LAPORAN PRATIKUM 1 UJI KUALITAS SUSU DAN PENGOLAHAN SUSUS KELOMPOK 1
-
Upload
fuad-mahpudin -
Category
Documents
-
view
2.421 -
download
5
description
Transcript of LAPORAN PRATIKUM 1 UJI KUALITAS SUSU DAN PENGOLAHAN SUSUS KELOMPOK 1
UJI KUALITAS SUSU DAN
PROSES PENGOLAHAN SUSU
LAPORAN PRAKTIKUM 1
diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah teknologi pengolahan
hasil hewani yang diampu oleh Mustika NH, S.TP., M.Si
Disusun oleh :
1. Dawamul Maziddin 1105919
2. Fuad Mahpudin 1105320
3. Purwa Gilang R. 1002356
4. Saeful Imam M. 1104248
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa,
kami dapat menyelesaikan laporan praktikum, Uji Kualitas Susu Dan Proses
Pengolahan Susu berdasarkan salah satu tugas mata kuliah teknologi pengolahan
hasil hewani. Dengan ini semoga laporan pratikum ini dapat memenuhi dan
melengkapi salah satu tugas mata kuliah teknologi pengolahan hasil hewani
Kerangka materi yang tersaji dalam laporan pratikum ini di susun
berdasarkan dari hasil pratikum yang dilakukan. Pratikum yang dilakukan adalah
Uji Kualitas Susu maupun Proses Pengolahan Susu. Adapun materi tambahan di
ambil dari referensi lain, baik buku maupun website yang meliputi adalah Uji
Kualitas Susu maupun Proses Pengolahan Susu. Serta dalam laporan ini meliputi
tentang bagaimana menguji kualitas susu diantaranya Uji Didih Susu, Uji Alkohol
Susu, dan Uji Keasaman Susu, dan baik untuk Proses Pengolahan Susu
diantaranya Pengolahan Susu Fermentasi (Yoghurt), Pengolahan Es Krim, dan
Pengolahan Keju. Sehingga terwujud laporan tentang Uji Kualitas Susu Dan
Proses Pengolahan Susu dan hingga mampu dijadikan sebagai penambahan
tentang pengetahuan tentang mata kuliah teknologi pengolahan hasil hewani baik
bagi penyusun maupun pembaca.
Tujuan utama penulis adalah selain dapat memenuhi salah satu mata kuliah
teknologi pengolahan hasil hewani yaitu dapat juga memberikan dorongan dan
motivasi untuk menggali informasi dan belajar secara pratik seberapa besar
penangangan dan pengolahan.
Meskipun telah berusaha segenap kemampuan, namun kami menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala tegur
sapa dan kritik yang di berikan akan penulis sambut dengan kelapangan hati, guna
perbaikan pada masa yang akan datang.
iii
Akhir kata, penyusun berharap semoga laporan ini selain dapat memenuhi
salah satu tugas mata kuliah teknologi pengolahan hasil hewani juga dapat
memberikan nilai tambah bagi seseorang yang memanfaatkannya.
Bandung, 12 Oktober 2013
Penyusu
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum ......................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 2
BAB III METODE PRAKTIKUM ............................................................ 6
3.1.Uji Kualitas Susu ......................................................................... 6
a. Waktu dan Tempat Praktikum ................................................. 6
b. Alat dan Bahan ........................................................................ 6
c. Prosedur Kerja ......................................................................... 6
3.2.Pembuatan Yoghurt, Es Krim dan Keju ...................................... 7
a. Waktu dan Tempat Praktikum ................................................. 7
b. Alat dan Bahan ........................................................................ 7
c. Prosedur Kerja ......................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 10
4.1. Hasil ............................................................................................. 10
a. Uji Kualitas Susu ..................................................................... 10
b. Pembuatan Yoghurt, Es Krim dan Keju .................................. 10
4.2. Pembahasan .................................................................................. 11
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 12
5.1.Kesimpulan .................................................................................... 12
5.2.Saran ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1 Pembahasan Dawamul Maziddin
Lampiran 2 Pembahasan Fuad Mahpudin
Lampiran 3 Pembahasan Purwa Gilang R.
Lampiran 4 Pembahasan Saeful Imam M.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hasil hewani dan hasil perairan seperti daging, susu, telur, ikan dan
sebagainya merupakan komoditas hasil pertanian yang bersifat perishable.
Hal ini berkaitan erat dengan sifat fisik dan kimianya yang menyebabkan
bahan tersebut mudah mengalami kerusakan baik fisik, kimia maupun
mikrobiologi. Selain itu komoditas hasil pertanian, akan mengalami
perubahan-perubahan fisiologis setelah dipanen. Penerapan teknologi
pengolahan dapat memperpanjang masa simpan bahan hasil hewani dan
perairan tersebut selain meningkatkan nilai ekonomi dan memperkaya
diversifikasi pangan.
Kualitas produk olahan yang dihasilkan ditentukan dari kualitas bahan
baku dan rangkaian proses yang terjadi selama pengolahannya. Pemahaman
mengenai berbagai karakteristik bahan dan perubahan-perubahan yang terjadi
selama pasca mortem dapat digunakan untuk mengetahui kualitas atau mutu
bahan tersebut. Di samping itu, tahapan alur proses pengolahan hasil hewani
dan hasil perairan perlu dipahami sehingga dapat menentukan pengendalian
yang perlu dilakukan pada rangkaian proses agar dapat menghasilkan produk
yang memenuhi standar kualitas.
1.2. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kualitas susu melalui uji keasaman,
uji didih, uji alkohol.
2. Mahasiswa mengetahui prosedur pengolahan susu fermentasi, es krim,
keju dan tahapan penting yang memerlukan pengendalian untuk
memperoleh produk berkualitas.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Susu adalah salah satu dari hasil ternak selain daging dan telur. Susu
merupakan bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi
seimbang. Susu dipandang sebagai bahan mentah yang mengandung sumber zat-
zat makanan penting. Penyusun utamanya adalah air, protein, lemak, mineral dan
vitamin.
Kualitas atau mutu susu merupakan bagian penting dalam produksi dan
perdagangan susu. Derajat mutu susu hanya dapat dipertahankan selama waktu
tertentu, yang selanjutnya akan mengalami penurunan dan berakhir dengan
kerusakan susu.
Kualitas susu sangat diperhatikan dalam industri pengolahan susu. Oleh karena
itu pengujian kualitas susu menjadi aspek vital dalam memperoleh bahan baku
komoditi susu yang memiliki kualitas yang sesuai dengan standar keperluan
pengolahan. Pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain pengujian uji
keasaman, uji alkohol, dan uji didih susu.
a. Uji Didih
Prinsip pada uji didih yaitu, susu yang memiliki kualitas yang tidak bagus
akan pecah ataupun menggumpal bila melalui proses didih. Bila susu dalam
keadaan asam menjadikan kestabilan kasein menurun, koagulasi kasein ini
yang akan mengakibatkan pecahnya susu, tetapi apabila susu dalam keadaan
baik maka hasil yang dapat dilihat dari uji didih adalah susu masih dalam
keadaan homogen atau tidak pecah.
Susu sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan
menggunakan penjepit tabung, kemudian tabung dipanaskan dengan
menggunakan api Bunsen sampai mendidih. Uji didih menunjukkan hasil
yang positif (kualitas susu tidak baik) bila terdapat gumpalan yang menempel
pada dinding tabung reaksi, sedangkan hasil yang negatif tidak terlihatnya
gumpalan susu pada dinding tabung reaksi.
3
b. Uji Alkohol
Prinsip dasar pada uji alkohol merupakan kestabilan sifat koloidal protein
susu tergantung pada selubung atau mantel air yang menyelimuti butir-butir
protein terutama kasein. Apabila susu dicampur dengan alkohol yang
memiliki daya dehidratasi, maka protein akan berkoagulasi. Semakin tinggi
derajat keasaman susu, semakin berkurang jumlah alkohol dengan kepekatan
yang sama dibutuhkan untuk memecahkan susu yang sama banyaknya.
Tuangkan susu sebanyak 3 ml ke dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan 3 ml alkohol 70%, kemudian tabung dikocok perlahan-lahan. Uji
alkohol positif ditandai dengan adanya butiran susu yang melekat pada
dinding tabung reaksi, sedangkan uji alkohol negatif ditandai dengan tidak
adanya butiran susu yang melekat pada dinding tabung reaksi.
c. Uji Keasaman
Prinsip pada uji derajat asam yaitu secara titrasi ditetapkan kadar asam
yang terbentuk dalam susu. Asam yang terbentuk sebagian besar karena
perombakan laktosa menjadi asam akibat kerja mikroorganisme. Susu
sebanyak 25 ml masukkan dalam tabung reaksi. Kemudian celupkan kertas
lakmus ke dalam botol tabung reaksi. Tabung reaksi diamati sambil ditarik
kertas lakmus sesuaikan pada skala warna perubahan yang terjadi. Pada
kondisi ini sudah tercapai bagian keasaman.
d. Yoghurt
Susu yang akan difermentasi dipanaskan terlebih dulu dan pemanasan ini
sangat bervariasi, baik dalam penggunaan susu maupun lama pemanasannya.
Tapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menurunkan
populasi mikroba dalam susu dan memberikan kondisi yang baik bagi
pertumbuhan biakan yoghurt. Selain itu, pemanasan susu sebelum dibuat
yoghurt juga bertujuan untuk mengurangi airnya, sehingga akan diperoleh
yoghurt yang lebih padat.
Kultur starter dalam pembuatan yoghurt adalah pasangan bakteri
L.bulgaricus dan S. thermophilus yang akan menghasilkan asam lebih banyak
4
dibandingkan bila digunakan masing-masing. Asam laktat diproduksi oleh S.
thermophilus sedangkan aktivitas proteolitik dan peptidase dari L. bulgaricus
berkontribusi terhadap tekstur dan flavor yoghurt.
e. Es Krim
Es krim tidak lain berupa busa (gas yang terdispersi dalam cairan) yang
diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud
yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen
penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara (yang ukurannya tidak
lebih besar dari 0,1 mm), kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan
gula, garam, dan protein susu. Berbagai standar produk makanan di dunia
membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai
volumenya menjadi dua kalinya (disebut dengan maksimum 100 persen
overrun). Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih
cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan.
Es krim adalah sebuah makanan beku dibuat dari produk dairy seperti
krim (atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan pemanis. Campuran
ini didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi suhunya untuk
mencegah pembentukan kristal es besar. Tradisionalnya, suhu dikurangi
dengan menaruh campuran es krim ke sebuah wadah dimasukkan ke dalam
campuran es pecah dan garam. Garam membuat air cair dapat berada di
bawah titik beku air murni, membuat wadah tersebut mendapat sentuhan
merata dengan air dan es tersebut.
f. Keju
Prinsip pembuatan keju adalah fermentasi asam laktat yang terdapat dalam
susu.Proses pembuatan keju diawali dengan memanaskan/pasteurisasi susu,
kecuali pada jenis2 keju tertentu seperti Emmentaler dari Swiss yang
menggunakan susu mentah. Kemudian zat pembantu penggumpalan (rennet,
sejenis enzim penggumpal yang biasa terdapat dalam lambung sapi dan/atau
bakteri yang dapat mengasamkan susu) ditambahkan.
5
Setelah setengah sampai 5 jam, susu akan menggumpal sehingga terpisah
menjadi sebuah gumpalan besar (curd) dan bagian yang cair (whey).
Gumpalan ini dipotong-potong menjadi bagian-bagian yang sama besar, agar
bagian yang cair (whey) semakin banyak yang keluar. Semakin kecil
potongan, semakin sedikit cairan yang dikandung oleh keju nantinya,
sehingga keju semakin keras.Potongan-potongan ini kemudian diaduk,
dipanaskan, dan kadang dipress untuk menghilangkan lebih banyak lagi
cairan.
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.Uji Kualitas Susu
a. Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu : Pukul 14.00-16.00 WIB
Tempat : Laboratorium Agroindustri, Gedung Baru FPTK Lt. 4,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
b. Alat dan Bahan
Alat
1. Tabung reaksi
2. Gelas Ukur
3. Panci
4. Kompor Buret
5. Stop watch
6. Pipet tetes
7. Penangas air
Bahan
1. Susu segar
2. 10 ml akohol 70%
3. Kertas lakmus
4. Fenolftalein
5. Larutan biru metilen
c. Prosedur Kerja
Nama Kegiatan Prosedur Kerja
1. Uji Alkohol Susu
1) Memasukan 5 ml susu ke dalam tabung
reaksi
2) Lalu 5 ml alcohol 70% di masukan
kedalam tabung reaksi yang berisi susu
3) Kemudian susu yang ditetesi alcohol di
amati.
2. Uji Keasaman Susu
Dengan kertas lakmus
1) Masukkan 25 ml susu ke dalam gelas
2) Celupkan kertas lakmus ke dalam susu
dalam gelas
7
3) Tarik kertas lakmus dan amati pada skala
angka berapa perubahan warna terjadi
3. Uji Didih Susu 1) Masukkan setengah gelas susu ke dalam
panci
2) Panaskan susu dalam panci tersebut di
atas api
3) Sambil digoyang-goyang, amati
konsistensi susu dan catat apa yang
tampak
3.2.Pembuatan Yoghurt, Es Krim dan Keju
a. Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu : Pukul 14.00-16.00 WIB
Tempat : Laboratorium Agroindustri, Gedung Baru FPTK Lt. 4,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
b. Alat dan Bahan
Alat
1. Thermometer
2. Autocluve
3. Penangas air/ panci
4. Beaker glass
5. Botol vial
6. Gelas ukur
7. Baskom
8. Kompor
9. Batang pengaduk
Bahan
1. Susu sapi segar
2. Starter yoghurt
c. Prosedur Kerja
Nama Kegiatan Prosedur Kerja
8
1. Pengolahan Susu
Fermentasi
1) Siapkan starter yoghurt 2-8%
2) Susu yang telah dipasteurisasi
dimasukkan dalam botol/jar tertutup
alufo (tidak sampai penuh) didiamkan
hingga mencapai 45° C
3) Inokulasikan starter tersebut kedalam
sampel susu (anaerob)
4) Inkubasi selama 3 jam pada incubator 45
C dan 12-24 jam pada suhu ruang
5) Amati warna, aroma, rasa, dan pH
6) Simpan dalam suhu dingin
7) Amati kembali pada hari ke-7
8) Catat hasil pengamatan
9) Buat diagram proses pembuatannya
1. Pengolahan Es Krim 1) Lakukan pasteurisasi pada 500ml susu
sapi segar (LTLT/ HTST)
2) Campur gula pasir (25%b/v) dan kuning
telur, dan kocok
3) Masukkan tepung maizena (0.02% b/v),
tambahkan 50 ml susu pasteurisasi
4) Masukkan campuran tepung, gula,
kuning telur ke dalam susu pasteurisasi
5) Aduk hingga homoden dan Masak
hingga 100 C
6) Lakukan freezing
7) Setelah 2 jam dalam freezer lakukan
mixing dengan kecepatan tetap hingga
hancur.
8) Lakukan freezing kembali
9) Amati sifat sensori es krim dan buat
diagram prosesnya
9
2. Pengolahan Keju 1) Pasteurisasi 500 ml susu sapi segar
2) Setelah mendidih, diamkan dalam
keadaan tertutup, beri sedikit rongga
untuk uap
3) Masukkan 10 ml / 2sdt asam asetat
4) Aduk perlahan selama 10 menit, hingga
susu terpisah menjadi 2 bagian.
5) Saring susu dengan kain tipis bersih.
6) Campur garam dengan Filtrate/
gumpalan susu
7) Masukkan dalam cetakan (wadah kotak)
8) Diamkan hingga dingin dan masukkan
dalam kulkas
9) Amati sifat sensori dan hitung beratnya.
10) Buat diagram proses pembuatannya.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
a. Uji Kualitas Susu
No Nama
Kegiatan
Hasil Gambar
1 Uji alkohol
susu Terdapat endapan dan
terdapat gumpalan putih
diatasnya kedua lapisan
tersebut memisah dan
dintara kedua lapisan
tersebut terdapat garis
putih yang kepucatan
2 Uji
keasaman
susu
PH susu 7 (Netral)
3 Uji didih
susu Setelah 5 menit di
didihkan terdapat kerak
dan rasa susu menjadi
kemasaman.
b. Pembuatan Yoghurt, Es Krim dan Keju
No Nama
Kegiatan
Hasil Gambar
1 Pengolahan
susu Warna : Bagian atas
(putih kekuningan)
11
fermentasi
(yogurht) Bagian bawah (putih)
Tekstur : Kental
Rasa : Susu namun
keasaman dan sedikit
hambar
Aroma : Keasam-asaman
PH : 4
2 Pengolahan
es krim Warna : Putih kepucat-
pucatan.
Tekstur : Lembut
Aroma : Susu
Rasa : Susu lebih
dominan di bandingkan
rasa santan
3 Pengolahan
keju Berat : 7, 3 gram
Aroma : Bau cuka/ asam
Rasa : Keju susu namun
rasa cuka sedikit kerasa
Tekstur : Keras halus
4.2. Pembahasan
Terlampir
1. Lampiran 1 Pembahasan Dawamul Maziddin
2. Lampiran 2 Pembahasan Fuad Mahpudin
3. Lampiran 3 Pembahasan Purwa Gilang R.
4. Lampiran 4 Pembahasan Saeful Imam M.
BAB V
12
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Susu merupakan salah satu dari hasil ternak selain daging dan telur. Susu
merupakan bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat makanan dengan
proporsi seimbang. Susu dipandang sebagai bahan mentah yang mengandung
sumber zat-zat makanan penting. Penyusun utamanya adalah air, protein,
lemak, hidrat arang, mineral dan vitamin.
Penanganan susu mulai dari peternak sampai industri pengolahan susu
membutuhkan waktu yang cukup lama. Keadaan ini sangat memungkinkan
terjadinya kontaminasi awal mikroba yang mengakibatkan menurunnya
kualitas susu. Kerusakan susu dapat dihambat apabila penanganan sejak dari
peternak dilakukan secara sehat, bersih dan diadakan usaha untuk
meningkatkan keawetan susu segar. Salah satu usaha tersebut pendinginan
susu. Proses pendinginan mampu menghambat aktivitas mikroorganisme
perusak, sehingga dapat memperpanjang daya simpan susu segar.
5.2.Saran
Waktu pelaksaan praktikum dilakukan lebih awal dikarenakan waktu
yang terbatas menjelang sore dan dilakukan manajemen waktu yang baik
dikarenakan bermacam proses pengolahan yang memakan waktu lama
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1 Pembahasan Dawamul Maziddin
Standar Mutu Susu
Mutu atau kualitas susu merupakan hubungan sifat-sifat susu yang
mencerminkan tingkat penerimaan susu tersebut oleh konsumen. Sifat-sifat
tersebut meliputi sifat fisik, kimiawi, dan mikrobiologi. Sifat fisik susu
menunjukkan keadaan fisik susu yang dapat diuji dengan peralatan tertentu
atau panca indera. Sifat fisik susu yang dapat diuji dengan alat antara lain
berat jenis, kekentalan. Sedangkan sifat yang dapat diuji dengan pancra
indera yaitu bau, rasa, warna, dan konsistensi.
Sifat kimiawi susu menunjukkan komposisi zat gizi serta kandungan zat
kimia tertentu termasuk adanya cemaran. Sifat mikrobiologis susu
menunjukkan jumlah mikroba yang ads didalam susu serta beberapa
parameter lain yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroba.
Dalam praktek, mutu susu sering disebutkan berdasarkan kelompok
sifatnya sehingga dikenal mutu fisik susu, mutu kimiawi susu, ataupun mutu
mikrobiologis susu. Bahkan dalam menguji mutu susu sering hanya dilakukan
terhadap beberapa atribut yang dianggap penting, misalnya bobot jenis, kadar
lemak dan total bakteri. Akan tetapi secara menyeluruh mutu susu harus
menggambarkan sifat-sifat susu yang mencakup sifat fisik, kimiawi dan
mikrobiologis. Gabungan basil penilaian sifat-sifat susu akan mencerminkan
nilai atau derajat mutu susu.
Uji Didih Susu
Prinsip : Air susu yang berkualitas balk tidak pecah bila dipanaskan.
Alat bahan : Tabung reaksi, penjepit tabung, pemanas, air susu.
Prosedur : Pada uji didih dilakukan dua tahap pengujian
1. Masukkan 5 ml air susu kedalam tabung reaksi/panci kemudian
dipanaskan.
2. Setelah mendidih lalu sambil goyangkan, didinginkan dan diamati
apakah terbentuk endapan atau tidak dan diamati apakah susu pecah
atau tidak. Percobaan pemeriksaan masak dilakukan secara duplo.
Hasil praktikum terdapat gumpalan dan rasa keasaman.
Susu segar yang berkualitas baik tidak akan pecah (menggumpal) bila
dipanaskan/dididihkan pada waktu tertentu. Sebaliknya, susu yang bermutu
jelek akan mengalami penggumpalan bila dipanaskan. Terjadinya
penggumpalan diakibatkan oleh adanya asam yang dihasilkan oleh mikroba
dari peruraian laktosa. Asam tersebut mengakibatkan protein susu mudah
mengalami denaturasi dan penggumpalan bila dilakukan pemanasan. Jadi,
susu yang telah banyak ditumbuhi mikroba akan menjadi asam dan mudah
pecah bila dipanaskan.
Cara pengujiannya yaitu dengan memasukkan 5 ml susu kedalam tabung
reaksi dan dipanaskan. Setelah mendidih lalu didinginkan dan diamati adanya
endapan atau gumpalan-gumpalan kecil pada Binding tabung. Bila terbentuk
gumpalan, uji didih dinyatakan positif. atau susu disebut pecah. Artinya susu
bermutu jelek. Sebaliknya, bila tidak terbentuk gumpalan maka uji didih
dinyatakan negatif, yang artinya susu bermutu baik.
Uji Alkohol Susu
Prinsip : Koagulasi protein susu pada saat ditambah alkohol karena
keasaman
Alat bahan : Tabung reaksi dan pipet berskala, air susu, alkohol 70%.
Prosedur : Pada uji alkohol dilakukan dua tahap pengujian
1. Susu sebanyak 5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian,
ditambahkan alkohol 70 % sebanyak 5 ml.
2. 5 ml air susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan alkohol 70 % sebanyak 10 ml.
Hasil praktikum terdapat endapan, gumpalan diatas bagian tabung reaksi,
dan warna kepucatan.
Pengujian tahap dua dilakukan jika pada pengujian pertama tidak terjadi
penggumpalan/air susu tidak pecah. Untuk mengetahui kemunduran kualitas
susu dapat juga diketahui dengan uji alkohol. Prinsip, uji alkohol mirip
dengan uji masak, yaitu untuk mengetahui susu pecah dengan penambahan
alkohol.
Prosedur uji alkohol yaitu dengan cara memasukkan 10 ml susu ke dalam
tabung reaksi besar kemudian ditambahkan 10 ml alkohol 70% dan digojog
pelan-pelan. Apabila terjadi endapan pada dinding tabung, maka uji
dinyatakan positif atau susu disebut pecah.
Uji Keasaman Susu
Prinsip : Warna air susu menunjukkan adanya zat/materi tertentu di
dalamnya.
Alat Bahan : Tabung reaksi, air susu, kertas lakmus.
Prosedur : Pada uji keasaman dilakukan tiga tahap pengujian
1. Air susu dituang dalam tabung reaksi
2. Kemudian celupkan kertas lakmus ke dalam tabung reaksi
3. Tarik kertas lakmus dan diamati pada skala angka berapa perubahan
warna terjadi.
Hasil praktikum dengan menggunakan air susu 20 ml terdapat nilai pH 7
netral.
Keasaman susu yang normal adalah putih kekuningan dan netral. Warna
putih disebabkan karena refleksi sinar matahari dengan adanya butiran-
butiran lemak, protein dan garam-garam didalam susu. Warna kekuningan
merupakan cerminan warna karoten dalam susu. Diluar batas warna normal
tersebut, kadang dijumpai susu berwarna kebiruan, kemerahan, atau
kehijauan. Warna kebiruan kemungkinan diakibatkan berkembangnya bakteri
Bacillus cyanogenes atau kemungkinan susu ditambafi air. Warna kemerahan
sering disebabkan adanya butir eritrosit atau hemoglobin akibat ternak yang
diperah mengalami sakit, khususnya mastitis. Adapun warna kehijauan
kemungkinan merupakan refleksi kandungan vitamin B kompleks yang relatif
tinggi.
Cara pengujian warna susu yaitu dengan menempatkan beberapa mililiter
susu kedalam tabung reaksi dan kemudian diamati warnanya. Untuk
mempertegas warna susu, dibelakang tabung dapat diberi kertas berwarna
putih.
Yoghurt
Komponen susu yang paling berperan dalam pembuatan yoghurt adalah
laktose dan kasein. Laktose digunakan sebagai sumber energi dan karbon
selama pertumbuhan biakan yoghurt dan pada prosesnya menghasilkan asam
laktat . Dengan terbentuknya asam laktat ini, keasaman susu akan meningkat
atau pH menurun. Kasein yang merupakan bagian protein yang terbanyak
dalam susu mempunyai sifat sangat peka terhadap perubahan keasaman/pH.
Penggumpalan kasein mulai terjadi pada saat konsentrasi ion hidrogen
dalam susu mendekati titik isolistrik protein akibat dari terbentuknya asam,
dan pada saat titik isolistrik tercapai, yaitu pada suhu 37 derajat C akan
terjadi penggumpalan sempurna, yang pada saat itu, kasein mempunyai
muatan listrik nol.
Keaktifan dari biakan yoghurt sangat dipengaruhi oleh suhu inkubasi dan
pH sekitarnya. Sifat "flavor" yoghurt ditimbulkan oleh asam laktat yang khas,
sedangkan pada proses fermentasinya, L. bulgaricus menghasilkan asam
laktat dan zat-zat volatil lainnya . Oleh karena itu, perlu diawasi keaktifan
bakteri dalam menghasilkan zatzat tersebut sesuai dengan yang diinginkan,
sebab bila biakan tidak aktif, maka bakteri lain dapat tumbuh sehingga
mengakibatkan "flavor" yang kurang enak (menyimpang).
Es Krim
Hasil praktikum es krim yang menggunakan waktu pembekuan 30 menit
terdapat warna kream putih kekuningan, tekstur yang keras, kasar, aroma susu
beku dan rasa yang asam menyerupai adonan.
Garam merupakan larutan elektrolit yang mempunyai titik beku yang
rendah di bawah 0ºC. Pada adonan yang dilakukan pemutaran, garam akan
lebih tercampur merata pada semua kristal-kristal es yang ada pada ember
sehingga dapat dengan cepat menurunkan suhu es yang ada disekitar adonan
tersebut sehingga adoanan akan lebih cepat membeku.
Produk akhir yang sesuai dengan es krim lain disebabkan oleh
homogenisasi yang tidak tepat adalah overrun rendah, tekstur es krim kasar.
Pelaksanaan homogenisasi yang tidak tepat tersebut antara lain adalah
tekanan terlalu tinggi atau rendah, terlalu banyak gumpalan lemak dan protein
susu yang tidak stabil. Suhu yang baik untuk homogenisasi sekitar 71°C.
Tekstur kasar dan flavour pada es krim merupakan kerusakan yang sangat
serius, hal ini disebabkan oleh:
1. Stabilisasi tidak benar
2. Homogenisasi tidak benar
3. Pembekuan lambat dengan membiarkan es krim menunggu lama
sebelum dimasukkan ke freezer, fluktuasi suhu pada retail cabinet
dan freezer di rumah
4. Bila es krim terasa asam terjadi karena menggunakan bahan yang
asam atau karena terbentuknya asam laktat dalam adonan.
Keju
Hasil praktikum terdapat rasa keju yang asam, potongan tidak merata dalam
cetakkan, dan tekstur yang kasar seni keras.
Hasil tersebut mempengaruhi perubahan-perubahan enzim yang ada
didalam renin, yang tumbuh didalam keju. Adapun perlakuan, pematangan
dan lingkungan penyimpanan keju mempengaruhi terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi.
Semakin kecil potongan, semakin sedikit cairan yang dikandung oleh keju
nantinya, sehingga keju semakin keras. Potongan-potongan ini kemudian
diaduk, dipanaskan, dan kadang dipress untuk menghilangkan lebih banyak
lagi cairan.
Setelah itu, bakal keju yang masih lunak itu dibubuhi jamur dan dibentuk.
Lalu diolesi atau direndam dalam air garam untuk membunuh bakteri
merugikan yang mungkin terdapat di dalamnya. Ada juga jenis keju yang
direndam sebelum diberi jamur.Terakhir, bakal keju dimatangkan dalam
kondisi tertentu. Semakin lama dimatangkan, keju akan semakin keras
Lampiran 2 Pembahasan Fuad Mahpudin
Uji Kualitas Susu
1. Uji alkohol susu
Pada prinsipnya pengujian kualitas susu menggunakan uji alkohol
merupakan pengujian terhadap kestabilan sifat koloidal protein susu
tergantung pada selubung atau mantel air yang menyelimuti butir-butir
protein terutama kasein.
Susu yang dicampur menggunakan alkohol akan terkoagulasi karna
alkohol memiliki daya dehidratasi sehingga akan tampak kepecahan pada
susu tersebut . Semakin tinggi derajat keasaman susu, semakin berkurang
jumlah alkohol dengan kepekatan yang sama dibutuhkan untuk
memecahkan susu yang sama banyaknya. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan terhadap kualitas susu menggunakan pengujian alkohol susu,
susu yang di uji pada pengamatan kali ini merupakan susu yang sudah
tidak baik, karena pada hasil pengamatan terdapat endapan dan terdapat
gumpalan putih diatasnya kedua lapisan tersebut memisah dan dintara
kedua lapisan tersebut terdapat garis putih yang kepucatan, hal ini
dikarnakan selubung atau mantel air yang membungkus butiran-butiran
protein tidak stabil.
2. Uji keasaman susu
Pada prinsipnya pengujian kualitas susu menggunakan uji
keasaman susu yaitu dengan gugus alkali akan menetralkan asam yang
mana bila keduanya dicampurkan. Tujuan pengujian ini yaitu untuk
mengetahui derajat keasaman susu. Semakin besar derajat keasaman
susu, semakin buruk kealitas susu yang di uji. Derajat keasaman ini akan
menunjukan banyaknya asam yang terbentuk didalam susu hal ini di
sebabkan oleh mikroba yang tumbuh di dalam susu. Dalam pengamatan
kualitas susu menggunakan pengujian keasaman yang dilakukan dalam
pengamatan ini, hasil derajat keasaman dapat di katakan kualitas susu
baik masih baik, karena hasil derajat keasaman menggunakan PH meter
menunjukan keasaman susu netral atau PH susu terletak di parameter PH
7 .
3. Uji didih susu
Pada prinsipnya pengujian kualitas susu menggunakan uji didih
susu yaitu mengetahui kualitas susu yang baik apabila air susu di panas
tidak pecah. Susu segar yang berkualitas baik tidak pecah (menggumpal)
bila dipanaskan atau di didihkan pada skala waktu tertentu. Terjadinya
penggumpalan ini di akibatkan oleh adanya asam yang dihasilkan oleh
mikroba dari peruraian laktosa. Asam tersebut mengakibatkan protein
susu mudah mengalami denaturasi dan penggumpalan bila dilakukan
pemanasan. Dapat di simpulkan susu yang telah banyak di tumbuhkan
mikroba akan menjadi asam dan mudah pecah bila di panasakan.
Pengujian yang dilakukan dalam pengamatan ini, hasil yang didapat susu
berubah menjadi kerak dan rasa susu menjadi asam setelah 5 menit
pendidihan, hal ini dapat dikatakan susu tidak baik atau buruk, karena
dalam pendidihan ini sebelumnya susu mengalami pengerakan sebelum
terjadinya penggumpalan yang disebabkan aktivitas mikroba perurai
laktosa dan rasa asam yang di hasilkan sangat mencirikan susu telah di
tumbuhi oleh mikroba.
Pembuatan Yoghurt, Es Krim dan Keju
1. Pengolahan susu fermentasi (yoghurt)
Dalam pembuatan yoghurt susu di fermentasi oleh starter yaitu
mikroba yang akan membuat susu mengandung bakteri yang bermanfaat
sehingga akan terbuat yoghurt. Bakteri yang digunakan adalah L.
Bulgaricus, yang akan berperan dalam merubah laktose dan kasein.
Fermentasi gula susu (laktosa) akan dirubah menjadi asam laktat yang
berperan dalam protein susu yang menghasilkan tekstur seperti gel dan
bau yang unik pada. Dengan terbentuknya asam laktat ini, keasaman susu
akan meningkat atau pH menurun. Kasein yang merupakan bagian
protein yang terbanyak dalam susu mempunyai sifat sangat peka terhadap
perubahan keasaman/pH. Pada saat penggumpalan kasein akan terjadi
pada saat konsentrasi ion hidrogen dalam susu mendekati titik isolistrik
protein akibat dari terbentuknya asam, dan pada saat titik isolistrik
tercapai, yaitu pada suhu 37 derajat C akan terjadi penggumpalan
sempurna, yang pada saat itu, kasein mempunyai muatan listrik nol.
Proses inkubasi dan suhu inkubasi akan mempengaruhi Sifat
"flavor" yoghurt ditimbulkan oleh asam laktat yang khas, sedangkan
pada proses fermentasinya, L. bulgaricus menghasilkan asam laktat dan
zat-zat volatil lainnya . Oleh karena itu, perlu diawasi keaktifan bakteri
dalam menghasilkan zat-zat tersebut sesuai dengan yang diinginkan,
sebab bila biakan tidak aktif, maka bakteri lain dapat tumbuh sehingga
mengakibatkan "flavor" yang kurang enak (menyimpang).
2. Pengolahan es krim
Es krim dapat didefinisikan sebagai makanan beku yang dibuat dari
produk susu (dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor)
dan pemanis (sweetener) (David, 1994). Menurut Standar Nasional
Indonesia, es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat
dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak
hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain
yang diizinkan. Campuran bahan es krim diaduk ketika didinginkan
untuk mencegah pembentukan Kristal es yang besar. Dalam pratikum
pengolahan susu menjadi es krim ini, pembentukan es krim dengan
menambahakan kandungan lemak santan hal ini akan mengakibatkan cita
rasa pada es krim semakin meningkat, tekstur lembut, memberikan
bentuk pada eskrim, memberikan sifat leleh yang baik pada es krim, dan
serta akan melumasi freezer barrel pada saat pembuatan es krim. Hal-hal
ini di timbulkan karena adanya proses kemampuan proses whippin dari
campuran susu dan santan, karna Santan memiliki kandungan trigliserida
yang mudah meleleh serta laju kristalisasi lemak pada temperatur yang
berubah-ubah
3. Pengolahan keju
Keju merupakan produk pangan yang diolah dari susu. Klasifikasi
keju pada dasarnya ditinjau dari cara pembuatan, cara pematangan,
kekerasan, agen pematang, sumber susu, penampakan umum (warna,
ukuran, bentuk), dan analisis kimianya (Gunasekaran dan Mehmet,
2003). Karakteristik akhir keju sering diklasifikasikan kembali
berdasarkan kekerasan dan karakteristik pemeramannya. Kekerasan keju
dinilai berdasarkan persentase kadar air dalam produk tanpa lemak
(Moisture Fat-Free Basis atau MFFB).
Pengolahan keju pada pratikum ini keju yang dihasilkan merupakan
keju yang termasuk keju keras, hal ini disebbakan oleh proses koagulasi
dengan menggunakan asam laktat secara in situ. Hal ini mempengaruhi
perubahan-perubahan enzim yang terdapat didalam renin, yang tumbuh
di dalam keju. Selain itu faktor penyimpanan mempengaruhi sifat fisik
keju. Hasil pengamatan keju dari segi rasa yang dihasilkan, keju masih
terasa asam cuka, hal ini di sebabkan proses koagulasi yang tidak
sempurna yang dipengaruhi oleh kadar asam cuka yang tinggi yang akan
mengakibatkan rasa dan tekstur keju terpotong-potong membentuk
serpihan-serpihan. Semakin kecil potongan-potongan keju maka semakin
kecil pula cairan keju yang dihasilkan.
Lampiran 3 Pembahasan Purwa Gilang R.
Standar Mutu Susu
Kualitas susu dari hasil hasil peternakan akan berbeda tergantung
bagaimana si sapi itu di beri pakan, kesehatan sapi, vitamin dan lain lain.
Kualitas susu merupakan hal paling utama yang diperhatikan oleh konsumen
karena semakin baik kualitas susu semakin banyak juga konsumen
mengkonsumsinya.
Kualitas susu dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek sifat fisik,
kimiawi, dan mikrobiologi.
Sifat fisik susu merupakan sifat fisik dari susu tersebut yang dapat diuji
dengan melihat berat jenis, kekentalan, bau, rasa, warna, dan konsistensi.
Sifat kimiawi susu menunjukkan komposisi zat gizi serta kandungan zat
kimia tertentu termasuk adanya cemaran. Sifat mikrobiologis susu
menunjukkan jumlah mikroba yang ada didalam susu serta beberapa
parameter lain yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroba.
Untuk menguji kulitas susu dapat digunakan beberapa cara atau teknik
yaitu uji didih, uji alkohol, uji keasaman . selain teknik menguji susu dalam
praktek yang dilaksanakan akan mencoba membuat olahan susu seperti keju,
yoghurt, dan eskrim yang kemudian diamati hasilnya . berikut hasil dari
praktek ;
Uji Didih Susu
Air susu yang baik akan tidak mudah untuk pecah saat dipanaskan pada
suhu panas. Oleh karena itu kami mencoba meneliti dari susu yang kita punya
dengan uji didih adapun alat – alat dan bahan – bahan yang dibutuhkan yaitu :
tabung reaksi, penjepit tabung, pemanas, air susu.
Prosedur kerja dari uji didih :
3. Masukkan 5 ml air susu kedalam tabung reaksi atau panci kemudian
dipanaskan.
4. Setelah mendidih goyangkan susu sambil dipanaskan, didinginkan
kemudian amati, apakah susu pecah atau tidak dan apakah terdapat
edapan pada susu atau tidak. Percobaan pemeriksaan masak
dilakukan secara duplo.
Cara pengujiannya yaitu dengan memasukkan 5 ml susu kedalam tabung
reaksi dan dipanaskan. Setelah mendidih lalu didinginkan dan diamati adanya
endapan atau gumpalan-gumpalan kecil pada Binding tabung. Bila terbentuk
gumpalan, uji didih dinyatakan positif. atau susu disebut pecah. Artinya susu
bermutu jelek. Sebaliknya, bila tidak terbentuk gumpalan maka uji didih
dinyatakan negatif, yang artinya susu bermutu baik.
Hasil praktikum Pada susu yang kami uji terdapat gumpalan dan memiliki
rasa keasaman. Penggumpalan terjadi dikarenakan adanya peruraian laktosa
oleh mikroba sehingga menghasilkan asam yang mempengaruhi susu dalam
keendapan Asam tersebut mengakibatkan protein susu mudah mengalami
denaturasi dan penggumpalan bila dilakukan pemanasan.
Sehingga susu yang telah mengalami penggumpalan yang diakibatkan
banyak ditumbuhi mikroba akan menjadi asam dan mudah pecah bila
dipanaskan.
Uji Alkohol Susu
Pada uji alkohol ini memiliki prinsip koagulasi protein susu pada saat
ditambah alkohol karena keasaman. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kualitas susu apabila saat ditambah alkohol pada susu tersebut. Praktikum ini
membutuhkan alat – alat dan bahan seperti Tabung reaksi dan pipet berskala,
air susu, alkohol 70%. Prosedur yang dilaksanakan pada praktikum seperti
berikut:
3. Susu sebanyak 5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian,
ditambahkan alkohol 70 % sebanyak 5 ml.
4. 5 ml air susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan alkohol 70 % sebanyak 10 ml.
Pengujian tahap dua dilakukan jika pada pengujian pertama tidak terjadi
penggumpalan/air susu tidak pecah. Untuk mengetahui kemunduran kualitas
susu dapat juga diketahui dengan uji alkohol. Prinsip, uji alkohol mirip
dengan uji masak, yaitu untuk mengetahui susu pecah dengan penambahan
alkohol.
Prosedur uji alkohol yaitu dengan cara memasukkan 10 ml susu ke dalam
tabung reaksi besar kemudian ditambahkan 10 ml alkohol 70% dan digojog
pelan-pelan. Apabila terjadi endapan pada dinding tabung, maka uji
dinyatakan positif atau susu disebut pecah.
Hasil praktikum pada susu yang telah dilakukan uji alkohol terdapat
endapan, gumpalan diatas bagian tabung reaksi, dan warna kepucatan.
Uji Keasaman Susu
Uji keasaman susu ini bertujuan untuk menunjukan adanya materi tertentu
yang terdapat di dalam susu. Praktikum ini membutuhkan alat dan bahan
seperti tabung reaksi, air susu, kertas lakmus . prosedur yang dilalui melalui
tiga tahap yaitu:
4. Air susu dituang dalam tabung reaksi
5. Kemudian celupkan kertas lakmus ke dalam tabung reaksi
6. Tarik kertas lakmus dan diamati pada skala angka berapa perubahan
warna terjadi.
Sebenarnya susu yang berkualitas baik memiliki keasaman yang netral
dengan warna putih kekuningan . Ada beberapa warna yang akan timbul pada
susu selain putih kekuningan yaitu warna kebiruan, kemerahan, atau
kehijauan. Warna – warna berikut diakibatkan oleh beberapa sebab. Warna
putih disebabkan karena refleksi sinar matahari dengan adanya butiran-
butiran lemak, protein dan garam-garam didalam susu. Warna kekuningan
merupakan cerminan warna karoten dalam susu. Warna kebiruan
kemungkinan diakibatkan berkembangnya bakteri Bacillus cyanogenes atau
kemungkinan susu ditambafi air. Warna kemerahan sering disebabkan adanya
butir eritrosit atau hemoglobin akibat ternak yang diperah mengalami sakit,
khususnya mastitis. Adapun warna kehijauan kemungkinan merupakan
refleksi kandungan vitamin B kompleks yang relatif tinggi.
Cara pengujian warna susu yaitu dengan menempatkan beberapa mililiter
susu kedalam tabung reaksi dan kemudian diamati warnanya. Untuk
mempertegas warna susu, dibelakang tabung dapat diberi kertas berwarna
putih.
Hasil praktikum dengan menggunakan air susu 20 ml terdapat nilai pH 7
netral.
Selain praktikum untuk menguji susu ada juga praktikum untuk mencoba
mengolah susu menjadi suatu produk, yaitu yogurt, keju, dan eskrim.
Yoghurt
Kata yoghurt berasal dari bahasa Turki yang artinya padat dan tebal.
Penelitian modern membuktikan yoghurt diteliti
mengandung probiotik atau bakteri bermanfaat salah satunya Lactobacillus
bulgaricus, sehingga ada juga yang menduga bahwa yoghurt diciptakan
pertama kali di Bulgaria (Anonim, 2012). Dalam pembuatan yoghurt susu
akan di fermentasi oleh starter yaitu mikroba yang akan membuat susu
mengandung bakteri bermanfaat. Komponen susu yang paling berperan dalam
pembuatan yoghurt adalah laktose dan kasein. Fermentasi gula susu (laktosa)
menghasilkan asam laktat yang berperan dalam protein susu untuk
menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang unik pada yoghurt (Buckle et
al, 1987). Laktose digunakan sebagai sumber energi dan karbon selama
pertumbuhan biakan yoghurt dan pada prosesnya menghasilkan asam laktat .
Dengan terbentuknya asam laktat ini, keasaman susu akan meningkat atau pH
menurun. Kasein yang merupakan bagian protein yang terbanyak dalam susu
mempunyai sifat sangat peka terhadap perubahan keasaman/pH.
Penggumpalan kasein mulai terjadi pada saat konsentrasi ion hidrogen
dalam susu mendekati titik isolistrik protein akibat dari terbentuknya asam,
dan pada saat titik isolistrik tercapai, yaitu pada suhu 37 derajat C akan
terjadi penggumpalan sempurna, yang pada saat itu, kasein mempunyai
muatan listrik nol.
Keaktifan dari biakan yoghurt sangat dipengaruhi oleh suhu inkubasi dan
pH sekitarnya. Sifat "flavor" yoghurt ditimbulkan oleh asam laktat yang khas,
sedangkan pada proses fermentasinya, L. bulgaricus menghasilkan asam
laktat dan zat-zat volatil lainnya . Oleh karena itu, perlu diawasi keaktifan
bakteri dalam menghasilkan zatzat tersebut sesuai dengan yang diinginkan,
sebab bila biakan tidak aktif, maka bakteri lain dapat tumbuh sehingga
mengakibatkan "flavor" yang kurang enak (menyimpang). Berikut adalah
standar mutu yogurt yang baik Syarat mutu yoghurt berdasarkan Standar
Nasional Indonesia (SNI) 01-2981-1992, adalah sebagai berikut (Sumardikan,
2007):
Tabel 2. SyaratMutu Yoghurt (SNI 01-2981-1992)
No. KriteriaUji Spesifikasi
1. Keadaan
- Penampakan
- Bau
- Rasa
- Konsentrasi
-Cairan kental
sampai semi padat
- Normal/khas
- Asam/khas
- Homogen
2. Lemak : % ; b/b Maks. 3,8
3. Bahan Kering Tanpa Lemak : %
; b/b
Maks. 8,2
4. Protein: % ; b/b Min. 3,5
5. Abu Maks. 1.0
6. Jumlah asam (sebagai laktat) : %
; b/b
0,5 – 2,0
7. Cemaran logam
- Timbal (Pb): mg/kg
- Tembaga (Cu) : mg/kg
- Seng (Zn) : mg/kg
- Timah (Sn) : mg/kg
- Raksa (Hg) : mg/kg
- Arsen (As) : mg/kg
Maks.0,3
Maks. 20
Maks. 40
Maks. 40
Maks. 0,03
Maks. 0,1
8. Cemaran mikroba
- Bakteri coliform
- E.coli ; APM/g
- Salmonella
Maks. 10
< 3
Negatif / 100 gram
Es Krim
Es krim adalah sebuah makanan beku dibuat dari produk dairy seperti
krim (atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan pemanis. Campuran
ini didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi suhunya untuk
mencegah pembentukan kristal es besar. Tradisionalnya, suhu dikurangi
dengan menaruh campuran es krim ke sebuah wadah dimasukkan ke dalam
campuran es pecah dan garam. Garam membuat air cair dapat berada di
bawah titik beku air murni, membuat wadah tersebut mendapat sentuhan
merata dengan air dan es tersebut
Garam merupakan larutan elektrolit yang mempunyai titik beku yang
rendah di bawah 0ºC. Pada adonan yang dilakukan pemutaran, garam akan
lebih tercampur merata pada semua kristal-kristal es yang ada pada ember
sehingga dapat dengan cepat menurunkan suhu es yang ada disekitar adonan
tersebut sehingga adoanan akan lebih cepat membeku.
Homogenisasi yang baik adalah dengan suhu 71oC dengan tekanan yang
tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Apabila hal tersebut ada yang tidak
sesuai Produk akhir es krim akan menghasilkan overrun rendah, tekstur es
krim akan lebih kasar dari eskrim yang baik. Hal – hal seperti setabiltas tidak
benar, kemudian homogenisasi yang tidak sesuai. Pembekuan lambat dengan
membiarkan es krim menunggu lama sebelum dimasukkan ke freezer,
fluktuasi suhu pada retail cabinet dan freezer di rumah Bila es krim terasa
asam terjadi karena menggunakan bahan yang asam atau karena terbentuknya
asam laktat dalam adonan akan memperngaruhi flavour dan tekstur dari
eskrim tersebut . Hasil praktikum es krim yang menggunakan waktu
pembekuan 30 menit terdapat warna krim putih kekuningan, tekstur yang
keras, kasar, aroma susu beku dan rasa yang asam menyerupai adonan.
Keju
keju adalah makanan yang dibuat dari susu yang dipisahakan, yang
diperoleh dengan penggumpalan bagian kasein dari susu dan susu skim.
Penggumpalan ini terjadi dengan adanya enzim rennet atau dengan
meningkatkan keasaman susu melalui fermentasi asam laktat, atau dengan
kombinasi kedua teknik ini. Sebelum abad ini pembuatan keju dianggap
sebagai suatu seni dan baru akhir-akhir ini diterapkan pengendalian secara
ilimiah terhadap proses tersebut. Terdapat berbagai jenis dan macam keju,
tergantung dimana keju itu dibuat, jenis susu yang dipakai, metode
pembuatannya, dan perlakuan yang digunakan untuk pematangannya (Buckle,
1985).
Kandungan gizi Keju merupakan makanan yang penuh dengan nutrisi.
Keju memiliki banyak elemen yang sama dengan susu, yaitu protein, lemak,
kalsium dan vitamin. Satu pon keju memiliki protein dan lemak yang sama
jumlahnya dengan satu galon susu. Keju dengan tingkat kelembaban yang
tinggi memiliki konsentrasi nutrisi yang lebih rendah dibandingkan dengan
keju yang tingkat kelembabannya rendah.
Lemak memberikan rasa dan tekstur yang unik pada keju. Kandungan
lemak pada keju berbeda-beda pada satu jenis keju dengan yang lainnya. Keju
segar memiliki kandungan lemak hingga 12%.Sedangkan kandungan lemak
pada keju yang sudah dimatangkan berkisar antara 40-50%.
Protein Keju memiliki kandungan protein sebesar 10-30%.Protein ini
didapatkan dari kasein yang dimodifikasi. Saat proses pematangan, protein
dipecah menjadi oligopeptide dan asam amino. Proses ini berpengaruh
terhadap struktur dan rasa dari keju. Proses degradasi protein disebut
proteolisis dan karena proses inilah maka protein menjadi mudah dicerna.
Keju sangat kaya akan kalsium, fosfor dan seng. Satu ons
kejumengandung sekitar 200ml kalsium.Kandungan kalsium pada keju akan
berbeda, tergantung pada apakah keju tersebut dikoagulasi menggunakan
enzim atau asam. Keju yang dikoagulasi menggunakan enzim mengandung
kalsium dua kali lebih banyak dibandingkan dengan yang menggunakan
asam. Keju juga kaya akan sodium, karena penambahan garam saat proses
pembuatannya.
Saat susu murni digunakan untuk membuat keju, vitamin A dan D yang
larut dalam lemak tinggal pada dadih. Namun, banyak vitamin yang larut
dalam air yang hilang terbawa air dadih. Hanya sekitar seperempat dari
riboflavin (vitamin B2) dan seperenam dari tiamina (vitamin B1) yang tinggal
pada keju Cheddar, sedangkan niasin, vitamin B6, vitamin B12, biotin, asam
pantothenic, dan folat terbawa bersama air dadih.
Kandungan laktosa pada keju sangatlah kecil, yaitu berkisar 4.5-4.7%[ Hal
ini dikarenakan dalam prosesnya sebagian besar laktosa dalam susu keluar
bersama air dadih dan yang tersisa diubah menjadi asam laktat saat proses
pematangan Karena itu, keju merupakan makanan yang aman dikonsumsi
oleh orang yang memiliki intoleransi laktosa dan penderita diabetes
Komponen nitrogen susu sapi segar, yang merupakan bahan dasar pembuatan
keju, terdiri dari 78% kasein, 5,1%- a-laktalbumin, 8,5%- ~-laktalbumin
1,7%-globulin, 1,7%- pepton dan 5%-senyawa non protein. Kasein susu
terdiri dari komponen α-kasein, β-kasein dan κ-kasein dengan perbandingan
3:2:1. Protein-protein tersebut berikatan dengan ion kalsium dan anion seperti
fosfat dan sitrat membentuk misel kasein yang stabil.
Kekerasan, tekstur dan flavor keju merupakan hasil interaksi yang sangat
kompleks dari unsur-unsur pembentuknya, sedangkan dadih yang terbentuk
terjadi karena peranan κ- kasein yang terdapat dalam susu. Di dalam susu κ-
kasein berperan sebagai pelindung koloid dan bertanggung jawab atas
keutuhan misel kasein. Adanya gangguan pada κ-kasein akan menyebabkan
ketidakstabilan pada keutuhan misel kasein, hal ini merupakan tahap awal
dari pembentukan dadih susu.
Protein lain yang juga berperan dalam proses koagulasi susu adalah protein
serum, yaitu laktoglobulin dan laktalbumin yang bersifat larut dalam whey
susu. Pada pembuatan keju, protein whey ini terkurung da1am dadih pada
saat terjadi koagu1asi, akan tetapi karena sifatnya yang 1ebih larut da1am air,
sebagian protein ini ter1epas ke da1am whey, terutama ketika dadih dipotong
atau dihancurkan. Protein yang tertingga1 da1am dadih menjadi bagian dari
tubuh keju
Hasil praktikum terdapat rasa keju yang asam, potongan tidak merata dalam
cetakkan, dan tekstur yang kasar seni keras.
Hasil tersebut mempengaruhi perubahan-perubahan enzim yang ada didalam
renin, yang tumbuh didalam keju. Adapun perlakuan, pematangan dan
lingkungan penyimpanan keju mempengaruhi terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi.
Semakin kecil potongan, semakin sedikit cairan yang dikandung oleh keju
nantinya, sehingga keju semakin keras. Potongan-potongan ini kemudian
diaduk, dipanaskan, dan kadang dipress untuk menghilangkan lebih banyak
lagi cairan.
Setelah itu, bakal keju yang masih lunak itu dibubuhi jamur dan dibentuk.
Lalu diolesi atau direndam dalam air garam untuk membunuh bakteri
merugikan yang mungkin terdapat di dalamnya. Ada juga jenis keju yang
direndam sebelum diberi jamur.Terakhir, bakal keju dimatangkan dalam
kondisi tertentu. Semakin lama dimatangkan, keju akan semakin keras
Lampiran 4 Pembahasan Saeful Imam M.
Uji Didih Susu
Susu segar yang berkualitas baik tidak akan menggumpal bila
dipanaskan pada waktu tertentu. Sebaliknya, susu yang berkualita jelek akan
mengalami penggumpalan bila dipanaskan. Terjadinya penggumpalan
diakibatkan oleh adanya asam yang dihasilkan oleh mikroba dari peruraian
laktosa. Asam tersebut mengakibatkan protein susu mudah mengalami
denaturasi dan penggumpalan bila dilakukan pemanasan. Jadi, susu yang
telah banyak ditumbuhi mikroba akan menjadi asam dan mudah pecah bila
dipanaskan.Pengujian yang dilakukan yaitu dengan memasukkan 5 ml susu
kedalam tabung reaksi dan dipanaskan. Setelah mendidih lalu didinginkan
dan diamati adanya endapan pada tabung. Bila terbentuk gumpalan, uji didih
dinyatakan positif maka susu disebut pecah artinya susu tersebut bermutu
jelek. Sebaliknya, bila tidak terbentuk gumpalan maka uji didih dinyatakan
negatif, yang artinya susu bermutu baik. Hasil menunjukan bahwa susu
tersebut mengalami penggumpalan dan dinyatakan positif bahwa susu
tersebut bermutu jelek.
Uji Alkohol Susu
Pengujian tahap dua dilakukan jika pada pengujian pertama tidak terjadi
penggumpalan/air susu tidak pecah. Untuk mengetahui kemunduran kualitas
susu dapat juga diketahui dengan uji alkohol. Prinsip, uji alkohol mirip
dengan uji masak, yaitu untuk mengetahui susu pecah dengan penambahan
alkohol. Prosedur uji alkohol yaitu dengan cara memasukkan 10 ml susu ke
dalam tabung reaksi besar kemudian ditambahkan 10 ml alkohol 70% dan
dikocok pelan-pelan. Apabila terjadi endapan pada dinding tabung, maka uji
dinyatakan positff atau susu disebut pecah. Dan hasil membuktikan bahwa
terjadi endapan pada tabung sehingga dapat disimpulkan kualitas susu
tersebut adalah buruk/ jelek.
Uji Keasaman Susu
Keasaman susu yang normal adalah putih kekuningan dan netral.
Warna putih disebabkan karena refleksi sinar matahari dengan adanya
butiran-butiran lemak, protein dan garam-garam didalam susu. Warna
kekuningan merupakan cerminan warna karoten dalam susu. Diluar batas
warna normal tersebut, kadang dijumpai susu berwarna kebiruan, kemerahan,
atau kehijauan. Warna kebiruan kemungkinan diakibatkan berkembangnya
bakteri Bacillus cyanogenes atau kemungkinan susu ditambafi air. Warna
kemerahan sering disebabkan adanya butir eritrosit atau hemoglobin akibat
ternak yang diperah mengalami sakit, khususnya mastitis. Adapun warna
kehijauan kemungkinan merupakan refleksi kandungan vitamin B kompleks
yang relatif tinggi.
Yoghurt
Salah satu cara pengolahan dan pengawetan susu yang tertua adalah
tehnologi pengemasan susu dilakukan dengan cara fermentasi. Salah satu
produk fermentasi susu ini adalah yoghurt. Melalui proses fermentasi ini
maka susu akan memiliki konsitensi berupa pasta atau puding yang
mempunyai cita rasa yang spesifik karena timbulnya senyawa – senyawa
yang mudah menguap yang dihasilkan oleh bakteri stater.
Susu merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Disamping memiliki kadar air yang tinggi, susu juga
memiliki pH yang netral dan kaya akan nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Golongan mikroorganisme yang umum
ditemukan dalam susu adalah bakteri Lactobacillus dan Streptococcus.
Bakteri ini memiliki kemampuan dalam memfermentasi susu menjadi
asam susu (asam laktat). Adanya kemampuan dari bakteri Lactobacillus
dan Streptococus ini dalam memfermentasi susu dimanfaatkan sebagai dasar
dalam proses pembuatan yoghurt. Bakteri tersebut berperan sebagai
pembentuk asam, sehingga terbentuk Yoghurt dengan aroma yang khas.
Asam yang terbentuk menyebabkan penggumpalan protein susu dan
membantu mengawetkan yoghurt. Bakteri asam laktat juga dapat menekan
pertumbuhan bakteri pembusuk susu, sehingga yoghurt lebih tahan lama
selama masa penyimpanan dibandingkan susu.
Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa :
a. Warna
pada pengamatan h + 1 menunjukan bahwa belum terjadi perubahan yang
signifikan, yang dihasilkan masih seperti pada saat penanganan yaitu
warna putih susu. Pada pengamatan H+2 menunjukan perubahan yang
sedikit berbeda dari pengamatan hari sebelumnya yaitu memiliki 2
laipisan, lapisan atas berwarna putih kekuningan dan lapisan bawah
berwana putih susu. Ini menunjukan bahwa susu memiliki protein susu
yaitu kasein yang bila mana kasein susu tersebut mudah diendapkan
dengan asam encer atau alcohol sehingga warnanya putih kekuningan.
Pada H+7, perubahan warna yang terjadi terlihat jelas, warna yang
dihasilkan semakin pekat dan seperti pada pengamatan H+2 akan tetapi
lebih jelas.
b. Aroma
Aroma yang di hasilkan pada pengamatan masih tercium bau susu sapi
segar dengan sidikit asam.
c. Rasa yang dihasilkan seperti rasa susu pada umumnya namun sedikit
keset. Tekstur yang dihasilkan
d. Tekstur
Tekstur yang dihasilkan adalah kental. Ini di akibatkan terjadinya
pengendapan protein susu yang dipengaruhi penambahan starter.
Untuk memperoleh yoghurt dengan kualitas yang baik diperlukan
susu yang berkualitas baik pula. Susu yang berkualitas baik ini berasal dari
hewan yang sehat, mempunyai bau susu yang normal, dan tidak
terkontaminasi. Selain itu, kualitas yoghurt yang baik juga turut ditentukan
oleh kadar lemak dalam susu, jenis bakteri yang diguankan dalam fermentasi,
cara pembuatan, dan cara penyimpanan setelah fermentasi.
Eskrim
Menurut Foster et al (1957) dan Barber (1962), es krim merupakan
produk pembekuan yang murni dan bersih, dibuat dari susu, gula pasir dan
air, kadang-kadang di tambah dengan buah-buahan, zat aroma, dan zat warna
dan sebagainya. Pembekuan adalah tahap terpenting dalam proses pembuatan
es krim. Kualitas, dan hasil produk sangat tergantung pada tahap ini. Adonan
eskrim yang ditambah oleh bahan tambahan lain dan bahan flavor dibekukan
sambil diaduk-aduk dengan tujuan untuk menangkap udara, pembentukan
diatur sedemikian rupa sehingga terbentuk Kristal es dan udara yang kecil
yang berakibat tekstur halus pada eskrim. Pada saat eskrim sudah membeku
dengan konsistensi tertentu, lalu dikemas dan dipindahkan secepatnya ke
suhu rendah yaitu proses pembekuan berlanjut tanpa proses pengadukan.
Proses pembekuan harus berjalan cepat untuk mencegah terbentuknya Kristal
es yang besar. Di samping itu Kristal udara yang terbentuk harus kecil dan
merata distribusinya.
a. Warna
Warna yang dihasilkan adalah warna putih susu keruh kekuningan. Hal ini
menunjukan bahwa dalam proses pembuatannya kurang baik. Seharusnya
warna yang dihasilkan putih susu cerah jika tidak ditambahkan bahan
pewarna lain.
b. Aroma
Aroma yang dihasilkan adalah pada percobaan yang pertama adalah aroma
susu khas dan telur yang sangat kuat. Untuk percobaan yang kedua dengan
menggunakan santan sebagai emusifire aroma yang dihasilkan adalah
aroma susu dengan sidikit santan.
c. Rasa
Rasa yang dihasilkan adalah rasa eskrim susu dengan rasa santan yang
sedikit kuat.
d. Tekstur
Tekstur yang dihasilkan adalah keras. Ini dikarenakan bahwa eskrim
terlalu lama di simpan dalam lemari pendingin sehingga eskrim
mengalami pembekuan yang sangat kuat.
Keju
Keju merupakan suatu sistem koloid jenis emulsi.Menurut Elaine
(2006) sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi
(fase dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Emulsi ialah koloid
dengan zat terdispersinya fase cair. Emulsi dapat terbentuk karena adanya
koloid lain (emulgator/pengemulsi) sebagai pengadsorpsi. Keju dibuat dengan
cara koagulasi (penggumpalan) kasein susu membentuk dadih atau curd
(Koswara,2007). Disamping menggunakan rennet, penggumpalan kasein
dapat juga dilakukan dengan fermentasi bakteri asam laktat. Mayoritas keju
dibuat dari susu dengan perlakuan panas atau susu pasteurisasi (baik penuh,
rendah lemak, maupun tanpa lemak dan non-pasteurisasi susu.
(Koswara,2007). Pasteurisasi merupakan suatu cara untuk menghambat
pertumbuhan bakteri dengan cepat tanpa mempengaruhi rasa makanan dan
minuman (Pararaja,2008).
Berdasarkan hasil pengamatan :
a. Warna
Warna yang dihasilkan adalah warna putih krim. Ini menunjukan bahwa
warna keju di pengaruhi oleh warna susu yang kuat.
b. Aroma
Aroma yang di hasilkan adalah aroma susu sapi dan bau asam asetat. Hal
ini di sebabkan karena pada proses pembuatannya, yang di gunakan
sebagai starter bukanlah enzim rennet akan tetapi menggunakan asam
asetat sehingga keju yang di hasilkan pun beraroma asam asetat.
c. Rasa
Rasa yang di hasilkan adalah rasa susu dan sedikit asin. Hal ini disebabkan
karena keju tersebut dalam pengolahannya ditambahkan garam.
d. Tekstur
Tekstur yang di hasilkan adalah keras. Tekstur yang keras diakibatkan
karena adanya penyimpanan pada suhu dingin sehingga produk mengalami
pengerasan.