Laporan rangkaian listrik sederhana

31
PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 – RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA I. MAKSUD 1. Mempelajari hukum Ohm dan Kirchoff pada rangkaian listrik sederhana 2. Mampu merangkai rangkaian listrik sederhana 3. Mampu mengukur tegangan dan arus setiap komponen pada rangkaian listrik 4. Memahami hubungan seri dan paralel resistor 5. Memahami hubungan seri dan paralel sumber tegangan II. ALAT –ALAT 1. Baterai ukuran D – 2 buah 2. Sakelar SPST – 1 buah 3. Lampu 2,5 V, 0,5 A – 1 buah 4. Multimeter digital – 2 buah 5. Pemegang lampu – 1 buah 6. Jepit buaya bersoket – 2 buah 7. Pemegang Baterai – 2 buah 8. Kabel penghubung – 9 buah 9. Resistor 50 Ω 5W – 1 buah 10. Resistor 100 Ω 5W – 1 buah 11. Resistor 500 Ω 5 W – 1 buah III. TEORI

description

Laporan rangkaian listrik sederhana

Transcript of Laporan rangkaian listrik sederhana

Page 1: Laporan rangkaian listrik sederhana

PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK

PERCOBAAN L1 – RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA

I. MAKSUD

1. Mempelajari hukum Ohm dan Kirchoff pada rangkaian listrik sederhana

2. Mampu merangkai rangkaian listrik sederhana

3. Mampu mengukur tegangan dan arus setiap komponen pada rangkaian listrik

4. Memahami hubungan seri dan paralel resistor

5. Memahami hubungan seri dan paralel sumber tegangan

II. ALAT –ALAT

1. Baterai ukuran D – 2 buah

2. Sakelar SPST – 1 buah

3. Lampu 2,5 V, 0,5 A – 1 buah

4. Multimeter digital – 2 buah

5. Pemegang lampu – 1 buah

6. Jepit buaya bersoket – 2 buah

7. Pemegang Baterai – 2 buah

8. Kabel penghubung – 9 buah

9. Resistor 50 Ω 5W – 1 buah

10. Resistor 100 Ω 5W – 1 buah

11. Resistor 500 Ω 5 W – 1 buah

III. TEORI

Rangkaian listrik adalah hubungan antara elemen-elemen listrik seperti

resistor, induktor, kapasitor, sumber tegangan, sumber arus, dioda dll, dimana

minimal terdapat satu arus loop yang mengalir.

Gambar 1

Page 2: Laporan rangkaian listrik sederhana

Susunan komponen-komponen listrik dapat disusun dengan berbagai macam

cara, dua cara hubungan komponen listrik atau rangkaian listrik yang paling dasar

adalah seri dan paralel.

Gambar 2

Untuk rangkaian seri, Resistansi Total (RT) rangkaian tersebut dirumuskan

sebagai berikut :

RT=R1+R2+R3

sedangkan pada rangkaian resistor parallel , di rumuskan sebagai berikut :

1RT

= 1R1

+ 1R2

+ 1R3

Dalam setiap rangkaian listrik berlaku hukum Ohm dan Hukum Kirchoff.

Hukum OHM

Hukum Ohm menyatakan bahwa : tegangan(v) pada material-material pengahantar

adalah berbanding lurus terhadap arus(i) yang mengalir melalui material tersebut.

Secara matematika ditulis sebagai berikut:

v=i . R

Vs

R

i

v+ -

Gambar 3

Page 3: Laporan rangkaian listrik sederhana

Gambar 3 menunjukan penerapan Hukum Ohm pada rangkaian sederhana,

dimana konstanta proporsionalitas atau kesebandingan R disebut sebagai resistansi.

Satuan resistansi adalah Ohm, yaitu 1 Volt/Ampere, atau yang biasa disingkat

menggunakan huruf besar omega, Ω.

Hukum Kirchoff Arus

Hukum ini juga disebut hukum pertama Kirchhoff, aturan Kirchhoff titik,

persimpangan aturan Kirchhoff (atau nodal aturan), dan aturan pertama Kirchhoff.

Prinsip inimenyatakan bahwa:

Pada setiap node (persimpangan) dalam sebuah sirkuit listrik , jumlah arus

mengalir ke node yang sama dengan jumlah arus yang mengalir keluar dari simpul

tersebut.

atau

Jumlah aljabar arus dalam jaringan konduktor bertemu di sebuah titik adalah nol.

DCR1

R2

R3

I4I1

I2I3

Gambar 4

Dari gambar 4 dapat kita tuliskan persamaan hukum Kirchoff Arus pada sebuah node

sebagai berikut:

I 1+ I 2=I 3+ I 4

I 1+ I 2−I 3−I 4=0

∑ I=0

Page 4: Laporan rangkaian listrik sederhana

Hukum Kirchoff Tegangan

Hukum ini juga disebut hukum kedua Kirchhoff, loop Kirchhoff (atau mesh)

aturan, atau aturan kedua Kirchhoff.

Prinsip ini menyatakan bahwa :

Jumlah perbedaan potensial (tegangan) sekitar setiap sirkuit tertutup adalah nol.

V2

V3

V4

Loop 1Vs+

-

+ -

+-

+

-

Gambar 5

Dari gambar 5 dapat kita tuliskan persamaan Hukum Kirchoff pada rangkaian listrik

sederhana tersebut sebagai berikut:

−V s+V 2+V 3+V 4=0

∑V =0

Untuk mengetahui berapa besarnya arus dan tegangan pada suatu komponen

listrik dalam suatu rangkaian listrik digunakan alat ukur yaitu Ampermeter dan

Voltmeter.

Pengukuraan Arus

Untuk mengukur arus yang melalui sebuah komponen , misalnya resistor , maka

Ampermeter disisipkan ke dalam rangkaian, dihubungkan secara seri dengan

komponen yang akan diukur.

Gambar 6

Pengukuran Tegangan

Untuk mengukur tegangan antara dua titik pada sebuah rangkaian atau komponen ,

maka Voltmeter dihubungkan secara paralel dengan rangkaian atau komponen yang

diukur tegangannya

Gambar 7

Page 5: Laporan rangkaian listrik sederhana

IV. PROSEDUR PENGAMATAN

A. Rangkaian Resistor Seri dan Paralel

1. Catat keadaan ruang sebelum percobaan!

2. Rangkailah rangkaian (a) seperti gambar berikut(pastikan sakelar dalam

keadaan terbuka)

Gambar Rangkaian Seri (a) Gambar Rangkaian Seri (b)

3. Tutuplah sakelar, kemudian ukur tegangan dan arus di setiap

komponen(R1, R2, R3 dan Baterai)! Lakukan pengamatan berulang

sebanyak 3 kali serta catatlah pada tabel.

4. Ulangi langkah-langkah 2-3 untuk rangkaian seri (b).

5. Ulangi langkah 2-3 untuk rangkaian paralel (a) dan (b).

Gambar Rangkaian Paralel (a) Gambar Rangkaian Paralel (b)

B. Sumber Tegangan Seri dan paralel

1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut, pastikan sakelar dalam

keadaan terbuka.

Gambar Rangkaian satu baterai

2. Baca tegangan (E) pada rangkaian saat sakelar terbuka

3. Tutup sakelar, dan catat tegangan (V)

4. Catat arus (I) yang mengalir pada rangkaian.

Page 6: Laporan rangkaian listrik sederhana

5. Ulangi langkah 1-4 untuk dengan sumber tegangan yang telah dirangkai

seperti gambar berikut:

Gbr. Rangkaian Dua baterai Seri (a) Gbr. Rangkaian Dua baterai Seri (b)

Gbr. Rangkaian Dua Baterai Paralel (a) Gbr. Rangkaian Dua Baterai paralel (b)

C. Hukum Kirchoff arus dan Hukum Tegangan

1. Rangkailah rangkaian seperti gambar berikut!

2. Ukurlah arus Is, I1, I2, I3, dan I4 sebanyak 3 kali dengan menggunakan

Amperemeter! Sesuaikan polaritas Amperemeter dengan arah arus

gambar!

3. Ukurlah tegangan Vs, V1, V2, V3, dan V4 sebanyak 3 kali! Sesuaikan

polaritas Voltmeter dengan arah arus gambar!

4. Catat hasil pengamatan pada tabel 3!

5. Lakukan langkah 1 hingga 3 untuk rangkaian pada gambar (b)

(pengukuran dilakukan hanya untuk V3 dan I3 saja!)

Page 7: Laporan rangkaian listrik sederhana

V. DATA PENGAMATAN

Data Ruang

Awal AkhirTekanan (mmHg) (7,000 ± 0,005).102 (7,000 ± 0,005).102

Temperatur (oC) (2,60 ± 0,10).10 (2,60 ± 0,10).10Kelembapan (%) (8,50 ± 0,05).10 (1,000± 0,005).10

A. Rangkaian Resistor Seri dan Paralel

Susunan Resistor

Tegangan (Volt) Arus (mA)Baterai R1 R2 R3 Baterai I1 I2 R3

Seri a2,65 0,65 0,65 1,29 13,2 13,3 13,3 13,32,65 0,65 0,65 1,29 13.2 13,3 13,3 13,32,65 0,65 0,65 1,29 13,2 13,3 13,3 13,3

Seri b2,63 0,64 0,65 1,29 13,0 13,3 13,3 13,32,63 0,64 0,65 1,29 12,5 13,3 13,3 13,32,63 0,64 0,65 1,31 13,0 13,3 13,3 13,3

Paralel a2,55 2,22 2,29 2,20 79,7 52,5 25,6 5,32,54 2,29 2,29 2,20 79,7 52,5 25,6 5,32,54 2,29 2,29 2,20 79,7 52,5 25,6 5,3

Paralel b2,43 2,22 2,22 2,22 75,2 44,4 23,1 4,652,44 2,22 2,23 2,22 75,2 44,2 23,2 4,652,44 2,22 2,24 2,24 75,2 44,6 23,1 4,65

B. Sumber Tegangan Seri dan Paralel

Susunan BateraiGGL/E V I (Volt) (Volt) (mA)

Satu Baterai1,34 0,76 0,291,34 0,76 0,291,34 0,76 0,29

Dua baterai seri a2,70 1,79 0,422,70 1,79 0,422,70 1,79 0,42

Dua baterai seri b0 0 00 0 00 0 0

Dua baterai paralel a 1,33 0,80 0,34

Page 8: Laporan rangkaian listrik sederhana

1,33 0,79 0,331,33 0,80 0,34

Dua baterai paralel b0 0 00 0 00 0 0

C. Hukum Kirchoff arus dan Hukum Tegangan

Susunan Resistor

Tegangan (Volt) Arus (Ampere)Vs V1 V2 V3 V4 Is I1 I2 I3 I4

Rangkaian a

2,51 1,32 1,16 -1,20 -2,48 72,8 12,4 12,3 20,3 44,52,51 1,32 1,16 -1,20 -2,48 72,8 12,4 12,3 20,0 44,72,51 1,32 1,13 -1,20 -2,48 72,8 12,3 12,3 20,7 45,8

Rangkaian b

2,51 1,32 1,16 1,20 -2,48 72,8 12,4 12,3 -22,7 44,52,51 1,32 1,16 1,20 -2,48 72,8 12,4 12,3 -22.7 44,72,51 1,32 1,13 1,20 -2,48 72,8 12,3 12,3 -22.6 45,8

Page 9: Laporan rangkaian listrik sederhana

VI. PENGOLAHAN DATA

A. Rangkaian Resistor Seri dan Paralel

Satu Baterai – (Seri a untuk Baterai)

V=∑V

3

V=2,65+2,65+2,653

=2,65 volt

∆ V =√ n∑V 2−(∑V )2

n(n−1)

∆ V =√ 3(2, 652+2 , 652+2 ,652)−(2 , 65+2 ,65+2 ,65)2

3(3−1)=0 volt

I=∑ I

3

I=13,2+13,2+13,23

=13 ,2 mA

∆ I=√ n∑ I2−(∑ I )2

n (n−1)

∆ I=√ 3(13,22+13 , 22+13 , 22)−(1 3,2+13,2+13,2)2

3 (3−1)=0mA

R s=VI

R s=2,6 5

13 , 2×10−3=200,76 ohm

∆ R s2=|∂ Rs

∂V |2

|∆ V|2+|∂ Rs

∂ I |2

|∆ I|2

∆ R s2=|1

I|2

|∆ V|2+|−V

I 2 |2

|∆ I|2

∆ R s2=| 1

13 ,2×10−3|2

|0|2+¿¿

∆ R s2=¿0

∆ R1=0 Ohm

Page 10: Laporan rangkaian listrik sederhana

V rata-rata I rata-rata R tiap resistor (103) Rs R1 R2 R3 Rs R1 R2 R3 Rs R1 R2 R3

Seri a 2,65 0,65 0,65 1,29 13,2 13,3 13,3 13,3 0,2008 0,0489 0,0489 0,0970Seri b 2,63 0,64 0,65 1,29 13 13,3 13,3 13,3 0,2023 0,0481 0,0489 0,0970

Paralel a 2,54 2,29 2,29 2,2 79,7 52,5 25,6 5,3 0,9407 0,9124 0,9542 0,9607

Paralel b 2,3467

2,22 2,23 2,227 75,2 44,4 23,1 4,650,0324 0,05 0,0965 0,4789

Delta V rata-rata Delta I rata-rata Delta R tiap resistor Rs R1 R2 R3 Rs R1 R2 R3 Rs R1 R2 R3

Seri a 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Seri b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Paralel a 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Paralel b 0,0115

0 0,02 0,023 0 0,2 0 0 0,0236 100 0,7496 24,6657

R (ohm)Seri a 194,74Seri b 193,98

Paralel a 27,02

Paralel b 30,82

Page 11: Laporan rangkaian listrik sederhana

B. Sumber Tegangan Seri dan Paralel

Satu Baterai

E=∑ E

3

E=1 ,3 4+1, 34+1 ,3 43

=1 ,3 4 volt

∆ E=√ n∑V 2−(∑V )2

n(n−1)

∆ E=√ 3 (1 ,3 42+1 ,3 42+1 , 342)−(1 ,3 4+1 ,3 4+1 , 3 4)2

3(3−1)=0 volt

V=∑V

3

V=0,7 6+0,7 6+0,7 63

=0,7 6 volt

∆ V =√ n∑ E2−(∑ E)2

n (n−1)

∆ V =√ 3(0,7 62+0,7 62+0,7 62)−(0,7 6+0,7 6+0,7 6)2

3(3−1)=0 volt

I=∑ I

3

I=0.29+0.29+0.293

=0 , 29 A

∆ I=√ n∑ I2−(∑ I )2

n (n−1)

∆ I=√ 3(0.292+0.292+0.292)−(0.29+0.29+0. 29)2

3(3−1)=0 A

V=2,65+2,65+2,653

=2,65 volt

Page 12: Laporan rangkaian listrik sederhana

rd=E−V

I

rd=1, 34−0 ,76

0 ,29=2

∆ r d2=|∂ rd

∂ E|2

|∆ E|2+|∂ rd

∂ V |2

|∆ V|2+|∂ rd

∂ I |2

|∆ I|2

∆ r d2=|1

I|2

|∆ E|2+|−1I |

2

|∆ V|2+|V−E

I 2 |2

|∆ I|2

∆ r d2=| 1

0.29|2

|0|2+| −10. 29|

2

|0|2+|0 ,76−1 ,3 4

0.292 |2

|0|2=0

Perhitungan DeltaSusunan Baterai

E rata-rata V rata-rata I rata-rata rd E rata-rata V rata-rata I rata-rata rd2

Satu Baterai

1,34 0,76 0,29 2 0 0 0 0

Dua baterai seri

a2,7 1,79 0,42 2,167 0 0 0 0

Dua baterai seri

b0 0 0 0 0 0 0 0

Dua baterai

paralel a1,33 0,7967 0,3367 1,584 0 0,0058 0,0058

2,51

Dua baterai

paralel b0 0 0 0 0 0 0 0

Page 13: Laporan rangkaian listrik sederhana

C. Hukum Kirchoff Arus dan Tegangan

I s=∑ I

n ; ΔI = Standar Deviasi

I s=2,51+2,51+2,51

3=2,51 A

∆ I s=√ n∑V 2−(∑V )2

n(n−1)

∆ I s=√ 3(2,512+2,512+2,512)−(2,51+2,51+2,51)2

3 (3−1)=0 A

V=∑V

n ; ΔV = Standar Deviasi

V s=∑V

3

V s=2,51+2,51+2,51

3=2,51 volt

∆ V =√ 3(2,51+2,512+2,512)−(2,51+2 ,51+2,51)2

3(3−1)=0volt

Susunan Resistor

Tegangan (Volt) Arus (Ampere)Vs V1 V2 V3 V4 Is I1 I2 I3 I4

Rangkaian a2,51 1,32 1,16 -1,2 -2,48 72,8 12,4 12,3 20,3 44,52,51 1,32 1,16 -1,2 -2,48 72,8 12,4 12,3 20 44,72,51 1,32 1,13 -1,2 -2,48 72,8 12,3 12,3 20,7 45,8

Rata-rata 2,51 1,32 1,15 -1,2 -2,48 72,8 12,36667 12,3 20,33333 45

Rangkaian b2,51 1,32 1,16 1,2 -2,48 72,8 12,4 12,3 -22,7 44,52,51 1,32 1,16 1,2 -2,48 72,8 12,4 12,3 -22.7 44,72,51 1,32 1,13 1,2 -2,48 72,8 12,3 12,3 -22.6 45,8

Rata-rata 2,51 1,32 1,15 1,2 -2,48 72,8 12,36667 12,3 -22,667 45

Delta :

Page 14: Laporan rangkaian listrik sederhana

Susunan ResistorTegangan Rata-rata (Volt) Arus Rata-rata (Ampere)

Vs V1 V2 V3 V4 Is I1 I2 I3 I4Rangkaian A 0 0 0,0179 0 0 0 0,0577 0 0,3512 0,7Rangkaian B 0 0 0,0179 0 0 0 0,0577 0 0,0577 0,7

Angka Pelaporan

Susunan ResistorTegangan Rata-rata (Volt)

Vs V1 V2 V3 V4Rangkaian A (2,51 ± 0,00) (1,32 ± 0,00) (1,150 ± 0,018) -(1,2 ± 0,0) -(2,48 ± 0,00)Rangkaian B (2,51 ± 0,00) (1,32 ± 0,00) (1,150 ± 0,018) (1,2 ± 0,0) -(2,48 ± 0,00)

Susunan ResistorArus Rata-rata (Ampere)

Is I1 I2 I3 I4Rangkaian A (7,28 ± 0,00) 101 (1,240 ± 0,006)101 (1,23 ± 0,00)101 (2,033 ± 0,035)101 (4,5 ± 0,07)101

Rangkaian B (7,28 ± 0,00) 101 (1,240 ± 0,006)101 (1,23 ± 0,00)101 -(2,267± 0,006)101 (4,5 ± 0,07)101

Page 15: Laporan rangkaian listrik sederhana

VII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN

1. Berapakah resistansi total tiap percobaan berdasarkan hasil pengukuran?

Bandingkan hasil tersebut dengan hasil perhitungan berdasarkan nilai

Resistor yang telah ditetapkan (dengan toleransi 10%)!

Jawab:

Resistansi total rangkaian seri a hasil perhitungan adalah

RTotal=R1+R2+R3

RTotal=50+50+100

RTotal=200 O hm

Resistansi total rangkaian seri hasil Pengukuran adalah

RTot al=(1 ,9 474 ± 0,0000 ) 102 Oh m

Resistansi total rangkaian seri b hasil perhitungan adalah

RTotal=R1+R2+R3

RTotal=50+50+100

RTotal=200 O hm

Resistansi total rangkaian seri hasil Pengukuran adalah

RTotal=(1,9338 ± 0,0000 ) 102O hm

Resistansi total rangkaian paralel a hasil perhitungan adalah

1RTotal

= 1R1

+ 1R2

+ 1R3

1RTotal

= 150

+ 1100

+ 1500

RTotal=31,25 O h m

Resistansi total rangkaian seri hasil Pengukuran adalah

RTotal=3 13 , 97 O h m

Page 16: Laporan rangkaian listrik sederhana

Resistansi total rangkaian paralel b hasil perhitungan adalah

1RTotal

= 1R1

+ 1R2

+ 1R3

1RTotal

= 150

+ 1100

+ 1500

RTotal=31,25 Ohm

Resistansi total rangkaian seri hasil Pengukuran adalah

RTotal=30,85 O h m

2. Pada Rangkain Seri, bagaimana nilai Resistansi Total dibandingkan R1, R2

dan R3, apakah selalu lebih besar atau lebih kecil? Bagaimana dengan

rangkaian paralel?

Jawab:

Pada rangkaian seri, Resistansi total selalu lebih besar dibandingkan R1,

R2 dan R3.

Pada rangkaian paralel, Resistansi total selalu lebih kecil dibandingkan

R1, R2 dan R3.

3. Bandingkan hasil pengukuran untuk rangkaian seri a terhadap rangkaian seri

b, dan rangkaian paralel a dan dan rangkaian paralel b? apakah terdapat

perbedaan (dengan toleransi 10%)? Jelaskan!

Jawab:

Perbandingan nilai Resistor

R (ohm)Seri a 194,74Seri b 193,38

Paralel a 313,97Paralel b 30,85

Dari kedua perbandingan tersebut, terdapat perbedaan tetapi tidak terlalu

besar selisihnya, kecuali pada paralel a.

4. Gambarkan jalannya arus pada rangkaian seri dan paralel a dan b!

Jawab:

Arus, i, berupa tanda panah

Page 17: Laporan rangkaian listrik sederhana

Gambar Rangkaian Paralel (a) Gambar Rangkaian Paralel (b)

5. Pada rangkaian Seri, berapa besarnya arus yang melalui setiap komponen?

Jelaskan!

Jawab:

Arus tiap Komponen Rangkaian Seri

R1 R2 R3 RsSeri a 13,3 13,3 13,3 13,2Seri b 13,3 13,3 13,3 13

Arus akan selalu sama, karena berada dalam satu aliran (tidak

memiliki cabang)

6. Pada rangkain Paralel, berapa besarnya tegangan setiap komponen?

Jawab:

Tegangan tiap Komponen Rangkaian Paralel

R1 R2 R3 RsParalel a 2,29 2,29 2,29 2,54Paralel b 2,22 2,22 2,22 2,43

Besar tegangan akan sama, karena berasal dari satu sumber tegangan.

7. Mengapa untuk mengukur arus pada suatu komponen listrik, Ampermeter

harus terhubung secara seri terhadap komponen tersebut?Jelaskan!

Jawab:

Karena arus mengalir dalam satu loop dan Amperemeter memiliki hambatan

yang sangat kecil, jika dipasang paralel arus akan melewati Amperemeter

langsung dan tidak bisa dibaca berapa besarnya arus.

8. Mengapa untuk mengukur Tegangan suatu komponen listrik, Voltrmeter

harus terhubung secara paralel terhadap komponen tersebut?Jelaskan!

Jawab:

Page 18: Laporan rangkaian listrik sederhana

Karena Voltmeter memiliki hambatan yang sangat besar, jika dipasang seri

maka arus tidak akan lewat dan tegangan tidak diketahui besarnya.

Page 19: Laporan rangkaian listrik sederhana

9. Perubahan apakah yang terjadi dengan mengubah polaritas alat ukur?

Jelaskan!

Jawab:

Hasil output yang keluar akan bernilai kebalikannya (dari positif menjadi

negatif)

10. Adakah arus yang mengalir pada susunan baterai seri b dan paralel b?

jelaskan!

Jawab:

Tidak ada. Karena arus yang mengalir saling meniadakan.

11. Hitung Resistansi Total dari titik A B pada Gambar berikut:

Jawab:

Rangkaian a

RTotal=R1+R2 R3

R2+R3

RTotal=50+ 100 ×50100+50

RTotal=83.333 O hm

Rangkaian b

RTotal=100 ×100100+100

+50+100 × 100100+100

RTotal=150

12. Susunan baterai manakah yang mempunyai hambatan dalam terbesar? Berilah

penjelasan!

Jawab:

Rangkaian satu baterai,

Page 20: Laporan rangkaian listrik sederhana

13. Susunan baterai manakah yang mempunyai hambatan dalam terkecil? Berilah

penjelasan!

Jawab:

Rangkaian 2 baterai paralel A,

14. GGl (E) terbesar dihasilkan oleh susunan baterai yang mana? Jelaskan!

Jawab:

Rangkaian 2 baterai seri A, rangkaian seri untuk beda potesnial berarti

nilainya dijumlahkan (akumulasi V)

15. Penurunan tegangan terbesar (E – V) terjadi pada susunan baterai yang mana?

Jelaskan!

Jawab:

Rangkaian 2 baterai seri A

16. Apakah hukum kirchoff arus berlaku di setiap node pada percobaan HKT?

Buktikan !

Jawab:

Pada percobaan ini berlaku, tetapi sedikit menyimpang

Hukum KirchoffNode a Node b

masuk keluar masuk keluar55,56667 63,7 20,4 22,5

17. Apakah hukum Kirchoff tegangan berlaku di setiap loop pada percobaan

HKT ? Buktikan!

Jawab:

Loop 1 (Nilai mendekati)

∑V =0

−V s+ I 4 R4=0

−2,5 1+(4 4,5.10−3 x 50)=0

−0.285=0

Page 21: Laporan rangkaian listrik sederhana

Loop 2 (Nilai mendekati)

∑V =0

−I 2 R2+ I 1 R1=0

(−1 2,2× 10−3 ×100)+(7,6 × 10−3 ×100)=0

−0 ,46=0

Loop 3 (Nilai mendekati)

∑V =0

I 2 R2+ I 4 R4−I3 R3=0

(1 2,2× 10−3 ×100)+(4 4 .5 × 10−3 ×50)−(22.7 ×10−3 ×50)=0

2 ,31=0

18. Apakah HKA dan HKT tetap berlaku pada saat mengubah polaritas alat ukur?

Jawab:

Berlaku

VIII. ANALISA

Pada percobaan ini, dilakukan serangkaian percobaan dengan berbagai

macam rangkaian. Perbedaan jenis susunan komponen listrik ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh jenis rangkaian dan perilaku komponen listrik pada berbagai

jenis rangkaian.

1. Pada percobaan A, yaitu saat resistor dipasang seri dan paralel pada saat

pengukuran arus maupun tegangan menunjukkan ketika rangkaian resistor

dipasang seri nilai arus dari rangkaian seri tersebut hampir sama disetiap

resistornya. Sementara itu apabila rangkaian dipasang paralel maka nilai

tegangannya hampir sama disetiap resistornya.

2. Pada percobaan B, yaitu tegangan yang dipasang seri dan

paralel, memberikan data yng berbeda. Pada saat tegangan hanya 1, besarnya

GGL dan tegangan yang dihasilkan hanya sebesar 1,34 dan 0,76 volt. Pada

saat dua sumber tegangan dipasang seri, rangkaian seri a, GGL dan tegangan

yang dihasilkan menjadi lebih besar dibandingkan dengan satu baterai.

Namun, pada pemasangan 2 baterai seri b dan paralel b, tidak menghasilkan

GGl, tegangan, maupun arus. Hal ini menunjukkan bahwa rangkain listrik

Page 22: Laporan rangkaian listrik sederhana

tidak dapat dipasang secara sembarang. Pada dua sumber tegangan, harus

diperhatikan posisi kutub positif dan negatifnya. Perbedaan pelaritas berarti

perbedaan tegangan, hal ini berarti menunjukkna adanya arus yang mengalir,

karena arus mangalir diakibatkan perbedaan potensial. Jika sesama kutub

positif bertemu, atau sebaliknya, arus yang mengalir akan saling meniadakan.

Jika ada arus yang mengalir, arus tersebut merupakan selisih dari perbedaan

potensial antara dua sumber tegngan tersbut. Hal ini dapat dilihat dari nyala

lampu. Semakin terang lampu, semakin besar arus yang mengalir.

3. Pada percobaan C, HKA tetap berlaku pada node, meskipun terdapat

sedikit perbedaan. HKT juga tetap berlaku pada stiap loop. Adanya

sedikit perbedaan diakibatkan adanya pengaruh dari faktor lain dari dalam

alat tersebut, maupun dari lingkungan luar.

IX. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum didapat kesimpulan, bahwa:

1. Satu ohm (yang diukur oleh alat ohm-meter) adalah hambatan listrik

pembawa arus yang menghasilkan perbedaan tegangan

satu volt ketika arus satu ampere melewatinya.

2. Hukum Kirchoff Arus berisi tentang dalam satu node (persimpangan), jumlah

arus yang masuk sama dengan jumlah arus yang keluar.

3. Hukum Kirchoff Tegangan berisi tentang jumlah perbedaan potensial

(tegangan) sekitar setiap sirkuit tertutup adalagh nol.

4. Hubungan seri resistor memiliki hambatan total yang lebih besar dari setiap

komponen penyusunya, sedangkan untuk paralel resistor hambatan totalnya

lebih kecil dari hambatan penyusunnya.

5. Polaritas sangat berpengaruh untuk menentukan arah arus dan tegangan.

6. Sumber tegangan yang dipasang seri memiliki arus yang sama, sedangkan

bila dipasang paralel memiliki arus lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA