Laporan Resmi Dit Acr 1
-
Upload
katon-ast-cha-sasongko -
Category
Documents
-
view
719 -
download
0
Transcript of Laporan Resmi Dit Acr 1
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA I
KADAR LENGAS TANAH
Disusun Oleh:
1. Julia Purnamasari (09970/PN)
2. Adiba Eva Perdani (10003/PN)
3. I Dewa Ayu Yona A. (10034/PN)
4. Nugrahenny Setya P. (10038/PN)
5. Rr. Ika Widhaningtyas (10046/PN)
6. Vina Nurharyanti (10063/PN)
Gol/Klp/hari : A.3/I/Rabu
Asisten : Wiwit Bintorowati
LABORATORIUM TANAH UMUM
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2005
ACARA I
KADAR LENGAS TANAH
ABSTRAKSIKadar lengas adalah kandungan uap air yang terdapat pada pori tanah.
Pada praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah yang dilaksanakan di Laboratorium Tanah Umum, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada tanggal 21 September ini dilakukan analisa kadar lengas dari 5 jenis tanah yang berbeda. Tanah yang dianalisa yaitu tanah Entisol, tanah Ultisol, tanah Rendzina, tanah Vertisol, dan tanah Alfisol. Masing-masing tanah dianalisa pada 3 ukuran diameter, yaitu tanah diameter 0,5 mm, 2 mm, dan tanah gumpalan atau tanah gumpalan.
Metode yang digunakan dalam menghitung kadar lengas adalah metode gravimetri. Data yang diperlukan dalam praktikum ini adalah berat lengas tanah dan berat kering mutlak.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai kadar lengas ( KL ) tanah entisol kering udara gumpalan sebesar 1,47%, yang berdiameter 2 mm sebesar 1,33%, sedangkan yang berdiameter 0,5 mm sebesar 2,25%. Hal ini menunjukkan kemampuan tanah entisol dalam mengikat air kurang baik.
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanah merupakan tubuh alam yang tersusun atas mineral, bahan organik,
air, dan gas yang dicirikan dengan adanya horizon atau lapisan-lapisan yang dapat
dibedakan dari material awal sebagai hasil penambahan, penghilangan,
pemindahan, dan transformasi energi dan material atau kemampuan untuk
mendukung perakaran tanaman di lingkungan yang alami.
Tanaman memerlukan media untuk tumbuh, tanah merupakan media
utama tempat tumbuh tanaman. Untuk dapat tumbuh dengan baik, kebutuhan air
dan mineral yang tersedia pada tanah harus sesuai dengan kebutuhan tanaman
tersebut. Kebutuhan air pada tanaman, dalam tanah tersimpan dalam bentuk
lengas.
Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan kadar lengas dalam tanah
pada berbagai macan jenis tanah agar dapat diketahui macam tanah yang baik
untuk digunakan sebagai lahan pertanian.
B. TUJUAN
Mengetahui kadar lengas beberapa jenis tanah dalam bentuk gumpalan,
diameter 0,5 mm dan diameter 2 mm.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh ruang pori
tanah dan teradsorbsi pada permukaan zarah tanah. Lengas berperan sangat
penting dalam proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman dan jasad renik
tanah serta siklus hara. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah
hampir selalu melibatkan air sebagai media pelarut garam-garam mineral,
senyawa asam dan basa serta ion-ion dan gugus organik maupun anorganik.
Lengas dapat tetap berada dalam pori tanah karena memiliki ketegangan potensial.
Dalam keadaan tidak jenuh, lengas tanah berupa selaput tipis yang menyelimuti
zarah tanah. Semakin tipis selaput lengas tersebut, maka gaya ikat tanah yang
bekerja semakin kuat. Keadaan ini menyebabkan lengas semakin sulit tersedia
bagi tanaman. Pada pemberian air yang berlebihan, sehingga gaya berat air
melebihi gaya ikat zarah tanah terhadap lengas, maka kelebihan lengas tersebut
akan teratus bebas melalui pori mikro. Lengas teratus ini disebut lengas gravitasi.
Apabila tidak ada kelebihan lengas yang teratus lagi, maka tanah dikatakan dalam
keadaan kapasitas lapangan (field capacity). Apabila kandungan lengas terus
berkurang sehingga tidak mampu mengimbangi kehilangan air akibat
evapotranspirasi maka tanah berada dalam keadaan titik layu tetap (permanent
wilting point) (Miller dan Donahue, 1990).
Lengas tanah merupakan variabel penting dalam mengkontrol pertukaran
air dan energi panas pada permukaan tanah dengan atmosfer melalui evaporasi
dan evapotranspirasi. Lengas tanah berperan penting dalam perkembangan pola
cuaca dan produksi presipitasi. Lengas tanah juga berpengaruh dalam jumlah
presipitasi yang mengalami run off ke sungai (Global Hydrology and Climate
Center, 1999).
Jumlah lengas pada tanah tergantung dari berbagai variabel seperti tipe
tanah, iklim, presipitasi, dan sebagainya. Tipe tanah yang bebeda memiliki ukuran
dan bentuk partikel yang berbeda, yang berarti masing-masing tipe tanah mampu
menyimpan jumlah air yang berbeda. Banyaknya air yang dapat disimpan
tergantung pada luas permukaan partikel tanah. Semakin luas, semakin banyak air
yang dapat disimpan. Misalnya pada lempung, partikel lempung sangat kecil,
sehingga luas permukaannya luas, sehingga mampu memperoleh lengas yang
tinggi. Sedangkan pasir, partikelnya besar, sehingga luas permukaannya lebih
sempit oleh karena itu, pasir dianggap sebagai tanah kering (Better Soils, 2002).
Lengas tanah merupakan salah satu faktor penting dalam pembudidayaan
benih yang sehat. Jika kadar lengas di suatu tempat telah diketahui, maka
informasi tersebut dapat digunakan untuk membuat peraga atau prediksi tentang
potensi hasil panen, kemungkinan irigasi, run off, evaporasi rata-rata, erosi,
kualitas air, bahkan potensi terjadinya banjir. Selain itu, manfaat terpenting lengas
tanah adalah untuk memprediksikan terjadinya kekeringan (Chris, 2004).
Keberadaan lengas dalam tanah tidak seragam dari atas ke bawah.
Keragaman kandungan lengas ini menunjukkan adanya potensial kesuburan tanah.
Adanya perbedaan energi potensial lengas dalam tubuh tanah akan menunjukkan
arah gerakan lengas dalam tubuh tanah yang bergerak dari daerah potensial tinggi
ke daerah potensial rendah (Handayanto, 1987).
Untuk meningkatkan penyerapan air oleh tanaman dan pengikatan lengas
oleh tanah tinggi, upaya yang dilakukan dalam sistem usaha tani, berwawasan
lingkungan adalah penanaman menurut kontur (Susanto, 2002).
Untuk mengukur kadar lengas dapat digunakan berbagai metode yaitu
gravimetris, tensiometer, pancaran neutron, dan metode kalsium. Kadar lengas
berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi empat yaitu kadar lengas tanah
halus, kadar lengas tanah diameter 0,5 mm; kadar lengas tanah diameter 2 mm;
dan kadar lengas tanah gumpalan ( Susilo etal., 2004 ).
.
III. METODOLOGI
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara I “kadar lengas tanah”
dilaksanakan pada tanggal 21 September 2005 di Laboratorium Tanah Umum
Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Bahan yang digunakan adalah tanah berdiameter 0,5 mm, tanah 2,0 mm
tanah gumpalan. Setiap kelompok dalam satu golongan menggunakan jenis tanah
yang berbeda-beda. Jenis tanah yang digunakan antara lain tanah Entisol, Vertisol,
Rendzina, Alfisol dan Ultisol. Alat yang digunakan adalah 6 buah botol timbang,
timbangan, oven, dan desikator.
Pada setiap botol timbang kosong diberi label berisi keterangan jenis
tanah, diameter tanah, ulangan dan nama kelompoknya, lalu keenam botol kosong
tertutup ditimbang satu persatu. Setelah ditimbang, botol diisi contoh tanah 2,0
mm; 0,5 mm; dan gumpalan, kira-kira sepertiga tinggi botol serta membuat 2
ulangan. Botol timbang yang telah diisi tanah beserta tutupnya ditimbang lagi
menggunakan timbangan yang sama, kemudian dimasukkan ke dalam oven yang
suhunya 105 -110oC dengan tutup sedikit terbuka selama minimal 4 jam. Setelah
itu botol dikeluarkan dari oven, tutup serapat mungkin dan biarkan dingin di
dalam desikator selama 15 menit. Setelah dingin, botol ditimbang lagi dalam
keadaan tertutup rapat, kemudian botol timbang dibersihkan.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. DATA KELOMPOK
NO Tanah Entisol Ulangan (%)Kadar Lengas rata-rata (%)
1 0,5 mm2,08
2,252,43
2 2 mm1,29
1,331,36
3 Gumpalan1,45
1,471,49
B. DATA GOLONGAN
NO JENIS TANAHKADAR LENGAS RATA-RATA (%)
0,5 mm 2 mm Gumpalan
1 Entisol 2,25 1,33 1,47
2 Ultisol 9,01 9,07 9,16
3 Rendzina 14,85 21,87 15,37
4 Vertisol 13,82 14,02 18,95
5 Alfisol 7,87 7,75 9,88
Contoh Perhitungan Untuk Tanah Entisol
KL =
Tanah Kering udara 0,5 mm
KL1 = = 2,08%
KL2= = 2,43%
= = = 2,25%
Tanah Kering udara 2 mm
KL1 = = 1,29%
KL2= = 1,36%
= = = 1,33%
Tanah Kering udara gumpalan
KL1 = = 1,45%
KL2= = 1,49%
= = = 1,47%
V. PEMBAHASAN]
Acara praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar kelengasan
berbagai jenis tanah. Pemahaman mengenai kadar lengas berguna dalam bidang
pertanian, karena melalui proses pengaturan lengas ini, akan dikontrol puila
serapan hara dan pernapasan akar-akar tanaman yang selanjutnya akan
berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman.
Untik mengetahui kadar lengas dapat menggeunakan berbagai macam
metode, antara lain (1) gravimetris, (2) tensiometer, (3) pancaran neutron dan (4)
calsium. Pada praktikum kali ini kadar lengas tanah ditentukan dengan metode
gravimetris, yaitu menghiotung selisih berat lengas antara sebelum dan setelah
dikeringkan. Metode ini murah tapi cepat sehingga banyak digunakan pada
percobaan di laboratorium. Tetapi, penggunaan metode ini memerlukan ketelitian
yang cukup tinggi agar hasil yang diperoleh tidak menyimpang dari teori. Oleh
karena itu, timbangan yang disediakan harus sensitif.
Semakin tinggi kandungan bahan lempung tanah maka semakin tinggi
pula kadar lengas suatu jenis tanah. Karena ukurannya yang menyerupai koloid
sehingga luas permukaan jenisnya besar, yang berakibat pada kemampuan untuk
menyimpan air relatif besar. Kandungan bahan lempung pada tanah dari yang
tertinggi adalah tanah alfisol, rendzina, vertisol, ultisol dan yang terendah ialah
tanah entisol.
Dari tabel untuk masing-masing tanah dengan diameter 0,5 mm, yang
memiliki kadar lengas dari yang tertinggi adalah tanah rendzina, vertisol, ultisol,
alfisol dan yang terendah adalah entisol, demikian juga untuk tanah dengan
diameter 2 mm, sedangkan untuk tanah yang berbentuk gumpalan kadar lengas
dari yang tertinggi adalah kadar lengas tanah vertisol, rendzina, alfisol, ultisol dan
yang terendah adalah entisol. Jika dibandingkan dengan teori seharusnya kadar
lengas tertinggi ada pada tanah alfisol, namun dari percobaan kadar lengas tanah
alfisol justru lebih rendah dari kadar lengas tanah rendzina, vertisol, dan ultisol.
Hal ini mungkin disebabkan karena meskipun tanah alfisol ini mempunyi tekstur
lempung yang tinggi, namun bahan induknya terdiri atas kapur sehingga tingkat
permiabilitasnya lambat sehingga menyulitkan air untuk meresap ke dalam
porinya, sehingga kadar lengasnya justru rendah.
Semakin kecil diameter tanah seharusnya kadar lengas yang tersimpan
lebih tinggi daripada kadar lengas tanah gumpalan karena luas permukaannya
lebih besar dan ruang antar partikel tanah yang terisi udara lebih sedikit,
sedangkan pada tanah gumpalan teksturnya kasar, yaitu pori-pori tanah besar dan
terisi udara sehingga air sulit masuk ke dalam pori-pori. Semakin kasar tekstur
tanah, semakin sedikit lengas yang tersedia bagi tanaman. Oleh karena itu,
seharusnya tanah gumpalan memiliki kadar lengas yang paling rendah. Namun
pada beberapa data hasil percobaan, misalnya pada tanah entisol, kadar lengas
tanah berdiameter 2 mm justru lebih kecil daripada kadar lengas tanah gumpalan.
Hal ini dapat terjadi karena kurang teliti dalam melakukan percobaan, timbangan
yang digunakan untuk setiap penimbangan berbeda sensitivitasnya atau berganti-
ganti timbangan.
Dari data hasil percobaan untuk tanah entisol diperoleh kadar lengas untuk
tanah berdiameter 0,5 mm adalah sebesar 2,25 %, untuk tanah berdiameter 2 mm
1,33 %, dan pada tanah gumpalan sebesar 1,47 %. Berdasarkan angka-angka yang
diperoleh menunjukkan bahwa tanah entisol memiliki kadar lengas yang rendah.
Tanah entisol merupakan jenis tanah yang memiliki kandungan lempung
rendah dan didominasi oleh pasir. Tanah entisol teksturnya kasar, ukuran butir-
butir tanahnya besar menjadikan luas permukaan jenis tanah tersebut sempit,
sehingga kemampuannya untuk mengikat air juga rendah. Pada tanah entisol, sifat
fisiknya lebih mendekati kaolinit daripada montmorillonit. Kontak air dengan
tanah rendah karena permukaan kontak antara tanah pasiran didominasi pori-pori
makro 1. Oleh karena itu, air yang jatuh mengalami perkolasi dan air kapiler
mudah lepas karena adanya evaporasi.
Pada tanah ultisol dengan diameter 0,5 mm memiliki kadar lengas sebesar
9 %, untuk gumpalan memiliki kadar lengas sebesar 9,15 % dan kadar lengas
pada diameter 2 mm sebesar 9,07%. Jenis tanah utisol merupakan tanah dengan
struktur remahan sehingga kemapuan menahan air dalam tanah lebih lama
dibandingkan tanah ultisol yang bertekstur pasiran.
Untuk tanah rendzina kadar lengas tertinggi pada tanah dengan diameter 2
mm yaitu sebesar 21,87% sementara pada diameter 0,5 mm memiliki kadar lengas
14,85% dan pada tanah gumpalan kadar lengasnya sebesar 15,37 %. Untuk
keseluruhan jenis tanah, tanah rendzina memiliki kadar lengas yang paling tinggi
dibandingkan jenis tanah yang lain. Tanah rendzina merupakan jenis tanah yang
memiliki kandungan lempung yang tinggi.
Pada tanah vertisol kadar lengas pada diameter 0,5 mm sebesar 13,82%,
pada tanah gumpalan sebesar 18,95%, dan kadar lengas pada diameter 2 mm
sebesar 14,015 %. Seharusnya kadar lengas pada tanah gumpalan lebih rendah,
karena pada diameter yang lebih kecil tanah ventisol memiliki daya ikat terhadap
air lebih baik sedangkan pada tanah gumpalan daya ikat tanah atas airnya sangat
lemah dan hal ini menyebabkan air pada tanah cepat hilang.
Pada tanah alfisol, kadar lengas pada diameter 0,5 mm sebesar 7,87%,
pada diameter 2 mm sebesar 7,75% dan kadar lengas tertinggi terdapat pada
tanah gumpalan yaitu sebesar 9,88%. Tanah alfisol ini mempunyi tekstur lempung
dan bahan induknya terdiri atas kapur sehingga tingkat permiabilitasnya lambat.
Dari uraian tersebut dapat terlihat bahwa kadar lengas pada masing-masing
jenis tanah berbeda satu sama lain. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Diantaranya curah hujan yang berhubungan dengan evaporasi yang
mempengaruhi tanah dalam mengalami defisit ataupun surplus. Selain itu,
kandungan bahan organik dan lempung berperan sebagai penyimpanan air dimana
ukuran lempung berupa koloid dan memiliki luas permukaan jenis yang terbesar.
Kadar lengas tanah juga berbeda satu sama lain dapat disebabkan oleh faktor
relief yang berpengaruh pada cepatnya tanah kehilangan lengasnya. Tanah dengan
kadar lengas yang tinggi baik untuk digunakan sebagai lahan pertanian, dan
sebaliknya.
VI. KESIMPULAN
1. Kemampuan tanah untuk menyimpan air di dalam pori-porinya disebut
dengan kadar lengas tanah.
2. Semakin besar pori-pori tanah, semakin rendah kadar lengas tanahnya.
3. Tanah dengan kadar lengas yang tinggi baik untuk lahan pertanian.
4. Kadar lengas tanah rendzina > vertisol > ultisol > alfisol > entisol .
DAFTAR PUSTAKA
Better Soils.2002.Managing Soil Moisture.http://www.bettersoils.com.au/modules/5-1.htm.diakses tanggal 25 September 2005.
Chris, R.2004.Soil Moisture Measurement Using Remote Sensing. http://www.flash.lakeheadu.ca/~remsen/~reynoldssterm.htm.diakses tanggal 25 September 2005
Global Hydrology and Climate Center.1999.Soil Moisture. http;//www.gncc.nisfc.nasa.gov/landpieces.diakses tanggal 25 September 2005.
Handayanto, E.1987.Dasar-Dasar Klasifikasi Tanah.Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Miller, R. W., and Roy L. Donahue. 1990. Soils : An Introduction to Soils and Plant Growth. Prentice-Hall International, Inc.
Susanto, R.2002.Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif Berkelanjutan.Kanisius.Yogyakarta.
Susilo, Benito, S. Handayani, S. Nuryani. dan N. Widyayuwono. 2004. Bahan Asistensi Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.
LAMPIRAN
A. Data Hasil Pengamatan dari Masing-masing Jenis Tanah
Jenis tanah
Diameter 0,5 mm Diameter 2 mm Gumpalan
a b ckl
(%)a b c kl (%) a b c
kl
(%)
Entisol ul.1 42,335 49,349 49,206 2,08 32,582 41,598 41,483 1,29 45,237 52,287 52,186 1,45
ul.2 36,614 44,884 44,688 2,43 37,263 44,783 44,682 1,36 38,455 45,535 45,431 1,49
Ultisolul.1 38,12 43,21 42,79 8,99 36,56 42,98 42,45 8,99 26,88 32,85 32,35 9,14
ul.2 25,90 32,67 32,11 9,02 31,66 37,39 36,91 9,14 47,01 52,84 52,35 9,17
Rendzinaul.1 28,44 35,47 34,563 14,87 22,8 28,63 27,338 28,4 35,96 45,28 44,038 15,35
ul.2 15,34 21,15 20,400 14,82 28,7 35,40 34,512 15,32 24,74 32,09 31,114 15,38
Vertisolul.1 34,283 39,947 39,26 13,86 35,983 43,962 42,982 14,002 30,306 39,564 38,425 14,03
ul.2 46,482 50,691 50,178 13,78 30,714 38,029 37,129 14,029 31,119 37,674 36,411 23,87
Alfisolul.1 36,03 44,14 43,53 8,13 34,67 42,16 41,63 7,67 23,70 30,27 29,57 11,93
ul.2 33,05 40,54 40,01 7,61 44,84 51,58 51,09 7,84 26,89 34,73 34,16 7,88
B. Contoh perhitugan
KL =
Perhitungan Untuk Tanah Entisol
Tanah Kering udara 0,5 mm
KL1 = = 2,08%
KL2= = 2,43%
= = = 2,25%
Tanah Kering udara 2 mm
KL1 = = 1,29%
KL2= = 1,36%
= = = 1,33%
Tanah Kering udara gumpalan
KL1 = = 1,45%
KL2= = 1,49%
= = = 1,47%
Perhitungan Untuk Tanah Ultisol
Tanah Kering udara 0,5 mm
KL1 = = 8,99%
KL2= = 9,02%
= = = 9%
Tanah Kering udara 2 mm
KL1 = = 8,99%
KL2= = 19,14%
= = = 9,07%
Tanah Kering udara gumpalan
KL1 = = 9,14%
KL2= = 9,17%
= = = 9,15%
Perhitungan Untuk Tanah Rendzina
Tanah Kering udara 0,5 mm
KL1 = = 14,87%
KL2= = 14,82%
= = = 14,85%
Tanah Kering udara 2 mm
KL1 = = 28,4%
KL2= = 15,32%
= = = 21,87%
Tanah Kering udara gumpalan
KL1 = = 15,35%
KL2= = 15,38%
= = = 15,37%
Perhitungan Untuk Tanah Vertisol
Tanah Kering udara 0,5 mm
KL1 = = 13,86%
KL2= = 13,78%
= = = 13,82%
Tanah Kering udara 2 mm
KL1 = = 14,002%
KL2= = 14,029%
= = = 14,015%
Tanah Kering udara gumpalan
KL1 = = 14,03%
KL2= = 23,87%
= = = 18,95%
Perhitungan Untuk Tanah Alfisol
Tanah Kering udara 0,5 mm
KL1 = = 8,13%
KL2= = 7,61%
= = = 7,87%
Tanah Kering udara 2 mm
KL1 = = 7,67%
KL2= = 7,84%
= = = 7,75%
Tanah Kering udara gumpalan
KL1 = = 11,93%
KL2= = 7,84%
= = = 9,88%