LAPORAN SK 2 KGP .docx

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah adalah suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar.Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem alam. Di bidang kesehatan, limbah dapat berasal dari unit pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit umum, rumah sakit gigi dan mulut, klinik bersalin, klinik umum, dan lain sebagainya. Limbah dari unit pelayanan kesehatan mampu mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Secara umum, limbah dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu limbah medis dan non medis. Bentuk dari limbah biasanya berhubungan langsung dengan suatu penderita (pasien), yaitu limbah infeksius, limbah kimiawi, limbah farmasi, dan lain-lain sedangkan limbah non medis biasanya tidak 1

description

d

Transcript of LAPORAN SK 2 KGP .docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangLimbah adalah suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar.Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem alam. Di bidang kesehatan, limbah dapat berasal dari unit pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit umum, rumah sakit gigi dan mulut, klinik bersalin, klinik umum, dan lain sebagainya. Limbah dari unit pelayanan kesehatan mampu mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Secara umum, limbah dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu limbah medis dan non medis. Bentuk dari limbah biasanya berhubungan langsung dengan suatu penderita (pasien), yaitu limbah infeksius, limbah kimiawi, limbah farmasi, dan lain-lain sedangkan limbah non medis biasanya tidak berhubungan langsung dengan pasien, seperti kertas diagnose dari pasien dan bungkus makanan.B. SkenarioSebuah Koran di Kota Sehat mengabarkan bahwa ditemukan mainan anak-anak berupa jarum suntik bekas diperjualbelikan di pasar. Jarum suntik tersebut masih beraroma obat-obatan. Jarum suntik merupakan salah satu limbah medis yang berdampak negatif bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Sebuah rumah sakit menghasilkan limbah medis dan non medis. Rumah sakit harus memiliki alat pengelolaan limbah medis. Izin rumah sakit bisa dikeluarkan jika memiliki alat tersebut. Terkait dengan itu, Dinas Kesehatan terus melakukan pendataan dan pengawasan terhadap perasional rumah sakit di kota tersebut.C. Rumusan Masalah1. Apa itu kesehatan lingkungan dan bagaimana konsep dasar kesehatan lingkungan ?2. Apa saja klasifikasi dari limbah medis ?3. Bagaimana parameter suatu limbah medis ?4. Apa alat yang digunakan untuk mengelola limbah medis ?5. Bagaimana dampak limbah medis bagi orang dan lingkungan sekitar ?6. Bagaimana hubungan jarum suntik mainan dengan limbah medis dan pencemaran lingkungan ?D. Learning Object1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan pengertian umum limbah2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan klasifikasi limbah medis3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan parameter limbah medis4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan cara pengolahan limbah medis dan non medis5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan dampak terhadap pencemaran lingkungan

6. 29

BAB IIPEMBAHASAN

STEP 1 : Kata-kata Sulit1. Limbah Medis adalah limbah yang berasal dari suatu kegiatan pelayanan kesehatan, yang biasanya berkontak langsung dengan pasien, contoh jarum suntik.2. Limbah Non Medis adalah limbah yang dihasilkan di luar kegiatan pelayanan kesehatan dan biasanya tidak berkontak dengan pasien, contohnya bungkus makanan, kertas diagnose pasien.3. Operasional Rumah Sakit adalah system yang ada di rumah sakit yang berhubungan dari bagian operasional rumah sakit (hasil perawatan tiap poli).STEP 2 : Pertanyaan-pertanyaan1. Apa itu kesehatan lingkungan dan bagaimana konsep dasar kesehatan lingkungan ?2. Apa saja klasifikasi dari limbah medis ?3. Bagaimana parameter suatu limbah medis ?4. Apa alat yang digunakan untuk mengelola limbah medis ?5. Bagaimana dampak limbah medis bagi orang dan lingkungan sekitar ?6. Bagaimana hubungan jarum suntik mainan dengan limbah medis dan pencemaran lingkungan ?STEP 3 : Brain Storming1. Konsep Dasar Kesehatan LingkunganSuatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Dalam hal ini, yang termasuk dalam komponen ekologi meliputi manusia dan lingkungan baik biotik maupun abiotik. Lingkungan biotic sendiri meliputi hewan dan tumbuhan sedangkan lingkungan abiotik meliputi tempat tinggal, sarana prasarana dan lain-lain. Dalam interaksi antara semua komponen ini haruslah seimbang agar tercapai apa yang dinamakan kesehatan lingkungan. 2. Klasifikasi Limbaha) Limbah Medis Limbah umum : limbah yang tidak berbahaya dan tidak membutuhkan penanganan khusus, contoh : limbah domestik, limbah kemasan non infeksius. Limbah benda tajam : obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Limbah patologis : Jaringan atau potongan tubuh manusia, contoh bagian tubuh, darah dan cairan tubuh yang lain termasuk janin. Limbah farmasi : Limbah yang mengandung bahan farmasi contoh obat-obatan yang sudah kadaluwarsa atau tidak diperlukan lagi. Limbah genotoksik : Limbah yang mengandung bahan dengan sifat genotoksik contoh limbah yang mengandung obat-obatan sitostatik (sering dipakai dalam terapi kanker), yaitu zat karsinogenik (benzen,antrasen), zat sitotoksik, (tamoksifen, semustin) zat yang mungkin bersifat karsoinogenik (chloramphenicol, chlorozotocin, cisplatin). Limbah kimia : Limbah yang mengandung bahan kimia contoh reagen di laboratorium, film untuk rontgen, desinfektan yang kadaluwarsa atau sudah tidak diperlukan, solven. Limbah ini dikategorikan limbah berbahaya jika memiliki beberapa sifat (toksik, korosif (pH12), mudah terbakar, reaktif (mudah meledak, bereaksi dengan air, rawan goncangan), genotoksik3. Parameter Limbah MedisLimbah dikatakan Bahan Berbahaya Beracun, bila : Mudah Terbakar Korosif Mengiritasi Kulit pH asam kurang dari atau sama dengan dua ; pH basa lebih dari atau sama dengan 12,5 Beracun4. Alat untuk mengelola Limbah Medisa) InseneratorKriteria yang ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diantaranya adalah sebagai berikut: Pengurangan sampah yang efektif Lokasi jauh dari area penduduk Adanya sistem pemisahan sampah Desain yang bagus Pembakaran sampah mencapai suhu 1000 derajat Emisi gas buang memenuhi standar baku mutu. Perawatan yang teratur/periodik Ada Pelatihan Staf dan Manajemen 5. Dampak limbah medis bagi orang dan lingkungan sekitarDepkes RI (2001) Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungandan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti :1.Gangguan kenyamanan dan estetikaIni berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasidan rasa dari bahan kimia organik.2.Kerusakan harta bendaDapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yangberlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan disekitar rumah sakit.3.Gangguan/kerusakan tanaman dan binatangIni dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam, nutrien tertentu dan fosfor.4.Gangguan terhadap kesehatan manusiaIni dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawakimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagiankedokteran gigi.5.Gangguan genetik dan reproduksiMeskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti,namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakangenetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.6. Hubungan Jarum Suntik dan Pencemaran LingkunganJarum suntik bekas yang diperjual belikan secara bebas di kalangan anak sekolah sangatlah berbahaya. Masyarakat awam tidak tahu menahu mengenai bahaya dari limbah medis tersebut. Jarum suntik atau spuit sendiri merupakan salah satu limbah medis yang sifatnya infeksius dan tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Anak-anak yang bermain dengan jarum suntik bekas tersebut bisa saja membuangnya di sembarang tempat. Selain resiko akan tertularnya penyakit, jarum suntik ini juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan karena tidak dapat diuraikan di dalam tanah.

LimbahSTEP 4 : Mapping

Limbah MedisLimbah Non Medis

Klasifikasi

Parameter

Cara Pengolahan

PencemaranTidak Baik

STEP 5 : Learning Object (LO)1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikanpengertian limbah secara umum2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan klasifikasi dari limbah3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan parameter limbah medis4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan cara pengolahan limbah medis dan non medis5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan dampak limbah medis dan non medisterhadap pencemaran lingkungan

STEP 7 :A. Pengertian LimbahSecara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industry, pertambangan, dll. Kehadiran limbah pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomisOleh sebab itu, masyarakat urang menaruh perhatian akan kedatangan limbah. Terdapat sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa letak septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah,akan menyebabkan kualitas air menurun. Dari 636 sampel, 285 titik sampel sumber air tanah telah tercemar bakteri coli. Secara kimiawi, 75 % dari smber tersebut tidak memenuh baku mutu air minum yang parameternya dinilai dari unsure nitrat, nitrit, besi, dan mangan.http://contohsimpel.blogspot.com/a. Bentuk-Bentuk LimbahPada dasarnya limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry maupun domestic (rumah tangga, yang lebih dikenal dengan sampah). Limbah merupakan buangan yang berbentuk cair, gas, dan padat.Limbah mengandung bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya.Bahan kimia tersebut dapat member kehidupan bagi kuman-kumannpenyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dsb.Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.Berikut ini adalah karakteristik limbah :1. Karakteristik limbah- berukuran mikro ataupun makro- dinamis- berdampak luas ( penyebarannya )- berdampak generasi panjang ( antar generasi )2. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah- Volume limbah- kandungan bahan pencemar- Frekuensi pembuangan limbah3. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industry dapat digolongkan menjadi 4 jenis:- limbah cair- limbah padat- limbah gas & partikel- limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun )Diantara berbagai limbah diatas, jenis limbah B3 adalah limbah yang bersifat beracun atau berbahaya.Suatu limbah digolongkan menjadi limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung dpat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Bahan limbah yang termasuk limbah B3 antara lain adlahbahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik mudah meledak, mudah terbakar, besifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif , dll , yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.Sedangkan limbah beracun dapat digolongkan menjadi :a. Limbah mudah meledakb. limbah mudah terbakarc. limbah reaktif ( menyebabkan kebakaran )d. limbah yang menyebabkan infeksi karena mengandung kumane. limbah yang bersifat korosif ( menyebakan iritasi )

B. Klasifikasi Limbaha. Limbah medisPenggolongan kategori limbah medis dapat diklasifikasikan potensi bahaya yang tergantung didalamnya, serta volume dan sifat persistensinya yang menimbulkan masalaha) Limbah benda tajamLimbah benda tajam merupakan objek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi ujung tau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum suntik, pisau bedah, pecahan gelas, dll.Semua benda tajam ini memiliki potensi berbahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi dan beracun, bahan sitotoksik atau radioaktif.Limbah tajam mempunyai potensi bahaya tambahan yang dapat menyebabkan infeksi atau cedera karena mengandung bahan kimia beracun atau radioaktif. Potensi untuk menularkan penyakit akan sangat besar bila benda tajam tersebut digunakan untuk pengobatan pasien infeksi atau penyakit infeksi.b) Limbah infeksius Mencakup pengertian limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.Namun, beberapa institusi memasukkan juga bangkai hewan percobaan yang terkontaminasi atau yang diduga terkontaminasi oleh organisme patogen ke dalam kelompok limbah infeksius.Kategori yang meliputi limbah infeksius yaitu: Kultur dan stok agens infeksius dari aktivitas di laboratoriumLimbah buangan hasil operasi dan otopsi pasien yang menderita penyakit menular (mis; jaringan dan materi atau peralatan yang terkena darah atau cairan tubuh yang lain) Limbah pasien yang menderita penyakit menular dari bangsal isolasi (misalnya ekskreta, pembalut luka bedah atau luka yang terinfeksi, pakaian yang terkena darah pasien atau cairan tubuh yang lain) Limbah yang sudah tersentuh pasien yang menjalani haemodialisis (misalnya peralatan dialisis seperti slang dan filter, handuk, baju RS, apron, sarung tangan sekali pakai dan baju laboratorium) Hewan yang terinfeksi dari laboratorium Instrumen atau materi lain yang tersentuh orang atau hewan yang sakit.7

c) Limbah patologiJaringan tubuh meliputi organ badan, darah dan cairan tubuh biasanya dihasilkan pada saat pembedahan.Limbah ini dikategorikan berbahaya dan mengakibatkan resiko tinggi infeksi kuman terhadap pasien lain, staf rumah sakit, dan populasi umum (pengunjung RS dan penduduk sekitar RS) sehingga dalam penaganannya membutuhkan labelisasi yang jelas.d) Limbah farmasiLimbah farmasi dapat berasal dari obat-obat yang kasaluarsa, obat-obatan yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifkasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obatan yang dikembalikan oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obatan yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkitan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.e) Limbah kimiaLimbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medik, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset. Limbah kimia mengandung zat kimia yang berbentuk padat, cair maupun gas yang berasal, misalnya dari aktivitas diagnostik dan eksperimen serta dari pemeliharaan kebersihan, aktivitas keseharian, dan prosedur pemberian desinfektan.Limbah kimia dari instalasi kesehatan berupa limbah berbahaya, bisa juga tidak. Untuk melindungi kesehatan, limbah ini dikategorikan sebagai limbah berbahaya jika memiliki sedikitnya satu dari beberapa sifat berikut: Toksik Korosif (yaitu asam dengan pH 12) Mudah terbakar Reaktif (mudah meledak, bereaksi dengan air, rawan goncangan) Genetoksik (misalnya:obat-obatan sitotoksik) Limbah kimia yang tidak berbahaya (misalnya: gula, asam amino, dan garam-garam organik dan non organik) pada umunya mengandung zat kimia yang tidak memiliki sifat diatas.a) Limbah Kimia Limbah bahan kimia untuk fiksasi, developer dan cleaner pada pencucian foto rontgen. Bahan fiksasi film X-ray adalah larutan yang tertinggi pada proses pencucian film X-ray, merupakan limbah yang toksik karena kandungan silver yang tinggi. Bahan developer x-ray dilarang dibuang sembarangan mengingat kandungan hydroquinone yang merupakan limbah berbahaya. X-raycleaner merupakan limbah berbahaya bila mengandung chromium. Bungkus film x-ray yang mengandung Pb, dapat dilebur (recyded). Karenanya bahan ini menjadi limbah yang tidak berbahaya bila dalam bentuk scrap metal. Film x-ray sendiri termasuk limbah berbahaya karena kandungan silvernya. Untuk mengindari limbah berbahaya dari x-ray tersebut dianjurkan menggunakan alat digital x-ray.b) Limbah bahan sterilisasi alat kedokteran gigi merupakan limbah berbahaya apabila mengandung alkohol, glutaraldehyde dan bahan berbahaya lain, seperti ortho-phthaldehyde (OPA). Untuk mensterilisasi ditambah glycine.c) Cairan bleaching merupakan limbah yang berbahaya apabila konsentrasinya tinggi. Penurunanan konsentrasi kurang dari 1% tidak membahayakan.

d)Limbah radioaktifLimbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunan medik atau riset radionucleida. Limbah ini dapat berasal antara lain dari tindakan kedokteran nuklir, radioimmunoassay, dan bakteriologis, dapat berbentuk padat, cair, atau gas.Limbah radioaktif juga mencakup benda padat, cair, dan gas yang terkontaminasi radionuklida.Limbah ini berbentuk akibat pelaksanaan prosedur seperti analisis in-vitro pada jaringan dan cairan tubuh, pencitraan organ dan lokalisasi tumor secara in-vivo, berbagai jenis metode investigasi dan terapi lainnya.Radionuklida yang digunakan dalam layanan kesehatan biasanya berada dalam sumber yang tidak tersegel (terbuka) atau sumber yang tersegel (tertutup rapat). Sumber yang tidak tertutup biasanya berupa cairan siap pakai dan tidak ditutup lagi selama penggunaanya, sumber yang tertutup misalnya zat radioaktif yang terkandung dalam bagian perlengkapan atau peralatan atau terbungkus dalam kemasan antipecah atau kedap air sepert seeds dan jarum. Cairan yang tidak dapat larut air, misalnya: residu berkilau yang digunakan dalam radioimmunoassay dan minyak pelumas yang terkontaminasi.

b. Limbah Non-MedisLimbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran/administrasi, ruang tunggu, unit pelayanan, taman, dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.

C. Parameter Limbaha. Mudah Meledak Limbah mudah meledak (explosive) adalah limbah yang pada temperatur dan tekanan standar dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.Limbah B3 yang paling berbahaya adalah limbah kimia jenis peroksida organik, karena selain bersifat oksidator kuat juga mempunyai sifat kimia tidak stabil.Kebanyakan senyawa ini sangat sensitif terhadap guncangan, gesekan, dan panas, serta dapat terdekomposisi secara eksotermis dengan melepas panas yang sangat tinggi. Contohnya antara lain adalah asetil peroksida, benzoil peroksida, kumen peroksida, dan asam perasetat. Limbah lain yang bersifat eksplosif adalah limbah kimia jenis monomer yang mempunyai kemampuan berpolimerisasi secara spontan sambil melepaskan gas bertekanan serta panas yang tinggi. Contohnya antara lain butadiena dan metakrilat.

b. Mudah TerbakarLimbah mudah terbakar (flammable) adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut:- Limbah berupa cairan: mengandung alkohol kurang dari 24% (vol) dan/atau mempunyai titik nyala tidak lebih dari 60 derajat Celcius.- Limbah bukan berupa cairan: pada suhu dan tekanan standar dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan, dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.- Merupakan limbah bertekanan yang mudah terbakar.- Merupakan limbah pengoksidasi.Walaupun limbah ini kebanyakan adalah jenis pelarut organik, namun dapat pula berbentuk padat seperti kalium, litium hidrida, dan natrium hidrida, yang apabila berkontak dengan udara dapat terbakar secara spontan.Limbah B3 jenis ini dinamakan limbah pyrophoric.

c. ReaktifLimbah reaktif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut:- Pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan.- Dapat bereaksi hebat dengan air.- Apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.- Merupakan limbah sianida, sulfida, atau amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uapa, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.- Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar.- Dapat menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen, atau limbah peroksida organik yang tidak stabil dalam suhu tinggi. Limbah jenis ini dapat bereaksi secara spontan jika berkontak atau bercampur dengan air atau udara. Contohnya asam sulfat bereaksi secara spontan dengan air menghasilkan panas yang tinggi (eksotermis). Beberapa jenis logam seperti kalium, natrium, dan litium juga reaktif terhadap air menghasilkan gas hidrogen yang mudah terbakar. Limbah lain yang berbentuk debu yang sangat halus dari bahan logam, katalis, atau batu bara reaktif terhadap udara dan berpotensi terbakar atau meledak. Adapun bahan pengoksidasi (oksidan) bersifat reaktif terhadap bahan organik seperti asam nitrat, hipoklorit, dan perklorat.

d. Menyebabkan InfeksiLimbah yang menyebabkan infeksi (infeksius) adalah limbah-limbah yang berpotensi menginfeksi makhluk hidup. Contohnya antara lain peralatan medis bekas pakai, bagian tubuh yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terinfeksi, limbah laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. Limbah jenis ini umumnya berupa limbah rumah sakit atau laboratorium klinik.

e. KorosifLimbah korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit atau mengkorosikan baja. Limbah ini mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah yang bersfat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa. Limbah korosif dapat merusak atau menghancurkan jaringan makhluk hidup akibat adanya efek kimia. Contohnya adalah asam, basa, dan halogen yang mana efeknya terhadap tubuh manusia antara lain iritasi, terbakar, dan hancurnya jaringan tubuh.

D. Cara Pengolahan Limbah Medis dan Non MedisPersyaratan pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit sesuai keputusan KEPMENKES No. 1204/Menkes/SK/X/2004:a. Minimasi Limbah:1. Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.2. Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dan beracun.3. Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan farmasi.4. Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari pengumpulan, pengangakutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang.

b. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan kembali dan Daur Ulang1. Pemilahan limbah harus selalu dilakukan dari sumber yang menghasilkan limbah.2. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak dimanfaatkan kembali.3. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.4. Jarum dan srynges harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.5. Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi, untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus dilakukan tes Bascillus stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus dilakukan tes Bacillus subtilis.6. Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali. Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai (disposable), limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui proses salah satu metode sterilisasi.7. Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan menggunakan wadah dan label seperti tabel Tabel. Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya

Sumber : Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit. Direktorat Jenderal pemberantasan penyakit menular&penyehatan lingkungan; 2004. p19

8. Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan perak yang dihasilkan dari proses film sinar X.9. Limbah Sitotoksik dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan diberi label bertuliskan Limbah Sitotoksik.c. Tempat penampungan sementara1. Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus membakar limbahnya selambat-lambatnya 24 jam.2. Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator maka limbah medispadatnya harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak lain yang mempunyai insinerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila di simpan pada suhu ruang.d. Transportasi1. Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup.2. Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang.3. Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri: Topi, Masker, Pelindung amta, pakaian panjang (coverall), apron untuk industri, pelindung kaki/sepatu boot, dan sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves).e. Pengolahan, Pemusnahan dan pembuangan Akhir limbah padat1) Limbah infeksius dan benda tajama. Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan panas dan basah seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbahinfeksius yang lain cukup dengan cara desinfeksi.b. Benda tajam harus diolah dengan insinerator bila memungkinkan dan dapat diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya. Kapsulisasi juga cocok untuk benda tajam.c. Setelah insinerasi atau desinfeksi, residunya dapat dibuaang ke tempat penampungan B3 atau di buang ke landfill jika residunya sudah aman.2) Limbah FarmasiLimbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insinerator pirolitik (pyrolitik incinerator), rotary klin, dikubur secara aman, sanitary landfill, dibuang ke sarana air limbah atau insinerasi. Tetapi dalam jumlah besar harus menggunakan fasilitas pengolahan yang khusus seperti rotary kli, kapsulisasi dalam drum logam, dan inersisasi.3) Limbah Sitotoksika. Limbah Sitotoksik sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan penimbunan (landfiil) atau saluran limbah umum.b. Bahan yang belum dipakai dan kemasannya masih utuh karena kadaluarsa harus dikembalikan ke distributor apabila tidak ada insinerator dan diberi keterangan bahwa obat tersebut sudah kadaluarsa atau tidak dipakai lagi.c. Insinerasi pada suhu tinggi sekitar 1200C dibutuhkan untuk menghancurkan semua bahan sitotoksik. Insinerasi pada suhu rendah dapat menghasilkan uap sitotoksik yang berbahaya ke udara.d. Apabila cara insinerasi maupun degradasi kimia tidak tersedia, kapsulisasi atau inersisasi dapat di pertimbangkan sebagai cara yang dapat dipilih.4) Limbah bahan kimiawiLimbah biasa yang tidak bisa daur ulang seperti asam amino, garam, dan gula tertentu dapat dibuang ke saluran air kotor.Limbah bahan berbahaya dalam jumlah kecil seperti residu yang terdapat dalam kemasan sebaiknya dibuang dengan insinerasi pirolitik, kapsulisasi, atau ditimbun (landfill).5) Limbah dengan kandungan logam berat tinggiLimbah dengan kandungan mercuri atau kadmium tidak boleh dibakar atau diinsinesrasi karena berisiko mencemari udara dengan uap beracun dan tidak boleh dibuang landfill karena dapat mencemari air tanah.6) Kontainer BertekananCara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer bertekanan adalah dengan daur ulang atau pengunaan kembali. Apabila masih dalam kondisi utuh dapat dikembalikan ke distributor untuk pengisian ulang gas. Agen halogenida dalam bentuk cair dan dikemas dalam botol harus di perlakukan sebagai limbah bahan kimia berbahaya untuk pembuangannya.7) Limbah radioaktifPengelolaan limbah radioaktif yang aman harus diatur dalam kibijakan dan strategi nasional yang menyangkut perturan, infrastruktur, organisasi pelaksana dan tenaga yang terlatih. (Permenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004, Depkes RI, 2004).Peralatan yang Digunakan untuk Pengeolaan Limbah Medis Padat1. Needle CrusherAlat ini digunakan untuk menghancurkan jarum suntik dengan menggunakan tenaga listrik.

2. InseneratorInsenator digunakan untuk memusnahkan sampah medis dan non medis padat baik basah maupun kering dengan menggunakan bahan bakar solar.

Incinerator yang baik harus meliputi berbagai aspek, seperti aspek lingkungan, aspek ekonomis, aspek sosial dan lain sebagainya. Incinerator yang baik dituntut untuk dapat menjawab permasalahan-permasalahan berikut: Pengurangan sampah yang efektif Lokasi jauh dari area penduduk Adanya sistem pemisahan sampah Desain yang estetis Pembakaran sampah mencapai suhu 10000 celcius Emisi gas buang yang ramah lingkungan. Perawatan yang teratur/periodik Pelatihan Staf dan Manajemen Teknology Incinerator Maxpell Teknologi incinerator Maxpell berbeda dengan teknologi incinerator yang lainnya. Incinerator Maxpell didesain khusus untuk dapat menjawab permasalahan sampah dan incinerator lain yang ada. Salah satu penerapan teknologi incinerator Maxpell adalah pada aspek lingkungan dan aspek ekonomis. Sehingga teknologi incinerator Maxpell dikenal sebagai incinerator yang Mudah, Murah, Cepat serta Ramah Lingkungan.Keunggulan Teknologi Teknologi Incinerator Maxpell dirancang agar memiliki beberapa kemudahan untuk dioperasikan. Beberapa keunggulan incinerator Maxpell adalah: Tidak membutuhkan tempat luas, Bisa membakar sampah kering hingga sampah basah, Daya musnah sistem pembakaran mencapai suhu diatas 900 o C, Bekerja efektif tanpa bahan bakar tambahan, Tingkat dari pencemaran rendah. Dalam operasional dibeberapa tempat terbukti asap hasil pembakaran yang keluar dari cerobong hampir tidak kelihatan dan tidak mengeluarkan bau yang menganggu, Suhu pembuangan udara panas pada cerobong asap terkendali secara konstan, Suhu dinding luar tetap dingin sama dengan suhu udara luar, Perawatan yang mudah dan murah, Abu sisa pembakaran bisa diolah menjadi beragam produk bahan bangunan. 3. Kantong PlastikKantong plastik yang digunakan sebagai wadah limbah medis padat memiliki warna dan penandaaan yang disesuaikan dengan kategori dan jenis dari masing-masing limbah sesuai yang tertera pada Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, mengenai persyaratan limbah medis padat.

4. Needle PitNeedle pit berfungsi sebagai penampung hasil hancuran limbah padat antara lain jarum suntik.

5. Safety BoxSafety box berfungsi sebagai alat penampung sementara limbah medis berupa jarum dan syringe bekas.

6. Autoclave Autoclaveadalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan perlengkapan dengan menundukkan material untuk uap tekanan tinggi jenuh pada 121 C selama sekitar 15-20 menit, tergantung pada ukuran beban dan isi. Alat ini diciptakan oleh Charles Chamberland di 1879, meskipun prekursor yang dikenal sebagai digester uap diciptakan oleh Denis Papin pada tahun 1679.Nama ini berasal dari bahasa Yunani auto-, pada akhirnya berarti diri, dan Latin yang berarti Clavis kunci-perangkat self-locking.Autoclave yang banyak digunakan dalam mikrobiologi, kedokteran, tato, tindik, ilmu kedokteran hewan, mikologi, kedokteran gigi, perawatan kaki dan fabrikasi prosthetics. Mereka bervariasi dalam ukuran dan fungsi tergantung pada media yang akan disterilkan.Beban khas termasuk laboratorium gelas, instrumen bedah, limbah medis, peralatan pasangan pasien, tempat tidur hewan kandang, dan kaldu lysogeny.

E. Dampak Limbah Medis terhadap Pencemaran Lingkungan1. Resiko akibat limbah medisLimbah layanan kesehatan terdiri dari limbah umum (komponen terbesarnya) dan limbah berbahaya (hanya sebgaian kecil).a) Jenis risikoPajanan pada limbah layanan kesehatan yang berbahaya dapat mengakibatkan penyakit atau cedera. Sifat bahaya dari limbah medis tersebut mungkin muncul akibat satu atau beberapa karakteristik berikut:1. Limbah mengandung agens infeksius1. Limbah bersifat genetoksik1. Limbah mengandung zat kimia atau obat-obatan berbahaya atau beracun1. Limbah bersifat radioaktif1. Limbah mengandung benda tajam

b) Mereka yang berisikoSemua orang yang terpajan limbah berbahaya dari fasilitas kesehatan kemungkinan besar menjadi orang yang berisiko, termasuk yang berada dalam fasilitas penghasil limbah berbahaya, dan mereka yang berada diluar fasilitas serta memiliki pekerjaan mengelola limbah semacam itu, atau yang berisiko akibat kecerobohan dalam sistem manajemen limbahnya. Kelompok utama yang berisiko antara lain:1. Dokter, dokter gigi, perawat, pegawai layanan kesehatan dan tenaga bagian pemeliharaan rumah sakit1. Pasien yang menjalani perawatan di instansi layanan kesehatan atau dirumah1. Penjenguk pasien rawat inap.1. Tenaga bagian layanan pendukung yang bekerja sama dengan instansi layanan kesehatan, misalnya bagian binatu, pengelolaan limbah dan bagian transportasi.1. Pegawai pada fasilitas pembuangan limbah (misalnya, ditempat penampungan sampah terakhir atau insinerator) termasuk pemulung.

c) Bahaya akibat limbah infeksius dan benda tajamLimbah infeksius dapat mengandung berbagai macam mikroorganisme patogen. Patogen tersebut dapat memasuki tubuh manusia beberapa jalur:1. Akibat tusukan, lecet atau luka di kulit1. Melalui membran mukosa1. Melalui pernafasan1. Melalui ingestiDi fasilitas kesehatan, keberadaan bakteri yang resisten terhadap antibiotik dan desinfektan kimia juga dapat memperbesar bahaya yang muncul akibat limbah layanan kesehatan yang buruk pengelolaannya. Contoh, plasmid dari strain laboratorium yang terkandung dalam limbah layanan kesehatan ternyata dapat berpindah ke dalam bakteri di alam melalui sistem pembuangan limbah. Selain itu, bakteri Escherichia coli yang resisten antibiotik ternyata dapat bertahan hidup dalam kolam lumpur aktif walaupun pada kondisi normal pembuangan dan pengelolaan limbah cair, perpindahan organisme tersebut tampaknya tidak signifikan. Kultur patogen yang pekat dan benda tajam yang terkontamonasi (terutama jarum suntik) mungkin merupakan jenis limbah yang potensial bahayanya paling akut bagi kesehatan.Benda tajam tidak hanya dapat menyebabkan luka gores maupun luka tusuk tetapi juga dapat menginfeksi luka jika benda ini terkontaminasi patogen. Karena resiko ganda inilah (cedera dan penularan penyakit), benda tajam termasuk dalam kelompok limbah yang sangat berbahaya. Kekhawatiran pokok yang muncul adalah bahwa limbah infeksi yang ditularkan melalui subkutan dapat menyebabkan masuknya agens penyebab penyakit, misalnya infeksi virus pada darah dan berbahaya karena sering terkontaminasi darah pasien.

d) Bahaya limbah kimia dan farmasiBahaya zat kimia dan bahan farmasi berbahaya digunakan dalam layanan kesehatan (misalnya, zat yang bersifat toksik, genotoksik, korosif, mudah terbakar, reaktif, mudah meledak atau sensitif terhadap guncangan). Kuantitas limbah yang besar umumnya ditemukan jika instansi membuang zat kimia atau bahan farmasi ayng sudah tidak terpakai lagi atau kadaluarsa. Kandungan zat itu di dalam limbah dapat menyebabkan intoksikasi atau keracunan, baik akibat pajanan secra akut maupun kronis dan cedera, termasuk luka bakar. Intoksikasi dapat terjadi akibat diabsorbsinya zat kimia atau bahan farmasi melalui kulit atau membran mukosa atau melalui pernafasan atau pencernaan. Zat kimia yang mudah terbakar, korosif atau reaktif (misalnya: formaldehid atau zat volatil/mudah menguap lainnya) jika mengenai kulit, mata atau membran mukosa saluran pernafasan dapat menyebabkan cedera (luka bakar).Desinfektan merupakan anggota penting dalam kelompok ini karena digunakan dalam jumlah besar dan seringkali bersifat korosif. Perlu kita perhatikan bahwa zat kimia yang reaktif dapat membentuk senyawa sekunder yang sangat toksik.Pestisida kadaluarsa, yang disimpan dalam drum atau kantong-kantong kemasan, secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi siapa saja yang berkontak dengan bahan tersebut. Ketika hujan lebat, kontainer yang bocor dapat menyebabkan pestisida meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah. Keracunan dapat terjadi akibat kontak langsung dengan produk, menghirup uapnya dan meminum air yang terkontaminasi atau memakan makanan yang terkontaminasi. Selain itu, cara pembuangan yang tidak tepat, misalnya dibakar atau dikubur, juga dapat memperbesar potensi munculnya bahaya kebakaran dan kontaminasi.Residu zat kimia yang dibuang ke dalam saluran air kotor dapat menimbulkan efek merugikan pada pengoperasian pabrik pengelolaan limbah biologis dan efek toksik pada ekositem lingkungan yang menampung air tersebut. Masalah yang sama juga dapat disebabkan oleh residu bahan farmasi yang mungkin mengandung antibiotik serta obat lainnya, logam berat seperti merkuri, fenol dan turunannya, serta desinfektan dan antiseptik.

e) Bahaya limbah radioaktifJenis penyakit yang disebabkan oleh limbah radioaktif bergantung pada jenis dan intensitas pajanan. Kesakitan yang muncul dapat berupa sakit kepala, pusing dan muntah sampai masalah lain yang lebih serius. Karena limbah radioaktif, seperti halnya limbah bahan farmasi bersifat genotoksik, maka efeknya juga dapat mengenai sumber tertutup dalam instrumen diagnostik, dapat menyebabkan cedera yang jauh lebih parah (misalnya: kerusakan jaringan, keharusan untuk mengamputasi bagian tubuh) dan karenanya harus dilakukan sdengan sangat hati-hati. Bahaya yang ditumbulkan limbah dengan aktivitas rendah mungkin terjadi karena kontaminasi permukaan luar kontainer atau karena cara serta durasi penyimpanan limbah yang tidak layak. Tenaga layanan kesehatan atau tenaga kebersihan dan penanganan limbah yang terpajan radioaktif merupakan kelompok yang berisiko.

2. Dampak limbah medis terhadap masyarakat1. Dampak limbah infeksius dan benda tajamUntuk infeksi virus yang serius seperti HIV/AIDS serta hepatitis B dan C, tenaga layanan kesehatan terutama perawat, merupakan kelompok yang paling berisiko paling besar untuk terkena infeksi melalui cedera akibat benda tajam yang terkontaminasi. Risiko serupa juga dihadapi tenaga kesehtan lain di RS dan pelaksana pengelolaan limbah. Dikalangan pasien dan masyarakat, risiko terkena infeksi tersebut jauh lebih rendah. Namun, beberapa infeksi yang menyebar melalui media lain atau disebabkan oleh agens yang lebih resisten dapat menimbulkan risiko yang bermakna pada masyarakat dan pasien RS.

1. Dampak limbah kimia dan farmasiWalau belum ada adat ilmiah mengenai insidensi kesakitan yang lazim terjadi di masyarakat akibat limbah kimia maupun farmasi yang bersal dari RS, banyak contoh yang dapat diajukan mengenai kasus intoksikasi massal yang disebabkan oleh limbah kimia industri. Selain itu juga kasus cedera atau intoksikasi yang terjadi akibat penanganan zat kimia atau farmasi secar tidak tepat di instalasi layanan kesehatan. Apoteker, ahli anestesi, tenaga perawat dan tenaga pendukung serta pemeliharaan mungkin berisiko terkena penyakit pernafasan atau kulit akibat terpajan zat yang berwujud uap, aerosol atau cairan.

1. Dampak limbah radioaktifAda laporan mengenai beberapa kecelakaan yang terjadi akibat pembuangan zat radioaktif secara tidak tepat. Konsekuensinya banyak individu yang menderita akibat terpajan zat tersebut.Di Brazil, salah satu kasus mengenai dampak kanker terhadap penduduk yang dihubungkan dengan pejanan terhadap limbah radioaktif dari RS sudah dikaji dan didokumentasikan dengan lengkap. Sewaktu pindah sebuah institusi radioterapi meninggalkan sebuah sumber tertutup radioterapi dibangunan lamanya. Namun, sumber tersebut diangkat dan dibawa pulang oleh seseorang yang berhasil masuk ke bangunan. Akibatnya sekitar 249 orang terpajan dan beberpa diantaranya meninggal atau mengalami masalah kesehatan.BAB IIIKESIMPULAN

4. Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industry, pertambangan, dan lain-lain.4. Limbah Medis adalah limbah yang berasal dari suatu kegiatan pelayanan kesehatan, yang biasanya berkontak langsung dengan pasien, contoh jarum suntik.4. Limbah Non Medis adalah limbah yang dihasilkan di luar kegiatan pelayanan kesehatan dan biasanya tidak berkontak dengan pasien, contohnya bungkus makanan, kertas diagnose pasien.4. Limbah harus dikelola sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan sesuai dengan baku mutu lingkungan.4. Pengelolaan limbah medis yang tidak baik dapat menimbulkan dampak, baik bagi manusia maupun pencemaran lingkungan.