Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
-
Upload
erlangga-restu-martayasa -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
1/32
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
2/32
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
3/32
Tinggi 0adan : ...
0erat 0adan : - kg
lasan masuk umah akit :
8uka dikaki kanan dan terasa nyeri
namnesis :
8uka = luka 2 bulan di kaki kanan, lecet
di jari kaki dan terasa nyeri. Tidak
mengkonsumsi obat.
Penyakit terdahulu :
!1 yang tidak terkontrol.
!iagnosis #tama :
;angren !iabetikum
2
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
4/32
N5
Na!a
5batBe#t*6
se,iaa#
Ke6*ata#
D
5si
s
R
*
te
Pe!beia# 5bat "e hai
'
2
7
8
'
%
7
8
'
(
7
8
'
&
7
8
'
9
7
8
'
/
7
8
'
7
8
'
8
7
8
2
3
7
8
2
'
7
8
2
2
7
8
2
%
7
8
2
(
7
8
2
&
7
8
2.
/eftria*one
2gr+2-
ml
4*2gr
%>
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
4.
1etronida
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
3.
Tramadol mp
2--mg+4
ml
4*2am p
%>
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
7.
anitidine mp
@-mg+a
mp
4*2a
m p
%>
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
@.
mlodi pin Tab
@mg A2-mg
2*2-mg
PO
5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ? 5 5 5
.
Beparin
4@--- iu+@
ml"ial
4*@--iu
/
5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ? ? ? ?
.
ti"an
@mg+m
ldalam
ampul 4 ml
4*-,@mg
%>
5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? 5 5 5 5
9.
Paracetamol
Tab
@--mg
3*2
gr
po
5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? ? 5 5 5
3
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
5/32
6. 1etoclo pramid
2-
mg+4ml
2*2
am p
%> 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? 5 5 5 5
2-.
Ketorolac mp
2-mg+ml A 3-mg+m
l
4*2am p
%>
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ?
BAB ll
IN0ORMASI MENGENAI PENYAKIT
2. !efinisi !iabetes melitusdalah Penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang
disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin
atau keduanya. indrom ini ditandai oleh adanya hiperglikemia dan
berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
T0&8 KO'TO8 ;#8 !B
Pemeriksaan Kadar gula darah
penderita diabetes
Kadar gula darah
normalebelum makan( puasa) C24 C2--
etelah makan C4-- C2--!ua jam setelah makan C4-- C27-529-
4. Tipe diabetas melitus• Tipe 2 (%nsulin !ependent !iabetes melitus atau %!!1)
Pada diabetes mellitus tipe % tidak ditemukan insulin karena pada
jenis ini timbul reaksi autoimun yang disebabkan adanya
peradangan pada sel beta yang disebut %/ ( Islet Cell Antibody).
eaksi antigen (sel beta) dengan antibodi (%/) yang
4
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
6/32
ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta. %nsulitas bisa
disebabkan macam5macam diantaranya "irus, seperti "irus
cocksakie, rubella, /1>, herpes dan lain5lain. #mumnya yang
diserang pada insulitas itu adalah sel beta, dan biasanya sel alfa
dan delta tetap utuh• Tipe 4 ('on %nsulin !ependent !iabetes melitus atau '%!!1)
Penyebab resistensi insulin pada !1 tipe %% sebenarnya tidak
begitu jelas, tetapi faktor5faktor seperti obesitas, diet tinggi lemak,
dan rendah karbohidrat, kurang akti"itas, dan faktor keturunan.
Pada !1 tipe %% jumlah sel beta berkurang sampai @-5-D darinormal, jumlah sel alfa meningkat. Eang menyolok adalah adanya
peningkatan jumlah jaringan amiloid pada sel beta yang disebut
amilin. 0aik pada !1 tipe %% kadar glukosa darah jelas meningkat
bila kadar itu mele$ati batas ambang ginjal, maka glukosa akan
keluar melalui urin.
3. Faktor5faktor yang mempengaruhi !iabetes 1elitus.
a) ;aya Bidup;aya hidup menjadi salah satu penyebab utama terjadinya diabetes
melitus.diet dan olahraga yang tidk baik berperan besar terhadap
timbulnya diabetes melitus yang dihubungkan dengan minimnya
akti"itas sehingga meningkatkan jumlah kalori dalam tubuh. b) #sia
Peningkatan usia juga merupakan salah satu faktor resiko yang
penting dibandingkan $anita pada usia 4- an, $anita yang berusia
di atas 7- tahun beresiko enam kali lipat mengalami kehamilan
dengan diabetes. Kadar gula darah yang normal cenderung
meningkat secara ringan tetapi progresif setelah usia @- tahun.
Terutama pada orang5orang yang tidak aktif.c) as dan uku 0angsa
uku bangsa merika5afrika, merika5meksiko, %ndian5merika,
Ba$ai dan sebagian merika sia memiliki resiko diabetes dan
penyakit jantung yang lebih tinggi. Bal ini disebabkan oleh
5
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
7/32
tingginya angka tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes pada
populasi tersebut.d) i$ayat Keluarga
1eskipun penyakiut ini terjadi dalam keluarga, cara pe$arisan
tidak diketahui kecuali untuk jenis yang dikenal sebagai !iabetes
pada usia muda dengan de$asa.e) Kegemukan (obesitas)
Obesitas erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah
komplikasi yang dapat terjadi sendiri5sendiri atau secara
bersamaan. Penyakit kronik yang sering menyertai obesitas adalah
diabetes tipe 4, hipertensi dan hiperkolesterolemia.
7. Komplikasi !iabetes 1elitus
!iabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi yang paling
banyak. Bal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus
menerus, sehingga berakibat rusaknya pembukuh darah, syaraf dan struktu
r eksternal lainnya. Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung
menyebabkan kadar
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
8/32
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
9/32
ulkus kaki atau amputasi, pengendalian kadar gula darah yang
buruk.
angkaian yang khas dalam proses timbulnya gangren diabetik pada
kaki dimulai dari edem jaringan lunak pada kaki, pembentukan fisura
antara jari5jari kaki atau didaerah kaki kering, atau pembentukan kalus.
Garingan yang terkena mula5mula berubah $arna menjadi kebiruan dan
terasa dingin bila disentuh. Kemudian jaringan akan mati, menghitam dan
berbau busuk. asa sakit pada $aktu cedera tidak dirasakan oleh pasien
yang kepekaannya sudah menghilang dan cedera yang terjadi bisa berupacedera termal, cedera kimia atau cedera traumatik. Pengeluaran nanah,
pembengkakan, kemerahan (akibat selulitis) pada gangren biasanya
merupakan tanda5tanda pertama masalah kaki yang menjadi perhatian
penderita
;angren diabetik diklasifikasikan menjadi lima tingkatan yaitu
2. Tingkat -, esiko tinggi untuk megalami luka pada kaki, tidak adaluka.
4. Tingkat 2, luka ringan tanpa adanya infeksi, biasanya luka taerjadi
akibat kerusakan saraf, kadang timbul kalus.3. Tingkat 4 luka yang lebih dalam, sering kali dikaitkan dengan
peradangan jaringan sekitarnya. Tidak ada infeksi pada tulang dan
pembentukan abses.7. Tingkat 3 luka yang lebih dalam hingga ketulang dan berbentuk abses.@. Tingkat 7 gangren yang teralokasi, seperti pada jari kaki, bagian depan
kaki atau tumit.. Tingkat @, gangren pada seluruh kaki.
Tahapan penyembuhan luka ;angren diabetik
Penyembuhan luka terjadi melalui tahapan yang berurutan mulai proses
inflamasi, proliferasi, pematangan dan penutupan luka. Pada gangren,
tindakan debridement yang baik sangat penting untuk mendapatkan hasil
pengelolaan yang pera$atan luka diabetik yang memuaskan dengan melihat
8
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
10/32
kondisi luka terlebih dahulu, apakah luka yang dialami pasien dalam
keadaan kotor atau tidak, ada apus atau ada jaringan nekrotik (mati) atau
tidak. etelah dikaji , barulah dilakukan pera$atan luka.
#ntuk pera$atan luka biasanya menggunakan antiseptik dan kassa steril.
Gika ada jaringan nekrotik sebaiknya dibuang daengan cara digunting sedikit
demi sedikit sampai kondisi luka mengalami granulasi (jaringan baru yang
mulai tumbuh). 8ihat kedalam luka, pada pasien diabetes dilihat apakah
terdapat sinus (luka dalam yang sampai berlubang) atau tidak. 0ila terdapat
sinus, sebaiknya disemprot (irigasi) dengan 'a/l sampai pada kedalamanluka, sebab pada sinus terdapat banyak kuman. 8akukan pembersihan luka
sehari minimal dua kali (pagi dan sore), setelah dilakukan pera$atan
lakukan pengkajian apakah sudah tumbuh granulasi, (pembersihan
dilakukan dengan kassa steril yang dibasahi larutan 'a/l). etelah luka
dibersihkan lalu tutup dengan kassa basah yang diberi larutan 'a/l lalu
dibalut disekitar luka, dalam penutupan dengan kassa jaga agar jaringan luar
luka tertutup. ebab jika jaringan luar ikut tertutup akan menimbulkanmaserasi (pembengkakan). etelah luka ditutup dengan kassa basah
bercampur 'a/l, lalu tutup kembali dengan kassa steril yang kering untuk
selanjutnya dibalut.
Gika luka sudah mengalami penumbuhan granulasi, selanjutnya akan ada
penutupan luka (skin dra$). Penanganan luka diabetik, harus ekstra agresif
sebab pada luka diabetik kuman akan terus menyebar dan memperparah
kondisiluka.
9
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
11/32
BAB III
IN0ORMASI MENGENAI OBAT DARI LITERATUR
III.'. I#;5!asi Me#$e#ai Obat
N5Na!a 5bat
Be#t*6 se,iaa#Ke6*ata# D5sis R*te
Pe!beia# 5bat "e hai
'278 '%78 '(78 '&78 '978 '/78 '78 '878 2378 2'78 2278 2%78 2(78 2&78
2. /eftria*one 2 gr+2- ml 4*2 gr %> ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?4. 1etronida ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
3. Tramadol mp 2-- mg+4 ml4*2amp
%> ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
7. anitid ine mp @- mg+amp4*2amp
%> ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
@. mlodipin Tab@ mg A 2-
mg2*2-mg
PO 5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ? 5 5 5
. Beparin4@--- iu+@
ml "ial4*@--
iu/ 5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ? ? ? ?
. ti"an@ mg+ml
dalam ampul4 ml
4*-,@mg
%> 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? 5 5 5 5
9. Paracetamol Tab @-- mg 3*2 gr PO 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? ? 5 5 5
6. 1etoclopramid 2- mg+4ml2*2amp
%> 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? 5 5 5 5
2-. Ketorolac mp2- mg+ml A3- mg+ml
4*2amp
%> 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ?
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
12/32
'. )e;tia
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
13/32
minggu ditambah gentamisin 3 mg+kg %> atau %1 setiap 47 jam untuk 4
minggu%nfeksi katup asli karena "iridans relatif tahan dan bo"is (1%/ lebih
besar dari -,24 mcg+ml dan -,@ mcg+m8 atau kurang) : /eftria*one 4 g %>
atau %1 setiap 47 jam selama 7 minggu ditambah gentamisin 3 mg + kg %>
atau %1 setiap 47 jam selama 4 minggu%nfeksi katup prostetik karena penisilin 5 rentan "iridans dan bo"is
(1%/ -,24 mcg+ml atau kurang): /eftria*one 4 g %> atau %1 setiap 47 jam
selama minggu ditambah gentamisin 3 mg+kg %> atau %1 setiap 47 jam
selama 4 minggu%nfeksi katup prostetik karena relatif atau sepenuhnya tahan penisilin
"iridans dan bo"is (1%/ lebih besar dari -,24 mcg + m8): /eftria*one
4 g %> atau %1 setiap 47 jam selama minggu ditambah gentamisin 3
mg+kg %> atau %1 setiap 47 jam selama minggu%nfeksi katup asli atau palsu karena strain enterococcal resisten terhadap
penisilin, aminoglikosida, dan "ankomisin: /eftria*one 4 g %> atau %1
setiap 47 jam ditambah ampisilin 4 g %> setiap 7 jam selama 9 minggu
atau lebih&ndokarditis gonokokal: 2 sampai 4 g %> setiap 24 jam selama minimal 7
minggu
E;e6 sa!"i#$ :
;angguan lambung5usus, perubahan hematologikal, reaksi kulit, gangguan
koagulasi, flebitis (pada injeksi %>), nyeri pada tempat penyuntikan (pada
injeksi %1), sakit kepala, pusing, agranulositosis.
Pehatia# ata* Keas"a,aa# :
- /eftria*one tidak boleh digunakan untuk mengobati bayi yang baru
lahir hyperbilirubinemic , terutama bayi baru lahir prematur . !alam
studi "itro telah menunjukkan perpindahan bilirubin dari albumin
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
14/32
serum dengan ceftria*one dan bilirubin encephalopathy dapat
berkembang pada pasien ini .- /eftria*one merupakan kontraindikasi pada neonatus yang
memerlukan (atau diperkirakan membutuhkan) pengobatan dengan
infus yang mengandung kalsium karena resiko pengendapan
ceftria*one 5 kalsium. /eftria*one tidak boleh diberikan bersamaan
(bahkan melalui jalur infus terpisah di lokasi yang terpisah) atau
dicampur dengan produk atau solusi yang mengandung kalsium karena
resiko pengendapan ceftria*one 5 garam kalsium . /ontoh reaksi yang
fatal dengan ceftria*one 5 kalsium mengendap di paru5paru dan ginjaldalam jangka panjang dan bayi baru lahir prematur telah dilaporkan ,
bahkan dalam kasus ketika ceftria*one dan solusi yang mengandung
kalsium yang diresapi $aktu yang berbeda dan garis infus- Pengencer yang mengandung kalsium (seperti larutan inger atau
larutan Bartmann) tidak boleh digunakan untuk menyusun kembali
botol ceftria*one atau lebih encer botol dilarutkan untuk pemberian
intra"ena karena endapan bisa terbentuk . Pengendapan ceftria*one 5
kalsium dapat terjadi ketika ceftria*one dicampur dalam jalur
intra"ena sama dengan solusi yang mengandung kalsium. /eftria*one
tidak boleh diberikan bersamaan dengan cairan infus yang
mengandung kalsium melalui E 5site. 'amun, pada pasien selain
neonatus , ceftria*one dan solusi intra"ena yang mengandung kalsium
dapat diberikan secara berurutan jika garis infus secara menyeluruh
memerah antara infus dengan cairan yang kompatibel- eaksi hipersensiti"itas yang serius dan kadang5kadang fatal telah
dilaporkan dengan antibiotik . Obat ini harus dihentikan segera pada
penampilan pertama dari ruam kulit atau tanda5tanda lain dari
hipersensiti"itas. Parah, reaksi hipersensiti"itas akut mungkin
memerlukan pengobatan dengan epinefrin dan tindakan resusitasi
lainnya termasuk oksigen, cairan intra"ena, antihistamin,
kortikosteroid, dukungan kardio"askular dan manajemen jalan napas
sesuai indikasi klinis
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
15/32
- efalosporin dapat dikaitkan dengan penurunan akti"itas protrombin .
Faktor risiko meliputi gangguan ginjal atau hati, keadaan gi
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
16/32
• %nfus kontinyu : 2@- mg anitidine diencerkan dalam 4@- m8 dekstrosa
atau larutan i.". lain yang cocok dan diinfuskan dengan kecepatan ,4@mg+jam selama 47 jam. #ntuk penderita sindrom Hollinger5&llison atau
hipersekretori lain, anitidine injeksi harus diencerkan dengan larutan
dekstrosa @D atau larutan i.". lain yang cocok sehingga diperoleh
konsentrasi tidak lebih dari 4,@ mg+m8. Kecepatan infus dimulai 2 mg+kg
00+jam dan harus disesuaikan dengan keadaan penderita.
&fek samping : !iare, nyeri otot, pusing dan timbul ruam kulit, malaise,
nausea, konstipasi, Penurunan jumlah sel darah putih dan platelet (pada
beberapa penderita). edikit peningkatan kadar serum kreatinin (pada
beberapa penderita). 0eberapa kasus (jarang) reaksi hipersensiti"itas
(bronkospasme, demam, ruam, urtikaria, eosinofilia).
%. Met5#i,a>5le
indikasi : infeksi yang disebabkan bakteri anaerob. mubiasis, giardiasis.!osis : !e$asa: @-- mg tiap 9 jam. nak: .@mg+kg00 tiap 9jam
&fek samping: mual, muntah, gangguan daya pengecapan, lidah berbulu,gangguan gigi, ruam kulit
(. Ta!a,5l
%ndikasi : Obat ini digunakan untuk meringankan rasa sakit yang parah.
Obat ini hampir sama dengan narkotika, bekerja di otak utuk mengubah
respon tubuh terhadap rasa sakit.!osis : anak5anak 2527 tahun 357 dd 254 mg+kg. di atas 27 tahun 357 dd
@-52-- mg, maksimal 7-- mg sehari.&fek samping : 1ual, muntah, mulut kering, sedasi dan sakit kepala.
Tramadol juga dapat menyebabkan kon"ulsi atau kambuhnya serangan
kon"ulsi.
&. A!l5,i"i#e
%ndikasi : untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina
"asospastik (angina prin
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
17/32
%ndikasi : pengobatan hipertensi pulmonar primer atau sekunder karena
penyakit jaringan ikat atau karena diinduksi obat.!osis : untuk profilaksis @--- unit / 9524 jam atau @-- unit / 24 jam.
#ntuk pera$atan 9- unit+kg %> bolus, kemudian dilanjutkan infus 29
unit+kg+jam atau @--- unit %> bolus, kemudian dilanjutkan infus 23--
units+jam atau 4@- units+kg (alternatif 2@-- unit) /, kemudian 4@-
units+kg selama 24 jam.&fek amping : >asodilatasi, hipotensi, sinkop, batuk, sakit kepala,
trismus, dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan
mesin./. Ati?a#
%ndikasi : merupakan turunan dari oksa
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
18/32
'3. Ket55la@
%ndikasi : analgesik non narkotik
!osis : %> 3- mg dosis tunggal. %1 - mg dosis tunggal. Peroral 4- mg.1aksimal perhari 24- mg+hari&fek samping : berupa nyeri di tempat suntikan, gangguan saluran cerna,
kantuk, pusing dan sakit kepala.
III.2. I#tea6si Obat
2. /eftria*on dengan heparin
/eftria*on akan meningkatkan efek dari heparin sebagai antikoagulan.
Kemungkinan terjadinya interaksi yang serius atau mengancam nya$a.Barus dipantau. ;unakan alternatif jika tersedia. /epalosporin bisa
menurunkan aktifitas prototrombin.
4. Beparin dengan ketorolac
Keduanya dapat meningkatkan efek antikoagulan. Eang secara signifikan
berpotensi terjadi interaksi yang berbahaya. ebaiknya penggunaanya
diperhatikan dan dipantau.
3. 8ora
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
19/32
. 8ora
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
20/32
I1. 2 OBEKTI0
Data pemerikasaan Klinis awal
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : CM (Compos mentis atau kesadaranpenu!
"ekanan dara! : 13#$7# mm%g
&adi : 8# '$menit
espirasi : 3#'$ menit
Su!u :36)2 #C
"inggi *adan :+,m
.erat *adan : 7# kg
/0ergi : -
iaat konsumsi o*at : -
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
21/32
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
22/32
Data pemerikasaan penunjang laboratorium
"est 13
sept
15 sept 16 sept 21 sept 22 sept nit &i0ai norma0
HEMATOLOGI%emog0o*in 7)2 12)7 - - g$d :12)#-16)#%ematokrit 23 38 - - - : 35-47ritrosit 2)54 4)43 - - - uta$0 :3)6-5)8ekosit 11,6#
#
11,### - - - $mm3 44##-113##
"rom*osit 235,##
#
164,### - - - $mm3 15####-
45####INDEKS
EITOSITMC 89)# 84)7 - - - ;< 8#-1##MC% 28)3 28)7 - - - g 26-34MC%C 31)9 33)9 - - - 32-36KIMIA KLINIK
/0*umin 1)9 1)9 2)5 - - g$d 3)5-5)#rotein p0asma 4)8 5)2 5)3 - - g$d 6)6-8)7Ko0estro0 tota0 74 - - - - mg$d = 2##Ko0estro0 %> 29 - - - - mg$d ?45Ko0estro0 > 16 - - - - mg$d =13#
"rig0iserida 79 - - - - mg$d :=135
reum 27 - - 19 - mg$d 15-5#Kreatinin #)88 - - #)66 - mg$d :#)5-#)9@u0a dara!
seaktu
- 54 77 - - mg$d =14#
@u0a dara!
puasa
83 - 148 - - mg$d 7#-1##
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
23/32
&atrium 142 - - 135 135 mA$d 135-145Ka0ium 3)3 - - 2)9 3)4 mA$ d 3)6-5)5Ka0sium(a
*e*as
- - - 4)43 4)6# mg$d 4)7-5)2
Magnesium(mg - - - 1)53 1)43 mg$d 1)7#-2)25%*/1 - - 5)4 - - mg$d 98-1#8
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
24/32
I1.% ASSESMENT
. Kete"ata# Pe#$$*#aa# Obat Teha,a" I#,i6asi ata* Dia$#5sis
N5 Na!a Obat Ke6*ata#
Be#t*
6 Se,ia
a#
I#,i6asi
!e#**tLiteat*
Dia$#5saPasie# Kete"ata#I#,i6asi
2 /eftria*on2 g+2-
ml
%njek si
1engobatiatau
mencegahinfeksi
disebabkan oleh
bakteri
%nfeksi oleh bakterinaerob
Tepat
4 1etronida
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
25/32
2-
Ketorolac
2-mg+ml
3-mg+ml
%njek si
nalgetik 'yeri Tepat
B. Kete"ata# D5sis Obat
N5 Na!a ObatKe6*ata
#
Be#t*6
Se,iaa#
D5sis
!e#**t
Liteat*
D5sis
Pasie#
Kete"at
a#
I#,i6asi
2 /eftria*on 2 g+2- ml %njeksi 254 gr+hari 4 * 2 gr Tepat
4 1etronida
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
26/32
). Ke=a,ia# E;e6 Sa!"i#$ Obat
N
5Na!a Obat Ke6*ata#
Be#t*6
Se,iaa#E;e6 sa!"i#$ !e#**t Liteat*
K5#,isi
Pasie#Ketea#$a#
2 /eftria*on 2 g+2- ml %njeksi
;angguan lambung5usus, perubahanhematologikal, reaksi kulit, gangguan koagulasi,flebitis (pada injeksi %>), nyeri pada tempat penyuntikan (pada injeksi %1), sakit kepala, pusing, agranulositosis.
1ualmuntah
ebagai antibiotik sepktrum luas, bakteri aerob
4 1etronidaasodilatasi, hipotensi, sinkop, batuk, sakitkepala, trismus, dapat mengganggu kemampuanmengemudi atau menjalankan mesin.
akitkepala
#ntuk pencegahantromboemboli "ena
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
27/32
ti"an@ mg+mldalam
ampul 4 ml%njeksi
edasi, pusing, malas atau tak bermoti"asi,lamban, inkoordinasi motorik, ataksia, gangguanfungsi mental dan psikomotorik, amnesia dan bingung.
edasi Penenang
9 Paracetamol @-- mg TabletBipersensiti"itas terhadap parasetamol ,hepatotoksik, pneumonitis.
1ualmuntah
nalgetik,antipiretik
61etocloprami
d2- mg+4ml %njeksi
1engantuk, gelisah, kelelahan, diare dankonstipasi.
1ual,muntah
nti mual
2- Ketorolac 2- mg+ml A3- mg+ml %njeksi berupa nyeri di tempat suntikan, gangguansaluran cerna, kantuk, pusing dan sakit kepala.
;angguansaluran
cernaseperti
mual danmuntah
nalgetik
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
28/32
!. Ke=a,ia# I#tea6si Obat
N
5I#tea6si Obat
I#te#sitas
I#tea6siA6ibat I#tea6si
2 /eftria*on I heparin serius ataumengancam nya$a meningkatkan efek dariheparin sebagai antikoagulan
4 Beparin I ketorolacinteraksi yang
berbahayameningkatkan efek
antikoagulan
38ora
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
29/32
ekomendasi kepada dokter Pada penggunaan heparin banyak interaksi terhadapobat5obat yang digunakan. ebaiknya, heparin digantidengan alteplase yang memiliki fungsi memecahgumpalan darah yang tidak diinginkan dengan
pemantauan atau dengan penggantian ceftria*on./eftria*on dapat diganti dengan cefota*im. /efota*imdapat digunakan karena obat ini hanya mengalamiinteraksi minor sehingga dapat digunakan tetapidengan pemantauan. Penggantian obat ini dapat dipilihantara obat heparin yang diganti dengan alteplase atauceftria*on yang diganti dengan cefota*im.
ekomendasi kepada pera$at • elalu memantau keadaan pasien.• 8akukan pembersihan luka dan penggantian perban
luka pada pasien secara rutin.• 1emperhatikan pera$atan luka pasien.• Pemberian jeda $aktu pada penggunaan obat
ati"an, tramadol, metronida
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
30/32
'y * umur - tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan, ejak 2 bulan
sebelum masuk umah akit luka = luka di kaki kanan, lecet di jari kaki dan
terasa nyeri. ebelum masuk umah akit tidak mengkonsumsi obat apapun.
lasan masuk umah akit luka dikaki kanan dan terasa nyeri. Penyakit terdahulu
!1 yang tidak terkontrol. kemudian pasien di diagnosa menderita gangren
diabetik, pasien mendapat terapi selama 27 hari di rumah sakit.
Pengobatan yang diterima oleh pasien
• Pada hari 25 27 pasien mendapat obat ceftria*one, metronida
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
31/32
interaksi ini termasuk interaksi minor sehingga hanya perlu dilakukan pemantauan
atau pemberian dengan jeda $aktu.
ti"an diberikan sebagai penenang untuk pasien pada hari ke 2- bersamaandengan paracetamol dan metoclopramid dikarenakan kondisi pasien mengalami
demam dan nyeri yang hebat. Eang selanjutnya diberikan ketorolac pada hari
berikutnya. ti"an dengan tramadol mempunyai interaksi meningkatkan efek
sedasi dari ati"an sehingga perlu pengontrolan dan jeda $aktu pada pemberian
obat, pemberian jeda $aktu ini dapat dilakukan oleh pera$at. Ketorolac dengan
heparin memilki interaksi yang dapat menyebabkan pendarahan sehingga perlu
alternatif obat lain misalnya alteplase.
Pada pengobatan yang diterima oleh pasien terdapat interaksi serius antara
ceftria*on dan heparin, heparin dan ketorolac sehingga obat5obat tersebut harus
ada yang diganti. ekmendasi yang dapat dilakukan pada kasus pasien ini adalah
dengan penggantian heparin, heparin diganti dengan alteplase yang memiliki
fungsi memecah gumpalan darah yang tidak diinginkan, jika obat alteplase
digunakan bersamaan dengan ceftria*on, akan terjadi interaksi minor sehingga
penggunaan obat ini hanya perlu dilakukan pemantauan atau pemberian jeda$aktu. ekomendasi kedua yang dapat dilakukan adalah dengan penggantian
ceftria*on, /eftria*on dapat diganti dengan cefota*im. /efota*im dapat
digunakan karena obat ini hanya mengalami interaksi minor sehingga dapat
digunakan tetapi dengan pemantauan. Penggantian obat ini dapat dipilih antara
obat heparin yang diganti dengan alteplase atau ceftria*on yang diganti dengan
cefota*im.
DA0TAR PUSTAKA
-
8/19/2019 Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2
32/32
!ipiro, Goseph. T., obert 8.Talbert, ;ary /. Eee, ;ary . 1atake, 0arbara ;.
ells,8. 1ichael Posey. 4--9. Pharmacotherapy A Pathophysiological
Approach, e"enth &dition. 'e$ Eork : 1c;ra$5Bill 1edical Publishing
!i"ision.
;una$an s, dkk. (4--). Farmakologi Dan Terapi. &disi @. Gakarta: ;aya ;on
%katan sarjana farmasi %ndonesia, 4--9.,%so Farmakoterapi.,Penerbit : PT.%F%
Penerbitan.Gakarta 0arat.
Tjay, Tan Boon dan Kirana, aharja.4--4.Obat5obat Penting,Khasiat,Penggunaan
dan &fek5efek ampingnya.Gakarta : PT &le* 1edia Komputindo Kelompok
;remedia.
$$$.medscape.com
http://www.medscape.com/http://www.medscape.com/