Kebijakan Dit. PSMP-SBI

download Kebijakan Dit. PSMP-SBI

of 23

Transcript of Kebijakan Dit. PSMP-SBI

KEBIJAKANPENGEMBANGAN SBI-SMP

Direktorat Pembinaan SMP Direktorat Jenderal Manajemen Dikdasmen

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2006

LANDASAN HUKUM

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (UUSPN) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 : Pemerintahan Pusat dan Daerah. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 : Kewenangan Pemerintah (Pusat) dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 : Program Pembangunan Nasional Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 : Standar Nasional Pendidikan (SNP) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 : Standar Isi Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 : Standar kompetensi Lulusan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 : Implementasi Kepmendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006

LATAR BELAKANG(Rintisan SBI-SMP) Era

globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam berbagai bidang, seperti bidang teknologi, manajemen dan sumberdaya manusia; akan amanat Pasal 50 ayat 3 UndangUndang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003):pemerintah dan/atau pemerintah daerah me-nyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional. SBI didasari oleh filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme)

Memenuhi

Penyelenggaraan

PENGERTIAN

SBI-SMP adalah sekolah nasional (SMP) yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional

SBI

= (SNP + X),

dimana SNP meliputi 8 (delapan) standar, dan X adalah SNP yang diperkaya, dikembangkan, diperluas, diperdalam melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan yang dianggap reputasi mutunya diakui secara internasional

Kompetensi Lulusan Penilaian Pendidikan

Pendanaan dan Pengelolaan

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Sarana & Prasarana

Pendidik

Proses

ISI

CIRI-CIRI KE-INTERNASIONAL-AN

Kompetensi internasional (lulusannya)

Kurikulum bertaraf internasional Pembelajaran Billingual Pendidik memenuhi standar minimal Sarana sesuai dengan kebutuhan kurikulum internasional Pembiayaan, unit cost per siswa per tahun disesuiakan dengan kebutuhan SBI. Penilaian menggunakan standar internasional Pengelolaan, memenuhi standar ISO 9001

VISI SBI - SMPTerwujudnya insan Indonesia

cerdas, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjati diri Indonesia, dan kompetitif secara global.

Misi SBI - SMPMewujudkan manusia Indonesia bertaraf internasional yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global.

Tujuan SBI - SMP

Untuk menghasilkan lulusan SMP yang memiliki kompetensi berkelas nasional dan internasional sekaligus

Standar SBI SMP

OUTPUT

PROSE S Standar

INPUT Standar

Standar

Model-Model Penyelenggaraan SBI di SMP1. MODEL SEKOLAH BARU

1. MODEL SEKOLAH BARU

3. MODEL SEKOLAH TERPADU

SD

SMP

SM A

PENGELOLA: 1 Kepala Sekolah

2. MODEL SEKOLAH 2. MODEL SEKOLAH KEMITRAAN KEMITRAAN

4. MODEL EXISTING SCHOOL

PENGEMBANGAN SBI-SMPPrinsip-prinsip Pengembangan1. 2. 3. 4. 5. berpedoman pada prinsip: SB I = SNP plus kebutuhan dan prakarsa sekolah (demand driven and bottom-up). kurikulumnya harus bertaraf internasional, yang ditunjukkan oleh isi (content) yang mutakhir dan canggih. menerapkan MBS dalam mengelola sekolahnya yang disertai dengan tata kelola yang baik menerapkan proses belajar mengajar yang pro-perubahan, yaitu yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan transformasional/ visioner memiliki sumberdaya manusia yang profesional dan tangguh, baik guru maupun kepala sekolah, tenaga pendukung penyelenggaraan SBI harus didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap, relevan, mutakhir dan canggih, dan bertaraf internasional

6. 7. 8.

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SBI(1) pemerataan dan perluasan pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik

Rencana Pengembangan SBIPengembangan SBI periode 2006-2010 difokuskan pada tiga fase berikut yaitu:

(1) fase rintisan: difokuskan pada pengembangan

kemampuan/ kapasitas dan modernisasi pada semua jajaran birokrasi Depdiknas mulai dari sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota, propinsi sampai pusat

(2) fase konsolidasi: semua upaya yang telah dilakukan

dalam fase rintisan (pengembangan kapasitas) ditelaah secara bersama mengenai praktek-praktek yang baik (best practices) dan pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik (lessons learned).

(3) fase kemandirian: telah mencapai kemandirian yangkuat, yang ditunjukkan oleh tumbuhnya tindakan atas prakarsa sendiri dan bukan dari kehendak pihak lain, dan telah mampu bersaing secara regional dan internasional.

STRATEGI IMPLEMENTASIMerumuskan dan menetapkan standar output 2. Merumuskan dan menetapkan standar proses 3. Merumuskan dan menetapkan input/masukan 4. Menyusun instrumen 5. Melakukan penilaian kelayakan (untuk calon SBI) 6. Menetapkan sekolah bakal calon SBI (SMP) 7. Menyusun bahan (sosialisasi, pelatihan, dan lokakarya penyusunan RPS-SBI) 8. Sosialisasi, pelatihan, dan lokakarya penyusunan RPS SBI kepada sekolah-sekolah bakal calon SBI 9. Sekolah-sekolah bakal calon SBI diminta menyusun RPSSBI disekolahnya 10. Mengembangkan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) 11. Merencanakan pemantauan dan evaluasi1.

STRATEGI PEMBIAYAAN

Berdasarkan kesepakatan-kesepakatan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maka proporsi pembiayaan SBI negeri dapat diformulasikan sebagai berikut: Pemerintah pusat membiayai 50%, pemerintah daerah Propinsi 30%, dan pemerintah daerah kabupaten/kota 20%. Formulasi tersebut dapat didiskusikan lebih lanjut, artinya, bagi daerah-daerah yang kaya, mereka dapat berkontribusi lebih dari besarnya persentase tersebut

Tugas dan Fungsi Jajaran Birokrasi Depdiknas

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah adalah:

(1) merumuskan dan menetapkan kebijakan, (2) merumuskan standar, (3) membimbing melalui pemberian pedoman, pelatihan, dsb., (4) mengatur melalui penerbitan legislasi dan regulasi, dan (5) mengawasi pelaksanaan dan mengevaluasi hasil SBI

Dinas Pendidikan Propinsi

Secara umum, tugas dan fungsi Dinas Pendidikan Propinsi adalah melaksanakan kebijakan, standar, legislasi dan regulasi, dan pedoman-pedoman yang disusun oleh Depdiknas melalui:

(1) penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan, standar, legislasi dan regulasi, dan pedoman-pedoman yang disusun oleh Depdiknas, (2) pemberian bimbingan kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota dan sekolah-sekolah khususnya SMP melalui pelatihan, lokakarya, diskusi kelompok terfokus, dsb., (3) pengkoordinasian dan penyerasian pelaksanaan SBI, dan (4) pelaksanaan pengawasan dan evaluasi SBI serta pengembangannya di Propinsi masing-masing.

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota adalah memberikan pelayanan dalam penyelenggaraan SBI di Kabupaten/Kota masing-masing melalui:

penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan, standar, legislasi dan regulasi, dan pedoman-pedoman yang disusun oleh Depdiknas untuk SMP yang melaksanakan SBI pembinaan, pengurusan dan pembimbingan kepada SBI untuk SMP melalui pelatihan, lokakarya, diskusi kelompok terfokus, dsb., pemberian pelayanan terhadap SBI dalam mengelola seluruh aset/sumberdaya pendidikan yang meliputi guru, kepala sekolah, tenaga pendukung, sarana dan prasarana, buku pelajaran, dana pendidikan, dan sebagainya, pengkoordinasian dan penyerasian pelaksanaan SBI SMP, dan pelaksanaan pengawasan dan evaluasi SBI serta pengembangannya di Kabupaten/Kota masing-masing

SEKOLAHSecara umum, tugas dan fungsi sekolah adalah menyelenggarakan SBI yang dilakukan melalui: 1. penyusunan RPS dengan melibatkan para pemangku kepentingan sekolah, 2. pelaksanakan SBI secara efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu (fokus pada pelanggan, perbaikan secara terus-menerus, dan keterlibatan total warga sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah), 3. pengkoordinasian dan penyerasian segala sumberdaya yang ada di sekolah dan di luar sekolah untuk mencapai sasaran SBI yang telah ditetapkan dan dilakukan berdasarkan kerangka pikir sistem (berpikir holistik/tidak parsial, runtut, saling terkait, dan terpadu),

SEKOLAH4.

pengawasan pelaksanaan dan pengevaluasian hasil SBI yang dilakukan secara tepat sasaran dan waktu untuk menilai tingkat ketercapaian sasaran program SBI yang telah ditetapkan, dan hasilnya dapat digunakan untuk menentukan sasaran baru program SBI pada tahun berikutnya,

5. penyusunan laporan penyelenggaraan SBI beserta hasilnya secara lengkap untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Komite Sekolah, dan Yayasan (bagi sekolah swasta), dan 6. pertanggungjawaban hasil penyelenggaraan SBI kepada para pemangku kepentingan sekolah yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Komite Sekolah, dan Yayasan (bagi sekolah swasta).

IMPLEMENTASI KEBIJAKANBerdasarkan hasil Monitoring dan Evaluasi yang berkelanjutan (ME 2005 dan 2006), dan Verifikasi khusus calon SBI, maka ditetapkan Implementasi Kebijakan SBI 2007 sbb:

1. Pada tahun 2007 telah ditetapkan 101 sekolah yang memenuhi syarat secagai calon Rintisan SBI. 2. Dari jumlah tersebut terdistribusi di 27 propinsi di seluruh Indonesia 3. Dari jumlah tersebut terdistribusi di 47 kabupaten, dan 48 kota di seluruh Indonesia.Sumber : Hasil ME dan Verifikasi Khusus SBI

TERIMA KASIH