LAPORAN SEMENTAR inokulasi

22
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES IDENTITAS PRAKTIKAN Nama : Ummu Fithanah NIM : 03031281320011 Shift/Kelompok : Kamis siang/5 (Lima) I. JUDUL PERCOBAAN : Inokulasi II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Dapat menghitung jumlah mikrobia dengan alat Haemacytometer. 2. Mengetahui macam-macam inokulasi dan syarat yang harus dipenuhi agar proses inokulasi berjalan baik. 3. Dapat mengetahui proses pembiakan jamur pada medium yang padat dan mengetahui macam-macam media untuk inokulasi. III. DASAR TEORI Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini di lakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme 1

description

inokulasi

Transcript of LAPORAN SEMENTAR inokulasi

Page 1: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN

Nama : Ummu Fithanah

NIM : 03031281320011

Shift/Kelompok : Kamis siang/5 (Lima)

I. JUDUL PERCOBAAN : Inokulasi

II. TUJUAN PERCOBAAN

1. Dapat menghitung jumlah mikrobia dengan alat Haemacytometer.

2. Mengetahui macam-macam inokulasi dan syarat yang harus dipenuhi agar

proses inokulasi berjalan baik.

3. Dapat mengetahui proses pembiakan jamur pada medium yang padat dan

mengetahui macam-macam media untuk inokulasi.

III. DASAR TEORI

Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke

biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini di

lakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama

pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair

atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan

mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan

membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat

sebagai pelikel. Pertumbuhan mikroorganisme dalam kaldu seringkali

menggambarkan aktivitas metabolismenya. Mikroba aerob obligat berkembang

biak pada lapisan permukaan karena pada bagian ini kandungan oksigen tinggi.

Selain dalam media cair, mikroorganisme juga memperlihatkan

pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring atau

lempengan agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan

murni sedangkan agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan

mikroorganisme. Teknik inokulasi dapat dilakukan dengan metode gores pada

1

Page 2: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

agar datar (streak plate method) dan metode gores pada agar miring (streak plate

method). Ada beberapa tahap atau syarat-syarat yang harus dilakukan sebelum

melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yang pertama menyiapkan

ruangan, ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril

agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan dalam labotarium

pembuataan serum vaksin dan sebagainya.

Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang

lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena

sinar ultraviolet. Yang kedua Pemindahan dengan pipet, cara ini dilakukan dalam

penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang

akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.

Ketiga pemindahan dengan kawat inokulasi, ujung kawat inokulasi

sebaiknya dari platina atau nikel, ujungnya boleh lurus dan boleh berupa kolongan

yang diametrnya 1-3 mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini

terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup hanya dengan

dilewatkan pada nyala api saja lalu setelah itu didinginkan kembali kawat itu

disentuhkan lagi dalam nyala.

3.1. Metode Inokulasi

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni

mikroorganisme yaitu:

a) Metode gores

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan

waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan

latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.

Inokulum digoreskan di permukaan media agar dalam cawaan petri dengan

jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel

yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan

dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan

dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang

berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk

membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.

2

Page 3: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

b) Metode tebar

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar dalam cawan petri

dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu

disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat

menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri

yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni

yang terpisah-pisah.

c) Metode tuang

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar me-

lakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada

suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.d) Metode tusuk

Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan

ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke

dalam media.

3.2. Biakan Murni

Suatu biakan/piaraan murni yang disimpan bertahun-tahun mudah sekali

mengalami mutasi. Dan jika hal ini terjadi, maka piaraan ini bukan lagi

biakan/piaraan yang murni karena telah kehilangan tipe aslinya. Untuk

menghindari atau mengurangi terjadinya mutasi pada biakan/piaraan murni

tersebut, maka perlu dilakukan hal-hal di bawah ini:

1. Pada waktu-waktu tertentu biakan/piaraan dipindahkan ke medium yang

baru.

2. Biakan/piaraan disimpan di dalam tempat yang bersuhu rendah dan

terhindar dari radiasi.

3. Bakteri diliofilisasikan, yaitu dimasukkan dalam ampul berisi suhu kering

bercampur dengan CO2, kemudian disimpan di tempat yang dingin.

Ada piaraan yang sewaktu-waktu perlu diremajakan tiap dua atau tiga

bulan sekali. Untuk meremajakan itu caranya yaitu piaraan perlu dipindahkan ke

medium baru pada suhu biasa yaitu antara 25-27 oC yang kemudian dimasukkan

3

Page 4: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

dalam lemari es untuk diperbarui dua atau tiga bulan lagi. Sedangkan untuk

penyimpanan dengan cara diliofilisasikan asal selalu ada dalam 4 oC. Dalam

keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikatakan tidak ada bakteri yang hidup

tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen kedapatan

bersama-sama bakteri saproba. Untuk menyendirikan suatu spesies dapat

dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Dengan pengenceran

Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-

macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini

kemudian diambil barang 1 ml untuk dincerkan lebih lanjut. Jika dari

pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu koloni

tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh

satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni

saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni. Kalau

kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat

mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.

2. Dengan Penuangan

Robert koch (1943-1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan

mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan

sampel ini kemudian disebarluaskan di dalam suatu medium dari kaldu dan

gelatin encer. Dengan demikian diperolehlah suatu piaraan adukan. Setelah

medium itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-

koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Denagn mengulang

pekerjaan seperti diatas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang

lebih terjamin.

3. Dengan Penggesekan

Metode dengan pergesekan ini sekarang banyak digunakan, karena tidak

begitu memakan waktu, tapi hanya dengan metode ini maka bakteri anaerob

tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokan, kemudian ujung

kawat inokulasi itu setelah disentuhkan suatu koloni lalu digesekkan pada

permukaan medium padat, maka beberapa waktu kemudian (kurang lebih 12

4

Page 5: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

jam) maka akan tampaklah koloni-koloni yang dapat diliihat letaknya akan

tersebar di permukaan medium tersebut.

4. Dengan mengucilkan Satu sel (Single Cell Isolation)

Mikropipet adalah alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian

banyak bakteri yang ada, dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Mikropipet

ditempatkan pada tangan-tangan suatu mikromanipulator. Dengan mikropipet

dibuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup. Pekerjaan ini

dilakuan di bawah obyektif mikroskop. Jika tampak suatu tetesan hanya

mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet, tetesan tersebut

dipindahkan ke medium encer dengan tujuan utama agar bakteri tersebut

berkembang biak terlebih dahulu. Kemudian dari sini diperoleh piaraan murni.

5. Dengan Inokulasi Hewan

Metode ini di dasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri

dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan.Misal kita ambil dahak dari

seseorang yang disangka menderita TBC. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam

tubuh tikus putih, maka bakteri-bakteri saproba yang ikut serta itu tidak akan

bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata hasil TBC saja. Piaraan

pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang

ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati akhirnya dapat dipindahkan

ke dlam medium yang sesuai. Inokulasi dapat dilakukan di dalam kulit

(intracutaneous), dapat di bawah kulit (subcutaneous), dapat di dalam otot

(intramuscular), dapat di rongga tubuh atau lain-lain tempat lagi.

3.3. Sifat-Sifat Koloni dan Macam Medium

Sifat-sifat suatu koloni adalah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya dengan

bentuk susunan, permukaan, pengkilatan, dan lain-lain. Pengamatan sifat-sifat ini

dapat dilakukan dengan pandangan mata biasa tanpa menggunakan mikroskop

atau yang biasa disebut dengan Pengamatan Makroskopis. Supaya sifat-sifat

tersebut tampak jelas, maka mikroorganisme perlu ditumbuhkan pada sebuah

media padat. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di

permukaan medium padat ini adalah sebagai berikut:

5

Page 6: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

1. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang berupa titik saja, ada yang

melebar ke seluruh permukaan.

2. Bentuk. Bentuk koloni bermacam-macam, ada yang bulat, memanjang,

tepinya rata atau tidak rata.

3. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan dan ada

yang timbul.

4. Halus kasar permukaan koloni

5. Wajah permukaan. Permukaan koloni ada yang berwarna mengilap dan

ada juga yang berwarna suram.

6. Warna. Kebanyakan koloni ada yang berwarna putih kekuning-kuningan,

tetapi ada juga yang berwarna coklat, kehitaman, jingga biru, ungu, dan

hijau.

7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak, ada yang keras dan juga ada yang

kering.

Sifat-sifat koloni pada medium cair memperlihatkan permukaannya yang

serabut, cincin, langit-langit atau selaput. Medium cair ini dapat dibuat dengan

tidak menambahkan atau mencampurkan agar-agar atau gelatin ke dalamnya.

Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu cara untuk bereproduksi saja yaitu

dengan cara aseksual atau vegetatif, yang pelaksanaan pembiakannya dengan

pembelahan diri atau divisio. Sedangkan pada jamur pembiakan dapat secara

aseksual atau vegetatif maupun secara seksual atau dapat disebut juga dengan cara

generatif. Sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, miring dan

pada tusukan gelatin, yaitu:

1. Agar-Agar Lempengan

Pada media agar-agar lempengan, bentuk koloninya dilukiskan sebagai

titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur, serupa akar dan serupa kumparan.

Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung,

membukit, mencembung dan serupa kawah.

2. Agar-Agar Miring

Sifat-sifatnya ada yang berbentuk seperti tasbih, pedang, duri, akar, batang

dan serupa titik-titik.

6

Page 7: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

3. Agar-Agar Tusukan

Bentuk koloni yang dapat mengencerkan gelatin bila dilihat dari samping

dapat berupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan ada yang berjonjot, serupa

batang. Sedangkan bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan gelatin dapat

serupa kawah, serupa mangkuk, corong, pundi-pundi dan berlapis dan harus

dipergunakan mikroskop.

3.4. Media Inokulasi

Ada beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu:

a) Piaraan campuran (Mixed culture)

Media piaraan campuran ini berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.

b) Piaraan lempengan (Plate culture)

Piaraan lempengan merupakan media padat dalam cawan petri. Piaraan

diperoleh dengan menggesek-gesekkan ujung kawat inokulasi yang membawa

jamur pada permukaan agar-agar lempengan dalam cawan petri sampai meliputi

seluruh permukaan.

c) Piaraan miring (Slant culture)

Media padat dalam tabung reaksi. Piaraan diperoleh dengan cara

menusukkan ujung kawat inokulasi yang membawa jamur dalam agar-agar

pada tabung reaksi sedangkan permukaan agar ini tidak miring.

d) Piaraan tusuk (Stab culture)

Media padat dalam tabung reaksi. Piaraan diperoleh dengan cara

menusukkan ujung kawat inokulasi yang membawa jamur dalam agar-agar

pada tabung reaksi sedangkan permukaan agar ini tidak miring.

e) Piaraan cairan (Liquid culture)

Piaraan cairan ini merupakan media cair yang ditampung di dalam tabung.

f) Piaraan adukan (Shake culture)

Media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok. Biakan yang

ada dapat diperoleh dengan cara mencampuradukkan setetes suspensi jamur ke

dalam medium yang masih cair dan belum membeku, sehingga jamur dapat

tinggal di dalam media.

7

Page 8: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

3.5. Perhitungan Mikroba

Seorang bakteriologi yang bekerja dalam suatu pabrik produk makanan

yang sudah jadi, harus menumbuhkan bakteri yang terdapat pada produk makanan

tersebut untuk menilai keamanan dari makanan tersebut. Seorang bakteriolog

selalu berhubungan dengan pertumbuhan mikroorganisme. Seperti halnya juga

bagi orang-orang yang bekerja di rumah sakit, harus menumbuhkan organisme

dari pasien yang terinfeksi sehingga dapat dibuat suatu diagnosa. Bakteri juga

sangat berperan aktif dalam dunia obat-obatan atau antibiotika untuk menentukan

apakah pengaruh bakteri itu sehingga menjadi peka atau tahan, sehingga pasien

dapat terobati dengan tepat.

Pada kenyataanya peningkatan suatu bakteri disebabkan terjadinya

pembelahan biner sel bakteri itu sendiri. Pembelahan biner diartikan bahwa setiap

bakteri membentuk dinding sel baru yang melintang dengan diameter pendeknya

lalu memisah menjadi dua sel. Masing-masing sel ini kemudian membelah lagi

menjadi dua sel dan seterusnya. Hasil keseluruhan pertumbuhn semacam ini

adalah pertambahan jumlah bakteri secara deret ukur. Jadi keturunan bakteri

tunggal akan berlipat dua pada setiap pembelahan, dengan menghasilkan 2, 4, 16,

32 bakteri dan seterusnya. Salah satu upaya untuk menghitung pertumbuhan

bakteri adalah dengan menggunakan suatu alat yang dikenal dengan Hemaecyto

meter yaitu alat yang khusus digunakan untuk menghitung mikrooragnisme, pada

alat ini terdapat kotak-kotak kecil untuk membatasi jumlah sel-sel mikroba yang

akan diamati. Pekerjaan ini dilakukan di bawah mikroskop. Perhitungan yang

diperoleh dengan mengalikan faktor pengenceran dengan jumlah mikroorganisme

per kotak didapatlah banyaknya jumlah sel. Perhitungan mikroba pada umumnya

dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

1. Pengenceran

2. Menggunakan ruang hitung (Hemaecytometer)

3. Menggnakan turbidometer (Nefelometer)

Pengenceran biakan dilakukan dengan air steril sampai taraf yang 1 ml

enceran mengandung cukup sedikit bakteri sehingga dapat dihitung (sebaiknya

anatar 30 - 300) kemudian larutkan dengan jumlah yang diketahui dicampur

8

Page 9: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

dengan medium nutrien agar cair. Campuran ini dituangkan dalam cawan petri,

dibiarkan mengeras dan diinkubasi selama satu atau dua hari supaya masing-

masing sel dapat memperbanyak diri sampai membentuk koloni untuk mengetahui

berapa bakteri hidup yang ada dalam larutan itu. Ada instrumen elektronik yang

akan menghitung koloni yang memerlukan hanya satu detik untuk menghitung

koloni yang memerlukan atau pada seluruh cawan petri.

Pertumbuhan sel konstituen merupakan hal yang penting dalam

pertumbuhan hewan atau tumbuhan, dan demikian pula mikroorganisme. Jadi

apabila ditaruh 10 sel bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam

kemudian didapat 10 juta bakteri setiap mm, maka terjadilah pertumbuhan bakteri.

Pada kenyataannya telah terjadi pertumbuhan sel atau pertumbuhan bakteri sejuta.

3.6. Haemacytometer

Haemacytometer adalah alat khusus yang digunakan untuk menghitung

mikroorganisme. Pada alat ini terdapat kotak-kotak kecil dengan luas 1/400 mm2

dan kedalaman 0,1 mm. Penggunaannya adalah dengan meletakkan kaca preparat

yang di atasnya dan ditutup dengan deck glass. Pengamatan ini dilakukan dengan

menggunakan mikroskop agar dapat mengamati sel-sel mikroba baik yang kecil

maupun yang besar, yang dibatasi oleh kotak-kotak haemacytometer.

Perhitungan dengan haemacytometer ini merupakan perhitungan langsung

karena sample langsung diambil dan diteteskan pada alat haemacytometer dan

diamati di bawah mikroskop. Perhitungan dengan metode ini mempunyai

beberapa keuntungan, yaitu semua sel mikroba baik yang masih hidup atau pun

sudah mati dapat dihitung. Sedangkan kelemahannya yakni apabila pengenceran

tidak homogen lagi, maka akan terjadi kesalahan dalam perhitungan. Pengenceran

yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan pengamatan karena sample kental

dapat menjarangkan sel mikroorganisme yang mengakibatkan pengamatan

menjadi sulit dilakukan.

9

Page 10: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

IV. ALAT DAN BAHAN

IV.1. Alat

1. Tabung Reaksi

2. Jarum ose

3. Nyala Bunsen

4. Cawan petri

4.2. Bahan

1. Medium yang telah jadi

2. Kultur murni

3. Jarum/kawat

4. Alkohol

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Siapkan tabung yang berisi jamur dan tabung medium.

2. Panaskan jarum oase sampai berpijar dan diamkan sebentar.

3. Buka sumbat tabung jamur, kemudian lewatkan dekat nyala bunsen.

4. Ambillah jamur dengan menggunakan jarum oase.

5. Buka sumbat tabung medium dan mulut tabung dilewatkan pada nyala api

bunsen.

6. Masukkan ujung jarum oase tadi yang telah membawa jamur dengan

menggesek-gesekannya pada permukaan medium dari kiri ke kanan dengan

arah dari bawah ke atas medium.

7. Tabung medium kemudian disumbat lagi.

8. Simpan tabung yang tekag ditanami tadi.

9. Amatilah bentuk jamur yang terjadi.

10

Page 11: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

VI. DATA HASIL PENGAMATAN

11

Page 12: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

VII. PEMBAHASAN

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

12

Page 13: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

13

Page 14: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

VIII.1.Kesimpulan

1. Perhitungan dengan haemacytometer dilakukan dengan perhitungan

langsung karena sampel langsung diambil dan diteteskan pada alat

haemacytometer yang terdapat kotak-kotak kecil dan diamati dibawah

mikroskop. Baik yang masih hidup atau pun yang sudah mati sel mikroba

dapat dihitung dengan alat ini.

2. Inokulasi terbagi menjadi dua yaitu inokulasi jamur dan inokulasi bakteri.

Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang sedangkan

inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Syarat yang harus

dipenuhi agar proses inokulasi dapat berjalan dengan baik adalah dengan

memperhatikan kesterilan medium baik pada cawan petri maupun pada

tabung reaksi dan juga kesterilan pada praktikan sendiri.

3. Proses pembiakan jamur pada medium yang padat dapat dilakukan dengan

metode gores, metode tebar, metode tuang dan metode tusuk. Media yang

digunakan untuk inokulasi yaitu piaraan campuran, piaraan lempengan,

piaraan miring, piaraan tusuk, piaraan cairan dan piaraan adukan.

4. Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pengenceran,

menggunakan ruang hitung (Hemaecytometer) dan menggunakan

turbidometer (Nefelometer).

5. Jamur yang dibiakan pada inokulasi ini adalah Aspergillus niger yang

menghasilkan asam sitrat.

VIII.2.Saran

1. Jarum ose yang digunakan sebaiknya didinginkan terlebih dahulu agar

inokulum yang digunakan dapat tetap hidup.

2. Jamur Aspergillus niger sangat berbahaya bagi tubuh jadi harus digunakan

masker dan sarung tangan.

3. Pada saat pensterilan dengan autoklaf cawan petri dan tabung reaksi harus

dikeluarkan setelah medium selesai dibuat karena jika dikeluarkan sebelum

medium terbuat akan menyebabkan tumbuhnya mikroba lain yang tidak

diinginkan setelah didiamkan selama beberapa hari.

14

Page 15: LAPORAN SEMENTAR inokulasi

DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, M.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Erlangga : Jakarta.

Raymond, A dkk. 2014. Inokulasi Bakteri. (online)ejournal.unpatti.ac.id%2Fp

pr_iteminfo_lnk. (Diakses pada 12 Maret 2016).

Rohimat, I. 2002. Teknik Inokulasi Mycorrhizae arbuscular pada Bibit Jambu

Mente. Buletin Teknik Pertanian Vol.7 Nomor 2. Hal : 80-83.

Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar I. Jakarta: Erlangga.

Widyati, E. 2012. Pengaruh Tiga Inokulan Bakteri. (online)

repository.unand.ac .id /pengaruh_tiga_inokulan_bakteri. (Diakses pada

12 Maret 2016).

15