan keterampilan

yang harus dimiliki mahasiswa untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan ekstremitas

superior yang fisiologis meliputi look/ inspeksi, feel/ palpasi, dan move pada regio bahu, siku,

pergelangan tangan dan tangan.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari Buku Keterampilan Diagnostik Pemeriksaan Motorik Ekstremitas

superior ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui prinsip-prinsip pemeriksaan sistem muskuloskeletal.

2. Melakukan anamnesis pada pasien dengan keluhan sistem muskuloskeletal.

3. Melakukan pemeriksaan regio bahu (shoulder).

4. Melakukan pemeriksaan regio siku (elbow).

5. Melakukan pemeriksaan regio pergelangan tangan (wrist) dan tangan(hand).

Dalam memahami keterampilan Pemeriksaan ini, mahasiswa diharapkan telah mempunyai

pengetahuan tentang :

1. Anatomi : struktur tulang dan sendi, ligamentum, sistem otot/kelompok otot dan

syarafyang menginervasinya.

2. Fisiologi : mekanisme kontraksi otot, fungsi ligamentum, dan gerakan sendi.

Page 9: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

8

MATERI PEMERIKSAAN MOTORIK LIMB EXAMINATION -

SUPERIOR

ANATOMI DAN FISIOLOGI TERAPAN

Sendi

Sendi (articulatio) adalah hubungan atau titik kontak antar tulang-tulang atau antara tulang

dan tulang rawan.

Sendi diklasifikasikan berdasarkan jenis bahan yang menyatukan tulang yang bersendi

serta derajat gerakan yang dimungkinkan. Terdapat 3 tipe :

(1) Sendi Fibrosa : disatukan oleh jaringan ikat fibrosa (kolagenosa) dan terfiksasi atau

tidak dapat bergerak. Contohnya : hubungan antara tulang cranium (sutura).

(2) Sendi kartilaginosa : disatukan oleh tulang rawan, dapat bergerak sedikit. Contohnya :

sendi vertebra (discus intervertebralis).

(3) Sendi sinovial : dilapisi tulang rawan, memiliki rongga sendi berisi cairan sinovial dan

dibungkus membran sinovial. Sendi ini bergerak bebas dan merupakan sendi yang

umum pada ekstremitas.

Sendi sinovial

Tulang rawan sendi menutupi permukaan tulang dan menurunkan gesekan di sendi,

menurunkan gesekan sendi dan meredam goncangan. Membran sinovium bagian dalam

menghasilkan cairan sinovial yang berfungsi untuk pelumas dan memberi pasokan nutrien ke

tulang rawan sendi. Cairan sinovial juga mengandung sel fagositik yang membersihkan

mikroba dan debris dalam rongga sendi.

Terdapat beberapa jenis sendi sinovial :

(a) Engsel : gerakan berlangsung dalam satu bidang, misalnya articulatio cubiti,

articulatio genu, articulatio interphalang.

(b) Peluru (ball and socket) : memungkinkan gerakan mengelilingi 3 sumbu (fleksi

ekstensi, abduksi adduksi, dan rotasi). Misalnya : bahu dan paha.

(c) Pivot : suatu cincin tulang dan ligamentum yang mengelilingi permukaan tulang lain

sehingga hanya memungkinkan gerakan rotasi. Misalnya articulatio atlantoaxial di

vertebra cervical 1, serta articulatio radioulnaris.

(d) Pelana (saddle) : serupa dengan engsel dengan tambahan sedikit gerakan pada bidang

kedua. Misalnya articulatio carpometacarpea prima (pangkal ibu jari)

Sebagai dasar memahami nama gerakan pada ekstremitas, berikut ini beberapa istilah

gerakan yang perlu dipahami :

(1) Gerakan angular, meliputi :

a. Fleksi : pengecilan sudut antar tulang (misal: menekuk siku)

b. Ekstensi : peningkatan sudut antar tulang ( misal : meluruskan siku)

Page 10: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

9

c. Abduksi : gerak tulang menjauhi garis tengah (misal: gerakan lengan menjauhi

garis tengah badan)

d. Adduksi : gerak tulang mendekati garis tengah ( misal : merapatkan lengan kesisi

tubuh)

(2) Rotasi , merupakan gerak tulang berputar pada porosnya

a. Rotasi internal , misal : rotasi internal paha, jempol kaki mengarah ke medial

b. Rotasi eksternal, misal : rotasi eksternal paha, jempol kaki mengarah ke lateral

(3) Gerakan khusus, contohnya :

a. Pronasi : istilah ini dipakai untuk menunjukkan gerakan lengan bawah berlawanan

arah jarum jam sehingga telapak tangan menghadap ke bawah.

b. Supinasi : lawan dari pronasi, gerak memutar lengan bawah searah jarum jam

sehingga telapak tangan menghadap ke atas

c. Dorsofleksi : memfleksikan pergelangan kaki ke anterior

d. Plantarfleksi : memfleksikan pergelangan kaki ke posterior

e. Inversi : menggerakkan telapak kaki ke arah dalam menghadap ke telapak kaki

yang lain,

f. Eversi : lawan dari inversi, menggerakkan telapak kaki ke arah luar menjauhi

telapak kaki yang lain.

g. Protraksi : menggerakkan mandibula ke depan

h. Retraksi : menggerakkan mandibula ke belakang.

ANAMNESIS

Dalam melakukan pemeriksaan fisik diagnostik musculoskeletal, seorang dokter perlu

mengawali dengan memperkenalkan diri, kemudian dilanjutkan dengan menerangkan

kepada pasien maksud dan tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan serta meminta ijin

untuk melakukan pemeriksaan sehingga pasien akan merasa nyaman terhadap pemeriksa

dan bisa bersikap kooperatif.

Untuk mengumpulkan data-data pasien perlu dilakukan anamnesis, yang meliputi:

Data umum: nama, jenis kelamin, umur, alamat, pekerjaan.

Keluhan utama: keluhan yang menyebabkan pasien datang ke seorang dokter.

Biasanya pasien dengan penyakit muskuloskeletal datang dengan keluhan utama

sebagai berikut:

- Nyeri: leher, punggung, pinggang, nyeri sendi dengan atau tanpa gejala sistemik

seperti demam.

- Sendi bengkak.

- Gangguan gerak.

Data yang harus digali dari keluhan utama :

- Kualitas nyeri.

Page 11: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

10

- Derajat nyeri: penurunan range of motion (ROM), keterbatasan gerakan, gangguan

tidur, kesulitan melakukan aktifitas fisik rutin yang sudah biasa dilakukan seperti

berjalan, berdiri, duduk, jongkok, bangkit dari tempat tidur, menggerakkan leher

dan lain-lain.

- Lokasi dan penjalaran nyeri: lokalisata, difus, radiasi nyeri, melibatkan mono atau

poliartrikuler.

- Faktor yang memperberat terjadinya keluhan: aktifitas fisik, perubahan posisi

- Faktor yang meringankan rasa sakit: istirahat, perubahan posisi, pemijatan, obat.

- Perubahan sensasi: hipo/hiperestesia, parestesia.

- Gejala neuromuskuler yang lain: kontraksi involunter, kelemahan otot, deformitas,

tremor.

- Gangguan fungsi organ: retensio urine, konstipasi, inkontinensia urine,

inkontinensia alvi.

- Kelainan pada kulit : rash, deskuamasi, sinus, sikatriks.

- Gejala sistemik: demam, menggigil, rash, penurunan berat badan, anoreksia.

- Penting untuk membedakan apakah keluhan bersumber dari tulang, sendi, otot, atau

tendo; berlangsung akut atau kronis; inflamatorik atau non-inflamatorik.

Riwayat penyakit yang lalu: trauma, operasi.

Riwayat penyakit keluarga.

Status sosial ekonomi.

Riwayat alergi.

Riwayat pemakaian obat-obatan (steroid), alkohol, merokok.

Pada pemeriksaan Muskuloskeletal, dibagi menjadi :

1. Pemeriksaan Umum, meliputi :

a. Kondisi pasien secara umum.

b. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi respirasi dan suhu).

c. Posisi (berbaring, berjalan atau berdiri).

2. Pemeriksaan Regional : pemeriksaan dilakukan pada sisi yang sakit, kemudian

bandingkan pada sisi yang normal.

a. Inspeksi :

Inspeksi dilakukan dari sisi anterior, lateral dan posterior.

Ekstremitas atas dan bawah diperiksa dari proksimal ke distal (apakah ada

pemendekan (shortening), deformitas, malalignment, edema, pembengkakan,

ulkus, sinus, sikatriks, atrofi kulit dan otot).

b. Palpasi :

Suhu di area tersebut (hangat/dingin ?)

Krepitasi

Page 12: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

11

Nyeri pada palpasi : nyeri tekan superfisial

atau nyeri tekan dalam.

c. Gerakan:

Untuk menilai keterbatasan range of motion

(ROM) sendi dan kekuatan otot (MMRC –

Modified Medical Research Council).

Aktif: dilakukan oleh pasien sendiri.

Pemeriksaan gerakan aktif dilakukan sebelum

pemeriksaan dengan gerakan pasif.

Pasif: dilakukan oleh pemeriksa, dicatat

derajat gerakannya, misalnya 30o-90o.

d. Gaya berjalan (walking-gait):

Normal gait: Stance phase 60% dan swing

phase 40%

Antalgic gait

Trendelenburg gait

e. Pengukuran:

Apparent limb length discrepancy

True limb length discrepancy

Circumference limb

Gambar 1.Collumna vertebralis

Page 13: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

12

PROSEDUR PELAKSANAAN KETERAMPILAN KLINIK

A. Alat dan bahan

Alat-alat yang diperlukan dalam pemeriksaan muskuloskeletal :

1. Goniometer

2. Meteran

Gambar 2. Goniometer

B. Tahap Persiapan

1. Cek alat dan bahan untuk latihan terbimbing

2. Melakukan review materi tentang pemeriksaan extremitas superior

3. Instruktur menjelaskan tahapan bimbingan yakni demonstrasi oleh instruktur

dilanjutkan kegiatan mandiri oleh mahasiswa

4. Salah satu mahasiswa berperan sebagai probandus, bisa secara bergantian.

C. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pemeriksaan motorik ekstremitas superior meliputi pemeriksaan

bahu, siku, pergelangan tangan dan tangan.

A. PEMERIKSAAN REGIO BAHU(SHOULDER)

1. Inspeksi :

Shoulder girdle(gambar 16) terdiri 3 joint& 1 artikulasi -- Acromioclavicular (AC) joint,

Glenohumeral (GH) joint, Sternoclavicular (StC) joint dan Scapulothoracic (ScT) articulation.

a. Anterior :

Secara keseluruhan dilihat kontur dari regio bahu adakah : pembengkakan, perubahan

kulit (scar, inflamasi), wasting otot dan deformitas.

Pada inspeksi dari anterior: dilihat adanya penonjolan Sternoclavicular joint (A), fraktur

klavikula (B), subluksasi Acromioclavicularjoint (C), wasting m. deltoideus (D) (lihat

gambar 18, kiri).

Page 14: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

13

Gambar 3. Glenohumeral (GH) joint

Gambar 4. Shoulder girdle

Gambar 5. A. Anterior B. Lateral C. Posterior

b. Lateral : dilihat adakah wasting otot pada regio deltoid, perubahan kulit (inflamasi,

sikatriks, sinus).

Page 15: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

14

c. Posterior : dilihat kontur regio bahu, adanya perubahan kulit, wasting otot-otot (trapezius,

deltoideus, supraspinatus, infraspinatus, lattisimus dorsi), prominent scapula.

2. Palpasi

Dilakukan dengan cara pemeriksa berdiri di samping pasien bila pasien duduk atau

pemeriksa berdiri di depan pasien bila pasien berdiri.

Gambar 6. Palpasi regio bahu

Pemeriksaan palpasi dilakukan pada sisi anterior, lateral dan posterior.Bandingkan kedua

sisi. Palpasi bony prominence klavikula, acromioclavicular joint, skapula, adakah nyeri tekan,

perubahan suhu atau pembengkakan ?

3. Range of Motion (ROM) :

Pemeriksaan dari gerakan aktif dilanjutkan dengan gerak pasif, diperiksa kedua bahu

secara simultan :

Abduksi – Adduksi

Fleksi anterior – Ekstensi

Rotasi internal – Rotasi eksternal

Page 16: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

15

Gambar 7. Pemeriksaan ROM regio bahu, kiri : abduksi aktif (normal 0-170o),

tengah : abduksi pasif, kanan : aduksi (normal 0-50o)

Gambar 8. Pemeriksaan ROM regio bahu, kiri : fleksi anterior (normal 0-165o),

tengah : ekstensi (normal 0-60o), kanan : fleksi horisontal (normal : 0-140o)

Gambar 9. Kiri : posisi abduksi, rotasi internal (normal : 0-70o);

kanan : posisi abduksi, rotasi eksternal (normal : 0-100o)

Gambar 10. Kiri : posisi ekstensi, rotasi eksternal (normal : 0 - 70o);

Kanan : posisi ekstensi, rotasi internal (normal 0 - 70o)

NOTE : TES KHUSUS MASUK SEMESTER 3 TOPIK JOINT & SPINE

B. PEMERIKSAAN REGIO SIKU (ELBOW)

Pasien berdiri pada posisi anatomis.

Area yang dipaparkan adalah kedua anggota gerak atas dari regio bahu sampai tangan.

Bandingkan sisi kanan dan kiri adakah asimetri ?

Periksa sisi anterior dan posterior.

1. Inspeksi :

Page 17: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

16

a. Anterior :

Dilihat kontur regio siku.

Dilihat adanya perubahan kulit (inflamasi, sikatriks, pembengkakan).

Rotasi internal/eksternal

Cubitus varus/valgus

Muscle wasting : m. trapezius, biceps brachii, deltoideus.

Gambar 11. Regio siku anterior A : Cubitus Valgus Ukur Carrying Angle

B : Cubitus Varus M(2-26o) F(2-22o)

b. Posterior :

Kontur siku

Perubahan kulit (inflamasi, sikatriks, pembengkakan)

Muscle wasting

Gambar 12a.Pembengkakan Gambar 12b.A: Bursitis olecranon

siku posterior B: Rheumatoid nodules

2. Palpasi :

Perubahan suhu kulit

Penonjolan tulang : epikondilus medialis, epikondilus lateralis, olecranon membentuk

segitiga sama sisi pada posisi siku fleksi 90o, bila ekstensi menjadi garis lurus (normal).

Jaringan lunak : adakah nodul?

Nyeri tekan : di epikondilus lateralis (Tennis elbow), epikondilus medialis (Golfer’s

elbow).

Page 18: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

17

Gambar 13a.Palpasi penonjolan tulang Gambar 13b.Palpasi siku

(bony prominence)

3. Range of Motion (ROM) :

Pasif dan aktif

Fleksi (0 - 140o)

Ekstensi (0o), hiperekstensi (sampai -15o pada wanita muda)

Pronasi (0 - 75o) dengan fleksi siku 90o

Supinasi (0 - 80o) dengan fleksi siku 90o

Gambar 14. Kiri : A. Ekstensi penuh, B. Loss extension

Tengah : Hiperekstensi (pada Ehlers Danlos Syndrome, Kanan : Fleksi

Gambar 15. Kiri : supinasi (normal : 80o) kanan : pronasi (normal : 75o)

NOTE : TES KHUSUS DIMASUKKAN SEMESTER 3 TOPIK JOINT & SPINE

C. PEMERIKSAAN PERGELANGAN TANGAN (WRIST) DAN TANGAN

Kedua tangan diletakkan di atas bantal/meja.

Bandingkan kedua tangan.

Page 19: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

18

Fungsi utama tangan adalah untuk pinch grip (ibu jari dengan jari telunjuk) dan power

grip (antara 3 jari fleksi dengan bagian palmar tangan).

Gambar 16. Inspeksi (16a) dan palpasi pergelangan tangan dan tangan (16b, c, d, e)

1. Inspeksi

Aspek dorsal :

- Kulit (tekstur, warna, inflamasi, pembengkakan).

- Kuku (warna, bentuk).

- Deformitas jari :swan neck, Boutoniere deformation, Mallet deformation, Heberden’s

node, Bouchard’s node.

- Muscle wasting,

- Adanya guttering first web space.

Aspek palmar :

- Kulit (warna, tekstur, kontraktur)

- Pembengkakan.

- Muscle wasting : eminensia thenar/hypothenar

Gambar 17a. Deformitas jari, kiri ke kanan :Mallet deformity, swan neck, Boutoniere deformity,

A:Heberden’s node B:Bouchard’s node

16a

16b 16c 16d

16e

Page 20: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

19

2. Palpasi :

Perubahan suhu (normal, menurun, meningkat ?)

Kulit : kering, lembab

Nyeri tekan

Sendi-sendi di pergelangan tangan adalah radiocarpal joint, distal radioulnar joint dan

intercarpal joint, sedangkan sendi-sendi di telapak tangan adalah metacarpophalangeal

joint, proximal interphalangeal joint dan distal interphalangeal joint.

3. Pada pergerakan :

ROM Aktif

ROM Pasif

Gambar 18.Kiri : deviasi radial (normal : 0 - 20o); kanan : deviasi ulnar (normal : 0 - 35o)

Gambar 19. Kiri : pronasi(normal : 0 - 75o); kanan : supinasi (normal : 0 - 80o)

Gambar 17c. Muscle wasting pada

eminensia thenar sinistra

Gambar 17b. Deformitas jari pada

artritis rematoid lanjut

Page 21: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

20

Gambar 20. Kiri : ekstensi(normal : 0 - 70o); kanan : fleksi (normal : 0 - 80o)

Gambar 21. Kiri : fleksi-ekstensi ibu jari; tengah : abduksi-adduksi ibu jari; kanan : opposisi ibu

jari

TES KHUSUS DIMASUKKAN SEMESTER 3 TOPIK JOINT & SPINE

D. INTERPRETASI HASIL

Mahasiswa menyampaikan hasil pemeriksaannya kepada pasien.

Kesalahan umum :

1. Mahasiswa berkomunikasi dengan penguji, bukan kepada pasien

2. Mahasiswa tidak melakukan sesuai instruksi soal

3. Mahasiswa lupa tidak melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

4. Mahasiswa hanya menghafalkan apa yang ada di cek list namun tidak melakukan

pemeriksaan dengan benar

Page 22: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

21

CHECKLIST

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN MOTORIK EXTREMITAS SUPERIOR

No. Prosedur Cek

Persiapan

1 Memperkenalkan diri

2

Anamnesis : keluhan utama, kualitas, derajat, lokasi dan penjalaran,

faktor memperingan dan memperberat, perubahan sensasi, keluhan lain

(neuromuskuler lain, fungsi organ,kelainan kulit, sistemik), RPD, RPK,

R.sosial, R. alergi

3 Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan

4 Mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan

5 Meminta ijin kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan

Pemeriksaan regio bahu (Shoulder)

6 Inspeksi/look : anterior, lateral, posterior

7 Palpasi/feel : pembengkakan, bony prominence, nyeri tekan, suhu

8 Move/ ROM : abduksi-adduksi, fleksi, ekstensi, rotasi internal dan

eksternal (aktif dan pasif)

Pemeriksaan Regio Siku (Elbow)

9 Inspeksi/look : anterior, posterior

10 Palpasi/feel : suhu, bony prominence, nyeri tekan

11 Move/ROM : fleksi, extensi, supinasi dan pronasi (aktif dan pasif)

Pemeriksaan Regio Pergelangan dan Tangan (Wrist and Hand)

12 Inspeksi/look : dorsal, palmar

13 Palpasi/feel : suhu, nyeri tekan

14 Move/ ROM : deviasi radial dan ulnar, pronasi, supinasi, fleksi, ekstensi,

fleksi-ekstensi ibu jari, abduksi-adduksi ibu jari, oposisi ibu jari (aktif

dan pasif)

15 Menyampaikan seluruh hasil pemeriksaan kepada pasien

16 Mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan

DAFTAR BACAAN

Burton, R., 1983, The Hand Examination & Diagnosis, 2nd edition, Churchill Livingstone.

Hoppenfeld, S., 1986, Physical Examination Of The Spine and Extremities, Appleton & Lange.

Salomon, L., 2001, System of Orthopaedics and Fractures,8th edition, Oxford University, New

York.

Page 23: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

22

TOPIK PEMERIKSAAN MOTORIK EKSTREMITAS INFERIOR

PENDAHULUAN

Dalam melakukan pemeriksaan fisik sistem motorik ekstremitas inferior yang merupakan

bagian dari sistem musculoskeletal, seorang dokter perlu mengawali dengan memperkenalkan

diri, kemudian dilanjutkan dengan menerangkan kepada pasien maksud dan tujuan pemeriksaan

yang akan dilakukan serta meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan sehingga pasien akan

merasa nyaman terhadap pemeriksa dan bisa bersikap kooperatif.

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik sistem motorik ekstremitas inferior, perlu dilakukan

terlebih dahulu Anamnesis untuk mendapatkan data pasien secara keseluruhan, kemudian baru

dilakukan pemeriksaan fisik sistem motorik ekstremitas inferior dan dilanjutkan dengan

pengecekan apakah cara pemeriksaan sudah benar atau belum dengan melihat buku panduan

pemeriksaan keterampilan sistem motorik ekstremitas inferior dan mencocokkan dengan

checklist penilaian.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari Buku Manual Skills Lab Sistem Motorik Ekstremitas Inferior ini

diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui prinsip-prinsip pemeriksaan sistem Motorik Ekstremitas Inferior

2. Melakukan anamnesis pada pasien dengan keluhan sistem Motorik Ekstremitas Inferior.

3. Melakukan pemeriksaan regio pinggul (hip).

4. Melakukan pemeriksaan regio lutut (knee).

5. Melakukan pemeriksaan regio tumit (ankle) dan kaki (foot).

Dalam memahami keterampilan Pemeriksaan Motorik Ekstremitas Inferior mahasiswa

diharapkan telah mempunyai pengetahuan tentang :

1. Anatomi : struktur tulang dan sendi, ligamentum, sistem otot/kelompok otot dan

syarafyang menginervasinya.

2. Fisiologi : mekanisme kontraksi otot, fungsi ligamentum, dan gerakan sendi.

MATERI PEMBELAJARAN

Untuk mengumpulkan data pasien perlu dilakukan anamnesis, yang meliputi:

a. Data umum: nama, jenis kelamin, umur, alamat, pekerjaan.

b. Keluhan utama: keluhan yang menyebabkan pasien datang ke seorang dokter.

Biasanya pasien dengan penyakit muskuloskeletal datang dengan keluhan utama sebagai

berikut:

1) Nyeri: leher, punggung, pinggang, nyeri sendi dengan atau tanpa gejala sistemik

seperti demam.

Page 24: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

23

2) Sendi bengkak.

3) Gangguan gerak.

Data yang harus digali dari keluhan utama :

c. Kualitas nyeri.

1) Derajat nyeri: penurunan range of motion (ROM), keterbatasan gerakan, gangguan

tidur, kesulitan melakukan aktifitas fisik rutin yang sudah biasa dilakukan seperti

berjalan, berdiri, duduk, jongkok, bangkit dari tempat tidur, menggerakkan leher dan

lain-lain.

2) Lokasi dan penjalaran nyeri: lokalisata, difus, radiasi nyeri, melibatkan mono atau

poliartrikuler.

3) Faktor yang memperberat terjadinya keluhan: aktifitas fisik, perubahan posisi

4) Faktor yang meringankan rasa sakit: istirahat, perubahan posisi, pemijatan, obat.

5) Perubahan sensasi: hipo/hiperestesia, parestesia.

6) Gejala neuromuskuler yang lain: kontraksi involunter, kelemahan otot, deformitas,

tremor.

d. Gangguan fungsi organ: retensio urine, konstipasi, inkontinensia urine, inkontinensia

alvi.

e. Kelainan pada kulit : rash, deskuamasi, sinus, sikatriks.

f. Gejala sistemik: demam, menggigil, rash, penurunan berat badan, anoreksia.

g. Penting untuk membedakan apakah keluhan bersumber dari tulang, sendi, otot, atau

tendo; berlangsung akut atau kronis; inflamatorik atau non-inflamatorik.

h. Riwayat penyakit yang lalu: trauma, operasi.

i. Riwayat penyakit keluarga.

j. Status sosial ekonomi.

k. Riwayat alergi.

l. Riwayat pemakaian obat-obatan (steroid), alkohol, merokok.

Pada pemeriksaan Muskuloskeletal, dibagi menjadi:

3. Pemeriksaan Umum, meliputi :

d. Kondisi pasien secara umum.

e. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi respirasi dam suhu).

f. Posisi (berbaring, berjalan atau berdiri).

4. Pemeriksaan Regional : pemeriksaan dilakukan pada sisi yang sakit, kemudian bandingkan

pada sisi yang normal.

a. Inspeksi :

1) Inspeksi dilakukan dari sisi anterior, lateral dan posterior.

2) Ekstremitas atas dan bawah diperiksa dari proksimal ke distal (apakah ada

pemendekan (shortening), deformitas, malalignment, edema, pembengkakan, ulkus,

sinus, sikatriks, atrofi kulit dan otot).

Page 25: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

24

b. Palpasi :

1) Suhu di area tersebut (hangat/dingin ?)

2) Krepitasi

3) Nyeri pada palpasi : nyeri tekan superfisial

atau nyeri tekan dalam.

c. Gerakan:

1) Untuk menilai keterbatasan range of motion

(ROM) sendi dan kekuatan otot (MMRC –

Modified Medical Research Council).

2) Aktif: dilakukan oleh pasien sendiri.

Pemeriksaan gerakan aktif dilakukan sebelum

pemeriksaan dengan gerakan pasif.

3) Pasif: dilakukan oleh pemeriksa, dicatat

derajat gerakannya, misalnya 30o-90o.

d. Gaya berjalan (walking-gait):

1) Normal gait: Stance phase 60% dan swing

phase 40%

2) Antalgic gait

3) Trendelenburg gait

e. Pengukuran:

1) Apparent limb length discrepancy

2) True limb length discrepancy

3) Circumference limb

Alat-alat yang diperlukan dalam pemeriksaan muskuloskeletal :

1. Goniometer

2. Meteran

Gambar 1.Collumna vertebralis

Page 26: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

25

PROSEDUR PELAKSANAAN KETERAMPILAN KLINIK

1. PEMERIKSAAN PANGGUL (HIP)

Area yang terpapar adalah kedua ekstremitas inferior (masih memakai pakaian dalam).

Pasien diminta mengatakan bila merasakan nyeri panggul dalam pemeriksaan.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara berdiri, berjalan, supinasi atau pronasi.

a. Inspeksi :

Gambar 40.Kiri : anterior Tengah :lateral Kanan : posterior

Keterangan :

Gambar kiri : aspek anterior

A=Pelvic tilting oleh karena deformitas adduksi/abduksi deformitas, short leg, skoliosis.

B=Muscle wasting oleh karena infeksi, polio.

C=Rotasi oleh karena osteoartritis

Gambar tengah : aspek lateral

Meningkatnya lordosis lumbar oleh karenaFixed Flexion deformity

Gambar kanan : aspek posterior

A= Scoliosis, mengakibatkan pelvic tilting

B=wasting otot gluteal,

C= terbentuknya sinus oleh karena tuberkulosis

Gambar 41.Trendelenburg’s tes Normal (kiri); Tidak Normal (kanan).

Pasien Berdiri :

- Anterior tilting pelvis, scar, sinus, pembengkakan, muscle wasting, rotasi.

- Lateral meningkat/menurunnya lordosis lumbal, fleksi/ekstensi

panggul,fleksi/ekstensi lutut, ankle equinus.

- Posterior tilting bahu/ pelvis, skoliosis, scar, sinus, gluteal muscle wasting,

deformitas tumit/ kaki.

Page 27: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

26

- Trendelenburg’s Tes : Untuk mengetahui stabilitas level arm hip, dilakukan oleh

mekanisme abduktor (lihat gambar 41).

Pasien Berjalan :

- Normal Gait : Stance phase 60% (heel strike -- foot flat -- mid stance -- push off);

Swing phase 40% (acceleration – midswing -- deceleration).

Gambar 42.Kiri :normal gait; kanan : high stepping gait pada foot drop

- High stepping gait (pada foot drop)

- Trendelenburg gait

Gambar 43. Trendelenburg gait

Pasien supinasi :

- Kulit :scar, sinus, pembengkakan, muscle wasting (m. quadriceps femoris, gluteal).

- Bandingkan kedua ekstremitas inferior adakah pemendekan ?

- Ukur ketidaksesuaian panjang ekstremitas inferior (limb length discrepancy).

Page 28: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

27

- Posisi Anterior Superior Illiac spine (SIAS) horizontal.

- Ukur panjang kaki yang sebenarnya (true leg length) :diukur dari SIAS ke malleolus

medialis.

- Ukur panjang kaki yang terlihat (apparent leg length) : diukur dari Xiphisternum ke

malleolus medialis.

Gambar 44.Pengukuran true leg length

Gambar 45.Pengukuran apparent leg length

b. Palpasi :

Gambar 46.Palpasi panggul

Keterangan:

Kiri : Palpasi origo m. adductor longus, bila nyeri biasanya oleh karena strain

adductorlongus & osteoarthritis panggul.

Kanan :lakukan rotasi eksternal artikulasio coxae, palpasi trochanter minor. Bila terasa

nyeri, biasanya oleh karena strain m. illiopsoas.

c. Pada pergerakan :

Page 29: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

28

Gambar 47. Pemeriksaan panggul dengan pergerakan

Keterangan :

Kiri : ekstensi panggul normal : 0 – (5-20o)

Kanan: fleksi panggul 0 - 135o

Gambar 48. Hip Abduksi Gambar 49. Hip Adduksi

Gambar 50. Rotasi internal panggul Gambar 51. Rotasi eksternal panggul

pada posisi fleksi 90o pada posisi fleksi 90o

2. PEMERIKSAAN LUTUT (KNEE)

Dilakukan dalam posisi berdiri, berjalan dan berbaring (supinasi).

Bandingkan kedua sisi.

Dilakukan pula pemeriksaan tulang belakang dan panggul.

a. Inspeksi :

- Aspek anterior dan posterior adakah genu valgum/ genu varum.

- Aspek lateral adakah genu recurvatum.

- Penderita jongkok.

Page 30: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

29

Gambar 52. Pemeriksaan lutut

b. Palpasi :

Untuk mengetahui adanya wasting otot dilakukan dengan cara mengukur lingkar paha.

Palpasi : nyeri, suhu lutut

Gambar 53. Pemeriksaan lutut, atas : mengukur lingkar paha;

kiri bawah : palpasi lutut; kanan bawah : Solomon’s test

c. Pada pergerakan :

Fleksi (0 - 150o) & ekstensikan lutut.

Internal & eksternal rotasi lutut.

Page 31: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

30

Gambar 54. Fleksi dan ekstensi lutut

Gambar 55. Rotasi internal dan

eksternal lutut

3. PEMERIKSAAN TUMIT (ANKLE) DAN KAKI

a. Inspeksi :

Bandingkan kedua sisi.

Tulang belakang harus selalu diperiksa untuk mencari adanya proses patologis di

collumna vertebralis.

Dilihat alignment & attitude dari ekstremitas inferior dekstra dan sinistra.

Dilihat kelainan kulit (inflamasi, scar,pembengkakan ?)

Dilihat deformitas tungkai dan kaki old fracture, deformitas Talipes, hammer toe

Page 32: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

31

Gambar 58a.Deformitas Talipes 58b.Hammer toe

Plantar pedis : hyperhidrosis, infeksi (jamur, misalnya athlete’s foot), ulserasi.

Pasien berdiri : apakah tumit & kaki bagian depan sejajar? Bila tidak, dicari

penyebabnya, misalnya pemendekan kaki/ tendo calcaneus.

Intoeing (oleh karena torsi tibia/ adduksi panggul/ adduksi kaki depan.

Genu Valgum/ varum : oleh karena gangguan pertumbuhan lutut; inversi & eversi kaki.

Gambar 60. Deformitas valgum dan varum

Gambar 59.Kiri :Leg shortening; kanan :

Intoeing

Page 33: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

32

2. Palpasi :

Diraba suhu kulit

Nyeri tekan : pada Sever’s disease (A), bursitis (B), plantar fasciitis (C), pes cavus (D).

Diraba penonjolan-penonjolan tulang (bony prominence) : maleolus medialis & lateralis.

Gambar 62. Palpasi kaki

3. Pada pergerakan :

Gaya berjalan (walking gait).

Supinasi kaki (normal : 0 - 35o).

Pronasi kaki (normal : 0 - 20o).

Dorsofleksi kaki (normal : 0 - 15o), plantarfleksi kaki (normal : 0 - 45o).

Metatarsophalangeal joint (MTPJ) : ekstensi (normal : 0 - 65o), fleksi (normal : 0 - 40o).

Interphalangeal joint (IPJ) : fleksi (normal : 0 - 60o, ekstensi = 0o).

Gambar 63.Kiri : Supinasi kaki, kanan : pronasi kaki

Gambar 61.A.Eversi ; B. Inversi

Page 34: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

33

Gambar 64.Kiri : plantar dorsofleksi, kanan : plantar plantarfleksi

Gambar 65.Kiri : ekstensi MTPJ; tengah: fleksi MTPJ; kanan : fleksi I

Page 35: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB-LIMB... · Tujuan Pembelajaran Indikator Pengalaman Belajar ... peningkatan

34

CHECKLIST PROSEDUR KETERAMPILAN PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK EKSTREMITAS INFERIOR

No. Prosedur Cek

Persiapan

1 Memperkenalkan diri

2

Anamnesis : keluhan utama, kualitas, derajat, lokasi dan penjalaran,

faktor memperingan dan memperberat, perubahan sensasi, keluhan lain

(neuromuskuler lain, fungsi organ,kelainan kulit, sistemik), RPD, RPK,

R.sosial, R. alergi

3 Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan

4 Mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan

5 Meminta ijin kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan

Pemeriksaan regio Panggul (Hip)

6 Inspeksi/look : anterior, lateral, posterior (posisi berdiri, berjalan dan

supinasi)

7 Ukur panjang kaki kanan dan kiri (true leg length dan apparent leg

length)

8 Palpasi/feel : origo m. adductor longus dan trochanter minor

9 Move/ ROM : Fleksi , ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi internal dan

eksternal (aktif dan pasif)

Pemeriksaan Regio Lutut (Knee)

10 Inspeksi/look : anterior, lateral, posterior bandingkan kanan dan kiri

(posisi berdiri, berjalan dan supinasi)

11 Palpasi/feel : suhu, nyeri tekan, ukur lingkar paha (adakah wasting otot

?)

12 Move/ROM : fleksi, ekstensi, rotasi internal dan eksternal (aktif dan

pasif)

Pemeriksaan Regio Tumit (Ankle) dan Kaki

13 Inspeksi/look : inflamasi, scar, pembengkakan, deformitas,

hiperhidrosis, ulserasi bandingkan kanan dan kiri

14 Palpasi/feel : suhu, pain/ nyeri, bony prominence (maleolus medialis dan

lateralis)

15 Move/ ROM : walking gait, supinasi, pronasi, dorsofleksi dan plantar

fleksi (aktif dan pasif)

16 Menyampaikan seluruh hasil pemeriksaan kepada pasien

17 Mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan

DAFTAR RUJUKAN

1. Hoppenfeld, S., 1986, Physical Examination Of The Spine and Extremities, Appleton &

Lange.

2. Salomon, L., 2001, System of Orthopaedics and Fractures,8th edition, Oxford University,

New York.