LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

12
LAPORAN PROYEK MIKOLOGI Kemampuan Sel Untuk Respirasi Kelompok 6: Rizqi Aulia Hafifah 140210103022 Naning Tyas Anggraeni 140210103082 Alfi Nur Hikmah 140210103089 JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

description

pengaruh respirasi yeast, laju respirasi yeast atau khamir, bahan fernippan, diameter balon

Transcript of LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

Page 1: LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

Kemampuan Sel Untuk Respirasi

Kelompok 6:

Rizqi Aulia Hafifah 140210103022

Naning Tyas Anggraeni 140210103082

Alfi Nur Hikmah 140210103089

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

I. JUDUL

Kemampuan Sel Untuk Respirasi

II. TUJUAN

1. Mengetahui laju respirasi fungi

2. Mengetahui cara mengukur laju respirasi fungi

III. TINJAUAN PUSTAKA

Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik

menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang

terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi

aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam

respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa

selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi

(Lovelles, 1997).

Seperti yang diuraikan diatas, respirasi berlangsung baik ketika ada maupun tidak

ada oksigen. Ketika tidak ada oksigen terjadi fermentasi, yang merupakan penguraian

gula yang terjadi tanpa oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang paling dominan dan

efisien adalah respirasi aerobik, yang menggunakan oksigen sebagai reaktan bersama

dengan bahan-bahan organik (aerobic berasal dari kata Yunani aer, udara dan bios,

kehidupan). Beberapa prokariota menggunakan zat selain oksigen sebagai reaktan

dalam suatu proses yang serupa yang memanen energi kimia tanpa menggunakan

oksigen sama sekali. Proses ini disebut respirasi anaerobik (awalan an- berarti ‘tanpa’).

Secara teknis, istilah respirasi seluler mencakup proses aerobik dan anaerobik. Akan

tetapi, istilah tersebut berasal dari sinonim untuk respirasi aerobik karena adanya

hubungan antara proses tersebut dengan respirasi organisme, dimana sebagian besar

organisme menggunakan oksigen (Campbell, 2010).

Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu (Ata, 2011):

1. Respirasi Aerob, yaitu respirasi yang memerlukan oksigen, penguraiannya lengkap

sampai menghasilkan energi, karbondioksida, dan uap air.

2. Respirasi Anaerob, yaitu respirasi yang tidak memerlukan oksigen tetapi

penguraian bahan organiknya tidak lengkap. Respirasi ini jarang terjadi, hanya

dalam keadaan khusus.

Adapun perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob adalah (Santosa, 1990) :

Page 3: LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

Aerob Anaerob

1. Umum terjadi

2. Berlangsung seumur hidup

3. Energi yang dihasilkan besar

4. Tidak merugikan tumbuhan

5. Memerlukan oksigen

6. Hasil akhir berupa CO2 dan H2O

1. Hanya dalam keadaan khusus

2. Sementara, hanya fase tertentu

3. Energinya kecil

4. Menghasilkan senyawa yang

bersifat racun

5. Tanpa oksigen

6. Berupa alkohol dan CO2

Laju respirasi dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

1. Ketersediaan Substrat

Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama. Kandungan substrat yang rendah

akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila

substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.

2. Ketersediaan Oksigen

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh

tersebut berbeda bagi masing-masing spesies.

3. Suhu

Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi respirasi akan

meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada

masing-masing spesies.

Fermipan merupakan ragi instant yang biasa dipergunakan dalam pembuatan roti

dan kue. Fermipan atau ragi digunakan agar bahan kue atau roti menjadi mengembang

ketika dipanggang. Ragi yang dicampur dengan gula maupun yang tidak bercampur

dengan gula menjadi mengembang terutama yang komposisinya banyak. Balon yang

mengembang menunjukkan adanya reaksi dari fermipan atau ragi dengan gula dan air.

Reaksi fermipan sebagai berikut

C6H12O6 à 2C2H5OCOOH + ENERGI

Ragi atau fermipan itu sendiri merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi

mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan ini dapat

berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrient. Mikroorganisme yang digunakan di

dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi, yaitu Rhizopus aspergillus,

Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala,

Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya.

Selama ini banyak orang yang memiliki anggapan salah bahwa khamir sama

dengan ragi. Pengertian tersebut disebarkan oleh orang-orang yang tidak mengerti

Page 4: LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

secara mendalam tentang mikrobiologi. Ragi, atau dalam bahasa Inggris disebut starter,

merupakan inokulum yang ditambahkan ke dalam suatu substrat sehingga substrat

tersebut akan berubah, atau mengalami fermentasi. Pada umumnya, ragi yang

digunakan oleh orang Indonesia untuk membuat makanan fermentasi, seperti tape dan

tempe, mengandung lebih dari satu jenis mikroorganisme, baik khamir, kapang, maupun

bakteri. Khamir, atau yeast dalam bahasa Inggris, adalah mikroorganisme uniseluler

yang masuk ke dalam Kingdom Fungi. Anggota kingdom tersebut lainnya yang

membentuk jaringan hifa (miselium) disebut kapang (mould), sedangkan yang

membentuk badan buah (fruiting body) yang terlihat jelas oleh mata disebut cendawan

(mushroom) (Miftahul. 2009).

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Alat dan Bahan

IV.a.1 Alat

a) Botol bekas 600 ml

b) Balon karet

c) Mistar

d) Sendok makan

e) Sendok teh

f) Mangkuk

g) Tali atau karet

IV.a.2 Bahan

a) Fernipan 1 sdt

b) Air mineral 300 ml

c) Tepung terigu 4 sdm

d) Gula pasir 2 sdm

4.2 Cara Kerja

4.2.1 Cara pembuatan medium

Mencampurkan tepung terigu, gula pasir, dan air ke dalam mangkuk, hingga terlarut

Menambahkan fernipan/ragi tempe/ragi tape ke dalam campuran bahan tadi

Page 5: LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

V. Hasil Pengamatan

4.1 Yeast (Khamir) / Fernipan

No. Waktu Diameter Balon (cm)

1. 12.00 – 15.00 16,5 cm (suhu ruangan)

2. 15.00 – 18.00 16,7 cm (suhu ruangan)

3. 18.00 – 21.00 16,7 cm (suhu ruangan)

4. 21.00 – 24.00 16,5 cm (suhu ruangan)

5. 24.00 – 03.00 16,5 cm (suhu ruangan)

6. 03.00 – 06.00 16,3 cm (suhu ruangan)

7. 06.00 – 09.00 16,3 cm (suhu ruangan)

8. 09.00 – 12.00 17,5 cm (suhu di luar ruangan)

4.2 Ragi Tempe

No

.

Waktu Diameter Balon (cm)

1. 15.00 – 18.00 0 cm

2. 18.00 – 21.00 0 cm

3. 21.00 – 24.00 0 cm

4. 24.00 – 03.00 8 cm

5. 03.00 – 06.00 8,25 cm

6. 06.00 – 09.00 8,5 cm

7. 09.00 – 12.00 8,75 cm

8. 12.00 – 15.00 9 cm

4.3 Ragi Tape

No

.

Waktu Diameter Balon (cm)

1. 14.00 – 17.00 0 cm

2. 17.00 – 20.00 0 cm

Memasukan campuran tersebut ke dalam botol bekas 600 ml

Menutup botol menggunakan balon karet dan mengikat mulut balon menggunakan tali atau karet

Page 6: LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

3. 20.00 – 23.00 0 cm

4. 23.00 – 02.00 0 cm

5. 02.00 – 05.00 0 cm

6. 05.00 – 08.00 0 cm

7. 08.00 – 11.00 8,5 cm

8. 11.00 – 14.00 8,5 cm

VI. PEMBAHASAN

Percobaan yang dilakukan kali ini yaitu membahas mengenai kemampuan sel dalam

berespirasi. Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.

Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan

dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Sebagaimana kita

ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi begitu juga dengan

tumbuhan. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat

tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi

aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran

glukosa oleh oksigen akan menghasilkan energi karena semua bagian tumbuhan tersusun atas

jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel.

Bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu tepung terigu, gula pasir,

fernipan dan balon. Untuk perlakuan lain digunakan ragi tape, atau ragi tempe. Penggunaan

tepung terigu dan gula pasir dalam percobaan bertujuan untuk memberi nutrisi pada jamur

agar dapat melakukan proses respirasi. Seperti yang kita ketahui monosakarida, terutama

glukosa, merupaan nutrien utama bagi sel. Dalam proses respirasi seluler, sel mengekstraksi

energi dalam serangkaian reaksi yang diawali dengan molekul glukosa. Molekul gula

sederhana tidak hanya merupakan bahan bakar utama bagi kerja seluler, rangka karbonnya

juga berperan sebagai bahan mentah untuk sintesis berbagai tipe molekul organik kecil,

misalnya asam amino dan asam lemak. Fernipan dalam percobaan merupakan bahan yang

akan diuji dan diamati respirasinya. Sedangkan balon, digunakan untuk mengetahui apakah

terjadi proses respirasi atau tidak, karena CO2 hasil respirasi akan terperangkap di dalam

balon.

Adapun hasil dari percobaan yang dilakukan yaitu pada suhu kamar pada tiga jam

pertama diameter balon 16,5 cm dan meningkat pada tiga jam kedua dengan diameter yang

sama pada tiga jam ketiga yaitu 16,7 cm pada tiga jam keempat dan kelima diameter

Page 7: LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

menyusut menjadi 16,5 cm dan terus menyusut pada tiga jam keenam dan ketujuh menjadi

16,3 cm, namun pada tigajam kedelapan diameter mengembang pesat menjadi 17,5 cm. Untuk

data kelompok yang menggunakan ragi tape sebagai bahan yang diamati, didapatkan hasil

yang sangat berbeda yaitu balon baru mengembag pada waktu tiga jam yang kedelapan

sebesar 8,5 cm dan tidak berubah hingga tiga jam yang kesembilan. Sedangkan untuk

kelompok yang menggunakan ragi tempe sebagai bahan yang diamati, balon baru

mengembang pada waktu tiga jam yang kelima yaitu sebesar 8 cm, mengalami peningkatan

menjadi 8,25, pada tiga jam keenam dan terus meningkat menjadi 8,5 cm pada terus

berkembang menjadi 8.75 dan sampai tiga jam terakhir mencapai 9 cm. Perbedaan yang

terdapat pada ketiga data terseebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, pH, dan

lain-lain. Suhu sangat mempengaruhi hasil karena semakin tinggi suhu, proses respirasi makin

aktif sehingga hasilnya yang dihasilkan lebih banyak.

Perbandingan data kelompok enam, tujuh dan delapan berbeda-beda, dalam hasil

pengamatan perlakuan sel dari berbagai yeast kemampuan sel untuk berespirasi yang lebih

besar yaitu pada perlakuan fernipan. Sedangkan pada kelompok tujuh yang menggunakan ragi

tempe diameter balon baru diketahui sekitar 15 jam terakhir, dan yang terakhir kelompok

delapan yang menggunakan perlakuan ragi tape, diameter balon baru diketahui sekitar 6 jam

terakhir. Hal tersebut kemampuan sel fungi dalam berespirasi berpengaruh terhadap

komposisi nutrisi yang diperoleh dan faktor-faktor eksternal yang diperoleh sel fungi (yeast)

untuk berespirasi, walaupun respirasi secara anaerob. Sehingga perbedaan ukuran diameter

balon tersebut menunjukkan kemampuan sel sangat aktif dalam memecah gula yaitu

mengubah pati dan gula yang terdispersi dalam air menjadi karbondioksida dan alkohol.

Adanya karbondioksida dan alkohol yang dihasilkan yeast ini menandakan dapat berespirasi

secara anaerob (tidak membutuhkan oksigen).

Page 8: LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

VII. KESIMPULAN

7.1. Kesimpulan

Respirasi fungi pada berbagai yeast dapat dengan cara aerob (membutuhkan

oksigen) maupun anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Dalam hasil pengamatan

laju respirasi fungi konstan ketika pada suhu yang tetap (stabil).

Cara mengukur laju respirasi fungi dengan menggunakan balon karet sebagai

indikator laju respirasi fungi yang diukur diameter balonnya, dan dibantu dengan

campuran tepung terigu, gula pasir, air yang berperan sebagai nutrisi fungi untuk

melakukan respirasi.

7.2. Saran

Pengamatan akan lebih optimal dengan didukung oleh adanya gambar,

sehingga penjelasan pun akan lebih jelas dan konkrit. Pada pengamatan atau proyek-

proyek berikutnya akan lebih baik dengan adanya gambar.

Page 9: LAPORAN PROYEK MIKOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Ata, Khaeriah. 2011. Makalah Respirasi pada Tumbuhan. http://ataseulanga .

blogspot.com/2011/03/makalah-respirasi-pada-tumbuhan.html . Diakses pada 23

Oktober 2015 pukul 04:49

Campbell, dkk. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga

Lovelles, A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropis. Jakarta:

Gramedia

Santosa. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada